Post on 19-Jul-2015
1
Ikan Nilem (Osteochilus hasselti )
Makalah ini dibuat untuk pemenuhan tugas:
Mata Kuliah : Ikhtiologi
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
1. Cynthia Eka Fitriani (13338)
2. Muhhamda Iqbal Amri (13339)
3. Hera Nurlita P. (13316)
4. Qurrotu Aini Putri (13331)
5. Erintano Ariesta Y. (13329)
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2014
2
IKAN NILEM (OSTEOCHILUS HASSELTI )
1. KEANEKARAGAMAN
Nilem, nilem mangut, atau melem (Osteochilus vittatus) adalah
sejenis ikan air tawar anggota suku Cyprinidae. Ikan herbivora ini diketahui
menyebar di Asia Tenggara: Tonkin,
Siam(Thailand), SemenanjungMalaya, Kalimantan, Sumatra, dan Jawa. Nilem
merupakan ikan budidaya untuk konsumsi, terutama di Jawa. Kini, nilem juga
diintroduksi ke beberapa danau di Sulawesi.
Satu percobaan yang dilakukan di Danau Maninjau, Sumatera Barat,
mendapatkan bahwa ikan nilem yang tidak diberi pakan secara khusus memakan
aneka fitoplankton yang terdapat di danau, sehingga berpeluang untuk digunakan
sebagai pembersih air danau.
Ikan nilem memakan berbagai jenis fitoplankton yang tergolong ke dalam
suku-suku Bacillariophyceae,Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan Desmidiaceae.
Semenjak populernya "terapi kaki" menggunakan Garra rufa, ikan melem
menjadi alternatif karena memiliki perilaku sama, yaitu mengerumuni kaki yang
dicelup ke dalam kolam dan memakan kulit ari kaki.
Ikan nilem (Osteochilus hasselti c.v.)merupakan salah satu kekayaan spesies asli
ikan air tawar yang terdapat di perairan Indonesia dan biasa dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagai ikan komsumsi. Di daerah Banyumas dikenal tiga jenis ikan
nilem budidaya (mangut, seruni, gunung) dan ikan nilem sungai. Untuk menjaga
kelestariannya, diperlukan berbagai informasi mengenai ikan nilem tersebut, salah
satunya adalah informasi mengenai kekerabatannya. Dengan demikian, akan
3
diketahui status spesies ikan nilem yang ada. Informasi mengenai status spesies
ikan nilem tersebut sangat penting dalam menunjang usaha budidaya
dankonservasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedekatan hubungan
kekerabatan ikan nilem yang adadi Kabupaten Banyumas.Penelitian ini dilakukan
selama 6 bulan dengan menggunakan metode survei dan pengambilan sampel
dilakukan secara Purposive Random Sampling. Karakter morfologi yang didapat
pada waktu pengamatan kemudian di ubah menjadi data biner dan dihitung
koefesien asosiasi antar jenis. Data biner kemudian digunakan untuk analisis
pengelompokan menggunakan program Numerical Taxonomy System (NTSYS)
versi 2.02i.sehingga diperoleh fenogram kekerabatan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ikan nilem budidaya (nilem mangut, seruni dan gunung)
masuk kedalam Osteochilus hasseltisedangkan ikan nilemsungai masuk kedalam
Osteochilus vittatus. Hubungan kekerabatan terdekat dari keempat ikan nilem
adalah antara ikan nilem mangut dan ikan nilem seruni. Hubungan kekerabatan
terjauh terdapat antara ikan Nilem serumi dengan Ikan Nilem Sungai.
