Post on 31-Jan-2021
SKRIPSI
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAPKEPRIBADIAN ANAK DI DESA GILANG
TUNGGAL MAKARTA KECAMATAN LAMBU KIBANG KABUPATEN
TULANG BAWANG BARAT
Oleh:ANE DIANA PRATIWI
NPM. 1167131
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Jurusan : Tarbiyah
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
1437 H / 2015 M
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAPKEPRIBADIAN ANAK DI DESA GILANG
TUNGGAL MAKARTA KECAMATAN LAMBU KIBANG KABUPATEN
TULANG BAWANG BARAT
Diajukan Untuk memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
ANE DIANA PRATIWI
NPM.1167131
Pembimbing I : Drs. H. Zuhairi, M.PdPembimbing II : Dra. Hj. Haiatin Chasanatin, M.A
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Jurusan : Tarbiyah
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI(STAIN) JURAI SIWO METRO
1437 H / 2015 M
10
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAPKEPRIBADIAN ANAK DI DESA GILANG
TUNGGAL MAKARTA KECAMATAN LAMBU KIBANG KABUPATEN
TULANG BAWANG BARAT
ABSTRAK
Oleh :ANE DIANA PRATIWI
Orang tua memiliki kedudukan dan peran yang sangatpenting dalam mendidik dan membentuk kepribadian anak-anaknya. Salah satu faktor yang mempunyai peranan pentingdalam kepribadian adalah pengasuhan. Apabila pola asuh yangditerapkan oleh orang tua baik maka diharapkan akan dapatmenjadikan kepribadian anak yang baik, demikian jugasebaliknya. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian iniyaitu “apakah ada pengaruh pola asuh orang tua terhadapkepribadian anak di Desa Gilang Tunggal Makarta KecamatanLambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat?”. Tujuan dalampenelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada pengaruh polaasuh orang tua terhadap kepribadian anak di Desa GilangTunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten TulangBawang Barat. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh orang tua yangmemiliki anak yang berusia 6-12 tahun yang jumlahnya 154 KKyang terdiri dari 3 dusun/suku. Dari jumlah populasi iniselanjutnya penulis menjadikan sampel sebanyak 47 KK, dengancara pengambilannya menggunakan cluster sampling (areasampling). Dalam pengumpulan data penulis menggunakanmetode angket dan dokumentasi. Untuk mencari validitas penulis menggunakan rumusproduct moment, sedangkan untuk mencari reliabilitas penulismenggunakan Spearman Brown, dan dalam teknik analisa datapenulis menggunakan rumus chi kuadrat (chi square). Berdasarkan hasil analisis data diperoleh harga χ
2hitung
yaitu 6,293. Ternyata χ2
hitung lebih besar (6,293 > 3,841),jika dibandingkan dengan χ
2 tabel, yaitu pada tarafsigfnifikansi 5% = 3,841, dan lebih kecil (6,293 < 6,635), jikadibandingkan dengan χ
2 tabel, yaitu pada taraf signifikansi1%. Jadi pada taraf signifikansi 5%, Ha diterima dan Ho ditolak.
11
Sedangkan pada taraf signifikansi 1%, Ha ditolak dan Hoditerima. Hal ini berarti bahwa, pada taraf signifikansi 5%, adapengaruh pola asuh orang tua terhadap kepribadian anak diDesa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu KibangKabupaten Tulang Bawang Barat. Sedangkan pada taraf signifikansi 1%, tidak ada pengaruhpola asuh orang tua terhadap kepribadian anak di Desa GilangTunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten TulangBawang Barat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruhpola asuh orang tua terhadap kepribadian anak di Desa GilangTunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten TulangBawang Barat.
ORISINALITAS PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ane Diana Pratiwi
NPM : 1167131
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Jurusan : Tarbiyah
Menyatakan bahwa Skripsi ini secara keseluruhan adalah asli
hasil penelitian saya kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk
dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Metro, November2015
Yang menyatakan
12
Ane Diana Pratiwi 1167131
PERSEMBAHAN
Keberhasilan studi ini Penulis persembahkan kepada:
1. Ayahanda (Rahmat) dan Ibunda (Rini Henda Nurani) tercinta
yang senantiasa selalu memberikan doa, dukungan,
dorongan, dan kasih sayang.
2. Adikku Miftahurrahmah, yang selalu mendukung aku selama
pembuatan skripsi ini.
3. Sahabat-sahabatku Ami, Alfi, An-nisa, Muji, dan Resti, yang
selalu menemaniku dan memberi semangat.
4. Temanku Imam Bajuri, yang selalu mendukung dan memberi
semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
13
5. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011 yang telah
memberikan dukungan dan motivasi dalam proses pembuatan
skripsi ini.
6. Almamaterku Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai
Siwo Metro.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atasTaufik, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga penulis dapatmenyelesaikan penulisan Skripsi ini.
Penulisan Skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian daripersyaratan untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1)Jurusan Tarbiyah STAIN Jurai Siwo Metro guna memperoleh gelarS.Pd.I.
Dalam upaya penyelesaian Skripsi ini, penulis telahmenerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.Oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof.Dr. Hj. Enizar, M.Ag. selaku Ketua STAIN Jurai Siwo Metro, Drs. H.Zuhairi, M.Pd selaku pembimbing I, dan Dra. Hj. Haiatin
14
Chasanatin, MA selaku pembimbing II yang telah memberikanbimbingan yang sangat berharga dalam mengarahkan danmemberikan motivasi. Penulis juga mengucapkan terimakasihkepada Bapak dan Ibu Dosen/Karyawan STAIN Jurai Siwo Metroyang telah memberikan ilmu pengetahuan dan fasilitas selamamenempuh perkuliahan. Tidak kalah pentingnya rasa sayang danterimakasih penulis haturkan kepada Ayahanda dan Ibunda yangsenantiasa mendo’akan dan memberikan dukungan dalammenyelesaikan pendidikan.
Kritik dan saran demi perbaikan Skripsi ini sangatdiharapkan dan akan diterima dengan lapang dada. DanAkhirnya hasil penelitian yang telah dilakukan kiranya dapatbermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan agama Islam.
Metro, November2015
Penulis
Ane Diana Pratiwi 1167131
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul..................................................................................................i
Halaman Judul.....................................................................................................ii
Halaman Persetujuan..........................................................................................iii
Halaman Pengesahan..........................................................................................iv
15
Abstrak ...............................................................................................................v
Halaman Orisinilitas Penelitian .........................................................................vi
Halaman Motto..................................................................................................vii
Halaman Persembahan ....................................................................................viii
Halaman Kata Pengantar....................................................................................ix
Daftar Isi..............................................................................................................x
Daftar Tabel.....................................................................................................xiii
Daftar Gambar..................................................................................................xiv
Daftar Lampiran................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................1
B. Identifikasi Masalah......................................................................4
C. Batasan Masalah...........................................................................5
D. Rumusan Masalah.........................................................................5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian.....................................................6
F. Penelitian Relevan........................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................9
A. Kepribadian Anak.........................................................................9
1. Kepribadian.............................................................................9
a. Pengertian Kepribadian.....................................................9
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepribadian.............10
c. Tipe-tipe Kepribadian.....................................................11
16
2. Anak......................................................................................13
a. Pengertian Anak..............................................................13
b. Batasan Usia Anak..........................................................14
c. Karakteristik Perkembangan Anak.................................15
B. Pola Asuh Orang Tua..................................................................17
1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua............................................17
2. Jenis-jenis Pola Asuh Orang Tua............................................18
C. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak...22
D. Hipotesis Penelitian....................................................................23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................25
A. Rancangan Penelitian..................................................................25
B. Definisi Operasional Variabel.....................................................26
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel...................28
1. Populasi ..................................................................................28
2. Sampel dan teknik Pengambilannya ......................................29
D. Teknik Pengumpulan Data..........................................................29
E. Instrumen Penelitian...................................................................31
F. Teknik Analisis Data...................................................................37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................38
A. Hasil Penelitian...........................................................................38
1. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................38
a. Sejarah Singkat Desa Gilang Tunggal Makarta..............38
17
b. Letak Geografis...............................................................40
c. Orbritasi Jarak Pusat Pemerintahan ...............................44
d. Sarana dan Prasarana......................................................44
e. Keadaan Masyarakat Desa Gilang Tunggal Makarta.....45
2. Deskripsi Data Hasil Penelitian............................................47
3. Pengujian Hipotesis .............................................................52
B. Pembahasan ................................................................................55
BAB V PENUTUP.........................................................................................56
A. Kesimpulan.................................................................................56
B. Saran...........................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................58
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................60
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..........................................................................97
