Post on 29-Nov-2020
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hakekat IPA
Ilmu pengetahuan Alam berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara
sistematis,sehingga IPA bukan penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta,konsep-konsep,atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan (permendiknas nomor 22 tahun 2006). Dalam pembelajaran IPA
siswa diharapkan dapat menemukan sesuatu yang ada dalam alam semesta namun
berdasarkan suatu proses ilmiah sehingga peserta didik mau meningkatkan
kecerdasannya serta pemahamannya tentang alam semesta.
2.1.1 Tujuan IPA
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006, Mata
Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat
dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan
masalah dan membuat keputusan
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam
Dengan mempelajari IPA siswa menjadi yakin bahwa adanya alam semesta adalah
ciptaan Tuhan. Segala sesuatu yang ada dimuka bumi ada yang membuat termasuk bumi
dan alam semesta. Tuhan yang Maha Esa menciptakan alam dan isinya untuk
kepentingan makhluk yang lain. Keberadaan alam semesta ini dibuat oleh Tuhan untuk
saling berhubungan satu sama lain. Manusia diberi akal untuk bisa mempelajari serta
memahami alam semesta sehingga pengetahuan IPA sangat dibutuhkan dalam kehidupan
7
sehari-hari. Dengan belajar IPA, Peserta didk dapat menjelaskan peristiwa yang
berhungan dengan alam semesta.
2.1.2 Ruang Lingkup
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006, ruang
lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas
3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan
pesawat sederhana
4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit
lainnya.
Makhluk hidup, benda mati, serta alam semua terpampang dimuka kita.semua selalu
berhubungan dengan kita. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peniliti adalah
tentang Bumi dan Alam semesta yang meliputi tanah, bumi, tata surya dan benda – benda
langit. Standar Kompetensi Pembelajaran pada siswa kelas 5 semester 2 yang akan
digunakan sebagai bahan penelitian adalah Standar Kompetensi yang ke tujuh yaitu
memahami perubahan yang terjadi dialam dan hubungannya dengan penggunaan sumber
daya alam. Karena lingkungan SDN 1 Banyumudal adalah daerah pegunungan kapur.
Standar kompetensi yang akan digunakan sebagai bahan penelitian adalah
mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Standar kompetensi
berikutnya adalah mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Standar kompetensi dan kompetensi
dasar tersebut menurut peneliti sangat tepat karena lokasinya sangat dekat dengan SDN 1
Banyumudal sehingga peserta didik dapat mengamati secara langsung dan
mendiskusikannya di kelas, Sehingga peserta didik benar-benar dapat mendiskripsikan
proses pembentukan tanah dengan benar. Peserta didik juga dapat mengidentifikasi jenis-
jenis tanah. Standar Kompetensi dn Kompetensi Dasar IPA kelas 5 semester 2 dapat
dilihat pada tabel 2 pada halaman berikut ini.
8
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA kelas 5 semester 2.
Bahan kajian materi kelas 5 semester 2 meliputi energi dan perubahannya serta bumi
dan alam semesta. Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar dapat dilihat pada tabel 2.
tabel 2 Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar IPA kelas 5 semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Bumi dan Alam Semesta
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan
7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah
7.3 Mendeskripsikan struktur bumi
7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya
7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air
7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan
7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb)
Menurut peneliti, Hasil belajar IPA yang terdapat pada Standar kompetensi dan
kompetensi dasar IPA kelas 5 semester 2 dapat mengalami peningkatan apabila
dilaksanakan dengan model pembelajaran STAD dengan prosedur yang benar.
Prosedur pelaksanaan model pembelajaran STAD
Slavin (dalam Rustam 2010) menyebutkan bahwa prosedur pelaksanaan STAD adalah
dimulai dari penyampaian tujuan dan memotivasi siswa agar mengenal apa yang mau
dipelajari, membagi kelompok secara hitrogen,bukan hanya memilih siswa sesuai dengan
keinginan guru, meprensentasikan materi menggunakan media yang disenagi oleh siswa
sehingga pembelajaran menjadi menyenagkan dan mudah dipahami, memberikan kuis
terhadap siswa, dan memberi penghargaan terhadap tim yang terbaik
9
2.2 Pengertian Belajar
Slameto (2002: 2) menyatakan bahwa belajar ialah proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut peneliti peserta didik akan dapat memperoleh suatu perubahan tingkah laku
secara keseluruhan karena siswa langsung menggunakan alam takambang sebagai media
pembelajaran.
