Apriliana Eka Damar Susanti (12322061)
-
Upload
alfan-fanani -
Category
Documents
-
view
21 -
download
0
description
Transcript of Apriliana Eka Damar Susanti (12322061)
ANALISIS PERBANDINGAN RETURN ON INVESTMENT PADA AKTIVITAS PENDANAAN LEASING DAN KREDIT BANK
DALAM PENGADAAN ASET TETAP
PROPOSAL
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGASUJIAN AKHIR SEMESTER
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN
DIAJUKAN OLEH :APRILIANA EKA DAMAR SUSANTI
No. Pokok : 12322061
KEPADAFAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Leasing di Indonesiatelah lama berkiprah dalam dunia pembiayaan aktiva tetap
di perusahaan.Keberadaannyadiketahui muncul sejak tahun 1974 dengandidasarkan
pada Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri, yaitu Menteri Keuangan, Menteri
Perindustrian, dan Menteri Perdagangan. Adapun peraturan yang merupakan tonggak
sejarah perkembangan hukum leasing di Indonesia, antara lain:
1. SKB Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan RI No.
KEP-122/ MK/IV/2/1974, No. 32/M/SK/2/1974, No. 30/Kpb/I/1974 Tertanggal 7
februari 1974 tentang perizinan usaha leasing.
2. SK Menteri Keuangan RI No. KEP. 649/MK/IV/5/1974 tentang usaha perizinan
usaha leasing.
3. SK Menteri Keuangan RI No. KEP 650/MK/IV/5/1974 tentang penegasan
ketentuan pajak penjualan dan besarnya bea materai terhadap usaha leasing.
4. Pengumuman Direktorat Jenderal Moneter No. Peng-307/DJM/III.1/7/1974,
tanggal 8 juli 1974 tentang pedoman pelaksanaan peraturan leasing.
Seiring dengan berkembangnya waktu, kegiatan leasing mulai mengukir
eksistensinya. Hingga pada tahun 1984 telah berdiri 48 perusahaan leasing dengan total
kontrak mencapai 436,1 miliar rupiah. Jenis barang yang dibiayai pun terus meningkat.
Jika sebelumnya hanya terfokus pada pembiayaan transportasi, kini berkembang pada
keperluan kantor, manufaktur, konstruksi dan pertanian.
BerdasarkandataBankIndonesia yang dikutip pada Sabtu (8/9/2014), pada
Desember 2012 nilai outstanding penyaluran pembiayaan SGU atau leasing mencapai
Rp105,08 triliun, sedangkan perolehan pada Desember 2013 sebesar Rp117,36 triliun
dan telah mencapai Rp115,53 triliun pada semester I/2014 tepatnya di bulan Juni. Nilai
2
tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun lalu yang pada
semester I/2013, penyaluran pembiayaan SGU hanya mencapai Rp105,55 triliun.
Selain Leasing pembiayaan investasi aktiva tetap perusahaan juga bisa
didapatkan dari kredit bank. Menurut Undang-Undang Perbankan Nomer 10 Tahun
1998, kredit adalahpenyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkanpersetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak
lainyang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka
waktutertentu dengan pemberian bunga (Kasmir, 2011:96).
Kredit bank dapat menjadi alternatif lain bagi perusahaanberkembang yang
membutuhkan sejumlah dana untuk aktivitas operasionalnya. Tujuan kredit
dariperusahaan adalah untuk meningkatkan volume usaha dan hasil usaha yang
akanmenjamin kelangsungan hidup perusahaan. Dengan tujuan tersebut maka
dapatdiharapkan terjadi peningkatan kegiatan usaha dalam suatu perekonomian.
Kredit bank mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan pembiayaan
melalui leasing. Kelebihannya adalah bunga kredit yang lebih kecil, daripada bunga
yang ditawarkan oleh leasing. Hal ini terjadi karena bank merupakan pemilik dana
langsung. Selain itu rate asuransi yang ditawarkan bank lebih murah.
