Percepatan Pemberantasan Korupsi Ismal

Post on 02-Aug-2015

116 views 9 download

Transcript of Percepatan Pemberantasan Korupsi Ismal

Percepatan Pemberantasan Korupsi

Oleh : Ir. Ismal Basri .MS

WIDYAISWARA MADYA (IV C)BANDIKLAT PROPINSI SUMATRA BARAT

Inpres.No.5 Tahun 2004. Tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.Instruksi Presiden ini ditujukan kepada seluruh jajaran pemerintah baik di pusat maupun di daerah.

Khusus pada :1. Menpan : a. Merumuskan kebijakan

yanlik. b. Merumuskan kebijakan

penetapan kinerja. c. Merumuskan kebijakan G.G d. Mengkaji sistem

kepegawaian. e. Melaksanakan Kormonev

2. Gubernur / Bupati / Walikota.a. Menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik.b. Meningkatkan Yanlik / meniadakan

Punglic. Bersama-sama DPRD cegah

kebocoran Keu-Negara.3. Kejaksaan dan POLRI

Melakukan tindakan hukum

Latar belakang-Sebelum Reformasi (Soekarno & Soeharto)

Tahun 1958 Peraturan Penguasa MiliterTahun 1967 Tim Pemberantasan KorupsiTahun 1977 Operasi TertibTahun 1987 Operasi Khusus Perpajakan

-Zaman ReformasiTap MPR No. XI/MPR/1998. Penyelenggaraan Negara Bebas KKN.

-Keinginan rakyat/tuntutan publik agar penyelenggaraan negara yang jelek (Bad Governance) ke (Good Governance)

-Sampai tahun 2006 Indonesia negara terkorup di Asia

Pengertian Korupsi1.Bahasa latin -> Corruptio,Ing-Corruption. berarti penyuapan, perusakan moral,jahat.2. Kamus umum Bahasa Indonesia

berarti perbuatan buruk, penggelapan uang, penerimaan uang sogok.

3. UU No. 31/1999, Tindak Pidana KorupsiSetiap orang yang secara melawan hukum memperkaya diri sendiri atau orang lain, atau korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (berarti termasuk kekayaan milik pemerintah atau swasta)

Apa yang dimaksud dengan korupsi(dlm uu tpk)

Kerugian keuangan negara ( 2 jenis )Pasal 2, Pasal 3

Suap-menyuap ( 12 Jenis )Pasal 5 (1), huruf aPasal 5 (1), huruf bPasal 5 (2)Pasal 6 (1), huruf aPasal 6 (1), huruf bPasal 6, (2)Pasal 11Pasal 12 huruf a, b,c dan d

Pasal 13

Penggelapan dalam jabatan ( 5 jenis )Pasal 8 & 9Pasal 10, huruf a,b,c

Pemerasan ( 3 jenis ) Pasal 12 huruf e,g dan f. Perbuatan curang ( 6 jenis )

Pasal 7 (1) huruf a,b,c dan ,dPasal 7 (2)Pasal 12 huruf h

Benturan kepentingan dalam pengadaan barang dan jasa.( 1 jenis ) Pasal 12 huruf i

Gratifikasi ( 1 Jenis )Pasal 12 B Jo Pasal 12 C

Bentuk-bentuk tindak korupsi

PEMALSUANFRAUD

PENYUAPANBRIBERY

PENGGELAPANEMBEZZLEMENT

SUMBANGAN ILEGALILLEGAL CONTRIBUTION

NEPOTISMENEPOTISM

BISNIS ORANG DALAMINSIDER TRADING

PENYALAHGUNAAN WEWENANG

ABUSE OF POWER

PILIH KASIHFAVORITISM

KOMISICOMMISSION

PEMERASANEXTORTION

BAGAIMANA & DARIMANA UANG-BARANG-FASILITAS HASIL KORUPSI DI

PEROLEH

1. Suap/sogok (Bribery), pemberian dalam bentuk (barang, uang, fasilitas dan janji). Gunanya agar membawa keuntungan terhadap diri sendiri atau pihak lain (ada hubungan dengan jabatan).

2. Penggelapan (Embezzlement), mengambil tanpa hak oleh seseorang yang telah diberi wewenang, terhadap barang milik negara atau swasta, oleh pejabat publik/swasta.

