perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAPORAN PPN ... · 3. Formulir SPT Masa PPN 1111 4....
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAPORAN PPN ... · 3. Formulir SPT Masa PPN 1111 4....
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PELAPORAN PPN MASA MENGGUNAKAN SPT PPN MASA 1111
STUDI KASUS DI KPP PRATAMA BOYOLALI
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh :
Richa Marantika
NIM F3408072
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Motto dan Persembahan
Motto :
Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin.
(penulis)
Dia membuat segala sesuatu indah pada waktu-Nya.
(penulis)
With God all things are possible
(penulis)
Kesulitan yang dikuasai adalah kesempatan yang dimenangkan.
(NN)
Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar
kuasanya.
(Yakobus 5 : 16b)
Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi saudara
dalam kesukaran
(Amsal 17 : 17)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Persembahan :
Tugas Akhir ini Penulis Persembahkan untuk :
My Lord, Jesus Christ
Ayah dan Ibu tercinta
Adikku Niko Abednego
Keluarga Besar di Klaten
Sahabat2 pelayanan di PMK FE UNS
Keluarga GKJ Selokaton
Sahabat setia ( Rinadia, Wiwid, Omas, Sunia, Veri, Eva )
Teman2 Kuliah
Almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kata Pengantar
Salam Sejahtera,
Puji syukur penulis naikkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala
berkat yang telah dicurahkan dalam hidup ini. Begitu pula dengan Kasih Karunia
yang diberikanNya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan Tugas
Akhir dengan judul “Pelaporan PPN Masa Menggunakan SPT Masa PPN 1111
Studi Kasus di KPP Pratama Boyolali” tepat pada waktunya.
Penulisan Tugas Akhir ini dilakukan penulis guna, memenuhi persyaratan
tugas akhir perkuliahan untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma
III Perpajakan Universitas Sebelas Maret sehingga memperoleh gelar, Ahli Madya
Akuntansi Perpajakan.
Dalam menyususn Tugas Akhir ini, penulis merasa masih terdapat banyak
kekurangan dan belum sempurna karena, keterbatasan penulis dalam menyusun
untuk itu penulis berharap kepada pembaca untuk memakluminya dan
memberikan kritik maupun saran. Penulisan Tugas Akhir ini tidak akan berjalan
jika penulis hanya mengandalkan dirinya sendiri. Dukungan dan doa yang
diberikan dapat memberikan motivasi bagi penulis. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberikan berkat, hikmat dan
kesehatan dalam kehidupan penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Ayah dan ibu tercinta, buat segala doa, motivasi, kasih sayang yang
selalu diberikan. Aku akan selalu berjuang memberikan yang terbaik
buat semuanya.
3. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak. Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Sri Suranta, S.E.,M.Si., Ak.,BKP, selaku ketua Program Studi
Diploma III Akuntansi Perpajakan dan selaku Pembimbing Magang
yang telah meluangkan waktu memberikan bimbingan serta pengarahan
kepada penulis.
5. Bapak Agus Widodo, S.E., M.Si., Ak, selaku Pembimbing Penulisan
Tugas Akhir yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing
penulis.
6. Keluarga Besar KPP Pratama Boyolali, Bapak Indra Susila, Bapak
Wahono, Bapak Nartun, Ibu Indaryati, Ibu Miftahur Roiva, Bapak
Saliman, Bapak Ali, Bapak Arifin, Bapak Bagus, Bapak Ladiyono,
Bapak Agung Nugroho, Ibu Mu’awannah dan seluruh pegawai Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Boyolali terima kasih sudah membimbing
penulis selama magang. Ilmu yang diberikan sangat bermanfaat dan
membantu penulis.
7. Untuk adikku Niko Abednego terima kasih karena telah membantu
dalam membetulkan laptop dan printer. Semangat ya Jo, kasih yang
terbaik buat Tuhan Yesus, Ayah ibu dan semunya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8. Untuk Keluarga Besarku di Klaten dan Solo. Terima kasih buat segala
pengertian, semangat yang diberikan.
9. Untuk teman-teman kuliah di kelas pajak. Terima kasih buat
kebersamaannya.
10. Untuk Sahabat saya, Rinayanti Widyaningrum yang selalu bersama dari
awal, “kita berangkat bareng, pulang juga harus bareng ya nad”, Dian
Widya terima kasih buat kamar kostnya dan waktu bermainnya,Esti
Cahyaningtyas (Omas) makasi ya om, Putu Sunia buat kesediaanya
mendengarkan keluh kesah saya, Veri Ervina ayo cari uang, Ni Putu
Eva atas informasi terbaru yang diberikan ayo kita cerita2 lagi, Anes
Tejaningrum terima kasih buat motivasi dan informasinya.
11. Untuk Keluarga GKJ Selokaton, Pemuda Remaja (Rany, Tira, Om
Hand, Dhery, Dhimas, Drajat, Restu, Kelg. Bapak Pdt. Budi W, Kelg.
Ibu Sadinem) terima kasih buat motivasi dan doa-doanya, ayo maen,
pelayanan dan berbagi berkat bareng-bareng.
12. Untuk sahabat-sahabat PMK FE UNS (mbak Indri, mas Andi, mas Sept,
dek Sinta, Woro, Riyan, Nimas, Meity, Findri, Selvy, Andi, Denis,
Chandra, Anton, Andre) terima kasih yaw buat motivasi dan dukungan
doa yang sudah diberikan.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima
kasih buat doa-doanya, Tuhan memberkati semuanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Akhir kata, Penulis berharap Tugas Akhir ini dapat berguna bagi banyak
pihak. Terima kasih.
Surakarta, 14 Mei 2011
Richa Marantika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….... i
ABSTRAK ……………………………………………………………………... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………... iii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………… iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………………………….. v
KATA PENGANTAR …………………………………………………………. vii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… xi
DAFTAR TABEL …………………………………………………..………… xiii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….. xiv
BAB
I PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali …………. 1
B. Latar Belakang Masalah …………………………………………..…… 6
C. Perumusan Masalah ………………………...………………………… 11
D. Tujuan Penelitian ………………………………...…………………… 12
E. Manfaat Penelitian ……………………………………………………. 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
F. Teknik Analisis Data ………………………………………………….. 13
II. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka ……………………………………...………………..
