Post on 12-Aug-2020
i
LAPORAN KKU – KAM
KREATIFITAS DAN INOVASI KEWIRAUSAHAAN PADA USAHA
“KRIPIK BAYAM POPAYE” ANEKA RASA DI KECAMATAN
KALANGANYAR KABUPATEN LEBAK
Diajukan Guna Melengkapi Persyaratan
Dalam Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh :
Nama : Ineu Lastri Risdianti
NPM : 113341067
Program Studi : Akuntansi
Pembimbing : Ela Widasari, SE., M.Akt
PROGRAM STUDI EKONOMI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LA TANSA MASHIRO
2015 M / 1436 H
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ineu Lastri Risdianti
NPM : 113341067
Program Studi : Akuntansi
Judul KKU-KAM : Kreatifitas dan Inovasi Kewirausahaan pada
Kelompok Usaha “Keripik Bayam Popaye” Aneka
Rasa di Kecamatan Kalanganyar Kabupaten
Lebak.
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan KKU-KAM yang telah saya buat
merupakan hasil karya pribadi saya dan benar keasliannya. Apabila ternyata
dikemudian hari penulisan laporan KKU-KAM ini merupakan hasil plagiat atau
penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia
mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan tata
tertib di STIE Latansa Mashiro.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Penulis,
Ineu Lastri Risdianti
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Judul KKU-KAM : Kreatifitas dan Inovasi Kewirausahaan pada
Kelompok Usaha “Keripik Bayam Popaye” Aneka
Rasa di Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak.
Oleh : Ineu Lastri Risdianti
NPM : 113341067
Laporan KKU-KAM ini telah disetujui untuk diuji
Dalam Ujian KKU-KAM
Menyetujui :
Pembimbing,
Ela Widasari, SE., M.Akt
NPP. 20809750899083
Tim Manajemen KKU-KAM
H. Bambang Pujo Purwoko, Drs., SH., MM
NPP. 10311650505023
Mengetahui,
Ketua STIE La Tansa Mashiro
Hj. Zakiyya Tunnufus, SE., MM.
NPP. 22306740898004
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KKU – KAM
Judul KKU-KAM : Kreatifitas dan Inovasi Kewirausahaan pada
Kelompok Usaha “Keripik Bayam Popaye” Aneka
Rasa di Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak.
Oleh : Ineu Lastri Risdianti
NPM : 113341067
Laporan KKU-KAM ini telah diuji dalam Ujian KKU-KAM
Menyetujui,
Penguji
Rudiyanto, SE., M.Si
NPP. 10701730511079
Mengetahui ,
Ketua STIE La Tansa Mashiro
Hj. Zakiyya Tunnufus, SE., MM.
NPP. 22306740898004
Tim Manajemen KKU-KAM
Program Studi Akuntansi
H. Bambang Pujo Purwoko, Drs., SH., MM
NPP. 10311650505023
v
ABSTRAK
Ineu Lastri Risdianti. NPM. 113341067
Kreatifitas dan Inovasi Kewirausahaan pada Kelompok Usaha “Keripik
Bayam Popeye” Aneka Rasa di Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak.
Program Strudi Akuntansi, STIE La Tansa Mashiro, 2015.
Kata Kunci : Kewirausahaan
Semakin maju suatu Negara semakin banyak orang yang terdidik, dan
banyak pula orang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia
wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan
yang dapat membuka lapangan pekerjaan karena kemampuan pemerintah sangat
terbatas. Kuliah Kerja Usaha – Karya Alternatif Mahasiswa (KKU-KAM)
merupakan kegiatan praktek alternative yang didisain sebagai upaya untuk
mengembangkan pilihan minat – minat tertentu dalam ruang lingkup disiplin
ekonomi serta memberikan pengalaman – pengalaman praktis untuk
mengembangkan kualitas tambahan pada mahasiswa untuk mengeluarkan ide-ide
kreatifnya dalam sebuah usaha mandiri.
Salah satu contoh dalam melakukan inovasi atau mengeluarkan ide – ide
kreatif dalam sebuah usaha yaitu membuat olahan dengan berbagai macam variasi
rasa dan tetap memperhatikan kualitas gizi dan manfaat dari olahan tersebut,
sehingga masyarakat dapat tertarik dengan olahan tersebut serta tidak khawatir
dengan pengaruh terhadap kesehatan karena produk yang kami buat merupakan
produk yang memperhatikan kebersihan serta bahan – bahan yang alami dan tidak
berbahaya bagi tubuh manusia. Oleh karena itu Penulis memilih usaha “Kripik
Popaye” dengan aneka rasa untuk lebih menarik minat konsumen.
