Post on 14-Aug-2015
REFERAT
OBESITAS
DISUSUN UNTUK MELAKSANAKAN TUGAS KEPANITERAAN KLINIK MADYA
DI SMF ILMU PENYAKIT DALAM RSUD DR. SOEBANDI JEMBER
OLEH :MUHAMMAD AFIFUL JAUHANI
082011101057
DOSEN PEMBIMBINGDR. HUDOYO, SP.PD
SMF ILMU PENYAKIT DALAM
FK UJ - RSD DR. SOEBANDI JEMBER2013
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN
Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial
Overweight dan obesitas sudah menjadi epidemik
prevalensi mencapai 50% pada tahun 2025 bagi negara-negara maju
Kegemukkan dan obesitas telah menduduki urutan kelima dalam risiko kematian dunia 2.8 juta manusia meninggal setiap tahunnya akibat obesitas
Obesitas merupakan faktor resiko bagi banyak penyakit 44% dari penyakit diabetes, 23% dari penyakit jantung iskemik dan sekitar 7%-41% dari kanker.
Pergeseran tren-tren global junk food
Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang sukar diatasi kepercayaan masyarakat pada iklan pendekatan komperhensif pengobatan yang efektif bagi obesitas.
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
Obesitas adalah suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal dan berlebihan di jaringan adipose sehingga dapat mengganggu kesehatan
Penyakit kronik yang bisa diatasi Obesitas digambarkan sebagai ukuran dari
ketidaksesuaian antara berat badan dan tinggi badan
Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria
Overweight adalah keadaan di mana berat badan (BB) seseorang melebihi BB normal
2.1 DEFINISI
A. Menurut tingkat kelebihan berat badana) Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40% b) Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100% c) Obesitas berat : kelebihan berat badan >100%.
B. Menurut WHO (1998)a) Obesitas tipe Android (male type obesity, tipe
sentral, abdominal obesity, atau visceral obesity ) Banyak pada pria Badan berbentuk gendut seperti gentong atau buah
apel, perut membuncit kedepan. Mengakibatkan penyakit jantung koroner, diabetes,
dan stroke. Penimbunan lemak terjadi di dalam rongga perut
(abdomen) sekitar omentum usus (viseral)
2.2 KLASIFIKASI
B. Menurut WHO (1998)b) Obesitas tipe Gynoid (Female-type obesity, Tipe
perifer, gluteal obesity ) Banyak pada wanita, terutama saat menopause Panggul dan pantatnya besar, dari jauh tampak
seperti buah pir.
C. Menurut etiologinyaa) Obesitas primer : disebabkan faktor nutrisi dimana
masukan makanan > kebutuhan energi tubuh.b) Obesitas sekunder : disebabkan adanya penyakit /
kelainan kongenital (mielodisplasia), endokrin (sindrom Cushing, sindrom Freulich, sindrom Mauriac, pseudoparatiroidisme) atau kondisi lain (sindrom Klinefelter, sindrom Turner, sindrom Down, dll.)
2.2 KLASIFIKASI
D. Menurut patogenesisnya a) Regulatory obesity : gangguan primernya
berada pada pusat yang mengatur masukan makanan.
b) Metabolic obesity : kelainan pada metabolisme lemak dan karbohidrat
2.2 KLASIFIKASI
Diagnosis obesitas dilakukan berdasarkan penampilan visual (paling sering), berat dan nilai BMI.
A. BMI (Body mass index)/Indeks massa tubuh (IMT)
Pada orang dewasa (anak : Grafik CDC) Paling sering digunakan dan praktis Rumus: BMI (kg/m2) : Berat (kg) ÷ tinggi
(m2) Hubungan antara lemak tubuh dan IMT
ditentukan oleh bentuk tubuh dan proporsi tubuh Adanya perbedaan individu dan etnik
Wilayah asia pasifik saat ini telah mengusulkan kriteria dan klasifikasi obesitas sendiri
2.2 PENGUKURAN OBESITAS
b) Mengukur rasio lingkar pinggang-pinggul. Untuk melihat proporsi lemak yang tersimpan di
tubuh berada di pinggang (bentuk apel) atau di pinggul (bentuk pear).
