Post on 28-Dec-2020
i
UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
MEMOTIVASI SISWA UNTUK MENGERJAKAN SHALAT
DI SMK NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN
2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
MIFTAKHUL WAHAB
NIM 12114003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA
2018
ii
iii
UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
MEMOTIVASI SISWA UNTUK MENGERJAKAN SHALAT
DI SMK NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN
2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
MIFTAKHUL WAHAB
NIM 12114003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA
2018
iv
Imam Mas Arum, M.Pd.
Dosen IAIN Salatiga
Nota Pembimbing
Lampiran : 4 Eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Kepada:
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
naskah skripsi mahasiswa:
Nama : Miftakhul Wahab
NIM : 121-14-003
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Judul : UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
MEMOTIVASI SISWA UNTUK MENGERJAKAN SHALAT
DI SMK NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN
2017/2018
Dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga untuk
diujikan dalam munaqosyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk
menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, Maret 2019
Pembimbing
Imam Mas ArumM.Pd.
NIP. 197905072011011008
v
vi
DEKLARASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Miftakhul Wahab
NIM : 121-14-003
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan dipublikasikan pada e-repository IAIN
Salatiga
Salatiga, 28 Mei 2018
Salatiga, 01 Maret 2019
Penulis,
Miftakhul Wahab
NIM: 121-14-003
vii
MOTTO
“Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar”. (Q.S. Al-Ankabut: 45)
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,
skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Kepada kedua orang tua penulis, yaitu Ayahanda Harjito dan Ibunda Siti
Saadah yang karena segala limpahan kasih sayang, pengorbanan dan doanya
penulis dapat menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini dengan baik dan
lancar, semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan inayah-Nya, dan karunia
serta kesehatan bagi beliau berdua.
2. Untukkakakku Muhammad Affan Nurrahim dan adikku Arizka Abdiana
Munib yang selalu memberikan dukungan dan semangat.
3. Semua guru serta ustadz dan ustadzah yang telah memberikan pelajaran
tentang arti kehidupan.
4. Teman-teman pemuda dan pemudi dusun Ngadi kerso yang selalu menghibur
dan memberikan motivasi.
5. Teman, rekan, sahabat selama studi di IAIN Salatiga semua angkatan,
terutama angkatan 2014, dan semua rekan yang telah mendukung dan
berkontribusi bagi terselesaikannya studi selama ini.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini sebagai salah satu persyaratan wajib untuk dapat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan(S. Pd) Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negri (IAIN) Salatiga. Shalawat serta
salam senantiasa penulis sanjungkan kehadirat Baginda Rasullullah muhammad
SAW yang mana beliaulah insan pilihan Allah.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menemui banyak hambatan, tetapi berkat
rahmat-Nya dan perjuangan penulis serta bantuan berbagai pihak sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan banyak
terimakasih atas segala nasehat, bimbingan, dukungan, danbantuanyyakepada:
1. Bapak Dr. RahmatHariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tabiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku kaprodi PAI FTIK IAIN Salatiga.
4. Nurwanto, S.Pd., M.Hum. Selaku dosen Pembimbing Akademik.
5. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd., Selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, dan sumbangan pemikiran
terbaiknya dalam masa bimbingan sehingga terselesaikannya penulisan
skripsi ini.
x
6. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga yang
telah banyak memberikan hikmah dan bekali ilmu pengetahuan kepada
penulis selama di bangku perkuliahan.
7. Kepala sekolah, guru, dan karyawan SMKN 1 SALATIGA yang telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Atas jasa mereka penulis hanya dapat berdoa semoga amal mereka
diterima oleh Allah SWT. Dan mendapat pahala yang lebih baik serta
mendapatkan kesuksesan dan diberikan kelancaran segala urusannya baik
di dunia maupun di akhirat.
Akhirnya dengan tulisan ini semoga bias bermanfaat bagi penulis khususnya
dan para pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikumWr. Wb
Salatiga, 23 Februari 2019
Penulis
Miftakhul Wahab
12114003
xi
ABSTRAK
Wahab,Miftakhul. 2019. 12114003. Upaya Guru Pendidikan Agama
Islam dalam Memotivasi Sholat pada Siswa SMK N1 Salatiga Tahun
Pelajaran 2017/ 2018). Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negri Salatiga.
Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd.
Kata Kunci: Upaya Guru PAI, Motivasi shalat
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana upaya guru PAI dalam memotivasi shalat siswa di SMK Negeri 1
Salatiga, dan hambatan guru PAI dalam upaya memotivasi siswa untuk
melaksanakan sholat di SMK N 1 Salatiga tahun Pelajaran 2017/2018.
Jenis Penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian lapangan (field
research) dan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini
meliputi sumber primer yakni hasil wawancara kepada sekolah, guru, siswa, dan
sumber sekunder yang dapat berupa foto-foto kegiatan terkait pendidikan
keagamaan, buku kurikulum, profil sekolah, dan piala penghargaan bagi sekolah.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan mengadakan wawancara, observasi, dan
dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, upaya guru dalam
memotivasi salat siswa diantaranya guru dapat berposisi sebagai pengawas dan
pengingat yang selalu mengawasi peserta didik dalam hal ini siswa SMK N 1
Salatiga. apabila siswa melakukan kesalahan maka guru wajib menegur ataupun
juga memberikan hukuman demi kebaikan siswa tersebut. Kedua, hambatan
dalam upaya guru dalam memotivasi salat kebanyakan lebih kepada kesadaran
siswa itu sendiri. Siswa masih belum meiliki kesadaran akan pentingnya shalat
bagi kehidupannya. Latar belakang siswa yang malas ternyata juga disebabkan
karena kurangnya perhatian orang tua ketika di rumah atau bahkan orang tuanya
juga jarang melaksanakan salat.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR ........................................................................... i
LEMBAR BERLOGO IAIN .............................................................................. ii
HALAMAN SAMPUL DALAM ...................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............ iError! Bookmark not
defined.
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................................... v
DEKLARASI ................................................................................................... vii
MOTTO ........................................................................................................... viii
PERSEMBAHAN .......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
ABSTRAK ....................................................................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................xv
BAB IPENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................1
B. Fokus Penelitian ...........................................................................................6
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................6
D. Manfaat Penelitian........................................................................................7
xiii
E. Penegasan Istilah ..........................................................................................7
F. Sistematika Penulisan ...................................................................................9
BAB IIKAJIAN PUSTAKA .............................................................................10
A. Landasan Teori ...........................................................................................10
1. Guru Pendidikan Agama Islam ............................................................10
2. Motivasi ...............................................................................................19
3. Shalat ...................................................................................................23
B. Kajian Pustaka ............................................................................................32
BAB IIIMETODEPENELITIAN ......................................................................37
A. Jenis Penelitian ...........................................................................................37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................38
C. Sumber Data .............................................................................................. 39
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 40
E. Analisis Data ............................................................................................. 42
F. Pengecekan Keabsahan Data ..................................................................... 43
BAB IVPAPARAN DATA ...............................................................................46
A. Paparan Data ..............................................................................................46
1. Profil SMK N 1 Salatiga ......................................................................46
2. Hasil Penelitian ....................................................................................81
B. Analisis Data ..............................................................................................85
xiv
1. Upaya guru PAI dalam memotivasi shalat siswa di SMK N 1 Salatiga
............................................................................................................ 85
2. Hambatan Guru PAI dalam upaya memotivasi siswa untuk
melaksanakan shalat di SMK N 1 Salatiga ................................................89
BAB VPENUTUP .............................................................................................91
A. Kesimpulan.................................................................................................91
B. Saran ...........................................................................................................92
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................93
xv
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Daftar Riwayat Hidup
2. Pengajuan Pembimbing
3. Surat Balasan Penelitian
4. Lembar Konsultasi Skripsi
5. Daftar SKK
6. Pedoman Wawancara
7. Lampiran Wawancara
8. Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang
mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia.
Oleh sebab itu, hampir semua negara menempatkan variabel pendidikan
sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa
dan negara.
Begitu juga Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang
penting dan utama. Hal ini dapat dilihat dari isi pembukaan UUD 1945 alenia
IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan itu kemudian menjadi
pembangkit semangat pelaku pendidikan untuk bisa mewujudkan cita-cita
tersebut.
Pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk mendidik
manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang serta memiliki potensi atau
kemampuan. Segala pengetahuan bisa didapat darimana saja tidak terbatas
ruang dan waktu. Pengetahuan yang pertama diperoleh dalam lingkup
keluarga terutama ibu. Segala proses kehidupan dalam keluarga terekam
dalam otak yang menjadi pengetahuan pertama. Lambat laun dalam peroses
kehidupan dengan orang lain diluar keluarga bisa berupa teman, media cetak
ataupun yang lain dapat menambah pengetahuannya. Kebiasaan yang tidak
bisa dipungkiri di Indonesia adalah perspektif bahwa pengetahuan itu banyak
2
diperoleh di sekolah ataupun instalasi pendidikan yang lain. Memang anak-
anak lebih banyak menghabiskan banyak waktunya disekolah daripada
dirumah, sehingga hal ini menjadi anggapan yang benar.
Pendidik di sekolah merupakan orang tua kedua yang harus dihormati
dan dimuliakan setelah orangtua. Mereka menggantikan peran orang tua
ketika anak berada di lingkungan sekolah. Pendidik memiliki tugas serta
tanggungjawab penuh pada anak didik mereka. Pendidik bertanggung jawab
memberikan tuntunan kepada peserta didik agar bisa mandiri untuk memenuhi
tugasnya sebagai hamba Allah. Tugas utama pendidik di sekolah khususnya
guru pendidikan agama Islam adalah mengajar, membimbing, melatih serta
memberikan tauladan yang baik bagi peserta didiknya.
Dalam ajaran agama Islam guru adalah orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh potensinya,
baik potensi efektif, potensi kognititif, maupun potensi psikomotorik. guru
yang berarti orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan
pada anak didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar tercapai
tingkatan kedewasaan, serta mampu berdiri sendiri dalam memenuhi tugasnya
sebagai hamba allah. Selain itu guru mampu sebagai makhluk sosial dan
makhluk individu yang mandiri. Guru merupakan jabatan atau profesi yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru, pekerjaan ini tidak bisa dilakukan
oleh sembarang orang tanpa memiliki keahlian sebagai guru. Guru juga
disebut seorang pendidik yang mempunyai pengetahuan lebih serta mampu
mengimplisitkan nilai-nilai di dalamnya, jadi calon guru diberi bekal
3
pengetahuan sesuai tugasnya, dan pengetahuan itu mempribadi dimana nilai-
nilai menjadi implicit di dalamnya (haidar putra daulay, 2007:83-84)
Salah satu bagian terpenting dalam pendidikan adalah seorang guru.
Guru dalam konteks pendidikan mempunya peranan yang sangat strategis. Hal
ini disebabkan gurulah yang berada di garda terdepan dalam pelaksanaan
pendidikan. Gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk
membagikan ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan
nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan.
Apabila diperhatikan dari kebiasaan guru saat ini, guru hanya terpaku
kepada kegiatan yang arahnya bersifat tekstual, baik dalam menghadapkan
kurikulum maupun dengan memberikan pelajaran kepada anak didiknya.maka
berdampak kepada hasil yang kurang memuaskan dalam pembelajaran anak.
Salah satu tujuan dari guru pendidikan agama Islam adalah
menjalankan syariat agama. Agama islam memiliki peribadatan yang tidak
sedikit, salah satunya adalah ibadah shalat. Shalat merupakan kewajiban bagi
seluruh umat muslim, dan shalat sendiri masuk dalam rukun iman yang kedua
setelah syahadat. Dengan menjalankan shalat dapat menjadi bukti ia seorang
muslim yang patuh dan taat pda agamanya. Dalil yang menunjukkan urgensi
sholat adalah firman Allah dalam QS. Adz-dzariyat: 56:
Artinya: dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar
mereka beribadah kepadaku. (Departemen Agama RI, 2009: 523).
4
(QS. AL-A‟raf: 206)
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang ada di sisi tuhanmu tidak
merasa enggan untuk menyembah Allah dan mereka menyucikan-nya dan
hanya kepada-nya mereka bersujud (Departemen Agama RI, 2009: 176).
Dari ayat di atas menerangkan bahwa kewajiban seorang muslim
adalah melaksanakan sholat sebagai wujud taat pada perintah Allah. akan
tetapi melihat keadaan yang terjadi pada sebagian umat Islam yang tidak
melaksanakan shalat karena masih kurangnya kesadaran diri. Mereka masih
disibukkan dengan kegiatan dunia dan seakan lupa dengan kewajiban sebagai
seorang muslim. Dalam lingkungan sekolah terutama Siswa Sekolah
Menengah Kejuruan yang masih dalam tahap belajar merupakan waktu yang
tepat untuk menanamkan pada diri kebiasaan dan kesadaran akan kewajiban
seorang muslim untuk shalat. Terlebih lagi sekolah tersebut notabennya adalah
sekolah umum yang mana jam mata pelajaran agama Islam sangat terbatas.
Berbeda dengan sekolah yang berbasis agama islam seperti Madrasah Aliyah
yang memberikan waktu lebih untuk pelajaran agama. Maka dari itu perlunya
seorang guru membimbing dan memberikan contoh kepada siswa agar
tertanam kebiasaaan dan kesadaran akan kewajiban seorang muslim sehingga
bisa menyempatkan waktu untuk melaksanakan shalat.
SMK Negeri 1 salatiga adalah sekolah menengah kejuruan yang
berbasis sekolah umum dimana mata pelajaran banyak terfokus pada materi
5
umum sesuai kejuruan masing-masing. SMK N 1 Salatiga termasuk sekolah
kejuruan yang berprestasi dalam berbagai bidang tingkat daerah maupun luar
daerah. Maka tidak heran jika setiap hari senin setelah upacara selalu tidak
ketinggalan adanya pengumuman meraih juara dari para murid dari berbagai
jurusan. Berbagai prestasi yang diraih itu banyak diperoleh dari siswa jurusan
tata busana, tata kecantikan, dan tata boga. Meskipun demikian, jurusan lain
juga memiliki andil yang besar dalam mengembangkan kemajuan SMK N 1
Salatiga dengan mampu meninggalkan citra baik seusai magang ditempat yang
lumayan bergengsi, misalnya siswa kejuruan administrasi perkantoran SMK N
1 Salatiga mampu bersaing dengan siswa lain di berbagai hotel di Jawa Bali.
Prestasi yang diperoleh dari berbagai kejuruan tersebut nampaknya
kurang begitu seimbang dengan prestasi dibidang keagamaan mereka. Prestasi
agama yang penulis maksud adalah prestasi dari dalam individu tersebut
terutama dalam masalah shalat. Meskipun dari hasil wawancara dengan waka
kesiswaan pada tanggal 17 Juli 2018 memaparkan bahwa kegiatan sholat
fardhu di SMK N 1 Salatiga sangat aktif dan mencapai angka 90%, akan tetapi
dari hasil pengamatan peneliti saat PPL selama dua bulan hal ini tidak cukup
relevan mengingat siswa-siswi nyatanya masih banyak yang malas melakukan
shalat terutama sebagian besar anak jurusan PM, TK pada tahun ajaran itu..
Hasil observasi yang peneliti lakukan pada saat PPL selama dua bulan di
SMK Negeri 1 Salatiga, peneliti melihat masih kurangnya antusias sebagian
siswa dalam melaksanakan shalat fardhu. Hal tersebut dilatarbelakangi karena
fasilitas mushalla yang hanya dapat menampung ± 50 orang sedangkan jumlah
6
siswa muslim lebih dari 1000 anak maka dari itu harus bergantian, dan juga
dari faktor siswa nya itu sendiri. Masalah ini lah yang kemudian timbul
pertanyaan dalam diri peneliti tentang bagaimanakah upaya guru pendidikan
agama Islam dalam meningkatkan kesadaran shalat siswa. Peran guru akan
menjadi sangat penting mengingat shalat adalah hal pokok yang harusnya
dilaksanakan oleh setiap siswa. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
menyusun skripsi dengan judul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Memotivasi Siswa Untuk Mengerjakan Shalat di SMK Negeri 1 Salatiga
Tahun Pelajaran 2017/2018”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan yang telah penulis paparkan di atas, maka fokus masalah
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana upaya guru PAI dalam memotivasi shalat siswa di SMK
Negeri 1 Salatiga?
2. Apa hambatan guru PAI dalam upaya memotivasi siswa untuk
melaksanakan sholat di SMK N 1 Salatiga ?
C. Tujuan Penelitian
Agar dapat memberikan gambaran yang jelas dalam pelaksanaan
penelitian ini, maka perlu dirumuskan tujuan yang dicapai dalam penelitian
ini,di antaranya yaitu:
1. Mengetahui upaya guru PAI dalam memotivasi sholat siswa di SMK N 1
Salatiga.
7
2. Mengetahui hambatan guru PAI dalam upaya memotivasi siswa untuk
melaksanakan sholat di SMK N 1 Salatiga.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah teoritis dan praktis yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
a. Secara teoritis manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bagian usaha
untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan pada jurusan tarbiyah
khususnya..
b. Menambah wawasan bagi para pendidik bahwa peran guru sangat
sentral dalam membentuk pribadi seorang anak.
c. Menjadi bahan masukan guna pengembangan ilmu bagi pihak-pihak
yang berkepentingan guna meneliti lebih lanjut terhadap aspek lainnya
yang belum ada dalam penelitian ini.
2. Manfaat praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi guru dan masyarakat bahwa peran guru
harus diperhatikan sehingga mendorong keaktifan pada siswa.
b. Sebagai masukan pada guru dan masyarakat untuk lebih mengawasi
dan meningkatkan keaktifan pada siswa untuk melaksanakan shalat.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penulisan skripsi ini, maka
perlu penulis jelaskan mengenai istilah yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain:
8
1. Upaya
Dalam Bahasa Indonesia kata upaya memiliki arti usaha untuk
mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar.
(Depdiknas, 2006: 1345)
2. Guru Pendidikan Agama Islam
guru dalam Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh potensinya,
baik potensi afekti, kognitif, dan potensi psikomotorik. dengan
pendapat tersebut dapat dikatakan guru pendidikan agama Islam
adalah seorang pendidik yang mengajarkan ajaran islam serta
membimbing anak untuk dapat memiliki sifat kedewasaan dan
membentuk pribadi anak sesuai dengan ajaran agama Islam yang
berakhlak islami sehingga terjadi keseimbangan kebahagiaan antara
dunia dan akhirat (Nurdin 2010: 128).
3. Motivasi
Motivasi berasal dari kata Latin moveers yang berarti menggerakkan
(Printich & Schunk 1996 dalam Wahyuni 2009:12) Kata motivasi lalu
diartikan sebagai usaha menggerakkan. Secara istilah motivasi adalah
sebuah istilah yang mengarah kepada adanya kecenderungan bertindak
untuk menghasilkan satu atau lebih pengaruh-pengaruh (Atkinson
1997 dalam wahyuni 2009:12)
9
4. Shalat
Menurut bahasa shalat adalah doa. Sedangkan menurut istilah
syara‟ sholat yaitu menghadapkan jiwa dan raga kepada allah, karena
taqwa hamba kepada tuhannya, mengagungkan kebesaran-Nya dengan
khusyuk dan ikhlas dalam bentuk perkataan dan perbuatan yang
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, menurut cara-cara
dan syarat-syarat yang sudah ditentukan.(Rifa‟I 2014: 68)
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulian skripsi ini terdiri dari lima bab yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:
BAB I pendahuluan, bab ini berisi latar belakang masalah, fokus
penelitian, tujuan penelitian dan dasar-dasar pokok penelitian
BAB II kajian pustaka, bab ini berisi kajian pustaka yang menjelaskan
landasan teori yang berhubungan dengan penelitian yang memuat tentang
upaya guru dalam memotivasi siswa melaksanakan shalat.
BAB III metode penelitian, bab ini memuat paparan data dan temuan
peneliti tentang profil SMK N1 SALATIGA dan temuan penelitian
BAB IV deskripsi data, analisis dan pembahasan, bab ini memuat
tentang pembahasan hasil dari penelitian lapangan yang dipaparkan sebagai
jawaban atas masalah penelitian.
BAB V penutup. Bab ini memuat kesimpulan dan saran
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Guru Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian guru
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru adalah orang yang
pekerjaan atau profesinya mengajar dan segala tingkah lakunya selalu
ditirukan oleh murid. Menurut Suparlan (2006:9) dalam bahasa Arab,
kosa kata guru dikenal dengan al-mu’allim atau al-ustad yang bertugas
memberikan ilmu dalam majelis taklim (tempat memperoleh ilmu).
Dengan demikian, sama dengan pengertian guru dalam agama Hindu,
al-mu’allim atau al-ustad, dalam hal ini juga mempunyai pengertian
orang yang mempunyai tugas untuk membangun aspek spiritualitas
manusia. Pengertian guru kemudian menjadi semakin luas, tidak hanya
terbatas dalam kegiatan keilmuan yang bersifat kecerdasan spiritual
dan kecerdasan intelektual, tetapi juga menyangkut kecerdasan
kinestetik jasmaniah, seperti guru tari, guru olahraga, guru senam, dan
guru musik.
