Fts Maag Sampek Bab 2 Baruu Banget

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan lambung masih sangat rendah. Padahal kenyataannya, sakit maag atau istilah ilmiah dikenal dengan dispepsia ini sangat menganggu aktivitas sehari-hari, baik bagi remaja maupun orang dewasa. Pada umumnya masyarakat hanya mengetahui tentang gejala dan hanya mengandalkan obat warung untuk mengobatinya, tanpa mengetahui penyebab dan pencegahannya. Selain itu bahaya penyakit maag jika dibiarkan akan merusak fungsi lambung. Umumnya, penduduk kota besar yang padat dengan kesibukan kurang menjaga pola makannya secara teratur. Sehingga Bahaya Penyakit Maag bisa kapan saja datang. Telat makan, maka tubuh kurang pasokan energi. Padahal, tubuh butuh energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Cadangan energi tubuh akan diserap sehingga kelelahan lebih cepat, dan terasa lebih berat. Penelitian yang dilakukan di Indonesia dan juga luar negeri menunjukkan bahwa keluhan penyakit maag fungsional paling banyak ditemui, yaitu mencapai 70-80% dari seluruh kasus. Sakit maag fungsional adalah sakit maag yang bukan disebabkan oleh gangguan pada organ lambung melainkan lebih sering dipicu oleh pola makan yang kurang sesuai, juga faktor psikis dan kecemasan. Bahkan jika ditelaah lebih jauh, penyakit maag bisa berakibat fatal bagi kesehatan.

description

nh

Transcript of Fts Maag Sampek Bab 2 Baruu Banget

BAB IPENDAHULUAN

0. Latar BelakangDi Indonesia, tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan lambung masih sangat rendah. Padahal kenyataannya, sakit maag atau istilah ilmiah dikenal dengan dispepsia ini sangat menganggu aktivitas sehari-hari, baik bagi remaja maupun orang dewasa. Pada umumnya masyarakat hanya mengetahui tentang gejala dan hanya mengandalkan obat warung untuk mengobatinya, tanpa mengetahui penyebab dan pencegahannya. Selain itu bahaya penyakit maag jika dibiarkan akan merusak fungsi lambung. Umumnya, penduduk kota besar yang padat dengan kesibukan kurang menjaga pola makannya secara teratur. Sehingga Bahaya Penyakit Maag bisa kapan saja datang. Telat makan, maka tubuh kurang pasokan energi. Padahal, tubuh butuh energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Cadangan energi tubuh akan diserap sehingga kelelahan lebih cepat, dan terasa lebih berat. Penelitian yang dilakukan di Indonesia dan juga luar negeri menunjukkan bahwa keluhan penyakit maag fungsional paling banyak ditemui, yaitu mencapai 70-80% dari seluruh kasus. Sakit maag fungsional adalah sakit maag yang bukan disebabkan oleh gangguan pada organ lambung melainkan lebih sering dipicu oleh pola makan yang kurang sesuai, juga faktor psikis dan kecemasan. Bahkan jika ditelaah lebih jauh, penyakit maag bisa berakibat fatal bagi kesehatan.Maag ditandai dengan nyeri hebat di lambung dikarenakan asam lambung yang meningkat. Biasanya penderita akan kesulitan mencerna makanan, saat makan perut mereka akan terasa sangat sakit, begitu pun saat tidak makan. Sakit yang seperti ini harus segera di tangani agar asama lambung tidak semakin tinggi dan semakin melukai dinding lambung. Biasanya obat untuk saikit maag diminum sebelum makan agar asam lambung lebih terkontrol sehingga tidak mengganggu proses pencernaan makanan dalam tubuh. Antasida adalah zat aktif yang sering di gunakan untuk mengatasi gejala akibat asam lambung yang berlebih. Antasida tidak bekerja menghambat produksi asam lambung, tetapi dengan menetralisir asam lambung yang ada dengan demikian, obat melindungi dinding lambung dari peradagangan akibat asam yang belebih.