Banyaknya jumlah debitur menunjukan besarnya minat terhadap suatu aktivitas
kredit. Berikut ini adalah data yang diambil dari perhitungan statistik perbankan di Bank
Indonesia tentang perkembangan jumlah debitur di Indonesia.
Tabel 1.1Jumlah Debitur Biro Informasi Kredit (BIK)(Number of Biro Informasi Kredit Debtor)
Ribu (Thousands)
Keterangan 2010 2011 2012 2013 2014 Items
Bank Umum 46,122 51,238 59,637 67,730 72,578 Comercial
Bank
BPR/S 4,280 5,043 6,153 7,064 7,978 Rural Bank
LKNB 651 861 994 1,135 1,377 NBFI
3
Total 51,055 57,143 66,785 75,930 81,934 Total
Sumber : www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/credit-bureau/jumlah-debitur/Contents/Default.aspx
Berdasarkan data di atas, terlihat peningkatan jumlah debitur dari tahun ke tahun
mulai dari tahun 2010 hingga tahun 2014. Jumlah peningkatan tersebut antara lain:
- Pada tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar 6,088;
- pada tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar 9,642;
- pada tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 9,145; dan
- pada tahun 2013 ke tahun 2014 sebesar 6,004.
Terjadinya peningkatan dari kedua alternatif pembiayaan di atas, baik pada nilai
outstanding leasing dan jumlah debitur bank tentunya tidak serta merta ada tanpa
adanya keuntungan yang diberikan oleh aktivitas kegiatan itu sendiri.
Melihat dari perkembangan pembiayaan leasing dan kredit bank yang sama-
sama menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun, maka penulis ingin menemukan satu
dari kedua alternatif tersebut yang lebih baik dalam mempengaruhi Return On
Investment pada laporan keuangan PT. ABC. Maka dari itu, pokok permasalahan
dalampenelitian ini adalah untuk mengetahui sumber pembiayaan yang
seharusnyadipilih di antara leasing atau kredit bank untuk pendanaan aktiva tetap
berdasarkan persentase Return On Investment tertinggi.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang dikemukakan diatas, dapat
diidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut:
1. Belum adanya perhitungan penghematan pajak atas kegiatan pendanaan aktiva tetap
antara leasing dan kredit bank.
2. Belum adanya perhitungan penghematan aliran kas keluar atas kegiatan pendanaan
aktiva tetap antara leasing dan kredit bank.
3. Belum adanya perhitungan laba atas investasi aktiva tetapdengan menggunakan
pembiayaan leasing dan kredit bank.
4
4. Belum ditemukannya alternatif terbaik diantara pendanaan aktiva tetap antara
leasing dan kredit bank.
1.3 Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya aspek yang berhubungan dengan pendanaan aktiva tetap,
maka peneliti perlu membuat pembatasan masalah agar hasil penelitian dan pembatasan
dapat lebih terfokus dan mendalam pada permasalahan yang diangkat. Secara umum
aktivitas pendanaan atas investasi aktiva tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara,
dalam hal ini peneliti mengambil fokus pada pendanaan aktiva tetap dengan
menggunakan leasingdan kredit bank. Peneliti juga hanya berfokus pada penghitungan
atas besar beban pajak, arus kas keluar dan laba atas investasi aktiva tetap dari kedua
sumber pendanaan tersebut.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penghematan pajak atas investasi aktiva tetap melalui pendanaan
leasing dan kredit bank pada PT. ABC?
2. Bagaimana penghematan arus kas keluar atas investasi aktiva tetap melalui
pendanaan leasing dan kredit bank pada PT. ABC?
3. Bagaimana Perbandinganlaba atas investasi (ROI) aktiva tetap melalui pendanaan
leasing dan kredit bank pada PT. ABC?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang diharapkan sesuai dengan perumusan masalah
di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui:
1. Penghematan pajak atas investasi aktiva tetap melalui pendanaan leasing dan kredit
bank pada PT. ABC.
5
2. Penghematan arus kas keluar atas investasi aktiva tetap melalui pendanaan leasing
dan kredit bank pada PT. ABC.
3. Laba atas investasi (ROI) aktiva tetap melalui pendanaan leasing dan kredit bank
pada PT. ABC.
