PPN Pemungutan PPN

28
LOGO Pemungut PPN Instruktur : Taripar Doly, SE.,MM

Transcript of PPN Pemungutan PPN

Page 1: PPN   Pemungutan PPN

LOGO

Pemungut PPN

Instruktur :Taripar Doly, SE.,MM

Page 2: PPN   Pemungutan PPN

Secara umum PPN yg terutang atas transaksi penyerahan BKP/JKP dipungut oleh PKP Penjual. Dengan demikian, pembeli BKP/JKP yg bersangkutan wajib membayar kpd PKP Penjual sbsr harga jual ditambah PPN yg terutang

Namun demikian, apabila yg bertindak sebagai pembeli BKP/JKP tsb berstatus Pemungut PPN (Pembeli Khusus), PPN yg terutang atas transaksi penyerahan BKP/JKP tidak dipungut oleh PKP Penjual, melainkan disetor langsung ke kas negara oleh Pemungut PPN tsb. Dgn demikian, Pemungut PPN hanya membayar kpd PKP Penjual sebesar harga jual, sedangkan PPN-nya (10%) disetor langsung ke kas negara.

Mekanisme

Page 3: PPN   Pemungutan PPN

1) Pajak yang terutang atas penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak kepada Pemungut Pajak Pertambahan Nilai dipungut, disetor, dan dilaporkan oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai.

2) Tata cara pemungutan, penyetoran, dan pelaporan pajak oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan.

Pasal 16A UU PPN

Page 4: PPN   Pemungutan PPN

Pasal 1 UU PPN angka (27) : Pemungut Pajak Pertambahan Nilai adalah bendahara Pemerintah, badan, atau instansi pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk memungut, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang oleh Pengusaha Kena Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak kepada bendahara Pemerintah, badan, atau instansi Pemerintah tersebut.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003 Tentang Penunjukan Bendaharawan Pemerintah Dan Kantor Perbendaharaan Dan Kas Negara Untuk Memungut, Menyetor, Dan Melaporkan Pajak Pertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Beserta Tata Cara Pemungutan, Penyetoran, Dan Pelaporannya

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.03/2010 Tentang Penunjukan Kontraktor Kontrak Kerja Sama Pengusahaan Minyak Dan Gas Bumi Dan Kontraktor Atau Pemegang Kuasa/Pemegang Izin Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi Untuk Memungut, Menyetor, Dan Melaporkan Pajak Pertambahan Nilai Atau Pajak Pertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, Serta Tata Cara Pemungutan, Penyetoran, Dan Pelaporannya

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 85/PMK.03/2012 stdtd PMK-136/PMK.03/2012 tentang penunjukan BUMN untuk memungut, menyetor, dan melaporkan PPN dan PPnBM serta tata cara Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan.

Badan Usaha Tertentu (Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.03/2015 dan Lampirannya) yang berlaku sejak 1 April 2015.

Dasar Hukum

Page 5: PPN   Pemungutan PPN

Setelah diundangkan Undang Undang No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, terjadi pergeseran terminologi dan fungsi pejabat pengelola APBN sehingga dilakukan redifinisi yang dengan sendirinya mempengaruhi terminologi yang digunakan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003. Sehubungan dengan hal tersebut dalam pasal 1 angka 11 Peraturan Dirjen Pajak No PER-147/PJ./2006 dirumuskan pengertian bendaharawan pemerintah sebagai berikut :

Bendaharawan Pemerintah adalah :◦ Bendahara Pengeluaran Pemerintah Pusat dan Daerah yaitu Pejabat

yang mengeluarkan dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; atau

◦ Penerbit Surat Perintah Membayar (SPM) yaitu Pejabat yang diberi kewenangan untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran, menguji tagihan kepada negara dan menandatangani SPM, yang ditunjuk oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran.

Bendahara Pemerintah

Page 6: PPN   Pemungutan PPN

Pemungut Pajak Pertambahan Nilai yang melakukan pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak Rekanan Pemerintah atas nama Pengusaha Kena Pajak Rekanan Pemerintah, wajib memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang.

Bendaharawan Pemerintah yang melakukan pembayaran melalui Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara, wajib melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang oleh Pengusaha Kena Pajak yang telah dipungut oleh Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara dimaksud.

