PPN Pengantar & Karakter

Post on 14-Apr-2017

195 views 6 download

Transcript of PPN Pengantar & Karakter

LOGO

Pengantar & KarakterPajak Pertambahan

Nilai

Instruktur :Taripar Doly, SE.,MM

Nama : Taripar Doly, SE.,MMTpt/Tgl.lahir : Jakarta/ 22-03-1973Pendidikan Dinas : STAN Lulus 1996Alamat : Perumnas Bumi Telukjambe Blok C/220 KarawangKantor Dinas : KPP Sorong 1996 - 2001

KPP Karawang 2001 - 2006 KPP Madya Bekasi 2006 - 2007 KPP Pratama Kuningan 2007 - 2008 KPP Madya Bekasi 2008 - 2012 Kanwil DJP JB II 2012 – Sekarang

Diluar Kedinasan : Instruktur di IAI Bekasi Instruktur di President Tax Center

Aktivitas : Aktif menulis di www.nusahati.com

Email : Taripar.doly@gmail.com

PIN BB : 267e556f

No. HP : 08121902124

PROFILE

1. Definisi pajak2. Pajak Subjektif Vs Pajak Objektif3. Pajak Langsung Vs Pajak Tidak Langsung

PPN termasuk yang mana ?

Pengertian Pajak

Pajak Langsung Vs Pajak Tdk Langsung

Terdapat 3 (tiga) unsur pembeda terhadap jenis pajak tersebut :

Penanggung pajak (taxpayer) adalah orang yang secara formil yuridis diharuskan melunasi pajak.

Penanggung pajak adalah orang yang dlm faktanya dlm arti ekonomis memikul beban pajak.

Pemikul beban pajak adalah orang yg menurut maksud pembuat UU harus memikul beban pajak.

Jika ke-3 unsur tsb tdpt pd seseorang/badan usaha maka pajak tsb adl pajak langsung namun jika tidak maka pajak

tsb adl pajak tidak langsung.

Menurut ilmu ekonomi pajak langsung adl pajak yg beban pajaknya tdk dpt digeserkan /dialihkan kpd pihak lain.

Secara yuridis dalam pajak langsung pihak yg bertanggung jawab atas pemenuhan kewajiban pembayaran pajak ke kas negara adl wajib pajak yg secara ekonomis jg sbg

pemikul beban pajak.

Pajak Langsung Vs Pajak Tdk Langsung

Pajak Atas Konsumsi

Adalah pajak yang dikenakan atas pengeluaran yang ditujukan untuk konsumsi.Terdapat 2 pendekatan :

1. Pendekatan langsung ; yaitu pajak yg berlaku bagi seluruh pengeluaran utk konsumsi yg mrpkn hasil

penjumlahan seluruh penghasilan dikurangi tabungan/investasi.

Pajak Atas Konsumsi

2.Pendekatan tdk langsung/pendekatan pajak komoditi :Yaitu pajak yg dikenakan atas penjualan komoditi yg dipungut thdp pengusaha yang melakukan penjualan.

Pajak ini kemudian dialihkan kepada pembeli selaku pemikul beban pajak dengan mekanisme tertentu.

Contoh : PPN dan cukai.

Sejarah PPN di Indonesia

Masa Pajak Pembangunan I (PPb I)

Secara resmi tgl 1 Juni 1947 dipungut PPb I atas rumah makan, penginapan dan penyerahan jasa di rumah

makan. Mula mula mrpkn pajak pusat kemudian

diserahkan/dilimpahkan kepada daerah. Tarif pajak diserahkan sepenuhnya ke daerah.

Sejarah PPN Di Indonesia

Masa Pajak Peredaran 1950 (PPe 1950)

Dikenakan atas penyerahan barang dan jasa, dikenakan secara bertingkat pada setiap mata rantai jalur

produksi/distribusi. Tarif pajaknya single rate yaitu 2,5 % dan bersifat kumulatif. Karena bersifat kumulatif pajak ini hanya bertahan selama

9 bulan.

Sejarah PPN di Indonesia

Masa Pajak Penjualan 1951 (PPn 1951)Dasar hukumnya UU Darurat No 19 tahun 1951 dan mulai berlaku 1 Oktober 1951. Kemudian berubah menjadi UU 35 tahun 1953. Bersifat single tax.

Masa PPN 1984Dasar hukum UU No. 8 tahun 1983 stdtd UU No. 42 tahun 2009.

Pajak Penjualan yg pemungutannya berdasarkan UU Darurat 19 tahun 1951 kemudian digantikan dengan Pajak pertambahan Nilai (PPN) berdasarkan UU No. 8 tahun 1983 yg mulai berlaku per 1 Januari 1984.

Adapun latar belakang penggantian tsb :1. Mekanisme pemungutan Pajak Penjualan menimbulkan

pengenaan pajak berganda.

