Post on 18-Feb-2016
description
UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN AKAN MANFAAT JAMINAN KESEHATAN
BAGI WARGA RW 06 KELURAHAN SIRNAGALIH KOTA TASIKMALAYA DESEMBER 2014
Pembimbing :dr. H. Sarwono
Oleh :
Tama Natalia (10310381)
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF PUBLIC HEALTHFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
TAHUN 2015
Latar Belakang Masalah
Untuk mewujudkan hak tinkat hidup yang memadai pemerintah
bertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan
masyarakat melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi
kesehatan perorangan. Akhirnya, terbentuklah Undang – undang
no. 40 tahun 2004 tentang SJSN. Dalam Undang – undang ini,
diamanatkan bahwa jaminan sosial wajib dilaksanakan bagi seluruh
penduduk Indonesia melalui suatu Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS)
Pembentukan UU mengenai SJSN merupakan
bentuk nyata dari penerapan ayat 2 pasal 34
Undang – undang Dasar Republik Indonesia 1945
(setelah amandemen) yang berbunyi : “Negara
mengembangkan sistem jaminansosial bagi
seluruh rakyat danmemberdayakan masyarakat
yang lemah dan tidakmampu dengan martabat
kemanusiaan.”
Rumusan Masalah
• Pentingnya mengetahui manfaat dari jaminan kesehatan bagi masyarakat Indonesia khususnya warga RW 06 Kelurahan Sirnagalih Kota Tasikmalaya.
• Apakah ada dampak dari intervensi kegiatan survei mawas diri yang dilakukan oleh penulis di RW 06 Kelurahan Sirnagalih Kota Tasikmalaya
Tujuan
• Umum
- Untuk mengetahui manfaat Jaminan Kesehatan bagi
masyarakat Indonesia khususnya warga RW 06 Kelurahan
Sirnagalih Kota Tasikmalaya.
• Khusus
- Untuk mengetahi apakah ada dampak dari intervensi
kegiatan survei mawas diri yang dilakukan oleh penulis
di RW 06 Kelurahan Sirnagalih Kota Tasikmalaya.
Manfaat• Dapat meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
kemauan bagi penulis serta masyarakat di RW 06 Kelurahan Sirnagalih Kota Tasikmalaya.
• Semoga referat ini dapat menjadi tambahan referensi dan acuan bagi penulis selanjutnya khususnya dan bagi instansi terkait untuk memberikan intervensi terhadap permasalahan penggunaan BPJS di RW 06 Kelurahan Sirnagalih.
Sasaran
• Sasaran penelitian ini adalah seluruh warga yang berada di wilayah RW 06 Kelurahan Sirnagalih pada bulan Januari 2014.
BAB 2Tinjauan Pustaka
• 2.1 Definisi• 1. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Menurut Undang - undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang - undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial maka BPJS merupakan sebuah lembaga hukum nirlaba untuk perlindugan sosial dalam menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak sekaligus dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia. BPJS sendiri terdiri dari dua bentuk yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Berdasarkan Undang - undang Nomor 24 Tahun
2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, BPJS
akan menggantikan sejumlah lembaga jaminan sosial yang
ada di Indonesia yaitu lembaga asuransi jaminan kesehatan
PT ASKES, dana tabungan dan asuransi pegawai negeri PT
TASPEN, Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia PT ASABRI dan lembaga jaminan sosial ketenaga
kerjaan PT JAMSOSTEK. Transformasi PT Askes serta PT
JAMSOSTEK menjadi BPJS yang akan dilakukan secara
bertahap.
• 2. Jaminan Pelayanan KesehatanJaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta bisa memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah yang diselenggarakan berdasarkan prinsip asuransi sosial dan ekuitas.
• 2.2 Transformasi BPJSUU BPJS membentuk dua Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS), BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia termasuk orang asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia. BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan haritua, jaminan pensiun dan jaminan kematian bagi seluruh pekerja Indonesia termasuk orang asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia.
