Post on 14-Aug-2015
description
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................1
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................2
Latar Belakang...........................................................................................2
Tujuan........................................................................................................3
BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................4
Al-Qur’anul-Karim sebagai mukjizat........................................................4
Prinsi-prinsip riset dalam Al-Qur’an.........................................................5
Ilmu dalam Islam.......................................................................................6
Teknologi Pangan dan Gizi.......................................................................8
Nutrisi Seimbang dalam Islam..................................................................9
Teknologi Pangan Fungsional...................................................................11
Manajemen Makanan Halal.......................................................................18
BAB III. KESIMPULAN.................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................22
1 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kedudukan islam dan ilmu sejatinya tidak dapat dipisahkan. Dalam setiap
ibadah dan muamalah, semua dilakukan atas dasar ilmu. Berbagai ayat dalam Al
Qur’an juga menyampaikan kewajiban untuk menuntut ilmu dan berfikir, karena
dalam ilmu terdapat banyak tanda-tanda keagungan Allah SWT Al Qattan (1973)
dalam karyanya menyatakan bahwa Al Qur’anul karim adalah mukjizat Islam
yang kekal dan mukjizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan.
Hal ini menunjukkan akan kebenaran ayat-ayat Al-Qur’an. Tidak hanya dalam Al
Qur’an, melalui hadist, Rasulullah Nabi Muhammad saw. juga menekankan
pentingnya menuntut ilmu.
Berbagai cabang ilmu pengetahuan semakin berkembang seiring
berjalannya waktu. Berbagai cabang ilmu pengetahuan tersebut sebenarnya telah
tersirat maupun tersurat dalam ayat Allah SWT yang terbagi dalam tiga kelompok
(Alim, 1986). Ayat-ayat quraniyan (qauliah) yang tersimpan dalam kitab suci Al
Qur’an yang menjadi pegangan hidup manusia. Ayat Allah SWT yang kedua
adalah berasal dari sunnatu-Rasul yang dapat berupa tingkah laku maupun ucapan
Nabi Muhammad saw. Selain itu terdapat juga ayat kauniah yaitu ayat-ayat Allah
yang tertuang dalam ciptaannya atau alam semesta. Sumber ilmu yang tiada
terbantahkan adalah hak Allah SWT. Allah memerintahkan umat manusia untuk
belajar dan berfikir tentang ilmu yang Allah berikan agar mereka menemukan
keagungan dan kebesaran Allah. Keutamaan menuntut ilmu atau berfikir
disebutkan dalam Al Qur’an dalam 18 ayat, hal tersebut menunjukkan betapa
Allah memerintahkan umat manusia untuk mempelajari karunia Allah yang sangat
besar tersebut. Salah satu contoh ayat Al Qur’an yang mendorong dan
menyarankan agar manusia terus berinovasi dan mempelajari alam ada dalam QS
Ar-Rahman ayat 33.
2 | P a g e
“Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan
kekuatan.” QS Ar-Rahman : 33.
Islam melihat makanan sebagai faktor yang amat penting dalam kehidupan
manusia, di samping ibadah yang lain karena makanan mempunyai pengaruh yang
besar terhadap perkembangan jasmani dan rohani manusia. Maka dari itu di dalam
ajaran Islam banyak peraturan yang berkaitan dengan makanan, dari mulai
mengatur makanan yang halal dan haram, etika makan, sampai mengatur idealitas
kuantitas makanan di dalam perut.
Salah satu peraturan yang terpenting adalah larangan mengkonsumsi
makanan atau minuman yang haram. Mengkonsumsi yang haram atau yang belum
diketahui kehalalannya akan berakibat serius, baik di dunia maupun di akhirat
kelak sebagaimana hadis nabi, “Setiap daging tumbuh yang diperoleh dari
kejahatan (jalan haram), maka neraka lebih layak baginya”. HR. Imam Ahmad.
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menguraikan keterkaitan ilmu
teknologi pangan dan gizi dengan islam, dalam hal ini ditinjau dari perkembangan
ilmu yang terkait dengan ayat-ayat Allah baik melalui Al Qur’an maupun Al
Hadist.
3 | P a g e
BAB II
PEMBAHASAN
Al-Qur’anul-Karim sebagai mukjizat
Mukjizat secara etimologi isim fa’il kata benda subjek dari berasal dari
kata al-I’jaz masdar dari a’jaza yang artinya melemahkan atau mengalahkan.
Dalam karyanya Muhammad Kamil Abdushshamad (2002) mengutip pernyataan
Muhammad Mutawwalli asy-Sya’rawi bahwa mukjizat merupakan kejadian yang
keluar dari batas hukum dan sunnah alam yang dianugerahkan oleh Allah kepada
utusannya. Dengan tujuan untuk memaparkan ajaran-Nya, membuktikan dan
menegaskannya kepada manusia bahwa ia adalah utusan-Nya, yang diakui dan
ditolong oleh langit. Ketika kekuatan langit menolong, semua kekuatan dan
hukum manusia tidak akan mampu melakukan apapun terhadapnya.