1.6 Manfaat penelitian
Dari berbagai hal yang telah diungkapkan di atas, peneliti diharapkan dapat
meberikan manfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam rangka
mendukung teori tentang “Perbandingan Return On Investment pada Aktivitas
Pendanaan Leasing dan Kredit Bank dalam Pengadaan Aktiva Tetap”
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memperluas pengetahuan di
bidang akuntansi terutama dalam bidang pendidikan yang terkait dengan
“Perbandingan Return On Investment pada Aktivitas Pendanaan Leasing dan
Kredit Bank dalam Pengadaan Aktiva Tetap”. Wawasan pengetahuan ini juga
dapat menjadi wacana pengetahuan bagi mahasiswa di lingkungan perusahaan,
khususnya keputusan investasi aktiva tetap dalam mempelajari manajemen
keuangan di Universitas Muhammadiyah Gresik.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan peneliti-peneliti selanjutnya yang
mempunyai obyek penelitian yang sama.
2. Secara Praktis
Bagi peneliti. Sebagai wahana untuk latihan dan studi banding antara teori yang
sudah didapat di bangku kuliah dengan praktek yang sebenarnya diterapkan
dalam dunia perusahaan, sehingga nantinya dapat dijadikan bekal dalam
memasuki dunia kerja. Selain itu dengan penelitian ini peneliti dapat menambah
pengetahuan tentang “Perbandingan Return On Investment pada Aktivitas
Pendanaan Leasing dan Kredit Bank dalam Pengadaan Aktiva Tetap”.
Bagi Pihak Perusahaan. Hasil penelitia ini diharapkan dapat memberikan
informasi yang bermanfaat bagi pengelola keuangan dalam hal pengadaan aktiva
6
tetap lebih mengerti dan memehami tetang sumber pendanaan terbaik atas aktiva
tetap.
Bagi universitas. Hasil penelitian diharapkan dapat memberiakn sumbangan bagi
ilmu pengetahuan dan pendidikan. Dalam hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberiakn masukan yang berarti dan dapat menjadi referensi untuk penelitian
selanjutnya.
Bagi Mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian yang dikhususkan
mempelajari “Perbandingan Return On Investment pada Aktivitas Pendanaan
Leasing dan Kredit Bank dalam Pengadaan Aktiva Tetap”. Dari penelitian ini
diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai wahana penerapan ilmu
yang diperoleh selama kuliah dan dapat memperbanyak ilmu pengetahuan yang
didapat sehingga dapat menjadi bekal dimasa depan.
7
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Penelitian Terdahulu
Pada beberapa kajian empiris yang mengkaji tentang perbandingan
alternatifpembiayaan antara sewa guna usaha (leasing) dan kredit bank dilakukan oleh:
Hiras Pasaribu (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi UPN Veteran Yogyakarta) dan
Antarestia Kartika Putri serta Jimmy Andrianus (Universitas Brawijaya), di mana hasil
penelitian menunjukanbahwa sewa guna usaha (leasing) lebih menguntungkan dari pada
kredit bank,keuntungan yang diperoleh adalah berupa penghematan pajak. Namun lain
halnya dalampenelitian yang dilakukan oleh: I Kadek Putra Negara dan Ni Ketut
Purnawati (Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali-Indonesia) serta Danu Andika,
Siti Ragil Handayani dan Devi Farah A (Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya Malang) menunjukan bahwa kredit banklebih menguntungkan dari pada
menggunakan leasing karena keuntungan yangdiperoleh berupa penghematan aliran kas
keluar.
Dari beberapa kajian empiris yang saling bertentangan tersebut peneliti tertarik
untuk menggabungkan keduanya sebagai dasar perhitungan Return On Investment
sebelum memutuskan memilih jenis pembiayaan yang bersumberdari luar perusahaan
antara leasing dan kredit bank. Perhitungan yang dilakukan adalah dengan
membandingkan penghematan pajak yang mempengaruhi besarnya laba bersih setelah
pajak dengan penghematan aliran kas keluar yang nantinya akan mempengaruhi total
aktiva.
