Post on 11-Mar-2023
GAMBARAN INSPEKSI KANTIN SEKOLAH DASAR
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAPUNG I
KECAMATAN TAPUNG TAHUN 2019
Proposal Tugas Akhir
Diajukan ke Program Studi D3 Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Padang
Sebagai Persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma 3 Poltekkes
Kemenkes Padang
OLEH :
ASTIN SELPIYANTI NIM : 181140771
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKES KEMENKES PADANG
TAHUN 2019
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
D3 SANITASI
Tugas Akhir, Juni 2019
Astin Selpiyanti. 181140771
Gambaran Inspeksi Kantin Sekolah Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I
Kecamatan Tapung Tahun 2019
(iv + 34 + 6 tabel + 8 Lampiran)
ABSTRAK
Inspeksi kantin sekolah dasar berdasarkan dinas kesehatan kabupaten Kampar tahun 2019
tentang penilaian sekolah sehat. Kantin sebagai sarana penyedia makanan dan minuman harus
memiliki sarana fasilitas sanitasi dasar seperti, tempat cuci tangan, tempat cuci peralatan, dan
pencucian bahan makanan dan peralatan. Semua itu harus tersedia untuk menunjang terwujudnya
keadaan sanitasi kantin yang memenuhi syarat kesehatan dan untuk mencegah terjadinya
kontaminasi penularan makanan oleh mikroba akibat sanitasi lingkungan yang buruk.
Penelitian Ini bersifat deskriptif yaitu menggambarkan inspeksi kantin sekolah dasar di
Wilayah Kerja Puskesmas Tapung 1 Kecamatan Tapung Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan di
SDN 019 Tanjung Sawit dan SDN 038 Sei Lambu Makmur bulan januari 2019-februari 2019.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sanitasi kantin (tempat pengolahan makanan)
sekolah dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar
tahun 2019 dikategorikan baik sebanyak 5 kantin dan yang kurang baik sebanyak 5 kantin.
Diharapkan dengan informasi yang didapat dari laporan penelitian ini pemerintah
setempat dapat memberikan pelatihan higiene dan sanita sikepada pemilik atau penjamah kantin
di wilayah kerja Puskesmas Tapung Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar maupun sekitarnya.
Kata Kunci : Inspeksi Kantin Sekolah
Daftar Pustaka : 18 (2005-2016)
KEMENKES PADANG HEALTH POLITECHNIC
D3 SANITATION
Final Project, June 2019
Astin Selpiyanti. 181140771
Overview of Elementary School Canteen Inspection in the Work Area of Tapung I Health
Center Tapung District in 2019
(iv + 34 + 6 tables + 8 attachments)
ABSTRACT
Primary school canteen inspection based on the Kampar district health office in 2019
regarding the assessment of healthy schools. The canteen as a means of providing food and
beverages must have basic sanitation facilities such as hand washing facilities, washing facilities,
and washing food and equipment. All that must be available to support the realization of canteen
sanitation conditions that meet health requirements and to prevent contamination of food
transmission by microbes due to poor environmental sanitation.
This research is descriptive in that it describes the inspection of elementary school
canteens in the Work Area of Tapung 1 Public Health Center, Tapung Subdistrict in 2019. This
research was conducted at SDN 019 Tanjung Sawit and SDN 038 Sei Lambu Makmur in January
201- February 2019.
The results showed that the sanitation of the canteen (food processing place) of primary
schools in the Work Area of Tapung I Community Health Center, Tapung District, Kampar
District in 2019 was categorized as good as 5 canteens and less well as 5 canteens.
It is expected that with the information obtained from this research report the local
government can provide hygiene training and procedures to the owner or canteen handler in the
working area of Tapung Health Center, Tapung District, Kampar District and its surroundings.
Keywords : School Canteen Inspection
Bibliography : 18 (2005-2016)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama Lengkap : Astin Selpiyanti
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Lahat,12 September 1976
3. Agama : Islam
4. Alamat : Jlr.Poros RT.10 RW.02 Desa Sei Lambu Makmur
5. Nama Ayah : Abdul manan Duris
6. Nama Ibu : Holisah
7. No Telp/ Email : 081365606850 / astinselpiyanti@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
No Riwayat Pendidikan Tahun Lulus
1 TK IWKA Lahat 1984
2 SDN 011 Lahat 1985
3 SMPN 05 Lahat 1991
4 SMAN 02 Lahat 1994
5 SPPH Palembang 1995
6 Program Studi D3 Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Padang
2019
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan proposal Tugas Akhir yang
berjudul “Gambaran Inspeksi Pada Kantin Sekolah Dasar Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tapung Kecamatan Tapung Tahun 2019”.
Penyusunan dan penulisan Proposal Tugas Akhir ini merupakan suatu rangkaian
dari proses pendidikan secara menyeluruh di Program Studi D3 Jurusan Kesehatan
Lingkungan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang dan juga sebagai prasyarat dalam
menyelesaikan pendidikan D3 Jurusan Kesehatan Lingkungan pada masa akhir
perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai pada penyusunan Proposal Tugas Akhir ini, sangatlah sulit bagi
penulis untuk menyelesaikan proposal ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada Suami tercinta yang telah memberi dukungan dengan tulus baik berupa moril
maupun materil serta bimbingan dan pengarahan dari Ibu Hj.Awalia Gusti,S.Pd.M.Si,
selaku pembimbing materi penulisan Proposal Tugas Akhir (Pembimbing I) dan Bapak
Darwel SKM.M.Epid, selaku pembimbing teknis penulisan Proposal Tugas Akhir
(Pembimbing II) serta berbagai pihak yang penulis terima, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proposal Tugas Akhir ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr Burhan Muslim, S.K.M., M.Si., Selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Padang.
2. Ibu Hj Awalia Gusti, S.Pd, M.Si., Selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang.
ii
3. Bapak Aidil Onasis, S.K.M., M.Kes., Selaku Ketua Prodi D3 Jurusan Kesehatan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang.
4. Dosen dan staff Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Padang.
5. Bapak M. Zen, S.Pd selaku kepala sekolah SDN.038 Sei Lambu Makmur
6. Ibu Hayati, S.Pd selaku kepala sekolah SDN. 019 Tanjung Sawit.
7. Teman-teman yang telah memberi dukungan dalam penyelesaian proposal ini,
khususnya RPL Angkatan 2 Jurusan Kesehatan Lingkungan.
Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan yang ada, sehingga penulis
merasa masih belum sempurna, baik dalam isi maupun dalam penyajiannya. Untuk itu
penulis selalu terbuka atas saran yang membangun guna penyempurnaan Proposal Tugas
Akhir ini.
Penulis berharap, semoga penulisan proposal ini bermanfat bagi kita terutama bagi
penulis sendiri dalam menambah ilmu serta wawasan khususnya tentang kesehatan
lingkungan.