Dengan membagi ukuran pinggang dengan ukuran pinggul
2.2 PENGUKURAN OBESITAS
Tabel 2. Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul “umum”
Sumber : WHO technical series, 2009
Tabel 1. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas pada Orang Dewasa Berdasarkan IMT menurut WHO “UMUM”
Klasifikasi IMT (kg/m2)Risiko Ko-Morbiditas
Lingkaran Perut
<90cm (Laki2) ≥ 90 cm (Laki2)
<80 cm
(Perempuan)
≥ 80cm
(Perempuan)
Berat Badan
Kurang
<18,5 Rendah Sedang
Kisaran Normal 18,5-22,9 Sedang Meningkat
Berat Badan Lebih ≥23,0
Beresiko 23,0-24,9 Meningkat Moderat
Obes I 25,0-29,9 Moderat Berat
Obes II ≥30,0 Berat Sangat Berat
Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT dan Lingkar Perut Menurut Kriteria “Asia Pasifik”
Presentil Indek Masa Tubuh (IMT) pada anak laki-laki (biru) dan perempuan (merah) usia 2-20 tahun
Klasifikasinya : Persentil >95 : ObesitasPersentil 75-95 : overweightpersentil 25 – 75: normalpersentil <25 : kurang
c) Ketebalan Kulit (Skin Fold) Pengukuran dapat dilakukan di 3 hingga 9
tempat yang berbeda di tubuh misalnya di otot trisep, bisep, subscapular, abdominal dan supraspinal.
Alat : Kaliper. Kaliper diaplikasikan 1 cm dibawah dan pada
sudut kanan bagian otot yang dijepit (dalam millimeter) diambil dua detik kemudianhitung rata-rata dari dua pengukuran tersebut.
Jika kedua pengukuran berbeda jauh lakukan pengukuran ketiga ambil rata-ratanya.
2.2 PENGUKURAN OBESITAS
Ukuran Ketebalan Kulit (Skin Fold)
d) Bioelectric Impedence Analysis (BIA) BIA mengukur resistensi jaringan tubuh terhadap aliran
sinyal kecil dari listrik. Proporsi lemak tubuh dapat dihitung dari arus listrik
yang mengalir di bagian tubuh mudah atau tidak.e) Hydrostatis Underwater Weighing Merupakan metode untuk menentukan komposisi tubuh
(lemak tubuh terhadap massa tanpa lemak) yang membentuk kepadatan total tubuh seseorang dengan menggunakan prinsip archimedes.
Caranya : Menimbang seseorang pertama kali (tanpa air) masuk ke sebuah tangki besar berisi air diturunkan lebih dalam lagi dan diminta untuk mengelarkan udara dari paru paru kemudian diam sedangkan bobot bawah air diukur.
Diulang tiga kali dan dirata-rata.
2.2 PENGUKURAN OBESITAS
e) Menghitung Presentase Lemak Tubuh
2.2 PENGUKURAN OBESITAS
Body fat % = Fat Mass ÷ berat x 100
Total body water (TBW) = 0.372(S²÷R) + 3.05(Sex) + 0.142(W) - 0.069 (umur)
KETERANGAN :S = Height in centimetresR = Resistance (from bioelectrical impedence
analysis)W = Weight in KgSex Male =1 Female = 0Umur dalam tahun
Fat Mass = berat – FFM
Fat Free mass (FFM) = TBW ÷ hasil hydrostatic weighing
Obesitas disebabkan karena tidak seimbangnya masukan energi dan pemakaian energi dalam tubuh
A. Faktor Genetik Parental fatness merupakan faktor genetik yang
berperanan besar (Kedua ortu obesitas 80% , salah satu ortu 40%, tidak ada 14% kemungkinan anaknya obesitas ).
Hipotesis Barker: Perubahan lingkungan nutrisi intrauterin menyebabkan gangguan perkembangan organ-organ tubuh kerentanan genetik bilamana + pengaruh diet dan stress lingkungan predisposisi timbulnya berbagai penyakit dikemudian hari.
Mekanisme kerentanan genetik terhadap obesitas melalui efek pada resting metabolic rate, thermogenesis non exercise, kecepatan oksidasi lipid dan kontrol nafsu makan yang jelek
2.3 ETIOLOGI
B. Faktor Lingkungan1) Pola makan yang tidak sehat Makanan dan minuman yang tinggi kalori, makan
makanan cepat saji dan porsi besar Orang obes lebih responsif terhadap isyarat
lapar eksternal: makan bila ia merasa ingin makan, bukan makan pada saat ia lapar
Tingginya asupan lemak : karena energy density lebih besar, lebih tidak mengenyangkan, efek termogenesis lebih kecil dan lebih enak dibandingkan protein dan karbohidrat.
