MANAJEMEN LAKTASI-1

12
Lampiran Materi: MANAJEMEN LAKTASI PENDAHULUAN Perempuan mendapat anugrah dari Tuhan YME untuk mengandung, melahirkan, dan menyusui. Kodrat yang diberikan ini ditandai oleh perangkat reproduksi yang dimilikinya, yakni rahim dan semua bagiannya, untuk tumbuh kembang janin saat di dalam kandungan, dan payudara untuk dapat menyusui anak ketika ia sudah lahir. Hal ini berarti semua perempuan berpotensi untuk menyusui anaknya, sama dengan potensinya untuk mengandung dan melahirkan. Sayangnya, tidak semua perempuan bisa memahami dan menghayati kodratnya. Entah karena pengetahuan yang kurang memadai, atau persepsi yang keliru tentang payudara dan menyusui, pemahaman yang kurang tentang peran dan fungsi ibu, payudara tak selalu dlihat sebagai perangkat untuk menyusui anaknya. Akibatnya ASI terbuang percuma, ada, tetapi tidak dimanfaatkan. Ibu lebih suka menukarnya dengan susu formula, padahal manfaat ASI sampai sekarang belum ada tandingannya. Menyusui memang alamiah. Tapi, sekedar memahami menyusui sebagai kodrat saja belumlah cukup. Diperlukan pemahaman yang mendalam tentang ASI, baik dalam hal manfaat maupun segala hal yang berkaitan dengan pemberian ASI. Perempuan harus memahami anatomi dan fisiologi payudara, harus paham pula tentang persiapan dan teknis menyusui, dan tahu masalah yang bisa dihadapi dalam menyusui serta cara megatasinya. Akan lebih baik lagi kalau ibu tahu sumber informasi yang benar untuk ASI. Tanpa pengetahuan dan pemahaman yang cukup, ibu bisa terjebak oleh opini yang keliru tentang ASI, yang beredar di masyarakat. MANFAAT ASI A. UNTUK BAYI Nutrien yang sesuai untuk bayi (ASI mengandung lemak, karbohidrat, protein, garam dan mineral, serta vitamin) ©_2007 PROGRAM NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FIK UMS Herlambang Sasmita Aji, S.Kep 1

Transcript of MANAJEMEN LAKTASI-1

Page 1: MANAJEMEN LAKTASI-1

Lampiran Materi:

MANAJEMEN LAKTASI

PENDAHULUAN

Perempuan mendapat anugrah dari Tuhan YME untuk mengandung,

melahirkan, dan menyusui. Kodrat yang diberikan ini ditandai oleh perangkat

reproduksi yang dimilikinya, yakni rahim dan semua bagiannya, untuk tumbuh

kembang janin saat di dalam kandungan, dan payudara untuk dapat menyusui

anak ketika ia sudah lahir. Hal ini berarti semua perempuan berpotensi untuk

menyusui anaknya, sama dengan potensinya untuk mengandung dan

melahirkan.

Sayangnya, tidak semua perempuan bisa memahami dan menghayati

kodratnya. Entah karena pengetahuan yang kurang memadai, atau persepsi

yang keliru tentang payudara dan menyusui, pemahaman yang kurang tentang

peran dan fungsi ibu, payudara tak selalu dlihat sebagai perangkat untuk

menyusui anaknya. Akibatnya ASI terbuang percuma, ada, tetapi tidak

dimanfaatkan. Ibu lebih suka menukarnya dengan susu formula, padahal

manfaat ASI sampai sekarang belum ada tandingannya.

Menyusui memang alamiah. Tapi, sekedar memahami menyusui sebagai

kodrat saja belumlah cukup. Diperlukan pemahaman yang mendalam tentang

ASI, baik dalam hal manfaat maupun segala hal yang berkaitan dengan

pemberian ASI. Perempuan harus memahami anatomi dan fisiologi payudara,

harus paham pula tentang persiapan dan teknis menyusui, dan tahu masalah

yang bisa dihadapi dalam menyusui serta cara megatasinya. Akan lebih baik

lagi kalau ibu tahu sumber informasi yang benar untuk ASI. Tanpa

pengetahuan dan pemahaman yang cukup, ibu bisa terjebak oleh opini yang

keliru tentang ASI, yang beredar di masyarakat.