Orang yang menderita sakit maag membutuhkan obat yang cepat, tepat dan efektif penggunaan obat dalam bentuk sediaan tablet kunyah dirasa kurang efektif karena proses penetralisir asam lambung yang lama selain itu di khawatirkan zat aktif yang terkandung dalam tablet kunyah akan mengalami pengurangan di saat pasien mengkonsumsi obat tersebut oleh karena itu, penggunaan obat dalam bentuk suspense adalah pilihan yang sangat tepat karena suspensi bekerja cepat menetralkan asam lambung dan zat aktif yang terkandung dalam suspense tidak akan berkurang karena semuanya masuk ke dalam tubuh dan langsung menuju lambung.0. Tujuan1. Tujuan UmumTujuan umum dari pembuatan portofolio adalah mampu membuat sediaan suspensi dengan baik dan benar sehingga mampu diaplikasikan dengan baik saat melakukan praktikum.1. Tujuan KhususTujuan Khusus dari pembuatan portipolio ini adalah sebagai berikut:a. Mengetahui proses dan mampu melakukan pembuatan formulasi sediaan suspensi oral dengan zat aktif Antasida untuk mengatasi pennyakit maagb. Mengetahui proses dan mampu melakukan pembuatan praformulasi sediaan suspensi oral dengan zat aktif Antasida untuk mengatasi penyakit maagc. Mengetahui dan mampu melakukan evaluasi sediaan suspense oral dengan zat aktif Antasida0. ManfaatManfaat dari pembuatan portopolio ini adalah sebagai berikut:a. Manfaat bagi MasyarakatManfaat untuk masayarakat adalah masyarakat memiliki alternative pilihan obat dalam bentuk suspensi terutama untuk mengobati penyakit maag.b. Manfaat bagi MahasiswaManfaat untuk mahasiswa adalah mahasiswa menambah kompetensi dalam pembuatan sediaan suspense

c. Manfaat bagi InstitusiManfaat bagi institusi adalah institusi semakin dikenal oleh masayrakat karena memiliki mahasiswa yang berkompeten pada bidangnya.d. Manfaat bagi industri adalah industry dapat mengembangkan dan memproduksi sediaan suspensi untuk sakit maag.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penyakit Maag2.1.1 Definisi Penyakit MaagGastritis atau secara umum dikenal dengan istilah sakit maag ialah peradangan pada dinding lambung terutama pada selaput lendir lambung. Maag merupakan gangguan yang paling sering ditemui diklinik karena diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis. Penyakit ini sering dijumpai timbul secara mendadak biasanya ditandai dengan rasa mual dan muntah, nyeri,perdarahan, rasa lemah, nafsu makan menurun atau sakit kepala.

2.1.2 Penyebab Penyakit MaagPenyebab penyakit maag dapat di sebabkan karena1. Bakteri Helokobacter Pylori. Bakteri tersebut hidup dibawah lapisan selaput lendir dinding bagian dalam lambung. Lambung menghasilkan asam yang berfungsi untuk membunuh mikroorganisme dalam makanan. Karenanya lambung memiliki lapisan pelindung yang melindunginya dari asam yang ia hasilkan sendiri.Helokobacter Pylori menyebabkan kerusakan/melemahnya lapisan pertahanan lambung, sehingga lambung terlukai oleh asam lambungnya sendiri.2. Stres dapat memicu maag karena dalam kondisi stress sangat dimungkinkan orang akan melakukan tindakan yang beresiko terjadinya maag seperti merokok, atau mengkonsumsi alkohol. Selain itu diperkirakan dalam kondisi stress, hormon adrenalin akan meningkat produksinya mengakibatkan produksi asam meningkat pula, efeknya asam lambung pun juga meningkat.3. Makanan atau minuman yang merangsang produksi peningkatan asam lambung seperti minuman bersoda kandungan asam dari minuman bersoda ini menjadi penyebab terjadinya penigkatan asam lambung, minuman beralkohol dapat melemaskan sistem pencernaan sehingga produksi asam lambung juga semakin meningkat, kopi kandungan kafein yang tinggi menjadi pemicu peningkatan asam lambung, makanan pedas yang dapat meningkatkan ekskresi asam lambung yang berlebih, makanan bergas ada beberapa makanan yang bisa menciptakan asam dan gas dalam lambung yang menyebabkan rasa kembung di perut seperti singkong, makanan asam seperti buah-buahan yang mengandung rasa asam akan akan meningkatkan asam pada lambung.