Hamalik (2010: 27) menyatakan bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses,suatu kegiatan dan bukan
suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat ,akan tetapi lebih luas dari
itu,yakni mengalami.Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan
pengubahan kelakuan.
Sumiati (2009: 38) menyatakan bahwa belajar adalah melakukan sesuatu yang tidak
dilakukan sebelumnya.
Bell-Gredler ( dalam udin S.Winataputra,2008:15) menyatakan bahwa belajar adalah
proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan aneka ragamcompetencies,skill and
attides.Menurut Udin S.Winataputra ( 2008:1.8) belajar adalah penambahan,perluasan dan
nilai sikap serta ketrampilan.
Gagne dalam ( Suprijono,2012:2)Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan
yang dicapai seseorang melalui aktivitas.perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh
langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara ilmiah.
2.2.1 Teori belajar
Ada berbagai teori belajar yang kita kenal dan kita bisa terapkan dalam
pembelajaran.Namun disini kita akan membahas beberapa teori belajar saja yaitu :
a. Teori belajar menurut J.Bruner.
Kata Bruner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk
mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih
banyak dan mudah( Slameto 2010:11) .Pembelajaran menurut Bruner adalah siswa belajar
melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam memecahkan
masalah dan guru berfungsi sebagai motivator bagi siswa dalam mendapatkan
pengalaman yang memungkinkan mereka menemukan dan memecahkan masalah.
10
Ada 4 hal yang harus diperhatikan guru dalam mengajar yaitu :
1) Mengusahakan agar setiap siswa aktif,meningkatkan minatnya dan membimbingnya
untuk mencapai tujuan.
2) Menganalisis struktur materi yang akan diajarkan kemudian menyajikan secara
sederhana agar mudah dimengerti oleh siswa
3) Menganalisis sequence.Guru mengajar,berarti membimbing siswa melalui urutan
pernyataan – pernyataan dari suatu masalah,sehingga siswa memperoleh pengertian
dan dapat men-transfer apa yang sedang dipelajari.
4) Memberi Penguatan dan umpan balik( feed-back).Penguatan yang optimal terjadi
pada waktu siswa mengetahui bahwa ia menemukan jawabnya.
b. Teori Belajar dari Pieget
Pieget dikenal sebagai seorang ahli perkembangan kognitif .Tujuan penelitian Pieget
yaitu menemukan bagaimana anak-anak berpikir dengan cara menganalisis jawaban atas
pertanyaan yang diajukan.Piaget memandang anak sebagai pebelajar aktif yang
membentuk pengetahuannya sendiri.Anak dianggap sebagai ilmuwan kecil yang
mengetahui hipotesisnya sendiri untuk menemukan bagaimana dunia bekerja. Menurut
Pieget perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah sebagai berikut :
1) Stuktur mental anak berbeda dengan orang dewasa ,mereka mempunyai cara yang
khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya sehingga
memerlukan pelayanan sendiri dalam belajar.
2) Perkembangan mental pada anak melalui tahap – tahap tertentu menurut satu urutan
yang sama bagi semua anak.
3) Jangka waktu anak berlatih dari satu tahap ketahap yang lainnya tidak selalu sama
pada setiap anak.
4) Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu kematangan,pengalaman
aktif,intera aktif sosial,dan equlibrasi
5) Ada 4 tahap perkembangan kognitif yaitu sensorimotor,pra operasional,operasional
kongkrit, dan Operasional formal.
11
c.Teori belajar dari R.Gagne
Terhadap masalh belajar R.Gagne mengemukan 2 definisi tentang belajar yaitu:
1) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan,ketrampilan,kebiasaan ,dan tingkah laku:
2) Belajar adalah Penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari
intruksi.
