Penerapan Model Pembelajaran Tipe Student Teams ...€¦ · Dalam pembelajaran IPA siswa diharapkan...

20
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakekat IPA Ilmu pengetahuan Alam berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis,sehingga IPA bukan penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,konsep-konsep,atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (permendiknas nomor 22 tahun 2006). Dalam pembelajaran IPA siswa diharapkan dapat menemukan sesuatu yang ada dalam alam semesta namun berdasarkan suatu proses ilmiah sehingga peserta didik mau meningkatkan kecerdasannya serta pemahamannya tentang alam semesta. 2.1.1 Tujuan IPA Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006, Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam Dengan mempelajari IPA siswa menjadi yakin bahwa adanya alam semesta adalah ciptaan Tuhan. Segala sesuatu yang ada dimuka bumi ada yang membuat termasuk bumi dan alam semesta. Tuhan yang Maha Esa menciptakan alam dan isinya untuk kepentingan makhluk yang lain. Keberadaan alam semesta ini dibuat oleh Tuhan untuk saling berhubungan satu sama lain. Manusia diberi akal untuk bisa mempelajari serta memahami alam semesta sehingga pengetahuan IPA sangat dibutuhkan dalam kehidupan

Transcript of Penerapan Model Pembelajaran Tipe Student Teams ...€¦ · Dalam pembelajaran IPA siswa diharapkan...

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakekat IPA

Ilmu pengetahuan Alam berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara

sistematis,sehingga IPA bukan penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta,konsep-konsep,atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu

proses penemuan (permendiknas nomor 22 tahun 2006). Dalam pembelajaran IPA

siswa diharapkan dapat menemukan sesuatu yang ada dalam alam semesta namun

berdasarkan suatu proses ilmiah sehingga peserta didik mau meningkatkan

kecerdasannya serta pemahamannya tentang alam semesta.

2.1.1 Tujuan IPA

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006, Mata

Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat

dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan

masalah dan membuat keputusan

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam

Dengan mempelajari IPA siswa menjadi yakin bahwa adanya alam semesta adalah

ciptaan Tuhan. Segala sesuatu yang ada dimuka bumi ada yang membuat termasuk bumi

dan alam semesta. Tuhan yang Maha Esa menciptakan alam dan isinya untuk

kepentingan makhluk yang lain. Keberadaan alam semesta ini dibuat oleh Tuhan untuk

saling berhubungan satu sama lain. Manusia diberi akal untuk bisa mempelajari serta

memahami alam semesta sehingga pengetahuan IPA sangat dibutuhkan dalam kehidupan

7

sehari-hari. Dengan belajar IPA, Peserta didk dapat menjelaskan peristiwa yang

berhungan dengan alam semesta.

2.1.2 Ruang Lingkup

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006, ruang

lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas

3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan

pesawat sederhana

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit

lainnya.

Makhluk hidup, benda mati, serta alam semua terpampang dimuka kita.semua selalu

berhubungan dengan kita. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peniliti adalah

tentang Bumi dan Alam semesta yang meliputi tanah, bumi, tata surya dan benda – benda

langit. Standar Kompetensi Pembelajaran pada siswa kelas 5 semester 2 yang akan

digunakan sebagai bahan penelitian adalah Standar Kompetensi yang ke tujuh yaitu

memahami perubahan yang terjadi dialam dan hubungannya dengan penggunaan sumber

daya alam. Karena lingkungan SDN 1 Banyumudal adalah daerah pegunungan kapur.

Standar kompetensi yang akan digunakan sebagai bahan penelitian adalah

mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Standar kompetensi

berikutnya adalah mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Standar kompetensi dan kompetensi

dasar tersebut menurut peneliti sangat tepat karena lokasinya sangat dekat dengan SDN 1

Banyumudal sehingga peserta didik dapat mengamati secara langsung dan

mendiskusikannya di kelas, Sehingga peserta didik benar-benar dapat mendiskripsikan

proses pembentukan tanah dengan benar. Peserta didik juga dapat mengidentifikasi jenis-

jenis tanah. Standar Kompetensi dn Kompetensi Dasar IPA kelas 5 semester 2 dapat

dilihat pada tabel 2 pada halaman berikut ini.

8

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA kelas 5 semester 2.

