Trauma Gigi Pada Anak

Post on 04-Aug-2015

536 views 12 download

Transcript of Trauma Gigi Pada Anak

Trauma Gigi Pada Anak

Kelompok 6

Penatalaksaan trauma klas VII Ellis dan Davey pada gigi permanen

muda

Pendahuluan• Trauma adalah suatu kejadian yang sering

dikeluhkan anak-anak pada dokter gigi anak. • Penyebab utama trauma:

terjatuh dari tempat tidur, bangku atau meja• Pada umumnya faktor penyebab trauma pada

gigi depan sulung adalah karena pergerakan anak yang kurang terkontrol.

• Trauma yang terjadi dapat merupakan suatu injuri (luka) atau kerusakan pada struktur gigi (misalnya fraktur).

KLASIFIKASI TRAUMA GIGI

Konkusi

• trauma ringan pada jaringan pendukung gigi tanpa adanya kegoyangan dan perpindahan gigi

• perawatan pulpa diindikasikan jika tidak ada infeksi

Subluxation

• Trauma pada struktur pendukung gigi dengan kegoyangan gigi tanpa adanya perpindahan.

(a) (b)Gambar (a). Subluksasi pada gigi insisif sentral

kiri dan kanan atas(b). Pemasangan spling pada keempat gigi

anterior rahang atas

Lateral Luksasi

• Umumnya terjadi pada arah palatal, bukal, mesial atau distal

• Arah bukal merupakan keadaan yang paling sering terjadi

Perawatan

Prognosis

• Gigi primer memerlukan reposisi gigi yang memiliki peningkatan risiko nekrosis pulp berkembang dibandingkan dengan gigiyang tinggal untuk spontan reposition.

• Gigi permanent dengan apeks tertutup, nekrosis pulpa dan penghapusan pulp kanal merupakan komplikasi penyembuhan dan resorpsi kurang mungkin terjadi.

Luksasi Intrusi

• Pergerakan gigi ke dalam tulang alveolar, dimana dapat menyebabkan kerusakan atau fraktur soket alveolar.

• Luksasi intrusi menyebabkan mahkota gigi terlihat lebih pendek.

• DiagnosaGigi nampak pendek atau hilang dan tidak moblitas

• Perawatan Pada gigi yang mengalami intrusi ke arah palatal –

ekstraksi Pada gigi yang intrusi ke arah bukal cukup dilakukan

evaluasi Orang tua dianjurkan untuk membersihkan daerah

trauma dengan menggunakan cairan klorheksidin 0,1%.

Daerah trauma rawan terjadi infeksi terutama pada 2-3 minggu pertama selama proses reerupsi. Apabila tanda-tanda inflamasi terlihat pada periode ini maka perawatan terbaik adalah ekstraksi

(c) (d) gambar (c): Intrusive luxation ke arah bukal (d) Setelah 6 bulan gigi erupsi kembali

Luksasi Ekstrusi ( partial displacement)

• Perlepasan sebagian gigi ke luar dari soketnya.• Ekstrusi menyebabkan mahkota gigi terlihat

lebih panjang

• Perawatan• Gigi Primer: untuk reposisi dan

memungkinkan untuk penyembuhan, kecuali untuk ekstraksi (yaitu cedera parah atau gigi mendekati pengelupasan).Jika keputusan pengobatan adalah untuk reposisi dan stabil,splint selama 1-2 minggu.

• Gigi Permanen: untuk mereposisi sesegera mungkin dan kemudian untuk menstabilkan gigi untuk mengoptimalkan penyembuhan dari periodontalligamen dan suply neurovaskular sambil mempertahankan estetis dan fungsional integritas. Splinting sampai 3 minggu.

• Prognosis• Ada kurangnya studi klinis

mengevaluasi reposisi gigi primer ekstrusi .Pada permanengigi dengan apeks tertutup, ada risiko yang cukup besar untuk nekrosis pulpadan pulp kanal obliteration.

Gambaran klinis dan perawatan intrusi dak ekstrusi gigi depan atas

sulung karena trauma

Pendahuluan

• Traumatik injuri adalah salah satu hal yang paling menimpa anak.

• Diakibatkan sifat anak dalam olahraga dan permainan, sama ada perkelahan atau kecelakaan di sekolah , di rumah maupun di mana mana sahaja.

• Terbahagi 2 yaitu, luksasi intrusi dan luksasi ekstrusi.