Sedangkan Zakiah Daradjat (1992:39) dalam Suparlan (2006:11)
menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional, karena guru itu
telah menerima anak-anak. Dalam hal ini, orang tua harus tetap
sebagai pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anaknya,
11
sedangkan guru adalah tenaga profesional yang membantu orang tua
untuk mendidik anak-anak pada jenjang pendidikan sekolah.
b. Peran dan fungsi guru
Guru memiliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tidak
terpisahkan, antara kemampuan mendidik, membimbing, mengajar dan
melatih. Keempat kemampuan tersebut merupakan kemampuan
integratif, yang satu tidak dapat dipisahkan dengan yang lain
(Suparlan, 2005:29).
c. Tugas Guru Agama
Sebagai seorang guru yang akan berhadapan dengan remaja yang
sedang mengalami kegoncangan jiwa, maka ia harus mengerti betul
tentang keadaan remaja itu. Karena dia tidak hanya bertugas memberi
pelajaran, dalam arti membekali anak didik dengan pengetahuan
agama, akan tetapi ia bertugas mendidik dan membina jiwa anak didik
yang sedang mengalami berbagai perubahan dan kegoncangan itu,
serta membekali mereka dengan pengetahuan agama yang mereka
butuhkan. (Daradjat, 1975:107)
Tugas guru agama di sekolah umum sebenarnya cukup berat, dia
harus menghadapi sikap jiwa yang bermacam-macam yang dibawa
oleh anak dari rumah, di samping dia harus berhadapan pula dengan
guru-guru pengetahuan umum yang beraneka ragam sikapnya terhadap
agama. Oleh karena itu, maka persyaratan untuk menjadi guru agama
yang baik dan sukses, tidak ringan. Syarat pertama yang harus
12
dimilikinya adalah kepribadian yang mencerminkan ajaran agama yang
akan diajarkannya kepada murid-muridnya. Seluruh diri pribadinya,
mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kakinya, hendaknya dapat
memberi gambaran tentang keyakinan agamanya, mulai dari cara
berpakaian, berbicara, bertingkah laku, bergaul dan caranya
memperlakukan murid-muridnya, mempunyai pengaruh besar dalam
kecenderungan murid terhadap pendidikan agama.
Dengan ringkas kita dapat dikatakan bahwa kepribadian guru
agama, hendaknya mencerminkan agama yang diajarkannya itu. Kalau
guru agama itu mempunyai kepribadian yang baik, maka akan ditiru
oleh anak didiknya, serta pelajaran yang diberikan akan dirasakan
penting oleh mereka (Daradjat, 1975:99).
Guru agama harus mempunyai rasa tanggung jawab kepada hasil
pekerjaannya, membuat laporan bulanan, mengadakan evaluasi
pengajaran, walaupun pengajarannya tidak mempengaruhi kenaikan
kelas, mengadakan pengawasan terhadap anak baik di dalam maupun
di luar sekolah. Di samping ia harus bertanggung jawab terhadap
instansi atasannya dan terhadap pekerjaannya ia harus bertanggung
jawab yang lebih berat, yaitu bertanggung jawab terhadap Tuhan Yang
Maha Tinggi. Dengan ini harus lebih banyak mencurahkan perhatian
terhadap tugasnya, ia harus mengabdi dan membantu murid-muridnya,
mengabdi berarti pada waktu menghadapi tugasnya harus melupakan
segala persoalan hidupnya (Shaleh,1969:136).
13
Kondisi pendidikan Islam sekarang ini, para pendidik dituntut
untuk memiliki kompetensi secara menyeluruh, tidak hanya memiliki
kemampuan untuk menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik.
Merujuk kepada Rasulullah SAW, seorang pemimpin seharusnya
memiliki sifat sidiq, amanah, tabigh, dan fathonah.
Sifat sidiq ini mencerminkan kompetensi kepribadian seorang
pendidik yang menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak
mulia, teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
Sifat amanah melahirkan kompetensi sosial pendidik yaitu
mampu bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif
karena pertimbangan jenis kelamni, agama, ras, kondisi fisik, latar
belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
Sifat tabligh menghasilkan kompetensi pedagogik pendidik
dengan menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
Sedangkan sifat fathonah terefleksi pada kompetensi profesional
pendidik dalam bentuk menguasai materi, struktur, konsep dan pola
pikir keilmuan. Mengembangkan pembelajaran yang diampu secara
kreatif. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif. Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri
(Luthfiah,2011:222-223).
14
Diantara sifat Tuhan yang harus ditonjolkan bagi remaja, adalah
sifat kasih sayang, maha mengerti, maha mengetahui, maha mendengar
dan maha pengampun. Sifat-sifat Tuhan itu akan dapat membanu
remaja dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang sedang mereka
hadapi, apalagi bagi mereka yang kebetulan mempunyai orang tua
yang kurang mengerti.
Dengan ringkas dapat dikatakan bahwa materi pendidikan agama
untuk remaja supaya dipilihkan yang dapat menjawab tantangan
jiwanya waktu itu. Sudah barang temu tidak semua pelajaran agama
yang diberikan itu, hanya untuk menjawab tanda tanya. Misalnya
masalah ibadah sosial dan soal-soal yang berhubungan dengan
masyarakat telah mulai menarik perhatian mereka, maka hal-hal yang
menyangkut masalah hukum yang berhubungan dengan
kemasyarakatan akan disukainya (Daradjat, 1975:110-111).
d. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama dapat didefenisikan sebagai upaya untuk
mengaktualkan sifat-sifat kesempurnaan yang telah dianugerahkan
oleh Allah Swt kepada manusia, upaya tersebut dilaksanakan tanpa
pamrih apapun kecuali untuk semata-mata beribadah kepada Allah
(Bawani, 1993 : 65).
Menurut Luthfiah (2011:220) pendidikan Islam adalah proses
bimbingan kepada peserta didik secara sadar dan terencanadalam
15
rangka mengembangkan potensi fithrahnya untuk mencapai
kepribadian Islam berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam.
Sedangkan Pendidikan Agama Islam berarti "usaha-usaha secara
sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka
hidup sesuai dengan ajaran Islam". (Zuhairani, 1983 : 27)
Pendidikan islam tidak bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis.
Ajaran islam tidak memisahkan antara iman dan amal shaleh. Oleh
karena itu, pendidikan islam adalah sekaligus pendidikan iman dan
pendidikan amal dan juga karena ajaran Islam berisi tentang ajaran
sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat menuju kesejahteraan hidup
perorangan dan bersama, maka pendidikan islam adalah pendidikan
individu dan pendidikan masyarakat. Semula yang bertugas mendidik
adalah para Nabi dan Rasul selanjutnya para ulama, dan cerdik
pandailah sebagai penerus tugas, dan kewajiban mereka (Drajat, 1992 :
25-28).
e. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Sebelum peneliti mengemukakan tujuan Pendidikan Agama
tersebut terlebih dahulu akan mengemukakan tujuan pendidikan secara
umum. Tujuan pendidikan merupakan faktor yang sangat penting,
karena merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan itu.
Demikian pula halnya dengan Pendidikan Agama Islam, yang tercakup
mata pelajaran akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
16
Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika,
budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
Tujuan pendidikan secara formal diartikan sebagai rumusan
kualifikasi, pengetahuan, kemampuan dan sikap yang harus dimiliki
oleh anak didik setelah selesai suatu pelajaran di sekolah, karena
tujuan berfungsi mengarahkan, mengontrol dan memudahkan evaluasi
suatu aktivitas sebab tujuan pendidikan itu adalah identik dengan
tujuan hidup manusia.
Dari uraian di atas tujuan Pendidikan Agama peneliti sesuaikan
dengan tujuan Pendidikan Agama di lembaga-lembaga pendidikan
formal dan peneliti membagi tujuan Pendidikan Agama itu menjadi
dua bagian dengan uraian sebagai berikut :
1) Tujuan Umum
Tujuan umum Pendidikan Agama Islam adalah untuk
mencapai kwalitas yang disebutkan oleh al-Qur'an dan hadits
sedangkan fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah
17
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang
tercantum dalam Undang-Undang dasar No. 20 Tahun 2003
Dari tujuan umum pendidikan di atas berarti Pendidikan
Agama bertugas untuk membimbing dan mengarahkan anak didik
supaya menjadi muslim yang beriman teguh sebagai refleksi dari
keimanan yang telah dibina oleh penanaman pengetahuan agama
yang harus dicerminkan dengan akhlak yang mulia sebagai sasaran
akhir dari Pendidikan Agama itu.
Menurut Abdul Fattah Jalal tujuan umum pendidikan Islam
adalah terwujudnya manusia sebagai hambah Allah, ia mengatakan
bahwa tujuan ini akan mewujudkan tujuan-tujuan khusus. Dengan
mengutip surat at-Takwir ayat 27. Jalal menyatakan bahwa tujuan
itu adalah untuk semua manusia. Jadi menurut Islam, pendidikan
haruslah menjadikan seluruh manusia menjadi manusia yang
menghambakan diri kepada Allah atau dengan kata lain beribadah
kepada Allah.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu
merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan
oleh Allah. Tujuan hidup manusia itu menurut Allah adalah
beribadah kepada Allah, ini diketahui dari surat al-Dzariyat ayat 56
yang berbunyi :
Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali
supaya mereka beribadah kepada-Ku” (Q.S al-Dzariyat, 56)
18
2) Tujuan Khusus
Tujuan khusus Pendidikan Agama adalah tujuan yang
disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai
dengan jenjang pendidikan yang dilaluinya, sehingga setiap tujuan
Pendidikan Agama pada setiap jenjang sekolah mempunyai tujuan
yang berbeda-beda, seperti tujuan Pendidikan Agama di sekolah
dasar berbeda dengan tujuan Pendidikan Agama di SMP, SMA dan
berbeda pula dengan tujuan Pendidikan Agama di perguruan
tinggi.
Tujuan khusus pendidikan seperti di SLTP adalah untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut serta meningkatkan tata cara membaca al-Qur‟an dan tajwid
sampai kepada tata cara menerapkan hukum bacaan mad dan
wakaf. Membiasakan perilaku terpuji seperti qanaah dan
menjaukan diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab
dan namimah serta memahami dan meneladani tata cara mandi
wajib dan shalat-shalat wajib maupun shalat sunat (Riyanto, 2006 :
160).
Sedangkan tujuan lain untuk menjadikan anak didik agar
menjadi pemeluk agama yang aktif dan menjadi masyarakat atau
warga negara yang baik di mana keduanya itu terpadu untuk
mewujudkan apa yang dicita-citakan merupakan suatu hakikat,
19
sehingga setiap pemeluk agama yang aktif secara otomatis akan
menjadi warga negara yang baik, terciptalah warga negara yang
pancasilis dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Menurut Printich & Schunk (1996) dalam Wahyuni (2009:12)
Motivasi berasal dari kata Latin moveers yang berarti menggerakkan.
Kata motivasi lalu diartikan sebagai usaha menggerakkan. Secara
istilah menurut Atkinson (1997) dalam wahyuni (2009:12) menyatakan
motivasi adalah sebuah istilah yang mengarah kepada adanya
kecenderungan bertindak untuk menghasilkan satu atau lebih
pengaruh-pengaruh.
Motivasi adalah dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang
secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan
tujuan tertentu. Atau usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau
kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin
mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya (kompri, 2015:1).
Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan
situasi tertentu yang dihadapinya. Karena itulah terdapat perbedaan
dalam kekuatan motivasi yang ditunjukkan oleh seseorang dalam
menghadapi situasi tertentu dibandingkan dengan orang-orang lain
yang menghadapi situasi yang sama. Bahkan seseorang akan
20
menunjukkan dorongan tertentu dalam menghadapi situasi yang
berbeda dan dalam waktu yang berlainan pula. Misalnya, tidak
mustahil seorang mahasiswa sangat tekun membaca suatu novel yang
diangggapnya menarik sampai ia selesai membaca buku tersebut, akan
tetapi segera merasa bosan atau mengantuk jika menghadapi buku teks
yang nota bene harus dikuasainya dalam menghadapi ujian yang akan
segera ditempuhnya di kampusnya. Berarti apabila berbicara mengenai
motivasi, salah satu hal yang amat penting untuk diperhatikan adalah
bahwa tingkat motivasi berbeda antara seorang dengan orang lain
dalam diri seseorang pada waktu yang berlainan (Siagian, 2012:137).
Dari berbagai pernyataan diatas dapat dipahami bahwa motivasi
adalah suatu proses yang ada dalam diri individu yang menimbulkan
gairah dan mengarahkan aktivitas individu untuk mencapai tujuan
yang mana gairah itu perlu didorong dan dijaga.
b. Teori Motivasi
Menurut Purwanto dalam bukunya Kompri (2015:8) beberapa
teori motivasi adalah sebagai berikut:
1) Teori Hedonisme. Hedone adalah bahasa Yunani yang berarti
kesukaan, kesenangan, atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu
aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang
utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang
bersifat duniawi. Menurut pandangan hedonisme, manusia pada
21
hakikatnya adalah makhluk yang mementingkan kehidupan yang
penuh kesenangan dan kenikmatan.
2) Teori Naluri. Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu
pokok yang dalam hal ini disebut juga naluri, yaitu dorongan nafsu
(naluri) mempertahankan diri, dorongan nafsu (naluri)
mengembangkan diri, dorongan nafsu (naluri) mengembangkan
dan mempertahankan jenis. Menurut teori ini, untuk memotivasi
seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan
perlu dikembangkan.
3) Teori Reaksi yang Dipelajari. Teori ini berpandangan bahwa
tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri,
tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari
kebudayaan di tempat orang itu hidup. Teori ini disebut juga teori
lingkungan kebudayaan.
4) Teori Kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang
dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi
kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.
Oleh karena itu, menurut teori ini, apabila seorang pemimpin
bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang, ia harus
berusaha mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan
orang yang akan dimotivasinya.
22
c. Landasan Motivasi
Apabila berbicara tentang motivasi atau lebih tepat tentang
perilaku yang dimotivasi maka mempersoalkan perilaku sebagai
sesuatu hal yang memiliki tiga macam ciri khusus. Pertama, perilaku
yang dimotivasi berkelanjutan, maksudnya ia tetap ada untuk waktu
jangka yang relatif lama. Kedua, perilaku yang dimotivasi diarahkan
kearah pencapaian sesuatu tujuan, dan ketiga, ia merupakan perilaku
yang muncul karena adanya sesuatu kebutuhan yang dirasakan. Ciri
yang ketiga yakni adanya sesuatu kebutuhan yang dirasakan
mengintroduksi sebuah konsep yang memerlukan keterangan lebih
lanjut. Orang yang menggunakan macam istilah untuk melukiskan
kekuatan yang memotivasi dari perilaku manusia. Beberapa istilah
tersebut adalah:
1) Need (Kebutuhan)
2) Aspiration (Aspirasi)
3) Desire (Keinginan)
Walaupun masing-masing istilah mempunyai arti tepat dalam
teori psikologikal, merekan dapat disatukan menurut kebutuhan kita,
karena masing-masing hal tersebut dikenal oleh individu sebagai
kekuatan yang memotivasi. Akibat dirasakannya sesuatu kebutuhan
maka timbullah perasaan tegang atau ketidakseimbangan didalam
individu itu sendiri yang menyebabkan timbulnya aktivitas-aktivitas
23
yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan yang timbul (Kompri,
2015:6-7)
Dalam upaya mengidentifikasi motivasi, guru melakukan hal
sebagai berikut:
1) Sebelum melaksanakan pelajaran agama, guru selalu mengajak
siswa-siswi untuk melakukan shalat duha berjama‟ah di mushalla
sekolah.
2) Selalu memberikan tauladan dalam melakukan shalat dengan
menjadi imam. Hal ini pastinya akan memberikan motivasi
tersendiri kepada siswa karena guru secara langsung memberikan
tauladan dan selalu melakukan dengan baik.
3) Guru membiasakan dalam pelajaran apabila mendengar suara azan
maka siswa langsung diajak ke mushalla untuk melakukan shalat
jamaah.
4) Guru senantiasa menerangkan hikmah shalat pada saat jam
pelajaran agama atau ketika akan melakukan shalat duha agar
siswa memahami manfaat yang diperoleh secara batin dan dari segi
kesehatan jika melaksanakan shalat. Penjelasan dari pengetahuan
tersebut diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam
menjalankan ibadah shalat.
5) Guru memberikan pengetahuan tentang ketentraman dan
kenyamanan setelah melaksanakan shalat dibarengi dengan hal
yang dirasakan siswa sendiri.
24
d. Pola motivasi
Setiap orang cenderung mengembangkan pola motivasi tertentu
dari hasil lingkungan budaya tempat orang itu hidup. Pola ini sikap
yang mempengaruhi cara orang-orang memandang pekerjaan dan
menjalani kehidupan mereka. Empat pola motivasi yang sangat penting
menurut Davis d & Newstrom dalam Kompri (2015:7) adalah:
1) Prestasi, yaitu dorongan untuk mengatasi tantangan, untuk maju
dan berkembang.
2) Afiliasi, yaitu dorongan untuk berhubungan dengan orang-orang
secara efektif.
3) Kompetensi, yaitu dorongan untuk mencapai hasil kerja dengan
kualitas tinggi.
4) Kekuasaan, yaitu dorongan untuk mempengaruhi orang-orang dan
situasi.
3. Shalat
a. Pengertian shalat
Menurut istilah fikih, para ulama memberikan definisi yang
berbeda-beda. Diantaranya adalah definisi yang diberikan oleh Ibnu
Qasim Al-Ghazi dalam kitabnya Fathul Qarib Al-Mujib beliau
memberikan definisi shalat sebagai “perkataan dan perbuatan yang
diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam disertai syarat-syarat
dan rukun-rukun tertentu (Masykur, 2011:1).”
25
Shalat secara bahasa adalah do‟a. Sedangkan secara agama
adalah ibadah yang terdiri dari beberapa ucapan dan tindakan yang
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Dalil Alqur‟an yang menunjukkan urgensi shalat adalah firman
Allah dalam surat An-Nisa ayat 103 “sesungguhnya shalat itu adalah
kewajiban yang telah ditentukan waktunya bagi orang-orang yang
beriman”. Allah juga berfirman dalam Qur‟an surat Al-Ankabut ayat
45 yang berbunyi” dan dirikanlah shalat sesungguhnya shalat itu
mencegah keji dan mungkar”.
b. Dalil Shalat
Mengenai dalil kewajiban melaksanakan shalat. Allah berfirman
dalam surat An-Nisa ayat 103
“Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang telah
ditentukan waktunya bagi orang yang beriman,” (Departemen Agama
RI, 2009: 95).
Allah juga berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 45,
“Dan dirikaanlah shalat, sesungguhnya shalat itu dapat
mencegah perbuatan keji dan mungkar,” (Departemen Agama RI,
2009: 401).
Dalil kewajiban mlaksanakan shalat itu juga terdapat dalam
hadist. Rasulullah SAW bersabda, “ Allah SWT pada malam isra
mewajibkan atas umatku lima puluh shalat. Kemudian aku terus
26
meneru kembali kepada Allah dan memohon keringanan sehingga
Allah menjadikannya menjadi lima salat dalam sehari-semalam.”
c. Syarat wajib shalat
1) Islam, sholat diwajibkan terhadap seorang muslim baik laki-laki
maupun perempuan dan tidak diwajibkan bagi orang kafir atau non
muslim.
2) Balig, anak-anak kecil tidak dikenakan kewajiban shalat.
3) Berakal, orang gila, orang akal, dan sejenisnya seperti enyakit
sawan atau ayan yang sedang kambuh tidak diwajibkan sholat.
d. Syarat syah sholat
1) Mengetahui waktu masuk shalat. Shalat tidak sah apabila
seseorang yang melaksanakannya tidak mengetahui secara pasti
atau dengan persangkaan yang berat bahwa waktu telah masuk,
sekalipun ternyata dia shalat dalam waktunya.
2) Suci dari hadas kecil dan hadas besar. Penyucian hadas kecil
dengan wudhu dan penyucian hadas besar dengan mandi.
3) Suci badan, pakaian dan tempat dari najis hakiki.
4) Menutup aurat. Seseorang yang shalat disyaratkan menutup aurat,
baik sebdiri dalam keadaan terang maupun sendiri dalam gelap.
5) Menghadap kiblat.
6) Niat. Golongan hanafiah dan hanabilah memandang niat sebagai
syarat syah shalat, demikian juga pendapat yang lebih kuat dari
kalangan malikiyah (zulkifli, 2016: 91).
27
e. Macam-macam shalat
1) Shalat fardu
Shalat fardu terbagi menjadi dua yaitu fardu kifayah yang hanya ada
pada shalat jenazah. Yaitu suatu kegiatan ibadah shalat yang
apabila telah dikerjakan oleh sebagian orang maka terlepaslah
kewajiban orang lain, dan fardu „ain yaitu suatu perbuatan shalat
yang harus dilakukan oleh setiap individu yang telah terpenuhi
kewajiabn shalat antara lain:
a) Shalat isya, yaitu shalat yang dikerjakan empat rakaat dengan
dua kali tasyahud dan satu kali salam. Waktu elaksanaannya
dilakukan menjelang sampai dengan enjelang fajar yang
diiringi dengan shalat sunnah qabliyah dan ba‟diyah shalat
isya‟.
b) Shalat subuh, yaitu shalat yang dikerjakan dua rakaat dengan
satu kali salam. Adapun waktu pelaksanaannya dilakukan
setelah fajar yang hanya diiringi dengan shalat sunnah qabliyah
saja.
c) Shalat dhuhur, yaitu shalat yang dikerjakan empat rakaat
dengan dua kali tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu
pelaksanaannya dilakukan saat matahari tepat diatas kepala.
d) Shalat ashar, yaitu shalat yang dikerjakan empat rekaat dengan
dua kali tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu
pelaksanaannya dilakukan setelah matahari tergelincir sore
28
diiringi oleh shalat sunnah qabliyah dengn dua rekaat atau
empat rekaat.
e) Shalat maghrib, yaitu shalat yang dikerjakan tiga rekaat dengan
dua kali tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu
pelaksanaannya dilakukan setelah matahari terbenam diiringi
oleh shalat sunnah ba‟diyah dua rakaat atau empat rakaat
dengan satu kali salam (zulkifli, 2016: 93).
