optimalisasi mekanisme transmisi daya listrik nirkabel ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
Transcript of optimalisasi mekanisme transmisi daya listrik nirkabel ...
OPTIMALISASI MEKANISME TRANSMISI DAYA LISTRIKNIRKABEL MENERAPKAN SWITCH BEAM ANTENA
OPTIMIZATION OF WIRELESS ELECTRIC POWERTRANSMISSION MECHANISM USING SWITCH BEAM
ANTENNA
JULIANTI HABIBUDDIN
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2017
OPTIMALISASI MEKANISME TRANSMISI DAYA LISTRIK NIRKABEL
MENERAPKAN SWITCH BEAM ANTENA
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi
Teknik Elektro
Disusun dan diajukan oleh
JULIANTI HABIBUDDIN
kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Julianti HabibuddinNomor Mahasiswa : P2700213410Program Studi : Teknik Elektro
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil-
alihan tulisan atau pemikirian orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti
atau dapat dibuktikan bawha sebagaian atau keseluruhan tesis ini hasil kar-
ya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Makassar, 18 Agustus 2015Yang menyatakan,
Julianti Habibuddin
v
PRAKATA
Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum Warahmatullahi Wabara-
katuh
Segala puji bagi Allah. Penulis memujiNya, memohon pertolongan
kepadaNya, dan memohon ampunan kepadaNya. Penulis memohon perlin-
dungan kepada Allah dari kejahatan diri dan kejelekan amal perbuatan pe-
nulis. Barangsiapa diberi hidayah oleh Allah, tak seorang pun yang sanggup
menyesatkannya, dan barangsiapa disesatkan olehNya, tidak seorang pun
yang mampu memberikan hidayah kepadaNya. Penulis bersaksi bahwa tia-
da ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah semata yang tiada
sekutu bagiNya, dan penulis bersaksi bahwa Muhammad Shallallahualaihi
wa Sallam adalah hamba dan utusanNya.
Alhamdulillah dengan izin Allah Subhanahu wa Taala, penulis akhirnya
dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul Optimalisasi Mekanisme Transmi-
si Daya Listrik Nirkabel Menerapkan Switch Beam Antena atau Optimiza-
tion Of Wireless Electric Power Transmission Mechanism Using Switch
Beam Antenna.
Penulis menyusun Tesis ini dalam rangka memenuhi salah satu per-
syaratan untuk menyelesaikan Program Strata-2 Jurusan Elektro Fakultas
Teknik Universitas Hasanuddin Makassar.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya Tesis ini berkat campur ta-
ngan dari berbagai pihak. Memang banyak di antaranya merupakan hasil
pemikiran penulis sendiri tetapi banyak pula yang penulis pungut dari tulisan
dan tuturan kata orang lain, baik untuk dikutip maupun sebagai bahan un-
tuk diolah lebih lanjut. Untuk itulah penulis ingin memberikan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang terkait.
Bapak ketua program studi Teknik Elektro Pascasarjana Universitas
vi
Hasanuddin Dr. Ir. Zahir Zainuddin, M.Sc. Terima kasih atas setiap mo-
tivasi, petuah dan kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Program Magister
Pascasarjana Universitas Hasanuddin.
Ada masa-masa dimana penulis merasa tak berdaya dan tidak tahu
harus melakukan apa. Syukurlah ketika itu terjadi, kecerahan pikiran selalu
bisa didapatkan dari Bapak Dr. Elyas Palantei, ST., M.Eng selaku Pembim-
bing I (ketua) dan Prof. Dr. Ir. H. Syafruddin Syarif, M.T selaku Pembimbing
II (sekretaris). Terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dan
bimbingannya selama penyusunanTesis ini.
Kepada segenap tim penguji terima kasih yang begitu luar biasa ke-
pada Ibu Dr. Eng. Dewiani, M.T Bapak Dr. Ir. Zulfajri B. Hasanuddin, M.Eng
dan Bapak Dr.Eng. Wardi, ST., M.Eng. Terima kasih atas saran, kritikan
dan koreksinya sebagai tim penguji dalam penyempurnaan Tesis ini.
Tentang waktu, senyum dan ilmu yang terbagi. Terima kasih banyak
kepada Ibu Dr. Eng Intan Sari Areni, ST. MT, Bapak Prof. Dr. Ir. H. Mu-
hammad Tola, M.Eng, Bapak Dr. Ir. Andani Ahmad, MT, dan Bapak Dr.
Indrabayu, S.T.,M.T.,M.Bus.Sys yang senantiasa meluangkan waktu untuk
memberikan ilmu, nasihat dan arahan yang membangun kepada penulis.
Terima kasih kepada yang tak pernah luput mengoreksi dan mengu-
rusi segala administrasi proposal, seminar dan sidang,Ibu Cia dan Ibu Ti-
ka selaku sekretaris Pascasarjana Program Studi Teknik Elektro Universi-
tas Hasanuddin. Cinta adalah energi yang tak terdefinisi. Penulis sangat
berterima kasih kepada kedua orang tua penulis yang terkasih, Ayahanda
Ir.Habibuddin Salim (Alm) dan Ibunda Ngai, S.Pd.I Serta Ayahanda Hams-
an (Alm) dan Ibunda Satting atas setiap cinta yang terpancar dan doa restu
yang teriring. Dukungan moril dan materil yang terus mengalir dari kelu-
arga kecil penulis, pasangan hidup yang selalu mendampingi penulis disa-
at suka maupun duka, Brigpol Amirullah Hamsah, Amd.Kep serta ananda
vii
Muhammad Uwais Amirullah yang begitu sabar memberikan kesempatan
untuk menyelesaikan thesis ini.
Untuk dan hanya untuk adik-adik penulis tercinta, Nur Hayyuni Habi-
buddin yang senantiasa meluangkan waktu untuk menjaga ananda Muh.
Uwais demi kelancaran pengerjaan thesis, Muhammad Habibuddin yang
turun langsung membantu proses pengerjaan alat, Rahmiani habibuddin,
muh.rahmatullah habibuddin dan Musdholifah Habibuddin yang selalu mem-
berikan keceriaannya disaat pengerjaan thesis ini. Kepada kakak-kakak
dan teman-teman konsentrasi Teknik Telekomunikasi dan Informasi, kak
Sukriah Buwarda, ST. MT, kak Akhriana, ST. MT, kak Afif, ST. MT, Ashadi
Amir ST, Asma Amaliah ST, Andi Asmi Pratiwi ST, Veronika ST, dan Ika Pus-
pita ST. Begitu pula kepada teman-teman konsentrasi Teknik Energi Listrik
dan Teknik Kontrol, Kendali dan Elektronika serta Teknik Informatika yang
terhimpun dalam mahasiswa Pascasarjana Teknik Elektro angkatan 2013.
Terima kasih telah menjadi teman seperjuangan penulis dalam merintis ge-
lar Master Teknik.
Satu sama dengan sama. Itulah slogan yang membuat penulis tetap
bersemangat kuliah dan mengenang kisah yang terukir dalam lingkar maha-
siswa Teknik Elektro angkatan 2007 silam. Semasa mengurus Tesis ini pe-
nulis banyak mendapatkan nasihat perjuangan dan pantang menyerah dari
Mirna Andriani, Nurmayanti Zain, Nurul Khaerani dan teman-teman Pixel
Zer07even tercinta lainnya. Terima kasih banyak. Terakhir, penulis hendak
menyapa untuk setiap nama yang tidak tersebut, untuk setiap anonim yang
tidak terdeteksi dan untuk setiap doa yang terpancar tanpa sepengetahuan
penulis. Terima kasih sebanyak-banyaknya kepada orang-orang yang turut
bersuka cita dan riang gembira atas keberhasilan penulis menyelesaikan
Tesis ini. Alhamdulillahi wa Tabaarakallahu Taala.
Tentunya sebagai manusia biasa, penulis masih memiliki banyak keku-
rangan dalam topik yang diangkat dalam Tesis ini, begitu pula dalam unsur
viii
penulisannya. Oleh karena itu, penulis menerima berbagai masukan dari
para pembaca, baik itu berupa saran maupun kritik yang sifatnya memba-
ngun demi penyempurnaan penelitian-penelitian mendatang. Harapan pe-
nulis, semoga Tesis ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
bagi para penuntut ilmu, baik dalam bangku perkuliahan maupun bidang
penelitian, guna membina generasi muda penerus bangsa yang lebih ber-
kualitas dan berdaya saing.
Akhirnya kepada Allah-lah penulis memohon agar usaha ini dijadikan
sebagai amal shalih dan diberikan pahala olehNya. Shalawat dan salam
semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahualaihi wa Sallam be-
serta keluarganya, para Sahabatnya, dan yang mengikuti mereka dengan
baik hingga Hari Akhir. Insya Allah. Aamiin. Wassalamualaikum Warahma-
tullahi Wabarakatuh.
Makassar, 18 Agustus 2015
JULIANTI HABIBUDDIN
ix
ABSTRAK
JULIANTI HABIBUDDIN. Optimalisasi Mekanisme Transmisi Daya Lis-trik Nirkabel Menerapkan Switch Beam Antena. (Dibimbing oleh Elyas Pa-lantei dan Syafruddin Syarif)
Penelitian ini bertujuan untuk membuat rangkaian optimalisasi trans-misi daya listrik dari rangkaian transmisi daya listrik yang ada. Dalam pro-sesnya dilakukan perancangan antena yang cocok untuk transmisi daya nir-kabel yaitu berada pada frekuensi 2,4-2,5 GHz. Dalam perancangan antenadilakukan simulasi pada software HFSS v.13 dan CST. Adapun karakteristikantena yang diamati adalah nilai S11 dan gain antena. Setelah mendapatk-an parameter antena yang sesuai dilakukanlah integrasi ke sirkit rangkaiantransmisi daya nirkabel. Kemudian dilakukanlah uji coba untuk mengeta-hui seberapa besar tegangan output rangkaian untuk dapat mengisi bateraismartphone.
Dari hasil simulasi diperoleh Nilai S11 sebesar -12,9 dB pada HFSSdan -13,3 dB pada CST. Nilai Gain sebesar 1,84 dB pada HFSS dan 1,21pada CST. Sedangkan hasil pengukuran prototype diperoleh nilai S11 sebe-sar -11,7 dB.Grafik nilai S11 Antena menunjukkan Pada hasil simulasi an-tena diatas diperoleh nilai S11 dibawah -10 yaitu -12,9 dB pada HFSS dan-13,3 dB pada CST. Dapat dilihat perbedaan nilai s11 yang dirancang padaHFSS dan CST tidak jauh berbeda dan telah memenuhi standar dibawah -10 dB. Dapat dilihat pada hasil pengukuran prototype antena diperoleh nilais11 sebesar -11,7 dB. Nilai ini lebih kecil dari hasil simulasi yang dilakukanpada software HFSS dan CST. Pada sirkit penguat yang dibuat dihasilkanoutput sebesar 5 Volt apabila input penguat (output rectenna) sebesar 1,7Volt. Daya pancar maksimal yang dihasilkan generator RF sebesar 0,78dBm. Daya terima yang dihasilkan antena penerima (berbentuk pesawat)sebesar -15,56 dBm.
Kata Kunci: Antena, Transmisi Daya Nirkabel
x
ABSTRACT
JULIANTI HABIBUDDIN. Optimization Of Wireless Electric Power Trans-mission Mechanism Using Switch Beam Antenna. (Supervised by ElyasPalantei and Syafruddin Syarif)
This study aims to create a series of optimization of electric powertransmission of electric power transmission circuit there. In the process todesign antennas suitable for wireless power transmission is at a frequencyof 2.4-2.5 GHz. In the design of the antenna simulation software HFSS andCST V.13. The antenna characteristics observed was the value of S11 andantenna gain. After getting the parameters appropriate antenna circuit toperform the integration of wireless power transmission circuit. Then performthe test to determine how much the circuit’s output voltage can charge thesmartphone battery.
From the simulation results obtained S11 value of -12.9 dB to -13.3dB in HFSS and CST. Gain values of 1.84 and 1.21 dB in HFSS to CST.While the prototype measurement results obtained value of -11.7 dB.GrafikS11 S11 Antenna value indicates In the above antenna simulation resultsobtained value is -12.9 S11 below -10 dB to -13.3 dB in HFSS and CST.Can be seen the difference in value s11 designed in HFSS and CST are notmuch different and have met the standards under -10 dB. Can be seen ona prototype antenna measurement results obtained s11 value of -11.7 dB.This value is smaller than the simulation results conducted on the softwareHFSS and CST. Maximum transmit power generated RF generator of 0.78dBm. The received power of the receiving antenna (aircraft) is -15.56 dBm.