2.2 Return on Investment(ROI)
2.2.1 Definisi Return on Investment(ROI)
8
Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya “Dasar-dasar Pembelanjaan
Perusahaan” menjelaskan bahwa :
“Return On Investment sama dengan laba bersih terhadap total aktiva. Rasio ini mencoba mengukur efektivitas sumber daya perusahaan. Uraian ini khususnya dapat diterapkan dalam mengukur kinerja masing-masing segment atau divisi dari suatu perusahaan.”
(2004:215)
Dari pengertian yang telah diuraikan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
Return On Investment (ROI) menunjukan seberapa banyak laba bersih yang bisa
dihasilkan dari seluruh pemanfaatan kekayaan yang dimiliki perusahaan. Sehingga
dipergunakan angka laba setelah pajak dan kekayaan perusahaan.
Analisis rasio Return On Investmen (ROI) dalam analisis keuangan mempunyai
arti yang sangat penting karena merupakan salah satu tekhnik analisis yang bersifat
menyeluruh (comprehensive). Analisis rasio Return On Investment (ROI) merupakan
teknik analisis yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas dari
keseluruhan operasi perusahaan. Return On Investment (ROI) merupakan salah satu
rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan
investasi yang ditanamkan dalam total asset yang digunakan untuk memperoleh
keuntungan.
Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya “Dasar-dasar Pembelanjaan
Perusahaan”, besarnya Return On Investment (ROI) dapat dihitung berdasarkan rumus
sebagai berikut :
( 2004:63)
Uraian dari rumus diatas adalah:
9
Return On Investment =Net Profit After Tax
× 100%
Total Asset
a. Net Profit After Tax
Merupakan pendapatan bersih hasil usaha yang merupakan suatu pos dalam
income statement (laporan rugi laba).
a. Total Assets
Yang termasuk ke dalam total asset adalah keseluruhan assets yang ditanamkan
perusahaan dalam kegiatannya, yaitu yang terdiri dari :
1. Current Assets, yaitu kas dan assets
lainnya yang diharapkan dapat dikonversikan ke dalam kas, dijual atau
dikonsumsikan baik dalam satu tahun atau dalam suatu siklus operasi.
Adapun yang termasuk dalam current assets adalah : marketable securities,
account receivable, inventories.
2. Long Term Investment, umumnya
terdiri dari tiga jenis yaitu:
- Investasi dalam saham seperti obligasi, capital stocks atau longterm
notes.
- Investment tanggible fixed assets yang tidak secara langsung digunakan
dalam operasi, seperti misalnya tanah yang dibeli dengan modif
spekulasi.
- Investasi dalam dana khusus seperti dana pensiun atau dana perluasan
pabrik, juga termasuk disini adalah dana asuransi.
3. Property, plant equipment, dan
intangible assets yaitu terdiri dari peralatan fisik seperti tanah, bangunan,
mesin, alat-alat, dan sumber daya seperti hutan dan mineral.
4. Other Assets yang termasuk dalam
klasifikasi ini adalah biaya-biaya yang ditangguhkan (Deffered changes)
misalnya : biaya-biaya organisasi yaitu biaya-biaya yang terjadi pada saat
pertama berdirinya perusahaan.
Seperti yang dipaparkan oleh Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi Manajemen”
yang menerangkan bahwa:
“Return On Investment (ROI) merupakan perbandingan laba dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba.”
10
(2000:441)
Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pengembalian investasi (ROI) biasanya
digunakan sebagai dasar dari keputusan investasi keuangan. Investor dapat melihat
investasi yang potensial dengan membandingkan antara keuntungan dan kerugian
investasi.
2.4 Sewa Guna Usaha (Leasing)
Sewa-guna-usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal baik secara sewa-guna-usaha dengan hak opsi (finance lease)
maupun sewa-guna-usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh Lessee
selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Apabila
perusahaan tidak ingin memiliki suatu aktiva, tetapi hanya menginginkan service dari
aktiva tersebut, perusahaan dapat memperoleh “hak guna” tanpa disertai dengan hak
milik, dengan cara kontrak leasing. Dengan demikian Leasing adalah suatu alat atau
cara mendapatkan services dari suatu aktiva tetap yang pada dasarnya sama seperti
halnya kalau kita menjual obligasi untuk mendapatkan services dan hak milik atas
aktiva tersebut dan bedanya pada leasing tidak disertai dengan hak milik.
