Post on 09-Dec-2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karsinoma adalah tumor yang berasal dari jaringan penyambung. Mereka secara
umum dibagi kedalam dua kelompok yaitu tulang dan jaringan lunak. Sarkoma jaringan
lunak merupakan tumor yang jarang tumbuh dan berkembang dalam jaringan yang
diturunkan dari embrionik mesoderm. Sarcoma ini mungkin terjadi dimana-mana tetapi
terbesar atau paling sering terjadi pada daerah paha. Sarcoma tulang tidak begitu umum
dan hanya sekitar 0,2% dari semua jenis tumor malignansi di Amerika Serikat. Kira-kira
ada sekitar 2-100 kasus terdiagnosa setiap tahunnya. Insiden tersebut lebih tinggi terjadi
pada orang kulit putih dan diantaranya adalah pria. Sarcoma jaringan lunak merujuk pada
satu kelompok lebih dari 50 jenis kanker yang mana berjumlah hanya sekitar 1% dari
semua malignansi pada pria dan sekitar 0,6% pada wanita. Ada sekitar 5000 kasus baru
terdiagnosis stiap tahunnya di Amerika Serikat dan kira-kira 3000 orang meninggal dari
sarcoma ini setiap tahunnya. Tumor ini lebih besar terjadi pada anak-anak daripada orang
dewasa, yang berjumlah sekitar 6% dari semua jenis malignasi sebelum usia 25 tahun.
Pasien dengan diameter tumor kurang dari 5 cm mempunyai prognosis yang lebih baik
saat didiagnosis pada sarcoma ekstremitas. Pasien tanpa keterlibatan dari nodus limfa dan
tumor diploid juga mempunyai prognosis lebih baik. Karena kedua kelompok ini begitu
berbeda, maka masing-masing akan didiskusikan secara terpisah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan karsinoma tulang ?
2. Apa sajakah klasifikasi dari karsinoma tulang ?
3. Apa sajakah etiologi dari karsinoma tulang ?
4. Bagaimana patofisiologi karsinoma tulang ?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari karsinoma tulang ?
6. Bagaimana asuhan keperawatan karsinoma tulang ?
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi karsinoma tulang.
2. Untuk mengetahui klasifikasi karsinoma tulang.
3. Untuk mengetahui etiologi karsinoma tulang.
4. Untuk memahami patofisiologi karsinoma tulang.
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis karsinoma tulang.
6. Untuk memahami asuhan keperawatan karsinoma tulang
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Tumor Tulang
Tumor Tulang merupakan kelainan pada sistem muskuloskeletal yang bersifat
neoplastik. (Muttaqin Arif, 2008).
Ada beberapa tipe neoplasma yang dapat timbul pada jaringan tulang. Neoplasma
ini dapat berasal dari jaringan tulang itu sendiri atau dapat juga merupakan penyebaran
dari tumor primer di tempat – tempat lain. (Sylvia A. Price and Lorraine M. Wilson,
2006: 1374).
Neoplasma sistem muskulokseletal bisa berbentuk bermacam – macam, seperti
tumor osteogenik, konrogenik, fibrogenik, otot (rabdomiogenik), dan sel sumsum
(retikulum) bisa juga tumor saraf, vaskuler dan sel lemak. (Brunner and Suddarth,
2002; 2346).
Kesimpulan menurut kelompok kami, jadi tumor tulang adalah kelainan pada sistem
muskuloskeletal yang bersifat neoplastik yang dapat timbul pada jaringan tulang.
2.2 Klasifikasi Tumor Tulang
Menurut klasifikasi WHO ditetapkan berdasarkan kriteria histologis, jenis
diferensiasi sel-sel tumor, asal usul sel, serta pemeriksaan histologis yang menetapkan
jenis tumor bersifat jinak atau ganas. Sel-sel muskuloskeletal berasal dari mesoderm,
tetapi kemudian berdiferensiasi menjadi beberapa sel osteoklast, kondarioblast,
fibroblast, dan mieloblast.Oleh karena itu, sebaiknya klasiifkasi tumor tulang
berdasarkan asal sel, yaitu bersifat osteogenik, kondariogenik, atau
mielogenik.Meskipun demikian, terdapat kelompok yang tidak termasuk dalam
kelompok tumor, yaitu kelainan reaktif (rective bone) atau hamartoma yang sebenarnya
berpotensi menjadi ganas.