Kelompok usaha ini didirikan di Kp. Angsana Desa Cikatapis Kecamatan
Kalanganyar Kabupaten Lebak dengan nama Bintang Aeeni yang bergerak
dibidang usaha kuliner yaitu pembuatan kripik bayam dengan banyak variasi rasa
yang diolah dari bahan – bahan alami. Alasan kami memilih bayam sebagai objek
usaha karena barangnya mudah didapat dengan harga yang terjangkau serta sudah
familiar di dalam masyarakat.
Kegiatan usaha ini bertujuan untuk menumbuhkan kreatifitas dan inovasi
berwirausaha dalam pengolahan kripik bayam. Salah satu kreatifitas dan inovasi
kami dalam mengolah kripik bayam ini adalah membuat produk ini menjadi
beberapa macam rasa yang alami yaitu gurih (original), manis, pedas, jeruk,
kencur, dan pandan.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim, segala puji bagi Alloh SWT, atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan semua kegiatan
dan penulisan laporan tentang pelaksanaan Kuliah Kerja Usaha – Karya Alternatif
Mahasiswa (KKU-KAM) yang berjudul “ Kreatifitas dan Inovasi Kewirausahaan
Pada Kelompok Usaha Kripik Bayam Popaye Aneka Rasa di Kecamatan
Kalanganyar Kabupaten Lebak”.
Laporan ini disusun sebagai hasil kegiatan yang penulis laksanakan
sekaligus sebagai bukti bahwa penulis benar telah melaksanakan kegiatan KKU-
KAM ini serta tidak merekayasa. Dalam pembuatan dan penyusunan laporan hasil
kegiatan ini penulis banyak mendapat bimbingan dan pengarahan dari berbagai
pihak.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak –
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Usaha –
Karya Alternatif Mahasiswa (KKU-KAM) ini, terutama kepada :
1. Ibu Zakiyya Tunnufus, SE., MM., selaku ketua STIE La Tansa Mashiro
Rangkasbitung
2. Bapak H. Bambang Pujo Purwoko, Drs., SH., MM., selaku Ketua Program
Studi Akuntansi
3. Ibu Ela Widasari, SE., M.Akt., selaku pembimbing yang telah memberikan
saran dan masukan kepada penulis
4. Suami yang telah memberikan bantuan moril maupun materil serta banyak
memberikan masukan ide – ide yang menjadi inspirasi bagi penulis dalam
pengembangan usaha pada kegiatan KKU-KAM
5. Orang tua yang selalu mendo‟akan, mendukung dan memberikan dorongan
semangat kepada penulis dalam menyelesaikan kegiatan serta laporan KKU-
KAM
Penulis menyadari bahwadalam kegiatan Kuliah Kerja Usaha – Karya
Altenatif Mahasiswa (KKU-KAM) ini masih banyak kekurangannya dikarenakan
vii
keterbatasan ilmu pengetahuan serta keterbatasan waktu dan pemikiran yang
penulis miliki, sehingga dalam pelaksanaannya masih belum sempurna.
Besar harapan penulis semoga laporan hasil KKU-KAM ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnyasebagai reverensi kegiatan usaha yang
dapat dilakukan dengan modal kecil, bahan yang murah dan mudah didapat serta
memperoleh keuntungan (laba).
Rangkasbitung, April 2015
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Hal
Lembar Judul ............................................................................................... i
Lembar Pernyataan ....................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ..................................................................................... iii
Lembar Pengesahan Mitra Pendampingan ................................................... iv
Abstrak ............................................................................................... v
Kata Pengantar ............................................................................................. vi
Daftar Isi ............................................................................................... vii
Daftar Tabel ............................................................................................... viii
Daftar Gambar .............................................................................................. ix
Daftar Lampiran ........................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Materi KKU-KAM .................................................................... 3
1.3 Tujuan dan Manfaat KKU-KAM .............................................. 6
1.3.1 Tujuan .............................................................................. 6
1.3.2 Manfaat KKU-KAM......................................................... 7
BAB II DESKRIPSI KELOMPOK USAHA BINTANG AEENI
2.1 Gambaran Umum Kelompok Bintang Aeeni ........................... 9
2.2 Struktur Organisasi Kelompok Bintang Aeeni ......................... 10
BAB III PROSES PENDAMPINGAN
3.1 Identifikasi Masalah Manajemen .............................................. 13
3.2 Analisis Manajemen ................................................................. 13
3.3 Alternatif Solusi ........................................................................ 16
ix
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pelaksanaan KKU-KAM .................................................. 18
4.1.1 Kreatifitas dan Inovasi dalam Kegiatan Usaha
Kripik Bayam Popaye .................................................... 18
4.1.2 Analisis Pengaruh Kreatifitas dan Inovasi Terhadap
Peningkatan Produksi dan Penjualan Kripik Bayam
Popaye ......................................................................... 23
4.2 Manfaat Kegiatan ..................................................................... 24
BAB V PENUTUP
a. Kesimpulan ............................................................................... 26
b. Saran ........................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 28
LAMPIRAN ............................................................................................... 29
x
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 4.2.1 ............................................................................................... 23
xi
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.2 ............................................................................................... 11
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Latar Belakang
Wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah
maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri.Sekarang ini kita menghadapi
kenyataan bahwa jumlah wirausahawan Indonesia masih sedikit dan mutunya
belum bisa dikatakan hebat, sehingga persoalan pembangunan wirausaha
Indonesia merupakan persoalan mendesak bagi suksesnya pembangunan.