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
18
1. Tabel jumlah orang tua yang memiliki anak usia 6-12 tahun di Desa
Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang
Bawang Barat tahun 2015...........................................................................28
2. Tabel kisi-kisi umum instrumen variabel penelitian...................................33
3. Tabel Kisi-kisi khusus instrumen variabel penelitian ................................33
4. Tabel data jumlah penduduk menurut jenis kelamin ............41
5. Tabel data jumlah penduduk menurut agama..............................................42
6. Tabel data jumlah penduduk menurut usia ...............................42
7. Tabel data jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan..........................43
8. Tabel data Hasil Angket Tentang Pola Asuh Orang Tua........47
9. Tabel distribusi Frekuensi hasil Angket Pola Asuh Orang Tua..................49
10. Tabel data Hasil Angket Tentang Kepribadian Anak..................................50
11. Tabel distribusi Hasil Angket Tentang Kepribadian Anak.........................52
12. Tabel distribusi frekuensi antara pola asuh orang tua terhadap
kepribadian anak di Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu
Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat...................................................53
13. Tabel Kerja Perhitungan Chi Kuadrat (2) tentang pola asuh
orang tua terhadap kepribadian di Desa Gilang Tunggal Makarta
Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat Distribusi Hasil
Angket Tentang Kepribadian Anak.............................................................54
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
19
1. Gambar denah lokasi Desa Gilang Tunggal Makarta............................92
2. Gambar struktur organisasi pemerintahan Desa Gilang Tuggal Makarta
Kecamatan Lambu Kibang Kab. Tulang Bawang Barat.......................93
3. Gambar struktur organisasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang..................94
4. Gambar struktur organisasi Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Desa (LPMD) Desa Gilang Tunggal Makarta
Kec. Lambu Kibang ........................................................................95
5. Gambar struktur organisasi Pemberdayaan Dan Kesejahteraan
Keluarga (PKK) Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu
Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat ............................................96
DAFTAR LAMPIRAN
20
Lampiran Hal
1. Surat Tugas............................................................................................60
2. Surat Bimbingan Skripsi........................................................................61
3. Surat Izin Research................................................................................62
4. Surat Keterangan Penelitian.......................................................63
5. Hasil uji coba instrumen penelitian.......................................................64
6. Tabel 14. Tabulasi data jawaban dari 15 responden tentang pola asuh
orang tua................................................................................................65
7. Tabel 15. Perhitungan korelasi product moment item
nomor 1..............................................................................................66
8. Tabel 16. Kriteria Indeks Validitas............................................67
9. Tabel 17. Analisis soal pada 15 responden untuk 20 butir soal
pertanyaan..............................................................................................69
10. Tabel 18. Perhitungan korelasi product moment antara
skor ganjil (X) dan skor genap (Y)............................................70
11. Tabel 19. Tabulasi data jawaban dari 15 responden tentang
kepribadian anak....................................................................................72
12. Tabel 20. Analisis soal pada 15 responden untuk 20 butir soal
pertanyaan..............................................................................................74
13. Tabel 21. Perhitungan korelasi product moment antara skor
ganjil (X) dan skor genap (Y)......................................................75
14. Angket ..................................................................................................77
15. Kartu Bimbingan Skripsi.......................................................................85
21
16. Nilai Kai Kuadrat untuk berbagai df.....................................................91
17. Denah lokasi desa Gilang tunggal Makarta...........................................92
18. Struktur organisasi pemerintahan Desa Gilang Tuggal Makarta
Kecamatan Lambu Kibang Kab. Tulang Bawang Barat.......................93
19. Struktur organisasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Gilang
Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang.......................................94
20. Struktur organisasi Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Desa (LPMD) Desa Gilang Tunggal Makarta
Kec.Lambu Kibang .........................................................................95
21. Struktur organisasi Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga
(PKK) Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang
Kabupaten Tulang Bawang Barat .........................................................96
22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak adalah anugrah terindah sekaligus amanah atau
titipan Allah yang diberikan kepada setiap orang tua. Setiap
anak yang lahir ke dunia berada dalam keadaan suci (fitrah).
Ia ibarat kertas putih yang kosong, belum mempunyai coretan
di dalam kehidupannya. Dalam masa perkembangannya, ia
dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitarnya, terutama
keluarga. Sebagaimana sabda Rosulullah SAW. yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagai berikut:
ِِِهِ اَوْكُلُّ َموْ لُوْ دٍ يُوْ لَدُ عَلَى اْلفِطَْر َرا ن ِِِهِ اَوْ يُنَصِِِّ ِِوِّ دَا ن َِِوَا هُ يُهَ ِِاَ ب ةِ فَ
يَُمجَِّسا نِهِ (رواه البخارى ومسلم)
Artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah
(percaya kepada Allah), maka kedua orang tuanyalah yang
menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani atau
Majusi”. (H.R Bukhari)1
Orang tua memiliki kedudukan dan peran yang sangat
penting bagi kehidupan dan masa depan anaknya. Saat anak
lahir ke dunia, ia berada dalam keadaan suci, belum11. Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Agama dalam Islam, (Jakarta:
Pustaka Amani, 1995), h. 156
23
mempunyai dosa dan ia dapat menerima ajaran Islam dengan
penuh kelapangan. Akan tetapi faktor lingkungan
sekitarnyalah (keluarga) yang membuat ia menjadi seorang
muslim atau non muslim, yang membuat ia memiliki
kepribadian baik atau tidak baik, seperti mengerjakan sholat
fardu, mengaji, tidak suka berkelahi, tidak suka menjahili
teman, suka menolong, sopan santun, dan menjaga
kebersihan. Kepribadian merupakan sifat hakiki individu yang
tercermin pada sikap dan perbuatannya yang membedakan
dirinya dari yang lain.
Betapa pentingnya peran orang tua dalam pembentukan kepribadian anak.
Salah satu faktor yang mempunyai peranan penting dalam kepribadian anak
adalah pengasuhan. Pola asuh orang tua merupakan cara yang digunakan
orang tua dalam mengasuh, membimbing, dan mendidik anaknya. Orang tua
berhak memilih pola asuh yang dapat diterapkan dalam kehidupan keluarga.
Tetapi, apabila pola asuh yang diterapkan orang tua keliru, maka yang akan
terjadi bukan kepribadian yang baik, sebaliknya akan menambah buruk
kepribadian anak.
Di Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten
Tulang Bawang Barat terdapat beberapa pola asuh yang dilaksanakan oleh
orang tua, yaitu pola asuh otoriter, permisif, dan demokratis. Pola asuh otoriter
yaitu pola asuh yang bersifat pemaksaan, keras, dan kaku. Dalam pola asuh ini
orang tua membuat aturan yang harus dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa mau
24
tahu perasaan anaknya. Pola asuh otorier dapat menghambat atau bahkan
menghilangkan potensi yang dimiliki anak, karena anak-anak kurang
mendapat penjelasan yang rasional dan memadai atas segala aturan, kurang
dihargai pendapatnya, dan orang tua kurang sensitif terhadap kebutuhan
anaknya. Akibatnya anak menjadi tidak percaya diri, minder, dan penakut.
Dalam pola asuh permisif, orang tua cenderung cuek terhadap anak, orang
tua memberi kebebasan kepada anak tanpa memberi pengawasan yang cukup.
Jadi apapun yang dilakukan anak diperbolehkan. Dampak dari pola asuh ini
anak bertindak sesuka hati, menganut pola hidup bebas aturan, dan selalu
memaksakan kehendak.
Sedangkan pola asuh demokratis yaitu pola asuh yang mempunyai ciri
orang tua mendorong anak untuk membicarakan apa yang diinginkan dan
terjadi kerjasama yang baik antara anak dan orang tua. Jadi dalam pola asuh
ini komunikasi tidak bersifat satu arah, tidak hanya orang tua yang
memutuskan segala sesuatu tapi anak juga diberikan kesempatan untuk
menyampaikan pendapatnya sedangkan orang tua mempertimbangkan.
Orang tua diharapkan dapat memilih pola asuh yang tepat dan ideal bagi
anak, yang bertujuan mengoptimalkan perkembangan anak dan yang paling
utama pola asuh yang diterapkan bertujuan menanamkan nilai-nilai agama
pada anak, sehingga dapat mencegah dan menghindari segala bentuk dan
perilaku yang menyimpang di kemudian hari.
Dari penjelasan di atas, dapat dimaknai bahwa penerapan pola asuh
orang tua dapat berpengaruh pada kepribadian yang dimiliki anak.
25
Apabila anak mendapatkan pola asuh yang baik, dimungkinkan anak
tersebut mempunyai kepribadian yang baik. Begitu sebaliknya jika
pola asuh orang tua kurang baik maka kepribadian anak pula
kurang baik.
Secara teori pola asuh demokratis merupakan pola asuh
yang efektif diterapkan oleh orang tua dibandingkan pola
asuh permisif dan otoriter. Namun fenomena di lapangan
menunjukkan bahwa orang tua sudah menerapkan pola asuh
demokratis, tetapi masih banyak anak yang memiliki
kepribadian kurang baik, seperti jarang mengerjakan sholat
fardu, kadang-kadang mengaji, suka berkelahi, suka menjahili
teman, tidak suka menolong, kurang memiliki sopan santun,
dan kurang menjaga kebersihan.
Hal ini menunjukkan bahwa pola asuh yang baik belum
bisa membentuk kepribadian anak yang baik. Maka dengan
demikian, penulis ingin meneliti lebih lanjut atau melakukan
penelitian secara mendalam.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang penulis kemukakan di atas maka dapat
ditarik identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Anak jarang/malas mengerjakan sholat
2. Anak jarang/malas untuk mengaji
26
3. Anak suka berkelahi
4. Anak suka menjahili teman
5. Anak tidak suka menolong
6. Anak kurang memiliki sopan santun
7. Anak kurang menjaga kebersihan
8. Kepribadian anak di Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan
Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat masih ada
yang kurang baik.
9. Penerapan pola asuh orang tua yang baik belum sepenuhnya menunjukkan
kepribadian anak yang baik.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari kemungkinan meluasnya masalah yang akan diteliti,
maka dengan ini penulis membatasi masalah sebagai berikut:
1. Pola asuh orang tua
a. Pola asuh orang tua yang baik yaitu pola asuh demokratis.
b. Pola asuh yang kurang baik yaitu pola asuh permisif dan otoriter.
