Post on 31-Mar-2023
FLOWMETER
A. TUJUAN
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah memahami
pengoprasian alat flowmeter dan menentukan perbandimgn
laju alir (Q) dan pressure drop (Δh ) pada pipa
halus,pipa kasar, pipa elbow sudut 45 o, pipa pitot sttic
tube, venturi meter dan orifice meter.
B. PERINCIAN KERJA
1. Pengukuran laju alir dalam pipa permukaan halus 10
mm.
2. Pengukuran laju alir dalam pipa permukaan halus 17
mm.
3. Pengukuran laju alir dalam pipa permukaan kasar 17
mm.
4. Pengukuran laju alir dalam pipa elbow sudut45o.
5. Pengukuran laju alir dalam pitot static tube.
6. Pengukuran laju alir dalam venturi meter.
7. Pengukuran laju alir dalam orifice meter.
C. ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Instrument Flowmeter
2. Stopwatch
3. Pressure Indicator
D. DASAT TEORI
Flowmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur
massa atau laju aliran volumetrik cairan atau gas.
Sebelum menetapkan flowmeter, juga dianjurkan untuk
menentukan apakah aliran informasi akan lebih berguna
jika disajikan dalam unit massa atau volumetrik. Ketika
mengukur aliran bahan yang mempunyai tekanan, aliran
volumetrik tidak terlalu berarti, kecuali kepadatan
adalah konstan. Ketika kecepatan (volumetric aliran) dari
cairan mampat diukur, faktor gelembung udara akan
menyebabkan kesalahan, karena itu, udara dan gas harus
dipindahkan sebelum mencapai fluida meter. (Noor Yudha
Priyantini, 2010). Tidak semua fluida yang berpindah
dinamakan fluida bergerak. Yang dimaksud fluida bergerak
adalah jika fluida tersebut bergerak lurus terhadap
sekitar. Aliran fluida dikatakan aliran garis lurus apabila
aliran fluida yang mengalir mengikuti suatu garis (lurus
melengkung) yang jelas ujung pangkalnya. Aliran garis
lurus juga disebut aliran berlapis atau aliran laminar
(laminar flow). Kecepatan- kecepatan partikel di tiap
titik pada garis arus, searah dengan garis singgung di
titik itu. Dengan demikian garis arus tidak pernah
berpotongan. Pada fluida yang tak termampatkan, hasil kali
antara kelajuan aliran fluida dan luas penampangnya selalu
tetap. Jadi A.v = konstan, atau disebut debit (Q).
Debit adalah volume fluida ( m3 ) yang mengalir melewati
suatu penampang dalamm selang waktu tertentu. Dirumuskan
dengan persamaan berikut:
Q = V/ t.
Keterangan : Q = debit ( m3 / s )
: V = volume fluida ( m3 )
: t = waktu fluida mengalir (s)
(Fathor Rohman, 2009) Sistem kontrol fluida adalah sebuah
alat yang dapat mengatur jumlah debit air yang akan
dikeluarkan. Dengan sistem digital, sistem kontrol ini
dirancang untuk mempermudah dalam pengemasan atau penakaran
cairan dengan batas keluaran yang ditentukan. Rancangan alat
ini berupa perangkat keras dimana perangkat yang satu dengan
yang lainya berhubungan dan saling mendukung, adapun
perangkat keras tersebut terdiri dari Mikrokontroler,
piringan derajat, optocoupler, water meter termodivikasi,
solenoid, pompa air dan LCD karakter. Sedangkan perangkat
lunaknya berupa program pada mikrokontroler dengan
menggunakan bahasa pemrograman assembly sehingga dapat
mengontrol perangkat tersebut baik berupa input maupun
output.
Pengukuran aliran pada saluran terbuka dilakukan dengan
menggunakan weir.Weir adalah sebuah obstruksi yang dilalui
cairan di dalam sebuah aliran terbuka. Weir
merupakan dam penahan dimana cairan ditampung ke dalamnya
dan cairan dalam weir merupakan laju aliran. Istilah beda
permukaan bending biasanya diartikan tinggi cairan diatas
ambang bendungan tepat di hulu dimana pengisian bending
diberi tanda “H” yang dinyatakan dalam meter.