Dalam jumlah pembayaran yang dilakukan oleh Bendaharawan Pemerintah atau Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara termasuk jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang.

Kewajiban Pemungut

Page 7: PPN   Pemungutan PPN

Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah;

Pembayaran untuk pembebasan tanah; Pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang

menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku, mendapat fasilitas Pajak Pertambahan Nilai tidak dipungut dan/atau dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai;

Pembayaran atas penyerahan Bahan Bakar Minyak dan Bukan Bahan Bakar Minyak oleh PT (PERSERO) PERTAMINA;

Pembayaran atas rekening telepon; Pembayaran atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan

penerbangan; atau Pembayaran lainnya untuk penyerahan barang atau jasa yang menurut ketentuan

perundang-undangan yang berlaku tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.Catatan :Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang sehubungan dengan pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah), dipungut dan disetor oleh Pengusaha Kena Pajak Rekanan Pemerintah sesuai dengan ketentuan yang berlaku umum

PPN dan PPnBMTidak Dipungut oleh Bendaharawan Pemerintah Dalam Hal :

Page 8: PPN   Pemungutan PPN

Contoh 1 : Harga jual 769.231 PPN 10% 76.923 PPn BM 20% 153.846 Jumlah pembayaran 1.000.000

PPN dan PPn BM tidak dipungut Bendaharawan Pemerintah melainkan dipungut oleh PKP Rekanan selaku pihak yang menyerahkan BKP, sehingga Bendaharawan Pemerintah membayar Rp1.000.000 termasuk PPN dan PPn BM Contoh 2 : Harga jual 950.000 PPN 10% 95.000 Jumlah pembayaran 1.045.000

Karena pembayaran termasuk PPN melebihi Rp1.000.000 maka Bendaharawan Pemerintah wajib memungut PPN sebesar Rp95.000 dengan cara memotong dari jumlah pembayaran tersebut

Contoh :

Page 9: PPN   Pemungutan PPN

Pemungutan Pajak Pertumbuhan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dilakukan pada saat pembayaran dengan cara pemotongan secara langsung dari tagihan Pengusaha Kena Pajak Rekanan Pemerintah.

Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang dipungut oleh Bendaharawan Pemerintah dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah berakhirnya bulan terjadinya pembayaran tagihan.

Dalam hal hari ketujuh jatuh pada hari libur, maka penyetoran dilakukan pada hari kerja berikutnya.

Tata Cara Pemungutan

Page 10: PPN   Pemungutan PPN

Bendaharawan Pemerintah wajib melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang dipungut dan disetor ke Kantor Pelayanan Pajak dan Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara setempat, paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah berakhirnya bulan dilakukan pembayaran tagihan.

Pelaporan pemungutan dan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dilakukan dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa bagi Pemungut Pajak Pertambahan Nilai.

Tata Cara Pelaporan

Page 11: PPN   Pemungutan PPN

Jika kewajiban tidak dilaksanakan maka Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara wajib menolak permintaan pembayaran berikutnya yang diajukan Bendaharawan Pemerintah

Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara wajib menyampaikan daftar Bendaharawan Pemerintah yang berada dalam wilayah kerjanya beserta daftar perubahannya setiap 3 (tiga) bulan kepada Kantor Pelayanan Pajak yang ditunjuk Direktur Jenderal Pajak

Kantor Perbendaharaan Dan Kas NegaraKPKN

Page 12: PPN   Pemungutan PPN

Mekanisme Pemungutan PPN atau dan PPnBM

1) Dalam jumlah pembayaran yang dilakukan oleh Bendaharawan Pemerintah termasuk jumlah pajak yang terutang.

2) pada saat PKP Rekanan mengajukan tagihan, wajib membuat: a) Faktur Pajak dan SSP, dengan ketentuan Faktur Pajak diisi dengan lengkap rangkap 3 (tiga) dengan

peruntukan : - lembar ke-1 untuk Bendaharawan pemerintah sebagai Pemungut PPN - lembar ke-2 untuk arsip PKP Rekanan - lembar ke-3 untuk KPP melalui Bendaharawan Pemerintah. Oleh Bendaharawan Pemerintah yang melakukan pemungutan, pada setiap lembar Faktur Pajak wajib dibubuhi cap “Disetor tanggal ……..” dan ditandatangani oleh Bendaharawan Pemerintah yang bersangkutan. Oleh KPPN yang melakukan pemungutan untuk kepentingan Bendaharawan Pemerintah, pada setiap lembar Faktur Pajak dicantumkan “nomor dan tanggal advis SPM”.