Keywords: Antennas, Wireless Power Transmission
xi
DAFTAR ISI
PRAKATA v
ABSTRAK ix
ABSTRACT x
DAFTAR ISI xi
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR TABEL xv
I PENDAHULUAN 1A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2C. Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3D. Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3E. Batasan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4F. Metodologi Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
F.1. Jenis Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4F.2. Waktu dan Lokasi Penelitian . . . . . . . . . . . . . . 5F.3. Instrument Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5F.4. Teknik Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . . . . . . 6
G. Rancangan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6H. Sistematika Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
II TINJAUAN PUSTAKA 10A. Transmisi Daya Nirkabel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10B. Antena Mikrostrip . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13C. Parameter-Parameter Antena . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
C.1. Koefisien Refleksi (S11) . . . . . . . . . . . . . . . . . 17C.2. Penguatan (gain) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
D. Antena Switch Beam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19E. Rectenna . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20F. Mikrokontroller . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21G. Roadmap Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21H. Kerangka Konseptual . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24
III PERANCANGAN SISTEM 25A. Parancangan Antena Microstrip . . . . . . . . . . . . . . . . 26
A.1. Simulasi Perancangan Antena Microstrip . . . . . . . 26
xii
A.2. Perancangan Layout Antena . . . . . . . . . . . . . . 27B. Perancangan Sistem Transmisi Daya Nirkabel . . . . . . . . . 28
B.1. Rectifier . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30B.2. Rangkaian Penguat dan Rangkaian Kontrol . . . . . . 31B.3. Pengukuran Antena Microstrip . . . . . . . . . . . . . 34B.4. Pengukuran Port Tunggal . . . . . . . . . . . . . . . . 35B.5. Pengukuran penguatan (Gain) . . . . . . . . . . . . . 36
IV EVALUASI UNJUK KERJA SISTEM 38A. Hasil Desain Antena Mikrostrip . . . . . . . . . . . . . . . . . 38B. Hasil Pengukuran Daya Pancar Antena . . . . . . . . . . . . 42C. Receiver . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 43
C.1. Antena penerima . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 43C.2. Rectifier . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 44C.3. Rangkaian Penguat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 45
V KESIMPULAN DAN SARAN 50A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 50B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 50
Daftar Pustaka 52
LAMPIRAN 55
xiii
DAFTAR GAMBAR
1 Diagram Alir Penelitian Transmisi Daya Nirkabel . . . . . . . 7
2 Blok Diagram Sistem Transmisi Daya Nirkabel . . . . . . . . 113 Diagram skematik pengujian sistem transmisi daya nirkabel . 124 Konfigurasi patch dari microstrip antenna . . . . . . . . . . . 135 Konfigurasi Antena Mikrostrip (Patch) Rectangular dan Circular 146 Rangkaian Optimalisasi WPT . . . . . . . . . . . . . . . . . . 237 Blok Diagram Kerangka Konseptual . . . . . . . . . . . . . . 24
8 Desain antena microstrip tampak bawah . . . . . . . . . . . . 279 Desain antena microstrip tampak atas . . . . . . . . . . . . . 2710 Hasil rancangan prototipe antena microtrip . . . . . . . . . . 2911 Hasil prototipe rectifier double diode schottky (Tampak Atas) 3112 Hasil prototipe rectifier double diode schottky (Tampak Bawah) 3113 Skematik rangkaian penguat . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3214 Layout rangkaian penguat tampak bawah . . . . . . . . . . . 3215 Layout rangkaian penguat tampak atas . . . . . . . . . . . . 3316 Skematik rangkaian kontrol . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3317 Layout rangkaian kontrol tampak bawah . . . . . . . . . . . . 3418 Layout rangkaian kontrol tampak atas . . . . . . . . . . . . . 3419 Prototipe rangkaian penguat DC . . . . . . . . . . . . . . . . 3420 Network Analyzer ENA Series E5071C . . . . . . . . . . . . . 3621 Konfigurasi peralatan pengukuran gain . . . . . . . . . . . . . 37
22 Desain antena pada software HFSS . . . . . . . . . . . . . . 3823 Nilai S11 desain antena pada HFSS . . . . . . . . . . . . . . 3924 Nilai Gain desain antena pada HFSS . . . . . . . . . . . . . . 3925 Desain import antena pada software CST . . . . . . . . . . . 4026 Nilai S11 desain antena pada CST . . . . . . . . . . . . . . . 4027 Gain antena pada software CST . . . . . . . . . . . . . . . . 4128 Nilai S11 hasil pengukuran prototipe . . . . . . . . . . . . . . 4129 Perbandingan nilai S11 simulasi dan pengukuran . . . . . . . 4230 Output Generator RF . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4331 Output Daya terima . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4432 Output rectifier pada multimeter . . . . . . . . . . . . . . . . . 4433 Kinerja rangkaian penguat tanpa beban . . . . . . . . . . . . 4534 Pengukuran rangkaian penguat . . . . . . . . . . . . . . . . . 46
xiv
35 Grafik pengukuran rangkaian penguat (dengan beban) tegang-an masukan terhadap arus masukan dan arus keluaran . . . 48
36 Grafik pengukuran rangkaian penguat (dengan beban) tegang-an masukan terhadap tegangan keluaran . . . . . . . . . . . 49
xv
DAFTAR TABEL
1 Daftar permitivitas relatif beberapa material . . . . . . . . . . 15
2 Pengukuran rangkaian penguat (dengan beban) . . . . . . . 462 Pengukuran rangkaian penguat (dengan beban) . . . . . . . 472 Pengukuran rangkaian penguat (dengan beban) . . . . . . . 48
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman teknologi seperti saat ini, Kemajuan teknologi begitu pe-
sat untuk membantu memenuhi kebutuhan manusia diberbagai bidang. Sa-
lah satu contoh teknologi yang berkembang saat ini adalah wireless. Wi-
reless adalah transmisi tanpa kabel yang memanfaatkan ruang bebas se-
bagai media transmisinya. Wireless yang umumnya diketahui oleh masya-
rakat adalah salah satu bentuk komunikasi untuk mentransfer data. De-
ngan semakin berkembangnya teknologi wireless, selain mentransfer data
para peneliti terus mengkaji mengenai wireless seperti transfer daya listrik
menggunakan teknologi wireless (tanpa kabel).
Teknologi pengiriman daya listrik tanpa melalui kabel sangat mem-
bantu dalam pengisian baterai pada piranti yang ada disekitar. Hal ini akan
membuat lebih efektif dan efisien untuk mengisi baterai. Kondisi masyara-
kat saat ini, seperti yang terlihat bahwa hampir setiap orang telah memiliki
smartphone yang selalu digunakan untuk mengakses informasi secara real-
time sehingga kebutuhan penggunaan baterai handphone yang meningkat
mengharuskan membawa charge hp kemanapun berada. Dengan melihat
kebutuhan tersebut terpikirlah untuk memanfaatkan transmisi daya listrik nir-
kabel untuk mengisi baterai hp. Transmisi daya nirkabel diawali oleh ilmuan
Nikola Tesla yang menggunakan mekanisme transmisi daya secara radiasi.
Transmisi daya nirkabel ini sudah dimulai sejak tahun 1891 dan terus dikem-
bangkan oleh para peneliti hingga tahun 2007. Pada tahun itu para peneliti
dari MIT mendemonstrasikan pengiriman energi listrik wireless yang diberi
nama WiTricity [1, 2, 3].
2
Transmisi daya nirkabel menggunakan mekanisme radiasi ini memiliki
tingkat efisiensi yang rendah, hal ini disebabkan kerugian radiasi yang ber-
sifat omnidirectional [4]. Pada penelitian ini menggunakan antena yang ber-
sifat directional. Penelitian transmisi daya nirkabel yang bekerja pada freku-
ensi 2,5 GHz dengan menggunakan antena mikrostrip berbentuk kupu-kupu
dapat diintegrasikan pada rangkaian transmisi daya nirkabel dan mengha-
silkan tegangan sebesar 2,8 Volt yang mampu menyalakan led. Penelitian
dilanjutkan dengan desain antena mikrostrip array yang dapat diintegrasik-
an pada sistem transmisi daya nirkabel dan menghasilkan tegangan sebe-
sar 3,8 Volt, hanya saja pada penelitian tersebut masih menggunakan kom-
ponen aktif pada sisi penerima seperti LNA, Detektor dan Op Amp sehingga
membutuhkan catuan external, selain itu antena yang didesain bekerja pada
frekuensi 1,5 GHz [5]. Sehingga penelitian ini bertujuan membuat rangka-
ian optimalisasi transmisi daya listrik yang menggunakan komponen pasif
pada sisi penerima sehingga tidak memerlukan catuan external dan me-
manfaatkan antena directional yang diatur beam antenanya sesuai tingkat
kebutuhan atau biasa disebut switch beam antenna.
Untuk itu penulis bermaksud mengambil judul Optimalisasi Mekanis-
me Transmisi Daya Listrik Nirkabel Menerapkan Switch Beam Antena
sebagai topik penelitian tesis.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dijadikan sebagai fokus studi dalam penelitian
mencakup beberapa hal sebagai berikut :
1. Bagaimana mendesain antena menggunakan software Ansoft High
Frequency Structural Simulator (HFSS) v.13 dan Software CST (Com-
puter Simulation Technology).
2. Bagaimana mengimplementasikan desain ke dalam bentuk prototype.
3
3. Bagaimana mendesain sistem rangkaian transceiver (rangkaian trans-
misi daya listrik) dan rangkaian komunikasi ke smartphone.
4. Bagaimana analisis rangkaian transmisi daya listrik dengan mengeta-
hui level baterai Smartphone pada kondisi baterai lemah.
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mentransmisikan daya
listrik secara nirkabel menggunakan metode radiasi. Secara khusus, pene-
litian ini bertujuan untuk :
1. Mendesain Antena yang bekerja pada frekuensi 2,4-2,5 GHz dan Ana-
lisis karakteristik antena (S11 dan Gain).
2. Fabrikasi antena dan integrasikan pada rangkaian transmisi daya nir-
kabel.
3. Mendesain sistem rangkaian receiver (penerima) transmisi daya nir-
kabel.
4. Analisis unjuk kerja desain rangkaian transmisi daya listrik dalam men-
deteksi baterai lemah pada hp smartphone.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut
:
1. Mengembangkan penelitian terkait wireless power transmission yang
sedang berkembang pada beberapa tahun terakhir ini.
2. Mengikuti perkembangan antena cerdas yang memanfaatkan switch
beam.
4
E. Batasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah dalam tahap perancangan sistem
transmisi daya nirkabel dengan switch beam antenna, maka untuk menen-
tukan arah studi terkait, akan dibatasi sejumlah hal dalam penelitian ini,
diantaranya :
1. Menentukan dimensi antena yang sesuai untuk sistem transmisi daya
nirkabel. Kemudian mengoptimasi hasil desain antena tersebut hingga
memperoleh parameter-parameter yang diinginkan seperti koefisien
refleksi (S11) dan Gain.
2. Mengimplementasikan hasil desain tersebut dengan fabrikasi antena.
Setelah itu dilakukan pengukuran antena dan menganalisis hasil si-
mulasi seperti koefisien refleksi (S11) dan Gain terhadap unjuk kerja
antena hasil fabrikasi.
3. Mendesain sistem receiver yang digunakan untuk sistem transmisi
daya secara nirkabel dengan metode radiasi. Kemudian merancang
rangkaian komunikasi untuk mengetahui baterai lemah pada smar-
tphone yang akan dihubungkan pada arduino.
4. Melakukan pengujian dan analisis terhadap keberhasilan rangkaian
transmisi daya listrik dengan mengetahui level baterai smartphone.
F. Metodologi Penelitian
F.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif dengan meto-
dologi deduktif. Dengan demikian penelitian ini bersifat pemodelan serang-
kaian sistem transmisi daya nirkabel dengan switch beam antenna.
5
F.2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian ini selama kurang lebih 7 bulan sejak bulan Mei hing-
ga desember 2015. Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teleko-
munikasi dan Laboratorium Telematika Universitas Hasanuddin Makassar.
F.3. Instrument Penelitian
Terdapat beberapa instrument yang digunakan dalam penelitian ini,
diantaranya :
1. Komputer dengan Processors Intel(R) core i7-4500 RAM 4.0 GB Win-
dows 8.
2. Software HFSS v.13
3. Software CST.
4. Software Matlab Versi 7.6.0 R2008a
5. Software Altium
6. Software CorelDraw X5
7. Software Arduino IDE
8. RF Generator
9. PCB FR-4 Epoxy
10. Alat ukur Antenna Trainer ED3200 dan Vector Network Analyzer tipe
ENA E5701C
11. Soldering Tools
12. SMA Connector
13. SMD Schottky Rectifier
6
14. Baterai Li Ion
15. Arduino Nano
16. Multimeter
17. Relay 5 Volt
F.4. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa data hasil simula-
si desain antena yang bekerja pada frekuensi 2,4 2,5 GHz dan data hasil
pengujian rangkaian transmisi daya nirkabel per blok diagram. Teknik pe-
ngumpulan data dilakukan dengan mendapatkan parameter-parameter an-
tena seperti koefisien refleksi dan gain antena serta nilai tegangan output
pada rangkaian .
G. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mendesain antena yang bekerja pada
frekuensi 2,4 2,5 GHz yang mampu diintegrasikan pada sistem transmi-
si daya nirkabel. Untuk lebih jelasnya pada Gambar 1 diagram alir pada
penelitian ini.
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa teknik yang ditempuh dianta-
ranya:
1. Studi Literatur dan Kajian Pustaka
Pencarian dan pengumpulan referensi terkait topik penelitian pada te-
sis ini. Referensi tersebut dapat berupa jurnal ilmiah, buku, hasil pe-
nelitian, dan sumber-sumber lain yang dapat dipercaya.
2. Desain Rectenna
7
Gambar 1: Diagram Alir Penelitian Transmisi Daya Nirkabel
Desain rectenna dimulai dengan mendesain antena kemudian memi-
lih rangkaian yang tepat untuk rectifiernya. Kebanyakan memilih di-
oda schottky sebagai rectifier sebab memiliki potensial barrier yang
rendah.
3. Desain rangkaian transmisi daya nirkabel
Pada rangkaian transmisi daya nirkabel disisi transmitter terdapat RF
8
Generator dan Antena. Sedangkan pada sisi receiver terdapat recten-
na, dc chopper dan baterai li-ion.
4. Rangkaian komunikasi ke smartphone.
Rangkaian komunikasi ke smartphone untuk mengetahui level baterai
smartphone. Skema rangkaian ini telah banyak di publish pada web
arduino dengan judul Arduino true battery capacity tester .