Padang, Juni 2019
Penulis
(ASTIN SELPIYANTI)
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................i
DAFTAR ISI ...............................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................6
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................6
D. Manfaat Penelitian .....................................................................................6
E. Ruang Lingkup Penelitian .........................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Makanan ..................................................................................7
B. Pengertian Kantin Sekolah ........................................................................7
C. Inspeksi Sanitas Sekolah............................................................................8
D. Penyehatan Makanan .................................................................................9
E. Prinsip dalam Hygiene dan Sanitasi Makanan ..........................................10
F. Persyaratan Fasilitas Sanitasi .....................................................................16
G. Alur Pikir ...................................................................................................18
H. Definisi Operasional ..................................................................................18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..........................................................................................20
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................................20
C. Objek Penelitian.........................................................................................20
D. Cara Pengumpulan data .............................................................................20
E. Instrumen Penelitian ..................................................................................20
F. Pengolahan data .........................................................................................21
G. Analisis data...............................................................................................21
H. Penyajian data ............................................................................................21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Puskesmas Tapung 1 .....................................................22
B. Hasil Penelitian ...........................................................................................23
C. Hasil Pembahasan ......................................................................................26
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................31
B. Saran ...........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Definisi sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 adalah
suatu kondisi dengan kualitas sempurna pada badan secara fisik, mental, maupun secara
sosial serta tidak hanya semata-mata karena tidak adanya penyakit atau kelemahan.
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945.1
Dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 48
dijelaskan bahwa upaya penyelenggaraan kesehatan dilaksanakan melalui kegiatan-
kegiatan kesehatan keluarga, perbaikan gizi, pengawasan makanan dan minuman,
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, kesehatan jiwa, pemberantasan penyakit,
pemulihan kesehatan, penyuluhan kesehatan masyarakat, pengawasan farmasasi dan alat
kesehatan, pengawasan zat aditif, kesehatan sekolah, kesehatan olahraga, pengobatan
tradisional, dan kesehatan mata. Upaya-upaya tersebut telah dilaksanakan dalam
pembangunan kesehatan namun hasilnya masih perlu ditingkatkan lagi agar derajat
kesehatan masyarakat dapat lebih baik dan sesuai dengan arah dan kebijakan kesehatan
yang telah ditetapkan.2
Selanjutnya dalam undang-undang yang sama pasal 108 ayat 1 dinyatakan bahwa
pengamanan makanan dan minuman diselenggarakan guna melindungi masyarakat dari
makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan mengenai standar dan persyaratan
kesehatan, hal tersebut dijelaskan bahwa adanya Undang-undang tersebut bertujuan agar
masyarakat terhindar dari makanan dan minuman yang dapat membahayakan kesehatan,
2
maka pemerintah menetapkan standar dan persyaratan kesehatan agar makanan dan
minuman aman dan layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat. (Mukono, 2000)3
Sanitasi tempat-tempat umum suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah
kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan
timbulnya atau menularnya suatu penyakit. Tempat-tempat umum merupakan tempat
kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat, sarana dan kegiatan tetap yang
diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan
langsung oleh masyarakat, contohnya pada kantin yang merupakan tempat untuk makan,
minum dan berbelanja pada saat istirahat.4
Hygiene dan sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan,
orang, tempat, dan perlengkapan yang dapat atau mungkin akan menimbulkan penyakit
atau gangguan kesehatan (Depkes, 2006).5
Inspeksi kantin sekolah dasar berdasarkan dinas kesehatan kabupaten Kampar
tahun 2018 tentang penilaian sekolah sehat.6
Pada hakikatnya “hygiene” dan “sanitasi” mempunyai pengertian dan tujuan
hampir sama yaitu mencapai kesehatan yang prima. Putu Sudira (1996:17) berdasarkan
buku Theory of Catering dimana dikemukakan bahwa: “Hygiene adalah ilmu kesehatan
dan pencegahan timbulnya penyakit. Hygiene lebih banyak membicarakan masalah bakteri
sebagai penyebab timbulnya penyakit. Seorang juru masak disamping harus mampu
mengolah makanan yang enak rasanya, menarik penampilannya, juga harus layak dimakan.
Untuk itu makanan harus bebas dari bakteri atau kuman penyakit yang membahayakan
kesehatan manusia. Sedangkan sanitasi menurut WHO adalah suatu usaha untuk
mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama
3
terdapat hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik kesehatan dan
kelangsungan hidup.
Sekolah sebagai salah satu institusi pendidikan memiliki kantin yang khusus
disediakan untuk siswa, guru dan masyarakat yang ada di lingkungan sekolah. Keberadaan
kantin sebagai tempat pengolahan makanan bertujuan untuk mempermudahakan
terpenuhinya kebutuhan makanan dan minuman bagi siswa, guru dan masyarakat yang ada
di lingkungan sekolah. Dengan demikian kebutuhan makanan dan minuman tersebut harus
terlindungi dan terjamin kesehatannya agar tercipta tenaga kerja yang produktif.
Selain sebagai tempat pengolahan makanan, memasak dan membuat makanan yang
selanjutnya dihidangkan kepada konsumen, kantin juga dapat menjadi tempat penyebaran
penyakit yang medianya melalui makanan dan minuman. Dengan demikian, makanan dan
minuman yang dijual dikantin berpotensi menyebabkan penyakit bawaan makanan bila
tidak dikelola dan ditangani dengan baik (Mukono, 2000).
Dari sudut kesehatan lingkungan, makanan yang tidak sehat sangat besar
pengaruhnya terhadap kesehatan karena makanan atau minuman dapat berperan sebagai
vektor agent penyakit. Penyakit yang ditularkan melalui makanan dan minuman disebut
sebagai food borne disease.
Untuk mencegah terjadinya kontaminasi makanan akibat sanitasi lingkungan yang
buruk maka perlu adanya upaya hygiene dan sanitasi kantin pada tingkat institusi
pendidikan ataupun sekolah. Kantin sebagai sarana penyedia makanan dan minuman harus
memiliki sarana fasilitas sanitasi dasar seperti, tempat cuci tangan, tempat cuci peralatan,
dan pencucian bahan makanan dan peralatan. Semua itu harus tersedia untuk menunjang
terwujudnya keadaan sanitasi kantin yang memenuhi syarat kesehatan dan untuk mencegah
terjadinya kontaminasi penularan makanan oleh mikroba akibat sanitasi lingkungan yang
4
buruk. Selain itu hal penting dalam menunjang terwujudnya makanan dan hyginen dapat
dilihat dari bagaimana perilaku penjamah makanan saat mengolah makanan.
Di Negara-negara berkembang sekitar 70% kasus penyakit diare berhubungan
dengan konsumsi makanan yang terkontaminasi (Gizaw Z, 2014). Sebanyak 700.000 orang
meninggal setiap tahun sebagai akibat dari penyakit keracuanan makanan. Penyakit diare
yang terjadi akibat makanan yang terkontaminasi menyebabkan 2 juta kematian pada anak-
anak (Ali, 2013). Di Negara Malaysia, angka kejadian keracunan makanan pada tahun
2008 dan 2009 menunjukan peningkatan yaitu 36,17 sampai dengan 62,47 per 100.000
penduduk (Norazmir, 2012). Negara Afrika melaporkan kejadian keracunan makanan pada
siswa sekolah dengan kejadian 800.000 anak meninggal akibat dari gejala keracunan
makanan seperti diare yang tidak ditangani dengan cepat.
Sedangkan di Indonesia sendiri, menurut laporan Badan POM RI menunjukan
bahwa setiap tahun Indonesia masih mengalami kejadian luar biasa (KLB) keracunan
makanan, seperti pada tahun 2011 sebanyak 128 kejadian yang mencakup 3121 kasus dan
12,30% diantaranya meninggal dunia, tahun 2012 sebanyak 84 kejadian yang mencakup
823 kasus dan 10,53% diantaranya meninggal dunia, serta pada tahun 2013 sebanyak 48
kejadian yang mencakup 4985 kasus dan 18,33% diantaranya meninggal dunia. Diketahui
dari data badan POM RI menunjukan bahwa jenis pangan penyebab KLB keracunan
pangan tahun 2012 adalah pangan jajanan sebanyak 23 kejadian (27,38%), pangan jasa
boga sebanyak 19 kejadian (22,62%), pangan olahan sebanyak 10 kejadian (11,91%),
pangan segar sebanyak 1 kejadian (1,19%), tidak diketahui sebanyak 5 kejadian (5,95%),
dan lain-lain sebanyak 3 kejadian (3,57%).