Anak sejak bayi mulai mengadakan interaksi dengan lingkungannya.Kemudian mulai
berbicara dan menggunakan bahasa.Bahasa sangat dibutuhkan untuk belajar Agar
mampu belajar banyak hal,dari yang mudah sampai yang sangat komplek anak harus
dapat melakukan 2 tugas sebagai berikut :
a) Meneruskan sosialisasi dengan anak yang lain atau orang dewasa untuk memenuhi
suatu kebutuhan – kebutuhan keramahan dan konsiderasi pada anak itu.
b) Belajar mengunakan simbol simbol yang menyatakan keadaan sekelilingnya,seperti:
gambar,angka,huruf,diagram dan sebagainya.Ini adalah tugas intelektual.
Gagne mengatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat
dibagi 5 katagori,yang disebut “The domains of learning” yaitu :
1) Ketrampilan motoris ( motor skill)
2) Informasi verbal
3) Kemampuan intelektual
4) Strategi kognitif
5) Sikap
d. Teori Gestalt
Teori ini dikemukakan oleh Koffta dan Kohler dari Jerman,yang sekarang menjadi tenar
di seluruh dunia.Hukum yang berlaku pada pengamatan adalah sama dengan hukum
dalam belajar yaitu:
1). Gestalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsur-unsurnya.
2). Gestalt timbul lebih dahulu daripada bagian-bagiannya.
Jadi belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh
response yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi.Belajar bukan mengulangi
hal-hal yang harus dipelajari,tetapi mengerti atau memperoleh insight
12
Insight adalah suatu saat dalam proses belajar dimana seseorang melihat pengertian
tentang sangkut paut dan hubungan –hubungan tertentu dalam unsur yang mengandung
suatu problem. Sifat – sifat insight ialah :
1) Insight tergantung dari kemampuan dasar
2) Insihgt tergantung dari pengalaman masa lampau yang relevan
3) Insight hanya timbul apabila situasi belajar diatur sedemikian rupa, sehingga segala
aspek yang perlu dapat diamati.
4) Insight adalah hal yang harus dicari,tidak dapat jatuh dari langit
5) Belajar dengan Insight dapat diulangi
6) Insight sekali diperoleh dapat digunakan untuk menghadapi situasi-situasi yang baru.
e. Teori belajar dari Ausubel
Menurut Ausuble belajar bermakna apabila informasi baru dapat dikaitkan dengan
konsep-konsep yang sudah terdapat dalam struktur kognitif seseorang.Faktor yang paling
penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui siswa.Konsep baru
harus dikaitkan dengan konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa.
Untuk mengaitkan konsep konsep itu ada 2 prinsip yaitu :
1) Prinsip Diferensiasi progresif
Guru dalam mengajar menyampaikan konsep-konsep yang umum kemudian secara
perlahan –lahan menuju pada konsep yang lebih sederhana.
2) Prinsip rekonsiliasi intregratif
Dalam mengajar konsep-konsep perlu dientregasikan dan disesuaikan dengan
konsep –konsep yang telah dipelajari sebelumnya.Guru hendaknya mampu
menunjukan kepada siswa bahwa konsep-konsep saling berkaitan.
2.3 Pengertian Hasil Belajar
Gagne dalam (Agus Suprijono,2012:5) Hasil belajar adalah pola- pola kegiatan ,nilai-
nilai,apresiasi,dan ketrampilan.
Hamalik (2010:30) Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkahlaku pada
seseorang tersebut,misalnya dari tidak tau menjadi tahu,dan dari tidak mengerti menjadi
mengerti.Tingkah laku memiliki unsur subyektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalh
unsur Rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah.Bahwa seseorang yang
berpikir dapat dilihat dari raut mukanya,sikap dalam rohaniahnya tidak bisa dilihat.
13
Sujana (2002: 37) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
atau mahasiswa setelah mereka menerima pengalaman belajarnya. Dengan demikian
hasil menunjukan perubahan dari sebelum menerima pepengalaman belajar dengan
setelah menerima pengalaman belajar.Hasil belajar menunjukan perubahan yang berupa
penambahan, peningkatan,dan penyempurnaan perilaku.
Gagne dalam (Noehi Nasution,M.A,dkk 2004:47) menyebutkan ada lima macam hasil
belajar:
a. Tipe hasil belajar bidang kognitif
Tipe ini terbagi menjadi 6 poin, yaitu :
1) Pengetahuan hafalan yaitu pengetahuan yang sifatnya faktual.
