Post on 02-Aug-2015
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN MUDA
Oleh: Dewi Seftiani Nugrahini, S.Kep., Ners
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN MUDA Abortus Kehamilan ektopik Kehamilan mola (mola hidatidosa)
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN LANJUT Plasenta previa Solusio plasenta Persalinan prematur Ruptura uteri
PERDARAHAN PADA PERSALINAN DAN PASCA PERSALINAN Atonia uteri Retensio plasenta dan retensio sisa plasenta Robekan jalan lahir Gangguan pembekuan darah
ABORTUS
Pengeluaran hasil konsepsi sebelum viable
Pengakhiran kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu
Pengakhiran kehamilan sebelum berat janin 500 gr (Cuningham dkk., 2005)
Insiden 10-15% (Simpson&Jauniaux, 2007)
> 80% sebelum 12 minggu kehamilan (Cuningham dkk., 2005)
Penyebab Abortus
Kelainan perrtumbuhan konsepsi Kelainan uterus / traktus genitalis:
Kelainan uterus yang didapat: mioma Kelainan uterus kongenital: uterus septus Serviks inkompeten
Kelainan genetik / kromosom Lingkungan endometrium kurang baik: infeksi, adesi Pengaruh luar / teratogen: infeksi, obat, radiasi, rokok Kelainan Plasenta Penyakit ibu: infeksi (bakteriuria, chlamydia
trachomatis) Faktor endokrin: Hipotiroid, hipertiroid Faktor immunologi: Antiphospholipid antibody
syndrome Gangguan darah: Thrombofilia
Con’t Penyebab Abortus
< 12 minggu 50% kelainan kromosom (Simpson & Jauniaux) Ketidakseimbangan endokrin : cacat fase luteal,
DM1 Clamyda trachomatis Gangguan sistemik: SLE (Cunningham dkk., 2007)
> 12 minggu – 20 minggu Usia kehamilan & paritas Infeksi kronis Pelebaran serviks & anomali saluran reproduksi Nutrisi tidak adekuat Pengguna narkoba
Jenis Abortus
Abortus Spontan: Abortus imminens / threatened abortion Abortus insipiens / inevitable abortion Aborus inkomplit Abortus komplit Missed abortion Abortus infeksiosa / Septic abortion Abortus habitualis / recurrent abortion
Abortus Provokatus / Induced Abortion Abortus terapeutikus: induksi medikal /
surgikal Abortus provokatus kriminalis Elective abortion
Abortus Spontan
Jenis Abortus
Jumlah perdarahan
Kram uterus
Migrasi jaringan
Dilatasi serviks
Imminens/ threatened
Sedikit/bercak Ringan Tidak Tidak
Insipiens/ inevitable
Sedang Ringan – berat
Tidak Ya
Inkomplit banyak, berlebih Berat Ya Ya, dengan jaringan di serviks
Komplit Sedikit Ringan Ya Tidak (serviks telah menutup setelah jaringan bemigrasi)
Missed abortion / tidak jelas
Tidak ada, bercak
Tidak ada Tidak Tidak
Infeksiosa/ Sepsis
Bervariasi, biasanya berbau busuk
Bervariasi Bervariasi Ya, biasanya
Habitualis/ recurrent
Bervariasi Bervariasi Ya ya, biasanya
Jenis Abortus
PenatalaksanaanJenid abortus
Penatalaksanaan
Imminens Istirahat, tirah baring, FU USG, pengukuran kadar hCG, menghindari stres, stimulasi seksual, dan orgasme, asetaminofen berbasis analgesik.
Insipiens Tirah baring jk tidak ada rasa sakit, demam, atau perdarahan. Jika ada nyeri, pecah ketuban, perdarahan, myeri atau demam maka terminasi kehamilan : kuretase.
