PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI

49

description

PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI. DISAMPAIKAN PADA DIKLAT PRAJABATAN GOL.III CPNS FORMASI TAHUN 2009 ANGKATAN I DAN II. 21 MARET 2011. Oleh : DRS. SULISTYA Irban Wil. II Inspektorat Kota Salatiga. DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Nama : SULISTYA NIP.: 19611205 199003 1 006 - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI

Page 1: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI
Page 2: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

1. Nama : SULISTYA

2. NIP. : 19611205 199003 1 006

3. Jabatan : Irban Wil. II

4. TTL : Klaten, 5 Desember 1961

5. Alamat : Jl. KH. Zubair 45

Tingkir Lor, Salatiga

6.Status : K1/3

Page 3: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

”Mendorong terwujudnya tata kelola

pemerintahan yang baik melalui

pengawasan yang

profesional”

1.Meningkatkan kualitas SDM aparatur pengawasan.

2.Meningkatkan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

3.Meningkatkan kinerja di bidang pengawasan.

Inspektorat Kota Salatiga

(Perda Nomor 11 Tahun 2008)Membantu Walikota

dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah di bidang pengawasan

daerah.

Tugas Pokok

Visi Misi

Page 4: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

SUSUNAN ORGANISASI INSPEKTORAT KOTA SALATIGA

a. Inspekturb.Sekretaris- sub bagian keuangan;- sub bagian evaluasi dan pelaporan;- sub bagian umum dan kepegawaian;c. Inspektur Pembantu Wilayah I, II, III dan IV- kasi pengawas pemerintah bid. Pemerintahan- kasi pengawas pemerintah bid. kemasyarakatan- kasi pengawas pemerintah bid. pembangunand. Kelompok jabatan fungsional

Page 5: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

PERAN INSPEKTORAT (APIP) DALAM “Good Local Governance”

MELALUI PENGAWASAN INTERN

BAGI SKPD

BAGI KEPALA DAERAH

MELAKUKAN PENGAWASAN TERHADAP URUSAN WAJIB & PILIHAN DI SKPD, MELIPUTI PEMERIKSAAN REGULER & KOMPREHENSIF, REVIU LAPORAN KEU, MONITORING &

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN TINDAK LANJUT HASIL TEMUAN PENGAWASAN, SERTA ASISTENSI.

1. Membantu SKPD dalam mencapai Visi dan Misi melalui asistensi dan supervisi.

2. Mendorong perbaikan efektivitas pengendalian melalui audit dan reviu.

1. Membantu SKPD dalam mencapai Visi dan Misi melalui asistensi dan supervisi.

2. Mendorong perbaikan efektivitas pengendalian melalui audit dan reviu.

1. Perpanjangan tangan dalam pengendalian intern.

2. Mata dan telinga dalam “early warning system”.

3. Agen PEMDA dalam mendorong kepatuhan terhadap peraturan perUUan

Page 6: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

1. Pemeriksaan reguler

Pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan PKPT (program kerja pemeriksaan tahunan)

ruang lingkup :

- Pelaksanaan Tupoksi

- Pengelolaan Keuangan

- Pengelolaan Kepegawaian

- Pengelolaan Barang

PEMERIKSAAN OLEH INSPEKTORAT KOTA SALATIGA

Page 7: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

2. Pemeriksaan khusus/kasus

Pemeriksaan yang dilaksanakan berdasarkan sumber aduan masyarakat atau pelimpahan kasus aduan dari pusat tromol pos gubernur /bupati/walikota maupun sumber aduan lainnya

Page 8: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

Pengawasan terhadap urusan pemerintahan didaerah dilaksanakan oleh 1. Aparat pengawas intern pemerintah sesuai dengan fungsi dan kewenangannya, terdiri dari :-Inspektorat jenderal departemen-Unit pengawasan lembaga pemerintah non departemen (BPKP)-Inspektorat provinsi-Inspektorat kabupaten /kota

Page 9: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

2. Aparat pengawas eksternal pemerintah , yaitu BPK melakukan pemeriksan terhadap laporan keuangan daerah (menghasilkan opini), pemeriksaan terhadap kinerja (3e : ekonomis, efisiensi dan efektifitas)dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.

Page 10: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

Laporan pengawas internal APIP hasil pemeriksaan inspektorat kota salatiga disampaikan kepada BPK, Gubernur/Bupati/Walikota dan SKPD terkait.