2) Pemahaman, kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep.
3) Penerapan, yaitu kesanggupan menerapkan dan mengabtraksikan suatu konsep.
4) Analisis, yaitu kesanggupan memecahkan, menguasai suatu integritas (kesatuan
yang utuh) menjadi unsur atau bagian yang mempunyai arti.
5) Sintesis, yaitu kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas
6) Evaluasi, yaitu kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu
berdasarkan pendapat yang dimilikinya dan kriteria yang dipakainya.
Tipe hasil belajar kognitif tersebut diatas peneliti akan menitik beratkan pada poin yang
ke enam yaitu evaluasi yaitu kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu
berdasarkan pendapat yang dimiliki dan kreiteria yang dipakai. Langkah model
pembelajaran STAD di bagian akhir terdapat pengerjaan kuis yang merupakan bagian dari
evaluasi
b.Tipe hasil belajar afektif
Beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan hasil belajar dari yang sederhana ke
yang lebih kompleks, yaitu :
1) Receiving atau attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan
dari luar yang datang pada siswa.
2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus
dari luar.
3) Valuing atau penilaian, yakni berhubungan dengan nilai dan kepercayaan terhadap
stimulus.
14
4) Organisasi, yakni pengembangan nilai kedalam organisasi. Termasuk menentukan
hubungan satu nilai dengan nilai lainnya, dan kemantapan prioritas yang dimilikinya.
5) Karakteristik nilai atau internalisasi, yakni keterpaduan dari semua nilai yang dimiliki
seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
c.Tipe hasil belajar psikomotor
Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk ketrampilan, kemampuan
bertindak individu. Ada 6 tingkatan keterampilan yaitu :
1) Gerakan refleks yaitu keterampilan pada gerakan tidak sadar.
2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
3) Kemampuan pesreptual termasuk membedakan visual adaptif, motorik dan lain-lain.
4) Kemampuan bidang fisik, misalnya kekuatan keharmonisan dan ketetapan.
5) Gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan
kompleks.
6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non decorsive seperti gerakan
ekspresif, interpretative
Dari bebrapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar berupa perubahan
tingkahlaku yang dimiliki siswa baik ketrampilan,pengetahuan,dan perubahan sikap serta
bisa diukur setelah kegiatan pembelajaran.
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya perubahan atau
pembaruan tingkahlaku dan kecakapan.Menurut Purwanto(dalam Tobroni dan Mustofa,
2011:31) berhasil atau tidaknya perubahan tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam
faktoryang dibedakan menjadi du golongan sebagai berikut:
a. Faktor individual yang meliputi:
1) Faktor kematangan atau pertumbuhan
2) Faktor kecerdasan atau intelegensi
3) Faktor latihan atau ulangan
4) Faktor motivasi
5) Faktor kepribadian
15
b. Faktor sosial antara lain:
1) Faktor keluarga atau keadaan rumah
2) Suasana dan keadaan keluarga
3) Faktor guru dan cara mengajarnya
4) Faktor alat-alat yang digunankan dalam pembelajaran
5) Faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia
6) Faktor motivasi sosial
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pembelajaran bukan hanya
ditentukan oleh siswa, namun cara pembelajaran guru juga dapat menjadi faktor utama
keberhasilan pembelajaran.
2.5 Model Student Teams Achievement Division ( STAD)
Slavin (2005: 143) STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru
yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.
Sharan (2012: 5) STAD merupkan metode yang sangat mudah diadaptasikan dan
paling tepat untuk mengajarkan pelajaran-pelajaran ilmu pasti,seperti perhitungan dan
penerapan matematika,bahasa dan mekanika ,geografi dan ketrampilan pemetaan, dan
konsep sains.
Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman temannya di Universitas John
Hopkin.Dalam STAD siswa dibagi 4 kelompok beranggotakan empat orang yang beragam
kemampuan,jenis kelamin dan sukunya.Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa
siswa didalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai
pelajaran tersebut.Akhirnya semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi
tersebut,dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain.
