Post on 31-Jan-2016
description
Pendahuluan
Kebanyakan orang telah mengenal fungsi ginjal yang terpenting, yaitu membuang
bahan-bahan sampah tubuh dari hasil pencernaan atau yang di produksi oleh metabolisme.
Fungsi yang kedua adalah mengontrol volume dan komposisi cairan tubuh. Untuk air dan
semua elektrolit dalam tubuh keseimbangan antara asupan dan keluaran sebagian di
pertahankan oleh ginjal.
Ginjal melakukan fungsinya yang paling penting dengan menyaring plasma dan
memindahkan zat dengan kecepatan yang bervariasi tergantung dari kebutuhan tubuh.
Akhirnya ginjal membuang zat yang tidak diinginkan oleh filtrat dan mengekskresikannya
dalam urin, sementara zat yang dibutuhkan di kembalikan kedalam darah.
Dalam proses pengekskresian urin, tidak hanya melalui ginjal tetapi juga
membutuhkan ureter, vesica urinaria, urethra. Oleh karena itu dalam makalah ini juga akan
dibahas struktur makro dan mikro dari ginjal dan saluran kemih.
1
Struktur makro saluran kemih
Alat-alat saluran kemih terdiri atas :1
Ren
Ren terletak pada bagian kanan dan kiri dari columna vertebralis. Ren pada bagian
sinistra dan dextra tidak sama tinggi. Pada bagian sinistra lebih tinggi yaitu terletak
pada iga ke 11 lumbal 2-3 sedangkan pada bagian dextra terletak pada iga ke 12
lumbal 3-4. Ren berbentuk seperti kacang yang memiliki 2 extremitas yaitu extremitas
superior dan inferior. Kedua extremitas ini ditempati oleh glandula suprarenalis.
Selain terdapat 2 extremitas, ren juga terdapat 2 margo yaitu margo medialis yang
berbentuk konkaf dan margo lateral yang berbentuk konveks. Ren dibungkus oleh
capsula fibrosa yang melekat pada ren dan mudah di kupas, dan tidak membungkus
gl. Suprarenalis, capsula adiposa yang mengandung banyak lemak yang membungkus
ginjal maupun gl. Suprarenalis, serta fascia renalis yang terdiri dari 2 lembar yaitu
fascia prerenalis dan fascia retrorenalis.
Ureter
Ureter dibagi kedalam 2 bagian yaitu pars abdominalis ureteris dan pars pelvina
ureteris. Pada bagian abdominalis, perjalanan ureter wanita dan pria sama tetapi pada
bagian pelvina perjalanan ureter wanita dan pria tidak sama.
Vesica urinaria
Vesica urinaria disebut juga sebagai kantung kemih. Bila vesica urinaria terisi penuh
maka akan terletak di daerah hypogastrica dan berbentuk ovoid atau menyerupai telur
sedangkan vesica urinaria yang kosong seluruhnya terletak di belakang symphisis
ossis pubis dalam rongga panggul dan berbentuk seperti limas sehingga dapat
dibedakan menjadi :
Apex vesica urinaria yang terletak tepat dibelakang tepi atas sympisis ossis
pubis.
Dasar vesica urinaria yang dibentuk oleh permukaan dorsal dan berbentuk
segitiga
Dinding vesica urinaria yang terdiri dari 1 dinding superior dan 2 dinding
lateroinferior
2
Columna vesica urinaria pada laki-laki berbatasan dengan gl prostata.
Columna vesica urinaria difiksasi oleh lig puboprostatica pada laki-laki dan
lig. Pubovesicale pada wanita.
Secara anatomis, vesica urinaria juga dapat dibedakan menjadi bagian-bagian yaitu
apex, corpus, dan fundus.
Urethra
Urethra pada laki-laki berbeda dengan wanita. Pada urethra laki-laki terdiri dari 4
bagian yaitu :
urethra pars intramularis yang panjangnya 0.5-1,5 cm
urethra pars prostatica yang membentang dari collum vesica urinaria sampai
sedikit ventral apex gl. Prostata.
Urethra pars membranacea merupakan bagian yang paling pendek sepanjang
1-2 cm
Urethra pars spongiosum merupakan urethra yang paling panjang yaitu bisa
mencapai 15 cm.
Sedangkan pada wanita lebih pendek daripada laki-laki yaitu ukuran panjangnya 4 cm
dan lebih mudah di rentangkan karena terdiri dari jaringan elastis. Urethra femina di
pendarahi oleh a. Pudenda interna, a. Vaginalis.
Struktur mikro saluran kemih
Ginjal secara mikroskopik terdiri dari bagian korteks dan medula. Bagian korteks
pada ginjal terdiri dari corpus renalis, tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal.
Bagian dari corpus renalis pada daerah korteks juga terdiri dari kapsula bowman pars
parietalis, pars viseralis. Dan di antara pars parietalis dan pars viseralis terdapat ruang yang
disebut sebagai ruang bowman. Di dalam corpus renalis juga terdapat glomelurus, yang nanti
akan berlanjut ke tubulus kontortus proximal dan menghasilkan urine primer. Perbedaan
tubulus kontortus proximal dengan distal adalah :2
Pada bagian tubulus kontortus proximal :
Bersifat asidofil
Lumennya tidak jelas dan letaknya berjauhan
3
Epitel kuboid rendah dan intinya bulat
Fungsinya sebagai absorpsi dari filtrat glomelurus, serta untuk beberapa
transport ion.
