MANAJEMENT NYERI - sendyfirza.files.wordpress.com · PENGERTIAN. SIFAT NYERI : ... Ukuran Skala...

Post on 02-Jul-2018

312 views 5 download

Transcript of MANAJEMENT NYERI - sendyfirza.files.wordpress.com · PENGERTIAN. SIFAT NYERI : ... Ukuran Skala...

MANAJEMENT NYERI

By : Sendy Firza Novilia Tono,S.S.T.Keb

• Nyeri : alasan yg paling umum orang mencari perawatankesehatan

• Gejala yg paling sering terjadi, tapi paling sedikit dipahami

• Nyeri bersifat subjektif, sumber frustasi baik bagi klienmaupun tenaga kesehatan

• Nyeri dpt merupakan faktor utama yg m`hambatkemampuan & keinginan individu u/pulih dari suatupenyakit.

Nyeri : suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak

menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau

potensial atau yang dirasakan dalam kejadian2 dimana terjadi

kerusakan.

Kenyamanan: konsep sentral ttg kiat keperawatan.: ” melalui rasa

nyaman & tindakan u/mengupayakan kenyamanan…..perawat m`berikan

kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan”.

PENGERTIAN

SIFAT NYERI :

Menurut :

Nyeri bersifat individu

Tidak menyenangkan

Merupakan suatu kekuatan yg mendominasi

Bersifat tidak berkesudahan

FISIOLOGI NYERI :

Komponen fisiologis nyeri :

Resepsi (proses perjalanan nyeri)

Persepsi (kesadaran org thd nyeri)

Reaksi (respon fisiologis & perilaku

setelah mempersepsikan nyeri)

Ditransmisikan sepanjang saraf aferen (prostaglandin, kalium)

A. RESEPSI

Stimulus termal, mekanik, kimiawi, listrik

Kerusakan sel/jaringan

Melepaskan histamin, bradikinin, kalium di nosiseptor

Impuls saraf (menyebar di sepanjang serabut saraf perifer aferen)

Serabut delta-A

(Myelin (+), cepat)

Sensasi tajam,

t`lokalisasi,

melokalisasi sumber

nyeri, m`deteksi

intensitas nyeri

Impuls terlokalisasi buruk, viseral,

& terus-menerus

Serabut C ( Myelin (-), kecil, lambat)

Kornu dorsalis, medulla spinalis

Dilepaskan neurotransmitter : substansi P

ditransmisikan ke trac. Spinotalamus

SSP di otak (pembentukan retikuler, sist limbik,

talamus, korteks sensori, korteks asosiasi)

Kompensasi tbh (mengirim stimulus kembali ke bawah

kornu dorsalis di medulla spinalis/sist nyeri desenden)

Neuroregulator (endorfin) yg menghambat stimulus nyeri

Nyeri berkurang

Mekanisme REFLEKS PROTEKTIF

Serabut delta-A

Impuls sensori ke medulla spinalis

(tempat sinaps dengan neuron motorik)

Impuls motorik menyebar melalui sebuat lengkung refleks bersama serabut saraf eferen (motorik) kembali ke suatu otot perifer dekat

lokasi stimulasi

Kontraksi otot

Respon refleks protektif

Jar.superfisial : menarik diri

Jar. Internal : memendek & menegang

STIMULUS NYERI :

1.Mekanik : diterima oleh reseptor nyeri

mekano-sensitif, misalnya distensi

ductus, tumor

2.Thermal (panas/dingin) : diterima oleh

reseptor thermosensitif, misalnya

terbakar (akibat panas/dingin yg

ekstrem)

3.Kimiawi : diterima oleh reseptor nyeri

chemosensitif, misalnya perforasi organ

viseral

4.Listrik, misalnya lapisan kulit terbakar

Neuroregulator di bagi 2 :

1. Neurotransmitter :

a. Substansi P

b. Serotonin

c. Prostaglandin

2. Neuromodulator :

a. Endorfin & dinorfin

b. Bradikinin

TEORI GATE CONTROL Peneliti mengetahui bhw tidak ada pusat nyeri

tertentu di sist saraf

Teori gate control (Melzack & Wall; 1965) :

“impuls nyeri dpt diatur atau bahkan dihambat o/mekanisme pertahanan di sepanjang SSP, impuls nyeri dibuka saat sebuah pertahanan dibuka”.

contohnya : menggosok punggung dgn lambat, teknik distraksi, konseling, & pemberian plasebo

melepaskan endorfin & dinorfin

B. PERSEPSI

Persepsi mrp titik kesadaran sso terhadap

nyeri.

