Post on 08-Jan-2023
Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020
1
TANTANGAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK
GENERASI ALPHA USIA 7-10 TAHUN
(Studi Kasus: Kampung Pondok Serut, Kelurahan Pondok Kacang Barat, Kecamatan
Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten.)
Dema Tesniyadi, Putri Indah Sari
Pendidikan Sosiologi FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
E-mail : dematesniyadi.untirta@gmail.com, putriindah1204@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini berisi mengenai tantangan orang tua dalam membentuk karakter anak di era
milenial, perkembangan zaman yang pesat ini secara tidak langsung membawa pengaruh yang
cukup besar terhadap perilaku anak generasi alpha sehingga menjadi salah satu tantangan bagi
orang tua dalam membimbing dan merawat anak. Melalui peran keluarga diharapkan dapat
melahirkan generasi penerus bangsa yang berbibit unggul serta berarakter karena keluarga
memiliki pengaruh besar dalam perkembangan, pertumbuhan serta karakter anak. Namun
pada realitanya semakin berkembangnya zaman maka tantangan bagi orang tua juga semakin
besar, anak generasi alpha ini lahir di tengah-tengah pesatnya pertumbuhan teknologi yang
secara tidak langsung dapat mempengaruhi anak sehingga perlu mendapatkan perhatian lebih
agar tidak bergantung dengan teknologi yang ada.
Melalui metode kualitatif deskriptif yang mengambil lokasi di Kampung Pondok Serut,
Kelurahan Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten.
Sumber data atau informan dari penelitian ini sebanyak 3 orang ibu, 2 orang ayah dan 5 orang
anak generasi aplha 7-10 tahun di Kampung Pondok Serut, metode pengumpulan data yakni
dengan melakukan observasi, wawancara serta dokumentasi. Teknik analisis data berupa
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. serta instrumen
dari penelitian ini yaitu peneliti itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
bagaimana tantangan orang tua dalam membentuk karakter anak generasi alpha. Hasil dari
penelitan tantangan oran tua dalam membentuk karakter anak di generasi alpha ini yaitu
kemajuan teknologi menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi orang tua dalam
membentuk karakter anak hal ini dikarenakan anak menggunakan teknologi untuk hal yang
kurang bermanfaat serta mengharuskan orang tua lebih memperhatian pendidikan karakter
anak. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan bagi
pembaca.
Kata kunci : tatangan orang tua, karakter anak, generasi alpha
Abstrack
This research contains the challenges of parents in shaping the character of children in the
millennial era, the rapid development of this era indirectly brings a considerable influence on
the behavior of alpha generation children so that it becomes one of the challenges for parents
in guiding and caring for children. Through the role of the family it is expected to give birth to
the next generation of the nation that has superior seedlings and character because the family
has a great influence on the development, growth and character of children. However, in
reality, the development of the age will increase the challenges for parents, the alpha
generation children are born in the midst of rapid technological growth that can indirectly
Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020
2
affect children so they need to get more attention so they do not depend on existing
technology.
Through a descriptive qualitative method that takes place in Pondok Serut Village, Pondok
Kacang Barat Village, Pondok Aren District, South Tangerang City, Banten. Data sources or
informants from this study were 3 mothers, 2 fathers and 5 children 7-10 years of aplha
generation in Kampung Pondok Serut, the method of data collection is by observing,
interviewing and documenting. Data analysis techniques include data collection, data
reduction, data presentation and conclusion drawing. as well as the instruments of this
research that are the researchers themselves. The purpose of this research is to find out the
challenges of parents in shaping the character of alpha generation children. The results of the
research how challenge parents in shaping the character of children in this alpha generation is
that technological progress is one of the challenges that must be faced by parents in shaping
the character of children this is because children use technology for things that are less useful
and require parents to pay more attention to children's character education . This research is
expected to provide information and add insight to the reader.