Klasifikasi tumor tulang berdasarkan histologis(WHO, 1972)
Asal sel Tumor jinak Tumor ganasOsteogenikOsteoblastoma
Kondariogenik
OsteomaOsteoma osteoid
Kondarioma
OsteosarkomaOsteosarkoma parosteal
Kondariosarkoma
3
FibromaKondariomiksoid
Gland cell tumor
Mielogenik
VaskularHemangio-endoteliomaHemangio-perisitoma
Jaringan lunak
Tumor lain
Tumor tanpa klasifikasi
OsteokondariomaKondarioblastoma
HemangiomaLimfangiomaTumor glomus
FibromaDesmoplastikLipoma
NeurinomaNeurofibroma
Kista soliterKista aneurismaKista juksta-artikularDefek metafisisGranuloma eosinofilDisplasia fibrosaMiositis osifikansTumor brown
Juksta kondariosarkomaKortikalMesenkim kondariosarkoma
Osteoklastoma
Sarkoma EwingRetikulo sarkomaLimfosarkomaMielosarkoma
Anglosarkoma
FibrosarkomaLiposarkomaMesenkomoma ganasSarkoma tak berdiferensiasi
KordomaAdamantinoma
A. Tumor Tulang Benigna
Tumor tulang benigna biasanya tumbuh lambat dan berbatas tegas, gejalanya
sedikit, dan tidak menyebabkan kematian. Neoplasma primer benigna sistem
muskuloskeletal meliputi osteoma osteoid, osteokondarioma, enkondarioma, kista
tulang (misalnya, kista tulang aneurisma), mioma, dan fibroma. Tumor benigna tulang
dan jaringan lunak lebih sering terjadi daripada tumor maligna. Beberapa tumor
benigna, seperti tumor sel raksasa, berpotensi mengalami transformasi maligna.
Berikut macam-macam tumor benigna :
1. Osteoma (lvory Exostosis)
Sering terjadi pada usia 20-40 tahun.Bentuk kecil, tetapi dapat menjadi besar
tanpa menimbulkan gejala – gejala yang spesifik.Lokasi pada tulang-tulang
4
tengkorak seperti maksila, mandibula, palatum, sinus paranasalis, dan dapat pula
ditemukan pada tulang panjang seperti tibia, femur, dan falang.
Pemeriksaan radiologi. Pada foto rontgen, osteoma berbentuk bulat dengan
batas tegas tanpa adanya destruksi tulang. Pada pandangan tangensial, osteoma
terlihat seperti kubah.
Patologi. Dapat ditemukan lesi pada tulang kompak (compact osteoma) dengan
sistem Haversian atau pada tulang trabekula dengan sumsumnya disebut
spongiostoma.
Penatalaksanaan, bila osteoma kecil dan tidak menimbulkan keluhan, tidak
terdapat tindakan khusus. Pada osteoma yang besar, menimbulkan gangguan
kosmetik, atau terdapat penekanan ke jaringan sekitarnya yang menimbulkan
keluhan, sebaiknya dilakukan eksisi.
A B
Gambar A. Osteoma terutama ditemukan pada tulang tengkorak.
Gambar B. Osteoma tidak jarang ke dalam sinus paranasalis
(dikutip dari Rasjad, C.1998.Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Ujung Pandang: Bintang
Lamumpatue)
2. Osteoma osteoid
Biasanya tejadi pada usia 10 – 15 tahun,
lebih sering terjadi pada pria.Gejala yang
paling menonjol adalah nyeri pada daerah
tertentu dan hilang dengan pemberian
salisilat. Sering terjadi pada femur, tibia,
dan tulang belakang.Pemeriksaan
dilakukan dengan radiologi. Penatalaksanaan yang efektif adalah mengeluarkan
seluruh jaringan nidus disertai eksisi sebagian tulang.
5
3. Osteoblastoma Jinak (Osteoma Osteoid Raksasa)
Tumor ini ditemukan terutama pada usia
dewasa muda.Biasanya terjadi pada tulang
belakang dan tulang – tulang pipih lainnya,
seperti ilium, iga, tulang jari, dan tulang
kaki.Pada pemeriksaan radiologi terdapat
bintik – bintik kalsifikasi.Penatalaksanaan
yang dilakukan adalah eksisi tumor, kemudian rongga yang terjadi diisi dengan
tulang dari tempat lain (bone graft).
4. Osteokondroma
Tumor ini sering ditemukan pada
usia remaja. Sifat tumor soliter,
dasar lebar-kecil seperti tangkai,
berbatas tegas, dan tampak lebih
kecil saat PF dibandingkan saat
foto rontgen. gejala yang timbul
adalah nyeri akibat penekanan
jaringan sekitar. Biasanya terjadi pada lokasi metafisis tulang panjang (femur
distal, tibia proximal, humerus proximal) juga pada tulang skapula dan ilieum.
Pada pemeriksaan radiologi ditemukan adanya penonjolan tulang yang berbatas
tegas sebagai eksostosis yang muncul dari metafisis, tetapi terlihat lebih kecil
dibandingkan dengan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik karena sebagian
tumor ini diliputi oleh tulang rawan.Penatalaksanaannya diperlukan tindakan
operasi bila terdapat penjepitan pembuluh darah atau saraf.