2.1.3 Gejala Penyakit MaagSecara medis, sakit maag didefinisikan sebagai kumpulan gejala rasa sakit atau rasa tidak nyaman di ulu hati, saluran cerna bagian atas. Gejala yang menyertai antara lain perut kembung, mual dan muntah, sering merasakan lapar, saat buang air besar merasakan sakit pada saluran pembuangan akhir seperti rektum dan anus.2.1.4 Akibat Penyakit MaagAkibat dari penyakit maag adalah sebagai berikut:a. Hepatitis Ab. Luka serius pada tukak lambungc. Kanker lambung

2.1.5 Penanganan Penyakit MaagMaag bisa disembuhkan tetapi tidak bisa sembuh total, maag adalah penyakit yang dapat kambuh apabila pasien tidak makan teratur. Tetapi maag dapat di cegah, yaitu dengan cara makan teratur, makan secukupnya, cuci tangan sebelum makan dan jangan jajan sembarangan.Obat-obatan untuk sakit maag umumnya dimakan duajamsebelum makan dan dua jam sesudah makan. Adapun dengan tujuan obat dikonsumsi dua jam sebelum makan yaitu untuk menetralisir asam lambung, karena pada saat tersebut penumpukkan asam lambung sudah sangat banyak dan di dalam lambung penderita pasti telah terjadi luka-luka kecil yang apabila terkena asam akan terasa perih. Kemudian obat yangdiminumdua jam sesudah makan bertujuan untuk melindungi dinding lambung dari asam yang terus diproduksi. Akhirnya dua jam setelah makan, asam yang di lambung akan terpakai untuk mencerna makanan sehingga sudah ternetralisir dan tidak akan melukai dinding lambung.

2.2 Kajian Zat Aktif2.2.1 Defenisi Zat AktifAntasida adalah senyawa yang mempunyai kemampuan menetralkan asam lambung. Kemampuan menetralkan asam suatu antasida tergantung pada kapasitasnya untuk menetralkan asam lambung dan apakah lambung dalam keadaan penuh atau kosong karena adanya makanan, memungkinkan antasida bekerja untuk waktu yang lebih lama. Antasida yang biasa digunakan adalah aluminium hidroksida atau magnesium hidroksida, baik tunggal atau kombinasi dari keduanya. Selain mengandung aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida, antasida juga mengandung simetikon yang mempunyai khasiat membantu pengeluran kelebihan gas dalam saluran cerna. Beberapa antasida seperti aluminium karbonat dan aluminium hidroksida dapat diberikan pada penderita dengan diet fosfat rendah, untuk mencegah adanya hiperfosfatemia, yaitu keadaan darah dengan kadar fosfat tinggi dan dapat juga untuk mencegah terjadinya batu ginjal.2.2.2 Mekanisme AntasidaMekanisme kerja antasida pada reseptor :a. Menetralkan HCl dalam lambung dengan membentuk garam Al(Cl)3 dan H2Ob. Magnesium hidroksida per oral bereaksi relatif cepat dengan HCl dalam lambung membentuk magnesium klorida dan air. Magnesium hidroksida juga mengosongkan usus dengan menyebabkan retensi osmotik cairan yang mengembangkan kolon dengan aktivitas peristaltik yang meningkat.c. Pada pemberian per oral bereaksi dengan asam lambung membentuk magnesium klorida yang larut dan karbondioksida

2.2.3 Dosis AntasidaAntasida adalah obat maag yang paling sering dikonsumsi di Indonesia. Antasida tersedia dalam sediaan sirup maupun tablet. Antasida juga tersedia sebagai obat generik maupun obat paten. Magnesium hidroksida dalam bentuk tablet tersedia dalam ukuran dosis 311 mg, sedangkan dalam bentuk sirup tersedia dalam ukuran dosis 400 mg/5 ml, 800 mg/5 ml, dan 2400 ml/10 ml. Antasida lainnya, yakni aluminium hidroksida, dalam bentuk tablet tersedia dalam ukuran dosis 80 mg, sedangkan dalam bentuk sirup tersedia dalam ukuran 320 mg/5 ml. Magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida tersebut sering ditemukan dalam bentuk tablet maupun sirup campuran keduanya. Dosis untuk sakit maag ialah 2-4 tablet magnesium hidroksida sehari, atau 5-15 ml sirup magnesium hidroksida sehari terbagi dalam 3-4 kali minum, atau 5-30 ml aluminium hidroksida sehari terbagi dalam 3 kali minum.