Osteochilus
Osteochilus melanopleurus
Scientific classification
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
4
Class: Actinopterygii
Order: Cypriniformes
Family: Cyprinidae
Genus: OsteochilusGünther, 1868
Osteochilus borneensis
Osteochilus enneaporos
Osteochilus kahajanensis
5
Osteochilus kappenii
Osteochilus microcephalus
Osteochilus schlegelii
Osteochilus spilurus
Osteochilus vittatus
6
Osteochilus waandersii
2. BIOLOGIS IKAN NILEM
SISTEM PERCENAAN
Sistem pencernaan pada ikan di mulai dari oesophagus yang sangat pendek, karena
hampir ronga mulut langsung menuju ke lambung atau intestine ventriculus melengkung
seperti huruf U, dan dibedakan menjadi 2 yaitu pars cardiaca yang lebar dan pars
pylorica yang sempit. Pada bangsa ikan sangat berliku dan hampir memenuhi rongga
perut, dan bermuara ke anus.Hepar terdiri atas dua lobi, vesca fellea dari hepar menuju
ductus hepaicus kemudian bersatu dengan ductus cyticus menjadi ductus choledocus
yang bermuara ke duodenum.Adapun yang dihubungkan dengan peritoneum ke tundus
ventriculli.Osteochilus hasselti mempunyai hati dan pankreas yang sulit dibedakan
sehingga disebut hepatopankreas (Radiopoetro, 1988).Ginjal yang gilik yang terletak
antara vesica pneumatica dengan tulang vertebrae. Cairan yang mengandung sisa-sisa
persenyawaan nitrogen dan hidrogen diambil dari darah dalam ginjal akan ditampung ke
dalam vesica urinaria melalui ureter (Jasin,1989). Dalam tubuhnya dapat terlihat organ
pencernaan yaitu usus yang panjang, ini dikarenakan ikan ini termasuk tipe herbivora.
Kantung Empedu (vesica felea) yang terletak pada usus bagian depan, berupa kantung
bulat hijau kebiru-biruan. Kantung empedu ini berhubungan dengan usus melalui ductus
choledochus, lalu saluran akhir pencernaan yaitu anus atau porus urogenitalus, hal ini
juga diungkapkan oleh Radiopoetro (1997).
SISTEM PERNAPASAN
Sistem pernapasan dilakukan oleh insang yang terdapat dalam 4 pasang kantong
insang yang terletak disebelah pharynk di bawah operculum. Waktu bernapas
operculum menutup lelekat pada dinding tubuh, arcus branchialis mengembang ke arah
7
lateral. Air masuk melalui mulut kemudian kelep mulut menutup, sedangkan arcus
branchialis berkontraksi, dengan demikian operculum terangkat terbuka. Air mengalir
keluar filamen sehingga darah mengambil oksigen dan mengeluarkan karbondioksida
(Jasin,1989).
Menurut Djuhanda (1982), lengkung insang pada ikan nilem berupa tulang rawan
yang sedikit membulat dan merupakan tempat melekatnya filamen-filamen insang.
Arteri branchialis dan arteri epibranchialis terdapat pada lengkung insang di bagian
basal pada kedua filamen insang pada bagian basalnya. Tapis insang berupa sepasang
deretan batang-batang rawan yang pendek dan sedikit bergerigi, melejat pada bagian
depan dari lengkung insang. Ikan nilem memiliki gelembung renang untuk menjaga
keseimbangan di dalam air.
HABITAT IKAN NILEM
Ikan nilem merupakan ikan sungai yang lincah umumnya di temukan di perairan
mengalir atau agak tergenang serta kaya akan oksigen terlarut. Ikan nilem ini banyak
tersebar luas di wilayah Asia seperti Indonesia, Malaysia, serta Thailand dan secara
umum di budidayakan (Effendie, 2002).
Ikan nilem ini umumnnya dipelihara di daerah tropis dengan ketinggian 150
sampai 1000 meter dari permukaan laut.Tetapi ketinggian optimum ialah 800 meter,
sedang suhu optimum pertumbuhannya adalah 180C sampai 280C (Saanin, 1984).
REPRODUKSI
Ikan melakukan fertilisasi secara eksternal. Telur dan sperma dilepaskan ke
dalam air di sekitarnya dan fertilisasi terjadi diluar tubuh. Fertilisasi ini merupakan
fertilisasi yang primitif (Villee et al., 1988).
Ikan jantan terdapat sepasang testis yang panjang. Mereka terletak ventral dari
ren. Ujung caudal mulai dari vas deferens yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis.
Ikan betina terdapat sepasang ovaria yang panjang. Ovaria ini mempunyai rongga yang
ke caudal melanjutkan diri ke dalam oviduk, yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis
(Radiopoetro, 1977).
