Kebijakan Pangan dan Gizi

25
Kebijakan Pangan dan Gizi Kelompok 7 Luthfana Fazar Daud Kurniati Kurniawaty Shafa Nabilah Eka Puteri Syafrudin Juniansyah

Transcript of Kebijakan Pangan dan Gizi

Page 1: Kebijakan Pangan dan Gizi

Kebijakan Pangan dan Gizi

Kelompok 7Luthfana Fazar Daud

KurniatiKurniawaty

Shafa Nabilah Eka PuteriSyafrudin Juniansyah

Page 2: Kebijakan Pangan dan Gizi

Kata gizi berasal dari bahasa Arab “ghidza” yang berarti makanan. WHO mengartikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada organisme hidup. Proses tersebut mencakup pengambilan dan pengolahan zat padat dan cair dari makanan yang diperlukan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh dan menghasilkan energi.

Pengertian Gizi

Page 3: Kebijakan Pangan dan Gizi

Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan anak balita. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan pemerataan kegiatan pelayanan gizi ke seluruh wilayah pedesaan dan perkotaan. Meningkatkan kualitas pelayanan gizi baik di puskesmas maupun di posyandu untuk menurunkan prevalensi masalah gizi kurang dan gizi lebih. Meningkatkan konsumsi energi dan protein pada balita yang gizi buruk yang benar-benar membutuhkan.

Tujuan Program Gizi

Page 4: Kebijakan Pangan dan Gizi

Suryana (2003) : Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan , pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman.

Pengertian Pangan

Page 5: Kebijakan Pangan dan Gizi

Meningkatkan ketersediaan komoditas pangan pokok dengan jumlah yang cukup, kualitas memadai dan tersedia sepanjang waktu melalui peningkatan produksi dan penganekaragaman serta pengembangan produksi olahan. Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan untuk memantapkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga. Meningkatkan pelayanan gizi untuk mencapai keadaan gizi yang baik dengan menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi lebih. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status gizi untuk mencapai hidup sehat.

Tujuan program pangan dan gizi yang dikembangkan untuk mencapai Indonesia Sehat 2010 adalah :

Page 6: Kebijakan Pangan dan Gizi

Kebijakan pangan merupakan bagian integral dari kebijakan pembangunan nasional. Secara spesifik, kebijakan tersebut dirumuskan untuk mengelola potensi nasional, memanfaatkan peluang, serta mengatasi masalah dan tantangan dalam mewujudkan ketahanan pangan.

Kebijakan Pangan

Page 7: Kebijakan Pangan dan Gizi

1. Adanya jaminan ketersediaan pangan bagi penduduk miskin dan rawan pangan di seluruh pelosok tanah air termasuk daerah-daerah yang tertimpa bencana alam. 2. Perlu adanya kebijakan untuk mengelola pertumbuhan penduduk yang bertujuan mengharmoniskan kualitas dan kuantitas kependudukan3. Mengefektifkan kebijakan yang mengembangkan sistem insentif untuk mengendalikan konversi lahan pertanian dan mendorong persebaran penduduk dengan menyebarkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi ke luar Jawa.

Beberapa rekomendasi kebijakan pangan yang perlu diterapkan dan dilanjutkan adalah sebagai berikut.

Page 8: Kebijakan Pangan dan Gizi

4. Untuk mengatasi kekeringan, kebijakan yang harus ditempuh antara lain : upaya-upaya konkret seperti penyiapan dan pemberian bantuan bahan pangan dan air minum/air bersih; realisasi pemberian kredit pedesaan untuk aktivitas ekonomi dan alternatif lapangan kerja nonpertanian; disamping itu kebijakan untuk memperbaiki pengelolaan sumber daya air melalui konservasi air.5. Pemerintah harus terus menerus memberikan perangsang pada petani produsen beras domestik agar bergairah meningkatkan produksi beras jika perlu melalui berbagai subsidi sarana produksi termasuk kredit usaha tani.6. Melanjutkan pelaksanaan program akselerasi peningkatan produktivitas industri gula nasional.

Page 9: Kebijakan Pangan dan Gizi

7. Di tingkat paling dasar pemerintah dan Bulog beserta jajarannya di daerah wajib melaksanakan tugasnya, yaitu melaksanakan pengadaan beras, membeli gabah petani sesuai harga dasar (HPP) atau paling tidak harga di tingkat petani jangan sampai terlalu jauh dari harga referensi. 8. Pemerintah memberi kemudahan bagi importer dan distributor pada saat produksi dalam negeri anjlok karena hal-hal yang sukar dihindari, sehingga impor beras justru sangat diperlukan serta diikuti sanksi hukum bagi semua pelaku impor illegal. Pemerintah juga harus tetap melaksanakan kebijakan subsidi di daerah-daerah rawan pangan. Sebaliknya pada musim panen raya atau pada saat produksi domestik melimpah, pengenaan bea masuk impor jelas sangat relevan, karena petani harus dilindungi dari ancaman anjloknya tingkat harga.