Bahan kajian materi kelas 5 semester 2 meliputi energi dan perubahannya serta bumi

dan alam semesta. Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar dapat dilihat pada tabel 2.

tabel 2 Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar IPA kelas 5 semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Bumi dan Alam Semesta

7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam

7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan

7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah

7.3 Mendeskripsikan struktur bumi

7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya

7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air

7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan

7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb)

Menurut peneliti, Hasil belajar IPA yang terdapat pada Standar kompetensi dan

kompetensi dasar IPA kelas 5 semester 2 dapat mengalami peningkatan apabila

dilaksanakan dengan model pembelajaran STAD dengan prosedur yang benar.

Prosedur pelaksanaan model pembelajaran STAD

Slavin (dalam Rustam 2010) menyebutkan bahwa prosedur pelaksanaan STAD adalah

dimulai dari penyampaian tujuan dan memotivasi siswa agar mengenal apa yang mau

dipelajari, membagi kelompok secara hitrogen,bukan hanya memilih siswa sesuai dengan

keinginan guru, meprensentasikan materi menggunakan media yang disenagi oleh siswa

sehingga pembelajaran menjadi menyenagkan dan mudah dipahami, memberikan kuis

terhadap siswa, dan memberi penghargaan terhadap tim yang terbaik

9

2.2 Pengertian Belajar

Slameto (2002: 2) menyatakan bahwa belajar ialah proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut peneliti peserta didik akan dapat memperoleh suatu perubahan tingkah laku

secara keseluruhan karena siswa langsung menggunakan alam takambang sebagai media

pembelajaran.

Hamalik (2010: 27) menyatakan bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh

kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses,suatu kegiatan dan bukan

suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat ,akan tetapi lebih luas dari

itu,yakni mengalami.Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan

pengubahan kelakuan.

Sumiati (2009: 38) menyatakan bahwa belajar adalah melakukan sesuatu yang tidak

dilakukan sebelumnya.

Bell-Gredler ( dalam udin S.Winataputra,2008:15) menyatakan bahwa belajar adalah

proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan aneka ragamcompetencies,skill and

attides.Menurut Udin S.Winataputra ( 2008:1.8) belajar adalah penambahan,perluasan dan

nilai sikap serta ketrampilan.

Gagne dalam ( Suprijono,2012:2)Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan

yang dicapai seseorang melalui aktivitas.perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara ilmiah.

2.2.1 Teori belajar

Ada berbagai teori belajar yang kita kenal dan kita bisa terapkan dalam

pembelajaran.Namun disini kita akan membahas beberapa teori belajar saja yaitu :

a. Teori belajar menurut J.Bruner.

Kata Bruner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk

mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih

banyak dan mudah( Slameto 2010:11) .Pembelajaran menurut Bruner adalah siswa belajar

melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam memecahkan

masalah dan guru berfungsi sebagai motivator bagi siswa dalam mendapatkan

pengalaman yang memungkinkan mereka menemukan dan memecahkan masalah.

10

Ada 4 hal yang harus diperhatikan guru dalam mengajar yaitu :

1) Mengusahakan agar setiap siswa aktif,meningkatkan minatnya dan membimbingnya

untuk mencapai tujuan.

2) Menganalisis struktur materi yang akan diajarkan kemudian menyajikan secara

sederhana agar mudah dimengerti oleh siswa

3) Menganalisis sequence.Guru mengajar,berarti membimbing siswa melalui urutan

pernyataan – pernyataan dari suatu masalah,sehingga siswa memperoleh pengertian

dan dapat men-transfer apa yang sedang dipelajari.

4) Memberi Penguatan dan umpan balik( feed-back).Penguatan yang optimal terjadi

pada waktu siswa mengetahui bahwa ia menemukan jawabnya.

b. Teori Belajar dari Pieget

Pieget dikenal sebagai seorang ahli perkembangan kognitif .Tujuan penelitian Pieget

yaitu menemukan bagaimana anak-anak berpikir dengan cara menganalisis jawaban atas

pertanyaan yang diajukan.Piaget memandang anak sebagai pebelajar aktif yang

membentuk pengetahuannya sendiri.Anak dianggap sebagai ilmuwan kecil yang

mengetahui hipotesisnya sendiri untuk menemukan bagaimana dunia bekerja. Menurut

Pieget perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah sebagai berikut :

1) Stuktur mental anak berbeda dengan orang dewasa ,mereka mempunyai cara yang

khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya sehingga

memerlukan pelayanan sendiri dalam belajar.