Demi memberikan jaminan mutu dan keamanan terhadap Pangan Jajanan Anak
Sekolah (PJAS), perlu upaya maksimal berupa penyediaan “kantin sehat” di beberapa
5
sekolah di Kec.Tapumg Maka dari itu program kantin sehat yang bertujuan untuk
menguatkan masing-masing sekolah untuk mampu menyediakan kantin yang sehat serta
pangan yang aman dikonsumsi bagi para murid di sekolah karena asupan gizi dari setiap
makanan yang di konsumsi anak-anak harus terjaga dengan baik karena berpengaruh
terhadap kesehatan dan pertumbuhannya.
Sekolah Dasar adalah institusi pendidikan tingkat dasar yang terletak di Wilayah
kerja Puskesmas Tapung I Kecamatan Tapung.dengan jumlah sekolah sebanyak 13
Sekolah, memiliki sebanyak 54 Kantin yang merupakan tempat favorit bagi siswa dan
siswi saat beristirahat sehingga selalu ramai dikunjungi.Setiap Sekolah ini terdapat 4 buah
kantin dan banyak pedagang keliling yang masuk untuk berjualan di lingkungan sekolah
yang menawarkan berbagai macam makanan.
Dari survey awal yang telah diamati pada kantin Sekolah Dasar di wialayah kerja
Puskesmas Tapung I peneliti mendapatkan data dari dinas kesehatan kabupaten Kampar
tahun 2019. Bahwa dari sarana kantin yang ada diwilayah kerja puskesmas Tapung 1
kantin di SD 019 Tanjung Sawit merupakan kantin yang telah mendapatkan sertifikat uji
laik hygiene sanitasi dari dinas kesehatan, sementara kondisi di SD 038 Sei Lambu
Makmur tidak memiliki sertifikat uji laik hygiene sanitasi. Berdasarkan kondisi tersebut
maka peneliti ingin mendapatkan gambaran tentang kondisi hygiene sanitasi di wilayah
kerja pada SD yang ada.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Gambaran Inspeksi Pada Kantin Sekolah Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tapung I Kecamatan Tapung Tahun 2019”.
6
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran inspeksi pada
kantin Sekolah dasar di Wilayah kerja Puskesmas Tapung I Kecamatan Tapung
Kabupaten Kampar Tahun 2019.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran inspeksi pada kantin Sekolah dasar di Wilayah kerja
Puskesmas Tapung I Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar Tahun 2019.
2. Tujuan khusus
a. Diketahuinya Inspeksi kantin SDN.019 Tanjung Sawit di wilayah kerja
Puskesmas Tapung I
b. Diketahuinya Inspeksi kantin SDN 038 Sei Lambu Makmur di wilayah kerja
Puskesmas Tapung I
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah tentang fasilitas yang ada di sekolah,
terutama fasilitas kantin Sekolah Dasar di wilayah kerja Puskesmas Tapung I
2. Sebagai bahan masukan bagi pedagang kantin Sekolah dalam personal hygiene
tenaga penjamah makanan.
3. Bagi peneliti dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan, pengalaman, dan
wawasan dalam melakukan penelitian yang di dapatkan di bangku perkuliahan.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah Untuk mengetahui gambaran inspeksi pada
kantin Sekolah dasar yang terdiri dari 2 Sekolah dan 10 buah Kantin yang ada di Wilayah
kerja Puskesmas Tapung I Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar Tahun 2019.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Makanan
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat
memerlukan pengolahan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Makanan yang
dibutuhkan tentunya harus bernilai gizi baik. Selain nilai gizi, hal lain juga akan
diperhatikan, seperti cara mengolah, kebersihan penjamah makanan, dan bagaimana
makanan tersebut disajikan. Berbagai pilihan makanan tersedia di berbagai tempat dengan
kualitas yang bervariasi.
B. Pengertian Kantin Sekolah
Kantin sekolah adalah merupakan salah satu bentuk layanana khusus disekolah
yang berusaha menyediakan makanan dan minuman yang dibutuhkan dan siswa atau
personil sekolah.
Tujuan kantin sekolah yaitu untuk memberikan kesempatan kepada murid umtuk
belajar memilih makanan yang baik dan sehat. Dan memberikan bantuan dalam
mengajarkan ilmu gizi secara nyata. Menganjurkan kebersihan dan kesehatan serta
memberikan gambaran tentang manajemen pengolahan bahan makanan yang praktis dan
baik. Menghindari terbelinya makanan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan
kebersihan dan kesehatan nya. (Depdiknas, 2007). Persyaratan kantin/ warung sekolah
menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang persyaratan kantin/ warung sekolah adalah
tersedianya tempat pencucian peralatan makan dan minum dengan ait yang mengalir,
tersedianya tempat cuci tangan bagi pengunjung kantin/ warung sekolah, tersedianya
tempat penyimpanan bahan makanan, tersedianya tempat penyimpanan makanan siap saji
7
8
dan tertutup, tersedia tempat penyimpanan peralatan makan dan minum, lokasi kantin/
warung sekolah minimal berjarak 20 m dengan tempat penampungan sampah sementara.
Sedangkan, tata laksana kantin/ warung sekolah adalah makanan jajanan yang dijual harus
dalam keadaan terbungkus/ tertutup, makanan jajanan yang disajikan harus dalam keadaan
baik dan tidak kadaluarsa, tempat penyimpanan makanan yang dijual harus selalu
terpelihara dan selalu dalam keadaan bersih terhindar dari debu, bahan kimia berbahaya,
serangga dan hewan, tempat pengolahan makanan harus bersih dan memenuhi syarat
kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, peralatan yang dicuci dengan air bersih
yang mengalir atau dalam dua wadah yang berbeda dan menggunakan sabun, peralatan
yang sudah bersih harus disimpan ditempat yang bebas pencemaran, peralatan yang
digunakan untuk mengolah dan menyajikan makanan jajanan harus sesuai dengan
peruntukkannya.
C. Inspeksi Sanitasi Sekolah Dasar
1. Pengertian Sekolah Dasar
Proses pendidikan yang diberikan kepada anak didik yang mendasari setiap
pendidikan selanjutnya. Sekolah merupakan tempat berkumpulnya siswa dan warga
sekolah dalam kegiatan proses belajar mengajar. Sebagian besar waktu anak-anak
dihabiskan dilingkungan sekolah. Oleh karena nya lingkungan sekolah yang aman,
nyaman, dan sehat sangat diperlukan untuk mendukung proses belajar mengajar.
Fasilitas Sanitasi Sekolah yang meliputi air besih, tilet (kamar mandi, WC dan
Urinoir), sarana Pembuangan Sampah dan Pengendalian Vektor di lingkungan
sekolah perlu mendapatkan perhatian. Fasilitas Sanitasi atau kesehatan lingkungan
yang tidak memadai merupakan faktor risiko terjadinya berbagai gangguan
kesehatan termasuk kecelakaan dan berbagai penyakit berbasis lingkungan.
