Post on 18-Jul-2015
1
MAKALAH ENTREPRENEURSHIP
“WOMEN ENTREPRENEURSHIP”
(Analis faktor penyebab wanita berwirausaha)
OLEH:
AZIZ
12.170
DOSEN PENGAMPUH
Fitriyenny, SE, MM
SEKOLAH TINGGI ILMU
EKONOMI
H. AGUS SALIM BUKITTINGGI
TA. 2014/2015
2
SAMBUTAN DARI PENULIS
Indonesia, berbicara mengenai Indonesia tentu tidak akan lepas dari
pembahasan perekonomian Indonesia, dan membahas perekonomian
Indonesia ini tidak akan lepas pula dari yang namanya kemiskinan,
karena kemiskinan sudah menjadi bagian dari Indonesia.
Dalam rangka pengentasan kemiskinan, pengenalan teoritis tentang garis
kemiskinan menjadi suatu titik awal yang penting. Siapakah penduduk
miskin, dimanakah berada dan berada dikelompok-kelompok mana saja
kemiskinan tersebut paling besar. Baik dari kota hingga ke berbagai
pelosok negeri, baik laki-laki mapun perempuan.
Maka pada kesempatan ini penulis kan mencoba untuk membahas
“women entrepreneurship/wirausaha wanita” yang mana wanita menjadi
wirausaha untuk ikut serta dalam pengentasan kemiskinan dengan
berbagai bidang.
Perempuan pengusaha memiliki peranan yang cukup penting dalam
perekonomian Indonesia menurut data menteri koperasi dan UKM, dari
total kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) diindonesia
tahun 2011, 60% usaha dikelola oleh kaum wanita. Berdasarkan data
tersebut dapat dikatakan bahwa perempuan mempunyai peranan yang
sangat penting dalam ekonomi nasional. Partisipasi perempuan
pengusaha dalam pertumbuhan ekonomi sangatlah baik, tidak hanya
untuk menurunkan tingkat kemiskinan di kalangan perempuan, tetapi
juga sebgai langkah penting menuju peningkatan pendapatan rumah
tangga dan mendorong pembangunan ekonomi Negara secara
keseluruhan, serta mengurangi jumlah pengangguran perempuan
diindonesia.
Dikhususkan pada kesempatan ini penuliskan akan menitik beratkan
wirausaha perempuan yang berada dibukittinggi seperti “sanjai Nita dan
sanjai-sanjai lainya serta tenun songket yang berada dibukittinggi dan
sekitarnya dan tak lupa pula dengan usaha mikro lainya yang berada
dikawasan wisata yang ada dikota bukittinggi.
Dan mudah-mudahan tulisan ini dapat membantu pembaca untuk melihat
dan memahami tentang “women entrepreneurship” lebih dalam lagi.
Bukittinggi, 21 Oktober 2014
Penulis
3
KATA PENGANTAR
Asalamu’alaikum warohmatullahiwabarokatuh.
Alhamdulillahirobil’alamiin, begitu besar rasa syukur penulis
kepada Allah SWT, karena dengan ridho, rahmat serta petunjuk yang
Allah berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
kewirausahaan ini dengan pokok pembahasan “women
entrepreneurship”.
Allahumma sholi’ala sayyidinna Muhammad wala’ali sayyidinna
Muhammad, tak lupa pula penulis mengajak kita semua untuk
merangkaikan sholawat serta salam buat junjungan kita yang telah
merubah akhlak kita dari mazmumah yang merendahkan manusia ke
ahklak mahmuddah yang mengangkat derajat manusia yakninya nabi
besar Muhammad SAW, dan dengan perjuangan beliau jualah kita dapat
mengecapi betapa indahnya ilmu pendidikan, betapa indahnya kebenaran
dan kebaikan seperti apa yang dapat kita rasakan pada saat sekarang ini.
Tak lupa pula tentunya penulis mengucap banyak terimakasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dikala penulis
menemui berbagai permasalahan dan kebuntuan, sekali lagi penulis
mengucapkan banyak terimakasih.
Karya yang disajikan oleh penulis ini sungguh masih erat dan dekat
dengan kekurangan, dan inilah karya yang dapat penulis sajikan untuk
saat sekarang ini.
maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca semua, sehingga penulis mendapatkan sebuah
referensi baru demi, sehingga juga penulis nantinya bisa menyajikan
sebuah karya yang jauh lebih baik daripada sekarang ini.
dan sebelumnya penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua para pembaca yang telah membaca sebuah karya sederhana
dengan judul “women entrepreneurship” ini.
sekali lagi penulis mengucapkan banyak terimakasih.
Asalamu’alaikum warohmatullahiwabarokatuh.
Bukittinggi, 21 oktober 2014
Penulis
4
DAFTAR ISI
SAMBUTAN ............................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar belakang .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................... 2
C. Tujuan Penelitian .......................................................... 3
D. Sistematika Penulisan ................................................... 6
BAB II
LANDASAN TEORI .................................................................. 7
BAB III
METODE PENELITIAN .......................................................... 18
3.1 Lokasi penelitian ....................................................... 18
3.2 Identifikasi Variabel .................................................. 18
3.3 Jenis Data ................................................................... 18
3.4 Sumber Data .............................................................. 19
BAB IV
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
4.1 Kesimpulan penelitian ............................................... 21
4.2 Keterbatasan penelitian.............................................. 21
4.4 Saran .......................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 24
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Women entrepreneur atau yang sering kita sebut sebagai perempuan
pengusaha mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan
ekonomi diindonesia. Menurut data kementerian koperasi dan UKM,
dari total kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) diindonesia
tahun 2011, 60% dikelola oleh kaum wanita. Berdasarkan data tersebut
dapat kita tarik kesimpulan bahwa perempuan begitu berperan penting
dalam perkembangan perekonomian Indonesia.
Persaingan dalam pasar bebas memerlukan potensi yang berkualitas
dari masing-masing individu dalam menjalankan usahanya. Persaingan
juga berarti memberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi setiap
individu untuk mengembangkan potensinya sehingga dapat bersanding
dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju. Gaya hidup yang muncul
kemudian akan menjadi gaya hidup manusia modern, suatu bentuk
masyarakat dengan gaya hidup yang bebas namun penuh tantangan dan
tanggung jawab karena partisipasi yang sebesar-besarnya dari potensi
setiap individu. Gaya hidup ini menuntut jenis pendidikan yang berbeda
pula. Pendidikan yang diminta oleh milenium III adalah pendidikan yang
penuh kreativitas yang menuntut partisipasi optimal dari setiap
anggotanya, baik pria maupun wanita.