Al-Qur’anul-Karim merupakan mukjizat yang bersifat abadi, berbeda
dengan mukjizat rosul-rosul sebelumnya. Al-Qur’an adalah mukjizat ilmiah yang
mengajak untuk membahas dan meneliti ayat-ayat dalam rangka menemukan
hakekat ilmiah yang ditetapkan oleh ilmu kontemporer.
Maka, tidaklah mengherankan apabila Al-Qur’an menegaskan pembenaran
dan kecocokan terhadap apa yang dihasilkan oleh penemuan-penemuan ilmu
pengetahuan kontemporer setelah ratusan tahun para pakar baru menemukannya
dengan kajian, pembahasan, dan penalaran. Mereka menemukan fenomena-
fenomena social, politik, hukum, pertanian, dan lainnya. Al-Qur’an telah
membawanya sebelum segala sesuatu terlintas dalam pengetahuan manusia waktu
diturunkannya.
Tujuan dari kajian mukjizat ilmiah Al-Qur’an adalah untuk meluaskan
cakupan hakikat dari ayat-ayat Al-Qur’an. Kemudian memperdalam makna-
makna yang terkandung didalamnya. Didalam Al-Qur’an banyak terkandung
aneka ragam mukjizat keilmuan, sesuai realita dari penerapan keilmuan.
Semuanya ditemukan pada setiap tempat dan waktu, selalu dibenarkan oleh
peradaban manapun, dan tidak pernah ada bukti yang menyatakan kesalahan
kandungan yang diisyaratkan Al-Qur’an.
4 | P a g e
Prinsip-prinsip riset dalam Al-Qur’an
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia,
dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit
dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.QS Al-Baqarah:164.
Ayat di atas menerangkan bahwa kebebasan berpikir merupakan pilar
utama dalam riset ilmiah. Sebuah riset tidak akan benar tanpa adanya kekebasan
berpikir, ini lebih luas dan umum dari pada kebebasan observasi. Allah
membatasi fenomena-fenomena yang harus diamati dianalisis manusia, ini
merupakan prinsip penting dalam riset ilmiah, yaitu pembatasan pokok-pokok
permasalahan.
Kemudian Allah merinci kekhusuan fenomena tersebut untuk
memudahkan manusia dalam mengkaji dan mengambil manfaatnya. Sebuah riset
ilmiah harus didasari oleh argumentasi yang benar, bukan perkiraan, dugaan, atau
khayalan. Allah memperingatkan dan melarang hamba-Nya mendalami sesuatu
tanpa ilmu. Dalam kehidupan ilmiah, harus ada yang memperdalam ilmu dan
riset pengetahuan, tidak mengikuti sesuatu tanpa analisis, dan juga tidak statis
terhadap pandangan-pandangan lama.
Sesungguhnya Allah selain telah mengaruniai ilmu dan akal, juga
menerangkan metode riset, cara, dan alat-alatnya. Sehingga kita dapat
menemukan hakekat, agar sampai kedalam inti persoalan yang sedang
diobservasi. Tujuan akhir dari ilmu adalah mendapatkan petunjuk dari hakekat-
5 | P a g e
hakekat persoalan itu. Al-Qur’an terbukti memberikan kebenaran dan kesesuaian
dengan apa yang ditemukan oleh ilmu-ilmu pengetahuan modern seperti temuan-
temuan dan pandangan-pandangan ilmiah lainnya.
Ilmu dalam Islam
“. . . . . ., dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” QS An Nur : 35.
Nukilan salah satu ayat Al Qur’an tersebut dapat memberi penjelasan
bahwa Allah SWT adalah sumber (asal muasal) segala ilmu (Alim, 1986). Pada
bagian lain iman seseorang dapat bina oleh pemahamannya terhadap realitas, dan
gejala-gejala alam yang tentunya dapat dibuktikan dengan mempelajari ilmu.
Sains adalah himpunan rasionalitas insani kolektif yang dihasilkan dari
logika dan kenyataan-kenyataan atau fenomena alam. Sedangkan teknologi adalah
penerapan sains secara sistematik untuk memanfaatkan alam disekelilingnya dan
mengendalikan gejala-gejala yang dapat dikontrol manusia dalam proses-proses
produktif yang ekonomis. Sedangkan ilmu atau pengetahuan terpadu adalah
kombinasi atau interaksi antara satu bidang sains dengan yang lainnya yang saling
bersinergi yang bermanfaat untuk kehidupan. Pengertian mengenai ilmu juga
tersirat dalam Al Qur’an surat Ali Imran ayat 190 dan 191.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-
orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
6 | P a g e
. . . . . . . . .