2. Kepribadian anak
a. Batasan kepribadian baik yaitu mengerjakan sholat
fardu, mengaji, tidak suka berkelahi, tidak suka
27
menjahili teman, suka menolong, sopan santun, dan
menjaga kebersihan.
b. Batasan kepribadian kurang baik yaitu jarang
mengerjakan sholat fardu, kadang-kadang mengaji,
suka berkelahi, suka menjahili teman, tidak suka
menolong, kurang memiliki sopan santun, dan kurang
menjaga kebersihan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka penulis dapat mengemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah ”Adakah pengaruh pola asuh orang tua terhadap kepribadian anak di
Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang
Bawang Barat?”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui pola asuh orang tua di Desa Gilang Tunggal
Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat.
28
b. Untuk mengetahui kepribadian anak di Desa Gilang Tunggal Makarta
Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat.
c. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pola asuh orang tua
terhadap kepribadian anak.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
a. Secara teoritis, penelitian ini berguna sebagai sumbangsih pemikiran
yang dapat memperkaya informasi dalam upaya menerapkan pola asuh
orang tua terhadap kepribadian anak.
b. Secara praktis, penelitian ini berguna untuk membantu orang tua dalam
menerapkan pola asuh dalam pembentukan kepribadian anak.
F. Penelitian Relevan
Penelitian yang berjudul Pengaruh Pola Asuh Orang Tua
Terhadap Kepribadian Anak di Desa Gilang Tunggal Makarta
Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat belum
pernah dilakukan sebelumnya, tetapi penelitian yang hampir serupa pernah
dilakukan:
1. Penelitian Istiana (2012) yang berjudul ”Pengaruh
Lingkungan Masyarakat Terhadap Kepribadian Remaja
Islam di Desa Ngestirahayu Kecamatan Punggur
Kabupaten Lampung Tengah.“
29
Tujuan penelitiannya yaitu untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh antara lingkungan masyarakat
terhadap kepribadian remaja Islam di desa ngestirahayu
kecamatan punggur kabupaten lampung tengah.
Metode yang digunakan adalah deskriptif kuatitatif
dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini dalah seluruh remaja Islam yang berusia
13-21 tahun sebanyak 430 orang. Sampelnya adalah 43
orang. Metode analisis datanya adalah Chi Kuadrat.
Variabel bebasnya adalah lingkungan masyarakat,
sedangkan variabel terikatnya adalah kepribadian
remaja Islam. Data dikumpulkan menggunakan
kuisioner. Hasil dari penelitian ini yaitu ada pengaruh
antara lingkungan masyarakat terhadap kepribadian
remaja Islam di Desa Ngestirahayu Kecamatan Punggur
Kabupaten Lampung Tengah. Uji statistik Chi kuadrat
menunjukkan harga yang diperoleh dari chi kuadrat hitung sebesar ∑
12,004 dan setelah dikonsultasikan dengan chi kuadrat tabel pada taraf
1% sebesar 9,21. Artinya harga chi kuadrat hitung lebih besar dari
harga tabel.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
penulis adalah variabel terikatnya yaitu kepribadian, metode
penelitian yang digunakan yaitu metode korelasi dengan pendekatan
30
kuantitatif, metode analisis. Sedangkan perbedaanya yaitu variabel
bebasnya, populasi, dan instrumen penelitiannya.
2. Penelitian Ratna Furi Handayani (2013) yang berjudul
“Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Tingkat
Kenakalan Anak di Kelurahan Gemah Kecamatan
Pendurungan Kota Semarang.”
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola
asuh orang tua terhadap tingkat kenakalan anak di
Kelurahan Gemah Kecamatan Pendurungan Kota
Semarang. Jenis penelitian korelasional dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah pola asuh orang tua
sedangkan variabel terikatnya adalah tingkat kenakalan
remaja. Metode analisis data menggunakan regresi
linier dan produck moment. Hasil penelitian ini adalah
bahwa pola asuh orang tua mempengaruhi tingkat
kenakalan anak di Kelurahan Gemah Kecamatan
Pendurungan Kota Semarang, bahwa besar
pengaruhnya adalah 0,93 yang interpretasinya adalah
tinggi.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
penulis adalah variabel bebasnya yaitu pola asuh orang tua, jenis
penelitian yang digunakan yaitu korelasi dengan pendekatan
31
kuantitatif. Sedangkan Perbedaanya adalah variabel terikatnya, dan
metode analisis data.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kepribadian Anak
1. Kepribadian
a. Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah totalitas sifat manusia baik fisik
maupun psikis, yang membedakan antara manusia satu
dengan yang lainnya, yang terbentuk karena hasil
interaksi dengan lingkungannya.2 Definisi lain
menyatakan bahwa “kepribadian adalah satu
pengelompokan tingkah laku seseorang, baik yang
tampil atau masih dalam bentuk potensi yang
menunjukkan kekhasan seseorang, sehingga dianggap
berbeda dengan yang lainnya”.3
Sedangkan menurut Saktiyono kepribadian
(personality) memuat pola-pola perilaku seseorang yang2 . Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2007), h. 108
3. Rafy Sapuri, Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern, (Jakarta: PTRajaGrafindo Persada, 2009), h. 151
32
diperlihatkan melalui berbagai situasi, atau karakteristik
psikologis seseorang yang menuju pada pola-pola
perilakunya.4
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami
bahwa yang dimaksud dengan kepribadian adalah
segala tingkah laku atau perbuatan seseorang yang
nampak atau nyata dalam segi dan aspek kehidupan
yang membedakan dirinya dari yang lain yang
kemudian menimbulkan kesan pada orang lain,
misalnya dalam tindakan, ucapan, dan cara bergaul.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian
Kepribadian itu berkembang dan mengalami
perubahan-perubahan. Akan tetapi dalam
perkembangannya itu makin terbentuk pola-pola yang
tetap khas, sehingga merupakan ciri-ciri yang unik bagi
setiap individu. Hal yang demikian itu dapat terjadi
karena adanya faktor yang mempengaruhinya. Faktor-
faktor tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Faktor biologisYaitu yang berhubungan dengan keadaan jasmaniatau sering pula disebut faktor fisiologis. Keadaanjasmani setiap orang sejak dilahirkan telahmenunjukkan adanya perbedaan-perbedaan. Adayang diperlukan dari keturunan adapula yang
4. Saktiyono B. Purwoko, Psikologi Islami Teori dan Penelitian, (Bandung:Saktiyono WordPress, 2012), h. 98
33
merupakan pembawaan anak atau orang masing-masing. Keadaan fisik yang berasal dari keturunanmaupun yang merupakan pembawaan yangdibawa sejak lahir itu memainkan peranan yangpenting pada kepribadian seseorang.
2) Faktor sosialYang dimaksud faktor sosial adalah masyarakat,yakni manusia lain disekitar individu yangmempengaruhi individu bersangkutan, termasukperaturan-peraturan, bahasa dan sebagainya yangberada dalam masyarakat itu.
3) Faktor budaya Kebudayaan tumbuh dan berkembang di dalammasyarakat dan kebudayaan itu pada setiapdaerah/negara berbeda-beda. Perkembangan danpembentukan kepribadian muslim seseorang tidakdapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat dimana orang itu tinggal/dibesarkan, baik nilai-nilaikehidupan, adat istiadat, pengetahuan,keterampilan dan sebagainya.5
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
antara lain: fisik, intelegensi, jenis kelamin, teman
sebaya, keluarga, kebudayaan, lingkungan dan sosial
budaya, serta faktor internal dari dalam diri individu
seperti tekanan emosional.6 Sedangkan menurut
pendapat lain “faktor yang mempengaruhi kepribadian,
yaitu: heredity/pembawaan, pengalaman-pengalaman
aktual bagi individu, dan kebudayaan”.7
5. M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2007), Cet. 23, h. 160
6. Yudrik Jahya, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 1,h. 67
7. M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta:CV Pedoman Ilmu Jaya, 2004), Cet. 4, h. 103
34
Dari pendapat di atas, maka secara garis besar
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian
seseorang itu adalah terdiri dari dua faktor utama, yaitu
faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri
orang tersebut seperti keadaan fisik dan mental serta
pembawaan. Dan kedua adalah faktor eksternal yang
merupakan faktor yang berasal dari luar diri seseorang
tersebut seperti pengaruh lingkungan dan lain
sebagainya.
c. Tipe-tipe Kepribadian
Eduard Spranger di dalam buku “Psikologi
Perkembangan” yang ditulis oleh Abu Ahmadi, membagi
kepribadian manusia menjadi 6 tipe yaitu:
1) Manusia TeoriOrang-orang ini berpendapat ilmu pengetahuanpaling penting, berada di atas segala-galanya.Pengetahuanlah yang paling berkuasa. Orang inisuka membaca, senang berdiskusi tentang teori-teori ilmu pengetahuan, suka menyelidikikebenaran/mengadakan penelitian, cenderungmenyendiri ketimbang mengobrol dengan oranglain.
2) Manusia EkonomiNilai yang paling penting bagi orang ini adalahuang (ekonomi). Semboyannya ialah time ismoney. Segala usahanya ditunjukkan padapenguasaan materi/uang sebanyak-banyaknya.Tujuan hidupnya mencapaikebahagiaan melaluiharta kekayaan. Setiap kegiatan selalu
35
diperhitungkan laba-ruginya. Mereka rajin bekerjadan tidak mau membuang waktu secara percuma.
3) Manusia SosialBagi orang ini, nilai-nilai sosial palingmempengaruhi jiwanya. Mereka memiliki sifat,seperti senang bergaul, suka membantu orang lainyang mengalami kesulitan, suka bekerja samadalam menyelesaikan suatu persoalan, mauberkorban demi kepentingan orang banyak.