Pada bagian tubulus kontortus distal :
Bersifat basofil
Lumen jelas dan jaraknya berdekatan
Lumennya lebih lebar dari tubulus kontortus proximal
Epitel selapis kuboid rendah
Fungsinya untuk reabsorbsi dan sekresi/ekskresi
Sedangkan pada bagian medula ginjal terdiri dari tubulus rectus proximal dan tubulus
rectus distal. Serta terdapat ductus koligens dan ductus papilaris. Ductud papilaris merupakan
penyatuan dari ductus koligens ketika medula mencapai di tengah. Ductus koligens tidak
berada pada daerah pelvis renalis sedangkan ductus papilaris berada di dekat pelvis renalis,
dan dari daerah medulla inilah akan terbentuk urine sekunder yang akan masuk ke dalam
urethra.2
Selain ginjal, dalam struktur mikroskopis juga di bahas mengenai ureter dan vesica
urinaria. Masing-masing organ ini mempunyai sel payung dan epitelnya transisionil. Vesica
urinaria dalam keadaan penuh maka sel payungnya tidak begitu tampak karena terdesak urine
dan intinya menjadi lebih gepeng. Sedangkan jika keadaan vesica urinaria kosong, maka sel
payung lebih terlihat jelas. Persamaan dari ureter dan vesica urinaria adalah pada tunika
muskularisnya terdapat otot polos longitudinal pada bagian dalam, sirkular pada bagian
tengah dan longitudinal lagi pada bagian luar.
Urethra dalam struktur mikroskopis hampir sama dengan struktur makroskopis yaitu
urethra pada pria panjangnya bisa mencapai 20 cm sedangkan pada wanita panjangnya hanya
3-4 cm.2
4
Mekanisme kerja ginjal
Pembentukan urine dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang bebas protein
dari kapiler glomelurus ke kapsula bowman. Kebanyakan zat dalam plasma kecuali untuk
protein di filtrasi secara bebas sehingga konsentrasinya pada filtrat glomelurus dalam kapsula
bowman hampir sama dengan dalam plasma. Ketika cairan yang telah di filtrasi ini
meninggalkan kapsula bowman dan mengalir melewati tubulus, cairan di ubah oleh
reabsorbsi air dan zat spesifik yang kembali kedalam darah atau oleh sekresi zat-zat lain dari
kapiler peritubulus kedalam tubulus.3
Pada gambar di atas memperlihatkan perlakuan ginjal terdapat 4 zat hipoetik. Zat
yang di perlihatkan pada gambar 1 di filtrasi secara bebas oleh glomelurus tetapi tidak ada
yang di reabsorbsi dan di sekresi oleh karena itu laju ekskresinya sama dengan laju dimana
zat itu di filtrasi. Hasil buangan tertentu seperti kreatinin di perlakukan ginjal dengan cara
seperti itu sehingga pada dasarnya mengakibatkan ekskresi semua bahan yang di filtrasi.
Pada gambar 2 menunjukkan bahwa zat di filtrasi secara bebas tetapi sebagian di
reabsorbsi dari tubulus kembali ke darah oleh karena itu laju ekskresi urin lebih rendah
daripada laju filtrasi di glomerulus. Dalam kasus ini, laju ekskresi di hitung sebagai laju
filtrasi di kurangi laju reabsorbsi. Hal ini khas pada banyaknya elektrolit dalam tubuh.
5
Pada gambar 3 menunjukkan bahwa zat di filtrasi secara bebas pada kapiler
glomerulus tetapi tidak di ekskresikan kedalam urine karena semua zat hasil filtrasi di
reabsorbsi dari tubulus kembali ke darah. Pola ini terjadi pada beberapa zat nutrisi dalam
darah seperti asam amino, dan glukosa yang menyebabkan zat tersebut di pertahankan oleh
cairan tubuh.
Pada gambar 4 menunjukkan bahwa zat di filtrasi secara bebas pada kapiler
glomelrulus dan tidak di reabsorbsi tetapi tambahan jumlah zat ini di sekresi dari kapiler
peritubulus darah ketubulus renalis. Hal ini menyebabkan zat secara cepat di bersihkan dari
darah dan di ekskresikan dalam jumlah besar dalam urin.
Komposisi urin
Komposisi urin di bagi menjadi 2 yaitu komposisi urin normal dan komposisi urin
patoligis. Dalam komposisi urin normal, zat padat terbanyak adalah urea yaitu setengah dari
total solit. Dimana total solit normal adalah 30-70 gram perliter. Dan mineral terbanyak pada
komposisi urin normal adalah NACL dengan komposisi seperempat dari total solit. Jadi total
solit terdiri dari setengah dari bagian urea, seperempat bagian NACL, dan seperempat dari
bagian organik lain.4
Unsur-unsur normal urin adalah :
Urea
Dimana ekskresi urea sebanding dengan intake protein, maksudnya adalah jika intake
protein meningkat, maka komposisi urea juga akan meningkat, tetapi sebaliknya, jika
intake protein menurun, maka komposisi urea juga akan menurun.