Sekarang ini banyak anak muda mulai tertarik dan melirik profesi bisnis
yang cukup menjanjikan masa depan yang cerah. Kaum remaja sekarang
dengan latar belakang profesi orang tua yang beraneka ragam mulai
mengarahkan pandangannya ke bidang bisnis.Hal ini didorong oleh kondisi
persaingan diantara pencari kerja yang mulai ketat serta lowongan pekerjaan
mulai terasa sempit.
Jika masyarakat Indonesia pada umumnya dan anak muda pada
khususnya memiliki semangat berwirausaha dan mempunyai kreatifitas dan
inovasi maka Negara Indonesia akan memiliki calon – calon pengusaha sukses
dan bermutu. Wirausahawan adalah seorang innovator, sebagai individu yang
mempunyai naluri untuk melihat peluang – peluang, mempunyai semangat,
kemampuan dan pikiran untuk menaklukan cara berpikir lamban dan malas.
Seorang wirausahawan mempunyai peran untuk mencari kombinasi-
kombinasi baru sehingga dapat mengembangkan usahanya dengan baik dan
lebih maju.
Sebagai pemula yang memiliki semangat dalam menjalankan usaha,
dapat diawali dengan usaha kecil dan sederhana yang tidak memerlukan
modal besar untuk melaksanakannya. Tetapi dalam menjalankan suatu usaha
dibutuhkan tekad dan keyakinan yang kuat agar berhasil dan bisa bertahan
dengan resiko – resiko yang mungkin akan terjadi serta menggunakan
manajemen yang baik dan benar jika ingin usahanya itu berkembang menjadi
lebih besar.
2
Selain tekad yang kuat dan semangat yang tinggi, kreatifitas
wirausahawan dalam pemanfaatan sumber daya alam juga penting dalam
melakukan suatu usaha.Seorang pelaku usaha harus mampu membaca peluang
– peluang pemanfaatan sumber daya alam yang ada di daerahnya untuk
dijadikan komoditi yang dapat dijadikan objek bisnis yang
menguntungkan.Jadi pengetahuan seorang wirausaha tentang manajemen
bisnis itu penting guna kelancaran dan kesuksesan suatu usaha. Namun, pada
kenyataannya yang terjadi adalah pemanfaatan sumber daya alam untuk
dijadikan komoditi usaha masih belum maksimal dilakukan oleh para pelaku
usaha padahal banyak sekali bahan – bahan khas suatu daerah yang dapat
diolah menjadi makanan yang dapat dijadikan peluang usaha, sehingga yang
terjadi adalah peluang – peluang untuk mengangkat produk olahan dari bahan
– bahan lokal masih minim dilakukan atau masih banyak para pengusaha yang
enggan melirik usaha tersebut. Hal tersebut terjadi karena keterbatasan sumber
daya manusia yang ada masih kurang kreatif dalam melihat peluang pasar
yang ada. Sebagaimana kita tahu kreatifitas seseorang ini harus dibentuk
sejak dini, dan yang menjadi masalah banyak orang memandang aneh
terhadap orang yang kreatif, seperti mengada – ada, tidak logis, pikiran jlimet,
dan memang orang kreatif ini terlahir demikian. Persoalannya dalam dunia
kerja atau dalam sebuah organisasi jarang diberi kesempatan untuk berkreasi,
dia harus mengikuti aturan-aturan baku, tidak boleh menyimpang, tidak boleh
coba-coba. Inilah yang mendorong seseorang yang kreatif keluar dari
perusahaan dan ia membuka usaha sendiri dimana ia bebas berkreasi
menggunakan ide pemikirannya. Jika orang terlalu dibatasi dalam sebuah
kelompok atau organisasi meka ia tak akan pernah memperlihatkan
kreatifitasnya. Prinsip dasar yang penting dalam berwirausaha adalah
diperlukan orang – orang yang kreatif, inovatif, disiplin, dan memiliki daya
cipta.
Dalam melakukan sebuah inovasi produk sebagai wirausahawan perlu
keberanian untuk mencoba meskipun hasilnya gagal, walaupun demikian ia
tidak melihat kegagalan itu sebagai akhir usahanya, tidak menyebabkan ia
3
berhenti. Ia menganggap ini sebagai pengalaman berharga menuju sukses.