Kapasitas penyimpanan makronutrien 60-80% karbohidrat dan 96% lemak akan disimpan
dalam jaringan adiposa, sedangkan hampir semua protein dioksidasi
2.3 ETIOLOGI
B. Faktor Lingkungan2) Aktivitas fisik yang kurang Aktivitas fisik kurang pembakaran kalori
penimbunan lemak Komponen utama dari energy expenditure (20-
50%) Risiko peningkatan berat badan sebesar ≥ 5 kg Penurunan berat badan dengan jogging, aerobic,
tetapi untuk olah raga tim dan tenis tidak menunjukkan penurunan berat badan yang signifikan
Anak yang nonton TV ≥ 5 jam/hari mempunyai risiko obesitas sebesar 5,3 kali lebih besar dibanding mereka yang nonton TV ≤ 2 jam setiap harinya
2.3 ETIOLOGI
3) Masalah Sosial dan Ekonomi Tidak ada fasilitas untuk berolahraga di
lingkungan tempat tinggal, kurangnya pengetahuan tentang makanan sehat, atau rendahnya penghasilan sehingga tidak dapat membeli makanan sehat.
Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola makan, serta peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi
2.3 ETIOLOGI
B. Faktor Kesehatan 1) Kehamilan • Selama kehamilan, berat badan wanita dapat
meningkat. Berat badan yang meningkat ini sulit diturunkan setelah bayi lahir
2) Mengkonsumsi obat-obatan tertentu• Obat anti depresan, obat anti kejang, obat diabetes
3) Masalah medis• hipotiroidisme, kelainan pada hipotalamus, sindrom
Prader-Willi,dan sindrom Cushing
2.3 ETIOLOGI
B. Faktor Kesehatan 4) Umur• Obesitas dapat terjadi pada semua usia,tetapi
seiring pertambahan usia, perubahan hormonal dan gaya hidup kurang aktif, jumlah otot dalam tubuh cenderung menurun (metabolisme) Resiko Obesitas.
5) Faktor psikologis• Gambaran kondisi emosional yang tidak stabil
(tegang atau cemas)pelarian diri banyak makan makanan yang mengandung kalori atau kolesterol tinggi.
2.3 ETIOLOGI
Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
Gangguan keseimbangan energi disebabkan faktor eksogen nutrisional (90%) dan faktor endogen kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik (10%).
Pengaturan keseimbangan energi oleh hipotalamus melalui 3 proses fisiologis, yaitu :
1)Pengendalian rasa lapar dan kenyang2)Laju pengeluaran energi 3)Regulasi sekresi hormon.
2.3 PATOFISIOLOGI
Pengendalian rasa lapar dan kenyang Terjadi melalui sinyal-sinyal eferen (pusat :
hipotalamus) dari sinyal aferen dari perifer (jaringan adipose, usus dan jaringan otot).
Sinyal-sinyal tersebut bersifat anabolik (rasa lapar serta pengeluaran energi) dan katabolik (anoreksia, pengeluaran energi)
2 kategori, yaitu dan sinyal panjang. 1. Sinyal Pendek: porsi makan dan waktu
makan, serta berhubungan dengan faktor distensi lambung dan peptida gastrointestinal kolesistokinin (CCK) sebagai stimulator dalam peningkatan rasa lapar.
2.3 PATOFISIOLOGI
2 kategori,(lanjutan…) 2. Sinyal Panjang diperankan oleh fat-derived
hormon leptin dan insulin yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi.
Neurotransmiter (norepineprin, dopamin, asetilkolin dan serotonin),Neuropeptide (neuropeptide Y) dan hormon (melanin-concentrating hormone, corticotropin-releasing hormone (CRH), bombesin dan somatostatin) mempengaruhi kebiasaan makan dan keseimbangan energi.
2.3 PATOFISIOLOGI
2 kategori,(lanjutan…) 2. Sinyal Panjang diperankan oleh fat-derived
hormon leptin dan insulin yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi.
Neurotransmiter (norepineprin, dopamin, asetilkolin dan serotonin),Neuropeptide (neuropeptide Y) dan hormon (melanin-concentrating hormone, corticotropin-releasing hormone (CRH), bombesin dan somatostatin) mempengaruhi kebiasaan makan dan keseimbangan energi.
