Gizi Dan Pangan

31
Area 1. Pemecahan Masalah Gizi (Nutrition Problem Solving) Ilmu Gizi Manusia Gizi Masyarakat Manajemen Industri Jasa Makanan Manajemen Ketahanan Pangan Mampu menganalisis masalah gizi individu Mampu menganalisis masalah gizi individu, keluarga, dan masyarakat Mampu menganalisis masalah gizi individu dan kelompok khusus Mampu menganalisis masalah pangan dan gizi masyarakat Mampu memecahkan masalah gizi individu Mampu memecahkan masalah gizi individu dan masyarakat Mampu memecahkan masalah gizi individu dan kelompok khusus Mampu memecahkan masalah pangan dan gizi masyarakat Mampu melakukan komunikasi tentang gizi dan diet kepada individu Mampu melakukan komunikasi tentang gizi dan diet kepada individu, keluarga, dan masyarakat Mampu melakukan komunikasi tentang gizi , diet dan kuliner kepada individu dan kelompok khusus Mampu melakukan komunikasi tentang penyediaan, distribusi dan konsumsi pangan dan gizi masyarakat Mampu mengembangkan pelayanan gizi individual (klinik) secara profesional dan etis Mampu mengembangkan pelayanan masyarakat secara profesional dan etis Mampu mengembangkan pelayanan makanan massal secara profesional dan etis Mampu mengembangkan kebijakan dan program ketahanan pangan secara profesional dan etis Area 2. Pengembangan Keilmuwan Bidang Gizi (Nutrition Scientific Development) Ilmu Gizi Manusia Gizi Masyarakat Manajemen Industri Jasa Makanan Manajemen Ketahanan Pangan Mampu mengembangkan diri dan keilmuanya secara berkelanjutan Mampu mengembangkan diri dan keilmuanya di bidang gizi masyarakat Mampu mengembangkan diri dan ketrampilannya Mampu mengembangkan diri dan keilmuannya di bidang manajemen

description

bfg

Transcript of Gizi Dan Pangan

Page 1: Gizi Dan Pangan

Area 1. Pemecahan Masalah Gizi (Nutrition Problem Solving)Ilmu Gizi Manusia Gizi Masyarakat Manajemen Industri Jasa

MakananManajemen Ketahanan Pangan

Mampu menganalisis masalah gizi individu

Mampu menganalisis masalah gizi individu, keluarga, dan masyarakat

Mampu menganalisis masalah gizi individu dan kelompok khusus

Mampu menganalisis masalah pangan dan gizi masyarakat

Mampu memecahkan masalah gizi individu

Mampu memecahkan masalah gizi individu dan masyarakat

Mampu memecahkan masalah gizi individu dan kelompok khusus

Mampu memecahkan masalah pangan dan gizi masyarakat

Mampu melakukan komunikasi tentang gizi dan diet kepada individu

Mampu melakukan komunikasi tentang gizi dan diet kepada individu, keluarga, dan masyarakat

Mampu melakukan komunikasi tentang gizi , diet dan kuliner kepada individu dan kelompok khusus

Mampu melakukan komunikasi tentang penyediaan, distribusi dan konsumsi pangan dan gizi masyarakat

Mampu mengembangkan pelayanan gizi individual (klinik) secara profesional dan etis

Mampu mengembangkan pelayanan masyarakat secara profesional dan etis

Mampu mengembangkan pelayanan makanan massal secara profesional dan etis

Mampu mengembangkan kebijakan dan program ketahanan pangan secara profesional dan etis

Area 2. Pengembangan Keilmuwan Bidang Gizi (Nutrition Scientific Development)Ilmu Gizi Manusia Gizi Masyarakat Manajemen Industri Jasa

MakananManajemen Ketahanan Pangan

Mampu mengembangkan diri dan keilmuanya secara berkelanjutan

Mampu mengembangkan diri dan keilmuanya di bidang gizi masyarakat secara berkelanjutan

Mampu mengembangkan diri dan ketrampilannya dibidang manajemen industri jasa makanan secara berkelanjutan.

Mampu mengembangkan diri dan keilmuannya di bidang manajemen ketahanan pangan secara berkelanjutan.

Mampu menggunakana teknologi mutakhir untuk kegiatan informasi dan komunikasi interpersonal.

Mampu menggunakana teknologi mutakhir untuk kegiatan informasi dan komunikasi massa

Mampu menggunakana teknologi mutakhir untuk kegiatan informasi dan komunikasi interpersonal massa

Mampu menggunakana teknologi mutakhir untuk kegiatan informasi dan komunikasi massa

Tabel 1. Kompetensi Inti Program Magister Gizi dan Pangan

Mampu menerapkan dan Mampu menerapkan ilmunya Mampu mengembangkan Mampu menerapkan ilmunya

Page 2: Gizi Dan Pangan

mengembangkan ilmu gizi dan ilmu terkait lainnya (biomolekuler, biomedik, patologi) untuk menanggulangi masalah gizi individu

untuk melakukan sosialaisasi dan advokasi per baikan gizi masyarakat yang efektif dan efisien

strategi penyelenggaraan makanan massal yang lebih efektif dan efisien

untuk melakukan sosialaisasi dan advokasi ketahanan pangan yang efektif dan efisien

Mampu menerapkan dan mengembangkan ilmu gizi dan ilmu terkait lainnya (biomolekuler, biomedik, pangan untuk menanggulangi masalah gizi masyarakat.

