Post on 21-Apr-2023
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING TUGAS AKHIR
PERANCANGAN AGRO TECHNO PARK ACEH
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
ANDI FIRDAUS
NIM. 150701037
PROGRAM STUDIARSITEKTUR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM BANDA ACEH
2012 M/ 1442 H
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING TUGAS AKHIR
PERANCANGAN AGRO TECHNO PARK ACEH
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry Sebagai Salah
Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1
Oleh:
ANDI FIRDAUS
NIM. 150701037
Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Zya Dyena Meutia, S.T., M.T. Donny Arief Sumarto, S.T., M.T.
NIDN. 2003078701 NIDN. 1310048201
ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI
PERANCANGAN AGRO TECHNO PARK ACEH
TUGAS AKHIR
Telah Diuji Oleh Panitia Ujian Munaqasyah Tugas Akhir
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry dan Dinyatakan Lulus Serta
Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Strata-1 Dalam Ilmu Arsitektur
Pada Hari / Tanggal Jum’at, 22 Januari 2021
9 Jumadil Akhir 1442 H
Panitia Ujian Munaqasyah Tugas Akhir
Ketua Sekretaris
Zya Dyena Meutia, S.T., M.T. Donny Arief Sumarto, S.T., M.T.
NIDN. 2003078701 NIDN. 1310048201
Penguji I Penguji II
Atika Aditya, S.T., M.UP Astrid Annisa, S.T., M.Arch
Dr. Azhar Amsal ,M.Pd
NIDN. 2001066802
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Andi Firdaus
NIM : 150701037
Prodi : Arsitektur
Fakultas : Sains dan Teknologi
Judul : Perancangan Agro Techno Park Aceh
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggung jawabkannya.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya ilmiah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemiliknya.
4. Tidak memanipulasi dan tidak memalsukan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu mempertanggungjawabkannya.
Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan
telah melakukan pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan. Saya bersedia
menerima sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Banda Aceh, 24 Mei 2021
Yang Menyatakan,
Andi Firdaus
iv
ABSTRAK
Nama : Andi Firdaus
Program Studi : Arsitektur
Fakultas : Sains dan Teknologi (FST)
Judul : Perancangan Agro Techno Park Aceh
Tanggal Sidang : 22 Januari 2021
Tebal Skripsi : 220 Halaman
Provinsi Aceh merupakan wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam yang
memadai untuk suatu pembangunan kawasan Agro Tehno Park, karena Provinsi
Aceh memiliki potensi sumber daya alam berupa Kopi, Minyak Nilam, Kakao,
Kelapa, Pinang, Kelapa Sawit, Karet Alam, Tanaman Pangan dan Tanaman
Hortikultura Potensi Provinsi Aceh tersebut dapat mengangkat kawasan
pembangunan Agro Techno Park dengan menawarkan teknologi dalam
pengolahan Kopi, Minyak Nilam, Kakao, Kelapa, Pinang, Kelapa Sawit, Karet
Alam, Tanaman Pangan dan Tanaman Hortikultura Untuk menanggapi potensi
yang ada di Provinsi Aceh maka diperlukan desain kawasan yang sesuai dengan
potensi yang sudah ada dan sudah disebutkan diatas. Yaitu dengan menggunakan
konsep arsitektur hijau yang dengan memanfaatkan konsep hemat energy
sehingga hasilnya diharapkan dapat berguna untuk waktu yang cukup lama. Agro
Techno Park Aceh adalah pusat pengembangan dan penelitian dari hasil pertanian
yang dikelola sebagai pertumbuhan wirausaha dan sebagai tempat pusat pelayanan
teknologi sains tentang pertanian, selain sebagai tempat pengembangan sains dan
teknologi tentang pertanian, Agro Techno Park juga di dirikan sebagai tempat
wisata baru yang berkonsep wisata edukasi.
Kata Kunci :Agro, Teknologi, Taman, Aceh.
NIM : 150701037
v
ABSTRACT
Aceh Province is an area that has adequate natural resource potential for the
development of the Agro Techno Park area, because Aceh Province has natural
resource potential in the form of Coffee, Patchouli Oil, Cocoa, Coconut, Areca
Nut, Palm Oil, Natural Rubber, Food Crops and Crops Horticulture Potential
Aceh Province can promote the development of Agro Techno Park by offering
technology in processing Coffee, Patchouli Oil, Cocoa, Coconut, Areca Nut, Palm
Oil, Natural Rubber, Food Crops and Horticultural Crops To respond to the
potential that exists in Aceh Province, it is necessary to design an area that is in
accordance with the potential that already exists and has been mentioned above.
That is by using the concept of green architecture by utilizing the concept of
saving energy so that the results are expected to be useful for a long time. Agro
Techno Park Aceh is a center for the development and research of agricultural
products which is managed as an entrepreneurial growth and as a center for
science technology services about agriculture, apart from being a place for
developing science and technology about agriculture, Agro Techno Park was also
established as a new tourist attraction with a tourism concept. education.
Keywords : Agro, Technology, Park, Aceh.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis serahkan kepada Allah SWT. Karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir
Perancangan yang berjudul “PERANCANGAN AGRO TECHNO PARK
ACEH”. Shalawat dan salam penulis sampaikan kepangkuan Rasulullah
Muhammad SAW. Yang telah mengantarkan umatnya ke jalan Iman dan Islam
yang kita rasakan saat ini.
Seminar ini disusun sebagai tugas dari mata kuliah Seminar, pada jurusan
Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Banda Aceh.
Selama penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat arahan dan
bimbingan dari dosen pembimbing dan juga beberapa individu. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan terima kasih kepada yang telah berjasa banyak dalam
proses penulisan laporan ini yaitu :
1. Ibu Zya Dyena Meutia, S.T., M.T sebagai pembimbing I yang telah
membimbing dan membantu serta memberikan dorongan dengan ikhlas
hati kepada saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir hingga selesai.
2. Bapak Donny Arief Sumarto, S.T., M.T sebagai pembimbing II yang telah
membimbing dan membantu saya dengan ikhlas hati dalam menyelesaikan
Tugas Akhir hingga selesai.
3. Ibu Atika Aditya, S.T., M.UP sebagai penguji I dan Ibu Astrid Annisa,
S.T., M.Arch sebagai penguji II dalam sidang munaqasyah saya yang telah
memberi masukan dan saran yang bermanfaat kepada saya.
4. Kepada keluarga terutama orang tua yang telah memberikan dukungan dan
do’a sehingga penyelesaian mata kuliah tugas akhir ini dapat berjalan
dengan baik.
5. Kepada teman-teman arsitektur UIN Ar-Raniry yang telah banyak
membantu dan juga memberikan dukungan untuk dapat menyelesaikan
laporan ini.
vii
6. Kepada beberapa pihak-pihak yang tidak disebutkan yang turut berupaya
memberikan kontribusi bagi kelancaran penyusunan laporan ini.
Selain itu penulis juga sadar bahwa pada penulisan laporan ini dapat
ditemukan banyak kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis sendiri
maupun bagi pembaca lainnya.
Banda Aceh, 24 Mei 2021
Penulis,
Andi Firdaus
viii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING TUGAS AKHIR .................................... i
PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... iii
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................ xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Maksud Dan Tujuan Perancangan .............................................................. 3
1.3 Identifikasi Masalah Dan Rumusan Masalah .............................................. 3
1.3.1 Identifikasi Masalah ......................................................................... 3
1.3.2 Rumusan Masalah............................................................................. 3
1.4 Pendekatan Rancangan................................................................................ 4
1.4.1 Studi Literatur ................................................................................... 4
1.4.2 Pengamatan Lapangan ...................................................................... 4
1.4.3 Studi Banding ................................................................................... 4
1.5 Batasan Rancangan ..................................................................................... 5
1.6 Kerangka Pikir ............................................................................................ 6
1.7 Sistematika Penulisan.................................................................................. 7
BAB II DESKRIPSI OBJEK PERANCANGAN ......................................... 8
2.1 Tinjauan Umum Objek Rancangan ............................................................. 8
2.1.1 Definisi Judul .................................................................................... 8
2.1.2 Jenis Jenis Techno Park .................................................................... 9
2.1.3 Bidang Bidang Techno Park............................................................. 13
2.1.4 Tinjauan Fungsi ................................................................................ 14
2.1.4.1 Deskripsi Penggunaandan Kegiatan ..................................... 14
2.1.4.2 Deskripsi Pengguna .............................................................. 15
2.2 Tinjauan Khusus.......................................................................................... 18
2.2.1 Faktor Pertimbangan Pemilihan Lokasi ........................................... 18
2.2.2 Pemilihan Lokasi .............................................................................. 20
2.2.3 Lokasi Terpilih ................................................................................. 22
2.3 Studi Banding Perancangan Sejenis ............................................................ 24
2.3.1 Profil Jogja Agro Techno Park ......................................................... 24
2.3.2 Visi Misi Jogja Agro Techno Park ................................................... 26
ix
2.3.3 Mardi Agrotech Park Cameron Highland ........................................ 27
2.3.4 Fangshan Wisdom Farm ................................................................... 29
2.3.5 Kesimpulan Studi Banding ............................................................... 33
BAB III PENDEKATAN RANCANGAN ..................................................... 34
3.1 Pengertian .................................................................................................... 35
3.1.1 Ciri – Ciri Arsitektur Tropis ............................................................. 37
3.2 Interpretasi Tema ........................................................................................ 38
3.2.1 Iklim.................................................................................................. 39
3.2.1.1 Iklim Tropis Lembab .......................................................... 40
3.2.1.2 Iklim Tropis Kering ............................................................ 50
3.2.2 Strategi Untuk Bangunan Tropis ...................................................... 51
3.2.3 Desain Bangunan Tropis .................................................................. 52
3.2.4 Dampak Lingkungan Penerapan Arsitektur Tropis .......................... 54
3.3 Studi Banding Tema Sejenis ....................................................................... 55
3.3.1 Science Park Singapura .................................................................... 55
3.3.2 Xiangmi Science Library .................................................................. 57
3.3.3 Science Park Kassel.......................................................................... 60
3.3.4 Kesimpulan Studi Banding Tema ..................................................... 64
BAB IV ANALISA .......................................................................................... 65
4.1 AnalisaKondisiLingkungan......................................................................... 65
4.1.1 Lokasi ............................................................................................... 65
4.1.2 Kondisi Eksisting Tapak ................................................................... 65
4.1.3 Peraturan Setempat ........................................................................... 66
4.1.4 Potensi Tapak ................................................................................... 66
4.1.5 Analisis Tapak .................................................................................. 69
4.1.5.1 Analisa Matahari ................................................................... 69
4.1.5.2 Analisa Angin ....................................................................... 71
4.1.5.3 Analisa Vegetasi ................................................................... 73
4.1.5.4 Analisa Kebisingan ............................................................... 73
4.1.5.5 Analisa View......................................................................... 74
4.2 Analisa Fungsional ...................................................................................... 76
4.2.1 Pengguna Bangunan ......................................................................... 76
4.2.2 Kelompok Pelaku ............................................................................. 76
4.2.3 Pola Aktivitas ................................................................................... 82
4.2.4 Organisasi Ruang .............................................................................. 83
4.2.5 Besaran Ruang .................................................................................. 85
x
BAB V KONSEP PERANCANGAN ............................................................. 93
5.1 Konsep Dasar .............................................................................................. 93
5.1.1 Hijau Berkelanjutan .......................................................................... 93
5.2 Rencana Tapak ............................................................................................ 96
5.2.1 Permintakatan ................................................................................... 96
5.2.2 Tata Letak ......................................................................................... 97
5.2.3 Pencapaian ........................................................................................ 98
5.2.4 Sirkulasi Dan Parkir.......................................................................... 99
5.2.4.1 Sirkulasi ................................................................................ 99
5.2.4.2 Parkir ..................................................................................... 99
5.3 Konsep Bangunan ....................................................................................... 102
5.3.1 Gubahan Massa................................................................................. 102
5.3.2 Fasad Bangunan ................................................................................ 103
5.3.3 Material Bangunan ........................................................................... 104
5.4 Konsep Ruang Dalam ................................................................................. 105
5.5 Konsep Ruang Luar / Landscape ................................................................ 106
5.6 Konsep Struktur .......................................................................................... 109
5.6.1 Sistem Struktur ................................................................................. 109
5.6.2 Denah Bangunan............................................................................... 111
5.7 Konsep Utilitas ............................................................................................ 111
5.7.1 Sistem Distribusi Air Bersih ............................................................. 111
5.7.2 Sistem Distribusi Air Kotor .............................................................. 112
5.7.3 Sistem Instalasi Listrik ..................................................................... 113
5.7.4 Sistem Instalasi Sampah ................................................................... 113
5.7.5 Sistem Pengamanan Dan Kebakaran ................................................ 114
5.7.6 Sistem Penghawaan .......................................................................... 116
BAB VI ............................................................................................................. 117
6.1 Site Plan ...................................................................................................... 117
6.2 Layout Plan ................................................................................................. 118
6.3 Gambar Arsitektural Gedung A .................................................................. 119
6.4 Gambar Struktur Gedung A ........................................................................ 136
6.5 Gambar Mekanikal Elektrikal Dan Plumbing Gedung A ........................... 149
6.6 Gambar Arsitektural Gedung B .................................................................. 162
6.7 Gambar Struktur Gedung B ........................................................................ 179
6.8 Gambar Mekanikal Elektrikal Dan Plumbing ............................................. 190
6.9 Gambar Arsitektural Bangunan Penunjang Agro Techno Park .................. 200
6.10 3D Perspektif Eksterior ............................................................................. 211
6.11 3D Perspektif Interior ................................................................................ 214
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 218
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 RTRW Aceh Besar ................................................................... 18
Gambar 2.2 AlternatifLokasi 1 ..................................................................... 20
Gambar 2.3 AlternatifLokasi 2 ..................................................................... 20
Gambar 2.4 AlternatifLokasi 3 ..................................................................... 21
Gambar 2.5 RTRW Aceh Besar ................................................................... 22
Gambar 2.6 AlternatifLokasi 1 ..................................................................... 23
Gambar 2.7 Jogja Agro Techno Park ........................................................... 24
Gambar 2.8 Green House Jogja Agro Techno Park ..................................... 25
Gambar 2.9 LandscapeJogja Agro Techno Park.......................................... 26
Gambar 2.10 LandscapeJogja Agro Techno Park.......................................... 26
Gambar 2.11 Mardi Agro Techno Park .......................................................... 28
Gambar 2.12 Taman Mardi Agro Techno Park .............................................. 28
Gambar 2.13 Green House Mardi Agro Techno Park.................................... 28
Gambar 2.14 Mardi Agro Techno Park ( Ruang Produksi ) .......................... 28
Gambar 2.15 Taman Mardi Agro Techno Park .............................................. 29
Gambar 2.16 Fangshan Wisdom Farm .......................................................... 29
Gambar 2.17 Taman Fangshan Wisdom Farm.............................................. 30
Gambar 2.18 Area Tanam Fangshan Wisdom Farm ..................................... 30
Gambar 2.19 Green House Fangshan Wisdom Farm .................................... 32
Gambar 2.20 Fangshan Wisdom Farm .......................................................... 32
Gambar 2.21 Lay Out Plan Fangshan Wisdom Farm ..................................... 32
Gambar 3.1 Perbandingan Antara Tinggi Jendela dengan Lebar Overstek . 42
Gambar 3.2 Pengaruh Iklin Terhadap Bangunan ......................................... 44
Gambar 3.3 Pohon Sebagai Peneduh ........................................................... 44
Gambar 3.4 Peresapan Air Hujan ................................................................. 44
Gambar 3.5 Kenyamanan Ruang Berdasarkan Hubungan Antara Suhu,
Kelembapan dan Gerakan Angin.............................................. 45
Gambar 3.6 Pencahayaan Terhadaap Orientasi Ruang ................................ 45
Gambar 3.7 Pengaruh Warna Terhadap Efek Psikologi ............................... 46
Gambar 3.8 Pengaruh Suhu Ruang Berdasarkan Letak dan Bentuk Benda . 46
Gambar 3.9 Beberapa Jenis Shading Device ................................................ 48
Gambar 3.10 Science Park Singapura ............................................................ 55
Gambar 3.11 Lobby Science Park Singapura ................................................. 56
Gambar 3.12 Fasad Science Park Singapura.................................................. 56
Gambar 3.13 Teater Room Science Park Singapura ...................................... 57
Gambar 3.14 Fasad Science Park Singapura.................................................. 57
Gambar 3.15 Ruang Tunggu Science Park Singapura ................................... 57
Gambar 3.16 Fasad dan Plaza Science Park Singapura ................................. 57
xii
Gambar 3.17 Kawasan Xiangmi Science Library .......................................... 58
Gambar 3.18 Xiangmi Science Library .......................................................... 58
Gambar 3.19 Void Xiangmi Science Library ................................................. 59
Gambar 3.20 Lobbry Xiangmi Science Library .............................................. 59
Gambar 3.21 Ruang Rapat Xiangmi Science Library .................................... 60
Gambar 3.22 Entrance Xiangmi Science Library .......................................... 60
Gambar 3.23 Ruang Luar Xiangmi Science Library ...................................... 60
Gambar 3.24 Landscape Xiangmi Science Library ........................................ 60
Gambar 3.25 PlazaScience Park Kassel ......................................................... 61
Gambar 3.26 Lobby Science Park Kassel ...................................................... 61
Gambar 3.27 Denah Science Park Kassel ...................................................... 62
Gambar 3.28 Ruang Start Up Science Park Kassel ....................................... 62
Gambar 3.29 Fasad Science Park Kassel ....................................................... 62
Gambar 3.30 Akses Science Park Kassel ....................................................... 63
Gambar 3.31 Ruang Kelas Science Park Kassel ............................................ 63
Gambar 3.32 Ruang Kerja Science Park Kassel ............................................ 63
Gambar 3.33 Ruang RapatScience Park Kassel ............................................. 63
Gambar 4.1 Peta Provinsi Aceh ................................................................... 65
Gambar 4.2 RTRW Banda Aceh .................................................................. 65
Gambar 4.3 Lokasi Perancangan .................................................................. 65
Gambar 4.4 Peta Kawasan ............................................................................ 65
Gambar 4.5 Jalan Tgk. Dilhoong II .............................................................. 67
Gambar 4.6 Titik Utilitas Eksisting .............................................................. 67
Gambar 4.7 Tiang Listrik ............................................................................. 68
Gambar 4.8 Lampu Jalan .............................................................................. 68
Gambar 4.9 Gardu PLN................................................................................ 68
Gambar 4.10 Tampak Situasi Site .................................................................. 69
Gambar 4.11 Analisa Matahari ...................................................................... 69
Gambar 4.12 Tanggapan Analisa Matahari .................................................... 70
Gambar 4.13 Kantor Ypkr Buah Hati ............................................................ 70
Gambar 4.14 Croos Ventilation...................................................................... 71
Gambar 4.15 Vegetasi Tanggapan Analisa Matahari ..................................... 71
Gambar 4.16 Tanggapan Analisa Angin ........................................................ 71
Gambar 4.17 Croos VentilationI .................................................................... 72
Gambar 4.18 Croos VentilationII ................................................................... 72
Gambar 4.19 Analisa Vegetasi ....................................................................... 73
Gambar 4.20 Tanggapan Analisa Vegetasi .................................................... 73
Gambar 4.21 Analisa Kebisingan ................................................................... 73
Gambar 4.22 Tanggapan Analisa Kebisingan ................................................ 74
Gambar 4.23 Kondisi Site .............................................................................. 74
xiii
Gambar 4.24 Analisa View ............................................................................ 75
Gambar 4.25 Skema Organisasi Aktivitas Datang ......................................... 82
Gambar 4.26 Skema Organisasi Aktivitas Pergi ............................................ 82
Gambar 4.27 Skema Organisasi Aktivitas Pengelola ..................................... 83
Gambar 4.28 Skema Organisasi Aktivitas Pengguna ..................................... 83
Gambar 4.29 Organisasi Ruang Makro .......................................................... 84
Gambar 4.30 Organisasi Ruang Mikro 1 ........................................................ 85
Gambar 4.31 Organisasi Ruang Mikro 2 ........................................................ 85
Gambar 4.32 Organisasi Ruang Mikro 3 ........................................................ 85
Gambar 5.1 Permintakatan Ruang ................................................................ 96
Gambar 5.2 Tata Letak ................................................................................. 97
Gambar 5.3 Konsep Pencapaian ................................................................... 98
Gambar 5.4 Parkir Tegak Lurus ................................................................... 101
Gambar 5.5 Parkir Sudut dan Parkir Paralel ................................................ 101
Gambar 5.6 Parkir Khusus Disabilitas ......................................................... 102
Gambar 5.7 Perkerasan Tempat Parkir Dengan Paving Atau Grass Block .. 102
Gambar 5.8 Konsep Gubahan Massa ........................................................... 103
Gambar 5.9 Transformasi Gubahan Massa .................................................. 103
Gambar 5.10 Facade green Modern .............................................................. 104
Gambar 5.11 Ruang Co Working ................................................................... 105
Gambar 5.12 Ruang Start Up ......................................................................... 105
Gambar 5.13 Lobby ........................................................................................ 106
Gambar 5.14 Plaza ......................................................................................... 106
Gambar 5.15 Pedestrian ................................................................................. 107
Gambar 5.16 Shelter ....................................................................................... 108
Gambar 5.17 Konsep Pendestrian .................................................................. 108
Gambar 5.18 Vegetasi ................................................................................... 108
Gambar 5.19 Area Tanaman .......................................................................... 108
Gambar 5.20 Lampu Taman ........................................................................... 109
Gambar 5.21 Bangku Taman .......................................................................... 109
Gambar 5.22 Kesimpulan Konsep Lanskap ................................................... 109
Gambar 5.23 Pondasi Tapak .......................................................................... 110
Gambar 5.24 Denah Bangunan Simetris Dan Sederhana ............................... 111
Gambar 5.25 Struktur bangunan tahan tsunami ............................................. 111
Gambar 5.26 Sistem Down Feed .................................................................... 112
Gambar 5.27 Skema Distribusi Air Kotor ...................................................... 113
Gambar 5.28 Skema Sumber Listrik .............................................................. 113
Gambar 5.29 Skema Instalasi Sampah ........................................................... 113
