Post on 08-Dec-2014
Lampiran Materi:
MANAJEMEN LAKTASI
PENDAHULUAN
Perempuan mendapat anugrah dari Tuhan YME untuk mengandung,
melahirkan, dan menyusui. Kodrat yang diberikan ini ditandai oleh perangkat
reproduksi yang dimilikinya, yakni rahim dan semua bagiannya, untuk tumbuh
kembang janin saat di dalam kandungan, dan payudara untuk dapat menyusui
anak ketika ia sudah lahir. Hal ini berarti semua perempuan berpotensi untuk
menyusui anaknya, sama dengan potensinya untuk mengandung dan
melahirkan.
Sayangnya, tidak semua perempuan bisa memahami dan menghayati
kodratnya. Entah karena pengetahuan yang kurang memadai, atau persepsi
yang keliru tentang payudara dan menyusui, pemahaman yang kurang tentang
peran dan fungsi ibu, payudara tak selalu dlihat sebagai perangkat untuk
menyusui anaknya. Akibatnya ASI terbuang percuma, ada, tetapi tidak
dimanfaatkan. Ibu lebih suka menukarnya dengan susu formula, padahal
manfaat ASI sampai sekarang belum ada tandingannya.
Menyusui memang alamiah. Tapi, sekedar memahami menyusui sebagai
kodrat saja belumlah cukup. Diperlukan pemahaman yang mendalam tentang
ASI, baik dalam hal manfaat maupun segala hal yang berkaitan dengan
pemberian ASI. Perempuan harus memahami anatomi dan fisiologi payudara,
harus paham pula tentang persiapan dan teknis menyusui, dan tahu masalah
yang bisa dihadapi dalam menyusui serta cara megatasinya. Akan lebih baik
lagi kalau ibu tahu sumber informasi yang benar untuk ASI. Tanpa
pengetahuan dan pemahaman yang cukup, ibu bisa terjebak oleh opini yang
keliru tentang ASI, yang beredar di masyarakat.
MANFAAT ASI
A. UNTUK BAYI
Nutrien yang sesuai untuk bayi (ASI mengandung lemak, karbohidrat,
protein, garam dan mineral, serta vitamin)
Mengandung zat protektif (laktobasilus bifidus, laktoferin, lisosim,
lisozim, komplemen C3 dan C4, faktor antistreptokokus, antibodi,
imunitas seluler)
Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan
Menyebabkan pertumbuhan yang baik
Mengurangi kejadian karies dentis
Mengurangi kejadian maloklusi
B. UNTUK IBU
©_2007 PROGRAM NERS – PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FIK UMS
Herlambang Sasmita Aji, S.Kep1
Aspek kesehatan ibu : isapan bayi pada payudara akan merangsang
terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis
Aspek keluarga berencana : menyusui secara murni dapat
menjarangkan kehamilan
Aspek psikologis : ibu akan merasa bangga dan diperlukan
KERUGIAN SUSU BUATAN
Pengenceran yang salah, mengakibatkan hipernatremi, obesitas,
hipertensi dan enterokolitis nekrotikans
Kontaminasi mikroorganisme
Menyebabkan alergi
Susu sapi bisa mengakibatkan diare kronis
Tidak mempunyai manfaat seperti ASI
PERSIAPAN dan TEKNIK MENYUSUI
Persiapan psikologis
Keberhasilan menyusui didukung oleh persiapan psikologis, yang
dilakukan sejak masa kehamilan. Persiapan ini sangat berarti karena keputusan
atau sikap ibu yang positif terhadap pemberian ASI harus sudah terjadi pada
saat kehamilan, atau bahkan jauh sebelumnya. Sikap ibu terhadap pemberian
ASI dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adat, kebiasaan,
kepercayaan tentang menyusui di daerah masing-masing. Pengalaman
menyusui pada kelahiran anak sebelumnya, kebiasaan menyusui dalam
keluarga atau dikalangan kerabat, pengetahuan ibu tetang manfaat ASI, juga
sikap ibu terhadap kehamilannya berpengaruh terhadap keputusan ibu, apakah
ia akan menyusui atau tidak. Dukungan dokter, bidan, atau petugas kesehatan
lainnya, teman atau kerabat dekat sangat dibutuhkan, terutama untuk ibu
yang baru pertama kali hamil.
Langkah-langkah persiapan ibu agar secara mental siap menyusui:
Memberikan dorongan kepada ibu dengan meyakinkan ibu bahwa setiap ibu
mampu menyusui bayinya
Meyakinkan ibu tentang keuntungan ASI
Membantu ibu mengatasi keraguannya karena pernah bermasalah ketika
menyusui pada pengalaman sebelumnya, atau mungkin ibu ragu karena
mendengar ada pengalaman yang kurang baik.
Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan dalam
keluarga
Memberi kesempatan pada ibu untuk bertanya pada tenaga kesehatan bila
ia membutuhkan
emeriksaan putting susu
©_2007 PROGRAM NERS – PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FIK UMS
Herlambang Sasmita Aji, S.Kep2
Untuk mengetahui keberhasilan menyusui, pada saat kehamilan perlu diperiksa
kelenturan putting susu dengan cara:
Sebelum dipegang periksa dulu bentuk putting susu
Cubit areola di sisi putting susu dengan ibu jari dan jari telunjuk
Dengan perlahan areola dan putting susu ditarik, untuk membentuk
“dot” bila putting susu:
Mudah ditarik berarti lentur
Tertarik sedikit berarti kurang lentur
Masuk ke dalam berarti putting susu terbenam
Apabila pada pemeriksaan didapatkan kelenturan yang kurang baik,
atau putting susu terbenam, maka tindakan pertama yang dilakukan adalah
jangan menyatakan bahwa ibu mengalami abnormalitas atau kelainan. Ibu
perlu diyakinkan bahwa ia tetap dapat menyusui bayinya, karena bayi
menyusu pada payudara dan bukan pada putting. Pada saat akan menyusui,
putting susu dapat ditonjolkan menggunakan pompa/spuit.
Posisi menyusui
Bisa dengan cara:
Duduk, berdiri dan berbaring
Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola,
kedua bayi disusui bersama pada payudara kiri dan kanan
Pada ASI yang memancar deras, bayi ditengkurapkan di atas dada ibu,
tangan ibu sedikit menahan kepala bayi
Post SC (ibu dalam posisi berbaring miring dengan bahu dan kepala
yang ditopang bantal, dengan bayi disusukan dengan kakinya ke arah
ibu, apabila sudah dapat duduk, bayi dapat ditidurkan di bantal di atas
pangkuan ibu, dengan posisi memegang bola yaitu ibu telentang dan
bayi berada di ketiak ibu dan kaki ke arah atas dan tangan ibu
memegang kepala bayi)
Langkah-langkah menyusui yang benar:
Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
putting susu dan areola sekitarnya
Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara
a. Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi
yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar
pada sandaran kursi
b. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku
ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh
tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu
c. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu di depan
©_2007 PROGRAM NERS – PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FIK UMS
Herlambang Sasmita Aji, S.Kep3
d. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara
e. Teli8nga dan lengan bayi terlertak pada satu garis lurus
f. Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang
Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang
di bawah 9jangan menopang putting dan areolanya saja)
Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflek) dengan
cara:
a. menyentuh pipi dengan putting susu
b. menyentuh sisi mulut bayi
Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dengan putting serta areola dimasukkan ke mulut bayi
a. Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi
b. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau
disangga lagi
Melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi, atau
dagu bayi ditekan ke bawah)
Menyusui berikutnya dimulai dari payudara yang belum terkosongkan
(yang diisap terakhir kali)
Setelah selesai menyusui ASI dikeluarkan sedikit lalu dioleskan pada
putting susu dan areola sekitarnya, biarkan kering sendiri
Sendawakan bayi setelah minum (bayi digendong tegak dengan
bersandar pada bahu ibu kemudian pungungnya ditepuk-tepuk perlahan,
bayi tidur tengkurap pada pangkuan ibu, kemudian punggungnya
ditepuk perlahan-lahan)
Lama dan frekuensi menyusui
Sebaiknya bayi disusui secara nir-jadwal (on demand), karena bayi akan
menentukan sendiri kebutuhannya.
Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit
dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.
Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang teratur, dan akan
mempunyai pola tertentu setelah 2 minggu kemudian
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi
sangat berpengaruh pasa rangsangan produksi ASI selanjutnya
Pengeluaran ASI
Pengeluaran ASI bisa dilakukan dengan dua cara:
Pengeluaran dengan tangan
Ibu diminta cuci tangan sampai bersih
Ibu/keluarga diminta untuk menyiapkan gelas/cangkir yang telah dicuci
dengan air mendidih
©_2007 PROGRAM NERS – PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FIK UMS
Herlambang Sasmita Aji, S.Kep4
Ibu melakukan massase/pijatan payudara dengan kedua telapak tangan
dari pangkal ke araeola. Minta ibu mengulangi pemijatan ini pada
sekelilng payudara secara merata
Pesankan pada ibu untuk menekan daerah areola ke arah dada denga
ibu jari di sekitar areola bagian atas dari jari telunjuk pada sisi areola
yang lain
Peras areola denga ibu jari dan jari telunjuk, jangan memijat/menekan
putting susu karena dapat menyebabkan nyeri dan lecet
Minta ibu mengulangi tekan-peras-lepas-tekan-peras-lepas. Pada
mulanya ASI tak keluar, jangan berhenti, setelah beberapa kali ASI akan
keluar
Pesankan pada ibu agar mengulangi gerakan ini pada sekeliling areola
dari semua sisi, sehingga yakin bahwa ASI diperas dari semua segmen
payudara.