3. Pemalsuan (Fraud), tindakan atau perilaku untuk mengelabui orang lain /Organisasi untuk kepentingan sendiri.

4. Pemerasan (Extortion), memaksa seseorang untuk membayar atau memberikan sejumlah uang atau barang, atau bentuk lain sebagai ganti dari seorang pejabat publik untuk berbuat atau tidak berbuat.

5. Penyalahgunaan wewenang/jabatan (Abuse of Power), mempergunakan kewenangan yg dimiliki untuk kepentingan sendiri atau kelompok.

6. Pertentangan kepentingan (Internal/Insider Trading), menggunakan perusahaan sendiri dalam mengadakan barang/jasa pemerintah.

7. Pilih kasih (Favoritism), memberikan pelayanan yang bersifat diskriminatif.

8. Menerima Komisi (Commission), pejabat publik yang menerima sesuatu yang bernilai sebagai syarat untuk memperoleh pekerjaan/bisnis.

9. Nepotisme, tindakan untuk mendahulukan sanak keluarga.

10.Kontribusi (Illegal Constribution/sumbangan ilegal), penerimaan sumbangan dari pengusaha atau kontrak-kontrak pengadaan barang pemerintah.

(Toolkit Anti Korupsi, Indonesia Procurement

Watch)

Gratifikasi UU No. 31/1999, Jo UU No. 20/2001, Penjelasan pasal 12 b ayat 1

Gratifikasi adalah pemberian dalam artian luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.

Modus Operandi

Pemalsuan barang/kwitansi/spesifikasi teknis

Menggelapkan uang negara Penyogokan, penyuapan Mark-up Perjalanan fiktif Penyalahgunaan prosedure

pengadaan barang dan jasa

Akibat Korupsi

1. Politik a. Krisis kepercayaanb. Wibawa pemerintah turun (timbul kekacauan, dll)

2. Ekonomia. Pendapatan negara kurangb. Pengusaha tidak mau berinvestasi (rakyat miskin)

3. Mental pejabat, Korupsi banyak dilakukan oleh pejabat

( White Collar Crime).- Lupa tugas- Mental rusak (rakyat membenci aparat)

Gambaran Korupsi suatu negaraIPK (Indeks Persepsi Korupsi) IPK mencerminkan persepsi

masyarakat tentang korupsi dari suatu negara, hal ini dilihat dari bagaimana layanan publik yang mereka rasakan.

Komponen IPK : Perizinan usaha,Per pajakan, Pengadaan Brg&Jasa Pmrth,Penanganan brg di pelbhn bea cukai, pungli,termin pembayaran, dll.

IPK Berkisar antara 10-0 Makin tinggi IPK mendekati 10,

negara itu bersih Makin rendah IPK mendekati 0,

negara itu korupsi Gambaran tahun 2006

Finlandia = 9,6 (1)Singapura = 9,4 (5)Indonesia = 2,4 (130)Nigeria = 2,3 (138)

Langkah-langkah mempercepat pemberantasan korupsi 1. Reformasi Birokrasi

Target/sasaran a. Birokrasi yang bersih, anti

KKNb. Birokrasi yang efisien

c. Birokrasi yang transparand. Birokrasi yang melayani

e. Birokrasi yang terdesentralisasi

Tahap-Tahap Reformasi Birokrasia.Tahap pertama 2004-2006,

membangun kepercayaan – one stop servise

b.Tahap kedua 2006-2007, meningkatkan investasi

c.Tahap ketiga 2007-2025, pilot proyek

- Mahkamah Agung- Badan Pemeriksa Keuangan

- Dep.Keuangan - Kementrian PAN

Faktor Penentu Reformasi Birokrasia. Kemauan dan Komitmen Politikb. Dimulai dari diri sendiric. Kesamaan Persepsi

2. Good Gvernce/Kepemerintahan yang baikada tiga pilar G.G : - pemerintah

- pengusaha/swasta

- rakyatketiganya harus menjalankan perannya dengan baik.

Ada dua komponen utama dalam menjalankan GG yaitu Azas dan Prinsip

Pemerintahan.

Azas tata pemerintahan yg baik:

UU No 28/1999, ttg Penyelenggaraan Negara yang Bebas KKN,azas umum pemerintahan yaitu

1. Kepastian Hukum. 2. Tertib Penyelenggaraan Negara. 3. Kepentingan Umum. 4. Keterbukaan. 5. Proporsionalitas. 6. Profesionalitas. 7. Akuntabilitas.

