Post on 22-Mar-2023
I. PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Salah satu mata kuliah Ilmu Perbandingan Bahasa Nusantara
yang sekarang dihadapi oleh mahasiswa Sastra Sunda
Universitas Padjadjaran mendapatkan salah satu tugas
penelitian tentang penggunaan Bahasa Arkaik yang masih
dilestarikan di berbagai wilayah khususnya daerah Jawa
Barat. Penggunaan Bahasa/Kata arkaik ini digunakan dalam
nama gedung, nama jalan, nama situs dan lain-lain.
Penggunaan kata arkaik ini dimaksudkan adalah dalam upaya
pelestarian budaya yang ada, seperti halnya dalam kata
arkaik yang artinya penggunaan kata-kata kuno pada jaman
dahulu yang erat kaitannya dengan budaya yang ada dan
tentunya masih digunakan dan dilestarikan.
Menyangkut hal tersebut, kelompok penulis mengambil salah
satu objek penelitian di Kabupaten Kuningan Jawa Barat.
Kabupaten Kuningan merupakan salah satu bagian dari bagian
Jawa Barat yang masih kuat akan budaya. Karena alasan itulah
penulis memilih daerah Kuningan sebagai objek penelitian
tugas tersebut.
I.2 Identifikasi Masalah
Bagaimana penggunaan kata arkaik di daerah Kuningan?
I.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui bagaimana penggunaan kata arkaik di daerah
Kuningan.
Penggunaan Kata Arkaik Kab. Kuningan 1
I.4 Waktu Penelitian
Rabu, 26 Desember 2012
II. PEMBAHASAN
Kabupaten Kuningan, adalah sebuah kabupaten di Provinsi
Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Kuningan. Letak
astronomis kabupaten ini di antara 108°23" - 108°47" Bujur
Timur dan 6°45" - 7°13" Lintang Selatan. Kabupaten ini
terletak di bagian timur Jawa Barat, berbatasan dengan
Kabupaten Cirebon di utara, Kabupaten Brebes (Jawa Tengah)
di timur, Kabupaten Ciamis di selatan, serta Kabupaten
Majalengka di barat. Kabupaten Kuningan terdiri atas 32
kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 361 desa dan 15
kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Kuningan. Bagian
timur wilayah kabupaten ini adalah dataran rendah, sedang di
bagian barat berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung
Ceremai (3.076 m) yang biasa salah kaprah disebut dengan
Gunung Ciremai, gunung ini berada di perbatasan dengan
Kabupaten Majalengka. Gunung Ceremai adalah gunung tertinggi
di Jawa Barat.
Kabupaten Kuningan terletak pada titik koordinat 108° 23
- 108° 47 Bujur Timur dan 6° 47 - 7° 12 Lintang Selatan.
Sedangkan ibu kotanya terletak pada titik koordinat 6° 45 -
7° 50 Lintang Selatan dan 105° 20 - 108° 40 Bujur Timur.
Penggunaan Kata Arkaik Kab. Kuningan 2
Bagian timur wilayah kabupaten ini adalah dataran rendah,
sedang di bagian barat berupa pegunungan, dengan puncaknya
Gunung Ceremai (3.076 m) di perbatasan dengan Kabupaten
Majalengka. Gunung Ceremai adalah gunung tertinggi di Jawa
Barat.