16
B. Analisis dan Pembahasan ………………………………………………
25
III. TEMUAN
A. Kelebihan ……………………………………..………………………. 36
B. Kelemahan …..…………………………………………………………
37
IV. PENUTUP
A. S
impulan ………………………………..…………………………….. 38
B. R
ekomendasi ………………………………………………………….. 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Daftar Tabel
Tabel I.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Boyolali ………………………….. 5
Tabel II.1 Rekap Perolehan PT. Megah Jaya Kurnia Abadi Indonesia Bulan
Januari 2011 ………………………………………………………. 26
Tabel II.2 Rekap Penyerahan PT. Megah Jaya Kurnia Abadi Indonesia Bulan
Januari 2011 ……………………………………………………….. 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Daftar Lampiran
1. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 44 Tahun 2010 Tentang
Bentuk, Isi dan Tata Cara Pengisian serta Penyampaian SPT Masa PPN
2. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Tata
Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Masa PPN
3. Formulir SPT Masa PPN 1111
4. Surat Pengantar Ijin Magang
5. Surat Jawaban dari Instansi Magang
6. Surat Keterangan telah Melakukan Magang
7. Lembar Penilaian Magang
8. Lembar Kegiatan Magang Harian
9. Memo Magang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
Pendahuluan
A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali
1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali (KPP Pratama Boyolali)
didrikan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 55/ PMK.01/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jendral Pajak dan
mulai beroperasi pada tanggal 30 Oktober 2007 sesuai dengan Keputusan
Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-141/PJ/2007 tanggal 03 Oktober
2007 tentang Penerapan Organisasi dan Saat Mulai Beroperasinya Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II dan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta, serta Kantor
Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Penyuluhan, Pelayanan dan
Konsultasi Perpajakan di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak Jawa Tengah I, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa
Tengah II dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah
Istimewa Yogyakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Sebelum, KPP Pratama Boyolali berdiri, di Kabupaten Boyolali telah
berdiri Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KP PBB). Kantor
ini menangani administrasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang wilayah
kerjanya meliputi Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sragen. Sedangkan
untuk penanganan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Pendapatan
Barang Mewah (PPnBM) Kabupaten Boyolali ditangani oleh KPP
Pratama Surakarta.
Dengan adanya modernisasi dan reorganisasi di lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak, maka fungsi kerja instansi vertikal seperti KPP, KP PBB,
Karikpa (Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak) serta KP4 (Kantor
Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan) digabungkan menjadi
KP2KP (Kantor Penyuluhan, Pelayanan dan Konsultasi Perpajakan) dan
KPP Pratama. Dengan adanya peraturan dari Dirjen Pajak, maka di
Boyolali dibangunlah KPP Pratama Boyolali yang terletak di Jalan. Solo–
Boyolali Km 24, Mojosongo, Boyolali.
2. Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali yang terletak di Jalan Solo-
Boyolali Km 24, Mojosongo, Boyolali, wilayah kerjanya melayani
seluruh Kabupaten Boyolali. Letak geografis Kabupaten Boyolali adalah
110o22’ – 110
o50’ Bujur Timur dan 7
o36’ – 7
o71’ Lintang Selatan.
Kabupaten Boyolali berada pada ketinggian 100 – 1500 meter diatas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
permukaan laut. Wilayah ini terdiri dari 19 kecamatan, diantaranya adalah
kecamatan :
1. Kecamatan Boyolali
2. Kecamatan Mojosongo
3. Kecamatan Teras
4. Kecamatan Banyudono
5. Kecamatan Sawit
6. Kecamatan Sambi
7. Kecamatan Ngemplak
8. Kecamatan Simo
9. Kecamatan Nogosari
10. Kecamatan Klego
11. Kecamatan Andong
12. Kecamatan Karanggede
13. Kecamatan Wonosegoro
14. Kecamatan Kemusu
15. Kecamatan Juwangi
16. Kecamatan Ampel
17. Kecamatan Musuk
18. Kecamatan Cepogo
19. Kecamatan Selo
Itu adalah kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Untuk batas-batas wilayah Boyolali, di sebelah Utara berbatasan
dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Grobogan. Di sebelah
Timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo,
Kabupaten Sragen dan Kota Surakarta. Untuk wilayah di bagian selatan,
berbatasan langsung dengan Kabupaten Klaten dan Propinsi DIY
Yogyakarta. Sedangkan di sebelah barat batasnya adalah, Kabupaten
Magelang dan Kabupaten Semarang. Wilayah kabupaten Boyolali
membentang sepanjang 48 km dari barat sampai ke timur dan 54 km dari
utara ke selatan.
3. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Boyolali
Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali adalah
sebagai berikut :
a. Kepala Kantor.
b. Subbagian Umum
c. Seksi PDI
d. Seksi Pelayanan
e. Seksi Penagihan
f. Seksi Pemeriksaan
g. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Untuk mengetahui lebih jelas tentang struktur organisasi KPP Pratama
Boyolali, mari kita lihat bagan pada halaman selanjutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Tabel I.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Boyolali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Latar Belakang Masalah
Sistem Pemungutan Pajak dibagi menjadi 4, diantaranya, official
assessment system, semi self assessment system, self assessment system dan
withholding system. Pelaksanaan official assessment system di Indonesia
berakhir dengan dikeluarkannya UU No. 8 Tahun 1967 tentang Perubahan
dan Penyempurnaan Tata Cara Pemungutan Pajak Pendapatan 1944, Pajak
Kekayaan 1932 dan Pajak Perseroan 1925. Pada Tahun 1968 sampai dengan
tahun 1983 sistem perpajakan yang dianut adalah semi self assessment system
dan withholding system.
Mulai dari tahun 1984 sampai dengan saat ini pemungutan pajak di
Indonesia menggunakan suatu sistem yang disebut dengan self assessment
system. Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberikan
wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak
yang terutang. Dengan sistem ini, wajib pajak berkewajiban untuk
menghitung besarnya pajak yang terutang sesuai dengan Peraturan
Perpajakan yang berlaku. Setelah selesai menghitung wajib pajak harus
menyetorkan pajak yang terutang menggunakan Surat Setoran Pajak pada
Bank Persepsi dan melaporkan pajak yang sudah disetor secara teratur
dengan menggunakan Surat Pemberitahuan di Kantor Pelayanan Pajak
ataupun di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Pajak sendiri, menurut Prof. Dr. Rohmat Soemitro, S.H., memiliki
pengertian sebagai berikut :
“Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara
untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk
public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public
investment.”
Kewajiban yang harus dilakukan oleh wajib pajak yang paling pertama
ialah mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama atau di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan,
lalu mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Untuk Wajib Pajak
yang menjadi Pengusaha wajib melaporkan dirinya sebagai Pengusaha Kena
Pajak (PKP) dan kepada PKP tersebut akan diberikan Nomor Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak (NPPKP). Fungsi dari NPPKP adalah untuk
melaporkan PPN. Kewajiban yang berikutnya ialah membayar pajak,
memotong ataupun memungut pajak. Pemungutan PPN dilakukan oleh,
penjual dan pihak yang ditunjuk oleh pemerintah. Kewajiban yang ketiga
ialah melapor pajak dan yang terakhir ialah kewajiban untuk diperiksa dan
memberikan data.
Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak yang dikenakan atas
pengkonsumsian barang maupun jasa di dalam negeri ataupun di daerah
pabean. Undang-undang yang mendasari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai
adalah, Undang-undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1983 kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
diubah menjadi Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 yang disebut sebagai
Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai Tahun 1984. Pada tahun 2009,
dikeluarkan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 yang disebut sebagai
Perubahan ketiga atas Undang-undang No 8 tahun 1983.
Dilihat dari sifat pemungutannya, Pajak Pertambahan Nilai memiliki
beberapa sifat, diantaranya :
1. PPN sebagai Pajak Objektif
Pemungutan PPN didasarkan pada objeknya, tidak
memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak.