5. Pengujian rangkaian transmisi daya.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan rang-
kaian transmisi daya yang telah dibuat, dengan cara melihat masukan
dan keluaran setiap blok diagram receiver transmisi daya nirkabel.
H. Sistematika Penulisan
Laporan tesis ini terbagi atas 5 (lima) bab yang terdiri sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian,
metodologi penelitian, rancangan penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Merupakan tinjauan pustaka yang memuat gambaran umum Transmisi
daya nirkabel, Switch Beam Antena, Antena Mikrostrip, parameter-parameter
antena, dan pengontrolan menggunakan mikrokontroller. Bab ini juga men-
cakup kerangka konsep yang digunakan terkait hubungan beberapa konsep
yang diteliti.
BAB III. METODE PENELITIAN
Merupakan bab yang berisi proses perancangan antena, instrumen yang
digunakan baik dalam perancangan maupun pengukuran, serta waktu dan
lokasi penelitian.
9
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Merupakan bab yang berisi hasil penelitian yang dilakukan yaitu pengu-
jian dan analisis kinerja sistem.
BAB V. PENUTUP
Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran untuk pe-
ngembangan penelitian di masa yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Transmisi Daya Nirkabel
DC ke DC konverter merupakan rangkaian elektronika yang dapat me-
naikkan atau menurunkan nilai tegangan DC yang diberikan ke masukan.
Jenis Transmisi daya listrik nirkabel adalah proses mentransmisikan daya
listrik dari sumber ke beban tanpa menggunakan kabel (nirkabel). Peneliti-
an transmisi daya listrik nirkabel sudah dilakukan sejak tahun 1893. Micha-
el Faraday (1830), James C. Maxwell (1864), dan Heinrich R. Hertz (1888),
berdasarkan hasil penelitiannya pada tahun 1893 Tesla telah mendemontra-
sikan eksperimen transfer energi secara wireless [1, 3]. Tahun 1904 pada
pameran St. Louis Worlds sebuah kapal dapat diterbangkan menggunakan
transmisi energi dengan daya motor 0.1 Hp (75 Watt) [6].
Pada tahun 1964 telah didemonstrasikan helikopter miniatur yang di-
gerakkan oleh daya gelombang mikro oleh Steven Depp, Alfred Koelle dan
Robert Freyman [3, 7]. Transfer energi secara microwave dengan desain di-
rectional array antenna telah dilakukan oleh peneliti dari jepang, Hidetsugu
Yagi [3, 8]. Di tahun 1975 peneliti dari Goldstone (California) membuat pe-
nemuan transfer energi menggunakan transmisi gelombang mikro dengan
jarak satu kilometer dengan daya mencapai kilowatt [3, 9]. Tahun 2007
transfer energi secara wireless oleh Marrin Soljacic, saat itu Marrin Soljacic
menggabungkan teori resonansi dan kopling induktif atau disebut resonansi
kopling induktif (RIC) [2, 3].
Teknologi transmisi daya nirkabel telah didesain, dikembangkan dan
didemonstrasikan bagaimana daya dapat ditransmisikan melalui ruang be-
bas menggunakan gelombang mikro oleh William C.Brown. konsep dari sis-
11
tem transmisi daya nirkabel dijelaskan dengan fungsi blok diagram dibawah
ini [10].
Gambar 2: Blok Diagram Sistem Transmisi Daya Nirkabel
Pada bagian pengirim, sumber daya microwave menghasilkan daya
microwave dan daya keluaran dikontrol oleh sirkit kontrol elektronik. Circu-
lator saluran transmisi menjaga sumber gelombang mikro dari daya pantul.
Antena transmit meradiasikan daya melalui ruang bebas ke rectena [10].
Pada bagian penerima, rectenna menerima daya transmit dan meng-
ubah daya gelombang mikro ke daya DC. Impedansi matching dan filter
disiapkan untuk mengatur impedansi output dari sumber sinyal ke sirkit re-
ctifier. Sirkit rectifier terdiri dari dioda schottky yang akan mengubah daya
gelombang mikro ke daya DC [10].
Komponen utama dari sistem transmisi daya nirkabel adalah gene-
rator gelombang mikro, antena pengirim, dan antena penerima yang beru-
pa rectenna. Peralatan microwave transmit diklasifikasikan : Vacum tubes
(magnetron, klystron, TWT, MPM) dan transmitter gelombang mikro semi-
konduktor (GaAs MESFET, GaNpHEMT, SiC MESFET, AlGaN/GaN HFET,
InGaAS). Magnetron selalu digunakan untuk percobaan transmisi daya nir-
kabel. Antena pengirim biasanya berupa antena mikrostrip dan antena dish
parabola. Antena penerima berupa rectena. Rectena merupakan elemen
12
pasif yang terdiri dari antena dan sirkit penyearah dengan low pass filter
diantara antena dan dioda penyearah. Jenis antena yang digunakan pada
rectena adalah dipole, yagi, mikrostrip atau antena dish parabola [10].
Penelitian terakhir mengenai transmisi daya nirkabel yang dilakukan
di jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin dilakukan oleh
saudara afif dengan pengujian blok diagram transmisi daya nirkabel seperti
yang terlihat pada Gambar 3 dibawah ini.
Gambar 3: Diagram skematik pengujian sistem transmisi daya nirkabel
Ilustrasi pengujian transmisi daya nirkabel diperlihatkan pada Gambar
3 Pada Gambar terlihat sisi Transmitter, Radio Frekuensi Generator digu-
nakan untuk membangkitkan sinyal pada frekuensi 1.5 GHz dengan daya
pancar yang berubah-ubah. Antena pada sisi transmitter menggunakan an-
tenna microstrip array hexagonal. Pada sisi receiver, digunakan antenna
yang sudah terintegrasi dengan komponennya. Daya yang diterima pada
antenna receiver dikonversi dengan LNA, RF Detector dan Op-Amp untuk
menghasilkan tegangan agar dapat mensuplai charging device secara wi-
reless [11].
13
B. Antena Mikrostrip
Antena merupakan piranti yang berfungsi untuk mengirimkan dan me-
nerima gelombang radio atau gelombang elektromagnetik dari dan ke uda-
ra bebas. Karena merupakan perangkat perantara antara saluran transmisi
dan udara, maka antena harus mempunyai sifat yang sesuai dengan salur-
an pencatu [12]. Konsep mengenai Antena Microstrip pertama kali diusulk-
an oleh Deschamps pada tahun 1953 [13]. Namun mulai diimplementasikan
dan dikembangkan oleh Munson [14, 15] dan Howell pada tahun 1970 [16].
Microstrip antenna atau antena mikrostrip menjadi sangat populer pa-
da tahun 1970 terutama untuk aplikasi luar angkasa. Saat ini antena-antena
ini digunakan untuk pemerintahan dan aplikasi komersial. Antena-antena ini
terdiri dari sebuah patch metalik pada sebuah ground di bagian bawahnya.
Patch metalik dapat mengambil banyak konfigurasi yang berbeda, seper-
ti diperlihatkan pada Gambar 4. Patch metalik dapat mengambil banyak
konfigurasi yang berbeda tetapi yang paling sering digunakan adalah patch
persegi panjang dan lingkaran seperti diperlihatkan pada Gambar 5 [17].
Gambar 4: Konfigurasi patch dari microstrip antenna [17]
Teknik Feeding pada antena mikrostrip Secara umum terdapat 4 tek-
nik feeding yang populer digunakan yaitu microstrip line, coaxial probe,
aperture coupling, dan proximity coupling. Microstrip line dan coaxial probe
biasanya disebut direct feeding, sedangkan aperture coupling dan proximity
14
Gambar 5: Konfigurasi Antena Mikrostrip (Patch) Rectangular dan Circular[17]
coupling biasanya disebut indirect feeding. (Kumar dkk, 2003).
Perancangan antena mikrostrip dilakukan pada sotware HSFF v.13
yang menyediakan material dengan nilai permitivitas relatif seperti yang ter-
lihat pada Tabel 1.
FR-4 adalah singkatan dari Flame Retardant 4, merupakan jenis bah-
an yang paling banyak digunakan untuk membuat Printed Circuit Board
(PCB). Harga FR4-Epoxy yang murah dan memiliki sifat mekanik yang baik
membuatnya sering digunakan untuk produksi massal produk-produk kon-
sumer elektronik, termasuk sistem microwave dan antena [12].
Untuk mencari dimensi antena microstrip, harus diketahui terlebih da-
hulu parameter bahan yang akan digunakan yaitu frekuensi resonansi (fo),
tebal dielektrik (h), konstanta dielektrik (εr), dan dimensi patch (W dan L).
Persamaan matematis yang digunakan untuk menentukan dimensi antena
tersebut adalah sebagai berikut (Kumar dkk, 2003) [12].
1. Lebar (W) microstrip patch antena diberikan oleh persamaan sebagai
15
Tabel 1: Daftar permitivitas relatif beberapa material
Material Permitivitas Relatif
Udara 1
Copper 1
RT/Duroid TM 5880 2.2
FR4-Epoxy 4.4
Silicone Nitrate 7
Mica 5.7
PEC 1
Alumina 9.4
Silicon 11.9
Gallium Arsenide 12.9
Roger 3210 10.2
berikut [12],
W =C
2fo√
(er+1)2
(II.1)
2. Permitivitas relatif efektif (εreff ), dari persamaan diatas memberikan
permitivitas relatif efektif sebagai [12],
εreff =εr + 1
2+εr − 1
2
1 + 12 h
W
− 12
(II.2)
3. Panjang patch (L) diberikan sebagai [12],
Leff = L+ 2∆L (II.3)
dengan panjang efektif (Leff )
16
Leff =C
2fo√εreff
(II.4)
dan panjang tambahan (∆L)
∆L = 0.412h(sreff + 0.3)(W
h+ 0.264)
(sreff + 0.258)(Wh
+ 0.8)(II.5)
dimana,
c = 3.108 msfo = frekuensi resonansi (Hz)εr = permitivitas relatifεreff = permitivitas relatif efektifW = lebar patch (mm)h = tinggi substrat (mm)L = panjang patch (mm)Leff = panjang efektif patch (mm)∆L = panjang tambahan patch (mm)
Beberapa keuntungan antena mikrostrip adalah sebagai berikut [18].
a) Mempunyai bobot yang ringan dan ukuran yang kecil
b) Konfigurasi yang low profile sehhingga bentuknya dapat disesuaikan
denga perangkat utamanya
c) Biaya pabrikasi yang murah sehingga dapat dibuat dalam jumlah yang
besar
d) Mendukung polaritas linear dan sirkular
e) Dapat dengan mudah diintegrasikan dengan microwave integrated cir-
cuits (MICs)
f) Kemampuan dalam dual frequency
g) Tidak memerlukan catuan tambahan
17
Namun, antena mikrostrip juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu :
a) Bandwidth yang sempit
b) Efisiensi yang rendah
c) Penguatan yang rendah
d) Memiliki rugi-rugi hambatan (ohmic loss) pada pencatuan antena ar-
ray
e) Memiliki daya (power ) yang rendah
f) Timbulnya gelombang permukaan (surface wave)
C. Parameter-Parameter Antena
Menurut IEEE Standard Definition of Terms for Antennas, parameter-
parameter untuk menggambarkan unjuk kerja antena adalah pola radiasi
(radiation pattern), intensitas radiasi (radiation intensity), lebar beam (beam
width), keterarahan (directivity ), penguatan (gain), lebar pita (bandwidth),
polarisasi dan impedansi masukan (input impedance). Parameter lain yang
turut menentukan keberhasilan unjuk kerja antena yaitu Voltage Standing
Wave Ratio (VSWR), dan koefisien refleksi (S11) [17]. Namun pada pene-
litian ini parameter-parameter yang diamati berupa koefisien refleksi (S11)
serta penguatan (gain).
C.1. Koefisien Refleksi (S11)
Parameter-S adalah suatu konsep yang penting dalam desain gelom-
bang mikro karena mudah diukur dan bekerja dengan baik pada frekuensi
tinggi. Keuntungan pemakaian parameter S berangkat dari kenyataan bah-
wa gelombang berjalan tidak seperti tegangan dan arus, tidak mengalami
variasi magnituda di sepanjang saluran transmisi lossless. Ini berarti bahwa
18
parameter S bisa diukur pada suatu jarak tertentu dengan asumsi saluran
transmisi mempunyai rugi-rugi yang kecil [19].
Nilai VSWR memiliki korelasi dengan nilai koefisien refleksi (S11). Un-
tuk melihat hubungan tersebut dapat diperhatikan persamaan berikut [19]:
S11 = 20log
[|1− V SWR||1 + V SWR|
](II.6)
C.2. Penguatan (gain)
Penguatan antena didefinisikan sebagai perbandingan intensitas pa-
da arah tertentu terhadap intensitas radiasi yang akan dihasilkan jika daya
yang diterima oleh antena yang diradiasikan secara isotropik [17].
Pengukuran pola radiasi pada dasarnya merupakan pengukuran pa-
rameter S21, dimana nilai maksimum S21 pada sudut tertentu yang akan
dijadikan patokan nilai untuk mengukur Gain antena [17]. Pengukuran gain
akan difokuskan pada dua pendekatan. Pendekatan pertama menggunak-
an pendekatan nilai HPBW, sedangkan pendekatan kedua menggunakan
model Friis Transmission. Untuk pendekatan melalui nilai HPBW, maka nilai
Gain [17].
