Post on 23-Jun-2015
Seorang ilmuwan bernama Thomas Robert Malthus pada abad XVIII pernah menyampaikan pendapatnya tentang perbandingan antara pertambahan bahan pangan yang tidak dapat mengikuti pertambahan penduduk. Adanya kemungkinan, munculnya bahaya kelaparan dan kemunduran ekonomi memaksa manusia untuk berpikir tentang cara memproduksi bahan pangan secara besar-besaran dengan memperkenalkan tanaman yang seluruhnya baru dan metode penanaman yang baru pula.
Istilah revolusi hijau pertama kali diusulkan oleh William S.Gaud pada tahaun 1968. program ini mencakup hal-hal berikut ini:a. pemulihan tanaman untuk mendapatkan bibit unggul.b. pemanfaatan pupuk buatan untuk memperkaya unsur hara dalam tanah.c. penggunaan bahan kimia untuk memberantas hama.d. pembangunan irihasi untuk menjamin pasokan air
Sebab-sebab munculnya revolusi hijauKebutuhan makanan semakin meningkatLahan pertanian sempitLahan rusak akibat perangAdanya lahan tidur yang tidak dimanfaatkan Adanya laha rusak akibat limbah/radiasi
Sebenarnya program revolusi hijau muncul sebagai akibat adanya kekhawatiran dunia akan terjadinya ketidakseimbangan antara jumlah penduduk dan produksi pertanian. Oleh karena itu, dikembangkanlah teknologi yang efisien, murah, dan tepat guna untuk mencapai hasil melimpah.
Awal mula revolusi hijau di indonesiaRevolusi hijau berhubungan dengan soal
penggarapan tanah dan pertanian. Indonesia mengalami revolusi hijau
sejak berlakunya sistem tanam paksa pasa masa penjajahan belanda. Sistem ini berkembang dengan dikeluarkannya
Undang-Undang Agraria tahun 1870. penerapan sistem tanam paksa dan
pemberlakuan Undang-Undang Agraria tahun 1870, mengakibatkan rakyat
Indonesia menjadi mengerti tentang keanekaragaman tanaman dan metode
pembudidayaannya.
Pelaksanaan revolusi hijau pada masa orde baru
Pada masa orba, revolusi hijau dilaksanakan secara terprogram, dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini terlihat dari dimasukkannya revolusi hijau dalam program pelita. Hasilnya, pada tahun
1984 Indonesia berhasil mencapai swasembada pangan.
Di Indonesia, revolusi hijau dilakukan dengan metode sebagai berikut:
a. ekstensifikasi pertanianusaha meningkatkan produksi pertanian dengan melakukan perluasan lahan. Cara yang biasa ditempuh adalah dengan membuka hutan untuk dijadikan lahan pertanian.
b. Intensifikasi pertanianusaha meningkatkan produksi pertanian melalui penggunaan bibit unggul, pupuk kimia, perbaikan saluran irigasi, obat dan pestisida pemberantas hama. Mengingat keterbatasan lahan, maka metode yang tepat digunakan di Indonesia adalah intensifikasi pertanian.
c. Diversifikasi pertanianusaha meningkatkan produksi pertanian dengan cara melakukan penganekaragaman tanaman pertanian. Artinya, satu lahan pertanian, tidak hanya dapat ditanami satu jenis tanaman saja, namun juga dapat ditanami beraneka ragam tanaman.
d. Mekanisme pertanianusaha meningkatkan produksi pertanian dg cara menggunakan alat-alat modern dalam bidang pertanian. Alat-alat modern yang dapat digunakan antara lain traktor, mesin penggiling padi, dll.
Di Indonesia, pengenalan revolusi hijau dilakukan melalui program penyuluhan pertanian untuk memasyarakatkan metode-metode dalam revolusi hijau. Program penyuluhan pada masa orba disebut bimas (bimbingan masal) gotong-royong.
Pada tahun 1964. Institut Pertanian Bogor mempersiapkan lima teknik pertanian yang disebut pancausaha tani. Hal-hal yang termasuk pancausaha tani adalah sebagai berikut:a. pemupukanb. pemberantasan hamac. pemberantasan penyakitd. pengairane. perbaikan cara bercocok tanam
Dampak revolusi hijau di Indonesia pada masa orba Dampak positifa. Meningkatnya produktivitas tanaman
panganb. Peningkatan produksi pangan menyebabkan
kebutuhan primer masyarakat Indonesia menjadi terpenuhi.
c. Indonesia berhasil mencapai swasembada beras.
d. Kualitas tanaman pangan semakin meningkat.
Dampak negatifa. Penggunaan pupuk buatan dan pestisida
secara berlebihan akan dapat mencermari lingkungan.
b. Berkurangnya keanekaragaman genetik jenis tanaman tertentu yang disebabkan oleh penyeragaman jenis tanaman tertentu yang dikembangkan.
c. Adanya mekanisme pertanian, mengakibatkan cara bertani tradisional menjadi terpinggirkan.
d. Rasa kegotongroyongan semakin menurun.