2. PPN sebagai Pajak Tidak Langsung
Secara ekonomis, beban PPN dapat dialihkan kepada pihak lain.
Akan tetapi, tanggung jawab penyetoran pajak tidak berada pada
penanggung pajak.
3. Pemungutan PPN Multi Stage Tax
Pemungutan pajaknya dilakukan pada setiap mata rantai jalur
produksi maupun jalur distribusi yang dimulai dari pabrikan,
pedagang besar, sampai ke tangan pengecer.
4. PPN dipungut dengan menggunakan alat bukti Faktur Pajak
Dengan menggunakan credit method, Pengusaha Kena Pajak
diwajibkan untuk menerbitkan faktur pajak sebagai bukti
pemungutan PPN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
5. PPN bersifat Netral
PPN bersifat netral karena, PPN dikenakan atas Konsumsi barang
ataupun jasa dan pemungutan PPN berdasarkan prinsip tempat
tujuan.
6. Pemungutan PPN tidak akan menimbulkan pajak ganda
Tarif Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan pada BKP (Barang Kena
Pajak) adalah sebesar 10%. Untuk barang atau jasa yang akan di ekspor,
dikenakakan tarif PPN sebesar 0%. Pengenaan tarif sebesar 0% ini tidak
berarti pembebasan dari pengenaan PPN, akan tetapi Pajak Masukan yang
sudah dibayarkan daari Barang yang sudah di ekspor dapat dikreditkan.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 15,
yang disebut sebagai Pengusaha Kena Pajak adalah orang pribadi atau badan
dalam bentuk apa pun yang dalamkegiatan usaha atau pekerjaannya
menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan
usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah
Pabean, melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa, atau
memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean
Yang dikelompokkan menjadi Pengusaha Kena Pajak diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Pabrikan (Produsen).
b. Importir dan Indentor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
c. Pengusaha yang memiliki hubungan istimewa dengan Pabrikan
ataupun Importir.
d. Agen utama dan penyalur utama dari pabrikan atau importir.
e. Pemegang hak paten atau merek dagang Barang Kena Pajak
f. Pedagang Besar dan Pedagang Eceran
g. Pengusaha Jasa yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak
Dasar Pengenaan Pajak adalah Nilai berupa uang termasuk biaya yang
diminta atau yang seharusnya diminta oleh penjual karena menyerahkan
Barang Kena Pajak dan akan digunakan sebagai dasar menghitung pajak
terutang dengan cara mengalikan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) dengan tarif
Pajak. Nilai Yang digunakan sebagai Dasar Pengenaan Pajak didapat dari :
a. Harga Jual
b. Penggantian
c. Nilai Impor
d. Nilai Ekspor
e. Nilai Lain
Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Masa dilakukan dengan mengisi
Surat Pemberitahuan (SPT). SPT yang digunakan untuk melaporkan adalah
SPT Masa PPN. Pada awal tahun 2007 sampai dengan akhir Tahun 2010,
pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Masa menggunakan SPT Masa PPN
1107. Dengan dikeluarkannya Peraturan Dirjen Pajak Nomor 44 Tahun 2010,
tentang Bentuk, Isi dan Tatacara Pengisian serta Penyampaian Surat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai ( SPT Masa PPN ), maka
pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Masa mulai dari bulan Januari 2011
menggunakan SPT Masa PPN 1111.
Dengan adanya Peraturan Dirjen Pajak Nomor 44 Tahun 2010, penulis
tertarik untuk menulis Tugas Akhir dengan judul,
“ PELAPORAN PPN MASA MENGGUNAKAN SPT MASA PPN 1111
STUDI KASUS DI KPP PRATAMA BOYOLALI ”
C. Perumusan Masalah
Pajak Pertambahan Nilai mempunyai manfaat untuk meningkatkan
pendapatan Negara. Dengan melihat latar belakang masalah, penulis dapat
merumuskan masalah berupa :
1. Bagaimanakah cara menghitung Pajak Pertambahan Nilai dengan
metode pengkreditan Pajak Masukan?
2. Bagaimanakah prosedur pengisian dan pelaporan SPT Masa PPN
1111?
3. Berapakah banyaknya Wajib Pajak yang sudah melaporkan PPN
Masa Januari dan Pebruari 2011 dengan SPT Masa PPN 1111?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan,
tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mempelajari dan mengetahui cara untuk menghitung, membayar
serta melaporkan PPN Masa menggunakan SPT Masa PPN 1111.
2. Mengetahui seberapa besar PKP yang melaporkan PPN Masa Januari
dan Pebruari 2011 menggunakan SPT Masa PPN 1111.
E. Manfaat Penelitian
Penulis ingin menyampaikan manfaat dari penulisan kegiatan penelitian
ini, diantaranya ialah :
1. Bagi Masyarakat Luas
Masyarakat dapat mengetahui lebih lanjut tentang pelaporan
Pajak Pertambahan Nilai dengan menggunakan sarana SPT Masa
PPN 1111.
2. Bagi Objek Penelitian
Objek Penelitian dapat meningkatkan sosialisasi kepada wajib
pajak yang belum menggunakan SPT Masa PPN 1111, agar lebih
tertib lagi.
3. Bagi Program Studi Diploma III Akuntansi Perpajakan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Penulisan ini dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa lain yang
akan melakukan penelitian dan menulis tugas akhir. Selain itu,
kegiatan ini bisa memberikan informasi tentang pengisian SPT Masa
PPN dalam pembelajaran di bangku perkuliahan.
4. Bagi Penulis
Penulis dapat mengetahui tentang tata cara pengisian dan
penyampaian SPT Masa PPN 1111.
F. Teknik Analisis Data
1. Objek Penelitian
Objek yang dipilih oleh penulis untuk diteliti adalah Pelaporan
Pajak Pertambahan Nilai Menggunakan SPT Masa PPN 1111 di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali.
2. Desain Penelitian
Metode yang digunakan oleh penulis untuk melakukan penelitian
ini adalah studi kasus. Dengan metode studi kasus ini, penulis
berharap dapat melakukan penelitian secara mendalam pada kasus
yang diteliti, yaitu “Pelaporan PPN Masa Menggunakan SPT Masa
PPN 1111 Studi Kasus di KPP Pratama Boyolali” disamping itu,
penulis juga ingin melakukan penelitian dengan mempelajari literatur
yang didapat dari perpustakaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
3. Sumber Data
Data yang digunakan oleh penulis untuk melakukan penelitian ini
adalah data primer dan data skunder.
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung
dari sumbernya. Data ini dapat berupa opini maupun dari
hasil dari observasi. Cara memperoleh data ini ialah dengan
wawancara dan observasi.
b. Data Sekunder
Data sekunder, didapat peneliti dengan cara tidak langsung
atau melalui media perantara. Data ini dapat berupa bukti,
catatan ataupun laporan historis yang telah diarsipkan dan
bisa dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi Langsung
Penulis melakukan observasi langsung pada saat magang.