2) Perkembangan mental pada anak melalui tahap – tahap tertentu menurut satu urutan

yang sama bagi semua anak.

3) Jangka waktu anak berlatih dari satu tahap ketahap yang lainnya tidak selalu sama

pada setiap anak.

4) Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu kematangan,pengalaman

aktif,intera aktif sosial,dan equlibrasi

5) Ada 4 tahap perkembangan kognitif yaitu sensorimotor,pra operasional,operasional

kongkrit, dan Operasional formal.

11

c.Teori belajar dari R.Gagne

Terhadap masalh belajar R.Gagne mengemukan 2 definisi tentang belajar yaitu:

1) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan,ketrampilan,kebiasaan ,dan tingkah laku:

2) Belajar adalah Penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari

intruksi.

Anak sejak bayi mulai mengadakan interaksi dengan lingkungannya.Kemudian mulai

berbicara dan menggunakan bahasa.Bahasa sangat dibutuhkan untuk belajar Agar

mampu belajar banyak hal,dari yang mudah sampai yang sangat komplek anak harus

dapat melakukan 2 tugas sebagai berikut :

a) Meneruskan sosialisasi dengan anak yang lain atau orang dewasa untuk memenuhi

suatu kebutuhan – kebutuhan keramahan dan konsiderasi pada anak itu.

b) Belajar mengunakan simbol simbol yang menyatakan keadaan sekelilingnya,seperti:

gambar,angka,huruf,diagram dan sebagainya.Ini adalah tugas intelektual.

Gagne mengatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat

dibagi 5 katagori,yang disebut “The domains of learning” yaitu :

1) Ketrampilan motoris ( motor skill)

2) Informasi verbal

3) Kemampuan intelektual

4) Strategi kognitif

5) Sikap

d. Teori Gestalt

Teori ini dikemukakan oleh Koffta dan Kohler dari Jerman,yang sekarang menjadi tenar

di seluruh dunia.Hukum yang berlaku pada pengamatan adalah sama dengan hukum

dalam belajar yaitu:

1). Gestalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsur-unsurnya.

2). Gestalt timbul lebih dahulu daripada bagian-bagiannya.

Jadi belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh

response yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi.Belajar bukan mengulangi

hal-hal yang harus dipelajari,tetapi mengerti atau memperoleh insight

12

Insight adalah suatu saat dalam proses belajar dimana seseorang melihat pengertian

tentang sangkut paut dan hubungan –hubungan tertentu dalam unsur yang mengandung

suatu problem. Sifat – sifat insight ialah :

1) Insight tergantung dari kemampuan dasar

2) Insihgt tergantung dari pengalaman masa lampau yang relevan

3) Insight hanya timbul apabila situasi belajar diatur sedemikian rupa, sehingga segala

aspek yang perlu dapat diamati.

4) Insight adalah hal yang harus dicari,tidak dapat jatuh dari langit

5) Belajar dengan Insight dapat diulangi

6) Insight sekali diperoleh dapat digunakan untuk menghadapi situasi-situasi yang baru.

e. Teori belajar dari Ausubel

Menurut Ausuble belajar bermakna apabila informasi baru dapat dikaitkan dengan

konsep-konsep yang sudah terdapat dalam struktur kognitif seseorang.Faktor yang paling

penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui siswa.Konsep baru

harus dikaitkan dengan konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa.

Untuk mengaitkan konsep konsep itu ada 2 prinsip yaitu :

1) Prinsip Diferensiasi progresif

Guru dalam mengajar menyampaikan konsep-konsep yang umum kemudian secara

perlahan –lahan menuju pada konsep yang lebih sederhana.

2) Prinsip rekonsiliasi intregratif

Dalam mengajar konsep-konsep perlu dientregasikan dan disesuaikan dengan

konsep –konsep yang telah dipelajari sebelumnya.Guru hendaknya mampu

menunjukan kepada siswa bahwa konsep-konsep saling berkaitan.

2.3 Pengertian Hasil Belajar

Gagne dalam (Agus Suprijono,2012:5) Hasil belajar adalah pola- pola kegiatan ,nilai-

nilai,apresiasi,dan ketrampilan.

Hamalik (2010:30) Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkahlaku pada

seseorang tersebut,misalnya dari tidak tau menjadi tahu,dan dari tidak mengerti menjadi

mengerti.Tingkah laku memiliki unsur subyektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalh

unsur Rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah.Bahwa seseorang yang

berpikir dapat dilihat dari raut mukanya,sikap dalam rohaniahnya tidak bisa dilihat.

