SKRIPSI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA ......pola asuh orang tua terhadap kepribadian anak di Desa...

85
SKRIPSI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEPRIBADIAN ANAK DI DESA GILANG TUNGGAL MAKARTA KECAMATAN LAMBU KIBANG KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT Oleh: ANE DIANA PRATIWI NPM. 1167131 Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Jurusan : Tarbiyah SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) JURAI SIWO METRO 1437 H / 2015 M

Transcript of SKRIPSI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA ......pola asuh orang tua terhadap kepribadian anak di Desa...

  • SKRIPSI

    PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAPKEPRIBADIAN ANAK DI DESA GILANG

    TUNGGAL MAKARTA KECAMATAN LAMBU KIBANG KABUPATEN

    TULANG BAWANG BARAT

    Oleh:ANE DIANA PRATIWI

    NPM. 1167131

    Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

    Jurusan : Tarbiyah

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

    (STAIN) JURAI SIWO METRO

    1437 H / 2015 M

  • PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAPKEPRIBADIAN ANAK DI DESA GILANG

    TUNGGAL MAKARTA KECAMATAN LAMBU KIBANG KABUPATEN

    TULANG BAWANG BARAT

    Diajukan Untuk memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

    Oleh:

    ANE DIANA PRATIWI

    NPM.1167131

    Pembimbing I : Drs. H. Zuhairi, M.PdPembimbing II : Dra. Hj. Haiatin Chasanatin, M.A

    Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

    Jurusan : Tarbiyah

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI(STAIN) JURAI SIWO METRO

    1437 H / 2015 M

    10

  • PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAPKEPRIBADIAN ANAK DI DESA GILANG

    TUNGGAL MAKARTA KECAMATAN LAMBU KIBANG KABUPATEN

    TULANG BAWANG BARAT

    ABSTRAK

    Oleh :ANE DIANA PRATIWI

    Orang tua memiliki kedudukan dan peran yang sangatpenting dalam mendidik dan membentuk kepribadian anak-anaknya. Salah satu faktor yang mempunyai peranan pentingdalam kepribadian adalah pengasuhan. Apabila pola asuh yangditerapkan oleh orang tua baik maka diharapkan akan dapatmenjadikan kepribadian anak yang baik, demikian jugasebaliknya. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian iniyaitu “apakah ada pengaruh pola asuh orang tua terhadapkepribadian anak di Desa Gilang Tunggal Makarta KecamatanLambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat?”. Tujuan dalampenelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada pengaruh polaasuh orang tua terhadap kepribadian anak di Desa GilangTunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten TulangBawang Barat. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh orang tua yangmemiliki anak yang berusia 6-12 tahun yang jumlahnya 154 KKyang terdiri dari 3 dusun/suku. Dari jumlah populasi iniselanjutnya penulis menjadikan sampel sebanyak 47 KK, dengancara pengambilannya menggunakan cluster sampling (areasampling). Dalam pengumpulan data penulis menggunakanmetode angket dan dokumentasi. Untuk mencari validitas penulis menggunakan rumusproduct moment, sedangkan untuk mencari reliabilitas penulismenggunakan Spearman Brown, dan dalam teknik analisa datapenulis menggunakan rumus chi kuadrat (chi square). Berdasarkan hasil analisis data diperoleh harga χ

    2hitung

    yaitu 6,293. Ternyata χ2

    hitung lebih besar (6,293 > 3,841),jika dibandingkan dengan χ

    2 tabel, yaitu pada tarafsigfnifikansi 5% = 3,841, dan lebih kecil (6,293 < 6,635), jikadibandingkan dengan χ

    2 tabel, yaitu pada taraf signifikansi1%. Jadi pada taraf signifikansi 5%, Ha diterima dan Ho ditolak.

    11

  • Sedangkan pada taraf signifikansi 1%, Ha ditolak dan Hoditerima. Hal ini berarti bahwa, pada taraf signifikansi 5%, adapengaruh pola asuh orang tua terhadap kepribadian anak diDesa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu KibangKabupaten Tulang Bawang Barat. Sedangkan pada taraf signifikansi 1%, tidak ada pengaruhpola asuh orang tua terhadap kepribadian anak di Desa GilangTunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten TulangBawang Barat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruhpola asuh orang tua terhadap kepribadian anak di Desa GilangTunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten TulangBawang Barat.

    ORISINALITAS PENELITIAN

    Yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : Ane Diana Pratiwi

    NPM : 1167131

    Program Studi : Pendidikan Agama Islam

    Jurusan : Tarbiyah

    Menyatakan bahwa Skripsi ini secara keseluruhan adalah asli

    hasil penelitian saya kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk

    dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Metro, November2015

    Yang menyatakan

    12

  • Ane Diana Pratiwi 1167131

    PERSEMBAHAN

    Keberhasilan studi ini Penulis persembahkan kepada:

    1. Ayahanda (Rahmat) dan Ibunda (Rini Henda Nurani) tercinta

    yang senantiasa selalu memberikan doa, dukungan,

    dorongan, dan kasih sayang.

    2. Adikku Miftahurrahmah, yang selalu mendukung aku selama

    pembuatan skripsi ini.

    3. Sahabat-sahabatku Ami, Alfi, An-nisa, Muji, dan Resti, yang

    selalu menemaniku dan memberi semangat.

    4. Temanku Imam Bajuri, yang selalu mendukung dan memberi

    semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

    13

  • 5. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011 yang telah

    memberikan dukungan dan motivasi dalam proses pembuatan

    skripsi ini.

    6. Almamaterku Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai

    Siwo Metro.

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atasTaufik, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga penulis dapatmenyelesaikan penulisan Skripsi ini.

    Penulisan Skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian daripersyaratan untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1)Jurusan Tarbiyah STAIN Jurai Siwo Metro guna memperoleh gelarS.Pd.I.

    Dalam upaya penyelesaian Skripsi ini, penulis telahmenerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.Oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof.Dr. Hj. Enizar, M.Ag. selaku Ketua STAIN Jurai Siwo Metro, Drs. H.Zuhairi, M.Pd selaku pembimbing I, dan Dra. Hj. Haiatin

    14

  • Chasanatin, MA selaku pembimbing II yang telah memberikanbimbingan yang sangat berharga dalam mengarahkan danmemberikan motivasi. Penulis juga mengucapkan terimakasihkepada Bapak dan Ibu Dosen/Karyawan STAIN Jurai Siwo Metroyang telah memberikan ilmu pengetahuan dan fasilitas selamamenempuh perkuliahan. Tidak kalah pentingnya rasa sayang danterimakasih penulis haturkan kepada Ayahanda dan Ibunda yangsenantiasa mendo’akan dan memberikan dukungan dalammenyelesaikan pendidikan.

    Kritik dan saran demi perbaikan Skripsi ini sangatdiharapkan dan akan diterima dengan lapang dada. DanAkhirnya hasil penelitian yang telah dilakukan kiranya dapatbermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan agama Islam.

    Metro, November2015

    Penulis

    Ane Diana Pratiwi 1167131

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Halaman Sampul..................................................................................................i

    Halaman Judul.....................................................................................................ii

    Halaman Persetujuan..........................................................................................iii

    Halaman Pengesahan..........................................................................................iv

    15

  • Abstrak ...............................................................................................................v

    Halaman Orisinilitas Penelitian .........................................................................vi

    Halaman Motto..................................................................................................vii

    Halaman Persembahan ....................................................................................viii

    Halaman Kata Pengantar....................................................................................ix

    Daftar Isi..............................................................................................................x

    Daftar Tabel.....................................................................................................xiii

    Daftar Gambar..................................................................................................xiv

    Daftar Lampiran................................................................................................xv

    BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

    A. Latar Belakang Masalah................................................................1

    B. Identifikasi Masalah......................................................................4

    C. Batasan Masalah...........................................................................5

    D. Rumusan Masalah.........................................................................5

    E. Tujuan dan Manfaat Penelitian.....................................................6

    F. Penelitian Relevan........................................................................6

    BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................9

    A. Kepribadian Anak.........................................................................9

    1. Kepribadian.............................................................................9

    a. Pengertian Kepribadian.....................................................9

    b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepribadian.............10

    c. Tipe-tipe Kepribadian.....................................................11

    16

  • 2. Anak......................................................................................13

    a. Pengertian Anak..............................................................13

    b. Batasan Usia Anak..........................................................14

    c. Karakteristik Perkembangan Anak.................................15

    B. Pola Asuh Orang Tua..................................................................17

    1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua............................................17

    2. Jenis-jenis Pola Asuh Orang Tua............................................18

    C. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak...22

    D. Hipotesis Penelitian....................................................................23

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................25

    A. Rancangan Penelitian..................................................................25

    B. Definisi Operasional Variabel.....................................................26

    C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel...................28

    1. Populasi ..................................................................................28

    2. Sampel dan teknik Pengambilannya ......................................29

    D. Teknik Pengumpulan Data..........................................................29

    E. Instrumen Penelitian...................................................................31

    F. Teknik Analisis Data...................................................................37

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................38

    A. Hasil Penelitian...........................................................................38

    1. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................38

    a. Sejarah Singkat Desa Gilang Tunggal Makarta..............38

    17

  • b. Letak Geografis...............................................................40

    c. Orbritasi Jarak Pusat Pemerintahan ...............................44

    d. Sarana dan Prasarana......................................................44

    e. Keadaan Masyarakat Desa Gilang Tunggal Makarta.....45

    2. Deskripsi Data Hasil Penelitian............................................47

    3. Pengujian Hipotesis .............................................................52

    B. Pembahasan ................................................................................55

    BAB V PENUTUP.........................................................................................56

    A. Kesimpulan.................................................................................56

    B. Saran...........................................................................................57

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................58

    LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................60

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP..........................................................................97

    DAFTAR TABEL

    Tabel Hal

    18

  • 1. Tabel jumlah orang tua yang memiliki anak usia 6-12 tahun di Desa

    Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang

    Bawang Barat tahun 2015...........................................................................28

