Trauma Gigi Pada Anak

38
Trauma Gigi Pada Anak Kelompok 6

Transcript of Trauma Gigi Pada Anak

Page 1: Trauma Gigi Pada Anak

Trauma Gigi Pada Anak

Kelompok 6

Page 2: Trauma Gigi Pada Anak

Penatalaksaan trauma klas VII Ellis dan Davey pada gigi permanen

muda

Page 3: Trauma Gigi Pada Anak

Pendahuluan• Trauma adalah suatu kejadian yang sering

dikeluhkan anak-anak pada dokter gigi anak. • Penyebab utama trauma:

terjatuh dari tempat tidur, bangku atau meja• Pada umumnya faktor penyebab trauma pada

gigi depan sulung adalah karena pergerakan anak yang kurang terkontrol.

• Trauma yang terjadi dapat merupakan suatu injuri (luka) atau kerusakan pada struktur gigi (misalnya fraktur).

Page 4: Trauma Gigi Pada Anak

KLASIFIKASI TRAUMA GIGI

Page 5: Trauma Gigi Pada Anak
Page 6: Trauma Gigi Pada Anak
Page 7: Trauma Gigi Pada Anak

Konkusi

• trauma ringan pada jaringan pendukung gigi tanpa adanya kegoyangan dan perpindahan gigi

• perawatan pulpa diindikasikan jika tidak ada infeksi

Page 8: Trauma Gigi Pada Anak
Page 9: Trauma Gigi Pada Anak

Subluxation

• Trauma pada struktur pendukung gigi dengan kegoyangan gigi tanpa adanya perpindahan.

Page 10: Trauma Gigi Pada Anak
Page 11: Trauma Gigi Pada Anak
Page 12: Trauma Gigi Pada Anak

(a) (b)Gambar (a). Subluksasi pada gigi insisif sentral

kiri dan kanan atas(b). Pemasangan spling pada keempat gigi

anterior rahang atas

Page 13: Trauma Gigi Pada Anak

Lateral Luksasi

• Umumnya terjadi pada arah palatal, bukal, mesial atau distal

• Arah bukal merupakan keadaan yang paling sering terjadi

Page 14: Trauma Gigi Pada Anak
Page 15: Trauma Gigi Pada Anak

Perawatan

Page 16: Trauma Gigi Pada Anak
Page 17: Trauma Gigi Pada Anak
Page 18: Trauma Gigi Pada Anak

Prognosis

• Gigi primer memerlukan reposisi gigi yang memiliki peningkatan risiko nekrosis pulp berkembang dibandingkan dengan gigiyang tinggal untuk spontan reposition.

• Gigi permanent dengan apeks tertutup, nekrosis pulpa dan penghapusan pulp kanal merupakan komplikasi penyembuhan dan resorpsi kurang mungkin terjadi.

Page 19: Trauma Gigi Pada Anak

Luksasi Intrusi

• Pergerakan gigi ke dalam tulang alveolar, dimana dapat menyebabkan kerusakan atau fraktur soket alveolar.

• Luksasi intrusi menyebabkan mahkota gigi terlihat lebih pendek.

Page 20: Trauma Gigi Pada Anak

• DiagnosaGigi nampak pendek atau hilang dan tidak moblitas

• Perawatan Pada gigi yang mengalami intrusi ke arah palatal –

ekstraksi Pada gigi yang intrusi ke arah bukal cukup dilakukan

evaluasi Orang tua dianjurkan untuk membersihkan daerah

trauma dengan menggunakan cairan klorheksidin 0,1%.

Daerah trauma rawan terjadi infeksi terutama pada 2-3 minggu pertama selama proses reerupsi. Apabila tanda-tanda inflamasi terlihat pada periode ini maka perawatan terbaik adalah ekstraksi

Page 21: Trauma Gigi Pada Anak

(c) (d) gambar (c): Intrusive luxation ke arah bukal (d) Setelah 6 bulan gigi erupsi kembali

Page 22: Trauma Gigi Pada Anak

Luksasi Ekstrusi ( partial displacement)

• Perlepasan sebagian gigi ke luar dari soketnya.• Ekstrusi menyebabkan mahkota gigi terlihat

lebih panjang

Page 23: Trauma Gigi Pada Anak
Page 24: Trauma Gigi Pada Anak

• Perawatan• Gigi Primer: untuk reposisi dan

memungkinkan untuk penyembuhan, kecuali untuk ekstraksi (yaitu cedera parah atau gigi mendekati pengelupasan).Jika keputusan pengobatan adalah untuk reposisi dan stabil,splint selama 1-2 minggu.

• Gigi Permanen: untuk mereposisi sesegera mungkin dan kemudian untuk menstabilkan gigi untuk mengoptimalkan penyembuhan dari periodontalligamen dan suply neurovaskular sambil mempertahankan estetis dan fungsional integritas. Splinting sampai 3 minggu.

• Prognosis• Ada kurangnya studi klinis

mengevaluasi reposisi gigi primer ekstrusi .Pada permanengigi dengan apeks tertutup, ada risiko yang cukup besar untuk nekrosis pulpadan pulp kanal obliteration.

Page 25: Trauma Gigi Pada Anak

Gambaran klinis dan perawatan intrusi dak ekstrusi gigi depan atas

sulung karena trauma

Page 26: Trauma Gigi Pada Anak

Pendahuluan

• Traumatik injuri adalah salah satu hal yang paling menimpa anak.