2) Shalat sunnah
a) Shalat sunnah tahajjud
Shalat sunnah tahajjud adalahshalat yang dikerjakan pada waktu
tengah malam diantara shalat isya dan shalat subuh setelah
bangun tidur. Jumlah rakaat shaat subuh minimal dua rakaat
hingga tidak terbatas.
b) Shalat duha
Shalat duha adalah shalat sunnah yang dilakukan pada pagi hari
setelah matahari terbit naik sepenggalah sampai mau masuk
waktu duhur.
c) Shalat istikharah
Shalat istikharah adalah shalat yang tujuannya untuk mendapatkan
petunjuk dari Allah dari pilihan hidup.
d) Shalat sunnah tasbih
Shalat sunnah tasbih adalah shalat yang bertujuan untuk
memperbanyak memahasucikan Allah.
29
e) Shalat sunnah taubat
Shalat sunnah taubat adalah shalat dua rakaat yang dikerjakan bagi
orang yang ingin bertaubat, insyaf, atau menyesali perbuatan
dosa, yang telah dilakukannya dengan bersumpah tidak akan
melakukan serta mengulangi perbuatan dosa tersebut.
f) shalat sunnah hajat
shalat hajat adalah shalat agar hajat atau cita-citanya dikabulkan
oleh Allah SWT. Shalat hajat dikerjakan bersama dengan
ikhtiar atau usaha utuk mrncapai hajat atau cita-cita. Shalat
sunnah hajat dilakukan minimal dua rokaat dan maksimal dua
belas bisa kapan saja dengan satu kali salam setiap dua rokaat,
namun lebih baik dilakukan pada sepertiga terakhir waktu
malam.
g) Shalat sunah safar
Shalat safar adalah shala yang dilakukan oleh orang sebelum
bepergian atau melakukan perjalanan selama tidak bertujuan
untuk maksiat seperti peri haji, mencari ilmu, mencari kerja,
berdagang, dan sebagainyaa. Tujuan utamanya adalah supaya
mendapat keridhoan, keselamatan dan perlindungan dari Allah
SWT.
30
h) Shalat sunnah rawatib
Shalat sunnah rawatib adalah shalat yang dilakukan sebelum dan
setelah shalat fardhu. Yang sebelum shalat fardhu disebut
shalat qabliyah, dan yang setelah shalat fardhu disebut shalat
ba‟diyah. Keutamaannya adalah sebagai pelengkap dan
penambal shalat fardhu yang mungkin kurang khusu atau tdak
tumakninah.
i) Shalat sunnah istisqa‟
Shalat sunnah ini dilakukan untuk memohon turun hujan.
Dilakukan secara berjama‟ah saat musim kemarau.
j) Shalat sunnah witir
Shalat sunnah witir dilakukan setelah sampai sebelum fajar. Bagi
yang yakin akan bangun malam diutamakan dilakukan saat
sepertiga malajm setelah shalat tahajud. Shalat witir disebut
juga shalat penutup. Biasa dilakukan sebanyak tiga rakaat
dalam dua kalisalam. Dua rakaat pertama salam dan dilanjutkan
satu rakaat lagi.
k) Shalat tahiyatul masjid
Shalat tahiyatul masjid adalah shalat untuk menghormati masjid.
Disunahkan shalat tahyatul masjid bagi orang yang masuk
masjid, sebelum ia duduk. Shalat tahiyatul masjid itu dua
rokaat.
31
l) Shalat tarawih
Shalat tarawih yaitu shalat malam pada bulan ramadhan hukumnya
sunnah muakad atau penting bagi laki-laki atau perempuan,
boleh dikerjakan sendiri-sendiri dan boleh pula berjama‟ah.
m) Shalat hari raya(idul adha dan idul fitri)
Waktu shalat hari raya idul fitri adalah tanggal 1 syawal mulai dari
terbit matahari sampai tergelincirnya. Akan tetapi, jika
diketahui setelah tergelincirnya matahari bahwa hari itu tanggal
1 syawal jadi waktu shalat telah habis, maka hendaklah shalat
di hari kedua atau tanggal 2 saja. Sedangkan untuk shalat hari
raya idul adha tanggal 10 dzulhijjah.
n) Shalat dua gerhana
Kusuf adalah gerhana matahari dan khusuf adalah gerhana bulan,
shalat kusuf dan khusuf hukumnya sunnah muakadah (zulkifli,
2016: 97).
f. Menurut golongan malikiyah cara-cara atau rukun-rukun mengerjakan
shalat adalah sebagai berikut:
1) niat
2) takbiratul ihram
3) berdiri waktu takbiratul ihram
4) membaca alfatihah dalam shalat berjama‟ah dan shalat sendirian
5) berdiri waktu membaca alfatihah
6) ruku‟
32
7) bangkit dari ruku‟
8) sujud
9) duduk antara dua sujud
10) mengucapkan salam
11) duduk diwaktu mengucapkan salam
12) tuma‟ninah pada seluruh rukun
13) i‟tidal sesudah ruku‟ dan sujud
Menurut golongan syafi‟iah rukun shalat tiga belas yaitu:
1) niat
2) takbiaatul ihram
3) berdiri pada salat fardhu bagi yang sanggup
4) Membaca al-fatihah bagi setiap orang yang shalat kecuali ada uzur
seperti terlambat mengikuti imam.
5) Ruku‟
6) Sujud dua kali setiap rakaat
7) Duduk antara dua sujud
8) Membaca tasyahud akhir
9) Duduk pada tasyahud akhir
10) Shalawat kepada Nabi setelah tasyahud akhir
11) Duduk diwaktu membaca shalawat
12) Mengucapkan salam
13) Tertib (zulkifli, 2016: 99)
g. Tujuan dan hikmah shalat.
33
Setiap perintah Allah Swt kepada hambanya seluruhnya
mempunyai tujuan, begitu pula halnya dengan perintah shalat. Adapun
tujuan disyariatkannya shalat diantaranya agar manusia selalu
mengingat Allah sehingga selalu terjalin hubungan vertikal antara
seorang hamba dan Tuhannya yang telah menciptakannya. Ikatan dan
hubungan tersebut akan ada ketika seseorang mendirikan shalat. Dalam
shalat ada bacaan dzikir dan Allah menyuruh agar manusia banyak
berdzikir pada Allah Swt, baik dalam keadaan berdiri, dan duduk, dan
dalam keadaan berbaring.
Adapun hikmah dari mendirikan shalat juga dijelaskan Allah swt
didalam Al-Quran diantaranya:
1) Menjauhkan diri dari perbuatan keji dan mungkar
2) Agar memperoleh ketenangan jiwa
3) Mendekatkan diri kepada Allah
4) Mengajarkan disiplin dan taat terhadap peraturan dalam kehidupan
dunia (zulkifli, 2016: 101).
B. Kajian Pustaka
Kajian kepustakaan berguna bagi pembahasan skripsi ini. Untuk
mengkaji skripsi ini, peneliti melakukan kajian terhadap penelitian-penelitian
sebelumnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, skripsi yang berjudul upaya guru pendidikan agama islam
dalam mengatasi kesulitan membaca AlQur‟an studi kasus di SMK Saraswati
Salatiga tahun pelajaran 2015/2016 yang ditulis oleh Muhammad Mubin
34
program studi Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa upaya guru pendidikan agama islam di SMK Saraswati
sangat optimal untuk peserta didik, karena disinilah dimana guru dituntut
untuk menyelesaikan problematika yang ada pada diri seorang peserta didik
yang menjadi tanggung jawab ketika didalam sekolah, walaupun sebenarnya
guru hanya sebagai fasilittor untuk peserta didik dalam mengarahkan peserta
didik kearah yang ingin dituju. Problematika yang ada adalah dimana peserta
didik tidak dapat membaca AlQur‟an pada usia yang sudah cukup dewasa.
Masalah ini terdapat ketika mereka masih dalam lingkup keluarga yang
seharusnya mengajarkan mereka untuk belajar membaca al-Qur‟an, tetapi
kondisi orang tua yang serba kekurangan menyebabkan terabaikannya
pendidikan mereka. lingkungan dan masyarakat pun berperan aktif dalam
perkembangan anak-anak dilingkunga tersebut. solusi yang ada di SMK
Saraswati juga sangat bagus yaitu menciptakan metode kombinasi antara
halaqoh dan iqra‟ yang dipadukan untuk peserta didik. Metode ini diberikan
kepada siswa ntuk membiasakan mereka mendengar dan menghafalkan
bacaan Al-Quran. Walaupun belum ada buku untuk mengukur bagaimana
keberhasilan dalam metode ini tetapi dari hasil pencapaian yang didapat
peserta didik mampu untuk melafalkan surat-surat pendek dalam Al-Qur‟an,
peningkatan membaca Al-Qur‟an untuk peserta didik sangat baik.
Kedua, skripsi yang berjudul. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam Menanggulangi Perilaku Menyimpang Siswa di SMA N 1 Jatinom.
35
Yang ditulis oleh Muhammad Afif Affan Program Studi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2016.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Penyebab terjadinya perilaku
menyimpang di SMA N 1 Jatinom adalah rasa ingin diakui, lingkungan
pergaulan, lingkungan keluarga, Teknologi, masyarakat sekitar sekolah yang
kurang mendukung, kurangnya pengetahuan Agama. (2) Upaya guru
pendidikan Agama Islam dalam menanggulangi perilaku menyimpang siswa
yaitu dilakukan dengan tiga tindakan, yang pertama yaitu tindakan preventif
diantaranya tadarus dan do‟a, senantiasa mengingatkan dan memberi nasehat,
Pengawasan dan pemantauan, program-program keagamaan dan
ekstrakurikuler. Yang kedua tindakan represif yaitu dengan suruhan membuat
tugas PAI, penyitaan barang, skorsing dan hukuman, operasi ketertiban. Yang
ketiga yaitu tindakan kuratif yang dilakukan dengan cara home visite dan
suruhan yang mengarahkan untuk berbuat positif. (3) Faktor pendukung upaya
guru dalam menanggulangi perilaku menyimpang yaitu kerjasama dari semua
pihak baik guru dan karyawan, kegiatan ekstrakurikuler, dan faktor
penghambat upaya guru dalam menanggulangi perilaku menyimpang yaitu
banyak jam pelajaran PAI yang dikorbankan, kondisi siswa yang kurang
mendukung, kerjasama dan koordinasi yang sulit antara guru dan karyawan.
Ketiga, skripsi yang berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam
dalam Membina Akhlak Siswa Studi Kasus di SMP Negeri ! Bandungan Kab
Semarang yang ditulis oleh Aan Afriawan program studi Pendidikan Agama
36
Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Upaya yang dilakukan guru
Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa SMP Negeri 1
Bandungan diantaranya: Memberikan nasihat, membangun pembiasaan,
memberikan teladan, menyediakan fasilitas yang mendukung, dan
berkomunikasi dengan berbagai pihak, (2) Permasalahan yang dihadapi guru
Pendidikan Agama Islam, diantaranya adalah: kurangnya kesadaran dari
siswa, fasilitas dan sarana yang kurang lengkap, serta pengaruh dari
lingkungan pergaulan.
Dilihat dari fokus penelitian dari ketiga skripsi tersebut memang nampak
jelas perbedaan ruang lingkup yang akan dibahas. Skripsi yang pertama
penelitian terfokus pada masalah penanganan kesulitan membaca Al-Quran
pada anak. Pada skripsi yang kedua penelitian terfokus pada upaya guru dalam
menanggulangi perilaku menyimpang siswa. Skripsi yang ketiga penelitian
terfokus pada pembinaan akhlak siswa.
Ketiga skripsi tersebut menurut peneliti masih terlalu umum dan sering
dibahas. Penelitian tentang perilaku menyimpang dan pembinaan akhlak kerap
kali muncul diberbagai penelitian. Sehingga menurut peneliti skripsi tersebut
terlalu biasa untuk dibahas. Peneliti mengapresiasi untuk penulis skripsi yang
membahas tentang penanganan kesulitan membaca AL-Quran yang menurut
peneliti agak berbeda dari penelitian lain. Akan tetapi dalam hal ini peneliti
akan melakukan penelitian yang berbeda dari ketiga skripsi tersebut.
37
Penelitian kali ini akan terfokus pada masalah bagaimana upaya guru dalam
meningkatkan keaktifan shalat. Menurut peneliti pembahasan tentang shalat
malah sering diabaikan oleh para penulis skripsi, tesis atau semcamnya.
Padahal bab shalat seharusnya menjadi tema yang besar untuk dibahas melihat
urgensinya dalam kehidupan pribadi muslim. Atas dasar masalah inilah
penulis lebih tertarik untuk melakukan penelitian dalam hal upaya
meningkatkan keaktifan shalat siswa.
Persamaan dari ketiga skripsi tersebut dengan skripsi yang akan penulis
teliti adalah yang pertama penelitian ini sama-sama menggunakan metode
kualitatif yang mana peserta didik menjadi objek utama dalam penelitian.
Yang kedua, skripsi diatas sama-sama bertujuan ingin meningkatkan kualitas
kebaikan menurut rumusan masalah yang diteliti.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam pendekatan penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif merupakan aktivitas ilmiah untuk mengumpulkan data
secara sistematik, mengurutkannya sesuai kategori tertentu, mendeskripsikan
dan menginterpretasikan data yang diperoleh dari wawancara atau percakapan
biasa, observasi dan dokumentasi. Data tersebut bisa berupa kata, gambar,
foto, catatan-catatan rapat, dan sebagainya (Rahardjo dalam Manab, 2015:4).
Menurut Moleong (2008:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.
Penelitian kualitatif tidak hanya dibangun dari teori-teori yang ada
dalam buku dan kemudian teori tersebut sebagi keharusan yang diterima
meskipun dalam kenyataannya berbeda, akan tetapi penelitian kualitatif
dibangun dari berbagai aspek yang bersesuaian antara satu dengan yang
lainnya. Hasil akhir penelitian tidak bisa langsung dirumuskan dalam hipotesis
karena desain penelitian kualitatif bersifat sangat terbuka dan mengalir,
artinya banyak kemungkinan yang akan terjadi sesuai dengan kondisi subjek,
persepsi, dan hasil pengamatan yang dilakukan. Dapat dikatakan bahwa
39
penelitian kualitatif menyituasikan aktifitas pengamatan di lokasi tempat
berbagai fakta, data, bukti, atau hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian,
dan hal-hal yang terjadi.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengambilan data secara
langsung di tempat penelitian yakni SMK Negeri 1 Salatiga. Pengambilan data
dengan cara mengamati kegiatan siswa, wawancara, dan dokumentasi tentang
apa saja yang mendukung proses penelitian ini.
Dalam penelitian ini akan dikaji lebih mendalam tentang bagaimana
upaya guru dalam memotivasi shalat siswa di SMK Negeri 1 Salatiga. Pada
pelaksanaannya dilakukan pencarian gambaran dan deskripsi di lingkungan
SMK Negeri 1 Salatiga untuk dijadikan sebagai subjek penelitian
Jenis penelitian yang diambil adalah penelitian lapangan (field research),
yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan dengan cara
memperoleh melalui penyelidikan berdasarkan obyek lapangan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan:
1. Lokasi penelitian ini diadakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Negeri 1 Salatiga. Pemilihan lokasi didasarkan dengan alasan ketertarikan
peneliti terhadap bagaimana upaya guru dalam memotivasi shalat pada
siswa kelas XI SMK Negeri 1 Salatiga.
2. Waktu penelitian dilaksanakan mulai pada tanggal 22 Mei 2018 sampai 13
Desember 2018.
40
C. Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian kualitatif dapat berupa kata-kata
yang nantinya akan tersusun menjadi kalimat, tindakan, dan tambahan data
seperti dokumentasi. Data tersebut tentu merupakan data yang dibutuhkan dan
disesuaikan dalam kepentingan tujuan penelitian. Hal yang dilakukan untuk
mengetahui informasi tersebut maka diperlukan adanya sumber-sumber yang
berkaitan dengan data yang dibutuhkan. Data diperlukan untuk menguatkan
suatu permasalahan yang dikaji serta menjawab masalah-masalah yang ada
dalam suatu penelitian.
Menurut Burhan Bungin dalam Manaf (2015:202) berpendapat bahwa
data yang direkrut dalam penelitian kualitatif bersumber dari data primer dan
data sekunder.
1. Data primer
Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-
kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik, atau perilaku yang
dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010: 22). Data
primer yaitu data yang diambil dari sumber data primer atau sumber
pertama dilapangan. Data primer merupakan data yang diperoleh dari
sumber pertama baik dari individu maupun kelompok seperti hasil
wawancara.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih
lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul maupun oleh pihak lain
41
atau data pendukung yang sangat diperlukan dalam penelitian, diperoleh
dengan cara melakukan pencatatan terhadap dokumen-dokumen, misalnya
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, tulisan maupun artikel yang
mendukung penelitian.
Dalam penelitian ini data primer yang digunakan yaitu hasil dari
wawancara, hasil pengamatan, dan dokumen sekolah. Sedangkan data
sekunder yang digunakan dokumentasi, peraturan presiden, jurnal maupun
buku yang menunjang penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa adanya prosedur ini, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
diinginkan.
Adapun dalam pengkajian skripsi ini, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data penelitian dengan cara sebagai berikut
1. Metode Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah dicapai. (Yoni 2012: 58).
Teknik pengumpulan data model pengamatan termasuk teknik
pengumpulan data yang paling klasik dan sederhana. Peneliti
menggunakan metode ini untuk mengamati, mendengarkan dan
mencatat langsung terkait upaya guru dalam memotivasi siswa.
42
2. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung
dari tempat penelitian, meliputi buku-buku relevan, peraturan-
peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, data yang relevan dalam
penelitian (Riduwan, 2015: 31). Jika teknik pengamatan (observasi)
hanya mengandalkan penginderaan jasmaniah dan kemampuan
berpikir yang dimiliki manusia. Berkembangnya teknologi,
mengakibatkan teknik pengamatan juga mengalami pengembangan.
Teknik yang semula hanya mengandalkan pengamatan indera
khususnya mata, telinga dan perasaan, kemudian berkembang
menggunakan teknologi canggih seperti alat perekam suara dan
gambar sejenis kamera (cctv), handycam, handphone, tape recorder,
dan lain sebagainya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumen resmi yang
didapat dari sekolah dan foto-foto yang berkaitan dengan kegiatan
siswa yang termasuk upaya memotivasi shalat.
3. Metode Wawancara (interview)
Metode wawancara (interview) adalah teknik pengumpulan data
dengan berdialog antara subjek sebagai peneliti dengan objek yang
sedang diteliti. Teknik interview memiliki banyak macam dan jenis.
Dari teknik yang sederhana dan tidak berurutan sampai pada teknik
terstruktur dan terencana dengan baik.
43
Wawancara dilakukan untuk mencari informasi secara langsung
dari pembuat dan pelaksana kegiatan. Wawancara dilakukan terutama
untuk menggali berbagai kemungkinan jawaban tentang mengapa dan
bagaimana kegiatan itu berlangsung. Berhubungan dengan penelitian
ini, wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi tentang:
a. Keaktifan siswa dalam melaksanakan shalat di SMK N1 Salatiga.
b. Upaya dan peran guru dalam meningkatkan keaktifan siswa
melaksanakan shalat di SMK N1 Salatiga.
E. Analisis Data
Setiap penelitian pasti memerlukan adanya analisis data. Analisis data
merupakan kegiatan yang sangat penting dalam penelitian. Bahkan penelitian
ini sendiri adalah bagian dari kerja analisis yang dilakukan oleh seorang
ilmuwan. Apalagi dalam penelitian kualitatif, pekerjaan analisis sama sekali
tidak dapat dipisahkan dengan penelitian itu sendiri (Ibrahim, 2015:104).
Analisis data dilakukan dengan membaca, mempelajari, dan menelaah
seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber (Hariyadi, dkk., 2009:53).
Dalam melaksanakan analisis data, terdapat tiga kegiatan kunci: Notice
things, Collect things, dan think about things. Notice things adalah
menemukan sesuatu. Kegiatan ini bisa dalam bentuk menemukan lewat
observasi atau pengumpulan data juga bisa temuan pada waktu melakukan
koding, membaca dan menemukan koding. Collect things, setelah menemukan
koding maka perlu dikumpulkan dan digabung kembali apa yang telah
dipecah-pecah dengan identifikasi, dipilih dan dibandingkan. Think about
44
things, yakni kegiatan yang mengandung tiga tujuan: memberi atau
menemukan makna dari setiap kategori, menemukan pola dan hubungan dari
berbagai kategori, dan menemukan gambaran umum atas tema dari fenomena
yang dihadapi (Dwiningrum, 2013:79).
