Post on 04-Apr-2023
i
ANALISIS KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT
WIRAUSAHA GUNA TERCAPAINYA TARGET PEMASARAN
KREDIT PADA BANK PD. BPR LPK BEKASI
SKRIPSI
Disusun Oleh :
RACU SISWANDA
NIM: 111321235
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PELITA BANGSA
BEKASI – 2017
ii
SURAT PERNYATAAN
Bersama ini saya,
Nama : RACU SISWANDA
NIM : 111321235
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya ajukan ini
adalah hasil karya sendiri yang belum pernah disampaikan untuk
mendapatkan gelar pada Program Sarjana ini ataupun pada program lain.
Kata ini adalah milik saya, karena itu pertanggungjawabannya berada di
pundak saya. Apabila di kemudian hari ternyata pernyataan ini tidak
benar, maka saya bersedia untuk ditinjau dan menerima sanksi
sebagaimana mestinya.
Bekasi, 01 Agustus 2017
RACU SISWANDA
NIM : 111321235
iii
LEMBARAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN STIE PELITA BANGSA
Nama : RACU SISWANDA
Nim : 111321235
Angkatan/Kelas : 2013/D,1
Konsentrasi : PEMASARAN
Judul Skripsi : ANALISIS KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT
WIRUSAHA GUNA TERCAPAINYA TARGET
PEMASARAN KREDIT PADA BANK PD. BPR
LPK BEKASI
Bekasi 01 Agustus 2017
Dosen Pembimbing,
Tanda tangan
Sunita Dasman., SE., MM
NIDN : 0403087103
iv
ANALISIS KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT WIRUSAHA
GUNATERCAPAINYA TARGET PEMASARAN KREDIT PADA
BANK PD BPR LPK BEKASI
RACU SISWANDA
NIM = 111321235
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada hari .....................tanggal
...... bulan ........................ tahun 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
untuk diterima sebagai skripsi program studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi (STIE) Pelita Bangsa
Ketua Tim Penguji Tanda tangan
Nama :
NIDN :
Anggota Penguji Tanda Tangan
Nama :
NIDN :
Anggota Penguji Tanda Tangan
Nama :
NIDN :
Menyetujui,
Ketua Program Studi. Ketua STIE
Hj. Surya Bintarti., SE.,MM Ir.H.Moch.Mardiana.,MM
NIDN : 0423107203 NIDN : 0402086602
v
ABSTRAK
ANALISIS KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT WIRAUSAHA GUNA
TERCAPAINYA TARGET PEMASARAN KREDIT PADA BANK PD BPR
LPK BEKASI
Oleh
RACU SISWANDA
NIM : 111321235
Penelitian ini dilatar belakangi dari hasil pengamatan, bahwa dengan melaksanakan
prosedur dan kebijakan pemberian kredit berdasarkan dengan undang-undang
perbankan dan prinsip 5 C, 5 P, dan 3 R, guna mengurangi risiko terjadinya kredit
bermasalah, baik itu kredit yang diberikan untuk wirausaha atau pun untuk proyek
industry.
Tujuan dalam penelitian ini adalah, (1) Untuk menganalisis proses pengajuan kredit
BANK PD BPR LPK BEKASI sampai dengan tahapan pencairan. (2) Untuk
menganalisis prosedur pemberian kredit wirausaha yang sesuai dengan prinsip-
prinsip yang diterapkan pada BANK PD BPR LPK BEKASI.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan
dengan melakukan interview, dokumentasi, observasi, dengan tahapan
mengumpulkan data, menganalisis, membandingkan hasil temuan dengan teori yang
ada dan memberikan kesimpulan serta saran pada BANK PD BPR LPK BEKASI.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur dan kebijakan pemberian kredit
wirausaha atau kredit umum lainnya yang dilakukan oleh BANK PD BPR LPK
BEKASI, sudah sesuai dengan prinsip-prinsip dan undang-undang perbankan, guna
menghindari terjadinya kredit bermasalah atau kredit macet.
Kata Kunci : Analisis Pemberian Kredit, Kebijakan Kredit
vi
ABSTRACT
This research is based on the observation that by implementing the procedure and
policy of crediting based on banking law and the principles of 5C, 5P, and 3R, to
reduce the risk of non-performing loans, be it credit for entrepreneur or even For
industrial projects.
The purpose of this research is, (1) To analyze the process of credit application of
BANK PD BPR LPK BEKASI up to liquefaction stage. (2) To analyze the procedure
of entrepreneurship crediting in accordance with the principles applied to BANK PD
BPR LPK BEKASI.
This study used descriptive qualitative method. Data collected by interviewing,
documentation, observation, with stages collecting data, analyzing, comparing
findings with existing theory and giving conclusions and suggestions on BANK PD
BPR LPK BEKASI.
The results of this study indicate that the procedures and policies of entrepreneurship
credit or other general credit performed by BANK PD BPR LPK BEKASI, are in
accordance with banking principles and laws, in order to avoid the occurrence of
non-performing loans or bad loans.
Keywords: Credit Lending Analysis, Credit Policy
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan ridho-Nyamaka skripsi dengan judul “Analisis Kelayakan Pemberian
Kredit Wirausaha Guna Tercapainya Pemasaran Kredit Pada Bank Pd Bpr Lpk
Bekasi”. Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan
skripsi pada program S1 Manajemen, Sekolah tinngi Ilmu Ekonomi, Pelita Bangsa.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan bernagai pihak, sehingga
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Sunita Dasman ,ST,MM,selaku Dosen Pembimbing skripsi yang dengan sabar
memberikkan bimbingan dalam penyusunan skripsi.
2. Ir. H. Moch. Mardiana, MM , Selaku ketua STIE Pelita Bangsa
3. Ibu Hj. Surya Bintarti, SE,MM, selaku ketua program sarjana – Program studi
Manajemen STIE Pelita Bangsa.
4. Pimpinan dan Karyawan Bank PD BPR LPK Bekasi.
5. Civitas Akademika STIE Pelita Bangsa.
6. Rekan-rekan mahasiswa Program sarjana STIE Pelita Bangsa
7. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan dorongan semangat.
8. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu –persatu.
Penulis menyadari masih banyak keterbatasan pada susunan skripsi ini sehingga
kritik dan saran sangat di harapkan demi perbaikan penulisan laporan penelitian di
kemudian hari. Namun demikian, penulis tetap berharap semoga hasil penelitan ini
dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan.
Bekasi, 15 Juni 2017
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .…………………………………………………..………
Halaman Orisinalitas/Pernyataan .……………………………………..
Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing .…………….……….……..
Halaman Pengesahan Skripsi .…………………………………………..
Abstrak ........................................................................................................
Abstract .......................................................................................................
Kata Pengantar............................................................................................
Daftar Isi......................................................................................................
Daftar Tabel …………………….………………………………….….....
Daftar Gambar …………………………………………………………..
Daftar Lampiran ………………………………………………..……….
BAB I PENDAHULUAN..............................................................
1.1 Latar Belakang ………………………………….…...
1.2 Rumusan Masalah ………………………………......
1.3 Batasan penelitian …………………………….……..
1.4 Tujuan Penelitian.........................................................
1.5 Manfaat Penelitian.......................................................
1.6 Sistematika Penulisan..................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA. ..........................................................
2.1 Landasan Teori …......................................................
2.1.1 Pengertian kredit ……………………….…..
2.1.2 Fungsi kredit ……….......................................
2.1.3 Unsur-unsur kredit ……………………….....
2.1.4 Jenis-jenis kredit …………………………….
2.1.5 Pengertian analisis …………………………..
2.1.6 Pengertian Analisis kredit …………………..
Hal
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xi
xii
1
1
3
3
4
4
5
6
6
6
7
7
9
9
10
ix
2.1.7 Penilaian Kelayakan Kredit ………………...
2.1.8 Perinsip-prinsip pemberian kredit…………
2.1.9 Jaminan kredit.................................................
2.1.10 Syarat-syarat pemberian kredit.....................
2.1.11 Pengertian Kewirausahaan.............................
2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................
3.1 Jenis Penelitian............................................................
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian …………………......
3.3 Desain Penelitian …………………………………....
3.4 Sumber dan Jenis Data …………………………….
3.5 Metode pengumpulan data …………………………
3.6 Metode Analisis Data ……………………………...
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN …………
4.1 Sejarah singkat PD BPR LPK Bekasi........................
4.2 Struktur Organisasi obyek penelitian........................
4.3 Kegiatan Operasional Obyek Penelitian…………
4.4 Perkembangan Kinerja Tahun 2016..........................
BAB V HASIL PENELITIAN..........................................................
5.1 Analisis Data Penelitian..............................................
5.1.1 Analisis Kredit..................................................
5.1.2 Interprestasi Data/Pembahasan.....................
5.1.3 Prosedur Pemberian Kredit............................
BAB VI PENUTUP...............................................................................
6.1 Kesimpulan...................................................................
6.2 Saran.............................................................................
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….
LAMPIRAN.............................................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................
11
12
14
14
15
16
18
18
18
19
20
20
21
22
22
27
32
32
39
39
42
46
46
55
57
58
59
60
66
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.01 Penelitian Terdahulu ………………………………………
Tabel 3.01 Waktu Penelitian …………………………….……….…...
Tabel 3 02 Alur Analusis Kredit ………………………………………
Tabel 4.1.1 01 Daftar 6 PD BPR LPK Bekasi ……………………………..
Tabel 4.3.1 01 Tabel Kredit Menurut Penggunaannya …………………….
Tabel 4.3.2 02 Perkembangan Kredit ……………………………………...
Tabel 4.3.3 03 Perkembangan Dana Pihak ke 3 ……………………..…….
Tabel 4.3.4 04 Prosfek Tahun 2017 ……………………………………….
16
19
19
22
34
35
35
37
xi
DAFTAR GAMBAR
4.1.2 01 Gambar Ringkasan Potensi Daerah ………………………....
4.1.2 02 Sumber Daya Alam ……………………………………..…..
4.2 01 Struktur Organisasi Kantor Pusat …………………………...
4.2.1 02 Struktur Organisasi Kantor Cabang ………………………....
24
25
26
27
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Permohonan Kredit ……….………………………………......
2. Aplikasi Kredit Individual ………………………………………......
3. Berita Acara Survey dan Analisa Kredit……..……………………...
4. Data Jaminan dan Laporan Hasil Penilaian Agunan ………………..
5. Berita Acara Komite Kredit …………………………………….…...
61
62
63
64
65
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sebagian besar bank tertarik untuk memberikan tinggi bantuan keuangan berkualitas,
yang dikenal sebagai kredit, untuk pelanggan mereka untuk berkontribusi terhadap
pertumbuhan produk domestik bruto (G.D.P.) dari negara. Teknik manajemen risiko
kredit tradisional didominasi oleh analisis risiko kredit (LRA) panduan diperkenalkan
oleh Bangladesh Bank dan baru-baru kredit gradasi risiko (CRG) sistem telah
diperkenalkan yang tidak tepat terstruktur untuk kasus mendanai industry proyek.
Jadi, untuk mengatasi kekurangan LRA yang ada dan CRG Sistem mengenai
penilaian risiko untuk proyek industri, sebuah ditingkatkan model penilaian risiko
untuk dikembangkan yang memberikan solusi lengkap untuk evaluasi risiko untuk
setiap proyek.(Golam Kabir, Ishrat Jahan Md. Hassn Chisty, Dr. M. Ahsan Akhtar
Hasin, 2010)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penilaian aspek kelayakan pemberian
kredit usaha mikro (meliputi aspek hukum, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek
manajemen, aspek kuangan dan aspek agunan) dalam upaya mengantisipasi
terjadinya kredit bermasalah pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk Cabang Malang.
(Rima Ayu Anggaraini, Sri Mangesti Rahayu, Achmad Husaini, 2015)
Debitur mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam peminjaman kredit,
diantaranya yaitu untuk tambahan modal dan untuk konsumtif sendiri.Bank dalam
memberikan kredit diutamakan adalah kepercayaan atas kemampuan dan
kesanggupan untuk melunasi utangnya untuk itu dalam pemberian kredit bank,
2
lembaga perbankan mengunakan analisis yang baik, analisis yang digunakan adalah
5 C, yaitu Character( Watak ), Capacity ( Kemampuan ), Capital ( Modal ), Collateral
( jaminan ), Condition of economi ( kondisi ekonomi ), dan seksama terhadap semua
aspek perkreditan yang dapat menunjang proses pemberian kredit, guna mencegah
timbulnya suatu resiko kredit, didalam pemberian kredit mengunakan prinsip
kepercayaan dan kehati-hatian ( azas prudintian banking), sikap hati-hati merupakan
prinsip yang harus selalu dirterapkan dalam setiap pemberian kredit.
Dalam dunia perbankan sering kita mendengar dengan istilah debitur dan
kreditur, yang mana maksud dari debitur itu sendiri merupakan para pengambil kredit
atau disebut dengan nasabah, sementara kreditur merupakan pihak pemberi kredit (
bank ).
Kredit menurut Undang-undang perbankan nomor 10 tahun 1998 merupakan
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjaman meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan pemberian bunga.
Untuk menghindar penyimpangan-penyimpangan yang terjadi maka perlu
analisis kredit. Analisis kredit diberikan, untuk meyakinkan bank bahwa si nasabah
benar-benar dapat dipercaya maka, sebelum kredit diberikan bank terlebih dulu
mengadakan analisis kredit, analisis kredit mencakup latar belakang nasabah atau
perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya.
Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar
aman dalam arti uang yang disalurkan pasti kembali.