Salah satu cara yang dapat dilakukan dan tepat bagi individu untuk
menghadapi era saat ini adalah dengan bekerja sendiri dan tidak
bergantung pada pemerintah maupun instansi lain yaitu dengan
menciptakan pekerjaan sendiri atau berwirausaha. Karena dengan
berwirausaha selain dapat membantu pembangunan suatu bangsa,
bermanfaat pula untuk mengurangi pengangguran, sekaligus
meningkatkan pendapatan masyarakat. Dapat dikatakan bahwa
wirausaha merupakan pejuang bangsa di bidang ekonomi karena dapat
meningkatkan ketahanan nasional, dan mengurangi ketergantungan dari
bangsa asing.
tak luput juga dari meningkatnya partisipasi wanita, dalam sektor
bisnis adalah sebuah fenomena yang terjadi diseluruh dunia (still dan
timms, 2000 dalam jati 2009). Di asia, 35% usaha kecil dan menengah
(UKM) dipimpin oleh wanita. Sbesar 25% usaha baru dicina dilakukan
oleh wanita dan dijepang empat dari lima UKM dimiliki oleh wanita
(brisco, 2000 dalam jati 2009). Fenomena tersebut juga terjadi
diindonesia. Meskipun belum ada data pasti yang didapat, jumlah wanita
pengusaha diindonesia telah cukup banyak. Sebagai illustrasi, sejak
berdirinya pada 10 februari 1975, ikatan pengusaha wanita Indonesia
(IWAPI) telah memiliki 15.000 anggota yang tersebar diseluruh propinsi
Indonesia.
Motivasi pengusaha wanita, secara empiris diasosiasikan dengan
faktor-faktor yang berbeda. Klasifikasi faktor ini berbeda-beda dari
6
masing masing peneliti. Contohnya, Bartol dan Martin (1998) dalam
Okafor dan Amalu (2010) mengklasifikasikan faktor ini menjadi tiga
faktor: (i) karakteristik personal, (ii) keadaan jalur hidup, (iii) faktor
lingkungan.
Shapero dan Sokol (1982) Sexton dan Vasper (1982) Hisrich dan
Brush (1986) dalam Okafor dan Amalu (2010) menjelaskan terdapat dua
faktor yang menjadi motivasi seorang wanita berwirausaha, yang
pertama adalah factor pendorong yaitu frustasi ketidakpuasan kerja,
perceraian, dan kebosanan terhadap pekerjaan sebelumnya. Para peneliti
juga mengidentifikasikan faktor penarik seorang wanita berwirausaha,
yaitu adanya faktor kebebasan, kemandirian, pendidikan, dan keamanan
keluarga. Motivasi adalah salah satu faktor untuk meningkatkan kinerja.
Dengan adanya motivasi akan mendorong semangat kerja dan inspirasi
dari aktifitas kerja seseorang untuk bekerja lebih baik untuk mencapai
tujuan organisasi (Stoner, 1978 dalam Suswati 2005).
Bartol dan Martin(1991: 446) berpendapat bahwa yang
mempengaruhi kinerja salah satunya adalah motivasi disamping
kemampuan (ability) dan kondisi lingkungan (environmental condition),
Nadler dan Lawler (1979:8) berpendapat bahwa kinerja yang tinggi
dipengaruhi oleh kemampuann kerja dan motivasi. Pada penelitian ini
kinerja disimbolkan sebagai kesuksesan pengusaha wanita. Kesuksesan
pengusaha wanita atau wirausaha yang sukses pada umumnya adalah
mereka yang memiliki kompetensi. Kompetensi adalah seseorang yang
memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang
meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk
melaksanakan
pekerjaan/kegiatan (Muhyi, 2010). Kompetensi diartikan sebagai
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan individu yang langsung
berpengaruh pada kinerja, Kinerja bagi wirausaha merupakan tujuan
yang ingin dicapai. Pada penelitian ini tujuannya pengusahaadalah
meraih kesuksesan.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dapat dirumuskan yaitu
bagaimana seorang wanita tertarik kedalam dunia usaha, baik dari faktor
internal maupun eksternal.
Faktor internal meliputi, minat atau keinginan, pendidikan, kebutuhan,
motivasi, modal, ide.
Faktor eksternal meliputi, lingkungan, kebutuhan masyarakat, teman dan
keluarga serta sumber modal.
secara terperinci rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana karakteristik wirausaha wanita dikota bukittinggi.
2. Faktor-faktor penyebab wanita untuk berwirausaha di kota
bukittinggi.
7
3. Bagaimana faktor-faktor internal yang meliputi minat,
pemberdayaan diri, motivasi, berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan wanita untuk berwirausaha di kota
bukittinggi.
4. Bagaimana faktor-faktor eksternal yang meliputi peran suami
dan sumber modal yang berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan wanita untuk berwirausaha di kota bukittinggi.
C. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah antara lain sebagai berikut:
1. Ingin mengkaji dan menganalisis karakteristik pengusaha
wanita dikota bukittinggi.
2. Ingin mengkaji dan menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan wanita untuk berusaha
dikota bukittinggi.
3. Ingin mengkaji dan menganalisis pengaruh faktor-faktor
internal yang meliputi minat, pemberdayaan diri, motivasi
terhadap pengambilan keputusan wanita untuk berwirausaha di
kota bukittinggi.
4. Ingin mengkaji dan menganalisis pengaruh faktor-faktor
eksternal yang meliputi peran suami dan sumber modal
terhadap pengambilan keputusan wanita untuk berwirausaha di
kota Surabaya.
5. Ingin menguji dan menganalisis diantara faktor internal dan
eksternal tersebut mana yang berpengaruh dominan terhadap
pengambilan keputusan wanita untuk berwirausaha dikota
bukittinggi.
Minat
Hurlock (1999:132) menyatakan bahwa minat merupakan
sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan
hal yang diimpikan, terutama yang menguntungkan dan
mendatangkan kepuasan. Guilford dalam Walgito (1993:24)
mengemukakan bahwa minat adalah kecenderungan untuk
memperhatikan dan mencari obyek tertentu, perhatian
terhadap obyek cenderung mempengaruhi perilaku individu
dalam kegiatan.
Berdasar beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa minat merupakan kecenderungan seseorang untuk
melakukan sesuatu, yang disebabkan karena rasa suka akan
sesuatu, menimbulkan rasa tertarik, dan mempengaruhi
seseorang untuk berperilaku tertentu. Dalam penelitian ini
minat yang dimaksudkan adalah kecenderungan yang tinggi
dari seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu yang
disukai, didasari bakat yang dimiliki, pengalaman dan pada
8
akhirnya mendorong seseorang untuk mengambil keputusan
berwirausaha.