6
5. Kondroblastoma Jinak
Tumor ini sering terjadi pada usia 10-25
tahun.Prtumbuhan tumor ini sangat lambat.
Timbul gejala yaitu nyeri pada daerah
sendi, batas tumor tidak jelas, ireguler,
terdapat bintik-bintik kalsium. Tumor dapat
berubah menjadi malignan.Lokasi tumor
epifisis ke arah metafisis menuju tibia
proximal, femur distal, humerus
proximal.Penatalaksanaanyang dilakukan adalah kuretase dan Bone graft.
Lokasi pada metafisis tulang panjang terutama pada femur distal, tibia
proksimal, dan humerus proksimal.
6. Fibroma Kondariomiksoid
Tumor ini terutama ditemukan pada anak –
anak dan dewasa muda.lokasi tumor terutama
pada tulang panjang atau tulang – tulang kecil
pada tarsal dan metatarsal. Tumor berbatas
tegas.Penatalaksanaannya dengan kuretase dan
eksisi lokal.
7. Enkondarioma/Kondarioma Sentral/Kondarioma
Tumor berkembang selama masa pertumbuhan pada anak-anak atau remaja.
Tumor terdapat pada tangan, kaki, iga dan tulang-tulang panjang. Pada
pemeriksaan radiografi terdapat titik-titik perkapuran dengan batas tegas,
membesar dan menipis.Penatalsanaan yang dilakukan yaitu pembedahan dengan
kuretase dan bone graft.
7
Kiri : lokasi fibroma kondromiksoid sering ditemukan pada daerah metafisis tulang pajang, terutama tulang tibia. Kanan : gambaran radiologis fibroma kondromiksoid pada tibia. Terlihat adanya erosi kortikal pada daerah lesi yang di kelilingi oleh daerah radiolusen.
Kiri : lokasi enkondroma terutama pada tulang tangan, kadang-kadang pada tulang panjang seperti femur/tibia, dan sangat jarang pada tulang sternum, iga, dan vertebra. Kanan : gambaran radiologis enkondroma pada falang dan metakarpal jari IV dan V. Daerah lesi terlihat radiolusen dan batasnya dikelilingi oleh tulang yang sklerotik.
B. Tumor Tulang Maligna
Tumor muskuloskeletal maligna primer relatif jarang dan tumbuh dari sel jaringan
ikat dan penyokong (sarkoma) atau dari elemen sumsum tulang (mieloma).
1. Sarcoma Osteogenik
Berasal dari osteoblastik sel-sel mesenkim primitif. Tumor ini menyebar
secara cepat pada periosteum dan jaringan ikat diluarnya. Tumor ini terutama
ditemukan pada usia 10-20 tahun lebih sering pada pria. Keluhan yang dirasakan
yaitu nyeri yang bersifat konstan dan bertambah hebat pada malam hari, bengkak,
keterbatasan gerak badan, penurunan berat badan, anemia, serta anoreksia. Tumor
berlokasi pada metafisis tulangpanjang (femur distal dantibia proximal, radius
distal dan humerus proximal). Gambaran radiologi yang dapat ditemukan
bergantung pada kelainan yang terjadi:
a. Pada tipe osteolitik, proses destruktif yang lebih menonjol.
b. Pada tipe osteoblastik, pembentukan tulang yang lebih menonjol.
c. Pada tipe campuran, terdapat proses osteolitik dan osteoblastik yang seimbang.
Penatalaksanaan yang terbaik pada Sarcoma Osteogenik adalah amputasi tulang
ata disartikulasi. Penatalaksanaan tambahan yaitu dengan kemoterapi atau
radioterapi. Berikut gambaran klinis sarkoma osteogenik pada femur distal dan
humerus proksimal :
Sarkoma osteogenik sering pada tulang panjang, femur distal, dan tibia
proksimal.
2. Osteosarkoma Parosteal/Sarkoma Osteogenik Juksta Kortikal
Disebut juga sebagai sarcoma osteogenik
juksta tetapi dengan sifat dan gejala klinis yang
berbeda dengan sarocoma osteogenik. Gambaran
8
klinis osteosarcoma parosteal biasanya ditemukan pada usia 10 – 15 tahun. Lokasi
osteosarcoma parosteal terutama ditemukan pada metafisis femur bagian distal
dan bagian belakang femur dan dapat juga pada tulang humerus dan tibia. Pada
pemeriksaan radiologi terlihat bayangan padat yang mengarah keluar korteks dan
mendesak jaringan lunak sekitarnya serta dapat menonjol di kulit.
Penatalaksanaan yang dilakukan berupa eksisi luas atau amputasi.
3. Kondrosarkoma
Kondrosarcoma dapat tumbuh sebagai tumor tulang perifer atau sentral.