b) SSP yang diisi adalah kolom identitas dan jumlah pajak terutang, sedangkan kolom lainnya tidak perlu diisi. Adapun jumlah lembar SSP dibuat rangkap 5 (lima). Setelah PPN dan PPnBM, atau PPN yang terutang disetor ke bank persepsi atau kantor pos, SSP tersebut didistribusikan : - lembar ke-1 untuk PKP Rekanan - lembar ke-2 untuk Kantor Pelayanan Pajak - lembar ke-3 untuk PKP Rekanan, akan dilampirkan pada SPT Masa PPN - lembar ke-4 untuk bank persepsi atau kantor pos. - lembar ke-5 untuk pertinggal Bendaharawan Pemerintah. Pada setiap lembar SSP ini oleh KPPN yang melakukan pemungutan pajak untuk kepentingan Bendaharawan Pemerintah dibubuhi “nomor dan tanggal advis SPM”. pada SSP lembar ke-1 dan lembar ke-2 dibubuhi cap “TELAH DIBUKUKAN” oleh KPPN.

3) Faktur Pajak dan SSP merupakan bukti pemungutan dan penyetoran PPN dan PPnBM.

Page 13: PPN   Pemungutan PPN

4) Pemungut PPN wajib memungut pajak yang terutang pada saat pembayaran; 5) Penyetoran Pajak yang dipungut.

Pajak yang dipungut oleh Bendaharawan selaku Pemungut PPN wajib disetor ke kas negara pajak yang dipungut paling lambat dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah bulan dilakukan pembayaran atas tagihan. Dalam hal tanggal penyetoran jatuh pada hari libur, maka penyetoran dilakukan pada hari kerja berikutnya.

6) Pelaporan pajak yang telah dipungut dan disetor. Bendaharawan Pemerintah yang melakukan pemungutan dan penyetoran PPN dan PPnBM atau PPN wajib menyampaikan laporan kepada KPP tempat Bendaharawan Pemerintah terdaftar dengan menggunakan formulir “Surat Pemberitahuan Masa Bagi Pemungut PPN Formulir 1107PUT” yang dibuat dalam rangkap 2 (dua) paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah bulan dilakukan pembayaran atas tagihan, yang masing-masing diperuntukkan sebagai berikut : - lembar ke-1, dilampiri Faktur Pajak lembar ke-3 untuk KPP ; - lembar ke-2, untuk arsip Bendaharawan Pemerintah.

Mekanisme Pemungutan PPN atau dan PPnBM

Page 14: PPN   Pemungutan PPN

Contoh Formulir SPK

Page 15: PPN   Pemungutan PPN

Contoh Formulir Ke KPKN

Page 16: PPN   Pemungutan PPN

Bendahara SD Negeri X pada bulan April melakukan pengeluaran sebagai berikut:1. Pembayaran untuk pembelian ATK dari PT GRAMEDIA

Rp400.0002. Pembayaran jasa pemborong kepada PT KONTRUKSINDO

untuk pembangunan gedung kelas baru senilai Rp50.000.0003. Pembayaran tagihan telepon kepada PT TELKOM sebesar

Rp1.500..0004. Pembayaran untuk pengadaan buku pelajaran umum kepada

PT PENERBIT ERLANGGA Rp30.000.000

Jelaskan aspek pemungutan PPN atas pembayaran yang dilakukan oleh Bendahara SD Negeri X

Kasus

Page 17: PPN   Pemungutan PPN

PT Batavia Computindo adalah rekanan dari Pemda Kota Depok, telah terdaftar sebagai wajib pajak di KPP Jakarta Tanjung Priok dengan NPWP : 01.234.567.8-072.000. Pada tahun anggaran 2011 PT Batavia Computindo mendapat proyek pengadaan komputer untuk Pemda Kota Depok. Sesuai dengan Surat Perintah Kerja (SPK) tanggal 27 Februari 2011 nilai kontrak sebesar Rp80.000.000 termasuk PPN. Penyerahan barang dilakukan PT Batavia Computindo tanggal 10 Maret 2011, sedangkan realisasi pembayaran baru diterima tanggal 7 April 2011.