Analisis kredit ini merupakan salah satu poin yang terpenting dalam
pemberian kredit jika analisis kredit tidak terlaksana dengan baik maka akan besar
kemungkinan terjadinya kredit bermasalah.Lembaga perbankan sering mengalami
kemacetan kredit hal itu disebab kan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan
eksternal, yang mana faktor internal itu berupa dari pihak perbankan itu sendiri dalam
3
hal ini pihak analisis kredit kurang teliti baik dalam mengecek kebenaran dan
keaslian dokumen maupun salah dalam melakukan perhitungan dengan rasio-rasio
yang ada, sementara dari faktor eksternal nya berupa dari pihak nasabah yaitu adanya
unsur kesengajaan dan adanya unsur tidak sengaja.
Dengan adanya latar belakang yang telah terpaparkan diatas, maka menarik
penulis untuk menganalisis kelayakan pemberian keredit yang disalurkan oleh bank
untuk para nasabah yang membutuhkan tambahan modal dalam rangka memajukan
usahanya. Berdasarkan uraian diatas maka mendorong penulis untuk mempelajari
kelayakan pemberian keredit yang disalurkan oleh bank.
Penulis dalam hal ini lebih memperhatikan pada aspek “ANALISIS KELAYAKAN
PEMBERIAN KREDITWIRAUSAHA GUNA TERCAPAINYA TARGET
PEMASARAN KREDIT PADA BANK PD.BPR LPK BEKASI “.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada diatas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah pemberian kredit wirausaha yang dilakukan oleh pihak Bank PD.BPR
LPK Bekasi layak diberikan kepada debiturnya?
2. Bagaimana cara menganalisa pemberian kredit yang dilakukan pada Bank
PD.BPR LPK bekasi?
1.3 Batasan Penelitian
Sesuai dengan identifikasi yang telah dikemukakan diatas, maka diadakannya
batasan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi mengenai analisis
pemberian kredit wirausaha guna tercapai tercapai pemasaran kredit pada Bank PD
BPR LPK BEKASI.
4
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data informasi yang
digunakan untuk menganalisa calon debitur dalam pemberian kredit bulanan pada
Bank PD.BPR LPK Bekasi, yaitu :
1. Untuk mengetahui kelayakan pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak Bank
PD.BPR LPK Bekasi.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara menganalisa pemberian kredit yang dilakukan
pada Bank PD.BPR LPK Bekasi terhadap calon debiturnya.
1.5 Manfaat Penilitian
1. Manfaat bagi akademis
Untuk menanbah pengetahuan yang lebih luas tentang analisa kelayakan
pemberian kredit wirausaha kaepada debiturnya dan menambah wawasan dan
pengetahuan tentang bagaimana cara menganalisa calon debitur pada Bank
PD.BPR LPK Bekasi, dan hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan
referensi untuk penelitian selanjutnya
2.Manfaat bagi perusahaan PD BPR LPK Bekasi
Menjalin hubungan yang baik antara intansi pengajaran dengan intansi perbankan,
selain itu dengan adanya penelitian, diharapkan lembaga pengajaran dapat
memperoleh informasi yang akurat mengenai kegiatan perbankan yang sedang
berkembang pada saat ini.
5
1.6 Sistematika Penulisan
Secara garis besar pembahasan dalam Tugas Akhir dibagi atas 5 bab sebagai berikut :
Bab I : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah , tujuan
penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI
Bab ini merupakan landasan teori yang berisi teori-teori atau konsep-konsep yang
berkaitan untuk mendukung penulis tugas akhir ini.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini merupakan gambaran umum perusahaan yang mencakup sejarah perusahaan,
struktur organisasi perusahaan, dan aktivitas perusahaan.
BABA IV : GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
Bab ini merupakan uraian tentang obyak penelitian secara rinci sehingga pembaca
dapat mengetahui kondisi atau karakteristik dari obyek yang diteliti.
BAB V: HASIL PENELITIAN
Bab ini merupakan hasil implementasi dari metodologi penelitian yang telah
diuraikan pada bab 3.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran berdasarkan uraian
yang telah dijelaskan sebelumnya.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LANDASAN TEORI
2.1.1. Pengertian Kredit
Perkataan kredit sesunguhnya berasal dari bahasa latin credere yang berarti
kepercayaan, atau credo yang berarti saya percaya . Jadi seandainya seseorang
memperoleh kredit, berarti ia memperoleh kepercayaan ( trust ). Dengan perkataan
lain maka kredit mengandung pengertian adanya suatu kepercayaan dari seseorang
atau badan yang diberikan kepada seseorang atau badan lainnya yaitu bahwa yang
bersangkutan pada masa yang akan datang akan memenuhi segala sesuatu kewajiban
yang telah diperjanjikan terlebih dahulu.
Dalam praktek sehari-hari pengertian ini selanjutnya berkembang luas lagi
antara lain :
1. Berdasarkan undang – undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7
tahun 1992 tentang perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat disamakan, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antar bank dengan pihak lain yaitu mewajibkan pihak peminjaman
untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
2. Mac leod ( 2013:2) “kredit adalah suatu reputasi yang dimiliki seseorang, yang
memungkinakan ia bisa memperoleh uang, barang-barang atau buruh/tenaga kerja,
dengan jalan menukarnya dengan suatu janji untuk membayarnya di suatu waktu
yang akan datang.
3. Rolin G. Thomas( 2013:2 ) “ dalam pengertian umum kredit didasarkan pada
kepercayaan atas kemampuan si peminjam untuk membayar sejumlah uang
padamasayang akan datang.
7
4. Adapun menurut pedoman Akutansi perbankan indonesia ( PAPI ) 2001
mendefinisikan kredit sebagai penyedian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank
dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam ( debitur ) untuk melunasi hutang
nya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian
hasil keuntungan.
Berdasarkan pengertian kredit dari beberapa pendapat diatas maka penulis
dapat menarik kesimpulan bahwa kredit merupakan penyediaan uang/barang yang
disediakan oleh pihak kreditur (Bank) yang akan di peroleh debitur dengan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak peminjam (debitur) yang
mewajibkan pihak peminjam (debitur) melunasi hutangnya setelah jangka waktu
yang ditetapkan dengan jumlah bungga, imbalan/pembagian hasil keuangannya.
2.1.2. Fungsi kredit
Fungsi kredit secara umum pada dasarnya ialah pemenuhan jasa untuk
melayani kebutuhan masyarakat ( to serve the society ) dalam rangka mendorong dan
melancarkan perdagangan, mendorong dan melancarkan produksi, jasa-jasa dan
bahkan konsumsi yang kesemuanya itu pada akhirnya untuk menaikan taraf hidup
rakyat banyak.
2.1.3. Unsur-unsur kredit
Unsur-unsur kreditadalah sebagai berikut :
1. Kepercayaan
Kepercayaan ( trust ) adalah sesuatu yang paling utama dari unsur kredit yang
harus ada karena tanpa ada rasa saling percaya antara kreditur dan debitur maka akan
sangat sulit terwujud suatu sinergi yang baik. Karena dalam konsep sekarang ini
kreditur dan debitur adalah mitra bisnis.
8
2. Waktu
Waktu ( time ) adalah bagian yang paling sering dijadikan kajian oleh pihak
analisis finance khususnya oleh analisis kredit, ini dapat dimengerti karena bagi
pihak kreditur saat ia menyerahkan uang kepada debitur maka juga harus di
perhitungkan juga saat pembayaran kembali yang tersepakati dalam perjanjian yang
telah ditandatangani kedua belah pihak.
3. Risiko
Risiko disini menyangkut persoaalan seperti degree of risk. Disini yang paling
dikaji adalah pada keadaan yang terburuk yaitu pada saat kredit tersebut tidak
kembali atau timbulnya kredit macet.
4. Prestasi
Prestasi yang dimaksud disini adalah prestasi yang dimiliki oleh kreditur
untuk diberikan kepada debitur.
5. Adanya kreditur
Kreditur yang dimaksud di sini adalah pihak yang memiliki uang ( money ),
barang ( goods ), atau jasa ( service ) untuk dipinjamkan kepada pihak lain, dengan
haraan dari hasil pinjaman itu akan diperoleh keuntungan dalam bentuk interest (
bunga ) sebagai balas jasa dari uang, barang, atau jasa yang telah dipinjam tersebut.
6. Adanya debitur
Debitur yang dimaksud di sini adalah pihak yang memerlukan uang ( money),
barang ( goods ), atau jasa ( service ) dan berkomitmen untuk mampu
mengembaliannya tepat sesuai dengan waktu yang telah disepakati serta bersedia
menangung berbagai risiko jiak melakukan keterlambatan sesuai dengan ketentuan
administrasi dalam kesepakatan perjanjian yang tertera disana.
9
2.1.4 Jenis-jenis Kredit
1. Dilihat dari segi kegunaan
a.) Kredit investasi yaitu kredit yang dugunakan yang biasanya digunakan untuk
keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru di mana masa
pemakaiannya untuk suatu priode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan
kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan .
b.)Kredit modal kerja, yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan
produksi dalamoperasionalnya.
2. Kredit menurut tujuan penggunaannya
a.)Kredit konsumtif, yaitu yang digunakan untuk membiayai pembelian barang-
barang atau jasa-jasa yang dapat memberi kepuasan langsung terhadap kebutuhan
manusia.
b.)Kredit produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk tujuan-tujuan produktif
dalam arti dapat menimbulkan atau meningkatkan utility ( feadah/kegunaan ).
c.)Kredit perdagangan, yaitu kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan
dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan
dari hasil penjualan barang dagangan tersebut..
3. Dilihat dari segi jaminan
a.)Kredit dengan jaminan, merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan
tertentu jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud.
b.)Kredit tanpa jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau
orang tertentu.
2.1.5. Pengertian Analisis
1.Menurut kamus besar bahasa indonesia (2002:43)
“Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagainnya dan penelaahan
bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian-bagiannya untuk memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan”.
10
2. Menurut Komarudin (2001:53)
“Analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi
komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungan satu sama lain
dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu”.
3. Menurut kamus akutansi (2000:48)
“Analisis adalah melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos atau ayat-ayat
yang berkaitan dengan akutansi dan alasan-alasan yang memungkinkan tentang
perbedaan yang muncul”.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa analisis adalah kegiatan berfikir untuk
menguraikan suatu pokok menjadi bagian-bagain atau komponen-komponen
sehingga dapat diketahui ciri atau tanda tiap bagian, kemudian hubungan satu sama
lain serta fungsi masing-masing bagian dari keseluruahn.
2.1.6 Pengertian Analisis Kredit
1. Analisis kredit menurut Jhon J. Wild ( 2005:9)
Menyatakan bahwa “merupakan evaluasi atas kelayakan perusahaan untuk
mendapatkan kredit”. Kelayakan kredit ( creditworthiness ) yaitu kemampuan
perusahaan utnuk memenuhi kewajiban kreditnya.
2. Menurut Thomas Suyatno, dkk (2003:70)
Yang dimaksud dengan analisa kredit adalah pekerjaan yang meliputi:
Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik keuangan
maupun non keuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat/tidak dapat
dipertimbangkan suatu permohonan kredit.
Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian dan
kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan pertimbangan untuk
pengambilan keputusan pimpinan dari permohonan kredit nasabah.
Dari Pengertian tersebut dapat disimpulkan, pengertian penilaian atau analisis
kredit adalah Suatu kegiatan analisa/penilaian berkas/data dan juga berbagai aspek
11
yang mendukung yang diajukan oleh pemohon kredit, sebagai dasar pertimbangan
pengambilan keputusan apakah permohonan kredit tersebut diterima atau
ditolak.Analisis kredit diberikan, untuk meyakinkan bank bahwa si nasabah baenar-
benar dapat dipercaya maka, sebelum kredit diberikan bank terlebih dahulu
mengadakan analisis kredit. Analisis kredit mencakup latar belakang nasabah atau
perusahaan, prospek usahnya, jamainan yang diberikan serta faktor-fakroe lainnya.
Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar
aman dalam arti uang yang disalurkan pasti kembali.
2.1.7 Penilaian kelayakan kredit
Dalam penilaian kelayakan kredit perlu diperhatiakan beberapa aspek, diantaranya :
a. Aspek Hukum,tujuannya adalah untuk menilai keaslian dan keabsahan dokumen-
dokumen yang diajukan oleh pemohon kredit.
b. Aspek pasar dan pemasaran, merupakan aspek untuk menilai apakah kredit yang
dibiayai akan laku di pasar dan bagaiman strategi pemasaran yang dilkukan.
c. Aspek keuangan, unutk menilai keuangan perusahaan yang dilihat dari laporan
keuangan.
d. Aspek teknis / operasi, dalam aspek ini yang dinilai adalah masalah lokasi usaha,
kemudian kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki, termasuk lay out
gedung dan ruangan.
e. Aspek manajemen, unutk menilai pengalaman peminjam dalam mengelola
usahanya , termasuk sumber daya manusia yang dimilikinya.
f. Aspek ekonomi sosial, untuk menilai dampak usaha yang diberikan terutama bagi
masyarakat lua baik ekonomi maupun sosial.
g.Aspek AMDAL, aspek ini sangat penting dalam rangka apakah usaha yang
dibuatnyasudah memenuhi kriteria analisis lingkungan terhadap darat, air dan
udara sekitarnya.
12
2.1.8 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit
Adapun beberap prinsip penilaian kredit yang sering doilakukan yaitu dengan analisa
5 C, analisis 5 P dan 3 R. Dan di jabarkan sebagai berikut :
1.) Prinsip-prinsip 5C
1. Character ( watak/kepribadian/karakter ) merupakan salah satu pertimbangan yang
terpenting dalam memutuskan pemberian kredit, bank sebagai pemberi kredit
harus yakin bahwa calon peminjam termasuk orang yang bertingkah laku baik,
dalam arti selalu memegang teguh janjinya, selalau berusaha dan bersedia
melunasi utang-utangnya pada waktu yang telah ditetapkan.