Latar Belakang Penggantian Pajak Penjualan dengan PPN

2. UU Pajak penjualan 1951 mengandung dualisme sistem pemungutan pajak yaitu seorang pengusaha dikenakan self assessment sedangkan yang lain official assessment sehingga menyulitkan pengawasan.

3. Sebagai akibat dr pengenaan pajak berganda maka pajak penjualan tidak bersifat netral dlm perdagangan dalam negeri / internasional.

4. Variasi tarif yag cukup banyak (9 tarif) menimbulkan kesulitan dalam pelaksanaanya sehingga cukup besar pengaruhnya thdp tingkat kepatuhan wajib pajak.

Latar Belakang Penggantian Pajak Penjualan dengan PPN

1. PPN merupakan Pajak Objektif

Legal Character (Karaktristik) PPN

Pengenaan PPN pertama-tama ditentukan oleh faktor keadaan objeknya. Keadaan

subjek bukan merupakan faktor utama yang menentukan dalam pengenaan PPN.

2. PPN merupakan pajak tidak langsung

Legal Character (Karaktristik) PPN

PKP/Penjual PKP/Pembeli

Penanggung Jawab

Pemikul Beban Pajak

BKP/JKP

PPN

PPN

Negara

Sebagai pajak tidak langsung pengertian PPN dpt dirumuskan berdasarkan 2 sudut pandang sbb :

1. Sudut pandang ekonomiBeban pajak dialihkan kpd pihak lain yaitu pihak yg akan mengkonsumsi barang/jasa yg menjadi objek pajak.

2. Sudut pandang yuridisTanggung jawab penyetoran pajak kepada kas negara tdk berada di tangan pihak yg memikul beban pajak . Sudut pandang ini membawa konsekuensi filosofis bahwa dalam pajak tdk langsung apabila pembeli atau penerima jasa telah membayar pajak yg terutang kpd penjual /pengusaha jasa maka pada hakekatnya sama dgn telah membayar pajak tsb ke kas negara.

Legal Character (Karaktristik) PPN

3. Multi stage taxPPN dikenakan pada setiap mata rantai jalur produksi ataupun distribusi.

Legal Character (Karaktristik) PPN

Pabrik Benang Benang Pabrik Textil Textil

Pabrik Garmen Garmen Pdg Bsr Garmen Garmen

Pdg Eceran Garmen Konsumen

4. PPN terutang untuk disetorkan ke kas negara dihitung dengan menggunakan metode indirect substraction /Credit/Invoice methode. (Sarananya adalah Faktur Pajak)

Sesuai dengan metode yg digunakan ini maka mekanisme pemungutan dan penghitungan PPN mutlak memerlukan Faktur Pajak sbg dokumen yuridis utk membuktikan kebenaran jumlah pajak masukan (PM) dan pajak keluaran (PK) yg terlibat dalam pengkreditan.

Legal Character (Karaktristik) PPN

PEMBELIAN

PENJUALAN

Harga Jual = 160 jtPPN Keluaran = 16 jtJumlah = 176 jt

Harga Beli = 100 jtPPN Masukan = 10 jtJumlah = 110 jt

Pajak Keluaran = 16 jtPajak Masukan = 10 jtKurang Bayar = 6 jt

Faktur Pajak Faktur Pajak

Surat Setoran Pajak

Mekanisme Dasar PPN (UMUM)

Kas Negara/Bank

PT.X

5. PPN adl pajak atas konsumsi umum dalam negeri.PPN hanya dikenakan atas konsumsi BKP/JKP yang dilakukan didalam negeri. Oleh karena itu produk impor dikenakan PPN dgn persentase yg sama dgn produk dalam negeri sedangkan BKP/JKP yang di ekspor dikenakan PPN dengan tarif 0 %.

Karena konsumen tidak semata-mata hanya mengkonsumsi barang tetapi juga mengkonsumsi jasa maka PPN disamping dikenakan pd konsumsi atas barang juga dikenakan pada konsumsi atas jasa.

Legal Character (Karaktristik) PPN

PPN harus netral terhadap pola konsumsi jangan sampai PPN mempengaruhi seseorang untuk memilih mengkonsumsi barang/jasa.

Dengan legal karakter PPN sebagai pajak atas konsumsi berarti disisi lain PPN bukan pajak atas kegiatan bisnis. Sasaran akhir pengenaan PPN adl konsumen akhir BKP/JKP selaku pemikul beban pajak yang sebenarnya. Sedangkan pengusaha kena pajak yg menyerahkan BKP/JKP hanyalah sebagai sasaran antara sebelum PPN sampai ke sasaran akhir.

Legal Character (Karaktristik) PPN

6. PPN bersifat netral- PPN dikenakan baik atas barang atau jasa- Dalam pemungutannya PPN menganut prinsip

tempat tujuan (destination principle).

