LOKAKARYA PERPAJAKAN– seri PPN

32
LOKAKARYA PERPAJAKAN– seri PPN BREVET PAJAK A & B UNTUK BADAN URUSAN LOGISTIK (Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Dengan Baik & Benar, Disesuaikan Dengan Ketentuan Perpajakan Up Date) By : Muh. Mustafid Amna, Ak., C.P.A., B.K.P Sapto Windi Argo, S.E., B.K.P MEDAN, 13-14 JANUARI 2011 “PENETAPAN RASIO TOTAL BENCHMARKING SERTA TATA CARA PENGISIAN DAN PELAPORAN SPT TAHUN 2010 DAN KESIAPAN PELAPORAN SPT TAHUNAN BERDASARKAN KETENTUAN TERBARU TAHUN 2011” TaxSys - PUSAKA

description

TaxSys - PUSAKA. LOKAKARYA PERPAJAKAN– seri PPN. “PENETAPAN RASIO TOTAL BENCHMARKING SERTA TATA CARA PENGISIAN DAN PELAPORAN SPT TAHUN 2010 DAN KESIAPAN PELAPORAN SPT TAHUNAN BERDASARKAN KETENTUAN TERBARU TAHUN 2011”. BREVET PAJAK A & B UNTUK BADAN URUSAN LOGISTIK - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of LOKAKARYA PERPAJAKAN– seri PPN

Page 1: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

LOKAKARYA

PERPAJAKAN–seri PPNBREVET PAJAK A & B

UNTUK BADAN URUSAN LOGISTIK(Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak

Dengan Baik & Benar, Disesuaikan Dengan Ketentuan Perpajakan Up Date)

By :

Muh. Mustafid Amna, Ak., C.P.A., B.K.P

Sapto Windi Argo, S.E., B.K.P

MEDAN, 13-14 JANUARI 2011

“PENETAPAN RASIO TOTAL BENCHMARKING SERTA TATA CARA PENGISIAN DAN PELAPORAN SPT TAHUN 2010 DAN

KESIAPAN PELAPORAN SPT TAHUNAN BERDASARKAN KETENTUAN TERBARU TAHUN 2011”

TaxSys - PUSAKA

Page 2: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

PEMBELIAN

Lapor SPT Masa

PENJUALAN

Harga Jual = 200 jtPK = 20 jtJumlah = 220 jt

Harga Beli = 150 jtPM = 15 jtJumlah = 165 jt

Pajak Keluaran = 20 jtPajak Masukan = 15 jtKurang Setor = 5 jt

KPP

Faktur Faktur

Page 3: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

SYARAT PENYERAHAN BARANG/JASA TERUTANG PPN

1. Ada Proses Penyerahan (PASAL 1A),

2. Yang Diserahkan BKP/JKP (PASAL 4A),

3. Yang Diserahkan Oleh PKP,4. Yang Diserahkan Di Dalam Daerah

Pabean ,5. Yang Diserahkan Di Dalam Kerangka

Usaha.

Page 4: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

PROSES PENYERAHAN BKP :(Pasal 1A UU PPN)

1. Penyerahan hak atas BKP karena suatu perjanjian;2. Pengalihan BKP oleh karena suatu perjanjian sewa beli &

perjanjian leasing;3. Penyerahan BKP kepada pedagang perantara/melalui juru

lelang;4. Pemakaian sendiri dan atau pemberian cuma-cuma atas BKP;5. Persediaan BKP dan aktiva yang menurut tujuan semula tidak

untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, sepanjang PPN atas perolehan aktiva tersebut menurut ketentuan dapat dikreditkan;

6. penyerahan BKP dari Pusat ke Cabang/sebaliknya dan penyerahan Barang Kena Pajak antar Cabang;

7. Penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyasi.8. Penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak dalam rangka

perjanjian pembiayaan yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yang penyerahannya dianggap langsung dari Pengusaha Kena Pajak kepada pihak yang membutuhkan Barang Kena Pajak.