Gambar 5.30 CCTV ....................................................................................... 114
Gambar 5.31 Sistem Pemadam Kebakaran .................................................... 114
xiv
Gambar 5.32 Tangga Darurat ......................................................................... 115
Gambar 5.33 Penghawaan Buatan .................................................................. 116
Gambar 6.1 Site Plan .................................................................................... 117
Gambar 6.2 Layout Plan ............................................................................... 118
Gambar 6.3 Denah Lt.1 Gedung A............................................................... 119
Gambar 6.4 Denah Lt.2 Gedung A............................................................... 120
Gambar 6.5 Denah Atap Gedung A ............................................................. 121
Gambar 6.6 Tampak 1 Gedung A ................................................................ 122
Gambar 6.7 Tampak 2 Gedung A ................................................................ 123
Gambar 6.8 Potongan Gedung A ................................................................. 124
Gambar 6.9 Denah Kusen Lt. 1 Gedung A .................................................. 125
Gambar 6.10 Denah Kusen Lt.2 Gedung A ................................................... 126
Gambar 6.11 Detail Kusen 1 Gedung A......................................................... 127
Gambar 6.12 Detail Kusen 2 Gedung A......................................................... 127
Gambar 6.13 Detail Kusen 3 Gedung A......................................................... 128
Gambar 6.14 Detail Kusen 4 Gedung A......................................................... 128
Gambar 6.15 Detail Kusen 5 Gedung A......................................................... 129
Gambar 6.16 Detail Kusen 6 Gedung A......................................................... 129
Gambar 6.17 Detail Kusen 7 Gedung A......................................................... 130
Gambar 6.18 Detail Kusen 8 Gedung A......................................................... 130
Gambar 6.19 Denah Pola Lantai Lt.1 Gedung A ........................................... 131
Gambar 6.20 Denah Pola Lantai Lt.2 Gedung A ........................................... 132
Gambar 6.21 Denah Plafond Lt.1 Gedung A ................................................. 133
Gambar 6.22 Denah Plafond Lt.2 Gedung A ................................................. 134
Gambar 6.23 Detail Plafond Gedung A ......................................................... 135
Gambar 6.24 Denah Pondasi Tapak Gedung A ............................................. 136
Gambar 6.25 Detail Pondasi Tapak 1 Gedung A ........................................... 137
Gambar 6.26 Detail Pondasi Tapak 2 Gedung A ........................................... 137
Gambar 6.27 Denah Pondasi Batu Gedung A ................................................ 138
Gambar 6.28 Detail Pondasi Batu Gedung A................................................. 139
Gambar 6.29 Denah Kolom Gedung A .......................................................... 140
Gambar 6.30 Denah Sloof Gedung A ............................................................ 141
Gambar 6.31 Denah Balok Lantai Gedung A ................................................ 142
Gambar 6.32 Denah Ring Balok Gedung A ................................................... 143
Gambar 6.33 Denah Plat Lantai Gedung A .................................................... 144
Gambar 6.34 Detail Plat Lantai Gedung A .................................................... 145
Gambar 6.35 Tabel Pembesian 1 Gedung A .................................................. 146
Gambar 6.36 Tabel Pembesian 2 Gedung A .................................................. 146
Gambar 6.37 Denah Rencana Kuda Kuda Gedung A .................................... 147
Gambar 6.38 Detail Kuda Kuda Gedung A ................................................... 148
xv
Gambar 6.39 Denah Elektrikal Lt.1 Gedung A .............................................. 149
Gambar 6.40 Denah Elektrikal Lt.2 Gedung A .............................................. 150
Gambar 6.41 Denah Plumbing Lt.1 Gedung A .............................................. 151
Gambar 6.42 Denah Plumbing Lt.2 Gedung A .............................................. 152
Gambar 6.43 Denah Springkler Lt.1 Gedung A ............................................. 153
Gambar 6.44 Denah Springkler Lt.2 Gedung A ............................................. 154
Gambar 6.45 Denah Air Hujan Lt.1 Gedung A ............................................. 155
Gambar 6.46 Denah Air Hujan Lt.2 Gedung A ............................................. 156
Gambar 6.47 Denah Air Hujan Lantai Atap Gedung A ................................. 157
Gambar 6.48 Potongan System Instalasi Air Hujan Gedung A ..................... 157
Gambar 6.49 Denah Ac Central Lt.1 Gedung A ............................................ 158
Gambar 6.50 Denah Ac Central Lt.2 Gedung B ............................................ 159
Gambar 6.51 Detail Lavatory Gedung A ....................................................... 160
Gambar 6.52 Potongan Lavatory Gedung A .................................................. 160
Gambar 6.53 Detail Septictank, Resapan Dan Bak Kontrol Gedung A ......... 161
Gambar 6.54 Detail Plumbing Gedung A ...................................................... 161
Gambar 6.55 Denah Lt.1 Gedung B ............................................................... 162
Gambar 6.56 Denah Lt.2 Gedung B ............................................................... 163
Gambar 6.57 Denah Lt.3 Gedung B ............................................................... 164
Gambar 6.58 Denah Atap Gedung B .............................................................. 165
Gambar 6.59 Tampak 1 Gedung B ................................................................. 166
Gambar 6.60 Tampak 2 Gedung B ................................................................. 167
Gambar 6.61 Potongan Gedung B .................................................................. 168
Gambar 6.62 Denah Kusen Lt.1 Gedung B .................................................... 169
Gambar 6.63 Denah Kusen Lt.2 Gedung B .................................................... 170
Gambar 6.64 Denah Kusen Lt.3 Gedung B .................................................... 171
Gambar 6.65 Detail Kusen 1 Gedung B ......................................................... 172
Gambar 6.66 Detail Kusen 2 Gedung B ......................................................... 172
Gambar 6.67 Detail Kusen 3 Gedung B ......................................................... 173
Gambar 6.68 Detail Kusen 4 Gedung B ......................................................... 173
Gambar 6.69 Detail Kusen 5 Gedung B ......................................................... 174
Gambar 6.70 Detail Kusen 6 Gedung B ......................................................... 174
Gambar 6.71 Denah Pola Lantai Lt.1 Gedung B ........................................... 175
Gambar 6.72 Denah Pola Lantai Lt.2 Gedung B ........................................... 176
Gambar 6.73 Denah Pola Lantai Lt.3 Gedung B ........................................... 178
Gambar 6.74 Denah Plafond Gedung B ......................................................... 179
Gambar 675 Denah Pondasi Tapak Gedung B .............................................. 180
Gambar 6.76 Denah Pondasi Batu Gedung B ................................................ 181
Gambar 6.77 Detail Pondasi Tapak Gedung B .............................................. 181
Gambar 6.78 Detail Pondasi Batu Gedung B ................................................. 182
xvi
Gambar 6.79 Denah Kolom Gedung B .......................................................... 183
Gambar 6.80 Denah Sloof Gedung B ............................................................. 184
Gambar 6.81 Denah Balok Lantai Gedung B ................................................. 185
Gambar 6.82 Denah Ring Balok Gedung B ................................................... 186
Gambar 6.83 Denah Plat Lantai Gedung B .................................................... 187
Gambar 6.84 Detail Plat Lantai Gedung B ..................................................... 187
Gambar 6.85 Tabel Pembesian 1 Gedung B .................................................. 188
Gambar 6.86 Tabel Pembesian 2 Gedung B .................................................. 188
Gambar 6.87 Detail Kuda Kuda Gedung B .................................................... 189
Gambar 6.88 Denah Kuda Kuda Gedung B ................................................... 190
Gambar 6.89 Denah Elektrikal Lt.1 Gedung B .............................................. 191
Gambar 6.90 Denah Eletrikal Lt.2 Gedung B ................................................ 192
Gambar 6.91 Denah Elektrikal Lt.3 Gedung B .............................................. 193
Gambar 6.92 Denah Plumbing Gedung B ...................................................... 193
Gambar 6.93 Denah Lavatory Gedung B ....................................................... 194
Gambar 6.94 Potongan Lavatory Gedung B .................................................. 194
Gambar 6.95 Detail Lavatory Gedung B ........................................................ 195
Gambar 6.96 Denah Air Hujan Gedung B ..................................................... 196
Gambar 6.97 Denah Air Hujan Lantai Atap Gedung B ................................. 197
Gambar 6.98 Denah Springkler Gedung B .................................................... 198
Gambar 6.99 Denah Ac Central Gedung B .................................................... 199
Gambar 6.100 Denah Cafeteria Lt.1 ................................................................ 200
Gambar 6.101 Denah Cafeteria Lt.2 ................................................................ 201
Gambar 6.102 Denah Atap Cafeteria ............................................................... 202
Gambar 6.103 Tampak 1 Cafetaria .................................................................. 203
Gambar 6.104 Tampak 2 Cafetaria .................................................................. 204
Gambar 6.105 Potongan Cafeteria ................................................................... 205
Gambar 6.106 Denah Industry ......................................................................... 206
Gambar 6.107 Denah Atap Industry ................................................................ 207
Gambar 6.108 Tampak 1 Industri .................................................................... 208
Gambar 6.109 Tampak 2 Industri .................................................................... 209
Gambar 6.110 Potongan Industry .................................................................... 210
Gambar 6.111 3D Perspektif Eksterior ............................................................ 211
Gambar 6.112 3D Perspektif Eksterior ............................................................ 212
Gambar 6.113 3D Perspektif Eksterior ............................................................ 213
Gambar 6.114 3D Perspektif Interior 1 ............................................................ 214
Gambar 6.115 3D Perspektif Interior 2 ............................................................ 215
Gambar 6.116 3D Perspektif Interior 3 ............................................................ 216
Gambar 6.117 3D Perspektif Interior 4 ............................................................ 217
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi ................................................................ 21
Tabel 2.2 Kesimpulan Studi Banding Perancangan Sejenis ............................ 34
Tabel 3.1 Faktor bahan permukaan terhadap penyerapan dan pemantulan ..... 46
Tabel 3.2 Kesimpulan Studi Banding Tema Sejenis ....................................... 64
Tabel 4.1 Kelompok Pengguna........................................................................ 77
Tabel 4.2 Aktivitas Ruang ............................................................................... 81
Tabel 4.3 Kebutuhan Ruang ............................................................................ 86
Tabel 4.4 Kebutuhan Ruang ............................................................................ 89
Tabel 4.5 Kebutuhan Ruang ............................................................................ 90
Tabel 4.6 Kebutuhan Ruang ............................................................................ 92
Tabel 4.7 Kebutuhan Ruang ............................................................................ 92
Tabel 4.8 Rekapitulasi Kebutuhan Ruang ....................................................... 93
Tabel 5.1 Prinsip Prinsip Dasar Arsitektur Islam ............................................ 95
Tabel 5.2 Pendekatan arsitektur islam dengan merujuk pada al qur’an dan
sunnah .............................................................................................. 96
Tabel 5.3 Permintakatan Lahan ....................................................................... 96
Tabel 5.4 Tata Letak ........................................................................................ 97
Tabel 5.5 Penentuan Satuan Ruang Parkir ...................................................... 99
Tabel 5.6 Elemen Pengamanan Kebakaran ..................................................... 115
Tabel 5.7 Langkah Langkah Evakuasi............................................................. 116
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agro Tehno Park adalah salah satu konsep pembangunan teknologi
pertanian yang didukung oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo, sesuai dengan
yang ada di dalam perencanaan pembangunan tipe jangka menengah tahun 2015-
2019. Ditetapkannya arah kebijakan dan strategi pembangunan dalam bidang ilmu
pengetahuan teknologi (IPTEK) yang ditargetkan untuk pembangunan Techno
Park dan Science Park sejumlah 100 dalam setiap Provinsi. Agro Techno Park
digunakan sebagai pusat penerepan teknologi yang berkaitan dengan pertanian.
Sebagai wadah pengolahan hasil panen. Selain itu, dari segi inovasi untuk
menyebarluaskan teknologi dalam pertanian, Agro Techno Park diarahkan sebagai
suatu kawasan yang dapat menjadikan suatu desa yang mandiri serta mendapatkan
nilai positif dari masyarakat dan dapat menumbuhkan penghasilan ekonomi
masyarakat.
Dilihat dari lingkup Kementrian Pertanian atau sering disebut dengan
(Kementan) bahwa TSTP (Taman Sains Teknologi Pertanian) terbagi menjadi 3
golongan yaitu:
1. Taman Sains dan Teknologi Pertanian Nasional (TSTPN) atau
National Agro Science Techno Park.
2. Taman Sains Pertanian (TSP)
3. Taman Teknologi Pertanian (TTP)
Agro Techno Park masuk ke dalam kategori TTP atau Taman Teknologi
Pertanian yang di dalamnya meliputi beberapa kegiatan seperti pembelajaran
bagaimana teknologi dalam pertanian. Untuk dapat mewujudkan Agro Tecno Park
pada suatu daerah maka dibutuhkan suatu lahan dan data eksisting yang memiliki
potensi dan daya tarik tersendiri dari sumber daya alam yang ada pada suatu
daerah dan memiliki tanah subur untuk ditanami tumbuhan serta tanaman.
3
Kepala Lembaga Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh ( Ir. Basri A.
Bakar M.Si ) tahun 2015 dalam Focus Group Discussion ( FGD ) menyatakan
badan litbang pertanian bersama BPTP Aceh melakukan survei awal di tiga lokasi
yaitu Aceh Besar, Aceh Selatan dan Dataran Tinggi Gayo. Memilih aceh besar
sebagai lokasi potensial karena lebih layak. Dan beliau juga menegaskan bahwa
Jantho telah ditetap sebagai lokasi ATP karena Agro ekosistemnya yang strategis.
Daerah Aceh memiliki potensi besar di bidang pertanian dan perkebunan.
Pertanian di daerah Aceh menghasilkan beras, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, jagung,
kacang kedelai, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Sedangkan di bidang
perkebunan, daerah Aceh menghasilkan coklat, kemiri, karet, kelapa sawit,
kelapa, kopi, cengkeh, pala, nilam, lada, pinang, tebu, tembakau, dan randu.
Luas areal perkebunan di Aceh 1.073.220 hektare (ha) dengan produksi
1.006.534 ton, produktivitas 1.457 kg/ha, yang terdiri dari perkebunan rakyat
840.068 ha (78,3%) dengan Produksi 693.080 ton, produktivitas 1.297 kg/ha serta
perkebunan besar dengan luas 233.152 ha (22,7%) dengan Produksi 313.454,25
ton. Luas perkebunan tersebut dengan jumlah petani 832.229 kepala keluarga (kk)
dan mampu menyerap tenaga kerja 780.656 orang/ha/tahun (Buku Statistik
Perkebunan Aceh, 2016).
Komoditi binaan Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh 2017 berjumlah
21 jenis tanaman dan dibagi menjadi dua kelompok binaan, yaitu komoditi
unggulan Nasional dan komoditi spesifik daerah. Komoditi unggulan Nasional
yang berkembang terdiri dari 10 jenis, yaitu karet, kelapa, kelapa sawit, kopi,
kakao, cengkih, lada, jambu mete, tebu, dan tembakau. Sedangkan spesifik daerah
terdiri 11 jenis, yaitu pala, pinang, kapuk/randu, nilam, serewangi, kemiri, sagu,
aren, cassiavera, gambir, dan jarak. Jika kedua jenis komoditi digabung, maka
yang menjadi andalan dan unggulan bagi Aceh adalah komoditi 5K (kelapa sawit,
karet, kakao, kopi, dan kelapa dalam) dan PLNCTT (pala, lada, nilam, cengkih,
tebu, dan tembakau).
4
1.2 Maksud Dan Tujuan Perancangan
Maksud dari perancangan Agro Techno Park ialah :
1. Untuk Mewadahi Dan Memfasilitasi Agro Industri Di Aceh.
2. Membuat Perancangan Agro Techno Park berstandar nasional.
3. Merancang agro techno park sebagai tempat wisata baru yang berkonsep
wisata edukasi.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam Perancangan Agro Techno Park
ini
Ialah :
1. Merancang bangunan yang mampu mewadahi kebutuhan kebutuhan Agro
Techno Park.
2. Merancang bangunan dengan pendekatan arsitektur tropis.
3. Menyediakan fasilitas yang mampu mewadahi segala kebutuhan pengguna
Agro Techno Park.
1.3 Identifikasi Masalah Dan Rumusan Masalah
1.3.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang perancangan yang dipaparkan, dapat
diidentifikasi permasalahan antara lain :
1. Merancang bangunan yang mampu mewadahi kebutuhan kebutuhan
Agro Techno Park.
2. Merancang bangunan dengan pendekatan arsitektur tropis?
3. Menyediakan fasilitas yang mampu mewadahi segala kebutuhan
pengguna Agro Techno Park.
1.3.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah perancangan dapat dirumuskan
5
permasalahan perancangan antara lain :
1. Bagaimana desain tata ruang dalam dan tata ruang luar kawasan Agro
Techno Park Aceh yang dapat mewadahi kebutuhan teknologi
pertanian yang baik ?
2. Bagaimana desain Agro Techno Park Aceh dengan pendekatan
Arsitektur Tropis?
3. Bagaimana merancang bangunan yang sesuai dengan kebutuhan
pengguna?
1.4 Pendekatan Rancangan
1.4.1 Studi Literatur
Adapun studi literatur yang dilakukan pada perancanagn agro techno park
aceh besar ialah :
1. Pendekatan teoritis digunakan untuk mengetahui data tentang kebutuhan
ruang yang diperlukan untuk Perancangan Agro Techno Park.
2. Pendekatan deskriptif juga dilakukan untuk mengetahui penataan pada
lansekap Perancangan Agro Techno Park.
1.4.2 Pengamatan lapangan
Pengamatan lapangan yang di lakukan pada Perancangan Agro Techno
Park ialah :
1. Mendapatkan data - data tentang terkait kondisi tapak di kawasan
Perancangan Agro Techno Park Aceh.
2. Mempelajari sekaligus memahami karakteristik tapak.
1.4.3 Studi Banding
1. Membuat perbandingan terhadap kegiatan dan kebutuhan ruang apa saja
yang diperlukan untuk Agro Techno Park.
6
2. Mempelajari tipikal bentuk bangunan serta arah sirkulasi yang ada pada
Agro Techno Park.
3. Mengetahui permasalahan - permasalahan yang sering terjadi di Agro
Techno Park.
1.5 Batasan Perancangan
Batasan pada Perancangan Agro Techno Park Aceh berkaitan dengan ilmu
arsitektur. Adapun batasan - batasan dalam perancangan ini yaitu :
1. Perancangan dibatasi oleh penerapan tema yang akan digunakan dalam
perancangan.
2. Luasan lokasi di sesuaikan dengan kebutuhan Agro Techno Park.
3. Rancangan tidak mencakup RAB.
4. Rancangan tidak mencakup hitungan struktur.
7
1.6 Kerangka Pikir
Permasalahan
Bagaimana desain tata ruang dalam dan tata ruang luar kawasan Agro
Techno Park di Aceh yang dapat mewadahi kebutuhan teknologi
pertanian yang baik.
Bagaimana merancang bangunan yang sesuai dengan kebutuhan
pengguna.
Bagaimana desain Agro Techno Park Aceh dengan pendekatan
Arsitektur Tropis.
Latar Belakang
Potensi pertanian di aceh cukup besar pengaruh bagi ekonomi
daerah.
Belum ada tempat yang berstandar nasional untuk teknologi
bidang pertanian di aceh.
Sebagai wisata baru yang berkonsep edukasi bagi masyarakat.
Maksud Dan Tujuan
Untuk mendukung perkembangan teknologi pertanian Aceh.
Membuat Agro Techno Park yang berstandar nasional.
Menyediakan fasilitas yang mampu mewadahi kebutuhan teknologi
bidang pertanian.
Pengumpulan Data
Analisis
Konsep Perancangan
Studi Lapangan
Fisik
Tinjau Pustaka
NON FISIK
Permasalahan
Bagaimana desain tata ruang dalam dan tata ruang luar kawasan Agro
Techno Park di Aceh yang dapat mewadahi kebutuhan teknologi
pertanian yang baik.
Bagaimana merancang bangunan yang sesuai dengan kebutuhan
pengguna.
Bagaimana desain Agro Techno Park Aceh dengan pendekatan
Arsitektur Tropis.
8
1.7 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan Laporan Seminar Perancangan ini
adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang dari Perencanaan Agro Techno Park Aceh, maksud
dan tujuan, sasaran, identifikasi masalah, pendekatan rancangan, lingkup dan
batasan perancangan, kerangka pikir dan sistematika penulisan laporan.
BAB II DESKRIPSI PERANCANGAN
Berisi berbagai pengertian dan tinjauan tentang kasus perencanaan, studi
banding bangunan sejenis, data mengenai lokasi perancangan, termasuk rencana
tata ruang wilayah yang didalamnya berisi KDB, KLB.
BAB III ELABORASI TEMA
Menjelaskan latar belakang pemilihan dan pengertian tema perancangan,
interpretasi tema dan studi banding proyek dengan tema sejenis sehingga
menghasilkan kesimpulan tentang penjelasan tema.
BAB IV ANALISA
Menganalisis permasalahan yang telah dirumuskan terdiri dari analisis
fungsional, analisis kondisi lingkungan, analisis sistem struktur, dan analisis
sistem utilitas sehingga menghasilkan kesimpulan analisis yang digunakan pada
tahap perancangan.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Tahap penyelesain masal yang telah dianalisis melalui tahapan konsep
dasar, konsep perancangan tapak dan konsep perancangan bangunan.
9
BAB II
DESKRIPSI OBJEK PERANCANGAN
2.1 Tinjaun Umum Objek Rancangan
Objek rancangan adalah Perancangan Agro Techno park Aceh. Merupakan
sebuah kawasan bangunan yang diperuntukan bagi penelitian dan pengembangan
sains dan teknologi berdasarkan kepentingan bisnis.
2.1.1 Definisi Judul
Judul yang akan dijadikan tugas akhir adalah perancangan Agro Techno
park Aceh.
a. Agro Techno Park adalah pusat pengembangan dari hasil pertanian yang
dikelola sebagai pertumbuhan wirausaha dan sebagai tempat pusat
pelayanan teknologi sains tentang pertanian, selain sebagai tempat
pengembangan sains dan teknologi tentang pertanian, Agro Techno Park
juga di dirikan sebagai tempat wisata baru yang berkonsep wisata edukasi
(Kementrian Pertanian, 2016).
b. Agro adalah pembelajaran mengenai gejala atau fenomena yang berkaitan
dengan teori dan praktik tentang pertanian dalam pengelolaan dan
produksi tanaman ( hutan tani, 2014 ).
c. Techno dalam bahasa Indonesia yaitu teknologi. Definisi teknologi
menurut Poerbahawadja Harahap (1982:1357) adalah ilmu yang
mempelajari tentang bagaimana cara kerja teknologi, yang mengacu pada
ilmu pengetahuan yang diterapkan pada suatu instansi bangunan tertentu
(Aris Kurniawan, 2016).
d. Park dalam bahasa Indonesia berarti taman. Definisi taman adalah sebuah
tempat yang dibuat oleh manusia yang biasanya berada di luar ruangan dan
dibuat untuk menampilkan suatu keindahan dari berbagai tanaman yang
alami dan merupakan tempat yang digunakan sebagai kesenangan yang
dijaga keberadaannya (R Rubay, 2013).
10
e. Dikutip dari www.ristekdikti.go.id Sciencepark atau Technopark adalah
suatu kawasan terpadu yang menggabungkan dunia industri, perguruan
tinggi, pusat riset dan pelatihan, kewirausahaan, perbankan, pemerintah
pusat dan daerah dalam satu lokasi yang memungkinkan aliran informasi
dan teknologi secara lebih efisien dan cepat.
f. Provinsi Aceh adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki
jumlah penduduk sebesar 5.3 juta jiwa dengan luas lahan 58.377 km². (
BPS ACEH 2018 )
Sebagai pusat pengembangan teknologi dibidang pertanian di Aceh, Agro
Techno park mempunyai berbagai tujuan, seperti:
Menumbuh kembangkan wirausahawan agribisnis (diversifikasi produk
pertanian).
Lembaga pelatihan dan percontohan (Precision/modern farming,
Sustainable farming, Urban farming, Organic farming, Corporate
farming dll)
Unit Pembelajaran (inkubator) agribisnis.
2.1.2 Jenis - Jenis Techno Park.
Menurut studi pengembangan techno park di Indonesia : survey terhadap
10 techno park di indonesia yang diterbitkan oleh kementrian perencanaan
pembangunan nasional tahun 2015 mendapati empat model techno park yang ada
di indonesia, berikut penjabarannya.
1. Jenis 1 : Techno park dengan Komponen Lengkap.
Sebagaimana disebutkan dalam deskstudy, sebuah technopark dengan
komponen yang lengkap dapat berupa sebuah universitas sebagai basis atau
lembaga riset yang menjadi basis. Pada kriteria ini embrio technopark yang
hampir lengkap dengan semua komponen adalah:
a. Bandung Technopark (BTP) yang dimiliki oleh swasta BUMN yaitu
universitas Telkom.
11
b. Bandung Innovation Park - ITB (BIP-ITB) yang sebagian komponen
lainnya baru dalam tahap awal pembangunan.
c. Puspiptek Serpong yang dimiliki oleh Pemerintah Pusat melalui
Kementerian Ristekdikti.
d. Pusinov LIPI - Cibinong yang dikelola Pemerintah Pusat melalui LIPI.
Bandung technopark (BTP) sudah mempunyai tempat sebagai prasyarat
keberadaan fisik sebuah technopark. Sedangkan untuk komponennya BTP
mempunyai 4 komponen utama technopark yang terdiri dari :
1) Pengelola yang profesional yang sebelumnya merupakan tenaga
peneliti dan pengajar di Universitas Telkom, namun telah dilakukan
pemisahan sehingga menjadi pengelola yang profesional bagi sebuah
technopark.
2) BTP mempunyai jasa training/workshop yang berjalan cukup baik,
terutama dalam melayani kebutuhan dalam bidang teknologi informasi dan
komunikasi (ICT).
3) Inkubator bisnis untuk mengelola start-up yang awalnya adalah calon
lulusan dan lulusan Universitas Telkom.
4) Sumber inovasi berupa lembaga penelitian dan hasil penelitiannya yang
ditopang dengan baik oleh lembaga penelitian Universitas Telkom. Satu
komponen lagi berupa industri besar yang menjadi tenant sehingga
dapat bergabung sebagai angel investor atau sebagai pemanfaat dari
siklus R&D di technopark masih dalam taraf negosiasi.
2. Jenis 2 : Techno park dengan Inkubator Bisnis Sebagai Titik Berat
Pengembangan.
Pada kriteria ini, techno park sebagai sebuah infrastruktur yang akan
melahirkan para wirausahawan baru maka yang perlu dikedepankan adalah
beberapa technopark yang cukup kuat dalam penyediaan inkubator bisnis. Pada
kelompok ini, dari embrio techno park yang disurvei ada 3 yang masuk kriteria
ini yaitu:
12
1. STAR Surabaya
START Surabaya merupakan sebuah lembaga swasta probono yang benar-
benar memfokuskan diri untuk menjadi sebuah inkubator bisnis pada bidang
informasi dan teknologi komunikasi (ICT). START mempunyai sebuah tempat
yang khusus dipergunakan untuk mementori calon pebisnis dengan fasilitas yang
minimal dari pemkot Surabaya berupa sebuah space kantor yang nantinya akan
berbayar komponen yang ada di START Surabaya hanya inkubator sarana
workshop dan pelatihan dikhususkan untuk mendukung terlaksananya proses
inkubasi.
2. Tohpati Bali Technopark.
Tohpati Bali Technopark (TBT) mempunyai tempat yang memadai
sebagai sebuah technopark yang khusus bergerak di bidang teknologi informasi
dan komunikasi. Komponen yang dipunyai TBT hanya terdiri atas:
unit pengelola yang merupakan unit eselon 3 di Kementerian
Perindustrian.
berpengalaman sebagai penyelenggara diklat dan workshop yang
mempunyai kualitas cukup mumpuni.
dan sejak tahun 2013 TBT sedang mengembangkan inkubator bisnis
dengan beberapa start-up yang menjadi tenant di TBT.
Pengembangan TBT sebagai inkubator start-up mempunyai peluang yang
cukup besar mengingat Bali sebagai lokasi technopark menyediakan
kesempatan yang luas untuk berbagai bisnis teknologi informasi dan komunikasi.