Nur dalam (Tobroni dan Mustofa,2011: 294) STAD terdiri dari lima komponen utama
yaitu presentasi kelas,kerja tim,kuis, skor perbaikan individual,dan penghargaan kelompok
Slavin memaparkan bahwa gagasan utama didalam STAD adalah memacu siswa agar
saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai ketrampilan yang
diajarkan guru.
16
.2.5.1 Komponen Pembelajaran model STAD
Slavin (2005: 5) STAD terdiri atas 5 komponen utama yaitu:
1 Presentase Kelas
Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentase di dalam kelas.Ini
merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran
yang dipimpin oleh guru,tetapi bisa juga dilakukan presentase melalui audiovisual.Bedanya
presentase kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentase tersebut harus
berfokus pada unit STAD. Dengan cara ini ,para siswa akan menyadari bahwa mereka
harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentase kelas.dengan demikian
akan membantu siswa dalam mengerjakan kuis. dan skor kuis menentukan skor tim.
2 Tim
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok,setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa
yang memprioritaskan heterogenitas ( keragaman)kelas dalam prestasi
akademik,gender/jenis kelamin,rasa atau etnik.Fungsi utama dari tim adalah menyiapkan
para anggotanya untuk menjalani kuis dengan baik.Setalah guru menyajikan materi,tim
berkumpul untuk empelajari lembar tugas dan materi-materi lainnya.Tim adalah fitur yang
paling penting dalam STAD.Pada tiap poinnya yang ditekankan adalah membuat anggota
tim melakukan yang terbaik untuk tim,dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk
membantu anggotanya .
3 Kuis
Setelah satu sampai dua kali presentasi guru dan satu sampai dua kali praktik
kelompok,para siswa menjalani kuis individu. Siswa-siswa tidak diijinkan saling membantu
selama kuis berlangsung. Hal ini untuk memastikan bahwa setiap siswa secara
perseorangan bertanggungjawab atas pengetahuan yang mereka peroleh.
4 Skor kemajuan Individu
Gagasan di belakang skor kemajuan perorangan adalah menanamkan tujuan
presentasi yang diperoleh kepada siswa,jika dia bekerja lebih keras dan berbuat lebih
baikdibandingkan sebelumnya. Setiap siswa bisa menyumbang nilai maksimal untuk
kelompok mereka dalam sistem penilaian ini, tetapi tidak ada siswa yang bisa melakukan
itu tanpa menunjukan kemajuan yang lebih baik daripada yang sebelumnya. Setiap siswa
diberikan nilai “dasar” ,yang diambil dari rata-rata presentasi siswa pada kuis yang
17
sama.Kemudian,siswa memperoleh nilai untuk kelompok mereka berdasarkan pada
seberapa banyak nilai kuis mereka melebihi nilai yang sebelumnya.
5 Penghargaan Presentasi Tim/Rekognisi Tim
Kelompok bisa saja memperoleh sertifikat atau penghargaan lain jika nilai rata-rata
mereka melampaui kriteria tertentu.Skor kelompok siswa bisa juga digunakan untuk
menentukan sampai lima nilai tambahan perolehan mereka.Sertifikat untuk kelompok yang
mencapai standar prestasi tinggi pengakuan laporan berkala,pemasangan papan pada
buletin,pengakuan khusus,hadiah kecil-kecilan,atau penghargaan lain yang menegaskan
gagasan bahwa bekerja baik secara berkelompok adalah penting.
.Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok kerja dapat
dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :
1.Menghitung Skor Individu
Menurut Slavin (Trianto,2007: 55) untuk menghitung perkembangan skor individu perlu
adanya skor dasar. Hasil Ulangan Akhir Semester I digunakan oleh peneliti sebagi skor
dasar. Skor dasr digunakan untuk menghitung skor perkembangan. Adapun katagori
perolehan poin perkembangan individu dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:
tabel 3 Perhitungan perkembangan skor individu
No Nilai Tes Skor Perhitungan
1
2.
3
4
5
Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar
10 sampai 1 poin di bawah skor dasar
Skor 0 sampai 10 poin diatas skor dasar
Lebih dari 10 poin diatas skor dasar
Pekerjaan sempurna ( tanpa
memperhatikan skor dasar )
9 Poin
10 Poin
20 Poin
30 Poin
30 Poin
Masing-masing peserta didk akan memperoleh skor perkembangan yang akan
dipergunakan untuk menghitung skor kelompok atau tim. Peserta didik akan bekerja demi
kelompok namun peserta didk juga harus mendapatkan skor individu dengan tidak
bekerjasama dengan peserta didk yang lain. Perhitungan skor individu akan menentukan
penghargaan yang akan diterima oleh masing-masing kelompok.