Organ reproduksi pada ikan nilem ini terdiri dari gonad dengan saluran kelenjar
asesorisnya. Ada dua macam gonad, yaitu gonad yang menghasilkan sel kelamin betina
8
(ovum) yang disebut ovarium dan gonad yang menghasilkan sel kelamin jantan
(spermatozoa) yang disebut dengan testis. Menurut Sumantadinata (1981), Reproduksi
pada ikan dikontrol oleh kelenjar pituitari yaitu kelenjar hipotalamus, hipofisis – gonad,
hal tersebut dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari lingkungan yaitu temperatur,
cahaya, cuaca yang diterima oleh reseptor dan kemudian diteruskan ke sistem syaraf
kemudian hipotalamus melepaskan hormon gonad yang merangsang kelenjar hipofisa
serta mengontrol perkembangan dan kematangan gonad dalam pemijahan. Ovarium
terdapat dalam hewan betina yang ditambatkan oleh mesentrium khusus pada dinding
tubuh (mesovarium). Ovarium selain sebagai gonad, juga sebagai kelenjar endokrin
yang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Testis terdapat pada hewan
jantan. Letak testis pada vertebrata rendah tersimpan dalam rongga perut dengan
ditambatkan ke dinding tubuh oleh mesentrium khusus (mesorchium). Testis pada
vertebrata tingkat tinggi terletak diluar rongga perut, tersimpan dalam bangunan khusus
yang disebut skrotum. Testis selain sebagai gonad juga sebagai kelenjar endokrin yang
menghasilkan hormon testosterone. Menurut Storer (1957), pada sistem reproduksi ikan
nilem, Ovarium tersusun dari jaringan ikat fibrosa sebagai membrana basalis yang di
sebelah dalamnya terdapat banyak sarang-sarang telur yang berisi sel gamet primordial
(oogonia atau oosit) dan dibagikan tengahnya berisi jaringan ikat stroma. Umumnya
setiap individu mempunyai sepasang ovarium yang secara simetris berada pada sisi
kanan dan kiri tubuh. Oogonia atau oosit terkandung di dalam sarang telur dan masing-
masing terbungkus oleh selapis sel granulosa disebut sel folikel. Testis sebagai organ
kelamin jantan berupa organ yang jumlahnya sepasang dan dilengkapi dengan saluran
spermatozoa dan organ asesoria. Saluran testis pada vertebrata tinggi dan rendah
berhubungan langsung dengan testisnya. Sel-sel yang berkembang menjadi gamet
berada di bagian medulla sehingga gamet-gamet yang diproduksi akan terkumpul di
dalam lumen tubulus dan kemudian disalurkan ke saluran-saluran dari tubulus atau
testis yang kemudian bergabung menjadi epididmis. Ikan nilem jantan dan ikan nilem
betina dapat dibedakan setelah ikan masak kelamin. Permukaan luar operkulum (tutup
insang) ikan jantan apabila diraba terasa kasar sedangkan ikan betina terasa halus. Ikan
jantan apabila diurut perutnya dari operkulum ke papilla genital maka akan keluar
cairan seperti santan (milt) sedangkan ikan betina tidak. Perut ikan jantan langsing
sedangkan ikan betina membuncit dan lunak. Ikan betina biasanya lebih jinak daripada
ikan jantan.
9
ANATOMI
Didapatkan bahwa tubuh ikan nilem (Osteochillus hasselti) dibagi menjadi tiga
bagian penting yaitu caput (kepala), truncus (badan), dan cauda (ekor) dimana tidak ada
batas nyata antara caput dan truncus. Bagian kepala ikan terdapat cavum oris dan
organon fissus. Cavum oris atau mulut berfungsi untuk memasukkan air pada saat
melakukan pernafasan. Organon fissus atau mata pada ikan ini dilapisi oleh selaput
yang sangat tipis yang berguna untuk mencegah masuknya air pada saat berenang. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Radiopoetro (1997), bahwa tubuh ikan terdiri atas caput,
truncus dan cauda. Bagian caput dibatasi dari moncong sampai dengan batas tutup
insang, sedangkan bagian truncus mulai dari belakang tutup insang sampai dengan
porus urogenitalia, dan bagian cauda dibatasi dari porus urogenitalia sampai dengan
ujung sirip ekor.
