Lampiran 1. Manajemen Laktasi
-
Upload
rizkhy-wahyu -
Category
Documents
-
view
48 -
download
2
description
Transcript of Lampiran 1. Manajemen Laktasi
Lampiran 1.
MANAJEMEN LAKTASI
A. Air susu ibu dan refleks oksitosin (Love reflex, Let Down Reflex)
Hormon oksitosin diproduksi oleh bagian belakang kelenjar hipofisis.
Hormon tersebut dihasilkan bila ujung saraf disekitar payudara dirangsang oleh
isapan. Oksitosin akan dialirkan melalui darah menuju ke payudara yang akan
merangsang kontraksi otot di sekeliling alveoli (pabrik ASI) dan memeras ASI
keluar dari pabrik ke gudang ASI. Hanya ASI di dalam gudang ASI yang dapat
dikeluarkan oleh bayi dan atau ibunya.
Oksitosin dibentuk lebih cepat dibanding prolaktin. Keadaan ini
menyebabkan ASI di payudara akan mengalir untuk dihisap. Oksitosin sudah
mulai bekerja saat ibu berkeinginan menyusui (sebelum bayi menghisap). Jika
refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik, maka bayi mengalami kesulitan untuk
mendapatkan ASI. Payudara seolah-olah telah berhenti memproduksi ASI,
padahal payudara tetap menghasilkan ASI namun tidak mengalir keluar.
Efek penting oksitosin lainnya adalah menyebabkan uterus berkontraksi
setelah melahirkan. Hal ini membantu mengurangi perdarahan, walaupun kadang
mengakibatkan nyeri.
1. Keadaan yang dapat meningkatkan hormon oksitosin
Beberapa keadaan yang dianggap dapat mempengaruhi
(meningkatkan) produksi hormon oksitosin :
Perasaan dan curahan kasih sayang terhadap bayinya.
Celotehan atau tangisan bayi
Dukungan ayah dalam pengasuhan bayi, seperti menggendong bayi ke ibu
saat akan disusui atau disendawakan, mengganti popok dan memandikan
bayi, bermain, mendendangkan bayi dan membantu pekerjaan rumah
tangga
Pijat bayi
2. Beberapa keadaan yang dapat mengurangi produksi hormon oksitosin
Rasa cemas, sedih, marah, kesal, atau bingung
1 Manajemen Laktasi_Kelompok B Ners Muda
Rasa cemas terhadap perubahan bentuk pada payudara dan bentuk
tubuhnya, meniggalkan bayi karena harus bekerja dan ASI tidak
mencukupi kebutuhan bayi.
Rasa sakit terutama saat menyusui
B. Perawatan payudara selama masa kehamilan masa
Perawatan Payudara pada Ibu Hamil sampai dengan saat menyusui perlu
dilakukan. Hal ini dikarenakan payudara adalah penghasil ASI sebagai sumber
nutrisi untuk bayi yang baru lahir. Komposisi ASI paling lengkap, dan tidak ada
susu buatan manusia yang bisa menyamainya, sehingga harus dilakukan sedini
mungkin. Termasuk ketika pertama kali dilahirkan, bayi sebaiknya melakukan
inisiasi dini menyusui.
TIGA LANGKAH PERAWATAN
Perawatan payudara dianjurkan mulai dilakukan setelah kehamilan berusia
5-6 bulan. Sebab, jika sejak awal kehamilan kita sudah melakukan perangsangan
puting, misalnya, bukan hasil baik yang diperoleh tapi malah bisa menimbulkan
kontraksi rahim.
Adapun perawatan yang dilakukan ialah:
a. Pemijatan
Hal ini bisa dilakukan bersamaan saat mandi. Siapkan baskom air
hangat dan air dingin, baby oil, waslap/ handuk, serta kapas.
Bersihkan payudara sebelumnya, lalu massage memakai baby oil.
Pemijatan dilakukan disekeliling payudara diurut memutar searah jarum jam
dan kemudian berbalik arah/berlawanan jarum jam. Setelah itu lakukan
pengurutan dari bawah menuju puting, namun putingnya sendiri tak perlu di-
massage karena tak berkelenjar tapi hanya merupakan saluran air susu belaka.