Jelaskan kewajiban terkait PPN yang harus dipenuhi oleh PT Batavia Computindo selaku rekanan

Jelaskan kewajiban terkait PPN yang harus dipenuhi oleh Bendahara Pemda Kota Depok selaku Pemungut PPN

Kasus

Page 18: PPN   Pemungutan PPN

Kontraktor atau Pemegang Kuasa/Pemegang Izin adalah: kontraktor kontrak kerja sama pengusahaan minyak dan

gas bumi; dan kontraktor atau pemegang kuasa/pemegang izin

pengusahaan sumber daya panas bumi,  yang meliputi kantor pusat, cabang, maupun unitnya. Kontraktor atau Pemegang Kuasa/Pemegang Izin

ditunjuk sebagai pemungut Pajak Pertambahan Nilai

KONTRAK KERJA SAMA PENGUSAHAAN MINYAK DAN GAS BUMI DAN KONTRAKTOR ATAU PEMEGANG KUASA/PEMEGANG IZIN PENGUSAHAAN SUMBER DAYA PANAS BUMI

PMK-11/PMK.03/2005 stdd. PMK-73/PMK.03/2010

Page 19: PPN   Pemungutan PPN

Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak oleh Rekanan kepada Kontraktor atau Pemegang Kuasa/Pemegang Izin dipungut, disetor, dan dilaporkan oleh Kontraktor atau Pemegang Kuasa/Pemegang Izin.

Kontraktor/Pemegang Kuasa/Pemegang IzinSebagai Pemungut

Page 20: PPN   Pemungutan PPN

Jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang harus dipungut oleh Kontraktor atau Pemegang Kuasa/Pemegang Izin adalah sebesar 10% (sepuluh persen) dikalikan dengan Dasar Pengenaan Pajak.

Dalam hal penyerahan Barang Kena Pajak selain terutang Pajak Pertambahan Nilai juga terutang Pajak Penjualan atas Barang Mewah, maka jumlah Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang harus dipungut oleh Kontraktor atau Pemegang Kuasa/Pemegang Izin adalah sebesar tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang berlaku dikalikan dengan Dasar Pengenaan Pajak.

Kontraktor/Pemegang Kuasa/Pemegang IzinSebagai Pemungut

Page 21: PPN   Pemungutan PPN

a. pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp10.000.000,00(sepuluh juta rupiah) termasuk jumlah Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah;

b. pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang menurut ketentuan perundang-undangan di bidang perpajakan mendapat fasilitas Pajak Pertambahan Nilai tidak dipungut atau dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai;

c. pembayaran atas penyerahan bahan bakar minyak dan bahan bakar bukan minyak oleh PT Pertamina (Persero);

d. pembayaran atas rekening telepon;e. pembayaran atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan

penerbangan; dan/atauf. pembayaran lainnya untuk penyerahan barang dan/atau jasa yang menurut ketentuan

perundang-undangan di bidang perpajakan tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e dipungut, disetor, dan dilaporkan oleh Rekanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

PPN dan PPnBM Tidak Dipungut oleh Kontraktor atau Pemegang Kuasa/Pemegang Izin dalam hal:

Page 22: PPN   Pemungutan PPN

Rekanan wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak kepada Kontraktor atau Pemegang Kuasa/Pemegang Izin

Faktur Pajak harus dibuat pada saat: penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa

Kena Pajak; penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan

pembayaran terjadi sebelum penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak; atau

penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan.

Kewajiban RekananSebagai Pemungut

Page 23: PPN   Pemungutan PPN

Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dilakukan paling lama pada saat: penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa

Kena Pajak; penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan

pembayaran terjadi sebelum penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak; atau

penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan.

Page 24: PPN   Pemungutan PPN

Kontraktor atau Pemegang Kuasa/Pemegang Izin wajib menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang telah dipungut ke Kantor Pos/Bank Persepsi paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.

Kontraktor atau Pemegang Kuasa/Pemegang Izin wajib melaporkan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang telah dipungut ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Kontraktor atau Pemegang Kuasa/Pemegang Izin terdaftar paling lama pada akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak.

Pelaporan atas pemungutan dan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi pemungut Pajak Pertambahan Nilai.