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
QS Ali Imran : 190-191.
Dari ayat tersebut jelaslah pemahaman kita tentang perintah Allah agar
kita berfikir atau belajar mengenai ilmu Allah. Tanda-tanda tentang ciptaan,
keagungan dan keesaan Allah SWT akan nyata bagi mereka yang benar-benar
mempelajarinya yang dalam ayat tersebut dikatakan sebagai orang-orang yang
berakal. Orang yang berakal adalah orang yang bersungguh-sungguh (sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring) dengan niat dari hati untuk
selalu mempelajari dan selalu mengingat Allah SWT sebagai sumber petunjuk.
Skema sederhana tentang sumber ilmu, kedudukan dan macam-macam ilmu dapat
dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kedudukan ilmu-ilmu
Dari bagan tersebut sangatlah jelas tergambarkan bahwa sumber ilmu
hanyalah bersumber dari Allah dan akan kembali pada Nya juga. Maksud kembali
adalah bahwa semakin banyak ilmu yang didapatkan atau semakin tinggi ilmu
seseorang maka ia pun akan makin mengenali keagungan Sang Maha Pencipta
7 | P a g e
أ�هللا
Qauliah(Al Qur’an dan Hadist)
Kauniah(Alam semesta)
Wahyu Allah SWT,sikap dan ucapan nabi
Muhammad saw.
Penelitian (research)
Sudah pasti kebenarannya
Ada kemungkinan salah (trial and error)
Ilmu Fiqih, Aqidah, Akhlak, Tafsir, Muamalah
Fisika, Kimia, Matematika, Sosiologi,
Psikologi, Kependudukan
dan makin menguatkan imannya. Dengan demikian, secara keilmuan maka antara
ilmu qauliah dan kauniah tidak mungkin terjadi pertentangan, perbedaan atau hasil
yang bertentangan dapat berasal dari kesalahan manusia dalam melakukan riset
atau penelitian. Dengan demikian jelaslah bahwa alam ini diciptakan dari ilmu
dan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhiratpun harus ditempuh dengan
mempelajari ilmu. Islam adalah sumber ilmu yang benar yang datang dari Allah
SWT yang Maha Berilmu.
Teknologi Pangan dan Gizi
Ilmu pangan adalah ilmu yang mempelajari nilai gizi, zat kimia, aspek
mikrobiologi, kimia serta aspek teknis dari pangan (Winarno, 2007). Sedangkan
bidang ilmu teknologi pangan dan gizi adalah bidang ilmu yang mempelajari
penerapan sains dibidang pangan dan gizi untuk menciptakan berbagai produk
baru (termasuk cara pengolahan) sehingga mendapatkan manfaat gizi untuk
kesehatan.
Penerapan teknologi tersebut mencakup teknologi pra panen, pemanenan,
paska panen, pengolahan, distribusi dan penyimpanan pangan, yang mencakup
aspek fisik, kimia maupun mikrobiologi. Teknologi pra panen meliputi penyiapan
dan pemilihan bahan makanan agar memiliki kualitas yang baik dari segi fisik dan
gizinya dan juga halal. Sistem kehalalan juga terus dijaga saat pemanenan atau
pemotongan pada bahan hewani hingga proses produksi dan penyimpanan agar
tidak tercampur dengan bahan yang diragukan kehalalannya, selain tetap menjaga
kualitas dan komponen gizinya. Dengan penerapan teknologi pada bahan pangan
maka diharapkan dapat menghasilkan produk pangan yang memiliki kualitas
gizinya dan terjamin kehalalannya.
Secara nyata aspek ilmu dan teknologi pangan ini juga disebutkan dalam
beberapa ayat Al Qur’an dan hadist. Pada surat Al-A’raf ayat 31 misalnya
menjelaskan tentang pentingnya mengkonsumsi makanan yang halal dan tidak
berlebihan dalam mengkonsumsinya.
8 | P a g e
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” QS Al-A’raf : 31.
Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa perintah Allah agar manusia
mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal dan dalam jumlah yang sesuai
yang diperlukan oleh tubuh (As-Sayyid, 2006). Penelitian terbaru menyebutkan
bahwa mengkonsumsi makanan dari sumber zat gizi manapun dengan jumlah
yang melebihi kebutuhan tubuh akan memberikan efek samping dan
menyebabkan beberapa gangguan kesehatan, hal ini menunjukkan bahwa ilmu
tentang nutrisi bagi tubuh telah Allah sampaikan beratus-ratus tahun silam
sebelum ilmu dan pengetahuan berkembang. Selain ayat tersebut Rasulullah saw.
pernah bersabda yang pernah diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Ibnu majah, Hakim
dan Ibnu Hibban sebagai berikut.