Penyimpanan ASI
Di udara bebas : 6-8 jam
Di lemari (40 C) : 24 jam
Di lemari pendingin (-180 C) : 6 bulan
ASI yang telah didinginkan tidak boleh drebus bila akan dipakai, karena
kualitasnya akan menurun, yaitu unsur kekebalannya. ASI tersebut cukup
didiamkan beberapa saat di dalam suhu kamar, agar tidak terlalu dingin, atau
dapat pula direndam di dalam wadah yang telah berisi air panas.
Pemberian ASI peras
Pemberian menggunakan cangkir:
Pemberi minum duduk memangku bayi
Punggung bayi dipegang dengan lengan
Cangkir diletakkan pada bibir bawah bayi
Lidah bayi berada di atas pinggir cangkir dan biarkan bayi mengisap ASI
dari dalam cangkir (saat cangkir dimiringkan)
Beri sedikit wktu istirahat setiap kali menelan
MASALAH-MASALAH DALAM MENYUSUI:
Pada masa antenatal
Kurang/salah informasi
Putting susu datar/terbenam
Pada masa pasca persalinan dini
Putting susu lecet
Payudara bengkak
Mastitis atau abses payudara
©_2007 PROGRAM NERS – PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FIK UMS
Herlambang Sasmita Aji, S.Kep5
Pada masa persalinan lanjut
Sindrom ASI kurang
Ibu yang bekerja
Cara mengatasinya:
a. susuilah sebelum bekerja
b. ASI dikeluarkan untuk persediaan di rumah
c. Pegosongan payudara di tempat kerja 3-4 jam
d. ASI dapat disimpan di lemari pendingin dan dapat diberikan
menggunakan cangkir saat ibu bekerja
e. Pada saat ibu di rumah, banyak-banyaklah menyusui, dan ganti jadwal
menyusuinya sehingga lebih banyak menyusui pada saat malam hari
f. Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama bekerja dan
selama menyusui bayinya
Pada keadaan khusus
Post SC
Ibu sakit (misal HIV AIDS, diabetes, hepatitis, TBC, ibu hamil)
Masalah pada bayi
Bayi sering menangis
Bayi bingung putting (untuk menghindari jangan memberik;an ASI
menggunakan dot atau botol)
Tanda bayi bingung putting:
a. bayi mengisap putting seperti mengisap dot
b. mengisap secara terputus-putus dan sebentar-sebentar
c. bayi menolak menyusu
BBLR dan prematur
Bayi kuning (ikterik) mulai menyusui segera setelah lahir,
susui bayi sesering mungkin
Bayi kembar
Bayi sakit
Bayi sumbing (posisi bayi duduk, putting dan areola dipegang selagi
menyusui, ibu jari dapat dipakai sebagai penyumbat celah pada bibir
bayi)
Bayi dengan lidah pendek
Bayi yang butuh perawatan
Menyusui dalam kondisi darurat
Pemberian PASI hanya dapat diberikan pada kondisi tertentu
Pemberian PASI jangan menggunakan botol
©_2007 PROGRAM NERS – PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FIK UMS
Herlambang Sasmita Aji, S.Kep6
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MANAJEMEN LAKTASI
Pokok Bahasan : Perawatan nifas
Sub Pokok Bahasan : Manajemen Laktasi
Sasaran : Ibu-ibu pada masa nifas
Target : Ibu-iibu nifas yang dirawat di Ruang Mawar RSUD Dr. Moewardi
Hari/tanggal : Kamis, 08 Maret 2007
Waktu : 09.00 - selesai
Tempat : Ruang Mawar RSUD Dr. Moewardi
Latar Belakang
Perempuan mendapat anugrah dari Tuhan YME untuk mengandung, melahirkan,
dan menyusui. Kodrat yang diberikan ini ditandai oleh perangkat reproduksi yang
dimilikinya, yakni rahim dan semua bagiannya, untuk tumbuh kembang janin saat di dalam
kandungan, dan payudara untuk dapat menyusui anak ketika ia sudah lahir. Hal ini berarti
semua perempuan berpotensi untuk menyusui anaknya, sama dengan potensinya untuk
mengandung dan melahirkan.