Stimulus nyeri ditransmisikan ke medulla

spinalis, talamus, & otak tengah. Dari talamus

naik ke bbg area otak, termasuk korteks

sensori & korteks asosiasi (di kedua lobus

parietalis), lobus frontalis, dan sistem limbik.

Saat individu sadar akan nyeri : terjadi reaksi

kompleks.

3 sistem interaksi persepsi nyeri(Meinhart & McCaffery) :

1. Sensori-diskriminatif(ketidakmampuan dlm mengartikan kualitas sentuhan)

2. Motivasi-afektif

3. Kognitif-evaluatif

1. Sensori-diskriminatif

• Transmisi nyeri tjd antara talamus & korteks sensori

• Seorang individu m`persepsikan lokasi, keparahan, & karakter nyeri

• Faktor2 yg menurunkan tk.kesadaran

(ex : analgetik, anestetik, penyakitserebral) menurunkan persepsi nyeri

• Faktor2 yg meningkatkan kesadaran thdstimulus (ex : ansietas, ggn tidur) meningkatkan persepsi nyeri

2. Motivasi-afektif

• Interaksi antara p`bentukan sistretikular & sist limbik m`hasilkanpersepsi nyeri

• P`bentukan retikular m`hasilkanrespons pertahanan, menyebabkanindividu m`interupsi atau m`hindaristimulus nyeri

• Sistem limbik mengontrol responsemosi & kemampuan yaitu kopingnyeri

3. Kognitif-evaluatif

• Pusat kortikal yg lebih tinggi di otakmemengaruhi persepsi

• Kebudayaan, pengalaman dgn nyeri, & emosi memengaruhi evaluasi thdpengalaman nyeri

• Sist ini membantu ssou/m`interpretasi intensitas & kualitas nyeri, shg dpt melakukansuatu tindakan

C. REAKSI

a. Respons Fisiologis

menstimulasi sistem saraf otonom(simpatis & parasimpatis)

b. Respons Perilaku :

ada 3 fase pengalaman nyeri : antisipasi, sensasi, & aftermath

1. Respon Sistem Saraf Simpatis

• Dilatasi bronchiolus & Pe RR

• Peningkatan denyut Jantung (N)

• Vasokonstriksi perifer (pucat,

Pe TD)

• Peningkatan kadar glukosa darah

• Diaforesis

• Peningkatan ketegangan otot

• Dilatasi pupil

• Penurunan motilitas sal cerna

2. Respon sist saraf parasimpatis

• Pucat

• Ketegangan otot

• Penurunan denyut jantung & TD

• Pernafasan cepat & tidak teratur

• Mual & muntah

• Kelemahan & kelelahan

3. Respon Perilaku

• Cemas, takut

• Ekspresi wajah : mengatupkangeraham, menggigit bibir, meringis, menangis,dsb

• Fokus perhatian hanya kpdsensasi nyeri

• Apasia, bingung, atau disorientasi

• Depresi

TIPE NYERI :

a. Nyeri Akut :

• Terlokalisasi

• Tajam : seperti ditusuk, disayat, dicubit, dll

• Respon saraf simpatis

• Penampilan gelisah, cemas

• Pola serangan jelas

b. Nyeri Kronis

• Menyebar

• Tumpul : ngilu, linu, kemeng, nyeri, dsb

• Respon saraf parasimpatis

• Penampilannya depresi, menarik diri

• Pola serangannya tidak jelas

FAKTOR2 YG MEMENGARUHI NYERI :

1. Usia : anak - lansia

2. Jenis kelamin : laki2 - perempuan

3. Kebudayaan : cara menebus dosa

4. Makna nyeri : ancaman, kehilangan,

hukuman, tantangan

5. Perhatian : relaksasi, masase, guided

imagery

6. Ansietas : cemas

7. Keletihan : penyakit terminal

8. Pengalaman sebelumnya

9. Gaya koping : terapi musik

10. Dukungan keluarga & sosial

Wajah Pertama : Sangat senang karena ia tidak merasa sakit

sama sekali.

Wajah Kedua : Sakit hanya sedikit.

wajah ketiga : Sedikit lebih sakit.

