Xii tkrb tugas ppkn

Post on 21-Feb-2017

38 views 1 download

Transcript of Xii tkrb tugas ppkn

Disusun Oleh:Prabowo Ari W (14)Rizky Adi S (19)Antonius Oko P (3)

Kekuasaan Kehakiman dan Penegakan Peradilan di Bumi Indonesia

PENGERTIAN DARI KEKUASAAN KEHAKIMAN

Hukum merupakan peraturan yang diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bersifat memaksa agar orang menaati tata tertib dalam masyarakat, serta memberikan sanksi tegas bagi pelanggarnya. Hukum sebagai sarana untuk mengatur kepentingan masyarakat dengan segala tugas dan fungsinya tentu harus ditegakkan dan oleh karena itu,maka diperlukan aparat atau lembaga yang harus mengawasi pelaksanaan/penegakkan hukum tersebut.

LEMBAGA PERADILAN YANG ADA DI INDONESIA

Berdasarkan pasal tersebut,kekuasaan kehakiman yang semula dilakukan oleh pengadilan dalam lingkungan Pengadilan Umum,Pengadilan Agama,Pengadilan Militer,dan Pengadilan Tata Usaha Negara dengan Mahkamah Agung sebagai pengadilan tertinggi kemudian berubah menjadi kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan dibawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, kekuasaan kehakiman sebagaimana termuat dalam BAB IX tentang KEKUASAAN KEHAKIMAN pasal 24A,pasal 24B,pasal 24C,dan pasal 25.

Negara mengawasi dan mengatur tatanan Negara sehingga menjadi Negara yang terbebas dari semua ancaman yang mengancam Negara di bidang apapun.Lembaga peradilan juga sangat penting,karena jika tidak ada lembaga peradilan siapa yang akan menghukum orang yang melakukan kesalahan dan siapa yang akan menegaskan peraturan hukum dan keadilan.

ALASAN DIBENTUKNYA LEMBAGA PERADILAN DI INDONESIA

TINGKAT LEMBAGA PERADILAN DI INDONESIA

Kekuasaan kehakiman di Indonesia mengalami perubahan yang sangat mendasar sejak Masa Reformasi, diawali dengan adanya TAP MPR RI Nomor X/MPR/1999 tentang Pokok-Pokok Reformasi Pembangunan dalam Rangka Penyelamatan dan Normalisasi Kehidupan Nasional sebagai Haluan Negara menuntut adanya pemisahan yang tegas antara fungsi-fungsi judikatif dan eksekutif.

KEKUASAAN KEHAKIMAN DI INDONESIA

Sejak adanya TAP MPR tersebut, peraturan yang mengatur tentang kekuasaan kehakiman yaitu Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman.

Kekuasaan kehakiman di Indonesia dilaksanakan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang di bawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.

•Mahkamah Agung•Mahkamah Konstitusi

a. Mengadili pada tingkat kasasi.b. Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang.c. Wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang.

MAHKAMAH AGUNG

a. Memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercelab. Adilc. Profesionald. Berpengalaman di bidang hukum

HAKIM AGUNG

a. Bersifat mandirib. Berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agungc. Anggotanya harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian tidak tercelad. Anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR

KOMISI YUDISIAL

a. Berwenang mengadili pada pringkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat finalb. Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presidenc. Mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh Presidend. Diajukan masing-masing tiga orang oleh MA, DPR, dan Presidene. Ketua dan Wakil Ketua MK dipilih oleh hakim konstitusif. Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan, tidak merangkap sebagai pejabat negara

MAHKAMAH KONSTITUSI

a. Sila Kelima Pancasila.b. UUD 1945 Bab IX Pasal 24 Ayat 2 dan 3c. UURI Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militerd. UURI Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakimane. UURI Nomor 3 Tahun 2009 tentang Mahkamah Agungf. UURI Nomor 49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umumg. UURI Nomor 51 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Negarah. UURI Nomor 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi

DASAR HUKUM LEMBAGA PERADILAN

a. Lack of proporsionalism (kurangnya proporsional)b. Lack of social responsibility or awareness (kurangnya tanggung jawab atau kepedulian sosial)c. Lack of dignity (kurangnya kewibawaan)d. Lack of carefulness (kurangnya kehati-hatian)e. Lack of future orientation (kurangnya orientasi masa depan)f. Lack of political carefulness or awareness (kurangnya kesadaran politik)g. Lack of puritanism (kurangnya puritanisme)h. Lack of sense of justice (kurangnya rasa keadilan)i. Lack of facilities (kurangnya fasilitas)

PERMASALAHAN PERADILAN NASIONAL

TERIMAKASIH