“Tidak ada wadah yang lebih buruk yang dipenuhi oleh seorang manusia selain perutnya. Dia sebenarnya hanya membutuhkan beberapa suap untuk menopang hidupnya. Karena itu, perut perlu dibagi menjadi 3 bagian yaitu sepertiga untuk
makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga untuk udara.”HR at-Tirmidzi, Ibnu majah, Hakim dan Ibnu Hibban.
Dapat disimpulkan bahwa, islam baik melalui Al Qur’an maupun Al
Hadist telah jauh berabad-abad yang lalu telah membahas ilmu terkait pangan dan
gizi, namun teknologi yang berkembang saat itu belum mampu menciptakan
produk-produk seperti saat sekarang. Secara lebih luas lagi selain membahas
tentang teknologi pangan, dalam Al Qur’an maupun Al Hadist juga membahas
beberapa teknologi yang terkait dengan teknologi pangan dan gizi diantaranya
adalah teknologi gizi dan nutrisi seimbang, teknologi kesehatan pangan, teknologi
pangan fungsional, teknologi halal dan teknologi herbal yang akan diulas pada
pembahasan berikutnya.
Nutrisi Seimbang dalam Islam
Meningkatnya pertumbuhan penduduk dunia yang pesat dan tumbuhnya
kesadaran masyarakat akan kesehatan menyebabkan meningkatnya permintaan
obat-obatan (As-Sayyid, 2006). Islam juga sudah secara jelas mengatur makanan
9 | P a g e
yang halal dan haram (dapat merusak tubuh), Allah pun telah dengan jelas
memerintahkan umat manusia untuk memakan makanan yang baik namun tidak
berlebih-lebihan (seimbang). Sementara Nabi Muhammad saw. juga melalui
hadist nya menyatakan bahwa Allah lebih menyukai mukmin yang kuat (sehat)
dibandingkan mukmin yang lemah (sakit).
“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah.” HR. Muslim dan Ibnu Majah.
As-Sayyid (2006) juga menjelaskan bahwa makanan seimbang adalah
makanan ideal baik kuantitas maupun kualitasnya, bagi setiap penduduk bumi
dengan berbagai kepercayaan. Al Qur’an telah membuat pondasi dasar yang jelas
dan bijak dalam hal makanan ini. Bahkan Nabi Muhammad saw. telah
mengukuhkan dasar tersebut sembari memberikan beberapa ketentuan dan aturan
yang menjamin realisasinya sehingga seorang muslim benar-benar dapat
mengkonsumsi makanan yang sempurna dan seimbang, jasmani maupun rohani.
Tubuh manusia membutuhkan makanan seimbang yang bisa dikonsumsi
dan diserap, serta menggantikan zat-zat yang hilang darinya, menghilangkan rasa
lapar, untuk kemudian menjadikannya kuat bekerja dan beraktivitas, serta
memperkuat peran imunitas yang ada di dalamnya guna melawan virus dan
penyakit. Makanan seimbang adalah kata lain dari makanan sehat, sebagai bentuk
perwujudan bagi keseimbangan yang telah ditetapkan Allah SWT pada segala
sesuatu.
“Langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan, agar kalian jangan merusak keseimbangan itu, dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan
adil dan janganlah kalian mengurangi keseimbangan itu.” QS ar-Rahman: 7-9.
Oleh karena itu, melalui berbagai penelitian kajian para ahli gizi telah
berusaha mengetahui berbagai kebutuhan makanan yang dibutuhkan manusia.
Kemudian mereka membuat dasar-dasar pijakan yang jelas dan benar tentang
makanan itu sesuai kondisi, lingkungan, serta usia seseorang.
Pada bagian lain, beberapa agama yang mengharamkan memakan daging.
Misalnya agama Budha dan Hindu, mereka hanya membolehkan manusia
10 | P a g e
memakan tumbuh-tumbuhan, seperti kaum vegetarian. Meskipun tumbuh-
tumbuhan kaya akan unsur penting seperti mineral, karbohidrat dan vitamin, tapi
porsi makanan penting yang digunakan untuk menghasilkan kalori dan
pembentukan jaringan jauh lebih banyak pada hewani. Oleh karena itu, manusia
harus mengkonsumsi makanan secara seimbang (nabati dan hewani) yang bisa
mendorong sekaligus membantu kerja semua anggota tubuh. Biasanya kaum
vegetarian menderita penyakit anemia dan kekurangan vitamin B12, zat besi,
yodium, kalsium, seng dan vitamin D. Semua unsur tersebut banyak terkandung
dalam makanan hewani. Disamping itu, As-Sayyid (2006) juga menyatakan
bahwa protein hewani memiliki kemiripan dalam tingkat yang tinggi dengan
protein manusia, sehingga pemanfaatannya pun berlangsung maksimal.