9
2. Persyaratan Sanitasi Sekolah Dasar
a. Persyaratan lokasi dan bangunan
b. Persyaratan kesehatan ruang kelas
c. Persyaratan fasilitas sanitasi
d. Persyaratan fasilitas penunjang
D. Penyehatan Makanan
Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam kehidupan manusia,
makanan yang dimakan bukan saja memenuhi gizi dan mempunyai bentuk menarik, akan
tetapi harus aman dalam arti tidak mengandung mikrooranisme dan bahan- bahan kimia
yang dapat menyebabkan penyakit. Penyehatan makanan adalah upaya mengendalikan
faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapan yang dapat atau menimbulkan penyakit
atau gangguan kesehatan lainnya (Depkes RI, 2003).
Menurut Chandra (2006) bahwa didalam upaya penyehatan makanan, terdapat
beberapa tahapan yang harus diperhatikan agar keamanan dan kebersihan produk makanan
yang di produksi dapat terjamin.
1. Kebersihan individu dalam pengolahan produk makanan.
2. Keamanan terhadap penyediaan air.
3. Pengelolaan pembuangan air limbah dan kotoran.
4. Perlindungan makanan terhadap kontaminasi selama proses.
5. Pengolahan penyajian dan penyimpanan.
6. Pencucian dan pembersihan alat perlengkapan.
10
E. Prinsip Dalam Hygiene dan Sanitasi Makanan
Prinsip hygiene dan sanitasi makanan adalah upaya praktis dan penyehatan
makanan. Menurut Depkes RI 2004 prinsip-prinsip hygiene sanitasi makanan meliputi:
1. Pemilihan Bahan Makanan
Bahan makanan perlu dipilih yang lebih baik dapat dilihat dari segi kebersihan,
penampilan dan kesehatan. Penjamah makanan dalam memilih bahan yang akan diolah
harus mengetahui sumber-sumber makanan yang baik serta memperlihatkan ciri-ciri bahan
yang baik.
Beberapa hal yang harus diingat tentang pemilihan bahan makanan:
a. Hindari penggunaan, bahan makanan yang berasal dari sumber yang tidak jelas.
b. Mintalah informasi atau keterangan asal-usul bahan yang dibeli.
c. Gunakan catatan tempat pembelian bahan makanan.
d. Belilah bahan di tempat penjualan resmi dan bermutu.
e. Tidak membeli bahan makanan yang sudah kadaluarsa atau membeli daging/
ungags yang sudah terlalu lama disimpan, khususnya organ dalam (jeroan) yang
potensial mengandung bakteri.
f. Membeli daging dan ungags yang tidak terkontaminasi dengan racun/ toksin
bakteri pada makanan.
2. Penyimpanan Bahan Makanan
Tempat penyimpanan bahan makanan harus selalu terpelihara dan dalam keadaan
bersih, terlindung dari debu, terlindung dari bahan kimia berbahaya, serta terlindung dari
serangga dan hewan lain.
a. Bahan makanan kering
1) Semua gudang bahan makanan hendaknya berada di bagian yang tinggi.
11
2) Bahan makanan tidak diletakkan dibawah saluran/ pipa air (air bersih
maupun air limbah) untuk menghindari terkena bocoran.
3) Tidak ada drainase di sekitar gudang makanan.
4) Semua bahan makanan hendaknya disimpan pada rak-rak dengan
ketinggian rak terbawah 15-25 cm.
5) Suhu gudang bahan makanan kering dan kaleng dijaga kurang dari 22 0C.
6) Gudang harus dibuat anti tikus dan serangga lain.
7) Penempatan bahan makanan harus rapi dan tidak terlalu rapat untuk
menjaga sirkulasi udara.
b. Bahan makanan basah/ mudah membusuk dan minuman
1) Bahan makanan seperti buah, sayuran, dan minuman disimpan pada suhu
penyimpanan sejuk (cooling) 10-15 0C.
2) Bahan makanan berprotein yang akan segera di olah kembali disimpan
pada suhu penyimpanan dingin (chilling) 4-10 0C.
3) Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka waktu sampai
24 jam disimpan pada penyimpanan dingin sekali (freezing) dengan suhu
0-4 0C.
4) Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka waktu kurang
dari 24 jam disimpan pada penyimpanan beku (frozen) dengan suhu <0 0C.
5) Pintu tidak boleh sering dibuka karena dapat meningkatkan suhu.
6) Makanan berbau tajam (udang, ikan, dan lain-lain) harus dalam kondisi
tertutup.
12
7) Pengambilan dengan cara first in first out (FIFO), yaitu yang disimpan
lebih dahulu juga digunakan lebih dahulu, agar tidak ada makanan yang
busuk.
3. Pengolahan Makanan
Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi
makanan yang siap santap. Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti kaidah
prinsip-prinsip hygiene sanitasi (Depkes RI, 2004). Dalam proses pengolahan makanan,
harus memenuhi persyaratan hygiene sanitasi terutama menjaga kebersihan peralatan
masak yang digunakan, tempat pengolahan atau disebut dapur serta kebersihan penjamah
makanan (Kusmayadi, 2008).
a. Penjamah makanan
Penjamah makanan adalah seorang tenaga kerja yang menjamah mulai dari
persiapan, mengolah, menyimpan, mengangkut maupun dalam penyajian makanan.
Pengetahuan, sikap dan tindakan seorang penjamah mempengaruhi kualitas
makanan yang disajikan penjamah yang sedang sakit flu, demam dan diare
sebaiknya tidak dilibatkan dahulu dalam proses pengolahan makanan. Jika terjadi
luka penjamah harus menutup luka dengan pelindung kedap air misalnya, plester
atau sarung tangan plastic (Kusmayadi, 2008).
Syarat-syarat penjamah makanan:
1) Tidak menderita penyakit mudah menular, misal: batuk, pilek, influenza,
diare, penyakit perut sejenisnya.
2) Menutup luka (pada luka terbuka/ bisul atau luka lainnya).
3) Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan pakaian.
4) Memakai celemek dan tutup kepala.
13
5) Mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan.
6) Menjamah makanan harus memakai alat/ perlengkapan atau dengan alas
tangan.
7) Tidak merokok, menggaruk anggota badan (telinga, hidung, mulut dan
bagian lainnya).
8) Tidak batuk atau bersin dihadapan makanan jajanan yang disajikan dan
atau tanpa menutup hidung atau mulut.
b. Persiapan tempat pengolahan
Tempat pengolahan makanan yang digunakan harus memenuhi standart dan
persyaratan hygiene sanitasi untuk mencegah resiko pencemaran terhadap
makanan.
Beberapa hal yang penting dalam persiapan tempat pengolahan adalah:
1) Ventilasi harus cukup baik agar asap dan udara panas dapur keluar dengan
sempurna.
2) Lantai, dinding dan ruangan bersih dan terpelihara agar menekan
kemungkinan pencemaran terhadap makanan.
3) Meja peracikan bersih dan permukaannya kuat/ tahan goresan agar bekas
irisan tidak masuk ke dalam makanan.
4) Tungku dilengkapi dengan alat penangkap asap atau pembuang asap
berupa sungkup (hood) atau cerobong asap, agar asap tidak mengotori
ruangan.
5) Ruangan bebas lalat dan tikus. Lalat dan tikus adalah sumber pencemar
yang cukup potensial pada makanan.
c. Peralatan Masak
14
Peralatan/ perlengkapan yang diperlukan dalam proses pengolahan makanan,
seperti pisau, sendok, kuali, wajan dan lain-lainnya perlu diperhatikan yaitu bahan
peralatan: tidak boleh melepaskan zat beracun kepada makanan seperti cadmium,
plumbum, zincum, cuprum, stibium, atau arsenicum. Logam ini beracun yang dapat
berakumulasi sebagai penyakit kemih dan kanker.
d. Peralatan Makanan dan Minuman
Peralatan makanan dan minuman dapat dipergunakan seperti: piring, gelas,
mangkuk, sendok atau garpu harus dalam keadaan bersih. Beberapa hal yang harus
diperhatikan adalah:
1) Bentuk peralatan utuh, tidak rusak, cacat, retak atau berlekuk-lekuk tidak
rata.