Selain itu, penulis juga mengikuti Sosialisai di KPP Pratama
Boyolali tentang Pemakaian SPT Masa PPN 1111.
b. Wawancara
Dengan metode wawancara, penulis dapat bertanya secara
langsung kepada petugas yang menerima pelaporan SPT Masa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
PPN 1111 dan kepada petugas yang melayani penerangan
pengisian SPT Masa PPN 1111.
c. Dokumentasi
Penulis mengutip arsip, catatan ataupun data yang terdapat di
KPP Pratama Boyolali yang berhubungan dengan objek yang
diteliti oleh penulis.
d. Kepustakaan
Melalui metode kepustakaan, penulis dapat mengetahui
tentang informasi Pajak Pertambahan Nilai dan Pelaporannya
melalui membaca literatur dan buku.
5. Teknik Pembahasan
a. Metode Kualitatif
Dengan metode ini penulis menganalisis data dalam bentuk
kalimat. Yang digunakan sebagai dasar penelitian ialah landasan
teori yang digunakan. Untuk mendapatkan data dalam penelitian
ini, penulis lebih cenderung menggunakan metode wawancara.
b. Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif merupakan, metode penelitian yang
sistematis dan pengembangannya dengan model matematis.
Dengan metode kuantitatif, penulis dapat menganalisis data
menggunakan cara menghitung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB II
Analisis Data dan Pembahasan
A. Tinjauan Pustaka
1. Dasar Hukum
Dalam pemungutan, pembayaran dan pelaporan pajak ada peraturan
yang mendasarinya. Dasar-dasar yang mengatur dalam bidang perpajakan
dapat berupa Undang-undang, Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan
Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, Surat Edaran Dirjen Pajak dan
masih banyak peraturan lain yang mengatur.
Ketentuan Umum Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007 merupakan
perubahan terbaru atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Didalam Undang-undang
KUP, menjelaskan tentang kewajiban, hak yang harus dilakukan dan ditaati
oleh wajib pajak. Contoh hal yang harus ditaati adalah menghitung,
membayar dan melaporkan pajak terutang.
Peraturan yang mendasari pemungutan Pajak Pertambahan Nilai
adalah, Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009, yang merupakan
perubahan ketiga dari Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983. Didalam
Undang-undang ini, mengatur segala kegiatan yang menimbulkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
pemungutan PPN, seperti subyek Pajak Pertambahan Nilai, obyek Pajak
Pertambahan Nilai, tarif yang dikenakan, Dasar Pengenaan Pajak (DPP),
saat terjadinya pajak dan mengatur tentang Pemungutan PPn BM.
Peraturan lain yang digunakan ialah, Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 44 Tahun 2010 tentang Bentuk, isi dan tata cara pengisian serta
penyampaian Surat Pemberitahuan Masa PPN. Peraturan yang dikeluarkan
pada bulan Oktober tahun 2010 ini mewajibkan kepada wajib pajak untuk
melaporkan PPN masa yang sudah dibayarkan menggunakan SPT masa
PPN 1111. SPT masa ini mulai digunakan untuk melaporkan PPN di Bulan
Januari 2011.
Dirjen Pajak juga mengeluarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor Per – 2/PJ/2011 yang isinya tentang Tata cara Penerimaan dan
Pengolahan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa PPN 1111) Peraturan
ini dikeluarkan pada tanggal 11 Januari. Tanggal 28 Pebruari 2011, Dirjen
Pajak juga mengeluarkan Surat Edaran Nomor SE – 20/PJ/2011 tentang
Pengisian Formulir SPT Masa PPN 1111 dan SPT Masa PPN 1111 DM
dalam bentuk file PDF. Surat Edaran ini dikeluarkan sebagai pelengkap
PER – 44/PJ/2010 dan PER – 45/PJ/2010.
2. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak yang dikenakan atas
penyerahan jasa maupun barang kena pajak didalam daerah pabean yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dilakukan oleh pengusaha, memanfaatkan jasa maupun barang kena pajak
yang tidak berwujud baik diluar daerah pabean maupun didalam daerah
pabean, mengimpor barang kena pajak dan mengekspor jasa, barang kena
pajak berwujud maupun tidak berwujud yang dilakukan oleh pengusaha
kena pajak. Barang Kena Pajak adalah barang berwujud yang menurut sifat
atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak
dan barang tidak berwujud yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-
undang PPN. Jasa Kena Pajak adalah kegiatan pelayanan berdasarkan
perikatan hokum yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau hak
tersedia untuk dipakai, termasuk jasa untuk menghasilkan barang karena
pesanan atau permintaan dengan bahan atas petunjuk dari pemesan yang
dikenakan berdasarkan Undang-undang PPN.
Barang yang tidak dikenakan PPN antara lain :
1. Barang hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya,
contohnya :
a. Minyak mentah
b. Gas bumi
c. Panas Bumi
d. Pasir dan Kerikil
e. Batubara (sebelum diproses menjadi briket batubara)
f. Bijih timah, bijih besi, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, bijih
perak, serta bijih bauksit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
g. Barang hasil pertambangan dan pengeboran lainnya yang diambil
langsung dari sumbernya
2. Barang-barang kebutuhan pokok yang dibutuhkan masyarakat
banyak, seperti :
a. Segala jenis beras dan gabah, seperti beras putih, beras merah,
beras ketan hitam atau beras ketan putih
b. Segala jenis jagung, seperti jagung putih, jagung kuning, jagung
kuning kemerahan atau popcorn (jagung brondong)
c. Sagu
d. Segala jenis kedelai, seperti kedelai putih, kedelai hijau, kedelai
kuning atau kedelai hitam dalam bentuk pecah atau utuh
e. garam baik yang beryodium maupun tidak beryodium
3. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah
makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan dan minuman
baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak; tidak termasuk
makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha katering atau
usaha jasa boga
4. Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga
Untuk jenis jasa yang dikecualikan dari pemungutan PPN antara lain :
1. Jasa bidang pelayanan kesehatan :
a. Jasa dokter umum, jasa dokter spesialis, jasa dokter gigi, jasa
dokter hewan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b. Jasa ahli kesehatan seperti akupuntur, ahli gizi, fisioterapi, ahli
gigi
c. Jasa kebidanan, dan dukun bayi
d. Jasa paramedis, dan perawat
e. Jasa rumah sakit, rumah bersalin, klinik kesehatan, laboratorium
kesehatan, dan sanatorium
2. Jasa bidang pelayanan sosial :
a. Jasa pelayanan panti asuhan dan panti jompo
b. Jasa pemadam kebakaran kecuali yang bersifat komersial
c. Jasa pemberian pertolongan pada kecelakaan
d. Jasa lembaga rehabilitasi kecuali yang bersifat komersial
e. Jasa pemakaman termasuk crematorium
f. Jasa di bidang olah raga kecuali yang bersifat komersial
g. Jasa pelayanan sosial lainnya kecuali yang bersifat komersial
3. Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko yang dilakukan
oleh PT. Pos Indonesia (Persero)
4. Jasa di bidang perbankan, asuransi, dan sewa guna usaha dengan
hak opsi :
a. Jasa perbankan, kecuali jasa penyediaan tempat untuk
menyimpan barang dan surat berharga, jasa penitipan untuk
kepentingan pihak lain berdasarkan surat kontrak (perjanjian),
serta anjak piutang