• Diakibatkan sifat anak dalam olahraga dan permainan, sama ada perkelahan atau kecelakaan di sekolah , di rumah maupun di mana mana sahaja.

• Terbahagi 2 yaitu, luksasi intrusi dan luksasi ekstrusi.

Page 27: Trauma Gigi Pada Anak
Page 28: Trauma Gigi Pada Anak

Gambar Klinis

• Untuk mencapai gambaran klinis yang tepat, dokter gigi akan menjalankan diagnosa terutamnya pada anak dimana gigi sulung amat diindikasi direposisi kembali ke posisi yang benar sebagai teething guidance untuk gigi permanent.

Page 29: Trauma Gigi Pada Anak

• Pemeriksaan subjektif – Tanya jawab antara dokter dengan anak atau dengan orang tuannya tentang perihal keluhan, seperti nyeri di mana mana.

• Pemeriksaan objektif • Ekstra oral Periksa sama ada laserasi atau luka pada

wajah• Periksa atau palpasi pada perioral untuk

pembengkakan dan odema untuk identifikasi benda asing dalam bibir.• Juga terhadap tulang dan rahang – fraktur alveolar

Page 30: Trauma Gigi Pada Anak

Intra oral

Page 31: Trauma Gigi Pada Anak

3. Perkusi juga dilakukan untuk mengenalpasti cedera periradikular dan ligamentum periodontal. Diperiksa pada kedua dua gigi yang terlibat dan gigi antagonisnya. Gigi yang tercedera akibat trauma amat sensitive terhadap perkusi maupun ketukan ringan

4. Oklusi5. Pemeriksaan pulpa- dengan tes vitalitas6. Pemeriksaan warna gigi

a. Warna kemerah jambuan- pendarahan pulpab. Warna abu abuan – nekrosa pulpac. Warna kuningan coklat- obliterasi pada kamar pulpa

Page 32: Trauma Gigi Pada Anak

Radiografi

• melihat ukuran rurang pulpa, perpindahan tempat dan derajat perpindahan, mengetahui adanya fraktur alveolaris, fraktur gigi, perkembangan akar gigi

(penting pada periode gigi bercampur), dan lain lain.

Page 33: Trauma Gigi Pada Anak

Perawatan• Perawatan paling krusial adalah mengembalikan gigi

tersebut ke posisi semula atau reposisi.• Sebelum reposisi dilakukan, tindakan darurat yang

benar adalah meletakkan paket es pada daerah trauma seperti pada bibir atau mukosa yang mengalami traumatic intrusion atau traumatic extrusion, untuk menghilangkan pembengkakan dan sakit.

• Harus dilakukan secepat mungkin karena bukan akibat aktivitas maksilo fasial yang fisiologis, tetapi akibat trauma injuri, dan jikalu ditunda lebih dari 48 jam, maka gigi itu sulit dikembalikan ke posisinya semula.

Page 34: Trauma Gigi Pada Anak

Reposisi Untuk Ekstrusi

Page 35: Trauma Gigi Pada Anak

Perawatan Intrusi

• Reposisi dilakukan jikalau gig itu dalam kedaan extrim. (mahkota tidak visible, serta kar sudah sempurna) -> diindikasikan perawatan ortodonti untuk menarik giginya keluar

• Caranya, dengan bantuan alat ortodonti, ditarik giginya keluar secara perlahan lajan dengan tang untuk pemasangan alat ortodonti. Diberi anastesi dahulu kemudian dilanjuti prosedur penarikan.

Page 36: Trauma Gigi Pada Anak

Intruksi Kepada Pasien Setelah Pemasangan Spilnt

• Setelah perawatan, aspirin atau asetaminofen dapat diberikan sebagai analgesik sedangkan untuk pengobatan infeksi perlu diberikan antibiotik.

• Pasien dianjurkan menghindari gigitan pada gigi yang di splin.• Konsumsi makanan yang lunak.

• Menjaga oral higiene dengan menyikat gigi atau menggunakan obat kumur klorheksidin selama pemakaian splint.

• Pasien harus menghindari kumur-kumur, meludah, selama 24 jam setelah replantasi.

• Setelah 24 jam pemakaian splint pasien harus berkumur-kumur dengan air garam hangat tiap dua jam untuk mencegah pembengkakan pada jaringan di sekitar gigi.

Page 37: Trauma Gigi Pada Anak

Kesimpulan• Avulsi merupakan suatu kasus lepasnya gigi dari soket

alveolar, ini termasuk ke dalam klas V klasifikasi Ellis dan Davey ditunjukkan dengan tidak adanya bagian gigi yang tertinggal didalam soket pada roentgen foto.

• Dalam mempertimbangkan gigi secara fungsional dan estetis, penanganan terbaik untuk gigi yang avulsi adalah melakukan penanaman kembali atau replantasi gigi segera setelah lepasnya gigi dari soket alveolar.

• Keberhasilan teknik replantasi didukung oleh kondisi soket yang bebas dari kerusakan ligamen periodontal.

• Pemakaian splint sangat diperlukan, karena gigi yang sudah ditanamkan kembali pada soketnya tidak sepenuhnya melekat.

Page 38: Trauma Gigi Pada Anak