Mampu menerapkan prinsip manajemen ilmu gizi, dietik, dan keamanan pangan dalam pelayanan jasa makanan

Area Kepemimpinan dan Manajemen Bidang Gizi (Nutrition Leadership & Management)Ilmu Gizi Manusia Gizi Masyarakat Manajemen Industri Jasa

MakananManajemen Ketahanan Pangan

Mampu mengantisipasi perkembangan masalah gizi klinik di masa depan dan merencanakan strategi mengatasinya.

Mampu mengantisipasi perkembangan masalah gizi masyarakat di masa depan dan merencanakan strategi mengatasinya

Mampu mengantisipasi dan membaa peluang pasar serta merencanakan strategi pengembangan usaha industri jasa makanan yang kompetitif

Mampu mengatasi perkembangan masalah ketahanan pangan di masa depan dan merencanakan strategi mengatasinya

Memiliki kemampuan untuk mengelola industri jasa makanan secara profesional dengan menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan

Mampu menerapkan manajemen modern dalam setiap pemecahan masalah ketahanan pangan

Mampu memberikan dan mengelola pendidikan, pelatihan dan konsultasi gizi klinik.

Mampu memberikan dan mengelola pendidikan, pelatihan dan konsultasi gizi masyarakat.

Mampu memberikan dan mengelola pendidikan, pelatihan/training serta konsultasi IJMG

Mampu memberikan dan mengelola pendidikan, pelatihan/training serta konsultasi manajemen ketahanan pangan

Mampu menerapkan menajemen modern dalam setiap pemecahan masalah gizi individu, keluarga, dan komunitas

Mampu menerapkan menajemen modern dalam setiap pemecahan masalah gizi individu, keluarga, dan masyarakat

Mampu menerapkan menajemen modern dalam setiap pemecahan masalah gizi keamanan pangan di IJMG

Mampu menerapkan menajemen modern dalam setiap pemecahan masalah manajemen ketahanan pangan.

Page 3: Gizi Dan Pangan

Area 4. Pengembangan dan Riset bidang Gizi (Nutrition Research & development)Ilmu Gizi Manusia Gizi Masyarakat Manajemen Industri Jasa

MakananManajemen Ketahanan Pangan

Mampu melaksanakan metode penelitian ilmiah dengan baik dan benar di bidang gizi klinik

Mampu melaksanakan metode penelitian ilmiah dengan baik dan benar di bidang gizi masyarakat

Mampu melaksanakan metode penelitian ilmiah dengan baik dan benar bagi pengembangan industri jasa makanan

Mampu melaksanakan metode penelitian ilmiah dengan baik dan benar bagi pengembangan manajemen ketahanan pangan

Mampu mengembangkan inovasi-inovasi baru dalam bidang gizi klinik dan gizi komunitas

Mampu mengembangkan inovasi-inovasi baru dalam bidang gizi masyarakat/gizi kesmas

Mampu mengembangkan inovasi-inovasi baru dalam manajemen jasa makanan masssal

Mampu mengembangkan inovasi-inovasi baru dalam bidang ketahanan pangan.

Mampu melakukan kajian mutu dalam setiap masalah bidang gizi klinik & gizi komunitas

Mampu melakukan kajian mutu dalam setiap masalah bidang gizi masyarakat

Mampu melakukan kajian mutu dalam manajemen jasa makanan massal

Mampu melakukan kajian mutu dalam setiap masalah bidang ketahanan pangan

Page 4: Gizi Dan Pangan

Kurikulum Magister Gizi dan Pangan Terintegrasi

Dengan Pendidikan Profesi Gizi

Mempertimbangkan kompetensi inti dan kompenen kompetensi yang ditampilkan pada Bab II, maka

dikembangkan kurikulum program magister pada masing-masing program studi. Kurikulum ini

merupakan kurikulum inti (sekitar 70% dari total kurikulum). Substansi (silabus) tiap mata ajaran

didiskusikan lebih lanjut mengenai penamaan mata kuliah . kurikulum Program Studi Magister bidang

Gizi dan Pangan berdasarkan kompetensi hasil kajian adalah sbb:

1. Program Studi Ilmu Gizi Manusia

Jumlah Kredit : 36 – 40 SKS

o Mata kuliah wajib 27 SKS

o Mata Kuliah Pilihan 2 – 6 SKS

o Seminar 1 SKS

o Tesis 6 SKS

Semester I (13 SKS):

1.Penilaian Status Gizi 2 SKS

2.Ilmu Gizi Lanjut 2 SKS

3.Biomolekuler 3 SKS

4.Dietik Klinik 3 SKS

5.Kebutuhan Gizi 3 SKS

Semester II (12 SKS) :

6.Epidemiologi Klinis 3 SKS

7.Biostatistik Gizi Klinik 3 SKS

8.Konseling Gizi 3 SKS

9.Metodologi Penelitian Gizi 3 SKS

Semester III (2 SKS) :

10. Kolokium 1 SKS

11. Kapita Selekta Gizi Klinik 1 SKS

Semester IV (7 SKS) :