Tumor ini paling sering menyerang pria berusia >35 tahun.Keluhan yang sering
dirasakan adalah masa tanpa nyeri yang berlangsung lama, lama kelamaan akan
mengalami pembesarandapat disusul dg pertumbuhan cepat dan agresif.Lokasi
tumor adalah pelvis, femur, costa, gelang bahu dantulang
kraniofasial.Penatalaksanaan yang dilakukan berupa eksisi luas atau amputasi,
penatalaksanaan tambahan radioterapi atau kemoterapidan reseksi radikal.
Lokasi pada panggul, bahu, dan lutut
4. Juksta Kondrosarkoma Kortikal
Merupakan suatu tumor gana yang
ditandai dengan adanya pembentukan tulang
rawan yang berasal dari bagian luar
permukaan tulang. Lokasi tumor terutama
pada femur distal, tibia proksimal, serta
humerus proksimal.Perkembangan tumor ini
sangat cepat.
5. Osteoklastoma/Giant Cell Tumor
Tumor ini adalah jenis tumor benigna tetapi
kecenderungan menjadi ganas dan agresif.
9
Terutama ditemukan pada usia 20-40 th.Keluhan utama yang ditemukan berupa
nyeri serta pembengkakan terutama pada lutut, efusi sendi, dan gangguan gerakan
pada sendi. Tempat-tempat yang biasa diserang oleh tumor ini adalah ujung-ujung
tulang panjang, (terutama lutut, ujung bawah radius), epifisis tulang panjang (tibia
proximal,femur distal, humerus proximal, radisu distal), pelvis dan sakrum. Pada
fotorontgen terlihat daerah radiolusen, lesi kisti yang eksentrik pada ujung-ujung
tulang yang dibatasi oleh tulang subkondran. Penatalaksanaan yang diberikan
bergantung pada grading operasi tumor. Tumor yang berbatas tegas
pertumbuhannya lambat dapat diobati dengan kuretase dan bone graft. Tumor
yang lebih agresif perlu dilakukan eksisi yang diikuti dengan bone graft. Tumor
sel raksasa adalah jenis tumor yang mempunyai sifat ganas dan cebderung
bermetastasis sehingga diperlukan reseksi radikal atau amputasi.Gambaran klinis
6. Sarcoma Ewing
Tumor ini paling sering terlihat pada anak
usia belasan. Tumor ini memiliki lokasi: korpus
tulang panjang, penampilan kasar, tumbuh ke
retikulum sumsum tulang, membentuk
gambaran kulit bawang. Ditandai dengan
adanya keluhan: nyeri, terdapat benjolan, nyeri
tekan, demam ringan dan leukositosis.
Penatalsanaan yang dapat dilakukan adalah radioterapi merupakan pilihan pertama
dan tindakan amputasi dapat dipertimbangkan. Pemberian sitostatika dapat
dilakukan, tetapi hasilnya biasanya mengecewakan.
Pada tulang panjang, seperti femur, tibia, humerus, dan fibula atau pada tulang
pipih
A. Gambaran skematis, B. Gambaran pada proksimal radius
10
7. Retikulo – Sarkoma Tulang
Retikulo sarkoma dapat terjadi pada semua usia tetapi yang sering terjadi pada
usia di atas 20 tahun (30 – 40 tahun). Gejala yang paling menonjol adalah nyeri
sekitar fraktur. Lokasi retikulo sarkoma terutama pada tulang panjang . pada foto
rongent terlihat ada bintik – bintik destruksi tulang, biasanya pada daerah sumsum
tulang. Dengan pemerikasaan radioisotop ditemukan adanya lesi multipel.
8. Mieloma Multiple
Mieloma multipel merupakan tumor ganas tulang
yang sering ditemukan yaitu 17 % dari tumor
ganas organ tubuh serta menempati peringkat ke
3 tumor ganas tulang. Ditemukan terutama pada
pria usia 40-70 th. Mieloma multipel terjadi
akibat proliferasi sel-sel plasma. Tumor ini
berasal dari sumsum tulang dan menyebar ke
tulang lain (vertebra, panggul, costa, sternum, tengkorak). Gejala yang paling
sering timbul adalah nyeri tulang, lokasi nyeri sering kali pada tulang iga, tulang
belakang, dan sakit pinggang. Gejala umum seperti nyeri radikular, kelemahan
extrimitas, anemia, kakeksia, anorexia, muntah, perubahan tingkat kesadaran dapat
ditemukan dan fraktur patologis.Penatalsanaan yang dilakukan adalah radioterapi
dan kemoterapi.Bilaterdapat fraktur patologis dilakukan fiksasi internal &
pengisisan rongga dengan semen metilmetakrilat.
C. Tumor Vaskuler
1. Hemangioma
11
Merupakan tumor jinak yang berasal
dari sistem vaskular. Kelainan ini dapat bersifat
soliter atau multipel pada tulang, terutama
ditemukan pada tulang belakang dan tengkorak
tanpa disertai dengan gejala klinis.
