Transcript of Tugas phonology by dewinta susanti
- 1. Name : Dewinta Susanti Class : A.1 (11118888220033001155)
The Method : Phonology A.BUNYI SUPRASEGMENTAL Bunyi suprasegmental
adalah bunyi-bunyi bahasa ketika diucapkan ada yang bisa
disegmen-segmenkan bunyi vokoid dan kontoid.oleh para
fonetisi,bunyi suprasegmental ini dikelompokkan menjadi empat
jenis,yaitu yang menyangkut aspek(a)tinggi-rendah bunyi(nada),
(b)keras-lemah bunyi(tekanan), (c)panjang-pendek bunyi(tempo) dan
(d)kesenyapan(jeda). 1.Tinggi-Rendah(Nada,Tona,Pitch) Bunyi-bunyi
segmental diucapkan selalu melibatkan nada,baik nada tinggi,sedang
atau rendah.Hal ini disebabkan oleh adanya faktor ketegangan pita
suara,arus suara dan posisi suara ketika bunyi itu diucapkan yang
disebabkan oleh kenaikan arus udara dari paru-paru,makin tinggi
pula nada bunyi tersebut.Begitu juga,posisi pita suara.Pita suara
yang bergetar lebih cepat akan menentukan tinggi nada suara ketika
berfonasi. Variasi-variasi nada pembeda disebut intonasi,yang
ditandai dengan[II]untuk intonasi datar turun,yang biasa terdapat
dalam kalimat berita(deklaratif),[//] untuk intonasi datar
naik,yang biasa terdapat dalam kalimat Tanya dan [==]untuk intonasi
datar tinggi,yang biasa terdapat dalam kalimat perintah. Contoh
dalam bahasa Indonesia: [satell] Sate. pemberitahuan bahwa ada sate
[sate//] Sate? menanyakan tentang sate [sate==] Sate! memanggil
penjual sate 2.Keras-Lemah(Tekanan,Aksen,Stress) Ketika bunyi-bunyi
segmental diucapkan pun tidak pernah lepas dari keras atau lemahnya
bunyi.Hal ini disebabkan oleh keterlibatan energi otot ketika bunyi
itu diucapkan.Suatu bunyi dikatakan mendapatkan tekanan apabila
energi otot yang dikeluarkan lebih besar ketika bunyi itu
diucapkan.Sebaliknya,suatu bunyi dikatakan tidak mendapatkan
tekanan apabila energi otot yang dikeluarkan lebih kecil ketika
bunyi itu diucapkan.
- 2. Variasi tekanan bisa dikelompokkan menjadi empat
yaitu:tekanan keras yang ditandai dengan[],tekanan sedang yang
ditandai dengan[-],tekanan lemah yang ditandai dengan[]Tidak ada
tekanan yang ditandai dengan tanda akritik.Pada tataran
kata,tekanan selalu bersifat silabis,yaitu tekanan yang diarahkan
pada silaba tertentu.Pada tataran kalimat,tekanan bersifat
leksis,yaitu tekanan yang diarahkan pada kata tertentu yang ingin
ditonjolkan. Pada tataran kata,tekanan pada suku kata tertentu juga
bisa membedakan makna,Misalnya: Belanda : drlopen tekanan pada
silaba I berjalan terus doorlpen tekanan pada silaba II menempatkan
Inggris: : rfuse tekanan pada silaba I sampah refse tekanan pada
silaba II menolak Batak Toba : smbur tekanan pada silaba I hujan
rintik simbr tekanan pada silaba II cepat besar Pada tataran
kalimat,tekanan kata tertentu bisa membedakan maksud
kalimat.Misalnya,dalam kalimat bahasa Indonesia berikut: - Saya
membeli buku.(tekanan pada saya) Maksudnya:Yang membeli buku adalah
saya,bukan kamu atau dia. - Saya membeli buku.(tekanan pada
membeli) Maksudnya: Saya benar-benar membeli,bukan mencuri buku.
-Saya membeli buku.(tekanan pada buku) Maksudnya: Yang Saya beli
memang buku bukan yang lain. 3.Panjang-Pendek (Durasi,Duration)
Bunyi-bunyi segmental juga dapat dibedakan dari panjang pendeknya
ketika bunyi itu diucapkan.Bunyi panjang untuk vokoid diberi tanda
satuan mora,yaitu satuan waktu pengucapan,dengan tanda titik.Tanda
titik satu[.]menandakan satu mora,tanda titik dua[:]menandakan dua
mora dan tanda titik[:.]menandakan tiga mora.Sementara itu
bunyi-bunyi untuk kontoid diberi tanda rangkap,dengan istilah
geminat. Dalam bahasa-bahasa tertentu variasi panjang pendek bunyi
ini ternyata bisa membedakan makna(sebagai fonem),bahkan
bermakna(sebagai morfem) Misalnya: ....
- 3. Belanda: [ban] kucil Vokoid panjang [ba:n] jalan membedakan
makna atau Fonemis Tagalog: [kaibi:gan] teman Vokoid panjang
[kai:bigan] kekasih membedakan makna atau fonemis Bugis: [mapeje]
asin kontoid panjang mempunyai [mappeje] membuat garam kontoid
panjang mempunyai makna/morfemis Arab: [habibi ] kekasih kontoid
panjang [habibi:] kekasih kontoid panjang mempunyai makna/morfemis
4.KESENYAPAN (JEDA,JUNCTURE) Penghentian adalah pemutusan suatu
arus bunyi-bunyi segmental ketika diujarkan oleh penutur.Kesenyapan
bisa berada di posisi awal,tengah,dan akhir ujaran.Kesenyapan awal
terjadi ketika bunyi itu diujarkan,misalnya ketika akan diujarkan
kalimat Ini buku terjadi kesenyapan yang tak terbatas
sebelumnya.Kesenyapan tengah terjadi antara ucapan kata-kata dalam
kalimat,misalnya antara ucapan kata ini dan buku pada ini
buku.ucapan antarsuku kata,misalnya antara suku kata i dan ni pada
kata ini,walaupun kesenyapan itu sangkat singkat.kesenyapan akhir
terjadi pada akhir ujaran,misalnya ujaran akhir kalimat Ini buku
terjadi kesenyapan yang tak terbats sesudahnya. Kesenyapan awal dan
akhir ujaran ditandai dengan palang rangkap memanjang[#],kesenyapan
di antara kata ditandai dengan palang rangkap pendek[#],sedangkan
kesenyapan di antara suku kata ditandai dengan palang
tunggal[+].Dengan demikian,kalimat Ini buku kalau ditranskripsikan
dengan memperhatikan kesenyapan terlihat sebagai berikut.
[#i+ni#bu+ku#] Kesenyapan juga bisa disebut sendi(juncture) karena
kesenyapan itu sekaligus merupakan tanda batas antara bentuk-bentuk
linguistik baik dalam tataran
kalimat,klausa,frase,kata,morfem,silaba maupun fonem.