    2. Tabel kisi-kisi umum instrumen variabel penelitian...................................33

    3. Tabel Kisi-kisi khusus instrumen variabel penelitian ................................33

    4. Tabel data jumlah penduduk menurut jenis kelamin ............41

    5. Tabel data jumlah penduduk menurut agama..............................................42

    6. Tabel data jumlah penduduk menurut usia ...............................42

    7. Tabel data jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan..........................43

    8. Tabel data Hasil Angket Tentang Pola Asuh Orang Tua........47

    9. Tabel distribusi Frekuensi hasil Angket Pola Asuh Orang Tua..................49

    10. Tabel data Hasil Angket Tentang Kepribadian Anak..................................50

    11. Tabel distribusi Hasil Angket Tentang Kepribadian Anak.........................52

    12. Tabel distribusi frekuensi antara pola asuh orang tua terhadap

    kepribadian anak di Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu

    Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat...................................................53

    13. Tabel Kerja Perhitungan Chi Kuadrat (2) tentang pola asuh

    orang tua terhadap kepribadian di Desa Gilang Tunggal Makarta

    Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat Distribusi Hasil

    Angket Tentang Kepribadian Anak.............................................................54

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Hal

    19

  • 1. Gambar denah lokasi Desa Gilang Tunggal Makarta............................92

    2. Gambar struktur organisasi pemerintahan Desa Gilang Tuggal Makarta

    Kecamatan Lambu Kibang Kab. Tulang Bawang Barat.......................93

    3. Gambar struktur organisasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

    Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang..................94

    4. Gambar struktur organisasi Lembaga Pemberdayaan

    Masyarakat Desa (LPMD) Desa Gilang Tunggal Makarta

    Kec. Lambu Kibang ........................................................................95

    5. Gambar struktur organisasi Pemberdayaan Dan Kesejahteraan

    Keluarga (PKK) Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu

    Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat ............................................96

    DAFTAR LAMPIRAN

    20

  • Lampiran Hal

    1. Surat Tugas............................................................................................60

    2. Surat Bimbingan Skripsi........................................................................61

    3. Surat Izin Research................................................................................62

    4. Surat Keterangan Penelitian.......................................................63

    5. Hasil uji coba instrumen penelitian.......................................................64

    6. Tabel 14. Tabulasi data jawaban dari 15 responden tentang pola asuh

    orang tua................................................................................................65

    7. Tabel 15. Perhitungan korelasi product moment item

    nomor 1..............................................................................................66

    8. Tabel 16. Kriteria Indeks Validitas............................................67

    9. Tabel 17. Analisis soal pada 15 responden untuk 20 butir soal

    pertanyaan..............................................................................................69

    10. Tabel 18. Perhitungan korelasi product moment antara

    skor ganjil (X) dan skor genap (Y)............................................70

    11. Tabel 19. Tabulasi data jawaban dari 15 responden tentang

    kepribadian anak....................................................................................72

    12. Tabel 20. Analisis soal pada 15 responden untuk 20 butir soal

    pertanyaan..............................................................................................74

    13. Tabel 21. Perhitungan korelasi product moment antara skor

    ganjil (X) dan skor genap (Y)......................................................75

    14. Angket ..................................................................................................77

    15. Kartu Bimbingan Skripsi.......................................................................85

    21

  • 16. Nilai Kai Kuadrat untuk berbagai df.....................................................91

    17. Denah lokasi desa Gilang tunggal Makarta...........................................92

    18. Struktur organisasi pemerintahan Desa Gilang Tuggal Makarta

    Kecamatan Lambu Kibang Kab. Tulang Bawang Barat.......................93

    19. Struktur organisasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Gilang

    Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang.......................................94

    20. Struktur organisasi Lembaga Pemberdayaan

    Masyarakat Desa (LPMD) Desa Gilang Tunggal Makarta

    Kec.Lambu Kibang .........................................................................95

    21. Struktur organisasi Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga

    (PKK) Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang

    Kabupaten Tulang Bawang Barat .........................................................96

    22

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Anak adalah anugrah terindah sekaligus amanah atau

    titipan Allah yang diberikan kepada setiap orang tua. Setiap

    anak yang lahir ke dunia berada dalam keadaan suci (fitrah).

    Ia ibarat kertas putih yang kosong, belum mempunyai coretan

    di dalam kehidupannya. Dalam masa perkembangannya, ia

    dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitarnya, terutama

    keluarga. Sebagaimana sabda Rosulullah SAW. yang

    diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagai berikut:

    ِِِهِ اَوْكُلُّ َموْ لُوْ دٍ يُوْ لَدُ عَلَى اْلفِطَْر َرا ن ِِِهِ اَوْ يُنَصِِِّ ِِوِّ دَا ن َِِوَا هُ يُهَ ِِاَ ب ةِ فَ

    يَُمجَِّسا نِهِ (رواه البخارى ومسلم)

    Artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah

    (percaya kepada Allah), maka kedua orang tuanyalah yang

    menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani atau

    Majusi”. (H.R Bukhari)1

    Orang tua memiliki kedudukan dan peran yang sangat

    penting bagi kehidupan dan masa depan anaknya. Saat anak

    lahir ke dunia, ia berada dalam keadaan suci, belum11. Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Agama dalam Islam, (Jakarta:

    Pustaka Amani, 1995), h. 156

    23

  • mempunyai dosa dan ia dapat menerima ajaran Islam dengan

    penuh kelapangan. Akan tetapi faktor lingkungan

    sekitarnyalah (keluarga) yang membuat ia menjadi seorang

    muslim atau non muslim, yang membuat ia memiliki

    kepribadian baik atau tidak baik, seperti mengerjakan sholat

    fardu, mengaji, tidak suka berkelahi, tidak suka menjahili

    teman, suka menolong, sopan santun, dan menjaga

    kebersihan. Kepribadian merupakan sifat hakiki individu yang

    tercermin pada sikap dan perbuatannya yang membedakan

    dirinya dari yang lain.

    Betapa pentingnya peran orang tua dalam pembentukan kepribadian anak.

    Salah satu faktor yang mempunyai peranan penting dalam kepribadian anak

    adalah pengasuhan. Pola asuh orang tua merupakan cara yang digunakan

    orang tua dalam mengasuh, membimbing, dan mendidik anaknya. Orang tua

    berhak memilih pola asuh yang dapat diterapkan dalam kehidupan keluarga.

    Tetapi, apabila pola asuh yang diterapkan orang tua keliru, maka yang akan

    terjadi bukan kepribadian yang baik, sebaliknya akan menambah buruk

    kepribadian anak.

    Di Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten

    Tulang Bawang Barat terdapat beberapa pola asuh yang dilaksanakan oleh

    orang tua, yaitu pola asuh otoriter, permisif, dan demokratis. Pola asuh otoriter

    yaitu pola asuh yang bersifat pemaksaan, keras, dan kaku. Dalam pola asuh ini

    orang tua membuat aturan yang harus dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa mau

    24

  • tahu perasaan anaknya. Pola asuh otorier dapat menghambat atau bahkan

    menghilangkan potensi yang dimiliki anak, karena anak-anak kurang

    mendapat penjelasan yang rasional dan memadai atas segala aturan, kurang

    dihargai pendapatnya, dan orang tua kurang sensitif terhadap kebutuhan

    anaknya. Akibatnya anak menjadi tidak percaya diri, minder, dan penakut.

    Dalam pola asuh permisif, orang tua cenderung cuek terhadap anak, orang

    tua memberi kebebasan kepada anak tanpa memberi pengawasan yang cukup.

    Jadi apapun yang dilakukan anak diperbolehkan. Dampak dari pola asuh ini

    anak bertindak sesuka hati, menganut pola hidup bebas aturan, dan selalu

    memaksakan kehendak.

    Sedangkan pola asuh demokratis yaitu pola asuh yang mempunyai ciri

    orang tua mendorong anak untuk membicarakan apa yang diinginkan dan

    terjadi kerjasama yang baik antara anak dan orang tua. Jadi dalam pola asuh

    ini komunikasi tidak bersifat satu arah, tidak hanya orang tua yang

    memutuskan segala sesuatu tapi anak juga diberikan kesempatan untuk

    menyampaikan pendapatnya sedangkan orang tua mempertimbangkan.

    Orang tua diharapkan dapat memilih pola asuh yang tepat dan ideal bagi

    anak, yang bertujuan mengoptimalkan perkembangan anak dan yang paling

    utama pola asuh yang diterapkan bertujuan menanamkan nilai-nilai agama

    pada anak, sehingga dapat mencegah dan menghindari segala bentuk dan

    perilaku yang menyimpang di kemudian hari.

    Dari penjelasan di atas, dapat dimaknai bahwa penerapan pola asuh

    orang tua dapat berpengaruh pada kepribadian yang dimiliki anak.

    25

  • Apabila anak mendapatkan pola asuh yang baik, dimungkinkan anak

    tersebut mempunyai kepribadian yang baik. Begitu sebaliknya jika

    pola asuh orang tua kurang baik maka kepribadian anak pula

    kurang baik.

    Secara teori pola asuh demokratis merupakan pola asuh

    yang efektif diterapkan oleh orang tua dibandingkan pola

    asuh permisif dan otoriter. Namun fenomena di lapangan

    menunjukkan bahwa orang tua sudah menerapkan pola asuh

    demokratis, tetapi masih banyak anak yang memiliki

    kepribadian kurang baik, seperti jarang mengerjakan sholat

    fardu, kadang-kadang mengaji, suka berkelahi, suka menjahili

    teman, tidak suka menolong, kurang memiliki sopan santun,

    dan kurang menjaga kebersihan.

    Hal ini menunjukkan bahwa pola asuh yang baik belum

    bisa membentuk kepribadian anak yang baik. Maka dengan

    demikian, penulis ingin meneliti lebih lanjut atau melakukan

    penelitian secara mendalam.

    B. Identifikasi Masalah

    Dari latar belakang masalah yang penulis kemukakan di atas maka dapat

    ditarik identifikasi masalah sebagai berikut:

    1. Anak jarang/malas mengerjakan sholat

    2. Anak jarang/malas untuk mengaji

    26

  • 3. Anak suka berkelahi

    4. Anak suka menjahili teman

    5. Anak tidak suka menolong

    6. Anak kurang memiliki sopan santun

    7. Anak kurang menjaga kebersihan

    8. Kepribadian anak di Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan

    Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat masih ada

    yang kurang baik.

    9. Penerapan pola asuh orang tua yang baik belum sepenuhnya menunjukkan

    kepribadian anak yang baik.