Wajah Keempat : Jauh lebih sakit. Wajah Kelima : Jauh lebih sakit

banget.

Wajah Keenam : Sangat sakit luar biasa sampai-sampai menangis

SKALA NYERI

0 Tidak nyeri

1 Seperti gatal, tersetrum / nyut-nyut

2 Seperti melilit atau terpukul

3 Seperti perih

4 Seperti keram

5 Seperti tertekan atau tergesek

6 Seperti terbakar atau ditusuk-tusuk

7 – 9 Sangat nyeri tetapi dapat dikontrol oleh klien

dengan aktivitas yang biasa dilakukan.

10 Sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol oleh klien.

Keterangan : 1 – 3 (Nyeri ringan)

4 – 6 (Nyeri sedang)

7 – 9 (Nyeri berat)

10 (Sangat nyeri)

Ukuran Skala Nyeri dari 0-10

(Comparative Pain Scale)

0 = Tidak ada rasa sakit. Merasa normal.

1 nyeri hampir tak terasa (sangat ringan) = Sangat ringan, seperti

gigitan nyamuk. Sebagian besar waktu Anda tidak pernah berpikir tentang

rasa sakit.

2 (tidak menyenangkan) = nyeri ringan, seperti cubitan ringan pada kulit.

3 (bisa ditoleransi) = nyeri Sangat terasa, seperti pukulan ke hidung

menyebabkan hidung berdarah, atau suntikan oleh dokter.

4 (menyedihkan) = Kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi atau rasa

sakit dari sengatan lebah.

5 (sangat menyedihkan) = Kuat, dalam, nyeri yang menusuk, seperti

pergelangan kaki terkilir

6 (intens) = Kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat sehingga tampaknya

sebagian mempengaruhi sebagian indra Anda, menyebabkan tidak fokus, komunikasi

terganggu.

7 (sangat intens) = Sama seperti 6 kecuali bahwa rasa sakit benar-benar

mendominasi indra Anda menyebabkan tidak dapat berkomunikasi dengan baik dan

tak mampu melakukan perawatan diri.

8 (benar-benar mengerikan) = Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak lagi dapat

berpikir jernih, dan sering mengalami perubahan kepribadian yang parah jika sakit

datang dan berlangsung lama.

9 (menyiksa tak tertahankan) = Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak bisa

mentolerirnya dan sampai-sampai menuntut untuk segera menghilangkan rasa

sakit apapun caranya, tidak peduli apa efek samping atau risikonya.

10 (sakit tak terbayangkan tak dapat diungkapkan) = Nyeri begitu kuat tak

sadarkan diri.

PROSES KEP

I. Pengkajian

II. Diagnosa Keperawatan

III. Perencanaan

IV. Implementasi

V. Evaluasi

I. PENGKAJIAN

Pengkajian diperlukan untuk :

a. Menetapkan data dasar

b. Menegakkan diagnosa

keperawatan

c. Menyeleksi terapi yg cocok

d. Mengevaluasi respon klien

terhadap terapi

Pendekatan Klinis Rutin thd Pengkajian & Penatalaksanaan “ABCDE” Nyeri

A : Ask/ Tanyakan nyeri scr teratur

Assess/ Kaji nyeri scr sistematis

B : Believe/ Percaya apa yg dilaporkan Klien & klgserta apa yg mereka lakukan u/menghilangkannyeri

C : Choose/ Pilih cara pengontrolan nyeri yg cocoku/K, klg, dan kondisi

D : Deliver/ Berikan intervensi scr terjadwal, logis, & terkoordinasi

E : Empower/ Dayagunakan Klien & klg mereka

Enable/ Mampukan mereka mengontrolpengobatan sejauh yg dpt dilakukan

I. PENGKAJIANA. Nursing History

1. Awitan & durasi

2. Lokasi nyeri : perlu diagram tubuh manusia

2. Intensitas/ tk keparahan : menggunakan skala

Skala yg digunakan :

- Visual Analog Scale (VAS) : tdk nyeri- nyeri tdk

tertahankan ( K menetapkan suatu titik)

- Verbal Pain Scale/Numerical Rating Scales :

tidak nyeri – sangat nyeri

- Verbal Descriptor Scale (VDS) : tdk nyeri –

nyeri ringan-sedang-berat-tdk tertahankan

- Face Rating Scale : 0 - 5

- Behavioral Scale : OUCHER (0-100)

3. Kualitas nyeri ( menggunakan kata2 pasien, ex : seperti ditusuk, rasa terbakar, sensasi remuk/crushing, berdenyut/throbbing, tajam atau tumpul, dll). Bedah : tajam, infarkmiokard : crushing

4. Pola nyeri : apa saja yg dpt mempresipitasi/ memperburuk nyeri. Ex : faringitis smakin nyeri jika menelan/berbicara. Ruptur diskus intravertebral smakin nyeri jika membungkuk atau mengangkat benda.

5. Tindakan u/menghilangkan nyeri : mengubah posisi, berayun-ayun, menggosok, makan, meditasi, mengompres

6. Gejala Penyerta : gejala yg menyertai nyeri (mual, nyeri kepala, pusing, keinginan u/miksi, konstipasi, gelisah)

7. Efek nyeri pada klien

Tanda & gejala fisik : TTV, diaforesis

Efek perilakua. Vokalisasi : mengaduh, menangis, sesak nafas, mendengkur

b. Ekspresi wajah : meringis, menggertakan gigi, mengernyitkan dahi, menutup mata& mulut dgn rapat, menggigit bibir

c. Gerakan tubuh : gelisah, imobilisasi, ketegangan otot, peningkatan gerakan jari & tangan, gerakan menggosok, melindungi bag tubuh

d. Interaksi sosial : m`hindari percakapan, fokus hanya pd aktivitas u/menghilangkan nyeri, menghindari kontak sosial, penurunan rentang perhatian.

Pengaruh pada aktivitas sehari-hari : aktivitas sosial, pola tidur, aktivitas seksual

8. Status neurologis

Pasien DM : neuropati perifer

kurang merasakan nyeri

Klasifikasi Nyeri Menurut Lokasi

1. Superfisial/kutaneus : nyeri akibat

stimulasi kulit, b`langsung sebentar,

terlokalisasi, & tajam. Ex : jarum suntik,

luka potong kecil

2. Viseral Dalam : nyeri akibat stimulasi

organ2 internal, bersifat difus, durasi lbh

lama, terasa tajam, tumpul atau unik

tergantung organ yg terlibat. Ex : sensasi

pukul/crushing (angina pectoris), sensasi

terbakar (ulkus lambung)

3. Nyeri alih (Referred) : mrp fenomena dlm nyeri

viseral krn banyak organ tdk memiliki reseptor

nyeri. Nyeri terasa di bagian tbh yg terpisah dr

sumber nyeri & dpt terasa dgn bbg karakteristik.

Ex : infark miokard (nyeri alih ke rahang, lengan

kiri, bahu kiri), batu empedu ( selangkangan)

4. Radiasi : sensasi nyeri meluas dr tempat awal

cedera ke bagian tubuh yg lain. Nyeri terasa

menyebar ke bag tbh bawah atau sepanjang bag

tbh, dpt menjadi intermitten/konstan. Ex : nyeri

punggung bag bawah akibat diskus intravertebral

yg ruptur disertai nyeri yg meradiasi sepanjang

tungkai dr iritasi saraf skiatik.

II. DIAGNOSA KEPa. Ansietas b.d nyeri yang tidak hilang

b. Ggn rasa nyaman : nyeri b.d. cedera fisik atau trauma, penurunan suplai darah ke jaringan, proses melahirkan normal

c. Nyeri kronik b.d. jaringan parut, kontrol nyeri yg tidak adekuat

d. Ketidakberdayaan b.d. nyeri maligna kronik

e. Ketidakefektifan koping individu b.d. nyeri kronik

f. Hambatan mobilisasi fisik b.d. nyeri muskuloskeletal, nyeri insisi

g. Resiko cedera b.d. penurunan resepsi nyeri

h. Defisit perawatan diri b.d. nyeri muskuloskeletal

i. Disfungsi seksual b.d. nyeri artritis panggul

j. Ggn pola tidur b.d. nyeri punggung bag bawah

III. MANAGEMEN NYERI1. Intervensi farmakologis

2. Intervensi non-farmakologis

a. Distraksi : nonton TV, musik, nafas dalam

b. Relaksasi : meditasi, yoga, Zen

c. Progress relaksasi

d. Guided Imagery

e. Massage

f. Therapeutik touch

g. Aromatherapy

h. Acupunctur

I. TENS : stimulasi saraf elektrik transkutan

j. Hypnosis

TERIMA KASIH

Selamat Belajar !!!