Lessor adalah perusahaan pembiayaan atau perusahaan sewa-guna-usaha yang
telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan dan melakukan kegiatan sewa-
guna-usaha. Lessor hanya diperkenankan memberikan pembiayaan barang modal
kepada lessee yang telah memiliki NPWP, mempunyai kegiatan usaha dan atau
pekerjaan bebas. Lessor wajib menempelkan plakat atau etiket pada barang modal yang
disewa-guna-usahakan dengan mencantumkan nama dan alamat lessor serta pernyataan
bahwa barang modal dimaksud terikat dalam perjanjian sewa-guna-usaha. Plakat atau
etiket ini harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dengan mudah barang modal
tersebut dapat dibedakan dari barang modal lainnya yang pengadaannya tidak dilakukan
secara sewa-guna-usaha. Selama masa sewa-guna-usaha, lessee bertanggung jawab
untuk memelihara agar plakat atau etiket ini tetap melekat pada barang modal yang
disewa-guna-usaha.
Lessee adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang modal
dengan pembiayaan dari lessor. Lessee dilarang menyewa-guna-usahakan kembali
barang modal yang disewa-guna-usaha kepada pihak lain, kecuali Lessee yang memang
11
bergerak di bidang usaha persewaan. Dalam hal lessee memilih untuk memperpanjang
jangka waktu perjanjian sewa-guna-usaha, maka nilai sisa barang modal yang disewa-
guna-usahakan digunakan sebagai dasar dalam menetapkan piutang sewa-guna-
usaha. Pada saat berakhirnya masa sewa-guna-usaha dari transaksi sewa-guna-usaha
dengan hak opsi, lessee dapat melaksanakan opsi yang telah disetujui bersama pada
permulaan masa sewa-guna-usaha. Dalam hal lessee menggunakan hak opsi membeli
maka dasar penyusutannya adalah nilai sisa barang modal. Opsi untuk membeli
dilakukan dengan melunasi pembayaran nilai sisa barang modal yang disewa-guna-
usaha.
2.4.1 Aspek Hukun dan Akuntansi Leasing
Perusahaan sewa guna merupakan perusahaan yang bisnis utamanya adalah
menyewakan suatu aktiva kepada pihak yang memerlukan, janganlah ditafsirkan bahwa
perusahaan sewa guna tersebut mempunyai persediaan berbagai aktiva (mesin,
kendaraan, peralatan berat), yang sewaktu-waktu siap disewakan. Pada dasarnya
perusahaan sewa guna hanyalah memberikan jasa pendanaan kepada perusahaan yang
memerlukan suatu aktiva. Dengan demikian apabila suatu perusahaan memerlukan
suatu mesin tertentu, maka resminya perusahaan sewa guna membeli mesin tersebut dan
kemudian menyewakannya kepada perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tersebut
menyatakan akan menyewa mesin tersebut untuk jangka waktu tertentu tanpa bisa
membatalkan persewaannya, maka cara persewaan tersebut disebut sebagai financial
leasing.
Dalam financial leasing biasanya dalam kontrak disebutkan tentang :
1. Periode persewaan. Selama periode tersebut persewaan tidak dapat dibatalkan.
2. Waktu dan jumlah pembayaran sewa selama periode tersebut.
3. Kemungkinan memperpanjang persewaan atau membeli aktiva tersebut pada saat
masa persewaan berakhir.
4. Persyaratan pembayaran biaya pemeliharaan dan reparasi, pajak, asuransi, dan
biaya lain-lain. Dengan net lease penyewa membayar biaya-biaya ini, dengan
maintenance lease pihak yang menyewakan menanggung pemeliharaan aktiva
tersebut dan membayar asuransinya.