Page 10: Kebijakan Pangan dan Gizi

Hubungan Pangan dan Gizi

Pangan menyediakan unsur-unsur kimia tubuh yang dikenal sebagai zat gizi. Pada akhirnya, zat gizi tersebut menyediakan tenaga bagi tubuh, mengatur proses dalam tubuh dan memperlancar pertumbuhan serta memperbaiki jaringan tubuh.

Zat gizi yang disediakan oleh pangan tersebut disebut zat gizi esensial karena dalam unsur-unsur tersebut tidak dapat dibentuk dalam tubuh dalam jumlah yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan normal.

Hal ini berarti unsur tersebut harus disediakan oleh unsur pangan diantaranya adalah asam amino esensial (diperlukan untuk memperoleh dan memelihara pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan yang baik).

Page 11: Kebijakan Pangan dan Gizi

Ketahanan Pangan

Pembangunan Ketahanan Pangan bertujuan untuk menjamin ketersediaan pangan yang cukup dari segi jumlah, mutu, keamanan dan keragaman sehingga setiap rumah tangga mampu mengkonsumsi pangan dalam setiap saat, mampu mengkonsumi pangan yang cukup, aman, bergizi dan sesuai pilihannya serta seimbang pada tingkat rumah tangga, daerah, nasional, sepanjang waktu dan merata untuk menjalani hidup sehat dan produktif.

Page 12: Kebijakan Pangan dan Gizi

UU Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan mengamanatkan pembangunan pangan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, dimana pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk mewujudkan ketahanan pangan. Di Indonesia, ketahanan pangan didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata,dan terjangkau.

Page 13: Kebijakan Pangan dan Gizi

Program-Program Ketahanan Pangan1. Peningkatan Produksi dan Ketersediaan Aneka Pangan Tujuan : Meningkatkan produksi dan diversifikasi ketersediaan aneka ragam pangan.Kelompok Sasaran : Seluruh wilayah dan lapisan masyarakat Indikator keberhasilan : a. Peningkatan produksi aneka pangan b. Kecukupan pangan di tingkat nasional dan daerah c. Stabilisasi harga pangan

Page 14: Kebijakan Pangan dan Gizi

2. Pengembangan Agribisnis Komoditas Pangan Tujuan : Untuk meningkatkan dan memantapkan daya saing global produk pangan dan menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan agribisnis dan agroindustri pangan. Kelompok Sasaran : a. Komoditas pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi b. Wilayah yang mempunyai keunggulan kompetitif dan komparatif Indikator Keberhasilan : c. Berkembangnya sentra-sentra komoditas unggulan. d. Meningkatnya nilai tambah produk-produk pangan melalui perbaikan kualitas pengolahan dan penanganan pasca panen. e. Meningkatnya efektifitas pembinaan dan pengawasan, serta berkurangnya kasus pelanggaran keamanan pangan.

Page 15: Kebijakan Pangan dan Gizi

3. Pengembangan Agroindustri Pendukung Ketahanan Pangan Tujuan : Mengembangkan Industri Kecil dan Menengah (IKM) pangan yang berbasis potensi lokal untuk menunjang ketahanan pangan. Kelompok Sasaran : Aparat pemerintah daerah, pengusaha, masyarakat dan lembaga-lembaga LM3 (Lembaga Mandiri dan Mengakar pada Masyarakat).Indikator keberhasilan : a. Teridentifikasinya jenis IKM Pangan yang sesuai dengan potensi lokal dan dapat mendukung ketahanan pangan. b. Terinventarisasinya IKM Pangan yang sudah ada dan dapat diberdayakan menjadi IKM Pangan pendukung ketahanan pangan lokal. c. Jumlah IKM Pangan yang dibina dalam rangka mendukung ketahahan pangan. d. Berdirinya IKM Pangan berbasis potensi lokal yang mendukung ketahanan pangan yang kuat dan dinamis. e. Terserapnya produk-produk pertanian lokal secara kontinyu dan harga yang bersaing. f. Terjadinya nilai tambah produk pertanian di tingkat lokal.

Page 16: Kebijakan Pangan dan Gizi

Mutu dan Keamanan PanganGambaran keadaan mutu dan keamanan pangan selama beberapa tahun terakhir masih menunjukkan adanya permasalahan yang diindikasikan oleh:a. Masih adanya peredaran produk pangan yang tidak memenuhi persyaratan, khususnya dalam penggunaan bahan tambahan makanan seperti pewarna berbahaya, pemanis buatan yang digunakan untuk makanan jajanan, formalin dan boraks untuk mengawetkan beberapa produk pangan.b. Masih banyak label produk pangan yang tidak memenuhi persyaratan dan informasi yg kurang lengkap. Disamping label yang tidak memenuhi syarat, di pasaran juga masih cukup banyak ditemukan beredarnya produk pangan yang telah kedaluwarsa.