Ketuk-ketuklah payudara dg ujung jari atau ujung ruas jari agar
sirkulasi darah bekerja lebih baik. Selanjutnya puting dibersihkan dengan
menggunakan kapas dan baby oil yang berguna melenturkan dan
melembabkan puting agar saat menyusui kelak puting sudah tak gampang
lecet.
2 Manajemen Laktasi_Kelompok B Ners Muda
Terakhir, bersihkan payudara dan puting memakai air hangat dan
dingin. Tujuannya untuk memperlancar sirkulasi darah. Setelah itu keringkan
pakai handuk.
b. Senam Teratur
Sebaiknya payudara juga dirawat dengan melakukan senam. Gunanya
untuk memperkuat otot pektoralis di dada, sehingga memadatkan payudara
dan merangsang produksi ASI agar lebih baik.
Senamnya sangat mudah kok. Bisa dilakukan sebelum atau sesudah
mandi. Ada dua macam senam yang bisa dilakukan para ibu, yaitu:
1. Posisi berdiri, tangan kanan memegang bagian lengan bawah kiri dekat
siku, sebaliknya tangan kiri memegang lengan bawah kanan (seperti
orang bersidekap). Kemudian tekan kuat-kuat ke arah dada dengan cara
mempererat pegangan, sehingga terasa tarikannya pada otot-otot di dasar
payudara. Selanjutnya lemaskan kembali. Lakukan berulang-ulang
hingga 30 kali.
2. Pegang bahu dengan kedua ujung tangan, kemudian siku diputar ke
depan sehingga lengan bagian dalam mengurut (massage) payudara ke
arah atas. Diteruskan gerakan tangan ke atas ke belakang dan kembali
pada posisi semula. Lakukan latihan ini 20 kali putaran.
c. Memakai Bra Yang Pas
Untuk mengatasi rasa tak enak pada saat payudara membesar,
pakailah bra yang pas dan bisa memegang. Jangan pakai yang terlalu ketat
atau longgar, tapi harus benar-benar pas sesuai ukuran payudara saat itu dan
dapat menopang perkembangan payudara. Jika terlalu sempit akan
menghambat perkembangan kelenjar payudara, sedangkan kalau terlalu
longgar akan tampak jatuh dan sakit dipakainya.
Bila anda berencana untuk menyusui anda dapat memulai
menggunakan bh untuk menyusui pada akhir kehamilan anda. Pilihlah bh
yang ukurannya sesuai dengan payudara anda, memakai bh yang mempunyai
3 Manajemen Laktasi_Kelompok B Ners Muda
ukuran yang tidak sesuai dengan ukuran payudara dapat menyebabkan infeksi
seperti mastitis ( suatu infeksi pada kelenjar susu di payudara).
Jika payudara sangat besar, ada baiknya untuk memilih yang memakai
penyangga kawat. Karena bra yang tak menopang dengan baik pada payudara
besar cenderung akan turun dan membentuk lipatan di bagian bawah
payudara. Sementara jika si ibu tak menjaga kebersihan dan kekeringan di
bawah lipatan tersebut, maka jamur biasanya akan tumbuh. Jangan lupa,
tubuh ibu hamil cenderung berkeringat. Untuk itu, pilihlah bra dari bahan
katun atau campuran katun sehingga nyaman dipakai dan mudah menyerap
keringat. Tali pengikatnya agar dipilih yang lebar sehingga dapat menyangga
payudara dengan baik. Bila jamur sudah terlanjur hadir, segera bawa ke
dokter. Sebab, jika jamur naik hingga ke seluruh payudara bisa menjadi
masalah pada saat menyusui nanti.
Manfaat Perawatan Payudara saat Hamil, diantaranya adalah:
1. Menjaga kebersihan terutama puting susu, sebagai jalur keluarnya ASI,
2. Memperkuat puting susu bayi mudah untuk menyusu,
3. Merangsang kelenjar-kelenjar air susu yang ada didalam payudara
sehingga produksi ASI lebih banyak dan lancar,
4. Mendeteksi apabila ada kelainan pada payudara secara dini dan melakukan
pengobatan secepatnya,
5. Mempersiapkan mental calon ibu untuk menyusui bayinya.
Ibu hamil yang tidak melakukan perawatan payudara dengan baik dan
hanya melakukan perawatan payudara saat akan melahirkan atau setelah
melahirkan sering dijumpai kasus yang merugikan ibu dan bayi, yang
diantaranya adalah:
1. ASI belum keluar saat setelah melahirkan dan Baru keluar setelah hari
kedua atau lebih. Hal ini tentu tidak memungkinkan Inisiasi Dini
Menyusui pada bayi yang tentu sangat berguna untuk bayi.
