Post on 06-Feb-2023
PEMBANGUNAN INDUSTRI DAN KEBIJAKANNYA
Pendahuluan
Dalam menghadapi era persaingan global tidak ada pilihan
selain meningkatkan daya saing nasional. Untuk mempertahankan
dan meningkatkan daya saing nasional dalam rangka mewujudkan
pembangunan yang berkesinambungan diperlukan suatu arah
kebijakan pembangunan nasional dengan paradigma baru. Era
reformasi yang berkembang sejak 1998 telah membawa banyak
perubahan di berbagai bidang. Pemusatan kekuatan ekonomi
nasional pada sekelompok tertentu telah surut seiring dengan
terjadinya krisis ekonomi dan moneter. Paradigma pembangunan
ekonomi yang semula lebih berorientasi pada pertumbuhan
industri berskala besar telah bergeser kepada pembangunan
ekonomi yang lebih ditekankan pada ekonomi kerakyatan.
Perubahan paradigma tersebut telah berpengaruh terhadap proses
pemulihan ekonomi yang tercermin dari beberapa indikator
ekonomi.
Berdasarkan data BPS, PDB pada tahun 2000 tumbuh sebesar
4.77% bila dibandingkan dengan tahun 1999. Tingkat inflasi
tahun 2000 sebesar 9.35%. Dalam APBN 2000, pertumbuhan ekonomi
Indonesia diperkirakan 3.8%, inflasi 4.8%, harga minyak mentah
US$20 per barrel dan nilai tukar Rupiah sebesar Rp.7.000,- per
dollar. Meskipun keadaan perekonomian menunjukkan perbaikan,
namun Indonesia masih dihadapkan pada tantangan dasar, yaitu
belum pulihnya kondisi ekonomi sebagaimana sebelum krisis,
1
sehingga perlu diupayakan kebijakan ekonomi dan politik yang
saling mendukung.
Pengembangan industri berkeunggulan kompetitif sangat
penting untuk menghadapi persaingan ketat, baik di pasar dalam
negeri maupun pasar ekspor dalam era globalisasi dan
liberalisasi perdagangan dunia. Berkaitan dengan itu maka
perlu ditingkatkan jaminan mutu dan layanan produk dalam
negeri melalui kemampuan penguasaan teknologi, efisiensi
melalui peningkatan produktivitas, serta pengembangan jaringan
usaha terkait guna mendukung proses ke arah spesialisasi
kegiatan. Sementara itu, untuk mewujudkan struktur produksi
dan distribusi yang kukuh dan berkelanjutan, maka pengembangan
industri mencakup pengembangan seluruh mata rantai kegiatan
produksi dan distribusi dari sektor penyedia bahan baku,
pengolahan, hingga sektor jasa (primer, sekunder, dan
tersier). Sehubungan itu, seluruh basis produksi dan
distribusi perlu ditata kembali secara terpadu dan
dikembangkan secara sinergis dengan memanfaatkan secara
optimal keunggulan komparatif. Dalam rangka mengkonsolidasikan
pembangunan sektor primer, sekunder, dan tersier termasuk
keseimbangan persebaran pembangunannya ditempuh pendekatan
klaster industri. Melalui pendekatan ini diharapkan pola
keterkaitan antar kegiatan, baik di sektor industri sendiri
(keterkaitan horisontal) maupun antar sektor industri dengan
seluruh jaringan produksi dan distribusi terkait (keterkaitan
vertikal_ akan dapat secara responsif menjawab tantangan
persaingan global yang semakin ketat.
2
Dengan mengacu kepada GBHN dan Propenas tahun 2000-2004,
pembangunan industri dan perdagangan dilaksanakan dengan visi,
yaitu pada tahun 2020 Indonesia telah menjadi negara industri
baru yang bertumpu pada potensi nasional bangsa niaga yang
tangguh. Sebagai negara industri baru yang bertumpu pada
potensi nasional diharapkan Indonesia mempunyai struktur
industri yang kokoh dan seimbang, berdaya saing tinggi,
bertumpu pada sumber daya alam yang tersedia dan sumber daya
manusia industrial yang berkualitas, serta mampu meningkatkan
pemanfaatan dan pengembangan teknologi tinggi. Sebagai bangsa
niaga yang tangguh, Indonesia harus mampu menciptakan peluang
pada kondisi global sehingga mampu bersaing baik di pasar
dalam maupun di luar negeri.