GO '30000
θ1dθ1d(II.7)
dimana,
Go = Gainθ1d = nilai HPBW untuk bidang azimuthalθ1d = nilai HPBW untuk bidang elevation
Untuk pendekatan model Friis Transmission, digunakan rumus [20]
S21 = GT +GR − PLOSS − LC (II.8)
dimana,
PLOSS = 20× log{
λ
4φD
}(II.9)
19
S21 = nilai maksimum S21 yang terbacaGT = nilai gain antena pengirimGR = nilai gain antena penerimaLC = total daya loss karena kabel dan ko-
nektor (LTX + LRX)PLOSS = merupakan daya yang hilang sepan-
jang transmisi
dimana,
λ = panjang gelombang sinyal yang di-pancarkan
D = merupakan jarak antara kedua anten-na
D. Antena Switch Beam
Switch beam antena merupakan salah satu kategori dari reconfigura-
ble antena. Reconfigurable antena merupakan antena yang dapat memper-
baiki sistemnya sendiri untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan dalam
suatu sistem telekomunikasi. Kebutuhan yang diinginkan yang dimaksud
disini adalah frekuensi, pola radiasi dan polarisasi. Pada switch frekuen-
si dapat diperoleh keandalan untuk pita lebar dan pita sempit, pada switch
pola radiasi memiliki kemampuan mengatur bentuk dan arah beam suatu
antenna. Sedangkan switch polarisasi dapat mengubah polarisasinya linier
dan circular [21, 22, 23].
Lebar beam dari suatu pola radiasi antena didefinisikan sebagai su-
dut pemisahan antara dua titik yang sama dengan sisi yang berlawanan
dari pola maksimum. Salah satu lebar beam (beamwidth) yang digunak-
an adalah Half Power Beam Width (HPBW), yang didefinisikan oleh IEEE
bahwa pada suatu bidang yang mengandung arah dari beam maksimum,
sudut antara dua arah yang intensitas radiasinya setengah dari nilai beam.
Lebar beam (beam width) penting lainnya adalah sudut pemisahan antara
20
titik pertama dari pola yang disebut First Null Beamwidth (FNBW). Dalam
prakteknya istilah lebar beam (beam width) biasanya ditujukan pada HPBW
[17].
Switch beam antenna pada sistemnya switch berfungsi sebagai sa-
klar on-off pada patch antena terhadap catu daya dan pada akhirnya dapat
memperoleh bentuk dan arah pola radiasi yang bervariasi. Sudut beam
antena diatur oleh dioda-PIN. Pada antena dipole atau monopole memili-
ki tingkat keberhasilan yang lebih baik dibanding antena mirostrip. Antena
mikrostrip yang banyak digunakan untuk steerable adalah phase array. Je-
nis antena ini juga lebih disukai karena memiliki perawatan yang mudah,
orientasi kecepatan, keperluan daya yang rendah dan ukuran fisik yang ke-
cil [21, 22, 23].
E. Rectenna
Rectenna merupakan rectifier antenna. Antena menerima gelombang
elektromagnetik yang kemudian diteruskan ke rectifier untuk diubah men-
jadi tegangan DC. Rangkaian rectifier yang dirancang merupakan double
dioda rectifier. Rectifier ini menggunakan dioda schottky tipe HSMS-2820
yang cocok digunakan untuk frekuensi 2,4-2,5 GHz sesuai frekuensi kerja
antena yang dirancang. Dioda type ini dapat bekerja pada frekuensi 915
MHz 5,8 GHz . Pada rangkaian rectenna ini menggunakan komponen pa-
sif seperti resistor, kapasitor dan induktor yang sudah berukuran kecil yang
dikenal dengan SMD (Surface Mount Device). SMD ini adalah komponen
elektronika yang cara pemasangannya langsung ditempel dan disolder de-
ngan PCB pada sisi jalur PCB [18, 20, 19, 21, 22, 23, 24].
21
F. Mikrokontroller
Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam se-
buah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejum-
lah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input
output. Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip yang digunak-
an untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan
efektifitas biaya. Mikrokontroler adalah single chip computer yang memiliki
kemampuan untuk diprogram dan digunakan untuk tugas-tugas yang ber-
orientasi kontrol. Mikrokonktroler digunakan dalam produk dan alat yang
dikendalikan secara otomatis, seperti sistem kontrol mesin, remote control,
mesin kantor, peralatan rumah tangga, alat berat, dan mainan. Agar sebuah
mikrokontroler dapat berfungsi, maka mikrokontroler tersebut memerlukan
komponen eksternal yang kemudian disebut dengan sistem minimum. Un-
tuk membuat sistem minimal paling tidak dibutuhkan sistem clock dan reset,
walaupun pada beberapa mikrokontroler sudah menyediakan sistem clock
internal, sehingga tanpa rangkaian eksternal pun mikrokontroler sudah ber-
operasi. Yang dimaksud dengan sistem minimum adalah sebuah rangkai-
an mikrokontroler yang sudah dapat digunakan untuk menjalankan sebuah
aplikasi. Sebuah IC mikrokontroler tidak akan berarti bila hanya berdiri sen-
diri. Pada dasarnya sebuah sistem minimal mikrokontroler AVR memiliki
prinsip yang sama [25, 25].
G. Roadmap Penelitian
Penelitian ini bukan merupakan topik baru yang mengangkat hal yang
tidak pernah ada sebelumnya melainkan merupakan inovasi dari beberapa
penelitian sebelumnya. Dengan demikian penelitian ini akan memberikan
hasil yang lebih optimal dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Adapun roadmap penelitian yang terkait dengan topik yang diteliti oleh
22
penulis adalah sebagai berikut :
1. Nair, Shynu, and Max J. Ammann. ”Reconfigurable antenna with ele-
vation and azimuth beam switching”. Antennas and Wireless Propa-
gation Letters, IEEE 9 (2010): 367-370. [23]
2. Muzammil Bin Juson. 2013. ”Reconfigurable Beam Steering Parasitic
Patch Antenna With Embedded PIN Diode”. Universiti Malaysia Perlis.
Malaysia. [22]
3. Ahmad Fauzi, Rudy Yuwono, Ali Mustafa. 2014. ”Perancangan Re-
ctenna (Rectifier Antenna) sebagai Pengubah Daya Elektromagnetik
menjadi Output DC pada Frekuensi Wifi 2,4 GHz”. Universitas Brawi-
jaya. Malang. [24]
4. Afif. 2014. ”Sistem Charging Ramah Lingkungan Pada Piranti ko-
munikasi Bergerak Melalui Mekanisme Transfer Daya Listrik Secara
Nirkabel”. Universitas Hasanuddin. Makassar. [11]
Di Tahun 2010 telah dilakukan penelitian mengenai reconfigurable an-
tenna menggunakan antena mikrostrip yang memiliki dimensi patch yang
kecil yaitu sebesat 8 × 8mm2. Antena tersebut didesain menggunakan sof-
tware CST Microwave Studio. Pada pengturan beam antena sudah meng-
gunakan p-i-n dioda . sehingga diperoleh pengaturan beam pada sudut 65o
dan 45o pada E dan H plane.
Di tahun 2014, penelitian mengenai rectenna untuk transfer daya se-
cara nirkabel telah menjadi topik para peneliti untuk terus diteliti. Desain da-
sar dari rectenna terdiri dari 3 elemen yaitu : antena, saluran matching dan
sirkit penyearah. Di china desain antena planar yang bekerja pada freku-
ensi 1 THz telah dirancang dengan simulasi menggunakan CST microwave
studio 11 yang menggunakan metode FDTD. Antena tersebut mempero-
leh nilai S11 hingga -38,75 dB pada bahan silicon di substrat. Di indonesia
23
sendiri telah dilakukan penelitian perancangan rectenna sebagai pengubah
daya elektromagnetik menjadi output DC pada frekuensi wifi 2,4 GHz. Re-
ctenna ini berhasil memperoleh tegangan sebesar 1,17 Volt pada jarak 1
meter. Pada perancangan rectifiernya menggunakan dioda schottky tipe
HSMS-2820.
Sistem Charging Ramah Lingkungan Pada Piranti komunikasi Ber-
gerak Melalui Mekanisme Transfer Daya Listrik Secara Nirkabel merupak-
an penelitian yang mendasari penelitian Optimalisasi Mekanisme Transmisi
Daya Listrik Nirkabel menerapkan Switch Beam Antena ini. Gambar 3 di-
atas merupakan hasil dari penelitian Sistem Charging Ramah Lingkungan
Pada Piranti komunikasi Bergerak Melalui Mekanisme Transfer Daya Lis-
trik Secara Nirkabel. Pada rangkaian 3 diatas antena pada sisi transmitter
bersifat directional dan memiliki satu arah tertentu sebagai main beam. De-
ngan mengikuti perkembangan antena cerdas, antena pada sisi transmitter
dibuat beam antenanya dapat diswitch. Optimalisasi dilakukan pada sisi pe-
nerima dengan mengganti RF Detektor (merupakan komponen aktif sehing-
ga membutuhkan catuan external) menjadi dioda schottky yang merupakan
komponen pasif sehingga tidak memerlukan catuan external.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6 dibawah ini.
Gambar 6: Rangkaian Optimalisasi WPT
Pada gambar 6 diatas terdapat mikrocontroller dan rangkaian RF yang
berfungsi sebagai rangkaian kontrol komunikasi untuk mendeteksi baterai
lemah.
24
H. Kerangka Konseptual
Beberapa konsep yang ditelitii selanjutnya dituangkan dalam sebuah
kerangka konseptual yang menjelaskan hubungan dari setiap konsep yang
digunakan. Pada gambar 6 dijelaskan bahwa penelitian ini berlandaskan
pada konsep utama yaitu sistem antena yang diintegrasikan dengan sebu-
ah chip mikrokontroller yang akan berkontribusi untuk fungsi switching ante-
na untuk arah beam antenanya yang menggunakan frekuensi standarisasi
802.11 b, 802.11 g dan 802.11 n pada frekuensi 2.4 GHz. Konsep me-
manfaatkan gelombang elektromagnetik untuk diserap oleh antena kemudi-
an diubah menjadi tegangan dc pada rectifier yang menggunakan konsep
rangkaian pasif guna untuk efisiensi catu daya rangkaian.
Gambar 7: Blok Diagram Kerangka Konseptual
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
Antena yang dirancang beroperasi pada band frekuensi yaitu standar
802.11b, 802.11g dan 802.11n pada frekuensi 2.4 GHz sesuai standar re-
gulasi frekuensi Wifi yang di keluarkan oleh badan standarisasi Institute of
Electrical and Electronics Engineers (IEEE). Antena akan diimplementasik-
an pada sistem transmisi daya nirkabel sehingga diharapkan antena memi-
liki desain yang compact namun tetap dapat beroperasi pada frekuensi wifi
yang terstandarisasi. Dalam perancangan ini akan dibuat simulasi sistem
antena dengan menggunakan software Ansoft High Frequency Structural
Simulator (HFSS) v.13 setelah itu desain ini import ke program CST untuk
lebih meyakinkan desain antena yang dirancang. Setelah tahapan simu-
lasi, selanjutnya dibuat prototipe agar dapat dilakukan pengukuran secara
langsung untuk membandingkan kinerja hasil simulasi dengan pengukuran
secara langsung guna menilai keberhasilan perancangan antena.
Spesifikasi sistem yang digunakan pada perancangan antena meng-
gunakan software Ansoft High Frequency Structural Simulator (HFSS) v.13
adalah prosessor 1.90 GHz, hard drive space (untuk software HFSS) 1 Te-
ra, dan RAM 4 GB. Sedangkan untuk optimalnya, konfigurasi minimum yang
direkomendasikan untuk Platform Windows adalah processor 1 GHz, hard
drive space (untuk software HFSS dan temporary files) 500 MB, dan RAM 2
GB. Sistem operasi yang yang mendukung adalah Windows 7 dan Windows
8 32-bit operating system.
Awal Perancangan yaitu simulasi perancangan antena menggunak-
an software HFSS v.13 hingga diperoleh parameter dengan performansi
yang diharapkan setelah memperoleh nilai yang diinginkan desain antena
tersebut di import ke program CST untuk lebih meyakinkan hasil rancang-
26
an antena tersebut. Langkah berikutnya pembuatan prototipe yang terbuat
dari bahan yang sesuai dengan material pada perancangan menggunakan
software. Prototipe yang dibuat selanjutnya diintegrasikan dengan sistem
transmisi daya nirkabel dan mikrokontroller. Tahapan terakhir merupakan
tahapan utama yaitu pengukuran kinerja sistem antena yang telah dibuat
dan implementasi ke perangkat transmisi daya nirkabel dengan mengukur
tegangan input dan output pada sistem.
A. Parancangan Antena Microstrip
Tahapan perancangan awal antena microstrip menggunakan software
Ansoft High Frequency Structural Simulator (HFSS) v.13 dilakukan dengan
mengadopsi dimensi desain dan semua spesifikasi antena yang telah diran-
cang pada penelitian yang dijadikan rujukan utama. (Palantei dkk, 2008).
Dengan simulator Ansoft HFSS v.13 diperoleh parameter-parameter penting
yang menunjukkan performansi suatu antena diantaranya koefisien refleksi
(S11) dan penguatan.
A.1. Simulasi Perancangan Antena Microstrip
Parameter penting dalam mendesain sebuah antena microstrip yaitu
frekuensi operasi (fo) yang beresonansi pada frekuensi 2.4 2,5 GHz. Impe-
dansi terminal koaksial konektor SMA 50 . Setiap substrate dielektrik memi-
liki parameter yang berbeda beda. Bahan dielektrik yang digunakan dalam
desain ini adalah FR4-Epoxy dengan permitivitas relative (r = 4.4), dielektrik
loss tangent (tan = 0.02) dan ketebalan substrate (h = 1.6 mm). Pemilihan
bahan substrat ini berdasarkan kemudahan memperolehnya, karena sering
digunakan untuk produksi massal produk-produk konsumer elektronik.