Gambaran klinis pada kulit dan jaringan subkutan
2. Limfangioma
Merupakan tumor jinak yang
berlokasi pada tulang dan terbentu dari
saluran limfe ditemukan terutama dalam
bentuk kistik yang berdilatasi.
Gambaran semiskematis
3. Tumor Glomus
Merupakan tumor jinak dengan sel – sel bulat yang uniform disertai dengan
struktur vaskular. Tumor ini kemungkinan berasal dari glomus neuro – mioarterial
dengan diameter tumor yang sangat kecil (0,5 – 1 mm ). Lokasi yangs ering terjadi
yaitu pada falang terminal dibawah kuku, biasanya menimbulkan nyeri hebat serta
nyeri tekan pada daerah falang terminal. Pada pemeriksaan radiologi, mungkin
ditemukan adanya erosi pada tulang falang terminal akibat tekanan pada tulang.
Penatalaksanaan berupa pengeluaran tumor dengan terlebih dahulu kuku dan
kelainan ini biasanya tidak bersifat rekurens.
4. Hemangioendotelioma
Merupakan tumor yang bersifat agresif, tetapi tidak bermetastase. Kelainan
ditandai dengan adanya sel-sel padat yang disertai dengan struktur vaskuler
endotelial. Penatalaksanaan yang diberikan eksisi tumor.
5. Hemangioperisitoma
Merupakan tumor yang agresif dan dapat menjadi ganas. Gambaran histologinya
berupa gambaran vaskular yang dilapisi oleh satu sel endotelia yang dikelilingi
oleh zona poliferasi sel.
6. Angiosarkoma
12
Tumor ini sangat ganas dan bermetastase sangat cepat ke paru – paru.
Angiosarkoma tulang dapat bersifat multipel dan dapat terjadi pada tulang dan
jaringan lunak.
D. Tumor Asal Jaringan Ikat
1. Fibroma desmoplastik
Merupakan tumor jinak yang dapat mengenai anak –
anak dan dewasa terutama terjadi pada tulang
panjang dan tulang pipih. Gejala yang ditemuan
berupa pembengkakan dan nyeri.
2. Lipoma
Merupakan suatu tumor jianak yang trediri
dari jaringan lemak matur dan biasanya terjadi
pada orang dewasa. Gamabaran radiologis yang
dapat ditemukan pada lipoma berupa masa pada
jaringan lunak.
3. Fibrosarkoma
Berasal dari jaringan lunak endosteal dan
menghasilkan kolagen. Klien umumnya datang
dengan gejala pembengkakan atau fraktur
patologis. Fibrosarkoma terutama terjadi pada
metafisis femur dan tibia, tetapi dapat meluas
sampai epifisis.
13
Pada femur dan tibia dan meluas pada epifisis
4. Mesenkomoma ganas
Merupakan salah satu tumor ganas yang berasal dari jaringan ikat dengan
tingkat diferensiasi serta gambaran struktur yang multipel, yang secara normal
tidak ditemukan pada tulang.
5. Liposarkoma
Merupakan tumor ganas yang sangat
jarang ditemukan. Kelainan ditandai
dengan adanya diferensiasi lipoblastik
ketika ditemukan lipoblas yang atipik
dengan tigkat dferensiasi yang berbeda.
6. Neurofibroma
Merupakan tumor jinak yang dapat ditemukan
pada tulang yang berkembang dari jaringan saraf.
Pada femur proksimal dengan bercak – bercak
cafe au lait pada Kulit
7. Kordoma
Merupakan tumor ganas yang berasal dari sisa notokord, sering ditemukan pada
usia dewasa muda. Berkembang secra progresif pada daerah sakrum dan koksigis.
Kordoma dapat juga ditemukan pada tulang belakang dan terasa nyeri pada
pinggang bawah. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah reseksi lokal.
2.3 Etiologi
Faktor penyebab terjadinya tumor tulang (Muttaqin Arif, 2005: 388):
1. Genetik
Beberapa kelainan genetik dikaitingkatan dengan terjadinya keganasan tulang,
misalnya sarkoma jaringan linak atau soft tissue sarcoma (STS).Dari data penelitian,
diduga mutasi genetik pada sel induk mesenkim dapat menimbulkan sarkoma.Ada
beberapa gen yang sudah diketahui mempunyai peranan dalam kejadian sarkoma,
antara lain gen RB-1 dan p53.Mutasi p53 mempunyai peranan yang jelas dalam
terjadinya STS. Gen lain yang juga diketahui mempunyai peranan adalah gen MDM-2
14
(Murine Double Minute 2). Gen ini dapat menghasilkan suatu protein yang dapat
mengikat pada gen p53 yang telah mutasi dan menginaktivasi gen tersebut.
