Mekanisme Logis Debet dan Kredit
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Mekanisme Logis Debet dan Kredit
DAFTAR ISIDAFTAR ISI.........................................................1
A. PENDAHULUAN....................................................2
B. PEMBAHASAN.....................................................3
1. Sistem Pencatatan Berpasangan.................................3
2. Apa Itu Debet dan Kredit?.....................................4
3. Matematika Debet dan Kredit...................................6
4. Pentingkah Ketentuan Debet dan Kredit.........................8
5. Aplikasi Ketentuan Debet dan Kredit...........................8
C. PENUTUP.......................................................13
Kesimpulan......................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................14
1
A.PENDAHULUAN
Bloomfield pernah mengemukakan akuntansi sebagai bahasa
bisnis. Informasi yang disampaikan oleh akuntansi sebenarnya
dapat diurai mulai dari bagian terbesar hingga bagian-bagian
terkecil yang menyusunnya. Laporan keuangan terdiri dari
komponen aset, utang, ekuitas, pendapatan dan biaya. Komponen
ini dapat diuraikan lagi menjadi akun-akun dan sub akun, dan
selanjutnya terurai lagi menjadi mekanisme debet dan kredit.
Melalui pemrosesan pembukuan seperti jurnal, buku besar,
kertas kerja, komponen-komponen ini disusun hingga pada
akhirnya menghasilkan laporan keuangan.
Mekanisme debet dan kredit merupakan “sel” yang menjadi
dasar terciptanya informasi akuntansi. Pemahaman atas debet
dan kredit dalam akuntansi dianggap oleh sebagian pakar
akuntansi sebagai pengetahuan yang remeh dan tidak perlu
mendapatkan perhatian yang khusus. Beberapa literatur
akuntansi ada yang menyatakan bahwa mekanisme debet dan kredit
adalah kesepakatan, ada juga yang mengatakan hanya sekedar
untuk membedakan antara penambahan dan pengurangan, serta yang
paling parah adalah menyatakan debet dan kredit sebagai
pembeda antara sisi kiri dan kanan. Sebagai bagian terkecil
atau “sel” yang menyusun informasi akuntansi, tentunya
pemahaman yang salah dan tidak logis atas mekanisme debet dan
kredit akan mempengaruhi penyusunan standar dan informasi
akuntansi. Melalui logika matematika, mekanisme debet dan
kredit dapat dijelaskan secara lebih logis.
2
Pencatatan transaksi di akuntansi, terutama di fungsi
penjurnalan, selalu melibatkan minimal 2 akun yang berubah
(bertambah atau berkurang). Selanjutnya, pencatatan transaksi
di akuntansi menuntut bahwa total perubahan nilai moneternya
harus seimbang. Sistem pencatatan akuntansi tersebut lazim
disebut sistem pencatatan berpasangan (double entry system) yang
merupakan konsekuensi untuk menjaga keseimbangan persamaan
akuntansi, yaitu penggunaan dana harus selalu sama dengan
pemerolehan dana.
Sistem pencatatan berpasangan memunculkan mekanisme debet
dan kredit. Ketentuan yang berlaku adalah bahwa akun-akun
aset, biaya dan pengembalian ekuitas dicatat di debet jika
bertambah, dan dicatat di kredit jika berkurang. Sebaliknya,
akun-akun utang, ekuitas, dan pendapatan dicatat di kredit
jika bertambah, dan dicatat di debet jika berkurang.
Menariknya, ternyata ketentuan tersebut berlandas rasionalitas
matematika yang logis dengan tujuan menjaga keseimbangan
persamaan akuntansi di setiap kondisi.
3
B.PEMBAHASAN
Mekanisme debet dan kredit memiliki hubungan yang erat
dengan persamaan dasar akuntansi. “Aset = Utang + Ekuitas”
merupakan persamaan dasar akuntansi. Persamaan ini dapat
dikembangkan lagi menjadi “Aset = Utang + Ekuitas + Pendapatan
– Biaya”. Persamaan ini sebenarnya berakar dari konsep
“penggunaan dana (use of fund) = sumber dana (source of fund)” Jika
konsep ini dikuantifikasi, hukum matematika akan berlaku
secara penuh, sehingga persamaan “A = U + E + P – B” juga
dapat dijelaskan dengan hukum-hukum matematika seperti hukum
asosiatif dalam penjumlahan.