Pemberdayaan Diri
Kemampuan memberdayakan diri sebenarnya juga
merupakan proses belajar karena disana disyaratkan ada
perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil dari
pengalaman.
Pengalaman itu sendiri dapat merupakan pengalaman
langsung melalui pengamatan/praktik dan pengalaman tidak
langsung dengan membaca. Teori pembelajaran sosial (social
learning theory) dalam Robbins (2001:69) menjelaskan
bahwa orang dapat belajar lewat pengamatan dan pengalaman
langsung. Demikian pula pembelajaran tentang pemberdayaan
diri, dapat terjadi karena pengamatan maupun pengalaman
secara langsung.
Leidenfrost (1992:115) mengatakan bahwa
pemberdayaan itu sendiri berarti kekuatan untuk melakukan
sesuatu dapat berasal dari pengetahuan baru, ketrampilan yang
dimiliki, maupun pengalaman yang diperoleh.
Memberdayakan wanita tidak dimaksudkan untuk lebih
menambah tanggung jawab wanita tetapi lebih menekankan
pada meningkatkan kesadaran wanita dalam hubungan
kesetaraan dan struktur yang lebih besar (sosial, ekonomi,
politik) dalam kehidupan yang mengancam manusia dan
lingkungan.
Motivasi
Motivasi menurut Alma (2001:64) didefinisikan sebagai
kemauan untuk berbuat sesuatu, dan tergantung pada kekuatan
motifnya. Tingkah laku bermotivasi adalah tingkah laku yang
dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan dan diarahkan pada
pencapaian suatu tujuan, agar suatu kebutuhan terpenuhi dan
suatu kehendak terpuaskan.
Model hirarki kebutuhan Maslow menyatakan bahwa
hirarki kebutuhan dapat digunakan untuk melukiskan dan
meramalkan motivasi seseorang. Teori kebutuhan Maslow
menjelaskan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan
Keputusan Wanita Berwirausaha. lebih lanjut bahwa manusia
akan didorong untuk memenuhi kebutuhan yang paling kuat
sesuai waktu, keadaan dan pengalaman. Keputusan untuk
berwirausaha bagi wanita dalam penelitian ini lebih
didasarkan pada kebutuhan akan aktualisasi diri dari wanita
tersebut, yang ingin memaksimalkan potensi diri,
pengembangan diri semaksimal mungkin, kreativitas, ekspresi
diri dan melakukan apa yang paling cocok bagi dirinya.
9
Peran suami
Sistem kekerabatan patriarkhi yang dianut oleh sebagian
besar masyarakat Indonesia menyebabkan pola hubungan yang
tidak seimbang antara pria dan wanita. Dalam horizon ini pria
yang berkuasa untuk menentukan dan segala aspek dipandang
dari sudut bapak (Murniati, 2004:80). Kiprah wanita tidak
begitu diperhitungkan dalam masyarakat. Kondisi ini terus
berlangsung karena adanya pandangan yang melecehkan
wanita yang sumbernya dari kaum pria itu sendiri. Atas dasar
hal tersebut di atas maka keberadaan dan peran wanita perlu
diubah dan ditingkatkan.
“Women hold-up half the sky”, merupakan suatu pepatah yang
ingin mengungkapkan konsep dasar seberapa besar tempat
wanita dalam pembangunan (Leidenfrost,1992:109). Ungkapan
ini muncul karena wanita pada dasarnya menduduki setengah
bahkan lebih dari populasi penduduk dunia dan mereka
mempunyai peran penting yang sama dengan kaum pria yaitu
dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi keluarga,
selain itu antara pria dan wanita sebenarnya merupakan mitra
yang sejajar. Dengan demikian apabila wanita berkeinginan
untuk maju dengan menggunakan segala potensi yang
dimilikinya maka pria sebagai mitra yang sejajar dengan
wanita seharusnya mendukung, mendorong, dan bahkan
membantu usaha-usaha tersebut dan bukan justru
menghambatnya. Saling ketergantungan antara pria dan wanita
seharusnya diwujudkan dalam bentuk partner-relationship
yang hubungannya horizontal.
Sumber Modal
Sarosa (2003:99) mendefinisikan modal sebagai jumlah
uang yang ditanamkan dalam suatu usaha. Uang inilah yang
akan digunakan untuk membiayai kegiatan usaha sampai
dapat menghasilkan laba sendiri. Modal uang yang dapat
digunakan oleh seseorang untuk memulai usaha dapat berasal
dari berbagai sumber.
Menurut Sarosa (2003:101) sumber modal dapat diperoleh
dengan tiga cara yaitu : modal sendiri, meminjam, dan kerja
sama dengan pihak lain. Sumber modal sendiri dapat berasal
dari warisan, tabungan, menjual / menggunakan aset yang
kurang produktif. Meminjam dapat berasal dari perorangan
dan lembaga keuangan.
Beberapa definisi dan pendapat di atas pada prinsipnya
menunjukkan hal yang sama bahwa modal dalam bentuk uang
relatif tetap diperlukan oleh seseorang pada saat akan
memulai suatu usaha betapapun kecil jumlahnya. Demikian
pula terdapat beberapa alternatif sumber modal yang dapat
digunakan oleh seseorang dalam memulai berwirausaha.
10
D . Sistematika penulisan
Sesuai dengan syarat penulisan karya ilmiah pada umumnya, maka
secara ringkas sistematika paper ini tersusun sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Didalam bab ini diuraikan tentang latar belakang
masalah yang secara garis besar memuat hal-hal yang
mengantarkan pada permasalahan yang akan dibahas dalam
tulisan ini. Dialnjutkan dengan rumusan masalah, tujuan
penelitian, menyampaikan tujuan yang akan dicapai,
manfaat penelitian dan sistematika paper.
Bab II : Tinjauan pustaka
Bab ini secara garis besar menggambarkan tentang
landasana teori yang berkaitan dengan UMKM,
kewirausahaan, wirausahawan wanita, motivasi serta
materi-materi yang berkaitan dengan topic penelitian.
Bab III : metode penelitian
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang pendekatan
penelitian yang digunakan. Selain itu dijelaskan pula dan
sumber data yang diperoleh, bagaimana prosedur
penggumpulan data dan dilengkapi dengan teknik analisis
yang digunakan.