• Empat BUMN Persero penyelenggara program jaminan social, yakni: PT ASKES (Persero), PT ASABRI (Persero), PT JAMSOSTEK (Persero), dan PT TASPEN (Persero) akan bertransformasi menjadi BPJS. UU BPJS telah menetapkan PT ASKES (Persero) untuk bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan dan PT JAMSOSTEK akan bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan. UU BPJS belum mengatur mekanisme transformasi PT ASABRI (Persero) dan PT TASPEN (Persero) dan mendelegasikan pengaturannya ke Peraturan Pemerintah.
• 2.4 Prinsip Jaminan Kesehatan Nasional- Prinsip Kegotongroyongan sesungguhnya sudah menjadi salah satu prinsip dalam hidup bermasyarakat dan juga merupakan salah satu akar dalam kebudayaan kita. Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit atau yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit. Hal ini terwujud karena kepesertaan SJSN bersifat wajib untuk seluruh penduduk, tanpa pandang bulu. Dengan demikian, melalui prinsip gotong - royong jaminan sosial dapat menumbuhkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
- Prinsip nirlabaPengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah nirlaba bukan untuk mencari laba (forprofit oriented). Sebaliknya, tujuan utama adalah untuk memenuhi sebesar - besarnya kepentingan peserta. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat adalah dana amanat, sehingga hasil pengembangannya, akan di manfaatkan sebesar - besarnya untuk kepentingan peserta. Prinsip keterbukaan, kehati - hatian, akuntabilitas, efisiensi,dan efektivitas. Prinsip prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya
- Prinsip Keterbukaan, Kehati-hatian, Akuntabilitas, Efisien dan Efektivitas.Prinsip – prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya.
- Prinsip PortabilitasPrinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah NegaraKesatuan Republik Indonesia.
- Prinsip kepesertaan bersifat wajibKepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program. Tahapan pertama dimulai dari pekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal dapat menjadi peserta secara mandiri, sehingga pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dapat mencakup seluruh rakyat.
- Prinsip dana amanatDana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada badan - badan penyelenggara untuk dikelola sebaik – baiknya dalam rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.
- Prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosialdipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta.
• 2.5 Kepesertaan• Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional terbagi
menjadi dua;- kelompok peserta baru - pengalihan dari program terdahulu (yaitu Asuransi Kesehatan, Jaminan Kesehatan Masyarakat, Tentara Nasional Indonesia, Polri, dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja)
Kepesertaan BPJS Kesehatan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, terdiri atas dua kelompok:o peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI): orang yang tergolong fakir miskin dan
tidak mampu, yang preminya akan dibayar oleh pemerintaho bukan PBI: yaitu pekerja penerima upah (pegawai negeri sipil, anggota
TNI/Polri, pejabat negara, pegawai pemerintah non-pegawai negeri, dan pegawai swasta), pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja (investor, pemberi kerja, pensiunan, veteran, janda veteran, dan anak veteran).
2.6 Hak dan Kewajiban Peserta BPJS Kesehatan
A. Hak Peserta• Mendapatkan kartu peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh pelayanan
kesehatan;• Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban serta prosedur
pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;• Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan; dan• Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau tertulis ke
Kantor BPJS Kesehatan.
B. Kewajiban Peserta• Mendaftarkan dirinya sebagai peserta serta membayar iuran yang besarannya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;• Melaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan, perceraian,
kematian, kelahiran, pindah alamat atau pindah fasilitas kesehatan tingkat I;• Menjaga Kartu Peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan oleh orang yang
tidak berhak.• Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan.
• 2.7 Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional- Pelayanan kesehatan- Manfaat non medis meliputi akomodasi dan ambulans
pelayanan yang diberikan bersifat paripurna (preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif) tidak dipengaruhi oleh besarnya biaya premi bagi peserta
• Tidak dijamin meliputi:a. Tidak sesuai prosedurb. Pelayanan Fasilitas kesehatan yang belum bekerjasama dengan BPJSc. Pelayanan bertujuan kosmetikd. Pengobatan alternatife. Pengobatan untuk mendapatkan keturunan, Pengobatan Impotensif. Pelayanan Kesehatan di luar negerig. Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, bunuh diri / narkoba.
• 2.8 PembiayaanIuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja, dan/atau Pemerintah untuk program Jaminan Kesehatan (pasal 16, Perpres No. 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan).
