Post on 02-Jul-2018
MANAJEMENT NYERI
By : Sendy Firza Novilia Tono,S.S.T.Keb
• Nyeri : alasan yg paling umum orang mencari perawatankesehatan
• Gejala yg paling sering terjadi, tapi paling sedikit dipahami
• Nyeri bersifat subjektif, sumber frustasi baik bagi klienmaupun tenaga kesehatan
• Nyeri dpt merupakan faktor utama yg m`hambatkemampuan & keinginan individu u/pulih dari suatupenyakit.
Nyeri : suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial atau yang dirasakan dalam kejadian2 dimana terjadi
kerusakan.
Kenyamanan: konsep sentral ttg kiat keperawatan.: ” melalui rasa
nyaman & tindakan u/mengupayakan kenyamanan…..perawat m`berikan
kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan”.
PENGERTIAN
SIFAT NYERI :
Menurut :
Nyeri bersifat individu
Tidak menyenangkan
Merupakan suatu kekuatan yg mendominasi
Bersifat tidak berkesudahan
FISIOLOGI NYERI :
Komponen fisiologis nyeri :
Resepsi (proses perjalanan nyeri)
Persepsi (kesadaran org thd nyeri)
Reaksi (respon fisiologis & perilaku
setelah mempersepsikan nyeri)
Ditransmisikan sepanjang saraf aferen (prostaglandin, kalium)
A. RESEPSI
Stimulus termal, mekanik, kimiawi, listrik
Kerusakan sel/jaringan
Melepaskan histamin, bradikinin, kalium di nosiseptor
Impuls saraf (menyebar di sepanjang serabut saraf perifer aferen)
Serabut delta-A
(Myelin (+), cepat)
Sensasi tajam,
t`lokalisasi,
melokalisasi sumber
nyeri, m`deteksi
intensitas nyeri
Impuls terlokalisasi buruk, viseral,
& terus-menerus
Serabut C ( Myelin (-), kecil, lambat)
Kornu dorsalis, medulla spinalis
Dilepaskan neurotransmitter : substansi P
ditransmisikan ke trac. Spinotalamus
SSP di otak (pembentukan retikuler, sist limbik,
talamus, korteks sensori, korteks asosiasi)
Kompensasi tbh (mengirim stimulus kembali ke bawah
kornu dorsalis di medulla spinalis/sist nyeri desenden)
Neuroregulator (endorfin) yg menghambat stimulus nyeri
Nyeri berkurang
Mekanisme REFLEKS PROTEKTIF
Serabut delta-A
Impuls sensori ke medulla spinalis
(tempat sinaps dengan neuron motorik)
Impuls motorik menyebar melalui sebuat lengkung refleks bersama serabut saraf eferen (motorik) kembali ke suatu otot perifer dekat
lokasi stimulasi
Kontraksi otot
Respon refleks protektif
Jar.superfisial : menarik diri
Jar. Internal : memendek & menegang
STIMULUS NYERI :
1.Mekanik : diterima oleh reseptor nyeri
mekano-sensitif, misalnya distensi
ductus, tumor
2.Thermal (panas/dingin) : diterima oleh
reseptor thermosensitif, misalnya
terbakar (akibat panas/dingin yg
ekstrem)
3.Kimiawi : diterima oleh reseptor nyeri
chemosensitif, misalnya perforasi organ
viseral
4.Listrik, misalnya lapisan kulit terbakar
Neuroregulator di bagi 2 :
1. Neurotransmitter :
a. Substansi P
b. Serotonin
c. Prostaglandin
2. Neuromodulator :
a. Endorfin & dinorfin
b. Bradikinin
TEORI GATE CONTROL Peneliti mengetahui bhw tidak ada pusat nyeri
tertentu di sist saraf
Teori gate control (Melzack & Wall; 1965) :
“impuls nyeri dpt diatur atau bahkan dihambat o/mekanisme pertahanan di sepanjang SSP, impuls nyeri dibuka saat sebuah pertahanan dibuka”.
contohnya : menggosok punggung dgn lambat, teknik distraksi, konseling, & pemberian plasebo
melepaskan endorfin & dinorfin
B. PERSEPSI
Persepsi mrp titik kesadaran sso terhadap
nyeri.