Dilihat dari posisi geografisnya terletak di bagian timur
Jawa Barat berada pada
lintasan jalan regional
yang menghubungkan kota
Cirebon dengan wilayah
Priangan Timur dan
sebagai jalan
alternatif jalur tengah
yang menghubungkan
Bandung-Majalengka
dengan Jawa Tengah. Secara administratif berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kabupaten Cirebon
Sebelah Timur : Kabupaten Brebes (Jawa Tengah)
Sebelah Selatan : Kabupaten Ciamis dan Kabupaten
Cilacap (Jawa Tengah)
Sebelah Barat : Kabupaten Majalengka
Penulis disini meneliti beberapa nama gedung, jalan dan
tempat wisata yang ada di daerah Kuningan dan masih
menggunakan kata arkaik diantaranya :
1. Gedung Perundingan Linggarjati
Penggunaan Kata Arkaik Kab. Kuningan 3
Gedung Perundingan Linggajati merupakan saksi sejarah
tempat dilaksanakannya Perundingan Linggajati pada bulan
November 1946. Karena tidak memungkinkan perundingan dilakukan
di Jakarta maupun di Yogyakarta (ibukota sementara RI), maka
diambil jalan tengah jika perjanjian diadakan di Linggajati,
Kuningan. Hari Minggu pada tanggal 10 November 1946 Lord
Killearn tiba di Cirebon. Ia berangkat dari Jakarta menumpang
kapal fregat Inggris H.M.S. Veryan Bay. Ia tidak berkeberatan
menginap di Hotel Linggajati yang sekaligus menjadi tempat
perundingan. Delegasi Belanda berangkat dari Jakarta dengan
menumpang kapal terbang “Catalina” yang mendarat dan berlabuh
di luar Cirebon. Dari “Catalina” mereka pindah ke kapal perang
“Banckert” yang kemudian menjadi hotel terapung selama
perjanjian berlangsung. Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh
Sjahrir menginap di desa Linggasama, sebuah desa dekat
Linggajati. Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad
Hatta sendiri menginap di kediaman Bupati Kuningan. Kedua
delegasi mengadakan perundingan pada tanggal 11-12 November
1946 yang ditengahi oleh Lord Kilearn, penengah berkebangsaan
Inggris.
Penggunaan Kata Arkaik Kab. Kuningan 4
Gedung perundingan
Linggarjati semula merupakan
sebuah bangunan gubuk milik
Ibu Jasitem pada tahun 1918,
yang kemudian berkembang dan
berganti kepemilikan sampai
digunakan sebagai gedung
perundingan yang sangat
bersejarah bagi bangsa Indonesia. Lokasinya yang terletak di
kaki gunung dengan udara yang segar menjadikan rumah ini cocok
untuk lokasi peristirahatan dan hotel.
Berikut adalah sejarah gedung perundingan Linggarjati:
Tahun 1918 di tempat ini berdiri sebuah gubuk sederhana
milik Ibu Jasitem
Tahun 1921 oleh seorang bangsa Belanda bernama Tersana
dirombak menjadi bangunan semi permanen.
Tahun 1930 dibangun menjadi permanen dan menjadi rumah
tinggal keluarga Van Os.
Tahun 1935 dikontrak oleh Theo Huitker dan dijadikan
hotel dengan nama RUSTOORD.
Tahun 1942 Jepang menjajah indonesia, dan hotel ini
berganti nama menjadi Hotel Hokay Ryokan.
Tahun 1945 setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia,
hotel ini diberi nama Hotel Merdeka.
Tahun 1946 di gedung ini terjadi peristiwa bersejarah
yaitu berlangsungnya perundingan antara pemerintah
Penggunaan Kata Arkaik Kab. Kuningan 5
Indonesia dan pemerintah Belanda yang menghasilkan naskah
linggarjati, sehingga gedung ini sering disebut sebagai
gedung perundingan Linggarjati.
Tahung 1948 sampai 1950 semenjak agresi militer Belanda
ke II, gedung ini dijadikan sebagai markas tentara
belanda.
Tahun 1950 sampai 1975 gedung ini ditempati oleh sekolah
dasar negeri linggarjati.
Tahun 1975 Bung Hatta dan Ibu Sjahrir berkunjung dengan
membawa pesan bahwa gedung ini akan dipugar oleh
Pertamina, tapi usaha ini hanya sampai pembuatan bangunan
sekolah untuk sekolah dasar negeri Linggarjati.
Tahun 1976 gedung ini oleh pemerintah diserahkan kepada
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan untuk dijadikan
museum memorial.
Demikianlah perjalanan panjang sebuah gedung yang sangat
bersejarah bagi berdirinya Bangsa Indonesia yang merdeka
saat ini.