2. Capacity ( kemampuan/kapasitas ), untuk melihat kemampuan calon nasabah
dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola
bisnis serta kemampuannay mencari laba.
3. Capital ( modal ), biasanya bank tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha
100% artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus pula
menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri dengan kata lain
capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki
nasabah terhadap usaha yang akan dibiayaioleh bank.
4. Colleteral ( jamian atau angunan ), merupakan jamian yang diberikan calon
nasabah baik yang berupa fisi maupun non fisik.
5. Condition of economy ( kondisi perekonomian ), dalam menilai kredit hendaknya
juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan datang sesuai
sektor masing-masing.(Abdullah & Tantri, 2012:173-174)
2.) Prinsip-prinsi 5 P
1. Party ( golongan ), yang dimaksud dengan oparty disini ialah mencoba
mengolongkan calon peminjam kedalam kelompok tertantu menurut character,
capacity dan capital dengan jalan penilaian atas 3 C tersebut.
13
2. Purpose ( tujuan ), yang dimaksud dengan tujuan purpose iini ialah tujuan
penggunaan kredit yang diajukan, apa tujuan yang sebenarnya ( real purpose )
dari kredit tersebut apakah mempunyai aspek-aspek sosial yang positif dan luas
atau tidak.
3. Payment ( sumber pembayaran ), setelah mengetahui real porpuse dari kredit
tersebut maka hendaknya diperkirakan dan dihitung kemungkinan-kemungkinan
besarnya pendapatan yang akan dicapai/dihhasilkan.
4. Profitability ( kemampuan untuk mendapatkan keunutungan ), yang dimaksud
iprofitability disini bukanlah keuntungan yang dicapai oleh debitur semata-mata,
melainkan pula dinilai dan dihitung keuntungan-keuntungan yang mungkin akan
dicapai oleh bank.
5.Protection (perlindingan ), proteksi dimaksudkan untuk berjaga-jaga terhadap hal-
hal yang tidak diduga sebelumnya, maka bank perlu untuk melindungi kredit
yang diberikannya antara lain dengan jalan meminta colleteral/jaminan/anggunan
dari debiturnya bahkan mungkin pula baik jaminannya/anggunannya maupun
kreditnya diasuransikan.(Kasmir, 2004:106)
3.) Prinsip 3 R
1.Return (hasil yang dicapai ), return disini dimaksudkan penilaian atas hasil yang
akan dicapai oleh perusahaan debitur setelah dibantu dengan kredit oleh bank.
2. Repayment ( pembayaran kembali ), dalam hal ini bank harus menilai berapa lama
perusahaan pemohon kredit dapat membayar kembali penjamannya sesuai
dengan kemampuan membayar kemabali ( repayment capacity ), dann apakah
kredit diangsur/dicicil/atau dilunasi sekaligus diakhir periode.
3. Risk bearing ability ( kemampuan untuk menangung resiko ), dalam hal ini bank
harus mengetahui dan menilai sampai sejauh mana perusahaan pemohon kredit
mampu menangung resiko kegagalan andaikata terjadi sesuatu yang tidak
inginkan.(Firdaus & Ariyanti, 2009:89-90).
14
4.) Proses Setelah Analisis Kredit
Hasil wawancara dengan kepala bagian pemasaran PD BPR LPK BEKASI, Ipap
Faturahman, SE, analis kreditmempunyai kualifikasi khusus dalam menjalankan
tugasnya, harus benar-benar terstruktur, jelas dan obyektif untuk mengurangi
potensi kredit bermasalah. Dalam permohonan kredit,sebelumnya calon debitur
dihadapkan analisa 5 C, 5P, dan 3 R, kemudian diproses dan di analisa di dalam
komite kredit, dan ini sangat menentukan bagi calon debitur, dan hasilnya apakah
pengajuan kreditnya diterima atau ditolak.
2.1.9. Jaminan kredit
Didalam menjalakan suatu usaha apa pun tentu mengandung suatu tingkat
kerugian. Resiko dapat saja terjadi akibat suatu musibah yang tidak dapat dielakkan
seperti terkena bencana alam, namun resikko yang paling fatal adalah nasabah yang
mampu tetapi tidak mau membayar kewajibannya, hal itu akan dapat mengakibat kan
pihak bank mengalami kerugian, untuk mengatsi kerugian maka perlu adanya
jaminan kredit, Jaminan kredit berfungsi untuk melindungi bank dari kerugian.
Jaminan kredit bisa berupa :
1. Tanah
2. Bangunan
3. Kenderaan
4. Tanah dan banguan
2.1.10 Syarat-syrat pemberian kredit
Adapun syrat-syrat pemberian kredit yang dilakukan pada Bank PD.BPR LPK
Bekasi :
1. Mengisi formulir
2. Pas photo suami /istri ukuran (4X3 cm) sebanyak 2 lembar
3. Fhotocopy KTP pemohon suami/istri dan kartu keluarga sebanyak 2 lembar
15
4. Surat jaminan yang asli
5. Materai 6000 4 lembar
6. SIUP, SITU, TDP, Surat izin dari lurah/kepala desa.
2.1.11 Pengertian kewirausahaan
Ada pengertian kewirausahaan menurut beberapa ahli diantranya :
1. Thomas W zimmerer
Kewira usahaan merupakan penerapan kreatifitas dan keinovasian untuk
memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi
setiap hari.
2. Saidi dan Hartati (2008)
Proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya
penelitian, menanggung resiko keuangan, fisik serta resiko sosial yang mengiringi,
menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi.
3.Suryana (2008)
Suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan prilaku
seorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan
berbagai resiko yang mungkin dihadapi.
Dari pengertian tersebut dapat penulis simpulkan bahwa kewirausahaan adalah
penciptaan sesuatu yang bersifat kreatif, inovasi, serta menghadapi tantangan hidup
untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko baik resiko keuangan, fisik, serta
resiko sosial.
16
2.2 PENELITIAN TERDAHULU
Tabel 2 01
Penelitian Terdahulu
No Nama,Th,Institusi
peneliti
Judul Jenis
Variabel
Kesimpulan Tempat/Jurnal
Publikasi
1. Golam Kabir,Ishrat
Jahan,Md.Hassan
Chisty,Dr.M.Ahsan
Akhtar Hasin, 2010,
Bangladesh
University of
Engineering and Technology (BUET)
Credit
Risk
Assessm
ent and
Evaluatio
n System
for Industrial
Project
Kualitatf Kredit adalah
kepercayaan diri dari
pemberi pinjaman atas
kemampuan dan
kemauan peminjam
untuk melunasi hutang
sesuai sesuai jadwal pelunasannya dengan
analisis prinsip 5 C,
yaitu character,
capacity, capital,
collateral, condition of
economic.
Bangladesh/Inte
rnational
Journal of
Trade,
Economics and
Finance,Vol.1,N
o.4,Desember 2010
2. Rima ayu anggraini,
Sri Mangesti
Rahayu, Achmad
Husaini, 2015,
Universitas
Brawijaya Malang
Analisis
Aspek
Kelayaka
n
Pemberia
n Kredit Usaha
Mikro
Dalam
Upaya
dalam
Menganti
sipasi
Terjadin
ya Kredit
Bermasal
ah
Kualitatif Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui
penilaian aspek
kelayakan pemberian
kredit usaha mikro
(meliputi aspek hukum, aspek manajemen,
aspek keuangan, dan
aspek agunan) dalam
upaya mengantisipasi
terjadinya kredit
bermasalah pada PT.
Bank Mnadiri (Persero)
Cabang Malang.
Indonesia/
Jurnal
Adimistrasi
bisnis (JAB)
Vol.21, No.1,
1April 2015
3 Ayu Dwi
Purwatiasih, Anantawikrama
Tungga Atmaja,
Nyoman Trisna
Herawati, 2005,
Universitas
Pendidikan Ganesha
Singaraja Indonesia
Analisis
Pengendalian
Internal
dalam
Pemberia
n Kredit
pada PT.
BPR
KANAY
A
Kualitatif Bahwa penerapan
pengendalian internal dalam pemberian kredit
pada PT> BPR Kanaya
telah memadai, kendala
yang dialami yaitu:
jaminan hilang, bad
character, bercerai,
bangkrut, salah analisa
kredit.
Indonesia/ e-
Jurnal S1 AK Universitas
pendidikan
ganesha Vol.-
2014
4 Lukita Cahyadi, SE,
MM, 2014, STIE
Analisis
Prosedur
Kualitatif Dalam upaya
meningkatkan
Indonesia/Jurnal
Ilmiah
17
Bina Karya Tebing
Tinggi
Pemberia
n Kredit
Pada PT. BPR
NUSAN
TARA
BONA
PASOGI
T 18
CABAN
G
TEBING
TINGGI
pengendalian kredit
pada PT BPR NBP 18
Cabang Tebing Tinggi yang mengacu pada
aspek-aspek
pengendalian kredit 1.
Personal yang
kompeten dan dapat di
percaya 2. Pemisahan
tugas yang memadai 3.
Prosedur otorisasi yang
tepat 4. Dokumen dan
catatan yang memadai
5. Kontrol fisik aktiva
dan catatan 6. Pemeriksaan pekerjaan
secara independen
Accounting
Changes,
Oktober 2014, Vol. 2, No.2,
31-39
5 Shalihuddin,
Akhmad Firman, La
Ode Samsul Barani,
2016, Staf Pengajar
Ilmu Ekonomi
Universitas Halu
Oleo
Dampak
Kredit
PT. BPR
Ganda
Lata
Terhadap
Pendapat
an Usaha
Mikro,
Kecil Dan
Menenga
h
(UMKM
) Di
Kecamat
an
Unaaha
Kab.
Konawe
Kualitatif Berdasarkan hasil
penelitian dan
pembahasan tentang
dampak kredit PT.
BPR Ganda Lata
terhadap pendapatan
UMKM di Kec.
Unaaha Kab. Konawe,
dengan objek
penelitian pedagang kios sembako yang
sedang menggunakan
fasilitas kredit
disimpulkan Bahwa: 1.
Dampak kredit yang
disalurkan BPR Ganda
Lata kepada pedagang
kios sembako yang
menjadi sampel
sebanyak 20 orang
responden atau 95,23%
pedagang kios sembako mengalami
peningkatan
pendapatan sedangkan
terdapat 1 orang
responden atau 4,77%
pedagang kios
sembako yang tidak
mengalami
peningkatan pendapan
Indonesia,
Jurnal Ekonomi
(JE) Vol.1(1),
April 2016
18
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan
kualitatif, hal ini di dasarkan kepada rumusan – rumusan yang muncul dalam
penelitian ini yang menuntut peneliti untuk melakukan berbagai aktifitas eksplorasi
dalam rangka memehami dan menjelaskan masalah – masalah yang menjadi fokus
masalah penelitian ini. Kemudian pengumpulan berbagai data dan informasi akan di
lakukan teknik-teknik obserpasi,wawancara,studi dokumentasi terhadap sumber data
yang di perlukan. Menurut Bodgan dan Taylor seperti di kutif oleh Lexi.J.Moleong
(1993:3) yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif ialah : Sebagai sebuah
prosedur dasar penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang di amati.
Maka dari penjelasan di atas populasi yang diambil dalam penelitian ini
adalah seluruh debitur dari kredit wirausaha, yaitu sebanyak 100 debitur.
Pengambilan sampel dimaksud untuk memperoleh keterangan mengenai obyek-
obyek penelitian dengan cara mengamati sebagian dari populasi . sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah 10 % dari 100 debitur kredit wirausaha yaitu
sebanyak 10 debitur
3.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
1.Tempat Penelitian
Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir ini
adalah Kantor kas Bank PD.BPR LPK Bekasi yang beralamat Kav. No. 9-7
Harapan Baru II Kota Baru Bekasi Barat, tepatnya dibagian kredit.
19
2.Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2017sampai bulan Agustus
tahun2017.
Tabel 3 01
3.3 DESAIN PENELITIAN
Tabel 3 02
Alur analisis kredit
Uraian Mar
2017
Apr
2017
Mei
2017
Jun
2017
Jul
2017
Ags
2017
Menentukan judul penelitian
Merumuskan masalah penelitian
Melakukan penelitian
Pengolahan data
Pengesahan Penelitian
Pengujian penelitian
20
3.4 SUMBER DAN JENIS DATA
Kegiatan penelitian agar terlaksana dengan baik dan sesuai dengan yang
diharapkan, maka diperlukan adanya data yang bersifat objektif dan dapat dipercaya
kebenarannya yang meliputi :
3.4.1 Sumber Data
Sumber data diperoleh dari PD. BPR LPK BEKASI
3.4.2 Jenis Data
3.4.2.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan
dicatat pertama kalinya. Data yang diperoleh adalah data mengenai Sistem Akuntansi
Pemberian Kredit pada BANK PD. BPR LPK BEKASI.
3.4.2.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain, dikumpulkan
untuk maksud tertentu. Data yang diperoleh menggunakan literatur dan juga buku-
buku yang berhubungan dengan penulisan Tugas Akhir ini. Data ini diperoleh dengan
menggunakan metode dokumentasi dan studi pustaka.
3.5 METODE PENGUMPULAN DATA
Adapun metode pengumpulan data yang penulis terapkan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1.Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan. Sutrisno Hadi dalam Sugiyono
(2013:145)
2.Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Esterberg dalam Sugiyono (2013:231)
21
3.Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen
yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life
histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk
gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang
berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film
dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Sugiyono (2013:240)
3.6METODE ANALISIS DATA
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga
dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain
(Bogdan dalam Sugiyono, 2013:244). ) yang dimana peneliti merupakan sebagai
instrumen kunci, data – data informasi yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan analisis deskiptif kualitatif yaitu teknik analisis yang mendeskripsikan
atau mengungkapkan suatu keadaan yang menjadi fokus penelitian dan dalam analisis
ini tidak berdasarkan pada perhitungan statistika yang berbebentuk angka dengan
membandingkan antara teori dan fakta yang terjadi pada Bank PD.BPR LPK Bekasi.