Keywords: parental maturity, child character, alpha generation
PENDAHULUAN
Di zaman yang semakin berkembang sangat pesat ini berbagai upaya dilakukan orang
tua untuk menunjang segala aspek yang dibutuhkan anak untuk kedepannya salah satunya
dengan memberikan pendidikan, baik pendidikan informal dalam keluarga maupun
pendidikan formal di dalam sekolah, pendidikan menjadi salah satu kunci untuk menjadikan
anak berkarakter dan berpendidikan melalui lembaga sekolah yang memiliki salah satu tujuan
untuk membentuk karakter anak yang sesuai dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat
karena pendidikan di dalam keluarga dirasa kurang maksimal oleh karena itu sekolah menjadi
salah satu pilihan yang tepat. Pendidikan menjadi salah satu cara anak untuk menyesuaikan
diri terhadap keadaan baru serta kebutuhan baru dalam mendapatkan pengalaman sebagai
usaha untuk dapat menyesuaikan diri lebih baik lagi terhadap lingkungan sekitar, maka dari
itu lembaga pendidikan menjadi sangat penting pula dalam membantu terbentuknya karakter
anak.
Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan UNICEF tentang
Digital Citizenship and Safety mengemukakan bahwa baik pihak sekolah maupun orang tua
harus mengawasi dan mengontrol anak terutama dalam setiap aktivitas digitalnya. (Purnama
2018: 500). Di indonesia pengguna internet berdasarkan survey APJIL terkait komposisi
pengguna internet berdasarkan usia usia, pada usia 10-24 tahun atau termasuk ke dalam
generasi alpha ini sebesar 18,4% atau setara dengan 24,4 juta jiwa. Ini berarti pengguna
internet pada anak terbilang banyak dan harus mendapatkan perhatian dan pengawasan yang
lebih terutama dari melalui proses pendidikan yang ada di keluarga.
Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020
3
Gambar 1. Survei APJIL 2016 (Komposisi Pengguna Internet Berdasarkan Usia)
Oleh sebab itu orang tua memiliki peran yang lebih kongkret dalam membangun
karakter anak generasi alpha, karena generasi alpha ini dianggap sebagai generasi yang melek
teknologi sehingga akan cenderung individualis dan memiliki rasa keperdulian yang minin
terhadap kehidupan sosial (Indrayana. Hlm 1-2). Seperti halnya dalam menanamkan rasa
tanggung jawab terhadap anak hal itu tidak bisa diterapkan dalam waktu yang singkat
namun melalui peranan yang diberikan keluarga dalam menanamkan rasa tanggung jawab
tersebut anak akan belajar untuk memiliki rasa tanggung jawab. Itu merupakan salah satu
contoh kecil peranan orang tua dalam membangun karakter anak. Orang tua harus
memberikan pendidikan kepada anak dengan interaksi yang terus menerus, pendidikan ini
meliputi segala aspek penyesuaian diri anak untuk terjun di masyarakat. Maksimal atau
tidaknya orang tua dalam menjalankan perannya ini akan terlihat pada perilaku anak di
lingkungan sosial, baik di sekolah maupun di lingkungan teman sebaya.
Karena anak merupakan salah satu aset bangsa karena dari anak yang di lahirkan dari
keluarga di harapkan menjadi generasi yang berbibit unggul, oleh karena itu peran orang tua
dalam mendidik anak dari sejak lahir hingga anak dewasa sangat penting, orang tua
mengharapkan yang terbaik untuk anak oleh karena itu orang tua senantiasa memaksimalkan
perannya masing-masing. Anak tumbuh dan berkembang didalam pengawasan orang tua,
anak dididik dan dibimbing oleh orang tua meliputi berbagai aspek perkembangan anak,
mulai dari pendidikan, nilai dan norma, rasa tanggung jawab, jujur, mandiri dan bermoral.
Disinilah peran keluarga sangat penting dalam membentuk karakter anak, orang tua akan
memberikan kasih sayang, dukungan, apresiasi, dan menanamkan nilai dan norma, budaya
serta segala aspek lainnya ( Singgih. 2012: 109-110).