12. Seminar 1 SKS

13. Tesis 6 SKS

Page 5: Gizi Dan Pangan

2. Program Studi Gizi Masyarakat

Jumlah Kredit : 36 – 40 SKS

o Mata kuliah wajib 27 SKS

o Mata Kuliah Pilihan 2 – 6 SKS

o Seminar 1 SKS

o Tesis 6 SKS

Semester I (12 SKS):

1.Penilaian Status Gizi 2 SKS

2.Gizi Daur Kehidupan 2 SKS

3.Biokimia gizi 3 SKS

4.Statistik 3 SKS

5.Gizi dan Pembangunan 2 SKS

Semester II (12 SKS) :

6.Komunikasi dan Advokasi Gizi 3 SKS

7.Manajemen Program Gizi 2 SKS

8.Epidemiologi Gizi 3 SKS

9.Metodologi Penelitian Gizi 3 SKS

10. Pemberdayaan Masyarakat 2 SKS

Semester III (2 SKS) :

11. Kolokium 1 SKS

12. Kapita Selekta Gizi Klinik 1 SKS

Semester IV (7 SKS) :

13. Seminar 1 SKS

14. Tesis 6 SKS

Page 6: Gizi Dan Pangan
Page 7: Gizi Dan Pangan

Skema Integrasi Penyelenggaraan Program Magister Gizi dan Pendidikan Profesi (RD) secara paralel

Program Magister (S2) Ilmu Gizi Manusia atau Gizi Masyarakat

Agustus Desember Februari Juni Agustus Desember FebruariJuni

Penulisan TesisSeminar ProposalRisetUjian

Program Pendidikan Profesi (RD) = 900 jam (7 bulan) = 40 minggu (1 minggu = 36 jam)

Agustus Desember Februari Juni Agustus Desember Januari

Juli (Memanfaatkan Akhir Tahun)

Semester 1 = 16 SKS Semester 1 = 16 SKS Semester 3 = 8 SKS Semester 4 = Lulus

Persiapan RD Persiapan RD Internship RD Ujian RD

Page 8: Gizi Dan Pangan

BAB IPendahuluan

1. Latar Belakang

Indonesia saat ini sedang mengalami masalah yang kompleks dan majemuk.

Kompleksitas ini juga diikuti pada bidang gizi dan kesehatan masyarakat dimana, hampir setiap

tahun dilanda oleh masalah gizi. Disamping itu masalah gizi kurang, gizi lebih, morbiditas dan

mortalitas yang masih tinggi terkait masalah pangan, lingkungan, kegagalan pendidikan dan

penyuluhan gizi dan makanan, masalah transisi demografi dan epidemiologi penyakit, sehingga

menyebabakan meningkatnya beban ganda masalah kesehatan dan gizi.

Saat ini diperkirakan sekitar 27,2 % balita menderita gizi kurang dan gizi buruk, lebih

dari 40,1 % ibu hamil menderita anemia (Depkes RI, 2003), dan 9,8 % anak sekolah menderita

GAKI. Di sisi lain terdapat masalah gizi lebih yang terlihat dari peningkatan penyakit

degeneratif seperti PJK, kanker, diabetes melitus dan sebagainya. Penyebeb kematian tertinggi

pada penduduk dewasa Indonesia saat ini adalah penyakit gangguan pembuluh darah terutama

penyakit jantung koroner, yang meningkat dari 11 % menjadi 21 % selama sepuluh tahun

terakhir.

Indonesia pada saat ini sedang mengalami masalah yang kompleks dan majemuk.

Kompleksitas ini juga diikuti pada bidang gizi dan kesehatan masyarakat dimana morniditas

dan mortalitas penyakit infeksi msih cukup tinggi sejalan dengan tingginya penyakit

degeneratif sehingga menyebabkan meningkatkan beban ganda masalah kesehatan dan gizi.

Selain itu, selama sepuluh tahun terakhir terjadi perkembangan pesat dalam

perkembangan Iptek Gizi dan Pangan, serta masalah gizi dan pangan baik secara global dan

maupun internasional, Demikian pula perkembangan industri pangan (food industry), Industri

layanan jasa makanan (food service industry), dan pelayanan gizi dan kesehatan, serta berbagai

inovasi dalam kebijakan dan program gizi dan ketahanan pangan yang berkembang pesa.

Sehubungan dengan itu, organisasi profesi dan pendidikan tinggi perlu merespon dengan baik

permasalahan dan perkembangan ini, salah satunya dalam perumusan kurikulum inti terstandart

secara nasional untuk menghasilkan lulusan S2 yang berkualitas.

Namun sampai saat ini belum ada kurikulum pendidikan pascasarjana (S2) bidang Ilmu

Gizi dan Ilmu Gizi yang berkaitan dengan Ilmu Pangan(seperti S2 Ilmu Gizi, S2Ilmu Gizi

Msayarakat, S2 Manajemen Pelayanan Jasa Makanan, dan S2 Manajemen Ketahanan pangan)

yang disepakati secara nasionaloleh Organisasi Profesi terkait dan pendidikan tinggi

penyelenggara. Selama ini kurikulum pendidikan pascasarjana di bidang gizi dan pangan

dikembangkan oleh masing-masing penyelenggara pendidikan tinggi di Indonesia. Sementara

Page 9: Gizi Dan Pangan

demand dan jumlah penyelenggara pendidikan program magister (S2) di bidang Ilmu Gizi dan

Ilmu Gizi yang berkaitan dengan Ilmu Pangan terus meningkat.