4) Manusia PolitikNilai yang terpenting bagi orang ini adalah politik.Sifat orang ini suka membicarakan soal politik danketatanegaraan, mengikuti pergolakan di dalamdan di luar negeri, mengagumi tokoh-tokohnegarawan. Dalam segala kepentingannya dimasyarakat, ia selalu ingin menonjolkan diri daningin menguasai orang lain.
5) Manusia SeniJiwa orang ini selalu dipengaruhi oleh nilai-nilaikesenian. Sebagia besar waktunya dipergunakanuntuk mengabdi kepada kesenian. Paling berhargadalam pandangan mereka adalah segala sesuatuyang memiliki nilai seni (keindahan). Orang inisuka menyendiri, jauh dari kebisingan dankemewahan.
6) Manusia SalehOrang ini pecinta nilai-nilai agama. Bagi merekayang paling penting dalam hidup ini ialahmengabdi kepada Tuhan yang maha Esa. Merekaselalu ingin berbuat kebaikan terhadap orang lainserta melaksanakan syariat agamanya semaksimalmungkin. Dalam semua tindak-tanduknya, iasenantiasa memperhatikan ajaran-ajaran agama.8
Mengutip dari pendapat di atas dapat dipahami
bahwa Eduard Spranger membagi tipe kepribadian
menjadi 6 tipe, yaitu manusia teori, manusia ekonomi,
8. Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PTRineka Cipta, 2005), Cet. 1, h. 163
36
manusia sosial, manusia politik, manusia seni, dan
manusia saleh. Adapun kepribadian yang penulis
maksud dalam penelitian ini adalah manusia saleh.
Manusia saleh yaitu orang yang taat pada ajaran
agama, orang ini senang dengan masalah-masalah
agama, pecinta nilai-nilai agama. Bagi mereka yang
paling penting dalam hidup ini ialah mengabdi kepada
Tuhan yang maha Esa. Mereka selalu ingin berbuat
kebaikan terhadap orang lain serta melaksanakan
syariat agamanya semaksimal mungkin. Dalam semua
tindak-tanduknya, ia senantiasa memperhatikan ajaran-
ajaran agama. Seperti mengerjakan sholat fardu,
mengaji, tidak suka berkelahi, tidak suka menjahili
teman, suka menolong, sopan santun, dan menjaga
kebersihan.
2. Anak
a. Pengertian Anak
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia “anak
adalah keturunan yang kedua”.9 Masih dalam KBBI
“anak adalah manusia yang masih kecil”.10
9. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisike tiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 41
10. Ibid.
37
Definisi yang lain menyebutkan bahwa “anak
adalah amanah bagi kedua orang tuanya”.11 Dalam
ajaran islam anak merupakan nikmat yang paling besar
dan berharga yang diberikan Allah swt kepada para
orang tua. Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Kahfi ayat 46
sebagai berikut:
Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan
kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi
saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta
lebih baik untuk menjadi harapan.”(Q.S Al-Kahfi: 46)12
Dari uraian diatas dapat dimaknai bahwa anak
adalah manusia atau seseorang yang belum dewasa,
anugrah sekaligus titipan dari Allah yang harus dijaga
dan sebagai amanah bagi para orang dewasa terutama
orang tua dimana orang tua memiliki tanggung jawab
kepada anaknya dalam berbagai hal, baik
pemeliharaan, pendidikan, pembinaan , maupun masa
depannya.
b. Batasan Usia Anak
11. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Mendidik Anak Bersama Nabi,(Solo: Pustaka Arafah, 2004), Cet. 2, h. 19
12. Q.S al-Kahfi (18): 46
38
Disebut masa anak oleh karena anak itu sendiri
tidak mau lagi dianggap atau diperlakukan lagi sebagai
kanak-kanak atau anak kecil.13 Masa kanak-kanak yaitu
sejak lahir sampai 5 tahun, masa anak yaitu 6 sampai
12 tahun , masa pubertas yaitu 13 sampai kurang lebih
18 tahun bagi anak putri dan sampai 22 tahun bagi
anak putra, masa adoselen sebagai masa transisi
kepada masa dewasa.14
Sedangkan menurut pendapat lain “masa bayi dan
kanak-kanak umur 0-6 tahun, masa sekolah atau
pertengahan kanak-kanak umur 6-12 tahun, masa
remaja umur 12-18 tahun, masa awal dewasa umur 18-
30 tahun, masa dewasa pertengahan umur 30-50 tahun,
masa tua umur 50 tahun keatas”.15
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa yang
dimaksud masa anak adalah pada usia 6 sampai 12
tahun. Usia 6 sampai 12 tahun dapat disebut juga masa
usia sekolah dasar karena pada usia ini anak biasanya
duduk di sekolah dasar.
c. Karakteristik Perkembangan Anak
13. Agoes Soejanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005),Cet. 8, h. 68
14. Ibid., h. 115. Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), Cet. 3, h. 25
39
Menurut Samsul Yusuf karakteristik perkembangan
pada masa anak (masa usia sekolah dasar) adalah:
1) Perkembangan IntelektualPada usia sekolah dasar (6-12 tahun) anak sudahdapat mereaksi rangsangan intelektual, ataumelaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntutkemampuan intelektual atau kemampuan kognitif(seperti: membaca, menulis, dan menghitung).
2) Perkembangan SosialPada usia ini, anak mulai memiliki kesanggupanmenyesuaikan diri sendiri (egosentris) kepadasikap yang kooperatif (bekerja sama) atausosiosentris (mau memperhatikan kepentinganorang lain). Anak dapat berminat terhadapkegiatan-kegiatan teman sebayanya, danbertambah kuat keinginannya untuk diterimamenjadi anggota kelompok. Dia merasa tidaksenang apabila tidak diterima dalam kelompoknya.
3) Perkembangan MoralPada usia sekolah dasar, anak sudah dapatmengikuti pertautan atau tuntutan dari orang tuaatau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini,anak sudah dapat memahami alasan yangmendasari suatu peraturan. Disamping itu anaksudah dapat mengasosiasikan setiap bentukperilaku dengan konsep benar-salah atau baik-buruk.
4) Perkembangan Penghayatan KeagamaanPada usia sekolah dasar merupakan masapembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutanperiode sebelumnya. Kualitas keagamaan anakakan sangat dipengaruhi oleh prosespembentukan pendidikan yang diterimanya.Berkaitan dengan hal tersebut, pendidikan agamadi sekolah dasar mempunyai peranan sangatpenting. Oleh karena itu, pendidikan agama(pengajaran, pembiasaan, dan penanaman nilai-nilai) di sekolah dasar harus menjadi perhatiansemua pihak yang terlibat dalam pendidikan di SD,bukan hanya guru agama tetapi kepala sekolahdan guru-guru yang lainnya. Apabila semua pihak
40
yang terlibat itu telah memberikan contoh (suriteladan) dalam melaksanakan nilai-nilai agamayang baik, maka pada diri peserta didik maka akanberkembang sikap yang positif terhadap agamadan pada gilirannya akan berkembang pulakesadaran beragama pada dirinya.16
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa orang
yang berusia 6 sampai 12 tahun atau usia sekolah dasar
disebut juga sebagai masa berkelompok atau masa
intelektual. Pada masa ini anak sudah mulai menguasai
keahlian membaca, menulis, dan berhitung. Dalam
periode ini mereka berinteraksi dengan dunia sosial
yang lebih luas dari keluarga. Anak juga sudah bisa
mengasosiasikan bentuk perilaku yang baik dan yang
buruk. Pada masa ini anak juga diharapkan memperoleh
pengetahuan tentang keagamaan dengan baik.
Jadi pada usia mulai 6 tahun, anak sudah bisa
menerima apa-apa yang diberikan orang dewasa atau
orang tua, maka mendidik dan mengasuh anak dalam
hal pembentukan kepribadian wajib diberikan pada anak
usia 6 sampai 12 tahun agar anak memiliki kepribadian
yang baik, terutama dalam hal keagamaan.
16. Syamsu Yusuf , Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung:Rosda, 2004), Cet. 5, h. 178-184
41
B. Pola Asuh Orang Tua
1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua
Berdasarkan tata bahasanya, pola asuh terdiri dari
kata pola dan asuh. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, “kata pola berarti gambar, corak, sistem,
bentuk”.17 Sedangkan “kata asuh mengandung arti
menjaga, merawat, mendidik, membimbing, membantu”.18
Orang tua adalah orang yang pertama dan terakhir
yang bertanggungjawab mendidik dengan keimanan dan
akhlak membentuknya dengan kematangan rasional dan
keseimbangan serta mengarahkan nya kepada pemilikan
bekal yang bermanfaat dan bermacam-macam
kebudayaan.19 Sedangkan menurut Zakiah Daradjat “Orang
tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup
anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka,
merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung,
yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak
yang sedang bertumbuh”.20
Dengan demikian dapat dipahami bahwa orang tua
adalah orang pertama dan terakhir yang memiliki17. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar., h. 88418.Ibid., h. 7319. Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Agama dalam Islam, (Jakarta:
Pustaka Amani, 1995), h. 72320. Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2010), Cet.
17, h. 67
42
tanggungjawab mendidik anak, atau pembina pribadi yang
pertama dalam hidup anak. Agar kelak mereka dapat
tumbuh menjadi besar dan dewasa agar menjadi penerus
perjuangan dan cita-cita orang tuanya.
