Tugas Perpajakan 2 Ppn & Ppn Bm-1

22
TUGAS PERPAJAKAN 2 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM) Disusun Oleh : Aliza Meidina Putri (01121403109) Anugrah Pratama (01121403115) Asri Yosi Simanjuntak (01121403031) R. A. Andini (01121403093) Rian Hidayat Jamatra (01121403085) Sandra Nurma Jashinta (01121403033)

Transcript of Tugas Perpajakan 2 Ppn & Ppn Bm-1

Page 1: Tugas Perpajakan 2 Ppn & Ppn Bm-1

TUGAS PERPAJAKAN 2Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

(PPN dan PPnBM)

Disusun Oleh :Aliza Meidina Putri (01121403109)Anugrah Pratama (01121403115)

Asri Yosi Simanjuntak (01121403031)R. A. Andini (01121403093)

Rian Hidayat Jamatra (01121403085)Sandra Nurma Jashinta (01121403033)

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSIUNIVERSITAS SRIWIJAYA

 

Page 2: Tugas Perpajakan 2 Ppn & Ppn Bm-1

A. Karakteristik dan Dasar Hukum

I. Karakteristik Pajak Pertambahan Nilaia. Pajak Objektif

Pajak objektif adalah suatu jenis pajak yang timbulnya kewajiban pajaknya sangat ditentukan oleh objek pajak. Keadaan subjek pajak tidak menjadi penentu kecuali untuk kasus tertentu.

b. Dikenakan pada setiap rantai distribusi (Multi Stage Tax)Sepanjang suatu transaksi memenuhi syarat sebagaimana disebutkan dalam angka 2, maka pihak PKP Penjual berkewajiban memungut PPN atas transaksi yang terjadi dan kemudian menyetorkan ke Kas Negara dan melaporkannya.

c. Menggunakan mekanisme pengkreditanPPN hanya dikenakan atas nilai tambah yang terjadi atas BKP karena adanya proses pabrikasi maupun distribusi. Oleh karena itu PPN yang terutang dalam suatu Masa Pajak diperhitungkan terlebih dahulu dengan PPN yang telah dibayarkan oleh PKP pada saat pembelian bahan baku dan faktor produksi lainnya, sehingga meskipun PPN dikenakan beberapa kali namun tidak menimbulkan efek pajak berganda.

d. Merupakan pajak atas konsumsi dalam negeriSalah satu syarat dikenakannya PPN atas suatu transaksi adalah bahwa BKP/JKP dikonsumsi di dalam Daerah Pabean. Hal inilah yang mendasari pengenaan PPN dengan tarif 0% atas kegiatan ekspor sedangkan untuk kegiatan impor tetap dikenakan PPN 10%.

e. Merupakan beban konsumen akhirPPN merupakan pajak tidak langsung sehingga beban pajaknya bisa dialihkan oleh PKP. Pengenaan PPN yang dilakukan beberapa kali tidak menjadi beban PKP karena beban PPN tersebut pada akhirnya akan dialihkan kepada konsumen yang menikmati BKP pada rantai terakhir.

f. Netral terhadap persainganPPN bukan merupakan beban yang menambah harga pokok penjualan karena PPN menganut sistem pengkreditan yang memungkinkan PPN yang dibayarkan pada saat pembelian diperhitungkan dengan PPN yang harus dipungut saat penjualan.

Page 3: Tugas Perpajakan 2 Ppn & Ppn Bm-1

g. Menganut destination principleUntuk menentukan suatu transaksi dikenakan PPN atau tidak. Apabila konsumen berada di luar negeri maka transaksi tersebut tidak dikenakan PPN karena PPN adalah pajak atas konsumsi dalam negeri.

II. Dasar Hukuma. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan

Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 yang tetap dinamakan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 144 Tahun 2000 tentang Jenis Barang dan Jasa yang Tidak Dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.

d. Peraturan Pemerintah Nomor 145 Tahun 2000 tentang Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang Dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2006.

e. Peraturan Pemerintah Nomor 146 Tahun 2000 tentang Impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu dan atau Penyerahan Jasa Kena Pajak Tertentu yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2003.

f. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 tentang Impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007.