MANFAAT ASI

A. UNTUK BAYI

Nutrien yang sesuai untuk bayi (ASI mengandung lemak, karbohidrat,

protein, garam dan mineral, serta vitamin)

Mengandung zat protektif (laktobasilus bifidus, laktoferin, lisosim,

lisozim, komplemen C3 dan C4, faktor antistreptokokus, antibodi,

imunitas seluler)

Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan

Menyebabkan pertumbuhan yang baik

Mengurangi kejadian karies dentis

Mengurangi kejadian maloklusi

B. UNTUK IBU

©_2007 PROGRAM NERS – PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FIK UMS

Herlambang Sasmita Aji, S.Kep1

Page 2: MANAJEMEN LAKTASI-1

Aspek kesehatan ibu : isapan bayi pada payudara akan merangsang

terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis

Aspek keluarga berencana : menyusui secara murni dapat

menjarangkan kehamilan

Aspek psikologis : ibu akan merasa bangga dan diperlukan

KERUGIAN SUSU BUATAN

Pengenceran yang salah, mengakibatkan hipernatremi, obesitas,

hipertensi dan enterokolitis nekrotikans

Kontaminasi mikroorganisme

Menyebabkan alergi

Susu sapi bisa mengakibatkan diare kronis

Tidak mempunyai manfaat seperti ASI

PERSIAPAN dan TEKNIK MENYUSUI

Persiapan psikologis

Keberhasilan menyusui didukung oleh persiapan psikologis, yang

dilakukan sejak masa kehamilan. Persiapan ini sangat berarti karena keputusan

atau sikap ibu yang positif terhadap pemberian ASI harus sudah terjadi pada

saat kehamilan, atau bahkan jauh sebelumnya. Sikap ibu terhadap pemberian

ASI dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adat, kebiasaan,

kepercayaan tentang menyusui di daerah masing-masing. Pengalaman

menyusui pada kelahiran anak sebelumnya, kebiasaan menyusui dalam

keluarga atau dikalangan kerabat, pengetahuan ibu tetang manfaat ASI, juga

sikap ibu terhadap kehamilannya berpengaruh terhadap keputusan ibu, apakah

ia akan menyusui atau tidak. Dukungan dokter, bidan, atau petugas kesehatan

lainnya, teman atau kerabat dekat sangat dibutuhkan, terutama untuk ibu

yang baru pertama kali hamil.

Langkah-langkah persiapan ibu agar secara mental siap menyusui:

Memberikan dorongan kepada ibu dengan meyakinkan ibu bahwa setiap ibu

mampu menyusui bayinya

Meyakinkan ibu tentang keuntungan ASI

Membantu ibu mengatasi keraguannya karena pernah bermasalah ketika

menyusui pada pengalaman sebelumnya, atau mungkin ibu ragu karena

mendengar ada pengalaman yang kurang baik.

Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan dalam

keluarga

Memberi kesempatan pada ibu untuk bertanya pada tenaga kesehatan bila

ia membutuhkan

emeriksaan putting susu

©_2007 PROGRAM NERS – PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FIK UMS

Herlambang Sasmita Aji, S.Kep2

Page 3: MANAJEMEN LAKTASI-1

Untuk mengetahui keberhasilan menyusui, pada saat kehamilan perlu diperiksa

kelenturan putting susu dengan cara:

Sebelum dipegang periksa dulu bentuk putting susu

Cubit areola di sisi putting susu dengan ibu jari dan jari telunjuk

Dengan perlahan areola dan putting susu ditarik, untuk membentuk

“dot” bila putting susu:

Mudah ditarik berarti lentur

Tertarik sedikit berarti kurang lentur

Masuk ke dalam berarti putting susu terbenam

Apabila pada pemeriksaan didapatkan kelenturan yang kurang baik,

atau putting susu terbenam, maka tindakan pertama yang dilakukan adalah

jangan menyatakan bahwa ibu mengalami abnormalitas atau kelainan. Ibu

perlu diyakinkan bahwa ia tetap dapat menyusui bayinya, karena bayi

menyusu pada payudara dan bukan pada putting. Pada saat akan menyusui,

putting susu dapat ditonjolkan menggunakan pompa/spuit.

