Post on 13-Jul-2015
MANAJEMEN NUTRISI BAGI PENDERITA
PENYAKIT HATI DAN KANKER
R. Rizky Suganda P., dr., M.Kes
Nutrition Department
FK UNISBA
Objective
O Mengetahui tujuan diet
O Pemberian makanan bagi penderita
penyakit hati
O Pemberian makanan bagi penderita
penyakit kanker
Apa fungsi Hati?
O Sebagai Pabrik
O Tempat penyimpanan
O Pembuangan produk sisa
Sebagai pabrik
O Protein -untuk aliran darah (albumin)
O Bentuk glikogen -penyimpanan glukosa
untuk energi
O Empedu untuk membantu mencerna-
lemak yang dibutuhkan untuk struktur sel
dan energi
O Kolesterol - dan protein khusus untuk
membawa lemak melalui darah
Tempat Penyimpanan
O Glikogen -dilepaskan ketika tubuh kita
perlu
Energi
O Besi -paling banyak disimpan dalam hati
Pembuangan produk sisa
O Amonia - dari pemecahan makanan
protein dan jaringan otot
O Bilirubin - dari pemecahan sel darah
merah
O Narkoba dan Alkohol - dimetabolisme
dalam hati
Masalah yang MempengaruhiMakan
O Penurunan ruang abdomen akibat asites
O Tertunda pengosongan lambung
O Nafsu makan menurun
O Penyerapan nutrisi yg buruk:
O Produksi empedu menurun = absopsilemak rendah
O Diare
O Pembatasan diet berlebihan
O Perubahan status mental / ensefalopati
Manajemen Nutrisi
O Indikasi dimulainya penanganan nutrisi :
Pengobatan Dietetik menjadi penting ketika adatanda-tanda malnutrisi atau gizi yang adekuattidak dapat lagi mungkin didapat menggunakancara biasa.
O Tanda-Tanda gizi buruk meliputi:
• Hilangnya massa otot
• Kehilangan jaringan adiposa subkutan
• Peningkatan cairan jaringan (Ascites)
O Berat badan dan indeks massa tubuh (IMT) mungkin dapat terlihat normal karenahilangnya massa otot dan jaringan adiposatertutup oleh akumulasi cairan dalam ascites atau edema. Oleh karena itu pemeriksaanfisik tetap diperlukan.
O Nilai laboratorium seperti albumin, prealbuminatau cholinesterase pun kurang begituberguna untuk mendiagnosis gizi buruk, karena sebelumnya fungsi hatinya juga sudahmenurun.
O Jika tetap ingin mengukur tingkat gizinyamaka ukur massa sel tubuh denganbioimpedance assay (BIA)
Langkah-langkah dalamPenanganan diet :
O Mencukupi asupan protein dan jenis
protein yang tepat
O Memastikan pasokan energi yang cukup
O Peningkatan asupan Serat
O Pemberian asam amino rantai cabang
O Mengurangi asupan natrium
O Pembatasan Cairan
O Peningkatan asupan kalium
Tujuan penanganan diet:
O Mencegah atau menanggulangi kekurangan gizi
O Meningkatkan fungsi hati
O Menghindari keadaan katabolik (peningkatan
pemecahan protein tubuh), yang dapat memicu
hepatic-encephalopathy*
O Meningkatkan Metabolisme protein, terutama pada
pasien yang membutuhkan pengurangan protein
diet, dengan memberikan peningkatan jumlah
BCAA
O Manajemen pembentukan asites dan edema
dengan diet rendah natrium, restriksi cairan, dan
penambahan pasokan kaliumEnsefalopati Hepatik(EH) adalah suatu sindroma neuropsikiatrik kompleks yang ditandai dengangangguan kesadaran dan kelakuan,perubahan kepribadian,gejala neurologik yang berfliktuasi,sertaperubahan nyata dari Electroencephalography(EEG).
Chirrosis HepatisO Pada pasien ini dilakukan diet tinggi protein dan tinggi kalori untuk
memperbaiki status gizi pasien.
O Pemberian protein pada penderita sirosis disesuaikan dengankompikasi keadaan pasien. Kelebihan protein dapatmengakibatkan peningkatan amonia darah yang berbahaya, sedangkan kekurangan protein akan menghambat penyembuhansel hati.
O Pada sirosis hati terkompensasi diberikan diet tinggi kalori tinggiprotein dengan maksud agar sel-sel hati dapat beregenerasi. Sedangkan untuk mengontrol tingkat amonia darah digunakanlaktulosa dan atau suatu jenis antibiotik yang bernama neomisin.
O Experts recommend the following protein intakes:
• 1.2 g of protein per kg body weight each day in compensated liver cirrhosis
• 1.5 g of protein per kg body weight each day in decompensated liver cirrhosis and malnutrition
O phenylalanine
O tryptophan
O histidine
O tyrosine
leucine, isoleucine and valine
Phenylalanine,tryptophan,histidine,tyrosine
O Pada keadaan sirosis hati lanjut, terjadi pemecahan
protein otot. Asam amino rantai cabang (AARC) yang
terdiri dari valin, leusin, dan isoleusin digunakan
sebagai sumber energi (kompensasi gangguan
glukosa sebagai sumber energi) dan untuk
metabolisme amonia. Dalam hal ini, otot rangka
berperan sebagai organ hati kedua sehingga
disarankan penderita sirosis hati mempunyai massa
otot yang baik dan bertubuh agak gemuk. Dengan
demikian, diharapkan cadangan energi lebih banyak,
stadium kompensata dapat dipertahankan, dan
penderita tidak mudah jatuh pada keadaan koma.