    C. Batasan Masalah

    Untuk menghindari kemungkinan meluasnya masalah yang akan diteliti,

    maka dengan ini penulis membatasi masalah sebagai berikut:

    1. Pola asuh orang tua

    a. Pola asuh orang tua yang baik yaitu pola asuh demokratis.

    b. Pola asuh yang kurang baik yaitu pola asuh permisif dan otoriter.

    2. Kepribadian anak

    a. Batasan kepribadian baik yaitu mengerjakan sholat

    fardu, mengaji, tidak suka berkelahi, tidak suka

    27

  • menjahili teman, suka menolong, sopan santun, dan

    menjaga kebersihan.

    b. Batasan kepribadian kurang baik yaitu jarang

    mengerjakan sholat fardu, kadang-kadang mengaji,

    suka berkelahi, suka menjahili teman, tidak suka

    menolong, kurang memiliki sopan santun, dan kurang

    menjaga kebersihan.

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

    maka penulis dapat mengemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini

    adalah ”Adakah pengaruh pola asuh orang tua terhadap kepribadian anak di

    Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang

    Bawang Barat?”

    E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian ini adalah:

    a. Untuk mengetahui pola asuh orang tua di Desa Gilang Tunggal

    Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat.

    28

  • b. Untuk mengetahui kepribadian anak di Desa Gilang Tunggal Makarta

    Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat.

    c. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pola asuh orang tua

    terhadap kepribadian anak.

    2. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian ini adalah:

    a. Secara teoritis, penelitian ini berguna sebagai sumbangsih pemikiran

    yang dapat memperkaya informasi dalam upaya menerapkan pola asuh

    orang tua terhadap kepribadian anak.

    b. Secara praktis, penelitian ini berguna untuk membantu orang tua dalam

    menerapkan pola asuh dalam pembentukan kepribadian anak.

    F. Penelitian Relevan

    Penelitian yang berjudul Pengaruh Pola Asuh Orang Tua

    Terhadap Kepribadian Anak di Desa Gilang Tunggal Makarta

    Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat belum

    pernah dilakukan sebelumnya, tetapi penelitian yang hampir serupa pernah

    dilakukan:

    1. Penelitian Istiana (2012) yang berjudul ”Pengaruh

    Lingkungan Masyarakat Terhadap Kepribadian Remaja

    Islam di Desa Ngestirahayu Kecamatan Punggur

    Kabupaten Lampung Tengah.“

    29

  • Tujuan penelitiannya yaitu untuk mengetahui ada

    tidaknya pengaruh antara lingkungan masyarakat

    terhadap kepribadian remaja Islam di desa ngestirahayu

    kecamatan punggur kabupaten lampung tengah.

    Metode yang digunakan adalah deskriptif kuatitatif

    dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam

    penelitian ini dalah seluruh remaja Islam yang berusia

    13-21 tahun sebanyak 430 orang. Sampelnya adalah 43

    orang. Metode analisis datanya adalah Chi Kuadrat.

    Variabel bebasnya adalah lingkungan masyarakat,

    sedangkan variabel terikatnya adalah kepribadian

    remaja Islam. Data dikumpulkan menggunakan

    kuisioner. Hasil dari penelitian ini yaitu ada pengaruh

    antara lingkungan masyarakat terhadap kepribadian

    remaja Islam di Desa Ngestirahayu Kecamatan Punggur

    Kabupaten Lampung Tengah. Uji statistik Chi kuadrat

    menunjukkan harga yang diperoleh dari chi kuadrat hitung sebesar ∑

    12,004 dan setelah dikonsultasikan dengan chi kuadrat tabel pada taraf

    1% sebesar 9,21. Artinya harga chi kuadrat hitung lebih besar dari

    harga tabel.

    Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan

    penulis adalah variabel terikatnya yaitu kepribadian, metode

    penelitian yang digunakan yaitu metode korelasi dengan pendekatan

    30

  • kuantitatif, metode analisis. Sedangkan perbedaanya yaitu variabel

    bebasnya, populasi, dan instrumen penelitiannya.

    2. Penelitian Ratna Furi Handayani (2013) yang berjudul

    “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Tingkat

    Kenakalan Anak di Kelurahan Gemah Kecamatan

    Pendurungan Kota Semarang.”

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola

    asuh orang tua terhadap tingkat kenakalan anak di

    Kelurahan Gemah Kecamatan Pendurungan Kota

    Semarang. Jenis penelitian korelasional dengan

    menggunakan pendekatan kuantitatif. Variabel bebas

    dalam penelitian ini adalah pola asuh orang tua

    sedangkan variabel terikatnya adalah tingkat kenakalan

    remaja. Metode analisis data menggunakan regresi

    linier dan produck moment. Hasil penelitian ini adalah

    bahwa pola asuh orang tua mempengaruhi tingkat

    kenakalan anak di Kelurahan Gemah Kecamatan

    Pendurungan Kota Semarang, bahwa besar

    pengaruhnya adalah 0,93 yang interpretasinya adalah

    tinggi.

    Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan

    penulis adalah variabel bebasnya yaitu pola asuh orang tua, jenis

    penelitian yang digunakan yaitu korelasi dengan pendekatan

    31

  • kuantitatif. Sedangkan Perbedaanya adalah variabel terikatnya, dan

    metode analisis data.

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kepribadian Anak

    1. Kepribadian

    a. Pengertian Kepribadian

    Kepribadian adalah totalitas sifat manusia baik fisik

    maupun psikis, yang membedakan antara manusia satu

    dengan yang lainnya, yang terbentuk karena hasil

    interaksi dengan lingkungannya.2 Definisi lain

    menyatakan bahwa “kepribadian adalah satu

    pengelompokan tingkah laku seseorang, baik yang

    tampil atau masih dalam bentuk potensi yang

    menunjukkan kekhasan seseorang, sehingga dianggap

    berbeda dengan yang lainnya”.3

    Sedangkan menurut Saktiyono kepribadian

    (personality) memuat pola-pola perilaku seseorang yang2 . Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2007), h. 108

    3. Rafy Sapuri, Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern, (Jakarta: PTRajaGrafindo Persada, 2009), h. 151

    32

  • diperlihatkan melalui berbagai situasi, atau karakteristik

    psikologis seseorang yang menuju pada pola-pola

    perilakunya.4

    Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami

    bahwa yang dimaksud dengan kepribadian adalah

    segala tingkah laku atau perbuatan seseorang yang

    nampak atau nyata dalam segi dan aspek kehidupan

    yang membedakan dirinya dari yang lain yang

    kemudian menimbulkan kesan pada orang lain,

    misalnya dalam tindakan, ucapan, dan cara bergaul.

    b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian

    Kepribadian itu berkembang dan mengalami

    perubahan-perubahan. Akan tetapi dalam

    perkembangannya itu makin terbentuk pola-pola yang

    tetap khas, sehingga merupakan ciri-ciri yang unik bagi

    setiap individu. Hal yang demikian itu dapat terjadi

    karena adanya faktor yang mempengaruhinya. Faktor-

    faktor tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

    1) Faktor biologisYaitu yang berhubungan dengan keadaan jasmaniatau sering pula disebut faktor fisiologis. Keadaanjasmani setiap orang sejak dilahirkan telahmenunjukkan adanya perbedaan-perbedaan. Adayang diperlukan dari keturunan adapula yang

    4. Saktiyono B. Purwoko, Psikologi Islami Teori dan Penelitian, (Bandung:Saktiyono WordPress, 2012), h. 98

    33

  • merupakan pembawaan anak atau orang masing-masing. Keadaan fisik yang berasal dari keturunanmaupun yang merupakan pembawaan yangdibawa sejak lahir itu memainkan peranan yangpenting pada kepribadian seseorang.

    2) Faktor sosialYang dimaksud faktor sosial adalah masyarakat,yakni manusia lain disekitar individu yangmempengaruhi individu bersangkutan, termasukperaturan-peraturan, bahasa dan sebagainya yangberada dalam masyarakat itu.

    3) Faktor budaya Kebudayaan tumbuh dan berkembang di dalammasyarakat dan kebudayaan itu pada setiapdaerah/negara berbeda-beda. Perkembangan danpembentukan kepribadian muslim seseorang tidakdapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat dimana orang itu tinggal/dibesarkan, baik nilai-nilaikehidupan, adat istiadat, pengetahuan,keterampilan dan sebagainya.5

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian

    antara lain: fisik, intelegensi, jenis kelamin, teman

    sebaya, keluarga, kebudayaan, lingkungan dan sosial

    budaya, serta faktor internal dari dalam diri individu

    seperti tekanan emosional.6 Sedangkan menurut

    pendapat lain “faktor yang mempengaruhi kepribadian,

    yaitu: heredity/pembawaan, pengalaman-pengalaman

    aktual bagi individu, dan kebudayaan”.7

    5. M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2007), Cet. 23, h. 160

    6. Yudrik Jahya, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 1,h. 67

    7. M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta:CV Pedoman Ilmu Jaya, 2004), Cet. 4, h. 103

    34

  • Dari pendapat di atas, maka secara garis besar

    faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian

    seseorang itu adalah terdiri dari dua faktor utama, yaitu

    faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri

    orang tersebut seperti keadaan fisik dan mental serta

    pembawaan. Dan kedua adalah faktor eksternal yang

    merupakan faktor yang berasal dari luar diri seseorang

    tersebut seperti pengaruh lingkungan dan lain

    sebagainya.

    c. Tipe-tipe Kepribadian

    Eduard Spranger di dalam buku “Psikologi

    Perkembangan” yang ditulis oleh Abu Ahmadi, membagi

    kepribadian manusia menjadi 6 tipe yaitu:

    1) Manusia TeoriOrang-orang ini berpendapat ilmu pengetahuanpaling penting, berada di atas segala-galanya.Pengetahuanlah yang paling berkuasa. Orang inisuka membaca, senang berdiskusi tentang teori-teori ilmu pengetahuan, suka menyelidikikebenaran/mengadakan penelitian, cenderungmenyendiri ketimbang mengobrol dengan oranglain.

    2) Manusia EkonomiNilai yang paling penting bagi orang ini adalahuang (ekonomi). Semboyannya ialah time ismoney. Segala usahanya ditunjukkan padapenguasaan materi/uang sebanyak-banyaknya.Tujuan hidupnya mencapaikebahagiaan melaluiharta kekayaan. Setiap kegiatan selalu

    35

  • diperhitungkan laba-ruginya. Mereka rajin bekerjadan tidak mau membuang waktu secara percuma.