Telah jelas bahwa Allah SWT melalui ilmunya, baik melalui Al Qur’an
maupun Al Hadist memerintahkan pada umat muslim agar mengonsumsi
makanan secara seimbang baik kuantitas maupun kualitasnya. Ilmu pengetahuan
dan teknologi yang berkembang pada bidang pangan dan gizi telah membuktikan
bahwa mengonsumsi makanan yang seimbang dan tidak berlebihan dapat menjaga
kesehatan serta vitalitas tubuh.
Teknologi Pangan Fungsional
Gibson (2000) menjelaskan tentang pengertian pangan fungsional sebagai
berikut :
A food can be regarded as “functional” if it is satisfactorily demonstrated to affect beneficially one or more target functions in the body, beyond adequate nutrition, in a way that improves health and well-being or reduces the risk of disease.
Makanan dapat dikatakan memiliki sifat fungsional jika makanan tersebut dapat
memberi manfaat fungsional bagi tubuh, didalamnya terdapat nutrisi yang dapat
meningkatkan vitalitas tubuh atau mengurangi resiko terserang penyakit. Lebih
lanjut ia menjelaskan makanan fungsional didalamnya adalah makanan alami
(natural food) yang tentunya didalamnya terkandung komponen atau senyawa
yang bermanfaat bagi tubuh.
Ilmu pangan fungsional ini pada akhir abad 19 mulai diteliti dan banyak
digunakan oleh produsen makanan untuk memproduksi makanan dengan fungsi
11 | P a g e
kesehatan. Namun secara nyata Allah SWT melalui wahyunya yang disampaikan
melalui Nabi Muhammad saw. telah mengajarkan hal tersebut berabad-abad
silam. Allah telah menyebutkan beberapa makanan yang baik, selain dapat
mengenyangkan juga dapat memberi manfaat kesehatan (menyembuhkan) bagi
tubuh. Berikut akan disampaikan beberapa jenis makanan yang bersifat fungsional
yang telah disebutkan dalam Al Qur’an (As-Sayyid 2006).
1. Buah Tin (at-Tin)
Allah SWT berfirman,
“Demi (buah) tin dan (buah) zaitun, dan demi Gunung Thurnisa,” QS at-Tin: 1-2.
Nabi Muhammad saw. dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Darda ra.
yang artinya adalah:
“Rasulullah telah diberi hadiah satu wadah buah tin, kemudian Nabi bersabda, “makanlah!” Lalu beliau pun memakannya dan berkata “Jika engkau berkata
“ada buah yang diturunkan dari surga”, maka aku bisa katakan “inilah buahnya, karena sesungguhnya buah syurga tanpa biji.” Olehkarena itu, makanlah, karena buah tin ini dapat menyembuhkan penyakit wasir dan encok.” HR Abu Darda ra.
As-Sayyid (2006) menjelaskan bahwa dalam buah tin mengandung unsur gula
dalam kadar yang tinggi. Sebagaimana buah ini juga mengandung garam utama
yang terpenting diantaranya adalah kalsium, fosfor, besi dan sejumlah vitamin,
seperti vitamin A, B, C dan vitamin K yang berperan dalam proses pembekuan
darah.
Ditinjau dari aspek kedokteran lanjutnya, buah tin memiliki beberapa
manfaat pengobatan bagi sejumlah penyakit (As-Sayyid 2006). Diantaranya yang
telah teruji secara klinis adalah untuk mengobati susah buang air besar, mengobati
penyakit usus atau lambung, mengobati luka dan bisul, mengobati haid yang tidak
teratur, memperlancar air seni dan ASI (Air Susu Ibu).
2. Zaitun
Selain dalam surat at-Tin, terdapat pula penyebutan zaitun dalam ayat lain,
misalnya dalam QS al-Mu’minun ayat 20.
12 | P a g e
“(Kami tumbuhkan) pohon (zaitun) yang tumbuh dari Gunung Thursina, yang
menghasilkan minyak, dan bahan pembangkit selera bagi orang-orang yang
makan.” QS al-Mu’minun: 20.
Pohon zaitun adalah pohon yang bertahan hidup cukup lama dan mengandung
banyak manfaat bagi manusia baik minyak, daun, kayu maupun buahnya (As-
Sayyid 2006).
Buah zaitun mengandung 67% air, 23% minyak, 5% protein, 1% garam
mineral, terutama kalsium dan zat besi. Buah ini juga mengandung beberapa
vitamin seperti vitamin A, D, B dan C. Sedangkan minyaknya kaya akan unsur
mineral dan unsur-unsur yang jarang lainnya. Zaitun tergolong minyak yang tak
jenuh atau tidak mengandung banyak lemak (trigliserida) dibandingkan dengan
minyak biji kapas atau minyak linen dan minyak rami.