Bab IV : Hasil dan pembahasan
Bab ini kan dibahas mengenai gambaran umum
UMKM sanjai, tenun, dan sebagian warung yang ada
dibukittinggi yang diteliti dan temuan dari hasil penelitian
yang dilakukan. Kemudian data yag diperoleh akan
dianalisis disertai dengan pembahasan hasil penelitian
secara lengkap.
Bab V : Kesimpulan, saran dan keterbatasan penelitian.
Dalam bab ini akan berisi kesimpulan dari hasil
penelitian yang telah dilakukan serta saran-saran yang
dapat menjadi masukan bagi wirausahawan wanita baru.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)
2.1.1 defenisi UMKM
Dalam perekonomian Indonesia, usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling
besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai macam
goncangan krisis ekonomi. Maka sudah menjadi keharusan penguatan
kelompok usaha mikro, kecil menengah dan melibatkan banyak
kelompok. Criteria usaha yang termasuk dalam usaha mikro kecil dan
menengah telah diatur dalam paying hokum berdasarkan undang-
undang.
Berdasarkan undang-undang nomor 20 tahun 2008 tentang usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM) ada beberapa criteria yang
dipergunakan untuk mendefenisikan pengertian dan kriteria usaha mikro,
kecil dan menengah.
pengertian-pengertian UMKM tersebut adalah :
1. Usaha mikro
criteria kelompok usaha mikro adalah usaha produktif milik
orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang
memenuhi criteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam
undang-undang ini.
2. Usaha kecil
Criteria usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang
beridir sendiri, yang dilakukan oleh seorang perorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perushaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi criteria usaha kecil
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.
3. Usaha menengah
Criteria usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak cabang perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun secara tidak langsung dengan
usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-
undang ini.
12
2.1.2 Kriteria UMKM
Kriteria usaha mikro, kecil dan menengah menurut UU no 20
tahun 2008 digolongkan berdasarkan jumlah asset dan omset yang
dimiliki oleh usaha.
Kriteria UMKM
no
Usaha kriteria
Asset omzet
1. Usaha mikro Maks. 50 juta Maks. 300 juta
2. usaha kecil > 50 juta – 500
juta > 300 juta 2,5 Miliar
3. Usaha
menengah
>500 juta- 10
miliar > 2,5 Miliar – 50 Miliar
2.2 Entrepreneur (wirausaha) dan Entrepreneurship (kewirausahaan)
2.2.1 Defenisi Entrepreneur (wirausaha)
Istilah wirausaha (entrepreneur) sudah dikenal dalam sejarah ilmu
sekonomi sejak tahun 1755. Richard cantilon, ahli ekonomi perancis,
dalam Essai Sur La Nature Du Commerce en General, menyatakan
seorang wirausaha sebagai seorang yang membayar harga tertentu untuk
produk tertentu, untuk kemudia dijualnya dengan harga yang tidak pasti
(an Uncertain Price), sambil membuat keputusan-keputusan tentang
upaya mencapai dan memanfaatkan risiko usaha (The Risk of Entreprise)
(winardi, 2003).
Secara sederhana arti wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang
berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dlam berbagai
kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri
dan berani memulai, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti.
Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau kelompok.
Seorang wirausahawan dalam pikiranya selalu berusaha mencari,
memanfaatkan serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan
keuntungan (kasmir, 2006).
Mas’ud Machfoedz (2005) menyatakan bahwa seorang
wirausahawan adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia
berani mengambil risiko untuk mulai mengelola bisnis demi
mendapatkan laba. Karena itu, ia lebih memilih menjadi pemimpin
daripada pengikut, untuk itu seorang wirausawan memiliki rasa percaya
diri yang kuat dan mempertakan diri ketika menghadapi tantangan pada
saat merintis usaha bisnis. Dalam menghadapi berbagai permasalahan,
seorang wirausahawan senantiasa dituntut kreatif.
13
2.2.2 Definisi Entrepreneurship (kewirausahaan)
Istilah entrepreneurship berasal dari kata entrepreneur.
Entrepreneurship (kewirausahaan) merupakan sebuah alat dari
pandangan hidup seorang yang menginginkan adanya kebebasan dalam
ekonomi untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan
sumber data yang ada. Untuk mencapai tersebut tentunya harus pandai
memanfaatkan peluang peluang melalui berbagai kesempatan bisnis,
kemapuan manajemen pengambilan risiko yang tepat untuk mencapai
kesempatan, dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian
manajemen dalam menggerakan manusia, keuangan dan sumber daya
materi untuk menghasilkan proyek dengan baik (Ranto, 2007).
Menurut zimmerer (1996) dalam dzisi (2008) “entrepreneurship is
the result of a disciplined, systematic process of applying creativity and
innovations to needs and opportunies in the marketplace”. Jadi
kewirausahaan merupakan hasil dari proses-proses dalam penerapan
kreativitas dan inovasi untuk memenuhi kebutuhan dan peluang yang
dipasar.
Schumpter (1934) dalam dzisi (2008) mendefinisikan
“entrepreneurship as the innovator who introduces something new into
an economy”. Dimana entrepreneur sebagai innovator yakni kegiatan
bisnis yang dilakukan inovasi dan mengenal suatu yang baru pada
perekonomian. Dalam hal ini meliputi produk baru, metode baru untuk
proses produksi atau sumber bahan baku baru untuk struktur industry
baru dan menciptakan organisasi baru untuk berbagai industry. Dalam
pemikirianya, Schumpeter lebih menekankan entrepreneurship sebagai
proses dari entrepreneur tersebut menjadi actor dan penerjemah dari
penemuan dan ide-ide baru menjadi produk yang komersil. Meskipun
terlihat sederhana, penciptaan inovasi sangatlah sulit untuk diciptakan.
Tidak banyak orang yang mampu dan mempunyai pemikiran yang
kreatif, sehingga kebanyakan orang hanya dapat meniru hasil ciptaan
orang lain. Hal inilah yang membuat entrepreneur menjadi istimewa dan
berbeda.
2.2.3 Ciri dan watak wirausaha
Sikap dan perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang
dimiliki oleh seorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada
kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh
seorang wirausahawan tersebut dapat maju dan sukses. Geoffrey G.
Meredith (1996) mengemukan cirri dan watak wirausaha sebagai
berikut:
No Ciri-ciri watak
1 Percaya diri Keyakinan, ketidak tergantungan, individualisme, dan
optimisme.
2 Berorientasi
pada tugas
hasil
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi, berorientasi
laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras,
mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif.