2) Peralatan yang sudah bersih dilarang dipegang di bagian tempat makanan,
minuman atau menempel dimulut, karena akan terjadi pencemaran
mikroba melalui jari tangan.
3) Peralatan yang sudah retak, gompel, atau pecah selain dapat menimbulkan
kecelakaan (melukai tangan) juga menjadi sumber pengumpulan kotoran
karena tidak akan di cuci sempurna.
4) Dilarang menggunakan kembali peralatan yang dirancang hanya untuk
sekali pakai.
e. Wadah Penyimpanan Makanan dan Minuman
Wadah penyimpanan baskom, panic, harus dalam keadaan bersih, wadah
penyimpanan perlu diperhatikan cara pemisahan yang benar dan teliti untuk setiap
jenis makanan yang berada didalam ruangan tempat penyimpanan. Makanan kering
dan bahan makanan basah serta makanan matang dan makanan mentah.
15
4. Penyimpanan Makanan Jadi
Dalam Kepmenkes RI No. 1098/Menkes/SK/VII/2003, penyimpanan makanan jadi
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Terlindung dari debu, bahan kimia yang berbahaya, serangga, tikus, dan hewan
lainnya.
b. Disimpan dalam ruangan tertutup dan bersuhu dingin (10-18 0C)
c. Makanan cepat busuk disimpan dalam suhu panas 65,5 0C atau lebih, atau
disimpan dalam suhu dingin 4 0C atau kurang.
d. Makanan cepat busuk untuk penggunaan dalam waktu lama (lebih dari 6 jam)
disimpan pada suhu -5 0C sampai dengan 1
0C.
e. Tidak tercampur antara makanan mentah dan tidak disajikan ulang.
5. Pengangkutan Makanan
Menurut Depkes RI (2000) makanan perlu diperhatikan dalam cara
pengangkutannya, yaitu sebagai berikut:
a. Makanan jadi tidak diangkut bersama dengan makanan mentah.
b. Makanan diangkut dalam wadah tertutup sendiri-sendiri.
c. Pengisian wadah tidak sampai penuh agar tersedia udara untuk ruang gerak.
d. Penempatan wadah dalam kendaraan harus tidak saling mencemari atau
menumpahi.
e. Alat pengangkut yang tertutup khusus dan permukaan dalamnya mudah
dibersihkan.
6. Penyajian Makanan
Menurut Kepmenkes RI No. 1098/Menkes/SK/VII/2003, persyaratan penyajian
makanan adalah sebagai berikut:
16
a. Harus terhindar dari pencemaran.
b. Peralatan untuk penyajian harus terjaga kebersihannya.
c. Harus diwadahi dengan peralatan yang bersih.
d. Penyajian dilakukan dengan perilaku yang sehat dan pakaian yang bersih.
e. Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: ditempat yang
bersih, meja di tutup dengan kain putih atau plastik, asbak tempat abu rokok
dibersihkan setiap saat, peralatan makan dan minum yang telah dipakai paling
lambat 5 meni sudah harus dicuci.
F. Persyaratan Fasilitas Sanitasi
Persyaratan sanitasi kantin sesuai Kepmenkes diatas meliputi faktor bangunan,
kontruksi, dan fasilitas sanitasi, sebagai berikut: (Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1098/MENKES/SK/VII/2003)
1. Air bersih, kualitas air bersih harus memenuhi syarat fisik (tidak berbau, tidak
berasa, tidak berwarna, jernih), serta jumlahnya cukup memadai untuk seluruh
kegiatan.
2. Toilet / jamban. Tersedia toilet, bersih. Didalam toilet harus tersedia septik tank,
peturusan dan bak air. Tersedia sabun/ detergen untuk mencuci tangan. Didalam
toilet harus tersedia bak dan air bersih dalam keadaan cukup.
3. Tempat sampah. Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat,
mempunyai tutup. Tersedia pada setiap tempat/ ruang yang memproduksi sampah.
Sampah di buang setiap 24 jam.
4. Air limbah. Air limbah mengalir dengan lancar, system pembuangan air limbah
harus baik, saluran terbuat dari bahan kedap air, saluran pembuangan air limbah
tertutup.
17
5. Tempat cuci tangan. Fasilitas cuci tangan ditempatkan sedemikian rupa sehingga
mudah dicapai oleh tamu dan karyawan. Fasilitas cuci tangan dilengkapi dengan air
mengalir, sabun/ detergen, bak penampungan yang permukaannya halus, mudah
dibersihkan dan limbahnya dialirkan ke saluran pembuangan yang tertutup.
6. Tempat mencuci peralatan. Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat, dan
mudah dibersihkan. Bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3 bilik/ bak pencuci yaitu
untuk mengguyur, menyabun, dan membilas.
7. Tempat mencuci bahan makanan. Terbuat dari bahan yang kuat, aman tidak
berkarat, dan mudah dibersihkan.
8. Tempat penyimpanan air bersih (tendon air) harus tertutup sehingga dapat menahan
masuknya tikus dan serangga.
9. Ruang dapur, ruang makan, dan penyajian.
a. Dapur. Dapur harus bersih, ruang dapur harus bebas dari serangga, tikus dan
hewan lainnya.
b. Ruang makan. Ruang makan bersih, perlengkapan ruang makan (meja, kursi,
telapak meja), tempat peragaan makanan jadi harus tertutup, perlengkapan
bumbu kecap, sambal, merica, garam, dan lain-lain bersih.
18
Dinas kesehatan Kampar
tentang inspeksi kantin
sekolah
G. Alur Pikir
H. Definisi Operasional
Data tabel di bawah ini dapat di ketahui defenisi operasional dari alur piker adalah
sebagai berikut:
Tabel 1. Defenisi Operasional
No Variabel Definisi
Operasional
Cara ukur Alat ukur
1 kebersihan − ada coretan, ada kotoran
− peralatan tidak tersusun rapi
− tidak ada kotoran
−tidak ada kotoran, peralatan tersusun rapi
√ tidak ada coretan, tidak ada kotoran,
peralatan tersusun rapi
observasi checklist
2 Ventilasi dan
pencahayaan
− tidak ada disisi kiri dan kanan pengap,
ruangan gelap
− tidak pengap
− tidak pengap, ruangan terang
observasi checklist
Kantin
A. Kebersihan
B. Ventilasi dan
pencahayaan
C. Makanan yang dijual
D. Penyajian makanan
yang dijual
E. Petugas/penjaga
kantin
F. Pencucian alat makan
jajanan.
G. Tempat cuci tangan
19
√ ada disisi kiri dan kanan, tidak pengap
ruangan terang.