Posisi menyusui

Bisa dengan cara:

Duduk, berdiri dan berbaring

Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola,

kedua bayi disusui bersama pada payudara kiri dan kanan

Pada ASI yang memancar deras, bayi ditengkurapkan di atas dada ibu,

tangan ibu sedikit menahan kepala bayi

Post SC (ibu dalam posisi berbaring miring dengan bahu dan kepala

yang ditopang bantal, dengan bayi disusukan dengan kakinya ke arah

ibu, apabila sudah dapat duduk, bayi dapat ditidurkan di bantal di atas

pangkuan ibu, dengan posisi memegang bola yaitu ibu telentang dan

bayi berada di ketiak ibu dan kaki ke arah atas dan tangan ibu

memegang kepala bayi)

Langkah-langkah menyusui yang benar:

Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada

putting susu dan areola sekitarnya

Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara

a. Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi

yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar

pada sandaran kursi

b. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku

ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh

tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu

c. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu di depan

©_2007 PROGRAM NERS – PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FIK UMS

Herlambang Sasmita Aji, S.Kep3

Page 4: MANAJEMEN LAKTASI-1

d. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara

e. Teli8nga dan lengan bayi terlertak pada satu garis lurus

f. Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang

Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang

di bawah 9jangan menopang putting dan areolanya saja)

Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflek) dengan

cara:

a. menyentuh pipi dengan putting susu

b. menyentuh sisi mulut bayi

Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke

payudara ibu dengan putting serta areola dimasukkan ke mulut bayi

a. Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi

b. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau

disangga lagi

Melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi, atau

dagu bayi ditekan ke bawah)

Menyusui berikutnya dimulai dari payudara yang belum terkosongkan

(yang diisap terakhir kali)

Setelah selesai menyusui ASI dikeluarkan sedikit lalu dioleskan pada

putting susu dan areola sekitarnya, biarkan kering sendiri

Sendawakan bayi setelah minum (bayi digendong tegak dengan

bersandar pada bahu ibu kemudian pungungnya ditepuk-tepuk perlahan,

bayi tidur tengkurap pada pangkuan ibu, kemudian punggungnya

ditepuk perlahan-lahan)

Lama dan frekuensi menyusui

Sebaiknya bayi disusui secara nir-jadwal (on demand), karena bayi akan

menentukan sendiri kebutuhannya.

Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit

dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.

Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang teratur, dan akan

mempunyai pola tertentu setelah 2 minggu kemudian

Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi

sangat berpengaruh pasa rangsangan produksi ASI selanjutnya

Pengeluaran ASI

Pengeluaran ASI bisa dilakukan dengan dua cara:

Pengeluaran dengan tangan

Ibu diminta cuci tangan sampai bersih

Ibu/keluarga diminta untuk menyiapkan gelas/cangkir yang telah dicuci

dengan air mendidih

©_2007 PROGRAM NERS – PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FIK UMS

Herlambang Sasmita Aji, S.Kep4

Page 5: MANAJEMEN LAKTASI-1

Ibu melakukan massase/pijatan payudara dengan kedua telapak tangan

dari pangkal ke araeola. Minta ibu mengulangi pemijatan ini pada

sekelilng payudara secara merata

Pesankan pada ibu untuk menekan daerah areola ke arah dada denga

ibu jari di sekitar areola bagian atas dari jari telunjuk pada sisi areola

yang lain

Peras areola denga ibu jari dan jari telunjuk, jangan memijat/menekan

putting susu karena dapat menyebabkan nyeri dan lecet

Minta ibu mengulangi tekan-peras-lepas-tekan-peras-lepas. Pada

mulanya ASI tak keluar, jangan berhenti, setelah beberapa kali ASI akan

keluar

Pesankan pada ibu agar mengulangi gerakan ini pada sekeliling areola

dari semua sisi, sehingga yakin bahwa ASI diperas dari semua segmen

payudara.

Penyimpanan ASI

Di udara bebas : 6-8 jam

Di lemari (40 C) : 24 jam

Di lemari pendingin (-180 C) : 6 bulan

ASI yang telah didinginkan tidak boleh drebus bila akan dipakai, karena

kualitasnya akan menurun, yaitu unsur kekebalannya. ASI tersebut cukup

didiamkan beberapa saat di dalam suhu kamar, agar tidak terlalu dingin, atau

dapat pula direndam di dalam wadah yang telah berisi air panas.