14
3 Pengambilan
risiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar
dan suka tantangan
4 kepemimpina
n
Prilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain,
menanggapi saran saran dan kritik.
5 keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel
6 Berorientasi
ke masa
depan
Pandangan kedepan, perspektif
7 Jujur dan
tekun Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sma dengan
kerja
Kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau
berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut hagen (1992)
ciri-ciri innovational personality adalah sebagai berikut :
a. Openness to experience (terbuka terhadap pengalaman)
b. Creative imagination (memiliki kemampuan untuk
bekerja dengan penuh imajinasi).
c. Confidence and content in one’s own evaluation
(memiliki keyakinan atas penilaian dirinya dan teguh
pendirian).
d. Satisfaction in facing and attacking problems and
resolving confusion or inconsistency (selalu memiliki
kepuasan dalam menghadapi dan memecahkan
persolan).
e. Has a duty or responsibility to achieve (memiliki tugas
dan tangguhng jawab untuk berprestasi).
f. Inteligency and energetic (memiliki kecerdasan dan
energik).
Sedangkan menurut Alma(2003), jalan menuju wirausaha sukses adalah:
a. Mau bekerja keras
b. Bekerja sama
c. Penampilan yang baik
d. Yakin
e. Pandai membuat keputusan
f. Mau menambah ilmu pengetahuan
g. Ambisi untuk maju dan
h. Pandai berkomunikasi.
2.2.4 berbagai macam profil wirausaha
Menurut zimmerer dan scarborough (2008), jika diperhatikan
entrepreneur yanga ada dimasyarakat sekarang ini maka dijumpai
berbagai macam profil yaitu:
a. Young entrepreneur
Orang-orang muda yang mengambil bagian dalam memulai
bisnis. Didoroang kekecewaan akan prospek pada perusahaan
15
pemerintah dan keinginan untuk memiliki peluang menentukan
nasib mereka sendiri, banyak generasi muda lebih memilih
kewirausahaan sebagai jalur karir mereka.
b. Women entrepreneur
Banyak wanita yang akan terjun kedlam dunia usaha atau
bidang bsinis, alasan mereka menekuni bidang bisnis ini
didorong oleh faktor-faktor antara lain ingin memperlihatkan
kemampuan prestasinya, membantu ekonomi keluarga, frustasi
terhadap pekerjaan sebelumnya dan sebagainya.
Yang mana dalam tulisan ini akan dikhusukan membahas
wirausaha wanita ini.
c. Minority entrepreneur
kaum minoritas di Indonesia kurang memiliki kesempatan kerja
di lapangan pemerintahan sebagaimana layaknya warga Negara
pada umumnya. Oleh sebab itu, mereka berusaha menekuni
kegiatan bisnis dalam kehidupoan sehari-hari. Demikian pula
para perantau dari daerah tertentu yang menjadi kelompok
minoritas pada suatu daerah, mereka juga berniat
mengembangkan bisnis, kegiatan bisnis ini semakin lama
semakin maju, dan arena mereka membentuk organisasi
minoritas di kota-kota tertentu.
d. Immigrant entrepreneur
kaum pedagang yang memasuki suatu daerah biasanya sulit
untuk memperoleh pekerjaan formal. Oleh sebab itu, mereka
lebih leluasa terjun dalam pekerjaan yang bersikap non-formal
yang dimulai dari berdagang kecil-kecilan sampai berkembang
menjadi perdagangan tingkat menengah.
e. Part time entrepreneur
Memulai bisnis dalam mengisi waktu lowong merupakan pintu
gerbang untuuk berkembang menjadi usaha besar. Bekerja
paruh waktu tidak mengorbankan pekerjaan dibidang lain
misalnya seorang pegawai pada sebuah kantor bermaksud
mengembangkan hobi yang menarik. Hobi ini akhirnya
mendapat keuntungan yang lumayan. Ada kalahnya orang ini
berlaih profesi, dan berhenti menjadi pegawai dan beralih
bisnis yang merupakan hobinya.
f. Home-based entrepreneur
Ada pula ibu-ibu rumah tangga yang memulai kegiatan
bisnisnya dari rumah tangga, misalnya ibu rumah tangga yang
membuat kerajinan tangan seperti pernak-pernik, hiasan rumah
dari kaleng bekass, ibu-ibu yang pandai membuat kue dan
aneka masakan, hingga ia bisa mengirim kue-kue ke took
eceran ditempatnya. Akhirnya usaha semakin lama makin
16
maju. Usaha catering banyak dimulai dari rumah tangga yang
bisa masak, kemudian usaha ini berkembang melayani pesanan
untuk pesta.
g. Family-owned business
sebuah keluarag dapat membuka berbagai jenis cabang dan
usaha. Mungkin saja usaha keluarga ini dimulai labih dahulu
oleh bapak, setelah usaha bapak ini maju dibuka cabang baru
dan dikelola oleh ibu. Kedua perusahaan ini maju dan
membuka beberapa cabang lain mungkin jenis usahanya
berbeda atau lokasinya berbeda. Masing-masing usaha ini bisa
dikembangkan atau dipimpin oleh anak-anak mereka. Dalam
keadaan sulitnya lapangan pekerjaan pada saat ini maka
kegiatan ini perlu dikembangkan.
h. Copreneurs
adalah wirausaha yang bekerja sama-sama sebagai pemilik
bersama dari mereka. Copreneurs dibuat dengan cara
menciptakan pekerjaan yang didasarkan atas keahlian masing-
masing. Orang-orang yang ahli dibidang ini diangkat menjadi
penanggung jawab divisi tertentu dari bisnis-bisnis yang sudah
ada.
2.2.5 wirausahawan wanita (women entrepreneur)
Wirausahawan wanita didefinisikan sebagai pemilik bisnis
yang memiliki inisiatif, menerima segala resiko dan keuangan,
bertanggung jawab secara administrasi dan sosial efektif memimpin
dalam manajemenya (meng & Liang, 1996).
Definisi umum dari wirausahawan wanita adalah pemilik bisnis yang
juga menjalankan bisnisnya sendiri atau bersama rekan bisnisnya, baik
yang membayar maupun yang tidak membayar pegawai (Meng & Liang,
1996).
Menurut Zimmerer dan scarborough (2008), meskipun telah
diperjuangkan selama bertahun-tahun secara legislative wanita tetap
mengalami diskriminasi ditempat kerja. Meskipun demikian, bisnis kecil
telah menjadi pelopor dan menawarkan peluang di bidanag ekonomi
baik kewirausahaan maupun pekerjaan. Semakin banyak wanita yang
menyadari bahwa menjadi wirausaha adalah cara terbaik untuk
menembus dominasi laki-laki yang menghambat peningkatan karir
waktu ke puncak organisasi melalui bisnis mereka sendiri. Faktanya,
wanita yang membuka bisnis 2,4 kali lebih banyak daripada pria.