Aliran Fluida
Aliran fluida nyata lebih rumit daripada aliran fluida
ideal, sehingga persamaan-persamaan diferensial parsial
yang biasa digunakan untuk menghitung aliran ideal
(persamaan Euler) tidak mempunyai persamaan umum. Untuk
menjawab soal-soal aliran fluida nyata digunakan cara-cara
semi empiris dan hasil percobaan. Ada dua jenis aliran
mantap dari fluida-fluida nyata yang harus dipahami dan
diselidiki. Aliran-aliran itu disebut aliran laminer dan
aliran turbulen. Kedua jenis aliran tersebut diatur oleh
hukum-hukum yang berbeda.
Aliran Laminer (Re ≤ 2000)
Dalam aliran laminer partikel-partiel fluidanya bergerak
di sepanjang lintasan-lintasan lurus, sejajar dalam
lapisan-lapisan atau laminer. Besarnya kecepatan-kecepatan
dari laminae yang bedekatan tidak sama. Aliran laminer
diatur oleh hukum yang menghubungkan tegangan geser ke laju
perubahan bentuk sudut, yaitu hasil kali kekentalan fluida
dan gradien kecepatan atau = dv/dy. Kekentalan fluida
tersebut dominan dan karenanya mencegah setiap kecenderungan
menuju kondisi-kondisi turbulen.
Aliran Turbulen (Re > 2000)
Dalam aliran turbulen partikel-partikel bergerak secara
serampangan ke semua arah. Tidaklah mungkin untuk menjejaki
gerakan sebuah partikel tersendiri.
Bilangan Reynolds
Untuk pipa – pipa bundar dengan aliran penuh,
Bilangan Reynolds,Re=u d ρ
μ atau u dv =
u (2 r0 )v
Dimana, u = kecepatan rata – rata dalam m / s
d = garis tengah pipa dalam m,
r0 = jari – jari pipa dalam m,
= kekentalan kinematik fluida dalam m2/s
ρ = rapat massa fluida dalam kg/m3
= kekentalan mutlak dalam Pa.s
Untuk irisan – irisan penampang yang tidak bundar
Perhitungan bilangan Reynold didasarkan pada jari – jari
hidraulik, R yaitu perbandingan luas irisan penampang
terhadap keliling yang terbasahi.
sehingga :
= kekentalan kinematik fluida (SI adalah m2
/s)
u = kecepatan fluida (m/s)
Faktor Gesekan, f
Faktor gesekan f dapat diturunkan secara matematis
untuk aliran laminer, tetapi tak ada hubungan matematis
yang sederhana untuk variasi f dengan bilangan Reynolds
yang tersedia untuk aliran turbulen. Selanjutnya,
Nikuradse dan lain – lainnya telah menemukan bahwa
kekasaran relatif pipa (perbandingan ukuran
ketidaksempurnaan permukaan E terhadap garis tengah
sebelah dalam pipa) mempengaruhi harga f.
R=A
Keliling
Re=u (4R)v
a.Untuk aliran laminer disemua pipa untuk semua fluida,
harga f adalah
f = 64 / Re
Untuk aliran laminer , Re maksimum sebesar 2000
b. Untuk aliran turbulen, banyak ahli hidraulika telah
mencoba menghitung f dari hasil– hasil percobaan.
Untuk pipa – pipa mulus Blasius menganjurkan untuk
bilangan – bilangan Reynolds antara 3000 dan 100 000
f=0,316ℜ0,25
Untuk harga – harga Re sampai kira – kira 3.000.000,
persamaan von karman yang diperbaiki oleh Prandtl adalah
Untuk pipa – pipa kasar
Untuk semua pipa, lembaga Hidraulik (hydraulic Institute)
menganggap bahwa pers Colebrook bisa dipercaya untuk
menghitung f. Persamaannya adalah :
Haruslah diamati bahwa untuk pipa-pipa mulus dimana harga
/d sangat kecil, suku pertama dlm kurung dari (5 -25) dapat
dihilangkan; shg (5 – 25) dan (5 – 23) serupa. Demikian
juga, andai kata bilangan Reynolds Re mjd sangat besar, suku
kedua dalam kurung dari (5 – 25) dapat dihilangkan; dalam
1/√f = 2 log (Re √Re ) − 0. 8
1 / √f = 2 log r0 / ε (1, 74)
1√f
= −2 log [ ε3, 7d
+2, 51Re √f ]
hal seperti itu efek kekentalan dapat diabaikan, dan f
tergantung pada kekasaran relatif pipanya.