22
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
4.1 SEJARAH SINGKAT PD BPR LPK BEKASI
PD BPR LPK di Kabupaten Bekasi seluruhnya berjumlah 6 (enam) Lembaga
yang didirikan pada tahun 1973 dengan nama Lembaga Perkreditan Kecamatan
(LPK), berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor
446/A.III/SK/1973 tentang Pembentukan Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK) di
Provinsi Jawa Barat. Seiring dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 7
Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10Tahun 1998
tentang Perbankan, Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 1996
tentang PD BPR LPK di Provinsi Jawa Barat, maka status Lembaga Perkreditan
Kecamatan (LPK) berubah menjadi Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat
(PDBPR) dengan tetap mempertahankan Badan Usaha sebagai Perusahaan Daerah
(PD) pengaturannya dalam ketentuan tersendiri yaitu Undang-undang RI Nomor 5
Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah.
Dari 6 (enam) Lembaga Perkreditan Kecamatan yang berada di Kabupaten Bekasi
berubah statusnya menjadi PD BPR LPK yaitu PD BPR LPK Cibarusah,
Pondokgede, Setu, Bekasi, Cibitung dan Sukatani dengan Surat Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia, sebagai berikut :
4.1.1 DAFTAR 6 (ENAM) PD BPR LPK DI KABUPATEN BEKASI
Tabel 4.1.1 01
NO
NAMA PD BPR LPK
NOMOR KEPUTUSAN
MENTERI KEUANGAN RI
TGL.
PENGUKUHAN
1
CIBARUSAH
SK No Kep 061/KM.17/1998
18 Pebruari 1998
23
2 PONDOKGEDE SK No Kep 062/KM.17/1998 18 Pebruari 1998
3
SETU
SK No Kep 060/KM.17/1998
18 Pebruari 1998
4
BEKASI
SK No Kep 063/KM.17/1998
18 Pebruari 1998
5
CIBITUNG
SK No Kep 058/KM.17/1998
18 Pebruari 1998
6
SUKATANI
SK No Kep 059/KM.17/1998
18 Pebruari 1998
Perkembangan perekonomian menuntut lembaga keuangan untuk melakukan
peningkatan skill, tekhnologi informasi dan SOP dalam menjalankan operasional jasa
perbankan. Alasan utama yang digunakan pemilik usaha jasa perbankan melakukan
penyesuaian dimaksud tidak lain adalah untuk dapat memperkuat pertumbuhan usaha
di tengah kondisi perekonomian yang berubah secara cepat serta perubahan -
perubahan ketentuan perbankan untuk mempertangungjawabkan hasil usaha yang
dipercayakan kepadanya, diantaranya peraturan-peraturan operasional perbankan dari
Bank Indonesia.
Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, maka terbuka peluang
kesempatan bagi Bank Perkreditan Rakyat yang berkedudukan jauh dari pusat
perekonomian untuk melakukan restrukturisasi guna terciptanya Bank Perkreditan
Rakyat yang sehat dan kuat.
Enam PD BPR LPK yang berada di Kabupaten Bekasi yang aturannya ditetapkan
dengan Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Jawa Barat Nomor 30 tahun 2010
tentang Perubahan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2006
tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat dan Perusahaan Daerah
Perkreditan Kecamatan. Untuk penyesuaian dengan perkembangan peraturan yang
berlaku Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengeluarkan Peraturan Daerah (PERDA)
Provinsi Jawa Barat Nomor 6 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Peraturan
24
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2006 tentang Perusahaan
Daerah Bank Perkreditan Rakyat dan Perusahaan Daerah Perkreditan Kecamatan.
Sesuai dengan Keputusan Bank Indonesia Nomor 32/52/KEP/DIR tanggal 14 Mei
1999 tentang persyaratan dan Tata cara Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank
Perkreditan Rakyat, maka penggabungan 6 (enam) PD BPR LPK di wilayah
Kabupaten Bekasi disepakati dengan cara merger sehingga PD BPR LPK di
Kabupaten Bekasi tergabung menjadi satu nama yaitu Perusahaan Daerah Bank
Perkreditan Rakyat Lembaga Perkreditan Kecamatan Bekasi atau disingkat PD BPR
LPK BEKASI.
Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan
Nomor : KEP-72/D.03/2015 tentang Pemberian Izin Penggabungan Usaha (Merger),
saat ini PD BPR LPK Bekasi memiliki kantor sebagai berikut :
1. Satu Kantor Pusat yang berkedudukan di PD BPR LPK Bekasi.
2. Lima Kantor Cabang yang berkedudukan di :
1) PD BPR LPK Bekasi Cabang Pondokgede di Kota Bekasi.
2) PD BPR LPK Bekasi Cabang Cibarusah di Kabupaten Bekasi.
3) PD BPR LPK Bekasi Cabang Setu di Kabupaten Bekasi.
4) PD BPR LPK Bekasi Cabang Cibitung di Kabupaten Bekasi.
5) PD BPR LPK Bekasi Cabang Sukatani di Kabupaten Bekasi
4.1.2. GAMBARAN RINGKAS POTENSI DAERAH
Gambar 4.1.2 01
PD BPR LPK Bekasi adalah suatu
badan usaha yang bergerak di bidang
perbankan dan berada di daerah yang
berbatasan langsung dengan ibukota
negara, pembangunan ekonomi
diKabupaten Bekasi selama 20 tahun
25
terakhir berubah dari daerah agraris menjadi pusat industri pengolahan
(manufacturing) yang berskala nasional dan internasional. Hal ini terlihat dari kont
ribusi sector industri yang mendominasi output ekonomi (PDRB) Kabupaten Bekasi
mencapai 80 persen, sehingga menjadikan PDRB Kabupaten Bekasi tertinggi di Jawa
Barat dan 10 besar dibandingkan dengan PDRB Kabupaten/Kota di Indonesia. Oleh
karena itu berbagai potensi yang dimiliki serta dinamika pembangunan ekonomi di
Kabupaten Bekasi sedikit banyak dan secara tidak langsung mempengaruhi kinerja
pembangunan ekonomi nasional.Faktor internal dalam menggerakan pertumbuhan
ekonomi diantaranya berupa kemampuan wilayah dalam menggerakan sektor andalan
atau sektor ikutan, kepercayaan dan kestabilan sector keuangan, pembiayaan
pemerintah daerah dalam menopang kegiatan perekonomian melalui APBD,serta
kondisi sosial politik.
PD. BPR LPK Bekasi di masa yang akan datang diharapkan ikut berperan aktif
dan menjadi salah satu motor penggerak ekonomi di Kabupaten Bekasi dan dapat
menggali sumber-sumber ekonomi yang potensial untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat Kabupaten Bekasi pada umumnya.Sasaran operasional tidak
hanya ditujukan kepada sektor pertanian dan perdagangan tetapi juga sektorsektor
lainnya seperti jasa, pegawai yang berpenghasilan tetap. industri kecil dan lain-
lain.
1. Sumber Daya Alam
Secara geografis letak Kabupaten Bekasi berada pada posisi 6º 10’ 53” - 6º 30’
6
”
L
i
ntang Selatan dan 106º 48’ 28” -107º 27’ 29” Bujur Timur. Topografinya terbagi
11
1.6
7
10
3.5
87
56
.75
6
14
3.0
3
74
.58
7
25
.03
3
91
.32
6
55
.65
423
0.5
63
90
.65
4
19
5.5
66
21
1.5
78
41
7.0
08
13
7.0
99
20
9.5
64
10
9.2
96
35
.37
6
43
.11
9
70
.29
9
42
.46
8
92
.82
1
47
.84
4
35
.50
3
26
atas dua bagian, yaitu dataran rendah yang meliputi sebagian wilayah bagian
utara dan dataran bergelombang di wilayah bagian selatan. Ketinggian lokasi
antara 6 – 115 meter dan kemiringan 0 – 250. Suhu udara yang terjadi di
Kabupaten Bekasi berkisar antara 28-32C. Curah hujan tertinggi dan hari hujan
terbanyak terjadi pada bulan Desember.
2. Sumber Daya Manusia
Menurut data kependudukan Kabupaten Bekasi tahun 2011, penduduk mencapai
2.753.961 jiwa, yang terdiri dari 1.410.507 laki-laki dan 1.343.454 perempuan.
Rasio jenis kelamin sebesar 104,99.Penduduk menurut umur menunjukkan
bahwa penduduk usia produktif (15 - 64 tahun) mencapai 1.874.946 orang atau
68,08 %. Sedangkan penduduk yang belum produktif (<15 tahun) 810.501 orang
atau 29,43 % dan yang tidak produktif lagi (65 tahun ke atas) 68.514 orang atau
2,49 %. Sehingga rasio beban ketergantungan sebesar 46,88 yang berarti bahwa
setiap satu orang penduduk usia produktif menanggung sebanyak 47 orang usia
tidak produktif. Sedangkan angka laju pertumbuhan penduduknya menjadi
4,70%.Keberadaan penduduk menurut kecamatan tidak menyebar secara merata.
Penduduk paling banyak berdomisili di Kecamatan Tambun Selatan yaitu 15,78
%, sedangkan paling sedikit di Kecamatan Bojongmangu 0,91 %
4.1.3 Ekonomi dan Keuangan Daerah
Wilayah Kabupaten Bekasi sebagai daerah penyangga Ibukota DKI Jakarta,
lembaga keuangan baik lembaga keuangan bank maupun non banktumbuh
berkembang dengan pesatnya, antara lain: Bank Umum, Bank Syariah. PT BPR
Swasta dan Koperasi.
Dengan jumlah penduduk yang besar, nilai konsumsi rumah tangga Kabupaten
Bekasi jugamemberikan andil konsumsi rumah tangga yang juga tinggi.
Kenaikan konsumsi rumah tangga inidiperkirakan sejalan dengan inflasi yang
terjadi berkisar 7 hingga 10 persen pertahun. Sementarakonsumsi pemerintahan
juga selalu mengalami peningkatan hal ini tercermin meningkatnya belanjamodal
27
pemerintah daerah. Peningkatan ini juga terlihat dari makin meningkatnya nilai
APBDKabupaten Bekasi dari 3.9 Triliun di tahun 2015 menjadi 5.2 triliun di
tahun 2016.
4.2. Struktur Organisasi Obyek Penelitian
Kebijakan manajemen dilaksanakan atas dasar prinsip efesiensi sebagaimana
tercermin dalam perencanaan dan anggaran perusahaan, struktur organisasi dan
penempatan staf sesuai dengan kecakapan dan kemampuan manajemen PD BPR
LPK Bekasi yang dilaksanakan oleh Dewan Pengawas dan Direksi BPR LPK.
Dewan Pengawas menetapkan kebijakan umum, menjalankan pengawasan dan
pengendalian serta pembinaan terhadap PD BPR LPK Bekasi. Dewan Pengawas PD
BPR LPK Bekasi terdiri dari2 (dua) orang Dewan Pengawas yaitu 1 (satu)orang
sebagai Ketua Dewan Pengawas dan 1 (satu) orang sebagai anggota. Dalam
menjalankan tugasnya Dewan Pengawas bertanggung jawab kepada Pemilik.
Gambar 4.2 01
STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PUSAT
Gambar 4.2 02
DEWAN PENGAWAS
DIREKTUR UTAMA
SATUAN KERJA AUDIT INTERN
KANTOR PUSAT OPERASIONAL
PENGM. PROG. DANA
BAG. PERENCANAAN
TREASURY
KABAG KEUANGAN/AKUN
BAG. ADM KREDIT
KANTOR CABANG KADIV OPERASIONAL
BAG. LEGAL
BAG. SID,TM,PAJAK
BAG. KEU & BUDGETING
BAG. AKUNTING
BAG. UMUM
BAG. KESEKRETARIATAN
BAG. LOGI.&INVENTORI
KESEKRETARIATAN
DIREKTUR OPERASIONAL
KABAG PERSONALIA
BAG. REKRUTMEN
BAG. ITKABAG DANA
KABAG KREDIT
TIM REMEDIAL
KADIV UMUM/SDM
BAG. PENGM/PELATIHAN
KABAG UMUM DAN
R U P S
28
STRUKTUR ORGANISASI KANTOR CABANG
4.2.1 IDENTlTAS, MANAJEMEN DAN ORGANISASI
1. Kepengurusan
Berdasarkan Keputusan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan
Nomor KEP-72/D.03/2015, tanggal 02 Novemper 2015 tentang pemberian
izin penggabungan usaha (merger) PD BPR LPK Pondokgede, PD BPR LPK
Cibitung, PD BPR LPK Setu, PD BPR LPK Cibarusah dan PD BPR LPK
Sukatani ke dalam PD BPR LPK Pondokgede dan sesuai Keputusan Pemilik
melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RPS-LB) tanggal 4
November 2015 tentang pengurus baru BPR hasil merger PD BPR LPK
Bekasi, maka kepengurusan PD BPR LPK Bekasi adalah sebagai berikut :
Direktur Utama : Adi Nugraha
Direktur Operasional : Devi Puspitasari
Ketua Dewan Pengawas : Suherman
Anggota Dewan Pengawas : Dali Soedjaedwi
Kas dan
budgeting PD BPR LPK
BEKASI 1.
Satpam 2.
Supir 3. Office
boy
SURVEY
OR KAS
LUAR KOLEKT
OR UMUM/S
DM
SUBAG.ADM
KRDIT SUBAG.