13

Sujana (2002: 37) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

atau mahasiswa setelah mereka menerima pengalaman belajarnya. Dengan demikian

hasil menunjukan perubahan dari sebelum menerima pepengalaman belajar dengan

setelah menerima pengalaman belajar.Hasil belajar menunjukan perubahan yang berupa

penambahan, peningkatan,dan penyempurnaan perilaku.

Gagne dalam (Noehi Nasution,M.A,dkk 2004:47) menyebutkan ada lima macam hasil

belajar:

a. Tipe hasil belajar bidang kognitif

Tipe ini terbagi menjadi 6 poin, yaitu :

1) Pengetahuan hafalan yaitu pengetahuan yang sifatnya faktual.

2) Pemahaman, kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep.

3) Penerapan, yaitu kesanggupan menerapkan dan mengabtraksikan suatu konsep.

4) Analisis, yaitu kesanggupan memecahkan, menguasai suatu integritas (kesatuan

yang utuh) menjadi unsur atau bagian yang mempunyai arti.

5) Sintesis, yaitu kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas

6) Evaluasi, yaitu kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu

berdasarkan pendapat yang dimilikinya dan kriteria yang dipakainya.

Tipe hasil belajar kognitif tersebut diatas peneliti akan menitik beratkan pada poin yang

ke enam yaitu evaluasi yaitu kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu

berdasarkan pendapat yang dimiliki dan kreiteria yang dipakai. Langkah model

pembelajaran STAD di bagian akhir terdapat pengerjaan kuis yang merupakan bagian dari

evaluasi

b.Tipe hasil belajar afektif

Beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan hasil belajar dari yang sederhana ke

yang lebih kompleks, yaitu :

1) Receiving atau attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan

dari luar yang datang pada siswa.

2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus

dari luar.

3) Valuing atau penilaian, yakni berhubungan dengan nilai dan kepercayaan terhadap

stimulus.

14

4) Organisasi, yakni pengembangan nilai kedalam organisasi. Termasuk menentukan

hubungan satu nilai dengan nilai lainnya, dan kemantapan prioritas yang dimilikinya.

5) Karakteristik nilai atau internalisasi, yakni keterpaduan dari semua nilai yang dimiliki

seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

c.Tipe hasil belajar psikomotor

Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk ketrampilan, kemampuan

bertindak individu. Ada 6 tingkatan keterampilan yaitu :

1) Gerakan refleks yaitu keterampilan pada gerakan tidak sadar.

2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

3) Kemampuan pesreptual termasuk membedakan visual adaptif, motorik dan lain-lain.

4) Kemampuan bidang fisik, misalnya kekuatan keharmonisan dan ketetapan.

5) Gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan

kompleks.

6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non decorsive seperti gerakan

ekspresif, interpretative

Dari bebrapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar berupa perubahan

tingkahlaku yang dimiliki siswa baik ketrampilan,pengetahuan,dan perubahan sikap serta

bisa diukur setelah kegiatan pembelajaran.

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya perubahan atau

pembaruan tingkahlaku dan kecakapan.Menurut Purwanto(dalam Tobroni dan Mustofa,

2011:31) berhasil atau tidaknya perubahan tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam

faktoryang dibedakan menjadi du golongan sebagai berikut:

a. Faktor individual yang meliputi:

1) Faktor kematangan atau pertumbuhan

2) Faktor kecerdasan atau intelegensi

3) Faktor latihan atau ulangan

4) Faktor motivasi

5) Faktor kepribadian

15

b. Faktor sosial antara lain:

1) Faktor keluarga atau keadaan rumah

2) Suasana dan keadaan keluarga

3) Faktor guru dan cara mengajarnya

4) Faktor alat-alat yang digunankan dalam pembelajaran

5) Faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia

6) Faktor motivasi sosial

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pembelajaran bukan hanya

ditentukan oleh siswa, namun cara pembelajaran guru juga dapat menjadi faktor utama

keberhasilan pembelajaran.

2.5 Model Student Teams Achievement Division ( STAD)

Slavin (2005: 143) STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang

paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru

yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.

Sharan (2012: 5) STAD merupkan metode yang sangat mudah diadaptasikan dan

paling tepat untuk mengajarkan pelajaran-pelajaran ilmu pasti,seperti perhitungan dan

penerapan matematika,bahasa dan mekanika ,geografi dan ketrampilan pemetaan, dan

konsep sains.

Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman temannya di Universitas John

Hopkin.Dalam STAD siswa dibagi 4 kelompok beranggotakan empat orang yang beragam

kemampuan,jenis kelamin dan sukunya.Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa

siswa didalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai

pelajaran tersebut.Akhirnya semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi

tersebut,dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain.

Nur dalam (Tobroni dan Mustofa,2011: 294) STAD terdiri dari lima komponen utama

yaitu presentasi kelas,kerja tim,kuis, skor perbaikan individual,dan penghargaan kelompok

Slavin memaparkan bahwa gagasan utama didalam STAD adalah memacu siswa agar

saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai ketrampilan yang

diajarkan guru.

16

.2.5.1 Komponen Pembelajaran model STAD

Slavin (2005: 5) STAD terdiri atas 5 komponen utama yaitu:

1 Presentase Kelas

Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentase di dalam kelas.Ini

merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran

yang dipimpin oleh guru,tetapi bisa juga dilakukan presentase melalui audiovisual.Bedanya

presentase kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentase tersebut harus

berfokus pada unit STAD. Dengan cara ini ,para siswa akan menyadari bahwa mereka

harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentase kelas.dengan demikian

akan membantu siswa dalam mengerjakan kuis. dan skor kuis menentukan skor tim.

2 Tim

Siswa dibagi dalam beberapa kelompok,setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa

yang memprioritaskan heterogenitas ( keragaman)kelas dalam prestasi

akademik,gender/jenis kelamin,rasa atau etnik.Fungsi utama dari tim adalah menyiapkan

para anggotanya untuk menjalani kuis dengan baik.Setalah guru menyajikan materi,tim

berkumpul untuk empelajari lembar tugas dan materi-materi lainnya.Tim adalah fitur yang

paling penting dalam STAD.Pada tiap poinnya yang ditekankan adalah membuat anggota

tim melakukan yang terbaik untuk tim,dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk

membantu anggotanya .

3 Kuis

Setelah satu sampai dua kali presentasi guru dan satu sampai dua kali praktik

kelompok,para siswa menjalani kuis individu. Siswa-siswa tidak diijinkan saling membantu

selama kuis berlangsung. Hal ini untuk memastikan bahwa setiap siswa secara

perseorangan bertanggungjawab atas pengetahuan yang mereka peroleh.

4 Skor kemajuan Individu

Gagasan di belakang skor kemajuan perorangan adalah menanamkan tujuan

presentasi yang diperoleh kepada siswa,jika dia bekerja lebih keras dan berbuat lebih

baikdibandingkan sebelumnya. Setiap siswa bisa menyumbang nilai maksimal untuk

kelompok mereka dalam sistem penilaian ini, tetapi tidak ada siswa yang bisa melakukan

itu tanpa menunjukan kemajuan yang lebih baik daripada yang sebelumnya. Setiap siswa

diberikan nilai “dasar” ,yang diambil dari rata-rata presentasi siswa pada kuis yang

17

sama.Kemudian,siswa memperoleh nilai untuk kelompok mereka berdasarkan pada

seberapa banyak nilai kuis mereka melebihi nilai yang sebelumnya.

5 Penghargaan Presentasi Tim/Rekognisi Tim

Kelompok bisa saja memperoleh sertifikat atau penghargaan lain jika nilai rata-rata

mereka melampaui kriteria tertentu.Skor kelompok siswa bisa juga digunakan untuk

menentukan sampai lima nilai tambahan perolehan mereka.Sertifikat untuk kelompok yang

mencapai standar prestasi tinggi pengakuan laporan berkala,pemasangan papan pada

buletin,pengakuan khusus,hadiah kecil-kecilan,atau penghargaan lain yang menegaskan

gagasan bahwa bekerja baik secara berkelompok adalah penting.

.Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok kerja dapat

dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :

1.Menghitung Skor Individu

Menurut Slavin (Trianto,2007: 55) untuk menghitung perkembangan skor individu perlu

adanya skor dasar. Hasil Ulangan Akhir Semester I digunakan oleh peneliti sebagi skor

dasar. Skor dasr digunakan untuk menghitung skor perkembangan. Adapun katagori

perolehan poin perkembangan individu dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:

tabel 3 Perhitungan perkembangan skor individu

No Nilai Tes Skor Perhitungan

1

2.