2.3 PATOFISIOLOGI
Stimulasi Nukleus VMH (satiety center / anorexigenic center)menghambat asupan makanan (kerusakan akan menyebabkan hiperfagia)
Nukleus area lateral hipotalamus (LHA) merupakan feeding center / orexigenic center dan memberikan pengaruh yang berlawanan.
Neuropeptida Y ( Nafsu makan) dan Leptin ( nafsu makan, Lipogenesis & Lipolisis)
2.3 PATOFISIOLOGI
Sistematika regulasi nafsu makan pada manusia
Jaringan adipose dibagi menjadi 2 tipe yaitu 1) Putih : produksi lipid, penyimpanan dan
pelepasan2) Coklat : menghancurkan energi melalui
proses respirasi mitokondria. o Jaringan adipose diinervasikan syaraf
simpatis, stimulasi adrenergic lipolisis Dasar farmakologi.
2.3 PATOFISIOLOGI
A. HIPERTENSI Hipertensi obesitas disebabkan oleh
peningkatan tekanan intra-abdominal. Patofisiologi : aktivasi sistem renin-
angiostenin-aldosterone melalui mekanisme renal:
1) Tekanan langsung pada vena renal tekanan kapiler glomerularmenstimulasi apparatus juxta-glomerular sekresi renin
2) Tekanan langsung kapsul renal renal compartment syndrome dan aktivasi system renin-angiostensin-aldosterone
2.6 DAMPAK OBESITAS
A. HIPERTENSI3) Kenaikan tekanan pleural sekunder dari
naiknya diafragma yang menghambat vena dalam jantung output kardiak dan tekanan renal arteri menstimulasi aktivasi apparatus juxta-glomerular untuk memproduksi renin
renin dan aldosterone tekanan intra-abdominalpenyempitan pembuluh darah.
B. PJK/STROKE TROMBOTIK Disebabkan o/ penyumbatan pembuluh
darah krn Aterosklerosis suplai darah (Oksigen) terganggukematian sel
2.6 DAMPAK OBESITAS
C. Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)
Sering dijumpai pada anak obesitas dengan kejadian 1/100 dengan gejala mengorok.
Penyebabnya adalah penebalan jaringan lemak di daerah dinding dada dan perut mengganggu pergerakan dinding dada + diafragmavolume dan perubahan pola ventilasi paru serta beban kerja otot pernafasan.
Pada saat tidur :tonus otot dinding dada, saturasi oksigen , kadar CO2 , serta tonus otot pergerakan lidah lidah jatuh ke belakang faring obstruksi saluran nafas intermiten dan menyebabkan tidur gelisah
2.6 DAMPAK OBESITAS
D. Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)
40 % kasus kanker disebabkan oleh kelebihan berat badan.
Mekanisme :1) Produksi estrogen berlebih oleh sel-sel
lemakrisiko kanker payudara dan endometrial.
kadar insulin dan insulin-growth-faktor-1 (IGF-1) pada orang obesitasperkembangan tumor.
3) Sel lemak memproduksi hormon adipokines stimulasi pertumbuhan sel.
2.6 DAMPAK OBESITAS
D. Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)
4) Mekanisme risiko kanker esophageal dapat disebabkan oleh refluks asam yang dapat mengakibatkan perubahan prakanker dengan erosi dinding esofagus.
5) Risiko kangker kandung empedu adalah kenaikan tendensi orang obese menghasilkan batu-batu empedu.
E. OSTEOPOROSIS Osteoarthritis (terutama lutut) 4-5x sering
ditemukan pada orang obese dibandingkan dengan orang normal.
2.6 DAMPAK OBESITAS
E. OSTEOPOROSISSaat kita berjalan: lutut, pinggul, dan
pergelangan kaki menopang tiga sampai lima kali dari BB tubuh.
Oleh karena itu, untuk setiap kenaikan satu kilogram pada seseorang yang kegemukan akan menambah tiga sampe lima kilogram berat pada setiap lutut.
Seiring berjalannya waktu, stres dari berat badan lebih akan mengakibatkan tulang rawan yang membantali lutut rusak.