IT TELLE
R SUBAG. ANALIS
KREDIT SUBAG.
LAPORAN CUSTOMER
SERVIS
KEPALA
CABANG
BAG.
PEMASARAN BAG.AKUNTIN
G/IT BAG.
OPERASIONAL
29
2. Karyawan Perusahaan
Jumlah karyawan dan pengurus PD BPR LPK Bekasi periode 31 Desember
2016berjumlah 54 orang. yang terdiri dari 2 (dua) orang Dewan Pengawas. 2
(dua) orang Direksidan 50 (lima puluh) orang karyawan. Jumlah tersebut
44 (empat puluh empat) orang merupakan karyawan tetap dan 6 (enam)
orang merupakan tenaga kontrak.
3. Pengembangan PD. BPR LPK Bekasi
Bila melihat faktor pendukung yang mempengaruhi terhadap peningkatan
perkembangan PD BPR LPK Bekasi, hal ini merupakan suatu kekuatan
yang pada umumnya dapat dikendalikan oleh pengelola berdasarkan suatu
pertimbangan yang bersifat lebih menguntungkan. Namun disamping
kekuatan yang dimiliki sangat memungkinkan celah-celah yang menjadi
peluang untuk lebih dikembangkan sesuai dengan kondisi dan selera
masyarakat atau harus berorientasi pada pasar. Kalau melihat potensi
daerah khususnya Kabupaten Bekasi dan pada umumnya di kabupaten-
kabupaten terdekat seperti Kabupaten Karawang, Bogor dan DKI Jakarta,
potensi UMKM masih terbuka peluang untuk dikembangkan.
4. Visi dan Misi
a. Visi
“MENJADI BPR TERBAIK DI BIDANG MIKRO FINANCE”
b. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi sebagaimana dirumuskan diatas, maka
PD. BPR LPK BEKASI menetapkan misi sebagai berikut:
1. Memberikan Pelayanan yang cepat dan akurat kepada nasabah
2. Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
3. Menyediakan Produk yang sesuai dengan kebutuhan dan selera
masyarakat
4. Memberikan Kont ribusi yang layak bagi Pemegang Saham
30
5. Meningkatkan Nilai Kekayaan Pemegang Saham dan Kesejahteraan
Pengurus dan Karyawan
Adapun nilai-nilai inti PD BPR LPK Bekasi adalah :
a. Jujur, terpercaya dan ramah
b. Profesional
c. Integritas
d. Inovasi dan kreatif
e. Dedikasi dan loyalitas
f. kebersamaan
Dalam pembangunan pedesaan juga sebagai motor penggerak dalam
menggali sumber-sumber ekonomi yang ada di pedesaan melalui
pemanfaatan potensi yang ada, terutama usaha-usaha mikro kecil dan
menengah.
5. Tujuan dan Sasaran
Tujuan :
a. Membantu dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
daerah di segala bidang.
b. Sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah.
c. Untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Sasaran :
sebagai lembaga kepercayaan, sasaran yang ingin dicapai dalam
pengelolaan PD BPR LPK Bekasi adalah perkembangan usaha yang sehat
dan efisien dalam arti :
a. Dapat memenuhi kepentingan masyarakat baik penyimpan maupun
pengguna dana.
b. Berkembang secara wajar.
c. Bermanfaat bagi peningkatan taraf hidup masyarakat.
31
6. Strategi
a. Memanfaatkan dan menggali potensi wilayah operasional dengan
membuat produk unggulan penghimpunan dana masyarakat melalui :
• Tabungan Kotak Patriot
• Deposito Berjanqka
b. Memanfaatkan peluang pasar dalam memberikan penyediaan dana
para pengusaha kecil dan masyarakat melalui fasilitas kredit :
• Sektor Pertanian
• Sektor Perdagangan
• Sektor Industri Kecil
• Sektor Jasa Lainnya
c. Meningkatkan tenaga kerja yang terampil dalam bidang perbankan
melalui pendidikan untuk mengantisipasi persaingan melalui
peningkatan pelayanan.
d. Menjalin kerjasama dengan perbankan lainnya dan lembaga-Iembaga
keuangan non Bank, seperti bank Permata,bank bjbdan BPR-BPR
lainnya.
e. Memelihara tingkat kesehatan bank, sehingga dapat memenuhi
harapan pemilik, pengurus dan pengguna jasa bank.
f. Mendidik masyarakat untuk mengerti ekonomi perbankan melalui
informasi berupa brosur, pamplet atau selebaran dan media masa
lainnya.
7. Kondisi dan Potensi Pegawai
Pengembangan sumber daya manusia profesional dengan cara
meningkatkan kualitas keterampilan kerja, menumbuhkan motivasi
kerjayang harus timbul secara kompetitif yang sehat diantara sesama
pegawai. Untuk mengantisipasi persaingan dalam level BPR LPK atau
lembaga non Bank yang setingkat BPR LPK, diperlukan
32
tenaga/pegawaiyang handal dan tangguh. Karena di era persaingan yang
makin kompetitif dibutuhkan tenaga yang efektif dan efisien, tenaga
tersebut didapat dari tenaga eksekutif yang dididik, inisiatif dan inovatif,
maka peningkatansumberdaya mutlak diperlukan secara berkesinambungan.
Selama ini kami telah melakukan penyempurnaan di bidang SDM,
diantaranya dengan melakukan kerjasama dengan Pemerintah Daerah
Kabupaten Bekasi dalam hal penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan,
melakukan study banding kepada BPR LPK yang lebih maju.Dalam rangka
pengembangan dan pembinaan Sumber Daya Manusia, struktur organisasi
telah mengalami perubahan disesuaikan dengan kebutuhan manajemen
untuk mendukung sistem pelayanan yang makin kompetitif.
4.3 Kegiatan Operasional Obyek Penelitan
4.3.1 PerkembanganKinerjaTahun 2016
Sebagaimana telah diuraikan dimuka bahwa PD BPR LPK Bekasi adalah
suatu badan usaha yang bergerak di bidang perbankan dan berada di tengah-tengah
masyarakat pedesaan di wilayah Kabupaten Bekasi, PD. BPR LPK Bekasi sebagai
salah satu motor penggerak ekonomi masyarakat desa dan dapat menggali sumber-
sumber ekonomi yang potensial untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
Kabupaten Bekasi pada khususnya dan masyarakat Jawa Barat pada umumnya.
Sasaran operasional tidak hanya ditujukan kepadasektor pertanian dan
perdagangan tetapi juga sektorsektor lainnya seperti jasa, pegawai yang
berpenghasilan tetap, industri kecil dan lain-lain. Sehingga sejalan dengan itu
apabila terdapat perubahan-perubahan kebijakan lainnya dalam rangka
pengembangan PD BPR LPK Bekasi ke arah yang lebih baik, maka PD BPR LPK
Bekasi siap untuk mengantisipasinya dengan berbagai upaya peningkatan yang
meliputi antara lainpenyempurnaan struktur organisasi, penyediaansarana dan
33
prasarana yang memadai serta bidang teknologi informasi yang mendukung
kegiatan operasional PD BPR LPK Bekasi.
1. Neraca dan Perhitungan Laba - Rugi tahun buku 2016 dibandingkan
dengan Tahun 2015.
Hasil usaha selama tahun 2016 berdasarkan pemeriksaan Kantor Akuntan
Publik “Moch Zainuddin, Sukmadi & Rekan”, neraca akhir tahun 2016
menunjukan posisi Aktiva dan Pasiva masing-masing Rp 32.541.922 ribu
meningkat sebesar Rp18.087.048 ribu atau 125,04% apabila dibandingkan
dengan neraca tahun 2015 sebesar Rp14.464.874 ribu.Meningkatnya asset antara
lain disebabkan meningkatnya Dana Pihak Ketiga yaitu tabungan sebesar
Rp2.415.729 ribu atau 87,71% menjadi Rp.5.169.833 ribu dan Deposito
sebesar Rp5.402.000 ribu atau 452,62% menjadi Rp.6.595.500 ribu, sejalan
dengan itu penyaluran kredit yang diberikan meningkat sebesar Rp.16.013.624
ribu atau 196,71% menjadi Rp.24.154.303 ribu dan penempatan dana pada antar
bank aktiva meningkat sebesar Rp.1.130.721 ribu atau 19,03%menjadi sebesar
Rp.7.073.171 ribu. Hasil usaha pada tahun 2016 masih mengalami kerugian
sebesar Rp1.399.467 ribu mengalami penurunan kerugian sebesar 33,58% atau
sebesar Rp. 707.589 ribu apabila dibandingkan dengan posisi Desember 2015
yang mencapai rugi Rp.2.107.056 ribu, dan apabila diakumulasikan dengan
kerugian tahun sebelumnya kerugian menjadi sebesar Rp8.001.473 ribu. Hal ini
disebabkan adanya penambahan SDM yang berdampak pada meningkatnya biaya
tenaga kerja yang mencapai sebesar Rp3.505.867 ribu, biaya bunga deposito antar
bank Rp. 1.038.655 ribu dan biaya koreksi PPAP sebesar Rp.204.670 ribu.
2. Perkembangan Kredit
Kredit yang diberikan pada akhir tahun 2016 mencapai Rp 24.154.303 ribu
apabila dibandingkan dengan neraca 31 Desember 2015 sebesar Rp8.140.679 ribu
mengalami peningkatan sebesar Rp16.013.624 ribu atau 196,71%.Peningkatan
34
yang terjadi begitu signifikan karena PD BPR LPK Bekasi berusaha untuk
memperbesar volume usaha guna meningkatkan pendapatan bank dari bunga
kredit diberikan untuk menutupi kerugian-kerugian tahun sebelumnya.
Penyaluran kredit lebih banyak disalurkan kepada sektor lainnya dengan
komposisi untuk kredit Modal Kerja sebesar Rp.6.747.204 ribu atau 27,51% dan
untuk kredit konsumsi sebesar Rp 17.778.602 ribu atau 72,49%, tidak mengalami
perubahan yang signifikan apabila dibandingkan tahun 2015.
Tabel 4.3.1 01
TABEL KREDIT MENURUT PENGGUNAANNYA
2015%2016%
Modal Kerja 2.620.84731,69%6.747.20427,51%
Investasi----
Konsumsi Lainnya5.649.59668,31%17.778.60272,49%
JUMLAH8.270.443100,00%24.525.806100,00%
KREDITKomposisi
Grafik kredit menurut penggunaannya
Perkembangan kredit berdasarkan kualitas kredit yang diberikan apabila
dibandingkan dengan tahun 2015, mengalami penurunan Rp.397.109 ribu 17,07%
35
dari Rp.1.928.525 ribu di tahun 2015 menjadi Rp.1.531.416 ribu di tahun 2016.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.3.1 01
KREDIT20152016+/-%
LANCAR6.341.919 22.994.390 16.652.471 262,58%
KURANG LANCAR453.954 548.749 94.795 20,88%
DIRAGUKAN767.603 155.266 (612.337) -79,77%
MACET706.968 827.401 120.433 17,04%
JUMLAH KREDIT NON LANCAR1.928.525 1.531.416 (397.109) -20,59%
TOTAL JUMLAH8.270.444 24.525.806 16.255.362 196,55%
NPL GROSS23,32%6,24%-17,07%-73,22%
3. Perkembangan Dana Pihak Ketiga
PosisiDana Pihak Ketiga pada akhir tahun2016 sebesar Rp 11.765.333 ribu
meningkat sebesar Rp. 7.817.729 ribu atau 198,04% dibandingkan dengan neraca
tahun 2015 sebesar Rp3,947.604 ribu, terdiri dari peningkatantabungan
sebesarRp2.415.729 ribu atau 87,71% dari sebesar Rp.2.754.104 ribu menjadi
sebesar Rp.5.169.833 ribu dan Deposito sebesarRp5.402.000 ribu atau 452,62% dari
sebesar Rp.1.193.500 ribu menjadi Rp.6.595.500 ribu.
Tabel 4.3.1 03
Perkembangan Dana Pihak Ketiga
36
Antar Bank Pasiva dalam bentuk deposito mengalami peningkatan sebesar
Rp. 11.650.000 ribu atau 431,48% dari Rp.2.700.000 ribu di tahun 2015 menjadi
sebesar Rp.14.350.000 ribu di akhir tahun 2016, dengan tingkat suku berpariasi rata-
rata 9% per tahun.Pada saat ini terus berusaha mengupayakan untuk meningkatkan
kepercayaan masyarakat agar menyimpan dananya di PD BPR LPK Bekasi dan
menjaga suku bunga tabungan dan deposito mengacu pada tingkat bunga yang
ditetapkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan.
4. Tingkat Kesehatan (TKS) Bank
Kondisi TKS pada akhir tahun 2016 telah menunjukan perbaikan terutama
dari kondisi Kualitas aktiva produktif membaik dari 8,81% di tahun 2015 menjadi
3,85% dan NPL membaik dari 23,32% menjadi 6,24% di tahun 2016. Selain itu
tingkat kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya di PD BPR LPK Bekasi
semakin meningkat sehingga tampak dari LDR rendah yaitu 75,92% sehingga dinilai
masih aman untuk melakukan ekspansi kredit.Kondisi BOPO mengalami perbaikan
apabila dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu dari 168.89% menjadi sebesar
123,97% di tahun 2016, namun demikian kondisi tersebut dinilai masih tidak sehat
sehingga rasio laba terhadap rata-rata aktiva (ROA) masih negatif 5,64%
5. Perkembangan Bidang-bidang lainnya untuk mendukung kegiatan
operasional
a. Bidang Perencanaan dan IT
Sampai dengan tahun 2016 telah dilakukan perbaikan-perbaikan dalam
bidang Teknologi Informasi, kami telah melakukan langkah-langkah
penyempurnaan dalam bidang Teknologi Informasi dengan melakukan
kerjasama dengan PT. Sinergi Prakarsa Utama melalui pengadaan system
ARB sebagai core banking PD BPR LPK Bekasi, yang saat ini sedang
melakukan migrasi dari sistem lama (B’core) kepada sistem ARB.