Page 5: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

YANG DISERAHKAN BKP/JKP :(Pasal 4A UU PPN; PP 144 Th. 2000)

Ada 4 Kelompok Jenis Barang Non BKP :

1. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya;

2. Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak;

3. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering; dan

4. Uang, emas batangan, dan surat berharga.

Page 6: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

YANG DISERAHKAN BKP/JKP :(Pasal 4A UU PPN; PP 144 Th. 2000)

Ada 17 Kelompok Jenis Jasa Non JKP :

1. Jasa pelayanan kesehatan medik;2. Jasa pelayanan sosial;3. Jasa pengiriman surat dengan perangko;4. Jasa keuangan;5. Jasa asuransi;6. Jasa keagamaan;7. Jasa pendidikan;8. Jasa kesenian dan hiburan;9. Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan;

10. Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri;

11. Jasa tenaga kerja;12. Jasa perhotelan;13. Jasa yang disediakan oleh Pemerintah dalam rangka

menjalankan pemerintahan secara umum.

Page 7: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

YANG DISERAHKAN BKP/JKP :(Pasal 4A UU PPN; PP 144 Th. 2000)

Ada 17 Kelompok Jenis Jasa Non JKP :

14. Jasa penyediaan tempat parkir;

15. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam ;

16. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos; dan;

17. Jasa boga atau katering.

Page 8: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

OBJEK PPN :(Pasal 4, Pasal 16 C, Pasal 16 D)

Ada 10 Objek PPN :

1. Penyerahan BKP Di Dalam Daerah Pabean O/ Pengusaha;2. Penyerahan JKP Di Dalam Daerah Pabean O/ Pengusaha;3. Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud Dari LDP Ke DDP;4. Pemanfaatan JKP Dari LDP Ke DDP;5. Impor BKP;6. Ekspor BKP Berwujud O/ PKP;7. Ekspor BKP Tidak Bewujud O/ PKP;8. Ekspor JKP O/ PKP;9. Kegiatan Membangun Sendiri Yg Dilakukan Tidak Dalam

Rangka Kegiatan Usahanya;10. Penyerahan Aktiva Bekas, kecuali atas penyerahan aktiva yang

Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c.

;

Page 9: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

YANG DISERAHKAN OLEH PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP) :

Yang dimaksud PKP adalah Pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak dengan jumlah peredaran bruto dan atau penerimaan bruto lebih

dari Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah). Dasar Hukum

: PMK-68/PMK.03/2010.

Konsekuensi PKP :

1. Memungut PPN -------- Terbitkan FP

2. Menyetor PPN ----------- SSP

3. Melapor PPN ------------- SPT 1107 /

1108

4. Memfile Dokumen ----- Hard/Soft Copy,

Selama 10 Tahun

Page 10: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

YANG DISERAHKAN DI DALAM DAERAH PABEAN

( Pasal 1 UU PPN )

Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang

meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara di atasnya

serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan

Landas Kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang

yang mengatur mengenai kepabeanan.

- Seluruh wilayah NKRI (termasuk

kawasan berikat) adalah Daerah Pabean.

- Hanya penyerahan dilakukan di

wilayah NKRI saja, pembayaran bisa dilakukan dimana saja.

- PEMBAYARAN DILAKUKAN DI NKRI

TETAPI PENYERAHAN DILAKUKAN DI LUR NEGERI,

TERUTANG PPN ?