b. Jasa asuransi, tidak termasuk broker asuransi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
c. Jasa Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi
5. Jasa di bidang keagamaan :
a. Jasa pelayanan rumah ibadah
b. Jasa pemberian khotbah atau dakwah
c. Jasa lainnya di bidang keagamaan
6. Jasa di bidang pendidikan
a. Jasa penyelenggaraan pendidikan sekolah, seperti jasa
penyelenggaraan pendidikan umum, pendidikan kejuruan,
pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan
keagamaan, pendidikan akademik dan pendidikan professional
b. Jasa penyelenggaraan pendidikan luar sekolah, seperti kursus-
kursus
7. Jasa di bidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak
tontonan termasuk jasa di bidang kesenian yang tidak bersifat
komersial, seperti pementasan kesenian tradisional yang
diselenggarakan secara cuma-cuma
8. Jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat iklan seperti jasa
penyiaran radio atau televisi baik yang dilakukan oleh instansi
pemerintah maupun swasta yang bukan bersifat iklan dan tidak
dibiayai oleh sponsor yang bertujuan komersial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
9. Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air, meliputi jasa
angkutan umum di darat, di laut, di danau maupun di sungai yang
dilakukan oleh pemerintah maupun oleh swasta
10. Jasa di bidang tenaga kerja :
a. Jasa tenaga kerja
b. Jasa penyediaan tenaga kerja sepanjang pengusaha penyedia
tenaga kerja tidak bertanggung jawab atas hasil kerja dari tenaga
kerja tersebut
c. Jasa penyelenggaraan latihan bagi tenaga kerja
11. Jasa di bidang perhotelan :
a. Jasa persewaan kamar termasuk tambahannya di hotel, rumah
penginapan, motel, losmen, hostel, serta fasilitas yang terkait
dengan kegiatan perhotelan untuk tamu yang menginap
b. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di
hotel, rumah penginapan, motel, losmen dan hotel
12. Jasa yang disediakan oleh Pemerintah dalam rangka menjalankan
pemerintahan secara umum, meliputi jenis-jenis jasa yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah seperti pemberian Izin
Mendirikan Bangunan (IMB), pemberian Ijin Usaha Perdagangan,
pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak dan pembuatan Kartu Tanda
Penduduk (KTP)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
3. Metode Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai
Didalam menghitung pajak yang terutang atas Nilai Tambah PPN
terdapat 3 metode, yaitu :
a. Additional Method
Dengan metode ini, PPN dihitung dari penjumlahan semua unsur
nilai tambah kemudian dikalikan dengan tarif PPN yang berlaku.
Kelemahan dari metode ini ialah, pengusaha harus melakukan
pembukuan secara tertib dan rinci mengenai biaya yang dikeluarkan
dan laba yang diharapkan dari barang yang diproduksi.
b. Subtraction Method
Metode ini memberikan pengertian bahwa pajak yang terutang
dihitung dari selisih harga penjualan dan harga pembelian barang
baku lalu dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku. Metode ini
merupakan metode yang sederhana.
c. Credit Method
Didalam credit method, pajak terutang dihitung dari selisih pajak
yang dibayar pada saat pembelian dan pajak yang dipungut pada
saat penjualan. Kelebihan dari credit method dibanding dengan
substraction method ialah, apabila dalam harga beli terdapat unsur
yang tidak terutang PPN, maka hasil penghitungan PPN terutang
dengan metode ini akan lebih akurat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
4. Istilah-istilah dalam Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai
1. Daerah Pabean ialah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah
darat, perairan dan ruang udara diatasnya serta tempat tertentu di Zona
Ekonomi Ekslusif dan Landasan Kontinen yang didalamnya berlaku
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.
2. Impor adalah kegiatan memasukkan barang dari luar Daerah Pabean ke
dalam Daerah Pabean.
3. Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari dalam Daerah
Pabean ke luar Daerah Pabean.
4. Pajak Masukan ialah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah
dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak atas perolehan BKP dan atau
penerimaan JKP dan atau pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar
Daerah Pabean dan atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean atau
impor BKP.
5. Pajak Keluaran ialah PPN terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha
Kena Pajak yang melakukan penyerahan BKP, JKP maupun ekspor
BKP.
6. Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan takwim
atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan paling lama 3 (tiga) bulan takwim.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
5. Pengertian Surat Pemberitahuan Pajak
Surat Pemberitahuan Masa, yang biasanya disebut SPT merupakan
surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan penghitungan
pajak, pembayaran pajak, objek pajak, bukan objek pajak dan harta yang
dimiliki berdasarkan Undang-undang Perpajakan. Bagi Pengusaha Kena
Pajak, SPT berfungsi sebagai sarana pelaporan dan pertanggungjawaban
penghitungan PPN dan PPnBM yang terutang, pengkreditan pajak masukan
terhadap pajak keluaran dan pelaporan atas pembayaran atau pelunasan
yang dilaksanakan oleh PKP dalam masa pajak.
SPT dapat diperoleh dengan cara mengambil sendiri di Kantor
Pelayanan Pajak, Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan
(KP4), Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP),
Kantor Wilayah DJP atau di Kantor Pusat DJP. Selain itu, wajib pajak
dapat mengunduh di website www.pajak.go.id .
B. Analisis dan Pembahasan
1. Menghitung Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Pertambahan Nilai terutang dapat dihitung dengan cara,
mengalikan Dasar Pengenaan Pajak dengan tarif yang berlaku. Tarif yang
dikenakan sebesar 10%. Dalam penelitian ini, penulis memilih
menggunakan metode pengkreditan pajak masukan (credit method), karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
metode tersebut dirasa paling akurat daripada metode yang lain dan sesuai
dengan Peraturan No.44/PJ/2010 tentang Bentuk, Isi dan Tata cara
Pengisian serta Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai.
Contoh Kasus : Perolehan dan Penyerahan Barang PT. Megah Jaya
Kurnia Abadi Indonesia selama bulan Januari 2011
Tabel 2.1 Rekap Perolehan PT. Megah Jaya Kurnia Abadi Indonesia
Bulan Januari 2011
Tanggal Keterangan PPN Masukan
4 Januari
2011
Telah dibuat PIB dengan Nomor
0111/PIB/03 dan telah dibayar PPN
terutang Rp 20.000.000,- di Bank Mandiri
Cabang Slamet Riyadi atas impor mesin
dari PT. Marukochan Jepang
Rp 20.000.000,-
11
Januari
2011
Membayar tagihan telepon Kantor sebesar
Rp 2.500.000,- (belum termasuk PPN)
NPWP 18.027.598.0 – 527.000
Rp 250.000,-
16
Januari
2011
Membayar gandum dari PT. Indofood
sebesar Rp 50.000.000,- Faktur Pajak
Nomor 01.0.000.11.00000024 NPWP
28.698.574 – 527.000
Rp 5.000.000,-
20
Januari
2011
Membayar jasa perbaikan truck kepada
Bengkel Djaya sebesar Rp 3.000.000,-
NPWP 13.875.269 – 527.000
Rp 300.000,-
Total Pajak Masukan masa Januari 2011 yang dibayarkan PT. Megah Jaya
Kurnia Abadi Indonesia adalah sebesar Rp 25.550.000,- .