Page 17: Kebijakan Pangan dan Gizi

c. Masih banyak dijumpai kasus keracunan makanan.d. Masih rendahnya tanggungjawab dan kesadaran produsen serta distributor tentang keamanan pangan yang diproduksi/diperdagangkannya.e. Masih kurangnya kepedulian dan pengetahuan konsumen terhadap keamanan pangan.

Page 18: Kebijakan Pangan dan Gizi

Kegiatan diversifikasi ditujukan untuk meningkatkan produksi pangan pokok alternatif selain beras, penurunan konsumsi beras dan peningkatan konsumsi pangan pokok alternatif yang berimbang dan bergizi serta berbasis pada pangan lokal. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi berperan dalam diversifikasi pangan melalui penyediaan teknologi diversifikasi pangan pokok alternatif (program RUSNAS). Koordinator kegiatan ini adalah Kantor Menristek dan Deptan, dibantu oleh P dan K, Informasi, BKKBN, Sosial dan Kesehatan.

Diversifikasi

Page 19: Kebijakan Pangan dan Gizi

Pada setiap proses perencanaan program pangan dan gizi setidak-tidaknya terdapat empat langkah pokok yang harus dilalui.1. Penilaian status kini2. Penetapan tujuan dan sasaran3. Penyusunan strategi program4. Penahapan pelaksanaan

Analisis Status Pangan dan Gizi

Page 20: Kebijakan Pangan dan Gizi

Pada langkah ini harus dilakukan upaya untuk mengetahui atau menilai situasi atau masalah yang sedang dihadapi. Pengamatan situasi kini dapat dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan atau dengan mengumpulkan informasi/data dari laporan-laporan atau publikasi yang ada.

1. Penilaian Status Kini

Page 21: Kebijakan Pangan dan Gizi

Berdasarkan pada penemuan dan pengetahuan yang dimiliki serta hasil dari analisis situasi kini, maka dapat dirumuskan tujuan yang akan dicapai serta sasarannya. Sesuatu yang ingin dituju atau tujuan mencerminkan suatu kebutuhan dasar yang hendak dicapai. Dalam beberapa hal perlu dilakukan proyeksi – proyeksinya ke masa mendatang. Kemudian dari apa yang ingin dicapai tersebut dapat dijabarkan ke bentuk sasaran (target) yang merupakan wujud nyata dari kebutuhan dasar yang harus dicapai oleh pembangunan.

2. Penetapan Tujuan dan Sasaran

Page 22: Kebijakan Pangan dan Gizi

Untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran – sasaran yang diharapkan diperlukan strategi yang kemudian harus dituangkan dalam program – program. Program – program tersebut perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai formute of reference point antara lain :• Sasaran (target)• Pihak pemakai program atau yang akan dimanfaatkan• Pihak pelaksana dan organisasinya• Lokasi prioritas• Kebutuhan tenaga• Pembinaan program.

3. Penyusunan Strategi Program

Page 23: Kebijakan Pangan dan Gizi

Langkah ini merupakan rencana implementasi program-program yang telah disusun, menjadi tahap-tahap yang harus dilalui oleh program tersebut sehingga merupakan suatu tata waktu atau jadwal kegiatan. Dalam hal ini teknik – teknik analisis rangkaian kerja, penahapan kerja, kaitan kerja dan sebagainya merupakan unsur-unsur yang perlu diperhatikan. Teknik untuk mencari saling ketergantungan satu sektor dengan sektor lainnya harus diciptakan. Sehingga hal-hal yang mungkin dapat menghambat jalannya pelaksanaan program dapat ditemukan.

4. Penahapan Pelaksanaan

Page 24: Kebijakan Pangan dan Gizi

Terima Kasih....

Page 25: Kebijakan Pangan dan Gizi

1. Kebijakan pangan apa yg sudah dilakukan pemerintah?

Apakah sudah berhasil diterapkan? Kendala bagi kebijakan yg belum tercapai?

2. Bagaimana penanganan permasalahan pangan & gizi dari beberapa faktor (pertanian, ekonomi, budaya)?

3. Bagaimana pandangan Anda tentang rekomendasi no 8 (slide 9) ?

4. Apa yg harus dilakukan (sebagai tenaga kesmas) agar kendala (pertanyaan no 1) dapat diminalisir?

5. Bagaimana kebijakan pemerintah dalam melakukan distribusi pangan di saat bencana (banjir)?

6. Apakah pemerintah dalam melakukan distribusi pangan saat bencana juga memikirkan kandungan gizi dari makanan tersebut?

Pertanyaan