Inkomplet Perbaikan syok: cairan intravenous, transfusi. Dilatasi serviks tambahan sebelum kuretase, Kuretase kavum uteri, pemberian uterotonika
Komplet Yakinkan bahwa jaringan telah bersih, suction atau kuret jika diperlukan
Missed abortion
Periksa faktor pembekuan /trombosit, fibrinogen. Dilatasi atau kuretase, induksi pengeluaran konsepsi, IVFD dan transfusi farah/ fibrinogen
Infeksiosa/ septic
Terminasi kehamilan, IVFD, transfusi darah, antibiotik broadspektrum, kultur dan sensitifitas kuman, kuretase, uterotonika, profilaksis/ pengobatan tehrhadap tetanus
Habitualis. Recurrent
Menentukan faktor penyebab, perbaikan keadaan umum, perbaikan gizi, istirahat cukup, larangan olahraga dan coitus, servikss inkompeten pengikatan serviks/ sirkodar
KOMPLIKASI ABORTUS
Perdarahan Infeksi Syok:
Syok hipovolemik akibat perdarahan Syok septik akibat infeksi
Perforasi: akibat tindakan kuretase
PROSES KEPERAWATAN ABORTUS
Pengkajian Riwayat kehamilan: periode menstruasi
terakhir, kehamilan sebelumnya, GPA Anamnesis : nyeri (jenis, lokasi),
perdarahan (kuantitas, penampilan) alergi, status emosional
Pemeriksaan fisik : TTV, pemeriksaan vagina spekulum, USG
Pemeriksaan lab: β- hCG (kehamilan), HB (anemia), sel darah putih (infeksi)
Diagnosis Keperawatan Kecemasan b.d hasil yang tidak diketahui dan
tidak terbiasa dengan prosedur medis Kurangnya volume cairan b.d perdarahan yang
berlebihan Nyeri akut b.d kontraksi uterus Antisipasi berkabung b.d hasil kehamilan tak
terduga Harga diri rendah situasional b.d ketidakmampuan
menjaga kehamilan sampai saat melahirkan Risiko infeksi b.d terapi pembedahan dilatasi
serviks
Rencana Intervensi Fokus pada stabilisasi fisiologis IV line, cek golongan darah & Rh, Hb, Ht USG Management medis: tergantung jenis
abortus bila tidak dapat dipertahankan : D&C
Bedrest dan suporative care Perhatian pada aspek psikologis:
manajemen berduka Discharge palnning: kebutuhan istirahat,
aktivitas seksual, KB, kebersihan, diet tinggi zat besi dan protein.
KEHAMILAN EKTOPIK
Suatu ovum yang telah dibuahi tertanam di luar rongga uterus. Insiden 2% pada populasi umum (Gilbert, 2007)
Hasil konsepsi berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri
Kehamilan ektopik sering disebut kehamilan tuba karena sekitar 95% terletak di tuba fallopi.
Dari semua kehamilan ektopik kehamilan tuba, 55% berada di ampula (Gilbert, 2007).
Penyebab kematian ibu paling umum di trimester awal (Cunningham dkk., 2007)
Penyebab utama infertilitas / beriksiko mengalami KE berikutnya
Lokasi Implantasi
Tuba: Pars interstisialis Pars ismika Pars ampularis Infundibulum
Servikal Ovarial Intraligamenter Abdominal :
Primer Sekunder
Lokasi Implantasi
PENINGKATAN INSIDEN KEHAMILAN EKTOPIK
Penyakit menular seksual Penggunaan kontrasepsi IUD Kegagalan tubektomi Induksi abortus infeksi Peningkatan teknologi reproduksi dibantu Kecepatan diagnostik:
βHCG USG Vaginal
PENYEBAB KEHAMILAN EKTOPIK
Penyebab pasti tidak diketahui, hambatan migrasi hasil konsepsi
Faktor lumen tuba: endosalpingitis, hipoplasia uteri, operasi plastik tuba
Faktor dinding tuba: endometriosis, divertikel
Faktor diluar dinding tuba: perlekatan peritubal, tomor yang mendesak
Faktor lain: migrasi ovum, pemakaian IUD, IVF
MANIFESTASI KLINIS
3 gejala klasik Nyeri abdomen Menstruasi tertunda Perdarahan vagina yang abnormal
(bercak) yang terjadi kira-kira 6-8 minggu setelah periode menstruasi normal terakhir (Gilbert, 2007)
Nyeri awalnya tumpul, pada satu sisi kuadran bawah. hingga nyeri tajam dan menusuk (Cunningham dkk., 2005)
Kehamilan tuba Berakhir pada minggu ke 6-12 dengan cara : Mati
diresopsi Abortus tuba (65%) Ruptur tuba (35%)Kehamilan Ovarial dan Servical
-Berakhir dengan ruptur 3-4 bulan -Kehamilan servikal : terjadi perdarahan hebat.Kehamilan Insterstisial
Lapisan miometrium lebih tebal Kehamilan 4 bulan kadang aterm. Berakhir dengan rupturKehamilan Isthmus
Dinding tuba lebih tipis Kehamilan berakhir 2-3 bulan biasanya terjadi ruptur
Kehamilan Ampula dan Fimbrial Abortus atau ruptur pada usia kehamilan 1-2 bulanKehamilan Abdominal
Primer : telur dari awal berimplantasi di rongga abdomen
Sekunder asalnya kehamilan tuba kemudian terjadi ruptur kehamilan abdominal