F. Pengecekan keabsahan Data
Ada empat kriteria yang digunakan untuk menetapkan keabsahan data,
menurut Moleong (2008:324) yaitu kepercayaan, keteralihan, ketergantungan,
kepastian. Sedangkan yang berkaitan di sini hanya menggunakan 3 unsur,
yaitu:
1. Kepercayaan (credibility)
Penerapan kriterium kepercayaan atau kredibilitas pada dasarnya
menggantikan konsep validitas internal dari nonkualitatif. Kriterium
ini berfungsi: pertama, melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga
tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai; kedua,
mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan
jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang
diteliti.
Kredibilitas dimaksudkan untuk membuktikan data yang berhasil
dikumpulkan sesuai dengan kebenaran yang ada. Ada beberapa teknik
untuk mencapai kredibilitas ini antara lain: sumber, pengecekan
anggota, perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, diskusi teman
sejawat, dan pengecekan referensi.
45
Dalam kepercayaan atau kredibilitas, teknik pemeriksaannya
dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi sendiri adalah, cara
pengecekan kredibilitas keakuratan data dengan berbagai teknik
pengumpulan data dan berbagai sumber data (Sugiyono, 2010:241).
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Denzin dalam Moleong (2008:330), membedakan empat macam
triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan
penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Adapun di sini,
peneliti menggunakan teknik:
a. Triangulasi metode yaitu, dengan cara membandingkan informasi atau
data dengan cara yang berbeda. Menurut Patton dalam Moleong
(2008:331), terdapat dua strategi dalam triangulasi metode, yaitu: (1)
pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa
teknik pengumpulan data, dan (2) pengecekan derajat kepercayaan
beberapa sumber data dengan metode yang sama.
b. Triangulasi sumber menurut Patton dalam Moleong (2008:330-331)
yaitu, membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1)
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara;
(2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
46
apa yang dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang
dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang
dikatakannya sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan
perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang
seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi,
orang berada, orang pemerintahan; (5) membandingkan hasil
wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
2. Ketergantungan
Dalam penelitian kualitatif, kebergantungan sebagai ciri
keabsahan data dimaknai sebagai adanya faktor-faktor yang saling
terkait yang harus dihubungkan oleh seorang peneliti (Ibrahim,
2015:120).
Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan
terjadinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan data,
sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
3. Kepastian
Sebagai ciri keabsahan data dalam penelitian kualitatif, bermakna
adanya kepastian terhadap setiap data yang didapatkan (Ibrahim,
2015:121). Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang
dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi serta intepretasi
hasil penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan
audit.
47
BAB IV
PAPARAN DATA
A. Paparan Data
1. Profil SMK Negeri 1 Salatiga
a. Letak Geografis SMK Negeri 1 Salatiga
Secara geografis SMK Negeri 1 Salatiga terletak di Jalan Nakula
Sadewa I/3, Kembangarum, Dukuh, Sidomukti, Salatiga. SMK Negeri
1 Salatiga merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
yang berada di Salatiga. Letak SMK Negeri 1 Salatiga berada di
tengah perkotaan dengan dikelilingi rumah warga yang membuat
suasana nyaman dan tenang. Terdapat pula mushola yang dapat
mendukung kegiatan keagamaan di sekolah (LG/P/01/06-12-2017).
Berdasarkan dokumen profil sekolah (PS/D/01), diperoleh data
tentang profil sekolah SMK Negeri 1 Salatiga yang merupakan
Sekolah Menengah Negeri di Salatiga. Berikut adalah biodata secara
lengkap:
b. Identitas Sekolah
Lokasi :
Jalan : Nakula Sadewa I/3, Kembangarum
Kelurahan : Dukuh
Kecamatan : Sidomukti
Kota : Salatiga
Kode Pos : 50722
48
Alamat Surat : SMK Negeri 1 Salatiga
Jalan Nakula Sadewa I/3,
Kembangarum Kel. Dukuh Kec.
Sidomukti Kota Salatiga.
Telepon : (0298)323566
Faximile : (0298)323566
Website : www.smkn1salatiga.sch.id
Email : smk1salatiga@yahoo.com
Kepala Sekolah : H. Haris Wahyudi, S.Pd., M.Pd.
1. Lembaga
1.1. Nama Lembaga : SMK Negeri 1 Salatiga
1.2. Status Sekolah : Negeri
1.3. Tipe Sekolah : Kejuruan
1.4. Akreditasi : A
1.5. Nomor Pokok Sekolah Nasional : 20328453
1.6. Nomor Statistik Sekolah : 341036203001
1.7. Tahun Berdiri : 1968
1.8. NPWP : 00 018 931 6 505 000
1.9. Lembaga Kena Pajak : Bendahara SMK Negeri 1 Salatiga
1.10. Bank : BRI Cabang Salatiga
1.11. Jumlah Siswa : ± 1.329 siswa
1.12 Luas Lahan : ±18.000 m2
1.13 Jumlah Guru / Karyawan : ± 111 orang
49
1.14 Jumlah Kelas : 39 rombel
2. Bidang Kegiatan/Usaha :Jasa Pendidikan Menengah Kejuruan
2.1. Lama Pendidikan : 3 (tiga) tahun
2.2. Program Studi Keahlian : Kompetensi keahlian :
2.2.1. Keuangan : Akuntansi
2.2.3. Administrasi : Administrasi Perkantoran
2.2.3. Tata Niaga : Pemasaran
2.2.4. Tata Busana : Busana Butik
2.2.5. Tata Boga : Jasa Boga
2.2.6. Tata Kecantikan : Kecantikan Rambut
3. Fasilitas Fisik
3.1. Daya Listrik : 54.000 Watt
3.2. Telepon : Telkom
3.3. Air : PDAM dan air tanah
3.4. Luas Tanah : ±18.000 m2
3.5. Luas bangunan :
3.6. Status Tanah : HM
3.7. Sertifikat Nomor :
3.8. Gedung Kantor
3.8.1. Ruang Kepala Sekolah: 1 ruang
3.8.2. Ruang Administrasi : 1 ruang
3.8.3. Ruang Guru : 1 ruang
3.8.4. Ruang tunggu : 1 ruang
50
3.8.5. KM/WC : 20 ruang
3.8.6. Ruang WKS : 1 ruang
3.8.7. Selasar :
3.9. Gedung Diklat
3.9.1. Ruang Teori : 1 ruang
3.9.2. Lab. Komputer (KKPI) : 2 ruang
3.9.3. Lab. Bahasa : 1 ruang
3.9.4. Ruang Multi Media : 1 ruang
3.9.5. Perpustakaan : 1 ruang
3.9.6. Ruang BP : 1 ruang
3.9.7. Ruang UKS : 1 ruang
3.9.8. Toko : 1 ruang
3.9.9. Aula : 1 ruang
3.10. Rumah Dinas : 1 buah
3.11. Gedung Bengkel :
3.11.1. Bengkel Akuntansi : 2 ruang
3.11.2. Bengkel Adm. Perkant. : 4 ruang
3.11.3. Bengkel Pemasaran : 3 ruang
3.11.4. Bengkel Tata Busana : 2 ruang
3.11.5. Bengkel Tata Boga : 2 ruang
3.11.5. Bengkel Tata Kecantikan : 2 ruang
3.12. Tempat Parkir Siswa dan Guru : 2 buah
3.13. Mushola : 1 ruang
51
3.14. Pos Jaga : 1 buah
3.15. Kantin : 4 tempat
3.16. Tugu Papan Nama : 2 tempat
3.17. Tempat Pembuangan Sampah : 1 tempat akhir
3.18. Lapangan
3.18.1. Bola volley : 1 tempat
3.18.2. Basket/Tenis : 1 tempat
3.18.3. Upacara : 1 tempat
3.19. Jalan Kampus
3. Tenaga Pendidik : 98 orang
4.1. Sarjana Muda : 0 orang
4.2. Diploma 3 : 0 orang
4.3. Sarjana Kependidikan : 86 orang
4.4. Sarjana Non Kependidikan : 2 orang
4.5. Pasca Sarjana : 10 orang
4. Tenaga Administrasi dan
Tata Laksana Rumah Tangga : 15 orang
5.1. Tata Usaha : 7 orang
5.2. Tata Laksana Rumah tangga
Dan Penjaga Malam : 2 orang
5.3. Perpustakaan : 1 orang
5.4. Teknisi : 2 orang
5.5. Satpam : 2 orang
52
5.6. laboran : 1 orang
5. Peserta Pendidikan dan Latihan (Tahun pelajaran 2017/2018)
6.1. Jumlah Rombongan Belajar: 39 kelas
6.2. Jumlah Siswa : 1.329 siswa
6.2.1. Tingkat Satu : 433 siswa
6.2.2. Tingkat Dua : 449 siswa
6.2.3. Tingkat Tiga : 447 siswa
6. Tamatan
SMK Negeri 1 Salatiga berusaha semaksimal mungkin menghasilkan
lulusan yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
7.1. Siap memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan
sikap professional dalam lingkup bidang keahlian yang
dipilihnya.
7.2. Mampu memilih karier, mampu berkompetensi dan mampu
mengembangkan diri dalam lingkup bidang keahlian yang
dipilihnya.
7.3. Siap menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi
kebutuhan dunia usaha dan industri (DU/DI) saat ini maupun
masa yang akan datang dalam lingkup bidang keahlian yang
dipilihnya.
7.4. Dapat menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif.
Profil kompetensi tamatan SMK Negeri 1 Salatiga sesuai dengan
bidang keahlian yang dibuka adalah sebagai berikut :
53
7.5. Kompetensi Keahlian Akuntansi
7.5.1. Mencatat transaksi sesuai dengan siklus akuntansi
7.5.2. Menyusun laporan keuangan, yaitu laporan yaitu laporan
rugi laba, neraca, dan laporan perubahan posisi keuangan
untuk badan usaha baik perorangan, persekutuan,
maupun perseroan
7.5.3. Mengadakan Analisa laporan keuangan untuk mengukur
tingkat likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas
7.5.4. Menghitung dan menerapkan serta menyelesaikan pajak
penghasilan perusahaan maupun pajak penghasilan
karyawan
7.5.5. Mengakumulasikan biaya produksi baik perusahaan jasa
maupun perusahaan industri
7.6. Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran
7.6.1. Membuat surat niaga dan dinas dalam bahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris
7.6.2. Mampu mengetik cepat dan tepat
7.6.3. Menerapkan prinsip dan teknik warkat/arsip
7.6.4. Mampu menulis steno (tulisan cepat)
7.6.5. Menerima dikte steno dan mengartikan kembali dalam
dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
7.6.6. Mampu melaksanakan pekerjaan sekretaris, baik instansi
pemerintah maupun swasta
54
7.6.7. Mampu mengoperasikan mesin-mesin kantor (komputer,
mesin ketik, telepon, faximile dan mesin kantor lainnya
7.7. Kompetensi Keahlian Pemasaran
7.7.1. Melayani pembeli dalam perdagangan
7.7.2. Melakukan pemasaran barang
7.7.3. Mengolah barang dagangan
7.7.4. Mempromosikan barang dagangan
7.7.5. Melakukan tugas kekasiran
7.7.6. Mengoperasikan mesin kasir
7.7.7. Melaksanakan administrasi pembelian dan penjualan
7.7.8. Melakukan tugas perantara dagang
7.8. Kompetensi Keahlian Busana Butik
7.8.1 Operator mesin jahit
7.8.2 Pengawas line garmen
7.8.3 Usaha jasa menjahit
7.8.4 Staff HRD Garment
7.8.5 Quality Kontrol Garment
7.9. Kompetensi Keahlian Jasa Boga
7.9.1 Pramusaji
7.9.2 Asisten juru masak
7.9.3 Usaha jasa boga
7.9.4 Pramuniaga
7.9.5. Penyaji minuman segar
55
7.9.6 Asisten pengelola restoran
7.10. Kompetensi Keahlian Kecantikan Rambut
7.10.1. Juru cuci dan pratata rambut
7.10.2. Juru pangkas, keriting dan pewarnaan rambut
7.10.3. Penata gaya rambut
7.10.4. Penata variasi rambut
7.10.5. Penata rias rambut
7.10.6. Perawatan kulit
c. Visi dan Misi SMK Negeri 1 Salatiga
1.1 Visi
“Menjadi wahana pendidikan vokasi yang unggul dan kreatif untuk
mencetak sumber daya manusia yang berbudi pekerti luhur,
kompeten, kompetitif dan peduli terhadap lingkungan”
1.2 Misi
1.2.1. Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan peserta didik.
1.2.2. Mendidik peserta didik yang Unggul dan Kreatif dan
Inovatif menjadi warga Negara yang bertanggungjawab dan
berkarakter.
1.2.3. Mendidik peserta didik,mampu menerapkan hidup sehat,
memiliki wawasan pengetahuan, lingkungan dan seni.
1.2.4. Mendidik dan melatih peserta didik memiliki keterampilan
sesuai kompetensi keahliannya.
56
1.2.5. Menumbuhkan jiwa dan semangat wirausaha sesuai dengan
bidangnya yang peduli terhadap lingkungan.
1.2.6. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan
keterampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk
melanjutkan pendidikan.
1.3 Tujuan SMK Negeri 1 Salatiga
1.3.1. Tujuan Umum
1.3.1.1 Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa
kepada TuhanYang Maha Esa.
1.3.1.2 Menghasilkan lulusan yang sehat, cerdas, kreatif,
mandiri, dan Bertanggungjawab serta peduli
terhadap lingkungan.
1.3.1.3 Menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan,
sebagai bekal untuk melanjutkan pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1 Menghasilkan lulusan yang siap mengisi lapangan
kerja di duniausaha dunia industri sesuaidengan
kompetensi keahliannya.
1.3.2.1. Menghasilkan lulusan yang mampu memilih karier,
ulet, dan gigih dalam kompetisi, mudah beradaptasi
dengan lingkungan kerja dan siap mengembangkan
sikap professional pada kompetensi keahliannya.
57
1.3.2.2.Menghasilkan lulusan yang memiliki jiwa dan
semangat Wirausaha.
d. Keadaan Peserta Didik
Jumlah siswa secara keseluruhan sebanyak 1.323 siswa, dimana
kelas X sebanyak 463 siswa, kelas XI sebanyak 419 siswa, dan siswa
kelas XII sebanyak 441 siswa. Siswa laki-laki secara keseluruhan
berjumlah 50 siswa, dan siswa perempuan secara keseluruhan
sebanyak 1.273 siswa.
Tabel 4.2 Jumlah Siswa Tiap Kelas
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. X AK 1 2 34 36
2. X AK 2 2 34 36
3. X AK 3 - 36 36
4. X AP 1 - 37 37
5. X AP 2 - 36 36
6. X AP 3 - 36 36
7. X PM 1 1 33 34
8. X PM 2 2 33 35
9 X BO 1 6 29 35
10. X BO 2 4 31 35
11. X CA - 36 36
12. X BU 1 - 36 36
58
13. X BU 2 - 35 35
14. XI AK 1 - 32 32
15. XI AK 2 2 30 32
16. XI AK 3 - 29 29
17. XI AP 1 2 31 33
18. XI AP 2 1 32 33
19. XI AP 3 - 31 31
20. XI PM 1 2 30 32
21. XI PM 2 2 29 31
22. XI BO 1 4 26 30
23. XI BO 2 5 28 33
24. XI CA - 34 34
25. XI BU 1 - 35 35
26. XI BU 2 1 33 34
27. XII AK 1 - 37 37
28. XII AK 2 3 34 37
29. XII AK 3 - 35 35
30. XII AP 1 - 36 36
31. XII AP 2 2 31 33
32. XII AP 3 - 34 34
33. XII PM 1 - 34 34
34. XII PM 2 1 35 36
35. XII BO 1 4 30 34
59
36. XII BO 2 3 30 33
37. XII CA - 23 23
38. XII BU 1 - 35 35
39. XII BU 2 1 35 36
e. Keadaan Fisik Sekolah
1) Luas tanah dan denah
SMK Negeri 1 Salatiga yang beralamat di Jalan Nakula
Sadewa I/3 Kel Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga
memiliki luas tanah keseluruhan 15.795 m2.
2) Ruang kelas
Ruang-ruang kelas di SMK Negeri 1 Salatiga berukuran
standar sesuai standar Permen Diknas No. 20 Tahun 2008 yaitu 18
x 9 m. Ruang kelas ini sudah layak digunakan untuk proses belajar
mengajar dengan kapasitas menampung sebanyak 36 siswa. Jumlah
ruang kelas di SMK Negeri 1 Salatiga yaitu sebanyak 39 kelas.
3) Ruang laboratorium
Terdapat dua ruang laboratorium di SMK Negeri 1 Salatiga
yaitu meliputi laboratorium umum dan laboratorium kejuruan.
Laboratorium umum antara lain Lab Komputer/KKPI, Lab. Bahasa,
Lab. Ipa, Lab Kesenian, Lab. Agama, Lab. Olahraga (lapangan).
Sedangkan laboratorium kejuruan adalah sebagai berikut :
60
a) Lab. Perkantoran (Lab. Mengetik, Lab. Model kantor, Lab.
Perkantoran, Lab. Multimedia) = 10 x 12 m.
b) Lab. Pemasaran (Lab. Pembelajaran dan lab. Pertokoan) = 10 x
12 m.
c) Lab Akutansi (Lab akutansi) = 10 x 12 m.
d) Lab. Kecantikan ( Lab. Kecantikan Rambut) = 10 x 12 m.
e) Lab. Busana (Lab. Menjahit dengan mesin cepat dan lab.
Menjahit dengan mesin biasa/manual) = 9 x 12 m.
f) Lab. Boga ( Lab. Kitchen dan lab. pastry) = 9 x 12 m
4) Bangunan Fisik
a) Ruang kelas luasnya 252 m2
b) Ruang kepala sekolah luasnya 24 m2
c) Ruang guru luasnya 120 m2
d) Ruang tata usaha luasnya 84 m2
e) Ruang BP luasnya 35 m2
f) Ruang laboratorium
g) Ruang UKS luasnya 30 m2
h) Masjid dengan luas 105 m2
i) Ruang aula dengan luas 288 m2
j) Perpustakaan dengan luas 170 m2
k) Ruang OSIS dengan luas 28 m2
5) Lain-Lain
a) Ruang took
61
Ruang toko terdiri atas kantin dan koperasi. Kantin di SMK
Negeri 1 Salatiga diberi nama kantin kejujuran. Kantin ini
menjual makanan, minuman dan perlengkapan kebutuhan
sehari-hari. Sedangkan koperasi menjual perlengkapan siswa
disetiap unit produksinya.
b) Ruang fotocopy
Ruang fotocopy luasnya 8 m2. Ruangan ini berfungsi untuk
memberikan pelayanan akses fotocopy untuk seluruh warga
sekolah SMK Negeri 1 Salatiga. Penugasannya dilakukan oleh
siswa kelas XI.
c) Ruang bank mini
Ruang bank mini melayani transaksi menabung karena bank
mini ini bertujuan untuk melatih siswa siswi agar gemar
menabung. Bank mini selain melayani siswa juga melayani
guru dan karyawan. Penugasannya dilakukan oleh siswa kelas
XI.
d) Ruang penggandaan
Ruang ini berisi kumpulan data-data tiap ruang di SMK
Negeri 1 Salatiga yang nantinya akan dikirim ke Dinas sebagai
penjaaminan mutu.
e) Kamar mandi
62
Kamar mandi di SMK Negeri 1 Salatiga jumlahnya sudah
cukup memadai. Lokasi kamar mandi terdiri atas 3 tempat yang
mana lokasi 1 digunakan untuk guru dan karyawan, dan lokasi
2,3 digunakan untuk semua siswa.
f) Lapangan olahraga
Lapangan olahraga terdiri atas dua tempat yaitu lapangan
basket dan lapangan voli. Lapangan basket luasnya 427,5 m2,
sedangkan lapangan voli luasnya 162 m2.
g) Green house
Green house merupakan rumah kaca yang didalamnya
terdapat banyak tanaman hijau yang sengaja dirawat sebagai
bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan juga sebagai
wahana untuk belajar.
h) Lahan parkir
Fasilitas lainnya yaitu tempat parkir. Tempat parkir yang
tersedia yaitu tempat parkir bagi karyawan, guru, tamu dan
siswaa. Untuk parkir guru dan karyawan berada di samping,
tamu di depan ruang TU dan siswa di bagian dalam.
i) Tempat komposing/ daur ulang
Tempat ini digunakan sebagai tempat komposing atau
tempat mendaur ulang sampah yang bukan anorganik.
f. Keadaan Lingkungan Sekolah
1) Jenis bangunan yang mengelilingi sekolah
63
Jenis bangunan yang mengelilingi SMK Negeri 1 Salatiga
yaitu kawasan pemukiman warga perkampungan dan kompleks
perumahan. Perkampungan yang mengelilingi SMK Negeri 1
Salatiga yaitu perkampungan Kembang Arum.
2) Kondisi lingkungan sekolah
a) Tingkat kebersihan: kebersihan lingkungan sekolah bersih.
Hal ini dikarenakan sekolah menyediakan tempat sampah
yang mencukupi dan tersebar di setiap ruang dan lingkungan
sekolah. Semua warga sekolah SMK Negeri 1 Salatiga
memiliki perhatian dan kepedulian yang penuh akan
kebersihan sekolah.
b) Tingkat kebisingan: Tingkat kebisingan sekitar sekolah
normal. Bahkan jalan raya yang ada didekat sekolah tidak
terlalu ramai sehingga tidak menimbulkan kebisingan seperti
jalan raya pada umumnya.
c) Sanitasi: Sanitasi lingkungan sekolah sudah cukup memadai.