1. Pembangunan Industri
Industrialisasi adalah suatu proses yang mampu
menghadapi masyarakat agraris yang statis menjadi masyarakat
industri yang lebih dinamis. Biasanya proses tersebut
dianggap sebagai syarat perlu untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi yang tinggi, menciptakan kesempatan kerja yang lebih
besar, menyediakan kebutuhan dasar manusia untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang tinggi, mengubah struktur ekonomi
menjadi lebih seimbang serta menjadikan sebagai suatu wahana
agar terjadi perubahan sosial psikologis dan kelembagaan ke
arah yang lebih baik.
Pembangunan industri merupakan bagian dari pembangunan
nasional, sehingga derap pembangunan industri harus mampu
3
memberikan sumbangan yang berarti terhadap pembangunan
ekonomi, budaya maupun sosial politik. Oleh karenanya, dalam
penentuan tujuan pembangunan sektor industri, bukan hanya
ditujukan untuk mengatasi permasalahan dan kelemahan di
sektor industri saja, tetapi sekaligus juga harus mampu
turut mengatasi permasalahan nasional.
Masalah Nasional yang sedang mengemuka di antaranya:
tingginya angka pengangguran dan kemiskinan, rendahnya
pertumbuhan ekonomi, melambatnya perkembangan ekspor
Indonesia, lemahnya sektor infrastruktur, dan tertinggalnya
kemampuan nasional di bidang penguasaan teknologi.
Berbagai masalah pokok yang sedang dihadapi oleh
sektor industri yaitu:
1. Ketergantungan yang tinggi terhadap impor baik berupa
bahan baku, bahan penolong, barang setengah jadi dan
komponen.
2. Keterkaitan antara sektor industri dan sektor industri
dengan sektor ekonomi lainnya relatif masih lemah.
3. Struktur industri hanya didominasi oleh beberapa cabang
industri yang tahapan proses industrinya pendek.
4. Ekspor produk industri didominasi oleh hanya beberapa
cabang industri.
5. Lebih dari 60% kegiatan sektor industri terletak di Pulau
Jawa.
6. Masih lemahnya peranan kelompok industri kecil dan
menengah (IKM) dalam sektor perekonomian.
4
2. Arah Pembangunan
a. Pembangunan Industri Jangka Menengah
Arah kebijakan pembangunan industri nasional
mengacu kepada agenda dan prioritas pembangunan nasional
Kabinet Indonesia Bersatu dalam kerangka Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2004-
2009 (Peraturan Presiden No.7 Tahun 2005), yakni :
(1) Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Damai,
(2) Mewujudkan Indonesia yang Adil dan Demokratis, dan
(3) Mewujudkan Indonesia yang Lebih Sejahtera.
Khususnya arah pembangunan industri tertuang dalam
RPJMN Bab 18 Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur.
Di samping itu, pembangunan industri harus mengacu kepada
amanat pembangunan bangsa yang termuat dalam konstitusi,
dengan menganut azas-azas yang diletakkan untuk menjamin
terpenuhinya aspirasi kemajuan ekonomi, budaya, teknologi
dan keamanan, demi keberlanjutan eksistensi bangsa, dan
kemajuan kesejahteraan rakyat, dan generasi bangsa di
masa depan.
b. Pembangunan Industri Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, pembangunan industri harus
mampu memberikan sumbangan sebagai berikut :
a. Pembangunan industri nasional harus mampu memberikan
sumbangan nyata dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat luas secara adil dan merata ;
5
b. Pembangunan industri harus mampu ikut membangun
karakter budaya bangsa yang kondusif terhadap proses
industrialisasi menuju terwujudnya masyarakat modern,
dengan tetap berpegang kepada nilai-nilai luhur bangsa
;
c. Pembangunan industri harus mampu menjadi wahana
peningkatan kemampuan inovasi dan wirausaha bangsa di
bidang teknologi industri dan manajemen, sebagai ujung
tombak pembentukan daya saing industri nasional
menghadapi era globalisasi/liberalisasi ekonomi
dunia ;
d. Pembangunan industri harus mampu ikut menunjang
pembentukan kemampuan bangsa dalam pertahanan diri
dalam menjaga eksistensi dan keselamatan bangsa, serta
ikut menunjang penciptaan rasa aman dan tenteram bagi
masyarakat.