• Pembayar Iuran- Bagi Peserta PBI, iuran dibayar oleh Pemerintah melalui dana APBN setiap bulan yaitu Rp.19.225,- per-orang.- Bagi PNS/TNI/Polri/Pensiunan iuran berjumlah 5% dari gaji pokok yang diterima dengan pembagian kontribusi 2% oleh peserta dan 3% oleh pemerintah- Bagi pekerja penerima upah di sektor swasta biayanya jatuh sebesar 5% dengan pembagian 4% ditanggung oleh penerima kerja dan 1% oleh penerima upah.- Dan untuk kategori peserta non PBI bukan penerima upah, biaya yang harus dikeluarkan sebulannya beragam tergantung jenis kelas yang akan digunakan, untuk rawat inap kelas 3 sebesar Rp25.500,- per bulan, kelas 2 sebesar Rp42.500,- per bulan, dan kelas 1 Rp59.500,-per bulan.
• Iuran tersebut dibayarkan setiap bulan kepada BPJS Kesehatan secara berkala (paling lambat tanggal 10 setiap bulan). Apabila tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkan pada hari kerja berikutnya. Keterlambatan pembayaran iuran JKN dikenakan denda administratif sebesar 2% (dua persen) perbulan dari total iuran yang tertunggak dan dibayar oleh Pemberi Kerja
• 2.10 Pertanggung Jawaban BPJS
BPJS Kesehatan wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas pelayanan yang diberikan kepada Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari sejak dokumen klaim diterima lengkap. Besaran pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan ditentukan berdasarkan kesepakatan antara BPJS Kesehatan dan asosiasi Fasilitas Kesehatan di wilayah tersebut dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
• 2.12 KIS ( Kartu Indonesia Sehat)KIS berfungsi sebagai kartu jaminan kesehatan, yang dapat digunakan untuk mendapatkan layanan kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan, sesuai dengan indikasi medis. KIS merupakan perluasan dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diluncurkan sebelumnya dan dikelola oleh BPJS Kesehatan pada 1 Januri 2014.
• Dalam KIS ini ada dua pendekatan, yaitu kuantitas dan kualitas. Dari segi kuantitas, ada tambahan peserta PBI. Jika sebelumnya penyandang masalah kesejahteraan keluarga (PMKS) belum terdaftar dalam peserta PBI, dengan KIS ini akan dikaver. Sementara dari segi kualitas, KIS mengintegrasikan layanan preventif, promotif, diagnosis dini.
BAB 3HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Setelah mendapatkan hasil survey
mawas diri di RW 06, didapatkan warga RW 06 yang tidak memiliki Jaminan Kesehatan adalah sebanyak 52 (39%), Jamkesmas sebanyak 31 (24%), ASKES sebanyak 23 (17%), lain-lain sebanyak 14 (11%), Jamsostek sebanyak 12 (9%) dan Jamkeskinda tidak ada.
BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan• Berdasarkan hasil Survey Mawas Diri di RW 06,
didapatkan warga RW 06 yang tidak memiliki Jaminan Kesehatan adalah i sebanyak 52 (39%), Jamkesmas sebanyak 31 (24%), ASKES sebanyak 23 (17%), lain-lain sebanyak 14 (11%), Jamsostek sebanyak 12 (9%) dan Jamkeskinda tidak ada.
• Persentase warga yang tidak memiliki Jaminan Kesehatan cukup tinggi (39%)
Saran• Sustainabilitas program atau bahwa program jaminan
sosial harus berkelanjutan selama negara ini ada, oleh karena itu harus dikelola secara prudent, efisien dengan tetap mengacu pada budaya pengelolaan korporasi.
• Kenyataannya 80% penyakit yang ditangani rumah sakit rujukan di Provinsi adalah penyakit yang seharusnya ditangani di Puskesmas. Tingkat okupansi tempat tidur yang tinggi di RS Rujukan Provinsi bukan indikator kesuksesan suatu Jaminan Kesehatan. Hal ini berdampak pada beban fiskal daerah yang terlalu tinggi. Oleh karenanya Pelaksanaan Jaminan Kesehatan membutuhkan sistem berjenjang dan terstruktur maka setiap Provinsi harap segera menyusun peraturan terkait sistem rujukan.