Namun dalam realitanya banyak orang tua yang tidak menjalankan perannya dengan
sesuai dan hanya menyerahkan anak ke dalam pendidikan formal saja, padahal pendidikan di
dalam keluarga pun tidak kalah penting dalam membangun karakter anak, hal ini yang pada
zaman sekarang sering dipandang sebelah mata, apalagi generasi alpha ini sangat
memerlukan peran keluarga yang lebih maksimal karena banyaknya pengaruh-pengaruh
lingkungan yang sulit untuk disaring, selain itu kemajuan zaman ini pun menjadi ancaman
serta tantangan bagi orang tua dalam membimbing dan mengarahkan anaknya, karena jika
saja orang tua kurang maksimal melalukan perannya maka akan sangat berpengaruh
terhadap karakter anak kedepannya.
Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020
4
Tantangan orang tua akan semakin besar seiring dengan pesatnya perubahan zaman,
apabila orang tua tidak dapat mengikuti dan beradaptasi dengan perkembangan zaman ini
pun maka orang tua akan tergerus oleh perkembangan zaman sehingga ada hal ini menjadi
boomerang bagi orang tua dalam apabila tidak dapat menyesuaikan zaman dalam mendidik
anak generasi alpha seperti pernyataan Giddens dalam Martono (2012: 118-119) yang
menganalogikan perkembangan zaman atau modernitas ini seperti lokomotif yang berjalan
sangat cepat dan pesat dan sulit untuk di hindari oleh karena itu hanya dapat menyesuaikan
diri dengan perkembangan zaman yang ada.
Hal ini juga terjadi di Kampung Pondok Serut, berdasarkan dari observasi peneliti
terdapat beberapa temuan yakni anak generasi alpha yang telah melek teknologi berupa
gedget, anak generasi alpha pada usia 7-10 tahun ini terdapat beberapa anak yang telah
memiliki handphone dan mahir menggunakannya, namun penggunaan handphone ini
digunakan untuk bermain game maupun menonton youtube dan bermain aplikasi tik-tok.
Dengan meleknya anak generasi alpha terhadap teknologi ini menjadi tantangan bagi orang
tua di Kampung Pondok Serut untuk mendidikan dan membangun karakter anak dengan baik.
Oleh karena itu dari uraian-uraian yang telah dipaparkan diatas maka peneliti tertarik untuk
meneliti terkait “Tantangan Orang Tua Dalam Membentuk Karakter Anak Generasi
Alpha Usia 7-10 Tahun (Studi Kasus: Kampung Pondok Serut, Kelurahan Pondok
Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten)”.
METODE
Metode yang digunakan dalam artikel ini yaitu metode kualitatif deskriptif, metode ini
merupakan metode penelitian untuk mencari dan memahami sebuah makna dari sejumlah
individu maupun kelompok yang didalamnya meliputi suatu masalah sosial (Cresswel. 2016:
4). Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai instumen penelitian, dalam teknik
pengambilan informan peneliti menggunakan purposive sampling yakni teknik pengambilan
sampel sumber data dengan suatu pertimbangan tertentu (Sugiono. 2015: 300).
Sehingga pada penelitian tantangan orang tua dalam membangun karakter anak generasi
alpha ini informan yang diperlukan yaitu orang tua dan anak generasi aplha (7-10) tahun yang
ada di kampung Pondok Serut sebanyak 3 orang ibu, 2 orang ayah dan 5 orang anak-anak usia
7-10 tahun. Tempat dilaksanakan penelitian ini yaitu di kampung Pondok Serut, Kelurahan
Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten. Penelitian
ini dilakukan selama 7 hari yakni dimulai dari 22 April 2020 hingga 28 April 2020. Fokus
pada penelitian ini yakni tantangan orang tua dalam membentuk karakter anak generasi aplha
(7-10 tahun) di Kampung Pondok Serut.
Metode pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, wawancara serta
dokumentasi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yakni berupa pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan (Sugiono. 2015: 338).
Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mengacu pada UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bagian
keenam terkait sistem pendidikan informal pasal 27 ayat 1 yakni “kegiatan pendidikan
informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara
mandiri.” Kegiatan belajar mandiri yang dimaksud dalam UU tersebut tentunya terdapat peran
keluarga yang besar di dalamnya. Di dalam kehidupan keluarga memang tidak dapat terlepas
dari adanya peran dan fungsi dari setiap anggota keluarga, secara sempit peran dan fungsi
lingkup keluarga yaitu ayah berperan sebagai pemimpin keluarga yang mencari nafkah dan
menghidupi keluarga, ibu berperan mengurus rumah, mengatur keuangan serta merawat anak,
dan anak berperan untuk menjadi generasi penerus yang berkarakter.