2.2.4 Efek SampingAntasida termasuk obat yang aman. Efek samping yang ditimbulkan sangat jarang ditemukan. Adapun efek samping tersebut ialah tekanan darah rendah, penekanan proses bernapas, diare, kram perut, gangguan keseimbangan elektrolit/ion tubuh, dan rasa lemas otot. Efek samping yang muncul juga bukan karena senyawa tunggal antasida melainkan reaksi dengan berbagai macam obat. Efek samping yang ditimbulkan dari antasida juga masih bisa dikatakan wajar karena tidak sampai menyebabkan kematian. Hal yang perlu diperhatikan adalah waktu minum untuk antasida yaitu sebelum makan agar asam lambung segera dinetralisasi.

2.2.5 Interaksi AntasidaInteraksi obat dimaksudkan agar lebih baik untuk menghindarkan penggunaan bersamaan antasida dengan obat-obat lain karena antasida akan mempengaruhi penyerapan beberapa obat sehingga efek obat menurun dan juga mengubah keasaman air kemih, menyebabkan beberapa obat diserap kembali kembali oleh tubuh dan bukan dikeluarkan sehingga efek obat meningkat.Berikut ini adalah beberapa contoh interaksi antasida:a. Interaksi antara kinidin dan antasida mengakibatkan efek kinidin meningkat dan dapat menurunkan tekanan darah, menyumbat jantung, atau menyebabkan ketidakteraturan denyut jantung yang amat berbahaya.b. Interaksi antara antasida dan amfetamin mengakibatkan pefek amfetamin yang meningkat dan dapat terjadi efek samping seperti, gelisah, pusing, bergerak secraa berlebihan, jantung berdebar, penglihatan kabur dan mulut keringc. Interaksi antara antasida dengan digoksin mengakibatkan efek digoksin yang berkurang dan kondisi jantung yang diobati mungkin tidak terkendali dengan baik.d. Interaksi antara antasida dengan simetidin mengakibatkan efek simetidin menurun dan tukak lambung mungkin tidak dapat diobati dengan baik.2.3 Tinjauan Sediaan2.3.1 Definisi Sediaan Suspensi Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap. Jika dikocok perlahan-lahan endapan harus segera terdispersi kembali. Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi. Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang. (Farmakope Indonesia Edisi III).2.3.2Sejarah Sediaan Suspensi2.3.3Keuntungan dan Kerugian Sediaan Suspensi2.3.3.1 Keuntungan dari Sediaan Suspensia. Suspensi merupakan sediaan yang menjamin stabilitas kimia dan memungkinkan terapi dengan cairan.b. Untuk pasien dengan kondisi khusus, bentuk cair lebih disukai daripada bentuk padat.c. Suspensi pemberiaannya lebih mudah serta lebih mudah memberikan dosis yang relatif lebih besar. d. Suspensi merupakan sediaan yang aman, mudah diberikan untuk anak-anak, juga mudah diatur penyesuaian dosisnya untuk anak-anak dan dapat menutupi rasa pahit2.3.3.2 Kekurangan dari Sediaan Suspensia. Suspensi memiliki kestabilan yang rendah. b. Jika terbentuk caking (endapan) akan sulit terdispersi kembali sehingga, homogenitasnya turun.c. Aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sukar dituang.d. Ketepatan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutane. Pada saat penyimpanan kemungkinan terjadi perubahan system dispersi (endapan, flokuasi-deflokuasi) terutama jika terjadi fluktuasi/perubahan suhu.f. Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang diinginkan. 2.3.4Persyaratan Sediaan Suspensi Menurut FI Edisi III, persyaratan sediaan suspensi adalah sebagai berikut:a. Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap.b. Jika dikocok harus segera terdispersi kembali.c. Dapat mengandung zat dan bahan menjamin stabilitas suspensi.d. Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar mudah dikocok atau dituang.e. Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari suspensi tetap agak konstan untuk jangka penyimpanan yang lama.