Sikap ini yang masih sulit didapat dari calon – calon pengusaha yang ada.
Pemanfaatan sumber daya alam dan untuk menumbuhkan inovasi dalam
produksi olahan lokal, bayam merupakan salah satu sumber daya alam yang
ada di Indonesia yang dapat diolah dan dicari serta dapat dikembangkan
(diinovasi) sebagai penganan lokal yang dibuat dengan semenarik mungkin
dengan modal yang kecil dan bisa dijadikan sebuah usaha bagi
pemula.Masyarakat Indonesia sudah familiar dengan bayam dan mungkin
sudah sering mengkonsumsi jenis sayuran ini hanya saja variasi olahannya
masih minim mungkin hanya sebatas disayur saja. Bayam kaya akan serat dan
banyak sekali manfaat yang diperoleh dari sayuran ini dan tentu saja
menyehatkan untuk tubuh manusia. Penulis mencoba untuk berkreasi dengan
bayam untuk diolah menjadi kripik yang dapat dinikmati keluarga pada saat
santai dengan aneka rasa yang menarik.
Dalam usaha kami, keberanian dalam membuat variasi rasa merupakan
bentuk inovasi untuk menarik minat dari konsumen dimana kripik bayam yang
ada saat ini belum ada yang diproduksi dengan berbagai macam rasa.Adapun
rasa yang dikembangkan oleh kami yaitu rasa yang diperoleh dari bahan alami
(rempah-rempah) khas Indonesia dan tidak menggunakan perasa buatan yang
diragukan keamanannya untuk dikonsumsi.Oleh karena itu penulis tertarik
mengambil judul “ Kreatifitas dan Inovasi Kewirausahaan pada Usaha
Kripik Bayam Popaye Aneka Rasa di Kecamatan Kalanganyar
Kabupaten Lebak” pada kegiatanKKU-KAM Tahun 2015.
1.5 Materi KKU-KAM
Istilah wirausaha ini berasal dari entrepreneur (bahasa perancis) yang
diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dengan arti between taker atau go-
between. Pengertian wirausaha lebih lengkap dinyatakan oleh Joseph
Schumpeter (Bygrave, 1994:1) yaitu orang yang mendobrak system ekonomi
yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan
menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.
4
Sedangkan dalam buku THE PORTABLE MBA IN ENTERPRENEURSHIP
menurut Joseph Scumpeter (Kewirausahaan, 2011:24) wirausaha didefinisikan
sebagai orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah
organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.
Banyak penulis yang memberi arti berbeda-beda, apa yang dimaksud
dengan „enterpreneur‟ dan apa yang dimaksud dengan „entrepreneurship‟.
Dari berbagai perbedaan pendapat itu antara lain ada yang mengartikan
sebagai orang yang menanggung resiko, orang yang mengurus perusahaan,
orang yang memobilisasi dan mengalokasikan modal, orang menciptakan
barang baru, dan sebagainya. Secara sederhana arti wirausahawan adalah
orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam
berbagai kesempatan.Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental
mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas
sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Meskipun orang dapat memberi arti „entrepreneur‟ dan
„entrepreneurship’ berbeda-beda, namun pendapat Schumpeter pada tahun
1912 masih banyak dipakai oleh semua kalangan. Menurut Schumpeter
seorang entrepreneur tidak selalu seorang pedagang (businessman) atau
seorang manager namun entrepreneur adalah orang yang unik yang berani
mengambil resiko dan yang memperkenalkan produk – produk inovatif dan
teknologi baru ke dalam perekonomian.
Dari pengamatan perilaku wirausaha maka dapat dikemukakan tiga tipe
wirausahamenurut Prof. Dr. H. Buchari Alma (Kewirausahaan, 2011:32),
yaitu :
a. Wirausaha yang memiliki inisiatif
b. Wirausaha yang mengorganisir mekanis social dan ekonomi untuk
menghasilkan sesuatu
c. Yang menerima resiko atau kegagalan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah
proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan
5
kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan
serta kebebasan pribadi.
Orang wirausaha adalah orang kreatif maksudnya entrepreneur
merupakan satu kelompok orang yang mengagumkan, manusia kreatif dan
inovatif. Mereka merupakan bahan bakar pertumbuhan ekonomi masyarakat,
karena ia memiliki kemampuan berpikir dan bertindak produktif. Modal utama
wirausaha adalah kreatifitas, keuletan, dan semangat pantang menyerah.
Wirausaha yang kreatif tidak akan habis akal bila mendapat tantangan, mereka
akan merubahnya menjadi peluang.