KARAKTERISTIK KELUARGA
Setiadi dkk (2011: 289) berpendapat keluarga merupakan lembaga sosial yang
melaksanakan fungsinya secara maksimal untuk menyejahterakan kehidupan anggota
keluarganya, yang di dalamnya meliputi pengaturan sistem perkawinan, pengasuhan dan
pengarahan terhadap anak serta terjadinya mekanisme kebutuhan biologis seperti reproduksi
untuk menghasilkan keturunan.
Burgess dalam eshleman (1978) berpendapat mengenai karakteristik keluarga secara
umum yaitu :
a. Keluarga merupakan ikatan perkawinan yang terdiri dari individu-individu yang memiliki
hubungan darah
b. Para anggota keluarga tinggal dan menetap di dalam satu atap atau rumah
c. Terdiri dari suami atau ayah, istri atau ibu serta anak yang memiliki peran dan fungsinya
masing-masing yang saling berinteraksi antar anggota keluarga yang satu dengan yang
lain secara intens
d. Didalam keluarga terdapat budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi
Titik berat dari peran dan fungsi keluarga ini di emban oleh orang tua secara
menyeluruh fungsi dan peran orang tua ini menurut Bens 2004 dalam Lestari (2012:22) dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a. Reproduksi, orang tua berperan untuk memberikan keturuan untuk dijadikan generasi
penerus keluarga
b. Sosialisasi atau edukasi, dalam hal ini orang tua sangat berperan penting dalam
pembentukan karakter anak baik terkait rasa tanggung jawab, kejujuran, disiplin, sikap,
pengetahuan maupun keterampilan anak, melalui sosialisasi ini pula keluarga berperan
untuk menyampaikan dan menanamkan nilai dan norma serta budaya yang ada di
masyarakat dengan interaksi dan kontak sosial yang intens agar anak dapat berperilaku
dengan sesuai ketika bersosialisasi langsung di masyarakat
c. Pemberian Peran Sosial, orang tua berperan dalam pemberian peran terhadap anak-
anaknya yang didalamnya meliputi segala aspek seperti peran gender, agama, ras dan
suku, serta etika
Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020
6
d. Ekonomi, orang tua berperan untuk memenuhi segala aspek ekonomi baik kebutuhan
primer, kebutuhan sekunder maupun kebutuhan tersier keluarga untuk keberlangsungan
hidup keluarga kedepannya
e. Emosional, orang tua tidak hanya berperan untuk memenuhi kebutuhan materil saja
namun keluarga juga harus memenuhi kebutuhan batin yakni dengan diberikannya rasa
aman, rasa kasih sayang, saling menghargai serta rasa saling peduli satu sama lain.
KARAKTERISTIK GENERASI ALPHA
Perkembangan zaman yang pesat tidak dapat dihindari, perubahan generasi ke
generasi pun terus terjadi yang di pengaruhi oleh adanya perubahan zaman, menurut family
Guide Indonesian (2017) jika generasi baby bloomer miliki segudang pengalaman dan hidup
sederhana, lalu generasi X memiliki kemandirian yang besar, kemudian generasi Y memiliki
semangat kerjasama kelompok yang besar dan generasi Z atau Milenial dengan kegemarannya
dalam berteknologi, lalu pada generasi alpha ini lahir dari generasi Z yang lahir pada tahun
2010-2025 anak generasi alpha ini di anggap sebagai generasi emas yang lebih cerdas dengan
segala aspek teknologi disekelilingnya. Anak generasi alpha sangat dekat dengan teknologi
karena lahir di tengah-tengah kemajuan teknologi yang sangat pesat. Seperti yang
diungkapkan oleh informan 7 yaitu :
“aku dari kecil sering mainin handphone mama aku buat main game sama ngeliat youtube,
jadi sekarang udah terbiasa main handphone” (wawancara pada tangga 24 april 2020).