2. Puting susu tidak keluas sehingga mempersulit bayi untuk menghisap ASI.
3. Produksi ASI sedikit, sehingga untuk memenuhi permintaan bayi harus
dengan susu formula.
4. Terjadi Infeksi pada payudara (bengkak atau bernanah)
4 Manajemen Laktasi_Kelompok B Ners Muda
5. Terjadi pada Payudara Ibu yang Menyusui.
Usia Kehamilan 3 Bulan
Pada usia ini Perawatan Payudara adalah dengan melakukan pemeriksaan apakah
puting susu normal ataukah tidak. Puting susu yang normal akan menonjol keluar
ketika dilakukan penekanan dasar puting susu secara pelan. Namun . Apabila
puting susu Ibu Hamil tetap datar atau masuk kembali ke dalam payudara,
perawatan harus dilakukan sejak usia kehamilan 3 bulan, agar saat melahirkan
puting susu bisa menonjol.
Metode Perawatan Puting susu tersebut adalah dengan menggunakan kedua jari
telunjuk atau ibu jari. Lakukan pengurutan di daerah sekitar puting susu ke arah
berlawanan menuju ke dasar payudara sampai semua daerah Payudara Ibu Hamil.
Pemijatan ini dilakukan sehari dua kali dengan waktu 6 menit.
Usia kehamilan 6-9 bulan
Perawatan payudara pada masa ini dilakukan untuk membersihkan puting dan
anda dapat menghasilkan ASI yang cukup untuk buah hati anda. Adapun tips-tips
perawatan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Basahi kedua telapak tangan dengan minyak kelapa.
5 Manajemen Laktasi_Kelompok B Ners Muda
2. Usapkan telapak tangan tersebut ke Puting susu sampai areola mamae
(daerah sekitar puting yang berwarna lebih gelap) selama 2-3 menit.
Gerakan ini bertujuan untuk memperlunak kotoran atau kerak yang
menempel pada puting susu sehingga lebih mudah untuk dibersihkan.
Jangan membersihkan puting susu dengan alkohol atau cairan pembersih
yang lain karena dapat menyebabkan puting susu lecet dan iritasi.
3. Setelah pembersihan puting anda bisa melakukan pemijatan terhadap
payudara dengan cara Pegang kedua puting susu lalu ditarik, diputar
searah dan berlawanan dengan jarum jam.
4. Pegang pangkal payudara dengan kedua tangan, lalu lakukan pengurutan
ke arah puting susu sebanyak 30 kali dalam sehari.
5. Pada kehamilan tua, Pijat kedua areola mamae hingga keluar 1-2 tetes
ASI.
6. Lakukan pembersihan Kedua puting susu dan sekitarnya dengan
menggunakan handuk kering dan bersih.
7. Pakailah Bra yang longgar namun mampu menopang payudara, dan jangan
memakai BH yang ketat dan menekan payudara karena dapat
mempengaruhi produksi ASI.
6 Manajemen Laktasi_Kelompok B Ners Muda
Dari penjelasan diatas diketahui ternyata perawatan payudara dibedakan
berdasarkan usia. Terutama apabila usia kehamilan sudah mencapai 9 bulan, maka
perawatan harus lebih hati-hati. Karena dapat memicu kelahiran prematur.
C. PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU NIFAS
Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan
perawatan payudara semasa hamil, yang mempunyai tujuan sebagai berikut :
o Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi
o Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet
o Untuk menonjolkan puting susu
o Menjaga bentuk buah dada tetap bagus
o Untuk mencegah terjadinya penyumbatan
o Untuk memperbanyak produksi ASI
o Untuk mengetahui adanya kelainan
Cara Perawatan Payudara
Persiapan alat untuk perawatan payudara
Handuk 2 buah
Washlap 2 buah
Waskom berisi air dingin 1 buah
Waskom berisi air hangat 1 buah
Minyak kelapa/baby oil
Waskom kecil 1 buah berisi kapas/kasa secukupnya
Baki, alas dan penutup
Pelaksanaan
Memberikan prosedur yang akan dilaksanakan
· Mengatur lingkungan yang aman dan nyaman
· Mengatur posisi klien dan alat-alat peraga supaya mudah dijangkau
· Cuci tangan sebelum dilaksanakan perawatan payudara
· Pasang handuk di pinggang klien satu dan yang satu dipundak
7 Manajemen Laktasi_Kelompok B Ners Muda
· Ambil kapas dan basahi dengan minyak dan kemudian tempelkan pada areola
mamae selama 5 menit kemudian bersihkan dengan diputar.