1. Sistem Pencatatan Berpasangan
Para ahli bersepakat bahwa fungsi utama akuntansi adalah
pencatatan transaksi terkait aktivitas ekonomi. Oleh karena
itu akuntansi muncul seiring dengan kehidupan sosial ekonomi
manusia. Evolusi akuntansi terjadi bersamaan dengan
ditemukannya sistem pembukuan berpasangan (doble entry) oleh
pedagang-pedagang Venesia yang merupakan pedagang yang
terkenal dan ulung pada abad itu. Double – Entry merupakan
pencatatan seluruh transaksi kedalam dua aspek yaitu “debet
dan kredit” yang orientasinya selalu dalam keadaan seimbang.
Pada abad ke 15 tepatnya tahun 1494 akuntansi yang
menggunakan angka Arab berkembang di Italia. Buku yang pertama
diterbitkan oleh orang Italia tentang akuntansi baru muncul
pada akhir abad ke 15, dimana buku ini merupakan hasil karya
seorang Venesia yang bernama Luca Pacioli. Buku ini
4
berjudul “SUMMA DE ARITHMATICA, GEOMETRICA PROPORPIONI ET
PROPORTIONALITA”. Bagian dari buku tersebut yang membahas
tentang akuntansi berjudul “TRACTACUS DE COMPUTIS ET
SCRIPTORIA”. Buku inilah yang kemudian tersebar di benua Eropa
barat dan kemudian dikembangkan kembali oleh para ahli-ahli
akuntansi sehingga timbulah beberapa sistem akuntansi dengan
tetap mengacu pada metode yang digunakan oleh Luca Pacioli.
Oleh karena itu pada awalnya Luca Pacioli dianggap sebagai
penemu double entry.
Pendapat diatas ini sudah banyak dibantah oleh berbagai
penelitian lain yang menyatakan ternyata bahwa akuntansi
maupun double entry accounting, jauh sebelum Luca Pacioli
membukukannya sudah berkembang di tempat lain. Lucas Pacioli
sendiri dalam bukunya menyatakan apa yang ditulisnya tentang
double entry bookkepping adalah berdasarkan pada metode yang
digunakan di Venice, Italia yang telah berkembang sebelumnya.
Bahkan ia sendiri mengakui melakukan penjiplakan dari bahan
manuscript asli dari Venice.
Meskipun Luca Pacioli bukanlah penemu tata buku
berpasangan, Pacioli sangat membantu dalam menyebarkan dadasan
mengenai tata buku berpasangan. Akan tetapi kita perlu
mengapresiasi langkah Luca Pacioli dalam membukukan model
pencatatan ini sehingga dapat dikenal lebih luas.
Setiap kali melakukan analisis transaksi berbasis akun,
dalam pencatatannya menerapkan sistem pencatatan berpasangan
(double entry systems). Terdapat 2 (dua) ketentuan yang keduanya
harus dipenuhi di sistem pencatatan berpasangan, yaitu:
a. Minimal 2 (dua) akun berubah, dan5
b. Total perubahan nilai moneter dilakukan secara
seimbang
Pencatatan berpasangan ini merupakan konsekuensi dalam
rangka mempertahankan persamaan akuntansi: (Aset + Biaya +
Pengembalian ekuitas = Utang + Ekuitas + Pendapatan). Sadar
atau tidak sadar kita telah mempraktikkan ketentuan ini ketika
menganalisis transaksi berbasis akun. Total perubahan nilai
moneter harus dilakukan secara seimbang karena akuntansi
menggunakan prinsip satuan uang/moneter (monetary unit) sebagai
ukuran kuantitatif. Sistem pencatatan berpasangan (double-entry
system) berperan sangat penting di akuntansi, terutama dalam
kaitannya dengan fungsi penjurnalan transaksi.
2. Apa Itu Debet dan Kredit?
Persamaan akuntansi terdiri dari sisi kiri dan sisi kanan
yang merupakan cerminan persamaan matematika aljabar. Masing-
masing sisi persamaan akuntansi terdiri dari elemen-elemen
yang mana setiap elemen terdiri dari banyak akun. Selanjutnya
setiap akun juga dapat digambarkan sebagai persamaan
matematika aljabar yang berarti bahwa setiap akun juga terdiri
dari sisi kiri dan sisi kanan.