Prinsip-prinsip Kepemerintahan Yang Baik:

PP No :101 Tahun 2000 : 1. Profesionalisme. 2. Akuntabilitas. 3. Transparansi. 4. Pelayanan Prima. 5. Demokrasi. 6. Efisiensi. 7. Efektivitas. 8. Supremasi Hukum. 9. Diterima Oleh Publik.

Strategi Mempercepat Pemberantasan Korupsi:

A. Jangka Pendek : Strategi yg diharapkan segera memberikan manfaat /pengaruh dalam pemberantasan korupsi yaitu berupa penindakan/represif seperti adanya gebrakan KPK.

B. Jangka Menengah : Strategi yang secara sistematis mampu mencegah terjadinya tindak pidana korupsi, seperti usaha yang sistematis memperbaiki sistem administrasi dan manajemen penyelenggaraan negara seperti adanya Reformasi Birokrasi.

C. Jangka Panjang: Strategi yang diharapkan mampu merubah budaya atau pola pandang dan persepsi masyarakat terhadap korupsi seperti adanya Inpres No 5/2004 yang ditujukan pada Aparat, pendidikan anti korupsi pada anak-anak sekolah(kantin jujur), gerakan anti KKN dll.

Penerapan Tata pemerintahan yang baik, yang erat kaitannya dengan percepatan korupsi :

A. Azas Umum Pemerintahan: 1. Azas Kepastian Hukum,Rakyat

dijamin akan diperlakukan sesuai aturan.

contoh : Kalau tidak ada kepastian hukum maka pejabat atau petugas mencari-cari celah atau aturan lisan untuk mendapatkan sogokan atau suap.

2. Azas Kepentingan Umum. Kepentingan umum diatas

kepentingan pribadi atau golongan. Contoh : Seorang petugas tidak

dapat menunda layanan pada masyarakat, karena adanya kepentingan pribadi, misalnya urusan keluarganya dsbnya.

3. Azas Keterbukaan . Adanya ketersediaan informasi dari

segala aktivitas pemerintahan pada masyarakat.

contoh : Pengadaan barang dan jasa Pemerintah harus diumumkan pada masyarakat luas, pengadaanya dilakukan dengan proses tender.

4. Azas Akuntabilitas. Kesesuaian Penyelenggaraan Negara

dengan aturan yang berlaku atau aturan yang ada.

contoh : Syarat administrasi yang sudah ditetapkan dengan aturan,dirobah-robah,atau dipersulit dengan maksud dapat imbalan dll.

B. Etika Penyelenggaraan Pemerintahan:

1. Jujur. Menyatakan yang sebenarnya pada

masyrakat khususnya pernyataan yang sesuai aturan.

Contoh : Perda menyatakan biaya pembuatan KTP Rp.10.000 katakan Rp.10.000, jangan dibilang Blanko saja Rp.10.000 kemudian terserah bapak menambah berapa.

2. Adil . Dalam menjalankan tugas negara haruslah

berlaku adil, tidak memihak atau pro pada pihak tertentu.

Contoh : Melakukan pelayanan yang tidak adil pada sebagian masyarakat dengan maksud akan mendapat imbalan, mis yang berurusan jauh dari luar kota daripada mereka nginap maka dimintai uang agar urusan cepat selesai.

3. Berakhlak mulia , memiliki sikap terpuji, tidak semena-mena karena jabatan.

Contoh : Seorang Bupati menerima uang sebagai imbalan karena adanya Surat Izin usaha yang dikeluarkan.

C. Penerapan Budaya kerja/ethos kerja. 1. Wewenang dan tanggung jawab. Aparatur/PNS harus bertanggung jawab akan

tugas dan fungsinya. Termasuk bila tanggung jawab tsbt diwujudkan

dlm bentuk sanksi hukum, administrasi , perdata dan bahkan pidana.

Contoh : Kalau ada salah prosedur yang membuat rakyat rugi maka PNS wajib bertanggung jawab atas kecerobohan wewenang yang ada padanya.

2. Keikhlasan dan Kejujuran. Ikhlas dan jujur dlm norma dan etika

serta agama diartikan sebagai rela sepenuh hati.

Contoh :Penerimaan tip, suap, sogok, hadiah/gratifikasi merupakan bentuk ketidak ikhlasan dan ketidak jujuran.

Sebenarnya haknya/PNS sudah ada berupa gaji.