Menurut Al. Tridhonanto Pola asuh orang tua adalah:
Suatu keseluruhan interaksi orang tua dan anak, dimana orang tua yang memberikan dorongan bagi anakdengan mengubah tingkah laku, pengetahuan, dan nilai-nilai yang dianggap paling tepat bagi orang tua agaranak bisa mandiri, tumbuh serta berkembang secarasehat dan optimal, memiliki rasa percaya diri, memilikisifat rasa ingin tahu, bersahabat, dan berorientasi untuksukses.21
Definisi lain menyebutkan bahwa “pola asuh orang tua
adalah gambaran tentang sikap dan perilaku orang tua dan
anak dalam berinteraksi, berkomunikasi, selama
mengadakan kegiatan pengasuhan”.22
Jadi yang dimaksud dengan pola asuh orang tua
adalah gambaran, tatacara yang dilakukan orang tua
dalam menjaga, mendidik, serta merawat anaknya dengan
memberikan aturan-aturan dalam rangka memberikan
perhatian, mendidik, membimbing dan melindungi anak.
2. Jenis-jenis Pola Asuh Orang Tua
21. Al. Tridonanto, Mengembangkan Pola Asuh Demokratis, (Jakarta: PT ElexMedia Komputindo, 2014), h. 5
22. Syaiful Bahri Djamarah, Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalamKeluarga, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), Cet. 1, h. 51
43
Terdapat jenis-jenis pola asuh orang tua yaitu :
a. Pola Asuh Otoriter
Dalam pola asuh ini orang tua cenderung lebih
banyak memerintah dan melarang anak. Anak tidak
boleh begini, tidak boleh begitu. Anak harus melakukan
ini dan itu sesuai perintah orang tua, tanpa
memperhatikan keinginan anak.23 Menurut pendapat
lain “dalam pola asuh otoriter orang tua merupakan
sentral artinya segala ucapan, perkataan maupun
kehendak orang tua dijadikan patokan (aturan) yang
harus ditaati oleh anak-anak”.24
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa pola
asuh otoriter merupakan pola asuh yang bersifat
pemaksaan, keras, dan kaku, dalam pola asuh ini orang
tua membuat aturan yang harus dipatuhi oleh anak-
anaknya tanpa mau tahu perasaan anaknya.
Ciri-ciri pola asuh otoriter, yaitu:
1) Orang tua selalu berusaha membentuk,mengontrol, mengevaluasi perilaku dan tindakansesuai aturan.
2) Kepatuhan anak merupakan nilai yangdiutamakan, dengan memberlakukan hukumanmanakala terjadi pelanggaran.
3) Orang tua kurang menghargai pendapat anak.
23. Meity H. Idris, Pola Asuh Anak, (Jakarta: Luxima, 2012), h. 3824. Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama,
(Bandung: PT Refika Aditama, 2007), Cet. 1, h. 206
44
4) Orang tua kurang sensitif terhadap kebutuhan danpersepsi anak.25
Pengaruh pola asuh otoriter terhadap
perkembangan anak adalah:
1) Anak menjadi tidak percaya diri, minder ataupenakut
2) Anak cenderung menjadi pemberontak bahkandapat menjadi pribadi yang kacau (tidakterkendali)
3) Anak cenderung membenci figur penguasa4) Menghambat perkembangan kreativitas anak26
b. Pola Asuh Permisif
Kebalikan dari pola asuh otoriter, disini orang tua
justru merasa tidak peduli dan cenderung memberi
kesempatan dan kebebasan secara luas kepada
anaknya.27 Pola asuh permisif biasanya dilakukan oleh
orang tua yang terlalu baik, cenderung memberi banyak
kebebasan pada anak-anak dengan menerima dan
memaklumi segala perilaku, tuntutan dan tindakan
anak, namun kurang menuntut sikap tanggungjawab
dan keteraturan perilaku anak.28
Jadi pola asuh permisif adalah pola asuh orang tua
yang cenderung memberikan kebebasan kepada anak
25. Sri Lestari, Psikologi Keluarga, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 4826. Meity H. Idris, Pola Asuh., h. 4027. Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan., h. 20728. Sri Lestari, Psikologi Keluarga., h. 48
45
secara luas, anak bebas bertindak tanpa diawasi oleh
orang tuanya.
Ciri-ciri pola asuh permisif:
1) Orang tua bersikap Acceptance tinggi namunkontrolnya rendah, anak diizinkan membuatkeputusan sendiri dan dapat berbuatsekehendaknya sendiri.
2) Orang tua memberi kebebasan kepada anakuntuk menyatakan dorongan dan keinginannya.
3) Orang tua kurang menetapkan hukuman padaanak bahkan hampir tidak menggunakanhukuman.29
Pengaruhnya terhadap perkembangan anak adalah:
1) Anak cenderung manja dan egois
2) Anak tidak suka bekerja keras
3) Anak merasa ditelantarkan sehingga sulit untuk
sukses
4) Anak kurang memiliki kedisiplinan30
c. Pola Asuh Demokratis
Inti dari pola asuh ini adalah komunikasi atau
musyawarah antara anak dan orang tua dalam
menentukan hal-hal yang berkaitan dengan anak. Jadi,
anak bisa melakukan apa yang ia mau, namun orang
tua tetap berperan sebagai pengarah dan pengontrol.31
29. Al. Tridonanto, Mengembangkan Pola., h. 1430. Meity H. Idris, Pola Asuh., h. 4031. Ibid., h. 42
46
Dari pengertian di atas dapat dipahami pola asuh
demokratis adalah pola asuh yang menitikberatkan
pada kebebasan untuk berbuat menurut kemampuan,
namun orang tua tetap memperhatikan dan
memberikan pengawasan kepada anaknya.
Ciri-ciri pola asuh demokratis:
1) Anak diberi kesempatan untuk mandiri danmengembangkan kontrol internal.
2) Anak diakui sebagai pribadi oleh orang tua dandilibatkan dalam pengambilan keputusan.
3) Menetapkan peraturan serta mengatur kehidupananak.
4) Memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapitidak ragu-ragu mengendalikan mereka.
5) Bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidakberharap yang berlebihan yang melampauikemampuan anak.
6) Memberikan kebebasan kepada anak untukmemilih dan melakukan suatu tindakan.
7) Pendekatan kepada anak bersifat hangat.32
Pengaruhnya terhadap perkembangan anak adalah:
1) Anak lebih percaya diri 2) Anak mengerti apa yang menjadi keinginan orang
tua3) Ada kemungkinan besar, anak untuk tumbuh
menjadi anak yang ramah4) Dapat mendukung perkembangan kreativitas33
32. Al. Tridonanto, Mengembangkan Pola., h. 1633. Meity H. Idris, Pola Asuh., h. 42
47
Dari pendapat di atas, maka secara garis besar jenis-
jenis pola asuh orang tua adalah terdiri dari pola asuh
otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh demokratis.
C. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian
Anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap kepribadiana
anak dimaksudkan sebagai upaya orang tua dalam
membentuk kepribadian anak dan membinanya sehingga
anak memiliki kepribadian yang baik.
Kepribadian yang baik yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah kepribadian manusia saleh. Dalam konteks Islam
kata saleh mengandung arti sesuatu yang bersifat baik, jadi
penulis memaknai bahwa kepribadian manusia saleh adalah
kepribadian yang baik, sedangkan kepribadian yang
berlawanan dengan kepribadian manusia saleh adalah
kepribadian yang kurang baik.
Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak
memiliki peran dan tanggungjawab yang sangat besar
terhadap anak-anaknya. Keprihatinan orang tua yang dalam
terhadap anak seringkali memaksa orang tua bertindak tidak
tepat. Keyakinan orang tua yang keliru, yang menganggap
48
bahwa anak-anak tidak akan menjadi baik dan maju tanpa
pengaruh dari orang dewasa, dan cenderung menyebabkan
benih-benih pertentangan. Misalnya seperti, anak menolak
untuk belajar, menolak untuk sholat, menolak untuk mengaji,
dan lain-lain.
Menurut Agoes Dariyo pola asuh demokratis merupakan
pola asuh yang efektif diterapkan oleh orang tua dalam
membentuk kepribadian anak.
“pola asuh yang efektif untuk pengembangan kepribadiandiri ditandai dengan komunikasi dua arah antara orang tuadan anak-anaknya. Oleh karena itu pola asuh demokratiscenderung memberi pengaruh yang lebih baik untukpengembangan kepribadian diri anak dibandingkan polaasuh permisif dan otoriter”.34
Berdasarkan teori di atas, penulis memaknai bahwa pola
asuh demokratis adalah pola asuh yang baik sedangkan pola
asuh permisif dan otoriter adalah pola asuh yang kurang baik.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa pola asuh
orang tua akan sangat berpengaruh terhadap kepribadian
anak. Karena perlakuan orang tua dalam keluarga akan ditiru
dan diikuti oleh anak-anaknya dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, orang tua harus dapat memilih dan
menerapkan pola asuh yang tepat untuk anak-anaknya.
D. Hipotesis Penelitian
34. Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan., h. 214
49
Sebelum Penulis mengajukan hipotesis, terlebih dahulu
kita harus mengetahui arti dari hipotesis itu sendiri. Sehingga
pengajuan hipotesis tidak meyimpang jauh dari permasalahan
yang dibahas.
Hipotesis adalah pernyataan yang dirumuskan sebagai
jawaban (sementara) terhadap pertanyaan.35 Sementara itu
Amiruddin dan Zainal Asikin mengemukakan bahwa hipotesis
adalah “pernyataan yang masih lemah, maka perlu dibuktikan
untuk menegaskan apakah suatu hipotesis diterima atau
harus ditolak berdasarkan fakta atau data empirik yang telah
dikumpulkan dalam penelitian”.36
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Ha = Ada pengaruh pola asuh orang tua terhadap
kepribadian anak di Desa Gilang Tunggal Makarta,
Kecamatan Lambu Kibang, Kabupaten Tulang Bawang Barat.