Pemberian ASI peras

Pemberian menggunakan cangkir:

Pemberi minum duduk memangku bayi

Punggung bayi dipegang dengan lengan

Cangkir diletakkan pada bibir bawah bayi

Lidah bayi berada di atas pinggir cangkir dan biarkan bayi mengisap ASI

dari dalam cangkir (saat cangkir dimiringkan)

Beri sedikit wktu istirahat setiap kali menelan

MASALAH-MASALAH DALAM MENYUSUI:

Pada masa antenatal

Kurang/salah informasi

Putting susu datar/terbenam

Pada masa pasca persalinan dini

Putting susu lecet

Payudara bengkak

Mastitis atau abses payudara

©_2007 PROGRAM NERS – PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FIK UMS

Herlambang Sasmita Aji, S.Kep5

Page 6: MANAJEMEN LAKTASI-1

Pada masa persalinan lanjut

Sindrom ASI kurang

Ibu yang bekerja

Cara mengatasinya:

a. susuilah sebelum bekerja

b. ASI dikeluarkan untuk persediaan di rumah

c. Pegosongan payudara di tempat kerja 3-4 jam

d. ASI dapat disimpan di lemari pendingin dan dapat diberikan

menggunakan cangkir saat ibu bekerja

e. Pada saat ibu di rumah, banyak-banyaklah menyusui, dan ganti jadwal

menyusuinya sehingga lebih banyak menyusui pada saat malam hari

f. Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama bekerja dan

selama menyusui bayinya

Pada keadaan khusus

Post SC

Ibu sakit (misal HIV AIDS, diabetes, hepatitis, TBC, ibu hamil)

Masalah pada bayi

Bayi sering menangis

Bayi bingung putting (untuk menghindari jangan memberik;an ASI

menggunakan dot atau botol)

Tanda bayi bingung putting:

a. bayi mengisap putting seperti mengisap dot

b. mengisap secara terputus-putus dan sebentar-sebentar

c. bayi menolak menyusu

BBLR dan prematur

Bayi kuning (ikterik) mulai menyusui segera setelah lahir,

susui bayi sesering mungkin

Bayi kembar

Bayi sakit

Bayi sumbing (posisi bayi duduk, putting dan areola dipegang selagi

menyusui, ibu jari dapat dipakai sebagai penyumbat celah pada bibir

bayi)

Bayi dengan lidah pendek

Bayi yang butuh perawatan

Menyusui dalam kondisi darurat

Pemberian PASI hanya dapat diberikan pada kondisi tertentu

Pemberian PASI jangan menggunakan botol

©_2007 PROGRAM NERS – PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FIK UMS

Herlambang Sasmita Aji, S.Kep6

Page 7: MANAJEMEN LAKTASI-1

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MANAJEMEN LAKTASI

Pokok Bahasan : Perawatan nifas

Sub Pokok Bahasan : Manajemen Laktasi

Sasaran : Ibu-ibu pada masa nifas

Target : Ibu-iibu nifas yang dirawat di Ruang Mawar RSUD Dr. Moewardi

Hari/tanggal : Kamis, 08 Maret 2007

Waktu : 09.00 - selesai

Tempat : Ruang Mawar RSUD Dr. Moewardi

Latar Belakang

Perempuan mendapat anugrah dari Tuhan YME untuk mengandung, melahirkan,

dan menyusui. Kodrat yang diberikan ini ditandai oleh perangkat reproduksi yang

dimilikinya, yakni rahim dan semua bagiannya, untuk tumbuh kembang janin saat di dalam

kandungan, dan payudara untuk dapat menyusui anak ketika ia sudah lahir. Hal ini berarti

semua perempuan berpotensi untuk menyusui anaknya, sama dengan potensinya untuk

mengandung dan melahirkan.

Sayangnya, tidak semua perempuan bisa memahami dan menghayati kodratnya.