Page 4: Tugas Perpajakan 2 Ppn & Ppn Bm-1

B. Objek Pajak

I. Objek Pajak Pertambahan Nilaia. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang

dilakukan oleh Pengusahab. Impor Barang Kena Pajakc. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan

oleh Pengusahad. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah

Pabean di dalam Daerah Pabeane. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam

Daerah Pabeanf. Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.

II. Barang Kena Pajak yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilaia. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil

langsung dari sumbernyab. Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat

banyakc. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah

makan, warung, dan sejenisnyad. Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga.

III. Jasa Kena Pajak yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilaia. Jasa di bidang pelayanan kesehatan medikb. Jasa di bidang pelayanan sosialc. Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangkod. Jasa di bidang perbankan, asuransi, dan sewa guna usaha dengan hak

opsie. Jasa di bidang keagamaanf. Jasa di bidang pendidikang. Jasa di bidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak

tontonanh. Jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat iklani. Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di airj. Jasa di bidang tenaga kerjak. Jasa di bidang perhotelanl. Jasa yang disediakan oleh Pemerintah dalam rangka menjalankan

pemerintahan secara umum.

Page 5: Tugas Perpajakan 2 Ppn & Ppn Bm-1

IV.Objek Pajak Penjualan atas Barang Mewaha. Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah selain

kendaraan bermotor yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 10% :

Kelompok alat rumah tangga, pesawat pendingin (Lemari pendingin-pembeku, dari tipe rumah tangga) dengan kapasitas di atas 180 liter dengan nilai impor atau harga jual di atas Rp 10 juta per unit,pesawat pemanas (Pemanas air instan atau pemanas air dengan tempat penyimpanan, bukan listrik) dengan nilai impor atau harga jual di atas Rp 5 juta, dan pesawat penerima siaran televisi

Kelompok peralatan dan perlengkapan olah raga Kelompok mesin pengatur suhu udara(AC) dengan

kapasitas pendingin di atas 1 PK dengan 2 PK dengan nilai impor atau harga jual di atas Rp 8 juta per unit.

Kelompok alat perekam atau reproduksi gambarKamera digital dan kamera vidoa (selain yang dipergunakan untuk usaha penyiaran radio atau televisi) dengan nilai impor atau harga jual di atas Rp 10 juta,pesawat penerima siaran radio.

Kelompok alat fotografi (selain kamera sinematografi) dengan harga jual atau nilai pabean ditambah bea masuk di atas Rp 10 juta, alat sinematografi, dan perlengkapannya.

 b. Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah selain

kendaraan bermotor yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 20%:

Kelompok alat rumah tangga, pesawat pendingin, pesawat pemanas, selain yang disebut pada huruf a

Kelompok hunian mewah seperti rumah mewahdengan luas bangunan mulai dari 350m2 atau lebih, apartemen, kondominium, town house, dan sejenisnya dengan luas bangunan mulai dari 150m2 atau lebih berdasarkan 103/PMK.03/2009

Kelompok pesawat penerima siaran televisi dan antena serta reflektor antena, selain yang disebut pada huruf a

Page 6: Tugas Perpajakan 2 Ppn & Ppn Bm-1

Kelompok mesin pengatur suhu udara, mesin pencuci piring, mesin pengering, pesawat elektromagnetik dan instrumen musik

Kelompok wangi-wangian (Parfum dan cairan pewangi) yang siap dijual eceran dengan nilai impor atau harga jual Rp 20.000 per ml.

 c. Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah selain

kendaraan bermotor yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 30%:

Kelompok kapal atau kendaraan air lainnya, sampan dan kano, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan umum

Kelompok peralatan dan perlengkapan olah raga selain yang disebut pada huruf a.

 d. Kelompok Barang Kena Pajak yang tergolong Mewah selain

kendaraan bermotor yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 40% :

Kelompok minuman yang mengandung alkohol Kelompok barang yang terbuat dari kulit atau kulit tiruan Kelompok permadani yang terbuat dari sutra atau

wool(Selain dari jenis yang dipergunakan untuk alas sembahyang; arloji tangan, arloji saku dan arloji lainnya) dengan nilai impor atau harga jual Rp 40 juta/unit.