Sayangnya, tidak semua perempuan bisa memahami dan menghayati kodratnya.
Entah karena pengetahuan yang kurang memadai, atau persepsi yang keliru tentang
payudara dan menyusui, pemahaman yang kurang tentang peran dan fungsi ibu, payudara
tak selalu dlihat sebagai perangkat untuk menyusui anaknya. Akibatnya ASI terbuang
percuma, ada, tetapi tidak dimanfaatkan. Ibu lebih suka menukarnya dengan susu formula,
padahal manfaat ASI sampai sekarang belum ada tandingannya.
Menyusui memang alamiah. Tapi, sekedar memahami menyusui sebagai kodrat saja
belumlah cukup. Diperlukan pemahaman yang mendalam tentang ASI, baik dalam hal
©_2007 PROGRAM NERS – PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FIK UMS
Herlambang Sasmita Aji, S.Kep7
manfaat maupun segala hal yang berkaitan dengan pemberian ASI. Perempuan harus
memahami anatomi dan fisiologi payudara, harus paham pula tentang persiapan dan teknis
menyusui, dan tahu masalah yang bisa dihadapi dalam menyusui serta cara megatasinya.
Akan lebih baik lagi kalau ibu tahu sumber informasi yang benar untuk ASI. Tanpa
pengetahuan dan pemahaman yang cukup, ibu bisa terjebak oleh opini yang keliru tentang
ASI, yang beredar di masyarakat.
Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, Ibu – ibu masa nifas yang di rawat di Ruang
Mawar RSUD Dr. Moewardi mampu memahami tentang Manajemen Laktasi
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 45 menit diharapkan Ibu-ibu di s
dapat:
1. Memahami manfaat ASI
2. Memahami persiapan dan teknik menyusui
3. Memahami pemeriksaan payudara
4. Memahami Langkah-langkah menyusui yang benar
5. Memahami lama dan frekuensi menyusui
6. Memahami pengeluaran ASI
7. Memahami cara penyimpanan ASI
8. Mengerti dan memahami Masalah-masalah dalam menyususi
Metode
Ceramah, demontrasi dan tanya jawab
Media
Leaflet
Filt chart
Boneka
Probandus
Kisi – Kisi Materi
1. Manfaat ASI
2. Persiapan dan teknik menyusui
©_2007 PROGRAM NERS – PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FIK UMS
Herlambang Sasmita Aji, S.Kep8
3. Pemeriksaan payudara
4. Langkah-langkah menyusui yang benar
5. Lama dan frekuensi menyusui
6. Pengeluaran ASI
7. Cara penyimpanan ASI
8. Masalah-masalah dalam menyususi
(Materi terlampir)
Pembagian
No KEGIATAN RESPON PESERTA WAKTU1 Pendahuluan
- Menyampaikan salam- Menjelaskan tujuan- Apersepsi
- Membalas salam- Mendengarkan- Memberikan respon
5 menit
2 Penyampaian materi1. Manfaat ASI2. Persiapan dan teknik
menyusui3. Pemeriksaan payudara4. Langkah-langkah
menyusui yang benar5. Lama dan frekuensi
menyusui6. Pengeluaran ASI7. Cara penyimpanan ASI8. Masalah-masalah
dalam menyususiDemonstrasi
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Memperhatikan dan mendemontrasikan
30 menit
3 Penutup- Tanya jawab- Menyimpulkan hasil
materi- Salam
- Menyampaikan jawaban- Mendengarkan- Menjawab salam
10 menit
Setting Tempat
Duduk dengan membentuk huruf U
Evaluasi
1. Kegiatan: jadwal, tempat, alat bantu/media, pengorganisasian, proses penyuluhan.
2. Hasil penyuluhan: memberi pertanyaan pada Ibu - Ibu tentang :
a. Sebutkan manfaat ASI ?
b. Sebutkan Persiapan dan teknik menyususi ?
c. Bagaimana pemeniriksaan payudara ?
©_2007 PROGRAM NERS – PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FIK UMS
Herlambang Sasmita Aji, S.Kep9
d. Bagaimana langkah-langah menysusi yang benar ?
Pengorganisasian
Penanggungjawab :
Moderator :
Sekretaris :
Penyaji :
Perlengkapan :
Fasilitator :
Observer :
©_2007 PROGRAM NERS – PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FIK UMS
Herlambang Sasmita Aji, S.Kep10