Dalam mekanisme pemungutannya, PPN mengenal 2 prinsip pemungutan yaitu :

- Prinsip tempat asal (Origin Principle)- Prinsip tempat tujuan (Destination Principle)

Legal Character (Karaktristik) PPN

7. PPN tidak menimbulkan dampak pengenaan pajak berganda.

PPN hanya dikenakan atas “nilai tambah“ saja meskipun PPN dikenakan pada setiap mata rantai jalur produksi atau distribusi namun dengan invoice method pengenaan pajak berganda dapat dihindarkan.

Legal Character (Karaktristik) PPN

Kelebihan PPN : Mencegah terjadinya pengenaan pajak berganda. Netral dalam perdagangan dalam/luar negeri. PPN atas barang modal dpt diminta kembali dgn metode

indirect subtraction sehingga membantu likuiditas perusahaan.

Ditinjau dari sisi budgetair PPN merupakan “money maker“ bagi kas negara.

Kelebihan dan Kekurangan PPN

Kekurangan PPN : Biaya adm terlalu tinggi baik bagi fiskus maupun wajib

pajak. Menimbulkan dampak regresif yaitu semakin tinggi

tingkat kemampuan konsumsi wp semakin rendah beban pajaknya.

PPN sangat rawan dari penyelundupan pajak sehingga membutuhkan pengawasan yang lebih cermat.

Kelebihan dan Kekurangan PPN

PPN mengenakan pajak atas nilai tambah (Value added) yang timbul pada barang atau jasa tertentu yang

dikonsumsi.

Sebelum sampai pada tingkat konsumen, PPN telah dipungut pada setiap mata rantai jalur produksi/distribusi namun demikian tdk menimbulakan efek pajak berganda (cascading effect) karena adanya metode kredit pajak.

Mekanisme Pemungutan PPN

Adapun yang dimaksud dengan “ nilai tambah “ (Value added) suatu nilai yang merupakan hasil penjumlahan

biaya produksi atau distribusi yang meliputi penyusutan, bunga modal, gaji/upah yang dibayarkan, sewa telepon,

listrik serta pengeluaran lainnya dan laba yang diharapkan oleh pengusaha.

Secara sederhana nilai tambah di bidang perdagangan dpt juga diartikan sbg selisih antara harga jual dengan harga

beli barang dagangan.

Mekanisme Pemungutan PPN

Pembelian :- Harga beli barang 4.000

Nilai tambah- Ongkos 500 Nilai

- Keuntungan 3.000 Tambah 3.500 Harga Jual 7.500

Maka Nilai Tambah = 7.500 – 4000 = 3.500

Mekanisme Pemungutan PPN

Addition methodPPN dihitung berdasarkan penjumlah nilai tambah dikalikan dengan tarif.PPN = 3.500 x 10 % = Rp. 350

Substraction methodePPN dihitung berdasarkan selisih harga jual dgn harga beli dikalikan dgn tarif.Harga Jual = 7.500Harga beli = 4.000Selisih= 3.500 ( nilai tambah)PPN = 3.500 x 10 % = Rp. 350

Mekanisme Pemungutan PPN

Credit methodPPN dihitung berdasarkan selisih antara PPN yang telah dibayar pada saat pembelian dengan PPN yang dipungut pada saat penjualan.

Harga Jual 7.500 PPN = 750Harga Beli 4.000 PPN = 400

PPN harus dibayar 350

Mekanisme Pemungutan PPN

Consumption Type VATDalam tipe ini semua pembelian yang digunakan utk produksi termasuk pembelian barang modal dikurangkan dari penghitungan nilai tambah sehingga dasar pengenaan pajaknya terbatas pada pembelian utk keperluan konsumsi.

Kelebihan tipe ini :- Membantu likuiditas perusahaan krn seluruh PM atas pembelian barang modal segera dapat dikreditkan.- Mendorong pengusaha utk selalu melakukan regenerasi barang modal.- Menunjang iklim investasi yg sehat.- Tidak menimbulkan pajak berganda.

Tipe Tipe PPN

Net Income Type VATDalam tipe ini pengurangan pembelian barang modal dari dasar pengenaan pajak tidak dimungkinkan. Pengurangan pembelian barang modal hanya boleh dikurangkan sebesar prosentase penyusutan yg diperhitungkan dalam menentukan hasil bersih dalam penghitungan PPh sehingga dasar pengenaan PPN sama dengan PPh.

Sistem ini menimbulkan pajak berganda thdp barang modal dan membutuhkan pembukuan/adm yang sangat rapi.

Tipe Tipe PPN

Gross Product Type VATDalam tipe ini pembelian barang modal sama sekali tdk dapat dikurangkan shg atas barang modal dikenakan pajak dua kali yaitu pada saat pembelian dan kedua dilakukan melalui hasil produksi yg dijual kpd konsumen.

Kelemahan tipe ini :- barang modal dikenakan pajak dua kali- menghambat pengusaha mengadakan regenarasi barang modal- tidak menunjang iklim investasi yang baik- Pengusaha berusaha mengurangi pembelian barang modal

Tipe Tipe PPN

LOGOEmail : taripar.doly@gmail.comWeb : www.nusahati.com