Kelompok barang kaca dari kristal timbal dari jenis yang digunakan untuk meja, dapur, rias, kantor, dekorasi dalam ruangan atau keperluan semacam itu

Kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari logam mulia atau dari logam yang dilapisi logam mulia atau campuran daripadanya

Kelompok kapal atau kendaraan air lainnya, sampan dan kano, selain yang disebut pada huruf c, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan umum

Kelompok balon udara dan balon udara yang dapat dikemudikan, pesawat udara lainnya tanpa tenaga penggerak

Kelompok peluru senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk keperluan negara

Kelompok jenis alas kaki

Page 7: Tugas Perpajakan 2 Ppn & Ppn Bm-1

Kelompok barang-barang perabot rumah tangga dan kantor; Kelompok barang-barang yang terbuat dari porselin, tanah

lempung cina atau keramik Kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya

terbuat dari batu selain batu jalan atau batu tepi jalan. 

e. Kelompok Barang kena Pajak yang Tergolong Mewah selain kendaraan bermotor yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 50%:

Kelompok permadani yang terbuat dari bulu hewan halus Kelompok pesawat udara selain yang dimaksud pada huruf

d, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan udara niaga

Kelompok peralatan dan perlengkapan olah raga selain yang disebut pada huruf a dan huruf c

Kelompok senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk keperluan negara.

 f. Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah selain

kendaraan bermotor yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 75%:

Kelompok minuman yang mengandung alkohol selain yang disebut pada huruf d

Kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari batu mulia dan/atau mutiara atau campuran daripadanya

Kelompok kapal pesiar mewah, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan umum

 g. Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang

berupa kendaraan bermotor yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 10%:

Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 orang sampai dengan 15 orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan semua kapasitas isi silinder

Kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang termasuk pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi

Page 8: Tugas Perpajakan 2 Ppn & Ppn Bm-1

(diesel/semi diesel) dengan sistem 1gandar penggerak (4x2), dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1500 cc.

 h. Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang

berupa kendaraan bermotor yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 20%:

Kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang termasuk pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api atau dengan nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan sistem 1 gandar penggerak (4x2), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1500 cc sampai dengan 2500 cc

Kendaraan bermotor dengan kabin ganda, dalam bentuk kendaraan bak terbuka atau bak tertutup, dengan penumpang lebih dari 3 orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan sistem 1gandar penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 gandar penggerak (4x4), dengan semua kapasitas isi silinder, dengan massa total tidak lebih dari 5 ton.

 

i. Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang berupa kendaraan bermotor yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 30% adalah kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang termasuk pengemudi, berupa:

Kendaraan bermotor sedan atau station wagon dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel) dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1500 cc

Kendaraan bermotor selain sedan atau station wagon dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan sistem 2 gandar penggerak (4x4) dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1500 cc.

 j. Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang

berupa kendaraan bermotor yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 40% adalah kendaraan

Page 9: Tugas Perpajakan 2 Ppn & Ppn Bm-1

bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10orang termasuk pengemudi, berupa :

Kendaraan bermotor selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api, dengan sistem 1 gandar penggerak (4x2) dengan kapasitas isi silinder lebih dari 2500 cc sampai dengan 3000 cc

Kendaraan bermotor dengan motor bakar cetus api, berupa sedan atau station wagon dan selain sedan atau station wagon, dengan sistem 2 gandar penggerak (4x4) dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1500 cc sampai dengan 3000 cc

Kendaraan bermotor dengan motor bakar nyala kompresi (diesel/semi diesel), berupa sedan atau station wagon dan selain sedan atau station wagon, dengan sistem 2 gandar penggerak (4x4) dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1500 cc sampai dengan 2500 cc.

 k. Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang

berupa kendaraan bermotor yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 50% adalah semua jenis kendaraan khusus yang dibuat untuk golf.

l. Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang berupa kendaraan bermotor yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 60%:

Kendaraan bermotor beroda dua dengan kapasitas isi silinder lebih dari 250 cc sampai dengan 500 cc

Kendaraan khusus yang dibuat untuk perjalanan di atas salju, di pantai, di gunung, dan kendaraan semacam itu.

 m. Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang

berupa kendaraan bermotor yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 75%: 

Kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api, berupa sedan atau station wagon dan selain sedan atau station wagon, dengan sistem 1 gandar penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 gandar penggerak (4x4) dengan kapasitas isi silinder lebih dari 3000 cc

Page 10: Tugas Perpajakan 2 Ppn & Ppn Bm-1

Kendaraan bermotor pengangkutan kurang dari 10 orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar nyala kompresi (diesel/semi diesel) berupa sedan atau station wagon dan selain sedan atau station wagon, dengan sistem 1 gandar penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 2500 cc

Kendaraan bermotor beroda 2 dengan kapasitas isi silinder lebih dari 500 cc

Trailer, semi-trailer dari tipe caravan, untuk perumahan atau kemah.