Kurikulum dijadikan landasan utama penyelenggaraan pendidikan akademik dan atau

profesional menuju pencapaian hasil belajar sesuai dengan standar lulusan yang ditetapkan.

Kurikulum dijadikan sebagai acuan pokok bagi setiap program studi dalam merencanakan dan

mengendalikan programmya masing-masing. Jurusan atau departemen berperan sebagai

pengelola sumber daya yang ada di lingkungannya agar program studi ini dapat berjalan efektif

dan efisien dant tetap dalam koridor mutu, baik dalam proses pembelajaran maupun mutu

lulusannya. Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi atau bahan pelajaran dan kajian

serta cara penyampainnya maupun cara penilaian untuk menjamin tercapainya kompetensi

lulusan merupakan informasi pokok yang harus ada dalam kurikulum.

Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2000 menetapkan Kurikulum Berbasis

Kompetensi, menggantikan kurikulum yang lama, yang dikenal sebagai Kurikulum Berbasis

Isi. Perbedaan nyata dari tuntutan ke dua kurikulum ini adalah pada kemampuan lulusannya

untuk memasuki dunia kerja. Pada Kurikulum Berbasis Isi, lulusan mempunyai kemampuan

kuat dalam konteks keilmuaannya. Sedangkan pada Kurikulum Berbasis Kompetensi, lulusan

dituntut untuk dapat memenuhi kualifikasi bukan hanya pada bidang keilmuannnya saja tetapi

juga pada “soft skill”nya. Dengan keterbatasan jumlah sks yang telah ditetapkan oleh

Departemen Pendidikan Nasional, bukanlah hal mudah bagi program studi untuk menambah

sks guna memenuhi kualifikasi soft skills tersebut. Karena itu maka semua mata kuliah harus

memuat soft skills yang menjado persyaratan kurikulum yang telah ditetapkan.

Kurikulum Berbasis Kompetensi dikembangkan berdasarkan empat pilar pendidikan

yang berasal dari konsep UNESCO. Konsep UNESCO yang berbasis kebudayaa ini terdiri dari

empat pilar, yakni learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

together. Ada beberapa penyebab yang mendorong disusunnya konsep ini. Menurut Sahilah

(2006) penyebab tersebut dikelompokkan sebagai berikut: 1) Kondisi Global, yang meliputi

persaingan dalam mendapatkan pekerjaan, persyaratan umum di tempat kerja, perubahan

orientasi dunia kerja. 2) Perubahan paradigma pendidikan. Seorang lulusan perguruan tinggi

tidak cukup hanya memiliki bekal ilmu pengetahuan bidang studinya saja tetapi juga berbagai

attitudes (sikap) dan ketrampilan yang berguna dalam pekerjaannya. Guna memenuhi

kompetensi tersebut, maka kurikulum pendidikan harus diubah, termasuk proses belajar

mengajarnya.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka PERGIZI PANGAN Indonesia dengan

dukungan Dikti memandang perlu dilakukannya suatu lokakarya nasional untuk merumuskan

kurikulum inti (core curriculum) berbasis kompetensi bagi pendidikan magister (S2) terkait

ilmu gizi seperti S-2 Ilmu Gizi (Human Nutrition), S-2 Gizi Masyarakat/Gizi Kesehatan

Page 10: Gizi Dan Pangan

Masyarakat (Community Nutrition/Public Health Nutrition), S-2 Manajemen Industri Jasa

Makanan (Food Service Management), serta S-2 Bidang Manajemen Ketahanan Pangan (Food

Security Management); serta bila diperlukan dapat diintegrasikan dengan sistem pendidikan

profesi (RD).

2. Tujuan

Secara umum tujuan kegiatan ini adalah untuk merumuskan dan menyepakati kompetensi

lulusan program studi (mayor) magister di bidang Gizi dan Pangan (Gizi Manusia, Gizi

Masyarakat, Manajemen Industri Jasa Makanan, dan Manajemen Ketahanan Pangan); dan pola

penyelenggaraan pendidikan profesi (RD). Secara khusus tujuannya adalah sebagai berikut:

1. Mengkaji kompetensi lulusan S-2 bidang gizi dan pangan, meliputi: 1) S-2 Ilmu Gizi

(Human Nutrition), 2) S-2 Gizi Masyarakat (Community Nutrition), 3) S-2 Manajemen

Industri Jasa Makanan (Food Service Management) 4) S-2 Manajemen Ketahanan Pangan

(Food Security Management).

2. Mengkompilasi kurikulum program magister bidang gizi dan pangan yang sedang

dilaksanakan di Indonesia, dan sampel dari beberapa perguruan tinggi ternama di

mancanegara.

3. Merumuskan dan menyepakati kompetensi lulusan Magister Gizi dan Pangan meliputi

kompetensi inti dan kompetensi sebagai dasar penyusunan kurikulum program S-2 pada

empat program studi tersebut.

4. Merumuskan dan menyepakati kurikulum inti program magister (S-2) setiap program studi

gizi dan pangan; yaitu S-2 Ilmu Gizi (Human Nutrition), S-2 Gizi Masyarakat (Community

Nutrition), S-2 Manajemen Industri Jasa Makanan (Food Service Management) S-2

Manajemen Ketahanan Pangan (Food Security Management).