Kegiatan Membangun Sendiri : Membangun Gudang dengan biaya sebesar
Rp 225.000.000,- maka PPN yang dibayar :
= 10% x 40% x Rp 225.000.000,-
= Rp 9.000.000,-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Tabel 2.2 Rekap Penyerahan PT. Megah Jaya Kurnia Abadi Indonesia
Bulan Januari 2011
Tanggal Keterangan PPN Keluaran
6 Januari
2011
Mengekspor mie ke PT. Sandae
diMalaysia sebesar Rp 950.000.000,-
Dokumen PEB Nomor 0111/PEB/09
-
19
Januari
2011
Dalam rangka Ulang Tahun, Perusahaan
membagikan mie kepada masyarakat
seharga Rp 350.000.000,- (dari HPP)
Rp 35.000.000,-
25
Januari
2011
Menjual mie instan kepada Makmur
Swalayan Rp 150.000.000,- Faktur
Penjualan Nomor 01.0.000.11.00000078
NPWP 24.879.007 – 526.000
Rp 15.000.000,-
28
Januari
2011
Menjual mie kepada PT. Mekar Indah
sebesar Rp 490.000.000,- Faktur
Penjualan Nomor 01.0.000.11.00000089
NPWP 07.825.963 – 526.000
Rp 49.000.000,-
Besarnya Pajak Keluaran yang dipungut PT. Megah Jaya Kurnia Abadi
Indonesia adalah Rp 99.000.000,-
Penghitungan PPN terutang dengan cara membandingkan Pajak
Keluaran terhadap Pajak Masukan. Apabila Pajak Masukan Lebih besar
dari Pajak Keluaran, maka terjadi kurang bayar dan apabila Pajak Keluaran
lebih besar daripada Pajak Masukan maka terjadi Lebih Bayar.
1. PPN Masukan
DPP = Perolehan Barang / Jasa Kena Pajak + Kegiatan Membangun
sendiri
= Rp 200.000.000,- + Rp 2.500.000,- + Rp 50.000.000,- + Rp
3.000.000,-
= Rp 255.500.000,-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
PPN Masukan = DPP x 10%
= Rp 255.500.000,- x 10%
= Rp 25.550.000,-
2. PPN Keluaran
DPP = Penyerahan Barang
= Rp 350.000.000,- + Rp 150.000.000,- + Rp 490.000.000,-
= Rp 990.000.000,-
PPN Keluaran = DPP x 10%
= Rp 990.000.000,- x 10%
= Rp 99.000.000,-
3. PPN Terutang
PPN Masa = Pajak Keluaran – Pajak Masukan
= Rp 99.000.000,- - Rp 25.550.000,-
= Rp 73.450.000,-
Jadi PPN Kurang Bayar PT. Megah Jaya Kurnia Abadi Indonesia pada
bulan Januari 2011 sebesar Rp 73.450.000,-. Pengisian SPT Masa PPN
1111 akan disertakan dalam lampiran.
2. Pengisian SPT Masa PPN 1111
SPT Masa PPN 1111 terdiri dari Induk SPT Masa PPN 1111 -
Formulir 1111 (F.1.2.32.04) dan lampirannya. Lampiran itu diantaranya :
a. Formulir 1111 AB – Rekapitulasi Penyerahan dan Perolehan
(D.1.2.32.07)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
b. Formulir 1111 A1 – Daftar Ekspor BKP berwujud, BKP tidak
berwujud maupun JKP (D.1.2.32.08)
c. Formulir 1111 A2 – Daftar Pajak Keluaran atas penyerahan Dalam
Negeri dengan faktur pajak (D.1.2.32.09)
d. Formulir 1111 B1 – Daftar Pajak Masukan yang dapat dikreditkan
atas impor BKP dan pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP
dari kuar Daerah Pabean (D.1.2.32.10)
e. Formulir 1111 B2 – Daftar Pajak Masukan yang dapat dikreditkan
atas perolehan BKP/JKP Dalam Negeri
f. Formulir 1111 B3 – Daftar Pajak Masukan yang tidak dapat
dikreditkan atau yang mendapat fasilitas (D.1.2.32.12)
Pengisian SPT Masa PPN 1111 menggunakan pedoman penghitungan
pengkreditan Pajak Masukan. Pengusaha Kena Pajak dapat mengisi SPT ini
dengan cara menulis menggunakan Huruf Balok (bukan Huruf Sambung)
dan dengan cara mengetik menggunakan mesin ketik.
Pengisian data pada SPT Masa PPN 1111 harus memperhatikan
beberapa hal, diantaranya :
a. Pengisian data pada induk dan lampiran SPT tidak boleh melebihi
baris atau kolom yang sudah disediakan dan penulisannya harus
satu baris. Misalkan, Nama Penjual : PT. Megah Jaya Kurnia Abadi
Indonesia, agar dapat tertampung dalam kolom/baris Nama Penjual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BKP Berwujud/Tidak Berwujud dan atau JKP maka penulisan
Nama Penjual tersebut menjadi PT.Megah Jaya KAI.
b. Pengisian NPWP, Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak, Nomor
Dokumen tertentu dan Nomor Nota Retur / Nota Pembatalan harus
dituliskan secara lengkap dan tidak boleh disingkat. Untuk mengisi
data NPWP baik yang diketik maupun yang ditulis tangan, dapat
ditulis tanpa menggunakan tanda baca (kecuali pada kolom yang
sudah disediakan). Misalkan, seorang PKP dengan NPWP
11.361.025.0-527.000 dapat menuliskan NPWP-nya dengan cara
113610250527000.
c. Masa pajak diisi dengan masa yang bersangkutan dan untuk
pembetulannya, diisi dengan masa pajak yang dibetulkan. Misalkan,
untuk masa pajak Januari 2011 maka, pada kolom MASA diisi
dengan 01 sd 01 – 2011. Sedangkan untuk masa pajak dari Januari
sampai dengan Maret 2011, diisi dengan 01 sd 03 – 2011 (pengisian
ini hanya untuk PKP yang menggunakan jangka waktu lain yang
diatur oleh Menteri Keuangan dan paling lama 3 bulan kalender).
d. Jumlah Dasar Pengenaan Pajak ditulis tanpa tanda koma, dengan
jumlah rupiah penuh dan tanpa tanda Rp (rupiah). Misalkan seratus
empat belas juta empat ratus ribu rupiah ditulis menjadi
114.400.000 dan Rp 390.900.000,- ditulis menjadi 390.900.000.
e. Dalam Nota Retur, Nota Pembatalan Nilai DPP, PPN dan PPn BM
ditulis dengan diberikan tanda kurung ( ) yang berfungsi sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
pengurang. Misalkan, pada tanggal 12 Januari 2011 terjadi retur
barang dengan DPP Rp 12.000.000,- maka dalam SPT ditulis
(12.000.000) pada baris nota retur dan kolom DPP.
f. Dalam menuliskan tanggal pada induk SPT maupun lampirannya,
wajib menggunakan format dd-mm-yyyy. Misalkan PKP akan
menulis tanggal 23 Januari 2011, maka penulisannya 23-01-2011.
