Post on 25-Oct-2015
ETIOLOGI
HPV yang menyerang serviks dibagi menjadi tiga, yaitu
Tipe dengan risiko rendah (HPV 6, 11, 42, 43, 44, 53, 54, 55),
Tipe dengan risiko sedang (HPV 30, 31, 33, 35, 39, 51, 52, 58, 66)
Tipe dengan risiko tinggi (HPV 16, 18, 45, 56)
FAKTOR RISIKO
1.Merokok
Tembakau mengandung bahan-bahan karsinogenik . Wanita perokok memiliki kadar nikotin yang tinggi
pada lender serviks. Efek dari nikotin tersebut dapat menurunkan status imun local pada serviks.
2.Promiskuitas
Hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dapat meningkatkan kemungkinan terinfeksinya
HPV.
3.Coitus pertama pada usia muda
Serviks pada remaja lebih rentan terhadap stimulus karsinogenik karena terdapat proses metaplasia
yang aktif, yang terjadi di dalam zona transformasi selama periode perkembangan. Metaplasia
skuamosa ini biasanya merupakan suatu proses fisiologis tetapi di bawah pengaruh karsinogen.
4.Sosial ekonomi rendah
Wanita dengan sosial ekonomi rendah cenderung memiliki hygiene yang buruk, kawin pada usia muda,
jumlah anak yang tinggi, kurang gizi sehingga memudahkan infeksi yang disebabkan karenan daya
imunitas tubuh yang menurun.
5.Tingginya paritas
Cervical Intraepithelial Neoplasia (CIN)
Cervical intraepithelial neoplasia merupakan gangguan perkembangan dan pertumbuhan dari epiteal
serviks. Ada beberapa derajat pada CIN, yaitu:
CIN I
Mild dysplasia atau CIN I merupakan gangguan pertumbuhan epitel pada 1/3 bawah.
CIN II
Moderate dysplasia atau CIN II terjadi pada 2/3 bawah
CIN III
Severe dysplasia atau CIN III, melebihi 2/3 bawah dengan karsinoma in situ
STADIUM KLINIS KARSINOMA SERVIKS MENURUT FIGO
Stag
e
Characteristics
0 Carcinoma in situ, cervical intraepithelial lesion (CIN) 3
I Carcinoma is strictly confined to cervix (extension to corpus should be disregarded)
IA Invasion is limited to measured stromal invasion with a maximum depth of 5 mm and
no wider than 7mm
IA1
Measured invasion of stroma no greater than 3 mm in depth and no wider than 7 mm
IA2
Measured invasion of stroma greater than 3 mm and no greater than 5 mm in depth and
no wider than 7mm
IB Clinical lesions confined to the cervix or preclinical lesions greater than IA
IB1
Clinical lesions no greater than 4 cm in size
IB2
Clinical lesions greater than 4 cm in size
II Carcinoma extends beyond cervix but has not extended to pelvic wall; it involves
vagina, but not as far as the lower third
IIA No obvious parametrial involvement
IIB Obvious parametrial involvement
III Carcinoma has extended to the pelvic wall; on rectal examination there is no cancer-
free space between tumor and pelvic wall; tumor involves lower third of vagina; all
cases with hydronephrosis or nonfunctioning kidney should be included, unless they
are known to be due to another cause
IIIA No extension to pelvic wall, but involvement of lower third of vagina
IIIB Extension to pelvic wall, or hydronephrosis or nonfunctioning kidney due to tumor
IV Carcinoma has extended beyond true pelvis or has clinically involved mucosa of
bladder or rectum
IV
A
Spread of growth to adjacent pelvic organs
IVB Spread to distant organs
Pemeriksaan Penunjang
Papanicolaou Smear
Papanicolaou Smear merupakan pemeriksaan histologist untuk melakukan deteksi dini pada
kanker serviks. Sensitivitas papanicolaou smear hanya sekitar 55-80 % untuk mendeteksi kanker
stadium lanjut. Pada kanker serviks stadium I, pemeriksaan papanicolaou smear hanya 30-50 %
sensitive.
Colposcopy
Colposcopy merupakan teknik untuk mengevaluasi dari hasil hapusan sitologi yang abnormal.
Colposcopy adalah alat dengan kemampuan pembesaran objek 5-15 kali untuk melakukan
inspeksi pada serviks, vagina, dan vulva.
Indikasi colposcopy:
o Pap smear yang abnormal
o Serviks yang abnormal
o Perdarahan setelah koitus
o Neoplasia dari vagina atau vulva
Conization
Conization merupakan eksisi berbentuk corong pada serviks uterus.
TERAPI
Stadium 1A : simple hysterectomy
Stadium 1B atau 2A : radical hysterectomy dengan pengangkatan kelenjar limfe pelvis atau dengan
external beam dan intracavitary radiotherapy
Stadium 2B, 3 atau 4A : radioterapi dengan kemoterapi