3. Ketepatan dan kecepatan. Hal ini merupakan visi pelayanan pada

masyarakat. Ketepatan berdimensi ketepatan waktu, kualitas, dan kuantitas, kecepatan berdimensi lama pelayanan.

Contoh: Bila seorang petugas melaksanakan pembuatan KTP sesuai dengan budaya kerja tepat dan cepat maka tidak ada peluang untuk berperilaku korupsi berupa minta imbalan.

D. Penerapan Azas Pelayanan Prima:

(bbrp azas yang erat dgn ppk) 1. Transparansi, pelayanan yang bersifat

terbuka, mdh dan dpt diakses oleh semua masyarakat.

Contoh : Baik syarat maupun prosedur pelayanan diketahui oleh semua masyakat,jangan dibuat kalau si A berurusan selesai 1 hari kalau si B tiga hari, karena si B tidak mendapatkan syarat atau prosedur yang benar hal ini ada maksud agar diberi imbalan.

2. Akuntabilitas, semua pelayanan baik administrasi, jasa ataupun fisik yang diberikan pada masyarakat harus dpt dipertanggung jawabkan.

Contoh : Penyaluran beras miskin harus tepat waktu, jumlah dan kualitas.

3. Kesamaan hak, tdk diskriminatif. Contoh : Dalam pelayanan

dibedakan antara masyarakat yang kaya dengan yang miskin, yang kaya lebih didahulukan agar mendapatkan tip, sementara yang miskin dinomor duakan walaupun dia dulu datang.

Rangkuman Pemberantasan Korupsi adalah

serangkaian tindakan untuk mencegah dan menanggulangi korupsi( melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan) dengan peran serta masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dengan demikian dalam pemberantasan Korupsi terdapat 3 unsur pembentuk yaitu, pencegahan, (antikorupsi/preventif)), penindakan (penanggulangan/kontra korupsi/represif) dan peran serta masyarakat.

Untuk memahami apa itu Korupsi, perlu diketahui terlebih dahulu apa itu :

Pencurian, berdasarkan pemahaman pasal 362 KUHP pencurian adalah perbuatan secara melawan hukum mengambil barang sebagian atau seluruhnya milik orang lain dengan maksud memiliki. Barang/ hak yang berhasi dimiliki bisa diartikan sebagai keuntungan pelaku.

Penggelapan , berdasarkan pemahaman pasal 372 KUHP adalah pencurian barang/hakyang dipercayakan atau berada dalam kekuasaan si pelaku. Ada penyalahgunaan kewenangan atau kepercayaan oleh si pelaku.

Korupsi sebenarnya tidak berbeda jauh dengan pencurian dan penggelapan, hanya saja unsur-unsur pembentuknya lebih lengkap.

Rumus :Korupsi = (secara melawan hukum + mengambil hak orang lain + tujuan memiliki atau mendapatkan keuntungan) + ada penyalahgunaan kewenangan/ kepercayaan + menimbulkan kerugian Negara.= ( pencurian + penyalahgunaan kewenangan / kepercayaan) + kerugian Negara.= penggelapan + kerugian Negara.Jadi Korupsi bisa dipahami juga sebagai penggelapan yang mengakibatkan kerugian Negara.

Dengan demikian CIRI – CIRI KORUPSI adalah : Dilakukan lebih dari satu orang. Merahasiakan motif, ada keuntungan yang ingin diraih. Berhubungan dengan kekuasaan / kewenangan tertentu. Berlindung dibalik pembenaran hukum. Melanggar kaidah kejujuran dan norma hukum. Menghianati kepercayaan.

Langkah-Langkah Mempercepat Pemberantasan Korupsi:

Perbaikan Sistem / Reformasi Birokrasi. Menerapkan Pemerintahan Yang baik/ Good

Governance, berupa menerapkan Etika Penyelengga Negara, menerapkan Budaya Kerja Aparatur, menerapkan Asas-asas Tata Pemerintahan Yang Baik, dan menerapkan Pelayan Prima pada Masyrakat.

Perbaikan manusianya, berupa mengoptimalkan peran agama, memperbaiki moral sebagai satu bangsa, meningkatkan kesadaran hukum, dengan sosialisasi dan pendidikan anti korupsi.

Penutup. * Inpres No 5/2004 sbg resep & instumen

utk memberantas korupsi.

* Selanjutnya dituntut komitmen, konsistensi & kerja keras kita semua, demi terwujudnya pem yg bersih & bebas KKN.

* TERIMA KASIH.