Sementara itu calon start-up yang membidik segmen anak muda Bali juga cukup
melimpah.
3. Jenis 3 : Technopark dengan Pelatihan dan Workshop Sebagai Titik
Berat Pengembangan.
13
Dari beberapa embrio technopark yang ada, pola lembaga techno park
sebagai tempat pelatihan cukup berkembang. Setidaknya ada 2 yang cukup siap
sebagai technopark dengan basis pelatihan, yaitu :
a. PPK Sampoerna
b. Solo Technopark (STP);
c. IKITAS Semarang.
PPK Sampoerna
PPK Sampoerna merupakan unit corporate social responsibility dari
grup perusahaan Sampoerna. PPK Sampoerna mempunyai tempat yang cukup
ideal sebagai technopark yang bertitik berat pada pelatihan dan workshop.
Komponen yang ada di PPK Sampoerna adalah :
1. pengelola technopark yang cukup profesional dari segi kapasitas dan
manajemen secara keseluruhan.
2. program pelatihan dan workshop yang terintegrasi dengan pembinaan
setelah pelatihan membuat outcome dan impact dari apa yang dilakukan di
PPK Samporna sangat positif.
3. Inkubator bisnis PPK Sampoerna diarahkan pada usaha skala kecil
dengan terus melakukan pendampingan.
4. Industri in wall di PPK Sampoerna disiasati dengan menyelenggarakan
expo agar usaha besar dapat berpartner dengan usaha kecil binaan PPK
Sampoerna.
5. PPK Sampoerna memanfaatkan lahan yang luas di lokasi technopark
sebagai demoplot hasil penelitian dari lembaga riset yang kredibel,
diantaranya dari Institut Pertanian Bogor dan Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya Malang.
Solo Technopark
STP sebagai technopark milik Pemerintah Kata Solo mempunyai tempat
yang cukup ideal dalam rangka pengembangan sumber daya manusia yang
14
membidik keahlian madya. STP merupakan lembaga dengan bentuk Badan
Layanan Umum (BLU) Daerah, sebuah lembaga yang dirasakan cukup fleksibel
untuk mengakomodir bagaimana sebuah technopark dikembangkan. Komponen -
komponen STP cukup lengkap diantaranya:
1. Unit pengelola berupa “campuran” antara pengelolaan pemda yang
diwakili sebuah unit kerja eselon 3 dan pengelola swasta.
2. Diklat dan workshop keahlian madya yangcukup intens dilaksanakan dan
outputnya seluruhnya selalu terserap pasar.
3. Inkubator bisnis belum berkembang di STP. Perlu pengelolaan yang
lebih profesional dalam hal ini. Dimulai dari melakukan rekruitmen calon
start-up, melakukan kegiatan mentor dan pelatihan terhadap start-up,
hingga membentuk sebuah usaha baru.
4. industri in wall yang bergabung dengan STP cukup banyak dalam rangka
menyerap hasil pelatihan. STP cukup baik dalam melakukan kerjasama
dengan industri dalam rangka menghubungkan pelatihan yang
dilaksanakan di STP dengan kebutuhan pasar tenaga kerja ahli madya.
5. Sumber inovasi di STP perlu lebih dioptimalkan mengingat hanya
kerjasama dengan lembaga riset atau perguruan tinggi belum terjalin
dengan baik.
2.1.3 Bidang - Bidang Technopark.
Di indonesia Technopark memiliki beberapa bidang atau ragam berikut
adalah beberapa contohnya.
a. Agro Technopark.
Agro Techno Park adalah pusat pengembangan dari hasil pertanian yang
dikelola sebagai pertumbuhan wirausaha dan sebagai tempat pusat pelayanan
teknologi sains tentang pertanian, selain sebagai tempat pengembangan sains dan
teknologi tentang pertanian, Agro Techno Park juga di dirikan sebagai tempat
wisata baru yang berkonsep wisata edukasi (Kementrian Pertanian, 2016).
15
b. ICT Technopark.
ICT Techno Park adalah kawasan bangunan yang diperuntukan bagi
penelitian dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta
berperan dalam mendorong komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan
TIK tersebut.
ICT technopark merupakan bidang technopark yang menjadi objek
rancangan penulis karena bidang ini dirasa tepat dan sesuai dengan kebutuhan
kota banda aceh yang merupakan ibu kota dari provinsi Aceh yang sudah
seharusnya memiliki wadah untuk menampung dan menfasilitasi kebutuhan akan
industri digital demi untuk bisa bersaing dipasar global.
c. Technopark Dibidang Industri Permesinan Dan Mekanikal.
Technopark bidang ini adalah kawasan terpadu di bawah pengelolaan
Pemerintah Kota Surakarta, yang merupakan kawasan terpadu berbasis ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) yang memadukan unsur pengembangan iptek
yang menitik beratkan kepada teknologi permesinan dan mekanikal yang
disesuaikan dengan kebutuhan pasar industri dan bisnis serta penguatan daya
saing daerah seperti solo technopark (STP).
2.1.4 Tinjaun Fungsi.
Pada bab ini menjelaskan mengenai bagaimana kegiatan atau aktivitas
yang berlangsung pada Agro Techno park ini dan siapa saja pelaku yang
menggunakannya.
2.1.4.1 Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan.
Kegiatan utama yang dilakukan pada Agro Techno park Aceh ini adalah
sebagai berikut :
Edukasi dan training : bersifat pelatihan dan pembekalan kepada
masyarakat umum maupun kepada start up.
16
Research : bersifat penelitian menciptakan inovasi
baru dibidang teknologi pertanian.
Industry dan perdagangan : tahap ini merupakan tahapan inti yaitu
pemasaran dan pengembangan hasil produk teknologi pertanian.
Hiburan dan rekreasi yang berbasis wisata edukasi.
2.1.4.2 Deskripsi Pengguna.
Deskripsi pengguna dan kegiatan merupakan gambaran secara umum
terhadap siapa pelaku yang menggunakan proyek rancangan ini, pada Agro
Techno park ini kelompok pengguna dibagi berdasarkan:
1. Masyarakat umum.
Pengguna agro techno park adalah masyarakat umum khususnya petani.
Menurut Sastraatmadja (2010), berdasarkan kepemilikan tanah, petani dibedakan
menjadi beberapa kelompok yaitu :
1. Petani buruh/ buruh tani, adalah petani yang sama sekali tidak memiliki
lahan sawah.
2. Petani gurem, adalah petani yang memiliki lahan sawah antara 0,1 s/d 0,50
hektar.
3. Petani kecil, adalah petani yang memiliki lahan sawah 0,51 s/d 1 hektar.
4. Petani besar, adalah petani yang memiliki lahan sawah lebih dari satu
hektar.
2. Pemerintah
Menurut Syafie Inu Kencana Pemerintahan merupakan suatu ilmu yang isi
nya adalah mempelajari bagaimana cara melakukan pengurusan badan eksekutif.
Pengaturan sebuah badan legislatif, kepemimpinan, dan juga koordinasi
pemerintahan baik pusat dengan daerah,ataupun rakyat dan pemerintahannya
dalam setiap kejadian dan juga gejala pemerintahan.
17
3. UMKM.
Menurut Ina Primiana, pengertian UMKM adalah pengembangan empat
kegiatan ekonomi
utama yang menjadi motor penggerak pembangunan Indonesia, yaitu;
Industri manufaktur
Agribisnis
Bisnis kelautan
Sumber daya manusia
Selain itu, Ina Primiana juga mengatakan bahwa UMKM dapat diartikan
sebagai pengembangan kawasan andalan untuk mempercepat pemulihan
perekonomian untuk mewadahi program prioritas dan pengembangan berbagai
sektor dan potensi. Sedangkan usaha kecil merupakan peningkatan berbagai upaya
pemberdayaan masyarakat.
4. Akademisi.
Academia, akademisi, atau Akademi adalah istilah umum bagi komunitas
mahasiswa dan cendekiawan terlibat dalam pendidikan tinggi dan penelitian.
Seorang akademisi adalah orang yang bekerja sebagai peneliti (dan biasanya guru)
di sebuah perguruan tinggi, universitas, atau lembaga serupa di pasca-sekunder
(tersier) pendidikan. Ia hampir selalu merupakan pemegang gelar yang lebih
tinggi.
5. Pelajar / Mahasiswa.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Mahasiswa adalah
seseorang yang belajar di perguruan tinggi, di dalam struktur pendidikan di
Indonesia mahasiswa memegang status pendidikan tertinggi diantara yang lain.
Pada agro techno park mahasiswa melakukan kegiatan penelitian dibidang
teknologi pertanian yang bertujuan untuk kemajuan perkembangan agribisnis dan
sebagainya.
18
Menurut Nata “Dalam Aly, 2008” Siswa atau murid didefinisikan sebagai
orang yang berkeinginan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, pendidikan,
ketrampilan, pengalaman dan kepribadian dan lainnya yang akan menjadi bekal
hidupnya agar bahagia dunia dan akhirat dengan jalan belajar yang sungguh-
sungguh.
Pada agro techno park pelajar atau siswa melakukan kegiatan edukasi dan
workshop tentang ilmu teknologi pertanian, peternakan, perkebunan dan
agribisnis.
6. Pengusaha Muda ( Tenant )
Konseptual pembangunan ATP pada dasarnya tidak hanya mengacu
kepada inovasi teknologi, tetapi juga pada fungsi pelatihan bagi calon pengusaha
muda (tenant) dan sebagai media konsultasi bagi pelaku bisnis di kawasan dengan
tujuan untuk meningkatkan perekonomian regional (Zeng et al., 2011). Secara
teknis, fungsi ATP sebagai media pelatihan bagi calon pengusaha muda di
kawasan diwujudkan melalui pelatihan pembentukan koperasi (aspek
kelembagaan) bekerjasama dengan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT). PLUT
merupakan lembaga bentukan Kementerian Koperasi dan UKM yang bertujuan
memberikan pelayanan dan pendampingan bagi calon pelaku bisnis (www.
PLUT.or.id) Dalam hal ini tidak salah jika Balitbangtan menetapkan salah satu
indikator keberhasilan pembangunan ATP adalah jumlah pewirausaha muda di
bidang pertanian. Demikian juga dengan konsultasi bisnis yang dikemukakan oleh
pelaku bisnis bidang pertanian di kawasan, sampai dengan saat ini umumnya
konsultasi bisnis didominasi oleh pelaku bisnis penyediaan benih padi bersetifikat.
19
2.2 Tinjauan Khusus
2.2.1 Faktor Pertimbangan Pemilihan Lokasi.
Gambar 2.1 RTRW Aceh Besar
Sumber : Bappeda Aceh Besar
Pertimbangan pemilihan lokasi untuk Agro Techno park dilakukan
berdasarkan kriteria sebagai berikut :
a. Tinjauan terhadap struktur kota
Lokasi diambil pada kawasan yang memiliki rencana tata ruang dan
wilayah (RTRW) sebagai pusat pelayanan sosial kota, seperti halnya
pendidikan, kesehatan, dan kegiatan lain yang komplementer terhadap dua
kegiatan tersebut.
b. Syarat Lingkungan
Syarat lingkungan ini meliputi beberapa aspek, antara lain :
1. Potensi Tapak
a. Lokasi sesuai dengan tata guna lahan pada kawasan Aceh Besar
dengan ketersediaan lahan yang mampu memenuhi kebutuhan
besaran ruang dan pengembangan kegiatan lainnya
b. Memiliki struktur tanah yang baik untuk konstruksi
c. Memiliki fasilitas yang dapat mendukung kegiatan seperti rumah
sakit, masjid, minimarket, universitas, perkantoran, dan
sebagainya.
20
2. Tata Guna Lahan
a. Lokasi merupakan lahan produktif untuk pertanian.
b. Tidak merusak ekosistem atau lingkungan hidup
c. Lokasi terletak pada area peruntukan lahan pertanian.
c. Syarat Aksesibilitas
Syarat aksesibilitas ini menuntut suatu objek harus dapat dengan mudah
dilihat, ditemui dan dicapai. Syarat-syarat aksesibilitas antara lain :
a. Mudah dalam pencapaian.
b. Lokasi berada pada daerah yang memiliki prasarana jalan yang
baik.
c. Dekat dengan fasilitas umum.
Perkembangan pertanian wilayah Aceh berada di area pegunungan, yaitu
di kawasan agribisnis. Tujuan pengembangan kawasan Agro Techno park Aceh
adalah sebagai bentuk percepatan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan
teknologi – teknologi dibidang pertanian.
Berdasarkan pertimbangan pembangunan kawasan Agro Techno Park
yang mana menuntut lahan untuk memenuhi beberapa fasilitas penunjang seperti,
pusat pendidikan (universitas), area industri, badan riset. dan pusat pemerintahan.
Karena keempat elemen tersebut yang memegang peran vital dalam keberhasilan
pembangunan sebuah kawasan Agro Techno Park. maka terpilihlah 3 alternatif
site yang nanti akan dipilih dengan metode scoring yang mana kawasan yang
mendapat point tertinggi yang akan menjadi site yang terpilih. Berikut adalah
beberapa alternatife site
1. Lampeuneurut Gampong, Kec. Darul Imarah Kab. Aceh Besar, Aceh.
2. Meunasah Manyet, Kecamatan Ingin Jaya, Kab. Aceh Besar, Aceh.
3. Limpok, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Aceh.
21
2.2.2 Pemilihan Lokasi.
1. Lampeunerut Gampong, Kecamatan Darul Imarah, Kab. Aceh Besar,
Aceh.
Gambar 2.2 Alternatif Lokasi 1.
Sumber : Google Earth
Luas Tapak : ± 25.000 m2 (2,5 ha)
KDB maksimum : 70%
KLB maksimum : 3,5
GSB minimum : 12 Meter
Ketinggian bangunan : 5 lantai
Peruntukan Lahan : PPL ( Pusat Pelayanan Lingkungan )
2. Meunasah Manyet, Kec. Ingin Jaya, Kab. Aceh Besar, Aceh.
Gambar 2.3 Alternatif Lokasi 2.
Sumber : Google Earth
Luas Tapak : ± 22.200 m2 (2,22 ha)
KDB maksimum : 60%
KLB maksimum : 1,2
GSB minimum : 10 m
22
Ketinggian bangunan : Maksimum 6 lantai
Peruntukan Lahan : Kawasan Perdagangan Dan Jasa
3. Desa Limpok, Kec. Darussalam, Aceh Besar, Aceh.
Gambar 2.4 Alternatif Lokasi 3.
Sumber : Google Earth
Luas Tapak : ± 50.000 m2 (5.0 ha)
KDB maksimum : 40 %
KLB maksimum : -
GSB minimum : -
GSS Minimum : 50 M
Ketinggian bangunan : -
Peruntukan Lahan :Kawasan Peruntukan Pertanian, Perkebunan
Rakyat Dan Perumahan.
Kriteria penilaian untuk pemilihan lokasi :
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Lokasi
NO KRITERIA LAHAN NILAI LOKASI SITE
ALT 1 ALT 2 ALT3
1 Peraturan Yang Berlaku/ RTRW
Peruntukan lahan
Peraturan setempat
Kepadatan Lahan
ukuran site
3
3
3
3
2
3
3
2
2
2
3
3
2 Aksesibilitas/ Pencapaian
Sarana transportasi.
Kedekatan dengan terminal/ Bandara.
Kemudahan pencapaian dari pusat
3
3
3
3
3
3
3
3
3
23
kota.
3 Kondisi lingkungan sekitar
Polusi udara.
Kebisingan rendah.
Ketersediaan vegetasi.
Tidak rawan bencana.
3
3
3
3
3
3
1
2
3
3
1
3
4 Fasilitas Penunjang Yang Tersedia
Fasilitas kesehatan terdekat.
Fasilitas peribadatan terdekat.
Fasilitas perdagangan terdekat.
Fasilitas pendidikan.
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
5 Prasarana
Jaringan listrik negara induk.
Jaringan air bersih induk.
Drainase induk.
3
3
3
3
2
3
3
3
3
Jumlah 54 48 50
Sumber : Analisa Pribadi
Keterangan : 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang)
Berdasarkan kriteria penilaian diatas, maka lokasi yang terpilih dengan
nilai terbanyak adalah lokasi 3 dengan point 51, yaitu Darussalam, Kec. Syiah
Kuala, Banda Aceh, Aceh.
2.2.3 Lokasi Terpilih.
Gambar 2.5 RTRW Aceh Besar.
Sumber : Bappeda Aceh Besar
24
Gambar 2.6 Alternatif Lokasi 1.
Sumber : Google Earth
Berdasarkan kriteria penilaian lokasi, maka lokasi yang terpilih adalah
lokasi yang berada di Lampeuneurut Gampong, Kec. Darul Imarah, Kab. Aceh
Besar, Aceh. Tapak pada lokasi ini merupakan lahan perkebunan.
1. Bagian Utara : Kantor BNN Provinsi Aceh.
2. Bagian Timur : Perumahan Warga.
3. Bagian Barat : Stadion Harapan Bangsa.
4. Bagian Selatan : Perumahan Warga Dan Perkebunan Warga.
A. Peraturan Setempat
Berdasarkan Qanun RTRW Aceh Besar, peraturan-peraturan setempat
yang ada di kawasan ini adalah sebagai berikut:
Peruntukan Lahan : PPL ( Pusat Pelayanan Lingkungan )
KDB Maksimum : 70%
KLB Maksimum : 2
GSB minimum : 12 Meter
Ketinggian bangunan : 5 Lantai
Luas lantai dasar maksimum : Kdb X Luas Tapak
: 70% x 25.000 m²
: 17.500 m²
Luas bangunan maksimum : Klb X Luas Tapak
: 2 x 25.000 m²
: 50.000 m²
25
2.3 Studi Banding Perancangan Sejenis.
2.3.1 Profil Jogja Agro Techno Park.
JATP atau Jogja Agroteckno Park merupakan komplek terpadu yang
dibangun sebagai sarana media edukasi pertanian pada masyarakat. JATP adalah
Kawasan dengan fasilitas Agribisnis dan Agrotourism. JATP mulai dibangun oleh
PEMDA DIY pada tahun 2018 yang berlokasi di Desa Wijilan, Kecamatan
Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo.
Fungsi JATP antara lain sebagai :
1. Unit Pembelajaran (inkubator) agribisnis.
2. Menumbuhkembangkan wirausahawan agribisnis (diversifikasi produk
pertanian).
3. Lembaga pelatihan dan percontohan (Precision/modern farming,
Sustainable farming, Urban farming, Organic farming, Corporate
farming dll)
Gambar 2.7 Jogja Agro Techno Park.
Sumber : DPKP DIY
Fasilitas yang dimiliki JATP antara lain :
1. Kantor UPTD dan Kantor
Inkubator
2. Gedung Pelatihan dan
Gedung Asrama
3. Gudang Produksi
4. Lantai Jemur
5. Gudang Alsintan
6. Kolam Rekreasi
7. Green House
8. Taman Biofarmaka
26
9. Restoran dan Kolam Ikan
10. Zona Edukasi bercocok
tanam
11. Taman Durian Menoreh
12. Zona Kandang dan Kolam
Ikan
13. Landscape
Gambar 2.8 Green House Jogja Agro Techno Park.
Sumber : DPKP DIY
Pembanguna JATP itu dilatarbelakangi sumber daya manusia (SDM)
petani yang sudah tua dan langka, produksi belum sesuai harapan dan usaha tani
serta kepemilihan lahan masih di bawah skala ideal yakni di bawah 500 dan 1.000
meter persegi.
JATP merupakan bagian dalam pemberdayaan petani karena merupakan
bagian yang terintegrasi dalam pembangunan nasional. JATP juga merupakan
aspek penting dari kemandirian ekonomi dan pemerataan pembangunan yang
berkeadilan, pemberdayaan gabungan kelompok tani (gapoktan) dan merupakan
kebijakan yang pro kemiskinan, pro pertumbuhan dan pro pekerjaan. JATP
merupakan basis teknologi untuk fasilitasi percepatan alih fungsi teknologi yang
dihasilkan lembaga penelitian dan perusahaan pertanian. Pengembangan JATP
dimaksudkan untuk menjadi pusat penerapan teknologi di bidang pertanian,
perikanan dan peternakan mulai dari sub sistem hulu sampai hilir.
Keberadaan JATP adalah untuk membangun pusat penerapan teknologi di
bidang pertanian yang meliputi prapanen, pascapanen yang meliputi pemasaran
hasil yang diterapkan untuk ekonomi dan pembangunan pusat diseminasi
teknologi dan tempat advonasi pertanian, serta menerapkan sistem pertanian
modern yang mencerminkan industri pertanian.
27
Gambar 2.9 Landscape Jogja Agro Techno
Park.
Sumber : DPKP DIY
Gambar 2.10 Landscape Jogja Agro Techno
Park.
Sumber : DPKP DIY
2.3.2 Visi Misi Jogja Agro Techno Park
Visi pembangunan RPJMD DIY yang ingin diwujudkan pada periode
2017-2022 adalah “Terwujudnya Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia
Jogja”. Kemuliaan martabat manusia Jogja dalam visi Gubernur DIY
digambarkan dalam “Lima Kemuliaan” atau “Panca Mulia” yakni :
1. Terwujudnya peningkatan kualitas hidup-kehidupan-penghidupan
masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban, melalui peningkatan
kemampuan dan peningkatan keterampilan sumber daya manusia Jogja
yang berdaya saing,
2. Terwujudnya peningkatan kualitas dan keragaman kegiatan perekonomian
masyarakat, serta penguatan ekonomi yang berbasis pada sumber daya
lokal (keunikan teritori ekonomi) untuk pertumbuhan pendapatan
masyarakat sekaligus pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan,
3. Terwujudnya peningkatan harmoni kehidupan bersama baik pada lingkup
masyarakat maupun pada lingkup birokrasi atas dasar toleransi, tenggang
rasa, kesantunan, dan kebersamaan,
4. Terwujudnya tata dan perilaku penyelenggaraan pemerintahan yang
demokratis, dan
5. Terwujudnya perilaku bermartabat dari para aparatur sipil penyelenggara
pemerintahan atas dasar tegaknya nilai-nilai integritas yang menjunjung
tinggi kejujuran, nurani rasa malu, nurani rasa bersalah dan berdosa
28
apabila melakukan penyimpangan-penyimpangan yang berupa korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
Visi tersebut kemudian diselaraskan dengan data-data maupun analisa
teknokratik untuk dapat dicapai melalui upaya yang tergambarkan dalam misi.
Misi sebagai rumusan umum mengenai upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi diharapkan dapat membantu memperjelas penggambaran visi
yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan.
Rumusan misi Gubernur DIY dalam RPJMD dikembangkan dengan
memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis, baik eksternal dan internal
yang mempengaruhi serta kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada
dalam pembangunan daerah di DIY. Panca Mulia dari Visi Gubernur DIY
kemudian dirumuskan kedalam Misi pembangunan DIY tahun 2017–2022
sebagai berikut:
1. Meningkatkan Kualitas Hidup, Kehidupan dan
penghidupan Masyarakat yang Berkeadilan dan Berkeadaban ; Rumusan
misi ini mengakomodir substansi Panca Mulia 1,2 dan 3.
2. Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Demokratis. Rumusan misi ini
mengakomodir substansi Panca Mulia 4, dan 5.
Pembangunan pertanian dan ketahanan pangan sesuai dengan RPJMD
masuk dalam misi pertama yaitu “Meningkatkan Kualitas Hidup, Kehidupan dan
Penghidupan Masyarakat yang Berkeadilan dan Berkeadaban” dengan tujuan
“Meningkatnya kualitas hidup, kehidupan dan penghidupan masyarakat dengan
tatanan sosial yang menjamin kebhinekaan serta mampu menjaga dan
mengembangkan budaya Yogyakarta”.
2.3.3 MARDI Agrotech Park Cameron Highlands.
MARDI Agrotechnology Park adalah stasiun penelitian pertanian di Tanah
Rata, terbuka untuk umum dan dikelola oleh lembaga pemerintah untuk
pengembangan semacam itu. Dalam hamparan taman seluas 42 hektar,
29
pengunjung dapat menjelajahi berbagai taman bunga, rumah tanaman, pembibitan
tanaman, lahan pertanian dan bahkan perkebunan teh kecil dengan pabrik.
Gambar 2.11 Mardi Agro Techno Park
Sumber : https://www.cameronhighland.ne
Gambar 2.12 Taman Mardi Agro Techno
Park
Sumber : https://www.cameronhighland.ne
Gambar 2.13 Green House Mardi Agro
Techno Park
Sumber : https://www.cameronhighland.ne
Gambar 2.13 Mardi Agro Techno Park (
Ruang Produksi )
Sumber : https://www.cameronhighland.ne
Taman agroteknologi dibagi menjadi enam bidang utama: Taman Inggris,
Taman Ramuan, Taman Anggrek, Kebun Mawar, pusat penelitian dan pusat
informasi, di mana wisatawan juga dapat membeli suvenir. Taman Agroteknologi
Mardi adalah rumah bagi 40 varietas mawar, 10 stroberi, 100 buah jeruk,
setidaknya enam jenis anthurium, empat varietas apel, dan pir serta kesemek.