Menurut Djuhanda (1981) ikan mempunyai gelembung renang yaitu kantung
memanjang di sebelah dorsal dari saluran pencernaan dan letaknya retroperitoneal (di
sebelah dorsal dari peritoneum).Gelembung renang selalu berisi udara berfungsi sebagai
organ hydrostatic.Saluran pernafasan pada ikan dinamakan trakea.
Anatomi Ikan Nilem
SISTEM PEREDARAN DARAH
Sistem Peredaran darah pada ikan nilem terdiri atas jantung dan sinus
venosus.Jantung ikan terdiri ata dua ruangan, atrium dan ventrikel dan terletak di
belakang insang. Sinus venosus adalah struktur penghubung berupa rongga yang
menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung. Diantara antrium dan
ventrikel jantung terdapat klep untuk menjaga agar aliran darah tetap searah.
10
Peredaran darah ikan disebut peredaran darah tunggal karena darah dari insang langsung
beredar ke seluruh tubuh kemudian masuk ke jantung. Jadi darah hanya beredar sekali
melalui jantung dengan rute dari jantung ke insang lalu ke seluruh tubuh kemudian
kembali ke jantung (Intan Pariwara,2010).
Organ reproduksi pada ikan nilem ini terdiri dari gonad dengan saluran kelenjar
asesorisnya. Ada dua macam gonad, yaitu gonad yang menghasilkan sel kelamin betina
(ovum) yang disebut ovarium dan gonad yang menghasilkan sel kelamin jantan
(spermatozoa) yang disebut dengan testis. Menurut Sumantadinata (1981), Reproduksi
pada ikan dikontrol oleh kelenjar pituitari yaitu kelenjar hipotalamus, hipofisis – gonad,
hal tersebut dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari lingkungan yaitu temperatur,
cahaya, cuaca yang diterima oleh reseptor dan kemudian diteruskan ke sistem syaraf
kemudian hipotalamus melepaskan hormon gonad yang merangsang kelenjar hipofisa
serta mengontrol perkembangan dan kematangan gonad dalam pemijahan. Ovarium
terdapat dalam hewan betina yang ditambatkan oleh mesentrium khusus pada dinding
tubuh (mesovarium). Ovarium selain sebagai gonad, juga sebagai kelenjar endokrin
yang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Testis terdapat pada hewan
jantan. Letak testis pada vertebrata rendah tersimpan dalam rongga perut dengan
ditambatkan ke dinding tubuh oleh mesentrium khusus (mesorchium). Testis pada
vertebrata tingkat tinggi terletak diluar rongga perut, tersimpan dalam bangunan khusus
yang disebut skrotum. Testis selain sebagai gonad juga sebagai kelenjar endokrin yang
menghasilkan hormon testosterone. Menurut Storer (1957), pada sistem reproduksi ikan
nilem, Ovarium tersusun dari jaringan ikat fibrosa sebagai membrana basalis yang di
sebelah dalamnya terdapat banyak sarang-sarang telur yang berisi sel gamet primordial
(oogonia atau oosit) dan dibagikan tengahnya berisi jaringan ikat stroma. Umumnya
setiap individu mempunyai sepasang ovarium yang secara simetris berada pada sisi
kanan dan kiri tubuh. Oogonia atau oosit terkandung di dalam sarang telur dan masing-
masing terbungkus oleh selapis sel granulosa disebut sel folikel. Testis sebagai organ
kelamin jantan berupa organ yang jumlahnya sepasang dan dilengkapi dengan saluran
spermatozoa dan organ asesoria. Saluran testis pada vertebrata tinggi dan rendah
berhubungan langsung dengan testisnya. Sel-sel yang berkembang menjadi gamet
berada di bagian medulla sehingga gamet-gamet yang diproduksi akan terkumpul di
dalam lumen tubulus dan kemudian disalurkan ke saluran-saluran dari tubulus atau
testis yang kemudian bergabung menjadi epididmis. Ikan nilem jantan dan ikan nilem
betina dapat dibedakan setelah ikan masak kelamin. Permukaan luar operkulum (tutup
11
insang) ikan jantan apabila diraba terasa kasar sedangkan ikan betina terasa halus. Ikan
jantan apabila diurut perutnya dari operkulum ke papilla genital maka akan keluar
cairan seperti santan (milt) sedangkan ikan betina tidak. Perut ikan jantan langsing
sedangkan ikan betina membuncit dan lunak. Ikan betina biasanya lebih jinak daripada
ikan jantan.