Sehingga ke depan data-data/informasi yang diperlukan baik oleh
37
manajemen, Pemilik, Pihak Auditor dan pihak terkait lainnya diharapkan
dapat tersaji dengan cepat, tepat dan akurat.
b. Bidang SDM, Umum dan Kesekretariatan
Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM dilakukan melalui pendidikan
dan pelatihan yang berkesinambungan baik bagi Kepala Cabang maupun
karyawan, dilakukan mutasi dan penempatan pegawai sejalan dengan
penyempurnaan Struktur Organisasi sesuai dengan perkembangan
perusahaan. Jumlah pegawai posisi akhir tahun 2016 sebanyak 54 Orang,
dengan jenjang pendidikanSarjana 18 orang, Dipoma III 4 orang, SMA
32 orang dan tenaga kontrak 6 orang.
6. Prospek Tahun 2017
Dalam menghadapi Tahun 2017 perlu diatur kembali rencana dalam
upaya perbaikan dan penyempurnaan di segala bidang yang mendukung
kegiatan operasional perusahaan dengan terus meningkatkan apa-apa yang
telah dicapai di tahun 2016, diantaranya dengan meminimalisir resiko, karena
dengan semakin meningkatnya aktivitas bank harus diikuti oleh berbagai
persiapan termasuk persiapan terhadap sistem dan SDM itu sendiri.
Untuk menghadapi situasi demikian, PD BPR LPK Bekasi telah menetapkan
perencanaan perusahaan program jangka pendek dan jangka panjang dan
untuk tahun 2017 telah ditetapkan target yang ingin dicapai yaitu :
Tabel 4.3.1 04
Prosfek Tahun 2017
URAIANREALISASI
31 DES 2016
TARGET
31 DES 2017+/-%
Aset32.551.922 37.031.432 4.479.510 13,76%
Kredit Diberikan (Nett)24.154.303 32.520.608 8.366.305 34,64%
Tabungan5.169.833 7.349.566 2.179.733 42,16%
Deposito6.595.500 8.249.000 1.653.500 25,07%
Laba/Rugi(8.001.473) (6.603.793) 1.397.680 -17,47%
Modal13.590.000 17.590.000 4.000.000 29,43%
NPL GROSS6,24%4,50%-1,74%-27,88%
38
Semua target ekspansi dan peningkatan pada rencana Kerja dan Anggaran
Tahun 2016 didasarkan atas realisasi pada bulan Oktober tahun 2015 dan data
historis perkembangan perusahaan.
Kami merasa optimis bahwa dengan kerja keras dan kesadaran tinggi
atas profesionalisme dari seluruh jajaran pegawai PD BPR LPK Bekasi, kami
akan senantiasa benar-benar siap untuk mengatasi setiap tantangan dan
mampu mencapai tujuan perusahaan.
39
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Analisis Data Penelitian
Prosedur kredit mencakup tentang ketentuan, syarat-syarat atau petunjuk
tindakan-tindakan yang harus dilakukan sejak diajukan permohonan nasabah sampai
dengan lunasnya suatu kredit yang diberikan oleh Bank. Penyajian konteksnya dalam
bentuk urutan langkah-langkah yang lazim dalam prosedur perkreditan yang harus
ditangani oleh Bank yaitu :
1. Permohonan Kredit
Pengertian permohonan fasilitas kredit mencakup :
a. Permohonan baru untuk mendapatkan suatu jenis fasilitas kredit.
b. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan.
c. Permohonan perpanjangan/pembaruan masa laku kredit yang telah berakhi rjangka
waktunya.
d. Permohonan-permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat fasilitas kredit
yang sedang berjalan, antara lain penukaran jaminan, perubahan/pengunduran
jadwal angsuran dan lain sebagainya.
Dalam permohonan kredit, nasabah diwajibkan melampirkas berkas-berkas yang
terdiri atas :
a. Surat-surat permohonan nasabah yang ditandatangani secara lengkap dan sah.
b. Daftar isian yang disediakan oleh Bank yang secara sebenarnya dan lengkap diisi
oleh nasabah.
c. Daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis fasilitas kredit.
Setiap surat permohonan kredit yang diterima harus dicatat dalam register khusus
yang disediakan. Permohonan kredit dinyatakan lengkap bila telah memenuhi
persyaratan yang ditentukan untuk pengajuan permohonan menurut jenis kreditnya.
40
Selama permohonan kredit sedang dalam proses, maka berkas-berkas permohonan
harus dipelihara dalam berkas permohonan. Untuk memudahkan Bank memperoleh
data yang diperlukan, Bank mempergunakan Daftar Isian Permohonan Kredit yang
harus diisi oleh Nasabah, Formulir-formulir neraca, daftar rugi/laba.
2. Penyidikan Dan Analisis Kredit
a. Yang dimaksud dengan penyidikan (Investigasi) kredit meliputi :
1) Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur.
2) Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan
nasabah, baik data intern bank maupun data ekstern. Dalam hal ini termasuk
informasi antarbank dan pemeriksaan pada daftar-daftar hitam dan daftar-daftar
kredit macet.
3) Pemeriksaan/penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal-hal yang
dikemukakan nasabah dan informasi lainnya yang diperoleh.
4) Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang telah
dilaksanakan.
b. sedangkan analisis kredit meliputi :
1) Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik keuangan
maupun nonkeuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat/tidak dapat
dipertimbangkan suatu permohonan kredit.
2) Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian dan
kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan pertimbangan untuk
pengambilan keputusan pimpinan dari permohonan kredit nasabah.
Proses penyidikan dan analisis secara umum dilakukan dengan
menggunanakan metode penilaian yang disebut dengan prinsip analisis 5 C’. Dimana
disini Bank meneliti kewajaran dan konsistensi dari data-data dan informasi yang
diterima dari nasabah yang mencakup :
a. Informasi mengenai nasabah selengkapnya, mencakup perilaku/karakter nasabah,
kemampuan dan pengalaman berusaha dan hal-hal lain yang mencerminkan
41
kepribadian serta kemampunan nasabah/calon nasabah sebagaiukuran dari sebagian
sumber dan daya pelunasan kreditnya.
b. Aktivitas usaha nasabah, penilaian terhadap kegiatan usaha serta prospek usaha,
dari nasabah
c. Jaminan, penilaian terhadap barang jaminan dan status kepemilikannya.
d. Financial statement, dimana diperlukan dan laporan keuangan dari nasabah sebagai
salah satu data pokok mutlak untuk bagian analisis.
e. Cash Flow Projection, untuk jenis-jenis kredit yang sifatnya aflopend(seperti kredit
industri konstruksi, kredit musiman, kredit investasi, dan kredit lainnya yang sifatnya
transaksional atau berangsuran dengan jangkawaktu tertentu), harus disertai dengan
Cash Flow Projection, sehingga dapat disusun jadwal waktu pelunasannya. Dimana
disini berfungsi sebagai alat pembantu dalam menentukan kebutuhan maksimal
nasabah untuk modal kerja.
3. Keputusan Atas Permohonan Kredit
Yang dimaksud dengan keputusan adalah setiap tindakan pejabat yang
berdasarkan wewenangnya berhak mengambil keputusan berupa menolak,
menyetujui dan atau mengusulkan permohonan fasilitas kredit kepada pejabat yang
lebih tinggi. Setiap keputusan permohonan kredit, harus memperhatikan penilaian
syarat-syarat umum yang pada dasarnya tercantum dalam laporan pemeriksaan dan
analisis kredit. Adapun keputusan atas permohonan kredit terdiri adalah :
a. Penolakan Permohonan Kredit
Penolakan dilakukan untuk permohonan kredit yang nyata-nyata dianggap oleh Bank
secara teknis tidak memenuhi persyaratan.
b. Persetujuan Permohonan Kredit
Merupakan keputusan Bank untuk mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan
kredit dari calon debitur.
4. Pencairan Fasilitas Kredit
42
Pencairan fasilitas kredit adalah setiap transaksi dengan menggunakan kredit yang
telah disetujui oleh bank dan perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok dan
pengikatan jaminannya berupa barang bergerak (dengan fidusia eigendom overdraft)
atau barang tidak bergerak (dengan Surat Kuasa Membebankan Hak Tangungan atau
dengan Akta Pemberian Hak Tanggungan). Kemudian debitur dapat menarik dana
tersebut sesuai dengan jumlah kredit yang diberikan. Cara pencairan fasilitas kredit
antara lain dengan cara menarik cek atau giro bilyet, dengan kuitansi, dengan
dokumen-dokumen lainnya yang oleh bank dapat diterima sebagai perintah
pembayaran, atau dengan pemindahbukuan atas beban rekening pinjaman nasabah.
5. Pelunasan Fasilitas Kredit
Pelunasan fasilitas kredit adalah dipenuhinya semua kewajiban utang nasabah
terhadap Bank yang berakibat hapusnya perikatan perjanjian kredit dan perikatan
jaminan kredit dan untuk barang tidak bergerak, yaitu dengan diterbitkan Surat Roya
untuk jaminan barang tidak bergerak yang fungsinya untuk menghapus hak
tanggungan.
5.1.1 Analisis Kredit
Analisis kredit merupakan penilaian terhadap suatu permohonan kredit (baik
permohonan kredit baru, perpanjangan/pembaharuan, maupun restrukturisasi) layak
atau tidak untuk disalurkan kepada Debitur.
Ada beberapa prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu
dengan analisis 5 C, 5 P, dan 3 R. Prinsip pemberian kredit dengan analisis dengan 5
C’ kredit dapatdijelaskan sebagai berikut :
1. Penilaian Watak (Character)
Penilaian watak atau kepribadian calon debitur dimaksudkan untuk mengetahui
kejujuran dan itikad baik calon debitur untuk melunasi atau mengembalikan
pinjamannya, sehingga tidak akan menyulitkan bank dikemudian hari.
2. Penilaian Kemampuan (Capacity)
43
Bank harus meneliti tentang keahlian calon debitur dalam bidang usahanya dan
kemampuan manajerialnya, sehingga Bank yakin bahwa usaha yang akan dibiayainya
dikelola oleh orang-orang yang tepat, sehingga calon debitur dalam jangka waktu
tertentu mampu melunasi atau mengembalikan pinjamannya.
3. Penilaian terhadap modal (Capital)
Bank harus melakukan analisis terhadap posisi keuangan secara menyeluruh
mengenai masa lalu dan yang akan datang, sehingga dapat diketahui kemampuan
permodalan calon debitur dalam menunjang pembiayaan proyek atau usaha calon
debitur yang bersangkutan.
4. Penilaian terhadap agunan (Collateral)
Untuk menanggung pembayaran kredit macet, calon debitur umumnya wajib
menyediakan jaminan berupa agunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan
yang nilainya minimal sebesar jumlah kredit atau pembiayaan yang diberikan
kepadanya.
5. Penilaian terhadap prospek usaha nasabah debitur (condition of economy)
Bank harus menganalisa keadaan pasar di dalam dan di luar negeri baik masa lalu
maupun yang akan datang, sehingga masa depan pemasaran dari hasil proyek atau
usaha calon debitur yang dibiayai Bank dapat diketahui.
Bank dalam memberikan kredit, selain menerapkan prinsip 5 C’ juga
menerapkan apa yang dinamakan 5 P, sebagai berikut :
1. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-
golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
2. Perpose
Mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk jenis kredit yang
diinginkan nasabah.
3. Payment
44
Merupakan ukuran sebagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah
diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang
diperolehnya.
4. Profitability
Untuk menganalisa bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
5. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh Bank namun
melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang
atau jaminan asuransi.
Bank dalam memberikan kredit, selain menerapkan prinsip 5 C, 5 P, juga
menerapkan apa yang dinamakan 3 R, sebagai berikut :
1. Return
Yaitu penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan calon peminjam setelah
mendapatkan kredit, apakah hasil tersebut cukup untuk menutup hasil pinjaman serta
sekaligusmemungkinkan pula usahanya untuk berkembang terus.
2. Repayment
Sebagai kelanjutan dari return diatas, yang kemudian diperhitungkan kemampuan,
jadwal serta jangka waktu pengembalian kembali kredit.
3. Risk Bearing Activity
Yaitu sejauh mana ketahanan suatu perusahaan calon peminjam untuk menanggung
resiko kegagalan andaikata terjadi suatu hal dikemudian hari yang tidak diinginkan.
Disamping penilaian dengan 5 C dan 5 P, 3 R, prinsip penilaian kredit dapat
pula dilakukan dengan studi kelayakan, terutama untuk kredit dalam jumlah yang
relative besar. Adapun penilaian kredit dengan studi kelayakan meliputi :
1. Aspek Hukum
45
Merupakan aspek untuk menilai keabsahan dan keaslian dokumen-dokumen atau
surat-surat yang dimiliki oleh calon debitur, seperti Akta Notaris, izin usaha atau
seripikat tanah dan dokumen atau surat lainnya.
2. Aspek Pasar dan Pemasaran
Yaitu aspek untuk menilai prospek usaha nasabah sekarang dan dimasa yang akan
datang.
3. Aspek Keuangan
Merupakan aspek untuk menilai kemampuan calon nasabah dalam membiayai dan
mengelola usahanya. Dari aspek ini akan tergambat berapa besar biaya dan
pendapatan yang akan dikeluarkan dan diperolehnya. Penilaian aspek ini dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan.
4. Aspek Operasi/Teknis
Merupakan aspek untuk menilai tata letak ruangan, lokasi usaha dan kapasitas
produksi suatu usaha yang tercermin dari sarana dan prasarana yang dimilikinya.