Gambar 2 sumber: penelitian 2020
Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020
7
Dikutip dari laman tirto.id terkait karakteristik generasi alpha sebagai berikut:
Gambar 3. Karakteristik generasi alpha
Selanjutnya menurut Purnama (2018: 497) dapat disimpulkan karakteristik anak
generasi alpha yaitu sebagai berikut:
1. Anak generasi alpha ini merasa dirinya menguasi segala hal sehingga lebih bersikap
mengatur dan merasa dirinya dominan di antara yang lain
2. Anak generasi alpha ini memiliki tingkat egois yang tinggi sulit untuk mendengarkan
pendapat, masukan ataupun permintaan orang lain
3. Anak generasi alpha ini tidak suka terikat aturan sehingga merasa dirinya bisa melakukan
apa saja
4. Anak generasi alpha ini sangat bergantung dengan teknologi bahkan kemampuan dalam
menggunakan gadget pun tidak di ragukan lagi karena teknologi telah menjadi bagian
yang sulit terlepas dari kehidupannya
5. Anak generasi aplha ini cenderung kurang bersosialisasi karena kemampuannya
mengoperasikan gadget ini menyingkirkan proses interaksi sosial yang harusnya
dilakukan secara langsung di kehidupannya.
Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020
8
Seperti yang diungkapkan informan 6 yaitu:
“aku gak suka pinjemin hp ke teman soalnya aku gak suka aja, aku lebih senang main hp
sendiri trus teman aku kan juga punya hp jadi gamau pinjamin ke teman aku.” (wawancara
pada tanggal 24 April 2020).
Gambar 4 sumber: penelitian 2020
PENDIDIKAN KARAKTER
Kemendiknas 2010 dalam buku induk kebijakan Nasional pembangunan karakter
bangsa tahun 2010-2025 menyebutkan bahwa pembangunan karakter sebagai upaya
perwujudan dari amanat pancasila dan pembukaan UUD 1945 hal ini dilatarbelakangi oleh
maraknya permasalahan yang berkembang pada saat ini kurangnya rasa penghayatan terhadap
nila-nilai yang terkandung dalam pancasila serta rendahnya etika dan moral bangsa yang
mengancam integrasi bangsa, oleh karena itu pembangunan karakter bangsa sangat diperlukan
salah satunya melalui pendidikan karakter dengan menanamkan kebiasaan baik pada anak
yang dapat dirasakan secara nyata oleh anak sehingga dapat diimplementasikan oleh anak di
kehidupannya ( Mahmud 2017: 26-27).
Muslich (2011: 67) penerapan pendidikan karakter ini menekankan nilai-nilai moralitas
agar dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan bermasyarakat yang didasari pada nilai-nilai
yang ada di masyarakat, dalam proses penanaman ini memuat unsur kognitif, afektif serta
prikomotor. Karakter kaitannya sangat erat dengan tingkah laku dan kepribadian seseorang
oleh karena itu karakter sangat melekat pada setiap individu (muslich 2011: 71).
Apabila membahas pendidikan karakter maka erat kaitannya dengan pendidikan moral.
Menurut Juanda (2019: 80) pendidikan moral adalah pendidikan yang berkaitan dengan
prinsip-prinsip umum mengenai moralitas dengan memberikan pembelajaran moral.
Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020
9
TANTANGAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KARAKTER GENERASI
ALPHA
Menjadi orang tua bukannya suatu hal yang mudah untuk dilakukan karena menjadi
orang tua tanggung jawabnya seumur hidup, menjadi orang tua bukan hanya mengandung dan
melahirkan anak saja namun tanggung jawabnya jauh lebih besar. Anak menjadi salah satu
tanggung jawab terbesar orang tua, anak dididik dan dibimbing sejak lahir hingga akhir hayat,
pendidikan yang diberikan orang tua ini merupakan sebagai bentuk implementasi peran dan
fungsinya sebagai orang tua. Menurut resolusi majelis umum PBB fungsi utama keluarga
sebagai sarana untuk mendidik, mengasuh, serta mengembangkan kemampuan anak (Muslich
2011: 98).