3

4

5

Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar

10 sampai 1 poin di bawah skor dasar

Skor 0 sampai 10 poin diatas skor dasar

Lebih dari 10 poin diatas skor dasar

Pekerjaan sempurna ( tanpa

memperhatikan skor dasar )

9 Poin

10 Poin

20 Poin

30 Poin

30 Poin

Masing-masing peserta didk akan memperoleh skor perkembangan yang akan

dipergunakan untuk menghitung skor kelompok atau tim. Peserta didik akan bekerja demi

kelompok namun peserta didk juga harus mendapatkan skor individu dengan tidak

bekerjasama dengan peserta didk yang lain. Perhitungan skor individu akan menentukan

penghargaan yang akan diterima oleh masing-masing kelompok.

18

Penentuan penghargaan yang akan diterima berdasarkan perhitungan skor individu seperti tersebut pada tabel 4 berikut ini:

tabel 4 Lembar Penilaian Kuis Individu

Nama

siswa

Tgl: Tgl: Tgl:

Skor

Awal

Skor

kuis

Poin

Kem

Skor

awal

Skor

kuis

Poin

Kem

Skor

awal

Skor

kuis

Poin

Kem

2..Menghitung Skor Tim

Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota

kelompok,yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan individu anggota

kelompokdan membagi sejumlah anggota dan membagi sejumlah anggota kelompok

tersebut .Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok. Rekapitulasi hasil

pengerjaan kuis individual akan dimasukan ke dalam tabel 5 sebagai berikut:

tabel 5 Lembar Rekapitulasi Tim

Nama Kelompok

Lembar Rekapitulasi

kelompok

Anggota Kelompok Jumlah

Jumlah Nilai Kelompok

Rata-rata kelompok

Penghargaan Tim

19

2.5.2 Langkah-langkah Pembelajaran STAD

Slavin dalam (Rustam: 2010) Langkah-langkah pembelajaran model Student Team

Achievement Division ( STAD)adalah sebagai berikut:

a.Penyampaian Tujuan dan Motivasi

Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan

memotivasi siswa untuk belajar

b.Pembagian Kelompok

Siswa dibagi dalam beberapa kelompok,setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa

yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman)kelas dalam prestasi

akademik,gender/jenis kelamin,rasa atau etnik)

c.Presentasi dari guru

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan memberi motivasi siswa agar dapat

belajar dengan aktif dan kreatif.Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh

media,Demontrasi ,pertanyaaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-

hari.Dijelaskan tentang ketrampilan dan kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai

siswa,tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.

d.Kegiatan Belajar dalam Tim (kerja Tim)

Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk,guru menyiapkan lembaran kerja

sebagai pedoman bagi kerja kelompok,sehingga semua anggota menguasai dan masing –

masing memberikan kontribusi,selama tim bekerja guru melakukan pengamatan,memberi

bimbingan,dorongan dan bantuan bila diperlukan.

e.Kuis ( Evaluasi )

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari

dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing

kelompok.Siswa diberi kursi secara individual dan tidak dibiarkan bekerjasama .Ini

dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggungjawab kepada diri

sendiri dalam memahami bahan ajar terebut.Guru menerapkan skor batas penguasaan

untuk setiap soal,misalnya 60,75,84 dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.

f.Penghargaan Presentasi Tim

Setelah pelaksanaan kuis,guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka

dengan rentang 0-100.selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok

20

2.5.3 Penerapan STAD dalam pembelajaran IPA

Implementasi proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD yang intereaktif,impiratif,menyenangkan,menantang, memotifasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif,serta memberikan ruang yang cukup prakasa,kretivitas dan kemandirian

sesuai dengan bakat,minat dan perkembangan fisik serta spikologis peserta didik. Dalam

setiap kegiatan pembelajaran atau tiap tatap muka terdiri dari: pendahuluan, inti, dan

penutup. Selanjutnya peserta didik berpeluang untuk melakukan proses eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi. Uraian lebih lanjut tentang eksplorasi, elaborasi,dan konfirmasi.

Uraian lebih lanjut tentang eksplorasi, elaborasi dan konfirmasin seperti berikut ini :

A. Eksplorasi

1. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang

topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam

takambang;

2. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran,media pembelajaran, dan

sumber lain;

3. Memfalitasi terjadinya interaksi antar peserta serta antara peserta didik dengan

guru,lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

4. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;

5. Memfalitasi peserta didik melakukan percobaan di labolatorium, studio,atau

lapangan;

B. Elaborasi

1. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-

tugas tertentu yang bermakna;

2. Menfalisitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk

memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

3. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,dan

bertindak tanpa rasa takut;

4. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

5. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan hasil

belajar;

21

6. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan

maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

7. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun

kelompok.

8. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan

kabanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

C. Konfirmasi

1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,

isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;

2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik

melalui berbagai sumber;

3. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman

belajar yang telah dilakukan.

Berdasarkan uraian diatas,maka penerapan STAD dalam pembelajaran IPA tentang

Bumi dan Pengaruhnya dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut:

Tabel 6 Penerapan Model Pembelajaran STAD dalam IPA

No Tahap Kegiatan Ket

1 Pendahuluan a. Guru menyampaikan salam b. Mengecek kehadiran siswa c. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator

keberhasilan siswa pada pertemuan ini d. Menyampaikan rencana kegiatan pertemuan hari ini e. Menyanyikan lagu yang berhubungan dengan

materi

2 Inti:

Eksplorasi

a. Guru memprensentasikan materi dengan

menggunakan audio visual

b. Guru membentuk kelompok secara hetrogen terdiri

dari 4-5 anak setiap kelompok

c. Siswa menerima tugas untuk dikerjakan secara

kelompok

d. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

22

No Tahap Kegiatan Ket

Elaborasi

a. Memberi tugas kepada anak untuk membuat lagu

atau yel-yel tentang materi pada pertemuan ini

b. Guru memberi tugas untuk dikerjakan dirumah

Konfirmasi a. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi

b. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang

telah mempresentasikan hasil belajar

3 Penutup

a.Memberi tugas PR

b. Mengakhiri pembelajaran dengan berdoa

2.5.4 Kelebihan dan kelemahan model STAD

Model pembelajaran STAD merupakan metode kerja kelompok yang dapat diartikan

sebagai kegiatan pembelajaran yang memandang peserta didik di dalam suatu kelas

sebagai suatu kelompok atau dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang hanya terdiri

dari 4-5 peserta didik yang mempunyai kelebihan dan kelemahan. Anifah (2009: 105)

menyebutkan kelebihan dan kelemahan motode pembelajaran yang berbasis kerja

kelompok termasuk STAD adalah sebagai berikut:

a.Kelebihan:

1) Perhatian peserta didik dapat dipusatkan ,dan pokok bahsan yang diangap penting

oleh guru dapat diartikan seperlunya.

2) Peserta didik dapat memupuk rasa kerjasama

3) Dapat menyelesaikan tugas yang luas

4) Peserta didik dapat bersaing dengan sehat

5) Beberapa persoalan yang belum dimengerti ditanyakan langsung saat proses itu

ditunjukan sehingga terjawab dengan jelas.

c.Kelemahan:

1) Adanya sifat – sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang lemah

merasa rendah diri dan selalu tergantung kepada orang lain.

2) Bila kecakapan tiap anggota tidak seimbang,akan menghambat kelancaran tugas

atau didominasi oleh seseorang

23

Untuk menerapkan model tersebut ,peneliti berusaha meminimalisir kelemahan –

kelemahan model STAD sehingga dengan model tersebut dapat meningkatkan hasil

belajar IPA pada siswa kelas 5 SD N 1 Banyumudal Kecamatan Buayan Kabupaten

Kebumen.

2.6 Kajian Hasil – Hasil Penelitian yang Relevan

Mukminatun,(2010) Upaya meningkatkan hasil belajar ipa melalui pembelajaran

kooperatif model STAD pada siswa kelas IV sd Negeri 12 Sragen tahun pelajaran

2009/2010.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

kooperatif model Jigsaw hasil belajar siswa setiap siklusnya mengalami perubahan secara

signifikan.

Seno,(2012) Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran

STAD (Student Team Achievement Divisions) Bagi Siswa Kelas IV SD Kertomulyo 02

Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati pada Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012

Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA

dengan menggunakan model pembelajaran STAD. Hal ini terlihat pada rata-rata kelas

pada kondisi awal (pra siklus) 47,60, pada siklus I naik menjadi 66,40. Ini berarti terjadi

peningkatan sebesar 18,80 atau 39,49%. Sedangkan rata-rata kelas pada siklus II naik

menjadi 73,20. Ini juga terjadi peningkatan 6,80 atau 10,24%. Begitu juga pada ketuntasan

belajar, pada kondisi awal 20%, pada siklus I 60%, pada siklus II 80%. Skor minimal pada

kondisi awal 30, pada siklus I naik menjadi 40, dan pada siklus II juga naik menjadi 50.