Manfaat minyak zaitun diantaranya dapat menyembuhkan penyakit
kuning, memecahkan batu ginjal, meningkatkan produksi air empedu dan
menyembuhkan penyakit gula. Selain itu juga dapat digunakan untuk memelihara
kecantikan kulit serta menghilangkan kerutan diwajah dan leher, dioleskan pada
tubuh untuk menghindari sengatan matahari. Sedangkan buahnya dapat
bermanfaat untuk menguatkan lambung, membangkitkan selera makan dan
menyembuhkan penyakit lever. Daun zaitun dapat menyembuhkan radang gusi
dan tenggorokan, mencegah terjadinya peradangan, mengobati bisul dan luka.
3. Delima (Pomegranate)
Allah SWT berfirman,
“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari
tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai
tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan
13 | P a g e
pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
orang-orang yang beriman.” QS al-An’am: 99
“Di dalam keduanya (ada macam-macam) buah-buahan dan kurma serta
delima,” QS ar-rahman: 68.
Dalam sebuah hadist dari Ibnu Abbas ra. dalam hadist mauquf dan marfu’
disebutkan bahwa, delima (pomegranat) termasuk dalam buah-buahan syurga.
Pada kulit delima mengandung asam tanik atau tanic acid. Asam tersebut
merupakan unsur pengontrol, selain itu dalam buahnya juga mengandung mentol
dan jenis gula, antioksidan dan unsur besi.
Asam tanik dalam buah delima memberikan manfaat diantaranya
mengobati diare dan ambeien, mengobati pilek atau menghilangkan penyumbatan
pada hidung, bunga delima juga bermanfaat untuk kesehatan gusi. Buah delima
juga bermanfaat untuk membersihkan cacing dari sistem pencernaan.
4. Susu (Milk)
Allah berfirman,
“Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya
(berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.” QS an-Nahl: 66.
Dalam bukunya, Walstra (2006) menjelaskan bahwa susu merupakan cairan yang
dikeluarkan dari kelenjar susu hewan yang ditujukan untuk memberi nutrisi pada
hewan yang baru dilahirkan. Susu adalah minuman yang mengandung nilai gizi
tinggi (sempurna), karena sejatinya susu diberikan untuk anak yang baru
dilahirkan, komponennya tentunya terdiri dari unsur-unsur pertumbuhan, imun
dan zat gizi penting lainnya sesuai kebutuhan anak tersebut. Tidak diragukan lagi
selain dapat menyegarkan, susu juga mempunya efek fungsional yang
menyehatkan.
14 | P a g e
5. Daging
Dalam Al Qur’an telah banyak ayat yang menyebutkan tentang daging
salah satunya adalah al-Mu’minun ayat 79. Dalam Sunan Ibnu majah dari hadist
Abu Darda ra. dari Rasulullah saw.
“sebaik-baik makanan penduduk dunia dan penduduk syurga adalah daging.”
“Allahlah yang menjadikan binatang ternak untuk kamu, sebagiannya untuk kamu kendarai dan sebagiannya untuk kamu makan,” QS al-Mu’min: 79.
Daging hewan merupakan satu satunya sumber protein yang cukup memadai,
karena didalamnya mengandung asam amino utama yang dapat membangun
jaringan tubuh dan otot (As-Sayyid 2006). Kelengkapan asam amino dalam
daging lebih lengkap daripada pada bahan pangan nabati. Protein yang berasal
dari hewani adalah makanan yang dapat memberikan imunitas pada tubuh dan
dapat menyerang bakteri dan mikroba. Namun demikian, seperti ayat yang telah
disebutka sebelumnya, meskipun suatu makanan memberikan manfaat bagi
kesehatan, namun dalam mengkonsumsinya tetap tidak boleh berlebih-lebihan.
6. Kurma
Selain telah disebutkan dalam beberapa ayat di atas dalam sebuah hadist
yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Anas ra. dia berkata :
“Rasulullah berbuka dengan beberapa butir ruthab (kurma matang basah) sebelum shalat. Jika beliau tidak menemukannya maka dengan beberapa butir tamer (kurma kering). Jika tidak mendapatkan tamer, maka dengan beberapa
teguk air putih.”
Kandungan gula dalam tamer mencapai 75%, 20% protein dan sekitar 3% adalah
lemak atau minyak. Tamer kaya akan garam mineral dan garam mineral alkali
15 | P a g e
seperti potasium dan kalsium. Selain itu kaya akan unsur besi dan vitamin B dan
C. Tamer juga dapat memiliki manfaat untuk membunuh cacing, sedangkan balah
(kurma mentah) dapat digunakan untuk mengobati kantung kemih, sakit perut dan
usus. Balah juga mengandung tinggi serat sehingga baik untuk kesehatan
pencernaan. Berbagai manfaat kesehatan lainnya yang menjadikan kurma sebagai
makanan fungsional.