18
Penentuan penghargaan yang akan diterima berdasarkan perhitungan skor individu seperti tersebut pada tabel 4 berikut ini:
tabel 4 Lembar Penilaian Kuis Individu
Nama
siswa
Tgl: Tgl: Tgl:
Skor
Awal
Skor
kuis
Poin
Kem
Skor
awal
Skor
kuis
Poin
Kem
Skor
awal
Skor
kuis
Poin
Kem
2..Menghitung Skor Tim
Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota
kelompok,yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan individu anggota
kelompokdan membagi sejumlah anggota dan membagi sejumlah anggota kelompok
tersebut .Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok. Rekapitulasi hasil
pengerjaan kuis individual akan dimasukan ke dalam tabel 5 sebagai berikut:
tabel 5 Lembar Rekapitulasi Tim
Nama Kelompok
Lembar Rekapitulasi
kelompok
Anggota Kelompok Jumlah
Jumlah Nilai Kelompok
Rata-rata kelompok
Penghargaan Tim
19
2.5.2 Langkah-langkah Pembelajaran STAD
Slavin dalam (Rustam: 2010) Langkah-langkah pembelajaran model Student Team
Achievement Division ( STAD)adalah sebagai berikut:
a.Penyampaian Tujuan dan Motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan
memotivasi siswa untuk belajar
b.Pembagian Kelompok
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok,setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa
yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman)kelas dalam prestasi
akademik,gender/jenis kelamin,rasa atau etnik)
c.Presentasi dari guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan memberi motivasi siswa agar dapat
belajar dengan aktif dan kreatif.Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh
media,Demontrasi ,pertanyaaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari.Dijelaskan tentang ketrampilan dan kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai
siswa,tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.
d.Kegiatan Belajar dalam Tim (kerja Tim)
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk,guru menyiapkan lembaran kerja
sebagai pedoman bagi kerja kelompok,sehingga semua anggota menguasai dan masing –
masing memberikan kontribusi,selama tim bekerja guru melakukan pengamatan,memberi
bimbingan,dorongan dan bantuan bila diperlukan.
e.Kuis ( Evaluasi )
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari
dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing
kelompok.Siswa diberi kursi secara individual dan tidak dibiarkan bekerjasama .Ini
dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggungjawab kepada diri
sendiri dalam memahami bahan ajar terebut.Guru menerapkan skor batas penguasaan
untuk setiap soal,misalnya 60,75,84 dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.
f.Penghargaan Presentasi Tim
Setelah pelaksanaan kuis,guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka
dengan rentang 0-100.selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok
20
2.5.3 Penerapan STAD dalam pembelajaran IPA
Implementasi proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD yang intereaktif,impiratif,menyenangkan,menantang, memotifasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif,serta memberikan ruang yang cukup prakasa,kretivitas dan kemandirian
sesuai dengan bakat,minat dan perkembangan fisik serta spikologis peserta didik. Dalam
setiap kegiatan pembelajaran atau tiap tatap muka terdiri dari: pendahuluan, inti, dan
penutup. Selanjutnya peserta didik berpeluang untuk melakukan proses eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Uraian lebih lanjut tentang eksplorasi, elaborasi,dan konfirmasi.
Uraian lebih lanjut tentang eksplorasi, elaborasi dan konfirmasin seperti berikut ini :
A. Eksplorasi
1. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang;
2. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran,media pembelajaran, dan
sumber lain;
3. Memfalitasi terjadinya interaksi antar peserta serta antara peserta didik dengan
guru,lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
4. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
5. Memfalitasi peserta didik melakukan percobaan di labolatorium, studio,atau
lapangan;
B. Elaborasi
1. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-
tugas tertentu yang bermakna;
2. Menfalisitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
3. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,dan
bertindak tanpa rasa takut;
4. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
5. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan hasil
belajar;
21
6. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
7. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok.
8. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kabanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
C. Konfirmasi
1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;
2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber;
3. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan.
Berdasarkan uraian diatas,maka penerapan STAD dalam pembelajaran IPA tentang
Bumi dan Pengaruhnya dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut:
Tabel 6 Penerapan Model Pembelajaran STAD dalam IPA
No Tahap Kegiatan Ket
1 Pendahuluan a. Guru menyampaikan salam b. Mengecek kehadiran siswa c. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator
keberhasilan siswa pada pertemuan ini d. Menyampaikan rencana kegiatan pertemuan hari ini e. Menyanyikan lagu yang berhubungan dengan
materi
2 Inti:
Eksplorasi
a. Guru memprensentasikan materi dengan
menggunakan audio visual
b. Guru membentuk kelompok secara hetrogen terdiri
dari 4-5 anak setiap kelompok
c. Siswa menerima tugas untuk dikerjakan secara
kelompok
d. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
22
No Tahap Kegiatan Ket
Elaborasi
a. Memberi tugas kepada anak untuk membuat lagu
atau yel-yel tentang materi pada pertemuan ini
b. Guru memberi tugas untuk dikerjakan dirumah
Konfirmasi a. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi
b. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang
telah mempresentasikan hasil belajar
3 Penutup
a.Memberi tugas PR
b. Mengakhiri pembelajaran dengan berdoa
2.5.4 Kelebihan dan kelemahan model STAD
Model pembelajaran STAD merupakan metode kerja kelompok yang dapat diartikan
sebagai kegiatan pembelajaran yang memandang peserta didik di dalam suatu kelas
sebagai suatu kelompok atau dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang hanya terdiri
dari 4-5 peserta didik yang mempunyai kelebihan dan kelemahan. Anifah (2009: 105)
menyebutkan kelebihan dan kelemahan motode pembelajaran yang berbasis kerja
kelompok termasuk STAD adalah sebagai berikut:
a.Kelebihan:
1) Perhatian peserta didik dapat dipusatkan ,dan pokok bahsan yang diangap penting
oleh guru dapat diartikan seperlunya.
2) Peserta didik dapat memupuk rasa kerjasama
3) Dapat menyelesaikan tugas yang luas
4) Peserta didik dapat bersaing dengan sehat
5) Beberapa persoalan yang belum dimengerti ditanyakan langsung saat proses itu
ditunjukan sehingga terjawab dengan jelas.
c.Kelemahan:
1) Adanya sifat – sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang lemah
merasa rendah diri dan selalu tergantung kepada orang lain.
2) Bila kecakapan tiap anggota tidak seimbang,akan menghambat kelancaran tugas
atau didominasi oleh seseorang
23
Untuk menerapkan model tersebut ,peneliti berusaha meminimalisir kelemahan –
kelemahan model STAD sehingga dengan model tersebut dapat meningkatkan hasil
belajar IPA pada siswa kelas 5 SD N 1 Banyumudal Kecamatan Buayan Kabupaten
Kebumen.
2.6 Kajian Hasil – Hasil Penelitian yang Relevan
Mukminatun,(2010) Upaya meningkatkan hasil belajar ipa melalui pembelajaran
kooperatif model STAD pada siswa kelas IV sd Negeri 12 Sragen tahun pelajaran
2009/2010.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
kooperatif model Jigsaw hasil belajar siswa setiap siklusnya mengalami perubahan secara
signifikan.
Seno,(2012) Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran
STAD (Student Team Achievement Divisions) Bagi Siswa Kelas IV SD Kertomulyo 02
Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati pada Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012
Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA
dengan menggunakan model pembelajaran STAD. Hal ini terlihat pada rata-rata kelas
pada kondisi awal (pra siklus) 47,60, pada siklus I naik menjadi 66,40. Ini berarti terjadi
peningkatan sebesar 18,80 atau 39,49%. Sedangkan rata-rata kelas pada siklus II naik
menjadi 73,20. Ini juga terjadi peningkatan 6,80 atau 10,24%. Begitu juga pada ketuntasan
belajar, pada kondisi awal 20%, pada siklus I 60%, pada siklus II 80%. Skor minimal pada
kondisi awal 30, pada siklus I naik menjadi 40, dan pada siklus II juga naik menjadi 50.