Menurut FI Edisi IV, persyaratan sediaan suspensii adalah sebagai berikut: a. Suspensi tidak boleh di injeksikan secara intravena dan intratekal.b. Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan untuk cara tertentu harus mengandung anti-mikroba.c. Suspensi harus dikocok sebelum digunakan.

2.3.5 Penggolongan Sediaan SuspensiSuspensi memiliki beberapa jenis sediaan, penggolongan suspensi adalah sebagai berikut:a. Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalam fase cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, yang ditujukan untuk penggunaan oral.b. Suspensi topikal adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalam cairan pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan kulit.c. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.d. Suspensi optalmik adalah sediaan cair steril yang yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukan untuk penggunaan pada mata.e. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai. 2.3.6Kekhususan Sediaan SuspensiSuspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai susu atau magma termasuk dalam kategori ini. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan , sedangkan yang lain berupa campuran padat yang harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai segera sebelum digunakan. Sediaan seperti ini disebut Untuk Suspensi oral.

2.4 PraformulasiPraformulasi adalah tahap awal dalam rangkaian proses pembuatan sediaan farmasi yang berpusat pada sifat-sifat fisika kimia zat aktif dimana dapat mempengaruhi penampilan obat dan perkembangan suatu bentuk sediaan farmasi.

2.4.1. Persyaratan Mutua. Dapat diterima artinya mempunyai estetika, penampilan, bentuk yag baik serta menarik sehigga menciptakan rasa nyaman pada saat pengunaanb. Aman artinya sediaan yang kita buat harus aman secara fisiologis maupun psikologis, dan dapat meminimalisir suatu efek samping sehingga tidak lebih toksik dari bahan aktif yang belum diformulasi. c. Efektif artinya sebagai dalam jumlah kecil mempunyai efek yang optimal. Jumlah atau dosis pemakaian sekali pakai sehari selama pengobatan (1 kurun waktu) harus mampu mencapai reseptor dan memiliki efek yang dikehendaki. Sediaan yang efektif adalah sediaan bila digunakan menurut aturan pakai yang disarankan akan menghasilkan efek farmakologi yang optimal untuk tiap-tiap bentuk sediaan dengan efek samping yang minimal.d. Stabilitas fisika adalah sifat-sifat fisika organoleptis, keseragaman, kelarutan, dan viskositas tidak berubah e. Stabilitas kimia adalah secara kimia inert sehingga tidak menimbulkan perubahan warna, pH, dan bentuk sediaan. f. Stabilitas mikrobiologi berarti tidak ditemukan pertumbuhan mikroorganisme selama waktu edar. g. Stabilitas farmakologi berarti selama penyimpanan dan pemakaian efek terapeutiknya harus tetap sama.h. Stabilitas toksikologi berarti pada penyimpanan dan pemakaian tidak boleh ada kenaikan toksisitas.2.4.3 Karateristik Bahan Zat Aktif Obat1. Alumunium HidroksidaBerat molekul:78

Titik lebur:300o C

Rumus molekul:Al(OH)3

Kelarutan:Praktis tidak larut dalam air dan dalm etanol, larut dalam asam mineral encer dan larutan alkali hidroksida

Organoleptis:Serbuk amorf, putih, tidak berbau, tidak berasa

Kadar:Mengandung aluminium hidroksida setara dengan tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110% Al(OH)3 dari jumlah yang tertera pada etiket.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari

Khasiat:Mengatasi gejala dyspepsia

2. Magnesium HidroksidaBerat molekul:58,32

Titik lebur:800o C

Rumus molekul:Mg ( OH)2

Kelarutan:Pratis tidak larut dalam air dan dalam etanol,larut dalam asam encer

Organoleptis:Serbuk,putih, ruah

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari

Khasiat:Mengatasi gejala dyspepsia

Alasan:Bahan aktif ini dipilih karena antasida yang mengandung magnesium relatif tidak larut air sehingga bekerja lebih lama bila berada dalam lambung dan sebagian besar tujuan pemberian antasida tercapai.