Berdasarkan referensi yang diperoleh sebelumnya dirancanglah an-
tena sesuai dimensi berdasarkan teori, namun pada kenyataannya model
27
ini sudah biasa terlihat pada beberapa referensi yang ada sehingga terpi-
kirlah untuk mendesain model pesawat terbang seperti yang terlihat seperti
Gambar 8 dan Gambar 9 dibawah ini.
Gambar 8: Desain antena microstrip tampak bawah
Gambar 9: Desain antena microstrip tampak atas
A.2. Perancangan Layout Antena
Berdasarkan hasil perancangan pada software Ansoft HFSS v.13 se-
perti pada Gambar 8 dan Gambar 9 maka dibuat prototipe antena micros-
28
trip. Proses pembuatan prototipe antena microstrip menggunakan bahan
dan alat diantaranya PCB FR4-Epoxy dual layer, software CorelDraw Gra-
phics Suite X3, SMA Connector, seperangkat alat bor, ferit, kertas transpa-
per, kertas gosok dan seperangkat alat solder.
Desain yang diperoleh berdasarkan hasil perancangan seperti pada
gambar diatas selanjutnya dibuat layout pada Printed Circuit Board (PCB).
Adapun tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Membuat model patch sesuai Gambar 8 dan Gambar 9 pada software
CorelDraw Graphics Suite X3;
2. Hasil desain gambar antena dari corel draw dipindahkan kedalam for-
mat .pdf untuk mempermudah saat diprint (ukuran sudah tidak beru-
bah);
3. Print gambar tersebut menggunakan print laser dan jenis kertas trans-
paper;
4. Tempelkan kertas transpaper tersebut pada PCB dual layer;
5. Setrika kertas transpaper agar gambar desain antenanya menempel
pada PCB, setrika hingga gambar tersebut menempel dengan baik
pada PCB;
6. Rendam PCB tersebut pada larutan ferit, tunggu beberapa menit;
7. Bersihkan PCB dengan menggunakan kertas gosok;
8. Pasang SMA connector pada feed line. Hasilnya seperti terlihat pada
pada Gambar 10.
B. Perancangan Sistem Transmisi Daya Nirkabel
Perancangan sistem transmisi daya nirkabel terbagi atas tiga tahap.
Tahap pertama, pada sisi pemancar. Tahap kedua, pada sisi penerima dan
29
Gambar 10: Hasil rancangan prototipe antena microtrip
tahap ketiga, pada rangkaian kontrol sekaligus komunikasi yang menggu-
nakan arduino.
Pada sisi pemancar terdapat RF generator, rangkaian kontrol dan An-
tena switch beam. RF generator yang tersedia di laboratorium Telemati-
ka mempunyai spesifikasi daya maksimum yang dapat dihasilkan sebesar
17dBm atau setara dengan 50,11 mW. Antena yang digunakan pada sisi
transmitter berupa antena directional yang diswitch beam antenanya meng-
gunakan mikrocontroller. Antena ini merupakan hasil desain Didi Satriawan
dan Yusnaedi. Model antenanya berbentuk kupu-kupu. Dalam aplikasi-
nya antena ini digunakan pada sisi receiver untuk menyerap gelombang
elektromagnetik dan mengubahnya kedalam tegangan DC. Sehingga dapat
diperoleh tegangan optimum yang diperoleh dari empat arah beam. Ante-
na ini bekerja pada frekuensi 2,4-2,5 GHz sehingga dapat digunakan pada
penelitian transmisi daya nirkabel. Hanya saja berubah fungsi, yang awal-
nya pada penelitian sebelumnya antena ini diletakkan pada sisi receiver na-
mun pada penelitian transmisi daya nirkabel diletakkan pada sisi pemancar
yang berfungsi meradiasikan gelombang elektromagnetik dengan menga-
tur beam antena. Pada sisi pemancar antena ini dihubungkan dengan relay
dan arduino. Relay disini berfungsi sebagai switch. Adapun arduino un-
tuk memprogram seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
scanning pada dua arah beam.
30
Pada sisi penerima terdapat blok diagram rectenna, penguat dc, filter
dan baterai. Rectenna ini merupakan antena dan rectifier dimana antena
yang didesain merupakan antena mikrostrip dan rectifier berupa double dio-
da schottky. Dioda Schottky adalah tipe khusus dari dioda dengan tegangan
yang rendah. Ketika arus mengalir melalui diode akan ditahan oleh hambat-
an internal, yang menyebabkan tegangannya menjadi kecil di terminal dio-
da. Dioda normal antara 0.7-1.7 volt, sementara dioda Schottky tegangan
kira-kira antara 0.15-0.45 volt. Dioda Schottky menggunakan simpangan
logam - semikonduktor sebagai sawar Schottky (dari sebuah simpangan
semikonduktor - semikonduktor seperti dalam diode konvensional). Sawar
Schottky ini dihasilkan dengan waktu kontak yang sangat cepat dan tegang-
an yang rendah.
Perbedaan yang paling penting antara p-n dan dioda Schottky adalah
dari membalikkannya waktu pemulihan, ketika beralih dari keadaan tidak
menghantarkan ke keadaan menghantarkan dan sebaliknya. Dimana da-
lam diode p-n waktu pemulihan balik dapat dalam orde ratusan nano-detik
dan kurang dari 100 nano-detik untuk diode cepat. Tahap ketiga adalah
rangkaian kontrol yang terdiri atas mikrocontroller dan rangkaian RF yang
berfungsi sebagai rangkaian komunikasi antar perangkat untuk mengetahui
level tegangan baterai. Mikrocontroller berfungsi untuk menswitch beam an-
tena dan menahan arah ketika telah melakukan scanning dan memperoleh
tegangan yang lebih kecil. Beberapa blok diagram receiver transmisi daya
nirkabel : rectifier, penguat, rangkaian komunikasi.
B.1. Rectifier
Rancangan sirkit dapat dilihat pada Gambar 11 dan Gambar 12. Re-
ctifier hasil prototype diatas berukuran 2,5 x 2 cm pada PCB single layer.
Rectifier yang terdiri atas beberapa komponen pasif seperti kapasitor, in-
duktor , resistor dan dioda. Diode berfungsi sebagai penyearah gelombang
31
radio yang berasal dari antenna. Kapasitor, inductor dan resistor berfungsi
sebagai filter untuk memilih daerah frekuensi yang diinginkan.
Gambar 11: Hasil prototipe rectifier double diode schottky (Tampak Atas)
Gambar 12: Hasil prototipe rectifier double diode schottky (Tampak Bawah)
B.2. Rangkaian Penguat dan Rangkaian Kontrol
Gambar 17 dan 14 merupakan layout rangkaian penguat dan rangka-
ian kontrol yang dibuat pada software Altium. Dimensi rangkaian penguat
tersebut sebesar 8,6 x 5,5 cm yang dicetak pada PCB single layer. Rang-
kaian penguat dan rangkaian kontrol diletakkan pada PCB yang berbeda.
Pada rangkaian penguat terdiri atas kapasitor, induktor, dioda, resistor dan
IC MC3406A. IC MC3406A merupakan komponen pada sirkit penguat yang
berfungsi sebagai konversi DC ke DC yang memiliki nilai masukan 3 Volt
32
sampai 40 Volt. Keluaran rangkaian dipasang L7805CV yang berfungsi se-
bagai regulator (pembatas tegangan) sebesar 5 Volt. Sensor arus meng-
gunakan shunt resistor dan IC LM324N yang berfungsi sebagai penguat
tegangan dari sensor arus.
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
D D
C C
B B
A A
Title
Number RevisionSize
A
Date: 3/1/2018 Sheet ofFile: E:\KULIAH KULIAH KULIAH\..\july_2.SchDocDrawn By:
GND
GND
ATAD1
VCC2
GND3
TRANSMITTERRF1
MODUL RF 433MHZ TRANSMITTER
VCC1
DATA2
DATA3
RECEIVER
GND4
RF2
MODUL RF 433MHZ RECEIVER
+5
+5
GND
GND
+5RL1RL2
GND+5SW1SW2SW3
RESET
ERS
DB5DB4
DB7DB6
L1
BUZZ
R1
102, 0805
1
23
J2
PWR2.5
-2
+3
411
1
IC1ALM324R5
47 1W
R4
102, 0805
R6
102, 0805
R3
102, 0805
R8102, 0805
GND GND
+5
VBUS1
D-2
D+3
GND4
J1
787761-1
GND
OUT11
OUT1
SWC 1
SWE 2
TCAP 3GND4
-VIN5 VCC 6
IPK7
DRVC8U1
MC34063AD
L2
170uH
D1IN4002
R7
473, 0805
R9222, 0805
C3CPOL 1000u/16V
GNDGND
C1CPOL 1000u/16V
GND
R2
0.22R, 0805
GND GND
C4100N MKM
GND
OUT 3IN1
GN
D2
IC2
AN7805 TO220
GND
C2CPOL 1000u/16V
GND
12
P3
WHITEH2P
12
P2
WHITEH2P
GND GND
1 2
P1
WHITEH2P
+5
R10
180R
RX 2
TX 1
PWM3 6
PWM2 5
PWM5 8
PWM4 7
PWM7 10
PWM6 9
PWM8 11
PWM10 13
PWM9 12
PWM11 14PWM1316 PWM12 15
A120 A019
A221
A423 A322
A524
IOREF18 3.3V17
RESET 35V27
GND29
GND 4
VIN30
ARDUINO
RESET28
A625
A726
ARDUINO1
ARDUINO NANO
SWC 1
SWE 2
TCAP 3GND4
-VIN5 VCC 6
IPK7
DRVC8U2
MC34063AD
L3
170uH
D2IN4002
R13
473, 0805
R14222, 0805
C6CPOL 1000u/16V
GNDGND
C5CPOL 1000u/16V
GND
R11
0.22R, 0805
GND GND
C7100N MKM
GND
R12
180R
1 2
P4
WHITEH2P
-13
+1214
IC1D
LM324
OUT1OUT11
R15102, 0805
1K
R16RPot
GND
12
P5
WHITEH2P
PIARDUINO101
PIARDUINO102
PIARDUINO103
PIARDUINO104
PIARDUINO105
PIARDUINO106
PIARDUINO107
PIARDUINO108
PIARDUINO109
PIARDUINO1010
PIARDUINO1011
PIARDUINO1012
PIARDUINO1013
PIARDUINO1014
PIARDUINO1015 PIARDUINO1016
PIARDUINO1017
PIARDUINO1018
PIARDUINO1019
PIARDUINO1020
PIARDUINO1021
PIARDUINO1022
PIARDUINO1023
PIARDUINO1024
PIARDUINO1025
PIARDUINO1026
PIARDUINO1027
PIARDUINO1028
PIARDUINO1029
PIARDUINO1030
COARDUINO1
PIC101
PIC102 COC1
PIC201
PIC202 COC2
PIC301
PIC302
COC3 PIC401
PIC402 COC4
PIC501 PIC502
COC5
PIC601
PIC602
COC6 PIC701
PIC702 COC7
PID101 PID102
COD1 PID201
PID202 COD2 PIIC101
PIIC102
PIIC103
PIIC104
PIIC1011
COIC1A
PIIC1012
PIIC1013
PIIC1014
COIC1D
PIIC201
PIIC202
PIIC203
COIC2
PIJ101
PIJ102
PIJ103
PIJ104
PIJ105
PIJ106
COJ1
PIJ201
PIJ202
PIJ203
COJ2
PIL101 PIL102
COL1
PIL201 PIL202
COL2
PIL301 PIL302 COL3
PIP101 PIP102
COP1
PIP201
PIP202
COP2
PIP301
PIP302
COP3
PIP401 PIP402
COP4
PIP501
PIP502
COP5
PIR101 PIR102 COR1
PIR201 PIR202 COR2
PIR301 PIR302 COR3
PIR401 PIR402 COR4
PIR501
PIR502 COR5
PIR601 PIR602 COR6
PIR701 PIR702 COR7
PIR801
PIR802 COR8
PIR901
PIR902
COR9
PIR1001 PIR1002 COR10
PIR1101 PIR1102 COR11
PIR1201 PIR1202 COR12
PIR1301 PIR1302 COR13
PIR1401
PIR1402
COR14
PIR1501
PIR1502 COR15
PIR1601 PIR1602
PIR1603
COR16
PIRF101
PIRF102
PIRF103
CORF1
PIRF201
PIRF202
PIRF203
PIRF204
CORF2
PIU101