2. Radiasi. Keganasan jaringan lunak dapat terjadi pada daerah tubuh yang terpapar
radiasi seperti pada klien karsinoma mamma dan limfoma maligna yang mendapat
radioterapi. Halperin dkk. Memperkirakan resiko terjadinya sarkoma pada klien
penyakit Hodgkin yang diradiasi adalah 0,9%. Terjadinya keganasan jaringan lunak
dan bone sarcoma akibat pemaparan radiasi sudah diketahui sejak 1992. Walaupun
jarang ditemukan, prognosisnya buruk dan umumnya high grade.
Tumor yang sering ditemukan akibat radiasi adalah malignant fibrous histiocytoma
(MFH) dan angiosarkoma atau limfangiosarkoma.Jarak waktu antara radiasi dan
terjadinya sarkoma diperkirakan sekitar 11 tahun.
3. Bahan kimia. Bahan kimia seperti Dioxin dan Phenoxyherbicide diduga dapat
menimbulkan sarkoma, tetapi belum dapat dibuktikan. Pemaparan terhadap torium
dioksida (Thorotrast), suatu bahan kontras, dapat menimbulkan angiosarkoma pada
hepar. Selain itu, abses juga diduga dapat menimbulkan mesotelioma, sedangkan
polovnil klorida dapat menyebaban angiosakoma hepatik.
4. Trauma. Sekitar 30% kasus keganasan pada jaringan lunak mempunyai riwayat
trauma. Walaupun sarkoma timbul pada jaringan sikatriks lama, luka bakar, dan
riwayat trauma, semua ini tidak dapat dibuktikan.
5. Limfedema kronis. Limfedema kronis akibat operasi atau radiasi dapat menimbulkan
limfangiosakoma dan kasus limfangiosarkoma pada ekstremitas superior ditemukan
pada klien karsinoma mamma yang mendapat radioterapi pasca-masektomi.
6. Infeksi. Keganasan pada jaringan lunak dan tulang dapat juga disebabkan oleh nfeksi
parasit, yaitu filariasis. Pada klien lmfedema kronis akibat obstruksi, filariasis dapat
menimbulkan limfangiosarko
2.4 Patofisiologi
15
2.5 Manifestasi Klinik
Secara umum gambaran yang terjadi pada klien dengan tumor tulang (benigna
ataupun maligna):
1. Nyeri dan atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi semakin
parah pada malam harridan meningkat sesuai dengan progresivitas penyakit).
2. Fraktur patologik.
3. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang terbatas
(Gale, 1999).
4. Teraba masa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas masa serta adanyapelebaran
vena.
5. Gejala-gejala penyakit metastatic meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan
menurun, dan malaise.(Smeltzer, 2001).
2.6 Grading
1. Grade Tumor Tulang Ganas (system grading AJCC)
16
2. System grading menurut UICC
3. System Grading sera Histologis dan Biologis
a. Grade Tumor Ganas Tulang (system grading AJCC)
(G) Grading Histopatologis
Gx
G1
G2
G3
G4
Grade tumor tidak dapat diketahui
Grade dapat dibedakan dengan baik (well
differentiated)
Grade perbedaan tingkat sedang (moderately
differentiated)
Grade perbedaan sangat sulit (poorly differentiated)
Grade tidak dapat dibedakan (undifferentiated)
b. Grade Tumor Ganas
Grade Grading Histologis Grading Biologis
Tingkat 1
Tingkat 2
Tingkat 3
Anaplasia sanagt minimal dan
sangat sulit dibedakan dengan
jaringan normal. Harus
dibandingkan dengan
pemeriksaan kliniko-radiologis.
Anaplasia dengan tingakt sedang.
Di sini dapat diketahui tingkat
anaplasia sebagai suatu tumor
ganas hanya dengan pemeriksaan
sitologi.
Anaplasia yang hebat, terlihat
Pertumbuhan dan metastase
tumor lambat
Pertumbuhan tumor cepat
Pertumbuhan tumor sangat
cepat
17
banyak perubahan sel dengan sel
besar pula serta mitosis yang
banyak.
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Radiologi
a. Meliputi foto sinar-X ataupun Bone Survey.
b. Pemindaian radionuklida, diperuntukkan pada lesi yang kecil seperti osteoma.
c. CT-scan.
d. MRI.
Pemeriksaan ini berfungsi untuk mengetahui:
Keakuratan lokasi.
Sifat tumor.
Jenis tulang yang terkena.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Cek darah: LED, Hb, Fosfatase Alkali Serum, Elektroforesis Protein Serum,
Fosfatase Asam Serum.
Cek urine: Pemeriksaan Protein Bence-Jones.
3. Biopsi
Berfungsi dalam menentukan “Grade” tumor
a. Biopsi Tertutup
Menggunakan jarum halus FNA (Fine Needle Aspiration).Pemeriksaan ini pada
tumor ganas tulang primer.Keuntungan:
Tidak memerlukan perawatan klien.