2.4.4 Pemilihan Bahan TambahanUntuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi dan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, maka diperlukan bahan bahan tambahan , diantaranya adalah emulsifying agent, suspending agent, wetting agent, pengawet, pemanis, flavoring agen, dll. Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan suspensi antasida antara lain :2.4.4.1. CMC Na (Carboxy Methyl Cellulose Sodium)a. Alasan pemiliahan : CMC tidak memiliki efek teraupetik dan tidak berbahaya. Selain itu, CMC juga berfungsi sebagai coating agent. Dalam sediaan ini CMC digunakan sebagai emulsifying agent yaitu untuk membentuk emulsi dengan simetikon yang berupa minyak.b. Fungsi : Sebagai suspending agent dan emulsifying agentc. Pemerian : Serbuk granular, tidak berbau, warna putihd. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, etanol, eter, dan toluen. Mudah terdispersi dalam air pada semua temperatur.e. Dalam larutan air stabil pada pH 7-9 f. Persyaratan penggunaan CMC Na 0,25-1%

2.4.4.2. Nipagin (Methyl Paraben)a. Alasan pemilihan : Karena efektif mencegah jamur dan bakteri, toksisitasnya kecil, dikombinasikan dengan nipasol untuk menambah kelarutan nipasol dalam air.b. Pemerian : kristal tidak berwarna atau serbuk kristalin, berwarna putih, tidak berbau, berbau lemah, rasa sedikit membakar.c. Kelarutan : Larut dalam 500 bagaian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%)Pndan dalam larutan alkili hidroksidad. Dosis : Larutan oral dan suspensi 0,015-2%

2.4.4.3. Nipasol ( Propyl Paraben)a. Alasan pemilihan : merupakan pengawet yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba karena sediaan dalam air sangat baik untuk pertumbuhan mikroba.Nipasol aktif dalam pH yang luas (4-8) sehingga efektif untuk antasida.b. Pemerian : putih, kristal, serbuk tidak berasa dan berwarnac. Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dan dalam eter, sukar larut dalam ait mendidih.

2.4.4.4. Gliserina. Alasan pemilihan : Karena gliserin dapat digunakan sebagi zat pembasah yang dapat mendesak lapisan udara yang ada di permukaan partikel dan melapisi bahan obat sehingga menyebabkan sudut kontak turun.b. Pemerian : Cairan jernig seperti sirup, tidak berbau, rasa manis, hanya boleh berbau khas lemah, higroskopis, netral terhadap lakmus.c. Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidal larut dalam kloroform, dalam eter.

2.4.4.5. Oleum Menthae Pip.a. Alasan pemilihan ; berguna sebagai corigen odoris, dipilih karena dapat menutupi rasa pahit dari bahan obat dan juga lebih disukai orang dewasa karena ada sensasi dingin.b. Pemerian : Cairan tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas kuat menusuk, rasa pedas diikuti rasa dingin jika udara dihirup melalui mulut.c. Kelarutan : Dalam etanol 70% satu bagian dilarutkan dalam 3 bagian volume etanol 70%