Entah karena pengetahuan yang kurang memadai, atau persepsi yang keliru tentang

payudara dan menyusui, pemahaman yang kurang tentang peran dan fungsi ibu, payudara

tak selalu dlihat sebagai perangkat untuk menyusui anaknya. Akibatnya ASI terbuang

percuma, ada, tetapi tidak dimanfaatkan. Ibu lebih suka menukarnya dengan susu formula,

padahal manfaat ASI sampai sekarang belum ada tandingannya.

Menyusui memang alamiah. Tapi, sekedar memahami menyusui sebagai kodrat saja

belumlah cukup. Diperlukan pemahaman yang mendalam tentang ASI, baik dalam hal

©_2007 PROGRAM NERS – PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FIK UMS

Herlambang Sasmita Aji, S.Kep7

Page 8: MANAJEMEN LAKTASI-1

manfaat maupun segala hal yang berkaitan dengan pemberian ASI. Perempuan harus

memahami anatomi dan fisiologi payudara, harus paham pula tentang persiapan dan teknis

menyusui, dan tahu masalah yang bisa dihadapi dalam menyusui serta cara megatasinya.

Akan lebih baik lagi kalau ibu tahu sumber informasi yang benar untuk ASI. Tanpa

pengetahuan dan pemahaman yang cukup, ibu bisa terjebak oleh opini yang keliru tentang

ASI, yang beredar di masyarakat.

Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, Ibu – ibu masa nifas yang di rawat di Ruang

Mawar RSUD Dr. Moewardi mampu memahami tentang Manajemen Laktasi

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 45 menit diharapkan Ibu-ibu di s

dapat:

1. Memahami manfaat ASI

2. Memahami persiapan dan teknik menyusui

3. Memahami pemeriksaan payudara

4. Memahami Langkah-langkah menyusui yang benar

5. Memahami lama dan frekuensi menyusui

6. Memahami pengeluaran ASI

7. Memahami cara penyimpanan ASI

8. Mengerti dan memahami Masalah-masalah dalam menyususi

Metode

Ceramah, demontrasi dan tanya jawab

Media

Leaflet

Filt chart

Boneka

Probandus

Kisi – Kisi Materi

1. Manfaat ASI

2. Persiapan dan teknik menyusui

©_2007 PROGRAM NERS – PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FIK UMS

Herlambang Sasmita Aji, S.Kep8

Page 9: MANAJEMEN LAKTASI-1

3. Pemeriksaan payudara

4. Langkah-langkah menyusui yang benar

5. Lama dan frekuensi menyusui

6. Pengeluaran ASI

7. Cara penyimpanan ASI

8. Masalah-masalah dalam menyususi

(Materi terlampir)

Pembagian

No KEGIATAN RESPON PESERTA WAKTU1 Pendahuluan

- Menyampaikan salam- Menjelaskan tujuan- Apersepsi

- Membalas salam- Mendengarkan- Memberikan respon

5 menit

2 Penyampaian materi1. Manfaat ASI2. Persiapan dan teknik

menyusui3. Pemeriksaan payudara4. Langkah-langkah

menyusui yang benar5. Lama dan frekuensi

menyusui6. Pengeluaran ASI7. Cara penyimpanan ASI8. Masalah-masalah

dalam menyususiDemonstrasi

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Memperhatikan dan mendemontrasikan

30 menit

3 Penutup- Tanya jawab- Menyimpulkan hasil

materi- Salam

- Menyampaikan jawaban- Mendengarkan- Menjawab salam

10 menit

Setting Tempat

Duduk dengan membentuk huruf U

Evaluasi

1. Kegiatan: jadwal, tempat, alat bantu/media, pengorganisasian, proses penyuluhan.

2. Hasil penyuluhan: memberi pertanyaan pada Ibu - Ibu tentang :

a. Sebutkan manfaat ASI ?

b. Sebutkan Persiapan dan teknik menyususi ?

c. Bagaimana pemeniriksaan payudara ?

©_2007 PROGRAM NERS – PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FIK UMS

Herlambang Sasmita Aji, S.Kep9

Page 10: MANAJEMEN LAKTASI-1

d. Bagaimana langkah-langah menysusi yang benar ?

Pengorganisasian

Penanggungjawab :

Moderator :

Sekretaris :

Penyaji :

Perlengkapan :

Fasilitator :

Observer :

©_2007 PROGRAM NERS – PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FIK UMS

Herlambang Sasmita Aji, S.Kep10