Keseluruhan aspek tersebut akan menunjang
terciptanya reputasi dan wibawa bangsa dan negara dalam
percaturan politik dan pergaulan antar-bangsa di dunia.
Bertitik-tolak dari amanat tersebut, pembangunan sektor
industri akan mengacu kepada Azas-azas Pembangunan
sebagai berikut: a) Keberlanjutan pembangunan dan
kelestarian lingkungan hidup; b) Optimalisasi
pendayagunaan sumber daya nasional yang terdapat di dalam
negeri; c) Kemandirian dalam arti memperkecil
ketergantungan strategis terhadap kekuatan luar; d)
Keadilan dalam pemberian peran, perlakuan dan kesempatan
6
berusaha, serta dalam memetik hasil usaha; e) Pengutamaan
peran prakarsa dan partisipasi masyarakat luas, agar
menunjang terwujudnya kegiatan ekonomi yang lebih
berorientasi kepada kepentingan rakyat banyak; f)
Kerjasama dan sinergi antar potensi nasional menghadapi
persaingan global; g) Pengutamaan kepentingan dan
kemanfaatan nasional di atas kepentingan sektoral dan
kedaerahan; h) Kemitraan ekonomi global yang saling
menguntungkan, tanpa mengorbankan kepentingan dan
kedaulatan nasional; i) Efisiensi dan produktivitas, atau
penghematan sumber daya untuk mencapai manfaat
pembangunan yang sebesar-besarnya; j) Kompetensi,
profesionalisme, dan semangat kompetisi dan pembaruan.
3. Sasaran Pembangunan Industri
Sasaran pembangunan sektor industri ditempuh melalui 2
tahapan pembangunan jangka menengah dan jangka panjang,
sebagai berikut :
7
Tabel 1Sasaran Pembangunan Industri Jangka Menengah & Panjang
Jangka Menengah 2004-2009 Output yang Diharapkan
1. Tumbuhnya industri yangmampu menciptakan lapangankerja yang besar.
1. Teratasinya masalahpengangguran di sektorindustri.
2. Selesainya programrevitalisasi, konsolidasidan restrukturisasiIndustri.
2. Pulihnya kehidupan industriyang semula terpuruk akibatkrisis.
3. Teroptimalkannya pasardalam negeri dalam rangkapembangunan industrikomponen lokal dan industripengolahan sumber daya alamlainnya.
3. Meningkatnya kandunganlokal, khususnya penggunaanbahan baku dan komponen.
4. Semakin meningkatnya dayasaing industri berorientasiekspor.
4. Meningkatnya ekspor secarasignifikan.
5. Tumbuhnya industri-industripotensial yang akan menjadikekuatan penggerakpertumbuhan industri dimasa depan.
5. Terbangunnya pilar-pilarindustri masa depan.
6. Tumbuh berkembangnya IKM,khususnya industri menengahsekitar tiga kali lebihcepat daripada industrikecil.
6. Semakin kuatnya strukturindustri.
Jangka Panjang 2010-2025 Output yang Diharapkan
1. Kuatnya basis industrimanufaktur sehingga menjadiWorld Class Industry.
Indonesia menjadi NegaraIndustri Maju Baru dengankonsep industri berkelanjutan.
2. Kuatnya industri penggerakpertumbuhan ekonomi.
3. Meningkatnya sumbangan IKMterhadap PDB dibandingkan
8
dengan sumbangan industribesar.