Mengisi SPT Masa PPN 1111 ini, sebaiknya dimulai dari Lampirannya
terlebih dahulu. Pengisian dilakukan dari Formulir 1111 A1, Formulir 1111
A2, Formulir 1111 B1, Formulir 1111 B2, Formulir 1111 B3 dan Formulir
1111 AB. Setelah semua lampiran terisi, data yang didapat dipindahkan ke
induk SPT PPN Masa 1111. Pengisian jumlah rupiah pada SPT tersebut
ditulis dalam satuan rupiah penuh dan dibulatkan kebawah. Jika
penjumlahan maupun pengurangan jumlah rupiah NIHIL, maka
penulisannya ditulis dengan angka nol (0).
Contoh Kasus : Identitas PKP
PT Megah Jaya Kurnia Abadi Indonesia adalah Perusahaan yang
bergerak di bidang Industri dan Perdagangan. Perusahaan ini dikukuhkan
sejak tanggal 3 Januari 2004. NPWP dari Perusahaan tersebut adalah
11.361.025.0-527.000. Perusahaan ini terletak di Jalan Ngemplak – Ngesrep
Km 2, produk yang dihasilkan adalah mie instan. Bahan baku yang didapat
diperoleh dari dalam maupun luar negeri. Kasus ini akan dikerjakan da
diisikan langsung dalam Lampiran Tugas Akhir ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3. Pelaporan SPT Masa PPN 1111
Setelah SPT diisi, PKP wajib melaporkannya ke Kantor Pelayanan
Pajak (KPP), Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
(KP2KP) atau ditempat yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Pajak.SPT Masa PPN 1111 yang dilaporkan, dibuat rangkap dua (2),
lembar pertama untuk KPP dan lembar kedua untuk PKP.
Penyampaian dan pelaporan SPT dapat dilakukan secara manual dan
secara elektronik (e-Filing). Penyampaian secara manual dilakukan dengan
cara, datang langsung ke KPP, KP2KP maupun tempat yang ditunjuk oleh
Dirjen Pajak atau melalui pos, jasa ekspedisi maupun jasa kurir.dengan
bukti pengiriman surat sebagai tanda bukti penerimaan SPT. Untuk
penyampaian secara elektronik, melalui sistem online atau real time yang
melalui perusahaan penyedia Jasa Aplikasi (ASP) yang ditunjuk Dirjen
Pajak sesuai dengan Peraturan Dirjen Pajak Nomor 47/PJ/2008 tentang
Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan Penyampaian
Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan secar
elektronik (e-Filing) melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) dan
perubahan/penggantinya.
Pelaporan SPT Masa PPN 1111 secara manual dapat dilakukan dalam
bentuk formulir kertas (hard copy) dan dalam bentuk media elektronik
(compact disc). Bagi PKP yang sudah menyampaikan SPT dalam bentuk
jasa elektronik, tidak diperbolehkan lagi untuk menyampaikan SPT Masa
PPN 1111 dalam bentuk formulir kertas (hard copy). Pelaporan SPT Masa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
PPN 1111 paling lambat pada akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya
masa pajak. Apabila batas akhir pelaporan bertepatan dengan hari libur,
maka pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. Pelaporan SPT
Masa PPN 1111 dalam bentuk formulir kertas (hard copy), menggunakan
kertas ukuran F4 dengan panjang 330 mm dan lebar 215 mm berat minimal
70 gram. Untuk mencetak formulir dari file PDF, tidak diperkenankan
menggunakan printer dotmatrix.
Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali, jumlah Pengusaha Kena
Pajak sebanyak 714. PKP tersebut dibagi menjadi PKP Badan dan PKP
Orang Pribadi. Untuk Badan jumlahnya 651 dan untuk Orang Pribadi 63.
Untuk masa Pajak Desember 2010, pelaporan pajak masih menggunakan
SPT Masa PPN 1107 dan banyaknya PKP yang melapor adalah 478 PKP.
376 PKP dinyatakan Nihil, 86 Kurang Bayar dan 16 PKP Lebih Bayar.
PKP di Kabupaten Boyolali yang telah melaporkan PPN untuk masa pajak
Januari 2011 sebanyak 394 PKP. 349 PKP dinyatakan Nihil, 37 PKP
Kurang Bayar dan 8 PKP Lebih Bayar. Untuk masa pajak Pebruari 2011
ada 463 PKP yang sudah melapor. 384 PKP dinyatakan Nihil, 59 PKP
dinyatakan Kurang Bayar dan 20 PKP dinyatakan Lebih Bayar.
Untuk mengetahui kenaikan maupun penurunan jumlah PKP dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Analisis Pertumbuhan = x 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Untuk Bulan Januari, tingkat pertumbuhan PKP dapat dihitung dengan
cara berikut, Analisis Pertumbuhan PKP pada Bulan Januari
= x 100%
= x 100%
= x 100%
= (17,573 %)
Pada bulan Pebruari kenaikan maupun penurunan jumlah PKP dapat
diketahui dengan rumus berikut :
= x 100%
= x 100%
= x 100%
= 17,512 %
Penerimaan PPN Bulan Januari 2011 dsebesar Rp 2.746.079.851,- dari
total penerimaan sebesar Rp 8.887.480.235,-. Penerimaan pada Bulan
Pebruari untuk masa Pajak Januari 2011 sebesar Rp 3.270.323.136,- dari
total penerimaan sebesar Rp 9.638.645.038,- dan Bulan Maret untuk masa
pajak Pebruari 2011 sebesar Rp 2.717.005.714,- dari total penerimaan pajak
Rp 9.116.811.856,-.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Untuk menghitung seberapa besar penerimaan PPN dibandingkan
dengan seluruh penerimaan Pajak di KPP Pratama Boyolali, dapat dihitung
dengan cara :
Analisis Proporsi = x 100%
Analisis Proporsi untuk penerimaan Bulan Januari adalah sebesar :
= x 100%
= x 100%
= 30,8983 %
Untuk penerimaan PPN pada Bulan Pebruari, analisis proporsinya
adalah sebagai berikut :
= x 100%
= x 100%
= 33,9293 %
Penghitungan Proporsi penerimaan PPN Bulan Maret adalah :
= x 100%
= x 100%
= 29,80215 %
SPT Masa PPN 1111 wajib dilaporkan oleh PKP paling lambat tanggal
20 pada bulan berikutnya. Untuk pembayaran PPN paling lambat tanggal
15 bulan berikutnya. Apabila tanggal 15 dan 20 jatuh pada hari libur kantor,
maka pembayaran dan pelaporan dapat dilakukan pada hari berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
Temuan
Berdasarkan data yang dianalisis, penulis dapat menyimpulkan bahwa
Penggunaan SPT Masa PPN 1111 di KPP Pratama Boyolali sudah berjalan
dengan baik. Kelebihan dan kelemahan yang ditemukan oleh penulis dari
penggunaan SPT Masa PPN 1111 dan pelaporannya di Kabupaten Boyolali adalah
sebagai berikut :
1. Kelebihan
Kelebihan dari Penggunaan SPT Masa PPN 1111 dan pelaporan SPT
Masa PPN 1111 di KPP Pratama Boyolali, diantaranya :
a. SPT Masa PPN 1111 mudah didapatkan. Pelapor dapat mengambil
langsung ke KPP dan dapat mengunduh di www.pajak.go.id.