Taman ini adalah rumah bagi 40 varietas mawar, 10 stroberi, 100 buah
jeruk, setidaknya enam jenis anthurium, empat varietas apel dan pir, serta
kesemek. Taman RM8 juta seluas 42 hektar ini memiliki enam area C Rose,
anggrek, Inggris, Herb dan Taman Anggrek serta pusat penelitian dan informasi di
mana wisatawan juga dapat membeli suvenir. Untuk membuat taman lebih mudah
bagi pengunjung untuk dijelajahi, taman ini dibagi menjadi beberapa zona:
30
1. Pusat Penelitian
2. Taman Inggris
3. Pusat Informasi
4. Taman Anggrek
5. Taman mawar
6. Kebun Herbal
Gambar 2.14 Taman Mardi Agro Techno Park
Sumber : https://www.travelswithsun.com/
Taman ini diluncurkan pada 14 Juni. Gagasan dari Lembaga Penelitian dan
Pengembangan Malaysia (MARDI), Taman Nasional menerima 100.000
pengunjung setiap tahunnya. Gagasan untuk mengubah stasiun penelitian yang
dibuka pada tahun 1926 oleh Inggris menjadi taman agroteknologi datang dari
Menteri Pertanian Datuk Dr Effendi Norwawi tiga tahun lalu. Inggris
menyerahkan taman itu kepada MARDI sekitar 22 tahun yang lalu. Taman ini
sebenarnya stasiun penelitian tertua MARDI di negara ini dan karena Cameron
Highland adalah tujuan wisata yang populer, MARDI telah menindaklanjuti
gagasan untuk mengubahnya menjadi Taman Agroteknologi.
2.3.4 Fangshan Wisdom Farm
Gambar 2.15 Fangshan Wisdom Farm
Sumber : https://worldlandscapearchitect.com/
Di negara-negara yang berkembang pesat, ada tekanan besar untuk
mengganti lahan pertanian tradisional dengan perumahan padat dengan kepadatan
tinggi dan mendukung pengembangan komersial. Lapisan tanah, sejarahnya, cerita
31
dan siklusnya hilang selamanya. Dengan menggabungkan teknologi pertanian
maju dengan etika pertanian tradisional, ekonomi pinggiran pedesaan baru dapat
diciptakan; salah satu dari belajar, menikmati, dan mengalami semuanya secara
kolektif diwujudkan dalam Perkebunan Kebijaksanaan Fangshan. Manfaat dari
pendekatan ini signifikan:
1. kelanjutan penggunaan lahan tradisional yang produktif.
2. menginformasikan generasi sekarang dan masa depan tentang masalah
produktivitas pangan global.
3. mempertahankan ruang terbuka hijau di tepi kota.
4. menciptakan pendapatan dan pekerjaan lokal dari merawat kebun pasar,
penjualan 'makanan hijau', kafe dalam ruangan dan bbq tenda luar ruangan
dan katering acara, bersama dengan pendapatan pariwisata dari
pengunjung.
Gambar 2.16 Taman Fangshan Wisdom Farm
Sumber : https://worldlandscapearchitect.com/
Terletak di tepi barat daya Beijing, tipologi pertanian baru ini
menyediakan model panduan untuk produksi pangan berkelanjutan, museum luar
ruang lanskap produktif yang dapat dimakan, dan pandangan sekilas teknologi
tinggi pertanian masa depan.
Gambar 2.17 Area Tanam Fangshan Wisdom Farm
32
Sumber : https://worldlandscapearchitect.com/
Dipimpin oleh tim Lansekap Lansekap EADG internasional dan lokal,
fitur proyek seluas 40 hektar ini. Dan beberapa fasilitas yang ada di Fangsham
Wisdom Farm antara lain ialah :
1. sebuah kompleks pusat rumah kaca yang menampilkan hidroponik,
produksi tanaman dan buah, inkubator jamur, studio lokakarya dan
pelatihan, kafe, sekolah anak-anak dan penjualan hasil-hasil.
2. kebun luas baru dan penanaman lanskap yang dapat dimakan berdasarkan
produk lokal dan regional: pir, ceri, plum, pohon kacang, kebun anggur
dan kebun herbal.
3. serangkaian jalur radial dan perjalanan pertanian yang disorot oleh jalan
kaki yang ditinggikan yang membingkai lanskap baru.
4. sebuah perjalanan penemuan bunga liar dengan semburan warna musiman
dari spesies tanaman berbunga, tidak aktif dan berbiji.
5. taman bermain pertanian petualangan yang menggunakan peralatan
pertanian tua berupa traktor dan pompa air yang dikombinasikan dengan
piknik luar ruang, area bermain dan permainan dan sebuah labirin batu dan
pagar tanaman.
6. lahan pertanian aktif kebun pasar buah-buahan dan sayuran yang ditanam
secara lokal, bersama dengan kebun anggur baru.
7. komitmen untuk energi rendah, dampak rendah, desain biaya rendah
melalui paving kerikil berpori, bahan-bahan bersumber lokal dan
penanaman lanskap pertanian yang dapat dimakan.
Gambar 2.18 Area Tanam Fangshan Wisdom Farm
Sumber : https://worldlandscapearchitect.com/
33
Proyek ini dilaksanakan dengan cepat dengan perencanaan induk, desain
terperinci dan konstruksi diselesaikan sebagian besar dalam tahun 2015. Sekarang
beroperasi dengan staf yang terdiri dari lebih dari 200 karyawan yang mencakup
teknisi, panduan, instruktur, dan kru pemeliharaan pertanian lanjutan yang
menjadi tuan rumah pertanian tersebut. Dan beberapa kelompok kalangan
pengguna Fangshan Wisdom Farm antara lain ialah :
1. Kelompok sekolah untuk kunjungan hari kerja.
2. Organisasi korporat dan internasional termasuk kedutaan besar untuk
berbagai acara dan pelatihan.
3. Masyarakat umum untuk kunjungan akhir pekan, menjelajahi permainan
dan hiburan.
4. Perpanjangan lebih lanjut ke tambak sedang dilaksanakan pada tahun 2016
dan 2017 termasuk petak pertanian masyarakat tambahan dijalankan
sebagai perusahaan yang berdiri sendiri, sebuah taman bisnis agro dan
perumahan komunitas sabuk hijau bertingkat rendah dengan Peternakan
Kebijaksanaan sebagai inti dari komunitas hijau baru yang dinamis.
Gambar 2.19 Green House Fangshan
Wisdom Farm
Sumber :
https://worldlandscapearchitect.com/
Gambar 2.20 Fangshan Wisdom Farm
Sumber :
https://worldlandscapearchitect.com/
Gambar 2.21 Lay Out Plan Fangshan Wisdom Farm
Sumber : https://worldlandscapearchitect.com/
34
2.3.5 Kesimpulan Studi Banding
Tabel 2.2 Kesimpulan Studi Banding
No Analisa Jogja Agro Techno
Park
Mardi Agro
Techno Park
Fangshan Wisdom
Farm
1 Lokasi Terletak dipinggiran
kota
Terletak
dipinggiran kota
Terletak dipinggiran
kota
2 Bentuk
bangungan
Bentuk bangunan
bangunannya persegi
dengan penggunaan
warna putih dan
kombinasi dengan
warna abu abu .
Bentuk bangunan
seperti bangunan
inggris tempo
dulu. Dengan
penggunaan
warna putih dan
hitam.
Bentuk bangunan
utamanya liingkaran.
Dengan penggunaan
warna dominan
warna coklat.
3 fasilitas Kantor UPTD dan Kantor Inkubator.
Gedung Pelatihan dan Gedung
Asrama.
Gudang Produksi.
Lantai Jemur.
Gudang Alsintan.
Kolam Rekreasi.
Green House.
Taman biofarmaka.
Restoran dan
kolam Ikan.
Zona Edukasi.
bercocok tanam.
Taman Durian Menoreh.
Zona Kandang dan
Kolam Ikan.
Landscape.
Restoran dan kolam Ikan.
Gudang Produksi.
Zona Edukasi.
Landscape.
Pusat Penelitian.
Taman Inggris.
Pusat Informasi.
Taman Anggrek.
Taman mawar.
Kebun Herbal.
Gedung Pelatihan
dan Gedung.
Taman bermain
Zona Edukasi.
Pusat Penelitian.
Gudang Produksi.
Café.
Inkubator Jamur.
Studio Lokakarya
4 lansekap Area landskap luas
dengan penataan
Area landskap
luas dengan
Area landskap luas
dengan penataan
35
yang baik dan
kombinasi softscape
yang menarik
menggunakan
unsur air dan
kombinasi
softscape yang
menarik
tanaman yang baik
dan kombinasi
softscape yang
menarik.
5 Aspek
Penerapan
dalam
Rancangan
Bentuk bangunan.
Fasilitas.
fungsi bangunan.
Material.
Hubungan Ruang.
Fasilitas.
hubungan
ruang.
Fungsi
bangunan.
Bentuk bangunan.
Fasilitas.
fungsi bangunan.
Material.
Hubungan Ruang.
Sumber: Analisa Pribadi
Berdasarkan studi banding yang telah dipaparkan diatas, terdapat beberapa
fasilitas utama yang akan diterapkan pada Perancangan Agro Techno Park Di
Aceh Fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya sebagai berikut:
1. Co – working ( kerja bersama )
2. Co-Office ( Kantor sewa )
3. Laboratorium.
4. Supermarket pertanian dan cafetaria.
BAB III
PENDEKATAN PERANCANGAN
Tema yang akan digunakan pada Agro Techno Park Aceh adalah arsitektur
Tropis. Arsitektur tropis itu sangat sederhana pengertiannya yaitu jenis arsitektur
yang memberikan jawaban/adaptasi bentuk bangunan terhadap pengaruh iklim
tropis, dimana iklim tropis memiliki karakter tertentu yang disebabkan oleh panas
matahari, kelembaban yang cukup tinggi, curah hujan, pergerakan angin, dan
sebagainya.
36
Aceh merupakan daerah beriklim tropis. Kelembapan udara mencapai 80%
dan rata-rata suhu udara mencapai 26,9°C. Permasalahan yang timbul adalah
bagaimana mengantisipasi panas yang tidak menyenangkan, memperkecil tingkat
penguapan, menata pencahayaan di dalam ruangan, mengantisipasi tempiasan air
hujan, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini, maka arsitektur tropis dapat memecahkan permasalahan
perancangan dalam suatu kondisi lingkungan beriklim tropis, dengan tujuan
menciptakan suatu tingkat kenyamanan yang optimal. Karena pada dasarnya
arsitektur tropis hadir untuk mengurangi atau meniadakan faktor-faktor yang
merugikan, seperti radiasi matahari yang kuat dan memanfaatkan faktor-faktor
yang menguntungkan, seperti cahaya langit dan aliran udara sampai jumlah
tertentu.
3.1 Pengertian
A. Arsitektur
1. Menurut A.C. Antoniades Poetics of Architecture : Theory of Design
a. Arsitektur adalah indeks budaya yang mempunyai wujud berbeda pada
masyarakat yang berbeda
b. Arsitektur berkaitan dengan proses dan kreasi dari lingkungan buatan
manusia yang mengacu pada aspek fungsi, ekonomi dan emosi pemakai
atau pengamat.
c. Arsitektur adalah disiplin ilmu yang mengorganisir dan menciptakan
keteraturan dari aspek-aspek lingkungan yang belum terkait.
d. Arsitektur yang baik merupakan sintesa dari serangkaian persyaratan /
elemen - elemen yang diperlukan untuk menciptakan sesuatu yang baru.
2. Menurut J.C. Snyder
a. Arsitektur merupakan tempat bernaung dari yang paling sederhana
hingga yang paling rumit.
b. Arsitektur adalah lingkungan binaan (built environment) yang berfungsi
untuk perlindungan dari bahaya dan untuk menampung kegiatan
manusia serta sebagai identitas status sosial.
37
c. Arsitektur berkaitan dengan perancangan, yakni suatu konstruksi yang
dibuat dengan sengaja untuk menggubah lingkungan fisik melalui suatu
cara/sistem penataan tertentu.
d. Arsitektur berkaitan dengan budaya, memiliki sistem lambang, makna
serta skema kognitif.
3. Menurut Djauhari Sumintardja
Arsitektur merupakan sesuatu yang dibangun manusia untuk kepentingan
badannya (melindungi diri dari gangguan) dan kepentingan jiwanya
(kenyamanan, ketengangan,dll).
4. Yb. Mangunwijaya
Arsitektur tidak boleh terlepas dari unsur guna dan unsur citra.
B. Tropis
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Tropis adalah daerah di yang
terletak di sekitar garis khatulistiwa dan beriklim panas. Kata tropis berasal dari
bahasa Yunani, yaitu tropos yang berarti berputar, karena posisi Matahari yang
berubah antara dua garis balik dan area ini terletak di antara 23.5° LU dan 23.5°
LS.
C. Arsitektur Tropis
1. Menurut Tri Harso Karyono, pakar bangunan tropis Indonesia. Wujud
arsitektur tropis lebih mengarah pada pemecahan persoalan yang
ditimbulkan iklim tropis, seperti terik matahari, suhu tinggi, hujan, dan
kelembaban tinggi. Bangunan dapat bercorak, bergaya, atau berwarna apa
saja. Tapi dengan syarat, desain bangunan itu dapat mengubah kondisi
iklim luar yang tidak nyaman menjadi kondisi yang nyaman bagi manusia.
Kriterianya yaitu fluktuasi suhu ruang, fluktuasi kelembaban, intensitas
cahaya, aliran atau kecepatan udara, adakah air hujan masuk bangunan,
serta adakah terik matahari mengganggu penghuni dalam bangunan.
2. Menurut Corsini (1997),
Konsep bangunan yang fleksibel terhadap perubahan suhu dan kelembaban
udara adalah menghindari pemancaran dan pemantulan panas matahari
38
serta utilitas mesin bangunan, melalui penentuan bahan bangunan yang
tepat, ventilasi dalam bangunan yang sempurna dan menyeluruh ke semua
sudut ruangan, pemakaian bahan bangunan alami, tata tanaman yang
mencukupi guna mendinginkan panas udara dan produksi oksigen serta
atap dan langit-langit cukup tinggi untuk menaikkan udara panas di
samping perhatian pada organisasi ruang yang dapat mengefisienkan
gerakan di dalam bangunan. Meletakkan 4 ventilasi angin pada dinding di
atas lantai, pada jendela, pada dinding atas dan pada langit-langit.
Tujuannya adalah ventilasi yang bergerak teratur, lurus dan menyeluruh ke
sudut ruangan.
Dari kedua defenisi di atas maka dapat diambil pengertian arsitektur tropis
adalah lingkungan buatan manusia sebagai tempat bernaung dan melakukan
kegiatan-kegiatan dan dirancang dengan melakukan penyesuaian terhadap daerah
khatulistiwa yang beriklim panas.
Menurut max well fry and jane drew dalam buku tropical architecturein
the humid zone, arsitektur tropis yaitu karya seni manusia yang dapat memberikan
respon alami terhadap iklim.
3.1.1 Ciri - Ciri Arsitektur Tropis
Desain arsitektur tropis merupakan gaya bangunan yang sesuai dengan
lingkungan di wilayah tropis. Gaya ini memiliki beberapa ciri-ciri khas yang
menjadikannya terlihat identik dan mampu menjadi pilihan untuk hunian yang
nyaman.
1. Mempunyai atap yang tinggi dengan kemiringan diatas 30 derajat. Ruang
di bawah atap berguna untuk meredam panas.
2. Mempunyai teritisan/overstek atap yang cukup lebar untuk mengurangi
efek tampias dari hujan yang disertai angin. Selain itu, juga untuk menahan
sinar matahari langsung yang masuk ke dalam bangunan.
3. Mempunyai lubang untuk ventilasi udara secara silang, sehingga suhu di
dalam ruangan bisa tetap nyaman.
39
4. Pada daerah tertentu, rumah panggung menjadi ciri utama yang kuat untuk
antisipasi bencana alam dan ancaman binatang buas.
5. Desain tropis umumnya menggunakan material alam yang sumbernya bisa
didapat di sekitarnya.
6. Banyak bukaan-bukaan, baik jendela atau lobang-lobang angin.
Memaksimalkan pengudaraan dan pencahayaan alami.
3.2 Interpretasi Tema
Arsitektur tropis adalah sebuah konsep desain yang beradaptasi dengan
lingkungan yang tropis tetapi bukan berarti melupakan sisi estetika. Hanya disini
halyang paling utama adalah sebuah respon positif dari efek iklim tropis itu
sendiri. Tentunya ada beberapa hal yang harus diperhatikan dari segi material,
sirkulasi udara, dan penchayaan alami. Karena lingkungan yang tropis memiliki
iklim dengan panas yang menyengat, pergerakan udara, dan curah hujan yang
cukup tinggi. Oleh sebab itu dalam konsep arsitektur tropis ini juga ada upaya
yang harus dicegah dari timbulnya efek iklim tropis. Seperti faktor kelembaban,
perubahan suhu, kesehatan udara. Pada bangunan arsitektur tropis juga didukung
dengan materialnya yang banyak dengan material lokal dan alami, seperti kayu,
bambu, dll. Bukaan untuk bangunan arsitektur tropis harus memperhatikan arah
pencahayaan matahari pagi dan sore. Agar tercipta suhu dalam bangunan yang
cukup nyaman dan sehat. Juga sirkulasi udara yang dirasa akan cukup sebagai
udara yang sehat.
Kita cenderung membayangkan bentuk-bentuk arsitektur tradisional
Indonesia ketika mendengar istilah arsitektur tropis, (Tri Harso). Padahal, jenis
arsitektur yang satu ini dikenal juga di negara lain yang beriklim topis. Tentunya
dengan budaya yang tidak sama dengan Indonesia. Pembahasan arsitektur tropis
seharusnya didekati dari aspek iklim. Alhasil, pemahaman tentang arsitektur tropis
yang selalu beratap lebar ataupun berteras sekarang ini menjadi tidak mutlak lagi.
Bangunan dengan atap lebar mungkin mampu mencegah air hujan tidak masuk
40
bangunan. Namun belum tentu mampu menurunkan suhu udara yang tinggi dalam
bangunan.
Wujud arsitektur tropis lebih mengarah pada pemecahan persoalan yang
ditimbulkan iklim tropis, seperti terik matahari, suhu tinggi, hujan, dan
kelembapan tinggi. Karena itu, penilaian terhadap baik atau buruknya sebuah
karya arsitektur tropis harus diukur secara kuantitatif. Kriterianya yaitu fluktuasi
suhu ruang, fluktuasi kelembapan, intensitas cahaya, aliran atau kecepatan udara,
air hujan masuk bangunan, serta terik matahari mengganggu penghuni dalam
bangunan. Pemecahan rancangan arsitektur tropis pada akhirnya sangatlah
terbuka, bangunan dapat bercorak, bergaya, atau berwarna apa saja. Tapi dengan
syarat, desain bangunan itu dapat mengubah kondisi iklim luar yang tidak nyaman
menjadi kondisi yang nyaman bagi manusia (Yuditha Claudia Lasompoh, 2011).
3.2.1 Iklim
Kata iklim berasal dari bahasa Yunani yang berdasarkan kamus Oxford
berarti region (daerah) dengan kondisi tertentu dari suhu yang kering (Dryness),
angin, cahaya dan sebagainya. Dalam pengertian ilmiah, iklim adalah integrasi
pada suatu waktu (integration in time) dari kondisi fisik lingkungan atmosfer,
yang menjadi karakteristik kondisi geografis kawasan tertentu.Sedangkan cuaca
adalah kondisi sementara lingkungan atmosfer pada suatu kawasan tertentu.Secara
keseluruhan, iklim diartikan sebagai integrasi dalam suatu waktu mengenai
keadaan cuaca. (Koenigsberger, 1975:3).
Menurut Lippsmeier (1994: 30) menyatakan bahwa iklim digolongkan
menjadi iklim makro dan mikro. Iklim makro merupakan iklim suatu negara,
benua, atau daerah tertentu. Iklim tersebut menurut sifat digolongkan menjadi
tiga, yaitu daerah tropis lembab, daerah tropis kering, dan daerah pegunungan.
Sedangkan iklim mikro adalah iklim di lapisan udara dekat permukaan bumi.
Iklim makro di Indonesia sendiri yaitu daerah tropis lembab. Iklim tropis
Indonesia mempunyai kelembaban relatif (RH) yang sangat tinggi (kadang-
kadang mencapai 90%), curah hujan yang cukup banyak, dan rata-rata suhu
41
tahunan umumnya berkisar 230C dan dapat naik sampai 380C pada musim panas.
Iklim Tropis terjadi sedikit sekali perubahan musim dalam satu tahun, satu-
satunya tanda terjadi pergantian musim adalah banyak atau sedikitnya hujan, dan
terjadinya angin besar. Iklim tropis dapat digambarkan dengan hujan dan
kelembaban yang tinggi seta suhu yang hampir selalu tinggi. Angin sedikit bertiup
dengan arah yang berlawanan pada musim hujan dan musim kemarau.Radiasi
matahari sedang dan pertukaran panas kecil karena tingginya kelembapan.Suhu
dan kelembapan yang tinggi sangat tidak menyenangkan karena penguapan sedikit
dan gerak udara biasanya kurang, kecuali di pesisir. Gedung membutuhkan
perlindungan terhadap radiasi matahari, hujan, serangga, dan di pesisir,
perlindungan terhadap angin keras.
Daerah dengan iklim tropis didunia terdiri 2 jenis, yaitu daerah dengan
iklim tropis kering, sebagai contoh adalah di negara-negara Timur Tengah,
Meksiko, dan sekitarnya, serta daerah dengan iklim tropis lembab, yang terdapat
pada sebagian besar negara-negara di Asia, termasuk Indonesia, walaupun untuk
beberapa daerah di Indonesia, misalnya beberapa bagian pulau Nusa Tenggara
mengarah pada kondisi tropis kering.
3.2.1.1 Iklim Tropis Lembab
DR. Ir. RM. Sugiyanto, mengatakan bahwa ciri-ciri dari iklim tropis
lembab sebagaimana yang ada di Indonesia adalah “kelembaban udara yang tinggi
dan temperatur udara yang relatif panas sepanjang tahun”. Kelembaban udara
rata-rata adalah sekitar 80% akan mencapai maksimum sekitar pukul 06.00
dengan minimum sekitar pukul 14.00. Kelembaban ini hampir sama untuk dataran
rendah maupun dataran tinggi.Daerah pantai dan dataran rendah temperatur
maksimum rata-rata 320C. Makin tinggi letak suatu tempat dari muka laut, maka
semakin berkurang temperatur udaranya. Yaitu berkurang rata-rata 0,60C untuk
setiap kenaikan 100 m.
A. Ciri-Ciri Iklim Lembab
1. Curah hujan tinggi.
42
2. Kelembaban tinggi.
3. Temperatur yang hampir selalu tinggi.
4. Angin (aliran udara) sedikit.
5. Radiasi matahari sedang sampai kuat (matahari bersinar sepanjang tahun)
6. Pertukaran panas kecil, karena tingginya kelembaban sehingga air tidak
mudah menguap.
B. Strategi Desain Arsitektur Tropis (Iklim Lembab)
Kondisi yang berpengaruh dalam perancangan bangunan pada iklim tropis
lembab adlah, Yaitu:
1. Kenyamanan Thermal
Usaha untuk mendapatkan kenyamanan thermal terutama adalah
mengurangi perolehan panas, memberikan aliran udara yang cukup dan
membawa panas keluar bangunan serta mencegah radiasi panas, baik
radiasi langsung matahari maupun dari permukaan dalam yang panas.
Cara untuk memperkecil panas yang masuk antara lain yaitu :
a. Perolehan panas dapat dikurangi dengan menggunakan bahan atau
material yang mempunyai tahan panas yang besar, sehingga laju
aliran panas yang menembus bahan tersebut akan
terhambat.Permukaan yang paling besar menerima panas adalah
atap. Sedangkan bahan atap umumnya mempunyai tahanan panas
dan kapasitas panas yang lebih kecil dari dinding. Untuk
mempercepat kapasitas panas dari bagian atas agak sulit karena
akan memperberat atap. Tahan panas dari bagian atas bangunan
dapat diperbesar dengan beberapa cara, misalnya rongga langit-
langit, penggunaan pemantul panas reflektif juga akan memperbesar
tahan panas.
b. Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat.
c. Melindungi dinding dengan alat peneduh seperti kerai atau sun
shading.
43
d. Warna terang mempunyai penyerapan radiasi matahari yang kecil
sedang warna gelap adalah sebaliknya. Penyerapan panas yang
besar akan menyebabkan temperatur permukaan naik. Sehingga
akan jauh lebih besar dari temperatur udara. (Himaartra. 2012.
Arsitektur Tropis. https://himaartra.wordpress.com/2012/12/10/751/
diakses tanggal 6 Desember 2018.
Menurut Bromberek (2009:70) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk
mengontrol kenyamanan thermal :
1) Heat Flows (Aliran Panas)
a. Heat Gain Minimisation
Produksi panas dapat diminimalisir dengan menghindari radiasi
secara langsung, misalnya dengan shading. Ada 3 tipe shading yaitu
horizontal jika sinar matahari dari atas, vertikal jika sinar matahari
jatuh dari samping, dan kombinasi. Shading bisa diterapkan dengan
memanfaatkan tumbuh-tumbuhan dan topografi pada site. Overstek,
juga merupakan salah satu contoh shading yang dapat diterapkan
pada bangunan rumah tinggal. Gambar dibawah merupakan cara
untuk menghitung lebar overstek yang tepat.