Sedangkan skor maksimal pada kondisi awal 80, pada siklus I naik menjadi 90, dan pada

siklus II naik menjadi 100.

Triyana (2012), untuk meningkatkan prestasi belajar IPA melalui penerapan model

pembelajaran Student teams achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas 4 puro

Pakualaman Yogyakarta memperoleh hasil nilai rata-rata kelas yang pada siklus I

meningkat sebesar 16,44 (kondisi awal sebesar 46,23 menjadi 62,67) dan pada siklus II

meningkat sebesar 35,44 (kondisi awal 46,23 menjadi 81,67). Dilihat dari peningkatan

setiap siklus dapat dikatakan bahwa penerapan model STAD dapat meningkatkan hasil

belajar siswa kelas IVB SD Negeri Puro Pakualaman Yogyakarta pada mata pelajaran IPA.

24

Beberapa kajian yang relevan menyatakan bahwa model pembelajaran STAD dapat

meningkatkan hasil belajar IPA, hal ini menembah keyakinan peneliti bahwa dengan

menerapkan model pembelajaran STAD, maka hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN 1

Banyumudal diharapkan bisa meningkat.

2.7 Kerangka berpikir

Pembelajaran yang berlangsung biasanya masih menggunakan metode yang

konvensional.Siswa hanya sebagai pendengar dan melaksanakan perintah dari

guru.Sehingga siswa merasa bosan dan kadang-kadang ada siswa yang

mengantuk,bermain sendiri,sering ijin ke belakang.Dalam pembelajaran siswa hanya pasif

sehingga pada waktu evaluasi,hasil belajar siswa rendah.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

belajar berupa perubahan tingkahlaku yang dimiliki siswa baik

ketrampilan,pengetahuan,dan perubahan sikap serta bisa diukur setelah kegiatan

pembelajaran.Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor guru dan

cara mengajar.Oleh karena itu peneliti akan mengubah paradigma lama yaitu

pembelajaran konvensional yang biasa dilakukan dengan model Student Teams

Echievement Devision ( STAD) yang terdiri dari 5 komponen yaitu presentase kelas,kerja

tim, Kuis, skor individu dan penghargaan tim. Mula-mula bahan ajar dipresentasekan oleh

guru di kelas dengan metode ceramah,dipresentasekan melalui media audio-visual,atau

melalui demontrasi.Kemudian penyusunan tim dengan beranggotakan empat atau lima

anak secara hiterogen.Setelah tim terbentuk,tim siap bekerja untuk menyelesaikan bahan

yang diberikan oleh guru.para siswa dikenai kuis indiviual.Saat kuis berlangsung siswa

tidak boleh bekerjasama dengan siswa lain.Dengan adanya kuis tersebut,setiap siswa

dapat menyumbangkan poin maksimal kepada timnya sehingga tim mendapat predikat tim

istimewa(Super Team).

Dengan penerapan model STAD,hasil belajar IPA kelas 5 semester 2 SDN 1

Banyumudal tahun pelajaran 2012/2013 akan meningkat. Sehingga Kriteria Ketuntasan

Minimal akan tercapai. KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 65 maka dengan

menerapkan model pembelajar STAD dengan langkah-langkah yang benar tingkat

ketuntasan belajar IPA akan bertambah debandingkan dengan ketuntasan sebelumnya.

25

2.8 Hipotesis Tindakan

Penerapkan model pembelajaran STAD diduga dapat meningkatkan hasil belajar IPA

siswa kelas 5 SD N 1 Banyumudal UPTD Dinas Dikpora Unit Kecamatan Buayan

kabupaten Kebumen. Selain itu penerapan model STAD juga dapat menumbuhkan

kerjasama,tanggungjawab dan tolong-menolong.

Hasil belajar IPA tentang Bumi dan alam semesta pada siswa kelas 5 SDN 1

Banyumudal tahun pelajaran 2012/2013 diduga akan mengalami peningkatan apabila

model pembelajaran STAD dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah STAD yaitu:

pencapaian tujuan dan motivasi, pembagian kelompok, Presentasi guru, kegiatan belajar

dalam tim, pengerjaan kuis, dan penghargaan tim.