    3) Manusia SosialBagi orang ini, nilai-nilai sosial palingmempengaruhi jiwanya. Mereka memiliki sifat,seperti senang bergaul, suka membantu orang lainyang mengalami kesulitan, suka bekerja samadalam menyelesaikan suatu persoalan, mauberkorban demi kepentingan orang banyak.

    4) Manusia PolitikNilai yang terpenting bagi orang ini adalah politik.Sifat orang ini suka membicarakan soal politik danketatanegaraan, mengikuti pergolakan di dalamdan di luar negeri, mengagumi tokoh-tokohnegarawan. Dalam segala kepentingannya dimasyarakat, ia selalu ingin menonjolkan diri daningin menguasai orang lain.

    5) Manusia SeniJiwa orang ini selalu dipengaruhi oleh nilai-nilaikesenian. Sebagia besar waktunya dipergunakanuntuk mengabdi kepada kesenian. Paling berhargadalam pandangan mereka adalah segala sesuatuyang memiliki nilai seni (keindahan). Orang inisuka menyendiri, jauh dari kebisingan dankemewahan.

    6) Manusia SalehOrang ini pecinta nilai-nilai agama. Bagi merekayang paling penting dalam hidup ini ialahmengabdi kepada Tuhan yang maha Esa. Merekaselalu ingin berbuat kebaikan terhadap orang lainserta melaksanakan syariat agamanya semaksimalmungkin. Dalam semua tindak-tanduknya, iasenantiasa memperhatikan ajaran-ajaran agama.8

    Mengutip dari pendapat di atas dapat dipahami

    bahwa Eduard Spranger membagi tipe kepribadian

    menjadi 6 tipe, yaitu manusia teori, manusia ekonomi,

    8. Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PTRineka Cipta, 2005), Cet. 1, h. 163

    36

  • manusia sosial, manusia politik, manusia seni, dan

    manusia saleh. Adapun kepribadian yang penulis

    maksud dalam penelitian ini adalah manusia saleh.

    Manusia saleh yaitu orang yang taat pada ajaran

    agama, orang ini senang dengan masalah-masalah

    agama, pecinta nilai-nilai agama. Bagi mereka yang

    paling penting dalam hidup ini ialah mengabdi kepada

    Tuhan yang maha Esa. Mereka selalu ingin berbuat

    kebaikan terhadap orang lain serta melaksanakan

    syariat agamanya semaksimal mungkin. Dalam semua

    tindak-tanduknya, ia senantiasa memperhatikan ajaran-

    ajaran agama. Seperti mengerjakan sholat fardu,

    mengaji, tidak suka berkelahi, tidak suka menjahili

    teman, suka menolong, sopan santun, dan menjaga

    kebersihan.

    2. Anak

    a. Pengertian Anak

    Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia “anak

    adalah keturunan yang kedua”.9 Masih dalam KBBI

    “anak adalah manusia yang masih kecil”.10

    9. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisike tiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 41

    10. Ibid.

    37

  • Definisi yang lain menyebutkan bahwa “anak

    adalah amanah bagi kedua orang tuanya”.11 Dalam

    ajaran islam anak merupakan nikmat yang paling besar

    dan berharga yang diberikan Allah swt kepada para

    orang tua. Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Kahfi ayat 46

    sebagai berikut:

    Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan

    kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi

    saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta

    lebih baik untuk menjadi harapan.”(Q.S Al-Kahfi: 46)12

    Dari uraian diatas dapat dimaknai bahwa anak

    adalah manusia atau seseorang yang belum dewasa,

    anugrah sekaligus titipan dari Allah yang harus dijaga

    dan sebagai amanah bagi para orang dewasa terutama

    orang tua dimana orang tua memiliki tanggung jawab

    kepada anaknya dalam berbagai hal, baik

    pemeliharaan, pendidikan, pembinaan , maupun masa

    depannya.

    b. Batasan Usia Anak

    11. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Mendidik Anak Bersama Nabi,(Solo: Pustaka Arafah, 2004), Cet. 2, h. 19

    12. Q.S al-Kahfi (18): 46

    38

  • Disebut masa anak oleh karena anak itu sendiri

    tidak mau lagi dianggap atau diperlakukan lagi sebagai

    kanak-kanak atau anak kecil.13 Masa kanak-kanak yaitu

    sejak lahir sampai 5 tahun, masa anak yaitu 6 sampai

    12 tahun , masa pubertas yaitu 13 sampai kurang lebih

    18 tahun bagi anak putri dan sampai 22 tahun bagi

    anak putra, masa adoselen sebagai masa transisi

    kepada masa dewasa.14

    Sedangkan menurut pendapat lain “masa bayi dan

    kanak-kanak umur 0-6 tahun, masa sekolah atau

    pertengahan kanak-kanak umur 6-12 tahun, masa

    remaja umur 12-18 tahun, masa awal dewasa umur 18-

    30 tahun, masa dewasa pertengahan umur 30-50 tahun,

    masa tua umur 50 tahun keatas”.15

    Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa yang

    dimaksud masa anak adalah pada usia 6 sampai 12

    tahun. Usia 6 sampai 12 tahun dapat disebut juga masa

    usia sekolah dasar karena pada usia ini anak biasanya

    duduk di sekolah dasar.

    c. Karakteristik Perkembangan Anak

    13. Agoes Soejanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005),Cet. 8, h. 68

    14. Ibid., h. 115. Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja

    Rosdakarya, 2011), Cet. 3, h. 25

    39

  • Menurut Samsul Yusuf karakteristik perkembangan

    pada masa anak (masa usia sekolah dasar) adalah:

    1) Perkembangan IntelektualPada usia sekolah dasar (6-12 tahun) anak sudahdapat mereaksi rangsangan intelektual, ataumelaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntutkemampuan intelektual atau kemampuan kognitif(seperti: membaca, menulis, dan menghitung).

    2) Perkembangan SosialPada usia ini, anak mulai memiliki kesanggupanmenyesuaikan diri sendiri (egosentris) kepadasikap yang kooperatif (bekerja sama) atausosiosentris (mau memperhatikan kepentinganorang lain). Anak dapat berminat terhadapkegiatan-kegiatan teman sebayanya, danbertambah kuat keinginannya untuk diterimamenjadi anggota kelompok. Dia merasa tidaksenang apabila tidak diterima dalam kelompoknya.

    3) Perkembangan MoralPada usia sekolah dasar, anak sudah dapatmengikuti pertautan atau tuntutan dari orang tuaatau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini,anak sudah dapat memahami alasan yangmendasari suatu peraturan. Disamping itu anaksudah dapat mengasosiasikan setiap bentukperilaku dengan konsep benar-salah atau baik-buruk.

    4) Perkembangan Penghayatan KeagamaanPada usia sekolah dasar merupakan masapembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutanperiode sebelumnya. Kualitas keagamaan anakakan sangat dipengaruhi oleh prosespembentukan pendidikan yang diterimanya.Berkaitan dengan hal tersebut, pendidikan agamadi sekolah dasar mempunyai peranan sangatpenting. Oleh karena itu, pendidikan agama(pengajaran, pembiasaan, dan penanaman nilai-nilai) di sekolah dasar harus menjadi perhatiansemua pihak yang terlibat dalam pendidikan di SD,bukan hanya guru agama tetapi kepala sekolahdan guru-guru yang lainnya. Apabila semua pihak

    40

  • yang terlibat itu telah memberikan contoh (suriteladan) dalam melaksanakan nilai-nilai agamayang baik, maka pada diri peserta didik maka akanberkembang sikap yang positif terhadap agamadan pada gilirannya akan berkembang pulakesadaran beragama pada dirinya.16

    Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa orang

    yang berusia 6 sampai 12 tahun atau usia sekolah dasar

    disebut juga sebagai masa berkelompok atau masa

    intelektual. Pada masa ini anak sudah mulai menguasai

    keahlian membaca, menulis, dan berhitung. Dalam

    periode ini mereka berinteraksi dengan dunia sosial

    yang lebih luas dari keluarga. Anak juga sudah bisa

    mengasosiasikan bentuk perilaku yang baik dan yang

    buruk. Pada masa ini anak juga diharapkan memperoleh

    pengetahuan tentang keagamaan dengan baik.

    Jadi pada usia mulai 6 tahun, anak sudah bisa

    menerima apa-apa yang diberikan orang dewasa atau

    orang tua, maka mendidik dan mengasuh anak dalam

    hal pembentukan kepribadian wajib diberikan pada anak

    usia 6 sampai 12 tahun agar anak memiliki kepribadian

    yang baik, terutama dalam hal keagamaan.

    16. Syamsu Yusuf , Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung:Rosda, 2004), Cet. 5, h. 178-184

    41

  • B. Pola Asuh Orang Tua

    1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua

    Berdasarkan tata bahasanya, pola asuh terdiri dari

    kata pola dan asuh. Menurut Kamus Besar Bahasa

    Indonesia, “kata pola berarti gambar, corak, sistem,

    bentuk”.17 Sedangkan “kata asuh mengandung arti

    menjaga, merawat, mendidik, membimbing, membantu”.18

    Orang tua adalah orang yang pertama dan terakhir

    yang bertanggungjawab mendidik dengan keimanan dan

    akhlak membentuknya dengan kematangan rasional dan

    keseimbangan serta mengarahkan nya kepada pemilikan

    bekal yang bermanfaat dan bermacam-macam

    kebudayaan.19 Sedangkan menurut Zakiah Daradjat “Orang

    tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup

    anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka,

    merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung,

    yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak

    yang sedang bertumbuh”.20

    Dengan demikian dapat dipahami bahwa orang tua

    adalah orang pertama dan terakhir yang memiliki17. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar., h. 88418.Ibid., h. 7319. Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Agama dalam Islam, (Jakarta:

    Pustaka Amani, 1995), h. 72320. Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2010), Cet.

    17, h. 67

    42

  • tanggungjawab mendidik anak, atau pembina pribadi yang

    pertama dalam hidup anak. Agar kelak mereka dapat

    tumbuh menjadi besar dan dewasa agar menjadi penerus

    perjuangan dan cita-cita orang tuanya.