4. Kuatnya jaringan kerja sama(networking) antara IKM danindustri besar.
Adapun sasaran kuantitatif pembangunan sektor industri
(menurut kelompok ISIC 2 digit) selama periode 2004-2009
ditetapkan sebagai berikut :
Tabel 2
Laju Pertumbuhan dan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri
2005-2009
Industri (dalam ISIC 2 digit)
Pertumbuhan(%)
JumlahTenaga Kerja
(orang)1. Makanan, Minuman danTembakau
4.59 514.557
2. Tekstil, Barang Kulit, danAlas Kaki
6.65 485.955
3. Barang Kayu dan Hasil Hutan 4.91 133.1194. Kertas dan Barang Cetakan 7.82 42.5955. Pupuk, Kimia dan Barang dariKaret
10.63 143.273
6. Semen dan Galian Non Logam 10.13 5.9187. Logam Dasar, Besi dan Baja 3.94 341.3888. Alat Angkut, Mesin danPeralatan
12.46 96.510
9. Barang lainnya 10.20 887.853Total 8.56 2.635.690
9
4. Strategi Pembangunan Industri
Strategi pembangunan sektor industri, dibagi menjadi
dua yaitu : strategi pokok dan strategi operasional.
a. Strategi Pokok
- Memperkuat keterkaitan pada semua tingkatan rantai
nilai (value chain) dari industri termasuk kegiatan dari
industri pendukung (supporting industries), industri
terkait (related industries), industri penyedia
infrastruktur, dan industri jasa penunjang lainnya.
Keterkaitan ini dikembangkan sebagai upaya untuk
membangun jaringan industri (networking) dan meningkatkan
daya saing yang mendorong inovasi ;
- Meningkatkan nilai tambah sepanjang rantai nilai
dengan membangun kompetensi inti ;
- Meningkatkan produktivitas, efisiensi dan jenis sumber
daya yang digunakan dalam industri, dan memfokuskan
pada penggunaan sumber-sumber daya terbarukan (green
product);
- Pengembangan Industri Kecil dan Menengah melalui (a)
skema pencadangan usaha serta bimbingan teknis dan
manajemen serta pemberian fasilitas khusus agar dapat
tumbuh secara ekspansif dan andal bersaing
dibidangnya. (b) mendorong sinergi IKM dengan industri
besar melalui pola kemitraan (aliansi), dan (c)
membangun lingkungan usaha IKM yang menunjang.
b. Strategi Operasional
10
1) Pengembangan Lingkungan Bisnis yang nyaman dan
kondusif
• Bekerjasama dengan instansi terkait untuk
mengembangkan Prasarana dan Sarana fisik di daerah-
daerah yang prospek industrinya potensial
ditumbuhkan, antara lain jalan, jembatan,
pelabuhan, jaringan tenaga listrik, bahan bakar,
jasa angkutan, pergudangan, telekomunikasi, air
bersih.
• Mendorong pengembangan SDM Industri, khususnya di
bidang Teknik Produksi dan Manajemen Bisnis.
• Mendorong pengembangan usaha jasa prasarana &
sarana bisnis penunjang industri, antara lain
Kawasan Industri, Jasa R & D, Jasa Pengujian Mutu,
Jasa Rekayasa/Rancang bangun dan Konstruksi, Jasa
Inspeksi Teknis, Jasa Audit, Jasa Konsultansi
Industri, Jasa Pemeliharaan & Perbaikan, Jasa
Pengamanan/Security, Jasa Pengolahan/Pembuangan
Limbah, Jasa Kalibrasi, dan sebagainya.
• Mengembangkan kebijakan sistem insentif yang
efektif, edukatif, selektif, dan atraktif.
• Menyempurnakan instrumen hukum untuk pengaturan
kehidupan industri yang kondusif, yang memenuhi
kriteria :
o Lebih menjamin kepastian usaha/kepastian hukum,
termasuk penegakan hukum yang konsisten
11
o Aturan-main berusaha yang jelas dan tidak
menyulitkan
o Mengurangi sekecil mungkin intervensi pemerintah
terhadap pasar
o Menghormati kebebasan usaha pelaku industri
o Kejelasan hak dan kewajiban pelaku industri
o Terjaminnya dan tidak terganggunya kepentingan
publik, termasuk gangguan keselamatan,
kesehatan, nilai budaya dan kelestarian
lingkungan hidup.
• Sinkronisasi kebijakan sektor terkait, seperti
kebijakan bidang Investasi dan sektor Perdagangan.