b. Bagi PKP yang melakukan transaksi lebih dari 25 kali dalam (1) satu
masa pajak diwajibkan untuk melapor dengan menggunakan e-SPT
secara on-line melalui website DJP www.pajak.go.id. Ketentuan ini
juga berlaku untuk pelaporan selanjutnya.
c. Formulir SPT Masa PPN 1111 dibagi menjadi 2, bagi PKP yang
peredarannya dibawah Rp 1.800.000.000,- diperkenankan
menggunakan SPT Masa PPN 1111 DM dan bagi PKP yang peredaran
usahanya lebih dari Rp 1.800.000.000,- diperkenankan menggunakan
SPT Masa PPN 1111.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
2. Kelemahan
Kelemahan dari penggunaan SPT Masa PPN 1111 dan pelaporan SPT
Masa PPN 1111 di KPP Pratama Boyolali, antara lain :
a. Apabila PKP sudah pernah melaporkan SPT Masa PPN melalui e-
filling, untuk pelaporan selanjutnya tidak diperkenankan melaporkan
dalam bentuk hard copy. Dengan menggunakan e-filling, PKP
mempunyai keterikatan seumur hidup. Apabila pelaporan SPT
menggunakan e-filling dilakukan pada batas akhir pelaporan sering
kali terjadi gangguan.
b. Mencetak SPT Masa PPN 1111 yang diunduh dari www.pajak.go.id
dalam bentuk kertas (hard copy) tidak boleh dicetak menggunakan
printer dotmatrix. Pelaporan dalam bentuk hard copy harus ditulis
tangan menggunakan huruf balok (bukan huruf sambung) atau di ketik
menggunakan mesin ketik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB IV
Penutup
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada Bab sebelumnya, diambil analisis tentang
penggunaan SPT Masa PPN 1111 dan Pelaporannya di Kabupaten Boyolali.
Dari analisis tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. SPT Masa PPN 1111 dinilai mudah digunakan bagi masyarakat dan
pelayanan yang dilakukan KPP Pratama Boyolali sudah sesuai dengan
Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER – 2/PJ/2011 Tentang Tata Cara
Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN).
2. Penerimaan PPN di KPP Pratama Boyolali cukup besar. Rata-rata
penerimaan dari Bulan Januari – Maret 2011 sebesar 31,543% dari
total penerimaan pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
A. Rekomendasi
Demi meningkatkan penerimaan pajak dan pelayanan di KPP Pratama
Boyolali, penulis ingin memberikan saran yang sifatnya membangun,
diantaranya :
1. Untuk meningkatkan efektivitas pelapor pajak, hendaknya KPP
Pratama Boyolali memberikan sosialisasi kepada masyarakat, karena
penggunaan SPT Masa PPN 1111 berbeda dengan SPT Masa PPN
1107.
2. KPP Pratama Boyolali perlu melakukan pendataan ulang terhadap
Pengusaha Kena Pajak, karena sudah ada beberapa PKP yang pindah
alamat, bangkrut dan usahanya ditutup.
3. Pengawasan oleh para Account Representative perlu ditingkatkan,
karena masih ada Wajib Pajak yang kurang mendapat pengawasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Daftar Pustaka
Adriana, Dadi. 2003. Himpunan Lengkap Peraturan-peraturan Perpajakan.
Yogyakarta : Andi Ofset
Ageng Setyawan, Dimaz. 2007. Harmonisasi Penerimaan PPN dan PPh Badan di
Kota Surakarta. Tugas Akhir Diploma III Perpajakan UNS (tidak
dipublikasikan)
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta
B. Ilyas, Wirawan. Richard Burton. 2010. Hukum Pajak. Jakarta : Salemba Empat
Djuanda, Gustian. Irwansyah Lubis. 2002. Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Hanggana, Sri. 2008. Mekanisme Pemungutan PPN Kelemahan, Akibat dan
Solusi. Surakarta : UNS Pers
Ika Sari, Diyah. 2007. “Evaluasi Penerimaan Negara Dari Pemungutan PPN
Atas Impor Barang Kena Pajak Di Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea
Dan Cukai Tipe Madya Pabean Surakarta”. Tugas Akhir Diploma III
Perpajakan FE UNS ( Tidak Dipublikasikan )
Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Yogyakarta : Andi Ofset
Republik Indonesia, Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor 44 Tahun 2010
tentang Bentuk Isi dan Tata Cara Pengisian serta Penyampaian Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai
Republik Indonesia, Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor 45 Tahun 2010
tentang Bentuk, Isi dan Tata cara Pengisian Serta Pelaporan Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) Bagi
Pengusaha Kena Pajak yang Menggunakan Pedoman Penghitungan
Pengkreditan Pajak Masukan
Republik Indonesia, Surat Edaran Nomor 98 Tahun 2010 tentang Penyampaian
Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor Per. 44/PJ/2010 tentang Bentuk Isi
dan Tata Cara Pengisian serta Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai
Rusjdi, Muhammad. 2007. PPN & PPn BM. Jakarta : Indeks
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Sambodo, Agus. 1999. Kewajiban Perpajakan Bagi Badan Usaha dan Orang
Pribadi. Yogyakarta : BPFE Jogja
Sri, Valentina. Aji Suryo. 2003. Perpajakan Indonesia. Yogyakarta : (UPP) AMP
YKPN
Suandy, Erly. 2002. Perpajakan. Jakarta : Salemba Empat
Suandy, Erly. 2008. Hukum Pajak. Jakarta : Salemba Empat
Sukardji, Untung. 1999. Pajak Pertambahan Nilai. Jakarta : Raja Grafindo
Persada
Waluyo. 2004. Perpajakan di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat
http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kuantitatif
(22/03/2011_19:37 WIB)
http://id.wikipedia.org/wiki/Survei_kualitatif
(22/03/2011_19:40 WIB)
http://nagabiru86.wordpress.com/2009/06/12/data-sekunder-dan-data-primer
(22/03/2011_19:38 WIB)
http://www.ziddu.com/downloadlink/12056800/SPTMasaPPN1111.pdf
(16/02/2011_12:58 WIB)
http://www.ziddu.com/downloadlink/12056803/PetunjukPengisian1111.pdf
(16/02/2011_13:00 WIB)
http://www.pajak.go.id/dmdocuments/PER-2-2011.pdf
(17/02/2011_13:14 WIB)