Morfologi Ikan Nilem
Ikan nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan endemik (asli) Indonesia yang
hidup disungai-sungai dan rawa–rawa. Ciri-ciri ikan nilem hampir serupa dengan ikan
mas.Ciri-cirinya yaitu pada sudut-sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut-sungut
peraba. Sirip punggung disokong oleh tiga jari-jari keras dan 12-18 jari-
jari lunak. Sirip ekor berjagak dua, bentuknya simetris.Sirip dubur disokong oleh 3 jari-
jari keras dan 5 jari-jari lunak.Sirip perut disokong oleh 1 jari-jari keras dan 13-15 jari-
jari lunak.Jumlah sisik-sisik gurat sisiada 33-36 keping, bentuk tubuh ikan nilem agak
memenjang dan piph, ujung mulut runcingdengan moncong (rostral) terlipat, serta
bintim hitam besar pada ekornya merupakan ciri utamaikan nilem.Ikan ini termasuk
kelompok omnivora, makanannya berupa ganggang penempelyang disebut epifition dan
perifition (Djuhanda, 1985).
Kualitas air
Ikan nilem akan melakukan pemijahan pada kondisi oksigen berkisar antara 5-6 ppm,
karbondioksida bebas yang optimum untuk kelangsungan hidup ikan yaitu ≤ 1 ppm
(Willoughby,1999). Menurut Susanto (2001) suhu yang optimum untuk kelangsungan
hidup ikan nilem berkisar antara 18 – 28 oC, dan untuk pH berkisar antara 6,7 – 8,6.
Sedangkan menurut PBIAT Muntilan (2007), untuk kandungan ammonia yang
disarankan adalah 0,5 ppm.
Reproduksi Ikan Nilem
Reproduksipada ikan dikontrol oleh kelenjar pituitari yaitu kelenjar hipotalamus,hipo
fisis gonad, hal tersebut dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari lingkungan yaitutemper
atur, cahaya, cuaca yang diterima oleh reseptor dan kemudian diteruskan ke sistem
syaraf kemudian hipotalamus melepaskan hormon gonad yang merangsang kelenjar
hipofisa sertamengontrol perkembangan dan kematangan gonad dalam pemijahan
12
(Sumantadinata, 1981).Reproduksi merupakan kemampuan individu untuk
menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya.
Ikan memiliki ukuran dan jumlah terlur yang berbeda, tergantung tingkah laku dan
habitatnya. Sebagian ikan memiliki jumlah telur banyak,namun ukurannya kecil, sehing
ga sintasan rendah. Sebaliknya ikan memiliki telur sedikit,ukurannya besar. Kegiatan
reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda, tergantungkondisi lingkungnya
(Fujaya, 2004).Pemijahan adalah proses perkawinan antara ikan jantan dan
ikan betina yang mengeluarkansel telur dari betina, sel sperma dari jantan dan terjadi di
luar tubuh ikan (eksternal). Dalam budidaya ikan, teknik pemijahan ikan dapat
dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu:
1.Pemijahan ikan secara alami, yaitu pemijahan ikan tanpa campur tanganmanusia,
terjadi secara alamiah (tanpa pemberian rangsangan hormon),
2.Pemijahan secara semi intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi denganmemberikan
rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad, tetapi proses ovulasinya
terjadi secara alamiah di kolam,
3.Pemijahan ikan secara intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi denganmemberikan
rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad serta proses ovulasinya
dilakukan secara buatan dengan teknik stripping atau pengurutan (Gusrina, 2008).