3 Makanan yang
dijual
−hanya 1 unsur gizi
−hanya 2 unsur gizi
√ 3 unsur gizi/ lebih (karbohidrat, protein,
vitamin, mineral air)
observasi checklist
4 Penyajian
makanan yang
dijual
− terbuka/ tidak terbungkusnya semuanya
− diletakan dalam tempat yang
terbungkus sebagian terbuka sebagian
tertutup
− diletakkan ditempat terbuka dan
makanan tertutup
√ semua diletakkan dalam tempat tertutup
atau terbungkus
5 Petugas/
penjaga kantin
− pakaian tampak tidak tidak bersih dari
luar, fisik tampak tidak sehat dan tidak
bersih
− tampak sehat
− pakaian tampak bersih diluar dan sehat
√ pakaian tampak bersih diluar, fisik
tampak bersih dan sehat
observasi checklist
6 Pencucian alat
makan jajanan
− dengan 1 wadah ember
− dengan 2 wadah ember
√ dengan air mengalir / ledeng
observasi checklist
7 Tempat cuci
tangan
− dengan 1 wadah / ember
√ dengan air mengalir + sabun + lap
bersih
observasi checklist
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu melihat Gambaran Inspeksi Pada Kantin
Sekolah Dasar di wilayah kerja Puskesmas Tapung I
B. Lokasi dan waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Kantin SDN 038 Sei Lambu Makmur dan SDN.019
Tanjung Sawit pada bulan Januari 2019 sampai dengan bulan Februari 2019.
C. Objek Penelitian
Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah lokasi bangunan, fasilitas
sanitasi dan cara penyajian dan proses pencucian peralatan makan 10 Kantin Sekolah
Dasar di wilayah kerja Puskesmas Tapung I
D. Cara pengumpulan data
1. Data primer
Data primer berupa observasi mengenai kondisi bangunan kantin, fasilitas sanitasi
dan hygiene sanitasi pada Kantin SDN 038 Sei Lambu Makmur dan SDN.019 Tanjung
Sawit yang diperoleh melalui observasi yang dilakukan dengan checklist.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh berupa profil SDN 038 Sei Lambu
Makmur dan SDN.019 Tanjung Sawit.
E. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini instrument yang digunakan adalah checklist sesuai dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten Kampar
20
21
F. Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data maka dilakukan pengolahan data secara
manual.
G. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi format inspeksi kantin sekolah dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Kampar.
H. Penyajian Data
Data penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan narasi yang didapatkan
dilapangan tentang Gambaran Inspeksi pada kantin Sekolah Dasar di Wilayah kerja
Puskesmas Tapung I Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar Tahun 2019.
22
BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Lokasi penelitian SDN 019 terletak di desa Tanjung Sawit kecamatan
tapung kabupaten Kampar.
Batasan wilayah Kecamatan Tapung sebagai berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tapung Hilir
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bangkinang Seberang.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kampar Utara
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Tapung Hulu
b. Lokasi penelitian SDN 038 terletak di desa sei lambu makmur
kecamatan tapung kabupaten Kampar. Kecamatan tapung pada umumnya beriklim tropis
dengan temperatur maksimum rata-rata 32° C - 35° C. Keadaan iklim di Kecamatan
Tapung dan tingginya curah hujan di kecamatan tapung dari bulan januari sampai dengan
bulan desember bervariasi antara 100 – 356 mm yang cukup baik untuk pertanian.
Wilayah kerja UPTD UPTD Puskesmas Tapung I seluas + 8.993 km2
22
23
dengan jumlah Penduduk Tahun 2019 sebanyak 20.124 Jiwa yang terdiri dari 8 Desa,
yaitu:
1. Gading Sari
2. Indrapuri
3. Tanjung Sawit
4. Batu Gajah
5. Kenantan
6. Muara Mahat Baru
7. Sei Lembu Makmur
8. Sibuak
(a) Sarana Pendidikan
Diwilayah kerja UPTD Puskesmas Tapung I pada tahun 2019 terdapat
beberapa fasilitas pendidikan mulai dari tingkat Paud, TK, SD, SLTP, SLTA
dengan jumlah fasilitas pendidikan masing – masing berjumlah : Paud sebanyak
8 bh, TK 12 bh, SD/MI 13 bh, SMP/ MTS 3 bh dan SMA / SMK/ MAN
sebanyak 4 bh, Rata-rata penduduk diwilayah kerja UPTD Puskesmas Tapung
I berpendidikan SMA.
(b) Keadaan Lingkungan
Lingkungan wilayah kerja UPTD Puskesmas Tapung I terdiri dari
perumahan, perkantoran, pasar, dan Pabrik serta kebun kelapa sawit dan rawan
terhadap polusi udara, pencemaran lingkungan dan sebagainya.
Lingkungan wilayah kerja UPTD Puskesmas Tapung I dikelingi oleh kebun
sawit dan jalan Lintas Antar Kabupaten dan Antar Propinsi sehingga Kalau
dilihat dari letak dan strategisnya maka UPTD Puskesmas Tapung I berada
pada jalur Lalu lintas sehingga membuat mobilitas masyarakat Tapung sangat
tinggi.
B. Hasil Penelitian
1. Inspeksi Kantin Sekolah
a. Hasil pengamatan inspeksi kantin SDN 019 Tanjung Sawit yaitu:
1. Kebersihan
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu,
sampah, dan bau. Menurut inspeksi, kebersihan kantin 1, kantin 2, kantin 3, kantin
4 dan kantin 5 yang berada dikantin SDN 019 Tanjung Sawit tidak ada coretan,
tidak ada kotoran, peralatan tersusun rapi.
24
2. Ventilasi Pencahayaan
Ventilasi yang dimaksud antara lain pintu, jendela, dan lubang udara. Penentuan
posisi ventilasi-ventilasi ini akan berpengaruh besar terhadap kenyamanan,
keindahan dan keamanan bangunan.
Menurut Inspeksi Ventilasi dan pencahayaan dikantin SDN 019 Tanjung Sawit ada
disisi kiri dan kanan tidak pengap, ruangan terang.
3. Makanan yang dijual mengandung
Menurut inspeksi, Makanan dan minuman yang dijual mengandung 3 unsur/ lebih
(karbohidrat, protein, vitamin, mineral. Air). Seperti menjual nasi goreng, mie
goreng, kue, buah-buahan, makanan ringan dan air mineral.
4. Penyajian makanan yang dijual
Penyajian makanan adalah suatu cara untuk menyuguhkan makanan kepada
orang/tamu untuk disantap secara keseluruhan yang berisikan komposisi yang
diatur dan telah disesuaikan dengan permainan warna yang disusun secara menarik
agar dapat menambah nafsu makan.
Penyajian makanan semua diletakkan dalam tempat tertutup dan terbungkus.
Makanan diletakkan didalam lemari makanan. Ada juga yang dibungkus dengan
daun dan plastik. Agar penyajian makanan dalam keadaan bersih dan sehat, tidak
terkena debu.
5. Petugas/ penjaga kantin
Petugas atau penjaga kantin di SDN 019 Tanjung Sawit ini rata-rata perempuan
berusia 30-40tahun. Penjual kantin menggunakan jilbab dan berpakaian rapi. Setiap
mau menyajikan makanan, petugas atau penjaga kantin mencuci tangan dengan
sabun dan lap bersih. Menurut inspeksi kantin, Penjual kantin berpakaian bersih,
fisik tampak bersih dan sehat.
6. Pencucian alat makan jajanan
Teknik pencucian alat makan jajanan merupakan faktor yang mempengaruhi
bilangan bakteri atau mikroorganisme pada peralatan makan, teknik pencucian
yang salah dapat meningkatkan resiko tercemarnya makanan oleh bakteri.
Pencucian alat makan jajanan di SDN 019 Tanjung sawit menggunakan sabun cuci
piring dan ada kran air yang mengalir.
25
Menurut inspeksi kantin,Pencucian peralatan makanan dengan air mengalir dengan
menggunakan pamsimas.