2.6 DAMPAK OBESITAS
A. ANAMNESIS Saat mulainya timbul obesitas : prenatal, early
adiposity rebound, remaja Riwayat tumbuh kembang (mendukung obesitas
endogenous) Adanya keluhan : ngorok (snoring), restless sleep,
nyeri pinggul Riwayat gaya hidup :
Pola makan/kebiasaan makanPola aktifitas fisik : sering menonton televisi
Riwayat keluarga dengan obesitas (faktor genetik), yang disertai dengan resiko seperti penyakit kardiovaskuler di usia muda, hiperkolesterolemia, hipertensi dan diabetes melitus tipe II
2.7DIAGNOSIS
A. ANAMNESIS Saat mulainya timbul obesitas : prenatal, early
adiposity rebound, remaja Riwayat tumbuh kembang (mendukung obesitas
endogenous) Adanya keluhan : ngorok (snoring), restless sleep,
nyeri pinggul Riwayat gaya hidup :
Pola makan/kebiasaan makanPola aktifitas fisik : sering menonton televisi
Riwayat keluarga dengan obesitas (faktor genetik), yang disertai dengan resiko seperti penyakit kardiovaskuler di usia muda, hiperkolesterolemia, hipertensi dan diabetes melitus tipe II
2.7DIAGNOSIS
B. PEMERIKSAAN FISIK Penimbunan lemak dibawah diafragma dan
dalam dinding dada yang bisa menekan paru-paru, shg timbul gangguan pernafasaan dan sesak nafas, meski hanya aktivitas ringan terutama saat tidur dan apnea
Masalah ortopedik: nyeri punggung bawah dan osteoaritritis.
Permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannyapanas tubuh tidak dapat dibuang secara efesien dan mengeluarkan keringat yang banyak.
Edema tungkai dan pergelangan tangan
2.7DIAGNOSIS
B. PEMERIKSAAN FISIK Ciri-ciri yang khas, antara lain :- Wajah bulat dengan pipi tembem dan dagu
rangkap- Leher relatif pendek- Dada membusung dengan payudara membesar- Perut membuncit (pendulous abdomen) dan
striae abdomen- Pada anak laki-laki : Burried penis,
gynaecomastia- Pubertas dinigenu valgum (tungkai berbentuk X)
dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan yang dapat menyebabkan laserasi kulit
2.7DIAGNOSIS
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG Analisis diet, laboratoris, radiologis,
ekokardiografi dan tes fungsi paru (jika ada tanda-tanda kelainan).
C. PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI Pengukuran berat badan (BB) dibandingkan
berat badan ideal (BBI). BBI adalah berat badan menurut tinggi badan ideal. Disebut obesitas bila BB > 120% BB Ideal.
BMI/IMT seperti yang telah dijelaskan diatas
2.7DIAGNOSIS
A. Terhadap kesehatan Morbiditasnya kecil pada masa anak-anak,tapi
bila masih terjadi masa dewasa maka morbiditas maupum mortalitas akan menurunnya respon imunologik sel T dan aktivitas sel PMN
B. Saluran pernafasan Pada bayi : resiko terjadinya infeksi saluran
pernafasan bagian bawah, karena terbatasnya kapasitas paru-paru.
Hipertrofi tonsil dan adenoid obstruksi saluran nafas bagian atasanoksia dan saturasi oksigen rendah sindrom chubby puffer.
2.7 KOMPLIKASI
C. Kulit Kulit sering lecet karena gesekan, merasa
gerah atau panas sering disertai miliaria/jamur pada lipatan-lipatan kulit.
D.Ortopedi Pergerakannya lambat, legg-perthee, gemu
valgum, slipped femoral capital epiphyses, tibia vara dll.
E. Efek psikologis Kurang percaya diri, pasif dan depresif, merasa
potongan tubuhnya jelek, tidak modis, merasa rendah diri sehingga mengisolasi dari pergaulan dengan teman- temannya.
2.7 KOMPLIKASI
Bila obesitas pada masa anak terus berlanjut sampai masa dewasa, dapat mengakibatkan:
Hipertensi pada masa adolesensi Hiperlipidemia, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner, hipertensi maligna pada dewasa Diabetes Sindrom pickwickian merupakan komplikasi
yang berat dari obesitas dewasa, yaitu gangguan pada jantung dan pernafasan, hipoventilasi.