2.5 Tinjauan Produksi2.5.1 Definisi ProduksiProduksi adalah proses dan metode yang digunakan dalam transformasi yang nyata input ( bahan baku , setengah jadi barang , atau subassemblies ) dan tidak berwujud masukan ( ide ,informasi , tahu bagaimana ) menjadi barang atau jasa, merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhanmanusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.2.5.2 Tujuan ProduksiTujuan dilakukannya produksi adalah sebagai berikut:a. Kebutuhan pasien b. Aplikasi gagasan baruc. Upgrade sediaand. Upgrade teknologi farmasie. Sarana evaluasi langsung2.5.3 Komponen Produksi2.5.3.1 Ruang ProduksiRuang produksi adalah suatu ruang yang dirancang dengan khusus sebagai tempat dilaksanakan kegiatan produksi dimana di dalamnya mengakomodasi berbagai macam kebutuhan produksi ( alat, bahan, personal, manajemen ) dengan spesifikasi khusus. Ruang produksi untuk pembuatan sediaan farmasi memiliki beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut:a. Kontruksi bangunan tahan terencanab. Mendukung alur produksi one wayc. Terdapat pengaturan suhu, cahaya, tekanan dan higienitasd. Ruang tidak bersudute. Berlapiskan epoksif. Terdapat interlock doorMacam-macam ruang produksi yang biasa digunakan untuk membuat sediaan farmasi adalah sebagai berikut:a. Berdasarkan KelasRuang kelas IBiasanya ruangan digunakan untuk pembuatan sediaan steril yang memiliki tingkatan kelas tertinggi. Terdapat empat ruang filter yaitu prefilter, medium filter, hipofilter dan LAF.Ruang kelas IIBiasanya ruangan digunakan untuk penyiapan peralatan yang akan digunakan di ruang kelas I.Ruang kelas IIIBiasanya ruangan digunakan untuk pembuatan sediaan semi solid yang mudah terkontaminasi dengan bakteri atau mikroorganisme.Ruang kelas IVBiasanya ruangan yang digunakan untuk pembuatan sediaan serbuk dan kapsul.b. Berdasarkan Label WarnaRuang kelas WhiteRuangan kelas White biasanya diberikan untuk ruang kelas I.Ruang Kelas GreyRuangan kelas Grey biasanya diberikan untuk ruang kelas II dan III.Ruangan kelas BlackRuangan kelas Black biasanya diberikan untuk ruang kelas IV.c. Berdasarkan Nomer AreaRuang kelas 100Ruang kelas 100 diartikan bahwa hanya boleh ada 100 mikroorganisme non patogen dan 10 mikroorganisme patogen dalam ruangan itu. Biasanya ruang kelas 100 diberikan untuk ruang kelas I.Ruang kelas 1.000Ruang kelas 1.000 diartikan bahwa hanya boleh ada 1.000 mikroorganisme non patogen dan 100 mikroorganisme patogen dalam ruangan itu. Biasanya ruang kelas 1.000 diberikan untuk ruang kelas II.Ruang kelas 10.000Ruang kelas 10.000 diartikan bahwa hanya boleh ada 10.000 mikroorganisme non patogen dan 1.000 mikroorganisme patogen dalam ruangan itu. Biasanya ruangan kelas 10.000 diberikan untuk kelas III.Ruang kelas 100.000Ruang kelas 100.000 diartikan bahwa hanya ada boleh 10.000 mikroorganisme non patogen dan lebih dari 100.000 mikroorganisme patogen dalam ruangan itu. Biasanya ruangan kelas 100.000 diberikan untuk kelas IV.2.5.3.2 Alat ProduksiAlat prosuksi adalah seperangkat instrument yang digunakan untuk membuat, mengolah ataupun memodifikasi suatu bahan awal menjadi sediaan ruahan maupun sediaan jadi dengan fungsi dan standar tertentu. Alat produksi memiliki beberapa spesifikasi yaitu sebagai berikut:a. Inert atau netralb. Fungsi tetap (stabil)c. Mudah dalam pengoperasiand. Terstandar dan terkalibrasi (menyertakan fungsi sesuai dengan bahan baku)e. Maintenence (perawatan)Alat produksi juga memiliki macam-macam pengelompokan. Macam-macam alat produksi yaitu sebagai berikut:a. Berdasarkan Kinerja AlatAlat manualAlat manual yang digunakan untuk memroduksi sediaan farmasi dalam skala kecil misalnya adalah mortir. Namun alat manual jarang digunakan dalam produksi sediaan farmasi dalam skala industri. Mungkin alat manual hanya digunakan untuk melakukan uji-uji pada sediaan.Alat otomatisAlat otomatis yang digunakan untuk memproduksi sediaan farmasi dalam skala industri.b. Berdasarkan Ukuran alatAlat ringanAlat ringan yang digunakan untuk memroduksi sediaan farmasi dalam skala kecil, misalnya labu ukur. Namun alat ringan jarang digunakan dalam produksi sediaan farmasi dalam skala industri. Mungkin alat ringan hanya digunakan untuk melakukan uji-uji pada sediaan.Alat beratAlat berat yang digunakan untuk memroduksi sediaan farmasi dalam skala industri seperti mixer untuk mencampurkan bahan.c. Berdasarkan BahanAlat kacaAlat yang terbuat dari kaca seperti labu ukur, tabung reaaksi dan pipet tetes.Alat logamAlat yang terbuat dari logam seperti timbangan dan anak timbang.d. Alat porselinAlat yang terbuat dari poeselin misalnya adalah cawan porselin.