Bagi kalangan wirausaha, tingkat kreatifitas ini akan sangat menunjang
kemajuan bisnisnya. Fenomena ini dapat dilihat pada masyarakat Jepang. Bila
kreatifitas diartikan sebagai kemampuan dalam menciptakan kombinasi-
kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada, sehingga menghasilkan sesuatu
yang baru maka orang Jepang itulah ahlinya, maka tidak ada salahnya jika kita
meniru semangat dan keuletan orang Jepang dalam melakukan usaha.
Ada satu hal lagi dalam keberhasilan seorang wirausahawan yaitu
kemampuan pengusaha untuk lebih kreatif dan memanfaatkan inovasi dalam
kegiatan bisnis.Inovasi menurut Zimmer adalah kemampuan untuk
menggunakan solusi kreatif dalam mengisi peluang sehingga membawa
manfaat dalam kehidupan masyarakat.Inovasi merupakan hal penting dalam
kelangsungan sebuah usaha.Karakteristik manusia yang mudah bosan dan
selalu ingin hal-hal baru mendorong seorang wirausaha untuk terus
mengembangkan produk – produk yang ditawarkan. Inovasi-inovasi dapat
dilakukan oleh seorang wirausaha dalam produknya baik inovasi bentuk
produk yang menarik, rasa produk yang beragam, atau pemberian nama
produk yang membuat penasaran.
Jadi kreatifitas dan inovasi menurut Zimmer dapat diartikan
memikirkan dan melakukan hal baru atau dalam bentuk barang lama yang
diperbaharui, membuat sesuatu dari barang yang bukan apa-apa
(mengkreasikan barang biasa menjadi bernilai), mengelaborasi sesuatu yang
sudah ada, atau membuat sesuatu menjadi lebih simple atau lebih baik.
6
Seorang pengusaha akan berhasil apabila ia selalu kreatif dan inovatif,
dan menggunakan hasil kreatifitasnya itu dalam kegiatan usahanya. Kreatifitas
akan berarti jika digunakan dan apabila tidak maka kreatifitas itu tidak ada
nilainya.
Oleh karena itu penulis mencoba berkreasi dengan produk kripik bayam
dengan membuat inovasi pada rasa yang beraneka ragam.Jika dilihat dari
berbagai segi usaha, baik modal yang tidak terlalu besar, bahan-bahan utama
mudah untuk didapatkan, system pemasaran yang mudah, kemungkinan besar
siapapun dapat melakukan usaha kripik bayam aneka rasa ini.Selain inovasi
pada variasi rasanya produk kripik bayam ini pun sangat memperhatikan
kualitas produk yang bagus yaitu dengan menggunakan bahan – bahan
berkualitas, menjaga kebersihan produk serta tidak menggunakan bahan –
bahan yang berbahaya bagi tubuh manusia seperti menggunakan pengawet dan
pewarna tekstil, adapun variasi rasa yang diperoleh yaitu dengan
menggunakan bahan – bahan alami dari rempah – rempah yang sangat
melimpah di Indonesia dan pewarna alami dari bahan – bahan tersebut dan
menggunakan garam sebagai pengawet alaminya.
1.6 Tujuan dan Manfaat KKU-KAM
1.3.1. Tujuan
Secara umum tujuan Kuliah Kerja Usaha – Karya Alternatif
Mahasiswa (KKU-KAM) ini adalah untuk melatih mahasiswa sebagai
upaya untuk mengembangkan potensi pengetahuan, keterampilan dan
sikap atau jiwa wirausaha (entrepreneurship) yang dimiliki berbasis
Ipteks agar dapat mengubah pola pikir dari pencari kerja menjadi
pencipta lapangan pekerjaan serta untuk mengembangkan pilihan minat
tertentu dalam ruang lingkup disiplin ilmu ekonomi manajemen, dan
memberikan pengalaman praktis untuk mengembangkan keahlian
berwirausaha kepada para mahasiswa serta mengubah pola pikir
(mindset) dari pencari kerja (job seeker) menjadi pencipta lapangan
pekerjaan (job creator) serta menjadi pengusaha yang tangguh dan
7
sukses menghadapi persaingan global sehingga dapat menurunkan
angka pengangguran lulusan perguruan tinggi.
Adapun tujuan khusus dari kegiatan KKU-KAM ini adalah
sebagai berikut :
1. Membangkitkan kreatifitas melalui pencarian inovasi – inovasi baru
dalam rasa produk (mampu melakukan diferensiasi produk) kripik
bayam popaye.
2. Untuk menganalisis pengaruh kreatifitas dan inovasi terhadap
peningkatan produksi dan penjualan produk kripik bayam popaye.