• Aparat Pembina yang bersih, profesional, dan pro-
bisnis dalam membina dan memberikan pelayanan
fasilitatif kepada dunia usaha, melalui ketentuan
administratif yang sederhana/mudah, dapat mencegah
kecurangan dan manipulasi yang merugikan negara dan
masyarakat, dengan dampak beban yang tidak
memberatkan pelaku industri (administrative compliance
cost yang minimal).
2) Fokus pengembangan industri dilakukan dengan mendorong
pertumbuhan klaster industri prioritas
Penentuan industri prioritas, dilakukan melalui
analisis daya saing internasional serta pertimbangan
besarnya potensi Indonesia yang dapat digunakan dalam
rangka menumbuhkan industri. Dalam jangka panjang
12
pengembangan industri diarahkan pada penguatan,
pendalaman dan penumbuhan klaster pada kelompok
industri : 1) Industri Agro; 2) Industri Alat Angkut;
3) Industri Telematika; 4) Basis Industri Manufaktur;
dan 5) Industri Kecil dan Menengah Tertentu.
Berdasarkan permasalahan mendesak1 yang
dihadapi; fokus pembangunan industri pada jangka
menengah (2004-2009) adalah penguatan dan penumbuhan
klaster-klaster industri inti, yaitu : 1) Industri
makanan dan minuman; 2) Industri pengolahan hasil
laut; 3) Industri tekstil dan produk tekstil; 4)
Industri alas kaki; 5) Industri kelapa sawit; 6)
Industri barang kayu (termasuk rotan dan bambu); 7)
Industri karet dan barang karet; 8) Industri Pulp dan
kertas; 9) Industri mesin listrik dan peralatan
listrik; dan 10) Industri petrokimia.
Pengembangan 10 klaster industri inti tersebut,
secara komprehensif dan integratif, ditunjang industri
terkait (related industries) dan industri pendukung (supporting
industries).
Secara lengkap, prioritas pengembangan industri
nasional baik jangka menengah maupun jangka panjang
tersaji pada Gambar 1
1 Permasalahan mendesak yang dihadapi saat ini yaitu penyerapan tenagakerja, pemenuhan kebutuhan dasar dalam negeri, pengolahan hasil pertaniandalam arti luas dan sumber daya alam negeri, dan memiliki potensipengembangan ekspor yang tinggi.
13
NoSkala Industri Indsutri
Andalan MasaDepan
Industri Besar, Menengah &Kecil (IB, IM, IK) IKM
INDUST
RI PRI
ORIT
AS (2004
-202
5)
I. Fokus Industri Inti (2004-2009)
1. Makanan dan Minuman A. Industri Agro Pengolahan
Kakao &Cokelat
Pengolahantembakau
Makanan Ringan
PengolahanBuah
Pengolahan Kopi
Garam Rakyat
PengolahanKelapa
Pengolahan Gula
2. Pengolahan Hasil Laut
3. Tekstil dan Produk Tekstil4. Alas Kaki5. Pengolahan Kelapa Sawit
6. Barang Kayu (Termasuk Rotandan Bambu)
7. Pengolahan Karet
8. Pulp & Kertas9. Petrokimia10. Mesin listrik & Peralatan
Listrik
II. Fo
kus
Indust
ri T
erkait
dan
Penu
njan
g
11. Baja 17. MinyakAtsiri
B.Industri AlatAngkut
12. Mesin, Peralatan Pabrik,Konstruksi dan Pertambangan
18. Kerajinandan BarangSeni
Otomotif PerkapalanKedirgantaraanPerkeretaapian
13. Alat/MesinPertanian
19. Batu MuliadanPerhiasan
14. Semen 20. Gerabah/KeramikHias
15. Elektronika Konsumsi C.IndustriTelematika
16. Keramik
Gambar 1Prioritas Pembangunan Industri Nasional
3) Penetapan prioritas persebaran pembangunan industri ke
daerah-daerah mendekati sumber bahan baku agar efisien
14
yang kegiatan industrinya belum banyak berkembang, di
daerah luar Pulau Jawa khususnya di Kawasan Timur
Indonesia dan daerah perbatasan (prioritas eco-regional).
4) Pengembangan kemampuan inovasi khususnya di bidang
Teknologi Industri dan manajemen, antara lain melalui
kegiatan Penelitian dan Pengembangan Industri (R&D),
baik di bidang teknologi proses maupun teknologi
produk, serta teknologi yang terkait erat dengan
kegiatan industri (design, engineering, plant construction,
equipment fabrication).