Laporan pengawasan eksten disampaikan kepada Gubernur/Bupati/Walikota dan DPRD

Page 11: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

DefinisiAsal kata Corruptio Corruption Korruptie

KORUPSI

Busuk, Buruk, Jahat, Rusak, Suap, Tdk Bermoral, Penyimpangan, illegal, khianat, tipu Hal-hal yang

dipandang buruk dan merugikan

Page 12: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

Secara umum :

Korupsi adalah “ Tindakan yang melanggar norma-norma hukum baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang berakibat rusaknya tatanan hukum, politik, administrasi, manajemen, sosial dan budaya serta berakibat pula terhadap terampasnya hak-hak rakyat yang semestinya didapat “

Page 13: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

UU No. 31 Tahun 1999Pasal 2Korupsi adalah setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri dan orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara

Pasal 3Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara

Page 14: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

1. Pemberian suap / sogok (Bribery)• Menyuap PNS atau penyelenggara negara• Memberi hadiah• Menerima suap• Menerima hadiah yang berhubungan dengan

jabatannya

2. Penggelapan dalam jabatan (Embezzlement)• Penggelapan uang atau membiarkan penggelapan• Memalsukan buku untuk pemeriksaan administrasi• Merusak barang bukti• Membiarkan orang lain merusak barang bukti dengan

jabatannya

Page 15: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

3. Pemalsuan (Fraud)Suatu tindakan atau perilaku untuk mengelabui orang lain atau organisasi untuk keuntungan dan kepentingan dirinya sendiri maupun orang lain.

4. Pemerasan (Extortion)Memaksa seseorang untuk membayar atau memberikan sejumlah uang atau barang atau bentuk lain, sebagai ganti dari seorang pejabat publik untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Perbuatan tersebut dapat diikuti dengan ancaman fisik ataupun kekerasan.

Page 16: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

5. Penyalahgunaan Jabatan atau Wewenang (Abuse of Power)Mempergunakan kewenangan yang dimiliki, untuk melakukan tindakan yang memihak atau pilih kasih kepada kelompok atau perorangan, sementara bersikap diskriminatif terhadap kelompok atau perorangan lainnya.

6. Pilih Kasih (Favoritism)Memberikan pelayanan yang berbeda berdasarkan alasan hubungan keluarga, afiliasi partai politik, suku, agama dan golongan yang bukan berdasarkan alasan obyektif seperti kemampuan, kualitas, rendahnya harga, profesionalisme kerja.

Page 17: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

7. Menerima Komisi (Commission)Pejabat Publik yang menerima sesuatu yang bernilai, dalam bantuan uang, saham, fasilitas, barang, dll. sebagai syarat untuk memperoleh pekerjaan atau hubungan bisnis dengan pemerintah.

8. Pertentangan Kepentingan / memiliki Usaha Sendiri (Internal Trading)Melakukan transaksi publik dengan menggunakan perusahaan milik pribadi atau keluarga, dengan cara mempergunakan kesempatan dan jabatan yang dimilikinya untuk memenangkan kontrak pemerintah.

Page 18: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

9. Nepotisme (Nepotism)Tindakan untuk mendahulukan sanak keluarga, kawan dekat, anggota partai politik yang sepaham, dalam penunjukkan atau pengangkatan staf, panitia pelelangan atau pemilihan pemenang lelang.

10. Kontribusi atau Sumbangan Ilegal (Illegal Constribusion)Hal ini terjadi apabila partai politik atau pemerintah yang sedang berkuasa pada waktu itu menerima sejumlah dana sebagai suatu konstribusi dari hasil yang dibebankan kepada kontrak-kontrak pemerintah.

Page 19: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

Pengeluaran sumber/kekayaan negara/daerah yg seharusnya tidak dikeluarkan;

Pengeluaran sumber/kekayaan negara/daerah lebih besar dari yg seharusnya menurut kriteria yg berlaku;

Hilangnya sumber/kekayaan negara/daerah yg seharusnya diterima;

Penerimaan sumber/kekayaan negara/daerah lebih kecil/rendah dari yg seharusnya diterima;

Page 20: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

Timbulnya kewajiban negara/daerah yg seharusnya tidak ada;

Timbulnya kewajiban negara/daerah yg lebih besar dari yg seharusnya;

Hilangnya hak negara/daerah yg seharusnya dimiliki/diterima menurut aturan yg berlaku;

Hak negara/daerah yg diterima lebih kecil dari yg seharusnya diterima

Page 21: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

CCorruption

Power Accountability

AP

=

CPA FORMULA

KonflikKepentinganSuap

GratifikasiEkonomi Biaya Tinggi

Formula ini disarikan dari EXECUTIVE ROADMAP TO FRAUD PREVENTION AND INTERNAL CONTROL, by Martin T. Biegelman and Joel T. Bartow (John Willey 2006)

Kewenangan DesentralisasiDiskresi KebijakanPenggunaan Sumber Daya

Pertanggungjawaban Amanah

Transparan

AkuntabelPartisipatif

Taat Hukum

Power (Kekuasaan) yang tidak disertai dengan Sistem Akuntabilitas yang andal, cenderung Korupsi

21

Page 22: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

Penegakan hukum tidak konsisten; penyalahgunaan wewenang/kekuasaan; Rendahnya integritas dan profesionalisme; Kurangnya keteladanan dan kepemimpinan elit

bangsa; Langkanya lingkungan yang anti korupsi; rendahnya pendapatan penyelenggara negara; Budaya memberi upeti, imbalan jasa dan

hadiah; Konsekuensi bila ditangkap lebih rendah dari

pada keuntungan korupsi; Gagalnya pendidikan agama dan etika.