Tidak terdapat sampah yang berserakan disekitar sekolah,
proses pembuangan sampah/TPS dilingkungan sekitar
dikelola oleh masyarakat dan pihak pengelola sampah oleh
pemerintah.
d) Jalan penghubung dengan sekolah: kondisi jalan penghubung
disekolah dapat dikatakan baik. Kualitas jalan sudah diaspal
semua. Selain itu, letak SMK Negeri 1 Salatiga juga strategis
64
sehingga memudahkan dalam hal transportasi umum maupun
pribadi.
e) Kondisi masyarakat sekitar: Pemukiman warga
perkampungan. Kebanyakan warganya bekerja sebagai
pegawai negeri dan wiraswasta.
g. Fasilitas Sekolah
1) Ruang Kepala Sekolah
Ruang kepala sekolah terpisah dari ruang guru. Kepala sekolah
memiliki ruangan sendiri dengan maksud salah satunya agar kepala
sekolah dapat lebih konsentrasi dalam penyelenggaraan
kepemimpinan di sekolah. Fasilitas yang ada di ruang kepala
sekolah yaitu : perabot meneler, laptop, printer, telephone, 1 set
sofa, jam dinding, kamar mandi dalam, serta wifi.
2) Ruang guru
Ruang guru memiliki luas 120 m2 dengan jumlah satu buah. Di
SMK Negeri 1 Salatiga ruang guru difasilitasi perabotan mebeler,
komputer, printer,dispenser, jam dinding, loker, wifi.
3) Ruang BK dan BP
SMK Negeri 1 Salatiga juga memiliki ruang BK yang
menyediakan fasilitas berupa bimbingan penyuluhan atau
bimbingan konseling dengan tujuan untuk membantu para siswa
agar dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa tersebut
dengan seoptimal mungkin dengan cara pemahaman diri,
65
pemahaman nilai, dan pemahaman pembahasan lingkungan.
Adapun fungsi BK sendiri adalah :
a) Menciptakan suasana tertentu agar tidak timbul masalah yang
dapat mengganggu PBM dan pengembangan dirinya.
b) Menyalurkan siswa ke bidang studi yang ssesuai dengan bakat,
minat siswa.
Ruangan BK yang memiliki luas 35 m2 ini memberikan
pelayanan bimbingan serta penyuluhan kepada seluruh siswa.
Pelayanan ini tentunya diberikan oleh guru BK SMK Negeri 1
Salatiga sesuai dengan jadwal pelajaran para siswa yang dilakukan
secara teratur, terencana dan berkesinambungan. Fasilitas yang ada
di ruang BK ini adalah perangkat mebeler, ruang tamu, komputer,
printer, jam dinding, loker dan wifi.
4) Ruang Tata Usaha
Ruang tata usaha yang melayani administrasi bagi siswa
memiliki luas 84 m2. Guna melakukan pelayanan administrasi
tersebut, ruang TU di beri fasilitas seperti halnya ruang lain yang
meliputi kursi staf, mesin fax, perabotan mebeler, komputer,
printer, jam dinding, kipas angin, dispenser, loker dan wifi.
5) Ruang OSIS
Ruang OSIS memiliki luas 28 m2, ruangan ini digunakan
sebagai tempat organisasi para siswa yang belajar di SMK Negeri 1
Salatiga di bawah wewenang pihak sekolah, OSIS juga digunakan
66
sebagai penyalur aspirasi dari siswa. Ruangan OSIS dilengkapi
dengan berbagai fasilitas antara lain kursi,meja, komputer,almari
dan papan tulis pengurus.
6) Perpustakaan
SMK Negeri 1 Salatiga memiliki sebuah perpustakaan yang
luasnya 170 m2
bersebelahan dengan ruang BP. Ruang
perpustakaan ini terbagi atas dua bagian yaitu ruangan baca dan
ruangan ketua perpustakaan. Perpustakaan ini melayani
peminjaman buku-buku pelajaran yang dibutuhkan oleh siswa dan
guru. Selain itu, perpustakaan juga memberi pelayanan kepada
pegawai yang memerlukan tambahan ilmu pengetahuan ataupun
hanya sekedar untuk mengisi waktu luang.
Koleksi buku-buku yang tersedia di perpustakaan antara lain
yaitu buku-buku paket dari Depdiknas sebagai buku pegangan
dalam pembelajaran pokok, buku pelengkap buku paket, buku
cerita fiksi (bukan bacaan), serta buku-buku lainnya yang dapat
dijadikan sebagai sumber belajar dan menambah ilmu
pengetahuan. Pengolahan koleksi perpustakaan sekolah dilakukan
sejak buku tiba diperpustakaan sampai tersusun rapi di rak dan siap
digunakan oleh siswa, guru maupun karyawan.
Untuk proses peminjaman buku dilayani oleh petugas
perpustakaan. Perpustakaan SMK Negeri 1 Salatiga ini memiliki
koleksi buku yang lengkap sehingga dapat menjadi salah satu
67
faktor pendorong tercapainya tujuan pendidikan. Fasilitas-fasilitas
yang ada di perpustakaan meliputi perangkat mebeler, komputer,
jam dinding, papan tata tertib di perpustakaan, papan program,
almari loker, rak koran, LCD, DVD, televisi, loker tas, globe, buku
pengunjung dan masih banyak lagi.
Dalam rangka mengetahui jumlah pengunjung perpustakaan,
petugas perpustakaan selalu mengadakan pencatatan dalam sebuah
buku. Selain itu, peraturan tata tertib peminjaman buku
diberlakukan karena untuk menjaga ketertiban dalam peminjaman
buku serta menjaga keutuhan koleksi buku perpustakaan SMK
Negeri 1 Salatiga mengingat setiap tahunnya koleksi buku non
paket selalu mengalami peningkatan.
7) Laboratorium
Laboratorium SMK Negeri 1 Salatiga berjumlah 10 buah yang
terdiri dari 4 laboratorium umum dan 6 laboratorium kejuruan.
Empat laboratorium umum yaitu lab. Komputer, lab. Bahasa dan
lab.olahraga dua buah (lapangan basket dan lapangan voli).
Sedangkan 6 laboratorium kejuruan yaitu laboratorium
administrasi perkantoran, lab. Pemasaran, lab. Akuntansi, lab. Tata
Kecantikan, lab. Tata Busana, lab. Tata Boga.
Laboratorium ini digunakan sebagai tempat meningkatkan
kualitas siswa siswi SMK Negeri 1 Salatiga. Para siswa dituntut
tidak hanya bisa menguasai teori namun juga harus bisa
68
menerapkan dan mempraktekan teori yang dikuasai tersebut.
Masing- masing laboratorium memiliki fasilitas sesuai dengan
bidangnya masing-masing yang secara keseluruhan sudah memiliki
alat-alat praktikum yang lengkap.
8) Ruang Aula/ Gedung serba guna
Ruang aula atau ruang gedung serba guna digunakan sebagai
tempat pelaksanaan acara-acara besar. Luas aula SMK Negeri 1
Salatiga 288 m2
memiliki fasilitas berupa panggung dan sound
system.
9) Green House
Rumah kaca atau green house SMK Negeri 1 Salatiga
memiliki fasilitas berupa peralatan bercocok tanam, berbagai
macam tumbuhan hidup yang dikembangkan dan dirawat di green
house ini, serta pupuk-pupuk yang diperlukan untuk merawat
tanaman didalamnya.
h. Penggunaan Sekolah
1) Ada tidaknya sekolah lain yang menggunakan sekolah tersebut
Bangunan sekolah hanya digunakan oleh pihak SMK Negeri 1
Salatiga, tidak ada sekolah atau lembaga lain yang ikut
menggunakan bangunan sekolah tersebut.
2) Pembagian jam KBM
Pembagian jam KBM di SMK Negeri 1 Salatiga dilakukan
sesuai dengan jadwal dari jurusan masing-masing, waktu KBM
69
pukul 07.00-15.45 dan dilaksanakan lima hari kerja yaitu hari
Senin sampai dengan hari Jumat. Sekolah menggunakan sistem
masuk pagi.
i. Interaksi Sosial
Agar keharmonisan dalam suatu lembaga dapat terjaga dengan
baik interaksi antara semua elemen dilembaga tersebut harus berjalan
dengan berkesinambungan. Komunikasi harus selalu terjaga antara
satu dengan lainnya. Tidak terkecuali juga di SMK N 1 Salatiga.
1) Interaksi antara Kepala Sekolah denganGuru
Bentuk interaksi antara kepala sekolah dengan guru-guru yaitu
kepala sekolah menerapkan 3S (senyum, sapa, dan salam) kepada
setiap guru yang dijumpai baik di dalam limgkungan sekolah
maupun di luar sekolah. Kepala sekolah setiap hari berdiri
menyambut para guru, karyawan, dan siswa di halaman sekolah.
Komunikasi terjalindenganbaik antara kepala sekolah dengan
guru.Kepala Sekolahsering berbincang-bincang dan salin tegur
sapa denganguru, karyawan maupun siswa.
2) Interaksi di antara para guru
Interaksi yang berlangsung di dalam lingkungan sekolah salah
satunya adalah intraksi antar guru. Hubungan antarguru SMK
Negeri 1 Salatiga terjalin dengan baik. Setiap guru saling menyapa
antar satu dengan lainnya sehingga dapat menciptakan suasana
kerja yang harmonis. Hubungan social antara murid dan guru pun
70
terjalin dengan baik. Di lingkungan sekolah juga terdapat jadwal
piket bagi guru yang terbagi menjadi 2 bagian yaitu piket di ruang
loby dan piket menyambut warga sekolah bersama Kepala
Sekolah. Menjaga ruang loby untuk melayani siswa maupun tamu
yang berkunjung di SMK Negeri 1 Salatiga. Piket menyambut
warga sekolah dilakukan saat pagi hari sebelum jam pelajaran di
mulai.
3) Interaksi antara guru dengansiswa
Interaksi antara guru dengan siswa terjalin baik. Selain di
dalam proses belajar mengajar, interaksi guru dengan siswa juga
terjalin dengan baik, seperti pada kegiatan jumat bersih, di mana
siswa dan guru saling bekerja sama untuk membersihkan
lingkungan sekolah. Namun, pada interaksi lain terdapat
beberapaguruyang kurang dikenali oleh beberapa siswa karena
terdapat guru produktif yang hanya mengampu pada jurusan
tertentu sehingga kurang berinteraksi secara langsung dengan
siswa jurusan lainnya.
4) Interaksi antara para siswa
Interaksi antarsiswadi SMKN1 Salatiga terjalin dengan baik-
baik di dalam sekolah dan luar sekolah. Siswa dalam proses belajar
di kelas mampu bekerja sama dan saling membantu apabila siswa
71
lain kurang memahami materi yang diberikan guru. Dalam
kegiatan jumat bersih, siswa juga mampu bersosialisasi dan
bekerjasama dalam melaksanakan jumat bersih tersebut, sehingga
dapat tercapai lingkungan sekolah yang sehat, hijau, dan bersih.
5) Interaksi para guru denganstaff TU
Civitas akademika SMKN1 Salatigaterjalinbaik,seperti halnya
interaksi guru dengan staff TU, maupun kepala sekolah dengan
staff TU, dari hasil observasi yang kami dapatkan setiap hari
guru mengunjungi ruang TU guna menyapa para karyawan dan
staff TU atau mengambil keperluan yang terkait dengan proses
belajar mengajar seperti daftar absen siswa maupun keperluan
lain yang berkaitan dengan administrasi.
j. Bidang Pengelolaan dan Aministrasi
1) Struktur organisasi sekolah, struktur organisasi kesiswaan
2) Struktur administrasi sekolah, struktur administrasi kelas, struktur
administrasi guru, komite sekolah dan peranannya.
3) Kalender akademik, jadwal kegiatan pelajaran, kegiatan intra dan
kegiatan ekstra kurikuler
4) Alat bantu PBM
72
k. Daftar dan Kode Guru SMK Negeri 1 Salatiga
Tabel 4.3 Kode dan Nama Guru
NO NAMA KODE NO NAMA KODE
1 H. Haris Wahyudi, S.Pd. M.Pd. 1 51 Susilowati, S.Pd. 51
2 Bambang Dwi H., S.Pd., M.Pd. 2 52 Sri Susana, S.Pd. 52
3 M. Syafi'i, S.Ag.,S.H., M.Kn.
M.Pd.I. 3
53
Wiwik Endah N.,
S.Pd. 53
4 Drs. Untoro, M.Pd. 4
54 Hj.Lilis Julianti,
S.Pd.,M.Pd. 54
5 Hj. Mutmainah, S.PdI 5 55 Drs. Setyobudi 55
6 Budi Sutrisno, S.Pd. 6 56 Mulyati,S,Pd. 56
7 Tedjo Soekmono , S.Pd. 7 57 Dra. Budiati 57
8 Dibya Winarno,S.Pd. 8 58 Drs. Agus Pramono 58
9 Widyo Harsono, S.P 9 59 Drs. H. Niam Abadi 59
10 Sri Agustini, S.Pd.
10
60 Utami Kusuma
Wardani, S.Pd. 60
11 Tri Rahayu Basuki, S.Pd.
11
61 Sri Makmuri Titi
K.M., S.Pd. 61
12 Fajar Kurniawan, S.Pd. 12
62 Nining Mariyaningsih,
S.Pd. 62
13 Ismawati Siti Sumarahati,S.Pd.
13
63 Hj. Wida Damayanti,
S.Pd. 63
14 Erlin Wahyu Wardani, S.Pd. 14 64 Suratman, S.Pd. 64
15 Praheni, S.S.
15
65 Rr. Lakhsmi
Handayani, S.Pd. 65
16 Drs. Sensus Sumartono 16 66 Drs. Purwanto 66
17 Drs. Prasetya Adi 17 67 Dra. Yashiroh Meilina 67
18 Sutanto, S.Pd.
18
68 Amar Ma'ruf F., S.Pd.,
M.M. 68
19 Martana, S.Pd. 19 69 Slamet, S.Pd. 69
20 Widhi Nurasih, S.Pd. 20 70 Gendi Dwijanti, S.Pd. 70
21 Qoiriah Martini, S.Pd. 21 71 Dra. Nunuk Biasati 71
22 Muhammad Zamzuri, S.Pd.
22
72 Yustina Dhenik
Rismayati, S.Pd. 72
23 Marita Fikaryati,S.Pd.
23
73 Anita Puspita Sari,
S.Pd. 73
24 Alexandra Tri Wiloso.S.Pd.
24
74 Tutik Triyatminingsih,
S.Pd. 74
25 Nugroho Dwi S., S.Si, M.Pd. 25 75 Tanti Indriati, S.Pd. 75
26 Sri Hartini, S.Pd. 26 76 Nurul Hidayati, S.Pd. 76
27 Indah Susilowati, S.Pd. 27 77 Laily Rahmah. S.Pd. 77
28 Adria Vineta, SSi 28 78 Kristijani Rahayu, 78
73
l. Pembagian Tugas Tahun Pelajaran 2017/2018
1. Kepala sekolah : H. Haris Wahyudi, S.Pd., M.Pd.
2. Tim pengembang sekolah : M. Syafi‟i, S.Ag., S.H., M.Kn., M.Pd.I.
3. Wakil Kepala Sekolah
3.1. Urusan kurikulum (WKR) : Martana, S.Pd.
M.Pd.
29 Dra. Dyah Purna Wijayanti 29 79 Winarsih, S.Pd. 79
30 Slamet Sudiyanti, S.Pd. 30 80 Tri Rahayu, S.Pd. 80
31 Supriyanto, S.Pd.
31
81 Leni Eka Damayanti,
S.Pd. 81
32 Farida, S.Pd.Ing.
32
82 Siti Manzuzatun,
S.Pd. 82
33 Nur Choiriyah, S.Pd. 33 83 Wuri Sulandari, S.Pd. 83
34 Martia Kurniawati, S.Pd. 34 84 Siti Zuhriah, S.Pd. 84
35 Ari Widyaningsih, S.Pd. 35 85 Puji Nur Zakiah, S.Pd. 85
36 Danang Prabancono, S.Pd.
36
86 R. Tubagus Dewaji K,
S.Pd. 86
37 Florens Nurhayati, S.Kom
37
87 Endang Wahyu H.,
S.Pd. 87
38 M. Misbakhul Munir, S.Kom 38 88 Sabtiyati Tri C.S.Pd. 88
39 Apriliandini Rahmawati, S.Pd. 39 89 Hj.Taskiyah, S.Pd. 89
40 Uchik Anggarani, S.Pd. 40 90 Dra. Titik Ruwaidah 90
41 Tjondrosawarno, S.Sn.
41
91 Drs. Indrianto
Nugroho 91
42 Dedi Purnomo, S.Mus 42 92 Awaludin, S.Psi. 92
43 Antonius Mukidjo 43 93 Nursodiq, S.Pd. 93
44 Pdt. Natanael Sugimin
44
94 Imam Ahmad
Shodikin, S.Pd. 94
45 Victor Haruman, S.P.
45
95 Danis Eko suryanto,
S.Pd. 95
46 Dra. Lina Andraswari 46 96 Pardi, S.Ag 96
47 Dra.Hj. Sri Kustiyah
47
97 Wakidatul Umami,
S.PdI 97
48 Istiningsih, S.Pd. 48 98 Lestiasih, S.Pd. 98
49 Dra. Any Hariwiyati 49 99
50 Setyawan Dwijo S, S.Pd. 50 100
74
3.2. Urusan Humas dan Hubind (WKH) : Victor Haruman, S.P.
3.3. Urusan Kesiswaan (WKS) : Drs. H. Niam Abadi
3.4. Urusan Sarana Prasarana (WKP) : Drs. Prasetyo Adi
3.5. Urusan Manajemen Mutu & SDM : Amar Ma‟ruf Fakhrudin,
S.Pd., M.M.
4. Pengelola Tata Usaha (TU)
4.1. Koordinator : Dra. Budiati
4.2. Bendahara Komite dan SPI : Ani Prihatiningtyas, A,Md.
4.3. Bendahara Bos dan Gaji : Didik Andrianto
4.4. Pembantu Bendahara Komite : Elly Rahmawati
4.5. Pembantu Bendahara BOS : Muh.Zaenuri, A.M.Pust
4.6. SIM Kepegawaian dan kesiswaan
(Dapodikmen) : Lewi Budi Pranoto
Elly Rahmawati
4.7. Urusan Lingkungan Hidup : Widyo Harsono, S.P.
Samidi
Kadar Slamet
Parno
Jarwo
Out Sourching
4.8. Agendaris dan Surat Menyurat : Aprilia Dwi Astuti, S.Kom.
4.9. Keamanan : Yudi Suparmono
Suprihadi
75
4.10. Pengelola Barang dan ATK : Muh.Zaenuri, A.M.Pust.
Basuki
4.11. Maintenance dan Repair (MR) : Basuki
Misbahul Munir, S.Kom., G.R.
4.12. Transportasi : Basuki
4.13. Kebersihan, Jaga Malam dan
Penyedia Minuman : Parno
4.14. Kebersihan dan Jaga Siang : Samidi
4.15. Pustakawan : Sutrisno, A.M.Pust.
4.16. Kesra dan Sosial :Puji Nur Zakiyah,
S.Pd.,M.M.Par.
Sri Makmuri T.K.M., S.Pd.
5. Staff Urusan Kurikulum
5.1. Pengembangan Kurikulum : Endang Wahyu Hidayah, S.Pd.
M.Mpar.
5.2. Administrasi Pendidikan : Suratman, S.Pd.
5.3. Evaluasi dan Pelaporan : Nugroho Dwi Susanto, S.Si.,
M.Pd.
Fajar Kurniawan, S.Pd.
6. Staff Urusan Humas dan Hubin
6.1. Sekretaris : Istiningsih, S.Pd.
6.2. Prakerin : Setyawan Dwijo, S.Pd.
6.3. BKK : Drs. Indrianto Nugroho
76
6.4. Web dan Tehnologi Informasi : Florens Nurhayati, S.Kom.
6.5 Ketua Unit Produksi : Dra. Lina Andraswari
Sekretaris : Dra. Ani Hariwiyati
Bendahara : Dra. Dyah Purna Wijayanti
7. Staff Urusan Sarana Prasarana
7.1. Sekretaris : Uchik Anggarani, S.Pd.
Leny Eka Damayanti, S.Pd.
7.2. Inventaris dan ATK : M. Zaenuri, A,Md.Pust.
8. Staff Urusan Manajemen Mutu aan Sumber Daya Manusia (SDM)
8.1. Perencanaan : Qoiriqah Martini, S.Pd.
8.2. Pengembangan
SDM/Koordinator PKB :Nining Maryaningsih S.Pd.
M.Pd.
8.3. Evaluasi Manajemen :Erlin Wahyu Wardani, S.Pd.
9. Staff Urusan Kesiswaan
9.1. Sekertaris : Sri Susana, S.Pd.
9.2. Organisasi : Lilis Yulianti, S.Pd. M.Pd.
Dibyo Winarno, S.Pd.
9.3. Upacara & Paskibra : Imam Ahmad Sodiqin, S.Pd.
9.4. Prestasi Akademik,
Seni, & OR : Laily Rahmah, S.Pd.