Sedangkan skor maksimal pada kondisi awal 80, pada siklus I naik menjadi 90, dan pada
siklus II naik menjadi 100.
Triyana (2012), untuk meningkatkan prestasi belajar IPA melalui penerapan model
pembelajaran Student teams achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas 4 puro
Pakualaman Yogyakarta memperoleh hasil nilai rata-rata kelas yang pada siklus I
meningkat sebesar 16,44 (kondisi awal sebesar 46,23 menjadi 62,67) dan pada siklus II
meningkat sebesar 35,44 (kondisi awal 46,23 menjadi 81,67). Dilihat dari peningkatan
setiap siklus dapat dikatakan bahwa penerapan model STAD dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IVB SD Negeri Puro Pakualaman Yogyakarta pada mata pelajaran IPA.
24
Beberapa kajian yang relevan menyatakan bahwa model pembelajaran STAD dapat
meningkatkan hasil belajar IPA, hal ini menembah keyakinan peneliti bahwa dengan
menerapkan model pembelajaran STAD, maka hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN 1
Banyumudal diharapkan bisa meningkat.
2.7 Kerangka berpikir
Pembelajaran yang berlangsung biasanya masih menggunakan metode yang
konvensional.Siswa hanya sebagai pendengar dan melaksanakan perintah dari
guru.Sehingga siswa merasa bosan dan kadang-kadang ada siswa yang
mengantuk,bermain sendiri,sering ijin ke belakang.Dalam pembelajaran siswa hanya pasif
sehingga pada waktu evaluasi,hasil belajar siswa rendah.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajar berupa perubahan tingkahlaku yang dimiliki siswa baik
ketrampilan,pengetahuan,dan perubahan sikap serta bisa diukur setelah kegiatan
pembelajaran.Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor guru dan
cara mengajar.Oleh karena itu peneliti akan mengubah paradigma lama yaitu
pembelajaran konvensional yang biasa dilakukan dengan model Student Teams
Echievement Devision ( STAD) yang terdiri dari 5 komponen yaitu presentase kelas,kerja
tim, Kuis, skor individu dan penghargaan tim. Mula-mula bahan ajar dipresentasekan oleh
guru di kelas dengan metode ceramah,dipresentasekan melalui media audio-visual,atau
melalui demontrasi.Kemudian penyusunan tim dengan beranggotakan empat atau lima
anak secara hiterogen.Setelah tim terbentuk,tim siap bekerja untuk menyelesaikan bahan
yang diberikan oleh guru.para siswa dikenai kuis indiviual.Saat kuis berlangsung siswa
tidak boleh bekerjasama dengan siswa lain.Dengan adanya kuis tersebut,setiap siswa
dapat menyumbangkan poin maksimal kepada timnya sehingga tim mendapat predikat tim
istimewa(Super Team).
Dengan penerapan model STAD,hasil belajar IPA kelas 5 semester 2 SDN 1
Banyumudal tahun pelajaran 2012/2013 akan meningkat. Sehingga Kriteria Ketuntasan
Minimal akan tercapai. KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 65 maka dengan
menerapkan model pembelajar STAD dengan langkah-langkah yang benar tingkat
ketuntasan belajar IPA akan bertambah debandingkan dengan ketuntasan sebelumnya.
25
2.8 Hipotesis Tindakan
Penerapkan model pembelajaran STAD diduga dapat meningkatkan hasil belajar IPA
siswa kelas 5 SD N 1 Banyumudal UPTD Dinas Dikpora Unit Kecamatan Buayan
kabupaten Kebumen. Selain itu penerapan model STAD juga dapat menumbuhkan
kerjasama,tanggungjawab dan tolong-menolong.
Hasil belajar IPA tentang Bumi dan alam semesta pada siswa kelas 5 SDN 1
Banyumudal tahun pelajaran 2012/2013 diduga akan mengalami peningkatan apabila
model pembelajaran STAD dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah STAD yaitu:
pencapaian tujuan dan motivasi, pembagian kelompok, Presentasi guru, kegiatan belajar
dalam tim, pengerjaan kuis, dan penghargaan tim.