5. Merumuskan pola pengitegrasian penyelenggaraan program magister (S2) gizi dan pangan

dengan pendidikan profesi gizi.

3. Lingkup Kegiatan

Dalam program ini telah dilakukan dua kegiatan yaitu :

1. Studi penilaian kompetensi lulusan magister (S-2) yang terkait di bidang ilmu gizi oleh para

pengguna atau calon pengguna. Bidang program studi S-2 yang dikaji adalah : S-2 Ilmu Gizi

(Human Nutrition), S-2 Gizi Masyarakat (Community Nutrition), S-2 Manajemen Industri

Jasa Makanan (Food Service Management) S-2 Manajemen Ketahanan Pangan (Food

Security Management).

2. Lokakarya 3 hari untuk merumuskan dan menyepakati tentang kompetensi inti dan

komponen kompetensi program studi magister ilmu gizi dan pangan dan untuk merumuskan

Page 11: Gizi Dan Pangan

dan menyepakati pola pengintegrasian program magister ilmu gizi dan pangan dengan

pendidikan profesi gizi (sesuai kurikulum pendidikan profesi yang sudah disepakati tahun

2005). Program studi (mayor) bidang Ilmu Gizi dan Pangan yang dimaksud adalah : S-2

Ilmu Gizi (Human Nutrition), S-2 Gizi Masyarakat (Community Nutrition), S-2 Manajemen

Industri Jasa Makanan (Food Service Management) S-2 Manajemen Ketahanan Pangan

(Food Security Management).

4. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan

Rapid Need Assesment Kebutuhan Pangsa Pasar Pengguna Lulusan Magister

Gizi Terkait Pendidikan Profesi Gizi

Sebelum dilakukan suatu lokakarya penyusunan kurikulum program magister bidang gizi dan

pangan yang berbasiskan pada kompetensi, telah dilakukan suatu kegiatan Need Assesment.

Tujuan Kegiatan

1. Menilai keberadaan selurub kurikulum yang sedang digunakan ataupun sudah digunakan

lagi (out of date) oleh berbagai program magister ilmu gizi dan pangan di Indonesia.

2. Mereview atau mengkaji seluruh kurikulum yang ada tersebut dikaitkan dengan

kebutuhan pasar saat ini.

3. Memperoleh data dan informasi dari para user atau calon pengguna lulusan magister gizi

dan pendidikan profesi gizi di Indonesia.

Bentuk Kegiatan

1. Pengumpulan data sekunder berupa seluruh kurikulum yang telah dan sedang digunakan

oleh program magister ilmu gizi dan pangan di Indonesia.

2. Pengumpulan data primer melalui kegiatan wawancara mendalam (indepth interview)

pada seluruh stakeholder di institusi pemerintahan, swasta, dan LSM (international

agency), dan alumni pendidikan di bidang gizi dan pangan.

Output Kegiatan

1. Laporan rinci tentang tujuan, kompetensi dan kompilasi seluruh kurikulum yang telah

dan sedang digunakan oleh program magister ilmu gizi dan pangan.

2. Laporan identifikasi dan analisa kebutuhan kompetensi lulusan magister ilmu gizi dan

lulusan pensisikan profesi gizi dari seluruh client/calon user pemakai lulusan magister

ilmu gizi dan pangan seperti

Disain

Penelitian ini menggunakan pendekatan Qualitative rapid Assesment Procedure

(RAP) untuk mengkaji dan mereview seluruh kurikulum program magister ilmu gizi dan

Page 12: Gizi Dan Pangan

pangan termasuk implementasinya di Indonesia, dan untuk menilai kebutuhan

kompetensi lulusan magister di bidang gizi dan pangan.

Teknik Pengumpulan Data

Untuk data kualitatif ini, pengambilan sampel dilakukan secara purposive

sampling (non probability). Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yang

diambil melalui penyebaran kuesioner ke responden terpilih, dan data sekunder berupa

gambaran profil user dan seluruh kurikulum magister ilmu gizi dan pangan di Indonesia.

Bila pengumpulan data tidak bisa dilakukan melalui pengisian angket, maka dilakukan

wawancara langsung ke responden yang bersangkutan.

Lokasi dan Waktu

Studi dilakukan di beberapa kota besar yaitu di Jakarta, Bogor, Depok,

Surabaya, Semarang, Yogyakarta, dan Makassar. Waktu pengumpulan data selama 10

hari serentak di 8 lokasi tanggal 11-20 November 2008.

Subyek/Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling (non probability sampling).

Pengambilan informasi ini dari sampel didasarkan pada kriteria kesesuaian

(appropriatness) dan kecukupan (adequacy) (Kresno dkk, 1999). Kesesuaian

mengandung makna bahwa sampel dipilih berdasarkan keterlibatan individu dalam

lembaga tempatnya bertugas berhubungan dengan penerapan gizi di masyarakat.