5. Aspek Manajemen
Merupakan aspek untuk menilai sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan,
baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
6. Aspek Ekonomi/Sosial
Merupakan aspek untuk menilai dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan
dengan adanya suatu usaha terutama terhadap masyarakat, apakah lebih banyak
benefit atau cost atau sebaliknya.
7. Aspek AMDAL
Merupakan aspek yang menilai dampak lingkungan yang akan timbul dengan adanya
suatu usaha, kemudian cara-cara pencegahan terhadap dampak tersebut.
David K. Eitman menyatakan kedalaman analisis kredit dari Bank bervariasi
satu dengan yang lain. Jadi bergantung pada banyak faktor antara lain faktor
persaingan, faktor sumber daya manusia, kondisi umum ekonomi yang sering sukar
46
diramalkan, factor socio politics, factor psikologi yang mempengaruhi sikap debitur,
factor kemudahan dalam mengakses data umum dan lain sebagainya. Analisis kredit
sangat penting dalam proses perkreditan, karena proses ini akan menentukan nasib
kredit dikemudian hari, karena itu analisis kredit tidak hanya dapat dianggap sebagai
persyaratan prosedural, tetapi merupakan syarat mutlak. Dengan adanya analisis
kredit ini dapat dicegah secara dini kemungkinan terjadinya default oleh calon
debitur. Default adalah kegagalan nasabah dalam memenuhi kewajibannya untuk
melunasi kredit yang diterimanya (angsuran pokok) beserta bunga yang sudah
disepakati dan sudah diperjanjikan bersama.
5.2 Interprestasi Data/Pembahasan
5.2.1. Prosedur Pemberian Kredit
Sebelum debitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui tahapan-tahapan
penilaian mulai dari pengajuan proposal kredit dan dokumen-dokumen yang
diperlukan, pemeriksaan keaslian dokumen, analisis kredit sampai dengan kredit
dikucurkan. Tahap-tahapan dalam memberikan kredit ini kita kenal nama prosedur
pemberian kredit. Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan
kelayakan suatu kredit, diterima atau ditolak. Dalam menentukan kelayakan suatu
kredit maka dalam setiap tahap selalu dilakukan penilaian yang mendalam. Apabila
dalam penilaian mungkin ada kekuarangan maka pihak Bank dapat meminta kembali
ke nasabah atau bahkan langsung ditolak.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Drs. Abu Nawan, MM, sebagai
kepala cabang danBpk. Yana Setiana, sebagai kepala bagian kredit, pada tanggal 17
Juli 2017Di BankPD BPR LPK Bekasi, prosedur pemberian kredit adalah sebagai
berikut:
a. Pengajuan Proposal
Untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank maka tahap yang pertama pemohon
kredit mengajukan permohonan kredit secara tertulis dalam suatu proposal. Proposal
47
kredit harus dilampiri dengan dokumen-dokumen lainnya yang dipersyaratkan. Yang
perlu diperhatikan dalam setiap pengajuan proposal suatu kredit hendaknya yang
berisi keterangan tentang :
(1) Untuk Debitur Badan Hukum Proposal memuat :
(a) Riwayat perusahaan seperti riwayat hidup perusahaan, jenis bidang usaha, nama
pengurus berikut latar belakang pendidikannya, perkembangan perusahaan serta
wilayah pemasaran produknya.
(b) Tujuan pengambilan kredit, dalam hal ini harus jelas tujuan pengambilan kredit.
Apakah untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkan kapasitas produksi
atau untuk mendirikan pabrik baru (perluasan) serta tujuan lainnya. Kemudian juga
yang perlu mendapat perhatian adalah kegunaan kredit apakah untuk modal kerja atau
investasi.
(c) Besarnya kredit dan jangka waktu.
(d) Cara pemohon mengembalikan kredit maksudnya perlu dijelaskan secara rinci
cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari hasil penjualan atau
dengan cara lainnya.
(e) Jaminan Kredit, yang diberikan dalam bentuk surat atau sertipikat penilaian
jaminan kredit haruslah teliti jangan sampai terjadi sengketa palsu dan sebagainya,
biasanya setiap jaminan diikat dengan asuransi tertentu.
Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas-berkas yang
telahdipesyaratkan seperti :
(a) Akta pendirian perusahaan dan akta-akta perubahannya.
(b) Bukti kartu tanda penduduk pengurus.
(c) Tanda daftar perusahaan.
(d) Nomor pokok wajib pajak.
(e) Neraca dan laporan rugi laba 3 tahun terakhir.
(f) Foto copy sertipikat yang dijadikan jaminan (apabila jaminan berupa tanah), Foto
copy Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (apabila jaminan berupa kendaraan
48
bermotor), Faktur/kuitansi pembelian mesin (apabila jaminan berupa mesin atau alat-
alat berat).
(2) Untuk debitur perorangan proposal memuat :
(a) Riwayat hidup dari calon Debitur.
(b) Tujuan pengambilan kredit, dalam hal ini harus jelas tujuan pengambilan kredit.
(c) Besarnya kredit dan jangka waktu.
(d) Cara pemohon mengembalikan kredit maksudnya perlu dijelaskan secara rinci
cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari penghasilannya atau
dengan cara lainnya.
(e) Jaminan kredit, yang diberikan dalam bentuk surat atau sertipikat penilaian
jaminan kredit haruslah teliti jangan sampai terjadi sengketa palsu dan sebagainya,
biasanya setiap jaminan diikat dengan asuransi tertentu.
Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas-berkas yang telah
dipesyaratkan seperti :
(a) Kartu tanda penduduk, suratnikah dan kartu keluarga calon debitur, kartu tanda
penduduk suami/istri calon debitur,
(b) Nomor pokok wajib pajak.
(c) Keterangan penghasilan calon debitur.
(d) Foto copy sertipikat yang dijadikan jaminan (apabila jaminan berupa tanah), Foto
copy Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (apabila jaminan berupa kendaraan
bermotor), Faktur/kuitansi pembelian mesin (apabila jaminan berupa mesin atau alat-
alat berat).
b. Penyelidikan Berkas Pinjaman
Setelah pengajuan proposal dan berkas-berkas, tahap selanjutnya adalah
penyelidikan dokumen-dokumen yang diajukan pemohon kredit. Tujuannya adalah
untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan lengkap sesuai persyaratan yang telah
ditetapkan. Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau belum cukup maka
nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu
49
nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya
permohonan kredit dibatalkan saja.
Dalam penyelidikan berkas, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
membuktikan kebenaran dan keaslian dari berkas-berkas yang ada, sepertikebenaran
dan keaslian Akta Notaris, Tanda Daftar Perusahaan, Kartu Tanda Penduduk dan
surat-surat Jaminan seperti Sertipikat Tanah, Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor
ke instansi yang berwenang mengeluarkannya. Kemudian jika asli dan benar maka
pihak Bank mencoba mengkalkulasi apakah jumlah kredit yang diminta memang
relevan dengan kemampuan nasabah untuk membayar. Semua ini dengan
menggunakan perhitungan terhadap angka-angka yang dilaporkan keuangan dengan
berbagai risiko keuangan yang ada.
c. Penilaian Kelayakan Kredit.
Dalam penilaian layak atau tidak suatu kredit disalurkan maka perlu dilakukan suatu
penilaian kredit. Penilaian kelayakan suatu kredit dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis 5 C namun untuk kredit yang lebih besar jumlahnya perlu
dilakukan metode penilaian dengan studi kelayakan. Dalam studi kelayakan ini setiap
aspek dinilai apakah memenuhi syarat atau tidak..
Adapun aspek-aspek yang dinilai dalam pemberian suatu fasilitas kredit
adalah :
(1) Dari segi Character(watak), maka penilaiannya meliputi Riwayat hidup calon
debitur, mencakup reputasi calon debitur di lingkungan bisnis/usahanya dan riwayat
hubungan calon debitur dengan Bank, dimana disini hubungan dengan Bank PD BPR
LPK Bekasi atau hubungan dengan Bank lain.
(2) Dari segi Capacity(kemampuan), penilaiannya meliputi pengalaman dari calon
Debitur dalam mengelola usahanya, termasuk sumber daya manusia yang
dimilikinya.
(3) Dari segi Capital(modal), penilaiannya keuangan perusahaan yang dilihat dari
laporan keuangan yaitu Neraca dan Laporan Rugi dan Laba 3 tahun terakhir.
50
(4) Dari segi Collateral(jaminan), penilaian meliputi barang jaminan yang diserahkan
calon debitur kepada Bank sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. Adapun
hasil wawancara dengan Bapak Fajar Budiman, sebagaiapprisal (penilai barang
jaminan) bahwa kriteria barang jaminan yangharus diserahkan oleh calon debitur
adalah :
(a) Memiliki nilai yang lebih besar dari jumlah nilai fasilitas kredit.
(b) Mempunyai nilai ekonomis yang lebih panjang jangka waktunya dibanding
dengan jangka waktu fasilitas kredit yang diberikan.
(c) Secara fisik tidak mudah rusak.
(d) Dapat diperjualbelikan secara bebas dan relatif mudah dengan biaya yang relatif
kecil.
(e) Dapat diasuransikan.
Hasil wawancara dengan Bpk, Yana Setian, sebagai kepala bagian kreditBank
PD BPR LPK BEKASI, mengenai kriteria barang jaminan dari segi hukum/yuridis,
adalah sebagai berikut :
(a) Benar-benar milik calon debitur atau orang/pihak ketiga yang bersedia
menjaminkan kepada Bank PD BPR LPK BEKASI.
(b) Tidak dalam kondisi dijaminkan kepada pihak lain, tidak dalam sengketa, atau
disita dalam suatu kasus perkara di pengadilan.
(c) Memiliki bukti kepemilikan yang sah dan masih berlaku serta telah mempunyai
kekuatan hukum.
(d) Dapat dilakukan pengikatan secara nyata dengan menggunakan lembaga jaminan
sesuai ketentuan yang berlaku.
(e) Tidak terhutang pajak.
(5) Condition Of Economy(keadaan ekonomi), menilai keadaan usaha dari calon
debitur, serta keadaan pasar dan kebijakan pemerintah pada masa kredit berlangsung.
Hasil Wawancara dengan kepala cabang Bank PD BPR LPK BEKASI,.
51
Faktor yang ada dalam Analisis 5 C’ merupakan faktor-faktor penting dalam
menjamin mutu kredit. Setiap permohonan kredit yang telah melewati tahap penilaian
kredit (analisis 5’C), maka kredit yang berjalan akan menjadi kredit yang faktor
risikonya minim. Hal ini dapat berarti bahwa Analisis 5’C yang baik membantu
dalam menghasilkan kredit dengan mutu yang baik dengan faktor risikonya yang
rendah.
d. Wawancara Pertama
Dalam tahap ini dilakukan kepada calon debitur dengan cara berhadapan langsung
dengan calon debitur. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keyakinan apakah
berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang Bank inginkan. Wawancara
ini juga dimaksudkan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang
sebenarnya. Dalam wawancara ini dilakukan dengan serileks mungkin sehingga
mendapatkan hasil wawancara yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan Bank.
Pertanyaan yang diajukan dilakukan dengan wawancara terstruktur, tidak terstruktur.
e. Peninjauan Ke Lokasi (On The Spot)
Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari hasil penyelidikan dan
wawancara maka langkah selanjutnya adalah melakukan peninjauan ke lokasi yang
menjadi obyek kredit. Kemudian hasil peninjauan ke lapangan dicocokkan dengan
hasil wawancara pertama. Pada saat melakukan peninjauan ke lapangan tidak
dilakukan pemberitahuan terlebih 40 Hasil wawancara dengan Marketing Bank PD
BPR LPK Bekasi. dahulu kepada calon debitur agar apa yang dilihat dilapangan
sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Tujuan peninjauan ke lapangan adalah untuk
memastikan bahwa obyek yang dibiayai benar-benar ada dan sesuai dengan apa yang
tertulis dalam proposal.
f. Wawancara Kedua
Hasil peninjauan ke lapangan dicocokkan dengan dokumen yang ada serta hasil
wawancara satu dalam wawancara kedua. Wawancara kedua ini merupakan kegiatan
perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat dilakukan
52
peninjauan ke lokasi di lapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat
wawancara pertama dicocokkan dengan pada saat peninjauan ke lokasi apakah ada
kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.
g. Keputusan Kredit
Setelah melalui berbagai penilaian mulai dari kelengkapan dokumen keabsahan dan
keaslian dokumen serta penilaian yang meliputi seluruh aspek studi kelayakan kredit
maka langkah selanjutnya adalah keputusan kredit. Keputusan kredit adalah untuk
menentukan apakah kredit layak untuk diberikan atau ditolak, jika layak maka,
dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit akan mencakup :
(1) Akad kredit yang akan ditandatangani
(2) Jumlah uang yang diterima
(3) Jangka waktu kredit
(4) Dan biaya-biaya yang harus dibayar
Keputusan kredit biasanya untuk jumlah tertentu merupakan keputusan tim. Begitu
pula bagi kredit yang ditolak maka hendaknya dikirim surat penolakan sesuai dengan
alasannya masing-masing.
h. Penandatanganan Akad Kredit/Perjanjian lainnya
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit. Sebelum kredit
dicairkan maka terlebih dahulu calon debitur menandatangani akad kredit, kemudian
mengikat jaminan kredit dengan Hak tanggungan atau Fidusia tergantung dari jenis
jaminan yang dijaminkan. Atau menandatangani Perjanjian lain yang dianggap perlu.