Stimulus nyeri ditransmisikan ke medulla
spinalis, talamus, & otak tengah. Dari talamus
naik ke bbg area otak, termasuk korteks
sensori & korteks asosiasi (di kedua lobus
parietalis), lobus frontalis, dan sistem limbik.
Saat individu sadar akan nyeri : terjadi reaksi
kompleks.
3 sistem interaksi persepsi nyeri(Meinhart & McCaffery) :
1. Sensori-diskriminatif(ketidakmampuan dlm mengartikan kualitas sentuhan)
2. Motivasi-afektif
3. Kognitif-evaluatif
1. Sensori-diskriminatif
• Transmisi nyeri tjd antara talamus & korteks sensori
• Seorang individu m`persepsikan lokasi, keparahan, & karakter nyeri
• Faktor2 yg menurunkan tk.kesadaran
(ex : analgetik, anestetik, penyakitserebral) menurunkan persepsi nyeri
• Faktor2 yg meningkatkan kesadaran thdstimulus (ex : ansietas, ggn tidur) meningkatkan persepsi nyeri
2. Motivasi-afektif
• Interaksi antara p`bentukan sistretikular & sist limbik m`hasilkanpersepsi nyeri
• P`bentukan retikular m`hasilkanrespons pertahanan, menyebabkanindividu m`interupsi atau m`hindaristimulus nyeri
• Sistem limbik mengontrol responsemosi & kemampuan yaitu kopingnyeri
3. Kognitif-evaluatif
• Pusat kortikal yg lebih tinggi di otakmemengaruhi persepsi
• Kebudayaan, pengalaman dgn nyeri, & emosi memengaruhi evaluasi thdpengalaman nyeri
• Sist ini membantu ssou/m`interpretasi intensitas & kualitas nyeri, shg dpt melakukansuatu tindakan
C. REAKSI
a. Respons Fisiologis
menstimulasi sistem saraf otonom(simpatis & parasimpatis)
b. Respons Perilaku :
ada 3 fase pengalaman nyeri : antisipasi, sensasi, & aftermath
1. Respon Sistem Saraf Simpatis
• Dilatasi bronchiolus & Pe RR
• Peningkatan denyut Jantung (N)
• Vasokonstriksi perifer (pucat,
Pe TD)
• Peningkatan kadar glukosa darah
• Diaforesis
• Peningkatan ketegangan otot
• Dilatasi pupil
• Penurunan motilitas sal cerna
2. Respon sist saraf parasimpatis
• Pucat
• Ketegangan otot
• Penurunan denyut jantung & TD
• Pernafasan cepat & tidak teratur
• Mual & muntah
• Kelemahan & kelelahan
3. Respon Perilaku
• Cemas, takut
• Ekspresi wajah : mengatupkangeraham, menggigit bibir, meringis, menangis,dsb
• Fokus perhatian hanya kpdsensasi nyeri
• Apasia, bingung, atau disorientasi
• Depresi
TIPE NYERI :
a. Nyeri Akut :
• Terlokalisasi
• Tajam : seperti ditusuk, disayat, dicubit, dll
• Respon saraf simpatis
• Penampilan gelisah, cemas
• Pola serangan jelas
b. Nyeri Kronis
• Menyebar
• Tumpul : ngilu, linu, kemeng, nyeri, dsb
• Respon saraf parasimpatis
• Penampilannya depresi, menarik diri
• Pola serangannya tidak jelas
FAKTOR2 YG MEMENGARUHI NYERI :
1. Usia : anak - lansia
2. Jenis kelamin : laki2 - perempuan
3. Kebudayaan : cara menebus dosa
4. Makna nyeri : ancaman, kehilangan,
hukuman, tantangan
5. Perhatian : relaksasi, masase, guided
imagery
6. Ansietas : cemas
7. Keletihan : penyakit terminal
8. Pengalaman sebelumnya
9. Gaya koping : terapi musik
10. Dukungan keluarga & sosial
Wajah Pertama : Sangat senang karena ia tidak merasa sakit
sama sekali.
Wajah Kedua : Sakit hanya sedikit.
wajah ketiga : Sedikit lebih sakit.
Wajah Keempat : Jauh lebih sakit. Wajah Kelima : Jauh lebih sakit
banget.