Kecukupan berarti bahwa sampel yang dipilih dengan berbagai variasi lembaga serta

peran yang dimainkan, yaitu dari tingkat pusat (Departemen Kesehatan dan Departemen

Pertanian) sampai tingkat kota (Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, organisasi profesi

terkait gizi dan pangan)

Dari tiga pendekatan dalam mengestimasi kebutuhan besar sampel dalam metode

penelitian kualitatif menurut Sandy (2001), yaitu concept of range atau konsep selang

(berdasarkan jumlah interview, observasi, dan sebagainya), concept of

redundancy/saturation atau konsep kejenuhan (Berdasarkan jumlah orang yang

diinterview atau diamati) dan concept of stratification atau konsep stratifikasi

(berdasarkan jumlah kategori dalam dimensi tunggal, misalnya status sosial ekonomi);

penelitian ini lebih menggunakan pendekatan yang ketiga. Konsep stratifikasi ini

digunakan untuk mengetahui keterlibatan semua tingkatan pihak-pihak terkait

(pemerintah meliputi Depkes dan Deptan, Pemda setempat, petugas puskesmas; dan

swasta antar lain industri jasa makanan seperti catering, hotel, dan pabrik); LSM dan

Page 13: Gizi Dan Pangan

alumni. Respon yang mungkin tidak terlalu berbeda antar informan yang diambil dataya,

tidak akan mempengaruhi pengambilan data informan. Daftar instansi yang berhasil

diwawancarai atau mengembalikan kuesioner dalam studi need assesment ini adalah :

1. Pemerintah (Departemen Kesehatan, Departemen Perindustrian, BPOM, Badan

Ketahanan Pangan, Departemen Pertahanan, Badan Kepegawaian Daerah, Badan

Perencanaan Nasional, dan KB, Bappeda)

2. Swasta (Nestle, Garuda Food, PT. UBM Biskuit Surabaya)

3. Perguruan Tinggi (UI, IPB, UGM, UNDIP, UNAIR, UNHAS)

4. UN-agency (WHO), LSM (CARE International, Plan International, CWS Makassar,

Wahana Visi Indonesia, dan Mercy Corps)

5. Rumah Sakit (RSUD Dr Soetomo Surabaya, RSUP. Dr, Wahidin Sudirohusodo

Makassar, RS. Dokter Sardjito Yogyakarta, RS. St.Carolus)

Rekapitulasi instansi di tingkat pusat, dan daerah/kota yang mengisi kompetensi

berdasarkan 4 kajian/bidang gizi dan pangan pada studi need assesment disajikan dalam

tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2. Rekapitulasi Pengumpulan Data Hasil Need Assesment Kurikulum Berbasis Kompetensi

Magister Gizi dan Pangan Terintegrasi dengan Pendidikan Profesi Gizi

InstitusiJumlah (orang)

K1 K2 K3 K4

1. Pemerintah 15 15 11 20

2. Swasta 1 5 1 1

3. Perguruan Tinggi 2 1 1 1

4. LSM 3 2 1 1

5. Rumah Sakit 3 - 3 -

Keterangan:

K1 : Ilmu Gizi

K2: Gizi Masyarakat/Kesehatan Masyarakat

K3: Manajemen Jasa Makanan

K4: Manajemen Ketahanan Pangan

Pengelolaan dan Analisis Data

Hasil penelitian dengan metode kualitatif dianalisis dengan menggunakan analisis isi

atau content analysis. Sedapat mungkin informasi yang diperoleh dari penelitian segera

dianalisis, tidak menunggu semua informan selesai diambil informasinya.

Analisis konten yang sistematis digunakan untuk menganalisis temuan-temuan

wawancara mendalam. Jawaban- jawaban informan dikelompokkan ke dalam pertanyaan-

Page 14: Gizi Dan Pangan

pertanyaan berdasarkan jenis informan wawancara mendalam. Topik-topik utama diambil

dari komentar-komentar individu yang telah disimpulkan sebelumnya. Langkah-langkah

pengolahan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

Membuat deskripsi dari informasi

Mengumpulkan semua informasi informan dari peneliti maupun pendamping

peneliti.

Membuat kategorisasi dari informasi yang didapatkan sehingga menjadi bentuk

yang teratur.

Meringkas informasi dalam bentuk matriks berdasarkan kategori tertentu sesuai

dengan informasi yang diperoleh.

Melakukan analisis dan interpretasi dengan cara menghubungkan dengan teori

untuk menjawab tujuan penelitian, pertanyaan penelitian dan menarik saran.

Hasil analisis data kualitatif secara signifikan tidak mewakili populasi yang besar

karena jumlah sampel yang kecil sehingga temuan-temuan yang dihasilkan dari penelitian

ini lebih bersifat deskriptif.

Waktu dan Tempat Kegiatan Lokakarya

o Waktu : tanggal 22-24 Desember 2008

o Tempat : di Puslitbang Gizi Bogor

Jl. Dr. Semeru, Bogor

Peserta Kegiatan Lokakarya (30 orang): terlampir

Materi Lokakarya : terlampir

Page 15: Gizi Dan Pangan

BAB IIKOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

Kompetensi lulusan Magister Gizi dan Pangan yang dikumpulkan dalam kegiatan ini diperoleh

dari hasil need assesment dan kajian review seluruh kurikulum Magister Ilmu Gizi, Gizi Kesehatan

Masyarakat/Gizi Masyarakat, Manajemen Jasa Makanan, dan Manajemen Ketahanan Pangan.