Untuk menentukan besarnya faktor gesekan harga f, dapat
juga digunakan diagram Moody yang menggambarkan hubungan
antara faktor gesekan f, bilangan Reynolds Re dan kekasaran
relatif / d. dapat dilihat pada diagram A – 1 dalam
Apendiks
Oricemeter
Orificemeter adalah alat ukur yg sangat sedehana, terdiri
atas piringan datar dg lubang pada pusatnya. Pelat berlubang
tsb dipasang di dalam pipa, tegak lurus pada arah aliran dan
fluida mengalir melewati lubang (lihat gambar 1.1).
Gambar 1. 1Orificemeter bersudut lancip
Semburan cairan yg meninggalkan orifice akan memp
diameter minimum yg lebih kecil dari diameter orifice, yg
disebut vena contracta. Diameter minimum ini tjd pada
jarak ½ - 2 x diameter pipa, dari lubang orifice ke arah
aliran (down stream). Jarak ini merupakan fungsi
kecepatan fluida dan diameter relatif antara orifice dan
pipa. Posisi pipa manometer pada down stream harus
disekitar vena contracta, untuk memastikan bahwa bacaan
manometer yg maksimum.
Perhitungan kecepatan fluida dengan menggunakan
orificemeter :
dimana :
C0 : koefisien orifice
A0 : luas penampang lubang orifice
Q : Debit Aliran, ft3/det
A1 : Luas Penampang Pipa, ft2
A2 : Luas Penampang Nozzle,ft2
Ρ : Berat Jenis Fluida, lbm/ft3
gc : Konstanta Gravitasi, 32,174 lbm ft/lbf det
Δp : Penurunan Tekanan, lbf/ft2
Δh : Beda Tinggi Fluida pada Manometer
Venturimeter
Hambatan meter (gbr 6.7) adalah suatu alat ukur yg
meminimumkan rugi karena bentuk. Disini bentuk garis alir
jelas mengeliminasi pemisahan lapisan batas shg hambatan
dapat diabaikan.
Sudut konvergen berkisar antara 25 – 300, dan sudut
divergen tidak lebih dari 70. Venturi meter ini
pembuatannya cukup sulit dan mahal, dan untuk ukuran
besar terlalu memakan tempat. Rugi tekanan pada venturi
sekitar 10 % dari penurunan tekanan total (lebih kecil
dari oriface).
u0=C0√2 . gc (− ΔP / ρ)A12
A02
−1
Gambar 1.2 venturi meter
Dengan menggunakan persamaan Bernouli:
ΔZ ggc
+Δv22gc
+ΔPρ
+F=−W..............................
....................................(1.3)
maka untuk venturimeter berlaku persamaan :
Q=Cv. A2√ 2.gc(Δpp )1−( A2A1)
2
..............................
...................................(1.4)
Dengan :
Q : Debit Aliran, ft3/det
Cv : Koefisien Discharger Venturimeter
A1 : Luas Penampang Pipa, ft2
A2 : Luas Penampang Nozzle,ft2
Ρ : Berat Jenis Fluida, lbm/ft3
gc: Konstanta Gravitasi, 32,174 lbm ft/lbf det
Δp: Penurunan Tekanan, lbf/ft2
Δh: Beda Tinggi Fluida pada Manometer
Pitot Tube (Tabung Pitot)
Alat ini mengukur kec pada satu titik. Biasanya terdiri dari
dua tabung konsentris yg dipasang sejajar terhadap arah aliran
fluida. Tabung luarnya dilubangi kecil-kecil (berhub dengan ruang
anulus), tegak lurus pada arah aliran dan dihubungkan dg salah
satu kaki manometer. Tabung dalam mempunyai satu bukaan kecil yg
menghadap kearah datangnya arus. Tabung ini dihub dg kaki yg lain
dari manometer. Didalam tabung pitot ini tak tjd gerakan fluida.
Ruang anulus berfungsi meneruskan tekanan statis. Fluida yg
mengalir dipaksa berhenti pada mulut tabung dalam, dan tabung tsb
meneruskan tekanan pukulan yg ekivalen dg energi kinetik dari
fluida yg mengalir. Gambar 1.3 melukiskan sebuah tabung Pitot.