Gambar 3.1 Perbandingan Antara Tinggi Jendela Dengan Lebar Overstek
Sumber : Bromberek (2009:70)
b. Heat Loss Maximisation
44
Produksi panas sudah di minimalisir, kemudian dapat digunakan
beberapa metode pasif untuk mekanisme pendinginan. Metode
tersebut dikelompokan menjadi empat yaitu radiant
cooling,evaporative cooling, storage cooling, dan convective
cooling.
2) Air Movement (Pergerakan Udara)
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan jika ventilasi
dimanfaatkan sepenuhnya yaitu arah angin, pengaruh daerah
disekitarnya, desain dan lokasi bukaan, dan layout dalam bangunan dan
hasil dari pergerakan angin yang melewatinya. Tekanan udara
mempengaruhi pergerakan udara pada suatu site yaitu dari area yang
bertekanan tinggi menuju ke area yang bertekanan rendah. Pemasangan
screen yang berfungsi untuk mencegah serangga juga mempengaruhi
pergerakan udara. Memasang screen pada balkon atau teras lebih baik
dibandingkan memasangnya pada jendela atau pintu.
3) Humidity (Kelembapan)
Menghindari penempatan bangunan yang dekat dengan daerah
lembab. Menggunakan bahan yang alami untuk mengontrol kelembaban.
Ventilasi yang baik merupakan cara yang paling baik untuk mengatasi
kelembaban yang berlebihan.
Menurut Frick (2007:24) Curah hujan yang tinggi dapat membuat
kondisi di rumah terasa lembab sehingga jamur dan lumut akan mudah
tumbuh. Untuk menghindari hal tersebut kita perlu menghindari ruang-
ruang gelap yang tidak terkena sinar matahari. Curah hujan yang tinggi
dapat membuat dinding mudah basah sehingga untuk ruangruang basah,
seperti kamar mandi, sebaiknya diberi lapisan kedap air
(trassram).Untuk lokasi yang kondisi air tanahnya tinggi, sloof dibuat
setinggi 30 cm dari tanah. Dinding eksterior dicat khusus dengan
waterproof.
Pengaruh iklim terhadap bangunan adalah bangunan sebaiknya
dibuat secara terbuka dengan jarak yang cukup diantara bangunan
45
tersebut agar gerak udara terjamin. Orientasi bangunan ditempatkan di
antara lintasan matahari dan angin sebagai kompromi antara letak
gedung berarah dari timur ke barat dan yang tegak lurus terhadap angin.
Gedung sebaiknya berbentuk persegi panjang yang menguntungkan
penerapan ventilasi silang.
Gambar 3.2 Pengaruh Iklim Terhadap Bangunan
Sumber : Bromberek (2009:70)
Selain itu ruang disekitar bangunan sebaiknya dilengkapi dengan
pohon peneduh tanpa mengganggu gerak udara dan juga perlu
dipersiapkan saluran dan peresapan air hujan dari atap dan halaman yang
diperkeras.Meskipun demikian, harus menyisakan minimal 30% lahan
bangunan terbuka untuk penghijauan.
Gambar 3.3 Pohon Sebagai Peneduh
Sumber : Frick (2007:41)
Gambar 3.4 Peresapan Air Hujan
Sumber : Frick (2007:41)
46
Kenyamanan dalam suatu ruang tergantung pada kebudayaan dan
adat istiadat masing-masing manusia, terutama iklim dan kelembapan,
bau dan pencemaran udara, radiasi alam dan radiasi buatan, bahan
bangunan, bentuk dan struktur bangunan, serta warna dan pencahayaan.
Gambar 3.5 Kenyamanan Ruang Berdasarkan Hubungan antara Suhu, Kelembapan dan Gerakan
Angin
Sumber : Frick (2007:41)
Pencahayaan dan warna memberi pengalaman ruang melalui mata
dan hubungannya dengan pengalaman perasaan. Pencahayaan dan
pembayangan mempengaruhi orientasi di dalam ruang. Bagian ruang
yang tersinari dan yang dalam keadaan gelap menentukan nilai psikis
yang berhubungan dengan ruang. Cahaya matahari memberi kesan vital
dalam ruang terutama jika cahaya tersebut masuk dari jendela yang
orientasinya ke Timur. Warna adalah salah satu cara untuk
mempengaruhi ciri khas suatu ruang atau gedung. Warna yang agak
terang seperti merah, oranye, kuning, hijau kekuningan, hijau serta
warna yang agak gelap seperti merah, merah bungur, ungu, biru
mengandung efek psikologis tertentu.
Gambar 3.6 Pencahayaan Terhadap Orientasi Ruang
Sumber : Frick (2007:41)
47
Gambar 3.7 Pengaruh Warna terhadap Efek Psikologis
Sumber : Frick (2007:41)
Pengaruh suhu terhadap bangunan dapat diatur juga dengan
memperhatikan letak, bentuk dan lapisan permukaan gedung. Bidang
yang kurang panas selalu akan menerima panas dari bidang yang lebih
panas seperti terlihat pada gambar berikut.
Gambar 3.8 Pengaruh Suhu Ruang Berdasarkan Letak dan Bentuk Benda
Sumber : Frick (2007:41)
Hal yang sama juga terjadi antara dua benda (lewat udara) maupun
antara dua permukaan dinding (lewat tembok), dimana benda hangat
berupa udara yang hangat akibat radiasi matahari dan benda dingin
berupa udara didalam rumah. Penukaran panas pada lapisan bidang
permukaan luar gedung dapat juga dipengaruhi oleh factor pantulan dan
penyerapan sinar panas.
Tabel 3.1 Faktor Bahan Permukaan terhadap Penyerapan dan Pemantulan
Sumber : Frick (2007:41)
48
Karena panas diserap oleh bagian dinding luar, maka akan
menghangatkan juga permukaan dinding dalam sesudah beberapa waktu
menurut daya panas dan tebalnya dinding.
2. Kenyamanan Thermal
Kegunaan dari aliran udara atau ventilasi adalah untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan yaitu penyediaan oksigen untuk pernafasan,
membawa asap dan uap air keluar ruangan, mengurangi konsentrasi gas-
gas dan bakteri serta menghilangkan bau dan untuk memenuhi
kebutuhan kenyamanan thermal, mengeluarkan panas, membantu
mendinginkan bagian dalam bangunan.
Aliran udara terjadi karena adanya gaya thermal yaitu terdapat
perbedaan temperatur antara udara di dalam dan diluar ruangan dan
perbedaan tinggi antara lubang ventilasi. Kedua gaya ini dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendapatkan jumlah aliran udara
yang dikehendaki. Jumlah aliran udara dapat memenuhi kebutuhan
kesehatan pada umumnya lebih kecil daripada yang diperlukan untuk
memenuhi kenyamanan thermal.Untuk yang pertama sebaiknya
digunakan lubang ventilasi tetap yang selalu terbuka.Untuk memenuhi
yang kedua, sebaiknya digunakan lubang ventilasi yang bukaannya
dapat diatur.
3. Radiasi Panas
Radiasi panas dapat terjadi oleh sinar matahari yang langsung
masuk ke dalam bangunan dan dari permukaan yang lebih panas dari
sekitarnya, untuk mencegah hal itu dapat digunakan alat-alat peneduh
(Sun Shading Device). Pancaran panas dari suatu permukaan akan
memberikan ketidaknyamanan thermal bagi penghuni, jika beda
temperatur udara melebihi 400C. Hal ini sering kali terjadi pada
permukaan bawah dari langit-langit atau permukaan bawah dari atap.
49
Gambar 3.9 Beberapa Jenis Shaing Device
Sumber : Himaartra.2012 Arsitektur Tropis
4. Penerangan Alami
Cahaya alami siang hari yang terdiri dari cahaya matahari langsung
dan cahaya matahari difus.Di Indonesia seharusnya dapat dimanfaatkan
sebaik-baiknya cahaya ini untuk penerangan siang hari di dalam
bangunan. Tetapi, cahaya matahari langsung tidak dikehendaki masuk
ke dalam bangunan karena akan menimbulkan pemanasan dan
penyilauan, kecuali sinar matahari pada pagi hari. Sehingga yang perlu
dimanfaatkan untuk penerangan adalah cahaya langit. Cahaya langit
yang sampai pada bidang kerja dapat dibagi dalam 3 (tiga) komponen :
a. Komponen langit.
b. Komponen refleksi luar.
c. Komponen refleksi dalam.
Dari ketiga komponen tersebut komponen langit memberikan bagian
terbesar pada tingkat penerangan yang dihasilkan oleh suatu lubang
cahaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat penerangan
pada bidang kerja tersebut adalah :
a. Luas dan posisi lubang cahaya.
b. Lebar teritis.
c. Penghalang yang ada dimuka lubang cahaya.
d. Faktor refleksi cahaya dari permukaan dalam dari ruangan.
e. Permukaan di luar bangunan di sekitar lubang cahaya.
50
Untuk bangunan berlantai banyak makin tinggi makin berkurang pula
kemungkinan adanya penghalang di muka lubang cahaya.
Berdasarkan pada paparan diatas maka dapat disimpulkan strategi desain
arsitektur tropis pada bangunan dapat ditinjau dari kenyamanan thermal, aliran
udara dalam bangunan, radiasi panas dan pencahayaan alami. Berikut adalah
penjelasannya:
1. Kenyamanan Thermal adalah usaha untuk mengurangi perolehan panas
yang masuk ke dalam bangunan dapat dibagi menjadi beberapa strategi
yaitu:
a. Penggunaan material yang tahan panas pada elemen-elemen
bangunan terutama pada elemen atas yaitu atap karena area tersebut
adalah area yang paling banyak dikenai panas sinar matahari secara
langsung.
b. Orientasi bangunan.
c. Jumlah dan perletakan bukaan.
d. Warna permukaan bangunan.
e. Ketinggian bangunan.
2. Aliran Udara pada Bangunan terjadi karena adanya gaya thermal yaitu
terdapat perbedaan temperatur antara udara di dalam dan diluar ruangan
dan perbedaan tinggi antara lubang ventilasi. Aliran udara pada bangunan
dapat ditinjau dari beberapa strategi yaitu sebagai berikut:
a. Sistem bukaan dan perletakannya di dalam bangunan.
b. Tinggi bangunan.
c. Perletakan ruang dalam dan taman.
d. Penataan taman.
3. Radiasi Panas terjadi oleh sinar matahari yang langsung masuk ke dalam
bangunan dan dari permukaan yang lebih panas dari sekitarnya, untuk
mencegah hal itu dapat digunakan alat-alat peneduh (Sun Shading
Device).
51
4. Pencahayaan alami yang diterapkan yaitu cahaya langit dikarenakan
cahay matahari langsung dapat menimbulkan pemanasan dan penyilauan,
makin tinggi lantai bangunan makin kuat potensi cahaya langit yang bisa
dimanfaatkan.
3.2.1.2 Iklim Tropis Kering
A. Ciri - Ciri Iklim Kering
1. Kelembapan rendah.
2. Curah hujan rendah.
3. Radiasi panas langsung tinggi.
4. Suhu udara pada siang hari tinggi dan pada malam hari rendah (45º dan
10º Celcius).
5. Jumlah radiasi maksimal, karena tidak ada awan.
6. Pada malam hari berbalik dingin karena radiasi balik bumi cepat
berlangsung.
7. Menjelang pagi udara dan tanah benar-benar dingin karena radiasi balik
sudah habis.
8. Pada waktu sore hari sering terdengar suara ledakan batu - batuan karena
perubahan suhu yang tiba-tiba drastis.
B. Strategi Desain Arsitektur Tropis (Iklim Kering)
1. Mempergunakan bahan-bahan dengan time lag tinggi agar panas yang
diterima siang hari dapat menghangatkan ruangan di malam hari.
Konduktivitas rendah agar panas siang hari tidak langsung masuk ke
dalam bangunan. Berat jenis bahan tinggi, dimensi tebal agar kapasitas
menyimpan panas tinggi.
2. Bukaan-bukaan dinding kecil untuk mencegah radiasi sinar langsung
dan angin atau debu kering masuk sehingga mempertahankan
kelembaban.
3. Memperkecil bidang tangkapan sinar matahari dengan atap-atap datar
dan rumah-rumah kecil berdekatan satu sama lain saling membayangi,
jalan-jalan sempit selalu terbayang. Atap datar juga untuk menghindari
angin kencang, karena curah hujan rendah.
52
4. Menambah kelembaban ruang dalam dengan air mancur yang dibawa
angin sejuk.
5. Pola pemukiman rapat dan jalan yang berbelok untuk memotong arus
angin.
6. Bangunan efisien bila rendah, masif dan padat.
3.2.2 Strategi Untuk Bangunan Tropis
1. Bangunan sebaiknya terbuka dengan jarak yang cukup antara masing
masing banguna, untuk menjamin sirkulasi udara yang baik.
2. Menghalangi radiasi sinar matahari langsung dengan louvers dan sun
shading (pembayang sinar matahari).
3. Lebar bangunan untuk mendapatkan ventilasi silang.
4. Ruang sekitar bangunan diberi peneduh, tanpa mengganggu sirkulasi
udara.
5. Isolasi radiasi panas dengan ruang udara (pada atap dan pemakaian
bahanbahan bersel dan berpori atau berongga).
6. Kenyamanan Thermis dicapai dengan aliran udara yang mengenai tubuh
manusia.
7. Menghentikan/isolasi radiasi dengan reflektor kurang sesuai karena akan
menambah panas lingkungan dan mengurangi penerapan kelembaban
dan penguapan.
8. Bahan-bahan yang dipakai sebaiknya mempunyai BJ kecil (ringan), time
lag rendah, kapasitas panas kecil, dimensi kecil, berat sendiri kecil,
dapat mengikuti kadar kelembaban udara sekitar dan konduktivitas
panas rendah.
9. Curah hujan tinggi diatasi dengan kemiringan atap curam.
10. Kelembaban tinggi, diatasi dengan:
11. Penggunaan dinding porous pada bangunan agar dapat ikut menyerap
uap air di dalam ruangan dan meningkatkan kenyamanan. Dinding
dikeringkan aliran udara yang melewati celah-celah dinding,
mendinginkan permukaan bangunan.
53
12. Bangunan mempunyai dua jenis jendela, temporal dan tetap. Jendela
temporal digunakan pada siang hari.
13. Radiasi sinar langsung, diatasi dengan pemakaian sun shading. Agar
panas tidak terakumulasi dipakai bahan yang kapasitas panasnya kecil.
Pada malam hari, udara lembab akan mengembun dan jenuh, yang akan
menimbulkan rasa panas. Karena itu, bahan yang dipakai harus
mempunyai time lag rendah (cepat panas, cepat dingin). Pada siang hari,
radiasi tinggi, bahan bangunan harus mempunyai konduktivitas panas
rendah dan isolasi panas dengan udara mengalir (membawa udara panas
dan uap air di permukaan bahan), mengurangi panas bangunan. Dimensi
dan berat kecil agar tidak menyimpan panas. Pagi hari, suhu udara
terdingin, bangunan harus membatasi pengeluaran panas dari dalam
bangunan.
14. Udara lembab, tanah lembab, radiasi panas balik dari tanah membuat
udara jenuh. Keadaan ini ditanggulangi dengan mengangkat lantai
bangunan untuk memberi kesempatan udara mengalir di kolong
bangunan.
3.2.3 Desain Bangunan Tropis
Pertimbangan dalam mendesain bangunan yang berada didaerah tropis
antara lain sebagai berikut :
1. Orientasi Bangunan
Pada orientasi bangunan perlu di perhatikan 3 (tiga) hal berikut :
a. Radiasi Matahari
Semakin curam sudut jatuh cahaya matahari, maka semakin besar
penerima energi panas. Pada daerah tropika lembab kesilauan akibat
matahari tidak menguntungkan.
b. Arah dan Kekuatan Angin
Pada daerah tropika lembab keberadaan ventilasi silang sangat
penting, karena menyangkut pada kenyamana suhu ruang. Berarti
posisibangunan terhadap angin lebih penting dibanding
54
perlindungan tehadap radiasi matahari. Sehingga perlu dilakuakan
kompromi terhadap iklim mikro yang meliputi lokasi, bangunan
sekitar, lingkungan sekitar, dan topografi. Jenis, posisi dan ukuran
lubang jendela guna terbentuknya ventilasi silang.
c. Topografi
Sudut miring terhadap cahaya matahari diusahakan sekesil mungkin
guna mengurangi efek pemanasan dan intensitas pemantulan.
2. Ventilasi Silang
Syarat untuk terjadinya ventilasi silang yang baik (perlakuan untuk
denah dan tampak) adalah:
a. Tata letak bangunan pada arah yang tepat bagi angin untuk mencapai
bangunan.
b. Perencanaan lubang masuk angin dan kondisi-kondisi udara pada
dinding luar merupakan pengarah udara masuk kedalam ruang.
c. Aliran udara yang terbentuk diarahkan pada tempat dimana manusia
berada.
3. Perlindungan Matahari
Beberapa upaya perlindungan terhadap matahari dapat dilakukan dengan
beberapa cara berikut:
a. Element bangunan horizontal yang tidak tembus cahaya
Efektif untuk menahan matahri tinggi (pada fasade Utara dan
Selatan).
b. Element bangunan vertikal tidak tembus cahaya
Efektif untuk menahan matahari rendah (pada fasade Timur dan
Barat). Bisa digerakkan agar tidak menghalangi
pandangan.Diletakkan tegak lurus terhadap matahari.
c. Kaca pelindung matahari.
Berfungsi mengurangi radiasi matahari yang sangat besar. Sehingga
bangunan harus mempunyai penyejuk udara penuh, dimana jendela
dengan mempergunakan kaca pelindung cahaya matahari biasanya
55
tidak dibuka. Sebagai penyimpan panas karena radiasi. Semua ini
ditujukan sebagai upaya penyejukan pada ruang.
4. Pelembapan Udara
Kadar kelembaban udara dapat mengalami fluktuasi yang tinggi dan
tergantung pada temperatur udara. Semakin tinggi temperatur
semakintinggi pula kemampuan udara menyerap air. Kelembaban
absolut adalah besar kadar air di udara, dinyatakan dalam gram/kilogram
udara kering. Cara yang lebih banyak digunakan adalah dengan
mengukur tekanan yang ada pada udara dalam Kilo Pascal (Kpa) yang
lazim disebut “tekanan uap air” Kelembaban relatif menunjukkan
perbandingan antara tekanan uap air yang ada dengan uap air maksimum
(derajat kejenuhan) dengan kondisi temperatur udara tertentu,
dinyatakan dalam persen. Titik jenuh akan naik jika temperatur udara
meningkat. Temperatur lembab adalah kondisi temperatur kering yang
diukur secara normal dengan kadar kelembaban udara. Informasi
mengenai kadar kelembaban udara sangat penting untuk menilai
kecocokan terhadap suatu iklim, semakin tinggi kadar udara semakin
sukar iklim tersebut di toleransi.
5. Vegetasi
Tujuan perencanaan pertamanaan yang baik adalah untuk
mempengaruhi arah dan kekuatan angin, menyimpan air, menurunkan
temperatur, menyamakan perbedaan temperatur.
3.2.4 Dampak Lingkungan Penerapan Arsitektur Tropis
A. Dampak Jangka Pendek (Sekarang)
Dampak jangka pendek atau dampak yang langsung bisa dinikmati dengan
penerapan konsep arsitektur tropis adalah:
1. Terciptanya kenyamanan dalam hunian. Karena sirkulasi udara
mencukupi, membuat hawa dalam ruangan menjadi nyaman.
2. Penghematan Energi, Karena untuk penerangan dan penghawaan
memanfaatkan sumber energi alam.
56
B. Dampak Jangka Panjang
1. Terjaganya kelestarian alam karena konsep arsitektur tropis menyatu
dengan alam bukan merusak alam.
2. Akan semakin berkembangnya konsep arsitektur tropis jika banyak
peminatnya.
3.3 Studi Banding Tema Sejenis
3.3.1 Science Park Singapura
Science Park Drive adalah gedung terbaru di Science Park Singapura,
lokasi R&D dan teknologi terkemuka di Asia. Dibuka secara resmi oleh Wakil
Perdana Menteri Heng Swee Keat 5SPD mengerjakan kembali model untuk
bangunan teknologi untuk mencerminkan kebutuhan organisasi perdagangan dan
penelitian yang sedang berkembang. Bangunan unggulan ini akan menjadi dasar
pengembangan kembali taman sains.
Gambar 3.10 Science Park Singapura Sumber https://www.archdaily.com/
Model Science Park tahun 1990-an, dengan bangunan yang terisolasi satu
sama lain oleh lanskap yang tidak digunakan tidak lagi memadai untuk ruang
kerja saat ini yang lebih bersifat sosial. Yang pertama dari lebih dari lima
bangunan di cluster, Science Park Drive dirancang untuk memastikan bahwa
ruang umum terlihat, dapat diakses dan dipelihara dengan fasilitas ". Bangunan ini
memiliki lobi luas berlantai tiga atau 'ruang kota' yang menggabungkan
serangkaian platform berjenjang yang menggabungkan kafe, ruang istirahat, dan
auditorium kecil. Ruang ini difokuskan pada kolaborasi, diskusi, dan jaringan.
57
Gambar 3.11 lobby Science Park Singapura
Sumber https://www.archdaily.com/
Denah lantai dirancang untuk memaksimalkan fleksibilitas. Pelat lantai
tipikal memiliki lebih dari 4.000 meter persegi ruang terbuka dan bebas kolom
sepanjang 20 meter. Sirkulasi terpusat dengan koridor bermuatan ganda yang
sangat efisien memungkinkan bangunan dikonfigurasikan untuk penggunaan
tunggal atau multi-penyewa.
Gambar 3.12 Fasad Science Park Singapura
Sumber https://www.archdaily.com/
Fasad ini menampilkan kaca berperforma tinggi yang disetel menjadi
desain 'akordeon' yang bergantian yang dianimasikan pada malam hari dengan
sistem lampu LED yang dapat diprogram ulang. Desainnya menggabungkan visi
dan kaca spandrel untuk memaksimalkan pandangan sekaligus mengurangi
keuntungan matahari.
58
Gambar 3.13 teater room Science Park Singapura
Sumber https://www.archdaily.com/
Parkir mobil yang berdekatan telah ditutupi dengan lansekap yang luas dan
fasilitas termasuk paviliun olahraga. Ini pada akhirnya akan membentuk taman
bersama untuk sekelompok enam bangunan teknologi besar baru.
Gambar 3.14 fasad Science Park Singapura
Sumber https://www.archdaily.com/
Gambar 3.15 ruang tunggu Science Park
Singapura
Sumber https://www.archdaily.com/
Gambar 3.16 fasad dan plaza Science Park
Singapura
Sumber https://www.archdaily.com/
3.4.2 Xiangmi Science Library
Xiangmi Park adalah tempat bersejarah untuk standar Shenzhen. Awalnya
digunakan sebagai pusat penelitian pertanian dengan cepat ditelan oleh perluasan
59
kota sejak 1980-an. Selama 35 tahun terlindung dari pertumbuhan perkotaan yang
cepat, keberadaan fasilitas penelitian juga memelihara kebun leci besar di atas
bukit, kolam ikan, pasar bunga, banyak pohon besar dan jalan pohon palem.
Terletak di Distrik Futian pusat Shenzhen, itu adalah kotak harta karun yang
belum ditemukan di tengah kota metropolis.
Gambar 3.17 kawasan Xiangmi Science Libary
Sumber https://www.archdaily.com/
Harta hijau di tengah kota ini berpotensi menjadi taman kota bagi
masyarakat setempat. Penduduk kota dapat terhubung kembali ke iklim lokal,
flora lokal, dan fauna lokal. Ini mendorong gaya hidup baru yang positif: lokal,
sehat, dan sadar akan koneksi dan tanggung jawab kehidupan perkotaan kita
terhadap lingkungan. Rencana induk yang diusulkan menyimpan banyak aset
yang ada tetapi memperkayanya dengan lebih banyak kemungkinan untuk
mengalami alam. Bentang alam baru ditambahkan yang berfungsi sebagai ruang
terbuka rekreasi, kontribusi untuk mitigasi perubahan iklim, dan bidang
pendidikan.
Gambar 3.18 Xiangmi Science Library
Sumber https://www.archdaily.com/
Bangunan-bangunan di taman berusaha untuk terlibat dengan alam di
sekitarnya dengan berbagai cara. Alih-alih menjadi intrusi, mereka adalah
perangkat yang mengungkapkan beberapa kualitas lingkungan alam setempat.
60
Dengan melakukan itu, mereka berdiri dalam tradisi arsitektur taman Cina klasik
dan pada saat yang sama mereka adalah penggerak di taman terbuka baru yang
kontemporer dan dapat diakses.
Gambar 3.19 Xiangmi Science Library
Sumber https://www.archdaily.com/
Xiangmi Science Library yang dirancang MLA adalah bangunan ringan,
terhubung dengan 'jalan setapak pohon', jembatan melalui taman. Struktur baja
dan semua fasad kaca membentuk dasar daya tarik bangunan yang terang dan
lapang. Penopang besar dari logam berlapis bubuk berfungsi sebagai peneduh
matahari dan merujuk pada arsitektur lokal vernakular. Program ini terdiri dari
ruang pertemuan, ruang baca, majalah buku, teras dan kantor untuk administrasi.