    Menurut Al. Tridhonanto Pola asuh orang tua adalah:

    Suatu keseluruhan interaksi orang tua dan anak, dimana orang tua yang memberikan dorongan bagi anakdengan mengubah tingkah laku, pengetahuan, dan nilai-nilai yang dianggap paling tepat bagi orang tua agaranak bisa mandiri, tumbuh serta berkembang secarasehat dan optimal, memiliki rasa percaya diri, memilikisifat rasa ingin tahu, bersahabat, dan berorientasi untuksukses.21

    Definisi lain menyebutkan bahwa “pola asuh orang tua

    adalah gambaran tentang sikap dan perilaku orang tua dan

    anak dalam berinteraksi, berkomunikasi, selama

    mengadakan kegiatan pengasuhan”.22

    Jadi yang dimaksud dengan pola asuh orang tua

    adalah gambaran, tatacara yang dilakukan orang tua

    dalam menjaga, mendidik, serta merawat anaknya dengan

    memberikan aturan-aturan dalam rangka memberikan

    perhatian, mendidik, membimbing dan melindungi anak.

    2. Jenis-jenis Pola Asuh Orang Tua

    21. Al. Tridonanto, Mengembangkan Pola Asuh Demokratis, (Jakarta: PT ElexMedia Komputindo, 2014), h. 5

    22. Syaiful Bahri Djamarah, Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalamKeluarga, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), Cet. 1, h. 51

    43

  • Terdapat jenis-jenis pola asuh orang tua yaitu :

    a. Pola Asuh Otoriter

    Dalam pola asuh ini orang tua cenderung lebih

    banyak memerintah dan melarang anak. Anak tidak

    boleh begini, tidak boleh begitu. Anak harus melakukan

    ini dan itu sesuai perintah orang tua, tanpa

    memperhatikan keinginan anak.23 Menurut pendapat

    lain “dalam pola asuh otoriter orang tua merupakan

    sentral artinya segala ucapan, perkataan maupun

    kehendak orang tua dijadikan patokan (aturan) yang

    harus ditaati oleh anak-anak”.24

    Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa pola

    asuh otoriter merupakan pola asuh yang bersifat

    pemaksaan, keras, dan kaku, dalam pola asuh ini orang

    tua membuat aturan yang harus dipatuhi oleh anak-

    anaknya tanpa mau tahu perasaan anaknya.

    Ciri-ciri pola asuh otoriter, yaitu:

    1) Orang tua selalu berusaha membentuk,mengontrol, mengevaluasi perilaku dan tindakansesuai aturan.

    2) Kepatuhan anak merupakan nilai yangdiutamakan, dengan memberlakukan hukumanmanakala terjadi pelanggaran.

    3) Orang tua kurang menghargai pendapat anak.

    23. Meity H. Idris, Pola Asuh Anak, (Jakarta: Luxima, 2012), h. 3824. Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama,

    (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), Cet. 1, h. 206

    44

  • 4) Orang tua kurang sensitif terhadap kebutuhan danpersepsi anak.25

    Pengaruh pola asuh otoriter terhadap

    perkembangan anak adalah:

    1) Anak menjadi tidak percaya diri, minder ataupenakut

    2) Anak cenderung menjadi pemberontak bahkandapat menjadi pribadi yang kacau (tidakterkendali)

    3) Anak cenderung membenci figur penguasa4) Menghambat perkembangan kreativitas anak26

    b. Pola Asuh Permisif

    Kebalikan dari pola asuh otoriter, disini orang tua

    justru merasa tidak peduli dan cenderung memberi

    kesempatan dan kebebasan secara luas kepada

    anaknya.27 Pola asuh permisif biasanya dilakukan oleh

    orang tua yang terlalu baik, cenderung memberi banyak

    kebebasan pada anak-anak dengan menerima dan

    memaklumi segala perilaku, tuntutan dan tindakan

    anak, namun kurang menuntut sikap tanggungjawab

    dan keteraturan perilaku anak.28

    Jadi pola asuh permisif adalah pola asuh orang tua

    yang cenderung memberikan kebebasan kepada anak

    25. Sri Lestari, Psikologi Keluarga, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 4826. Meity H. Idris, Pola Asuh., h. 4027. Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan., h. 20728. Sri Lestari, Psikologi Keluarga., h. 48

    45

  • secara luas, anak bebas bertindak tanpa diawasi oleh

    orang tuanya.

    Ciri-ciri pola asuh permisif:

    1) Orang tua bersikap Acceptance tinggi namunkontrolnya rendah, anak diizinkan membuatkeputusan sendiri dan dapat berbuatsekehendaknya sendiri.

    2) Orang tua memberi kebebasan kepada anakuntuk menyatakan dorongan dan keinginannya.

    3) Orang tua kurang menetapkan hukuman padaanak bahkan hampir tidak menggunakanhukuman.29

    Pengaruhnya terhadap perkembangan anak adalah:

    1) Anak cenderung manja dan egois

    2) Anak tidak suka bekerja keras

    3) Anak merasa ditelantarkan sehingga sulit untuk

    sukses

    4) Anak kurang memiliki kedisiplinan30

    c. Pola Asuh Demokratis

    Inti dari pola asuh ini adalah komunikasi atau

    musyawarah antara anak dan orang tua dalam

    menentukan hal-hal yang berkaitan dengan anak. Jadi,

    anak bisa melakukan apa yang ia mau, namun orang

    tua tetap berperan sebagai pengarah dan pengontrol.31

    29. Al. Tridonanto, Mengembangkan Pola., h. 1430. Meity H. Idris, Pola Asuh., h. 4031. Ibid., h. 42

    46

  • Dari pengertian di atas dapat dipahami pola asuh

    demokratis adalah pola asuh yang menitikberatkan

    pada kebebasan untuk berbuat menurut kemampuan,

    namun orang tua tetap memperhatikan dan

    memberikan pengawasan kepada anaknya.

    Ciri-ciri pola asuh demokratis:

    1) Anak diberi kesempatan untuk mandiri danmengembangkan kontrol internal.

    2) Anak diakui sebagai pribadi oleh orang tua dandilibatkan dalam pengambilan keputusan.

    3) Menetapkan peraturan serta mengatur kehidupananak.

    4) Memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapitidak ragu-ragu mengendalikan mereka.

    5) Bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidakberharap yang berlebihan yang melampauikemampuan anak.

    6) Memberikan kebebasan kepada anak untukmemilih dan melakukan suatu tindakan.

    7) Pendekatan kepada anak bersifat hangat.32

    Pengaruhnya terhadap perkembangan anak adalah:

    1) Anak lebih percaya diri 2) Anak mengerti apa yang menjadi keinginan orang

    tua3) Ada kemungkinan besar, anak untuk tumbuh

    menjadi anak yang ramah4) Dapat mendukung perkembangan kreativitas33

    32. Al. Tridonanto, Mengembangkan Pola., h. 1633. Meity H. Idris, Pola Asuh., h. 42

    47

  • Dari pendapat di atas, maka secara garis besar jenis-

    jenis pola asuh orang tua adalah terdiri dari pola asuh

    otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh demokratis.

    C. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian

    Anak

    Pengaruh pola asuh orang tua terhadap kepribadiana

    anak dimaksudkan sebagai upaya orang tua dalam

    membentuk kepribadian anak dan membinanya sehingga

    anak memiliki kepribadian yang baik.

    Kepribadian yang baik yang dimaksud dalam penelitian

    ini adalah kepribadian manusia saleh. Dalam konteks Islam

    kata saleh mengandung arti sesuatu yang bersifat baik, jadi

    penulis memaknai bahwa kepribadian manusia saleh adalah

    kepribadian yang baik, sedangkan kepribadian yang

    berlawanan dengan kepribadian manusia saleh adalah

    kepribadian yang kurang baik.

    Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak

    memiliki peran dan tanggungjawab yang sangat besar

    terhadap anak-anaknya. Keprihatinan orang tua yang dalam

    terhadap anak seringkali memaksa orang tua bertindak tidak

    tepat. Keyakinan orang tua yang keliru, yang menganggap

    48

  • bahwa anak-anak tidak akan menjadi baik dan maju tanpa

    pengaruh dari orang dewasa, dan cenderung menyebabkan

    benih-benih pertentangan. Misalnya seperti, anak menolak

    untuk belajar, menolak untuk sholat, menolak untuk mengaji,

    dan lain-lain.

    Menurut Agoes Dariyo pola asuh demokratis merupakan

    pola asuh yang efektif diterapkan oleh orang tua dalam

    membentuk kepribadian anak.

    “pola asuh yang efektif untuk pengembangan kepribadiandiri ditandai dengan komunikasi dua arah antara orang tuadan anak-anaknya. Oleh karena itu pola asuh demokratiscenderung memberi pengaruh yang lebih baik untukpengembangan kepribadian diri anak dibandingkan polaasuh permisif dan otoriter”.34

    Berdasarkan teori di atas, penulis memaknai bahwa pola

    asuh demokratis adalah pola asuh yang baik sedangkan pola

    asuh permisif dan otoriter adalah pola asuh yang kurang baik.

    Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa pola asuh

    orang tua akan sangat berpengaruh terhadap kepribadian

    anak. Karena perlakuan orang tua dalam keluarga akan ditiru

    dan diikuti oleh anak-anaknya dalam kehidupan sehari-hari.

    Oleh karena itu, orang tua harus dapat memilih dan

    menerapkan pola asuh yang tepat untuk anak-anaknya.

    D. Hipotesis Penelitian

    34. Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan., h. 214

    49

  • Sebelum Penulis mengajukan hipotesis, terlebih dahulu

    kita harus mengetahui arti dari hipotesis itu sendiri. Sehingga

    pengajuan hipotesis tidak meyimpang jauh dari permasalahan

    yang dibahas.

    Hipotesis adalah pernyataan yang dirumuskan sebagai

    jawaban (sementara) terhadap pertanyaan.35 Sementara itu

    Amiruddin dan Zainal Asikin mengemukakan bahwa hipotesis

    adalah “pernyataan yang masih lemah, maka perlu dibuktikan

    untuk menegaskan apakah suatu hipotesis diterima atau

    harus ditolak berdasarkan fakta atau data empirik yang telah

    dikumpulkan dalam penelitian”.36

    Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    Ha = Ada pengaruh pola asuh orang tua terhadap

    kepribadian anak di Desa Gilang Tunggal Makarta,

    Kecamatan Lambu Kibang, Kabupaten Tulang Bawang Barat.