12
Sedangkan persewaan yang hanya berjangka pendek, pihak penyewa segera
mengembalikan alat yang disewa segera setelah periode penyewaan berakhir, dan tidak
mungkin mempunyai opsi untuk membeli aktiva yang disewa tersebut (misalnya
menyewa kendaraan bermotor untuk 1 minggu), tipe persewaan ini disebut sebagai
operating leasing. Jenis sewa guna ini umumnya mengharuskan lessor melakukan
pemeliharaan terhadap aktiva yang disewa. Biaya pemeliharaan mungkin telah
dimasukkan dalam perhitungan sewa, mungkin pula diperlakukan secara terpisah.
Karena sewanya mungkin bersifat jangka pendek dan lebih pendek dari usia
ekonomisnya, kontrak sewanya umumnya tidak menutup harga aktiva yang disewa
tersebut.
2.5 Kredit Bank
Secara etimologis istilah kredit berasal dari bahasa Latin, credere, yang berarti
kepercayaan. Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit, bahwa
kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian. Sedangkan
bagi si penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban
untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya. Oleh
karena itu, untuk meyakinkan bank bahwa si nasabah benar-benar dapat dipercaya,
maka sebelum kredit diberikan terlebih dulu bank mengadakan analisis kredit. Analisis
kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, jaminan yang diberikan serta
faktor-faktor lainnya. Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang
diberikan benar-benar aman.
Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dahulu akan sangat membahayakan
bank. Nasabah dalam hal ini dengan mudah memberikan data-data fiktif, sehingga
mungkin saja kredit sebenarnya tidak layak, tetapi masalah diberikan. Kemudian jika
salah dalam menganalisis, maka kredit yang disalurkan yang sebenarnya tidak layak
sehingga akan berakibat sulit untuk ditagih alias macet. Namun faktor salah analisis ini
bukanlah merupakan penyebab utama kredit macet. Penyebab lainnya mungkin
disebabkan oleh bencana alam yang memang tidak dapat dihindari oleh nasabah.
Misalnya kebanjiran atau gemba bumi, atau pula kesalahan dalam pengelolaan usaha
yang dibiayai.
13
Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga.
Sedangkan pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang
atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Dari pengertian di atas dapatlah disimpulkan bahwa kredit atau pembiyaan dapat
berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Contoh berbentuk tagihan
(kredit barang), misalnya bank membiayai kredit untuk pembeliaan rumah atau mobil.
Kredit ini berarti nasabah tidak memperoleh uang tetapi rumah, karena bank membayar
langsung ke developer dan nasabah hanya membayar cicilan rumah tersebut setiap
bulan. Kemudian adanya kesepakatan anatara bank (kreditur) dengan nasabah-penerima
kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang dibuatnya. Dalam
perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka
waktu serta bunga yang ditetapkan bersama. Demikian pula dengan masalah sangsi
apabila si debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang telah dibuat bersama.
Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan
konvensional dengan pembiyaan yang diberikan oleh berdasarkan prinsip syariah adalah
terletak pada keuntungan yang diharapkan. Bagi bank berdasarkan prinsip konvensional
keuntungan yang diperoleh melalui bunga, sedangkan bagi bank yang berdasarkan
prinsip syariah berupa imbalan atau bagi hasil.
2.5.1 Unsur-unsur Kredit
Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas kepercayaan,
sehingga dengan demikian pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan. Ini
berarti bahwa suatu lembaga kredit baru akan memberikan kredit kalau ia betul-betul
yakin bahwa si penerima kredit akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya
14
sesusai dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua pihak.
Tanpa keyakinan tersebut, suatu lembaga kredit tidak akan menerimakan simpanan
masyarakat yang diterimanya.
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit
adalah sebagai berikut:
1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi bahwa yang diberikan (berupa uang, barang atau
jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh
bank, di mana sebelumnya sudah dilakukan penyelidikan tentang nasabah baik secara
interen maupun eksteren. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan
sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.