2.7 KOMPLIKASI
Kelompok Macam Penyakit
Gangguan Metabolik Diabetes, resistensi insulin
Dislipidemia
Sindroma metabolic
Hiperurisemia, Gout
Inflamasi derajat rendah
Penyakit Kardiovaskular Hipertensi
Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Cognitive Heart Failure
Stroke
Venous Tromboembolism
Penyakit pernafasan Asma
Hipoksemia
Sleep Apnea Sindrome
Obesity Hipoventilation Syndrome (OHS)
/Pickwickian Syndrome
Kelompok Macam Penyakit
Carcinoma Ca esophagus, usus halus, colon, rectum,
kelenjar empedu, hati, pancreas, leukemia,
multiple myeloma, dan limpoma
Pada wanita: Ca ovarium, Ca mammae
Pada laki-laki: Ca Prostat
Gastrointestinal Penyakit kandung empedu, Non-alcoholic fatty
liver disease (NAFLD, Gastro-esophageal
reflux, Hernia
Reproduksi Menstrual irregularity,
Infertilitas,
hirsutism,
polycystic ovaries,
abortus,
Diabetes gestasional, hipertensi gestasional,
Preeclampsia
Kelompok Macam Penyakit
Miscellaenous Indiopatic intracranial Hipertension
Proteinuria
Nefrotic Syndrome
Infeksi kulit
Limfoedem
Komplikasi anastesi
Penyakit Periodontal
Konsekuensi Psikologi dan Sosial Kepercayaan diri yang rendah
Ansietas dan depresi
Stigmatisasi
Diskriminasi
Terapi obesitas yang berhasil adalah dengan penyertaan rencana diet, olah raga, modifikasi gaya hidup dengan atau tanpa terapi farmakologi dan/atau pembedahan.
Tidak ada terapi tunggal yang efektif Terapi penurunan berat badan yang sukses
meliputi empat pilar, yaitu diet rendah kalori, aktivitas fisik, perubahan perilaku dan obat-obatan.
Penurunan berat badan mempunyai efek yang menguntungkan terhadap komorbid obesitas. (serum trigliserida , HDL,LDL, kadar glukosa darah)
2.9 PENATALAKSANAAN
SMART: Spesifik, Measurable, Achievable, Realistic dan Time Limited.
Tujuan awal: penurunan 10 % BB awal selama 6 bulan terapi.
Jika dibutuhkan penurunan berat badan lebih banyak, dapat dilakukan penyesuaian lebih lanjut terhadap anjuran diet dan aktivitas fisik.
Untuk pasien yang tidak mampu untuk mencapai penurunan berat badan yang signifikan, pencegahan kenaikan berat badan lebih lanjut merupakan tujuan yang paling penting.
2.9 PENATALAKSANAAN
A. TERAPI DIET Berdasarkan masing2 individu. Deficit 500 hingga 1000 kcal/hari Sebelumnya diukur kebutuhan energi basal
pasien terlebih dahulu(Harris-Benedict): Laki-laki : B.E.E = 66.5 + (13.75 x Kg) + (5.003 x cm) -
(6.7775 x age) Wanita : B.E.E = 655.1 + (9.563 X kg) + (1.850 x cm) –
(4.676 x age) Kebutuhan kalori total = BEE x jumlah faktor
stress dan aktivitas.
2.9 PENATALAKSANAAN
A. TERAPI DIET Pengurangan lemak jenuh, total lemak ≤30
persen dari total kalori + kurangi total kalori Dalam pengaturan makan pada orang
obesitas, perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini :
- Kalori : harus sesuai dengan kebutuhan normal, dihitung berdasarkan BB ideal dan TB
- Diet seimbang : karbohidrat 50% kalori, lemak 35%, protein yang mencukupi kebutuhan.
Salah satu porsi tidak boleh >1000 kalori. Pada anak obesitas berat : diturunkan 500 g
tiap minggunya.
2.9 PENATALAKSANAAN
A. TERAPI DIET Usia 2 - 7 tahun tanpa komplikasi: Pertahankan
BB Usia 2 - 7 tahun dengan komplikasi dan > 7
tahun: Menurunkan berat badan 2,5 - 5 kg atau dengan kecepatan 0,5 - 2 kg per bulan
B. AKTIFITAS FISIK Aktivitas fisik yang lama sangat membantu
pada pencegahan peningkatan berat badan, pengurangan resiko kardiovaskular dan diabetes
Aktivitas fisik yang berdasarkan gaya hidup cenderung lebih berhasil dibanding program latihan yang tersetruktur.