Kedua tangan diberi minyak dengan rata kemudian lakukan pengurutan
a. Gerakan Pertama
Kedua tangan disimpan di bagian tengah atau antara payudara, gerakan
tangan ke arah atas pusat ke samping, ke bawah kemudian payudara diangkat
sedikit dan dilepaskan, lakukan 20-30 kali.
b. Gerakan Kedua
Satu tangan menahan payudara dari bawah, tangan yang lain mengurut
payudara dengan pinggir tangan dari arah pangkal ke puting susu, dilakukan 20-
30 kali dilakukan pada kedua payudara secara bergantian.
c. Gerakan Ketiga
Satu tangan menahan payudara di bagian bawah, tangan yang lain
mengurut dengan bahu, jari tangan mengepal, lakukan pengurutan dari arah
pangkal ke puting susu, 20-30 kali dilakukan pada kedua payudara secara
bergantian.
Kompres dengan air hangat, kemudian dengan air dingin secara bergantian diakhiri
dengan air hangat selama 5 menit
Bersihkan payudara terutama bekas minyak
Pakailah BH yang terbuka bagian depannya (untuk Ibu menyusui) dan yang
menyangga buah dada atau langsung susui bayi.
Akibat Jika Tidak Dilakukan Perawatan Payudara
Berbagai dampak negatif dapat timbul jika tidak dilakukan perawatan
payudara sedini mungkin. Dampak tersebut meliputi :
Puting susu kedalam
Anak susah menyusui
ASI lama keluar
Produksi ASI terbatas
Pembengkakan pada payudara
Payudara meradang
8 Manajemen Laktasi_Kelompok B Ners Muda
Payudara kotor
Ibu belum siap menyusui
Kulit payudara terutama puting akan mudah lecet
D. Keberhasilan menyusui
Untuk memaksimalkan manfaat menyusui, bayi sebaiknya disusui selama
6 bulan pertama. Beberapa langkah yang dapat menuntun ibu agar sukses
menyusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama, antara lain :
1. Biarkan bayi menyusu sesegera mungkin setelah bayi lahir terutama dalam 1
jam pertama (inisiasi menyusui dini), karena bayi baru lahir sangat aktif dan
tanggap dalam 1 jam pertama dan setelah itu akan mengantuk dan tertidur.
Bayi mempunyai refleks menghisap (sucking reflex) sangat kuat pada saat itu.
Jika ibu melahirkan dengan operasi kaisar juga dapat melakukan hal ini (bila
kondisi ibu sadar, atau bila ibu telah bebas dari efek anestesi umum). Proses
menyusui dimulai segera setelah lahir dengan membiarkan bayi diletakkan di
dada ibu sehingga terjadi kontak kulit kulit. Bayi akan mulai merangkak
untuk mencari puting ibu dan menghisapnya. Kontak kulit dengan kulit ini
akan merangsang aliran ASI, membantu ikatan batin (bonding) ibu dan bayi
serta perkembangan bayi.
9 Manajemen Laktasi_Kelompok B Ners Muda
2. Yakinkan bahwa hanya ASI makanan pertama dan satu-satunya bagi bayi
anda. Tidak ada makanan atau cairan lain (seperti gula, air, susu formula)
yang diberikan, karena akan menghambat keberhasilan proses menyusui.
Makanan atau cairan lain akan mengganggu produksi dan suplai ASI,
menciptakan “bingung puting”, serta meningkatkan risiko infeksi
3. Susui bayi sesuai kebutuhannya sampai puas. Bila bayi puas, maka ia akan
melepaskan puting dengan sendirinya.