Neraca energi dibuat dg mengabaikan perubahan energi potensial
antara titik 1 dan 2.
Gambar 1.3 pitot tube
Untuk mendptkan kec rata – rata dg mengg tabung Pitot,
diperlukan pengukuran pada beberapa titik disepanjang
diameter pipa. Pada suatu pipa dengan radius r1, akan
dilakukan pengukuran dg menggg tabung Pitot, maka
kecepatan rata – rata melalui pipa ini dapat
didefinisikan :
Δp: Penurunan Tekanan, lbf/ft2
Δh: Beda Tinggi Fluida pada Manometer
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Menyambungkan dua kabel kontak pada saklar yang
disediakan.
2) Menekan tombol on pada alat flowmeter.
3) Dipersiapkan pipa yang akan digunakan yaitu flowmeter
dengan :
10 mm smooth bore pipe.
17 mm smooth bore pipe.
17 mm artfical roughened pipe.
45o Elbow.
Pitot Static Tube.
Venture Meter.
Orifice Meter.
4) Membuka semua katub dan Nyalakan alat Pompa flowmeter
hingga fluida mengalir pada pipa untuk menghilangkan
gelembung. Kecepatan aliran fluida diatur melalui katup
yang terdapat pada pompa.
u =laju alir volumentrikluas penampang pipa
=Q
π r12.........(6.13)
5) Memasang selang pengukur beda tekanan “Harus
diperhatikan cara pemasangan selang sebab jika terbalik
akan menghasilkan (-) pada alat ukur laju alir.
6) Menutup semua katub terkecuali pipa yang akan di ukur
beda tekanan, aliran fluida yang mengalir dalam pipa
yang dinginkan.
7) Setelah fluida mengalir dengan kecepatan tertentu, maka
diukur beda tekanan pada elektrik (mm H2O)
8) Setelah itu, beralih ke plug pada bak penampungan
sehingga dapat diukur volume dan waktu nya.
9) Setelah itu, laju fluida diperbesar dengan memutar
katup hingga terjadi perubahan beda tekanan.
10) Dan diukur kembali volume dan waktunya.
11) Percobaan di lakukan secara berturut-turut hingga di
peroleh 5 data pada
masing-masing pipa yang telah di tentukan.
12) Untuk menonaktifkan instrument flowmeter maka
terlebih dahulu tombol on/off pada alat harus di tekan
terlebih dahulu kemudian memutar keran laju alir kea
rah kanan untuk menutup.
13) Setelah itu kabel kontak boleh di cabut pada colokan
listrik.
14) kanan untuk menutup.
15) Setelah itu kabel kontak boleh di cabut pada colokan
listrik
F. DATA PENGAMATAN
Data –data perolehan pada analisa laju alir fluida pada
pipa:
Tabel 10 mm smooth bore pipe. L( 1 meter )
NO V (LITER) WAKTU (S) HEAD (mmH2O)1 10 132 2552 10 105 520,233 10 47 875,434 10 40 1104,065 10 35 1460,2
Tabel 17 mm smooth bore pipe. L( 1 meter )
NO V (LITER) WAKTU (S)HEAD
(mmH2O)1 10 28 181,062 10 27 215,833 10 21 330,194 10 17 469,45 10 15 548,08
Tabel 17 mm artfical roughened pipe.L ( 1 meter )
NO V (LITER) WAKTU (S)HEAD
(mmH2O)1 10 158 155,132 10 144 231,173 10 123 300,144 10 109 458,235 10 105 521,08
Tabel 45o Elbow. d ( 25 mm )
NO V (LITER) WAKTU (S)HEAD
(mmH2O)1 10 36 1,632 10 32 3,213 10 29 5,034 10 28 7,525 10 25 9,08
Tabel Pitot Static Tube.d ( 24 mm )
NO V (LITER) WAKTU (S)HEAD
(mmH2O)1 10 58 3,222 10 46 6,23 10 42 8,74 10 37 12,745 10 32 14,32
Tabel Venture Meter. Cd ( 0.98 ), D1 ( 18 mm), D2 ( 39 mm)
NOV
(LITER)
WAKTU
(S)HEAD (mmH2O)
1 10 124 12,132 10 114 16,673 10 111 20,314 10 103 29,115 10 55 34,42
Tabel Orifice Meter. Cd ( 0.6 ), D1 ( 18 mm), D2 ( 39 mm )
NOV
(LITER)WAKTU (S)
HEAD
(mmH2O)1 10 128 13,052 10 116 18,263 10 113 24,264 10 107 33,645 10 103 38,44
G. PERHITUNGAN
Dari beberapa data dapat diambil satu acuan perhitungan
sebagai metode perolehan hasil perhitungan :1) Mencari volume dalam m3.untuk setiap pipa
V=L m3L
V=10L 1m31000L
V=0.01 m3
2) Mencari Laju (Q) dalam m3/s untuk setiap pipa
Q=Vt
Q=0,01132
Q=¿7,57576E-05 m3❑s
3) Mencari Kecepatan ( u ) dalam percobaan pertama pada 10 mm smooth
bore pipe.