1.3.2. Manfaat
Dari setiap kegiatan yang dilakukan pasti ada manfaat yang
diperoleh, adapun manfaat dari kegiatan KKU-KAM pada kelompok
usaha BINTANG AEENI yang melakukan pengembangan usaha
memproduksi kripik bayam aneka rasa ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
a. Penulis menjadi tahu bahwa penerapan ilmu kewirausahaan
secara benar dapat memberikan hasil yang baik dan signifikan
terhadap perkembangan usaha yang dilakukan oleh kelompok
usaha.
b. Penulis mempunyai pengalaman praktis dalam melakukan
kegiatan berwirausaha sehingga menjadi tahu suka duka dalam
melakukan sebuah usaha.
c. Penulis memperoleh kepuasan tersendiri dalam pelaksanaan
kegiatan KKU-KAM ini mulai dari proses perencanaan yaitu
membentuk kelompok usaha dan menentukan produk yang
akan dibuat, pelaksanaan yaitu melakukan proses produksi dan
pemasaran produk, serta proses pelaporan kegiatan ini,
8
2. Bagi Masyarakat
a. Masyarakat dapat menikmati produk kripik bayam aneka rasa
yang kami produksi dengan harga murah, enak, sehat, serta
bergizi.
b. Masyarakat dapat lebih mengenal produk – produk dari bahan
lokal yang dapat dikreasikan sehingga menjadi produk yang
bernilai ekonomis.
9
BAB II
DESKRIPSI KELOMPOK USAHA BINTANG AEENI
“KRIPIK BAYAM POPAYE”
2.1 Gambaran Umum Kelompok Bintang Aeeni
Dalam kegiatan KKU-KAM ini kami merintis usaha dalam bentuk
kewirausahaan yang memproduksi kripik bayam yang kami beri nama “Kripik
Popaye” dengan nama kelompok usaha “Bintang Aeeni”. Kelompok usaha ini
berdiri pada tanggal 14 Februari 2015 dengan kesepakatan para anggota yang
berjumlah 5 orang, tempat usaha berlokasi di Kampung Angsana RT. 003
RW. 002 Desa Cikatapis Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak.
Jenis usaha ini kami pilih karena kripik bayam masih jarang ditemui di
Kota Rangkasbitung oleh sebab itu kami mencoba untuk memproduksi agar
para penggemar makanan ini dapat menikmatinya tanpa harus jauh – jauh
membeli ke pusat pembelanjaan oleh – oleh di Bandung atau kota – kota besar
lain yang menyediakan produk ini. Adapun pemasaran produk kami lakukan
di lingkungan kerja atau kediaman dari masing – masing anggota yaitu di
Kecamatan Maja, Kecamatan Leuwidamar, Kecamatan Kalanganyar, dan
Kecamatan Rangkasbitung.
Keunggulan dari produk kripik bayam popeye ini adalah sebagai
berikut :
1. Bahan utama dari produk ini adalah sayuran yaitu bayam berkualitas baik
yang sudah familiar di masyarakat Indonesia dan banyak mengandung
serat sehingga dapat menyediakan produk sayuran dalam bentuk kripik
untuk para pencinta sayuran.
2. Menggunakan variasi rasa dari bahan rempah alami yang ada di Indonesia
seperti pandan, kencur, jeruk purut dan cabe
3. Makanan ini tidak menggunakan bahan pengawet serta pewarna tekstil
sehingga aman dikonsumsi oleh anak-anak maupun dewasa.
10
Setelah beberapa kali melakukan percobaan usaha, kripik bayam dapat
diterima di masyarakat dan usaha ini pun terbilang cukup menjanjikan
penghasilan tambahan yang bagus apabila dikelola dengan baik.
2.2 Struktur Organisasi Kelompok Bintang Aeeni
Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai dalam jangka
waktu atau periode tertentu.Penentuan tujuan ini penting sebagai arah atau
sasaran perusahaan dalam mencapai tujuan tersebut.Untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan diperlukan suatu tempat. Tempat ini penting untuk
menentukan siapa saja yang terlibat, apa tugas, wewenang, dan tanggung
jawabnya. Tempat atau wadah ini kita kenal dengan nama organisasi. Suatu
kelompok usaha yang telah terbentuk memerlukan pelaksanaan manajemen
seperti struktur organisasi serta pembagian tugas pokok dan fungsi agar
tercipta control dalam pekerjaan yang dilakukan dalam organisasi/kelompok
atau ada pemisahan tanggung jawab pekerjaan sehingga tujuan dalam
organisasi dapat tercapai.
Tujuan organisasi akan menentukan struktur organisasinya, yaitu
dengan menentukan seluruh tugas, hubungan antar tugas, batas wewenang dan
tanggung jawab untuk menjalankan masing – masing tugas tersebut. Bagan
struktur organisasi menggambarkan susunan, isi dan luas cakupan organisasi,
serta menjelaskan posisi daripada fungsi beserta tugas maupun kewajiban
setiap fungsi, hubungan kerja dan tanggung jawab yang jelas.