Jika urea meningkat lebih dari normal, maka akan teerjadi DM, demam hiperaktivitas
kelenjar adrenal. Tetapi jika ekskresi urea menurun maka akan terjadi penyakit hati.
Kreatin dan kreatinin
Ekskresi kreatinin tidak dipengaruhi oleh diet dan sebanding dengan masa otot. Pada
laki-laki normal, koefisien kreatinin adaalh 20-26 sedangkan pada wanita adalah 14-
22. Kreatinin di pakai untuk menguji apakah urin yang kita kumpulkan mencapai urin
24 jam atau tidak. Sedangkan pada kreatin, biasanya lebih banyak terdapat dalam urin
6
anak-anak daripada urin dewasa. Jika kelebihan kreatin akan mengakibatkan
kreatinuria yang di temukan pada starvation ( kelaparan), gangguan metabolisme
karbohidrat, hipertiroidi, miopati dan infeksi. Sedangkan jika kreatin berkurang maka
akan mengakibatkan hipotiroidi.
Amoniak
Dalam urin segar, amoniak sangat sedikit dan pada renal asidosis produksi amoniak
menurun, tetapi pada asidosis produksi amoniak meningkat.
Asam urat
Merupakan hasil akhir dari metabolisme purin. Asam urat mempunyai sifat yang
sedikit larut dalam air. Jika diet dengan tinggi protein, maka urin menjadi asam
sehingga terjadi pengendapan asam urat dan akan menjadi batu urat.
Asam amino
Pada bayi prematur, terjadi ekskresi asam amino yang berlebih daripada bayi normal.
Jika ekskresi asam amino meningkat, maka terjadi penyakit hati, keracunan
kholoroform.
Phospate
Ekskresi phospate di pengaruhi oleh sistem protein dalam makanan sebagian berasal
dari phosphate sel. Ekskresi phospate meningkat pada osteomalacia, renal tubular
rickets, dan hiperparatiroidisme. Sedangkan ekskresi phospate menurun pada penyakit
ginjal, penyakit infeksi dan hipoparatiroidisme.
Oksalat
Biasanya oksalat dalam urin rendah. Meningkat pada primary hyperoxaluria. Dapat
membentuk batu oksalat dalam saluran kencing, dan meningkat pada intake vitamin C
dosis tinggi.
Mineral
Efek Na dan K di pengaruhi oleh aldosteron sesangkan Ca dan Mg di buang lewat
usus
7
Vitamin, hormon, dan enzim
Jumlahnya sangat sedikit di dalam urin dan sangat penting di gunakan untuk diagnosis
klinik.
Komposisi urin abnormal dalam urin :
Protein
Protein normal dalam tubuh adalah 30-200 mg per 24 jam. Jika kelebihan protein
dapat di sebut proteinuria. Tetapi proteinuria dapat bersifat patologis dan fisiologis.
Proteinuria fisiologis dapat di jumpai pada :
1) Latihan fisik yang berat
2) Sesudah banyak makan protein
3) Sesudah berdiri lama
4) Pada kehamilan
Proteinuria patologis ditemukan pada :
1) Glomerulonefritis
2) Nefrosis
3) Nefrosklerosis
4) Keracunan logam berat
Glukosa
Normal glukosa dalam urin adalah kurang dari 1 gram. Bila lebih dari 1 gram dalam
urin maka dinamakan glukosuria. Beberapa cara test glukosa adalah test fehling,
benedict, paperstrip.
Keton bodies
Normal keton bodies adalah 5-13 mg per 24 jam. Ketonuria menunjukkan adanya
keton dalam urin. Terjadi pada starvation, gangguan metabolisme karbohidrat,
kehamilan anastesi
Darah
Adanya darah dalam urin disebut hematuria. Hematuria adalah adanya dalam urin
dengan sel darah yang masih ada sedangkan hemoglobinuria adalah adanya darah
dalam urin tetapi sel darah sudah tidak ada.
8
Porfirin
Porfiria adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguan metabolisme porfirin
sedangkan kopoporfirin yang meningkat dalam urin disebut porfirinuria.
9
Kesimpulan
Adanya glukosa dan keton dalam urin di sebabkan oleh komposisi urin yang tidak normal.
Yaitu komposisi glukosa yang melebihi ambang batas dan komposisi keton yang melebihi
ambang batas juga.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Budihartono. Anatomi dan fisiologi manusia. Edisi 3. Jakarta: CV agung seto;
2000.p. 123-25.
2. Histologi ginjal. Struktur ginjal. Edisi Februari 2008. Diunduh dari
www.blogspot.com, 06 oktober 2010.
3. Guyton and hall. Buku ajar fisiologti kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC penerbit
buku kedokteran;1997.p. 401-3.
4. Biokimia ginjal. Komposisi urin. Edisi maret 2006. Diunduh dari
www.mediastore.com, 06 oktober 2010.
11