5. Arah Kebijakan Pembangunan Industri
Kebijakan dalam pembangunan industri manufaktur
diarahkan untuk menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia
serta mampu mengantisipasi perkembangan perubahan lingkungan
yang cepat. Persaingan internasional merupakan suatu
perspektif baru bagi semua negara, sehingga fokus dari
strategi pembangunan industri di masa depan adalah membangun
daya saing industri manufaktur yang berkelanjutan di pasar
internasional.
Untuk membangun daya saing yang berkelanjutan, upaya
pemanfaatan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki bangsa
serta kemampuan untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada
di luar maupun di dalam negeri harus dilakukan secara
optimal. Oleh karena esensi daya saing yang berkelanjutan
tersebut terletak pada upaya menggerakkan dan
mengorganisasikan seluruh potensi sumber daya produktif,
15
untuk menghasilkan produk innovative yang lebih murah, lebih
baik, lebih mudah di dapat dalam rangka pemenuhan kebutuhan
dan permintaan pasar.
Strategi pembangunan industri manufaktur ke depan,
mengadaptasi pemikiran-pemikiran terbaru yang berkembang
saat ini, yaitu pengembangan industri melalui pendekatan
klaster dalam rangka membangun daya saing industri yang
berkelanjutan.
Dalam jangka menengah, peningkatan daya saing industri
dilakukan dengan membangun dan mengembangkan klaster-klaster
industri prioritas sedangkan dalam jangka panjang lebih
dititik beratkan pada pengintegrasian pendekatan klaster
dengan upaya untuk mengelola permintaan (management demand)
dan membangun kompetensi inti pada setiap klaster. Untuk
mewujudkan hal tersebut, perlu didukung dengan mengelola
jejaring (management network) baik untuk klaster di dalam
negeri maupun dengan perusahaan asing (MNC) dan atau klaster
di luar negeri.
Industri masa depan adalah industri-industri yang
mempunyai daya saing tinggi, yang didasarkan tidak hanya
kepada besarnya potensi Indonesia, (luas bentang wilayah,
besarnya jumlah penduduk serta ketersediaan sumber daya
alam), tetapi juga berdasarkan kemampuan atau daya kreasi
dan ketrampilan serta profesionalisme SDM.
Berdasarkan proses tersebut, maka bangun sektor industri
yang disusun, diharapkan menjadi motor penggerak utama
perekonomian nasional, dan menjadi tulang punggung ketahanan
16
perekonomian nasional di masa yang akan datang yang di
dalamnya telah dipertimbangkan segala aspek sumber daya
nasional yang ada, sehingga diharapkan memiliki struktur
keterkaitan dan kedalaman yang kuat serta memiliki daya
saing yang berkelanjutan dan tangguh di pasar internasional.
Industri masa depan yang meliputi: (a) Industri
berbasis agro; (b) Industri alat-angkut; (c) Industri
teknologi informasi dan peralatan telekomunikasi
(telematika); merupakan industri-industri yang
diprioritaskan pengembangannya di masa yang akan datang.
Kelompok industri ini memiliki karakteristik industri
berkelanjutan karena lebih mengandalkan pada sumber daya
manusia berpengetahuan dan terampil, sumber daya alam yang
terbarukan serta kemampuan penguasaan teknologi.
Pembangunan industri di masa depan diperlukan dukungan
dari sektor-sektor terkait, secara garis besar meliputi: a)
mengembangkan lingkungan bisnis yang nyaman dan kondusif
serta pengembangan kemampuan inovasi; b) memperkuat
keterkaitan pada semua tingkatan rantai nilai pada Klaster
industri yang bersangkutan; c) meningkatkan kemampuan sumber
daya yang digunakan industri dalam rangka membangun
kompetensi inti; d) Penetapan prioritas persebaran industri,
dan e) mengembangkan industri kecil dan menengah.