Page 11: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

FASILITAS PPN( Pasal 16 B )

Tarif/DPP

Normal

Tarif/DPP

Normal Tarif /DPP Nilai Lain

Tarif /DPP Nilai Lain

Ada Fasilitas

Ada Fasilitas

Tidak Dipungu

t

Tidak Dipungu

t

Dibebaskan

Dibebaskan

Tidak Terutang PPN

Terutang PPN

Secara Umum Penyerahan Barang/Jasa

Page 12: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

FASILITAS PPN : PPN DIBEBASKAN

Fasilitas PPN Dibebaskan Diberikan Atas :- Impor BKP (Tertentu)

- Lihat PP 146 Th. 2000 Jo. PP

38 Th. 2003 - Penyerahan BKP (Tertentu)

- Lihat PP 146 Th. 2000 Jo. PP

38 Th. 2003 - Penyerahan JKP (Tertentu)

- Lihat PP 146 Th. 2000 Jo. PP

38 Th. 2003 - Impor dan atau Penyerahan BKP Tertentu Yang Bersifat Strategis

- Lihat PP 7 Th. 2007 Jo. PP 31

Th. 2007

Page 13: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

FASILITAS PPN : PPN TIDAK DIPUNGUT

Fasilitas PPN Tidak Dipungut Diberikan Atas :- Pelaksanaan Projek Pemerintah Yang Dibiayai Oleh Hibah Atau Dana Pinjaman Luar Negeri

- Lihat PP Nomor 42 Th. 1995 Jo. PP

Nomor 25 Th. 2001 - Pelaksanaan Proyek Pemerintah Untuk Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Wilayah Dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara Paska Bencana Alam Gempa Bumi Dan Tsunami Yang Dibiayai Hibah Luar Negeri

- Lihat PMK 43/PMK.03/2007- Penyerahan BKP Ke Pulau Batam & Pulau-Pulau Disekitarnya Yang Ditetapkan Sebagai Kawasan berikat

- Lihat PP 63 Th. 2003 Jo. PP 30 Th.

2005- Di Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET)

- Lihat KEP-229/PJ./2001

Page 14: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

FAKTUR PAJAKPKP wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap penyerahan BKP/JKP.

Lihat :

Faktur Pajak Standar - PER-13/PJ./2010Faktur Pajak Sederhana - KEP-524/PJ./2000 Jo. KEP-425/PJ./2001 Jo. KEP-128/PJ./2004, Jo. PER-97/PJ./2005Faktur Pajak Gabungan - PER-13/PJ./2010Dokumen Lain - PER-10/PJ./2010

FAKTUR PAJAK

F P STANDAR

F P SEDERHAN

A

F P GABUNGAN

DOK. LAIN

Page 15: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

FAKTUR PAJAK STANDAR(Pasal 13 Ayat 5 UU PPN)

Paling sedikit memuat :

a.Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak;

b.Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak dan atau penerima Jasa Kena Pajak;

c. Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga;

d.PPN yang dipungut;

e.PPnBM yang dipungut;

f. Kode, Nomor Seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak;

g.Nama, jabatan, dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.

Page 16: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

KODE & NOMOR SERI

FAKTUR PAJAK STANDAR

YANG LAMA :

YANG BARU :

Kode Transaksi

ABCDE - 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0

Kode Huruf Kode KPP Nomor Urut

0 0 0 . 0 0 0 – 0 0 . 0 0 0 0 0 0 0 0

Kode Status

Tahun Penerbitan Nomor Urut

Nomor Seri FP StandarKode FP Standar

Kode Cabang

Page 17: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

KODE TRANSAKSI

01 Peny. Kpd Selain Pemungut PPN

02 Peny. Kpd Pemungut Bendaharawan

03 Peny. Kpd Pemungut PPN lainnya

04 Peny. Kpd Selain Pemungut PPN, yg menggunakan DPP Nilai Lain

05 Selain Pemungut PPN, yang PM-nya di-Deemed

06 Peny. Kpd Selain Pemungut PPN, Peny. Lainnya (Tarif

selain 10%)

07 Peny. Kpd Selain Pemungut PPN, yg PPN-nya Tdk Dipungut

08 Peny. Kpd Selain Pemungut PPN, yg dibebaskan dr PPN

09 Peny. Kpd Selain Pemungut PPN, Peny. Aktiva Bekas

Page 18: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

0 FAKTUR PAJAK NORMAL;1 FAKTUR PAJAK PENGGANTI

TAHUN PENERBITAN

Diisi dengan Tahun diterbitkannya Faktur Pajak Standar

Tahun 2010 diisi dengan 10;

Tahun 2011 diisi dengan 11.