u= Qπ4d2
u=7,57576E-057,57576E-05
u = 0.9645755413 m/s
4) Mencari h (head lose) harus dalam m H2O, jadi dika diketahui 255 mm
H2O pada percobaan pertama untuk 10 mm smooth bore pipe.
h= 2551000
h=0.255
5) Untuk logaritma kecepatan (U) percobaan pertama pada 10 mm smooth
bore pipe.
Percobaan pertama.
Log u = log 0,964575413
logu=¿-0,01566381
6) Untuk logaritma head lose (H) percobaan pertama pada 10 mm smooth
bore pipe.
log (h)=log0,255
log (h)=¿¿ -0,59346
7) Mencari bilangan renold (Re) percobaan pertama pada 10 mm smooth
bore pipe.
ℜ¿u×D×ρ
μ
ℜ¿ 0,964575413×0.01×9980.00115
ℜ¿8370,83706
8) Mencari Faktor Gesek (f) pada percobaan pertama pada 10 mm smooth
bore pipe.
f ¿ 0.316ℜ0.25
f ¿ 0.3168370,837060.25
f = 0,033036563
9) Mencari head lose calculated ( h clc ) pada percobaan pertama pada 10
mm smooth bore pipe.
hclc ¿f×L×u22×d×g
hclc ¿0,033036563×1×0,9645754132
2×0.01×9.81
hclc ¿0,156663647
Berdasarkan perhitungan di atas dapat di terapkan juga
pada pipa selanjutnya yakni:
17 mm smooth bore pipe.
17 mm artfical roughened pipe.
Nilai dari perhitungan di atas dapat di liahat pata
tabel yang telah di sediakan :
Nilai dari percobaan pertama pada 10 mm smooth bore
pipe dapat di lihat pada tabel 1
Nilai dari percobaan Kedua pada 17 mm smooth bore pipe
pada tabel 2
Nilai dari percobaan Kedua pada 17 mm artfical
roughened pipe pada tabel 3
10)Mencari Q dan U pada pipa 450 Elbow sama dengan prosedur di atas
Selanjutnya mencari K pada pipa 450 Elbow Percobaan pertama!.
K=h×2×gu2
K=0,00163m×2×9,81m/s2
¿¿
11)Rumus Mencari U teori pada pitot static tube,.
Pada Percobaan pertama.
uteori=√2×g×h
uteori=√2× 9,81ms×0,00322mH2O=0,25134916m/s
Untuk nilai u teori venturi dan oriface dapat di lihat
pada tabel.
12)Mencari Q teori berdasarkan pada percobaan pertama dengan pipa pitot
static tube.
Q teori ¿ (A )x (uteori )
Q teori ¿¿ 0,000452389) x (0,25134916)
Q teori = 0,000114
13)Mencari Error berdasarkan pada percobaan pertama dengan venturi
meter.
%eror Qbesar−QkecilQbesar
%eror 0,000124516−8,06452E-050,000124516
×100%=35%
14)Untuk mencari Q teori pada pipa Venturi meter dan orifice meter di
gunakan
rumus berikut.
Qteori=cdA1[1−( A1A2 )2]
−0,5
A1=π4D2
A2=π4D2
A1=π40,0182=0,000254469
A2=π40,0392=0,001194591
Qteori=0,980,000254469m2[1−(0,0002544690,001194591 )2]
−0,5
=¿0,00
0124516
Perhitungan di atas merupakan hasil dari percobaan pertama
pada
Venturi meter.