Dalam menjawab persaingan di pasar internasional yang
semakin ketat, dalam jangka panjang fokus pengembangan akan
diarahkan pada peningkatan daya saing internasional melalui
peningkatan kemampuan penelitian dan pengembangan serta
17
peningkatan keterampilan dan keahlian sumber daya manusia
dalam rangka kegiatan-kegiatan inovasi produk. Dalam
pelaksanaannya pengembangan sektor industri akan dilakukan
secara sinergi dan terintegrasi dengan pengembangan sektor-
sektor ekonomi lain seperti pertanian, energi, sumber daya
mineral, kehutanan, kelautan, pendidikan, riset dan
teknologi serta perdagangan. Di samping itu, sinergi dengan
seluruh pelaku usaha, serta seluruh daerah yaitu kabupaten-
kabupaten/kota merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu
dukungan dari sektor lain berikut dengan pengukuran tugas
dan fungsi pembangunan industri baik secara sektoral maupun
spasial antara pusat dan daerah secara nasional akan
menentukan sukses atau gagalnya pembangunan sektor industri
yang di masa depan.
18
Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
silahkan Anda mengerjakan latihan berikut ini.
1. Jelaskan arah pembangunan industri dalam jangka panjang yang
mengacu pada Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005!
2. Jelaskan strategi pokok dalam pembangunan sektor industri!
3. Jelaskan arah kebijakan industri dalam jangka menengah!
Petunjuk Jawaban Latihan
1. Arah pembangunan industri jangka panjang sesuai dengan
Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 adalah :
a. Pembangunan industri nasional harus mampu memberikan
sumbangan nyata dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat luas secara adil dan merata ;
b. Pembangunan industri harus mampu ikut membangun
karakter budaya bangsa yang kondusif terhadap proses
industrialisasi menuju terwujudnya masyarakat modern,
dengan tetap berpegang kepada nilai-nilai luhur bangsa
;
c. Pembangunan industri harus mampu menjadi wahana
peningkatan kemampuan inovasi dan wirausaha bangsa di
bidang teknologi industri dan manajemen, sebagai ujung
tombak pembentukan daya saing industri nasional
menghadapi era globalisasi/liberalisasi ekonomi
dunia ;
d. Pembangunan industri harus mampu ikut menunjang
pembentukan kemampuan bangsa dalam pertahanan diri
19
dalam menjaga eksistensi dan keselamatan bangsa, serta
ikut menunjang penciptaan rasa aman dan tenteram bagi
masyarakat.
2. Strategi pokok pembangunan sektor industri adalah :
- Memperkuat keterkaitan pada semua tingkatan rantai nilai
(value chain) dari industri termasuk kegiatan dari industri
pendukung (supporting industries), industri terkait (related
industries), industri penyedia infrastruktur, dan industri
jasa penunjang lainnya. Keterkaitan ini dikembangkan
sebagai upaya untuk membangun jaringan industri
(networking) dan meningkatkan daya saing yang mendorong
inovasi ;
- Meningkatkan nilai tambah sepanjang rantai nilai dengan
membangun kompetensi inti ;
- Meningkatkan produktivitas, efisiensi dan jenis sumber
daya yang digunakan dalam industri, dan memfokuskan pada
penggunaan sumber-sumber daya terbarukan (green product);
- Pengembangan Industri Kecil dan Menengah melalui (a)
skema pencadangan usaha serta bimbingan teknis dan
manajemen serta pemberian fasilitas khusus agar dapat
tumbuh secara ekspansif dan andal bersaing dibidangnya.
(b) mendorong sinergi IKM dengan industri besar melalui
pola kemitraan (aliansi), dan (c) membangun lingkungan
usaha IKM yang menunjang.
3. Arah pembangunan industri dalam jangka menengah adalah :
20
Dalam jangka menengah, peningkatan daya saing industri
dilakukan dengan membangun dan mengembangkan klaster-klaster
industri prioritas sedangkan dalam jangka panjang lebih
dititik beratkan pada pengintegrasian pendekatan klaster
dengan upaya untuk mengelola permintaan (management demand)
dan membangun kompetensi inti pada setiap klaster. Untuk
mewujudkan hal tersebut, perlu didukung dengan mengelola
jejaring (management network) baik untuk klaster di dalam
negeri maupun dengan perusahaan asing (MNC) dan atau klaster
di luar negeri.
21