Induk Ikan Nilem (Osteochilus hasselti )
Menurut Sumantadinata (1981) ikan betina matang kelamin dicirikan dengan perut
yang relatif membesar dan lunak bila diraba, dari lubang genital keluar cairan jernih
kekuningan, naluri gerakan lambat, postur tubuh gemuk, warna tubuh kelabu
kekuningan dan lubang genital berbentuk bulat telur agak melebar dan membengkak.
Sedangkan ciri ikan jantan yang sudahmatang kelamin yaitu mudah mengeluarkan
sperma (milt) jika perutnya diurut (stripping), nalurigerakkannya lincah, postur tubuh
dan perut ramping, warna tubuh kehijauan dan kadang gelap,lubang urogenital agak
menonjol serta sirip dada kasar dan perutnya keras.Ovulasi adalah proses keluarnya sel
telur (oosit) yang telah matang dari folikel danmasuk ke dalam rongga ovarium atau
rongga perut (Nagahama, 1990dalamGusrina, 2008).Menurut Gusrina (2008) pelepasan
telur terjadi akibat:
1.Telur membesar,
13
2.Adanya kontraksi aktif dari folikel (bertindak sebagai otot halus) yang menekansel
telur keluar,
3.Daerah tertentu pada folikel melemah, membentuk benjolan hingga pecah
danterbentuk lubang pelepasan hingga telur keluar (enzim yang berperan
dalam pemecahan diding folikel: protease iplasmin kemudian diikuti oleh
hormon prostaglandin F2a (PGF2a) atau chotecholamin yang merangsang
kontraksiaktif dari folikel).
Telur ikan nilem (Osteochilus
hasselti)banyakmengandungkuning telur yangmengumpul pada suatu kutub, tipe telur
yang demikian dinamakan Telolechital (Sumantadinata,1981). Ditambahkan pula
oleh Djajarejadkk (1977)dalamTriyani (2002) warna telur ikan initransparan dan
bersifat demersal (terbenam di dasar perairan). Sementara menurut
Soemintodkk (1995)dalamTriyani (2002) telur ikan ini diameter berkisar antara 0,8 mm
– 1,2 mm.Menurut Cassie dan Effendie (1979) berat rata – rata dan
panjang total untuk ikan nilemdiantaranya:
1. Berat rata – rata induk betina 200,7 gram, panjang total rata – rata induk
betina28,7 cm, dan
2. Berat rata – rata induk jantan 187,3 gram, panjang total rata – rata induk
jantan28,2 cm.
Kebiasaan Hidup di Alam
Nilem hidup di lingkungan yang jernih. Oleh karena itu, ikan ini dapat ditemukan disun
gai-sungai.
1. Kebiasaan makan Nilem tergolong ikan pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivore).
2. Kebiasaan berkembang biak Biasanya, ikan ini akan memijah di akhir musim
penghujan, di daerah yang berpasir dan
berair jernih. Di tempat budi daya, ikan nilem dapat dipijahkan sepanjang tahun
dengan mengatur kondisi lingkungan.
14
3. BUDIDAYA IKAN NILEM
Memilih Induk
Ikan nilem termasuk ikan yang produktif karena bisa dipijahkan 3-4 kali dalam
setahun.Keberhasilan pemijahan sangat ditentukan pada faktor induk dan pengaturan
lingkungan pemijahan.Untuk itu, pemilihan induk ikan nilem yang hendak dipijahkan
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Betina umurnya mencapai 1-1,5 tahun.Berat badan sekitar 100 g.Bila diurut
pelan-pelan ke arah lubang genital, induk betina akan mengeluarkan cairan
berwarna kekuningan.
b. Jantan perutnya mengembang dan terasa empuk ketika diraba. Berumur
8 bulan. Berat badan sekitar 100g. Bila dipijat perut kearah alat genital, induk
jantan akan mengeluarkan cairan seperti susu.
Pemijahan di Kolam
Untuk memijahkan ikan di kolam, perlu mempersiapkan konstruksi kolam,
persiapankolam, dan proses pemijahan.
1. Konstruksi kolam
Kolam pemijahan ikan nilem berukuran 2 m2 yang terhubung dengan kolam
penetasanseluas 20 M2.Kolam pemijahan juga terhubung dengan kolam
pendederan.Jarak permukaan air dengan pintu pemasukan air sekitar 15 cm.