Akuntansi menyebut sisi kiri sebagai sisi debet dan sisi
kanan sebagai sisi kredit. Oleh karena itu, terminologi Debet
dan Kredit semata-mata adalah terminologi akuntansi untuk
penamaan sisi Kiri dan sisi Kanan. Debet tidak bermakna
sebagai penambahan (+), demikian pula Kredit juga tidak
bermakna sebagai pengurangan(-).
6
Debit dan kredit adalah sebutan formal
dalam pembukuan dan akuntansi. Debit dan kredit memiliki dua
kegunaan. Kegunaan pertama mereka adalah sebagai jenis
perubahan. Kegunaan keduanya ialah sebagai indikator saldo.
a. Pengertian Kredit
Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu
pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu
janji, pembayaran akan dilaksanakan pada jangka waktu
yang telah disepakati.
Sementara itu pengertian kredit berdasarkan Undang
– Undang Pokok Perbankan No. 7 Tahun 1992 yang
menyatakan bahwa kriteria adalah penyediaan uang /
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan / kesepakatan pinjam meminjam antara pihak
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melaksanakan dengan jumlah bunga sebagai
imbalan.
Manfaat kredit sebagai berikut:
Kredit dapat meningkatkan daya guna dari
modal
Kredit dapat meningkatkan daya guna suatu
barang
Kredit sebagai alat stabilitas ekonomi
Kredit sebagai jembatan untuk meningkatkan
pendapatan nasional
b. Pengertian Debet
7
Debet adalah pengurang deposito pada rekening bank
atau catatan pada pos pembukuan yang menambah nilai
aktiva atau mengurangi jumlah kewajiban. Selain itu
debit juga berarti piutang.
Terminologi Debet dan Kredit
Ketentuan Debet dan Kredit adalah sebagai berikut:
a. Akun-akun aset, biaya, dan pengembalian ekuitas: di
debet jika bertambah, dan di kredit jika berkurang
b. Akun-akun utang, ekuitas, dan pendapatan, di kredit
jika bertambah, dan di debet jika berkurang.
Ketentuan Debet dan Kredit Persamaan Akuntansi
8
3. Matematika Debet dan KreditBerikut ini merupakan penjelasan mengenai akun-akun aset
di debet jika bertambah dan di kredit jika berkurang.
Deskripsi:
Gambar 1: Posisi debet dan kredit masing-masing elemen di
persamaan akuntansi.
Gambar 2: Transaksi pembelian secara kredit bahan habis pakai
menyebabkan akun Bahan habis pakai bertambah yang
dicatat di debet dan akun Utang usaha bertambah yang9
dicatat di kredit. Hal ini sesuai dengan posisi masing
masing akun di persamaan akuntansi.
Gambar 3: Pembelian tunai bahan habis pakai menyebabkan akun
Bahan habis pakai bertambah yang dicatat di debet dan
akun Kas berkurang yang dicatat di kredit. Perlakuan
ini sesuai dengan cara berpikir matematika; akun Bahan
habis pakai dan akun Kas adalah elemen Aset yang berada
di sisi debet dan bernilai positif sehingga penambahan
dicatat di debet, dan pengurangan dicatat di kredit.
Gambar 4: Ketentuan tentang debet & kredit di masing-masing
elemen/akun berdasar Gambar 3.
Ketentuan debet dan kredit di akuntansi dapat pula dijelaskan
dengan mendasarkan diri pada the ordered pairs of the group of
differences construction (lihat Ellerman 1985). Anggaplah, Aset =
10, Biaya = 5, Pengembalian ekuitas = 3, Utang = 2, Ekuitas = 7, dan
Pendapatan = 9. Persamaan akuntansi adalah 10 + 5 + 3 = 2 + 7 + 9.
Mendasarkan diri pada the ordered pairs of the group of differences
construction maka aset yang bernilai 10 dapat dituliskan salah satu
berikut ini, yaitu alternatif (a) 14 di sisi debet dan 4 di sisi
kredit, atau alternatif (b) 4 di sisi debet dan 14 di sisi kredit.