PIU102
PIU103 PIU104
PIU105
PIU106
PIU107
PIU108
COU1
PIU201
PIU202
PIU203 PIU204
PIU205
PIU206
PIU207
PIU208
COU2
PIARDUINO1027
PIC201
PIIC104
PIIC203
PIR101
PIR501
PIR601
PIRF102
PIRF201
PIARDUINO104
PIC102
PIC202 PIC302 PIC402
PIC502
PIC602 PIC702
PIIC1011
PIIC202
PIJ104
PIJ105
PIJ106
PIJ202
PIJ203
PIL102
PIP202 PIP302
PIR801
PIR902
PIR1402
PIR1501
PIRF103
PIRF204
PIU102
PIU104
PIU202
PIU204
PIARDUINO101
PIARDUINO102
PIARDUINO103
PIARDUINO105
PIRF101
PIARDUINO106 PIRF202
PIARDUINO107 PORL2 PIARDUINO108 PORL1 PIARDUINO109 PORS PIARDUINO1010 POE PIARDUINO1011 PODB4 PIARDUINO1012 PODB5 PIARDUINO1013 PODB6 PIARDUINO1014 PODB7 PIARDUINO1015 PIARDUINO1016 POBUZZ
PIARDUINO1017
PIARDUINO1018
PIARDUINO1020
PIARDUINO1021
PIARDUINO1022
PIARDUINO1023
PIARDUINO1024 POSW3 PIARDUINO1025 POSW2 PIARDUINO1026 POSW1
PIARDUINO1028 PORESET PIARDUINO1029
PIARDUINO1030
PIC101
PIP101
PIP201
PIR201
PIU106
PIC301
PID102
PIP401 PIR701
PIC401
PIU103
PIC501
PIP402
PIR1101
PIU206
PIC601
PID202
PIIC201
PIR1301
PIC701
PIU203
PID101
PIL202
PIU101
PID201
PIL302
PIU201 PIIC102
PIR301
PIR402
PIIC103
PIR602
PIR802
PIIC101
PIIC1012
PIR302
POOUT11
PIIC1013
PIR1502 PIR1602
PIARDUINO1019
PIIC1014
PIR1601
PIR1603
POOUT1
PIJ101
PIP502
PIJ102
PIJ103
PIJ201
PIP102
PIP301
PIL101 PIR102
PIL201
PIR202
PIR1001
PIU107
PIL301
PIR1102
PIR1201
PIU207
PIP501
PIR401
PIR502
PIR702
PIR901
PIU105
PIR1002 PIU108
PIR1202 PIU208
PIR1302
PIR1401
PIU205
PIRF203
POBUZZ
PODB4 PODB5 PODB6 PODB7
POE POOUT1 POOUT11
PORESET
PORL1 PORL2
PORS
POSW1 POSW2 POSW3
Gambar 13: Skematik rangkaian penguat
PAARDUINO1016
PAARDUINO109 PAARDUINO1010 PAARDUINO1011 PAARDUINO1012 PAARDUINO1013 PAARDUINO1014 PAARDUINO1015
PAARDUINO1017 PAARDUINO1018 PAARDUINO1024 PAARDUINO1023 PAARDUINO1022 PAARDUINO1021 PAARDUINO1020 PAARDUINO1019 PAARDUINO1030 PAARDUINO1029 PAARDUINO1028 PAARDUINO1027 PAARDUINO1026 PAARDUINO1025
PAARDUINO108 PAARDUINO107 PAARDUINO106 PAARDUINO105 PAARDUINO104 PAARDUINO103 PAARDUINO102 PAARDUINO101 COARDUINO1
PAC101
PAC102 COC1
PAC201
PAC202 COC2
PAC301
PAC302 COC3
PAC402 PAC401 COC4
PAC601
PAC602 COC6
PAC702 PAC701 COC7
PAD101
PAD102
COD1
PAD201
PAD202
COD2
PAIC108 PAIC109 PAIC1010 PAIC1011 PAIC1012 PAIC1013 PAIC1014
PAIC107 PAIC106 PAIC105 PAIC104 PAIC103 PAIC102 PAIC101
COIC1
PAIC203 PAIC202 PAIC201
COIC2
PAJ103
PAJ104
PAJ102
PAJ101
PAJ106
PAJ105 COJ1
PAJ201 PAJ202 PAJ203
COJ2
PAL101 PAL102
COL1
PAL201
PAL202 COL2
PAL301
PAL302 COL3
PAP102 PAP101 COP1
PAP202 PAP201 COP2
PAP302 PAP301 COP3
PAP402
PAP401
COP4
PAP502 PAP501 COP5
PAR102 PAR101 COR1
PAR202 PAR201 COR2
PAR302
PAR301 COR3
PAR402 PAR401 COR4
PAR501
PAR502
COR5
PAR602
PAR601 COR6
PAR702 PAR701 COR7
PAR802
PAR801 COR8
PAR902
PAR901 COR9 PAR1001
PAR1002 COR10
PAR1102 PAR1101 COR11
PAR1202
PAR1201
COR12
PAR1302 PAR1301 COR13
PAR1402
PAR1401
COR14
PAR1502 PAR1501 COR15
PAR1601
PAR1602 PAR1603
COR16
PARF101 PARF102 PARF103
CORF1
PARF201 PARF202 PARF203 PARF204
CORF2
PAU105 PAU106 PAU107 PAU108
PAU104 PAU103 PAU102 PAU101 COU1
PAU205 PAU206 PAU207 PAU208
PAU204 PAU203 PAU202 PAU201 COU2
PAARDUINO1027
PAC201
PAIC104
PAIC203
PAR101
PAR501
PAR601
PARF102 PARF201
PAARDUINO104
PAC102 PAC202 PAC302
PAC402
PAC602
PAC702
PAIC1011
PAIC202
PAJ104 PAJ105
PAJ106 PAJ202 PAJ203
PAL102
PAP202
PAP302
PAR801
PAR902 PAR1402
PAR1501
PARF103
PARF204
PAU102 PAU104 PAU202 PAU204
PAARDUINO105
PARF101
PAARDUINO106
PARF202
PAARDUINO107 PAARDUINO108 PAARDUINO109 PAARDUINO1010 PAARDUINO1011 PAARDUINO1012 PAARDUINO1013 PAARDUINO1014
PAARDUINO1016 PAARDUINO1019
PAIC1014
PAR1601 PAR1603
PAARDUINO1024 PAARDUINO1025 PAARDUINO1026 PAARDUINO1028
PAC101
PAP101
PAP201 PAR201 PAU106
PAC301
PAD102 PAP401 PAR701
PAC401
PAU103
PAP402
PAR1101
PAU206
PAC601
PAD202 PAIC201
PAR1301
PAC701
PAU203 PAD101 PAL202 PAU101
PAD201 PAL302 PAU201
PAIC101
PAIC1012
PAR302
PAIC102 PAR301 PAR402 PAIC103 PAR602
PAR802
PAIC1013 PAR1502
PAR1602
PAJ101
PAP502
PAJ201 PAP102
PAP301 PAL101 PAR102
PAL201 PAR202
PAR1001
PAU107 PAL301 PAR1102
PAR1201
PAU207
PAP501
PAR401
PAR502 PAR702
PAR901 PAU105 PAR1002 PAU108 PAR1202 PAU208
PAR1302
PAR1401 PAU205
Gambar 14: Layout rangkaian penguat tampak bawah
Rangkaian kontrol yang terdiri dari Arduino Nano, relay, LCD penam-
pil, tactile switch dan modul RF. LCD akan menampilkan nilai arus pengisi-
an pada masing-masing rangkaian penguat. Relay berfungsi sebagai saklar
yang menghubungkan masukan RF generator ke antena.
33
PAARDUINO1016
PAARDUINO109 PAARDUINO1010 PAARDUINO1011 PAARDUINO1012 PAARDUINO1013 PAARDUINO1014 PAARDUINO1015
PAARDUINO1017 PAARDUINO1018 PAARDUINO1024 PAARDUINO1023 PAARDUINO1022 PAARDUINO1021 PAARDUINO1020 PAARDUINO1019 PAARDUINO1030 PAARDUINO1029 PAARDUINO1028 PAARDUINO1027 PAARDUINO1026 PAARDUINO1025
PAARDUINO108 PAARDUINO107 PAARDUINO106 PAARDUINO105 PAARDUINO104 PAARDUINO103 PAARDUINO102 PAARDUINO101 COARDUINO1
PAC101
PAC102 COC1
PAC201
PAC202 COC2
PAC301
PAC302 COC3
PAC402 PAC401 COC4
PAC601
PAC602 COC6
PAC702 PAC701 COC7
PAD101
PAD102
COD1
PAD201
PAD202
COD2
PAIC108 PAIC109 PAIC1010 PAIC1011 PAIC1012 PAIC1013 PAIC1014
PAIC107 PAIC106 PAIC105 PAIC104 PAIC103 PAIC102 PAIC101
COIC1
PAIC203 PAIC202 PAIC201
COIC2
PAJ103
PAJ104
PAJ102
PAJ101
PAJ106
PAJ105 COJ1
PAJ201 PAJ202 PAJ203
COJ2
PAL101 PAL102
COL1
PAL201
PAL202 COL2
PAL301
PAL302 COL3
PAP102 PAP101 COP1
PAP202 PAP201 COP2
PAP302 PAP301 COP3
PAP402
PAP401
COP4
PAP502 PAP501 COP5
PAR102 PAR101 COR1
PAR202 PAR201 COR2
PAR302
PAR301 COR3
PAR402 PAR401 COR4
PAR501
PAR502
COR5
PAR602
PAR601 COR6
PAR702 PAR701 COR7
PAR802
PAR801 COR8
PAR902
PAR901 COR9 PAR1001
PAR1002 COR10
PAR1102 PAR1101 COR11
PAR1202
PAR1201
COR12
PAR1302 PAR1301 COR13
PAR1402
PAR1401
COR14
PAR1502 PAR1501 COR15
PAR1601
PAR1602 PAR1603
COR16
PARF101 PARF102 PARF103
CORF1
PARF201 PARF202 PARF203 PARF204
CORF2
PAU105 PAU106 PAU107 PAU108
PAU104 PAU103 PAU102 PAU101 COU1
PAU205 PAU206 PAU207 PAU208
PAU204 PAU203 PAU202 PAU201 COU2
PAARDUINO1027
PAC201
PAIC104
PAIC203
PAR101
PAR501
PAR601
PARF102 PARF201
PAARDUINO104
PAC102 PAC202 PAC302
PAC402
PAC602
PAC702
PAIC1011
PAIC202
PAJ104 PAJ105
PAJ106 PAJ202
PAJ203
PAL102
PAP202
PAP302
PAR801
PAR902 PAR1402
PAR1501
PARF103
PARF204
PAU102 PAU104 PAU202 PAU204
PAARDUINO105
PARF101
PAARDUINO106
PARF202
PAARDUINO107 PAARDUINO108 PAARDUINO109 PAARDUINO1010 PAARDUINO1011 PAARDUINO1012 PAARDUINO1013 PAARDUINO1014
PAARDUINO1016 PAARDUINO1019
PAIC1014
PAR1601 PAR1603
PAARDUINO1024 PAARDUINO1025 PAARDUINO1026 PAARDUINO1028
PAC101
PAP101
PAP201 PAR201 PAU106
PAC301
PAD102 PAP401 PAR701
PAC401
PAU103
PAP402
PAR1101
PAU206
PAC601
PAD202 PAIC201
PAR1301
PAC701
PAU203 PAD101 PAL202 PAU101
PAD201 PAL302 PAU201
PAIC101
PAIC1012
PAR302
PAIC102 PAR301 PAR402 PAIC103 PAR602
PAR802
PAIC1013 PAR1502
PAR1602
PAJ101
PAP502
PAJ201 PAP102
PAP301 PAL101 PAR102
PAL201 PAR202
PAR1001
PAU107 PAL301 PAR1102
PAR1201
PAU207
PAP501
PAR401
PAR502 PAR702
PAR901 PAU105 PAR1002 PAU108 PAR1202 PAU208
PAR1302
PAR1401 PAU205
Gambar 15: Layout rangkaian penguat tampak atas
1
1
2
2
3
3
4
4
D D
C C
B B
A A
Title
Number RevisionSize
A
Date: 3/1/2018 Sheet ofFile: E:\KULIAH KULIAH KULIAH\..\july.SchDocDrawn By:
GNDGND
GND GNDGND
GND
ATAD1
VCC2
GND3
TRANSMITTERRF1
MODUL RF 433MHZ TRANSMITTER
VCC1
DATA2
DATA3
RECEIVER
GND4
RF2
MODUL RF 433MHZ RECEIVER
+5
+5
GND
GND
+5
Q1MMBT3904
+5
GND
12
P2
WHITEH2P
12
P1
WHITEH2P
RL1
Q2MMBT3904
+5
GND
12
P3
WHITEH2P
RL2
RL1RL2
GND+5
12
SW1SWPBKECIL2P
12
SW2SWPBKECIL2P
12
SW3SWPBKECIL2P
12
SW4SWPBKECIL2P
GND
SW1 SW2 SW3 RESET
SW1SW2SW3
RESETGND
+5
DB7
DB6
DB5
DB4
+5GND
+5
GND
ERS
ERS
DB5DB4
DB7DB6
+5
+5
L2
L3
L1
GND
D1IN4002
C1CPOL 1000u/16V
C2CPOL 1000u/16V
BZ1
BUZZERQ3MMBT3904BUZZ
GND
BUZZ
+5
FB 4
VIN2
ON/OFF5
GND3 TAB 6
OUT 1U1
LM2595S-5.0
L4
Inductor
R2
102, 0805
R3
102, 0805
R7
102, 0805
R1
102, 0805
R4102, 0805
R5
102, 0805
1
23
J1
PWR2.5
D2IN4148
D3IN4148
RX 2
TX 1
PWM3 6
PWM2 5
PWM5 8
PWM4 7
PWM7 10
PWM6 9
PWM8 11
PWM10 13
PWM9 12
PWM11 14PWM1316 PWM12 15
A120 A019
A221
A423 A322
A524
IOREF18 3.3V17
RESET 35V27
GND29
GND 4
VIN30
ARDUINO
RESET28
A625
A726
ARDUINO1
ARDUINO NANO
VSS
1V
DD
2
DB
714
DB
613
DB
512
DB
411
DB
310
DB
29
DB
18
DB
07
RS4
R/W
5E
6
Cont
3
+BL
15
-BL
16
LCD1
354
12
687
RLY1RELAY DPDT
354
12
687
RLY2RELAY DPDT
VR1
PIARDUINO101
PIARDUINO102
PIARDUINO103
PIARDUINO104
PIARDUINO105
PIARDUINO106
PIARDUINO107
PIARDUINO108
PIARDUINO109
PIARDUINO1010
PIARDUINO1011
PIARDUINO1012
PIARDUINO1013
PIARDUINO1014
PIARDUINO1015 PIARDUINO1016
PIARDUINO1017
PIARDUINO1018
PIARDUINO1019
PIARDUINO1020
PIARDUINO1021
PIARDUINO1022
PIARDUINO1023
PIARDUINO1024
PIARDUINO1025
PIARDUINO1026
PIARDUINO1027
PIARDUINO1028
PIARDUINO1029
PIARDUINO1030
COARDUINO1
PIBZ101
PIBZ102
COBZ1
PIC101
PIC102 COC1
PIC201
PIC202 COC2
PID101
PID102 COD1
PID201
PID202 COD2
PID301
PID302 COD3
PIJ101
PIJ102
PIJ103
COJ1
PIL101 PIL102
COL1
PIL201 PIL202
COL2
PIL301 PIL302
COL3
PIL401 PIL402
COL4
PILCD101 PILCD102 PILCD103 PILCD104 PILCD105 PILCD106 PILCD107 PILCD108 PILCD109 PILCD1010 PILCD1011 PILCD1012 PILCD1013 PILCD1014 PILCD1015 PILCD1016 COLCD1
PIP101
PIP102
COP1
PIP201
PIP202
COP2
PIP301
PIP302
COP3
PIQ101
PIQ102
PIQ103
COQ1
PIQ201
PIQ202
PIQ203
COQ2