7. Anggur (al-Inab)
Allah SWT menyebutkan anggur (al-Inab) di beberapa tempat dalam Al
Qur’an. Anggur dikategorikan sebagai nikmat Allah SWT yang diberikan kepada
hamba-hambanya di dunia dan akhirat. Anggur merupakan buah paling utama dan
banyak manfaatnya dan termasuk dari tiga raja buah-buahan yaitu : anggur,
ruthab, dan tin. Anggur kaya akan unsur-unsur gula yang mencapai 15%, 7%
diantaranya adalah glukosa. Semakin matang anggur, semakin banyak
kandungannya. Anggur adalah buah yang paling ringan kandungan gulanya dan
mudah dicerna serta diserap tubuh. Anggur mengandung unsur protein sebanyak
1.2% dan lemak (minyak) sebanyak 1,5%, selain itu juga mengandung tinggi
antioksidan jenis reservatrol.
“Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.” QS an-nahl: 11.
8. Pisang
Allah SWT berfirman,
16 | P a g e
“Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. (Mereka) Berada di antara pohon bidara yang tak berduri, dan pohon pisang yang
bersusun-susun (buahnya),” QS. Al-Waqi’ah: 27-29.
As-Sayyid (2006) menjelaskan bahwa orang-orang cina sejak ribuan tahun yang
lalu telah menggunakan akar pisang sebagai obat penyakit kuning, sakit kepala,
dan penyakit campak. Penemuan modern menegaskan bahwa pisang dapat
menyembuhkan penyakit diare dan sebaian penyakit yang mengganggu fungsi
pencernaan, karena lembut, anti asam dan mudah dicerna. Pisang juga
mengandung vitamin A, B dan C dapat meningkatkan tekanan darah tinggi
sebagai pengganti potasium. Penemuan terbaru di Filipina, pisang dicampur
dengan kelapa yang disebut dengan “Bakngun” yang dapat mengatasi masalah
kekurangan gizi (busung lapar).
9. Kamper (Kapur Barus) dan Jahe
Allah SWT berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur.” QS al-Insaan: 5.
“Di dalam syurga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.” QS al-Insaan: 17.
Jahe sangat membantu dalam proses pencernaan, melembutkan perut sekaligus
memberi keseimbangan, membantu aktivitas seksual serta baik untuk hati dan
lambung. Selain itu bermanfaat juga untuk mengobati sakit persendian, encok dan
gangguan pita suara. Sedangkan kamper adalah sebuah pohon yang banyak
tersebar diberbagai tempat, yang manfaatnya diantaranya adalah menghilangkan
kesulitan pencernaan, mengobati tifus, sakit persendian, memperlancar aliran
darah dan radang pada gusi.
10. Madu
Allah SWT berfirman,
17 | P a g e
“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”QS an-Nahl: 69.
Berbagai penelitian telah menjelaskan tentang manfaat madu, di dalam madu
terdapat banyak vitamin, protein, mineral dan zat gizi penting lainnya. Sehingga
sudah tentu madu merupakan makanan fungsional yang mengandung banyak
manfaat untuk kesehatan. Selain berbagai makanan yang telah disebutkan diatas
masih banyak terdapat makanan yang memiliki manfaat kesehatan yang
disebutkan dalam Al Qur’an, misalnya mentimun, bawang putih, adas dan bawang
merah serta ikan.
Manajemen Makanan Halal
Allah SWT berfirman,
“Wahai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari apa yang dapat dibumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan
sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu.”QS Al Baqarah :168.
Sudah tentu sebagai umat islam, diwajibkan memakan makanan dari sumber dan
bahan makanan yang halal. Tidak hanya menyebutkan tentang makanan yang
menyehatkan tubuh, dalam Al Qur’an juga disebutkan dalam banyak ayat tentang
makanan yang haram, karena di dalamnya lebih banyak mengandung penyakit
dibandingkan manfaatnya. Seperti daging babi yang banyak menimbulkan
penyakit pada manusia, babi dianggap sebagai hewan yang tidak layak untuk
dikonsumsi, sumber parasit (taenia solium, trichinila spiralis, schistosoma
japonicum, fasciolepsis buski, ascaris, anklestoma, calonorchis sinensis,
paragonimus dan swine erysipelas), berbagai bakteri penyebab penyakit seperti
18 | P a g e
TBC, cacar (small pox), scabies, Rusiformas N (pembusukan pada kaki),
salmonella choler suis, blantidium coli, brocellosis, toxoplasma gondi.