Hasil kajian review kurikulum yang ada di PTN di Indonesia (FK-UI, FKM-UI, FEMA IPB,

FKM-UNAIR, FKM-UNDIP, dan FKM UNHAS) ditemukan bahwa hampir seluruhnya tidak memuat

kompetensi lulusan secara spesifik (area kompetensi, kompetensi utama, dan komponen kompetensi),

tetapi hanya memuat tujuan pendidikan secara umum. Berikut ditampilkan seluruh kompetensi yang

diperoleh dari hasil need assesment pada sejumlah responden dari instansi pemerintah, swasta, dan

LSM yang telah menggunakan atau merencanakan untuk memakai tenaga lulusan empat bidang di

atas.

Tabel 3. Kurikulum Berbasis Kompetensi Magister Gizi dan Pangan Terintegrasi dengan

Pendidikan Profesi Gizi Hasil Need Assesment

1. Program Magister Ilmu Gizi Manusia

Area Kompetensi Kompetensi Inti Komponen KompetensiKeterampilan riset di bidang gizi manusia

1. Mampu melakukan identifikasi masalah dan memformulasikan pertanyaan penelitian

1. Mampu menjelaskan hubungan antara konsumsi makanan dengan pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan manusia

2. Menjelaskan dasar-dasar patofisiologis, biokimia gizi, gizi manusia dan kesehatan melalui penerapan ilmu kedokteran khususnya dibidang dietik

3. Menjelaskan secara rinci tentang makanan suplemen, pangan fungsional, komposisi dan sifat-sifatnya.

4. Menemukan sumber gizi alternatif/baru dari berbagai daerah setempat.

2. Mampu membuat disain pengumpulan data, analisis data, dan melaporkan temuan studi pada forum masyarakat ilmiah dan masyarakat umum

Melakukan manajemen data penelitian

Page 16: Gizi Dan Pangan

Kemampuan mengaplikasikan ilmu gizi untuk kesehatan manusia

1. Melakukan advokasi dan promosi bidang gizi manusia

2. Menyelenggarakan konseling gizi

1. Melakukan komunikasi dalam Bahasa Inggris lisan dan tulisan

2. Melakukan komunikasi ilmiah secara profesional dengan tim kesehatan

1. Melakukan praktek manajemen konseling

2. Menghitung kecukupan energi dan zat gizi berdasarkan ringan beratnya aktivitas latihan

3. Merangcang menu untuk berbagai kelompok fisiologi tertentu, dan penyakit tertentu.

2. Program Magister Gizi Masyarakat

Area Kompetensi Kompetensi Inti Komponen KompetensiKemampuan menerapkan metodologi ilmu gizi masyarakat, epidemiologi gizi, manajemen program gizi dalam gizi masyarakat

1. Menjelaskan masalah gizi di masyarakat dan faktor-faktor penyebabnya

2. Kemampuan memahami perilaku masyarakat yang terkait dengan gizi.

3. Melakukan pemberdayaan gizi masyarakat secara konseptual dan teknis lapangan

4. Menyusun rencana intervensi dalam penanganan masalah gizi di masyarakat.

5. Menerapkan dalam bentuk program yang sesuai

Menjelaskan dasar-dasar biologi, gizi manusia dan kesehatan melalui penerapan ilmu sosial dan metode kerja kelompok serta populasi yang ditujukan pada issue-issue penting gizi di masyarakat.

1. Menjelaskan Infant and Young Child Feeding dan perkembangannya.

2. Melakukan analisis berbagai model perbaikan gizi.

3. Melakukan penyusunan database gizi masyarakat dalam Sistem Informasi Geografi

Melakukan praktek-praktek penilaian pengembangan kebutuhan masyarakat tentang gizi seperti PRA, PAL, PAR, dsbnya.

1. Melakukan manajemen program gizi masyarakat meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan,

Page 17: Gizi Dan Pangan

dengan kondisi masyarakat setempat.

dan evaluasi.2. Melakukan komunikasi

ilmiah secara professional dengan individu dan masyarakat.

3. Melakukan pembinaan kemitraan dengan pihak lain baik swasta, pemerintah, dan lainnya.

4. Melakukan advokasi, promosi gizi, teknik pembuatan media promosi

3. Program Magister Manajemen Industri Jasa Makanan

Area Kompetensi Area Kompetensi Area KompetensiKeterampilan riset bidang manajemen jasa makanan.

Melakukan penelitian di bidang jasa makanan.

Menjelaskan bahan pangan dan pengolahan pangan

Keterampilan manajemen jasa makanan

1. Melakukan persiapan, pelayanan, praktek-praktek higiene dan sanitasi makanan dan peralatan di institusi, serta taat letak dapur berbagai unit pelayanan makanan.

2. Melakukan pengembangan pengelolaan menu, kemampuan staf/personel, kemampuan pelayanan dan bisnis industri jasa

1. Melakukan komunikasi dan kolaborasi dengan profesi lain khususnya ahli gizi, perawat, dokter dan bawahannya.

2. Menerapkan cara produksi pangan siap saji yang baik (CPPSSB) pada industri pangan siap saji (IPSS)

3. Menerapkan sistem manajemen keamanan pangan (HAACCP) di industri pangan siap saji (IPSS), serta mengembangkan kebijakan yang terkait

1. Melakukan pengembangan menu/kuliner asli daerah dengan penyajian higiene dan modern sehingga dapat

Page 18: Gizi Dan Pangan

BAB IIIKURIKULUM PROGRAM MAGISTER SAAT INI

Hasil kajian review seluruh kurikulum Magister Gizi dan Pangan dari perguruan tinggi negeri di

Indonesia dan luar Indonesia disajikan dibawah ini.