9.5. Koordinator BP/BK : Dra. Titik Ruwaidah
9.6. Keimanan & Ketaqwaan : 1. Drs. Untoro, M.Pd.
77
2. Pengganti Hj. Mutmainah, S.Pd.I.
3. Alexandra Tri Wiloso, S.Pd.
9.7. Beasiswa,
Sosial &Tata Krama : Nur Sodiq, S.Pd.
9.8. Koordinator
Ekstra Kurikuler : Drs. Sensus Sumartono
9.9. Pelatih Ekstrakulikuler :
9.9.1. PMR/UKS : Slamet Sudiyanti, S.Pd.
Tri Rahayu, S.Pd. (Bus)
9.9.2. PKS : Hj. Wida Damayanti, S.Pd.
Fajar Kurniawan, S.Pd.
9.9.3. Bola Volley : Sutanto, S.Pd.
9.9.4. Basket : Out Sourching
9.9.5. Pramuka : 1. Drs. Untoro, M.Pd.
2. Budi Sutrisno, S.Pd.
3. Nur Choiriyah, S.Pd.
4. Widi Nurasih, S.Pd.
9.9.6. Vocal : Aprliandini, S.Pd.
9.9.7. Tari : Uchik Anggarani, S.Pd.
9.9.8. Kewirausahaan : Martia Kurniawati, S.Pd.
9.9.9. KIR : Praheni, S.S.
9.9.10. Karate : Dibyo Winarno, S.Pd.
9.9.11. Tehnik Informatika
78
& Komputer :Florence Nurhayati, S.Kom.
9.10 Tim STP2K (Satuan Tugas Pelaksanaan Pembinaan Kesiswaan)
Ketua : Awaludin, S.Psi.
Anggota : Drs. Sensus Sumartono
Drs. Untoro, M.Pd.
Sri Susana, S.Pd.
Slamet Sudiyanti, S.Pd.
ImamA. Sodiqin, S.Pd.
Fajar Kurniawan
Dibyo Winarno, S.Pd.
Laily Rahmah, S.Pd.
Dra. Titik Ruwaidah
Yudi Suparmono
10. Pengurus KORPRI Sub Unit SMKN1 Salatiga
Ketua : M. Syafi‟i, S.H., S.Ag., M.Kn. M.Pd.I.
Sekretaris : Erlin Wahyu Wardani,S.Pd.
Bendahara : Ari Widyaningsih, S.Pd.
11. Pengurus PGRI Sub Unit SMKN1 Salartiga
Ketua : Drs. Sensus Sumartono
Sekretaris : Nur Sodiq, S.Pd.
Bendahara : Qoiriah Martini, S.Pd.
12. Ketua Kompetensi Keahlian (KKH)
79
12.1. Akuntansi : Utami Kusumawardani, S.Pd.
12.2. Adm. Perkantantoran : Wiwik Endah Natalwati, S.Pd. M.Pd.
12.3. Pemasaran : Dra. Nunuk Biasati
12.4. Jasa Boga : Siti Manzuzatun, S.Pd., M.M. Par
12.5. Busana Butik : Winarsih, S.Pd.
12.6. Kecantikan Rambut : Yustina Denik R., S.Pd.
12.7. Koordinator Normatif
Adaptif (KKH) : Ismawati Siti Sumarahati, S. Pd.
13. Ketua Bengkel/LAboratorium :
13.1. Administrasi Perkantoran : Drs. Setyobudi
M. Misbahul Munir, S.Kom., G.R.
13.2. Akuntansi : Danang Prabancono, S.Pd., S.Kom.
13.3. Pemasaran : Slamet, S.Pd.
13.4. Tata Boga : R. Tubagus Dewaji, S.Pd.
13.5. Tata Kecantikan : Nurul Hidayati, S.Pd.
13.6. Tata Busana : Kristijani Rahayu, M. Pd.
13.7. Ka. Lab. NORA : Nugroho Dwi Susanto, M.Pd.
14. Koordinator Perpustakaan : Dra. Hj. Sri Kustiyah
Pustakawan : Sutrisno, A.Md. Pust.
15. Wali Kelas X
15.1 Akuntansi 1 : Apriliandini, S.Pd.
15.2 Akuntansi 2 : Slamet Sudiyanti, S.Pd.
80
15.3 Akuntansi 3 : Sri Makmuri TKM., S.Pd.
15.4 Adm. Perkantoran 1 : Sri Susana, S.Pd.
15.5 Adm. Perkantoran 2 : Muh. Zamzuri, S.Pd.
15.6 Adm. Perkantoran 3 : Lilis Yulianti, S.Pd. M.Pd.
15.7 Pemasaran 1 : Farida, S.Pd.Ing.
15.8 Pemasaran 2 : Gendi Dwijanti, S.Pd.
15.9 Boga 1 : Wuri Sulandari, S.Pd.
15.10 Boga 2 : Nur Choiriyah, S.Pd.
15.11 Kecantikan : Tutik Triyatminingsih, S.Pd.
15.12 Busana 1 : Tri Rahayu, S.Pd.
15.13Busana 2 : Indah Susilowati, S.Pd.
16. Wali Kelas XI
16.1 Akuntansi 1 : Rr. Lakhsmi Handayani, S.Pd.
16.2 Akuntansi 2 : Drs. Sensus Sumartono
16.3 Akuntansi 3 : Marita Fikaryati, S.Pd.
16.4 Adm. Perkantoran 1 : Erlin Wahyu Wardani, S.Pd.
16.5 Adm. Perkantoran 2 : Susilowati, S.Pd.
16.6 Adm. Perkantoran 3 : Drs. Setyobudi
16.7 Pemasaran 1 : Dra. Yasiroh Mailina
16.8 Pemasaran 2 : Praheni, S.Pd.
16.9 Boga 1 : Siti Zuhriyah, S.Pd.
16.10 Boga 2 : Sabtiyati, S.Pd.
16.11 Kecantikan : Anita Puspitasari, S.Pd.
81
16.12 Busana 1 : Laily Rohmah, S.Pd.
16.13 Busana 2 : Widhi Nurasih, S.Pd.
17. Wali Kelas XII
17.1 Akuntansi 1 : Ari Widyaningsih, S.Pd.
17.2 Akuntansi 2 : Supriyanto, S.Pd.
17.3 Akuntansi 3 : Dibya Winarno,S. Pd.
17.4 Adm. Perkantoran 1 : Dra. Ani Hariwiyati
17.5 Adm. Perkantoran 2 : Florens Nurhayati, S.Kom.
17.6 Adm. Perkantoran 3 : Tri Rahayu Basuki, S.Pd.
17.7 Pemasaran 1 : Dra. Dyah Purna Wijayanti
17.8 Pemasaran 2 : Drs. Purwanto
17.9 Boga 1 : Endang Wahyu H., S.Pd., M.M . Par.
17.10 Boga 2 : Puji Nur Zakiah, S.Pd., MM. Par.
17.11 Kecantikan : Tanti Indrianti, S.Pd.
17.12Busana 1 : Leni Eka Damayanti, S.Pd.
17.13 Busana 2 : Mulyati, S.Pd.
18. Koordinator MGMP Sekolah
18.1. Pendidikan Agama Islam : M. Syafii, S.Ag. SH. MKn. M.PdI.
18.2. Bahasa Indonesia : Praheni, S.S.
18.3. Pendidikan Kewarganegaraan : Budi Sutrisno, S.Pd.
18.4. Sejarah Indonesia : Drs. Widyo Harsono
18.5. Pend. Jasmani OR & Kesehatan : Drs. Sensus Sumartono
18.6. Bahasa Inggris : Supriyanto,S.Pd.
82
18.7. Matematika : Qoiriah Martini, S.Pd.
18.8. Kewirausahaan & Prakarya : Martia Kurniawati, S.Pd.
18.9. Seni Budaya : Uchik Anggarani, S.Pd.
18.10. IPA : Indah Susilowati, S.Pd.
18.11. Simulasi Digital :Florens Nurhayati, S.Kom
2. Hasil Penelitian
a. Upaya guru PAI dalam memotivasi shalat siswa di SMK Negeri 1
Salatiga
Sebagai guru, memotivasi siswa dalam hal kebaikan merupakan
suatu kewajiban. Hasil penelitian di SMK N 1 Salatiga pada tanggal 17
Juli 2018, terdapat beberapa kegiatan keagamaan yang rutin dilakukan
seperti shalat duha, shalat jumat, menghadiri kajian mawar Allah di
Masjid Darul Amal. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh pak UN selaku
guru PAI di SMK N 1 Salatiga,
“Yang pertama jama’ah shalat duha tiap-tiap kelas atau mandiri
ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas yang diajar, kemudian
asma’ul usna, tadarus Al Quran sebelum pelajaran, kemudian jama’ah
shalat duhur dan berjama’ah shalat ashar, kemudian eee kajian jum’at
untuk keputrian bagi mereka yang sedang libur, sedangkan yang tidak
libur mereka mengikutui jumatan di aula SMK negeri 1 Salatiga,
kemudian kita mengikuti kajian Mawar Allah yang diadakan oleh IAIN
itu di Masjid Darul Amal”.
Guru senantiasa memotivasi siswa untuk melakukan shalat
fardhu maupun sunnah. Sebelum pelajaran PAI dimulai semua siswa
pada kelas tersebut diajak untuk melaksanakan shalat duha terlebih
dahulu. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh salah satu guru PAI
di SMK N 1 salatiga, beliau pak SP mengatakan,
83
“Alhamdulillah shalat dhuha rutin setiap mulai pelajaran agama
Islam, jadi sholat dhuha itu dilaksanakan sebelum pelajaran agama
Islam dimulai... anak-anak masuk ke mushalla dulu untuk
melaksanakan shalat dhuha berjama’ah kemudian dilanjutkan berdo’a
awal pelajaran dan membaca asma’ul husna kemudian dilanjutkan
untuk memulai pelajaran”.
Selain rutin melaksanakan shalat sunnah duha, siswa juga
diberikan waktu yang lebih banyak untuk melaksanakan shalat dzuhur
dan ashar secara berjamaah. Pak MT selaku WAKA Kesiswaan
mengatakan
“Ditumbuhkan kesadarannya, kemudian memberi waktu yang
cukup pada saat istirahat terutama saat istirahat kedua gitu kita
memberikan waktu ibadah dzuhur berjamaah, ashar ya sebelum
pulang sebaiknya sholat ashar berjamaah dulu bersama guru atau
teman”
Kegiatan shalat duha, shalat jumat dan shalat fardu berjamaah
tidak terlepas dari upaya guru dalam meningkatkan keaktifan siswa
yang terus memberikan nasihat. Pak UN salah satu guru PAI
mengatakan,
“Caranya kita tidak henti-hentinya memberikan nasehat,
memberikan ajakan, supaya mereka betul-betul aktif, langkah-langkah
yang saya lakukan yang pertama, kita masukkan dalam penilaian, jadi
nanti ada penilaian yang berkaitan dengan sikap religius KI 1 itu
salah satunya adalah jama’ah shalat di sekola, dirumah, disekolah
itukan dzuhur sama ashar, sedangkan yang dirumah maghrib, isya’,
subuh”.
Pak SP mengatakan,
“Cara meningkatkan keaktifan siswa....langkah yang kami
lakukan adalah senantiasa mengingatkan siswa dan mendorong siswa
untuk rajin melakukan shalat sunnah dimalam hari dan juga jangan
sampai ketinggalan shalat duha di sekolah kami tetap memberikan
dispensasi bagi siswa yang akan melaksanakan shalat duha pada jam-
jam shalat duha.”
84
Upaya-upaya tersebut tentu dilakukan dengan dibarengi peran
guru dalam melaksanakan kegiatan itu, artinya guru memiliki peran
aktif dalam meningkatkan shalat duha maupun dzuhur dan ashar yakni
sebagai imam shalat. Seperti yang dikatakan oleh bapak UN,
“Iya....saya selaku guru agama tentunya memberikan contoh
ngajak yang jadi imam, jadi sebelum saya ngimami ya belum berani
ngajak, maka saya berusaha menjadi suri tauladan bagi mereka agar
tidak dikatakan iso ngajak tapi raiso nglakoni, ini sangat betul
sekali.saya selalu berada ditengah mereka, jadi misal ada anak yang
tidak shalat maka akan ketahuan.”
Hal senada juga dikatakan oleh pak MT
“Yaaa....paling tidak kalau kita kembalikan keee falsafahnya ki
hajar dewantara ing ngarso sun tuladha gitu kan paling ndak kita kan
berusaha memberi contoh ,, harapannya kan dengan kita memberi
contoh anak anak itu menjadi muncul kesadarannya untuk ibadah itu”.
Nasihat yang diberikan oleh guru menjadi lengkap dengan
keikutsertaannya dalam melaksanakan kegiatan tersebut. seperti yang
dilakukan oleh guru di SMK N 1 Salatiga.
b. Hambatan guru PAI dalam upaya memotivasi siswa untuk
melaksanakan sholat di SMK N 1 Salatiga.
Terlepas dari upaya dalam meningkatkan keaktifan shalat siswa,
tentu dalam pelaksanaannya terdapat hambatan yang dihadapi.
Hambatan tersebut muncul dari siswa itu sendiri ataupun juga faktor
eksternal.
Pak SP selaku guru agama Islam mengatakan:
Hambatan tidak begitu banyak, hanya kadang-kadang kalau
shalat jumat itu kami harus ngoprak-oprak ke setiap kelas memakai
peluit karena ada anak-anak yang sembunyi dibawah kolong meja
karena mereka merasa bahwa sholat jum’at bagi wanita itu tidak
85
wajib padahal sudah kami arahkan shalat jumat di sekolah itu wajib
hukumnya bagi setiap siswa yang muslim, namun karena perbedaan
pendapat itu sehingga kami harus melakukan kegiatan operasi ke
kelas-kelas. Jadi lebih ke kurangnya kesadaran siswa sendiri.
Kurangnya kesadaran anak dalam melaksanakan shalat fardu
ataupun sunnah ternyata juga disebabkan kurangnya perhatian orang
tua ketika dirumah atau bahkan orang tua dari anak itu juga tidak
melaksanakan shalat. Pak UN mengatakan,
“Sebagian anak aras-arasen atau malas malasan didalam ibadah
karena dirumah ternyata orangtuanya itu sebagian orangtuanya itu
tidak shalat, sehingga membuat mereka ikutan malas shalat.”
Selain itu dalam melaksanakan shalat fardu pun juga tidak bisa
satu angkatan langsung dikarenakan kapasitas mushalla yang hanya ±
50 orang sedangkan siswa yang muslim lebih dari 1000 orang sehingga
harus bergantian. Pak MT mengatakan,
“Kalau dikatakan belum ya karena kita punya masjidnya ya
hanya segitu, kalau mau satu angkatan jelas tidak mungkin, jadi
dikatakan sudah tapi dilaksanakan secara bergelombang”
Hambatan dalam upaya meningkatkan shalat di SMKN 1 Salatiga
memang lebih banyak pada kurangnya kesadaran pribadi masing-
masig siswa. Kurangnya tempat shalat juga bisa menjadi alasan
terhambatnya motivasi siswa untuk melaksanakan shalat karena harus
bergantian sedangkan hal itu berkejaran dengan waktu istirahat.
B. Analisis Data
1. Upaya guru PAI dalam memotivasi shalat siswa di SMK Negeri 1 Salatiga
Guru harus benar-benar memperhatikan perkembangan peserta
didiknya. Guru SMK N1 Salatiga bersinergi membuat langkah-langkah
86
untuk mengembangkan siswanya. Salah satu pengembangan tersebut
dengan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di sekolah. Menurut
MT dan SP yang merupakan guru di SMK N1 Salatiga dalam
mengembangkan peserta didiknya dengan melalui berbagai kegiatan
keagamaan yang dilaksanankan di sekolah seperti shalat Dzuhur,
shalat Dhuha, doa awal dan akhir pelajaran, tadarus Al-Qur'an dan
mengikuti kajian baik di sekolah maupun kajian Mawar Allah di
Masjid Darul Amal yang diselenggarakan IAIN Salatiga. Apalagi
menyangkut tentang ibadah shalat yang merupakan kewajiban bagi
setiap umat Islam harus dituntun dengan baik agar siswa tidak asal-
asalan melaksanakan shalat.
Penelitian yang memfokuskan pada ibadah shalat dalam
observasinya dapat mengamati dengan adanya upaya guru di SMK N1
Salatiga sudah efektif. Guru ikut serta dalam melaksanankan ibadah
shalat bersama dengan siswa adalah salah satu contoh upaya guru
dalam meningkatkan motivasi shalat siswa.
Upaya guru di SMK N1 Salatiga melakukan berbagai cara untuk
meningkatkan motivasi siswa di antaranya:
a. Pendekatan dengan pribadi peserta didik
Pendekatan sebagai upaya untuk memahami keragaman pribadi
peserta didik. Keberagaman yang dimiliki siswa yang berbeda-beda
yang dapat mempengaruhi motivasi siswa melaksanakan shalat. Hal ini
menjadi tanggungjawab guru. Dalam menangani hal ini strategi yang
87
diterapkan guru di SMK N1 Salatiga dengan cara mengenali peserta
didik karena dapat mengetahui sejauh mana kemampuan mereka di
dalam mengembangkan diri aktif melaksanakan shalat sehingga guru
dapat menuntun mereka dengan tepat dan berhasil. Keberhasilan
merupakan salah satu tujuan dari pendidikan adalah menolong anak
mengembangkan potensinnya semaksimal mungkin.
b. Peninjauan di kelas
Peninjauan di kelas untuk meningkatkan kedisiplinan siswa.
Guru dengan memasuki disetiap kelas serta mengajak siswa untuk
melaksanakan shalat berjamaah di masjid.
c. Antusiasme guru
Guru di SMK N1 Salatiga sangat antusias mengembangkan
siswa aktif dalam melaksanakan shalat. Antusiasme guru dengan
ditunjukan rasa kepedulian kepada siswa. Guru terlibat langsung
melaksanakan shalat bersama-sama dengan siswa. Peran guru yang
dilakukan dalam membentuk motivasi siswa antara lain:
1) Guru sebagai pengawas
Guru yang berperan sebagai pengawas yaitu mengawasi
seluruh tingkah laku siswa. Jika siswa melakukan kesalahan maka
guru menegur dan menasihatinya sehingga mencegah siswa untuk
berbuat kesalahan atau sesuatu yang menyimpang aturan. Selain itu
guru juga selalu mengingatkan kepada siswa untuk melaksanakan
88
shalat, meskipun dengan mengoprak-oprak siswa. Jika siswa tidak
melaksanakan shalat, maka akan ditegur, diberikan hukuman
melaksanakan shalat taubat dirumah dan menulis istighfar yang
kemudian ditanda tangani oleh anak tersebut dengan
pemberitahuan orang tua wali dan guru.
2) Guru sebagai pembimbing
Sebagai orang tua kedua bagi siswa, guru juga berperan
sebagai pembimbing yang selalu mengarahkan siswa ke arah yang
positif. Dalam membentuk motivasi siswa dalam melaksanakan
shalat. Guru bertanggung jawab besar untuk menciptakan dan
membimbing siswa dengan baik sesuai dengan ajaran-ajaran
agama. Bimbingan yang dilakukan oleh guru di SMK N1 Salatiga
dengan memberikan bimbingan apabila ada siswa yang masih
kurang rapi dalam melaksanankan shalat dan membimbing siswa
putri yang berhalangan dengan materi keagamaan. Selain itu guru
memberikan apresiai nilai tambahan bagi yang rajin melaksanakan
shalat sebagai aktualisasi KI dalam bidang keagamaan.
3) Guru sebagai Teladan yang baik (uswah hasanah)
Upaya guru dalam pengembangan para peserta didik juga
melalui keteladanan yang baik (uswah hasanah). Keteladanan guru
dapat dilakukan dengan cara memberikan contoh kepada peserta
didiknya. Hal inilah yang selalu dilakukan oleh guru khususnya
guru PAI untuk menjadi tauladan dengan cara mengajak dan
89
menjadi imam ketika sedang shalat. Upaya tersebut dimaksudkan
agar siswa mau mengikuti perintah ataupun ajakan guru karena
guru juga berperan dalam kegiatan itu.
Secara spesifik, upaya guru dalam memotivasi siswa untuk
mengerjakan sholat antara laian:
1) Guru senantiasa mengajak siswa melaksanakan shalat duha setiap
sebelum pelajaran PAI dimulai. Kegiatan itu selalu dilakukan
setiap ada mapel PAI sehingga menjadi kebiasaan siswa
melakukan shalat duha diluar jam pelajaran PAI meskipun belum
suluruh siswa.
2) Guru memberikan tauladan dalam melakukan shalat dengan
menjadi imam. Hal ini pastinya akan memberikan motivasi
tersendiri kepada siswa karena guru secara langsung memberikan
tauladan dan selalu melakukan dengan baik. Tauladan tersebut
memiliki pengaruh terhadap siswa khususnya bagi siswa laki-laki
yang berani menjadi imam apabila tidak ada guru.
3) Guru membiasakan dalam pelajaran apabila mendengar suara azan
maka siswa langsung diajak ke mushalla untuk melakukan shalat
jamaah. Kebiasaan itu mendarah daging kepada siswa ketika
mereka mendengan azan langsung mengintrupsi guru untuk
melaksanakan shalat berjamaah.