2. Persiapan kolam
Kedalam air di kolam pemijahan 50cm. Sementara kolam penetasan telur
yang ada di bawahnya diisi air sedalam 30-40 cm. Dasar kolam penetasan harus
berpasir dan bebas dari lumpur agar tidak menganggu proses penetasan telur. Di
antara kedua kolam tersebut dipasang saringan agar induk nilem tidak hanyut ke
kolam penetesan.
Beberapa petani memasang bebatuan dan menanam rumput kakawatan
(Cyodon dactylon) untuk menghalangi lolosnyainduk ke kolam penetasan, tetapi
tidak menghalangi air yang membawa telur ke kolam penetasan. Adapun debit air
yang masuk ke dalam kolam diperbesar untuk merangsang pemijahan induk
nilem.
15
3. Pemijahan
Ikan diberok (dipuasakan) terlebih dahulu selama 3-7 hari untuk membuang
kotoran daridalam perutnya.
Pemberokan sebaiknya dilakukan di dalam kolam yang terpisah agar tidak te
rjadi pemijahan yang tidak diharapakan atau `mijah maling'.
Bila persiapan kolam pemijahan dan kolam penetasan sudah selesai maka 20
pasanginduk dimasukkan ke dalam kolam pemijahan.Usahakan pemasukkan
induk dilakukan pada sorehari karena nilem menyukai memijah pada malam hari.
Menjelang subuh, biasanya nilem akan memijah. Ikan ini akan memijah di
bagiandangkal dekat pipa pembuangan air. Telur-telur yang dikeluarkan, lalu
dibuahi. Telur tersebutkemudian akan hanyut terbawa air dan masuk ke dalam
kolam penetasan. Setelah itu, pagiharinya induk-induk ditangkap dan
dikembalikan ke kolam pemeliharaan induk masing-masing.
Menurut Fujaya (2004) yang menyatakan bahwa kondisi lingkungan
(eksternal) sepertihujan, habitat, oksigen terlarut, daya hantar listrik, suhu,
cahaya, kimia dan fisika air, waktu(malam hari) dan lain – lain. Kondisi
lingkungan ini mempengaruhi kontrol endokrin untuk menghasilkan hormon –
hormon yang mendukung proses perkembangan gonad
dan pemijahan.Ditambahkan pula oleh Stacey (1984) bahwa faktor internal yang
mempengaruhi pemijahanadalah pendorong dan penghambat
hormon gonadotropin, gonadotropin pra ovulasi dan responovarium terhadap
GtH (Gonadotropin Hormon).
Ikan nilem akan melakukan pemijahan pada kondisi oksigen berkisar antara
5 – 6 ppm,karbondioksida bebas yang optimum untuk kelangsungan hidup ikan
yaitu ≤ 1 ppm (Willoughby,1999). Menurut Susanto (2001) suhu yang optimum
untuk kelangsungan hidup ikan nilem berkisar antara 18 – 28oC, dan untuk pH
berkisar antara 6,7 – 8,6. Sedangkan menurut PBIATMuntilan (2007), untuk
kandungan ammonia yang disarankan adalah 0,5 ppm.Menurut Gusrina (2008)
pelepasan telur terjadi akibat:
1. Telur membesar.
2. Adanya kontraksi aktif dari folikel (bertindak sebagai otot halus) yang
menekansel telur keluar.
3. Daerah tertentu pada folikel melemah, membentuk benjolan hingga
pecah danterbentuk lubang pelepasan hingga telur keluar (enzim yang
16
berperan dalam pemecahan diding folikel: protease iplasmin kemudian
diikuti oleh hormon prostaglandin F2a (PGF2a) atau chotecholamin yang
merangsang kontraksiaktif dari folikel).
Proses spermiasi berhubungan dengan pelepasan spermatozoa dari lumen lobulus
masuk kedalam saluran sperma. Pelepasan ini disebabkan oleh kenaikan tekanan
hydrostatik didalamlobul untuk mengeluarkan cairan – cairan oleh sel –
sel sertoli dibawah rangsangangonadotropin. Spermatozoa kemudian didorong kedalam
sistem pengeluaran, disini akan bercampur dengan cairan sperma (milt) (Fujaya,
2004).