Ho= Tidak ada pengaruh pola asuh orang tua terhadap
kepribadian anak di Desa Gilang Tunggal Makarta, Kecamatan
lambu Kibang, Kabupaten Tulang Bawang Barat.
35. W. Gulo, Metode Penelitian, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), Cet. 1, h. 2736. Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum,
(Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004), h. 58
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat korelasi sebab akibat atau penelitian pengaruh.
Suharsimi arikunto mengemukakan pendapatnya “Dinamakan penelitian
sebab-akibat karena antara keadaan pertama dengan yang kedua terdapat
hubungan sebab akibat. Keadaan pertama diperkirakan menjadi penyebab
yang kedua. Keadaan pertama berpengaruh terhadap yang kedua”.37
Apabila dikaitkan dengan penelitian ini maka dapat dijelaskan bahwa
variabel pertama (bebas) yaitu “pola asuh orang tua” diperkirakan menjadi
sebab/berpengaruh terhadap variabel kedua (terikat) yaitu “kepribadian”.
Sedangkan pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif, artinya menekankan analisisnya pada data-data
numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika.38
Dari uraian diatas, dapat penulis maknai bahwa jenis penelitian yang
penulis lakukan adalah penelitian korelasi sebab-akibat atau pengaruh
menggunakan pendekatan kuantitatif. Dengan pendekatan kuantitatif penulis
ingin mengetahui apakah ada pengaruh pola asuh orang tua terhadap
kepribadian anak di Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang
Kabupaten Tulang Bawang Barat dengan cara mengkuantifikasikan indikator-
37. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h. 76
38. Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian: Aplikasi Praktis, (Jakarta: Ramayanapers, 2008), Cet. 1, h. 24
indikator dari masing-masing variabel baik variabel bebas maupun variabel
terikat.
B. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal
yang didefinisikan yang dapat diamati atau (diobservasi).39 Jadi definisi
operasional adalah kriteria atau ciri-ciri dari sebuah variabel berupa indikator-
indikator yang dapat diamati.
Variabel dalam penelitian ini ada 2, yaitu:
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pola asuh orang tua. Pola
asuh orang tua adalah gambaran, tatacara yang dilakukan
orang tua dalam menjaga, mendidik, serta merawat
anaknya dengan memberikan aturan-aturan dalam rangka
memberikan perhatian, mendidik, membimbing dan
melindungi anak.
Adapun indikator pola asuh orang tua dalam penelitian
ini yaitu:
a. Pola asuh otoriter
1) Orang tua menentukan aturan-aturan yang harus
ditaati oleh anak
2) Orang tua kurang menghargai pendapat anak
39. Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers,2012), h. 29
39
3) Orang tua memberikan hukuman manakala terjadi
pelanggaran
b. Pola asuh permisif
1) Orang tua memberikan pengawasan yang sangat
longgar kepada anak
2) Orang tua memberikan banyak kebebasan kepada
anak untuk menuruti kemauannya tanpa kontrol
sama sekali
3) Orang tua kurang menegur dan memperingatkan
anak ketika salah
c. Pola asuh demokratis
1) Orang tua memprioritaskan kepentingan anak
2) Orang tua memberikan kebebasan kepada anak
untuk berkreasi dan bereksplorasi dalam berbagai
hal sesuai kemampuan anak
3) Orang tua melakukan diskusi dengan
anak/komunikasi dua arah
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepribadian anak.
Kepribadian adalah segala tingkah laku atau perbuatan
seseorang yang nampak atau nyata dalam segi dan aspek
kehidupan yang membedakan dirinya dari yang lain yang
40
kemudian menimbulkan kesan pada orang lain, misalnya
dalam tindakan, ucapan, dan cara bergaul.
Adapun indikator kepribadian anak dalam penelitian ini adalah
mengerjakan sholat fardu, mengaji, tidak suka berkelahi,
tidak suka menjahili teman, suka menolong, sopan santun,
dan menjaga kebersihan.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan sasaran yang seharusnya diteliti dan pada
populasi itu hasil penelitian diberlakukan.40 Menurut pendapat lain
populasi adalah ”keseluruhan subjek penelitian”.41
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa yang
dimaksud dengan populasi adalah segenap subjek
penelitian baik yang berwujud manusia ataupun unsur
40. Kasiram, Metodologi Penelitian kuantitatif kualitatif, (Malang: UIN-MalikiPress, 2010), Cet. 2, h. 257
41. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian., h.173
41
lainnya yang terdapat dalam ruang lingkungan sebuah
obyek penelitian yang telah ditentukan.
Adapun dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh
orang tua yang masih mempunyai anak yang berusia 6-12 tahun di Desa
Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang
Bawang Barat yang berjumlah 154 KK dengan rincian tertera dengan tabel
dibawah ini:
TABEL 1.Jumlah Orang tua yang memiliki anak usia 6-12 tahun di Desa Gilang
Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2015
NoDusun/
Suku
JumlahKKkeseluruhan
Jumlah KKNon
muslim
Muslim
1 1 64 5 592 2 51 3 483 3 49 2 47
Jumlah 164 10 154
2. Sampel dan Teknik Pengambilannya
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti secara
mendalam.42 Sedangkan menurut pendapat lain sampel adalah ”sebagian
atau wakil populasi yang akan diteliti”.43
Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa yang
dimaksud dengan sampel dalam sebuah penelitian adalah42. Kasiram, Metodologi Penelitian., h. 25843. Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian., h. 80
42
jumlah subyek penelitian tertentu yang diambil dari
populasi sebagai wakilnya dengan besar jumlahnya
disesuaikan dengan kebutuhan dan kehendak peneliti
dengan syarat benar-benar mewakili populasi.
Untuk menentukan siapa saja yang akan dijadikan sampel penelitian,
penulis menggunakan cluster sampling (area sampling), yaitu pengambilan
anggota sampel berdasarkan daerah yang telah ditetapkan.44
Jadi untuk menentukan sampel penelitiannya penulis menetapkan
daerah yang akan menjadi tempat penelitian. Adapun daerah yang penulis
tentukan untuk mengambil anggota sampel adalah Dusun/suku 3.
Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 47 KK.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan salah satu langkah awal yang harus
ditempuh oleh seorang peneliti dalam sebuah penelitian. Pada hakikatnya
penelitian adalah pengumpulan data yang sesungguhnya secara obyektif.
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini ada beberapa teknik yang
penulis gunakan antara lain:
1. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden
44. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 19, h. 83
43
untuk dijawabnya.45 Sedangkan menurut pendapat lain angket adalah
“daftar pertanyaan yang dikirimi kepada responden.”46
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa angket adalah
suatu cara pengumpulan data dengan membagikan daftar pertanyaan
kepada sampel penelitian untuk memperoleh jawaban mengenai masalah
yang akan diteliti.
Adapun angket yang penulis gunakan adalah angket tertutup dalam
arti angket berupa selebaran kertas yang berisi pertanyaan. Metode angket
yang penulis gunakan adalah angket tidak langsung. Kemudian teknis
pemberiannya secara silang, artinya untuk memperoleh data mengenai
kepribadian anak diberikan kepada orang tua, sedangkan untuk
memperoleh data mengenai pola asuh orang tua angket diberikan kepada
anak.
Adapun daftar pertanyaan dalam angket yang diberikan kepada
responden adalah sejumlah 20 item soal yaitu dengan memberikan tanda
(X) pada alternatif jawaban yang dianggap sesuai dengan kriteria sebagai
berikut;
a. Untuk jawaban A diberi skor 3, baik
b. Untuk jawaban B diberi skor 2, cukup
c. Untuk jawaban C diberi skor 1, kurang
45. Ibid., h.14246. W. Gulo, Metode Penelitian, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), Cet. 1, h. 122
44
Penskoran tersebut digunakan untuk pertanyaan yang positif,
sedangkan untuk pertanyaan yang negatif maka digunakan penskoran
sebaliknya.
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari sumber tertulis atau dokumen-dokumen, baik
berupa buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan
harian, dan sebagainya.47
Dari pendapat di atas, jelaslah bahwa yang dimaksud
dengan dokumentasi adalah merupakan metode
pengumpulan data yang digunakan dalam suatu penelitian
dengan cara mencatat beberapa masalah yang sudah
didokumentasikan. Penggunaan metode dokumentasi
dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data
tentang monografi desa, sejarah desa, dan jumlah anak di
Desa Gilang Tunggal Makarta.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih
mudah diolah.48 Dalam hal ini perlu dijelaskan secara rinci bagaimana
47. Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian., h. 10248. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian., h. 203
45
instrumen dirancang dan disusun sesuai dengan indikator yang telah
ditetapkan, sehingga dapat disajikan dalam kisi-kisi pengembangan instrumen
yang menggambarkan jumlah dan urutan item yang ada pada setiap variabel
yang akan dituangkan dalam lembaran instrumen penelitian.
1. Rancangan kisi-kisi instrumen
Kisi-kisi adalah sebuah tabel menunjukkan hubungan antara hal-hal
yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam
kolom.49
Kisi-kisi instrumen menunjukkan kaitan antara variabel yang diteliti
dengan sumber data dari mana data akan diambil, metode yang digunakan
dan instrumen yang disusun.