Menghindari risiko komplikasi, seperti perdarahan dan infeksi.
Mencegah penyebaran tumor.
Hasil awal dapat diketahui dalam 15-20 menit setelah biopsy.
Indikasi:
Tumor sumsum tulang (myeloma multiple).
Untuk konfirmasi metastasis suatu tumor.
Untuk mendiagnosis kista tulang yang sederhana.
Membedakan infeksi dan penyakit granuloma eosinofilik.
Konfirmasi penemuan histologist sarcoma.
18
b. Biopsi Terbuka
Melalui metoda operasi.Keuntungan:
Dapat mengambil jaringan yang lebih besar untuk pemeriksaan histologist
dan pemeriksaan ultramikroskopik.
Mengurangi kesalahan pengambilan jaringan.
Mengurangi kecenderungan perbedaan diagnostic tumor jinak dan tumor
ganas (seperti antara enkondarioma-kondariosarkoma; osteoblastoma-
osteosarkoma).
Teknik :
Diambil secara longitudinal untuk menghindari terputusnya saraf dan
pembuluh darah.
Sekecil mungkin, tetapi jaringan yang diambil tepat.
Cara:
Biopsy insisional: pengambilan sebagian jaringan tumor.
Biopsy eksisional: pengambilan seluruh jaringan tumor ataupun dengan
mengamputasinya sekaligus.
19
4. Mikroskop Elektron
5. Diagnosis Banding
a. Osteomielitis.
b. Miositis oksifikans, arthritis gout.
c. Hematoma sub-periostealatau pada jaringan lunakyang akan menimbulkan
benjolan yang disertai nyeri.
d. Fraktur stress.
2.8 Penatalaksanaan Medis
1. Operasi.
Cara dan Kombinasi Penggunaan:
Eksisi Bedah
Intralesional atau Intraskapular.
Eksisi MarginalàPengangkatan Kapsul.
Eksisi LuasàKombinasi Kemoterapi danRadioterapi Pre-Post Operasi.
Operasi Radikal àAmputasiàGrafting.
Restoratif dengan bone graft fiksasi internal
2. Radioterapi.
3. Kemoterapi. Contoh jenis Obat (Metotreksat, Adariiamisin, Siklofosfamid, Vinkristin
Sisplatinum)
20
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TUMOR TULANG
3.1 PENGKAJIAN UMUM
1. Anamnesa
Identitas klien.
Keluhan utama.
Riwayat Penyakit Sekarang.
Riwayat Penyakit Dahulu.
Kaji riwayat:
o Farktur terbuka.
o Infeksi kelenjar limfe.
o Konsumsi rokok.
21
o Paparan radiasi dan bahan kimia à Rentang waktu ± 11 tahun.
o Riwayat penyakit serupa.
Riwayat Penyakit Keluarga
2. Pemeriksaan Fisik
B1 (Breathing)
Kaji à Kesimetrisan rongga dada normal , tidak ada sesak napas, tidak
menggunakan otot bantu pernapasan, bentuk tulang belakang, keseimbangan taktil
fremitus, bunyi mengi/ronchi.
B2 (Blood)
Kaji à Keringat dingin, CRT < dari 1 detik (anemia), pusing.
B3 (Brain)
Kaji à Keluhan pusing dan gelisah.
à Kepala dan wajah: kaji sianosis.
à Mata: ikterik, konjungtiva anemis.
à Leher: kaji JVP biasanya dalam batas normal.
B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem
perkemihan
B5 (Bowel)
Kaji à frekuensi, konsistensi, warna, bau feses. Eliminasi urine : frekuensi,
kepekatan, warna, bau dan jumlah urine. Klien biasanya mengalami mual nyeri
lambung dan tidak nafsu makan.
B6 (Bone)
Kaji à Nyeri
à Keterbatasan Gerak
à Pembesaran Jaringan
à Kelemahan Fisik
à Tanda-tanda Peradangan
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri yang berhubungan dengan ekspansi tumor yang cepat dan penekanan ke
jaringan sekitarnya, perdarahan, atau degenerasi.
22
2. Risiko tinggi trauma yang berhubungan dengan keterbatasan dan kelemahan
ketahanan fisik, penurunan kemampuan pergerakan.
3. Ketidakefektifan koping individu b/d rasa takut tentang ketidaktahuan, persepsi
tentang proses penyakit dan system pendukung tidak adekuat
4. Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan fisik serta
psikologis yang disebabkan oleh penyakit atau terapi.