Penandatanganan akad kredit dilakukan antara Bank dengan debitur secara langsung
atau melalui Notaris.
i. Realisasi Kredit
Setelah penandatanganan akad kredit maka langkah selanjutnya adalah
merealisasikan kredit. Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat
yang diperlukan dengan membuka rekening atau tabungan pada Bank PD BPR LPK
BEKASI. Dengan demikian penarikan dana kredit dapat dilakukan melalui rekening
53
yang telah dibuka. Pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi
dari pemberian kredit dapat diambil sesuai dengan tujuan kredit. Pencairan dana
kredit tergantung dari kesepakatan Bank dengan calon Debitur, biasanya dilakukan
secara sekaligus atau bertahap.
5.2.2 Hasil Analais Prinsip 5 C
Hasil wawancara dengan marketing, dan kepala bagian kredit Bank PD BPR LPK
BEKASI. Saya mendapatkan beberapa data nasabah yang mengajukan permohonan
kredit modal usaha dan kredit konsumtif, yang sudah diproses pencairan, yaitu
diantaranya :
1. Nama : Dulloh
Alamat : Kp. Jati Rt. 01/07 Jatimulya Tambun Selatan Bekasi
Pekerjaan : Wiraswasta
Plafon Kredit : Rp. 5.000.000,-
Jenis Kredit : Modal Usaha
Jaminan : BPKB Sepeda Motor
2. Nama : Agus Sabarudin
Alamat : Perum Blok C No.2 Rt. 01/10 Bojong Menteng Rawalumbu
Kota Bekasi
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Plafon Kredit : Rp. 10.000.000,-
Jenis Kredit : Modal Usaha
Jaminan : BPKB Sepeda Motor
3. Nama Inam : Inam
Alamat : Kp. Pisang Batu Rt. 01/03 Kertamukti Cibitung Bekasi
Pekerjaan : Wiraswasta
Plafon Kredit : 20.000.000,-
Jenis Kredit : Modal Usaha
Jaminan : Sertipikat
54
4. Nama : Yayat Cahyati
Alamat : Kp. Warung Bongkok Rt. 06/07 Sukadanau Cikarang Barat
Bekasi
Pekerjaan : PNS
Plafon Kredit : 10.000.000,-
Jenis Kredit : Konsumtif
jaminan : SK Tunda, (Tunjangan Daerah)
Dari hasil penilaian data beberapa debitur diatas, dengan analis prinsip 5 C,
yaitu :
1. Character, prinsip ini dilihat dari segi kepribadian nasabah, hal ini bisa dilihat
dari hasil wawancara dengan nasabah yang hendak mengajukan kredit,
mengenai latar belakang, kebiasaan hidup, pola hidup nasabah, dan lain-lain.
Inti dari prinsip Character ini adalah menilai calon nasabah apakah bisa
dipercaya dalam menjalani kerjasama dengan bank, dan sudah dipastikan
hampir 99 % dengan prinsip character, calon nasabah rata-rata hasilnya lolos.
2. Capacity, prinsip ini adalah yang menilai nasabah dari kemampuan nasabah
dalam menjalankan keuangan. Apakah nasabah tersebut pernah mengalami
sebuah permasalahan keuangan sebelumnya atau tidak, di mana prinsip ini
menilai akan kemampuan membayar kredit nasabah terhadap bank. Di dalam
analis prinsip capacity ini sangat menentukan bagi calon nasabah, diterima
atau ditolaknya dalam pengajuan kredit, apabila calon nasabah mempunyai
pinjaman atau permasalahan dilembaga lain, ini dapat diketahui melalui SID
(Sistem Informasi Debitur) secara online dari BI (Bank Indonesia). Bank PD
BPR LPK BEKASI mempunyai aturan tersndiri dalam meloloskan atau
menolak calon nasabah untuk pengajuan kredit, yaitu :
a. Kol – 1, (lancar 1 s/d 90 hari) hasilnya diterima.
b. Kol – 2, (kurang lancar atau diragukan 120 s/d 270 hari) hasilnya ditolak.
c. Kol – 3, (macet) hasilnya ditolak.
55
3. Capital, prinsip ini terkait akan kondisi aset dan kekayaan yang dimiliki,
khususnya nasabah yang mempunyai sebuah usaha. Capital dinilai dari
laporan tahunan perusahaan yang dikelola oleh nasabah, sehingga dari
penilaian tersebut, pihak bank dapat menentukan layak atau tidaknya nasabah
tersebut mendapat pinjaman, lalu seberapa besar bantuan kredit yang akan
diberikan.
4. Collateral, Prinsip ini perlu diperhatikan bagi para nasabah ketika mereka
tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam mengembalikan pinjaman dari
pihak bank. Jika hal demikian terjadi, maka sesuai dengan ketentuan yang
ada, pihak bank bisa saja menyita aset yang telah dijanjikan sebelumnya
sebagai sebuah jaminan. Ketentuan besar kecilnya nilai jaminan yang bisa
dicairkan oleh pihak Bank PD BPR LPK BEKASI adalah sebagai berikut :
a. BPKB, jaminan bpkb dapat dicairkan oleh pihak bank sebesar 50% dari
nilai taksasi atau harga pasar.
b. Sertipikat, jaminan sertipikat dapat dicairkan oleh pihak bank sebesar 70%
dari nilai jaminan, dengan ketentuan (nilai taksasi atau harga pasar + nilai
NJOP) : 2.
5. Condition, prinsip ini dipengaruhi oleh faktor di luar dari pihak bank maupun
nasabah. Kondisi perekonomian suatu daerah atau negara sangat berpengaruh
kepada kedua belah pihak, di mana usaha yang dijalankan oleh nasabah sangat
tergantung pada kondisi perekonomian baik mikro maupun makro, untuk
memperlancar kerjasama dari kedua belah pihak, maka penting adanya untuk
memperlancar komunikasi antara nasabah dengan bank.
56
Gambar 5.1 Prosedur Permohonan Kredit
Keterangan :
FPK : Formulir Permohonan Kredit
SPK : Surat Putusan Kredit,
Keterangan :
Pemohon menghubungi bank, kemudian mengisi FPK. Bagian verifikaasi pemohon
kredit memasukkan formulir kebagian kredit untuk verifikasi dan diteliti oleh petugas
analisis kredit. Kemudian dimintakan persetujuan kepala bagian kredit, setelah itu
dilakukan pemberitahuan petugas analisis kredit menilai bahwa permohonan kredit
dianggap layak atau tidak untuk disetujui. Bagian pencairan kredit meneliti syarat-
syarat kelengkapan kredit kebenerannya oleh bagian administrasi kedit. Bagian
administrasi kredit menyerahkan dokumen-dokumen yang diperlukan pada kasir,
kemudian bagian kasir membuat kwitansi dan mengeluarkan uang. Nasabah
menandatangani kwitansi pinjaman, menerima uang dan dokumen-dokumen yang
diserahkan.
57
BAB Vl
PENUTUP
6.1. KESIMPULAN
1. Analisis 5 C, merupakan acuan yang utama untuk menilai kelayakan pemberian
kredit yang berupa:
a. Dari segi Character(watak), maka penilaiannya meliputi Riwayat hidup calon
debitur, mencakup reputasi calon debitur di lingkungan bisnis/usahanya dan
riwayat hubungan calon debitur dengan Bank, dimana disini hubungan dengan
BANK PD. BPR LPK Bekasi atau hubungan dengan Bank lain.
b. Dari segi Capacity (kemampuan), penilaiannya meliputi pengalaman dari calon
Debitur dalam mengelola usahanya, termasuk sumber daya manusia yang
dimilikinya.
c. Dari segi Capital(modal), penilaiannya keuangan perusahaan yang dilihat dari
laporan keuangan yaitu Neraca dan Laporan Rugi dan Laba 3 tahun terakhir.
d. Dari segi Collateral(jaminan), penilaian meliputi barang jaminan yang
diserahkan calon debitur kepada Bank sebagai jaminan atas kredit yang
diterimanya.
e. Condition Of Economy(keadaan ekonomi), menilai keadaan usaha dari calon
debitur, serta keadaan pasar dan kebijakan pemerintah pada masa kredit
berlangsung.
Faktor yang ada dalam Analisis 5 C’ merupakan faktor-faktor penting dalam
menjamin mutu kredit. Setiap permohonan kredit yang telah melewati tahap
penilaian kredit (analisis 5’C), maka kredit yang berjalan akan menjadi kredit yang
faktor risikonya minim. Hal ini dapat berarti bahwa Analisis 5’C yang baik
membantu dalam menghasilkan kredit dengan mutu yang baik dengan faktor
risikonya yang rendah. Sebelum diputuskannya permohonan kredit diterima atau
58
tidak, maka setelah penilaian kelayakan kredit, kemudian melalui tahap
Wawancara pertama, peninjauan ke lokasi, hingga wawancara kedua. Setelah itu
baru diputuskan permohonan kredit tersebut diterima atau tidak.
2. Cara mengatasi hambatan-hambatan, dilakukan dengan dua cara:
2.1. Sebelum kredit diputuskan diterima/tidak :
a. Tujuan kreditnya jelas;
b. Analisa yang tepat;
c. Trade ceking (konfirmasi dengan pihak ketiga);
d. Tidak over finance;
e. Legalitas usaha dan subyek hukum benar;
6.2. SARAN
Adapun saran-saran yang perlu kiranya penulis sampaikan adalah sebagai
berikut :
1. Pemilik atau pemegang saham mayoritas dari Bank Pemerintah (untuk Bank
BUMD) memberikan keleluasaan dan kebebasan kepada Manajemen Bank untuk
secara profesional memutuskan kebijaksanaan perkreditan secara independen
sesuai dengan intuisi bisnisnya, sehingga keputusan akan permohonan kredit
benar-benar telah melalui analisis dan penilaian kelayakan kredit yang memadai
sesuai dengan standar manajemen Bank.
2. Manajemen Bank memberikan tenggang waktu yang memadai untuk penilaian
kelayakan kredit sehingga pelaksanaan analisis penilaian kredit berjalan optimal
dan analisa 5 C, 5 P, dan 3 R, dapat terpenuhi dalam pemberian kredit, guna
tercapainya target pemasaran kredit, dalam hal pemberian kredit wirausaha atau
kredit umum lainnya.
59
DAFTAR PUSTAKA
Muljono Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersial. BPFE. Yogyakarta.
Mulyadi Sistem Akuntansi. Edisi ketiga. Jakarta. Salemba Empat.
Suyatno, Thomas dan H.A Calik DKK Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta. Gramedia.
Putra, P Ivand C & I Gusti Ayu Purnamawati Prosedur Pemberian Kredit Usaha
Mikro Kecil dan menengah Pada PT. Pegadaian Cabang Singareja.
Suciati, Cicik Analisis Pengendalian Internal Prosedur Kredit Studi Pada Lembaga
Keuangan Islam Berdikari Insani Mranggen. Universitas Dian Nuswantoro.
Semarang.
Susilo, Y Sri dan Sigit Triandaru DKK Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba
Empat. Jakarta.
Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso Bank dan Lembaga Keuangan lain. Salemba
Empat. Jakarta.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 14 tahun 1967 Tentang Pokokpokok Perbankan.
Frianto Pandia, 2012, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, Jakarta, Penerbit:
Rineka Cipta.
Gatot Supramono, 2009, Perbankan dan Masalah Kredit : Suatu Tinjauan di Bidang
Yuridis, Jakarta, Penerbit: Rineka Cipta.
Ismail, 2010, Manajemen Perbankan, Dari Teori Menuju Aplikasi, Edisi I, Cetakan
ke-2, Jakarta, Penerbit: Kencana Prenada Media Group.
Kasmir, 2012, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta, Penerbit: PT Raja Grafindo Persada.
Malayu S. P. Hasibuan, 2008, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta, Penerbit: PT. Bumi
Aksara,
60
Maryanto Supriyono, 2011, Buku Pintar Perbankan, Yogyakarta, Penerbit: Andi
Yogyakarta.
Modul Uji Kompetensi Profesi Bankir Bidang Manajemen Resiko Level 1, Edisi ke
3, 2012, Jakarta.
Modul Uji Kompetensi Profesi Bankir Bidang Manajemen Resiko Level 2, Edisi ke
2, 2012, Jakarta.
Mudrajat Kuncoro dan Suhardjono, 2010, Manajemen Perbankan, Teori Dan
Aplikasi, Edisi Kedua, Yogyakarta, Penerbit: BPFE Yogyakarta.
Republik Indonesia, Undang Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10
Nopember 1998.
Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, 2012, Bank dan Lembaga Keuangan, Ed.1-1,
Jakarta, Penerbit: Rajawali Pers.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D, Bandung: CV. Alfabeta,
2013.
Thomas Suyatno, H.A. Chalik, Made Sukada, C. Tinon Yunianti Ananda
Djuhaepah T. Marala, Dasar-Dasar Perkreditan, PT Gramedia PustakaUtama, Jakarta,
2003.
Widjanarto, Hukum dan Ketentuan Perbankan Di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti,
Jakarta, 2003.
66
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA DIRI
Nama : RACU SISWANDA
Tempat/Tanggal Lahir : Karawang, 07 Oktober 1971
Agama : Islam
Tempat Tinggal Sekarang : Jl. KH Fudholi, Kp. Cabang Lio Rt. 003/004
Ds. Karangasih Kec. Cikarang Utara Kab. Bekasi
RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL
1. SD Negeri Pulojaya Periode : 1979 - 1985 (LULUS)
2. Mts Al-ma’mur Cibitung Periode : 1985 - 1988 (LULUS)
3. SMA Negeri 1 Tambun Periode : 1988 – 1991 (LULUS)
RIWAYAT PEKERJAAN
1. PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) Branch Office Bekasi
Masa Kerja : 01 Januari 2000 – Desember 2012
2. PT. BPR WMJ : 01 Januari 2012 Hingga Sekarang