Ada dua macam kisi-kisi yang harus disusun oleh seorang paneliti
sebelum merancang instrumen yaitu:
a. Kisi-kisi umum adalah kisi-kisi yang dibuat untukmenggambarkan semua variabel yang akan diukur, dilengkapidengan semua kemungkinan sumber data, semua metode daninstrumen yang mungkin dapat dipakai. Yang termuat di dalamkisi-kisi umum ini baru rancangan ideal, tentang apakah semuasumber data, metode dan instrumen tetap akan dipakai atau tidak,tergantung dari ketetapan menurut pertimbangan peneliti.
b. Kisi-kisi khusus yaitu kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkanrancangan butir-butir yang akan disusun untuk semuainstrumen.50
Berdasarkan uraian di atas maka kisi-kisi umum dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
TABEL 2.
49. Ibid., h. 20550. Ibid., h. 206
46
Kisi-kisi umum instrumen variabel penelitian
NoVariabel
Penelitian
Sumberdata
Metode
Instrumen
1Pola asuh
orangtua
Anak Angket Angket
2 Kepribadian anakOrang
tua Angket Angket
Kemudian dalam hal ini penulis menyusun rancangan penyusunan
instrumen berupa kisi-kisi agar dapat menunjukkan pengaruh pola asuh orang
tua dengan kepribadian anak.
TABEL 3.Kisi-kisi khusus instrumen variabel penelitian
VariabelPenelitian Indikator
No.Pertanyaan
1. Pola asuhOrang Tua
1. Pola asuh otoritera. Orang tua
menentukan aturan-aturan yang harus ditaati oleh anak
b. Orang tua kurang menghargai pendapat anak
c. Orang tua memberikan hukuman manakala terjadi pelanggaran
2. Pola asuh permisifa. Orang tua
memberikan pengawasan yang sangat
1,2,
3,4,5
6,7,
8,9,
10, 11,
12,13,
47
longgar kepada anak
b. Orang tua memberikan banyak kebebasan kepada anak untuk menuruti kemauannya tanpa memberi kontrol sama sekali
c. Orang tua kurang menegurdan memperingatkan anak ketika salah
3. Pola asuhdemokratisa. Orang tua
memprioritaskan kepentingan anak
b. Orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk berkreasi dan berekplorasidalam berbagai hal sesuai kemampuan anak
c. Orang tua melakukan diskusi dengan anak / komunikasi dua arah
14,15,16,
17,18,
19,20
48
2. Kepribadian
Anak
a. Mengerjakansholat fardu
b. Mengajic. Tidak suka
berkelahid. Tidak suka
menjahili temane. Suka menolongf. Sopan santung. Menjaga
kebersihan
1,2,3,
4, 5,6,7,8,9,10,11,
12, 13,14,15,16, 17,18,19,20
2. Kalibrasi Instrumen
Kalibrasi instrumen merupakan penyaringan dan penyajian item-item
instrument yang dibuat oleh peneliti untuk mengetahui validitas
(kehandalan) dan reliabilitas (ketetapan/kemantapan). Untuk mengetahui
validitas dan reliabilitas item-item angket, peneliti mengujicobakan angket
pada responden kemudian hasilnya dianalisis.
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-
tingkatan kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.51 Menurut
Sugiyono “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur.”52 Jadi, suatu alat ukur
dikatakan valid, apabila alat ukur tersebut dapat mengukur apa yang
hendak diukur secara tepat, sehingga alat ukur tersebut mempunyai
keterkaitan dengan tujuan penelitian.
Untuk menguji tingkat validitasnya (ketepatan instrumen, penulis
menggunakan teknik kolerasi yang dikemukakan oleh51. Ibid., h. 21152. Sugiyono, Metode Penelitian., h. 121
49
Parson yang dikenal dengan rumus Product Moment
Corelation berikut ini:
rxy = Ʃ xy√(Ʃ x¿¿2)(Ʃ y2)¿keterangan:
rxy : koefisien kolerasi antara variabel X dan
variabel Y
Ʃxy : jumlah perkalian antar X dan Y
Ʃx2 : jumlah kuadrat X
Ʃy2 : jumlah kuadrat Y53
b. Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama.54 Jadi, reliabilitas mempunyai unsur berkelanjutan,
walaupun diajukan terus menerus tidak memberikan perubahan yang
berarti.
Adapun cara untuk mencari koefisien reliabilitas, adalah mencari
korelasi antara skor item ganjil dan skor item genap, dengan
menggunakan rumus product moment. Kemudian dari perhitungan
tersebut baru menunjukkan tingkat perbedaannya saja, dan belum
menunjukkan tingkat reliabilitas. Sehingga untuk mengetahui tingkat
reliabilitasnya , maka akan digunakan rumus Spearman Brown berikut
53. Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Malang: Raja GrafindoPersada,, 2003), h. 191
54. Sugiyono, Metode Penelitian., h. 121
50
ini:
r11=2x r½½
(1+r½½)
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
r½½= rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi
antara dua belahan
instrumen55
F. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dari lapangan, maka data tersebut akan diolah dan
dianalisa dengan menggunakan rumus statistik. Oleh karena kedua datanya
bergejala nominal, maka pengujian dilakukan dengan chi kuadrat (chi square).
χ2=∑ ( fo−fh )2
fh
Keterangan :
χ2 = Chi kuadrat
fo = Frekuensi yang diperoleh dari angket
fh = Frekuensi yang diharapkan56
Setelah data diolah dan dianalisa dengan menggunakan
rumus chi kuadrat, maka langkah selanjutnya adalah55. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian., h. 22456. Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian., (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet.
16, h. 107
51
mengkonsultasikan hasil perhitungan atau chi kuadrat hitung
dengan harga chi kuadrat tabel. Dari hasil konsultasi inilah
nantinya akan diambil kesimpulan sebagai hasil akhir dari
penelitian ini.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
G. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
a. Sejarah Singkat Desa Gilang Tunggal Makarta
Pada sekitar Tahun 1979 era Pemerintah Orde Baru
kekuasaan Presiden Soeharto kala itu gencar
mengadakan program Transmigrasi sebagai upaya
pemerataan penduduk dan pembangunan di Nusantara
ini, kala itu sebagian penduduk yang ada di Pulau Jawa
52
dipindahkan ke pulau-pulau lain yang masih jarang
penduduknya seperti ke pulau Sumatera dan
Kalimantan. Warga masyarakat Desa Gilang Tunggal
Makarta ini pun merupakan hasil perpindahan penduduk
dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera pada Bulan Oktober
1979.
Warga masyarakat Gilang Tunggal Makarta dulunya
merupakan bagian dari Desa Lesung Bhakti Jaya. Desa
Lesung Bhakti Jaya sendiri berdiri secara resmi menjadi
desa depinitif pada tahun 1982 dan merupakan desa
pertama ex transmigrasi yang berada di Wilayah Tulang
Bawang Kabupaten Lampung Utara waktu itu.
Pada tahun 2007 beberapa tokoh masyarakat yang
terdiri dari wakil masyarakat ex transmigrasi daerah
asal Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat berkumpul
dengan membawa aspirasi rencana membentuk desa
sendiri dan memisahkan diri dari Desa Lesung Bhakti
Jaya, dari hasil pertemuan ketiga tokoh tersebut sepakat
untuk segera membentuk panitia pemekaran desa.
Dalam tempo yang sesingkat singkatnya musyawarah
pembentukan panitia pemekaran desa pun digelar.
Berkat kerja keras panitia serta dukungan penuh dari
warga masyarakat pemekaran desa pun akhirnya
53
disetujui Pemerintah dan terbentuklah desa baru yang
diberi nama Desa Gilang Tunggal Makarta berdasarkan
pada Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang No.
23 Tahun 2008 yang ditetapkan di Menggala pada
tanggal 22 Agustus Tahun 2008.
Asal mula pemberian nama desa ini berawal dari
ide salah satu warga desa ini yang membuat penggalan
kata daerah asal transmigrasi yaitu TUNGGAL berasal
dari penggalan kata Tulung Agung dan Trenggalek
( nama kabupaten di provinsi jawa timur ) selanjutnya
MAKARTA berasal dari penggalan kata Majalengka dan
Yogyakarta ( nama kabupaten di jawa barat dan jawa
tengah ), sedangkan kata GILANG didepan kata
TUNGGAL MAKARTA merupakan usulan dari seorang
warga asli pribumi bernama Yakub yang konon katanya
bahwa jaman dahulu kala ada nenek moyang yang
membuka hutan belantara dan mendirikan pedukuhan
yang dinamakan umbul gilang. Selain itu juga Gilang
Tunggal Makarta mengandung makna yang teramat
dalam. Gilang = Gemilang (suatu keberhasilan),
Tunggal = persatuan (bersatu padu / manunggal ) ,
Makarta artinya berkarya (bekerja keras), sehingga jika
ketiga makna tersebut dirangkai akan menjadi satu
54
kalimat yang indah yaitu “ BERSATU PADU BERKARYA
BEKERJA KERAS DEMI MASA DEPAN YANG GEMILANG”…
Sebagai desa yang masih belia…kami mesti bekerja
keras membangun desa dalam berbagai sector
sehingga bisa mengejar ketinggalan dan segera sejajar
dengan desa-desa lain yang telah lama berdiri dengan
cara menggali potensi yang ada di desa dengan
mengedepankan kebersamaan dan kegotong royongan.
Desa inipun kemudian dibagi menjadi tiga wilayah
RW dengan sebutan lain SUKU / RK dan 14 Rukun
Tetangga ( RT ), dengan silsilah Kepemimpinan Desa
Gilang Tunggal Makarta sebagai berikut:
1) Bp. Jaeni Dahlan ( Pjs ) Kepala Desa Persiapan Th.
2008 s/d 2009
2) Bp. Jaeni Dahlan – Kepala Desa Depinitif Th.