O Bilamana tidak ada koma hepatik diberikan
diet yang mengandung protein 1 gr/KgBB
dan kalori sebanyak 2000-3000 kkal/hari
atau 35-40 kcal/kgBB/hari dengan protein
berkisar antara 1,2-1,5 g/kgBB bergantung
pada derajat malnutrisi dan kondisi lain
yang dialami pasien. Dalam preskripsi diet
pasien sirosis hati, tidak ada pembatasan
asupan karbohidrat walaupun pasien
mengalami resistensi insulin
(Tsiaousi, et.al., 2008).
RingkasanO Tidak ada batasan mutlak dalam diet untuk pasien dengan penyakit
hati dan secara umum mereka harus mengikuti prinsip diet seimbang, diet sehat. Hal ini penting. Walaupun begitu pasiendengan penyakit hati harus menghindari alkohol.
O Pasien dengan penyakit hati lanjut (kronis) dirawat sebagaimanaperkembangannya-nya ke arah malnutrisi, yang dapat ditanganidengan langkah-langkah sebagai berikut:• asupan Kalori Yang memadai (35-40kkal per kg berat badan sehari)
• protein asupan (1,2-1,5 g per kg berat badan perhari)
• Terutama asam amino rantai cabang (BCAA)
• asupan serat nabati. (simple CH : Complex CH = 1 : 3)
• Lemak ± 20% total energi. Terutama MCT (Medium Chain Tryiglycerides)
• Olahraga teratur untuk menjaga massa otot
• Tambahan suplemen makanan secara enteral
• Low Sodium diet (2000-2400mg sodium/hari atau 5-6 g garam meja/hari)
• Makanan lembut dan tidak mengiritasi
• Vitamin & mineral (termasuk anti-oxidan)
O Konsultasi kepada dokter tetap diperlukan.
CANCER
IntroductionO Kanker terjadi akibat perubahan sel yang
melepaskan diri dari mekanisme pengaturan normal.
Kanker sendiri merupakan istilah yang
menggambarkan keadaan penyakit yang ditandai
dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali
secara normal yaitu multiplikasi dan menyebar.
O Multiplikasi sel merupakan keadaan normal pada
masa pertumbuhan atau proses regenerasi. Akan
tetapi bila faktor yang mengontrol pembelahan sel
tidak lagi berfungsi dengan normal maka keadaan ini
yang disebut penyakit kanker.
O Penderita kanker sering disertai adanya
kaheksi yaitu suatu sindroma yang
ditandai dengan gejala klinik berupa
anoreksia, perubahan ambang rasa
kecap, penururnan berat badan, anemia,
gangguan metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak. Keadaan ini
merupakan akibat dari kanker baik lokal
maupun sistemik dan juga merupakan
komplikasi dari obat anti kanker.
O Anoreksia adalah hilangnya atau berkurangnya
nafsu makan yang merupakan faktor utama dalam
terjadinya kaheksia pada kanker. Zat metabolit yang
dihasilkan sel kanker menyebababkan anoreksia,
cepat kenyang dan menyebabkan perubahan rasa
kecap. Stres psikologis yang terjadi pada kanker
juga menunjang peranan dalam terjadinya
anoreksia.
O Namun tidak jarang pada penderita yang mendapat
asupan makanan yang adekuat juga mengalami
penurunan berat badan adalah terjadinya
hipermetabolisme pada penderita kanker.
O Beberapa pengaruh pengobatan anti
kanker pada status nutrisi:
O Kemoterapi
O Radioterapi
O Pembedahan
Tujuan Terapi Nutrisi pdPenderita Kanker
O 1. Mempertahankan status nutrisi.2. Mengurangi gejala sindroma kaheksia.3. Mencegah komplikasi.4. Memenuhi kecukupan mikronutrien
O Kebutuhan nutrisi penderita kanker sangat individual danberubah-ubah dari waktu ke waktu selama perjalananpenyakit serta tergantung dari terapi yang dijalankan. Kebutuhan energi dan protein penderita kanker belum adakesepakatan. Secara umum dianjurkan kebutuhan kaloridianjurkan 25-35 kal/kg BB/hari, protein 1-1,5 gr/kg BB. Suplementasi vitamin sesuai kebutuhan terutama bagi yang tidak dapat mengkonsumsi diit gizi seimbang.
Manajemen Nutrisi
O Cara Pemberian :
O Melalui mulut/oral
O Nutrisi enteral/pipa
O Nutrisi parenteral
Manajemen Nutrisi
1. Anoreksia
2. Perubahan cita rasa dan aroma
terhadap makanan
3. Kekeringan dan Sariawan pada mulut
4. Disfagia
5. Mual & Muntah
6. Cepat kenyang & rasa capai
7. Kembung & Diare
Terima kasih..