    Ho= Tidak ada pengaruh pola asuh orang tua terhadap

    kepribadian anak di Desa Gilang Tunggal Makarta, Kecamatan

    lambu Kibang, Kabupaten Tulang Bawang Barat.

    35. W. Gulo, Metode Penelitian, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), Cet. 1, h. 2736. Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum,

    (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004), h. 58

    50

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Rancangan Penelitian

    Penelitian ini bersifat korelasi sebab akibat atau penelitian pengaruh.

    Suharsimi arikunto mengemukakan pendapatnya “Dinamakan penelitian

    sebab-akibat karena antara keadaan pertama dengan yang kedua terdapat

    hubungan sebab akibat. Keadaan pertama diperkirakan menjadi penyebab

    yang kedua. Keadaan pertama berpengaruh terhadap yang kedua”.37

    Apabila dikaitkan dengan penelitian ini maka dapat dijelaskan bahwa

    variabel pertama (bebas) yaitu “pola asuh orang tua” diperkirakan menjadi

    sebab/berpengaruh terhadap variabel kedua (terikat) yaitu “kepribadian”.

    Sedangkan pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

    pendekatan kuantitatif, artinya menekankan analisisnya pada data-data

    numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika.38

    Dari uraian diatas, dapat penulis maknai bahwa jenis penelitian yang

    penulis lakukan adalah penelitian korelasi sebab-akibat atau pengaruh

    menggunakan pendekatan kuantitatif. Dengan pendekatan kuantitatif penulis

    ingin mengetahui apakah ada pengaruh pola asuh orang tua terhadap

    kepribadian anak di Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang

    Kabupaten Tulang Bawang Barat dengan cara mengkuantifikasikan indikator-

    37. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h. 76

    38. Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian: Aplikasi Praktis, (Jakarta: Ramayanapers, 2008), Cet. 1, h. 24

  • indikator dari masing-masing variabel baik variabel bebas maupun variabel

    terikat.

    B. Definisi Operasional Variabel

    Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal

    yang didefinisikan yang dapat diamati atau (diobservasi).39 Jadi definisi

    operasional adalah kriteria atau ciri-ciri dari sebuah variabel berupa indikator-

    indikator yang dapat diamati.

    Variabel dalam penelitian ini ada 2, yaitu:

    1. Variabel Bebas (X)

    Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pola asuh orang tua. Pola

    asuh orang tua adalah gambaran, tatacara yang dilakukan

    orang tua dalam menjaga, mendidik, serta merawat

    anaknya dengan memberikan aturan-aturan dalam rangka

    memberikan perhatian, mendidik, membimbing dan

    melindungi anak.

    Adapun indikator pola asuh orang tua dalam penelitian

    ini yaitu:

    a. Pola asuh otoriter

    1) Orang tua menentukan aturan-aturan yang harus

    ditaati oleh anak

    2) Orang tua kurang menghargai pendapat anak

    39. Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers,2012), h. 29

    39

  • 3) Orang tua memberikan hukuman manakala terjadi

    pelanggaran

    b. Pola asuh permisif

    1) Orang tua memberikan pengawasan yang sangat

    longgar kepada anak

    2) Orang tua memberikan banyak kebebasan kepada

    anak untuk menuruti kemauannya tanpa kontrol

    sama sekali

    3) Orang tua kurang menegur dan memperingatkan

    anak ketika salah

    c. Pola asuh demokratis

    1) Orang tua memprioritaskan kepentingan anak

    2) Orang tua memberikan kebebasan kepada anak

    untuk berkreasi dan bereksplorasi dalam berbagai

    hal sesuai kemampuan anak

    3) Orang tua melakukan diskusi dengan

    anak/komunikasi dua arah

    2. Variabel Terikat (Y)

    Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepribadian anak.

    Kepribadian adalah segala tingkah laku atau perbuatan

    seseorang yang nampak atau nyata dalam segi dan aspek

    kehidupan yang membedakan dirinya dari yang lain yang

    40

  • kemudian menimbulkan kesan pada orang lain, misalnya

    dalam tindakan, ucapan, dan cara bergaul.

    Adapun indikator kepribadian anak dalam penelitian ini adalah

    mengerjakan sholat fardu, mengaji, tidak suka berkelahi,

    tidak suka menjahili teman, suka menolong, sopan santun,

    dan menjaga kebersihan.

    C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah keseluruhan sasaran yang seharusnya diteliti dan pada

    populasi itu hasil penelitian diberlakukan.40 Menurut pendapat lain

    populasi adalah ”keseluruhan subjek penelitian”.41

    Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa yang

    dimaksud dengan populasi adalah segenap subjek

    penelitian baik yang berwujud manusia ataupun unsur

    40. Kasiram, Metodologi Penelitian kuantitatif kualitatif, (Malang: UIN-MalikiPress, 2010), Cet. 2, h. 257

    41. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian., h.173

    41

  • lainnya yang terdapat dalam ruang lingkungan sebuah

    obyek penelitian yang telah ditentukan.

    Adapun dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

    orang tua yang masih mempunyai anak yang berusia 6-12 tahun di Desa

    Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang

    Bawang Barat yang berjumlah 154 KK dengan rincian tertera dengan tabel

    dibawah ini:

    TABEL 1.Jumlah Orang tua yang memiliki anak usia 6-12 tahun di Desa Gilang

    Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2015

    NoDusun/

    Suku

    JumlahKKkeseluruhan

    Jumlah KKNon

    muslim

    Muslim

    1 1 64 5 592 2 51 3 483 3 49 2 47

    Jumlah 164 10 154

    2. Sampel dan Teknik Pengambilannya

    Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti secara

    mendalam.42 Sedangkan menurut pendapat lain sampel adalah ”sebagian

    atau wakil populasi yang akan diteliti”.43

    Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa yang

    dimaksud dengan sampel dalam sebuah penelitian adalah42. Kasiram, Metodologi Penelitian., h. 25843. Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian., h. 80

    42

  • jumlah subyek penelitian tertentu yang diambil dari

    populasi sebagai wakilnya dengan besar jumlahnya

    disesuaikan dengan kebutuhan dan kehendak peneliti

    dengan syarat benar-benar mewakili populasi.

    Untuk menentukan siapa saja yang akan dijadikan sampel penelitian,

    penulis menggunakan cluster sampling (area sampling), yaitu pengambilan

    anggota sampel berdasarkan daerah yang telah ditetapkan.44

    Jadi untuk menentukan sampel penelitiannya penulis menetapkan

    daerah yang akan menjadi tempat penelitian. Adapun daerah yang penulis

    tentukan untuk mengambil anggota sampel adalah Dusun/suku 3.

    Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 47 KK.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Pengumpulan data merupakan salah satu langkah awal yang harus

    ditempuh oleh seorang peneliti dalam sebuah penelitian. Pada hakikatnya

    penelitian adalah pengumpulan data yang sesungguhnya secara obyektif.

    Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini ada beberapa teknik yang

    penulis gunakan antara lain:

    1. Angket

    Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

    memberi seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden

    44. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 19, h. 83

    43

  • untuk dijawabnya.45 Sedangkan menurut pendapat lain angket adalah

    “daftar pertanyaan yang dikirimi kepada responden.”46

    Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa angket adalah

    suatu cara pengumpulan data dengan membagikan daftar pertanyaan

    kepada sampel penelitian untuk memperoleh jawaban mengenai masalah

    yang akan diteliti.

    Adapun angket yang penulis gunakan adalah angket tertutup dalam

    arti angket berupa selebaran kertas yang berisi pertanyaan. Metode angket

    yang penulis gunakan adalah angket tidak langsung. Kemudian teknis

    pemberiannya secara silang, artinya untuk memperoleh data mengenai

    kepribadian anak diberikan kepada orang tua, sedangkan untuk

    memperoleh data mengenai pola asuh orang tua angket diberikan kepada

    anak.

    Adapun daftar pertanyaan dalam angket yang diberikan kepada

    responden adalah sejumlah 20 item soal yaitu dengan memberikan tanda

    (X) pada alternatif jawaban yang dianggap sesuai dengan kriteria sebagai

    berikut;

    a. Untuk jawaban A diberi skor 3, baik

    b. Untuk jawaban B diberi skor 2, cukup

    c. Untuk jawaban C diberi skor 1, kurang

    45. Ibid., h.14246. W. Gulo, Metode Penelitian, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), Cet. 1, h. 122

    44

  • Penskoran tersebut digunakan untuk pertanyaan yang positif,

    sedangkan untuk pertanyaan yang negatif maka digunakan penskoran

    sebaliknya.

    2. Dokumentasi

    Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk

    memperoleh informasi dari sumber tertulis atau dokumen-dokumen, baik

    berupa buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan

    harian, dan sebagainya.47

    Dari pendapat di atas, jelaslah bahwa yang dimaksud

    dengan dokumentasi adalah merupakan metode

    pengumpulan data yang digunakan dalam suatu penelitian

    dengan cara mencatat beberapa masalah yang sudah

    didokumentasikan. Penggunaan metode dokumentasi

    dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data

    tentang monografi desa, sejarah desa, dan jumlah anak di

    Desa Gilang Tunggal Makarta.

    E. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

    peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya

    lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih

    mudah diolah.48 Dalam hal ini perlu dijelaskan secara rinci bagaimana

    47. Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian., h. 10248. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian., h. 203

    45

  • instrumen dirancang dan disusun sesuai dengan indikator yang telah

    ditetapkan, sehingga dapat disajikan dalam kisi-kisi pengembangan instrumen

    yang menggambarkan jumlah dan urutan item yang ada pada setiap variabel

    yang akan dituangkan dalam lembaran instrumen penelitian.

    1. Rancangan kisi-kisi instrumen

    Kisi-kisi adalah sebuah tabel menunjukkan hubungan antara hal-hal

    yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam

    kolom.49

    Kisi-kisi instrumen menunjukkan kaitan antara variabel yang diteliti

    dengan sumber data dari mana data akan diambil, metode yang digunakan

    dan instrumen yang disusun.

    Ada dua macam kisi-kisi yang harus disusun oleh seorang paneliti

    sebelum merancang instrumen yaitu:

    a. Kisi-kisi umum adalah kisi-kisi yang dibuat untukmenggambarkan semua variabel yang akan diukur, dilengkapidengan semua kemungkinan sumber data, semua metode daninstrumen yang mungkin dapat dipakai. Yang termuat di dalamkisi-kisi umum ini baru rancangan ideal, tentang apakah semuasumber data, metode dan instrumen tetap akan dipakai atau tidak,tergantung dari ketetapan menurut pertimbangan peneliti.

    b. Kisi-kisi khusus yaitu kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkanrancangan butir-butir yang akan disusun untuk semuainstrumen.50

    Berdasarkan uraian di atas maka kisi-kisi umum dalam penelitian ini

    adalah sebagai berikut:

    TABEL 2.