Wajah Keenam : Sangat sakit luar biasa sampai-sampai menangis
SKALA NYERI
0 Tidak nyeri
1 Seperti gatal, tersetrum / nyut-nyut
2 Seperti melilit atau terpukul
3 Seperti perih
4 Seperti keram
5 Seperti tertekan atau tergesek
6 Seperti terbakar atau ditusuk-tusuk
7 – 9 Sangat nyeri tetapi dapat dikontrol oleh klien
dengan aktivitas yang biasa dilakukan.
10 Sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol oleh klien.
Keterangan : 1 – 3 (Nyeri ringan)
4 – 6 (Nyeri sedang)
7 – 9 (Nyeri berat)
10 (Sangat nyeri)
Ukuran Skala Nyeri dari 0-10
(Comparative Pain Scale)
0 = Tidak ada rasa sakit. Merasa normal.
1 nyeri hampir tak terasa (sangat ringan) = Sangat ringan, seperti
gigitan nyamuk. Sebagian besar waktu Anda tidak pernah berpikir tentang
rasa sakit.
2 (tidak menyenangkan) = nyeri ringan, seperti cubitan ringan pada kulit.
3 (bisa ditoleransi) = nyeri Sangat terasa, seperti pukulan ke hidung
menyebabkan hidung berdarah, atau suntikan oleh dokter.
4 (menyedihkan) = Kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi atau rasa
sakit dari sengatan lebah.
5 (sangat menyedihkan) = Kuat, dalam, nyeri yang menusuk, seperti
pergelangan kaki terkilir
6 (intens) = Kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat sehingga tampaknya
sebagian mempengaruhi sebagian indra Anda, menyebabkan tidak fokus, komunikasi
terganggu.
7 (sangat intens) = Sama seperti 6 kecuali bahwa rasa sakit benar-benar
mendominasi indra Anda menyebabkan tidak dapat berkomunikasi dengan baik dan
tak mampu melakukan perawatan diri.
8 (benar-benar mengerikan) = Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak lagi dapat
berpikir jernih, dan sering mengalami perubahan kepribadian yang parah jika sakit
datang dan berlangsung lama.
9 (menyiksa tak tertahankan) = Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak bisa
mentolerirnya dan sampai-sampai menuntut untuk segera menghilangkan rasa
sakit apapun caranya, tidak peduli apa efek samping atau risikonya.
10 (sakit tak terbayangkan tak dapat diungkapkan) = Nyeri begitu kuat tak
sadarkan diri.
PROSES KEP
I. Pengkajian
II. Diagnosa Keperawatan
III. Perencanaan
IV. Implementasi
V. Evaluasi
I. PENGKAJIAN
Pengkajian diperlukan untuk :
a. Menetapkan data dasar
b. Menegakkan diagnosa
keperawatan
c. Menyeleksi terapi yg cocok
d. Mengevaluasi respon klien
terhadap terapi
Pendekatan Klinis Rutin thd Pengkajian & Penatalaksanaan “ABCDE” Nyeri
A : Ask/ Tanyakan nyeri scr teratur
Assess/ Kaji nyeri scr sistematis
B : Believe/ Percaya apa yg dilaporkan Klien & klgserta apa yg mereka lakukan u/menghilangkannyeri
C : Choose/ Pilih cara pengontrolan nyeri yg cocoku/K, klg, dan kondisi
D : Deliver/ Berikan intervensi scr terjadwal, logis, & terkoordinasi
E : Empower/ Dayagunakan Klien & klg mereka
Enable/ Mampukan mereka mengontrolpengobatan sejauh yg dpt dilakukan
I. PENGKAJIANA. Nursing History
1. Awitan & durasi
2. Lokasi nyeri : perlu diagram tubuh manusia
2. Intensitas/ tk keparahan : menggunakan skala
Skala yg digunakan :
- Visual Analog Scale (VAS) : tdk nyeri- nyeri tdk
tertahankan ( K menetapkan suatu titik)
- Verbal Pain Scale/Numerical Rating Scales :
tidak nyeri – sangat nyeri
- Verbal Descriptor Scale (VDS) : tdk nyeri –
nyeri ringan-sedang-berat-tdk tertahankan
- Face Rating Scale : 0 - 5
- Behavioral Scale : OUCHER (0-100)
3. Kualitas nyeri ( menggunakan kata2 pasien, ex : seperti ditusuk, rasa terbakar, sensasi remuk/crushing, berdenyut/throbbing, tajam atau tumpul, dll). Bedah : tajam, infarkmiokard : crushing
4. Pola nyeri : apa saja yg dpt mempresipitasi/ memperburuk nyeri. Ex : faringitis smakin nyeri jika menelan/berbicara. Ruptur diskus intravertebral smakin nyeri jika membungkuk atau mengangkat benda.
5. Tindakan u/menghilangkan nyeri : mengubah posisi, berayun-ayun, menggosok, makan, meditasi, mengompres
6. Gejala Penyerta : gejala yg menyertai nyeri (mual, nyeri kepala, pusing, keinginan u/miksi, konstipasi, gelisah)
7. Efek nyeri pada klien
Tanda & gejala fisik : TTV, diaforesis
Efek perilakua. Vokalisasi : mengaduh, menangis, sesak nafas, mendengkur
b. Ekspresi wajah : meringis, menggertakan gigi, mengernyitkan dahi, menutup mata& mulut dgn rapat, menggigit bibir
c. Gerakan tubuh : gelisah, imobilisasi, ketegangan otot, peningkatan gerakan jari & tangan, gerakan menggosok, melindungi bag tubuh
d. Interaksi sosial : m`hindari percakapan, fokus hanya pd aktivitas u/menghilangkan nyeri, menghindari kontak sosial, penurunan rentang perhatian.
Pengaruh pada aktivitas sehari-hari : aktivitas sosial, pola tidur, aktivitas seksual
8. Status neurologis
Pasien DM : neuropati perifer
kurang merasakan nyeri
Klasifikasi Nyeri Menurut Lokasi
1. Superfisial/kutaneus : nyeri akibat
stimulasi kulit, b`langsung sebentar,
terlokalisasi, & tajam. Ex : jarum suntik,
luka potong kecil
2. Viseral Dalam : nyeri akibat stimulasi
organ2 internal, bersifat difus, durasi lbh
lama, terasa tajam, tumpul atau unik
tergantung organ yg terlibat. Ex : sensasi
pukul/crushing (angina pectoris), sensasi
terbakar (ulkus lambung)
3. Nyeri alih (Referred) : mrp fenomena dlm nyeri
viseral krn banyak organ tdk memiliki reseptor
nyeri. Nyeri terasa di bagian tbh yg terpisah dr
sumber nyeri & dpt terasa dgn bbg karakteristik.
Ex : infark miokard (nyeri alih ke rahang, lengan
kiri, bahu kiri), batu empedu ( selangkangan)
4. Radiasi : sensasi nyeri meluas dr tempat awal
cedera ke bagian tubuh yg lain. Nyeri terasa
menyebar ke bag tbh bawah atau sepanjang bag
tbh, dpt menjadi intermitten/konstan. Ex : nyeri
punggung bag bawah akibat diskus intravertebral
yg ruptur disertai nyeri yg meradiasi sepanjang
tungkai dr iritasi saraf skiatik.
II. DIAGNOSA KEPa. Ansietas b.d nyeri yang tidak hilang
b. Ggn rasa nyaman : nyeri b.d. cedera fisik atau trauma, penurunan suplai darah ke jaringan, proses melahirkan normal
c. Nyeri kronik b.d. jaringan parut, kontrol nyeri yg tidak adekuat
d. Ketidakberdayaan b.d. nyeri maligna kronik
e. Ketidakefektifan koping individu b.d. nyeri kronik
f. Hambatan mobilisasi fisik b.d. nyeri muskuloskeletal, nyeri insisi
g. Resiko cedera b.d. penurunan resepsi nyeri
h. Defisit perawatan diri b.d. nyeri muskuloskeletal
i. Disfungsi seksual b.d. nyeri artritis panggul
j. Ggn pola tidur b.d. nyeri punggung bag bawah
III. MANAGEMEN NYERI1. Intervensi farmakologis
2. Intervensi non-farmakologis
a. Distraksi : nonton TV, musik, nafas dalam
b. Relaksasi : meditasi, yoga, Zen
c. Progress relaksasi
d. Guided Imagery
e. Massage
f. Therapeutik touch
g. Aromatherapy
h. Acupunctur
I. TENS : stimulasi saraf elektrik transkutan
j. Hypnosis
TERIMA KASIH
Selamat Belajar !!!