2010 s/d 2016
b. Letak Geografis
Berdasarkan letak geografisnya, Desa Gilang Tunggal
Makarta Kecamatan lambu Kibang Kabupaten Tulang
Bawang Barat berbatasan dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Desa Jaya Makmur Kabupaten
Tulang Bawang
55
- Sebelah Timur : Desa Lesung Bhakti Jaya Kecamatan
Lambu Kibang
- Sebelah Selatan : Desa Bujung Dewa Kecamatan
Pagar Dewa
- Sebelah Barat : Desa Marga Jaya Indah
Kecamatan Pagar Dewa
1) Luas Wilayah
Desa Gilang Tunggal Makarta memiliki luas wilayah750 Ha dengan tata guna tanah sebagai berikut :a) Tanah Pemukiman Penduduk = 45,75 Hab) Tanah Pertanian / Perkebunan = 698,25
Hac) Tanah Kas Desa = 1 Had) Tanah Kuburan = 1 Hae) Tanah Kantor Desa = 0,25 Haf) Tanah Sarana Pendidikan = 3 Hag) Tanah Sarana Ibadah = 0,75 Hah) Tanah Lapangan = 1,25 Hai) Tanah Sarana Kesehatan = 0,25 Ha
2) Keterangan Jumlah Penduduk
a) Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
TABEL 4.
56
Data jumlah penduduk menurut jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 712 Jiwa
Perempuan 681 JiwaTotal 1393 jiwa
b) Jumlah Penduduk Menurut Agama
TABEL 5. Data jumlah penduduk menurut agama
Agama JumlahIslam 1326 orang
Kristen 31 orangKatolik 36 orang
Hindu -
Budha -
Total 1393 orang
c) Jumlah Penduduk Menurut Usia
TABEL 6.
57
Data jumlah penduduk menurut usia
Kelompok umur Jumlah0-4 tahun 98 orang5-9 tahun 145 orang10-14 tahun 157 orang15-19 tahun 143 orang20-24 tahun 164 orang25-29 tahun 111 orang30-34 tahun 135 orang34-39 tahun 96 orang
40-44 tahun 94 orang
45-49 tahun 76 orang
50-54 tahun 58 orang
55-59 tahun 30 orang
60-64 tahun 33 orang
65-69 tahun 16 orang
70-75 tahun 19 orang
75+ tahun 18 orang
Total 1393 orang
d) Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
TABEL 7. Data jumlah penduduk menurut tingkatpendidikan
Tingkat Pendidikan JumlahTidak/belum
sekolah161 orang
58
Tidak tamatSD/sederajat
152 orang
Tamat SD /Sederajat
444 orang
SLTP / Sederajat 341 orang
SLTA / Sederajat 273 orang
Diploma I / II 4 orang
Akademi / DiplomaIII
3 orang
Diploma IV / StrataI
15 orang
Total 1393 0rangc. Orbritasi Jarak Pusat Pemerintahan
1) Kecamatan : jarak dari Desa Gilang Tunggal Makarta
ke Ibu Kota Kecamatan sekitar 10 Km.
2) Kabupaten : jarak dari Desa Gilang Tunggal Makarta
ke Ibu Kota Kabupaten Tulang Bawang Barat sekitar
30 Km.
3) Provinsi : jarak dari Desa Gilang Tunggal Makarta
ke Ibu kota Provinsi sekitar 425 Km.
d. Sarana dan Prasarana
1) Pemerintahan
a) Balai desa = 1 buah
b) Jumlah mesin TIK/ Komputer = 3 buah
c) Jumlah Meja = 10 buah
d) Jumlah Kursi = 80 buah
e) Jumlah Almari arsip = 1 buah
59
2) Peribadatan
a) Masjid : 1 buah
b) Musholla : 7 buah
c) Gereja kristen : 1 buah
d) Gereja katolik : 1 buah
e) Wihara : -
f) Pura : -
3) Pendidikan
a) SLTA / Sederajat : -
Status : -
b) SLTP / Sederajat : 1 Unit
Status : Negeri
c) SD /Sederajat : 1 Unit
Status : Negeri
d) TK/ Sederajat : 1 Unit
Status : Swasta
e) PAUD : 1Unit
Status : Swasta
f) TPA : 1Unit
Status : Milik sendiri
e. Keadaan Masyarakat Desa Gilang Tunggal Makarta
60
1) Keadaan Sosial Keagamaan
Masyarakat Desa Gilang Tunggal Makarta
Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang
Barat sangat mengedepankan kehidupan
bertoleransi dan saling menghargai antar pemeluk
agama yang lain. Agama Islam menjadi yang
dominan dianut oleh masyarakat Gilang Tunggal
Makarta. Kegiatan sosial keagamaan sampai saat ini
masih berjalan secara konsisten, diantaranya:
pengajian bapak-bapak setiap malam jum’at
(jama’ah yasinan), pengajian para pemuda atau
sering disebut RISMA (Remaja Islam Masjid) setiap
hari rabu malam kamis, pengajian rutin ibu-ibu setiap
hari jum’at ba’da sholat Jum’at dan hari senin
pengajian jama’ah Al-barjanji.
2) Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi masyarakat Gilang Tunggal
Makarta tergolong masyarakat yang ekonominya
menengah kebawah. Jumlah penduduk Desa Gilang
Tunggal Makarta sebanyak 1393 jiwa dan 465 Kepala
Keluarga dengan Mata pencaharian sebagian besar
penduduk adalah petani/pekebun sedangkan hasil
61
produksi ekonomis desa yang menonjol adalah getah
karet dan ubi kayu.
3) Keadaan Sosial Budaya
Kegiatan seperti gotong royong, masih sangat
melekat di kehidupan penduduk Desa Gilang Tunggal
Makarta, karena itu kehidupan sosialnya bisa
dikatakan harmonis dan penuh kedamaian.
Penduduk Desa Gilang Tunggal Makarta terdiri dari
bermacam-macam suku, yaitu suku lampung, sunda,
dan mayoritas bersuku jawa. Tetapi meskipun
demikian sikap sopan, saling menghormati, tolong
menolong, menjadi sikap penduduk Desa Gilang
Tunggal Makarta ini.
62
2. Deskripsi Data Hasil Penelitian
a. Data Hasil Angket Tentang Pola Asuh Orang Tua
Adapun data tentang pola asuh orang tua penulis sajikan dalam tabel sebagai berikut :
TABEL 8.Data Hasil Angket tentang Pola Asuh Orang Tua
No
Sampel
Item SoalJumla
h
Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 DW 2 3 2 3 3 2 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 47 KB2 SM 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 57 B3 GH 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59 B4 AW 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 58 B5 ACP 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 57 B6 AO 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 58 B7 PKS 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 B8 SI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 B9 FI 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 1 1 2 3 2 2 2 2 2 47 KB10 AI 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 53 B11 ES 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 B12 SS 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 54 B13 AH 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 2 2 3 3 1 49 KB14 SO 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 55 B15 MI 2 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 50 KB
63
16 NI 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57 B17 DW 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 51 KB18 MD 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 55 B19 RO 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 54 B20 PA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 56 B21 AS 3 3 3 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 47 KB22 HS 3 3 3 2 3 3 3 2 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 51 KB23 MA 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 3 3 3 3 52 KB24 VA 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 56 B25 FI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 58 B26 HI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59 B27 RH 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 58 B28 DL 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 56 B29 AE 3 3 3 3 1 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 53 B30 SO 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 57 B31 TN 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 2 3 3 53 B32 DK 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 55 B33 DL 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 57 B34 LA 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 55 B35 AR 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 1 3 3 2 2 3 3 3 53 B36 KH 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 55 B37 BPA 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 56 B38 AN 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59 B39 SM 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 1 3 3 3 54 B40 PO 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 49 KB41 NA 2 2 3 3 3 3 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 45 KB42 HT 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 54 B43 HI 2 3 3 3 3 2 3 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 53 B44 AS 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 53 B45 HS 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59 B46 MNP 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 1 3 3 2 3 3 3 3 53 B47 AA 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 54 B
64
Berdasarkan tabel di atas kemudian dicari interval
kelasnya, untuk mengetahui interval kelas data, digunakan
rumus sebagai berikut:
Interval =Nilai Tertinggi -Nilai Terendah+1Jumlah Kategori
Selanjutnya, mengklasifikasikan pola asuh orang tua
dengan 2 kategori, yaitu baik, dan kurang. Maka diperoleh
interval yaitu:
60 -45+1¿ 2 ¿¿
=8¿
Jumlah interval untuk variabel terikat penelitian ini (pola
asuh orang tua) adalah 8 setelah diketahui nilai intervalnya
maka data dari interval di atas dimasukkan dalam tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut:
TABEL 9.Distribusi Frekuensi Hasil Angket Pola Asuh Orang Tua
No IntervalKelas
Kategori
Frekuensi
Presentase
12
53-6045-52
BaikKurang
Baik
3710
78,7%21,3%
Jumlah 47 100%
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat
diketahui bahwa 47 anak yang menjadi sampel penelitian
sebanyak 37 orang tua menjawab baik yaitu 78,7%, dan 10
65
anak menjawab kurang yakni 21,3%, dengan demikian
dapat dipahami bahwa pola asuh orang tua di Desa Gilang
Tunggal Makarta dapat dikategorikan baik.
66
b. Data Hasil Angket tentang Kepribadian Anak
Adapun data tentang kepribadian anak penulis sajikan dalam tabel sebagai berikut :
TABEL 10.Data Hasil Angket tentang Kepribadian Anak
No
Sampel
Item SoalJumla
hKriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 SO 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 1 50 KB2 SI 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 53 KB3 NR 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 57 B4 MO 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 58 B5 ST 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 57 B6 SN 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 56 B7 EI 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3