2.5.3.3 Personal ProduksiPersonal produksi adalah praktisi produksi yang mengerjakan segala sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan akhir membuat suatu sediaan farmasi yang terstandar. Karena tanggung jawab seorang praktisi, maka seorang praktisi harus memiliki persyaratan sebagai berikut:a. Sehat jasmani dan rohanib. Lebih diutamakan priac. Kompeten (menguasai ilmu)d. Menggunakan alat pelindung dirie. Menguasai Grade Laboratori Practice (GLP), Grade Manufactoring Practice (GMP) dan Grade Selling Practice (GSP)f. Memiliki sikap yang baik2.5.3.4 Metode ProduksiMetode produksi adalah serangkaian tahap dan alur kerja pembuatan sediaan mulai dari bahan awal untuk diolah menjadi sediaan ruahan maupun sediaan jadi dengan mengacu pada proses evaluasi setiap tahap produksi.

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan FormulaR/Al(OH)32,7Mg(OH)22,4Gliserin20%CMC Na1%Nipagin0,1 %Nipasol0,02%Ol. Menthae pip.3 tetesAquades ad60

3.2 Perhitungan Dosis3.3 Perhitungan Bahan3.4 Perincian alat dan bahan3.4.1 Alat yang digunakana. Beaker glass di gunakan untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat, menampung zat kimia, memanaskan cairan, dan sebagai media pemanasan cairan.b. Mortir dan stamper di gunakan untuk menghaluskan dan mencampurkan bahan hingga homogenc. Cawan porselen terbuat dari porselen biasa digunakan untuk menguapkan bahand. Gelas arloji sebagai wadah bahan yang akan ditimbang terutama untuk bahan padat atau pasta. Dapat pula digunakan saat menutup wadah saat proses penguapane. Pipet tetes berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecilf. Gelas ukur untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentug. Sendok tanduk untuk mengambil bahan yang berbentuk serbukh. Penangas air yang fungsi utamanya untuk menciptakan suhu yang konstan . merupakan wadah yang berisi air yang bisa mempertahkan suhu air pada kondisi tertentu selama selang waktu yang ditentukani. Timbangan analitik menimbang bahan yang digunakan sesuai dengan yang di butuhkanj. Batang pengaduk digunakan untuk mengaduk cairan di dalam gelas kimia3.4.2 Bahan yang digunakan1. Zat AktifKombinasi Aluminium hidroksida dan Magnesium hidroksida merupakan antasid yang bekerja menetralkan asam lambung dan menginaktifkan pepsin, sehingga nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang.2. Zat Tambahana. Aquades digunakan sebagai pelarut bahan suspensib. CMC Na di gunakan sebagai suspending agent pada sediaan suspense antasidac. Gliserin digunakan sebagi zat pembasah d. Nipagin di gunakan untuk mencegah jamur dan bakterie. Nipasol merupakan pengawet yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba f. Ol. Menthae pip digunakan sebagai corigen odoris3.5 Prosedur Pembuatana. Siapkan alat dan bahan kemudian kalibrasi botolb. Timbang Mg(OH)2 2400 mg, masukkan ke dalam mortirc. Timbang Al(OH)3 2700 mg, tambahkan ke dalam mortir, gerus ad homogenid. Timbang gliserin15,144 g ambil setengah bagian kemudian masukkan ke dalam mortir, aduk ad homogene. Timbang Nipagin 81,12 mg gerus dalam mortir yang berbeda, lalu sisihkan f. Timbang Nipasol 15,5 mg tambahkan ke dalam mortir gerus ad homogeng. Larutkan dengan sisa gliserin, aduk ad homogenh. Tambahkan CMC Na gerus ad homogeni. Masukkan ke dalam botol 60 ml dan tambahkan 2 tetes ol.menthae pip

3.6 Prosedur Kerja Evaluasi