Gambar Klinis

• Untuk mencapai gambaran klinis yang tepat, dokter gigi akan menjalankan diagnosa terutamnya pada anak dimana gigi sulung amat diindikasi direposisi kembali ke posisi yang benar sebagai teething guidance untuk gigi permanent.

• Pemeriksaan subjektif – Tanya jawab antara dokter dengan anak atau dengan orang tuannya tentang perihal keluhan, seperti nyeri di mana mana.

• Pemeriksaan objektif • Ekstra oral Periksa sama ada laserasi atau luka pada

wajah• Periksa atau palpasi pada perioral untuk

pembengkakan dan odema untuk identifikasi benda asing dalam bibir.• Juga terhadap tulang dan rahang – fraktur alveolar

Intra oral

3. Perkusi juga dilakukan untuk mengenalpasti cedera periradikular dan ligamentum periodontal. Diperiksa pada kedua dua gigi yang terlibat dan gigi antagonisnya. Gigi yang tercedera akibat trauma amat sensitive terhadap perkusi maupun ketukan ringan

4. Oklusi5. Pemeriksaan pulpa- dengan tes vitalitas6. Pemeriksaan warna gigi

a. Warna kemerah jambuan- pendarahan pulpab. Warna abu abuan – nekrosa pulpac. Warna kuningan coklat- obliterasi pada kamar pulpa

Radiografi

• melihat ukuran rurang pulpa, perpindahan tempat dan derajat perpindahan, mengetahui adanya fraktur alveolaris, fraktur gigi, perkembangan akar gigi

(penting pada periode gigi bercampur), dan lain lain.

Perawatan• Perawatan paling krusial adalah mengembalikan gigi

tersebut ke posisi semula atau reposisi.• Sebelum reposisi dilakukan, tindakan darurat yang

benar adalah meletakkan paket es pada daerah trauma seperti pada bibir atau mukosa yang mengalami traumatic intrusion atau traumatic extrusion, untuk menghilangkan pembengkakan dan sakit.

• Harus dilakukan secepat mungkin karena bukan akibat aktivitas maksilo fasial yang fisiologis, tetapi akibat trauma injuri, dan jikalu ditunda lebih dari 48 jam, maka gigi itu sulit dikembalikan ke posisinya semula.

Reposisi Untuk Ekstrusi

Perawatan Intrusi

• Reposisi dilakukan jikalau gig itu dalam kedaan extrim. (mahkota tidak visible, serta kar sudah sempurna) -> diindikasikan perawatan ortodonti untuk menarik giginya keluar

• Caranya, dengan bantuan alat ortodonti, ditarik giginya keluar secara perlahan lajan dengan tang untuk pemasangan alat ortodonti. Diberi anastesi dahulu kemudian dilanjuti prosedur penarikan.

Intruksi Kepada Pasien Setelah Pemasangan Spilnt

• Setelah perawatan, aspirin atau asetaminofen dapat diberikan sebagai analgesik sedangkan untuk pengobatan infeksi perlu diberikan antibiotik.

• Pasien dianjurkan menghindari gigitan pada gigi yang di splin.• Konsumsi makanan yang lunak.

• Menjaga oral higiene dengan menyikat gigi atau menggunakan obat kumur klorheksidin selama pemakaian splint.

• Pasien harus menghindari kumur-kumur, meludah, selama 24 jam setelah replantasi.

• Setelah 24 jam pemakaian splint pasien harus berkumur-kumur dengan air garam hangat tiap dua jam untuk mencegah pembengkakan pada jaringan di sekitar gigi.

Kesimpulan• Avulsi merupakan suatu kasus lepasnya gigi dari soket

alveolar, ini termasuk ke dalam klas V klasifikasi Ellis dan Davey ditunjukkan dengan tidak adanya bagian gigi yang tertinggal didalam soket pada roentgen foto.

• Dalam mempertimbangkan gigi secara fungsional dan estetis, penanganan terbaik untuk gigi yang avulsi adalah melakukan penanaman kembali atau replantasi gigi segera setelah lepasnya gigi dari soket alveolar.

• Keberhasilan teknik replantasi didukung oleh kondisi soket yang bebas dari kerusakan ligamen periodontal.

• Pemakaian splint sangat diperlukan, karena gigi yang sudah ditanamkan kembali pada soketnya tidak sepenuhnya melekat.