PIQ301
PIQ302
PIQ303
COQ3
PIR101 PIR102 COR1
PIR201 PIR202 COR2
PIR301 PIR302
COR3
PIR401
PIR402 COR4
PIR501 PIR502
COR5
PIR701 PIR702 COR7
PIRF101
PIRF102
PIRF103
CORF1
PIRF201
PIRF202
PIRF203
PIRF204
CORF2
PIRLY101
PIRLY102
PIRLY103
PIRLY104 PIRLY105
PIRLY106
PIRLY107 PIRLY108
CORLY1
PIRLY201
PIRLY202
PIRLY203
PIRLY204 PIRLY205
PIRLY206
PIRLY207 PIRLY208
CORLY2 PISW101
PISW102 COSW1
PISW201
PISW202 COSW2
PISW301
PISW302 COSW3
PISW401
PISW402 COSW4
PIU101 PIU102
PIU103
PIU104 PIU105
PIU106
COU1
PIVR101 PIVR102
PIVR103
COVR1
PIARDUINO1027
PIBZ101
PIC201
PID202
PID302
PIL402
PILCD102
PIR101
PIR401
PIR502
PIRF102
PIRF201
PIRLY101
PIRLY201
PIU104
PIARDUINO104
PIC102
PIC202 PID101
PIJ102
PIJ103
PIL102
PILCD101 PILCD105 PILCD1016
PIQ103
PIQ203
PIQ303
PIRF103
PIRF204
PISW101 PISW201 PISW301 PISW401
PIU103
PIU105
PIU106
PIVR103
PIARDUINO101
PIARDUINO102
PIARDUINO103
PIARDUINO105
PIRF101
PIARDUINO106 PIRF202
PIARDUINO107
PIR301 PORL2
PIARDUINO108
PIR201 PORL1
PIARDUINO109
PILCD104
PORS
PIARDUINO1010
PILCD106
POE
PIARDUINO1011
PILCD1011
PODB4
PIARDUINO1012
PILCD1012
PODB5
PIARDUINO1013
PILCD1013
PODB6
PIARDUINO1014
PILCD1014
PODB7
PIARDUINO1015
PIARDUINO1017
PIARDUINO1018
PIARDUINO1019
PIARDUINO1020
PIARDUINO1021
PIARDUINO1022
PIARDUINO1023
PIARDUINO1024
PISW302 POSW3
PIARDUINO1025
PISW202 POSW2
PIARDUINO1026
PISW102 POSW1
PIARDUINO1028
PISW402 PORESET
PIARDUINO1029
PIARDUINO1030
PIBZ102 PIQ302 PIC101
PIJ101 PIU102
PID102
PIL401 PIU101
PID201
PIQ102
PIRLY102
PID301
PIQ202
PIRLY202
PIL101 PIR102
PIL201 PIR202 PIL202 PIQ101
PIL301 PIR302 PIL302 PIQ201
PILCD103
PIVR102
PILCD107 PILCD108 PILCD109 PILCD1010 PILCD1015 PIR402
PIP101
PIRLY103 PIRLY106
PIRLY203 PIRLY206
PIP102
PIP202
PIP302
PIP201
PIRLY104 PIRLY107
PIP301
PIRLY204 PIRLY207
PIQ301 PIR702
PIR501
PIVR101
PIARDUINO1016
PIR701
POBUZZ
PIRF203
PIRLY105 PIRLY108
PIRLY205 PIRLY208
POBUZZ
PODB4 PODB5 PODB6 PODB7
POE
PORESET
PORL1 PORL2
PORS
POSW1 POSW2 POSW3
Gambar 16: Skematik rangkaian kontrol
34
0 coo
0\,
Gambar 17: Layout rangkaian kontrol tampak bawah
RF2
UR1 ARDUINOl
(111t RF1
OUT-RF_2 821
Jl C2
OUT-RF _1 IN-RF
DC-IN
L30$ P3rnJ
L1 RLV2
0 P2~g I _J Cl Li
o~ L20~ RLVl Pim]
Gambar 18: Layout rangkaian kontrol tampak atas
Gambar 19: Prototipe rangkaian penguat DC
B.3. Pengukuran Antena Microstrip
Pengukuran antena dilakukan setelah tahap perancangan prototipe
antena telah selesai. Pengukuran dilakukan untuk menilai keberhasilan
perancangan antena dengan membandingkannya terhadap hasil simulasi
pada software Ansoft HFSS v.13 dan CST. Hasil pengukuran antena yang
35
akan digunakan sebagai tolak ukur kelayakan antena yang dirancang terha-
dap spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya kemudian akan dilakukan
analisa terhadap penyimpangan yang terjadi.
Pengukuran dilakukan meliputi pengukuran port tunggal (koefisien re-
fleksi S11) dan pengukuran gain. Pengukuran idealnya dilakukan dalam ru-
angan anechoic chamber yang mampu menyerap gelombang elektromag-
netik sehingga mengurangi pantulan dan interferensi gelombang lain se-
hingga tingkat keakuratan hasil pengukuran menjadi lebih presisi. Namun
karena ketiadaan ruang anchoic chamber, sehingga pengukuran hanya di-
lakukan menggunakan instrument peralatan yang ada bertempat di ruang
Laboratorium Telematika Radio dan Microwave Jurusan Elektro Fakultas
Teknik Universitas Hasanuddin. Beberapa parameter utama yang dilakukan
pengukuran adalah koefisien refleksi S11, penguatan (gain) antena.
B.4. Pengukuran Port Tunggal
Parameter-parameter antena yang dapat diukur dalam pengukuran
port tunggal meliputi pengukuran koefisien refleksi S11. Pengukuran pa-
rameter tersebut menggunakan alat ukur Network Analyzer ENA Series
E5071C 100 kHz 8.5 GHz (Gambar 20).
Pengukuran dilakukan setelah dilakukan kalibrasi pada network ana-
lyzer. Pengukuran port tunggal dilakukan pada port 2 network analyzer.
Adapun prosedur pengukuran pada network analyzer diuraikan sebagai
berikut :
1. Setelah kalibrasi dilakukan, hubungkan konektor input 50 pada ante-
na yang akan diukur pada probe yang terpasang di NA.
2. Untuk menampilkan rentang frekuensi sebagai pengamatan, gunakan
tombol start dan tombol stop pada NA. Network analyzer ini hanya
menampilkan frekuensi 100 KHz sampai 8.5 GHz.
36
Gambar 20: Network Analyzer ENA Series E5071C
3. Tampilkan parameter-parameter yang akan dilihat hasil pengukuran-
nya dengan menekan tombol format yang terdapat pada NA, kemudi-
an pilih parameter satu per satu.
4. Tombol log mag untuk menampilkan grafik return loss terhadap freku-
ensi kerjanya, tombol SWR untuk menampilkan grafik VSWR terhadap
frekuensi kerjanya, dan tombol smith chart untuk menampilkan besar
impedansi pada frekuensi kerjanya.
5. Pengukuran bandwidth dari grafik VSWR terhadap frekuensi kerjanya.
Dalam grafik tersebut dapat dilihat frekuensi kerja untuk VSWR = 2 lalu
nilai-nilai frekuensi tersebut nantinya disebut frekuensi atas (fH) dan
frekuensi bawah (fL). Kedua frekuensi tersebut dikurangkan sehingga
diperoleh selisih yang disebut bandwidth (BW = fH − fL).
B.5. Pengukuran penguatan (Gain)
Ada dua metode untuk mengukur gain absolut. Kedua metode ini ada-
lah metode dua antena dan metode tiga antena. Kedua metode ini sama-
37
sama menggunakan persamaan Friss seperti ditunjukkan pada persamaan
10 berikut [26]:
(Got)dB = (Gor)dB =1
2
[20log10
(4φR
λ
)+ 10log10
(Pr
Pt
)](III.1)
Konfigurasi peralatan untuk pengukuran gain diperlihatkan pada Gam-
bar 21 berikut.
Gambar 21: Konfigurasi peralatan pengukuran gain
BAB IV
EVALUASI UNJUK KERJA SISTEM
Parameter antena yang dilakukan pengukuran adalah koefisien reflek-
si (S11) dan penguatan (gain). proses analisis mulai dari tahapan peran-
cangan desain dan analisis parameter yang disimulasikan dengan software
Ansoft HFSS v13 dan CST, yang terakhir analisis hasil pengujian pembuat-
an prototipe.
Software Ansoft HFSS v13 dan CST yang digunakan, selain dapat
memodelkan antena juga dapat mengukur beberapa parameter antena yang
penting yaitu koefisien refleksi (S11) serta penguatan (gain)
A. Hasil Desain Antena Mikrostrip
Desain antena microstrip yang dirancang pada software HFSS v.13
dapat dilihat pada Gambar 22 seperti berikut. Antena ini digunakan pada
sisi penerima.
Gambar 22: Desain antena pada software HFSS
39
Dari hasil rancangan antena tersebut diperoleh nilai S11 antena yang
terlihat pada Gambar 23. Nilai S11 sebesar -12,9 pada frekuensi 2,5 GHz.
Gambar 23: Nilai S11 desain antena pada HFSS
Adapun nilai gain antena hasil simulasi pada software HFSS terlihat
pada gambar 23. Nilai gain sebesar 1,84 pada frekuensi 2,5 GHz.
Gambar 24: Nilai Gain desain antena pada HFSS
Setelah diperoleh nilai parameter antena yang diinginkan maka dila-
kukan proses validasi ke software CST untuk lebih meyakinkan hasil yang
diperoleh. Adapun hasil import desain antena pada software CST dapat
dilihat pada Gambar 25.
Adapun nilai S11 dari hasil import desain antena pada software CST
dapat dilihat pada Gambar 26 Nilai S11 sebesar -13,3 dB pada frekuensi
40
Gambar 25: Desain import antena pada software CST
2,5 GHz.
Gambar 26: Nilai S11 desain antena pada CST
Gain desain antena pada software CST dapat dilihat pada Gambar 27
Nilai gain sebesar 1,21 pada frekuensi 2,5 GHz.
Setelah memperoleh nilai S11 dan gain antena hasil validasi pada
software CST maka langkah berikutnya adalah fabrikasi prototipe antena.
Adapun hasil fabrikasi prototipe antena dapat dilihat pada Gambar 10 pada
bab 3. Adapun hasil pengukuran s11 dapat dilihat pada Gambar 28.
Gambar 27. Nilai S11 hasil pengukuran prototipe Sedangkan untuk
nilai gain antena hasil fabrikasi belum dilakukan pengukuran disebabkan
alat di laboratorium yang masih rusak. Sehingga langkah yang dilakukan
41
Gambar 27: Gain antena pada software CST
Gambar 28: Nilai S11 hasil pengukuran prototipe
kedepannya adalah pengukuran gain secara manual.
Analisis hasil simulasi yang dilakukan pada software HFSS dan sof-
tware CST serta hasil penguran nilai S11 dapat dilihat pada Gambar 29.
Dari Gambar 29 terlihat bahwa Grafik nilai S11 Antena menunjukkan
Pada hasil simulasi antena diperoleh nilai S11 dibawah -10 yaitu -12,9 dB
pada HFSS dan -13,3 dB pada CST. Dapat dilihat perbedaan nilai S11 yang
dirancang pada HFSS dan CST tidak jauh berbeda dan telah memenuhi
standar dibawah -10 dB. Pada hasil pengukuran prototype antena dipero-
leh nilai S11 sebesar -11,7 dB. Nilai ini lebih kecil dari hasil simulasi yang
dilakukan pada software HFSS dan CST. Hal ini disebabkan saat proses
42
Gambar 29: Perbandingan nilai S11 simulasi dan pengukuran
fabrikasi yang dilakukan sendiri bukan hasil pemesanan khusus ditempat
pencetakan PCB sehingga pada prosesnya terjadi banyak kekurangan.
B. Hasil Pengukuran Daya Pancar Antena
Setelah melakukan pengukuran parameter antenna (S11) pada VNA
(Vector Network Analyzer) langkah berikutnya menghitung daya pancar an-
tenna pada power meter. Untuk mengukur daya pancar antenna, dilakukan
pengukuran output Generator RF pada sisi pemancar menggunakan power
meter.
Pada sisi pemancar, terdapat Generator RF dan antenna pemancar.