Penetasan Telur dan Perawatan Benih
Telur yang bertumpuk di dekat pintu pemasukan kolam penetasan diratakan
dengan sapulidi atau pun garu. Bila dibiarkan menumpuk, akan banyak telur yang tidak
menetas.
Kolam penetasan sebaiknya diberi daundaun pisang untuk mengurangi intensitas
sinar matahari yangmasuk ataupun air hujan.Lima hari kemudian benih nilem bisa
dipanen untuk dijual, ditebarkan ke sawah,ataudipelihara di kolam pendederan.
Cara penangkapannya dengan menampung ikan di saluran pembuangan yang dipasang
kain halus, lalu memindahkannya secara bertahap ke hapa yang telahdipasang dengan
menggunakan ember.Benih yang dihasilkan dari sepasang nilem berukuran100-150 g
sebanyak 15-000-30.000 ekor.
Pendederan dan Pembesaran
Bila benih akan didederkan ke dalam kolam pendederan, maka pintu air yang
terhubungdengan kolam pendederan dibuka. Dengan demikian, benih nilem akan
berpindah ke kolam pendederan yang lebih lugs.Pembesaran ikan nilem dapat dilakukan
di kolam ataupun keramba. Ikan nilem yangdibesarkan tidak boleh semuanya
dikonsumsi atau dijual. Sebagian ikan yang
dibesarkan harusdipergunakan untuk peremajaan induk sebab induk nilem biasanya dian
ggap sudah tidak produktif lagi setelah 2 tahun atau sekitar 6-8 kali telah dipijahkan
17
4. DISTRIBUSI / PERSEBARAN IKAN NILEM
Nilem merupakan ikan yang memiliki daerah penyebaran yang luas, memanjang
ke timur dari Myanmar melalui Thailand, Laos, dan Kamboja hingga Vietnam.Dan ke
utara melalui Semenanjung Malaysia dan masuk hingga Sunda Besar (Indonesia) ke
daerah-daerah seperti Kalimantan, Sumatra, dan Jawa.Di jawa, Nilem merupakan ikan
budidaya untuk konsumsi. Kini, nilem juga diintroduksi ke beberapa danau di Sulawesi.
Spesies ini menyebar di Asia Tenggara mulai dari sungai Ayeyarwaddy, Salween, dan
Sittaung di pinggiran Myanmar, lalu ke Mekong terus menjauh hingga ke hulu sungai
Yunnan di China, lalu ke Semenanjung Malaysia hingga ke Indonesia (Jawa, Sumatra,
Kalimantan). Saat ini, nilem sedang dibudidayakan di beberapa negara dan mulai
diintroduksi ke Singapura dan Hongkong.
Nilem memiliki habitat yang luas mulai dari dataran rendah yang berawa, sungai,
dan estuari.Secara berkala, spesies ini bermigrasi ke daerah floodplains pada musim
hujan untuk berburu atau memijah.Spesies ini merupakan spesies ikan air tawar.Di
Indonesia keberadaannya kurang begitu populer kecuali di Jawa Barat. Hampir 80 %
produksi nasional ikan nilem berasal dari Jawa Barat.
Peta penyebaran Nilem (yang bertitik kuning)
18
Daftar Pustaka
Anonim. 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Nilem. Di unduh pada tanggal 31 Maret
2014 pukul. 03.33 WIB
Anonim. 2014. Jenis Ikan terapi. http://ikanterapi.com/2010/08/jenis-jenis-ikan-terapi/.
Diunduh pada tanggal 31 Maret 2014 pukul. 03.40 WIB
Nuryanto A dan Abulias MN. 2010. Kekerabatan Fenetik Ikan Nilem Budidaya Dan
Nilem Sungai (Osteochilus spp.) Di Kabupaten Banyumas.
http://bio.unsoed.ac.id/621-kekerabatan-fenetik-ikan-nilem-budidaya-nilem-sungai-
osteochilus-spp-di-kabupatenbanyumas#.Uzh_l6JyFQs. Di Unduh pada tanggal 31
Maret 2014 pukul. 03. 37 WIB