Dalam memenuhi segala tanggung jawab tersebut tentunya orang tua membutuhkan
bantuan lambaga pendidikan untuk membantu dalam mendidik anaknya (Singgih 2012: 14-
15). Menurut informan 3 “memang sekolah juga penting buat membantu para orang tua
seperti saya, jujur saya kan memang kurang berpendidikan jadi saya menyekolahkan anak
saya agar menjadi orang yang berpendidikan ya agar lebih baik dari orang tuanya pastinya
biar punya karakter yang baik juga” (wawancara pada tanggal 23 April 2020). Berbagai
upaya dalam mendidik anak telah dilakukan oleh orang tua namun apabila peran dan fungsi
keluarga tidak berlajan dengan baik maka dampaknya tidak hanya pada perilaku dan
kepribadian anak namun dapat juga berdampak disintegrasi keluarga. Menurut Herbert
Spencer dalam teori analogi organik keluarga seperti organ tubuh manusia yang mana satu
sama lain saling terikat dan saling membutuhkan, seperti halnya organ tubuh yang memiliki
fungsi dan peran didalam keluarga pun terdapat fungsi dan peran setiap anggota keluarga
yang saling berhubungan dan saling ketergantungan apabila salah satu fungsi dan peran
keluarga tidak berjalan dengan baik maka akan berdampak pada kehidupan keluarga baik
secara langsung maupun tidak langsung (Martono. 2012: 40-41)
Keluarga dianggap sebagai guru utama dalam pembentukan karakter anak, karena di
dalam keluarga terdapat pengaruh sosialisasi yang sangat besar, keluarga menjadi tempat
berinteraksi yang di dalamnya terdapat makna-makna yang jauh lebih komplek dalam
membangun karakter anak (Lestari 2012: 95-96). Pembentukan karakter anak di dalam
keluarga ini menjadi tahap yang sangat penting sebelum anak bersosialisasi diluar keluarga,
jika penanaman nilai dan norma yang di berikan orang tua terhadap anak berjalan dengan
lancar maka anak dapat beradaptasi dengan baik dalam artian memiliki sikap yang jauh lebih
berkarakter ketika telah terjun langsung di masyarakat.
Namun perkembangan zaman yang sangat pesat ini menuntut orang tua untuk
memberikan perhatian yang jauh lebih besar terhadap anak generasi alpha ini, karena
karakteristik anak generasi alpha ini sangat sulit untuk di kendalikan apabila anak dibiarkan
begitu saja, di tengah riuhnya kemajuan teknologi terdapat dampak positif dan dampak negatif
terhadap perkembangan anak jika tidak diawasi dan dibimbing dengan baik oleh orang tua
maka anak akan lebih bergantung pada teknologi yang ada. Menurut Juanda (2019: 80)
kemajuan zaman atau modernisasi yang telah terjadi di Indonesia ini sulit untuk dibendung
dengan adanya teknologi juga mendukung terkikisnya dan merosotnya moralitas dan karakter
para generasi muda. Seperti yang dikatakan informan 2 yaitu
Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020
10
“anak-anak kecil zaman sekarang kan memang sudah kenal banget sama handphone,
apalagi teman-teman anak saya kan rata-rata masih kecil sudah pegang handphone
jadi anak saya mau ikut-ikutan dan sekalinya pegang handphone itu kalau disuruh apa-
apa suka ga nurut jadi memang butuh bimbingan ekstra deh untuk mendidik anak
zaman sekarang, karena sebagai orang tua kan memang sudah menjadi tugasnya
seperti itu ya” (wawancara pada tanggal 23 April 2020).
Anak generasi alpha ini memang disebut sebagai anak yang jauh lebih cerdas dengan
berbagai aspek teknologi yang ada dalam memenuhi setiap kebutuhan anak generasi alpha ini.