Secara matematika, alternatif (a) yang harus digunakan karena aset
bernilai positif dan berada di sisi kiri persamaan akuntansi. Angka
4 di sisi kredit bersifat mengurangi angka 14 yang berada di sisi
debet. Oleh karena itu, penambahan aset dicantumkan di debet,
sedangkan pengurangan aset dicantumkan di kredit. Ketentuan ini juga
berlaku di elemen utang. Misalnya, utang yang bernilai 2 dapat
dituliskan salah satu alternatif berikut ini: alternatif (a) 22 di
sisi debit dan 20 di sisi kredit, atau alternatif (b) 20 di sisi
debet dan 22 di sisi kredit. Secara matematika, alternatif (b) yang
harus digunakan karena elemen utang bernilai positif dan berada di
10
sisi kanan persamaan akuntansi. Angka 20 di sisi debet mengurangi
angka 20 yang berada di sisi kredit. Oleh karena itu, penambahan
utang dicantumkan di kredit, sedangkan pengurangan utang dicantumkan
di debet.
4. Pentingkah Ketentuan Debet dan Kredit
Setelah mengidentifikasi sifat perubahan (bertambah atau
berkurang) masing-masing akun akibat terjadinya sebuah
transaksi, akuntansi mengidentifikasi penempatan akun
tersebut: di debet ataukah di kredit. Jika kita tidak dapat
mengenali secara baik ketentuan debet dan kredit ini maka
secara teknis kita tidak dapat mempraktikkan akuntansi
(meliputi penjurnalan dan pemindah-bukuan) yang merupakan
pengetahuan dasar di akuntansi. Menariknya, ketentuan debet
dan kredit ini bukan sekedar konvensi atau kesepakatan yang
dibuat bersama, tetapi justru berlandas pengetahuan matematika
yang logis.
5. Aplikasi Ketentuan Debet dan Kredit
Berikut ini contoh aplikasi penetapan debet dan kredit
di 10 transaksi UMKM GIAT KERJA :
11
C.PENUTUP
Kesimpulan
Mekanisme debet dan kredit merupakan “sel” yang menjadi
dasar terciptanya informasi akuntansi. Sebagai bagian terkecil
atau “sel” yang menyusun informasi akuntansi, tentunya
pemahaman yang salah dan tidak logis atas mekanisme debet dan
kredit akan mempengaruhi penyusunan standar dan informasi
akuntansi. Melalui logika matematika, mekanisme debet dan
kredit dapat dijelaskan secara lebih logis.
Sistem pencatatan berpasangan memunculkan mekanisme debet
dan kredit. Ketentuan yang berlaku adalah bahwa akun-akun
aset, biaya dan pengembalian ekuitas dicatat di debet jika
bertambah, dan dicatat di kredit jika berkurang. Sebaliknya,
akun-akun utang, ekuitas, dan pendapatan dicatat di kredit
jika bertambah, dan dicatat di debet jika berkurang. Sistem
pencatatan berpasangan (double-entry system) berperan sangat
penting di akuntansi, terutama dalam kaitannya dengan fungsi
penjurnalan transaksi.Debit dan kredit adalah sebutan formal
dalam pembukuan dan akuntansi. Debet adalah pengurang deposito
pada rekening bank atau catatan pada pos pembukuan yang
menambah nilai aktiva atau mengurangi jumlah kewajiban.
Memahami arti istilah debet dan kredit dalam konteks akuntansi
secara benar dapat membantu memudahkan kita dalam menganalisi
transaksi dan membuat jurnalnya.
.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, P. (2013, Agustus 21). Sejarah Akuntansi dan Sistem Pencatatan
Double Entry. Dipetik Maret 13, 2015, dari
http://ima-feuh.com/2013/08/sejarah-akuntansi-dan-sistem-pencatatan-
double-entry/.
Muhammad, I. (2015, Februari). Pengertian dan Perbedaan Debit dan Kredit.
Dipetik Maret 13, 2015, dari
http://www.smansax1-edu.com/2015/01/pengertian-dan-perbedaan-kredit-
dan.html
Perdana, A. (2010, Juni 19). Membongkar Logika Akuntansi Yang Kurang Logis:
Resensi atas Buku Reformasi Akuntansi. Dipetik Maret 13, 2015, dari
http://media.kompasiaana.com/buku/2010/06/19/membongkar-logika-
akuntansi-yang-kurang-logis-resensi-atas-buku-reformasi-akuntansi-
171626.html
Sony Warsono, d. (2010). Akuntansi UMKM Ternyata Mudah Dpahami dan
Dipraktikkan. Asgard Chapter Yogyakarta.
17