KODE STATUS

Page 19: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

Nomor Urut FP Standar Dibuat secara berurutan tanpa membedakan Kode Transaksi,

Status, dan mata uang;

Dimulai dari No.Urut 1 pada setiap awal tahun kalender mulai bulan Januari, kecuali bagi PKP yang baru dikukuhkan dimulai sejak Masa Pajak dikukuhkan;

Dalam hal sebelum Januari tahun berikutnya, No.Urut telah

mencapai 99999999, maka dimulai lagi dari No. Urut 1, dan PKP wajib menyampaikan surat pemberitahuan ke KPP, paling lmaa pada akhir bulan berikutnya setelah bulan Nomor Urut 00000001 digunakan kembali.

Page 20: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

KODE CABANG

PKP yg telah melakukan pemusatan PPN terutang, yg : a. Sistem penerbitan FP-nya belum online;b. Kantor Pusat / Cabang ada yang sbg Pengusaha di KB dan/atau mendapat fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor an/atau berada di Kawasan Ekonomi Khusus.Kode Cabang diisi sendiri secara

berurutan kode '000' untuk Kantor Pusat dan dimulai dari kode '001' untuk Kantor Cabang

PKP Lainnya Kode Cabang diisi kode ‘000’

Menyampaikan Pemberitahuan paling lambat akhir bulan berikutnya setelah bulan penggunaan Kode Cabang

Page 21: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

PENANDATANGANAN FAKTUR PAJAKSurat pemberitahuan ttg. pejabat yang berhak

menandatangani FP & contoh tanda tangan, paling lambat akhir bulan berikutnya sejak bulan pejabat tersebut mulai melakukan penandatanganan Faktur Pajak;

Dalam hal Penandatangan = Pihak lain surat kuasa.

Page 22: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

SAAT PENERBITAN FAKTUR PAJAK

Faktur Pajak harus dibuat pada:

a. saat penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak;

b. saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak;

c. saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan; atau ;

d. saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

Faktur Pajak (Gabungan) diterbitkan meliputi seluruh penyerahan yg dilakukan kpd pembeli BKP atau penerima JKP yg sama selama 1 bulan kalender. Faktur Pajak harus dibuat paling lama pada akhir bln penyerahan.

Page 23: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

Lengkap; Jelas;

dan Benar.

Bukti Pengkreditan

Pajak Masukan

Ya

Faktur Pajak Cacat

Tidak Dapat Dikreditkan

Tidak

PKP Penjual PKP Pembeli

Sanksi Psl 14 (4) UU KUP

PENGISIAN FAKTUR PAJAK

Page 24: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

FAKTUR PAJAK CACAT

Isi tidak lengkap dan jelas sesuai Pasal 13 ayat (5) UU PPN;

Diterbitkan setelah 3 bulan sejak saat seharusnya dibuat; Ditandatangani oleh bukan pejabat/kuasa yang ditunjuk; Tidak / terlambat memberitahukan Pejabat/Kuasa yg berhak

menandatangani FP; Kode dan No.Seri FP, tidak sesuai ketentuan; Tidak / terlambat memberitahukan Kode Cabang,

penambahan / penghentiannya; Mengubah peruntukan Kode Cabang;

Nomor urut tidak dimulai dari 1 pada awal tahun; Penggantian/pembatalan FP tidak dibuat sesuai ketentuan;

Page 25: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

FAKTUR PAJAK CACATPENGECUALIAN FAKTUR PAJAK & TIDAK DIKENAKAN SANKSI DLM HAL FAKTUR PAJAK TIDAK MEMUAT KETERANGAN MENGENAI:

a. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak; atau

b. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak, dan nama dan tandatangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak untuk

Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran.