2. Kesepakatan
Di samping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung antara si pemberi
kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di
masa masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
3. Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki waktu tertentu, jangka waktu ini
mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa
berbentuk jangka waktu pendek, jangka menengah atau jangka panjang.
4. Risiko
Adanya risiko senggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko
tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang waktu kredit semakin besar
risikonya pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang
disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh risiko yang tidak disengaja. Misalnya
terjadi bencan alam atau bangkrutnya nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.
15
5. Balas jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita
kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit
ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah
balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.
Menurut Prof. Subekti, SH., dalam bukunya Hukum Perjanjian, bahwa yang
dimaksud dengan risiko adalah kewajiban memikul kerugian yang disebabkan karena
suatu kejadian di luar kesalahan salah satu pihak. Berkaitan dengan pemberian kredit
oleh pihak bank kepada debitor tentu pula mengandung risiko usaha bank. Risiko di sini
adalah risiko dari kemungkinan ketidakmampuan dari debitor untuk membayar
angsuran atau melunasi kreditnya karena sesuatu hal tertentu yang tidak dikehendaki.
Oleh karena itu, semakin lama jangka waktu atau tenggang waktu yang diberikan untuk
pelusanan kredit, maka makin besar juga risiko bagi bank.
Setiap perjanjian tentu mengandung adanya prestasi dan kontraprestasi. Oleh
karena itu, dalam perjanjian kredit sejak saat adanya kesepakatan atau persetujuan dari
kedua belah pihak (bank dan nasabah debitor) telah menimbulkan hubungan hukum
atau menimbulkan hak dan kewajiban dari masing-masing pihak sesuai kesepakatan
yang telah meraka sepakati.
Bank sebagai kreditor berkewajiban untuk memberikan kredit sesuai dengan
jumlah yang disetujui, dan atas prestasinya tersebut bank berhak untuk memperoleh
pelunasan kredit dan bunga dari debitor sebagai kontraprestasinya.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,
karena penelitian ini tidak bertujuan untuk menguji tingkat pengaruh antar variabel yang
ada, melainkan untuk menemukan jawaban dan kesimpulan yang mungkin dapat
dikembangkan menjadi teori.
Menurut Creswell (2003), pendekatan kualitatif adalah pendekatan untuk
membangun pernyataan pengetahuan berdasarkan perspektif konstruktif (misalnya,
makna-makna yang bersumber dari pengalaman individu, nilai-nilai sosial dan sejarah,
dengan tujuan untuk membangun teori atau pola pengetahuan tertentu), atau
berdasarkan perspektif partisipatori (misalnya: orientasi terhadap politik, isu,
kolaborasi, atau perubahan), atau keduanya.
Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kelayakan
bisnis berupa investasi penambahan aktiva tetap yang akan dibiayai oleh satu dari dua
alternatif pilihan yang tersedia, yaitu leasing atau kredit bank.
Studi kelayakan bisnis menurut Kasmir dan Jakfar (2007:6) adalah suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan
dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.
Peneliti menggunakan metode studi kelayakan bisnis karena pendekatan ini berasal dari
masalah kelayakan pembiayaan aktiva tetap dari dua alternatif pilihan dimana proses
17
yang dilakukan adalah betujuan untuk mengetahui alternatif mana yang sebaiknya
direalisasikan oleh perusahaan.
3.2 Informan Penelitian
Informan penelitian yang akan memberikan berbagai informasi yang diberikan
selama proses penelitian ini meliputi dua macam, yaitu (1) informan kunci (key
informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memili berbagai informasi pokok yang
diperlukan dalam penelitian, (2) informan utama, yaitu mereka yang terlibat langsung
dalam interaksi sosial yang diteliti (Hendarso dalam Suyanto, 2005:171-172).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneiti menentukan informan dalam penelitian
ini terdiri dari:
1. Informan kunci : Pihak perusahaan yang akan melakukan investasi aktiva
tetap.
2. Informasi utama : Pihak perusahaan multifinance (lessor) dan pihak bank yang
akan memberikan kredit.
3.3 Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai
data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data
sekunder.