Ruang publik diangkat dari tanah untuk menekankan pengalaman alam dan
menciptakan teras vista.
Gambar 3.20 lobby Xiangmi Science Library
Sumber https://www.archdaily.com/
Perpustakaan juga merupakan tangga umum. Ini berfungsi sebagai elemen
penghubung antara tingkat jembatan dengan lantai dasar. Bertengger di antara
pepohonan, bangunan ini menawarkan pengalaman lanskap sekitarnya yang selalu
berubah. Pengalaman ini bervariasi dari lantai ke lantai. Dengan lantai dasar
61
dematerialisasi, ia menjadi bagian dari lantai hutan yang teduh. Elemen struktural
menyatu dengan batang pohon di sekitarnya. Tingkat atas berada di antara kanopi
daun yang lebat dan karenanya memiliki perasaan yang lebih tertutup dan akrab.
Lantai paling atas menawarkan pemandangan lingkungan dan kota. Mengalami
perpustakaan seperti memanjat pohon - pohon pengetahuan.
Gambar 3.21 ruang rapat Xiangmi Park Science
Sumber https://www.archdaily.com/
Gambar 3.22 Entrance Xiangmi Park
Science
Sumber https://www.archdaily.com/
Gambar 3.23 ruang luar Xiangmi Park
Science
Sumber https://www.archdaily.com/
Gambar 3.24 landscape Xiangmi Park Science
Sumber https://www.archdaily.com
3.4.3 Science Park Kassel
Bangunan baru untuk pusat inovasi dan start-up "Science Park Kassel"
adalah bagian penting dari kampus utara baru Universitas Kassel. Ini berfungsi
62
sebagai forum untuk pertukaran antara sains dan bisnis dan bertujuan mendukung
perusahaan pemula meluncurkan ide-ide mereka di pasar.
Gambar 3.25 Plaza Science Park Kassel
Sumber https://www.archdaily.com
Gedung empat lantai yang baru menyediakan ruang lantai 6.200 m² untuk
workstation di kantor dan laboratorium, toko, studio dan kafetaria pusat dengan
area seminar dan konferensi yang berdekatan. Bagian penting lain dari penataan
ruang adalah IdeaLab dan area Kerja Sama. Ini membentuk inti yang bertindak
sebagai penghasut dan sebagai tempat untuk inspirasi bagi Science Park yang
baru.
Gambar 3.26 lobby Science Park Kassel
Sumber https://www.archdaily.com
Jejak kaki kampus utara yang didefinisikan dalam masterplan menyerupai
bentuk Pretzel dengan tujuh sudut dan dua halaman pelataran dalam. Tingkat
bangunan baru keluar perbedaan ketinggian antara dataran tinggi kampus dan
tingkat parkir di Sungai Ahne.
63
Gambar 3.27 denah Science Park Kassel
Sumber https://www.archdaily.com
Tangga terbuka di halaman pelataran dalam ke arah barat daya
memungkinkan pengunjung merasakan offset satu lantai dan menawarkan ruang
tambahan untuk acara dan kursus outdoor. Halaman "umum" ini terletak dekat
dengan ruang tunggu, kafetaria, dan ruang konferensi. Halaman pelataran dalam
ke utara memungkinkan penerangan alami dan ventilasi dari tingkat alas. Di
musim panas, lantai dan kantor toko yang berdekatan dapat diperluas ke halaman
Gambar 3.28 Ruang Start Up Science Park Kassel
Sumber https://www.archdaily.com
Pintu masuk Science Park terletak di barat daya, di sisi kampus. Di
jantungnya, serambi menyediakan jalur pendek dan akses ke semua fasilitas pusat
dari pusat start-up.
Gambar 3.29 Fasad Science Park Kassel
Sumber https://www.archdaily.com
64
Empat inti akses, dibanjiri cahaya matahari, menawarkan pemandangan ke
sekitarnya dan menghubungkan bangunan dalam arah vertikal, sementara galeri
menyediakan akses horizontal ke kantor. Setiap lantai memiliki area komunikasi
yang luas dan cerah untuk pertemuan dan istirahat informal.
Gambar 3.30 Akses Science Park Kassel
Sumber https://www.archdaily.com
Gambar 3.31 Ruang Kelas Science Park
Kassel
Sumber https://www.archdaily.com
Gambar 3.32 Ruang Kerja Science Park
Kassel
Sumber https://www.archdaily.com
Gambar 3.33 Ruang Rapat Science Park Kassel
Sumber https://www.archdaily.com
65
3.4.4 Kesimpulan Studi Banding Tema
Tabel 3.2 Kesimpulan Studi Banding
No Objek Science Park
Singapura
Xiangmi Science
Library
Science Park
Kassel
1 Fungsi Laboratorium
dan Kantor
Laboratorium
Perpustakaan
Laboratorium
dan Kantor
2 Konsep Tropis Tropis Dan
Kontemporer
Tropis
3 Bentuk
Bangunan
Persegi Panjang Kubus Dan
Bertingkat
Persegi
Panjang
4 Skala Intim (Eksterior)
Normal (Interior)
Intim (Eksterior)
Normal (Interior)
Intim
(Eksterior)
Normal
(Interior)
5 Aspek
Penerapan
Dalam
Rancangan
Aspek
Budaya.
Arsitektur
Tropis.
Aspek Budaya.
Arsitektur
Tropis.
Kontemporer
Arsitektur
Tropis.
Industial.
Sumber: analisa pribadi
66
BAB IV
ANALISA
4.1 Analisa Kondisi Lingkungan
4.1.1 Lokasi
Lokasi tapak objek Perancangan Agro Techno Park Aceh berada di Jalan Tengku
Dilhoong II
Gambar 4.1 Peta Provinsi Aceh Gambar 4.2 RTRW Aceh Besar
Sumber: Google.com Sumber : Bappeda Aceh Besar
Gambar 4.3 Lokasi Perancangan Gambar 4.4 Peta Kawasan ( zoom out )
Sumber: Google Earth Sumber: Google Earth
4.1.2 Kondisi Eksisting Tapak
Tapak pada lokasi ini memiliki luas ± 5 hektar yang merupakan lahan semi
perkebunan dengan permukaan tanah relatif padat dan kontur tapak yang
cenderung datar. Batasan-batasannya sebagai berikut;
Bagian Utara : Kantor BNN Provinsi Aceh.
Bagian Timur : Perumahan Warga.
67
Bagian Barat : Stadion Harapan Bangsa.
Bagian Selatan : Perumahan Warga Dan Perkebunan Warga.
4.1.3 Peraturan Setempat
Berdasarkan RTRW Banda Aceh, peraturan-peraturan setempat yang ada
di kawasan ini adalah sebagai berikut:
Peruntukan Lahan : PPL ( Pusat Pelayanan Lingkungan )
KDB Maksimum : 70%
KLB Maksimum : 3,5
GSB Minimum : 12 Meter
Ketinggian Bangunan : 3 Lantai
Luas Lantai Dasar Maksimum : KDB x Luas Tapak
: 35.000 x 25.000 m²
:875.000 m²
Luas Bangunan Maksimum : KLB x Luas Tapak
: 3.5 x 25.000 m²
: 87.500 m²
JL (Jumlah Lantai) : KLB : KDB
875.000 m² : 87.500 m² = 10 ( 10 Lantai )
4.1.4 Potensi Tapak
Adapun potensi-potensi yang dimiliki pada tapak ini adalah :
1. Land Use (Tata Guna Lahan)
Kawasan pelayanan umum dikembangkan dengan tujuan untuk
menyediakan ruang ruang yang berfungsi untuk menampung fasilitas pelayanan
68
umum dan ruang ruang yang berkembang sebagai dampak pengembangan fasilitas
pelayanan umum yang meliputi fasilitas pelayanan pemerintah, perdagangan dan
jasa, industri pengolahan, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas
peribadatan dan fasilitas transportasi.
2. Aksesibilitas
Tapak berada di landuse pelayanan umum yang dikelilingi oleh kawasan
perkantoran, pendidikan dan perumahan sedangkan untuk akses sangat mudah
dicapai karena berada di pinggiran kota banda aceh yang bisa dicapai oleh
kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.
Gambar 4.5 Jln. Tengku Dilhoong II Sumber: Dokumen Pribadi, 2019
3. Utilitas
Sarana utilitas pada tapak belum terfungsikan secara optimal, akan tetapi
sudah tersedia beberapa fasilitas yang bisa digunakan dan dioptimalkan lagi
seperti Irigasi, lampu jalan, tiang listrik. Berikut adalah titik-titik utilitas yang ada
pada site.
Gambar 4.6 Titik Utilitas Eksisting
Sumber : Analisa Pribadi, 2019
69
Gambar 4.7 Tiang Listrik Gambar 4.8 Lampu Jalan
Sumber : Dokumen Pribadi, 2019 Sumber : Dokumen Pribadi, 2019
Gambar 4.9 Gardu PLN
Sumber : Dokumen Pribadi, 2019 4. Fasilitas Penunjang
Disekitar tapak banyak fasilitas - fasilitas penunjang perancangan “Agro
Techno Park” seperti :
Stadion Harapan Bangsa yang merupakan salah satu Stadion
Terbesar di Aceh yang berpotensi untuk mewadahi kebutuhan
pengguna Agro Techno Park.
The Pade Hotel, Lokasi perancangan dekat dengan tempat penginapan
menguntungkan bagi para tamu yang datang dari luar daerah. Tamu
tidak harus menginap di hotel yang jauh dari Lokasi Site.
Area Caffe Atau Kedai Kopi, Keberadaan tempat kuliner khususnya
tempat menikmati kopi Aceh menjadi daya tarik tersendiri bagi
masyarakat luar daerah untuk dating kelokasi. Karena kopi Aceh sudah
terkenal di Indonesia, bahkan masyarakat Internasional.
70
Rumah Sakit Meuraxa, Keberadaan Rumah Sakit Meuraxa Banda
Aceh ini menguntungkan untuk lokasi perancangan.
5. Kondisi lapangan
Gambar 4.10 Tampak Situasi Site
Sumber: Dokumnetasi Pribadi
Kondisi tapak berada pinggiran kota yang mana pada jam - jam sibuk
seperti pagi dan sore memiliki tingkat kebisingan yang tinggi yang mana jalan ini
akan dilalui oleh masyarakat dan pekerja kantor yang menuju ke kantor dan
aktifitas lainya.
4.1.5 Analisis Tapak
4.1.5.1 Analisa Matahari
Iklim merupakan faktor alam seperti cahaya matahari, hujan, kecepatan
angin, dapat mempengaruhi bentukan arsitektur, pemahaman terhadap iklim dan
karakteristiknya dapat membantu menciptakan kenyamanan. Cahaya dari matahari
dapat dimanfaatkan dengan baik jika orientasi bangunan tidak menghadap
langsung dengan tenggelam maupun terbitnya matahari yang dapat menimbulkan
panas yang berlebihan dan juga silau.
Gambar 4.11 Analisa Matahari
Sumber : https://www.suncalc.org 2019
71
Keterangan :
Fajar 06 : 14 : 38
Matahari terbit 06 : 36 : 54
Siang hari 12 : 31 : 28
Matahari terbenam 18 : 26 : 00
Senja 18 : 48 : 17
Tanggapan
1. Dilihat dari arah lintasan matahari (timur-barat) pada tapak sebelah
timur akan ditambahkan vegetasi jenis peneduh hal ini menjadi respon
alami terhadap permasalahan matahari pagi.
Gambar 4.12 Tanggapan Analisa Matahari
Sumber : Analisa Pribadi
2. Namun terhadap pengguna dalam bangunan untuk meminimalisir
dampak terhadap paparan sinar matahari langsung bisa menggunakan
kisi-kisi pada sisi kaca yang berhadapan langsung dengan matahari,
terutama matahari siang dan sore.
Gambar 4.13 Kantor YPKr Buah Hati
Sumber : http://andyrahmanarchitect.com/
72
3. Adanya cross ventilation, penanaman vegetasi, yang memungkinkan
adanya pergerakan angin sehingga dapat mengurangi panas yang
diterima bangunan dengan aliran angin.
Gambar 4 .14 Cross Ventilation
Sumber : www.machgroup.co.uk, 2019
Gambar 4.15 Vegetasi Tanggapan Analisa Matahari
Sumber : Dekoruma.Com
4.1.5.2 Analisa Angin
Gambar 4 .16 Tanggapan Analisa Angin
Sumber: Analisa Pribadi/ 2019
Lokasi site yang berada di pinggiran kota Banda Aceh dengan iklim tropis
yang angin terkencang datang dari arah barat. Kondisi site yang berada di area
73
semi perkebunan dan diapit oleh area gedung perkantoran, perumahan dan
vegetasi.
Utara : belum ada vegetasi peneduh pada eksisting yang dapat
membarier debu yang dibawa oleh angin, perlu penambahan
dibeberapa titik supaya terlihat lebih rapi dan teduh.
Timur : belum ada vegetasi.
selatan : sudah ada vegetasi yang memadai site.
Barat : pada sisi barat sudah ada beberapa jenis vegetasi.
Gambar 4.17 Cross Ventilation 1
Sumber : Analisa Pribadi 201
Sistem ventilasi silang diterapkan agar udara bisa keluar masuk sebagai
penghawaan alami pada beberapa ruang baik publik atau privat.
Gambar 4.18 Cross Ventilation 2
Sumber : Analisa Pribadi 2019
Bentuk bangunan disesuaikan agar tidak mengahalangi laju angin sehingga
berdampak buruk terhadap bangunan ketika terjadi angin kencang.
74
4.1.5.3 Analisa Vegetasi
Gambar 4.19 Analisa Vegetasi
Sumber : Analisa Pribadi 2019
Lokasi site yang merupakan lahan semi perkebunan yang produktif dan
digunakan untuk menanam beberapa jenis tanaman sehingga di area site tidak
terlalu banyak vegetasi, maka diperlukan penanaman vegetasi baru yang di
anggap dapat menunjang desain Agro Techno park.
Gambar 4.20 Tanggapan Analisa Vegetasi
Sumber : Analisa Pribadi 2019
Dari gambar di atas kita dapat melihat ada penambahan vegetasi hal ini
mempertimbangkan kepentingan desain yang mana vegetasi yang sesuai dengan
konsep dan fungsi nya akan ditambahkan di area site tersebut.
4.1.5.4 Analisa Kebisingan
a. Kondisi existing
Gambar 4.21 Analisa Kebisingan
( Tingkat Kebisingan Diukur Pada Jam 16 : 00 Wib)
Sumber : Analisa Pribadi 2019
75
Dari gambar di atas kita bisa melihat bahwa tingkat kebisingan diukur
pada waktu sore tepatnya pada pukul 16 : 00 wib – 16 : 20 wib yang merupakan
jam-jam sibuk dimana jam tersebut merupakan jam pulang kerja ataupun jam
warga yang beraktiftas disore hari.
Gambar 4.22 Tanggapan Analisa Kebisingan
Sumber : Analisa Pribadi 2019
Dari informasi diatas kita dapat mengambil beberapa tanggapan terhadap
permasalahan kebisingan pada lokasi site di antaranya adalah
b. Tanggapan
1. peletakan bangunan yang fungsi sebagai area pelatihan, penelitian dan
yang bersifat pengedukasian untuk diletakkan agak jauh dari sumber
kebisingan yang disini berada pada sisi barat site.
2. Penggunaan vegetasi sebagai buffer alami bagi bangunan dititik titik
yang tingkat kebisingan tinggi.
3. Penggunaan material kedap suara pada ruang tertentu.
4.1.5.5 Analisa View
a. Kondisi Existing
Gambar 4.23 Kondisi Site
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2019
76
pada gambar diatas kita dapat melihat pemandangan disegala sisi di
kawasan sekitar site dari sini kita langsung bisa melihat dan menganalisa view
positif dan negatif pada site tergantung kebutuhan rancangan.
Berikut adalah pemetaan view positif dan negatif sesuai keadaan pada
site exixting
Gambar 4.24 Analisa View
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2019
b. Tanggapan
Utara : sisi ini merupakan view positif yang mana pada arah utara
berhadapan langsung dengan area perkantoran dan akses utama, beranjak dari
potensi ini akan dibuka akses ke arah utara baik dari akses sirkulasi pengguna
maupun akses view dari bangunan dengan penggunaan kaca yang menghadap
kearah persawahan dan perumahan.
Timur : untuk view ke timur merupakan area yang kurang bagus viewnya
pada rancangan Agro Techno park karena berhadapan dengan beberapa
perumahan warga dan terhalang dengan ruko, untuk itu menggunakan vegetasi
sebagai barrier terhadap dampak view yang kurang secara estetika.
Barat : sisi ini merupakan view andalan yang mana pada arah barat
berhadapan langsung dengan stdion harapan bangsa, beranjak dari potensi ini akan
dibuka akses ke arah barat akses view dari bangunan dengan penggunaan kaca
dan area taman edukasi yang menghadap kearah barat.
77
Selatan: untuk view ke selatan merupakan area yang kurang bagus
viewnya pada rancangan Agro Techno park karena berhadapan dengan beberapa
perkebunan warga dan terhalang dengan beberapa rumah warga.
4.2 Analisa Fungsional
4.2.1 Pengguna Bangunan
Secara umum pengguna pada bangunan “Agro Techno park” yaitu
masyarakat Aceh.
a. Dari Kalangan Umum : yaitu masyarakat yang memiliki kepentingan /
ketertarikan terhadap teknologi pertanian seperti petani yang inovatif dan
kreatif yang ingin menikmati fasilitas belajar maupun rekreasi berbasis
teknologi pertanian.
b. Akademisi : yaitu para dosen dan mahasiswa sebagai peneliti dan
pengembang di sektor teknologi pertanian.
c. Kalangan Pebisnis : yaitu kalangan masyarakat yang ingin memperoleh
pengetahuan dan mengembangkan usaha dengan basis teknologi pertanian.
d. Pengelola Agro Techno park, Manajemen Objek Agro Techno park
dikelola oleh pihak BPTP Aceh ( Balai Penelitian Tanaman Pangan ) yang
menjadi investor pengembangan objek, bekerja sama dengan institusi
pendidikan tinggi dan pemerintah. Dimana manajemen bisnis oleh pihak
BPTP Aceh, pengembangan produk oleh institusi pendidikan tinggi dan
kontrol oleh pemerintah.
4.2.2 Kelompok Pelaku
Kelompok Pengguna Pengguna
Pengelola
Manager
Manager Administrasi
Manager Pemasaran
78
Manager Pengawasan
Manager Produksi
Pengguna
Pelaku Teknologi Bidang
Pertanian
Peserta Pelatihan Dan Workshop
Pengunjung
Masyarakat Setempat Atau
Masyarakat Lokal
Wisatawan Lokal / Mancanegara
Siswa SD/SMP/SMA
Mahasiswa
Instansi Pemerintah
Pelaku Bisnis Yang Terkait
Servis
Mekanik
Cleaning Servis
Keamanan
Table 4.1 Kelompok Pengguna
Sumber: Analisa Pribadi 2019
Kategori
Kegiatan
Aktivitas
Pelaku
Fasilitas
Sifat
kegiatan
Kegiatan Utama
Bekerja
Registrasi
Diskusi
Rapat
Brainstorming
/mencari ide
Beribadah
Makan dan minum
Pelaku teknologi
pertanian.
Staff Agro Techno
Park.
Pengunjung
Loby dan
Recepcionist
Co-Office
Pantry
Ruang rapat
Gudang
penyimpanan
Mushola
Semi-
publik
Pelatihan
perkenalan fasilitas
teknologi
Instruktur atau
pengajar.
R. Laboratorium.
R. Kelas
Semi-
publik
79
Dan
Pembekal
an
pertanian.
pelatihan
pembekalan
penggunaan alat.
Pengawasan oleh
staff Agro Techno
Park.
Pelaku teknologi
pertanian ( petani,
dan pengusaha )
Mahasiswa dan
fresh graduate
(baru lulus).
Masyarakat secara
umum
R.rapat
Co-Office registrasi
brainstorming
diskusi
perancangan
strategi pemasaran
dan produksi
pelaku teknologi
pertanian
start up
penyewa
Co-Office Privat
Workshop
/seminar
pelatihan dan
belajar
sharing ilmu
pertanian
peserta workshop
pemateri workshop
ruang kelas
ruang seminar
Semi-
Publik
Pameran
karya
memamerkan
karya yang
inovatif.
melihat pameran
dokumentasi
peserta pameran
masyarakat umum
wisatawan
mahasiswa
praktisi
galeri atau stand
teater room
agro market
publik
Kegiatan Penunjang
Belajar membaca
sharing
diskusi
brain storming
mahasiswa
masyarakat
umum
start up
Perpustakaan Publik
Kuliner makan dan
minum
Semua pelaku di
Agro Techno
Cafetaria
Pantry
publik
80
belanja
Park. Coffee shop
Agro market
Ibadah Sholat
Tadarus
Majelis ilmu
Semua pelaku di
Agro Techno
Park.
Mushola
publik
Kegiatan pengelolaan
Maintenance
Agro Techno
Park.
Mengawasi
seluruh kegiatan
yang sedang
berlangsung
Bertanggung
jawab atas segala
kegiatan
Direktur Agro
Techno Park.
Seluruh staff
Agro Techno
Park.
Pengguna
Ruang direktur
Ruang arsip
Ruang tunggu
Privat
Direksi dan
manajemen
Meyusun dan
mengatur jobdesk
Melayani
tamu/client
GM (General
Manager)
Ruang GM
Ruang rapat
Ruang tunggu
Privat
System
operasional
Menangani
hubungan
internal dan
eksternal
Mengelola
anggaran Agro
Techno Park.
Bertanggung
jawab pada
kegiatan yang
berlansung
Mengawasi
Operation
manager
Communication
manager
Event manager
Ruang OM
Ruang CM
Ruang EM
privat
81
kinerja staff`
Informasi dan
pemasaran
Bertanggung
jawab
memberikan
segala informasi
yang
berhubungan
dengan Agro
Techno Park.
Membantu
pemasaran tenant
yang ada
Informan
Marketing
tenant
Ruang
marketing
Privat
dokumentasi Mengabadikan
setiap momen
yang berlangsung
di Agro Techno
Park.
Video grapher
dan fotographer
Ruang editing Semi-privat
operasional
bangunan
Maintenance
segala property
dan inventaris
Agro Techno
Park.
Spesialis IT
Teknisi
Cleaning
serving
R. genset
R. trafo
R. pompa
R. ME
R. AHU
R. cooling
tower
Lift
Ground tank
Roof tank
Gudang
Penampungan
sampah
Servis
82
sementara
R. cleaning
service
R. Locker
Kegiatan layanan public
Pengumuman Penanganan
reservasi
Melayani
Petani Inovatif
Pengguna
Wisatawan
Staff Agro Techno
Park.
Lobby dan
receptionist
Ruang tunggu
Publik
Akomodasi Ibadah
Istirahat
BAB/BAK
Seluruh pengguna
Agro Techno Park.
Mushola
Lavatory.
Coffee shop.
Cafeteria.
Ruang santai.
Asrama
Servis
Keamanan Menjaga
keamanan dan
ketertiban
segala
aktivitas di
Agro Techno
Park.
Melayani
pengguna
bangunan
Staff keamanan Ruang
kemanan/CCTV
Pos jaga
Semi-publik
Table 4.2 Aktifitas Ruang
Sumber: analisa pribadi 2019
4.2.3 Pola Aktivitas
83
Pola Aktivitas Datang
Gambar 4. 25 Skema Organisasi Aktivitas Datang
Sumber : Analisa Pribadi
Pola Aktivitas Pergi
Gambar 4.26 Skema Organisasi Aktivitas Pergi
Sumber : Analisa Pribadi
Pola Aktivitas Pengelola
Gambar 4.27 Skema Organisasi Aktivitas Pengelola
Sumber : Analisa Pribadi
84
Gambar 4.28 Skema Organisasi Aktivitas Pengguna
Sumber : Analisa Pribadi
4.2.4 Organisasi Ruang
Berdasarkan kegiatan dan sifat ruang, dan keterkaitan hubungannya, maka
ruang-ruang tersebut dapat dikelompokkan secara makro dan mikro.
1. Organisasi Ruang Makro
Gambar 4.29 Organisasi Ruang Makro
Sumber : Analisa Pribadi
85
2. Organisasi Ruang Mikro
a. Co Working
Gambar 4.30 Organisasi Ruang Mikro 1
Sumber : Analisa Pribadi
b. Laboratorium
Gambar 4.31 Organisasi Ruang Mikro 2
Sumber : Analisa Pribadi
c. Co office
Gambar 4.32 Organisasi Ruang Mikro 3
Sumber : Analisa Pribadi
86
4.2.5 Besaran Ruang
Dalam perencanaan menentukan luas besaran ruang Agro Techno Park
yang diperlukan penulis menggunakan literature sebagai berikut:
SBR : Studi Besaran Ruang
SRK : Studi Ruang Khusus
SB : Studi Banding
DA : Data Arsitek
AS : Asumsi
Perhitungan sirkulasi pada ruangan dan bangunan menggunakan acuan
pada buku Time Saver Standart for Building Types 2nd Edition, perhitungan
ditetapkan sebagai berikut:
5-10 % : Sirkulasi Minimum
20% : Kebutuhan akan keleluasaan sirkulasi
30% : Kenyamanan Fisik
40% : kenyamanan Psikologis
50% : Sirkulasi sesuai dengan spesifik kegiatan
70-100% : Sirkulasi dengan banyak kegiatan
Ruang Jml.