Selain itu terdapat berbagai makanan yang diharamkan dalam Al Qur’an
yang mempunyai efek buruk terhadap kesehatan seperti khamr, bangkai, darah
dan binatang yang disembelih tidak dengan menyebut asma Allah SWT. Melalui
kemajuan teknologi, saat ini sudah terdapat standar sertifikasi halal bagi produk
makanan dan minuman yang tentunya mengacu pada ilmu-ilmu yang terdapat
dalam Al Qur’an dan Al Hadist.
Kehalalan suatu makanan dapat dikatagorikan menjadi dua katagori, yaitu:
a. Makanan halal dalam mendapatkannya
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat)
dosa, padahal kamu mengetahui.”QS Al-Baqarah:188.
Dalam pandangan Hukum Islam, makanan halal secara ghairu dzatiyah (di
luar substansi barangnya yang dilihat dari cara memperolehnya) terdapat beberapa
unsur yang terkait. Unsur terpentingnya adalah bahwa sesuatu yang pada dasarnya
halal secara dzatiyah berubah status hukumnya menjadi haram jika diperoleh
dengan cara yang dilarang oleh Allah seperti hasil riba, harta anak yatim yang
diambil secara batil, hasil pencurian (saraqah), hasil ambil paksa, hasil suap
(risywah), hasil dari mengkhianati, hasil menipu (al-gasysy), hasil judi dan
sebagainya.
b. Makanan halal secara dzatiyah (substansi barangnya)
Syeh Sayyid Sabiq membagi dalam dua kategori yaitu, jamad (benda mati)
dan hayawan (binatang).
19 | P a g e
1. Jamad (benda mati), yaitu semua jenis makanan yang berwujud benda
mati adalah halal selama tidak najis, mutanajjis, tidak membahayakan dan
tidak memabukkan.
2. Hayawan (binatang), hukum binatang darat ada sebagian yang halal dan
sebagian lain haram. Adapun binatang darat yang diharamkan adalah:
Binatang sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an surah Al-
Maidah ayat 3 yaitu, bangkai, darah (yang mengalir dari hewan yang
disembelih), daging babi, daging anjing, daging binatang yang
disembelih bukan atas nama Allah, hewan tercekik, terpukul, terjatuh,
tertanduk, tertekam oleh binatang buas (kecuali sempat disembelih)
dan binatang yang disembelih untuk berhala.
Hewan yang dikategorikan menjijikan (al-mustahdzar) misalnya ular,
kalajengking, jenis kumbang dan sebangsanya.
Hewan yang termasuk buas, yaitu yang mempunyai taring yang kuat
dan sejenis burung yang mempunyai pelatuk kuat yang bisa melukai.
Binatang laut, setiap binatang yang hidup di laut adalah halal
walaupun tidak berbentuk ikan dan tidak haram darinya (laut) kecuali
yang mengandung racun yang membahayakan.
20 | P a g e
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya telah jelas bahwa, islam sangat
memperhatikan perihal kesehatan dan makanan sebagai sumber energi dan sumber
pengobatan (dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh). Ilmu Teknologi
Pangan dan Gizi dalam hal ini tentunya sangat terkait dalam pengembangan ilmu
yang terkait dengan makanan dan kesehatan tersebut.
21 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Abdushshmad, Muhammad Kamil. 2002. Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur’an.
Jakarta: Penerbit Akbar. Terjemahan dari: Alimin, Lc, M.Ag-
Gha’neim Ihsan, Lc, Uzair Hamdan, Lc
Al-Asyhar, Thobieb. 2003. Bahaya Makanan Haram. Jakarta: PT Al-
Mawardi Prima
Al-Qattan MK. 1973. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an. Mudzakir AS, penerjemah. Bogor: PT Pustaka Litera AntarNusa. Terjemahan dari: Man-syurat al-‘Asr al-Hadis.
Alim RHAS et al. 1986. Islam Untuk Disiplin Ilmu Pengetahuan Alam dan Tehnologi, Departemen Agama RI. Jakarta: CV Wirabuana.
Ass-Sayyid ABM. 2006. Pola Makan Rasulullah. Goffar MA, Haetami HMI, penerjemah. Jakarta: Almahira. Terjemahan dari: at-Taghdziyah an-Nabawiyah, al-Ghaza baina ad-Daa wa ad-Dawa.
Fahrudin A et al. 2004. Al Qur’an Digital versi 2.1. Bandung: CV Diponegoro.
Gibson GR, Williams CM. 2000. Fungtional Foods, Consept to Product. New York: CRC Press.
Walstra P, Wouters JTM, Geurts TJ. 2006. Dairy Science and Technology, Second edition. New York: CRC Press.
Winarno FG. 2007. Teknologi Pangan. Jakarta: Mbrio Press.
22 | P a g e