    49. Ibid., h. 20550. Ibid., h. 206

    46

  • Kisi-kisi umum instrumen variabel penelitian

    NoVariabel

    Penelitian

    Sumberdata

    Metode

    Instrumen

    1Pola asuh

    orangtua

    Anak Angket Angket

    2 Kepribadian anakOrang

    tua Angket Angket

    Kemudian dalam hal ini penulis menyusun rancangan penyusunan

    instrumen berupa kisi-kisi agar dapat menunjukkan pengaruh pola asuh orang

    tua dengan kepribadian anak.

    TABEL 3.Kisi-kisi khusus instrumen variabel penelitian

    VariabelPenelitian Indikator

    No.Pertanyaan

    1. Pola asuhOrang Tua

    1. Pola asuh otoritera. Orang tua

    menentukan aturan-aturan yang harus ditaati oleh anak

    b. Orang tua kurang menghargai pendapat anak

    c. Orang tua memberikan hukuman manakala terjadi pelanggaran

    2. Pola asuh permisifa. Orang tua

    memberikan pengawasan yang sangat

    1,2,

    3,4,5

    6,7,

    8,9,

    10, 11,

    12,13,

    47

  • longgar kepada anak

    b. Orang tua memberikan banyak kebebasan kepada anak untuk menuruti kemauannya tanpa memberi kontrol sama sekali

    c. Orang tua kurang menegurdan memperingatkan anak ketika salah

    3. Pola asuhdemokratisa. Orang tua

    memprioritaskan kepentingan anak

    b. Orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk berkreasi dan berekplorasidalam berbagai hal sesuai kemampuan anak

    c. Orang tua melakukan diskusi dengan anak / komunikasi dua arah

    14,15,16,

    17,18,

    19,20

    48

  • 2. Kepribadian

    Anak

    a. Mengerjakansholat fardu

    b. Mengajic. Tidak suka

    berkelahid. Tidak suka

    menjahili temane. Suka menolongf. Sopan santung. Menjaga

    kebersihan

    1,2,3,

    4, 5,6,7,8,9,10,11,

    12, 13,14,15,16, 17,18,19,20

    2. Kalibrasi Instrumen

    Kalibrasi instrumen merupakan penyaringan dan penyajian item-item

    instrument yang dibuat oleh peneliti untuk mengetahui validitas

    (kehandalan) dan reliabilitas (ketetapan/kemantapan). Untuk mengetahui

    validitas dan reliabilitas item-item angket, peneliti mengujicobakan angket

    pada responden kemudian hasilnya dianalisis.

    a. Validitas

    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-

    tingkatan kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.51 Menurut

    Sugiyono “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

    mengukur apa yang seharusnya diukur.”52 Jadi, suatu alat ukur

    dikatakan valid, apabila alat ukur tersebut dapat mengukur apa yang

    hendak diukur secara tepat, sehingga alat ukur tersebut mempunyai

    keterkaitan dengan tujuan penelitian.

    Untuk menguji tingkat validitasnya (ketepatan instrumen, penulis

    menggunakan teknik kolerasi yang dikemukakan oleh51. Ibid., h. 21152. Sugiyono, Metode Penelitian., h. 121

    49

  • Parson yang dikenal dengan rumus Product Moment

    Corelation berikut ini:

    rxy = Ʃ xy√(Ʃ x¿¿2)(Ʃ y2)¿keterangan:

    rxy : koefisien kolerasi antara variabel X dan

    variabel Y

    Ʃxy : jumlah perkalian antar X dan Y

    Ʃx2 : jumlah kuadrat X

    Ʃy2 : jumlah kuadrat Y53

    b. Reliabilitas

    Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

    beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan

    data yang sama.54 Jadi, reliabilitas mempunyai unsur berkelanjutan,

    walaupun diajukan terus menerus tidak memberikan perubahan yang

    berarti.

    Adapun cara untuk mencari koefisien reliabilitas, adalah mencari

    korelasi antara skor item ganjil dan skor item genap, dengan

    menggunakan rumus product moment. Kemudian dari perhitungan

    tersebut baru menunjukkan tingkat perbedaannya saja, dan belum

    menunjukkan tingkat reliabilitas. Sehingga untuk mengetahui tingkat

    reliabilitasnya , maka akan digunakan rumus Spearman Brown berikut

    53. Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Malang: Raja GrafindoPersada,, 2003), h. 191

    54. Sugiyono, Metode Penelitian., h. 121

    50

  • ini:

    r11=2x r½½

    (1+r½½)

    Keterangan:

    r11 = reliabilitas instrumen

    r½½= rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi

    antara dua belahan

    instrumen55

    F. Teknik Analisis Data

    Setelah data terkumpul dari lapangan, maka data tersebut akan diolah dan

    dianalisa dengan menggunakan rumus statistik. Oleh karena kedua datanya

    bergejala nominal, maka pengujian dilakukan dengan chi kuadrat (chi square).

    χ2=∑ ( fo−fh )2

    fh

    Keterangan :

    χ2 = Chi kuadrat

    fo = Frekuensi yang diperoleh dari angket

    fh = Frekuensi yang diharapkan56

    Setelah data diolah dan dianalisa dengan menggunakan

    rumus chi kuadrat, maka langkah selanjutnya adalah55. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian., h. 22456. Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian., (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet.

    16, h. 107

    51

  • mengkonsultasikan hasil perhitungan atau chi kuadrat hitung

    dengan harga chi kuadrat tabel. Dari hasil konsultasi inilah

    nantinya akan diambil kesimpulan sebagai hasil akhir dari

    penelitian ini.

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    G. Hasil Penelitian

    1. Deskripsi Lokasi Penelitian

    a. Sejarah Singkat Desa Gilang Tunggal Makarta

    Pada sekitar Tahun 1979 era Pemerintah Orde Baru

    kekuasaan Presiden Soeharto kala itu gencar

    mengadakan program Transmigrasi sebagai upaya

    pemerataan penduduk dan pembangunan di Nusantara

    ini, kala itu sebagian penduduk yang ada di Pulau Jawa

    52

  • dipindahkan ke pulau-pulau lain yang masih jarang

    penduduknya seperti ke pulau Sumatera dan

    Kalimantan. Warga masyarakat Desa Gilang Tunggal

    Makarta ini pun merupakan hasil perpindahan penduduk

    dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera pada Bulan Oktober

    1979.

    Warga masyarakat Gilang Tunggal Makarta dulunya

    merupakan bagian dari Desa Lesung Bhakti Jaya. Desa

    Lesung Bhakti Jaya sendiri berdiri secara resmi menjadi

    desa depinitif pada tahun 1982 dan merupakan desa

    pertama ex transmigrasi yang berada di Wilayah Tulang

    Bawang Kabupaten Lampung Utara waktu itu.

    Pada tahun 2007 beberapa tokoh masyarakat yang

    terdiri dari wakil masyarakat ex transmigrasi daerah

    asal Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat berkumpul

    dengan membawa aspirasi rencana membentuk desa

    sendiri dan memisahkan diri dari Desa Lesung Bhakti

    Jaya, dari hasil pertemuan ketiga tokoh tersebut sepakat

    untuk segera membentuk panitia pemekaran desa.

    Dalam tempo yang sesingkat singkatnya musyawarah

    pembentukan panitia pemekaran desa pun digelar.

    Berkat kerja keras panitia serta dukungan penuh dari

    warga masyarakat pemekaran desa pun akhirnya

    53

  • disetujui Pemerintah dan terbentuklah desa baru yang

    diberi nama Desa Gilang Tunggal Makarta berdasarkan

    pada Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang No.

    23 Tahun 2008 yang ditetapkan di Menggala pada

    tanggal 22 Agustus Tahun 2008.

    Asal mula pemberian nama desa ini berawal dari

    ide salah satu warga desa ini yang membuat penggalan

    kata daerah asal transmigrasi yaitu TUNGGAL berasal

    dari penggalan kata Tulung Agung dan Trenggalek

    ( nama kabupaten di provinsi jawa timur ) selanjutnya

    MAKARTA berasal dari penggalan kata Majalengka dan

    Yogyakarta ( nama kabupaten di jawa barat dan jawa

    tengah ), sedangkan kata GILANG didepan kata

    TUNGGAL MAKARTA merupakan usulan dari seorang

    warga asli pribumi bernama Yakub yang konon katanya

    bahwa jaman dahulu kala ada nenek moyang yang

    membuka hutan belantara dan mendirikan pedukuhan

    yang dinamakan umbul gilang. Selain itu juga Gilang

    Tunggal Makarta mengandung makna yang teramat

    dalam. Gilang = Gemilang (suatu keberhasilan),

    Tunggal = persatuan (bersatu padu / manunggal ) ,

    Makarta artinya berkarya (bekerja keras), sehingga jika

    ketiga makna tersebut dirangkai akan menjadi satu

    54

  • kalimat yang indah yaitu “ BERSATU PADU BERKARYA

    BEKERJA KERAS DEMI MASA DEPAN YANG GEMILANG”…

    Sebagai desa yang masih belia…kami mesti bekerja

    keras membangun desa dalam berbagai sector

    sehingga bisa mengejar ketinggalan dan segera sejajar

    dengan desa-desa lain yang telah lama berdiri dengan

    cara menggali potensi yang ada di desa dengan

    mengedepankan kebersamaan dan kegotong royongan.

    Desa inipun kemudian dibagi menjadi tiga wilayah

    RW dengan sebutan lain SUKU / RK dan 14 Rukun

    Tetangga ( RT ), dengan silsilah Kepemimpinan Desa

    Gilang Tunggal Makarta sebagai berikut:

    1) Bp. Jaeni Dahlan ( Pjs ) Kepala Desa Persiapan Th.

    2008 s/d 2009

    2) Bp. Jaeni Dahlan – Kepala Desa Depinitif Th.