1. Data Primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dari
informan atau tempat objek penilitian dilakukan. Data tersebut dapat diperoleh
melalui wawancara pada informan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
secara langsung dan terbuka terhadap masalah yang berhubungan dengan
penelitian.
18
2. Data Sekunder adalah data berupa dokumentasi dan arsip-arsip resmi perusahaan
terkait, yang dapat mendukung hasil penelitian baik dalam bentuk angka maupun
uraian. Data sekunder lainnya yang digunakan oleh peneliti adalah literatur, artikel,
jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.
3.4 Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian adalah data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data yang
berupa uraian yang dijabarkan secara rinci dan jelas agar bisa ditarik kesimpulan
mengenai investasi asset tetap melalui leasing dan kredit bank. Data kuantitatif disini
hanya digunakan sebagai pendukung untuk lebih meyakinkan penjelasan yang ada
kaitannya dengan substansi penelitian dan juga sebagai ukuran agar lebih mudah untuk
diperbandingkan.
3.5 Teknik Pengambilan Data
Teknik yang digunakan dalam rangka pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Dokumentasi
Metode penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dengan cara
dokumentasi, yaitu mempelajari dokumen yang berkaitan dengan seluruh data yang
diperlukan dalam penelitian. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti laporan keuangan perusahaan, dokumen
terkait dengan ketentuan pelaksanaan sewa guna usaha (leasing) dan kredit bank
serta dokumen lain dalam perusahaan yang sesuai dengan kepentingan peneliti.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara formal maupun informal pada pihak-
pihak yang terlibat langsung dengan proses investasi penambahan aset tetap baik
pihak perusahaan yang akan berinvestasi, perusahaan multifinance, dan pihak bank.
3. Pengamatan (Observasi)
19
Dalam pengamatan (Observasi) peneliti melakukan pengamatan secara
langsung ke objek penelitian untuk melihat kegiatan yang dilakukan.
3.6 Analisis Data
Adapun tahap-tahap analisis yang dilakukan berdasarkan permasalahan dan tujuan
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Analisis pengadaan aktiva tetap perusahaan. Analisis ini meliputi:
a. Analisis tentang jenis dan jumlah aktiva tetap perusahaan.
b. Analisis tentang penentuan pengadaan aktiva tetap.
c. Analisis tentang besarnya kebutuhan dana.
2. Analisis kebijakan perusahaan yang digunakan dalam menentukan sumber
pendanaan dalam pengadaan aktiva tetap.
a. Menentukan besarnya angsuran pokok pinjaman, bunga, ketentuan
pembayaran, tarif pajak serta biaya-biaya lain untuk alternatif pendanaan
menggunakan leasing dan hutang jangka panjang.
b. Membuat skedul pembayaran angsuran pokok pinjaman dan bunga untuk
alternatif pendanaan menggunakan hutang jangka panjang.
c. Analisis Total Present Value terhadap aliran kas keluar pada alternatif
pendanaan pengadaan aktiva tetap melalui leasing dan hutang jangka panjang.
d. Menghitung penghematan pajak yang terjadi dari biaya bunga dan penyusutan
pada alternatif kredit bank.
e. Menghitung penghematan pajak dari aktivitas sewa guna usaha, berdasarkan
peraturan Menteri Keuangan No.1169/KMK.01/1991, pembayaran sewa guna
usaha, kecuali pembebanan tanah,merupakan biaya yang dapat dikurangkan
dari penghasilan bruto sepanjang transaksi leasing.
f. Menghitung hasil Return on Investment dengan rumus :
20
Return On Investment =Penghematan Pajak
× 100%
Total Present Value Cash Out Flow
g. Analisis alternatif sumber pendanaan
Metode yang digunakan untuk memilih alternatif sumber pendanaan
yangmenguntungkan bagi perusahaan yaitu return on investment, dimana
keputusan diambil dengan membandingkan antara persentase Return On
Investment leasing dan hutang jangka panjang. Sumber pendanaan yang
memiliki persentase yang lebih tinggi, maka alternatif pendanaan itulah yang
akan digunakan oleh perusahaan dalam pengadaan aktiva tetap.
21