Nilai dari perhitungan di atas dapat di liahat pata
tabel yang telah di sediakan :
Nilai dari percobaan keempat pada 45o Elbow dapat di lihat pada
tabel 4
Nilai dari percobaan keempat pada Pitot Static Tube dapat di
lihat pada tabel 5
Nilai dari percobaan Kelima pada Venturi meter pada
tabel 6
Nilai dari percobaan Keenam pada Oriface pada tabel 7
Tabel4 45°elbow
no
v (liter)
waktu(s)
Head (mmH2O)
V (m^3)
Head (mH2O) Q u K
1 10 36 1,63 0,01 0,001630,0002
780,5658
840,0998
69
2 10 32 3,21 0,01 0,003210,0003
130,6366
20,1553
97
3 10 29 5,03 0,01 0,005030,0003
450,7024
770,1999
87
4 10 28 7,52 0,01 0,007520,0003
570,7275
650,2787
23
5 10 25 9,08 0,01 0,00908 0,00040,8148
730,2682
9
0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0.000450
0.1
0.2
0.3
Grafik hubungan Q VS K450 Elbow
Q (m^3/s)
K
Tabel 5 pitot static tube
no
v (liter)
waktu(s)
Head (mmH2O)
V (m^3)
Head (mH2O) Q u
u teori
q teori Eror
1 10 58 3,22 0,010,003
220,000172
0,381118
0,251349
0,000114
34,05%
2 10 46 6,2 0,010,006
20,000217
0,48054
0,348775
0,000158
27,42%
3 10 42 8,7 0,010,008
70,000238
0,526306
0,413151
0,000187
21,50%
4 10 37 12,74 0,010,012
740,000
270,597
4280,499959
0,000226
16,31%
5 10 32 14,32 0,010,014
320,000313
0,690777
0,530055
0,00024
23,27%
0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.0160
0.0001
0.0002
0.0003
0.0004
Grafik hubungan Q VS h"Pitot"
h
Q
Tabel 6 venturi meter
no
v(liter)
waktu(s)
Head(mmH2O)
V(m^3)
Head(mH2O) Q
uteori
Qteori eror
1 10 124 12,13 0,01 0,012138,065E-05
0,487843
0,000125 35%
2 10 114 16,67 0,01 0,016678,772E-05
0,571896
0,000146 40%
3 10 111 20,31 0,01 0,020319,009E-05
0,631254
0,000161 44%
4 10 103 29,11 0,01 0,029119,709E-05
0,755737
0,000193 50%
5 10 55 34,42 0,01 0,034420,0001818
0,821779
0,00021 13%
0.01 0.02 0.03 0.040
0.000050.00010.000150.00020.00025
H vs (Q dan Q Teori)"Venturi"
Q teoriQ Praktek
H
Q da
n Q
teor
i
Tabel 7 orifice
no
v (liter)
waktu(s)
Head (mmH2O) V (m3)
Head (mH2O) Q
u teori
Q teori error
1 10 128 13,05 0,01 0,13057,813E-
051,6001
280,0002
5 69%
2 10 116 18,26 0,01 0,18268,621E-
051,8927
790,0002
96 71%
3 10 113 24,26 0,01 0,2426 8,85E-052,1816
990,0003
41 74%
4 10 107 33,64 0,01 0,33649,346E-
052,5690
790,0004
01 77%
5 10 103 38,44 0,01 0,38449,709E-
052,7462
570,0004
29 77%
0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.40
0.00010.00020.00030.00040.0005
H VS ( Q dan Q Teori)Orifice Meter
Q PraktekQ Teori
H ( mH2O
Q da
n Q
Teori
H. PEMBAHASAN
Pada grafik hunbungan antara u Vs h pada pipa 10 mm
smooth bore pipe, 17 mm smooth bore pipe dan 17 mm
artfical roughened pipe didapatkan bahwa Semakin besar
kecepatan aliran fluida maka swirl atau vortex yang terjadi
menyebabkan aliran fluida kehilangan energi lebih banyak
sehingga pressure drop yang terjadi semakin besar
Pada grafik bilangan Reynld vs h praktek dan h teori
diatas menunjukkan semakin besar bilangan Reynolds, maka
semakin besar pula pressure drop yang terjadi. Hal ini
disebabkan oleh penambahan debit yang mengakibatkan
meningkatnya turbulensi dan vortex yang hal ini ditandai
dengan meningkatnya bilangan Reynolds. Turbulensi tersebut
mempunyai partikel-partikel yang bergerak acak dan tidak
stabil sehingga sangat potensial untuk membentuk swirl atau
vortex. Semakin besar kecepatan aliran fluida maka swirl atau
vortex yang terjadi menyebabkan aliran fluida kehilangan
energi lebih banyak sehingga pressure drop yang terjadi
semakin besar. Semakin besar pressure drop yang
terjadi, maka koefisien kerugian head () yang terjadi
juga semakin besar.