Seperti yang telah di paparkan di atas bahwa anak generasi alpha ini memiliki karakteristik
yang sulit untuk dikendalikan oleh karena itu orang tua memiliki peran yang jauh lebih besar
dalam membangun karakter anak generasi alpha ini agar dapat sesuai dengan nilai dalam
pancasila. Namun penerapan karakter terhadap generasi alpha ini sulit untuk dilakukan, anak
sangat bergantung pada gadget mereka menganggap bahwa gadget adalah bagian dari
hidupnya. Dalam Digital Literacy Development mengungkapkan prosedur usia penggunaan
gadget pada anak yaitu:
a. 0 – 2 Tahun : anak tidak boleh menggunakan gadget karena usia ini terlalu dini dan anak
sedang ada dalam fase awal pertumbuhan
b. 2 – 4 Tahun : di usia ini anak di perkenalkan pada media teknologi seperti televisi namun
tidak diperbolehkan mempergunakannya sendiri
c. 4 – 6 Tahun : anak mulai mengenal gadget
d. >6 Tahun : anak diperbolehkan berinteraksi langsung dengan gadget
e. >10 Tahun : anak diperbolehkan memiliki handphone sendiri
Dalam mengimbangi penggunaan gadget yang sulit terlepas pada anak generasi aplha
ini di perlukan nilai-nilai karakter yang harus dibangun sebagai kontruksi atau landasan utama
untuk anak, nilai-nilai karakter yang harus ditekankan terhadap anak dapat disimpulkan
sebagai berikut ( Mahmud 2017: 33-35) : (a) Nilai religi, (b) Kejujuran, (c) Rasa tanggung
jawab, (d) Dispilin, (e) Kerja keras, (f) Percaya diri, (g) Berpikir logis, kritis seta inovatif, (h)
Mandiri, (i) Cinta ilmu, (j) Nasionalis, (k) Menghargai perbedaan. seperti yang dikatakan oleh
informan 3 yaitu:
“iya memang paling sulit itu ya ngajarin anak biar bisa displing terutama disiplin waktu
ya, kan anak-anak tuh kalau main handphone itu susah berenti jadi ya sebagai orang tua
kita harus bisa mengajarkan anak buat membagi waktunya untuk belajar dan untuk main
handphone walaupun memang agak sulit ya tapi itu harus tetap diterapkan biar anak kita
gak terlalu bergantung dengan handphone” (wawancara pada 23 April 2020).
Nilai-nilai tersebut menjadi tantangan bagi keluarga untuk diterapkan pada anak
generasi alpha ini, keluarga menjadi sarana yang sangat berpengaruh terhadap salah satu
kemajuan bangsa, anak yang berkarakter lahir dari keluarga yang melakukan peran dan
fungsinya secara maksimal namun apabila peran dan fungsi keluarga kurang maksimal dalam
membangun karakter anak maka ketika anak telah masuk ke ranah sekolah akan sulit bagi
sekolah dalam memperbaikinya.
Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020
11
Sehingga kemajuan teknologi ini memang menjadi tantangan bagi orang tua dalam
mendidik anak, di kutip dari laman okezone.id tedapat bahaya candu gadget yang mana ini
menjadi tantangan tersendiri terutama bagi orang tua milenial, bahay tersebut meliputi:
Gambar 5. Bahaya candu gadget
Untuk itu dalam menghadapi tantangan membentuk karakter anak orang tua perlu
memiliki komitmen terlebih dahulu dengan anak agar dengan adanya komitmen ini anak akan
belajar untuk mengikuti aturan yang diberikan orang tua, membuat komitmen dengan anak
pun bukan suatu hal yang mudah dilakukan oleh karena itu perlu prinsip pengasuhan di era
digital ini dengan melakukan kegiatan berikut terhadap anak (Purnama 2018: 500-501) :
a. Mengajak anak untuk berbincang terkait fungsi dan kegunaan teknologi yang tepat
b. Memberikan contoh yang baik dalam menggunakan teknologi terutama di depan anak
c. Mengajak anak untuk melakukan kegiatan positif melalui teknologi seperti
menggunakannya untuk belajar
d. Tetap mengontrol segala kegiatan anak terutama yang berhubungan dengan teknologi
e. Memberikan pemahaman yang lebih luas sebelum anak menggunakan teknologi
f. Memberikan batas waktu saat anak bermain dengan teknologi agar anak dapat merasakan
bermain di dunia luar tidak bergantung pada teknologi saja.
Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020
12
Seperti yang diungkapkan oleh informan 3 yaitu:
“iya biasanya sih memberi aturan ya ke anak kalau sedang main handphone, seperti
waktu main handphone, waktu belajar, waktu untuk istirahat dan lain sebagainya biar
seimbang, kadang kalau ada waktu ya saya temani main handphone kadang ya dia
main sama teman-temannya main handphone masing-masing, tapi tetap ya sebagai
orang tua harus mengawasi juga” (wawancara pada tanggal 23 April 2020).
Sehingga dapat disimpulkan hasil dari pada penelitian terkait tantangan orang tua
dalam membentuk karakter anak generasi alpha yang dilakukan di kampung pondok serut
yakni sangat diperlukannya pola asuh yang tepat untuk diterapkan kepada anak generasi
alpha, berdasarkan hasil penelitian pola asuh yang tepat ini dapat berupa pengawasan dan
arahan serta menanamkan pendidikan karakter sejak dini kepada anak generasi alpha hal ini
bertujuan guna menunjang dan mendampingi perkembangan anak generasi alpha ditengah-
tengah pesatnya kemajuan teknologi agar anak tetap dapat memanfaatkan sisi positif dari
adanya teknologi dengan didukung pengawasan dari orang tua agar anak tidak terjerumus
kepada dampak negatif dari adanya teknologi itu sendiri.
KESIMPULAN
Berdasarkan analis dari hasil penelitian terkait tantangan orang tua dalam membentuk
karakter anak generasi alpha di kampung pondok serut yang telah dipaparkan diatas bahwa
orang tua memiliki tanggung jawab dan tantangan yang lebih besar dalam membangun
karakter anak generasi alpha di Kampung Pondok Serut ini melalui po;a asuh yang tepat dan
sesuai serta peran dan fungsi keluarga yang diberikan terhadap anak generasi alpha secara
maksimal. Berbagai upaya yang dilakukan orang tua di Kampung Pondok Serut dalam
mendidik anak ini tentunya berpedoman pada pancasila agar anak tidak bergantung pada
teknologi dan acuh terhadap kehidupan sekitar. Keluarga sebagai pendidikan pertama ini
diharapkan mampu membangun karakter anak agar sesuai pada nilai dan norma pada saat
berinteraksi dengan masyarakat. Hal ini diharapkan agar anak generasi alpha ini dapat
memiliki karakter yang sesuai dengan nilai dan norma serta dapat menghayati setiap nilai-
nilai pancasila yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan Heri. 2017. Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.
https://nasional.okezone.com/amp/2019/01/25/337/2009530/dpr-penggunaan-gadget-oleh-
anak-usia-dini-perlu-jadi-isu-nasional
https://lazuardi421.wordpress.com/2017/10/13/pemanfaatan-gawai-bagi-anak-sekolah-dasar-
sudah-tepatkah/amp/
https://m.lampost.co/berita-umi-generasi-alfa.html
Juanda Sastra dkk. 2019. Pendidikan Moral Melalui Tradisi Kesantrian di Pondok Pesantren
Salafiyah Al-Fathaniyah Kota Serang. Jurnal Hermeneutika. Volume 5 Nomor 2.
Juli Andriyani. 2016. Korelasi Peran Keluarga Terhadap Penyesuai Diri Remaja. Jurnal Al-
Bayan. Volume 22 Nomor 34.
Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020
13
Lestari Sri. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Muslich Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional.
Jakarta : PT Bumi Aksara
Petrus Rendy Petrus Jaya dkk. 2019. Pola Asuh Generasi Alpha Pada Era Digital. Jurnal
Penrennial Pegagogi. Volume 1 Nomor 1 ISSN: 2686-648X
Rustina. 2014. Keluarga dalam Kajian Sosiologi. Jurnal Musawa. Volume 6 Nomor 2.
Setiadi M Elly dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group.
Singgih Yulia. 2012. Psikologi untuk Keluarga. Jakarta: Libri PT BPK Gunung Mulia
Sigit Purnama. 2018. Pengasuhan Digital untuk Anak Generasi Alpha. Al-Hikmah
Proceedings Educaation On Islamic Early Childhood Education. Volume 1, April
2018, ISSN (p) 2620-7966; ISSN (e) 2620-7974 Hal. 493-502.
Soemanto. Modul Pengertian dan Ruang Lingkup Sosiologi Keluarga
Sugiono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D).
Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional