MANAJEMEN PUSKESMAS baruu

Post on 26-Dec-2015

80 views 6 download

description

ACC

Transcript of MANAJEMEN PUSKESMAS baruu

PUSKESMAS

dr. H. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA

PUSKESMASAdalah :

Unit pelaksana tehnis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kab/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.

VisiTercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia

Sehat 2015. Masyarakat yang hidup dlm lingk dan perilaku sehat,

memiliki kemampuan untuk menjangkau Yankes yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi- tingginya

Indikator pencapaian• Lingkungan sehat• Perilaku sehat• Cakupan pelayanan kesehatan yg

bermutu• Derajat kesehatan penduduk

kecamatan

Misi• Menggerakkan pembangunan berwawasan

kesehatan di wilayah kerjanya• Mendorong kemandirian hidup sehat bagi

keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya• Memelihara dan meningkatkan mutu,

pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya

• Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya

TUJUANMENDUKUNG TERCAPAINYA TUJUAN

PEMBANGUNAN KESEHATAN NASIONAL YAKNI MENINGKATKAN KESADARAN, KEMAUAN DAN KEMAMPUAN HIDUP SEHAT BAGI SETIAP ORANG YANG BERTEMPAT TINGGAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PUSATYANKES

STR I

PUSATPEMBERDAYAAN

KELG & MASY

PUSATPEMBANGUNANBERWAWASAN

KESEHATAN

FUNGSI PUSKESMAS

YANKESMAS(PUBLIC GOODS)

YANKESPERORANGAN

(PRIVATE GOODS)

FUNGSI (1)PUSAT PENGGERAK PEMBANGUNAN

BERWAWASAN KESEHATAN

• Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yg berwawasan kesehatan

• Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya

• Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan

FUNGSI (2)PUSAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

• Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga & masyarakat :– Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat– Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan– Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan

FUNGSI (3)PUSAT PELAYANAN KESEHATAN

STRATA PERTAMA

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungana. Pelayanan kesehatan peroranganb. Pelayanan kesehatan masyarakat

Kedudukan• Sistem Kesehatan Nasional

--> sebagai sarana pelayanan kesehatan (perorangan dan masyarakat) strata pertama

• Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota--> unit pelaksana teknis dinas yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota

• Sistem Pemerintah Daerah--> unit pelaksana teknis dinas kesehatan kab/kota yang merupakan unit struktural pemda kab/kota

UPAYA PUSKESMASUpaya berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta punya daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta wajib diselenggarakan puskesmas di wilayah Indonesia

A. Upaya kesehatan wajib puskesmas1. Upaya promosi kesehatan2. Upaya kesehatan lingkungan3. Upaya perbaikan gizi4. Upaya pencegahan & pemberantasan penyakit menular5. Upaya kesehatan ibu, anak & KB6. Upaya pengobatan dasar

PROMKES PROMOSI KESEHATAN

RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN

Secara sederhana ruang lingkup promosi kesehatan diantaranya sebagai berikut :1. Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan (health

education) yang penekanannya pada perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan.

2. Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada pengenalan produk/jasa melalui kampanye.

3. Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya pada penyebaran informasi.

Konsep Promosi Kesehatan

• Proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam mengendalikan dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan lingkungan (Piagam Ottawwa, 1986)

• Promosi Kesehatan merupakan program yang dirancang untuk memberikan perubahan terhadap manusia, organisasi, masyarakat dan lingkungan.

Misi Promosi Kesehatan

1. Advokat (advocate)Ditujukan kepada para pengambil keputusan atau pembuat

kebijakan

2. Menjembatani (mediate)Menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor

yang terkait dengan kesehatan

3. Memampukan (enable)Agar masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan

kesehatan secara mandiri

Strategi Promosi Kesehatan

1. Advokasi (advocacy)Agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang menguntungkan kesehatan

2. Dukungan Sosial (social support)Agar kegiatan promosi kesehatan mendapat dukungan dari tokoh masyarakat

3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)Agar masyarakat mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kesehatannya

Sasaran Promosi Kesehatan

• Sasaran PrimerSesuai misi pemberdayaan. Misal : kepala keluarga, ibu hamil/menyusui, anak sekolah

• Sasaran SekunderSesuai misi dukungan sosial. Misal: Tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama

• Sasaran Tersier Sesuai misi advokasi. Misal : Pembuat kebijakan mulai dari pusat sampai ke daerah

MEDIA PROMOSI KESEHATAN

Apa itu Media ?Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebar-luasan informasi

MEDIA PROMOSI KESEHATAN

Apa itu Media ?Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebar-luasan informasi

Apa kegunaan media ?

Biasanya alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan photodan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal, adadua hal yang harus diperhatikan, yaitu :• Alat peraga harus mudah dimengerti oleh

masyarakat sasaran• Ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya

harus dapat diterima oleh sasaran

Upaya Kesehatan Lingkungan

Definisi ilmu kesehatan lingkungan

• Menurut WHO :– Ilmu dan ketrampilan untuk mengendalikan

semua faktor lingkungan fisik di sekitar manusia yang diperkirakan akan menimbulkan gangguan atau akan menimbulkan kerugian pada perkembangan fisik manusia, kesehatan ataupun kelangsungan hidup manusia.

Ruang lingkup kesehatan lingkungan

• Vektor penyakit• Higiene dan sanitasi makanan• Penyediaan air minum• Pengolahan air limbah• Pembuangan tinja• Pencemaran udara• Pengelolaan sampah padat• Perumahan dan lingkungan pemukiman

Peranan lingkungan dalam menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat

– Sebagai faktor predisposisi– Sebagai faktor penyebab penyakit– Sebagai media trasnmisi/penularan penyakit– Sebagai faktor yang mempengaruhi perjalanan

penyakit

Higiene dan sanitasi makanan

• Mengapa masuk ruang lingkup kesehatan lingkungan ?

• Sepanjang manusia menggantungkan diri pd berbagai faktor di luar tubuhnya termasuk faktor makanan berarti manusia menggantungkan dirinya pada lingkungan

Peran makanan dalam menimbulkan gangguan kesehatan

• Kandungan gizi yg menurun atau hilang karena rusak– Penyimpanan sebelum atau sesudah diolah– Proses pengolahan

• Makanan sebagai vehicle dari berbagai penyakit alat saluran cerna

• Makanan mengandung toksin bakteri– Staphylococcus, clostridium botulinum,

salmonella, dll

• Bahan makanan mengandung racun – Goitrogen ~ kubis– Hidrogen cyanida ~ singkong– Tetrodotoksin (fugu poisoning) ~ Seafood

• Makanan mengandung kontaminan bahan kimia toksik yg berbahaya bagi kesehatan karena proses penanganan atau pengolahan– Makanan berasal dari tempat pencemaran ~

pantai Minamata Jepang ~ merkuri• Makanan mengandung bahan toksik atau

karsinogenik yg berasal dari bahan aditif utk pengawet, pewarna atau penyedap

Penyediaan air minum

• Peranan air dalam menimbulkan gangguan kesehatan :• Water ingestion diseases

– Karena menelan air yg mengandung patogen atau bahan toksik• Water contact diseases

– Schistosomiasis keluar dan masuk lewat kulit– Jamur melalui air dalam kolam renang

• Water-insect-related diseases– Air sebagai tempat perindukan nyamuk

• Water wash diseases– Kurang air utk higiene sanitasi– Diare, panu, scabies

Pembuangan tinja

• Tinja sangat menggangu kehidupan manusia :– Bau busuk– Merangsang datangnya lalat– Sumber penyakit berbasis saluran cerna– Mencemari tanah dan air– Mencemari air bahan organik tinggi subur

ledakan populasi biota air– Pengelolaan tinja yg buruk cermin rendahnya

kesadaran dan pengetahuan masyarakat

Syarat penyediaan pembuangan tinja

• Tidak menimbulkan kontaminasi pada air tanah dan sumber air atau sumur

• Tidak menimbulkan kontaminasi pada air permukaan• Tidak menimbulkan kontaminasi pada tanah permukaan• Tinja tidak dapat dijangkau oleh lalat atau binatang lainnya• Tidak menimbulkan bau dan terlindung dari pandangan

serta memenuhi syarat estetika lainnya• Metode yang digunakan sederhana, tidak mahal baik dari

segi konstruksi maupun pengoperasian serta perawatannya

Pencemaran udara

• Adanya penyimpangan mengenai kualitas udara (mikroorganisme, zat atau bahan pencemar udara yang melampaui baku mutu)

• Sumber– Sumber bergerak

• Kendaraan bermotor, pesawat terbang, kereta api, kapal laut

– Sumber tak bergerak atau menetap• Proses industri, pembuangan sampah padat

– Kebakaran• Tdk masuk kedua klasifikasi di atas tdk bisa di prediksi

Pengaruh pencemaran udara pada kesehatan

• Iritan– Proses peradangan pada permukaan mukosa

• Asfiksian– Blokade prose oksidasi di dalam jaringan

• Anaestetik dan Narkotik– Kelainan syaraf tidur atau terbius

• Sistemik

Pengaruh pencemaran udara pada lingkungan global

• Pemanasan global efek rumah kaca perubahan iklim– Banjir sanitasi buruk, kontaminasi air bersih– Penyakit berbasis saluran pencernaan makanan

dan water-borne diseases, vektor-borne diseases (nyamuk)

• Lubang ozon / penurunan kadar ozon• Hujan asam

Perumahan dan pemukiman

• Angka kejadian penyakit keluarga yg tinggal di pemukiman kumuh sepertiga lebih tinggi dibanding di pemukiman layak

Hubungan rumah dan kesehatan

• Perumahan/pemukiman dapat menimbulkan kemudahan utk terjadinya proses penularan penyakit antar anggota keluarga maupun tetangga

• Pencemaran – Keadaan udara yg tdk memenuhi syarat kualitas udara

dalam ruangan• Gangguan kesehatan yg ditimbulkan karena

masalah lingkungan sosial– Stress karena over crowded

Persyaratan rumah sehat

• Menurut WHO dan American public health association– Pemenuhan terhadap kebutuhan fisiologis,

psikologis– Mencegah penularan penyakit– Mencegah terjadinya kecelakaan

Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

DEFINISI

Gizi adalah Nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan aktifitas hidup.

GIZI PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI

• Masalah gizi makin komplek• Akibat : * kurang gizi

* kelebihan gizi• Penyebab :* Kemiskinan

* Perubahan budaya hidup• Penyk.Infeksi Penyk.degeneratif

• Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan anak balita.

a) Peningkatan Pendidikan Gizi

b) Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Dan Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya

c) Penanggulangan Gizi Lebih

d) Peningkatan Surveilans Gizi

e) Pemberdayaan Masyarakat Untuk Mencapai Keluarga Sadar Gizi

MANFAAT GIZI

1.Tenaga

(hidrat arang , lemak , protein)

2.Pengatur tubuh (vitamin , mineral , air)

3.Pembangunan tubuh (protein , mineral , air)

KEKURANGAN GIZI

• Rendahnya produktivitas• Daya tahan

tubuh menurun • Kurang gizi

Problem Pemenuhan

Gizi

1. Ekonomi rumah tangga

2. Ketidaktahuan3. Kebiasaan makan

yang buruk4. Prasangka /

Kepercayaan ,dll.

KEBUTUHAN GIZI

A. Jenis aktifitas fisik- Ringan (administrasi , rumah tangga, dll)- Sedang (tukang-tukang) - Berat (buruh kasar , tukang batu)

B. UsiaC. Lingkungan KerjaD. KelaminE. Kondisi tubuh tertentu (hamil , dll )

BAHAN MAKANANMAKANAN SEHAT MENGANDUNG :1. Hidrat arang2. Zat lemak3. Protein4. Vitamin5. Mineral6. Air

Mengevaluasi Kesehatan

A. UkurAsupan

1. Jenis makanan

2. Berat

3. Kwalitas

4. Laboratorium

Upaya Pemberantasan dan Pencegahan

Penyakit Menular

Tugas :

Merencanakan, melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan pengendalian kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit.

Tujuan :

Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular

Surveilans Penyakit Menular

• Upaya rutin dalam pengumpulan, analisis dan diseminasi data yang relevan yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan masyarakat

• Merupakan garis terdepan dari Sistem Kewaspadaan Dini kita dalam upaya mencegah dan memberantas penyekit menular

KIA/ KBUpaya Kesehatan Ibu,

Anak, Dan Kb

Defenisi

• KIA Kesehatan Ibu dan Anak

• Pendataan KIA didasarkan Register Kohort Ibu. Dalam pelayanan KIA pencatatan utama adalah Register Kohort ibu yang merupakan rekapitulasi kartu pencatatan kehamilan dan persalinan kelahiran serta kematian ibu dan bayi setiap wilayah kerja puskesmas.

Langkah-Langkah pengisian register Kohort Ibu :

• I. Pendataan sasaranLangkah awal pelayanan KIA

Data ini diperlukan untuk mengetahui sasaran ibu hamil, menyusui ibu nifas dan bayi baru lahir

• II. Pencatatan Kehamilan

Hasil pemeriksaan dimasukkan dalam register Kohort ibu kehamilan merupakan

proses reproduksi yang normal perlu perawatan dini agar ibu dan janin dalam keadaan sehat.

Beberapa faktor yang mengancam jiwa ibu/janin secara tidak langsung

memperburuk keadaan (faktor resiko) dan dapat mengancam jiwa ibu/ janin dis faktor resiko tinggi (RESTI)

Yang termasuk Faktor Resiko :

Primi gravid umur kurang 20 tahun atau lebih 35 tahun.

Anak lebih dari 4Jarak persalinan kurang dari 2 tahunTB < 145cmBB < 40kg Lingkaran lengan atas kurang dari

23.5cmRiwayat keluarga menderita DM, Hypertensi,

cacat konginitalKelainan bentuk tubuh misalnya bentuk tulang

Yang termasuk faktor RestiHb < 8gr%TD > 140/90 mm HgOedemEklamsiPerdarahan pervaginamKetuban pecah diniLetak lintang usia kehamilan > 32 mingguLetak sungsang pada primi gravidaInfeksi berat atau sepsisPersalinan prematurKehamilan gandaJanin besarIbu menderita penyakit kronisRiwayat Obstetrik buruk

III. Pemantauan Ibu Hamil

• Ibu hamil harus dipantau terus menerus (K1-K4)

IV. Pencatatan Kematian Ibu

Hasil pemantauan kematian Ibu bersalin di catat dalam Kohort

1. PENGERTIAN:

Upaya dibidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi, dan anak balita serta anak prasekolah.

2. TUJUAN:

Tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya

Meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

3. KEGIATAN

a) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita, dan anak prasekolah

b) Deteksi dini faktor resiko ibu hamil

c) Pemantauan tumbuh kembang balita

d) Imunisasi tetanus toxoid 2 kali pada ibu hamil serta BCG, DPT 3 kali, polio 3 kali dan campak 1 kalipada bayi.

e) Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan progran KIA

f) Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita, dan anak prasekolah untuk macam- macam penyakit ringan.

Upaya Pengobatan Dasar

Tujuan

Menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan termasuk obat tradisional, perbekalan kesehatan rumah tangga, dan kosmetika.

Kegiatan Pokok

• Peningkatan ketersediaan dan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan diseluruh Puskesmas dan jaringannya.

• Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan.

• Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama untuk penduduk miskin.

• Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit.

B. Upaya kesehatan pengembangan puskesmas

Dilaksanakan sesuai dengan masalah kesehatan masyarakat yang ada dan kemampuan Puskesmas. Bila ada masalah kesehatan, tetapi pusk tidak mampu menangani, maka pelaksanaan dilakukan oleh dinkes kab/Kota. Upaya Lab (medis dan kes masy) dan Perkesmas serta Pencatatan. Pelaporanmerupakan kegiatan penunjang dari tiap upaya wajib atau pengembangan.

UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN:

Pemilihan dilakukan oleh puskesmas bersamaDinkes kab/kota dengan mempertimbangkanmasukan BPP• Dalam keadaan tertentu ditetapkan sebagai

penugasan dari Dinkes kab/kota• Dilaksanakan bila upaya kes wajib telah

terlaksana sec optimal (target cakupan & mutu terpenuhi)

AZAS PENYELENGGARAANPUSKESMAS

1. Azas pertanggungjawaban wilayah2. Azas pemberdayaan masyarakat3. Azas keterpaduan

Lintas program Lintas sektoral

4. Azas rujukan Rujukan medis Rujukan kesehatan masyarakat

Azas pertanggungjawabanwilayah

1. Pusk bertanggungjawab meningkatkanderajat kesehatan masy yang bertempattinggal di wilayah kerjanya

2. Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luargedung

3. Ditunjang dengan puskesmas pembantu,Bidan di desa, puskesmas keliling

AZAS PEMBERDAYAANMASYARAKAT

1. Puskesmas harus memberdayakanperorangan, keluarga dan masyarakat agarberperan aktif dlm menyelenggarakansetiap upaya Puskesmas

2. Potensi masyarakat perlu dihimpun UKBM

AZAS KETERPADUAN

Setiap upaya diselenggarakan secaraterpadu Keterpaduan lintas program

LOKAKARYA MINI BULANAN Keterpaduan lintas sektoral

LOKAKARYA MINI TRIBULANAN

AZAS RUJUKAN

Rujukan medis/upaya kes perorangan= rujukan kasus= bahan pemeriksaan= ilmu pengetahuan

Rujukan upaya kesehatan masyarakat= rujukan sarana dan logistik= rujukan tenaga= rujukan operasional

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)

• Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatan puskesmas

Sumber informasi SIMPUS, yaitu:

1. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP), merupakan sumber informasi utama SIMPUS, sedangkan informasi yang lain berperan sebagai pelengkap.

2. Survei lapangan 3. Laporan lintas sektor dan sarana kesehatan

swasta.

Tujuan SIMPUS

Secara umum, SIMPUS bertujuan meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdaya guna, melalui pemanfaatan data SP2TP dan informasi lain secara optimal

Adapun tujuan khusus dari SIMPUS adalah sebagai berikut:

1. Sebagai dasar penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)

2. Sebagai dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas (Lokakarya Mini)

3. Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas (PWS dan Stratifikasi Puskesmas)

4. Untuk mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan kegiatan puskesmas.

Manfaat SIMPUS

• Dalam pelaksanaannya, SIMPUS memiliki manfaat yaitu:

1. Informasi yang diperoleh dapat menunjang proses manajemen di tingkat puskesmas, sebagai bahan untuk penyusunan rencana tahunan puskesmas, penyusunan rencana kerja operasional puskesmas, bahan pemantauan evaluasi dan pembinaan.

2. Membantu Dinas Kesehatan Dati II dalam penyusunan perencanaan tahunan, penilaian kinerja puskesmas berdasarkan beban kerja dan pencapaian hasil kegiatan puskesmas, sebagai bahan untuk pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program di wilayahnya, untuk menentukan prioritas masalah pemecahan dan tindak lanjutnya.

3. Membantu kelancaran Perencanaan (P1), Penggerakan Pelaksanaan (P2), dan Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3) program-program, sebagai bahan masukan untuk diskusi

SISTEM PENCATATAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS

(SP2TP)

SP2TP

Definisi :Adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan PUSKESMAS, meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan pokok yang dilakukan serta hasil yang dicapai oleh PUSKESMAS.

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)

• Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di puskesmas, yang telah disederhanakan sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat

Tujuan SP2TP

Tujuan Umum • Mendapatkan semua data hasil kegiatan

puskesmas (termasuk puskesmas dengan tempat tidur, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, bidan di desa dan posyandu) dan data yang berkaitan, serta melaporkan data tersebut kepada jenjang administrasi di atasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat.

Tujuan Khusus

a. Untuk mencatat semua data hasil kegiatan puskesmas dan data yang berkaitan, dalam formulir yang telah ditentukan secara benar, berkelanjutan dan teratur.

b. Untuk melaporkan data hasil kegiatan puskesmas ke jenjang administrasi yang lebih atas sesuai dengan kebutuhan, dengan mempergunakan formulir yang telah ditetapkan, secara benar, berkelanjutan dan teratur.

c. Untuk mengolah data hasil kegiatan puskesmas menjadi informasi di puskesmas dan setiap jenjang administrasi di atasnya.

Manfaat SP2TP

1. Bagi Departemen Pusat dapat dijadikan sebagai referensi dalam rangka penyusunan strategi dan kebijakan umum/nasional.

2. Bagi Dinas Kesehatan Dati I dapat dijadikan sebagai referensi dalam rangka penyusunan strategi dan kebijakan pengendalian/pengawasan mutu dan cakupan.

3. Bagi Dinas kesehatan Dati II dapat dijadikan sebagai referensi dalam rangka penyusunan strategi operasional dalam pencapaian tujuan.

4. Bagi Puskesmas dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam rangka Perencanaan (P1), Penggerakan Pelaksanaan (P2), serta untuk Pengawasan Pengendalian dan Penilaian (P3) tingkat puskesmas.

Pencatatan SP2TP

Kegiatan pokok puskesmas baik yang dilakukan di dalam gedung maupun di luar gedung harus dicatat. Oleh karena itu, perlu adanya mekanisme pencatatan yang baik, formulir yang cukup serta cara pengisian yang benar dan teliti. Pencatatan-pencatatan yang utama pada SP2TP, antara lain;

1. Kartu individu, seperti Kartu Rawat Jalan, Kartu Ibu, Kartu TB, Kartu Rumah dan sebagainya. 2. Register, seperti Register Kunjungan, Register KIA, Register Filariasis, Register Posyandu dan sebagainya.

Pelaporan SP2TP

• Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat No. 590/BM/DJ/V/96 diberlakukan formulir laporan yang ada.

kebutuhan Dati II dan Dati I diberikan kesempatan mengembangkan variabel laporan sesuai dengan kebutuhan, dengan memperhatikan kemampuan/beban kerja petugas di Puskesmas. Adapun jenis formulir laporan dari puskesmas ke Dati II yaitu

Organisasi Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) :

Penanggung Jawab : Kepala PuskesmasKoordinator : Seseorang yang ditunjuk

oleh kepala Puskesmas, dengan berpendidikan minimal SMA

Anggota : Pelaksana Program

Tugas- Tugas :

a. Kepala Puskesmas : 1. Penanggung-jawab di Tingkat Puskesmas 2. Bertanggung Jawab terhadap Kualitas Data 3. Bertanggung Jawab terhadap Pengumpulan Dan Pengolahan Data SP3 4. Bertanggung Jawab terhadap Kebenaran Isi Laporan SP3 5. Bertanggung Jawab terhadap Validasi Data 6. Bertanggung Jawab terhadap Analisa Data 7. Membimbing Kepada Koordinator dan Para Pelaksana Program 8. Koordinasi dengan fasilitas kesehatan swasta dll , dalam sistem pencatatan dan pelaporan. 9. Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana program setiap 1 bulan satu kali untuk mengvalidasikan data dan mengevaluasi pelaksanaan SP3.

b. Koordinator : 1. Mengkoordinir Laporan Setiap Pemegang Program2. Mengumpulkan dan Mengolah Data3. Bertanggung-jawab atas kelancaran pelaksanaan SP2TP

kepada Kepala Puskesmas 4. Mengkoordinir Entri Data bersama-sama dengan para

pemegang program 5. Mengirimkan Laporan ke Kab/Kota Tepat Waktu6. Distribusikan Format Laporan Ke Pemegang Program 7. Meneliti Kelengkapan Isi Format 8. Mengarsipkan 9. Validasi Data

c. Pemegang Program : 1. Mencatat setiap kegiatan pada buku catatan register yang

ada2. Menerima laporan dan mengadakan bimbingan terhadap

Pustu,Pusling, Bidan di Desa, Perawat Desa. Dan lain-lainnya.3. Membuat transformasi pengolahan data yang tercatat

sebagai kegiatan program dan merekapitulasi data program4. Mengisi Format Laporan SP2TP sesuai kegiatannya dengan

Tepat Waktu5. Entri Data bersama-sama dengan para pemegang program

dan Koordinator 6. Menyajikan Data/Informasi 7. Membantu Kepala Puskesmas dalam Analisisi Data SP2TP

StandarPelayanan

Minimal(SPM)

KONSEP DASAR: SE MENDAGRINO. 100/756/OTODA

PENGERTIANSTANDAR PELAYANAN MINIMAL

ADALAH SUATU STANDAR DENGAN BATAS-BATASTERTENTU UNTUK MENGUKUR KINERJA

PENYELENGGARAAN KEWENANGAN WAJIB DAERAHYANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR

KEPADA MASYARAKAT YANG MENCAKUP : JENISPELAYANAN, INDIKATOR DAN NILAI (BENCHMARK)

STRATEGIINDONESIA SEHAT

2010

1. Paradigma Sehat2. Profesionalisme3. Desentralisasi4. JPKM

STANDAR PELAYANAN MINIMAL

• PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA• PEMBERIAN SUPLEMEN GIZI• PELAYANAN GIZI• PENYULUHAN GIZI SEIMBANG• SISTEM KEWASPADAAN GIZI

Puskesmas Berdasarkan Sistem

Yaitu satu kesatuan usaha yang terdiri dari berbagai elemen/bagian-bagian yang berkaitan secara teratur dan berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan.

Dari definisi ini, dicoba diuraikan sistem dan analisis sistem. Sebagai contoh diambil Unit Pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai suatu sistem.

Jadi sistem yang menjadi pokok bahasan adalah SISTEM PELAYANAN PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS).

Sementara itu SUPRASISTEM adalah bagian atau komponen yang berada di luar sistem dalam hal ini sistem yang berada di luar puskesmas seperti yang diperlihatkan pada komponen dibawah ini:• DINAS KESEHATAN• RUMAH SAKIT• KLINIK SWASTA• PENGOBATAN TRADISIONAL/KELUARGA• DAN LINTAS SEKTOR KECAMATAN

Supra sistem dan Sistem pelayanan Puskesmas yang diuraikan diatas, selanjutnya dijelaskan subsistemnya yaitu SUB SISTEM PUSKESMAS dengan bagian-bagian atau sub sistemnya adalah :• Bagian Perbaikan Gizi Masyarakat ( Gizi ),• Bagian Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA )• Bagian Kesehatan lingkungan ( Kesling )• Bagian Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Menular (P2M),• Bagian Promosi Kesehatan ( promkes ),• Bagian Pengobatan,• dan bagian Spesifik lokal yang bisa dikembang oleh

puskesmas.

Pada masing-masing bagian (sub sistem) misalnya sub sistem dari bagian pengobatan merupakan sistem. Dan selanjutnya sistem (pengobatan) tersebut mempunyai juga sub sistem sampai memiliki segmen yang tidak dapat dibenahi lagi menjadi sistem dan sub sistem.• Dari bagian-bagian ini (sub sistem) kemudian diuraikan

komponen-komponen sistemnya yaitu dimulai dari :• Model sistemnya menggunakan pendekatan Input, Proses dan

Output atau biasa disingkat IPO• Elemen sistemnya yaitu komponen yang merupakan bagian

daripada sistem• Lingkungan yaitu komponen yang bukan merupakan bagian dari

sistem• Struktur intern yaitu hubungan-hubungan antara elemen di

dalam sistem• Struktur ekstern hubungan antara elemen sistem dan lingkungan

Model Sistem Pelayanan PuskesmasKomponen Input :• Man

Petugas (medis/paramedis dan non medis/paramedis)• Money

Sumber-sumber pembiayaan kesehatan• Material

Bahan dan obat serta persediaan lainnya• Metode

Prosedur kerja /layanan kesehatan masyarakat• Markets

Masyarakat dan penderita di wilayah Puskesmas• Machine

Perlengkapan dan peralatan kesehatan lainnya

Komponen Proses• Proses kinerja petugas medis/paramedis dan non

medis/paramedis• Proses penggunaan Bahan dan obat serta

penyediaan lainnya• Proses penggunaan prosedur kerja/layanan

kesehatan masyarakat• Proses pelayanan penderita dan pemenuhan

kebutuhan kesehatan masyarakat• Proses penggunaan perlengkapan dan peralatan

kesehatan• Proses pendapatan dan pengeluaran anggaran

(penganggaran)

Komponen Output

Kualitas (mutu) pelayanan Kesehatan Masyarakat oleh PUSKESMAS (preventif, Promosi, Kuratif, Rehabilitatif )

Analisa Sistem Puskesmas

Komponen Output

1. Kualitas (mutu) pelayanan Kesehatan Masyarakat oleh PUSKESMAS (Preventif, Promosi, Kuratif, Rehabilitatif ) yang optimal.a. Komponen Ouput ini diuraikan kegiatan bagian-

bagian dan interaksinya dari pencapaian mutu pelayanan kesehatan masyarakat yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas baik preventif, promosi, kuratif maupun rehabilitatif yang dinyatakan dalam satuan jumlah persatuan waktu atau cakupan/hasil kegiatan, kunjungan frekwensi kontak dan lain-lain.

• b. Optimal disini menunjukkan pelayanan bagian-bagian yang berkisar antara 80-100% (sebagai contoh) dari semua komponen proses pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh Puskesmas (cakupan dan target). Dibawah 80 % kualitas pelayanan bagian-bagian pelayanan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dikatakan tidak atau kurang optimal

Komponen Proses• Proses kinerja petugas medis/paramedis dan non

medis/paramedis yang baik• Prooses penggunaan Bahan dan obat serta

penyediaan lainnya yang tepat• Proses penggunaan prosedur kerja/layanan

kesehatan masyarakat yang sesuai• Proses pelayanan penderita dan pemenuhan

kebutuhan kesehatan masyarakat tepat• Proses penggunaan perlengkapan dan peralatan

kesehatan yang baik• Proses penggunaan biaya yang terpenuhi

Komponen Input :• Komponen Input ini diuraikan sumber daya yang dimiliki

oleh Puskesmas (apakah ada, kelebihan atau kekurangan) meliputi :– Man yaitu Jumlah Petugas (medis/paramedis dan non

medis/paramedis ) yang lengkap– Money yaitu Sumber-sumber pembiayaan kesehatan yang

tersedia– Material yaitu Bahan dan obat serta persediaan lainnya yang

tersedia– Metode yaitu Prosedur kerja/layanan kesehatan masyarakat

yang tersedia– Markets yaitu Masyarakat wilayah Puskesmas dan Penderita

yang terdata– Machine yaitu Perlengkapan dan peralatan kesehatan yang

tersedia

• Penyebab masalahnya (Masalah Proses) adalah• Kinerja petugas medis/paramedis dan non

medis/paramedis yang kurang profesional misalnya datang terlambat, cepat pulang, tidak menempati janji dengan masyarakat, dll

• pelayanan penderita dan pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat tidak tepat misalnya keluarga (masyarakat ) membutuhkan pengetahuan tentang cara membangun/menggunakan WC yang benar dan sehat, puskesmas memberikan closet, karena ketidak tahuan cara membangun dan menggunakan WC, closet hanya disimpan dibawah pohon.

• Sementara proses yang lainnya berjalan sebagaimana mestinya (bukan penyebab masalah) yaitu :

• Proses penggunaan Bahan dan obat serta penyediaan lainnya yang tepat

• Proses penggunaan prosedur kerja/layanan kesehatan masyarakat yang sesuai

• Proses penggunaan perlengkapan dan peralatan kesehatan yang baik

• Proses penggunaan biaya yang terpenuhi• Namun perlu diingat proses yang telah baik ini akan

menjadi masalah apabila dua proses masalah diatas tidak segera diatasi.

• Penyebab masalah (Masalah Input) adalah:• kinerja petugas medis/paramedis dan non

medis/paramedis yang kurang profesional misalnya datang terlambat, cepat pulang, tidak menempati janji dengan masyarakat, dll. Penyebabnya adalah :

• Man yaitu Jumlah Petugas ( medis/paramedis dan non medis/paramedis ) yang berlebihan

• Money yaitu Sumber-sumber pembiayaan kesehatan yang kurang tersedia.

• Sementara input yang lainnya berjalan sebagaimana mestinya (bukan penyebab masalah proses) yaitu :• Material yaitu Bahan dan obat serta

persediaan lainnya yang tersedia• Metode yaitu Prosedur kerja /layanan

kesehatan masyarakat yang tersedia• Markets yaitu Masyarakat wilayah

Puskesmas dan Penderita yang terdata• Machine yaitu Perlengkapan dan peralatan

kesehatan yang tersedia

2. Pelayanan penderita dan pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat tidak tepat misalnya keluarga (masyarakat) membutuhkan pengetahuan tentang cara membangun/menggunakan WC yang benar dan sehat, puskesmas memberikan closet, karena ketidak tahuan cara membangun dan menggunakan WC, closet hanya disimpan dibawah pohon. Penyebabnya adalah :• Metode yaitu Prosedur kerja /layanan kesehatan

masyarakat yang kurang tersedia• Markets yaitu Masyarakat wilayah Puskesmas dan

Penderita tidak terdata• Machine yaitu Perlengkapan dan peralatan kesehatan

kurang tersedia• Sementara input yang lainnya berjalan sebagaimana

mestinya (bukan penyebab masalah proses) yaitu :

• Man yaitu Jumlah Petugas (medis/paramedis dan non medis/paramedis) yang lengkap• Money yaitu Sumber-sumber

pembiayaan kesehatan kurang tersedia• Material yaitu Bahan dan obat

serta persediaan lainnya yang tersedia

Tujuan Output :• Meningkatkan Kualitas pelayanan Kesehatan

Masyarakat oleh PUSKESMAS (Preventif, Promosi, Kuratif, Rehabilitatif ) dari KURANG OPTIMAL menjadi OPTIMAl

Tujuan Proses I :• Meningkatkan kinerja petugas medis/paramedis dan

non medis/paramedis yang kurang profesional menjadi profesional misalnya datang terlambat menjadi datang tepat waktu, cepat pulang menjadi pulang tepat waktu, tidak menempati janji dengan masyarakat menjadi menempati janji, dll

a. Tujuan Input 1.1 : Man yaitu Jumlah Petugas (medis/paramedis dan non medis/paramedis) yang berlebihan dimutasi pada program yang kekurangan tenaga

b. Tujuan Input 1.2 : Money yaitu Sumber-sumber pembiayaan kesehatan yang kurang tersedia dengan mencari dan mendapat sumber pembiayaan lain misalnya swadaya masyarakat.

Konsekwensi dari dari tujuan proses dan input ini adalah penyedian sarana dan prasarana termasuk penggunaan biaya operasional pada petugas yang yang ditempatkan pada posisi baru. Namun konsekwensi ini tidaklah lebih penting dari ketidak percayaan masyarakat kepada petugas/Puskesmas, disamping itu juga pengaruh terhadap komponen proses lainnya terhadap pencapaian mutu kualitas pelayanan kesehatan masyarakat yang optimal.

Tujuan Proses II:Meningkatkan pelayanan penderita dan pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat tidak tepat menjadi tepat misalnya diskusi/penyuluhan pada keluarga (masyarakat) tentang pengetahuan tentang cara membangun/ menggunakan WC yang benar dan sehat.

a. Tujuan Input 2.1 : Metode yaitu Prosedur kerja/layanan kesehatan masyarakat yang kurang tersedia menjadi tersedia

b. Tujuan Input 2.2. : Markets yaitu Masyarakat wilayah Puskesmas dan Penderita tidak terdata menjadi terdata

c. Tujuan Input 2.3. : Machine yaitu Perlengkapan dan peralatan kesehatan kurang tersedia menjadi tersedia

Tujuan Proses II:• Meningkatkan pelayanan penderita dan pemenuhan

kebutuhan kesehatan masyarakat tidak tepat menjadi tepat misalnya diskusi/penyuluhan pada keluarga (masyarakat) tentang pengetahuan tentang cara membangun/ menggunakan WC yang benar dan sehat.a. Tujuan Input 2.1 : Metode yaitu Prosedur

kerja/layanan kesehatan masyarakat yang kurang tersedia menjadi tersedia

b. Tujuan Input 2.2. : Markets yaitu Masyarakat wilayah Puskesmas dan Penderita tidak terdata menjadi terdata

c. Tujuan Input 2.3. : Machine yaitu Perlengkapan dan peralatan kesehatan kurang tersedia menjadi tersedia

MENETAPKAN KEGIATANYang telah ditetapkan dapat tercapai. Disini juga perlu diperhatikan dari beberapa alternatif kegiatan yang ada, dipilih kegiatan yang terbaik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari alternatif tujuan yang terpilih, kemudian ditentukan jenis kegiatan yang sesuai, agar tujuannya tercapai. Dan selanjutnya dibuat rincian kegiatan yang dilakukan termasuk uraian penggunaan biaya kegiatan.

Penentuan Kegiatan dapat dijabarkan dari contoh diatas yaitu sebagai berikut :Tujuan :• Meningkatkan Kualitas pelayanan Kesehatan Masyarakat

oleh PUSKESMAS (Preventif, Promosi, Kuratif, Rehabilitatif) dari KURANG OPTIMAL menjadi Optimal

Kegiatannya :• Pertemuan Rutin peningkatan kinerja petugas.• Penggalangan sumber-sumber pembiayaan yang

bersumber dari masyarakat. Misalnya penggunaan Dana BAZ untuk pelayanan kesehatan keluarga miskin.

• Pendataan penderita dan Masyarakat. Dalam program kesehatan.

• Agar lebih jelas dalam pencapaian tujuan ketiga kegiatan ini, dijabarkan lagi dalam bentuk Input, Proses dan Output dan Rencana Tindak Tanjut (Feed Back) termasuk Penanggung jawab, Pelaksana, waktu dan lokasi pelaksanaan serta rincian biaya kegiatan.

Contoh Kegiatan : Pertemuan rutin peningkatan kinerja petugas puskesmas

Input• Peserta : 20 Petugas (staf) Puskesmas• Fasilitator : Kepala Puskesmas• Nasumber : Ka. Dinas Kesehatan• Panitia : 2 orang dari staf Puskesmas• Agenda : Petunjuk pertemuan Staf Puskesmas.

Proses• Diskusi dan pembahasan hasil dan kinerja masing-masing

petugas (staf) Puskesmas• Pemberian sangsi dan hadiah (reward) pada petugas berhasil

dan tidak berhasil.

Output• 20 petugas puskesmas berpartisipasi dalam pertemuan rutin

peningkatan kinerja petugas Puskesmas.

• Penanggung Jawab : Kepala Puskesmas• Pelaksana : Kepala TU Puskesmas• Lokasi : Ruang pertemuan Puskesmas• Jadwal : Dilaksanakan tiap tiga bulan sekali setiap hari senin

minggu pertama bulan berjalan• Rincian penggunaan biaya per satu kali pertamuan adalah:

– ATK : 20 orang x Rp. 5.000.- = Rp. 100.000.-– Konsumsi : 20 orang x Rp. 5.000.- = Rp. 100.000.-– Hadiah : 2 Paket x Rp. 50.000.- = Rp. 100.000.-– Transport

Narasumber : 1 orang x Rp. 25.000.- = Rp. 25.000.-Total = Rp. 325.000.-

Dan selanjutnya adalah pembuatan Rencana Tindak lanjut• Yaitu kegiatan memantau sampai sejauh mana kegiatan yang

dilakukan telah mencapai tujuan dari sistem pelayanan kesehatan masyarakat (Puskesmas).

Berpikir Sistem (Sistem Thinking) dari Sistem Puskesmas

• Setelah diuraikan model sistem pelayanan di Puskesmas dan Analisa Sistem Dari Puskesmas maka yang terakhir adalah sistem puskesmas tersebut harus terkonsep dalam suatu sistem pemikiran (Sistem Thinking = berpikir sistem).

• Intinya adalah bagian-bagian yang berkaitan secara teratur dan berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan sistem puskesmas, biasanya dituangkan dalam standar operasional prosedur pelayanan, masih dalam alur pendekatan Input-Proses-Output (IPO), jangan sampai ada yang bergerak lambat (Delay) dan ada juga yang bergerak terlalu cepat (inforcement). Semua sistem yang dibangun atau yang telah ada harus berada dalam keadaan seimbang (Balance). Bila terjadi proses perlambatan (Delay) maka di percepat (be accerelated). Bila terjadi proses percepatan maka harus diseimbangkan.

Contoh• Pada bagian gizi terjadi proses perlambatan dalam kegiatan

yang berimplikasi pada terlambatnya dalam pembuatan laporan, terjadi karena standar operasional prosedur dalam sistem Puskesmas yang dibuat terlalu rumit dan berbelit-belit atau karena faktor lainnya misalnya kurangnya pemahaman pelaksanaan kegiatan. Keterlambatan laporan gizi akan mempengaruhi kinerja bagian gizi, dan bagian lainnya dari sistem puskesmas serta berakhir dengan rendahnya kinerja mutu pelayanan puskesmas terlihat lambat dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan Namun sebaliknya bila dalam pembuatan laporan adanya penekanan untuk dipercepat, maka kecenderungan yang terjadi adalah terjadinya rekayasa kegiatan yang berimplikasi pada rekayasa laporan (laporan fiktif) atau kegiatan yang dilaksanakan cenderung mengabaikan standar operasional prosedur yang baik