Kehamilan berakhir 5-6 bulan kadang aterm ttp jarang
Janin pada Intraabdominal : 1. terjadi pernanahan 2. kalsifikasi : lithopaedion 3. perlemakan
PROSES KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK
Diagnosa keperawatan yang mngkin muncul
Penurunan cardiac out put s.d perdarahan
Penurunan volume cairan s.d perdarahan Gangguan pertukaran gas Gangguan perfusi jaringan Potensial injuri s.d infeksi / kehilangan
cairan/ perdarahan Gangguan rasa nyaman nyeri Kurangnya pengetahuan tentang KET Gangguan rasa aman cemas : tk. sedang
Intervensi Keperawatan untuk Perdarahan : Identifikasi perdarahan Monitor tanda-tanda vital CVP kulit Pemberian infus (+set tranfusi) Kolaborasi pemberian therapi Kolaborasi pemeriksaan Lab Jika akan op lakukan oerawatan pre op Menjelaskan tentang perdarahan - Jelaskan secara hati hati penyebab, cara
mengatasi dan komplikasi perdarahan - Ajarkan cara identifikasi tanda & gejala
perdarahan Kolaborasi therapi Nutrisi utk mencegah anemia
Penatalaksanaan klien KET : -rawat di RS -pemberian cairan infus -transfusi darah -persiapan operasi
KEHAMILAN MOLA (MOLA HIDATIDOSA)
Mola hidatidosa adalah perubahan abnormal pada vili korionik menjadi sejumlah kista yang menyerupai buah anggur yang dipenuhi oleh cairan
uterus terisi oleh gelembung-gelembung cairan yang menghasilkan hormon korionik gonadotropin
Dapat terjadi hiperemisis dan pre eklamsi Suatu penyakit yang berasal dari korion
janin
ETIOLOGI
Etiologi secara pasti belum diketahui,mungkin karena
Status sosial ekonomi rendah (nutrisi yang kurang)
Umur Multipara Anomali kromosom hormonal
PATOFISIOLOGITeori Missed Abortion
Mudigah mati 3-5 minggu (kekurangan asam folat)sehingga terjadi gangguan peredaran darah , kmd terjadi penimbunan cairan dalam mesenkin villi sehingga terjadi gelembung-gelembung cairan.
pada minggu ke 12-14
Teori neoplasma dari Park Adanya sel-sel trofoblas abnormal
menyebabkan fungsi dari sel tidak normal terjadi resopsi cairan ke villi meningkat sehingga terjadi gelembung gelembung yang menyebabkan terjadinya gangguan peredaran darah
TANDA DAN GEJALA MOLAHIDATIDOSA
Perdarahan pervagina warna merah kehitaman yang dpt menyebabkan anemia
Rahim lebih besar dari usia kehamilan Hiperemesis lebih sering terjadi Mungkin muncul preeklamsi dan eklamsia,
disertai udema dan protein urin + Tidak ada tanda-tanda janin DJJ -, Balotemen -,
rangka janin -, kec mola partialis hCG meningkat Sering mules-mules Dehidrasi Biasanya terjadi aborsi pd minggu ke 12-14
JENIS MOLAMola Komplit Mola Parsial
Terjadi karena pembuahan telur kosong oleh sperma x yang kemudian membelah diri..
Mola menyerupai sekelompok anggur putih.
Tumbuh cepat (berisi cairan ) rahim menjadi lebih besar, tidak sesuai usia kehamilan.
Tidak mengandung janin, plasenta, selaput ketuban.
Tidak ada plasenta perdarahan rongga rahim & vagina
.
Terjadi karena pembuahan sel telur oleh dua sperma.
Sering memiliki embrion dan kantong ketubannningham dkk., 2005)
Potensi untuk transformasi maligna 5-10% (C
PENGKAJIAN MOLAHIDATIDOSA
Pemeriksaan janin1. DJJ2. Balotemen.3. Rangka janin 4. Pergerakan janin
Pemeriksaan pada Ibu1. Uterus lebih besar dari usia kehamilan normal, teraba lembek tidak ada bagian bagian janin2. Perdarahan pervagina3. Hiperemesis4. Serviks lembek5. Terjadi preeklamsia dan eklamsia sebelum mgg ke 27
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kadar hCG meningkat dlm darah titernya berbeda-beda
Hb turun bila perdarahan banyak HCT meningkat bila terjadi perdarahan
banyak Proteinuria Percobaan sonde mudah masuk ke kavun
uteri USG : gambaran badai salju Dg suntikan zat kontras ke dlm uterus
terlihat spt gbr sarang tawon
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan b.d nausea dan vomit Kecemasan b.d potensial terjadi keganasan Kurangnya volume cairan b.d perdarahan Grieving atau kehilangan b.d penghentian
kehamilan Kurangnya pengetahuan ttg perubahan
sistem reproduksi yang patologis Risiko komplikasi perdarahan Gangguan perfusi jaringan
INTERVENSI KEPERAWATAN
Perawatan pre operasi Persiapan kuretase Pendidikan kesehatan untuk individu dan
keluarga Support psikososial
TERIMAKASIH