Ruang
Sumber Kapasitas Analisa Sir. Luas
Ruangan m²
INFORMASION CENTER
Lobby 1 DA 50 Org Standart 2
m2/orang
30
%
80 m2
Informasion
Center
1 DA 4 Org Standart 2
m2/orang
30
%
5.2 m2
Lavatory 1 DA 10 Org Standart 2
m2/orang
20
%
24 m2
TOTAL 109.4 m2
Table 4.3 Kebutuhan Ruang
Sumber: Analisa Pribadi 2019
87
Ruang Jml.
Rua
ng
Su
mbe
r
Kap
asita
s
Analisa Sir. Luas
Ruangan
m²
UNIT KEGIATAN UTAMA
Lab.Teknik
Pangan dan
Pascapanen
2 DA 20
Org
Kursi lab 0,8 (20) = 16 m²
Meja Lab 6 m² (5) = 30 m²
Lemari Lab 1.2m² (3) =3.6
m²
Lemari loker = 1.2 m²
40% 100 m²
Lab.Teknik
Lingkunga
&
Bangunan
Pertanian.
1 DA 20
Org
Kursi lab 0,8 (20) = 16 m²
Meja Lab 6 m² (5) = 30 m²
Lemari Lab 1.2m² (3) =3.6
m²
Lemari loker = 1.2 m²
40% 50 m²
Lab.
Kimia,
Biokimia
Pangan &
Hasil
Pertanian
1 DA
AS
20
Org
Kursi lab 0,8 (20) = 16 m²
Meja Lab 6 m² (5) = 30 m²
Lemari Lab 1.2m² (3) =3.6
m²
Lemari loker = 1.2 m²
Ruang
Inkubator
2 DA
AS
20
Org
Kursi lab 0,8 (20) = 16 m²
Meja Lab 6 m² (5) = 30 m²
Lemari Lab 1.2m² (3) =3.6
m²
Lemari loker = 1.2 m²
Inkubator 2.4 (3) = 7.2 m²
40% 290 m²
Lab.Biotek
nologi
2 DA
AS
20
Org
Kursi lab 0,8 (20) = 16 m²
Meja Lab 6 m² (5) = 30 m²
Lemari Lab 1.2m² (3) =3.6
m²
Lemari loker = 1.2 m²
40% 100 m²
Lab. 5 DA 20 Kursi lab 0,8 (20) = 16 m² 40% 700 m²
88
Rekayasa
Proses
AS Org Meja Lab 6 m² (5) = 30 m²
Lemari Lab 1.2m² (3) =3.6
m²
Lemari loker = 1.2 m²
Pilot Plant = 5 m²
Lab Teknol
ogi Pengol
ahan
2 DA
AS
20
Org
Kursi lab 0,8 (20) = 16 m²
Meja Lab 6 m² (5) = 30 m²
Lemari Lab 1.2m² (3) =3.6
m²
Lemari loker = 1.2 m²
Inventaris Lab = 5 m²
40% 279 m²
Lab.Panga
n dan Gizi
1 DA
AS
20
Org
Kursi lab 0,8 (20) = 16 m²
Meja Lab 6 m² (5) = 30 m²
Lemari Lab 1.2m² (3) =3.6
m²
Lemari loker = 1.2 m²
Inventaris Lab = 8 m²
40% 147 m²
Lab.
Nutrisi
Pangan dan
Hasil
Pertanian
2 DA
AS
20
Org
Kursi lab 0,8 (20) = 16 m²
Meja Lab 6 m² (5) = 30 m²
Lemari Lab 1.2m² (3) =3.6
m²
Lemari loker = 1.2 m²
Inventaris Lab = 5 m²
40% 279 m²
Lab.
Agribisnis.
3 DA
AS
Kursi lab 0,8 (20) = 16 m²
Meja Lab 6 m² (5) = 30 m²
Lemari Lab 1.2m² (3) =3.6
m²
Lemari loker = 1.2 m²
Inventaris Lab = 10 m²
40% 456 m²
Laboratoriu
m
4 DA
AS
20
Org
Kursi lab 0,8 (20) = 16 m²
Meja Lab 6 m² (5) = 30 m²
Lemari Lab 1.2m² (3) =3.6
40%
89
m²
Lemari loker = 1.2 m²
Inventaris Lab = 10 m²
Meeting
Room
2 DA
AS
12
Org Meja rapat = 9,6 m2
kursi 0.26 (12) = 3.12m2
Proyektor area = 0,5 m2
Bufet & loker = 2m2
50% 45,66 m2
Co-
Working
2 SR
K
40
Org
kursi (A)0,629(20)=12,58m2
kursi (B) 0,44 (20) = 8,8m2
meja (A) 1,2 (15)= 18m2
meja (B) 0,65(15) = 9,75m2
meja (C) 0,65(10) = 6,5 m2
area lesehan = 20 m2
50% 226,8 m2
Co-Office 6 SR
K
10
Org
kursi 0,9 (10) = 8,8m2
meja panjang 5,6m2
Bufet & loker = 2m2
40% 104 m2
Ruang
Kelas
6 SR
K
30
Org
kursi 0,9 (30) = 27 m2
meja mentor 0,72m2
meja kelas 0,96(30)= 28,8m2
30% 356 m2
TOTAL 3.133 m²
Table 4.4 Kebutuhan Ruang
Sumber: Analisa Pribadi 2019
Ruang Jml.
Rua
ng
Su
mbe
r
Kap
asita
s
Analisa Sir. Luas
Ruangan
m²
UNIT KEGIATAN PENUNJANG
Perpustaka
an
2 DA
AS
30
org Rak buku 1,2 m2 (6) = 7,2
m²
Kursi0,35 m2 (11) = 3,85 m²
Meja baca 0,7 m2 (10) = 7
50 % 165 m2
90
m²
Meja petugas perpus 1,9 m²
Ruang baca = 5x7= 35 m²
ATM
galeri
1 DA 5 org Mesin ATM & pengguna
4 m2 (5) = 20 m²
20% 24 m2
Cafeteria 1 AS
DA
100
Org
Meja kursi kap. 2 org
0,98 (7) = 6,86 m2
Meja kursi kap. 4 org
1,96 (9) =17,64 m2
Kursi 0,18(4) = 0,72m2
Meja kursi kap. 8 org
3,92 (8) = 7,84 m2
Meja sofa kap. 4 org
3,05(2) = 6,1 m2
Meja sofa kap. 8 org 3,6 =
10,16m2
Kasir 0,85 (1) = 0,85 m2
etalase 0,85 (2) = 1,7 m2
Pastry Warmer = 1,28 m2
Bar 9,5 (1) = 9,5 m2
Toilet 6,35 • Gudang barang
8,14 m2
Tenant 6(5) = 30 m2
Dapur coffe shop 16,7 (1) =
16,7m2
Area smooking 28,3 m2
50% 230 m2
Mushola 1 DA 100
Org
Sajadah 0,6 m2 (100) =
60m2 Lemari 0,2 m2 (2) =
0,5 m2
Wudhu pria+toilet = 24 m2
Wudhu wanita+toilet = 24
100
%
216 m2
91
m2
Pantry 4 DA 4 Kitchen set = 1.6 m2 50% 9,6 m2
TOTAL 644.6 m²
Table 4.5 Kebutuhan Ruang
Sumber: Analisa Pribadi 2019
Ruang Jml.
Rua
ng
Su
mbe
r
Kap
asita
s
Analisa Sir. Luas
Ruangan
m²
UNIT KEGIATAN PENGELOLA
R General
manager
1 DA
SB
R
1 org
2
tamu
Meja kerja 1,2 m2 (1) = 1,7
m2 Kursi 0,25 m2 (3) =
1,3m2
sofa 0,56 m2 (3) = 1,2 m2
Meja kecil 0,54m2 (1) = 0,36
m2
rak panjang 1,2m2 (1) = 1,2
m2
30% 52 m2
R.
sekretaris
1 SB
R
AS
2 org Meja kerja 2,5 m2
Kursi 0,45 m2 (3) = 1,36 m2
Rak buku 1 m2
30% 11 m2
R.bendahar
a
1 SB
R
1 org Meja kerja 1 = 2,3 m2
Meja kerja 2 = 0,8m2
Kursi 0,45 m2 (4) = 1.81 m2
30% 15.7 m2
R.manager
operasional
1 DA
SB
R
1 org
2
tamu
Meja kerja + nakas 1,43 m2
Kursi 0,45 m2 (3) = 1,81 m2
rak 0,45 m2 (1) = 0,45 m2
30% 9.75
R. Humas 1 DA
SB
R
1 org
2
tamu
Meja kerja + nakas 1,43 m2
Kursi 0,45 m2 (3) = 1,81 m2
rak 0,45 m2 (1) = 0,45 m2
30% 12.3 m2
R. Rapat 1 DA 12 Kursi 0,265 m2 (12) = 3,18 30% 40 m2
92
SB
R
AP
org m2 Meja 0,7 m2 (10) = 7 m2
lemari 1,78 m2
sound (speaker) 0,2 m2
R. Teknisi 1 AS
SB
R
4 org Meja kerja 1,9 m2 (2) = 3,8
m2
Kursi 0,45 m2 (4) = 1,8 m2
Rak dispenser 0,16 m2
Rak lemari 1,24 m2
30% 23 m2
R. Control
Sistem
1 AS
AN
10
org
4m x 3m = 12 m2 30% 24 m2
R. CCTV 1 DA
SB
R
2 org Meja kerja 1,5 m2 (1) = 3
m2 Kursi 0,45 m2 (2) = 0.9
m2 Lemari loker, dispenser
0,75 m2
30% 15 m2
TOTAL 202.75 m²
Table 4.6 Kebutuhan Ruang
Sumber: Analisa Pribadi 2019
Ruang Jml.
Rua
ng
Su
mbe
r
Kap
asita
s
Analisa Sir. Luas
Ruangan
m²
UNIT KEGIATAN SERVICE
R. janitor 4 DA 1 Lemari 0.6 m2 (4) = 2.4 m2 30% 16 m2
Lavatori
(pria)
3 DA 10
org
Toilet 1,5 m2 (3) = 4,5 m2
Urinoir 0,96 m2 (3) = 2,88
m2 Wastafel 0,6 m2 (3) = 1,8
m2 Total = 9,18 m2
30% 36 m2
Lavatory
(wanita)
3 DA 10
org
Toilet 1,5 m2 (3) = 6 m2
Wastafel 0,6 m2 (3) = 1,8 m2
Total = 6,3 m2
30 % 27 m2
Loading
Dock
1 AS
TS
- 4m x 4m = 16 m2 50% 24 m2
93
(Bongkar
Barang)
R. pompa 1 AS
TS
- 4m x 8m = 32 m2 30% 42 m2
R.AHU 1 AS
TS
- 4m x 5m = 20 m2 30% 26 m2
R.Genset 1 AS - 4m x 8m = 32 m2 30% 42m2
R.trafo 1 AS - 4m x 4m = 16m2 30% 21 m2
TOTAL 234 m²
Table 4.7 Kebutuhan Ruang
Sumber: Analisa Pribadi 2019
KELOMPOK RUANG JUMLAH RUANG BESARAN RUANG
Kelompok Ruang
Information Center
3 Ruang 109.4 m²
Kelompok Ruang Utama 42 Ruang 3.133 m²
Kelompok Ruang Pengelola 10 Ruang 202 m²
Kelompok Ruang Penunjang 10 Ruang 644 m²
Kelompok Ruang Servis 15 Ruang 234 m²
TOTAL 80 Ruang 4.323m²
Table 4.8 Rekapitulasi Kebutuhan Ruang
Sumber : Analisa Pribadi 2019
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1 Konsep Dasar
5.1.1 Hijau Berkelanjutan
Konsep dasar Perancangan Agro Techno Park Aceh adalah Hijau
Berkelanjutan (Ramah Lingkungan) ialah sebuah konsep arsitektur yang berusaha
meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan
menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan
94
dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien
dan optimal.
Konsep arsitektur ini lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan,
memiliki tingkat keselarasan yang tinggi antara strukturnya dengan lingkungan,
dan penggunaan sistem utilitas yang sangat baik. Hijau Berkelanjutan dipercaya
sebagai desain yang baik dan bertanggung jawab, dan diharapkan digunakan di
masa kini dan masa yang akan datang.
Prinsip - Prinsip Hijau Berkelanjutan :
Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam
merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan
dan memenuhi semua kebutuhannya.
Minimizing new resources : mendesain dengan mengoptimalkan
kebutuhan sumber dayaalam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak
habis dan dapat digunakan di masa mendatang / Penggunaan material
bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus
meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa
mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).
Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendesain
bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan
sumber energi yang ada.
Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni
bangunan tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan dibangun,
nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti
bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak
berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada).
Menetapkan seluruh prinsip - prinsip Hijau Berkelanjutan secara
keseluruhan / Holism : Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita
pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.
95
Tabel Prinsip - prinsip Dasar Arsitektur Islam yang Kriterianya sesuai
dengan konsep Hijau Berkelanjutan.
Fungsi Karya arsitektur harus fungsional, artinya harus bias
dimanfaatkan secara maksimal guna menghindari
kemubadziran.
Bentuk Bangunan dapat mempunyai tampilan bentuk yang
bagus namun tetap fungsional dan tidak berlebihan.
Teknik Struktur dan kontruksi bangunan harus kokoh dan kuat
sehingga tidak membahayakan manusia yang
menggunakanya.
Keselamatan Karya arsitektur harus dapat menjamin keselamatan
penggunanya, apabila terjadi bencana atau musibah.
Kenyamanan Karya arsitektur harus memberikan kenyamanan bagi
penggunanya, sehingga dapat selalu bersyukur kepada
Allah Swt.
Konteks Karya arsitektur harus menyatu dengan lingkungan,
artinya karya tersebut tidak merusak lingkungan alam
dan lingkungan buatan.
Efisien Karya arsitektur harus efisien, artinya dapat mewah
dalam desain tetapi murah dalam pendanaanya.
Tabel 5.1 Prinsip - Prinsip Dasar Arsitektur Islam
Sumber : Diadaptasi dari Munichy B. Edrees, 2010
Tabel Pendekatan Perancangan Arsitektur Islam dengan merujuk pada Al-
Qur’an dan Sunnah
No Sumber Filosofi Aplikasi
1 Al-Anbiya 107 Ramhmatan Lil’alamin
(Rahmat Bagi Alam
Semesta)
Serasi, Lestari, Awet
2 Yunus 25 As-Salam (Ramah
Lingkungan)
Aman, Ramah, Toleransi
96
3 Ar-Rum 30 Fitrah (Manusia) Nyaman, Akrab,
Aksesibel
4 Al-Isra 27 Tidak Mudharat
(Bermanfaat)
Produktif, Fungsional,
Bermanfaat
5 Al-Baqarah 17 Tidak Taqlid (Kreatif,
Ijtihad)
Ikhtiar, Inovasi, Temuan
6 Al-A’raf Hemat (Tidak Berlebihan) Maksimal, Optimal
7 An-Nur 30-31 Hijab (Pembatas) Zoning, Pembeda,
Pembatas
8 Al-Hijr Tawazun (Seimbang) Imbang, Cocok, Sesuai
9 Al-Jum’ah 19 Hikmah (Pelajaran) Efisien, Efektif
10 Sunnah Rasul Annazhofah (Kebersihan) Bersih, Sehat, Sejuk,
Wangi
11 Sunnah Rasul Jamilun (Keindahan) Indah, Dekoratif,
Geometris
12 Sunnah Rasul Kauniah (Kekuasaan Allah) Alami, Jujur
Tabel 5.2 Pendekatan Perancangan Arsitektur Islam dengan merujuk pada Al-Qur’an dan
Sunnah
Sumber : Diadaptasi dari Ahmad Noe’man, 2003
5.2 Rencana Tapak
Konsep rencana tapak pada perancangan Agro Techno Park ini tercipta
dari konsep permitakan, konsep tata letak ruangan, konsep pencapaian dan konsep
sirkulasi dan parkir.
5.2.1 Permintakatan
Permintakatan adalah pengelompokan zona - zona kegiatan yang
didasarkan pada jenis kegiatan dan sifat ruang, sehingga kegiatan yang
berlangsung dalam tapak berjalan dengan optimal dan teratur. Berikut tabel
pembagian permitakatan:
Zona Privat Zona Semi Publik Zona Publik Zona Servis
97
Kantor pengelola
Ruang rapat
Ruang engineer
Co-office
Co-working
Laboratorium
Perpustakaan
Classroom
Cafetaria
Mushola
ATM centre
Coffee shop
parkir
fasilitas servis
Tabel 5.3 Pemintakatan Lahan
Sumber : Analisa Pribadi
Gambar 5.1 Permintakatan Ruang
Sumber: analisa pribadi
5.2.2 Tata Letak
Konsep tata letak ruang didalam bangunan merupakan hasil dari analisa
makro dan mikro yang menghasilkan zonasi - zonasi dan pengelompokan kegiatan
serta sirkulasi yang mungkin terjadi, masa bangunan terbagi menjadi beberapa
zonasi, yaitu:
Gambar 5.2 Tatak Letak
Sumber: analisa pribadi
Zona pengelola Zona Kerja Zona administrasi Zona Servis
Kantor pengelola
Ruang rapat
Ruang engineer
Co-office
Co-working
Laboratorium
Gallery
Perpustakaan
Classroom
Cafetaria
fasilitas
servis
98
Mushola
ATM centre
Coffee shop
parkir
Tabel 5.4 Tatak Letak
Sumber: Analisa Pribadi
a. Entrance utama terletak pada jalan Teungku Dilhoong II karena
merupakan jalan utama yang berhubungan langsung dengan lokasi
perancangan.
b. Ruang administrasi berada didekat main entrance sebagai bangunan
yang bersifat publik, sehingga memudahkan pencapaian oleh
pengunjung.
c. Area parkir ditempatkan disebelah utara dan barat bangunan, agar
tidak mengganggu sirkulasi kendaraan lain yang ingin masuk menuju
zona drop off.
d. Area terbuka mencakup taman, plaza dan kantin.
e. Zona pengelola ditempatkan bagian belakang agar lebih mudah
melakukan pengontrolan jalannya operasional bangunan.
f. Zona kerja terletak agak ketengah untuk menghidari terganggunya
kinerja pengguna tetap bangunan oleh para pengunjung.
g. Area servis terletak bagian samping site karena terdapat ruang-ruang
khusus yang hanya diakses oleh orang tertentu.
5.2.3 Pencapaian
Berdasarkan hasil analisa pencapaian, maka dapat disimpulkan:
1. Bukaan untuk menuju kedalam lokasi akan dibuka melalui jalan Teungku
Bakurma karena lokasi perancangan hanya memungkinkan untuk diakses
melalui jalan tersebut.
2. Membedakan jalur masuk dan keluar antara kendaraan pribadi dan
kendaraan servis untuk memudahkan sirkulasi.
99
3. Jalur masuk diposisikan pada sisi paling kiri lokasi perancangan, dengan
tujuan jika pengunjung tidak menemukan lokasi parkir yang tepat maka
pengunjung bisa memutar kembali kedalam lokasi perancangan.
Gambar 5.3 Konsep Pencapaian
Sumber : Analisa Pribadi
5.2.4 Sirkulasi Dan Parkir
Agro Techno Park adalah jenis bangunan komersial, untuk itu diperlukan
sirkulasi dan sistem parkir baik agar mendukung fungsi bangunan.
5.2.4.1 Sirkulasi
Sirkulasi dalam perancangan Agro Techno Park didesain untuk
memudahkan pengguna kendaraan bermotor dan pejalan kaki. Jalur sirkulasi
dibedakan mejadi beberapa jenis:
1. Pemisahan antara jalur masuk dan keluar lokasi perancangan.
2. Membuat jalur pedestrian yang nyaman untuk dilalui pengunjung
bangunan dan masyarakat sekitar yang menggunakan kendaraan umum.
3. Area parkir terbagi menjadi dua yaitu parkiran biasa dan basement.
5.2.4.2 Parkir
Departemen Perhubungan Direktu Jenderal Perhubungan Darat tahun1999
telah menetapkan aturan tentang ruang parkir, yaitu sebagai berikut.
JENIS KENDARAAN SATUAN RUANG PARKER M²
a. Mobil penumpang untuk
golongan I
2.30 x 5.00
100
b. Mobil penumpang untuk
golongan II
c. Sepeda motor
2.50 x 5.00
0.75 x 2.00
Tabel 5.5 Penentuan Satuan Ruang Parkir(Srp)
Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1999
Kriteria peletakan fasilitas parkir ;
Tempat parkir diusahakan di permukaan yang datar agar kendaraan tidak
menggelinding. Jika tanah miring lakukan grading dengan sistem cut and
fill.
Tempat parkir dengan bangunan ( tempat kegiatan ) diusahakan tak jauh.
Jika cukup jauh, buat sirkulasi yang jelas dan terarah menuju area parkir.
Ditinjau dari penggunaannya, tempat parkir terbagi atas :
Parkir kendaraan roda lebih dari 4, misalnya bus ( lebar 3 meter, panjang 8
m ), bus kecil ( lebar 2,4 m, panjang 6 m ) dan truk.
Parkir kendaraan roda 4, misalnya sedan besar ( lebar 1,765 m, panjang
4,82 m ), sedan sedang ( lebar 1,4 m, panjang 3,8 m ), sedan kecil ( lebar
1,4 m, panjang 2,9 m ), MPV ( lebar 1,6 m, panjang 4,8 m ), jeep ( lebar
1,6 m, panjang 4 m ) dan minibus ( lebar 1,5 m, panjang 5 m ).
Parkir kendaraan roda 3, misalnya Becak ( lebar 90 cm, panjang 2 m ).
Parkir kendaraan roda 2, misalnya sepeda ( lebar 45 cm, panjang 1,5 m )
dan sepeda motor ( lebar 90 cm, panjang 2 m ), motor besar ( lebar 1,05 m,
panjang 2,5 m ).
Dari sudut desain, kriteria dan prinsip tempat parkir secara garis besar
harus memperhatikan ;
Cukup penerangan cahaya di malam hari.
Waktu penggunaan dan pemanfaatan tempat parkir. Untuk kegiatan yang
berlangsung sepanjang waktu, tempat parkir perlu dilengkapi penerangan
101
yang cukup. Bisa menggunakan lampu taman setinggi 2 meter atau
penempatan lampu jalan merkuri.
Jumlah kendaraan yang akan ditampung sehingga diketahui perkiraan luas
yang dibutuhkan.
Ukuran dan jenis kendaraan yang akan ditampung. Perhatikan standarnya.
Aman dan terlindung dari panas matahari. Berikan tanaman peneduh di
antara pembatas parkir. Pilih tanaman berbentuk pohon atau perdu, cukup
kuat, tidak mudah patah, tidak mengeluarkan getah yang merusak cat
kendaraan, mempunyai tajuk yang cukup padat dan lebar, mempunyai
sistem perakaran yang tidak merusak perkerasan ( pelataran parkir) dan
tidak menggugurkan dahan dan ranting. Contoh, Biola cantik ( Ficus
benyamina ) dan Kiara payung ( Filicium desifiens ).
Tersedia sarana penunjang parkir, misalnya tempat tunggu sopir dan
tempat sampah. Pada tempat tertentu dilengkapi pengeras suara untuk
memanggil sopir. Karena merupakan area umum, tempat parkir perlu
gardu jaga untuk petugas keamanan.
Tempat parkir bisa berbentuk ; parkir tegak lurus, parkir sudut, parkir
paralel dan parkir khusus bagi penderita kekurangan fisik atau disabilitas.
Gambar 5.4 Parkir Tegak Lurus
Sumber : Tatura 2017,Analisis Penataan Ruang Parkir Pasar Central Kota Gorontalo
102
Gambar 5.5 Parkir Sudut dan Parkir Paralel
Sumber : Tatura 2017,Analisis Penataan Ruang Parkir Pasar Central Kota Gorontalo
Gambar 5.6 Parkir Khusus Disabilitas
Sumber : Tatura 2017,Analisis Penataan Ruang Parkir Pasar Central Kota Gorontalo
Perkerasan tempat parkir dengan paving atau grass block. Ada bantalan
pasir dan landasan di bawahnya. Meski didesain menyerap air, sistem drainase
tetap diperlukan.
Gambar 5.7 Perkerasan Tempat Parkir Dengan Paving Atau Grass Block
Sumber : Tatura, 2017, Analisis Penataan Ruang Parkir Pasar Central Kota Gorontalo
Adapun fasilitas penunjang parkir dalam perancangan agro techno park
memerlukan :
a. Pos Petugas.
b. Lampu Penerangan.
103
c. Pintu Keluar Dan Masuk.
d. Alat Pencatat Waktu Elektronis Dan
e. Pintu Elektronis Pada Fasilitas Parkir Dengan Pintu Masuk Otomatis.
5.3 Konsep Bangunan
5.3.1 Gubahan Massa
Konsep gubahan masa Agro Techno park mengikuti bentuk site hal ini
tentu mempertimbangkan efesiensi lahan supaya dapat menampung semua
aktifitas dari Agro Techno park tidak lupa pula untuk memperhatikan hasil dari
analisis site inventory supaya tidak berbenturan dalam pengaplikasian rancangan
konsep Agro Techno park.