Meskipun bisnis yang dibuka wanita cenderung lebih kecil dari yang
dibuka pria. Meskipun bisnis yang dibuka wanita cenderung lebih kecil
dari yang dibuka pria, tapi dampaknya sma sekali tidak kecil. Perusahaan
perusahaan yang dimiliki wanita memperkerjakan lebih dari 15,5 juta
karyawan atau 35% lebih banyak dari semua karyawan fortune diseluruh
dunia. Wanita memiliki 36% dari semua bisnis. Meskipun bisnis mereka
17
cenderung tumbuh lebih lambat daripada perusahaan yang dimiliki pria,
wanita pemilik bisnis meiliki wanita yang terpusat dalam bidang eceran
dan jasa, wirausahawan wanita berkembang dalam industry yang
sbelumnya dikuasai oleh laki-laki, seperti pabrik, konstruksi,
transportasi, dan pertanian.
Kondisi wirausawan wanita di Indonesia mengalami perkembangan
yang pesat. Kondisi tersebut dapat terlihat dari banykanya koperasi-
koperasi perempuan baru dan beragam bisnis usaha kecil menengah
yang terbentuk dan sukses (SMECDA, 2006).
2.3 motivasi
2.3.1 definisi motivasi
istilah motivasi (motivation) berasal dari perkataan bahasa latin,
yaitu movere yang berarti menggerakkan (winardi, 2002). Menurut
robbins (1996) motivasi sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat
upaya yang tinggi kearah tujuan-tuuan, yang dikondisikan oleh
kemampuan upaya untuk memenuhi kebutuhan individual.
Sedangkan gray (1983) menyatakan bahwa motivasi adalah hasil
sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang
individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi
dalam melaksanakan hal-hal tertentu.
R. heru kristianto, dalam bukunya menyebutkan berbagai macam
teori motivasi juga mampu mampu menjelaskan motivasi orang
melakukan kegiatan usaha sebagai seorang wirausaha :
a. Motif berprestasi kewirausahaan ( teori david McClelland,
1961) seorang wirausaha melakukan kegiatan usaha
didorong oleh kebutuhan untuk berprestasi, berhubungan
dengan orang lain dan untuk mendapatkan kekuasaan baik
secara financial maupun secara sosial. Wirausaha
melakukan kegiatan usaha dimotivasi oleh :
- Motif berprestasi (need for achievement).
orang melakukan kegiatan kewirausahaan
didorong oleh keinginan mendapatkan prestasi
dan pengakuan dari keluarga mapun
masyarakat.
- Motif berafiliasi (need for affiliation)
Orang melakukan kegiatan kewirausahaan
didorong oleh keinginan mendapatkan
kekuasaan atas sumber daya yang ada.
Peningkatan kekayaan penguasaan pasar
sering menjadi pendorong utama wirausaha
melakukan kegiatan usaha.
b. Motif kebutuhan maslow (teori hirarki kebutuhan maslow,
1970).
teori hirarki kebutuhan maslow mampu menjelaskan
18
motivasi orang melakukan kegiatan usaha. Maslow
membagi tingkatan motivasi kedalam hirarki kebutuhan dari
kebutuhan yang rendah sampai yang berprioritas tinggi,
dimana kebutuhan tersebut akan mendorong orang untuk
melakukan usaha.
- Physiological Need
motivasi seorang melakukan kegiatan
kewirausahaan didorong untuk mampu
memenuhi kebutuhan sehari-hari, fisiologi
seperti: makan, minum, kebutuhan hidup layak
secara fisik, rest and refreshment breaks, physical
comfort on the job, and reasonable work hours.
- Security need
Motivasi melakukan kegiatan usaha, bisnis untuk
memenuhi rasa aman atas sumber daya yang
dimiliki, seperti: investasi, perumahan, asuransi,
dan lain-lain.
- Social need
Motivasi seseorang melakukan kegiatan usaha,
bisnis untuk memenuhi kebutuhan sosial,
berhubungan dengan orang lain dalam suatu
komunitas.
- Esteem need
Motivasi melakukan kegiatan usaha, bisnis untuk
memenuhi rasa kebanggaan, diakuinya potensi
yang dimiliki dalam melakukan kegiatan bisnis.
- Self actualization need
Motivasi melakukan kegiatan usaha untuk
memenuhi kebutuhan aktualisasi diri. Keinginan
wirausaha untuk menghasilkan sesuatu yang
diakui secara umum bahwa hasil kerjanya dapat
diterima dan bermanfaat bagi masyarakat.
c. Teori motivasi Herzberg
menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang
mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan
dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu
disebutnya faktor hygiene (faktor ekstrinsik) dan faktor
motivator (faktor intrinsic). Faktor hygiene memotivasi
seorang untuk dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya
adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi
lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan
faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha
mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah
19
achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb
(faktor intrinsic).
Dari beberapa definisi motivasi diatas, dapat
disimpulkan motivasi adalah suatu faktor yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan
tertentu, sehingga motivasi untuk melakukan sesuatu
perbuatan atau kegiatan tertentu, sehingga motivasi dapat
diartikan sebagai pendorong perilaku seseorang. Motivasi
orang melakukan bisnis, wirausaha sering berbeda
keanekaragaman ini menyebabkan perbedaan dalam
perilaku yang berkaitan dengan kebutuhan dan tujuan.
2.3.2 Motivasi pada wirausahawan wanita
Dalam jurnal pengkajian koperasi dan UKM No.1 tahun 1-2006
menyebutkan ingin mengurangi pengangguran, atau menciptakan
lapangan usaha, meringankan beban keluarga, mengubah nasib dan ingin
menjadi diri sendiri sebagai motiovasi wanita melakukan usaha.