Pengujian Generator RF terlihat Pada Gambar 30. Output Generator RF
merupakan input antenna pengirim yang akan dipancarkan ke ruang bebas.
Pada Gambar 30 jelas terlihat yang terbaca pada display Generator
RF sebesar 0 dBm. Sedangkan pada saat pengukuran daya output Ge-
nerator RF menggunakan power meter terlihat pada display power meter
terbaca -16,22 dBm. Ini berarti output Generator RF yang tertera pada dis-
play tidak sesuai dengan daya output keluarannya. Selisih perbedaannya
sebesar 16,22 dBm, sehingga yang terbaca pada display Generator RF ha-
rus dikurangkan 16,22 dBm.
43
Gambar 30: Output Generator RF
Hasil pengukuran power meter inilah yang menjadi acuan nilai daya
pancar antenna. Apabila pada display Generator RF terbaca 17 dBm (nilai
maksimal) ini berarti daya pancar sebesar 17 dBm 16,22 dBm = 0,78 dBm
atau setara dengan 1,09 mW.
C. Receiver
Pengujian sistem transmisi daya nirkabel pada sisi penerima dilakuk-
an pengukuran tegangan input dan output pada setiap blok diagram.
C.1. Antena penerima
Antena penerima berupa antenna mikrostrip berbentuk pesawat ter-
bang. Pada gambar 30 diperlihatkan hasil pengukuran daya terima antenna
menggunakan power meter. Nilai yang terlihat sebesar -15,56 dBm. Daya
pancar antenna sebesar 0,78 dBm dan daya terima sebesar -15,56 sehing-
ga selisih daya sebesar 16,34 dBm hal ini disebabkan oleh pengukuran da-
ya antenna yang dilakukan diruang biasa bukan diruang khusus pengukur-
an antenna, sehingga gangguan sinyal berupa interferensi dan gangguan
sinyal lainnya mempengaruhi daya terima.
44
Gambar 31: Output Daya terima
C.2. Rectifier
Input rectifier merupakan output dari antena, berupa sinyal RF. Pe-
ngujian dilakukan dengan menghubungkan generator RF sebagai input dan
mengukur output rectifier dengan menggunakan multimeter. Output rectifier
dapat dilihat pada Gambar 32.
Gambar 32: Output rectifier pada multimeter
Seperti yang terlihat pada Gambar 32 output rectifier sebesar 0,342
V. Nilai ini masih sangat kecil dari nilai yang ditargetkan untuk menjadi input
rangkaian penguatan. Selain itu pengujian dilakukan dengan inputan da-
45
ri Generator RF belum menghubungkan langsung dari antenna penerima.
Sebab nilai keluaran antenna msangat kecil dari yang diharapkan.
C.3. Rangkaian Penguat
Untuk rangkaian penguatan telah dilakukan pengujian sebelumnya
dengan menggunakan power supply dc sebagai input dan diperoleh output
yang berbandingan lurus dengan tegangan yang diberikan pada input. Pe-
ngujian ini dilakukan dengan kondisi tanpa beban. Adapun gambar kinerja
rangkaian penguat dapat dilihat pada Gambar 33.
Gambar 33: Kinerja rangkaian penguat tanpa beban
Pada rangkaian penguat pada saat diberi tegangan input sebesar 1,5
Volt diperoleh tegangan output sebesar 1,8 Volt. Apabila diberi tegangan
diatas 1,5 Volt diperoleh kenaikan yang lebih besar dari sebelumnya, meng-
alami kenaikan yang signifikan. Dari grafik tersebut dapat dilihat apabila
rangkaian tersebut mendapat input sebesar 1,7 Volt maka diperoleh output
kurang lebih 5 Volt dan nilai ini sudah memenuhi untuk dapat mengisi bate-
rai smartphone.
Pengukuran rangkaian penguat untuk kondisi dengan beban dapat
dilihat pada table dibawah. Apabila diberi tegangan input sebesar 2,6 Volt
46
diperoleh tegangan output sebesar 4,8 Volt, sedangkan nilai arus input 0,21
mA dan arus output sebesar 4 mA. Pada kondisi ini telah mampu charging
handphone hanya saja waktu yang dibutuhkan sangat lama karena arus
yang kecil. Proses pengukuran dapat dilihat pada Gambar 34.
Gambar 34: Pengukuran rangkaian penguat
Tabel 2: Pengukuran rangkaian penguat (dengan beban)
VIN IIN VOUT IOUT Mengisi
(Volt) (Ampere) (Volt) (Ampere) (Ya/Tidak)0.0 0.00 0 0 Tidak0.1 0.00 0 0 Tidak0.2 0.01 0 0 Tidak0.3 0.01 0 0 Tidak0.4 0.01 0 0 Tidak0.5 0.01 0 0 Tidak0.6 0.01 0 0 Tidak0.7 0.01 0 0 Tidak0.8 0.01 0 0 Tidak0.9 0.01 0 0 Tidak1.0 0.01 0 0 Tidak1.1 0.01 0 0 Tidak1.2 0.01 0 0 Tidak1.3 0.02 0 0 Tidak1.4 0.02 0 0 Tidak1.5 0.01 0 0 Tidak
47
Tabel 2: Pengukuran rangkaian penguat (dengan beban)
VIN IIN VOUT IOUT Mengisi
(Volt) (Ampere) (Volt) (Ampere) (Ya/Tidak)1.6 0.16 0.6 0 Tidak1.7 0.20 1 0 Tidak1.8 0.24 2.4 0 Tidak1.9 0.20 2.6 0 Tidak2.0 0.22 2.4 0 Tidak2.1 0.24 1.4 0 Tidak2.2 0.24 1.4 0 Tidak2.3 0.26 1 0 Tidak2.4 0.28 1.6 0 Tidak2.5 0.21 4.6 3 Ya2.6 0.21 4.8 4 Ya2.7 0.20 4.6 4.5 Ya2.8 0.19 4.6 6.5 Ya2.9 0.18 4.6 7 Ya3.0 0.16 4.6 7.5 Ya3.1 0.15 4.6 8 Ya3.2 0.14 4.6 8.5 Ya3.3 0.14 4.6 8.5 Ya3.4 0.13 4.6 8.5 Ya3.5 0.13 4.6 9 Ya3.6 0.12 4.6 9.5 Ya3.7 0.12 4.6 10 Ya3.8 0.11 4.6 10 Ya3.9 0.11 4.6 10.5 Ya4.0 0.11 4.6 11 Ya4.1 0.10 4.6 11.5 Ya4.2 0.10 4.6 12 Ya4.3 0.10 4.6 12 Ya4.4 0.10 4.6 12.5 Ya4.5 0.10 4.6 13 Ya4.6 0.09 4.6 13.5 Ya4.7 0.09 4.6 14 Ya4.8 0.09 4.6 14.5 Ya
48
Tabel 2: Pengukuran rangkaian penguat (dengan beban)
VIN IIN VOUT IOUT Mengisi
(Volt) (Ampere) (Volt) (Ampere) (Ya/Tidak)4.9 0.09 4.6 15 Ya5.0 0.09 4.6 15.5 Ya
Gambar 35: Grafik pengukuran rangkaian penguat (dengan beban) tegang-an masukan terhadap arus masukan dan arus keluaran
49
Gambar 36: Grafik pengukuran rangkaian penguat (dengan beban) tegang-an masukan terhadap tegangan keluaran
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil simulasi diperoleh Nilai S11 sebesar -12,9 dB pada HFSS
dan -13,3 dB pada CST. Nilai Gain sebesar 1,84 dB pada HFSS dan 1,21
pada CST. Sedangkan hasil pengukuran prototype diperoleh nilai S11 sebe-
sar -11,7 dB.Grafik nilai S11 Antena menunjukkan Pada hasil simulasi an-
tena diatas diperoleh nilai S11 dibawah -10 yaitu -12,9 dB pada HFSS dan
-13,3 dB pada CST. Dapat dilihat perbedaan nilai s11 yang dirancang pada
HFSS dan CST tidak jauh berbeda dan telah memenuhi standar dibawah -
10 dB. Dapat dilihat pada hasil pengukuran prototype antena diperoleh nilai
s11 sebesar -11,7 dB. Nilai ini lebih kecil dari hasil simulasi yang dilakukan
pada software HFSS dan CST.
Daya pancar maksimal yang dihasilkan generator RF sebesar 0,78
dBm. Daya inilah yang diradiasikan oleh antena pemancar (Switch beam
antena) yang berbentuk kupu-kupu. Daya terima yang dihasilkan antena
penerima (berbentuk pesawat) sebesar -15,56 dBm. Output rectifier sebe-
sar 0,342 Volt apabila mendapat input sinyal RF dari generator RF. Nilai in-
put yang dibutuhkan rangkaian penguat sebesar 1,7 Volt (tanpa beban) dan
2,6 Volt (dengan beban) untuk memperoleh output sebesar 4,8 Volt (untuk
dapat mengisi baterai).
B. Saran
Untuk kelanjutan penelitian ini penulis merekomendasikan dilakukan
pengadaan peralatan seperti anechoic chamber dan software CST yang
51
berlisensi sehingga pada penelitian berikutnya dapat diperoleh hasil pengu-
kuran yang lebih valid karena kondisi ruang pengukuran yang terjamin da-
ri gangguan sinyal lainnya (interferensi). Dengan menggunakan software
CST, peneliti dapat merancang antena dan rectifier dalam satu PCB se-
hingga membuat kinerja rectenna lebih efektif. Generator RF perlu dika-
librasi secara berkala sehingga yang terbaca pada display sama dengan
daya keluaran.
52
Daftar Pustaka
[1] T. Valone, F, “Teslas wireless energy for the 21st century,” Extra Ordi-
nary Technology, vol. 1, 2003.
[2] A. K. A. K. R. M. J. D. J. Soljac, Marin. and F. Peter, “Wireless power
transfer via strongly coupled magnetic resonances,” SCIENCE Journal,
Cambridge, Massachusetts, United States, vol. 317, pp. 83–86, 2007.
[3] N. P. Berri M Panggabean, Herman Halomoan, “Perancangan sistem
transfer energi secara wireless dengan menggunakan teknik resonansi
induktif medan elektromagnetik.”
[4] S. T. R. Ngurah Tegar Mahardika, Yuwono Marta Dinata, “Analisis per-
angkat transmisi untuk wireless energi transfer.” JCONES, STIMIK STI-
KOM Surabaya, vol. 3, no. 1, pp. 112–119, 2014.
[5] d. Areni, “Utilization of hf electromagnetic waves availability for char-
ging mobile communication device,” Makassar International Conferen-
ce on Electrical Engineering and Informatics (MICEEI), 2014.
[6] T. E. London, “The history of power transmission by radio waves micro-
wave theory and techniques,” pp. 814–815, 1902.
[7] W. C. Brown., “The history of power transmission by radio waves mi-
crowave theory and techniques,” IEEE Transactions, vol. 32, no. 9, pp.
1230– 1242, 1984.
[8] H. Yagi, “A history of electrical engineering,” IEEE, vol. 81, no. 6, 1984.
[9] C. B. M. Matias, R., “Modeling inductive coupling for wireless power
transfer to integrated circuits,” Wireless Power Transfer (WPT), IEEE at
Perugia, p. 198 201, 2013.
53
[10] T. S. S. Sheik Mohammed, K. Ramasamy, “Wireless power transmis-
sion a next generation power transmission system,” International Jour-
nal of Computer Applications, vol. 1, no. 13, 2010.
[11] Afif, “Sistem charging ramah lingkungan pada piranti komunikasi ber-
gerak melalui mekanisme transfer daya listrik secara nirkabel,” 2014.
[12] S. B. Dian Risna Sari, “Perancangan microstrip antenna untuk aplikasi
base station dan mobile station pada sistem wimax,” 2009.
[13] G. A. Deschamps, “Microstrip microwave antenna,” Proc. 3rd USAF
symposium on Antennas, 1953.
[14] R. E. Munson, “Single slot antenna cavity assembly,” Patent
US3 713 162, 01 23, 1973.
[15] ——, “Conformal microstrip antennas and antenna phased array,” IEEE
Trans. Antennas Propagation, vol. AP-22, pp. 74–78, 1974.
[16] J. Q. Howell, “Microstrip antennas,” IEEE Trans. Antennas Propagation,
vol. AP-23, pp. 90–93, 1975.
[17] C. Balanis, The Antenna Theory Analysis and Design, 3rd Edition.
John Wniley and Sons, 2005.
[18] D. S. Muhammad Yusnaedi, “Prototype antena cerdas untuk perangkat
komunikasi mobile 2.4-2.5 ghz,” 2015.
[19] N. Z. Dina Mariani, “Rancang bangun antena monopole dan dipole un-
tuk penerima tv digital,” 2010.
[20] E. Palantei, “Switched parasrtic smart antenna : Design and implemen-
tation for wireless communication system,” 2009.
[21] K. Fitriyanti, “Rancang bangun antena mikrostrip reconfigurable pola
radiasi untuk aplikasi wi-fi,” 2014.
54
[22] M. B. Juson, “Reconfigurable beam steering parasitic patch antenna
with embedded pin diode,” 2013.
[23] S. Nair and M. J. Ammann, “Reconfigurable antenna with elevation and
azimuth beam switching,” Antennas and Wireless Propagation Letters,
IEEE 9, pp. 367–370, 2010.
[24] R. Y. Ahmad Fauzi and A. Mustafa, “Perancangan rectenna (rectifier
antenna) sebagai pengubah daya elektromagnetik menjadi output dc
pada frekuensi wifi 2,4 ghz,” 2014.
[25] F. Nahrir and A. F. Syamsuddin, “Pengembangan perangkat portable
pendeteksi tanda vital pasien gawat darurat,” 2013.