Adapun struktur organisasi Kelompok Usaha Bintang Aeeni dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :
11
Gambar 2.2
Struktur Organisasi
Adapun pembagian tugas dan fungsi dari masing – masing anggota
adalah sebagai berikut :
1. Ketua
a. Bertanggung jawab atas kebijakan dan strategi usaha
b. Mengatur dan mengawasi perkembangan usaha serta pengendalian
jalannya usaha secara keseluruhan
c. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan usaha
2. Bagian SDM
a. Bertanggung jawab dalam pengawasan ketenagakerjaan / anggota
kelompok
b. Melakukan kegiatan administrasi perkantoran seperti membuat surat,
jadwal kegiatan usaha serta pengdokumentasian kegiatan kelompok
usaha, dan perijinan kegiatan usaha
3. Bagian Keuangan
a. Bertanggung jawab atas pengelolaan, penatausahaan dan pelaporan
keuangan kelompok usaha
b. Membuat proyeksi laba pada kegiatan usaha
KETUA
INEU LASTRI R.
BAGIAN
SDM
EEM SUHEMAH
BAGIAN
PEMASARAN
AYU SETIANINGSIH
BAGIAN
PRODUKSI
NURSANAH
BAGIAN
KEUANGAN
ELISABETH S.
BAGIAN
KEWIRAUSAHAAN
INEU LASTRI R.
12
4. Bagian Produksi
a. Bertanggung jawab atas semua kegiatan produksi
b. Membuat perencanaan (inovasi produk), pelaksanaan dan pelaporan
kegiatan produksi
5. Bagian Pemasaran
a. Bertanggung jawab atas semua kegiatan pemasaran produk
b. Membuat perencanaan (strategi pemasaran), pelaksanaan dan
pelaporan kegiatan pemasaran
13
BAB III
PROSES PENDAMPINGAN
3.1 Identifikasi Masalah Manajemen
Dari kegiatan Kuliah Kerja Usaha – Karya Alternatif Mahasiswa (KKU-
KAM) yangdilakukan selama kurang lebih 1 bulan penulis dapat memberikan
identifikasi masalah yaitu Belum optimalnya pencarian ide – ide baru yang
lebih kreatif dari tiap anggota dalam hal diferensiasi produk sehingga
perbaikan kualitas dan hasil produk belum tercapai dengan maksimal serta
belum adanya keberanian untuk mencoba inovasi variasi rasa baru yang lebih
banyak pada usaha kripik bayam popaye untuk menarik minat konsumen.
3.2 Analisis Manajemen
Suatu perusahaan perlu cara untuk menilai system manajemen secara
keseluruhan, dimana system tersebut mempengaruhi setiap proses dan setiap
karyawan serta diperluas pada setiap produk dan pelayanan guna mencapai
hasil yang lebih baik. Konsep PDCA merupakan pedoman bagi seorang
wirausaha sebagai manajer untuk proses perbaikan kualitas secara terus
menerus tanpa berhenti tetapi meningkat ke keadaan yang lebih baik dan
dijalankan di seluruh bagian organisasi.
Konsep PDCA dikenal sebagai “siklus Shewhart” (Statistical Method
From The Viewpoint Of Quality Control, 2011:1-8), karena pertama kali
dikemukakan oleh Walter Shewhart, namun dalam perkembangannya analisis
PDCA lebih sering disebut “siklus Deming”. Hal ini karena Deming adalah
orang yang mempopulerkan penggunaannya dan memperluas
penerapannya.Oleh karena itu, penulis menerapkan konsep PCDA ini untuk
melakukan perbaikan secara terus menerus pada setiap kegiatan pada
kelompok usaha, adapun proses PDCA itu adalah sebagai berikut :
1. Plan (Perencanaan)
Membuka usaha baru tidak mungkin tanpa ada rencana
sebelumnya.Rencana harus ada meskipun sederhana secara tertulis.
14
Dinyatakan oleh David H. Bangs, Jr. (1995:x) bahwa, seorang pengusaha
yang tidak bisa membuat perencanaan sebenarnya merencanakan
kegagalan.
Memulai suatu usaha baru tidak tepat kiranya jika langsung dalam
bentuk usaha besar. Memang ada pengusaha yang langsung membuka
usaha besar tanpa mempunyai pengalaman lebih dulu, akibatnya jika usaha
tersebut mengalami benturan-benturan bisnis maka akan timbul kepanikan
bagi pemiliknya sendiri dan perusahaan semacam ini gampang
jatuh/mengalami kegagalan. Untuk itu dalam perencanaan sebuah
perusahaan diperlukan ide – ide kreatif dari seorang wirausaha baik dari
segi produk yang akan dijual apakah dapat diterima atau tidak oleh
masyarakat, nama perusahaan yang mudah diingat, merencanakan lokasi
usaha yang strategis, dan lain sebagainya. Tujuan suatu perusahaan tidak
lepas dari perencanaan, dan perencanaan merupakan gambaran dari
kreatifitas wirausahawan.