Menurut penelitian yang dilakukan Zhu dan Chu (2010),
motivasi wirausahawan wanita untuk memulai dan menjalankan adalah :
1. Personal growth factor yang meliputi :
- To prove I can do it
- To be able yo use my past experience and
training
- For my own satisfaction and growth
- To gain public recognition
2. Family factor meliputi
- To increase my income
- To protect my job security
- To be my own boss
Sedangkan dalam penelitian tentang investigation of woment
entrepreneurs in Lesotho yang dilakukan oleh merwe (2010)
menyebutkan faktor-faktor motivasi wanita menjadi wirausaha adalah :
1. Need for independence
2. Need for flexible svhedule
3. Need for a challenge
4. Dissatisfaction with salaried jobs (job/career frustration)
5. Social status (personal achievement, to be recognized in the
community)
6. Role models and other people’s influence (friends and family
members)
7. Insufficient family home
8. Brings high income
20
9. Redundancy (lost your job)
10. Ensure high job security
11. Difficulty in finding a job
12. Develob hobby
13. Entered the family business
14. Family tradition
Penelitian mengenai motivasi wirausahawan wanita sangatlah
beragam, akan tetapi untuk memudahkan penelitian yang dijalani,
maka penulis menggunakan faktor-faktor motivasi menurut Zhu dan
Chu (2010), dan merwe (2010).
2.3.3 faktor motivasi dari penelitian terdahulu yang memiliki
persamaan arti.
Penulis melakukan pembangunan faktor-faktor motivasi dari hasil
penelitian Zhu dan Chu (2010) dan merwe (2010) yang kemudian
digunakan sebagai variable motivasi dalam penelitian ini. Penulis
menemukan ada beberapa faktor motivasi dari kedua penelitian tersebut
yang memiliki persamaan arti, dan untuk menghindari terjadinya
pengandaan pada faktor motivasi yang memiliki persamaan arti, maka
penulis hanya menggunakan satu faktor motivasi untuk setiap faktor
yang memiliki persamaan arti dari dua penelitian tersebut.
Penjelasan mengenai faktor motivasi yang memiliki persmaaan arti dari
kedua penelitian tersebut dijelaskan pad tabel berikut.
Hasil penelitian
Lei Zhu dan
Hung M. Chu
(2010)
Hasil penelitian
Stephan P van der
merwe (2010)
Faktor
motivasi yang
memiliki
persamaan
arti
1.to prove I can do it
2.to be able to use my
past experience and
training
3. for my own
satisfaction and growth
4.to gain public
recognition
5. to maintain my
personal freedom
6. to be closer
to my family
7. to build a
business to pass
on
8. to provide
jobs for family
members
1. need for
independence
2. need for flexible
schedule
3.need for a challenge
4. dissatisfaction with
salarled jobs (job/career
function)
5. social status
(personal
achievement, to
be recognized in
the community)
6. Role models
and other
people’s
influence (friends
and family
1. to gain public
recognition memiliki
persamaan arti dengan
social status, dimana
arti untuk
mendapatkan
pengakuan public.
Untuk itu, penulis
menggunakan faktor
motivasi to gain public
gain public
recognition sebagai
salah satu faktor
motivasi dalam
penelitian ini.
2. to maintain personal
freedom memiliki
persamaan arti dengan
21
9. to increase
mu income
10. to protect
my job security
11.to be my
own boss
members)
7. insufficient
family income
8. Brings high
income
9.Redundancy
(lost your job)
10. ensure high
job security
11. difficult in
finding a job
12. develob
hobby
13. entered the
family business
14. family
tradition
need for independence,
dimana memiliki
kebebasan diri. Untuk
itu, penulis
menggunakan faktor
motivasi to maintain
personal freedom
sebagai salah satu
faktor motivasi dalam
penelitian ini.
3. to build a business
to pass on memiliki
persamaan arti dengan
entered the family
business, dimana
memiliki arti merintis
bisnis keluarga. Untuk
itu, penulis
menggunakan faktor
motivasi to build a
business to pass on
sebagai salah satu
faktor motivasi dalam
penelitian ini.
4.to protect my job
security memiliki
persamaan arti dengan
ensure high job
security, dimana
memiliki arti
menghindari PHK.
Untuk itu, penulis
menggunakan faktor
motivasi to protect my
job security sebagai
salah satu faktor
motivasi dalam
penelitian ini.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi penelitian
penelitian ini dilakukan didaerah kota bukittinggi, sumatera bagian
barat. Lokasi ini penulis pilih karena penelitian yang dilakukan
dikhususkan pada motivasi women entrepreneurs dan pertumbuhan
usaha yang dimiliki pada UMKM industry sanjai dan tenun didaerah
bukittinggi.
dalam penelitian ini, penulis tidak akan melakukan survey pada seluruh
UMKM sanjai yang ada dibukittinggi dan sekitarnya hanya kepada
beberapa saja karena begitu sangat keterbatasan waktu yang dimiliki
penulis.
3.2 identifikasi variabel
Gambar 3.1
Variable dikelompokan menjadi dua, yaitu variable independent
(bebas) dan variable dependent (terikat). Model penelitian diatas
menggambarkan bahwa faktor motivasi (x) yang ada dalam
penelitian ini akan digunakan faktor-faktor motivasi berdasarkan
penelitian Lei Zhun dan Hung M. Chu (2010) dan Stephan P van der
Merwe (2010) sebagai variable-variabel independent (bebas), dan
pertumbuhan usaha menurut Davidson (2002) shanmugan and
bhaduri (2002) sebagai variable independent (bebas).
3.3 Jenis data
Jenis data menurut sifatnya (sugiono, 1993) dikelompokkan
menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
a. Data kuantitatif
Adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka atau numeric,
yaitu data jumlah pelanggan dan data perkembangan pelanggan.
Motivasi
women entrepreneurs
(x)
Pertumbuhan usaha
(Y)
23
b. Data kualitatitf
Adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kategori atau bukan
angka, yaitu jawaban responden sangat memuaskan.
Berdasarkan sumbernya data yang digunakan dalam penelitian
ini terdiri dari data primer. Data primer merupakan data yang
diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada beberapa pelaku
UMKM sanjai di bukittinggi.
3.4 Sumber data
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode :
1. Penelitian terdahulu
merupakan teknik pengumpulan data dengan cara membaca
dan mengamati, mengolah laporan-laporan serta catatan yang menunjang
penelitian ini.
2. kuesioner
kuesioner ini dikirimkan kepada responden, kuesioner berisi
pertanyaan-pertanyaan tentang faktor-faktor motivasi yang didapat dari
penelitian sebelumnya, gunanya untuk mengetahui apakah faktor
tersebut berlaku pada industry UMKM sanjai dan tenun di kota
bukittinggi.
3.5 Deskripsi Variabel
Pada software SPSS metode ekstraksi yang digunakan untuk pembagian
variable adalah principal component factoring analysis. Pembagian
variable-variabel kedalam kelompok faktor tertentu didasarkan pada
pembagian perbandingan nilai loading faktor dari faktor-faktor tersebut.
table berikut merupakan output SPSS yang telah melaui proses rotasi
varimax.