Page 23: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

KORUPSI

Tiga Aspek :

Administrasi/hukum

Manusia

Sosial/Budaya

Page 24: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

Sisi Ekonomi :Akan menyebabkan tidak terdistribusinya sumber daya secara merata dan adil, harga kebutuhan pokok tinggi (pungutan liar), kemiskinan

Sisi Sosbud :Akan menyebabkan perubahan pola perilaku masyarakat yaitu membangun mental penipu dan penjilat

Sisi Politik :Akan menyebabkan proses pengambilan kebijakan berjalan tertutup dan tidak melibatkan partisipasi masyarakat dan pelayanan mahal

Sisi Hukum :Akan menyebabkan diskriminasi dalam penegakan hukum

DAMPAK KORUPSI

Sangat besar

terhadap rusaknya tatanan

ekonomi, sosial

budaya, politik

dan hukum

Page 25: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

Pemerintah

Masyarakat

Dunia Usaha

Pembaruan Tata Kelola Pemerintahan

(PTKP)

Judiciary aparatus

Public service sector

Political representation

Good Corporate Governance

CSR (Corparate Social Resp)

Kode Etik (Code of Conduct)

Gerakan anti suap

Fair competition

Gerakan massiveSay NO to corruption

Masyarakat madani yang tidak lagi permisif terhadap perilaku koruptifMasy yg kritis, tidak

anarkhis

Page 26: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

26

15 Program Pilihan Wajib dalam Kinerja 100 Hari KIB – II

1.Pemberantasan mafia hukum2.Revitalisasi industri pertahanan3.Penanggulangan terorisme4.Mengatasi masalah kekurangan daya listrik5.Meningkatkan produksi dan ketahanan pangan6.Revitalisasi pabrik pupuk dan gula7.Membenahi kompleksitas penggunaan tanah dan tata ruang8.menyelesaikan cetak biru pengembangan infrastruktur9.Meningkatkan pinjaman UMKM yang dikaitkan dengan kredit usaha rakyat (KUR)10.Pendanaan pembangunan serta Investasi11.Menanggulangi perubahan iklim dan lingkungan12.Melakukan reformasi kesehatan dengan mengubah paradigma masyarakat13.Melakukan reformasi di bidang pendidikan14.Kesiapsiagaan dalam Penanggulangan bencana alam15.Melakukan koordinasi yang erat antara pemerintah pusat dan derah dalam pembangunan di segala bidang

Page 27: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

Pemberantasan korupsi adalah serangkaian tindakan untuk mencegah dan menanggulangi korupsi (melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan) dengan peran serta masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ada 3 (tiga) bentuk upaya pemberantasan korupsi1. Pencegahan (antikorupsi/preventif)2. Penindakan (penaggulangan/kontrakorupsi/represif)3. Peran serta masyarakat

Page 28: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

Anti korupsi merupakan kebijakan untuk mencegah dan menghilangkan peluang bagi berkembangnya korupsiLangkah-langkah anti korupsi :1.Perbaikan sistem

- memperbaiki peraturan perundang-undangan yang berlaku

- memperbaiki cara kerja pemerintahan (birokrasi) menjadi simpel dan efisien

- memisahkan secara tegas kepemilikan negara dan pribadi

- menegakkan etika profesi dan tata tertib lembaga dengan pemberian sanksi yang tegas

Page 29: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

2. Perbaikan manusianya

- Memperbaiki moral manusia sebagai umat beriman

- Memperbaiki moral sebagai satu bangsa

- Meningkatkan kesadaran hukum dengan sosialisasi dan pendidikan anti korupsi

- Mengentaskan kemiskinan & meningkatkan kesejahteraan

- Memilih pemimpin yang befsih, jujur, anti korupsi, cepat tanggap dan bisa menjadi teladan

Page 30: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

Kontra korupsi adalah kebijakan dan upaya-upaya yang menitikberatkan aspek penindakan.