4) Guru senantiasa menerangkan hikmah shalat pada saat jam
pelajaran agama atau ketika akan melakukan shalat duha agar
90
siswa memahami manfaat yang diperoleh secara batin dan dari segi
kesehatan jika melaksanakan shalat. Penjelasan dari pengetahuan
tersebut diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam
menjalankan ibadah shalat.
5) Guru memberikan pengetahuan tentang ketentraman dan
kenyamanan setelah melaksanakan shalat dibarengi dengan hal
yang dirasakan siswa sendiri. Guru menyadarkan tentang rasa
tenang dalam hati para siswa setelah mereka melaksanakan shalat.
kesadaran itu akan menumbuhkan kesadaran dan keinginan untuk
melaksanakan ibadah hingga siswa menyadari bahwa dia lah yang
membutuhkan shalat.
2. Hambatan guru PAI dalam upaya memotivasi siswa untuk melaksanakan
sholat di SMK N 1 Salatiga.
Hambatan dalam upaya memotivasi shalat siswa cenderung
timbul karena kesadaran siswa yang masih kurang. Menurut
pandangan peneliti, siswa Sekolah Menengah Kejuruan tentu menjadi
wajar jika nilai keagamaannya kurang, karena jam pelajaran PAI
cenderung sedikit sedangkan materi ajar sangat banyak. Masalah
tersebut kemudian terhubung dengan kurangnya kesadaran siswa akan
kebutuhan rohani mereka. Siswa bahkan ada yang belum niat untuk
melaksanakan ibadah shalat itu sendiri. Inilah yang harus diperhatikan
oleh guru untuk memberikan kesadaran terlebih dahulu akan
pentingnya kewajiban agama dalam dirinya.
91
Sarana tempat shalat tentu menjadi faktor kenyamanan dalam
melaksanakan shalat. Waktu istirahat meskipun sudah dilonggarkan
pada saat istirahat kedua yang bersamaan dengan waktu dzuhur
nyatanya belum bisa mencukupi seluruh siswa untuk melaksanakan
shalat. Tempat shalat atau masjid yang masih kecil tidak mampu
menampung seluruh siswa sehingga harus bergantian. Ketika
melaksanakan shalat jumat bahkan harus menggunakan aula dahulu
untuk sementara waktu. Akan tetapi, menjadi kabar baik karena sudah
direncanakan pembangunan masjid berlantai dua yang diperkirakan
menghabiskan dana 1,2 Miliar atas sumbangsih dari guru, infaq,
sedekah dari anak-anak, serta alumni yang saat ini sudah mulai
terealisasikan.
92
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dalam rangka pembahasan skripsi yang
berjudul “UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
MOTIVASI SHOLAT PADA SISWA SMK N1 SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2017/2018” dapat diambil kesimpulan upaya guru dalam
memotivasi shalat siswa diantaranya:
1. Pendekatan dengan pribadi peserta didik.
2. Peninjauan di kelas
3. Antusiasme guru
a. Guru sebagai pengawas
b. Guru sebagai pembimbing
c. Guru sebagai teladan yang baik
Hambatan dalam upaya guru memotivasi shalat kebanyakan lebih
kepada kesadaran siswa itu sendiri. Kapasitas tempat mushalla yang hanya
bisa menampung 50 siswa dari jumlah 1000 siswa yang muslim di SMK N 1
Salatiga juga menjadi kendala dalam kelancaran meningkatkan shalat siswa.
Karena siswa harus antre bergantian sedangkan waktu istirahat shalat terbatas.
B. Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian yang penulis lakukan, kiranya dapat
memberikan saran sebagai berikut:
1. Pihak sekolah lebih meningkatkan pengawasan terhadap siswanya.
93
2. Bagi guru sekolah diharapkan selalu meningkatkan kompetensinya dan
selalu mencari inovasi sebagai upaya peningkatan motivasi siswa dalam
melaksanakan ibadah shalat.
3. Bagi peserta didik hendaknya selalu mengembangkan potensinya dan
mengembangkan diri melalui pelaksanaan ibadah shalat sehingga mampu
menjadi pribadi yang bertanggung jawab pada dirinya.
94
Daftar Pustaka
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian:Suatu pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Daradjat, Zakiah. 1975. Pendidikan Agama dalamPembinaan Mental. Jakarta:
BulanBintang.
. 1992.IlmuPendidikanIslam. Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Agama RI. 2009. Al-Qur’an danTerjemahannya. Bandung: Sygma.
Hariyadi, Rahmat. dkk. 2009. SekolahBerbasisLingkunganAlam. Salatiga: STAIN
Salatiga Press.
Ibrahim. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Kompri.2015. MotivasiPembelajaranPerspektif Guru danSiswa. Bandung: PT.
RemajaRosdakarya.
Luthfiah, Zeni, dkk. Pendidikan Agama Islam. Surakarta:Yuma Pressindo.
Manab, Abdul. 2015. Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif.
Yogyakarta: Kalimedia.
Masykur, M.Syafi‟i. Shalat Saat Kondisi Sulit. Jakarta: Citra Risalah.
Moleong, Lexy J. 2008. MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung:
RemajaRosdaKarya; EdisiRevisi
Siagian, Sondang. 2012. TeoriMotivasidanAplikasinya. Jakarta: RinekaCipta.
Sugiyono. 2010. MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Shaleh, Abd. Rachman.1969. DidaktikPendidikan Agama di Sekolah
DasardanPetundjukMengadjarBagi Guru Agama. Bandung:
PenerbitPeladjar.
Suparlan. 2006. Guru SebagaiProfesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
Riduwan. 2015. Skala Pengukuran Dan Instrumen Penelitian. Bandung:
AlFabeta.
Riyanto, Yatim. 2006. Pengembangan Kurikulum dan Seputar Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). IKAPI: Universitas Press.
95
Wahyuni, NurEsa. 2009. MotivasidalamPembelajaran. Malang: UIN-Malang
Press.
Yoni, Acep. dkk. 2012. Menyusun Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia.
Zuhairani, 1983. Metodik khusus pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional.
Zulkifli. 2016. Rambu-rambu Fiqih Ibadah. Yogyakarta: Kalimedia.
96
RIWAYAT HIDUP
Nama : Miftakhul Wahab
Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 05 Mei 1993
Alamat Rumah : Ngadikerso rt02 rw01 Sumowono kab. Semarang
Ayah : Harjito
Ibu : Siti Saadah
Email : miftah.wahab93@gmail.com
No. Handphone : 08886974926
Riwayat Pendidikan
SD : SD Ngadikerso 1 (1999-2005)
SMP : MTS Miftahul-Muhtadin (2005-2008)
SMA : MA Al Bidayah (2008-2011)
Perguruan Tinggi : IAIN Salatiga (2014-2019)
Semarang, 21 februari 2019
Yang menyatakan,
Miftakhul Wahab
97
98
99
100
101
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Miftakhul Wahab
Nim : 121-14-003
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Pembimbing Akademik
Imam Mas Arum M.Pd
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Jabatan Nilai
1. INTERNATIONAL
SEMINAR “self & Family
Protection (Practical
Methodological Review)”
19 April 2018 Peserta 10
2. SEMINAR NASIONAL
BAHASA ARAB ITTAQO
“Implementasi Kurikulum
2013 pada maple Bahasa
Arab tingkat dasar, dan
tingkat menengah dalam
upaya menjawab tantangan
pengajaran Bahasa Arab”
4 november 2014 Peserta 8
3. SEMINAR NASIONAL”
Perbaikan Mutu Pendidikan
Melalui Profesionalisme
13 nonember
2014
Peserta 8
102
Pendidikan”
4. SEMINAR NASIONAL
Entrepreneurship
16 November
2014
Peserta 8
5. SEMINAR NASIONAL
“Mencegah Geneasi
8Pemuda islam dari
Pengaruh Radikalisme
ISIS”
06 Mei 2015 Peserta 8
6. SEMINAR NASIONAL
“Perempuan Indonesia di
Mata Hukum dan HAM”
21 Desember
2016
Peserta 8
7. SEMINAR
NASIONAL”Pemberdayaan
Masyarakat: Peluang
danTantangan di Era
Global”
20 September
2018
Peserta 8
8. SEMINAR NASIONAL “
Membangun Jiwa Pendidik
yang Berenterpreurship”
19 oktober 2018 Peserta 8
9. SEMINAR NASIONAL
“Digital Online Marketing”
25 oktober 2018 Peserta 8
10. SEMINAR NASIONAL
“Strategi Pembangunan
02 November
2018
Peserta 8
103
Hukum Nasional dalam
Bingkai NKRI”
11. “SIBA-SIBI” Training UAS
Semester Ganjil tahun 2014
19-20 desember
2014
Peserta 3
12. OPAK IAIN Salatiga
“Penguatan Nilai-Nilai
Islam Indonesia Menuju
Negara yang Aman dan
Damai”
14 Agustus 2015 Peserta 3
13. Lomba pentas Seni Desa
Ngadikerso dalam Rangka
Hari kemerdekaan Republik
Indonesia ke 70
16 Agustus 2015 Panitia 3
14. Pengajian Halal bi Halal “
Ukhuwah Islamiyah”
17 Juli 2016 Panitia 3
15. Lomba Pentas Seni Desa
Ngadikerso dalam Rangka
Hari Kemerdekaan
Republik Indonesia ke 71
16 Agustus 2016 Panitia 3
16. Ziarah Walisongo dan
Rekreasi Wisata Pantai
Kartini untuk Meekatkan
Tali Persaudaraan muslim
17-18 Desember
2016
Panitia 3
104
dan Meningkatkan
Kerohanian
17. Pengajian halal bi Halal
“Ukhuwah Islamiyah” Desa
Ngadikerso Kecamatan
Sumowono Kabupaten
Semarang
08 Juli 2018 Panitia 3
18. Lomba Pentas Seni Desa
Ngadikerso dalam Rangka
Hari kemerdekaan Republik
Indonesia ke 72
16 agustus 2018 Panitia 3
19. Ziarah Sunan Kalijaga,
sunan Kudus dan unan
Muria untuk Meningkatkan
Tali Persaudaraan Muslim
dan Meningkatkan
Kerohanian
02-03 Desember
2017
Panitia 3
20. Pengajian Halal bi Halal
“Ukhuwah Islamiyah” Desa
Ngadikerso Kecamatan
Sumowono Kabupaten
Semarang
22 Juni 2018 Panitia 3
21. Lomba Pentas Seni Desa 16 agustus 2018 Panitia 3
105
Ngadikerso dalam Rangka
Hari Kemerdekaan
Republik Indonesia ke 73
22. “Ziarah dan Rekreasi
Wisata Walisongo dan
Jatim park untuk
Merekatkan Tali
Persaudaraan muslim dan
Meningkatkan Kerohanian”
02 Desember
2015
Panitia 3
23 LIBRARY USER
EDUCATION (Pendidikan
pemustaka)
28 Agustus 2014 Peserta 2
24 Diklat Microteacing 08 November
2014
Peserta 2
25 Pelatihan ilmu falak 18-19 Juni 2016 Peserta 2
26 PAB (Penerimaan Anggota
Baru) JQH Al- Furqan 2016
“keep on loving holy qur‟an
to reach a peacefullness of
life”
12-13 November
2014
Peserta 2
27 Pagelaran pentas Seni
Media Pembelajaran
Educatif PGMI “Cipta
27 November
2016
Peserta 2
106
Karya Media Pembelajaran
Educatif”
28 In art and language
exhibition 2017 “kidung
Katresnan Dewi Arimbi”
26 April 2017 Peserta 2
Jumlah 114
Salatiga, 14 Januari 2019
Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama
Dr. Achmad Maimun, M. Ag
NIP. 19700510199803 1 003
107
PEDOMAN WAWANCARA 1
I. Identitas Informan
1. Nama :
2. Tempat wawancara :
3. Wawancara hari/tanggal :
4. Waktu :
II. Materi Wawancara
1. Kegiatan ibadah shalat di sekolah
a. Kegiatan apa saja yang ada di sekolah ini?
b. Bagaimana kondisi kegiatan ibadah shalat wajib dan shalat
sunah disini?
c. Apakah sarana dan prasarana di sekolah ini sudah memenuhi
syarat untuk melaksanakan ibadah shalat?
d. Shalat sunah apa saja yang dilaksanakan disini? Bagaimana
dengan ibadah shalat dhuha?
2. Tingkat keaktifan siswa dalam melaksanakan kegiatan ibadah
shalat wajib dan shalat sunah di sekolah
a. Bagaimana keaktifan shalat siswa disini?
b. Bagaimana cara bapak meningkatkan keaktifan siswa?
Langkah-langkah yang dilakukan?
3. Peran partisipasi guru dalam kegiatan ibadah shalat wajib dan
shalat sunah di sekolah
108
a. Bagaimana peran bapak sebagai seorang guru? Apakah bapak
terlibat dalam pelaksanaan ibadah shalat wajib dan shalat
sunah?
b. Apakah keikut sertaan guru mampu meningkatkan siswa lebih
aktif dalam shalat?
4. Upaya yang dilakukan untuk menindak lanjuti kendala dalam
pelaksanaan ibadah shalat wajib dan shalat sunnah di sekolah
a. Bagaimana sikap bapak apabila ada seorang siswa yang tidak
melaksanakan shalat?
b. Hambatan apa saja yang bapak alami yang berkaitan dengan
ibadah shalat (khususnya siswa)?
c. Upaya apa saja yang dilakukan bapak agar siswa lebih giat dan
aktif dalam melaksanakan shalat?
109
PEDOMAN WAWANCARA II
I. Identitas informan
1. Nama :
2. Tempat wawancara :
3. Wawancara hari/tanggal :
4. Waktu :
II. Materi Wawancara
1. Kegiatan ibadah di sekolah
a. Apasaja kegiatan ibadah/keagamaan disekolah ini?
b. Apakah adek selalu mengikuti kegiatan tersebut?
c. Bagaimana kegiatan ibadah shalat khususnya shalat
wajib(shalat dhuhur)dan shalat sunnah (shalat dhuha) di
sekolah?
d. Apakah sarana dan pra sarana di sekolah ini sudah memenuhi
syarat untuk melaksanakan ibadah shalat ?
2. Tingkat keaktifan dalam melaksanakan shalat
a. Apakah anda aktif dalam melaksanakan shalat sunnah? Shalat
sunnah apa saja yang dilaksanakan di sekolah ?
b. Apakah anda selalu melaksanakan ibadah shalat sunnah dhuha?
3. Peran partisipasi guru di madrasah
a. Bagaimana peran guru di sekolah?
b. Apakah guru selalu ikut serta dalam melaksanakan ibadah
shalat?apakah dengan keikut sertaan guru sangat berpengaruh
110
pada keaktifan adek dan siswa yang lain dalam melaksanakan
shalat?
c. Apakah guru disini memberikan uswah hasanah (contoh yang
baik) kepada siswa?
4. Peran teman sebaya di sekolah
a. Bagaimana kalau adek yang melanggar (tidak melaksanakan
shalat)? Apakah kalian saling mengingatkan?
b. Bagaimana respon adek?
5. Tindakan guru
a. Apa saja tindakan guru apabila adek tidak melaksanakan
shalat?
b. Bagaimana respon adek?
111
Lampiran 1
UPAYA GURU PAI DALAM MEMOTIVASI SISWA UNTUK
MENGERJAKAN SHOLAT DI SMK NEGERI 1 SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2017/2018
1. Responden
a. MT
b. PD
c. UN
d. MRA
e. LU
f. AP
g. NS
h. APY
i. AN
j. RI
2. Metode
Kode Metode Penelitian
W
P
D
Wawancara
Pengamatan
Dokumentasi
112
3. Media Penyimpanan Data
Kode Penyimpanan Data
R
F
Rekaman
File
Lampiran 3
TRANSKRIP WAWANCARA
Kode Responden : MT
Kode Data : 01/W MT/17/07/2018
Tanggal : 17 juli 2018
Tempat : Ruang WAKA SMK Negeri 1 Salatiga
Tanya/Jawab
Peneliti :kegiatan keagamaan apa saja yang ada di sekolah ini pak?
Narasumber : kkegiatan keagamaan yang rutin jelaj sholat fardhu,
dzuhur, ashar, terus kegiatan-kegiatan peringatan hari besar
misalnya isro‟mi‟raj, terus satu muharram, kemudian
qurban sholat ied.dan ketika sebelub pelajaran PAI
biasanya diajak sholat dhuha terlebih dahulu. Kalau ndak
ya sendiri-sendiri.
Peneliti : terus bagaimana kondisi kegiatan sholat wajib dan sholat
sunnah disini pal?
113
Narasumber : kegiatannya baik, terlaksana dengan baik, tidak ada
masalah.
Peneliti : apakah sarana dan prasarana di sekolah ini sudah
memenuhi syarat pak?
Narasumber : nggeehh dikatakan sudah ya sudah, taoi dikatakan sudah
disini dalam arti dari sekian anak kita laksanakan secara
bergelombang berarti kan terpenuhi gitu, tapi kalau
dikatakan belum ya karena kita punya masjidnya ya hanya
segitu, kalau mau satu angkatan jelas tidak mungkin, jadi
dikatakan sudah tapi dilaksanakan secara bergelombang,
tempat wudhu juga sudah memadai.
Peneliti : bagaimana keaktivan sholat siswa disini pak?
Narasumber : emmm.. nggeh cukup aktif, dari sekian siswa kita itu ya
katakanlah bisa mencapai angka 90% terutama sholat
fardhu loho nggeh.
Peneliti : bagaimana cara bapak meningkatkan keaktifan siswa pak,
langkah-langkah apa saja yang dilakukan pak?
Narasumber :yaa seng jelas ya mesti dengan dioyak- oyak...,terus
ditumbuhkan kesadarannya, kemudian memberi waktu
yang cukup pada saat istirahat terutama saat istirahat kedua
gitu kita memberikan waktu ibadah dzuhur gitu, ashar ya
sebelum pulang sebaiknya sholat ashar dulu, itu himbauan-
himbauan saja.
114
Peneliti : apakah bapak sendiri terlibat dalam pelaksanaan sholat
wajib dan sholat sunnah pak?
Narasumber : yaa terlibat langsung ..
Peneliti : apakah dengan keikut sertaan para guru itu mampu
meningkatkan keaktifan siswa dalam sholat pak?
Narasumber : yaaaaaa....paling tidak kalau kita kembalikan keee
falsafahnya ki hajar dewantara ing ngarso sun tuladha gitu
kan paling ndak kita kan berusaha memberi contoh ,,
harapannya kan dengan kita memberi contoh anak anak itu
menjadi muncul kesadarannya untuk ibadah itu.
Peneliti : bagaiman sikap bapak apabila ada seorang siswa ketahuan
tidak melaksanakan sholat pak?
Narasumber :yaaa... kalau ada biasanya ditegur ...
115
TRANSKRIP WAWANCARA
Kode Responden : PD
Kode Data : 01/W PD/22/05/2018
Tanggal : 22 Mei 2018
Tempat : AULA MUSHALLA SMK Negeri 1 Salatiga
Tanya/Jawab
Peneliti : apa kegiatan keagamaan yang ada di sekolah ini pak?
Narasumber : kegiatan yang ada disekolah ini, kegiatan ... sholat
jama‟ah dhuhur dan ashar, terus sholat dhuha...tadarus
alqur‟an sebelum pelajaran dimulai, kemudian membaca
asma‟ul husna sebelum mulai pelajaran, kemudian berdo‟a
sebelum memulai pelajaran, kemudian berdo‟a penutup
kafarotul majlis, setiap pelajaran selesai dan berdoa waktu
selesai pelajaran atau pulang sekolah.
Peneliti : bagaimana kondisi kegiatan sholat wajib dan sholat
sunnah disini apakah berjalan dengan lancar?
Narasumber : alhamdulillah semua berjalan lancar dan tertib , apabila
ada anak anak yang eee berhalangan tetap ikut ke tempat
ibadah namun yempatnya dibelakang atau di luar, jadi
tidak ada siswa yang tinggal dikelas ketika melaksanakan
sholat dhuha, tiap sholat wajib dzuhur dan ashar siswa
wajib mengikuti sholat jama‟ah di mushalla,
116
Peneliti : apakah sarana dan prasarana disekolah ini sudah
memenuhi syarat untuk melaksanakan ibadah shalat pak?
Narasumber : sudah...prasarana tempat ibadah maupun prasarana
penunjang yang lain, prasarana tempat ibadah seperti
mushalla,apabila untuk kegiatan shalat jum‟at untuk
sementara waktu memakai aula karena peserta sholat
jum‟at itu lebih dari seribu orang yang muslim, sedangkan
eeee ini terbagi dua yang berhalangan ada kegiatan kajian
an-nisa‟ di kelasditempatkan diruang E4,5,6,7 dan 8.
Sedangkan shalat jum‟at dilakukan di aula, kalu shalat
fardhu dzuhur dan ashar ttap di mushalla. Sebentar lagi
akan dibangun masjid dua lantai. Dan untuk setiap siswa
diwajibkan membawa mukena sendiri-sendiri dan al-qur‟an
sendiri-sendiri walaupun di mushalla jugatetap di sediakan.
Peneliti :sholat sunnah apa saja yang dilakukan disini pak?
Bagimana dengan ibadah shalat duha pak?
Narasumber : Alhamdulillah shalat dhuha rutin setiap mulai pelajaran
agama Islam, jadi sholat dhuha itu dilaksanakan sebelum
pelajaran agama Islam dimulai... anak-anak masuk ke
mushalla dulu untuk melaksanakan shalat dhuha
berjama‟ah kemudian dilanjutkan berdo‟a memulai
pelajaran dan membaca asma‟ul husna kemudian
dilanjutkanuntuk memulai pelajaran.