Page 25: PPN   Pemungutan PPN

Mulai tanggal 1 Juli 2012, BUMN ditunjuk sebagai Pemungut PPN. Dengan demikian, PPN dan PPnBM yang terutang atas penyerahan BKP dan/atau JKP oleh PKP Rekanan kepada BUMN yang memenuhi ketentuan sebagai Pemungut PPN wajib dipungut, disetor, dan dilaporkan oleh BUMN

Kriteria BUMN Yang Ditunjuk Sebagai Pemungut PPN• Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya

dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.

• BUMN yang memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, yaitu badan usaha yang paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia, tidak termasuk anak perusahaan dan joint operation atau bentuk kerja sama lainnya.

• Dalam hal terjadi perubahan kepemilikan saham yang menyebabkan suatu badan usaha tidak lagi memenuhi kriteria sebagai BUMN, maka terhitung sejak tanggal akta yang menyatakan perubahan kepemilikan tersebut, badan usaha yang bersangkutan secara otomatis tidak lagi ditunjuk menjadi Pemungut PPN. Namun demikian, kewajiban menyetor dan melaporkan PPN dan PPnBM yang telah dipungut dalam Masa Pajak yang bersangkutan tetap dilakukan sebagaimana mestinya.

• Dalam hal terjadi perubahan kepemilikan saham yang menyebabkan suatu badan usaha menjadi memenuhi kriteria sebagai BUMN, maka terhitung sejak tanggal akta yang menyatakan perubahan kepemilikan tersebut, badan usaha dimaksud secara otomatis ditunjuk menjadi Pemungut PPN dan melakukan kewajiban sebagai Pemungut PPN.

Badan Usaha Milik Negara PMK-85/PMK.03/2012 stdd PMK-136/PMK.03/2012

Page 26: PPN   Pemungutan PPN

pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) termasuk jumlah PPN atau PPN dan PPnBM yang terutang dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah

pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang menurut ketentuan perundang-undangan di bidang perpajakan mendapat fasilitas PPN tidak dipungut atau dibebaskan dari pengenaan PPN

pernbayaran atas penyerahan bahan bakar minyak dan bahan bakar bukan minyak oleh PT Pertamina (Persero);

pembayaran atas rekening telepon pembayaran atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh

perusahaan penerbangan pembayaran lainnya untuk penyerahan barang dan/atau jasa yang menurut ketentuan perundang-undangan di bidang perpajakan tidak dikenai PPN atau PPN dan PPnBM

PPN dan PPnBM tidak dipungut oleh BUMN dalam hal :

Page 27: PPN   Pemungutan PPN

• PPN dan PPnBM yang terutang atas penyerahan BKP dan/atau JKP dari BUMN kepada BUMN tidak dikecualikan dari pemungutan oleh Pemungut PPN, sehingga BUMN yang menerima penyerahan BKP dan/atau JKP tetap melakukan kewajiban pemungutan PPN

• Demikian juga atas penyerahan BKP dan/atau JKP dari BUMN kepada Pemungut PPN selain BUMN, PPN dan PPnBM yang terutang tetap dipungut oleh Pemungut PPN yang menerima penyerahan BKP dan/atau JKP.

• Rekanan wajib membuat Faktur Pajak dan SSP atas setiap penyerahan BKP dan/atau JKP kepada BUMN, Faktur Pajak yang dibuat oleh Rekanan mengacu pada ketentuan yang berlaku (kode transaksi “03”) , SSP diisi dengan membubuhkan NPWP serta identitas Rekanan, tetapi penandatanganan SSP dilakukan oleh BUMN sebagai penyetor atas nama Rekanan

• BUMN wajib menyetorkan PPN/PPnBM yang telah dipungut ke Kantor Pos/Bank Persepsi paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir

• Pelaporan atas pemungutan dan penyetoran PPN atau PPN dan PPnBM dilakukan setiap bulan dengan menggunakan formulir "SPT Masa PPN bagi Pemungut PPN" (SPT 1107 PUT) yang wajib disampaikan dalam bentuk elektronik (e-SPT

Tata cara pemungutan, Penyetoran, Pelaporan oleh oleh BUMN :

Page 28: PPN   Pemungutan PPN

LOGOEmail : [email protected] : www.nusahati.com