V. Bukan Objek Pajak Penjualan atas Barang Mewaha. Kendaraan bermotor yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Penjualan

Atas Barang Mewah adalah: Kendaraan bermotor yang digunakan untuk kendaraan ambulan,

kendaraan jenazah, kendaraan pemadam kebakaran, kendaraan tahanan, dan kendaraan angkutan umum;

Kendaraan bermotor yang digunakan untuk tujuan protokoler kenegaraan;

Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10orang atau lebih termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan semua kapasitas isi silinder, yang digunakan untuk kendaraan dinas TNI atau POLRI

Kendaraan bermotor yang digunakan untuk keperluan patroli TNI atau POLRI.

b. Kementerian Keuangan membuat kebijakan untuk merevisi daftar barang mewah yang kini bebas terkena pajak penjualan barang mewah (PPnBM). Beberapa barang yang tidak lagi dikenakan PPnBM antara lain: 

1. Peralatan rumah tangga dengan batasan harga di bawahRp 5.000.000 atau Rp 10.000.000

2. Pesawat televisi dengan batasan harga dan ukuran di bawah Rp 10.000.000 dan 40 inci 

3. Lemari pendingin dengan batasan harga di bawahRp 10.000.000

4. Mesin pengatur suhu udara dengan batasan harga di bawah Rp 8.000.000

5. Pemanas air dan mesin cuci dengan batasan hargaRp 5.000.000 

Page 11: Tugas Perpajakan 2 Ppn & Ppn Bm-1

6. Proyektor dan produk sanitasi dengan batasan harga di bawah Rp10.000.00

C. Tarif Pajak

I. Pajak Pertambahan Nilaia. Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10%b. Tarif Pajak Pertambahan Nilai atas ekspor Barang Kena Pajak

adalah 0%c. Dengan Peraturan Pemerintah, tarif pajak sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dapat diubah menjadi serendah-rendahnya 5% dan setinggi-tingginya 15%

II. Pajak Penjualan atas Barang Mewaha. Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah adalah paling rendah

10% dan paling tinggi 75% b. Atas ekspor Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah

dikenakan pajak dengan tarif 0%

Page 12: Tugas Perpajakan 2 Ppn & Ppn Bm-1

D. Cara Menghitung Pajak1. Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dihitung dengan cara

mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 UU PPN dengan Dasar Pengenaan Pajak.

2. Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak dikreditkan dengan Pajak Keluaran untuk Masa Pajak yang sama.

3. Dalam hal belum ada Pajak Keluaran dalam suatu Masa Pajak, maka Pajak Masukan tetap dapat dikreditkan.

4. Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan, maka selisihnya merupakan Pajak Pertambahan Nilai yang harus dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak.

5. Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan lebih besar daripada Pajak Keluaran, maka selisihnya merupakan kelebihan pajak yang dapat dimintakan kembali atau dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya.

6. Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pengusaha Kena Pajak selain melakukan penyerahan yang terutang pajak juga melakukan penyerahan yang tidak terutang pajak, sepanjang bagian penyerahan yang terutang pajak dapat diketahui dengan pasti dari pembukuannya, maka jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan adalah Pajak Masukan yang berkenaan dengan penyerahan yang terutang pajak.

7. Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pengusaha Kena Pajak selain melakukan penyerahan yang terutang pajak juga melakukan penyerahan yang tidak terutang pajak, sedangkan Pajak Masukan untuk penyerahan yang terutang pajak tidak dapat diketahui dengan pasti, maka jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan untuk penyerahan yang terutang pajak dihitung dengan menggunakan pedoman yang diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan.

8. Besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan oleh Pengusaha yang dikenakan Pajak Penghasilan dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000,

Page 13: Tugas Perpajakan 2 Ppn & Ppn Bm-1

dapat dihitung dengan menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

9. Pajak Masukan tidak dapat dikreditkan menurut cara sebagaimana diatur dalam ayat (2) bagi pengeluaran untuk: Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak sebelum

pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak; Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang tidak

mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha; Perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor sedan, jeep,

station wagon, van, dan kombi kecuali merupakan barang dagangan atau disewakan;

Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean sebelum Pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak;

Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang bukti pungutannya berupa Faktur Pajak Sederhana;

Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5);

Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (6);

Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya ditagih dengan penerbitan ketetapan pajak;

Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya tidak dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, yang diketemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan.

10. Pajak Masukan yang dapat dikreditkan tetapi belum dikreditkan dengan Pajak Keluaran pada Masa Pajak yang sama, dapat dikreditkan pada Masa Pajak berikutnya paling lambat 3 bulan setelah berakhirnya Masa Pajak yang bersangkutan sepanjang belum dibebankan sebagai biaya dan belum dilakukan pemeriksaan.

Page 14: Tugas Perpajakan 2 Ppn & Ppn Bm-1

E. CONTOH SOAL

1. PKP Pabrikan Yang Menggunakan BKP Mewah Sebagai Input

PT A merupakan produsen mobil. Dalam menghasilkan mobil, PT A juga membeli AC yang akan dipasang pada mobil yang dihasilkannya. Atas perolehan AC tersebut PT A telah membayar PPnBM sebesar Rp350.000,00.Apabila harga produksi mobil sebesar Rp110.000.000,00 dan keuntungan yang diinginkan PT A sebesar Rp40.000.000,00 maka Harga Jual mobil tersebut sebesar Rp150.350.000,00.

Dengan demikian Dasar Pengenaan Pajak atas mobil tersebut adalah sebesar Rp150.350.000,00.

Pajak yang terutang atas penyerahan BKP yang tergolong mewah tersebut adalah PPN =10% X Rp150.350.000,00 = Rp15.035.000,00 serta PPnBM= 20% X Rp150.350.000,00 = Rp30.070.000,00 (misal tarif PPnBM adalah 20%).

2. PKP Pabrikan Menyerahkan BKP Tergolong Mewah

PT X yang menghasilkan BKP yang tergolong mewah menjual BKP tersebut kepada PT A dengan Harga Jual sebesar Rp100.000.000,00. Atas penjualan tersebut dikenai PPN sebesar 10% dan PPnBM sebesar 20%. Dasar Pengenaan Pajak atas penyerahan BKP yang tergolong mewah tersebut adalah sebesar Rp100.000.000,00, tidak termasuk PPN (sebesar 10%) dan PPnBM (sebesar 20%) yang dikenakan atas penyerahan BKP tersebut. Dengan demikian jumlah yang dibayar oleh PT A adalah sebagai berikut:

DPP = Rp100.000.000,00

PPN = 10% x Rp100.000.000,00 = Rp10.000.000,00

Page 15: Tugas Perpajakan 2 Ppn & Ppn Bm-1

PPnBM=20% x Rp100.000.000,00 = Rp 20.000.000,00

Daftar Pustaka

Kompas.com. 2013. Barang Mewah yang Tidak Kena PPnBm. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/08/28/1258326/Inilah.6.Barang.Mewah.yang.Kini.Tidak.Kena.PPnBM. Diunduh pada 28 Maret 2014.

Fiskal, Badan Kebijakan. 2014.Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM). http://www.tarif.depkeu.go.id/Bidang/?bid=pajak&cat =ppn. Diunduh pada 28 Maret 2014.

Pbtaxand.com. 2009. PPnBM Rumah Mewah Diperluas.http://www.pbtaxand.com/news/2009/06/ppnbm-rumah-mewah-diperluas#sthash.mHOqxBl8.dpbs . Diunduh pada 29 Maret 2014

Liputan6.com. 2013. Daftar Nama Barang Mewah yang Kena pajak Tambahan.http://bisnis.liputan6.com/read/682131/daftar-nama-barang-mewah-yang-kena-pajak-tambahan. Diunduh pada 29 Maret 2014

Wordpress.com. 2013. Pajak PPn dan PPnBMhttp://novitaariandy.wordpress.com/2013/02/18/pajak-ppn-dan-ppnbm/. Diunduh pada 29 Maret 2014