Pada grafik hubungan antara Q Vs h pada pipa
pitot,venturi dan orifice diatas terlihat bahwa semakin
besar debit, maka semakin besar pula bilangan Tekanan.
Sesuai dengan prinsip Q Semakin meningkat bilangan
Tekanan. maka turbulensi yang terjadi juga semakin besar.
Turbulensi tersebut mempu- nyai partikel-partikel yang
bergerak acak dan tidak stabil sehingga sangat potensial
untuk membentuk swirl atau vortex. Semakin besar kecepatan
aliran fluida maka swirl atau vortex yang terjadi menyebabkan
aliran fluida kehilangan energi lebih banyak sehingga
pressure drop yang terjadi semakin besar.
Pada percobaan yang kami lakuakan menunjukan % eror
dari pipa pitot static tube,venturi meter, orifice yang
kami dapatkan adalah :
% Eror Static tube
%eror venturi meter
%error orifice meter
34% 35% 69%27% 40% 71%21% 44% 74%16% 50% 77%23% 13% 77%
Dimana %eror yang terbesar terdapat pada pipa
orifice meter hal ini disebabkan oleh kelemahan dari pipa
orifice meter yaitu . Pada lubang orifice kecepatan
fluida akan naik tanpa adanya kehilangan energi, ttp
begitu fluida meninggalkan lubang tsb dan kecepatan
berkurang, banyak kelebihan energi kinetik yg hilang
serta penyebab % Eror juga dapat di sebabkan oleh manusia
saat membaca volume,waktu dan tekanan pada saat percobaan
I. KESIMPULAN
Dari praktikum yang kami lakukan kami dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
semakin besar bilangan Reynolds, maka semakin besar pula
pressure drop yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh
penambahan debit yang mengakibatkan meningkatnya
turbulensi dan vortex yang hal ini ditandai dengan
meningkatnya bilangan Reynolds. Turbulensi tersebut
mempunyai partikel-partikel yang bergerak acak dan tidak
stabil sehingga sangat potensial untuk membentuk swirl atau
vortex. Semakin besar kecepatan aliran fluida maka swirl atau
vortex yang terjadi menyebabkan aliran fluida kehilangan
energi lebih banyak sehingga pressure drop yang terjadi
semakin besar.
Nilai % Eror dari pipa pitot static tube,venturi meter,
orifice yang kami dapatkan adalah :% Eror Static tube
%eror venturi meter
%error orifice meter
34% 35% 69%27% 40% 71%21% 44% 74%16% 50% 77%23% 13% 77%
Semakin besar nilai Q maka semakin besar pula tekanan hal
ini disebabkan Semakin besar kecepatan aliran fluida maka
swirl atau vortex yang terjadi menyebabkan aliran fluida
kehilangan energi lebih banyak sehingga pressure drop yang
terjadi semakin besar. hal dapat dilihat pada tabel
hubungan antara Q Vs h
J. DAFTAR PUSTAKA
Fluid Mechanics Petunjuk Praktikum “Satuan Operasi Teknik Kimia”, PEDC,
Bandung. Ardy Haryanto, Agung Widodo, Francisca Dewi 2013:”
PENGARUH JARAK PELETAKAN VORTAB FLOW CONDITIONER TERHADAPKOEFISIEN KERUGIAN HEAD ALIRAN FLUIDA PADA ORIFICE”sekripsi:”Universitas Brawijaya Malang”
Tri Hartono:” BAB V PENENTUAN LAJU VOLUMETRIK DG BERBAGAI JENIS ALAT UKUR”PomerPoint:”Politeknik Negri Ujung Pandang”
Tri Hartono:” Aliran Fluida Dalam Pipa”PomerPoint:”Politeknik Negri Ujung Pandang”