Peran PI Dalam Pencegahan Dan Pengungkapan Korupsi

Post on 12-Feb-2016

27 views 0 download

description

pi

Transcript of Peran PI Dalam Pencegahan Dan Pengungkapan Korupsi

Disampaikan Oleh:

Bambang WidjojantoPimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi

Dalam Kegiatan Sosialisasi/Koordinasi Sistem Pengelolaan Pengaduan dan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Mahkamah Agung Republik

Indonesia, Juni 2013

Disiapkan oleh:Direktorat Pengawasan Internal KPK

2

KERANGKA PEMBAHASAN

3

DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

3. Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor PER-02/P.KPK/XI/2007 tentang Pedoman Umum Pengawasan Internal;

4. Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 03 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komisi Pemberantasan Korupsi.

4

DEFINISI PENGAWASAN INTERNAL

5

DEFINISI PENGAWASAN INTERNAL

6

DEFINISI (lanjutan)

7

PENGAWASAN INTERNAL

8

DARI HARD CONTROL KE SOFT CONTROL

Penekanan pada :•Penyusunan Perencanaan Kinerja•Penyusunan Sistem•Penyusunan Laporan Keuangan•Evaluasi Kinerja dll

Menjadi :•Penerapan nilai-nilai dan etika organisasi •Terbangunnya manajemen integritas organisasi•Terbangunnya kompetensi pegawai

9

DARI CONTROL EVALUATION KE SELF ASSESSMENT

Pengawasan Terhadap Sistem Pengendalian Intern Organisasi Dalam Mengantisipasi Risiko

Evaluasi Atas Kualitas Sistem Pengendalian Intern (Desk Evaluation, Pengamatan dan Wawancara)

Sebagai fasilitator bagi proses pembangunan secara mandiri terhadap sistem pengendalian dan pengelolaan risiko melalui sebuah diskusi kelompok atau teknik lainnya. (Contoh: Siemens membentuk compliance officer di setiap unit kerja)

Identifikasi RisikoAnalisis RisikoPenilaian RisikoRespon RisikoEvaluasi Risiko

10

DARI CONTROL KE RISIKO

Sistem Pengendalian(Committee of Sponsoring Organization). Contoh: proses pengendalian operasional.

Pengelolaan Risiko

Mengidentifikasi dan mendeteksi risiko yang ada/yang akan terjadi. KPK membangun Sistem Pengendalian Intern KPK (PER KPK Nomor 06 Tahun 2012)

11

DARI DETECTIVE KE PREVENTIVE

Pendekatan : Seperti DetektifProses : Audit Kepatuhan/Compliance AuditFokus : Penyimpangan, Kesalahan, KecuranganImpact : Jangka PendekSikap : Seperti PolisiKomunitas : TerbatasJenjang Karir : Terbatas

Pendekatan : PreventifProses : Audit OperasionalFokus : NilaiImpact : Jangka PanjangSikap : Mitra KerjaKomunitas : LuasJenjang Karir : Dapat Berkarir di Unit/Bagian Lain

12

DARI AUDIT KNOWLEDGE KE BUSINESS KNOWLEDGE

Kompetensi :Auditing, Akuntan, Teknologi informasi

Seluruh aspek strategis mencakup: akuntansi, keuangan, teknologi informasi, hukum, dan kegiatan operasional yang menekankan pada manajemen risiko, sistem pengendalian dan tata kelola yang baik.