7. Tempat cuci tangan
Tempat cuci tangan dengan air mengali, menggunakan sabun, dan lap tangan yang
bersih.
Tabel 2. Inspeksi Kantin SDN 019 Tanjung Sawit
Variabel NAMA KANTIN
KANTIN 1 KANTIN 2 KANTIN 3 KANTIN 4 KANTIN 5
Kebersihan 3 3 3 3 3
Ventilasi dan
pencahayaan
3 3 3 3 3
Makanan yang dijual 2 2 2 2 2
Penyajian makanan
yang dijual
3 3 3 3 3
Petugas/ penjaga kantin 3 3 3 3 3
Pencucian alat
makanan jajanan
2 2 2 2 2
Tempat cuci tangan 1 1 1 1 1
Total 21 21 21 21 21
b. Hasil pengamatan inspeksi kantin SDN 038 Sei Lambu Makmur
Hasil pengamatan inspeksi kantin SDN 038 Sei Lambu Makmur yaitu:
1. Kebersihan
Menurut inspeksi, kebersihan kantin Ibu Tum, Ibu Lami, Ibu Tumiyem, Ibu
pipi, Bapak Anto yang berada dikantin SDN 038 Sei Lambu Makmur ada coretan,
ada kotoran, peralatan tidak tersusun rapi / bangunan tidak permanen atau darurat.
2. Ventilasi Pencahayaan
Ventilasi dan pencahayaan dikantin SDN 038 Sei Lambu Makmur bangunan
tidak permanen atau darurat.
3. Makanan yang dijual
Makanan dan minuman yang dijual hanya 2 unsur gizi.
4. Penyajian makanan yang dijual
Penyajian makanan semua diletakkan dalam tempat tertutup dan sebagian ada
yang terbuka.
26
5. Petugas/ penjaga kantin
Penjual kantin berpakaian tampak bersih diluar dan sehat.
6. Pencucian alat makan jajanan
Pencucian peralatan makanan hanya dengan menggunakan 2 wadah ember.
7. Tempat cuci tangan
Tempat cuci tangan hanya dengan 1 wadah/ ember.
Tabel 3. Inspeksi Kantin SDN 038 Sei Lambu Makmur
Variabel NAMA KANTIN
KANTIN 1 KANTIN 2 KANTIN 3 KANTIN 4 KANTIN 5
Kebersihan 0 0 0 0 0
Ventilasi dan
pencahayaan
2 0 0 0 0
Makanan yang dijual 1 1 2 1 1
Penyajian makanan
yang dijual
1 1 3 2 1
Petugas/ penjaga kantin 2 2 2 2 2
Pencucian alat
makanan jajanan
0 1 1 1 1
Tempat cuci tangan 1 0 0 0 0
Total 7 5 8 6 5
Dari tabel diatas bisa kita rekomendasi kantin yang kurang baik di SDN 038 Sei
Lambu Makmur. Kantin 1, kantin 2, kantin 3, kantin 4, dan kantin 5 :
1) Bagi pemilik kantin supaya menjaga kebersihan disekitar ruang
kantin dan halaman kantin. Ada sapu dan tempat sampah yang pakai
tutup masing-masing kantin 1, kantin 2, kantin 3, kantin 4, kantin 5.
2) Bagi pihak sekolah disarankan untuk mengupayakan bangunan
kantin dibuat permanen sehingga akan berpengaruh besar terhadap
kenyamanan kantin.
3) Bagi pemilik kantin supaya menyediakan sabun cuci piring dan
membuat kran air untuk proses pencucian peralatan makan dan
minum.
4) Bagi pemilik kantin supaya menyediakan tempat cuci tangan pakai
sabun lengkap dengan lap tangan yang bersih. Karena keterbatasan
27
biaya disarankan CTPS yang sederhana dari kaleng bekas cat yang
besar atau ember dibuat krannya supaya air mengalir.
C. Pembahasan
1. Inspeksi Kantin
Inspeksi kantin terdiri dari 7 variabel yaitu kebersihan, ventilasi dan
pencahayaan, makanan yang dijual, penyajian makanan yang dijual, petugas/
penjaga kantin, pencucian alat makanan jajanan, tempat cuci tangan.
a. Kebersihan
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu,
sampah, dan bau.
b. Ventilasi Pencahayaan
Ventilasi yang dimaksud antara lain pintu, jendela, dan lubang udara.
Penentuan posisi ventilasi-ventilasi ini akan berpengaruh besar terhadap
kenyamanan, keindahan dan keamanan bangunan.
c. Makanan yang dijual mengandung
Menurut inspeksi, Makanan dan minuman yang dijual mengandung 3 unsur/
lebih (karbohidrat, protein, vitamin, mineral. Air). Seperti menjual nasi
goreng, mie goreng, kue, buah-buahan, makanan ringan dan air mineral.
d. Penyajian makanan yang dijual
Penyajian makanan adalah suatu cara untuk menyuguhkan makanan kepada
orang/tamu untuk disantap secara keseluruhan yang berisikan komposisi
yang diatur dan telah disesuaikan dengan permainan warna yang disusun
secara menarik agar dapat menambah nafsu makan. Penyajian makanan
semua diletakkan dalam tempat tertutup dan terbungkus. Makanan
diletakkan didalam lemari makanan. Ada juga yang dibungkus dengan daun
dan plastik. Agar penyajian makanan dalam keadaan bersih dan sehat, tidak
terkena debu.
e. Petugas/ penjaga kantin
Petugas atau penjaga kantin di SDN 019 Tanjung Sawit ini rata-rata
perempuan berusia 30-40tahun. Penjual kantin menggunakan jilbab dan
berpakaian rapi. Setiap mau menyajikan makanan, petugas atau penjaga
28
kantin mencuci tangan dengan sabun dan lap bersih. Menurut inspeksi
kantin, Penjual kantin berpakaian bersih, fisik tampak bersih dan sehat.
f. Pencucian alat makan jajanan
Teknik pencucian alat makan jajanan merupakan faktor yang
mempengaruhi bilangan bakteri atau mikroorganisme pada peralatan
makan, teknik pencucian yang salah dapat meningkatkan resiko
tercemarnya makanan oleh bakteri. Pencucian alat makan jajanan di SDN
019 Tanjung sawit menggunakan sabun cuci piring dan ada kran air yang
mengalir.
g. Tempat cuci tangan
Tempat cuci tangan dengan air mengalir, menggunakan sabun, dan lap
tangan yang bersih.
Ini adalah tabel Inspeksi kantin dengan 8 variabel yaitu:
Tabel 4. Inspeksi Kantin
NO INSPEKSI KANTIN Variablel Skor
1 Kebersihan o Ada coretan,
ada kotoran
peralatan tidak
tersusun rapi
o tidak ada
kotoran
o tidak ada
kotoran,
peralatan
tersusun rapi
o tidak ada
coretan, tidak
ada kotoran,
peralatan
tersusun rapi
0
1
2
3
2. Ventilasi dan pencahayaan o tidak ada disisi
kiri dan kanan
pengap,
ruangan gelap
o tidak pengap
o tidak pengap,
ruangan terang
0
1
2
3. Makanan yang dijual
mengandung
o hanya 1 unsur
gizi
o hanya 2 unsur
0
1
29
gizi
o 3 unsur gizi/
lebih
(karbohidrat,
protein,
vitamin,
mineral air)
3
4. Penyajian makanan yang dijual o terbuka/ tidak
terbungkusnya
semuanya
o diletakan dalam
tempat yang
terbungkus
sebagian terbuka
sebagian
tertutup
o diletakkan
ditempat terbuka
dan makanan
tertutup
o semua
diletakkan
dalam tempat
tertutup atau
terbungkus.