1. Magister Ilmu Gizi

Universitas Dalam Negeri (FKM-UI dan FKM-UGM)

a. Memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai gizi.

b. Memiliki keterampilan pengelolaan riset di bidang gizi.

c. Mampu melaksanakan penelitian berkualitas di bidang gizi manusia (formulasi pertanyaan

penelitian, disain pengumpulan data, dan analisis prosedur untuk menjawab pertanyaan

penelitian), dan melaporkan temuan studi pada forum masyarakat ilmiah dan masyarakat

umum.

Universitas Luar Negeri

Mampu menuangkan masalah penelitian dalam bidang gizi manusia, melakukan sintesis ide-ide

dan pendekatan pemecahan masalah penelitian, melakukan analisis dan interpretasi data,

menyosialisasikan hasil temuan studi kepada pihak-pihak terkait, dan meningkatkan pengetahuan

dalam perspektif gizi manusia.

2. Magister Ilmu Gizi

Universitas Dalam Negeri (FKM-UI, FKM-UGM, FEMA-IPB, FKM UNHAS, SEAMEO UI, FKM

UNAIR)

a. Menguasai dasar-dasar ilmiah dan metodologi kelimuan gizi masyarakat.

b. Menguasai ilmu epidemiologi gizi, manajemen program gizi dan ilmu lain yang terkait yang

dapat diaplikasikan sebagai dasar pertimbangan dalam manajemen gizi masyarakat.

c. Mampu menganalisis masalah panga dan gizi yang ada di masyarakat, mencari

pemecahannya serta menerapkannya dalam bentuk program yang sesuai dengan kondisi

masyarakat setempat.

d. Mampu mengembangkan ilmu dan teknologi dalam bidang gizi melalui riset ataupun

pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan zaman.

e. Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan dan merencanakan program gizi baik di

bidang gizi institusi maupun gizi kesmas mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi

dengan dilandasi pengetahuan teoritis dan konseptual yang memadai.

Page 19: Gizi Dan Pangan

f. Mampu melakukan identifikasi dan analisis situasi gizi di masyarakat, nasional, dan

wilayah serta memberikan rekomendasi berupa rencana-rencana yang sesuai bagi

implementasi dan evaluasi intervensi gizi.

Universitas Luar Negeri

a. Memahami dasar-dasar biologi, gizi manusia dan kesehatan melalui penerapan ilmu sosial

dan metode kerja kelompok serta populasi yang ditujukan pada issue-issue penting gizi di

masyarakat.

b. Menguasai metode-metode penelitian, pengetahuan, dan praktek pemecahan masalah-

masalah gizi.

c. Mampu melakukan manajemen program gizi masyarakat meliputi kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, dan evaluasi.

d. Mampu melakukan komunkasi ilmiah secara profesional dengan individu dan masyarakat

khusus di bidang gizi klinik.

3. Magister Ilmu Gizi

Universitas Dalam Negeri

Belum ada sampai saat ini.

Universitas Luar Negeri

a. Mampu mengembangkan pengelolaan menu, kemampuan staff/personel, kemampuan

pelayanan dan bisnis industri jasa makanan.

b. Mampu melakukan penelitian di bidang pelayanan jasa makanan (food service

management).

Page 20: Gizi Dan Pangan

BAB IVKURIKULUM PROGRAM MAGISTER

BERBASIS KOMPETENSI HASIL KAJIAN

Tabel 5. Rumusan Hasil Need Assesment dan Kajian Review Kurikulum yang Ada Di Dalam dan Luar Indonesia

1. Magister Ilmu Gizi Manusia

No. Area KompetensiMagister Ilmu Gizi

Kompetensi Inti/Utama Komponen Kompetensi

1. Pemecahan Masalah Gizi (Nutrition Problem Solving)

Mampu menganalisis masalah gizi individu

1. Menentukan masalah gizi individu, keluarga, dan komunitas

2. Menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah gizi individu, keluarga, dan komunitas.

3. Menguraikan keterkaitan antara gizi dengan pertumbuha, perkembangan, kesehatan, dan kualitas hidup manusia

Mampu memecahkan masalah gizi individu

1. Melakukan analisis alternatif pemecahan masalah gizi individu, keluarga, dan komunitas.

2. Menetapkan strategi pemecahan masalah gizi individu, keluarga, dan komunitas

Mampu melakukan komunikasi tentang gizi dan diet kepada individu

1. Menerapkan prinsip-prinsip komunikasi secara efektif dan efisien dalam perbaikan gizi individu, keluarga, dan komunitas.

2. Melakukan praktek konseling secara profesional

3. Melakukan komunikasi ilmiah secara profesional dengan tim kesehatan

Mampu mengembangkan pelayanan gizi individual (klinik) secara profesional

1. Menghitung kecukupan energi dan zat gizi individu, keluarga, dan komunitas berdasarkan kebutuhan fisiologis dan penyakit tertentu