E. Keterampilan menyusui
Agar proses menyusui dapat berjalan lancar, maka seorang ibu harus
mempunyai keterampilan menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke
bayi secara efektif. Keterampilan menyusui yang baik meliputi posisi menyusui
dan perlekatan bayi pada payudara yang tepat.
Posisi menyusui harus senyaman mungkin, dapat dengan posisi berbaring
atau duduk. Posisi yang kurang tepat akan menghasilkan perlekatan yang tidak
baik. Posisi dasar menyusui terdiri dari posisi badan ibu, posisi badan bayi, serta
posisi mulut bayi dan payudara ibu (perlekatan/ attachment). Posisi badan ibu saat
menyusui dapat posisi duduk, posisi tidur terlentang, atau posisi tidur miring.
Cara menyusui yang benar :
a. Saat menyusui, bayi harus disanggah sehingga kepala lurus menghadap
payudara dengan hidung menghadap ke puting dan badan bayi menempel
dengan badan ibu (sanggahan bukan hanya pada bahu dan leher).
b. Sentuh bibir bawah bayi dengan puting, tunggu sampai mulut bayi terbuka
lebar dan secepatnya dekatkan bayi ke payudara dengan cara menekan
punggung dan bahu bayi (bukan kepala bayi).
c. Arahkan puting susu ke atas, lalu masukkan ke mulut bayi dengan cara
menyusuri langit-langitnya. Masukkan payudara ibu sebanyak mungkin ke
mulut bayi sehingga hanya sedikit bagian areola bawah yang terlihat
dibanding aerola bagian atas.
10 Manajemen Laktasi_Kelompok B Ners Muda
d. Bibir bayi akan memutar keluar, dagu bayi menempel pada payudara dan
puting susu terlipat di bawah bibir atas bayi.
1. Posisi tubuh yang baik dapat dilihat sebagai berikut:
Posisi muka bayi menghadap ke payudara (chin to breast)
Perut/dada bayi menempel pada perut/dada ibu (chest to chest)
Seluruh badan bayi menghadap ke badan ibu hingga telinga bayi
membentuk garis lurus dengan lengan bayi dan leher bayi
Seluruh punggung bayi tersanggah dengan baik
Ada kontak mata antara ibu dengan bayi
Pegang belakang bahu jangan kepala bayi
Kepala terletak dilengan bukan didaerah siku
11 Manajemen Laktasi_Kelompok B Ners Muda
2. Posisi menyusui yang tidak benar dapat dilihat sebagai berikut :
Leher bayi terputar dan cenderung kedepan
Badan bayi menjauh badan ibu
Badan bayi tidak menghadap ke badan ibu
Hanya leher dan kepala tersanggah
Tidak ada kontak mata antara ibu dan bayi
C-hold tetap dipertahankan
13 Manajemen Laktasi_Kelompok B Ners Muda
3. Bagaimana sebaiknya bayi menghisap pada payudara ?
Agar bayi dapat menghisap secara efektif, maka bayi harus
mengambil cukup banyak payudara kedalam mulutnya agar lidahnya dapat
memeras sinus laktiferus. Bayi harus menarik keluar atau memeras jaringan
payudara sehingga membentuk ”puting buatan/ DOT” yang bentuknya lebih
panjang dari puting susu. Puting susu sendiri hanya membentuk sepertiga dari
”puting buatan/ DOT”. Hal ini dapat kita lihat saat bayi selesai menyusui.
Dengan cara inilah bayi mengeluarkan ASI dari payudara. Hisapan efektif
tercapai bila bayi menghisap dengan hisapan dalam dan lambat. Bayi terlihat
menghentikan sejenak hisapannya dan kita dapat mendengar suara ASI yang
ditelan.
4. Tanda perlekatan bayi dan ibu yang baik
Dagu menyentuh payudara
Mulut terbuka lebar
Bibir bawah terputar keluar
Lebih banyak areola bagian atas yang terlihat dibanding bagian bawah
Tidak menimbulkan rasa sakit pada puting susu
Jika bayi tidak melekat dengan baik maka akan menimbulkan luka
dan nyeri pada puting susu dan payudara akan membengkak karena ASI tidak
dapat dikeluarkan secara efektif. Bayi merasa tidak puas dan ia ingin
menyusu sering dan lama. Bayi akan mendapat ASI sangat sedikit dan berat
badan bayi tidak naik dan lambat laun ASI akan mengering.