2.9 PENATALAKSANAAN
B. AKTIFITAS FISIK Dimulai secara perlahan dan intensitasnya
ditingkatkan bertahap. Mulai 30 menit 3x/mggu45 menit 5x/mggu :
Pengeluaran energi 100 dampai 200 kalori /hari Mengurangi waktu santai (sedentary) dengan
cara melakukan aktivitas fisik rutin lain dengan resiko cedera rendah.
Aktifitas fisik untuk anak usia 6-12 tahun lebih tepat yang menggunakan ketrampilan otot, seperti bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan untuk melakukan aktifitas fisik selama 20-30 menit per hari
2.9 PENATALAKSANAAN
Jenis kegiatan Kalori yang digunakan/jam
Jalan kaki 3 km/jam
Jalan kaki 6 km/jam
Joging 8 km/jam
Lari 12 km/jam
Tenis tunggal
Tenis ganda
Golf
Berenang
Bersepeda
150
300
480
600
360
240
180
350
660
Tabel 6. Jenis kegiatan dan jumlah kalori yang dibutuhkan
C. TERAPI PERILAKUStrategi meliputi pengawasan mandiri terhadap
kebiasaan makan dan aktivitas fisik, manajemen stress, stimulus control, pemecahan masalah, contingency management, cognitive restructuring dan dukungan sosial.
D. FARMAKOTERAPI Farmakoterapi dikelompokkan menjadi 3, yaitu: 1)Menekan nafsu makan (eg: sibutramin)2)Menghambat absorbsi zat-zat gizi ( eg:orlistat,
leptin, octreotide dan metformin)3)Meningkatkan penggunaan energy
2.9 PENATALAKSANAAN
D. FARMAKOTERAPI1)Orlistat : menurunkan 30% absorpsi lemak dan mengembangkan profil lipid, kontrol
glukosa dan metabolit yang lain. Nyeri perut atau colic, flatulence, fecal urgencyBerinteraksi dengan absorpsi vitamin larut lemak
dan siklosporine.2) Sibutramine :berkurang BB setelah 6 bln terapi. Mulut kering, anorexia, insomnia, konstipasi,
pening, mual Tidak digunakan pada pasien dengan stroke,
penyakit arteri koroner, CHF, aritmia, dan yang menggunakan MAOi.
2.9 PENATALAKSANAAN
D. FARMAKOTERAPI3. Pentermine (30 mg pada pagi hari atau 8 mg sebelum makan ) Efek samping peningkatan tekanan darah,
palpitasi, aritmia, midriasis, peningkatan kerja insulin hingga terjadi hipoglikemi dan ineteraksi dengan MAOI yang memiliki implikasi pada beberapa pasien.
4. Dietilpropion ( 25 mg sebelum makan atau 75 mg pada sediaan lepas lambat setiap pagi) Supresan noradrenergic yang aman bisa pada px hipertensi atau angina tapi tidak dapat digunakan pada pasien dengan hipertensi berat atau penyakit kardiovaskuler yang signifikan.
2.9 PENATALAKSANAAN
D. FARMAKOTERAPI5. Amfetamin secara umum dihindari karena kekuatan stimulan dan potensial adiksi nya6. Efedrin (20 mg dengan atau tanpa caffeine
200 mg, sampai 3 kali sehari) : aktifitas supresif dan termogenik baik
Efek samping yang umum terjadi adalah tremor, agitasi, panic, keringat berlebih dan insomnia, palpitasi dan takikardi
7. Agen serotonergik memiliki stimulant pusat yang dihubungkan dengan potesi penyalah gunaan dengan komponen noradrenergic tapi agen serotonergik dapat mengubah pola tidur dan mengubah kebiasaan.
2.9 PENATALAKSANAAN
D. FARMAKOTERAPI8.Fluoksetin 65 mg sehari memiliki penurunan
berat badan 2-4 kg.Tapi tidak berbeda diantara masing-masing grup dalam periode hingga 1 tahun. Penemuan sejenis juga ditemukan pada penggunaan sertralin 200mg per hari.