NAMUN DEMIKIAN, FAKTUR PAJAK TERSEBUT MERUPAKAN FAKTUR PAJAK YG TIDAK DAPAT DIKREDITKAN BAGI PENERIMA

Page 26: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN(Pasal 9 UU PPN)

Pajak Masukan (PM) dalam suatu Masa Pajak dikreditkan dengan Pajak Keluaran (PK) dalam Masa Pajak yang sama.

Pajak Masukan yang dikreditkan harus menggunakan Faktur Pajak yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) dan ayat (9) UU PPN.

Apabila dalam suatu Masa Pajak, PK lebih besar daripada PM, maka selisihnya merupakan PPN yang harus dibayar oleh PKP.

Apabila dalam suatu Masa Pajak, PM yang dapat dikreditkan lebih besar daripada PK, maka selisihnya merupakan kelebihan pajak yang dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya. RESTITUSI dpt diajukan pada akhir tahun buku.

Page 27: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN(Pasal 9 UU PPN)

Apabila dalam suatu Masa Pajak, PKP selain melakukan penyerahan yang terutang pajak juga melakukan penyerahan yang tidak terutang pajak, sepanjang bagian penyerahan yang terutang pajak dapat diketahui dengan pasti dari pembukuannya, maka jumlah PM yang dapat dikreditkan adalah PM yang berkenaan dengan penyerahan yang terutang pajak.

Apabila dalam suatu Masa Pajak, PKP selain melakukan penyerahan yang terutang pajak juga melakukan penyerahan yang tidak terutang pajak, sedangkan PM untuk penyerahan yang terutang pajak tidak dapat diketahui dengan pasti, maka jumlah PM yang dapat dikreditkan untuk penyerahan yang terutang pajak dihitung dengan menggunakan pedoman yang diatur dengan PMK.

Page 28: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN(Pasal 9 UU PPN)

PM tidak dapat dikreditkan bagi pengeluaran untuk:

a. perolehan BKP/JKP sebelum Pengusaha dikukuhkan sebagai PKP;

b. perolehan BKP/JKP yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha;

c. perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor sedan, jeep, station wagon, van, dan kombi kecuali merupakan barang dagangan atau disewakan;

d. pemanfaatan BKP tidak berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean sebelum Pengusaha dikukuhkan sebagai PKP;

Page 29: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN(Pasal 9 UU PPN)

e. perolehan BKP/JKP yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) UU PPN;

g. pemanfaatan BKP tidak berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean yang Faktur Pajaknya tidak

memenuhi ketentuan Pasal 13 ayat (6) UU PPN ;

h. perolehan BKP/JKP yang PM-nya ditagih dengan penerbitan ketetapan pajak;

i. perolehan BKP/JKP yang PM-nya tidak dilaporkan dalam SPT Masa PPN yang diketemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan.

Page 30: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN(Pasal 9 UU PPN)

Pajak Masukan yang dapat dikreditkan tetapi belum dikreditkan dengan Pajak Keluaran pada Masa Pajak yang sama, dapat dikreditkan pada Masa Pajak berikutnya paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya Masa Pajak yang bersangkutan sepanjang belum dibebankan sebagai biaya dan belum dilakukan pemeriksaan.

Page 31: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

SPT MASA PPN(PER-146/PJ./2006 Jo. PER-142/PJ./2007)

SPT terdiri dari :a. Induk SPT - Formulir 1107b. Lampiran I Daftar Pajak Keluaran dan

PPn BM - Formulir 1107 A ; danc. Lampiran 2 Daftar Pajak Masukan dan

PPn BM - Formulir 1107 B

Page 32: LOKAKARYA  PERPAJAKAN– seri PPN

SPT MASA PPNSPT Masa PPN Per Januari 2011 ?????

Lihat Ketentuan :

1. SE-98/PJ./20102. PER-44/PJ./20103. SE-99/PJ./20104. PER-45/PJ./2010

( T E R L A M P I R )