Pedoman dalam proses penindakan (Abdullah Hehamahua)- Hukuman bagi koruptor harus mengandung

unsur jera dan unsur pendidikan- Penindakan harus bisa mengembalikan uang

negara yang dikorup

Page 31: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

PERAN SERTA MASYARAKAT

- Mengasingkan dan menolak keberadaan koruptor- Melakukan pengawasan dan mendukung terciptanya lingkungan yang anti korupsi- Melaporkan gratifikasi, melaporkan jika ada penyelewengan dalam penyelenggaraan negara dan berani memberi kesaksian- Konsekuen dan berani bertanggung jawab dalam menggunakan hak dan kewajibannya di dalam hukumMasyarakat yang berperan dalam mengungkap korupsi berhak mendapat perlindungan hukum dan penghargaan

Page 32: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

Presiden SBY pada tanggal 9 Desember 2004 menetapkan Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi, karena PBB telah menetapkan Hari Pemberantasan Korupsi se dunia tanggal 9 Desember 2003 dan mengesahkan (meratifikasi) konvensi PBB tentang Pemberantasan Korupsi

Page 33: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

Dikeluarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi (ada 12 diktum)1. Dorongan untuk melaporkan LHKPN2. Perbantuan kepada KPK dalam LHKPN

- SE MENPAN Nomor 03/2005 tentang LHKPN- SE MENPAN Nomor 05/2006 tentang LKHPN

berisi mekanisme penetapan, monitoring dan pelaporan instansi

- SE MENPAN No 16/2006 tentang Monitoring dan sanksi LHKPN

- SE MENPAN Nomor 01/2008 tentang peningkatan ketaatan LHKPN

Page 34: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

3. Penetapan Kinerja- Inpres No. 7/1999 tentang LAKIP- SE MenPAN Nomor SE/31/M.PAN/12/2008 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indikator Kinerja Utama Instansi Pemerintah.

4. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik- SE MenPAN Nomor SE/04/M.PAN/4/2005 tentang Peningkatan Pelayanan dan Supervisi Berjenjang.- UU No. 25/2009 tentang Pelayanan Publik.

5. Penetapan Program dan Wilayah Bebas Korupsi- SE MenPAN Nomor SE/06/M.PAN/4/2005 tentang Pelaksanaan Pakta Integritas

Page 35: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

6. Pengadaan barang dan jasa sesuai Keppres Nomor 80 Tahun 2003

7. Kesederhanaan hidup

SE MenPAN Nomor 357/M.PAN/12/2001 perihal langkah-langkah efisiensi dan penghematan serta hidup sederhana di lingkungan aparat negara

8. Dukungan kepada penegak hukum

SE MenPAN Nomor 03/M.PAN/04/2007 tentang perlakuan pejabat yang terlibat KKN

Page 36: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

9. Kerjasama dengan KPK tentang kajian sistem yang menimbulkan korupsi

10.Peningkatan dan pembinaan aparatur

11.Instruksi khusus ke menteri yang disampaikan ke masing-masing instansi

12.Melaksanakan laporan pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004

Page 37: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

1. Mengadakan perubahan kebijakan dan sistem, adanya pemisahan kekuasaan yang jelas, kontrol dan perimbangan, keterbukaan, sistem peradilan yang baik, peran serta masyarakat

2. Perbaikan sistem• memperbaiki peraturan perundang-undangan yang

berlaku• memperbaiki cara kerja pemerintahan dengan

menerapkan efesien, efektif dan ekonomis

Page 38: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

Memisahkan secara tegas kepemilikan negara dan pribadi

Menegakkan etika profesi dan tata tertib lembaga pemberi sanksi

Menerapkan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik

Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi, memperkecil terjadinya human error

Page 39: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

I. Pasal 3 UU Nomor 31 Tahun 1999Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri dan atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah)

Page 40: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

II. Pasal 12 B UU Nomor 20 Tahun 2001

(1) Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apablia berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut :

Page 41: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

a. Yang nilainya Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) atau lebih, pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap dilakukan oleh penerima gratifikasi;

b. Yang nilainya kurang dari Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut umum.

Page 42: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

(2) Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah)

Page 43: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

KORUPSI

UU NO 31 TH 1999

JO

UU NO 20 TH 2001

KERUGIAN KEUANGAN

NEGARAPs 2 & 3

SUAP MENYUAP

Ps 5,6,11,12,13

PENGGELAPAN DLM

JABATANPs 8, 9,

Ps 10.a,b c PERBUATAN PEMERASANPs 12, e,g, f

PERBUATAN CURANG

Ps 7 ayat (1) a.b.c.d

Ps 7 (2) Benturan Kepentingan

Ps 12 iGratifikasi

Ps 12b Jo 12 c

TPK UU No 31 th 1999 Jo UU No 20 Th 2001

Page 44: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

TAHUN I

Page 45: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

TAHUN 2

Page 46: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

TAHUN 3

Page 47: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

POLIGAMITAHUN 4

Page 48: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

PENJARATAHUN 5

Page 49: PERCEPATAN   PEMBERANTASAN   KORUPSI

SEKIAN DAN

TERIMA KASIH