13

DARI OPERATIONAL AUDIT KE STRATEGIC AUDIT

Dominasi :Pemeriksaan pada level bawah organisasi, melalui :

Audit KepatuhanAudit OperasionalAudit Keuangan

Dominasi :Pemeriksaan pada level atas organisasi, melalui :

Audit PolicyAudit Strategy

Audit pada tingkat strategis, seperti: penetapan kebijakan organisasi

14

DARI INDEPENDENCE KE VALUE

Fokus dalam menjaga dan memelihara sikap independesi agar tidak terjadi Conflict of Interest

Fokus pada pembentukan/peningkatan value atau nilai organisasi sesuai dengan pencapaian visi dan misi organisasi

15

PARADIGMA BARU PENGAWASAN INTERNAL

More as strategic business partner Business consultant/advisorRisk and business process focus Agent of changeTraining ground for the future leaderCommunication skillBetter use of technology, tools and knowledge

16

PENGAWASAN INTERNAL KPK

Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan

Multidisiplin ilmu-Akuntan, Hukum, Teknologi Informasi, Penyidik.-Sertifikasi: CFE, CIA, JFA, QIA, PIA, CRMP, PBJ, CISA.

17

STRUKTUR ORGANISASI

18

RUANG LINGKUP PENGAWASAN INTERNAL KPK

19

TANGGUNG JAWAB

20

TANGGUNG JAWAB (lanjutan)

21

WEWENANG

22

TUGAS POKOK & FUNGSI DIREKTORAT PI

23

TUPOKSI DIREKTORAT PI (lanjutan)

24

UPAYA INTERNAL PENCEGAHAN KORUPSI

PENERAPAN NILAI-NILAI DASAR PRIBADI:(INTEGRITAS, PROFESIONALISME, INOVASI, TRANSPARANSI, PRODUKTIVITAS, RELIGIUSITAS, KEPEMIMPINAN)

PEMBENTUKAN AKTOR PENGGERAK INTEGRITAS

25

• Tujuan: Terbentuknya motor penggerak integritas KPK yang kompeten dalam melakukan internalisasi dan pembangunan sistem integritas KPK.

• Sasaran:1.Memiliki kesadaran secara kompehensif untuk berintegritas secara pribadi maupun sistem;2.Memiliki kiat akselerasi pembentukan pribadi dan lingkungan yang berintegritas;3.Mampu melakukan pemetaan diri dalam perspektif agent of change;4.Memahami sistem pengendalian internal menurut perspektif individu dan organisasi sebagai agent of change;5.Menyusun rencana aksi dalam rangka pencapaian zona integritas di masing-masing unit lingkungan kerja KPK secara efektif dan efisien serta berkelanjutan.

AKTOR PENGGERAK INTEGRITAS

26

• Bentuk Kegiatan: Pelatihan ToT Tunas Integritas KPK

AKTOR PENGGERAK INTEGRITAS (lanjutan)

27

INTERNAL WHISTLEBLOWER SISTEM

28

INTERNAL WHISTLEBLOWER SYSTEM

29

UPAYA INTERNAL PEMBERANTASAN KORUPSI• KOORDINASI DENGAN

APARAT PENEGAK HUKUM

• PENEGAKAN ETIKA DAN PERATURAN KEPEGAWAIAN

• KEGIATAN AUDIT DAN REVIU

• DEWAN PERTIMBANGAN PEGAWAI (DPP) & KOMITE ETIK

30

HASIL PEMERIKSAAN 2012

31

REKOMENDASI PENINGKATAN PERAN PENGAWASAN INTERNAL

1.Adanya dukungan yang maksimal dari pimpinan tertinggi lembaga untuk menjadikan Pengawasan Internal lebih efektif dalam hal pengelolaan risiko, sistem pengendalian intern, dan proses governance;

2.Mereviu dan memperkuat ruang lingkup kegiatan, tanggung jawab dan wewenang Pengawasan Internal dalam Pedoman Umum Pengawasan Internal (audit charter);

32

REKOMENDASI (lanjutan)3. Pembangunan SDM dengan berbagai latar

belakang (multidisiplin ilmu) dan peningkatan kompetensi aparat pengawasan internal;

4. Merubah paradigma pengawasan internal dari watchdog menjadi katalis;

5. Menindaklanjuti secara konsisten semua temuan dan memberikan sanksi yang tegas;

6. Meningkatkan koordinasi dengan aparat penegak hukum lainnya dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi.

33