9. Peptida- peptida (seperti leptin, neuropeptida Y, galanin) yang sedang diselidiki karena manipulasi eksogenus mungkin menyediakan pendekatan terapetik kedepan untuk manajemen obesitas
2.9 PENATALAKSANAAN
D. FARMAKOTERAPIObat-obat yang ada di indonesia : - Orlistat ( xenical® ) golongan obat keras ( K ) - Sibutramin K - Mazindol ( Teronac® ) K - Dietilpropion ( apisate® ) K - Deksfenfluramina ( Isomeride® ) K - Fenluramina-HCL ( Ponderal® ) K - Efedrin K - Fluoksetin ( Andep®, antiprestin®, courage®,
foransi®, kalxetin®, lodep®, prestin®, Prozac® ) K - Sertralin ( Deptral®, fridep®, nudep®, zerlin®,
Zoloft® ) K
2.9 PENATALAKSANAAN
Indikasi : BMI ≥ 40 atau ≥ 35 dengan kondisi komorbid.
Sebagai alternative terakhir untuk pasien yang gagal dengan farmakoterapi dan menderita komplikasi obesitas yang ekstrem.
Bedah gastrointestinal (restriksi gastric (banding vertical gastric)) atau bypass gastric (Roux-en Y) adalah suatu instervensi penurunan berat badan pada subyek yang termotivasi dengan resiko operasi yang rendah.
Suatu program yang terintegerasi harus dilakukan baik sebelum maupun sesudah untuk memberikan panduan diet, aktivitas fisik, perubahan perilaku serta dukungan sosial.
2.9 TERAPI BEDAH
A. Pengaturan Pola Makan Diet yang bergizi serta mengandung larangan kalori
dan memungkinkan penurunan berat badan sebanyak 1 kg per minggu merupakan cara paling sehat dan efektif.
Umumnya, pemasukan kalori tidak boleh jatuh dibawah 1200 kalori untuk wanita dewasa dan 1500 kalori untuk pria. Dibawah ini merupakan beberapa cara untuk diet rendah kalori.
Menghitung kaloriMenghitung kadar lemakMengeliminasi porsi tambahan Diet tinggi protein rendah karbohidrat
Menggunakan porsi sedang sampai kecil saat makan, makan pelan-pelan, tingkatkan kadar serat, makan makanan primer yang utuh, dan menurunkan konsumsi makanan yang telah diproses.
2.10 PENCEGAHAN
A. Aktifitas Fisik1) Olahraga Rancang latihan rutin (Aerobik). Secara bertahap, tingkatkan latihan menjadi 45-60
menit dan tambahkan olahraga lain yang mempunyai nilai aerobic seperti berenang atau fitness. Tetapkan sasaran dan catat progress.Bentuklah pola olahraga yang variatif dan nikmatilah.
2) Hobi Kembangkan aktivitas kreatif dan dieksplorasi dalam
suatu komunitas untuk mendapatkan motivasi dan dukungan
2.10 PENCEGAHAN
A. Aktifitas Fisik3)Tidur Adiposit melepaskan leptin menandakan
penyimpanan lemak(peredam nafsu makan). Sedangkan lambung melepaskan ghrelin untuk menandakan kelaparan. Kekurangan tidur akan menurunkan kadar leptin dan meningkatkan kadar grehlin dalam darah sehingga badan akan kelaparan dan mengakibatkan konsumsi makanan yang lebih. Oleh sebab itu, tidur minimal 7 jam sangat dianjurkan untuk menjaga berat badan dan menghindari obesitas
2.10 PENCEGAHAN
A. Aktifitas Fisik4) Pada anak-anak Batasi waktu santai di depan layar
menjadi hanya dua jam dalam sehari.
Tekankan pada aktivitas bukan olahraga.
Temukan aktivitas yang disukai oleh anak anda.
Bila anda ingin memiliki anak yang aktif, anda sendiri harus aktif.
Buat pekerjaan rumah tangga sebagai kegiatan keluarga.
Buat aktivitas yang bervariasi. Buat sebagai Komitmen Keluarga.
2.10 PENCEGAHAN
A. Modifikasi Perilaku Terhadap Makanan Mengidentifikasi perilaku makanan dan olahraga
yang perlu diperbaiki Menetapkan sasaran atau gol yang spesifik Memodifikasi perilaku yang bermasalah Menyediakan bantuan positif
B. Modifikasi Perilaku Terhadap Makanan Menurunkan berat badan sebelum kehamilan. Amati kenaikan berat badan selama masa kehamilan. Senam ibu hamil.
2.10 PENCEGAHAN