2. Gedung Purba Wisesa
Penggunaan Kata Arkaik Kab. Kuningan 6
Gedung di pusat pemerintahan kabupaten kuningan yang di
gunakan untuk rapat dan musyawarah bupati serta jajarannya.
Gedung Purbawisesa terletak di Jalan Siliwangi komplek kantor
bupati Kuningan.
Gedung Purbawisesa
tampak dari samping.
3. Taman Windu
Andanawari
Terletak di desa
Winduhaji kecamatan
kuningan,, dulunya taman
ini adalah sebuah
terminal dan sekarang di
Penggunaan Kata Arkaik Kab. Kuningan 7
jadikan sebuah taman untuk bersantai. Taman ini berada di Jl.
Raya winduhaji-Kuningan
4. Taman Wisata Alam Linggarjati
adalah salah satu objek wisata alam di Kabupaten Kuningan.
Linggarjati adalah salah satu tempat titik awal pendakian ke
Gunung Ciremai.
5. Terminal Kertawangunan
Terminal tipe A, dengan
fasilitas bis yang cukup baik
dimiliki di terminal ini.
Penggunaan Kata Arkaik Kab. Kuningan 8
6. Paseban Tri Panca Tunggal
Paseban Tri Panca Tunggal terletak di Kampung Wage, Kelurahan
Cigugur, Kecamatan
Cigugur. Secara astronomis
terletak pada koordinat
6º58’04” LS dan 108º27’24”
BT.
Bangunan Paseban Tri Panca
Tunggal merupakan pusat
kegiatan keagamaan penganut agama Jawa-Sunda yang sekarang
dipimpin oleh Pangeran Jatikusumah. Agama yang pada awal
berdirinya dipimpin oleh Pangeran Alibasyah atau Kyai Madrais
dari Gebang. Nama banguan ini mengandung makna yang
berhubungan dengan ajaran agama tersebut. Paseban mempunyai
makna sebagai tempat berkumpuldan bersyukur dalam merasakan
ketunggalan selaku umat
Tuhan. Sedang Tri adalah
unsur yang terdiri atas
sir, rasa, dan pikir;
Panca adalah terdiri atas
panca indera; dan Tunggal
adalah kemanunggalan
selaku manusia dan
kemanunggalan antara cipta, ras, dan yangdiwujudkan dalam
tekad, ucap serta lampah.
Bangunan ini dibangun pada tahun 1840 serta direnovasi pada
tahun 1971 dan 2007. Bangunan menghadap ke arah barat. DiPenggunaan Kata Arkaik Kab. Kuningan 9
sebelah barat bangunan terdapat jalanraya Cigugur
yangmenghubungkan Kuningan – Ciamis, di sebelah utara terdapat
Taman Paseban Sari, di sebelah timur tedapat sungai kecil,
sedangkan sebalh barat terdapat pemukiman warga. Bangunan
dibatasi oleh pagar keliling yang dihiasi dengan bagunan
bermotif kuncup bunga.
Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa ruang. Pada
bagian depan terdapat pendopo dan ruang jinem. Pendopo
mempunyai 11 tiang penyangga atap rumah. Bagian dasar tiang
berbetuk lingkaran dihaiasi motif pasu. Pada dinding timur
ruangan terdapat relief bergambar burung Garuda diatas
lingkaran yang ditunjang oleh dua ekor naga yang saling
mengait. Relief tersebut bertuliskan aksara sunda yang
berbunyi “Purwa Wisada”. Relief lain berupa seorang pertapa di
tengah motif ukuran yang di kanan kirinya terdapat lukisan
kepala Banas patih, dan di atasnya terdapat tulisan huruf
Sunda yang berbunyi “Sri Resi Sukma Komara Tunggal”. Ruang
lain, ruang Jinem memiliki pintu yang terletak di dinding
barat di dalam ruang ini terdapat delapan tiang yang pada
bagian bawahnya dihiasi motif muka danawa dalam nyala api.
Ruang ini untuk menyimpan gamelan.