23
NODIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAANTUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Nyeri yang berhubungan dengan
ekspansi tumor yang cepat dan
penekanan ke jaringan
sekitarnya, perdarahan, atau
degenerasi.
nyeri tidak ada atau terkontrol
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
2. Kaji adanya nyeri fantom, adanya perasaan terbakar, kram atau kaku dimana anggota tubuh tersebut berada
3. Berikan analgesik sesuai kebutuhan untuk nyeri
1. Memberikan informasi untuk membuat perencanaan
2. Meningkatkan identifikasi nyeri fantom dan memberikan informasi untuk membuat perencanaan
3. Meningkatkan rasa nyaman dan meningkatkan mobilisasi
2. Risiko tinggi trauma yang
berhubungan dengan
keterbatasan dan kelemahan
ketahanan fisik, penurunan
kemampuan pergerakan.
tidak adanya trauma
1. Sangga tulang yang sakit dan tangani dengan lembut selama pemberien asuhan keperawatan
2. Gunakan sanggahan eksternal (mis. Splint) untuk perlindungan tambahan
3. Ikuti pembatasan penahanan berat badan yang dianjurkan
4. Ajarkan bagaimana cara untuk menggunakan alat ambulatory dengan aman dan bagaimana untuk menguatkan ekstremitas yang tidak sakit
1. Tumor tulang akan melemahkan tulang sampai ke titik dimana aktivitas normal atau perubahan posisi dapat mengakibatkan fraktur
2. Penyangga luar (mis. bidai) dapat dipakai untuk perlindungan tambahan
3. Adanya pembatasan akan membantu klien dalam penahanan berat badan yang tidak mampu ditahan oleh tulang yang sakit
4. Penggunaan alat ambulatory dengan aman mampu menguatkan ekstremitas yang sehat
23
3. Ketidakefektifan koping individu b/d rasa takut tentang ketidaktahuan, persepsi tentang proses penyakit dan system pendukung tidak adekuat
Ansietas, kekhawatiran, dan kelemahan menurun pada tingkat yang dapat diatasi: mendemonstrasikan kemandirian yang meningkat dalam aktivitas dan proses pengambilan keputusan
1. Gunakan pendekatan yang tenang dan berikan satu suasana lingkungan yang dapat diterima
2. Evaluasi kemampuan pasien dalam pembuatan keputusan
3. Kaji sikap harapan yang realistis4. Dukung penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang sesuai5. Nilai kebutuhan atau keinginan
pasien terhadap dukungan social6. Kenalkan pasien pada seseorang
atau kelompok yang telah memiliki pengalaman penyakit yang sama
7. Berikan sumber-sumber spiritual jika diperlukan
1. Membantu pasien dalam membangun kepercayaan kepada tenaga kesehatan
2. Membantu pengkajian terhadap kemandirian dalam pengambilan keputusan
3. Meningkatkan kedamaian diri4. Meningkatkan kemampuan
untuk menguasai masalah5. Memenuhi kebutuhan pasien
6. Memberikan informasi dan dukunagn dari orang lain dengan pengalaman yang sama
7. Untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien
4. Gangguan citra diri berhubungan
dengan perubahan dan
ketergantungan fisik serta
psikologis yang disebabkan oleh
penyakit atau terapi.
Mengalami
perbaikan citra diri.
1. Dukung keluarga dalam mengupayakan melewati penyesuaian yang harus dilakukan; kenali perubahan dalam citra diri akibat pembedahan dan kemungkinan amputasi
2. Berikan kepastian yang realistis tentang masa depan dan perjalanan kembali aktivitas yang berhubungan dengan peran; beri dorongan untuk perawatan mandiri dan sosialisasi
3. Libatkan pasien dan keluarga sepanjang pengobatan untuk
1. Kemandirian versus ketergantungan merupakan isu pada pasien yang menderita keganasan. Gaya hidup akan berubah secara dramatis, paling tidak sementara
2. Peyakinan yang masuk akal mengenai masa depan dan penyesuaian aktivitas yang berhubungan dengan peran harus dilakukan untuk memandirikan pasien
3. Keterlibatan pasien dan keluarganya sepanjang terapi
24
meningkatkan rasa tetap memiliki control dalam kehidupan seseorang
dapat mendorong kepercayaan diri, pengembalian konsep diri, dan perasaan dapat mengontrol hidupnya sendiri
25
3.3 EVALUASI
1. Nyeri berkurang atau hilang dan terjadi perbaikan tingkat kenyamanan.
2. Dapat dihindarinya resiko trauma agar tidak terjadi fraktur patologis.
3. Ansietas, kekhawatiran, dan kelemahan menurun
4. Mengalami perbaikan citra diri.
26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan menurut kelompok kami, jadi tumor tulang adalah kelainan pada
sistem muskuloskeletal yang bersifat neoplastik yang dapat timbul pada jaringan tulang.
Banyak sekali jenis tumor yang terdapat dalam tulang yang di sebabkan oleh banyak
faktor, salah satunya yaitu faktor keturunan.
4.2 Saran
1. Sebaiknya perawat mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien tumor tulang
dengan kompeten.
2. Sebaiknya perawat mampu menjelaskan pencegahan tumor tulang pada pasien.
26