Variable Faktor
1
Faktor
2
Faktor
3
Faktor
4
Faktor
5
Faktor
6
1.Untuk membuktikan
kemampuan dalam
wirausaha
2. ingin menggunakan
keahlian yang dimiliki
yang diperoleh dari
pengalaman dan
training
3.kepuasan dan
pengembangan diri
4. menghindari PHK
5.mengembangkan
0.113
0.345
0.789
0.890
0.234
24
Hobi
6. meneruskan bisnis
keluarga
0.892
7. untuk lebih dekat
dengan keluarga
8. menyediakan
lapangan usaha bagi
anggota keluarga dan
orang lain
9. Meningkatkan
pendapatan
10. Membantu
keuangan keluarga
0.345
0.234
0.343
0.543
11. untuk mendapatkan
pengakuan public
bahwa wanita mampu
berwirausaha
12. ingin merintis bisnis
keluarga
13. kebutuhan untuk
mendapatkan tantangan
pada dunia usaha
14. kebutuhan akan
waktu yang fleksibel
0.892
0.456
0.456
0,831
15. menjadi bos untuk
diri sendiri
16. adanya pengaruh
dari keluarga, teman
atau tokoh
wirausahawan.
17. kehilangan
pekerjaan (PHK)
18. berwirausaha
memberikan
penghasilan yang tinggi
0.422
0.524
0.432
0.242
18. kebebasan diri
sendiri
19. kesulitan dalam
mencari pekerjaan
0.543
0.232
20. ketidakpuasan pada
penghasilan bila bekerja
dengan orang lain.
0.534
25
BAB IV
KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang kesimpulan penelitian, dan
saran dari hasil penelitian.
4.1 kesimpulan penelitian
Penelitian ini disusun sebagai usaha untuk
memberikan jawaban atas research question (pertanyaan penelitian)
seperti yang telah dijelaskan pada bab 1. Dari hasil analisa data yang
diajukan pada bab 4, berikut hasil data kesimpulan yang diperoleh :
1. Hasil analisis
faktor motivasi terhadap beberapa responden wirausaha wanita yang
diteliti terbentuk 6 faktor motivasi, yaitu growth (pengembangan
diri), family (keluarga), need for achievement (kebutuhan
berprestasi), income-job (pendapatan), physiological drive (dorongan
fisiologis), dan faktor hygiene (faktor ekstrinsik) sebagai faktor
motivasi wirausahawan wanita dalam menjalankan usahanya pada
industry sanjai di bukittinggi.
2. Dari analisis data menyatakan bahwa motivasi mempunyai korelasi
sangat rendah dan tidak signifikan dengan pertumbuhan usaha
hal ini dapat disimpulkan bahwa motivasi bukan merupakan faktor
utama dalam pertumbuhan usaha wirausahawan wanita pada industry
sanjai dan tenun di bukittinggi, namun ada faktor lain yang lebih
berpengaruh terhadap pertumbuhan yang tidak dimasukan dalam
penelitian ini, salah satunya yaitu kemampuan manjerial.
4.2 keterbatasan penelitian
Keterbatasan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini mengambl objek dengan jumlah populasi
dikota bukittinggi, penelitian ini tidak sepenuhnya
dilakukan, melaui hasil karya orang lain, melalui telepon
dan kurang terjun langsung kelapangan.
2. Keterbatasan waktu hingga penyebaran kuesioner tidak
sempurna dilaksanakan keberbagai tempat yang telah
direncanakan.
3. Karena terbatasnya waktu maka banyak tulisan hasil
referensi dari berbagai sumber yang telah berpengalaman
di bidangnya.
4. Penelitian ini hanya menggunakan variable untuk
mengukur pertumbuhan usaha, karena penelitian ini hanya
korelasi terhadap pertumbuhan usaha, sedangkan variable
26
lain yang memiliki korelasi terhadap pertumbuhan usaha,
sedangkan variable lain yang memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan usaha tidak digunakan dalam penelitian ini.
4.3 Saran
5.3.1 Saran dari pembaca
Dengan penuh kesadaran penulis sangat mengakui
bahwa tulisan ini masih memiliki banyak kekurangan dari
segala aspek penilaian, maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun demi kemajuan dalam penulisan selanjutnya.
5.3.2 saran untuk wirausaha wanita
Saat ini tenun meningkat peminatnya bukan hanya
dikalangan usia tua saja, tetapi juga diakalangan usia muda,
hal ini juga diiringi dengan semakin bertambahnya pengusaha
industry tenun.
berkaitan dengan kemampuan manajerial, guna untuk
mengantisipasi kekurangan tersebut, maka sebaiknya women
entrepreneurs menggunakan pihak ketiga atau konsultan dalam
hal sumber daya manusia, keuangan maupun pemasaran guna
memperoleh pertumbuhan usaha yang maksimal.
Selain itu untuk meningkatkan pertumbuhan usahanya
maka juga perlu melakukan inovasi produk, misalnya dengan
membuat motif-motif baru yang menarik, warna-warni yang
cerah model pakaian yang diminati oleh konsumen.
Online marketing juga sangat disarankan kepada
women entrepreneurs sebagai media pemasran, Karen
mengingat gaya hidup konsumen yang suka berbelanja secara
online daripada berbelanja langsung ke toko.
5.3.3 Saran bagi pemerintah
Dengan semakin meningka\tnya wirausahawan wanita
pada saat ini terutama pada industry kain tenun di kota
bukittingi dan sekitarnya, menunjukkan bahwa wanita
memiliki peran yang besar dalam memajukan UMKM. Untuk
itu diharapkan kepada pemerintah khususnya dinas terkait
untuk membantu dalam hal pemasaran produ, misalnya dengan
lebih sering memberikan kesempatan untuk berpartisipasi
dalam pameran baik dalam maupun luar negeri.
Selain itu, pemerintah juga diaharapkan dapat lebih
sering memberikan pelatihan pelatihan seperti pelatihan
27
kemampuan manajerial yang diaharapkan dapat membantu
wirausahawan wanita dalam mengelola usahanya dan
meningkatkan usahanya,
28
DAFTAR PUSTAKA
Ancok. D. (1998). Teknik penyusunan skala pengukuran. Yogyakarta:
Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada.
Alma, Buchari. (2003. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
Chandler, Gaylen N., Hawk, Steven H.(1994). Founder Competence, the
Environment, and Venture Performance, Entrepreneurship Theory
and Practice, Spring.
Kasmir. (2006). Kewirausahaan. Penerbit: PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.