5. Tanda perlekatan ibu dan bayi yang tidak baik :
Dagu tidak menempel pada payudara
Mulut bayi tidak terbuka lebar- Bibir mencucu/ monyong
Bibir bawah terlipat kedalam sehingga menghalangi pengeluaran ASI oleh
lidah
Lebih banyak areola bagian bawah yang terlihat
Terasa sakit pada puting
6. Perlekatan yang benar adalah kunci keberhasilan menyusui
Bayi datang dari arah bawah payudara
Hidung bayi berhadapan dengan puting susu
14 Manajemen Laktasi_Kelompok B Ners Muda
Dagu bayi merupakan bagian pertama yang melekat pada payudara (titik
pertemuan)
Puting diarahkan ke atas ke langit-langit bayi
Telusuri langit-langit bayi dengan putting sampai didaerah yang tidak ada
tulangnya, diantara uvula (tekak) dengan pangkal lidah yang lembut
Putting susu hanya 1/3 atau ¼ dari bagian “dot panjang” yang terbentuk
dari jaringan payudara
F. Cara bayi mengeluarkan ASI
1. Bayi tidak mengeluarkan ASI dari payudara seperti mengisap minuman
melalui sedotan
2. Bayi mengisap untuk membentuk ’dot’ dari jaringan payudara
3. Bayi mengeluarkan ASI dengan gerakan peristaltik lidah menekan gudang
ASI ke langit-langit sehingga ASI terperah keluar gudang masuk kedalam
mulut
4. Gerakan gelombang lidah bayi dari depan ke belakang dan menekan ’dot
buatan’ ke atas langit-langit
5. Perahan efektif akan terjadi bila bayi melekat dengan benar sehingga bayi
mudah memeras ASI
G. Berapa lama sebaiknya bayi menyusu ?
Lamanya menyusu berbeda-beda tiap periode menyusu. Rata-rata bayi
menyusu selama 5-15 menit, walaupun terkadang lebih. Bayi dapat mengukur
sendiri kebutuhannya. Bila proses menyusu berlangsung sangat lama (lebih dari
30 menit) atau sangat cepat (kurang dari 5 menit) mungkin ada masalah. Pada
hari-hari pertama atau pada bayi berat lahir rendah (kurang dari 2500 gram),
proses menyusu terkadang sangat lama dan hal ini merupakan hal yang wajar.
Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara sampai selesai baru kemudian bila
bayi masih menginginkan dapat diberikan pada payudara yang satu lagi sehingga
kedua payudara mendapat stimulasi yang sama untuk menghasilkan ASI.
15 Manajemen Laktasi_Kelompok B Ners Muda
H. Berapa sering bayi menyusu dalam sehari ?
Susui bayi sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan bayi, sedikitnya
lebih dari 8 kali dalam 24 jam. Awalnya bayi menyusu sangat sering, namun pada
usia 2 minggu frekuensi menyusu akan berkurang. Bayi sebaiknya disusui
sesering dan selama bayi menginginkannya bahkan pada malam hari. Menyusui
pada malam hari membantu mempertahankan suplai ASI karena hormon prolaktin
dikeluarkan terutama pada malam hari. Bayi yang puas menyusu akan melepaskan
payudara ibu dengan sendirinya, ibu tidak perlu menyetopnya.
I. Bagaimana menilai kecukupan ASI?
1. Asi akan cukup bila posisi dan perlekatan benar
2. Bila buang air kecil lebih dari 6 kali sehari dengan warna urine yang tidak
pekat dan bau tidak menyengat
3. Berat badan naik lebih dari 500 gram dalam sebulan dan telah melebihi
berat lahir pada usia 2 minggu
4. Bayi akan relaks dan puas setelah menyusu dan melepas sendiri dari
payudara ibu
Kesimpulan
Awal kelahiran, bayi hanya diberikan ASI dan selanjutnya disusui
sesering mungkin tanpa dibatasi. Bayi dapat mengukur sendiri kemampuan dan
kebutuhan cairan yang diperlukan. Kita hanya perlu meluangkan waktu dan
memberi kesempatan padanya untuk mendapat yang terbaik yang ia butuhkan.
16 Manajemen Laktasi_Kelompok B Ners Muda