    2010 s/d 2016

    b. Letak Geografis

    Berdasarkan letak geografisnya, Desa Gilang Tunggal

    Makarta Kecamatan lambu Kibang Kabupaten Tulang

    Bawang Barat berbatasan dengan batas-batas wilayah

    sebagai berikut:

    - Sebelah Utara : Desa Jaya Makmur Kabupaten

    Tulang Bawang

    55

  • - Sebelah Timur : Desa Lesung Bhakti Jaya Kecamatan

    Lambu Kibang

    - Sebelah Selatan : Desa Bujung Dewa Kecamatan

    Pagar Dewa

    - Sebelah Barat : Desa Marga Jaya Indah

    Kecamatan Pagar Dewa

    1) Luas Wilayah

    Desa Gilang Tunggal Makarta memiliki luas wilayah750 Ha dengan tata guna tanah sebagai berikut :a) Tanah Pemukiman Penduduk = 45,75 Hab) Tanah Pertanian / Perkebunan = 698,25

    Hac) Tanah Kas Desa = 1 Had) Tanah Kuburan = 1 Hae) Tanah Kantor Desa = 0,25 Haf) Tanah Sarana Pendidikan = 3 Hag) Tanah Sarana Ibadah = 0,75 Hah) Tanah Lapangan = 1,25 Hai) Tanah Sarana Kesehatan = 0,25 Ha

    2) Keterangan Jumlah Penduduk

    a) Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

    TABEL 4.

    56

  • Data jumlah penduduk menurut jenis kelamin

    Jenis Kelamin Jumlah

    Laki-laki 712 Jiwa

    Perempuan 681 JiwaTotal 1393 jiwa

    b) Jumlah Penduduk Menurut Agama

    TABEL 5. Data jumlah penduduk menurut agama

    Agama JumlahIslam 1326 orang

    Kristen 31 orangKatolik 36 orang

    Hindu -

    Budha -

    Total 1393 orang

    c) Jumlah Penduduk Menurut Usia

    TABEL 6.

    57

  • Data jumlah penduduk menurut usia

    Kelompok umur Jumlah0-4 tahun 98 orang5-9 tahun 145 orang10-14 tahun 157 orang15-19 tahun 143 orang20-24 tahun 164 orang25-29 tahun 111 orang30-34 tahun 135 orang34-39 tahun 96 orang

    40-44 tahun 94 orang

    45-49 tahun 76 orang

    50-54 tahun 58 orang

    55-59 tahun 30 orang

    60-64 tahun 33 orang

    65-69 tahun 16 orang

    70-75 tahun 19 orang

    75+ tahun 18 orang

    Total 1393 orang

    d) Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

    TABEL 7. Data jumlah penduduk menurut tingkatpendidikan

    Tingkat Pendidikan JumlahTidak/belum

    sekolah161 orang

    58

  • Tidak tamatSD/sederajat

    152 orang

    Tamat SD /Sederajat

    444 orang

    SLTP / Sederajat 341 orang

    SLTA / Sederajat 273 orang

    Diploma I / II 4 orang

    Akademi / DiplomaIII

    3 orang

    Diploma IV / StrataI

    15 orang

    Total 1393 0rangc. Orbritasi Jarak Pusat Pemerintahan

    1) Kecamatan : jarak dari Desa Gilang Tunggal Makarta

    ke Ibu Kota Kecamatan sekitar 10 Km.

    2) Kabupaten : jarak dari Desa Gilang Tunggal Makarta

    ke Ibu Kota Kabupaten Tulang Bawang Barat sekitar

    30 Km.

    3) Provinsi : jarak dari Desa Gilang Tunggal Makarta

    ke Ibu kota Provinsi sekitar 425 Km.

    d. Sarana dan Prasarana

    1) Pemerintahan

    a) Balai desa = 1 buah

    b) Jumlah mesin TIK/ Komputer = 3 buah

    c) Jumlah Meja = 10 buah

    d) Jumlah Kursi = 80 buah

    e) Jumlah Almari arsip = 1 buah

    59

  • 2) Peribadatan

    a) Masjid : 1 buah

    b) Musholla : 7 buah

    c) Gereja kristen : 1 buah

    d) Gereja katolik : 1 buah

    e) Wihara : -

    f) Pura : -

    3) Pendidikan

    a) SLTA / Sederajat : -

    Status : -

    b) SLTP / Sederajat : 1 Unit

    Status : Negeri

    c) SD /Sederajat : 1 Unit

    Status : Negeri

    d) TK/ Sederajat : 1 Unit

    Status : Swasta

    e) PAUD : 1Unit

    Status : Swasta

    f) TPA : 1Unit

    Status : Milik sendiri

    e. Keadaan Masyarakat Desa Gilang Tunggal Makarta

    60

  • 1) Keadaan Sosial Keagamaan

    Masyarakat Desa Gilang Tunggal Makarta

    Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang

    Barat sangat mengedepankan kehidupan

    bertoleransi dan saling menghargai antar pemeluk

    agama yang lain. Agama Islam menjadi yang

    dominan dianut oleh masyarakat Gilang Tunggal

    Makarta. Kegiatan sosial keagamaan sampai saat ini

    masih berjalan secara konsisten, diantaranya:

    pengajian bapak-bapak setiap malam jum’at

    (jama’ah yasinan), pengajian para pemuda atau

    sering disebut RISMA (Remaja Islam Masjid) setiap

    hari rabu malam kamis, pengajian rutin ibu-ibu setiap

    hari jum’at ba’da sholat Jum’at dan hari senin

    pengajian jama’ah Al-barjanji.

    2) Keadaan Ekonomi

    Keadaan ekonomi masyarakat Gilang Tunggal

    Makarta tergolong masyarakat yang ekonominya

    menengah kebawah. Jumlah penduduk Desa Gilang

    Tunggal Makarta sebanyak 1393 jiwa dan 465 Kepala

    Keluarga dengan Mata pencaharian sebagian besar

    penduduk adalah petani/pekebun sedangkan hasil

    61

  • produksi ekonomis desa yang menonjol adalah getah

    karet dan ubi kayu.

    3) Keadaan Sosial Budaya

    Kegiatan seperti gotong royong, masih sangat

    melekat di kehidupan penduduk Desa Gilang Tunggal

    Makarta, karena itu kehidupan sosialnya bisa

    dikatakan harmonis dan penuh kedamaian.

    Penduduk Desa Gilang Tunggal Makarta terdiri dari

    bermacam-macam suku, yaitu suku lampung, sunda,

    dan mayoritas bersuku jawa. Tetapi meskipun

    demikian sikap sopan, saling menghormati, tolong

    menolong, menjadi sikap penduduk Desa Gilang

    Tunggal Makarta ini.

    62

  • 2. Deskripsi Data Hasil Penelitian

    a. Data Hasil Angket Tentang Pola Asuh Orang Tua

    Adapun data tentang pola asuh orang tua penulis sajikan dalam tabel sebagai berikut :

    TABEL 8.Data Hasil Angket tentang Pola Asuh Orang Tua

    No

    Sampel

    Item SoalJumla

    h

    Kriteria

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 DW 2 3 2 3 3 2 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 47 KB2 SM 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 57 B3 GH 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59 B4 AW 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 58 B5 ACP 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 57 B6 AO 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 58 B7 PKS 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 B8 SI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 B9 FI 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 1 1 2 3 2 2 2 2 2 47 KB10 AI 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 53 B11 ES 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 B12 SS 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 54 B13 AH 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 2 2 3 3 1 49 KB14 SO 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 55 B15 MI 2 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 50 KB

    63

  • 16 NI 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57 B17 DW 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 51 KB18 MD 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 55 B19 RO 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 54 B20 PA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 56 B21 AS 3 3 3 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 47 KB22 HS 3 3 3 2 3 3 3 2 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 51 KB23 MA 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 3 3 3 3 52 KB24 VA 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 56 B25 FI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 58 B26 HI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59 B27 RH 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 58 B28 DL 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 56 B29 AE 3 3 3 3 1 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 53 B30 SO 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 57 B31 TN 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 2 3 3 53 B32 DK 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 55 B33 DL 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 57 B34 LA 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 55 B35 AR 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 1 3 3 2 2 3 3 3 53 B36 KH 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 55 B37 BPA 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 56 B38 AN 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59 B39 SM 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 1 3 3 3 54 B40 PO 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 49 KB41 NA 2 2 3 3 3 3 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 45 KB42 HT 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 54 B43 HI 2 3 3 3 3 2 3 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 53 B44 AS 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 53 B45 HS 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59 B46 MNP 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 1 3 3 2 3 3 3 3 53 B47 AA 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 54 B

    64

  • Berdasarkan tabel di atas kemudian dicari interval

    kelasnya, untuk mengetahui interval kelas data, digunakan

    rumus sebagai berikut:

    Interval =Nilai Tertinggi -Nilai Terendah+1Jumlah Kategori

    Selanjutnya, mengklasifikasikan pola asuh orang tua

    dengan 2 kategori, yaitu baik, dan kurang. Maka diperoleh

    interval yaitu:

    60 -45+1¿ 2 ¿¿

    =8¿

    Jumlah interval untuk variabel terikat penelitian ini (pola

    asuh orang tua) adalah 8 setelah diketahui nilai intervalnya

    maka data dari interval di atas dimasukkan dalam tabel

    distribusi frekuensi sebagai berikut:

    TABEL 9.Distribusi Frekuensi Hasil Angket Pola Asuh Orang Tua

    No IntervalKelas

    Kategori

    Frekuensi

    Presentase

    12

    53-6045-52

    BaikKurang

    Baik

    3710

    78,7%21,3%

    Jumlah 47 100%

    Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat

    diketahui bahwa 47 anak yang menjadi sampel penelitian

    sebanyak 37 orang tua menjawab baik yaitu 78,7%, dan 10

    65

  • anak menjawab kurang yakni 21,3%, dengan demikian

    dapat dipahami bahwa pola asuh orang tua di Desa Gilang

    Tunggal Makarta dapat dikategorikan baik.

    66

  • b. Data Hasil Angket tentang Kepribadian Anak

    Adapun data tentang kepribadian anak penulis sajikan dalam tabel sebagai berikut :

    TABEL 10.Data Hasil Angket tentang Kepribadian Anak

    No

    Sampel

    Item SoalJumla

    hKriteria

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    1 SO 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 1 50 KB2 SI 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 53 KB3 NR 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 57 B4 MO 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 58 B5 ST 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 57 B6 SN 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 56 B7 EI 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3