117
Peneliti : bagaimana keaktifan sholat siswa disini pak?
Narasumber : Alhamdulillah setiap anak bisa aktif dan bisa
melaksanakan shalat sunnah dhuha karena dalam presensi
itu ditulis berapa kali sholat duha setiap anak dalam satu
minggu. Jadi ketika absensi itu ada tambahan keterangan
berapa kali shalat duha dalam satu minggu.
Peneliti : bagaimana cara bapak meningkatkan keaktifan siswa?
Dan langkah-langkah apa saja yang dilakukan pak?
Narasumber : cara meningkatkan keaktifan siswa....langkah yang kami
lakukan adalah senantiasa mengingatkan siswa dan
mendorong siswa untuk rajin melakukan shalat sunnah
dimalam hari dan juga jangan sampai ketinggalan shalat
duha di sekolah kami tetap memberikan dispensasi bagi
siswa yang akan melaksanakan shalat duha pada jam-jam
shalat duha.
Peneliti : bagaimana peran bapak sebagai seorang guru, apakah
bapak terlibat dalam pelaksanaan shalat sunnah dan shalat
wajib pak?
Narasumber : jelas... karena kami pembinanya SKI di SMK N1 Salatiga
, jadi secara otomatis kami terlibat, yang pertama adalah
menjadi imam shalat lima waktu khususnya dzuhur dan
ashar disekolah juga shalat sunnah shalat duha.
118
Peneliti : apakah keikut sertaan guru mampu meningkatkan siswa
lebih aktif dalam meningkatkan shalat pak?
Narasumber :ya jelas... karena eee siswa kalau dibiarkan shalat sendiri
itu kurang begitu berjalan tanpa ddampingi oleh guru yang
bersangkutan . jadi kalau gurunya tidak ikut terlibat maka
siswa kurang begitu respon.
Peneliti : bagaimana sikap bapak apabila ada siswa yang tidak
melaksanakan shalat pak?
Narasumber : memamnggil anak yang bersangkutan yang tidak
melaksanakan shalat untuk membuat surat pernyataan
diatas materai kemudian ditandatangani oleh orang tua atau
wali dan RT,RW bermaterai 6 ribu terus menulis istighfar
dengan huruf arab jumlahnya minimal 500 bisa 1000 bisa
2000 sesuai dengan kadar kesalahannya atau kadar ketidak
tertipannya.
Peneliti : hambatan apa saja yang bapak alami yang berkaitan
dengan ibadah shalat pak?
Narasumber : hambatan tidak begitu eee... banyak,, hanya kadang-
kadang kalu shalat duha itu kami harus ngoprak-oprak ke
setiap kelas memakai peluit karena ada anak-anak yang
sembunyi dibawah kolong meja karena mereka merasa
bahwa sholat jum‟at bagi wanita itu tidak wajib padahal
sudah kami arahkan shalat jumat di sekolah itu wajib
119
hukumnya bagi setiap siswa yang muslim, namun karena
perbedaan pendapat itu sehingga eee kami harus eeee
melakukan kegiatan operasi ke kelas-kelas.
Peneliti : apa upaya yang dilakukan bapak agar siswa lebih
semangat dalam hal melaksanakan shalat pak?
Narsumber : dengan memberikan bimbingan dan gambaran pada siswa
dan memberikan onto-contoh siswa yang gagal karena
tidak melaksanakan shalat dan siswa yang sukses karena
rajin melaksanakan shalat jama‟ah lima waktu sesering
mungkin
120
TRANSKRIP WAWANCARA
Kode Responden : UN
Kode Data : 01/W UN/22/05/2018
Tanggal : 22 Mei 2018
Tempat : Ruang AULA SMK Negeri 1 Salatiga
Tanya/Jawab
Peneliti : kegiatan keagamaan apasaja yang ada di sekolah ini?
Narasumber : yang pertama jama‟ah shalat duha tiap-tiap kelas atau
mandiri ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas
yang diajar, kemudian asma‟ul usna, kemudian jama‟ah
shalat duhur dan berjama‟ah shalat ashar, kemudian eee
kajian jum‟at untuk keputrian bagi mereka yang sedang
libur, sedangkan yang tidak libur mereka mengikutui
jumatan di aulaSMK negeri 1 Salatiga .
Peneliti : bagaimana kondisi kegiatan ibadah shalat wajib dan
shalat sunnah disini?
Narasumber :Alhamdulillah sekarang kesadaran untuk jama‟ah shalat
duhur dan ashar disekolah bisa dikatakan meningkat
dibandingkan tahun lalu, dan shalat sunnah seoerti shalat
duha juga sangat meningkat.
Peneliti : apakah sarana prasarana disekolah sudah memenuhi sarat
untuk melaksanakan ibadah shalat?
121
Narasumber : Alhamdulillah cukup karena harus berganti, kalau
mushalanya memang tidak mencukuoi untuk seribu orang,
sehingga Inshaallah nanti pada aatnya Inshaallah habis
lebaran ini mushalla akan dijadikan masjid berlantai dua
dengan anggaran 1,2 millar, dan itu ansih dari dana bapak
ibu infaq sedekah dibantu anak-anak serta alumni .
Peneliti : shalat sunnah apasaja yang dilakukan disini?
Narasumber : shalat sunnah yang biasa dilaksanakan seperti shalat
sunnah rawatib yaitu shalat sunnah sebelum dan sesudah
dzuhur dan sebelum ashar itu anak-anak sudah terbiasa
shalat duha juga sudah terbiasaa,,, untuk pelaksanaan
ibadah shalat duha itu biasanya perkelas, ketika jam
pelajaran mereka yang beragama Islam biasanya salah satu
ada yang memimpin atau guruya .
Peneliti : bagaimana tingkat keaktifan siswa dalam melaksanakan
ibadah shalat wajib dan shalat sunnah pak?
Narasumber :ini kalau dipersenkan bisa mencapai 75% lebih.
Peneliti : bagaimana cara meningkatkan keaktifan siswa dalam
melaksanakan shalat pak?
Narasumber : caranya kita tidak henti-hentinya memberikan nasehat,
memberikan ajakan , supaya mereka betul-betul aktif.
Peneliti : apa saja langkah-langkah yang dilakukan untuk
meningkatkan keaktifan siswa dalam beribadah pak?
122
Narasumber :langkah-langkah yang saya lakukan yang pertama, kita
masukkan dalam penilaian, jadi nanti ada penilaian yang
berkaitan dengan sikap religius KI 1 itu salah satunya
adalah jama‟ah shalat di sekola, diruma, . disekolah itukan
dzuhur sama ashar, sedangkan yang dirumah maghrib,
isyak, subuh.
Peneliti : apakah bapak terlibat dlam pelaksanaan ibadah shalat
wajib dan sunnah?
Narasumber : iya....saya selaku guru agama tentunya memberikan
contoh ngajak yang jadi imam, jadi sebelum saya
ngimami ya belum berani ngajak, maka saya berusaha
menjadi suri tauladan bagi mereka agar tidak dikatakan iso
ngajak tapi raiso nglakoni, ini sangat betul sekali.saya
selalu berada ditengah mereka, jadi misal ada anak yang
tidak shalat maka akan ketahuan.
Peneliti : apakah keikut sertaan guru mampu meningkatkan
keaktifan shalat siswa pak?
Narasumber : Alhamdulillah dengan adanya kita ditengah-tengah
mereka, mereka lebih rajin dan aktif,.
Peneliti : bagaimana sikap bapak apabila ada siswa yang ketahuan
tidak melaksanakan shalat pak?
Narasumber : siswa yang tidak melaksanakan shalat biasanya saya
suruh membuat istighfar dengan tujuan supaya mereka
123
sadar bahwa aoa yang mereka lakukan meninggalkan
shalat itu salah, disamping istighfar saya suruh untuk
melakukan shalat taubat, karena mereka jelas-jelas
melanggar tata aturan yang sudah di syariatkan oleh allah
yaitu perintah shalat karena shalat adalah wajib ain, maka
saya suruh shalat taubat 2 rokaat setelah itu mereka
membuat istighfar, membuat surat pernyataan yang
ditandangani oleh siswa sendiri mengetahui orangtua, wali
kelas, dan saya selaku guru.
Peneliti : hambatan apa saja yang bapak alami yang berkaitan
dengan ibadah shalat?
Narasumber : sebagian anak aras-arasen atau malas malasan didalam
ibadah karena dirumah ternyata orangtuanya itu sebagian
orangtuanya itu tidak shalat, sehingga membuat mereka
ikutan.
Peneliti : upaya apasaja yang dilakukan bapak agar siswa lebih giat
dan aktif dalam melaksanakan shalat pak?
Narasumber : biasanya anak-anak ini saya motivasi mereka yang betul
betul agar lebih aktif saya kasih reward dengan nilai KI1
itu menjadi amat baik atau sangat memuaskan, yaa karena
nek dengan shalat inshaallah lebih bagus, itu yang saya
lakukan.
124
TRANSKRIP WAWANCARA
Kode Responden : MRA
Kode Data : 01/W MRA/22/05/2018
Tanggal : 22 Mei 2018
Tempat : depan ruang OSIS SMK Negeri 1 Salatiga
Tanya/Jawab
Peneliti : apasaja kegiatan ibadah keagamaan di sekolah ini dek?
Narasumber : shalat berjama‟ah waktu ashar, dzuhur, shalat jum‟at.
Peneliti : apakah adek ikut dalam kegiatan ibadah tersebut?
Narasumber : yaa terkadang juga ikut kadang enggak, kalau ada
halangan haid juga dan kalau lagi halangan pas hari jumat
ada kajian annisa di kelas dan didampingi guru-guru.
Peneliti : bagaimana kegiatan shalat wajib dan sunnah, apakah
berjalan dengan lancar?
Narasumber : ya berjalan dengan lancar.
Peneliti : apakah sarana dan prasarana disini sudah terpenuhi dek?
Narasumber : kalau tempatnya itu kan di aula, kan sebenarnya kan
kalau shalat jumat kan dimasjid, masjidnya kurang
memenuhi.
Peneliti : apakah adek aktif dalam melaksanakan shalat sunnah?
Narasumber : ya kan nanti kalau pas pelajarannya eeeee ituu kosong
kan bisa sholat sunnah duha.
125
Peneliti : apakah adek selalu ikut sholat sunnah?
Narasumber : kadang-kadang heheheheh....
Peneliti :apakah guru ikut juga dalam ibadah shalat dek?
Narasumber : iya ikut...
Peneliti : apakah guru memberikan contoh kepad siswanya disini
dx?
Narasumber : iya...
Peneliti : bagaimana respon adek ketika ada temennya yang tidak
melakukan sholat? Apakah saling mengingatkan?
Narasumber : ya kalau dia yang melanggar ya saling mengingatkan,
kalau saya yang melanggar ya kadang diingatkan ...
Peneliti : bagaimana respon adek ketika diingatkan?
Narasumber : ya ditrima aja...
Peneliti : apa yang dilakukan guru ketika dek ketahuan tidak
melaksanakan shalat?
Narasumber :ya kadang dimarah-marahin, kadang dihukum disuruh
itu... eee nulis astaghfirullah ,,kalau nggak bersihin kamar
mandi gitu.
126
TRANSKRIP WAWANCARA
Kode Responden : LU
Kode Data : 01/W LU/22/05/2018
Tanggal : 22 Mei 2018
Tempat : depan ruang OSIS SMK Negeri 1 Salatiga
Tanya/Jawab
Peneliti :apasaja kegiatan ibadah keagamaan disekolah ini dek?
Narasumber : kalau setiap hari jumat itu ada shalat jum‟at, terus yang
lagi halangan itu ada kajian, terus setiap hari minggu itu
ada pengajian di IAIN namanya pengajian mawar ALLAH
dan juga ada shalat dzuhur.
Peneliti : apakah adek selalu mengikuti kegiatan tersebut?
Narasumber : yaaa kadang-kadang.
Peneliti : bagaimana kegiatan sholat wajib dan sholat sunnah
disini? Apakah adek rutin?
Narasumber : kalau sholat wajibe sering,, tapi kalu sholat sunnahe
jarang..
Peneliti : apakah sarana dan prasarana tempat ibadah disekolah ini
sudah memenuhi syarat dek?
Narasumber : udah...
Peneliti : apakah anda aktif dalam melaksanakan shalat sunnah?
Narasumber : jarang hehehehe....
127
Peneliti : apakah guru disini aktif dalam melaksnakan shalat dek?
Narasumber : iya...
Peneliti : bagaimana kalau ada temen yang tidak sholat, apakah
saling mengingatkan?
Narasumber : iya saling mengingatkan...
Peneliti : apa saja tindakan guru misale ada siswa yang ketahuan
tidak melaksanakan shalat dek?
Narasumber : kadang disuruh bersihin WC.
128
TRANSKRIP WAWANCARA
Kode Responden : AP
Kode Data : 01/W AP/22/05/2018
Tanggal : 22 Mei 2018
Tempat : depan ruang OSIS SMK Negeri 1 Salatiga
Tanya/Jawab
Peneliti : apa saja kegiatan ibadah keagamaan disekolah ini dek?
Narasumber : eee kalau jum‟at itu kan di SMEA kan cewek semua ya
diwajibkan harus shalat jum‟at, terus bagi yang
berhalangan dikasih kajian dikelas.
Peneliti : apakah adek selalu mengikuti kegiatan tersebut?
Narasumber : kadang-kadang hihihihi....
Peneliti : apakah sarana dan praarana sudah memenuhi?
Narasumber : mamenuhi semuanya, gedung masjidnya juga mau
dibangun...
Peneliti : apakah anda aktif dalam melaksanakan shalat sunnah?
Narasumber : tidak hehe.. belum ada niat dari hati hihihihi...
Peneliti : apakah guru disini aktif dalam sholat sunnah dek?
Narasumber : yaa kalo kuru iyaa...selaku ikut kalo guru pak.muridnya
yang nggak hihihihihi....
Peneliti : apakah guru disini memberikan contoh yang baik dek?
Narasumber : sangat-sangat baik...
129
Peneliti : bagaimana respon guru apabila ada siswa yang ketahuan
tidak melaksanakan shalat dek?
Narasumber : dihukum suruh nulis astaghfirullah satu buku .
Peneliti : bagaimana respon adek apabila dihukum?
Narasumber : marah,sakit hati, jengkel,hehehehe.
130
TRANSKRIP WAWANCARA
Kode Responden : NS
Kode Data : 01/W NS/22/05/2018
Tanggal : 22 Mei 2018
Tempat : depan kelas PM SMK Negeri 1 Salatiga
Tanya/Jawab
Peneliti : apasaja kegiatan ibadah disekolah ini dek?
Narasumber : emmmm... shalat duha, terus shalat jum‟at, shalt dzuhur,
dan extra robana.
Peneliti : apakah adek selalu mengikuti kegiatan tersebut?
Narasumber : iya,,,
Peneliti : apakah sholat wajib dan shalat sunnah disini berjalan
dengan lancar?
Narasumber : berjalan dengan lancar bbiasanya berjama‟ah.
Peneliti : apakah sarana dan prasarana disekolah ini sudah
memenuhi syarat?
Narasumber : sudah.
Peneliti : apakah anda aktif dalam melaksanakan shalat sunnah
deak?
Narasumber : aktif shalat sunnah duha biasanya.
Peneliti : bagaimana peran guru disekolah apakah memberikan
contoh?
131
Narasumber : memberikan contoh, selalu ikut serta.
Peneliti : bagaimana misalnya ada temen adek yang tidak
melaksanakan shalat,?
Narasumber : saling mengingatkan, ditegur .
Peneliti : bagaimana respon guru apabila ada siswa yang ketahuan
tidak melaksanakan shalat?
Narasumber : dihukum, misalnya suruh membersihkan mushalla,
menulis istighfar juga.
Peneliti : bagaimana respon adek ketika dihukum?
Narasumber : menyesal, lebih menyesal ,,,besoknya nggak melanggar
lagi.
132
TRANSKRIP WAWANCARA
Kode Responden : APY
Kode Data : 01/W APY/22/05/2018
Tanggal : 22 Mei 2018
Tempat : kantin SMK Negeri 1 Salatiga
Tanya/Jawab
Peneliti : apasaja kegiatan ibadah keagamaan disekolah ini dek?
Narasumber : shalat jum‟at,shalat duha, shalat wajib, dan kajian.
Peneliti : apakah adek selalu mengikuti kegiatan tersebut?
Narasumber : selalu...
Peneliti : bagaimana kegiatan khususnya shalat wajib apakah
berjalan dengan lancar?
Narasumber : alhamdulillah lancar...
Peneliti : apakah sarana dan prasarana memenuhi?
Narasumber : iya semua terpenuhi.
Peneliti : apakah anda aktif dalam shalat sunnah dek?
Narasumber : iya ...
Peneliti : apakah guru ikut serta dalam melaksanakan shalat dek?
Narasumber : iya aktif.
Peneliti : bagaimana kalau misalkan adek atau temen adek
ketahuan tidak melaksanakan shalat, apa respon guru?
Narasumber : dimarahin...
133
Peneliti :bagaimana respon adek ketika dimarahin?
Narasumber : takut dan langsung melaksanakan shalat.
134
TRANSKRIP WAWANCARA
Kode Responden : AN
Kode Data : 01/W AN/22/05/2018
Tanggal : 22 Mei 2018
Tempat : depan ruang OSIS SMK Negeri 1 Salatiga
Tanya/Jawab
Peneliti : apasaja kegiatan ibadah keagamaan disekolah ini dek?
Narasumber : shalat duha, shalat jumat, shalat dzuhur, shalat ashar,
sama kajian.
Peneliti :apakah adek selalu mengikuti kegiatan tersebut?
Narasumber : selalu.
Peneliti : apakah kegiatan shalat wajib berjalan dengan lancar?
Narasumber : baerjalan dengan lancar pak.
Peneliti : apakah sarana dan prasarana disini sudah memenuhi
syarat?
Narasumber : iya pak sudah terpenuhi.
Peneliti : apakah adek aktif dalam melaksanakan shalat sunnah?
Narasumber : kadang-kadang hehehe...
Peneliti : apakah guru selalu aktif dalam melaksanakan shalat?
Narasumber : sangat aktif.
Peneliti : bagaimana misalkan ada teman yang melanngar tidak
melaksanakan sholat dek?
135
Narasumber : yaa saling mengingatkan. Kalau ada yang melanggar
diingatkan.
Peneliti : bagaimana respon guru apabila adek ketahuan tidak
melaksanakan shalat?
Narasumber : dimarahin dan langsung melaksanakan shalat.
136
TRANSKRIP WAWANCARA
Kode Responden : RI
Kode Data : 01/W RI/22/05/2018
Tanggal : 22 Mei 2018
Tempat : kantin SMK Negeri 1 Salatiga
Tanya/Jawab
Peneliti : apa saja kegiatan ibadah keagamaan disekolah ini dek?
Narasumber : seperti pesantren ramadhan terus shalat berjama‟ah
dzuhur, ashar.
Peneliti : apakah adek selalu mengikuti kegiatan tersebut?
Narasumber : iya selalu mengikuti..
Peneliti : bagaimana kegiatan sholat wajib dan sunnah disini dek?
Narasumber : selalu dilaksanakan, dzuhur selalu berjama‟ah karena
dipantau sama guru.
Peneliti : apakah sarana dan prasarana disekolah ini sudah
memenuhi syarat untuk melaksanakan ibadah tersebut?
Narasumber : sudah..
Peneliti : apakah anda aktif dalam melaksanakan shalat sunnah?
Narasumber : inshaallah aktif, shalat sunnah duha, terus itu tahiyatul
masjid,sama qobiyah dzuhur.
Peneliti : bagaimana peran guru disekolah dek?
137
Narasumber : mereka selalu memantau agar melaksanakan kewajiban
shalat.
Peneliti : apakah guru selalu ikut serta dalam melaksanakan shalat
dek?
Narasumber : iya guru selalu ikut serta dan dengan adanya guru
tersebut shalat berjama‟ah bisa terlaksana dengan baik.
Peneliti :bagaimana respon guru ketika ada yang ketahuan tidak
melaksanakan shalay dek?
Narasumber : hukuman gitu, kadang suruh nulis astaghfirullah itu satu
buku isi 58 bolak balik.
138
139
DOKUMENTASI
WAWANCARA GURU PAI
WAWANCARA SISWA KELAS XI AKUNTANSI
140
WAWANCARA SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN
WAWANCARA SISWA KELAS XI PEMASARAN
141
WAWANCARA SISWA KELAS X11 KECANTIKAN
WAWANCARA SISWA KELAS XI TATA BOGA
142
BERJABATAN TANGAN KETIKA DATANG KE SEKOLAH
BERDOA DAN MEMBACA ASMAUL HUSNA SEBELUM
MEMULAI PELAJARAN PAI
KAJIAN AN-NISA’
143
SHALAT HAJAT SEBELUM KEGIATAN MAJELIS DO’A
MAWAR ALLAH
KEGIATAN SANTUNAN ANAK YATIM
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR PAI DI KELAS
144
TEMPAT WUDHU SISWA
145
MUSHOLLA SMKN 1 SALATIGA
146
RENCANA PENGEMBANGAN MUSHALLA SMKN 1 SALATIGA
PERSIAPAN MELAKSANAKAN SHALAT
147
SHALAT DHUHA
148
149