Gambar 5.8 Konsep Gubahan Massa
Sumber : Analisa Pribadi
Pada gambar di atas kita dapat melihat ide dasar gubahan masa yaitu ada
garis sumbu berwarna hitam yang merupakan garis dasar pembagi zonasi masa
yang kemudian di modifkasi sedemikian rupa supaya lebih menarik dan dapat
menunjung kegiatan Agro Techno park secara maksimal.
Gambar 5.9 Transformasi Gubahan Massa
Sumber : Analisa Pribadi
104
5.3.2 Fasad Bangunan
Sebagai bangunan dengan pendekatan Arsitektur Hijau tentu penulis tidak
melupakan kaidah - kaidah atau kriteria dari bangunan dengan konsep Arsitektur
Hijau dan fasade bangunan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan
wajah dari bangunan beranjak dari sini konsep fasade yang akan digunakan pada
bangunan Agro Techno park ialah dengan menggunakan material yang senada
dengan Arsitektur Hijau seperti penggunaan batu bata, Semen, keramik,
aluminium, kaca, dan baja pada bangunan. ( I Putu Gede Andy Pandy )
Gambar 5.10 facade green Modern
Sumber : https://www.pinterest.ca/
5.3.3 Material Bangunan
Penggunaan material pada perancangan Agro Techno Park ini mempunyai
beberapa pertimbangan, diantaranya :
a. Menggunakan material lokal (batu-bata).
b. Material memiliki kualitas tahan lama.
c. Material memberikan kenyamanan dan keselamatan yang tinggi terhadap
pengguna bangunan.
d. Memberi kesan estetika tanpa melupakan kebutuhan ruang dan jenis
aktivitas.
Dari pertimbangan - pertimbangan diatas, maka pada bangunan Agro
Techno Park direncanakan menggunakan bahan lokal seperti batu-bata, beton
ekspos, baja, bata berongga, kayu dan kaca sebagai material utama bangunan.
Adapun material yang digunakan diantaranya meliputi :
105
Penutup lantai menggunakan material marmer, keramik, Batu Alam dan
parket.
Perkerasan ruang luar menggunakan grass block, paving block dan top mix
permeable.
Material dinding menggunakan beton, batu - bata, kaca dan lain-lain.
Plafond menggunakan gypsum, dan kayu yang dapat meredam suara.
Material eksterior menggunakan beton ekspose, dinding roster.
5.4 Konsep Ruang Dalam
Konsep ruang dalam pada perancangan Agro Techno Park ini berpedoman
pada fungsi utama bangunan sebagai bangunan pusat riset dan teknologi
pertanian. Untuk memaksimalkan setiap ruang yang ada, desain yang diterapkan
harus sefungsional mungkin. Tataan interior bergaya Green House dan Modern
bisa menjadi alternatif yang baik dalam perancangan ruang dalam Perancangan
Agro Techno Park Aceh.
Gambar 5.11 Ruang Co Working
Sumber : https://www.archify.com/
Gaya desain interior Arsitektur hijau dan modern menunjukan gaya desain
yang simple, bersih, fungsional, stylish dan selalu mengikuti perkembangan jaman
yang berkaitan dengan gaya hidup modern dan berkelanjutan yang sedang
berkembang pesat.
Gambar 5.12 Ruang Start Up
Sumber : https://blog.flyspaces.com/
106
Pembagian area ataupun ruang kerja menjadi lebih atraktif setiap area bisa
menciptakan ciri khas sendiri baik pemilihan warna dan penambahan beberapa
fasilitas pendukung menjadi nilai tambah tersendiri.
Gambar 5.13 lobby
Sumber : https://www.greeners.co/
5.5 Konsep Ruang Luar / Landscape
Masyarakat Aceh menyukai hal-hal yang membuat mereka merasa damai,
seperti taman yang bisa dinikmati keindahannya. Selain mampu membuat
nyaman, taman pada Agro Techno Park juga harus mengutamakan fungsinya
sebagai bangunan komersial. berdasarkan hal tersebut maka plaza adalah solusi
yang tepat untuk dihadirkan pada bangunan. Karena mampu membuat suasana
nyaman sekaligus mampu mengangkat fungsi bangunan sebagai bangunan
komersial.
Gambar 5.14 Plaza
Sumber : Pinterest
konsep dasar dari landskap Agro Techno park Aceh yaitu “Ruang Rekreasi
Pendidikan Dan Alun-Alun” dengan pendekatan “urban landskap” yang dimana
proses desain akan memberikan pengguna pengalaman belajar diluar ruang kelas
(belajar dari alam) dan dapat terjadi interaksi sosial di dalam nya tentu dengan
aspek-aspek dari urban landscape dan menggunakan spot-spot yang atraktif
dengan penambahan urban furniture di beberapa sudut taman.
107
Dalam merancang sebuah taman agar dapat berfungsi secara maksimal dan
estetis, perlu dilakukan pemilihan dan penataan secara detail terhadap elemen-
elemennya. Ashihara (dalam Susanti, 2000) di dalam bukunya membagi elemen
lansekap ke dalam tiga bagian :
1. Hard scape : Perkerasan, beton, jalan, paving block, gazebo, pagar, dan
pergola.
2. Soft scape : Tanaman dengan berbagai sifat dan karakternya.
3. Street Furniture : Elemen pelengkap dalam tapak, seperti bangku taman,
lampu taman, kolam, dan sebagainya.
Penerapan konsep lanskap mengacu pada ketiga elemen tersebut, yang
menjadikan lansekap memiliki elemen yang sesuai standar, berikut penerapannya:
1. Elemen keras/ Hard scape
Elemen keras pada ruang luar terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya
adalah material alami dan buatan. Untuk mendapatkan gambaran konsep yang
diinginkan maka jenis elemen keras yang digunakan adalah material keras buatan.
Elemen keras yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
Pedestrian (jalur pejalan kaki), menggunakan grass block dengan
menambah ketinggian level permukaan. Pada sisi - sisinya ditanami
vegetasi pengarah dan selingi dengan vegetasi peneduh. Dan terpenting
juga dilengkapi dengan sign ( rambu rambu ) untuk penyandang
tunanetra.
Gambar 5.15 Pedestrian
Sumber : http://narchitects.com/
Shelter, sebagai tempat istirahat dan sebagai tempat berteduh jika
terjadi hujan.
108
Gambar 5.16 Shelter
Sumber : http://listkuliner.com/popular/
Gambar 5.17 Konsep Pendestrian
Sumber : Analisa Pribadi
2. Elemen lunak/ Soft scape
Elemen lunak terdiri dari kombinasi berbagai elemen diantaranya adalah
pepohonan, bunga, tanaman perdu, dan lain sebagainya. Untuk mendapatkan
gambaran konsep yang diinginkan maka jenis elemen lunak yang digunakan
adalah:
Vegetasi : vegetasi yang digunakan adalah perpaduan dari vegetasi
peneduh (tanjung, kiara paying, mangga, angsana), vegetasi pengarah
(palem putri), vegetasi perdu (the - tehan dan pucuk merah), serta tanaman
hias (bunga kertas, bunga kembang sepatu, ).
Penutup tanah yang digunakan adalah rumput jepang ( zoysia matrella)
Gambar 5.18 Vegetasi
Sumber : google.com
Gambar 5.19 Area Tanaman
Sumber : Analisa Pribadi
3. Street Furniture
a. Lampu Taman
Lampu taman kini menjelma menjadi lampu hias yang mampu
membuat taman menjadi terlihat indah dan menarik dimalam hari.
Kegunaan lampu hias/lampu taman adalah sebagi penerangan
sekaligus dekorasi taman.
109
Gambar 5.20 Lampu Taman
Sumber : Pinterest
b. Bangku Taman
Perletakan bangku taman tepat berada pada sisi pedestrian jalan
pejalan kaki, bertujuan agar penggunaan area lansekap lainnya lebih
optimal.
Gambar 5.21 Bangku Taman
Sumber : Pinterest
Gambar 5.22 Kesimpulan Konsep Lanskap
Sumber : Analisa Pribadi
5.6 Konsep Struktur
5.6.1 Sistem Struktur
1. Struktur Bawah
Struktur bawah pada bangunan Agro Techno Park menggunakan
jenis pondasi tapak. Penerapan pondasi akan ditentukan berdasarkan
110
karakter tanah dan lingkungan sekitar. Pondasi harus diperhitungkan
untuk dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap beban yang diterima
bangunan baik itu beban lateral atau beban horizontal. Pondasi tapak
mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya:
a. Lebih ekonomis
b. Galian tanah lebih sedikit
c. Lebih cocok untuk bangunan bertingkat
Gambar 5.23 Pondasi Tapak
Sumber : www.arsindo.com
2. Struktur Atas
Struktur atas bangunan adalah kombinasi struktur beton bertulang
dan balok konstruksi. Struktur kolom dan balok konstruksi yang
digunakan pada bangunan adalah rangka baja. Struktur utama rangka yang
terdiri dari komposisi elemen linear (kolom atau balok), elemen bidang
(plat lantai) dan elemen ruang (inti core) yang membentuk kerangka yang
kaku. Struktur penutup dinding menggunakan kaca, batu bata dan elemen
secondary skin.
3. Struktur Atap
Struktur atap yang dipakai adalah struktur dak beton dan rangka
baja. Desain atap dipadukan antara atap miring yang memakai material
atap bitumen dengan atap datar dengan dak beton. Untuk atap dak
pemakaiannya lebih bebas, disesuaikan dengan bentuk bangunan. Untuk
111
mengatasi masalah hujan dan kebocoran, dapat diatasi dengan membuat
kemiringan tertentu. membuat talang air hujan dan untuk mengatasi
kebocoran dapat diantisipasi dengan water proofing berupa cat dengan
spesi ketebalan yang sesuai.
5.6.2 Denah Bangunan
Bentuk denah bangunan yang direncanakan sebaiknya simetris, sederhana,
dan efisien. Hal tersebut guna meminimalisir efek getaran, gerakan, dan
perputaran gempa (dilatasi) yang dialami oleh bangunan.
Gambar 5.26 Denah Bangunan Simetris Dan Sederhana
Sumber : Analisa Pribadi
Struktur bangunan gedung yang merespon tsunami adalah struktur
bangunan yang dapat memecah dan kuat menahan hempasan gelombang yang
menerpa. Serta memiliki area yang lebih tinggi dari muka gelombang tsunami
sebagai sarana penyelamatan diri pengguna bangunan tersebut.
Gambar 5.27 Struktur Bangunan Tahan Tsunami
Sumber : Tugas Akhir Shelter Mitigasi bencana 2017
5.7 Konsep Utilitas
5.7.1 Sistem Distribusi Air Bersih
Sistem jaringan air bersih yang digunakan pada Agro Techno Park
menggunakan system down feed. Sistem ini menampung air terlebih dulu
ditangki bawah (ground tank) kemudian dipompa keatas (upper tank) yang
112
biasanya dipasang diatas atap atau dilantai tertinggi bangunan. Selanjutnya,
air akan didistribusikan ke seluruh bangunan. Kelebihan dari sistem down
feed ini adalah:
Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atas bekerja secara
otomatis dengan cara yang sangat sederhana sehingga kesulitan dapat
ditekan.
Perawatan tangki sangat sederhana dibandingkan dengan tangki tekan.
Tidak memerlukan pompa otomatis (kecuali untuk sistem pencegah
kebakaran seperti hydrant dan sprinkler.
Pompa tidak bekerja secara terus menerus sehingga lebih efisien dan
awet.
Air bersih selalu tersedia setiap saat.
Gambar 5.28 Sistem Down Feed
Sumber : https://lingkunganitats.wordpress.com/
5.7.2. Sistem Distribusi Air Kotor
Sistem distribusi air kotor yang diterapkan pada bangunan
diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Memanfaatkan air hujan yang jatuh ke atap bangunan, untuk
kemudian digunakan sebagai penyiram tanaman.
b. Air kotor yang berasal dari urinoir menuju resapan, sedangkan limbah
dari kloset disalurkan langsung menuju septictank kemudian
113
disalurkan lagi menuju bak resapan. Air kotor yang berasal dari dapur
dan wastafel juga melalui bak resapan sebelum disalurkan ke riol kota
Gambar 5.29 Skema Distribusi Air Kotor
Sumber : analisa pribadi
5.7.3 Sistem Instalasi Listrik
Sumber utama listrik yang digunakan di lingkungan Agro Techno
Park ini berasal dari PLN dan untuk sumber cadangan listrik menggunakan
genset (generator set) dan solar panel. Aliran listrik dialirkan menuju
jaringan kabel ke tiap saluran yang membutuhkan tenaga listrik.
Gambar 5.30 Skema Sumber Listrik
Sumber : Analisa Pribadi
5.7.4 Sistem Instalasi Sampah
Sistem pembuangan sampah pada bangunan menggunakan tempat
sampah yang ditempatkan disetiap lantai, lalu dibuang menuju tempat
pembuangan sementara dilingkungan bangunan dan diangkat oleh truk
sampah lalu dibuang menuju tempat pembuangan akhir.
Gambar 5.31 Skema Instalasi Sampah
Sumber : Analisa Pribadi
114
5.7.5 Sistem Pengamanan Dan Kebakaran
a. Pada sistem keamanan, Agro Techno Park akan menggunakan CCTV
yang akan dipasang pada sudut - sudut bangunan. Pada ruang - ruang
yang menyimpan barang penting. Kamera CCTV yang tersebar
didalam dan luar bangunan akan diawasi oleh staff keamanan didalam
ruang kontrol.
Gambar 5.32 CCTV
Sumber : indiamart.com
b. Sistem pemadaman
Pengamanan kebakaran pada Agro Techno Park dalam prakteknya
akan menggunakan tiga tahap, diantarnya:
Tahap awal, pada tahap ini adalah pencegahan pertama jika terjadi
kebakaran pada bangunan, menggunakan smoke detector, heat
detector, sprinkler dan water hydrant.
Gambar 5.33 Sistem Pemadam Kebakaran
Sumber : https://hydrantsprinkler.wordpress.com
Tahap kedua, pada tahap ini adalah aturan mengenai peletakan
setiap elemen pengamanan kebakaran.
115
Alat Luas Pelayanan Keterangan
Water Hydrant Jarak maks. 30 m²
Luas pelayanan 800 m²
Ditempatkan
dikoridor, ditaman
atau di luar
bangunan.
Kimia Portable Jarak maks. 25 m²
Luas pelayanan 200 m²
Ditempatkan pada
area pelayanan dan
servis.
Sprinkler Jarak maks. 6 - 9 m²
Luas pelayanan 25 m²
Diletakkan di langit-
langit ruangan.
Tabel 5.6 Elemen Pengamanan Kebakaran
Sumber : https://hydrantsprinkler.wordpress.com
Tahap ketiga, pada tahap terakhir ini adalah langkah - langkah
evakuasi apabila kebakaran sudah tidak dapat ditangani oleh tahap
satu dan dua.
c. Tangga Darurat
Merupakan alat transportasi vertikal dalam keadaan darurat, tangga
darurat diletakkan pada setiap 25 m, dilengkapi dengan blower tahan api
minimal 2 jam. Lebar pintu 90 cm, lebar tangga minimal 1,5 m.
Gambar 5.34 Tangga Darurat
Sumber: www.synergysolusi.com, 13 Januari 2019
Alat Keterangan
Tangga Darurat Pada setiap 25 m, dilengkapi dengan blower tahan api
minimal 2 jam. Lebar pintu 90 cm, lebar tangga
minimal 1,5 m.
116
Koridor Lebar minimal 1,8 meter.
Sumber Listrik
Cadangan
Bekerja pada saat listrik padam, untuk lampu darurat
dan menjalankan pompa hydrant.
Penerangan
Darurat
Lampu penunjuk pintu darurat (exit), tangga darurat
dan koridor.
Tabel 5.7 Langkah - Langkah Evakuasi
Sumber : https://hydrantsprinkler.wordpress.com
5.7.6 Sistem Penghawaan
Untuk menjaga kenyamanan pengguna didalam bangunan sangat diperlukan
sistem penghawaan ruangan yang baik. Pada Agro Techno Park
menggunakan penghawaan alami dan buatan.
a. Penghawaan alami
Pada jenis penghawaan ini menggunakan bukaan berupa ventilasi pada
ruang - ruang seperti ruang servis dan pelayanan dan beberapa ruang
lainya. Dengan memanfaatkan sistem cross ventilation yang
memungkinkan terjadinya sirkulasi udara semaksimal mungkin.
b. Penghawaan buatan
Agro Techno Park adalah jenis bangunan yang hampir semua
kegiatannya didalam bangunan. Oleh karena itu tidak akan cukup jika
hanya mengandalkan penghawaan alami. Diperlukan pengkondisian
udara didalam ruangan dengan menggunakan pendingin ruangan berupa
air conditioner (AC). Pemasangan AC akan menggunakan sistem AC
Central dan AC Split.
Gambar 5. 35 Penghawaan Buatan
Sumber : probohindarto.wordpress.com
127
Gambar 6.11 Detail Kusen 1 Gedung A
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 6.12 Detail Kusen 2 Gedung A
Sumber: Dokumen Pribadi
128
Gambar 6.13 Detail Kusen 3 Gedung A
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 6.14 Detail Kusen 4 Gedung A
Sumber: Dokumen Pribadi
129
Gambar 6.15 Detail Kusen 5 Gedung A
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 6.16 Detail Kusen 6 Gedung A
Sumber: Dokumen Pribadi
130
Gambar 6.17 Detail Kusen 7 Gedung A
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 6.18 Detail Kusen 8 Gedung A
Sumber: Dokumen Pribadi
137
Gambar 6.25 Detail Pondasi Tapak 1 Gedung A
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 6.26 Detail Pondasi Tapak 2 Gedung A
Sumber: Dokumen Pribadi
146
Gambar 6.35 Tabel Pembesian 1 Gedung A
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 6.36 Tabel Pembesian 2 Gedung A
Sumber: Dokumen Pribadi
149
6.5 Gambar Mekanikal Elektrikal Dan Plumbing Gedung A
Gambar 6.39 Denah Elektrikal Lt.1 Gedung A
Sumber: Dokumen Pribadi
157
Gambar 6.47 Denah Air Hujan Lt. Atap Gedung A
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 6.48 Potongan Sistem Instalasi Air Hujan Gedung A
Sumber: Dokumen Pribadi
160
Gambar 6.51 Detail Lavatory Gedung A
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 6.52 Potongan Lavatory Gedung A
Sumber: Dokumen Pribadi
161
Gambar 6.53 Detail Septictank, Resapan Dan Bak Kontrol Gedung A
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 6.54 Detail Plumbing Gedung A
Sumber: Dokumen Pribadi
172
Gambar 6.65 Detail Kusen 1 Gedung B
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 6.66 Detail Kusen 2 Gedung B
Sumber: Dokumen Pribadi
173
Gambar 6.67 Detail Kusen 3 Gedung B
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 6.68 Detail Kusen 4 Gedung B
Sumber: Dokumen Pribadi
174
Gambar 6.69 Detail Kusen 5 Gedung B
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 6.70 Detail Kusen 6 Gedung B
Sumber: Dokumen Pribadi
181
Gambar 6.77 Detail Pondasi Tapak Gedung B
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 6.78 Detail Pondasi Batu Gedung B
Sumber: Dokumen Pribadi
187
Gambar 6.84 Detail Plat Lantai Gedung B
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 6.85 Tabel Pembesian 1 Gedung B
Sumber: Dokumen Pribadi
188
Gambar 6.86 Tabel Pembesian 2 Gedung B
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 6.87 Detail Kuda-Kuda Gedung B
Sumber: Dokumen Pribadi
190
6.8 Gambar Mekanikal Elektrikal Dan Plumbing Gedung B
Gambar 6.89 Denah Elektrikal Lt.1 Gedung B
Sumber: Dokumen Pribadi
194
Gambar 6.93 Denah Lavatory Gedung B
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 6.94 Potongan Lavatory Gedung B
Sumber: Dokumen Pribadi
200
6.9 Gambar Arsitektural Bangunan Penunjang Agro Techno Park
Gambar 6.100 Denah Cafetaria Lt. 1
Sumber: Dokumen Pribadi
218
Daftar Pustaka
Chudhriati, Sri Arini. 2018. AGRO TECHNO PARK KUNINGAN (Pendekatan
pada Konsep Arsitektur Kontemporer dan Arsitektur Berkelanjutan).
Kuningan.
Kedeputian Bidang Ekonomi. 2015.’’ Pedoman Perencanaan Science Park dan
Techno Park Tahun 2015-2019’’. Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional.
Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh. 2018. Membangun Perkebunan Aceh
dan Pertanian Aceh.
Kementrian Pertanian Reupublik Indonesia. 2016.’’Pedoman Umum
Pembangunan dan Penembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian
(TSTP)’’. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementrian
Pertanian.
BAPPENAS. 2015. Pedoman Perencanaan Science Park dan Techno Park Tahun
2015-2019. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Jakarta
Provinsi Aceh’’. Laporan hasil kegiatan, Aceh : Badan Penelitian Pengembangan
Pertanian Kementrian Pertanian.
Aceh Assessment Institute for Agricultural Technology (Aceh AIAT). 22 Mei
2015. BPTP Aceh Membangun Taman Agro Techno Di Jantho Aceh
Besar.
Rachman Jaya. 2015. ‘’Pembangunan Taman Teknologi Pertanian Kota Janto
Provinsi Aceh’’. Laporan hasil kegiatan, Aceh: Badan Penelitian
Pengembangan Pertanian Kementrian Pertanian.
BPS Aceh. 2018. Data Jumlah Penduduk Provinsi Aceh.
219
Tahlim Sudaryanto. 2016. ‘’Developing Agro Science and Techno Park to
Accelerate Technology Disemination and Promote Agribusiness in
Indonesia’’.
Studi pengembangan technopark di indonesia : survey terhadap 10 embrio
technopark di indonesia, BAPPENAS tahun 2015.
Kementerian Pertanian, 2016 Agro Techno Park.
Bappeda Banda Aceh : RTRW Kota Banda Aceh Aceh 2009-2029
KBBI : Deskripsi Pengguna ATP, Masyarakat, UMKM, Akademisi,
pelajar/mahasiswa, pengusaha muda.
Jurnal Prosiding Temu Ilmiah IPLBI, 2017, Konsep Arsitektur Tropis pada Green
Building sebagai Solusi Hemat Biaya ( Low Cost )
Wijanarko, Andre, 2014, Penerapan Arsitektur Tropis Pada Bangunan High Tech,
Semarang.
Bappeda Banda Aceh : Peta RTRW Kota Banda Aceh Aceh 2009-2029
JOSEPH DE CHIARA DAN JHON CALENDER, 1987, TIME - SAVER
STANDARDS FOR BUILDING TYPES SECOND EDITION 2nd.
Sipta, Yadzan, 2017, Shelter Mitigasi Bencana Syiah Kuala, Yogyakarta.
Sudarwani, M. Maria, 2012, Penerapan Green Architecture Dan Green Building
Sebagai Upaya Pencapaian Sustanable Architecture, Semarang.
B. Edrees Munichy (2010), “Konsep Arsitektur Islam Sebagai Solusi dalam
Perancangan Arsitektur”,
Noe’man Achmad (2003). “Pendekatan Rancangan Arsitektur Islam”. Bandung
Tatura, 2017, Analisis Penataan Ruang Parkir Pasar Central Kota Gorontalo
Website:
220
Profil Bandung Techno Park. http://btp.or.id/profil
Solo Techno Park. http://technopark.surakarta.go.id
Soenarso, W.S. Pengembangan Science and Techno Park di Indoensia. Http://
www.opi.lipi.go.id/data/1228964432/data/13086710321320 826500.makalah.pdf
http://hubdat.dephub.go.id/km/tahun-1999/166-km-79-a-tahun-1999
https://www.pinterest.ca/
https://www.researchgate.net/publication/305187085_ARSITEKTUR_TROPIS_
DAN_BANGUNAN_HEMAT_ENERGI
https://dpkp.jogjaprov.go.id/baca/Jogja+Agro+Techno+Park/
https://www.cameronhighland.net/mardi-agro-technology-park.htm
https://worldlandscapearchitect.com/
https://kupdf.net/download/arsitektur-tropis_59ae4e10dc0d600e45568edf_pdf
http://hubdat.dephub.go.id/km/tahun-1999/166-km-79-a-tahun-1999
https://www.cameronhighland.ne
https://www.travelswithsun.com/
https://worldlandscapearchitect.com/
https://www.researchgate.net/publication/280561037_Bangunan_Hemat_Energi_
di_Kawasan_TropiS
http://mtip.unsyiah.ac.id/id/laboratorium-analis-pangan-dan-hasil-pertanian
http://www.umm.ac.id/id/pages/panduan-akademik/laboratorium-pertanian.html
https://tp.ugm.ac.id/id/fasilitas/laboratorium
https://firmaaansyh.wordpress.com/2016/11/22/arsitektur-tropis/
221
http://arsitektur-indonesia.com/arsitektur/arti-arsitektur-hijau-menurut-para-pakar/
https://anisavitri.wordpress.com/2010/07/06/tempat-parkir-prinsip-kriteria-
bentuk-romantikanya/
https://mrajaihsan.wordpress.com/2011/10/17/industri-pertanian/
http://kmc.tp.ugm.ac.id/kms/konsep-dan-pengertian-agrotechno-edupark-
ecotourism/