Ruangan berikutnya adalah Srimanganti. Ruang ini berfungsi
untuk merundingkan masalah-masalah seperti persiapan upacara
seren taun, menerima tamu, dan digunakan untuk upacara
pernikahan. Pada keempat sudutnya terdapat patung penjaga yang
membawa tombak dan perisai. Di dalam ruangan ini terdapt balai
kencana atau kursi kaencan beserta kelengkapannya. Selanjutnya
Penggunaan Kata Arkaik Kab. Kuningan 10
terdapat ruang mega mendung yang merupakan ruang kerja Bapak
Pangeran Jatikusumah.
Paling belakang adalah ruang dapur ageung. Di dalam ruang ini
terdapat tungku perapian yang terdapat dari bata dan semen
berhias empat naga pada keempat sudutnya yang di atasnya
terdapat hiasan mahkota. Sebelah timurnya terdapat lesung yang
terbuat dari lesung. Bagunan ini beratap tumpang. Pada pintu
antara dapur ageung dan mega mendung terdapt motif naga dan di
atasnya terdapat hiasan bermotif Kala.
7. Pandapa Paramartha
Penggunaan Kata Arkaik Kab. Kuningan 11
Tempat kegiatan warga Kuningan jika ada acara hiburan
dll... letaknya di
komplek stadion mashud
wisnu syaputra.
Pendapa ini berada di
Jalan Siliwangi no
14 , Komplek stadion
Mashud Wisnu Saputra.
8. Gor Ewangga
Diambil dari
nama salah
satu adipati
kuningan
yaitu
ADIPATI
ÉWANGGA.
Penggunaan Kata Arkaik Kab. Kuningan 12
10. Kantor Kepala Desa Ragawacana, kec .Jalaksana kab.
Kuningan
11. Bale
Rancage
Penggunaan Kata Arkaik Kab. Kuningan 14
Dari beberapa nama gedung, tempat, jalan dan lain-lain, ada
beberapa diantaranya yang tidak bisa dijelaskan rinci mengenai
sejarah dari banggunan tersebut, dikarenakan keterbatasan
informan yang penulis hadapi selama penelitian. Selain itu,
ada juga nama beberapa bangunan yang tidak bisa penulis
dapatkan gambarnya, diantaranya adalah :
1. Tirtasena , Jalan. Siliwangi no 27 dekat komplek petokoan
2. Desa Sagarahiang, Kab. Kuningan
3. Sungai Cisanggarung
4. Terminal Kertawangunan
5. Desa Awirarangan
6. Desa Karangkancana, kab kuningan
Penggunaan Kata Arkaik Kab. Kuningan 16
III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari beberapa hasil peneltian mengenai penggunaan
kata arkaik di daerah Kuningan dan sekitarnya, ternyata
masih banyak nama tempat, gedung, jalan dan yang lainnya
dengan menggunakan kata yang berhubungan dengan arkaik,
dari hasil tersebut bisa disimpulkan bahwa ada upaya
pelestarian dalam hal tersebut. Namun ada beberapa
kekurangan dari hasil penelitian yang penulis laksanakan,
yaitu tidak bisa menjelaskan secara keseluruhan terhadap
nama arkaik yang digunakan terhadap penggunaan nama
bangunan tersebut dikarenakan keterbatasan waktu dan
kekurangan informan yang mengetahuinya.
B. SARAN
Penulis berharap, dengan adanya upaya pelestarian
nama-nama tempat, bangunan dan jalan-jalan yang ada di
daerah Kuningan dan sekitarnya agar tetap dipertahankan,
agar menjadi salah satu ciri dan identitas keberadaan
sejarah sekaligus peninggalannya.
Penggunaan Kata Arkaik Kab. Kuningan 17
IV. DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kuningan
https://www.google.co.id/search
http://thearoengbinangproject.com/kuningan/paseban-tri-
panca-tunggal
http://polreskuningan.files.wordpress.com/2009/01/
dsc00507.jpg
Informan
Penggunaan Kata Arkaik Kab. Kuningan 18