0
1
2
3
5. Petugas/ penjaga kantin o pakaian tampak
tidak tidak
bersih dari luar,
fisik tampak
tidak sehat dan
tidak bersih
o tampak sehat
o pakaian tampak
bersih diluar dan
sehat
o pakaian tampak
bersih diluar,
fisik tampak
bersih dan sehat.
0
1
2
3
6. Pencucian alat makan jajan o dengan 1 wadah
ember
o dengan 2 wadah
ember
o dengan air
mengalir /
ledeng
0
1
2
7. Tempat cuci tangan o dengan 1 wadah
/ ember
0
30
o dengan air
mengalir +
sabun + lap
bersih
2
Tabel 5. Data Kantin SDN 019 Tanjung Sawit
No Kantin Nama pemilik kantin
1 Kantin 1 Ibu Dedeh
2 Kantin 2 Ibu Yuningsih
3 Kantin 3 Ibu Rizky Widiaastuti
4 Kantin 4 Ibu Siti Ayunih
5 Kantin 5 Ibu Nurmaini
Tabel 6. Data Kantin SDN 038 Sei Lambu Makmur
No Kantin Nama pemilik kantin
1 Kantin 1 Ibu Tum
2 Kantin 2 Ibu Lami
3 Kantin 3 Ibu Tumiyem
4 Kantin 4 Ibu Pipi
5 Kantin 5 Bapak Anto
31
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran isnpeksi pada kantin sekolah di
Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar tahun
2019 kurang baik sebanyak 5 kantin di SDN 038 Sei Lambu Makmur
2. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran isnpeksi pada kantin sekolah di
Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar tahun
2019 yang baik sebanyak 5 kantin di SDN 019 Tanjung Sawit.
B. Saran
1. Bagi dinas setempat agar dapat lebih memperhatikan higiene sanitasi kantin dan
atau tempat penyediaan makan lainnya. Diharapkan dengan informasi yang didapat
dari laporan penelitian ini pemerintah setempat dapat memberikan pelatihan higiene
dan sanitasi kepada pemilik atau penjamah kantin di wilayah kerja Puskesmas
Tapung Kecamatan Tapug Kabupaten Kampar maupun sekitarnya.
2. Bagi pihak sekolah diharapkan membantu mengawasi makanan yang disediakan di
lingkungan sekolah dalam rangka menjaga kesehatan anak didiknya. Melaporkan
jika terdapat kasus kesehatan yang berhubungan dengan ketidaklayakan makanan,
keracunan, dan sebagainya.
3. Pemilik kantin diharapkan dapat meningkatkan higiene sanitasi kantin diantaranya,
penjamah makanan diharapkan untuk menggunakan sarung tangan plastik dan atau
menggunakan peralatan ketika menyentuh makanan, menghindari kontak makanan
dengan anggota tubuh ketika mengolah makanan, mengelap kering peralatan
31
32
makanan setelah dicuci kemudian disimpan ditempat yang tertutup, dan
menyediakan tempat sampah tertutup dan jauh dari tempat makan.
33
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization (WHO), 1948, WHO definition of Health,
http://www.who.int/about/definition/en/print.htm1.
2. Kementrian Kesehatan RI. UU RI NO 36 tahun 2009 Tentang kesehatan.
Jakarta. 2009
3. Anin Dara Bugissa . Gambaran Penerapan Hygiene Sanitasi Makanan
ditinjau dari Karakteristik Penjamah Makanan pada Beberapa Rumah
Makan di sekitar Kampus I Uin Alauddin Makassar : UIN Alauddin
Makasar : 2011
4. Slamet J.S Kesehatan Lingkungan, 2009, Yogyakarta Gadjah Mada
University Press.
5. Fauziah 2010, Gambaran hygiene dan Sanitasi penyelenggaraan Makanan
untuk Lansia di Panti Werda Kristen Hana Kedaung Pamulang Tanggerang
Selatan. Laporan Magang Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatulla Jakarta.
6. Ratna Wulandari. Efek Smartcards Dalam Meningkatkan Pengetahuan
Sikap, dan Praktik dalam Memilih Pangan Jajanan (Journal) Semarang
UniversitasNegeri Semarang ; 2016.
7. Intan Suryani Sumbar KLB Keracunan Pangan PADEK –Padng Ekspres
8. Digital Media (Sumber online),
9. Martawin . Kantin Sekolah Harus siapkan Jajanan Sehat dan Aman.
10. LiterasiNews (Sumber Online).
11. Sumantri, Arif. Kesehatan Lingkungan Edisi Ketiga.Prenada Media Group;
2015
12. Candra, Budiaman Pengantar Kesehatan Lingkungan Buku Kedokteran
EGC; 2005.
13. Malango, Lany Mulyani, 2012 Aspek Hygiene Sanitasi Makanan pada
Rumah Makan di Terminal 42 Andalas Kota Gorontalo 2012, Skripsi
Kesehatan Masyaraaakat Universitas Negeri Gorontalo.
14. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1098/MENKES/SK/VII/2003
Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran.
34
15. Nadia Wati, Gambaran Hygiene dan Sanitasi Kantin Kampus 2 Universitas
Islam Negeri Alauddin Makasar (Skripsi)Makasar Universitas Islam Negeri
Makasar. 2013.
16. Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia
N0,1429/Menkes/SK/XII/2006, Tentang Persyaratan Kantin/Warung
Sekolah.
17. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
942/Menkes/SK/VII/2003 Tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi
Makanan Jajanan.
18. Rejeki, S. Sanitasi Hygiene dan K3, Bandung Rekayasa Sains. 2015
INSPEKSI KANTIN SEKOLAH
NAMA SEKOLAH :
ALAMAT :
NAMA PENGELOLA KANTIN :
TANGGAL INSPEKSI :
NO INSPEKSI KANTIN KETERANGAN
1 Kebersihan o Ada coretan, ada kotoran peralatan tidak
tersusun rapi
o tidak ada kotoran
o tidak ada kotoran, peralatan tersusun rapi
tidak ada coretan, tidak ada kotoran,
peralatan tersusun rapi
2. Ventilasi dan pencahayaan o tidak ada disisi kiri dan kanan pengap,
ruangan gelap
o tidak pengap
o tidak pengap, ruangan terang
ada disisi kiri dan kanan, tidak pengap
ruangan terang.
3. Makanan yang dijual
mengandung
o hanya 1 unsur gizi
o hanya 2 unsur gizi
3 unsur gizi/ lebih (karbohidrat, protein,
vitamin, mineral air)
4. Penyajian makanan yang dijual o terbuka/ tidak terbungkusnya semuanya
o diletakan dalam tempat yang terbungkus
sebagian terbuka sebagian tertutup
o diletakkan ditempat terbuka dan makanan
tertutup
semua diletakkan dalam tempat tertutup
atau terbungkus
5. Petugas/ penjaga kantin o pakaian tampak tidak tidak bersih dari
luar, fisik tampak tidak sehat dan tidak
bersih
o tampak sehat
o pakaian tampak bersih diluar dan sehat
pakaian tampak bersih diluar, fisik tampak
bersih dan sehat
6. Pencucian alat makan jajan o dengan 1 wadah ember
o dengan 2 wadah ember
dengan air mengalir / ledeng
7. Tempat cuci tangan o dengan 1 wadah / ember dengan air mengalir + sabun + lap bersih