Tujuan untuk menyusun perencanaan dalam bisnis yaitu :
a. Untuk dapat mengetahui langkah-langkah praktis menghadapi dunia
persaingan, membuat promosi, sehingga lebih efektif.
b. Dapat menolong pengusaha untuk tetap kreatif konsentrasi pada tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
c. Membuat pengawasan lebih mudah dalam operasionalnya.
Adapun perencanaan yang telah dilakukan oleh Kelompok Usaha
Bintang Aeni ini adalah sebagai berikut :
a. Merencanakan Nama Perusahaan, lokasi usaha dan komoditi atau jenis
barang yang akan diproduksi atau dijual.
b. Merencanakan kebutuhan keuangan dari kegiatan usaha serta harga
penjualan dan laba usaha
c. Merencanakan jadwal produksi dan pemasaran
2. Do (Melakukan)
Dalam suatu usaha melakukan merupakan salah satu hal penting
yaitu untuk mengimplementasikan perencanaan yang telah dibuat
15
sebelumnya.Perencanaan tidak ada artinya apabila tidak ada tindakan
untuk melakukannya.
Dalam melakukan sebuah usaha perlu keberanian dalam mengambil
resiko dari para pelakunya dalam hal ini seorang wirausahawan.Salah satu
karakteristik wirausahawan yang baik adalah percaya diri serta mampu
mengambil resiko dan suka pada tantangan karena itu dapat menciptakan
kreatifitas dalam inovasi usaha.
Pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan di Kelompok Usaha
Bintang Aeeni yaitu :
a. Melakukan kegiatan produksi kripik bayam dengan aneka rasa sesuai
dengan jadwal yang telah dibuat serta dengan perencanaan anggaran
yang telah ditetapkan.
b. Menginventarisasi keinginan anggota dan konsumen akan
pengembangan produk baik rasa maupun kemasan produk.
c. Melakukan perbaikan – perbaikan terhadap produk agar lebih baik dan
disukai oleh konsumen.
3. Check (Mengevaluasi)
Evaluasi merupakan penelusuran dari apa yang sudah dilakukan oleh
suatu usaha apakah pelaksanaan sudah sesuai dengan perencanaan atau
belum untuk mendapatkan suatu hasil yang lebih baik dikemudian hari
serta untuk perencanaan selanjutnya.
Dalam hal evaluasi Kelompok Usaha Bintang Aeeni selalu
melakukan evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mengetahui
sejauh mana perkembangan produk dengan inovasi yang dilakukan dan
hasil yang diperoleh sesuai dengan target atau tidak. Adapun evaluasi yang
dilakukan yaitu :
a. Melakukan rapat evaluasi kegiatan produksi dengan mencari ide-ide
baru dalam pengembangan produk baik rasa maupun kualitas serta
evaluasi kegiatan pemasaran dalam promosi produk.
16
b. Pada setiap melakukan penjualan kita melakukan beberapa pertanyaan
kepada konsumen, apakah produk kripik bayam dengan aneka rasa ini
dapat diterima atau tidak dan produk mana yang paling disukai.
c. Mengevaluasi daya beli masyarakat dan target pemasaran.
4. Action (Bertindak)
Action (bertindak) disini merupakan tindakan dari hasil evaluasi
yang telah dilakukan oleh kelompok usahauntuk kemajuan suatu
produk/kemajuan usaha.
Adapun tindakan yang telah dilakukan dari hasil evaluasi terhadap
kegiatan Kelompok Bintang Aeeni yaitu :
a. Memenuhi dan membuat perencanaan ulang terhadap produk agar
lebih baik dalam produksi dan pemasarannya
b. Memperbanyak produksi kripik bayam dengan rasa pedas karena lebih
disukai oleh konsumen serta melakukan variasi rasa yang lebih banyak
lagi.
c. Membuat variasi kemasan dan harga untuk lebih bisa menarik
konsumen yang ingin membeli produk kripik bayam dengan harga
yang lebih murah.
3.3 Alternatif Solusi
Dari berbagai permasalahan yang ada tentunya harus ada pemecahan
masalah atau solusi dalam penyelesaian permasalahan tersebut. Adapun
alternative solusi yang penulis berikan yaitu :
1. Melakukan rapat evaluasi kegiatan dan menampung keluhan dari tiap –
tiap anggota dan mencari solusi bersama untuk kelancaran pelaksanaan
kegiatan usaha serta memberikan kesempatan kepada tiap – tiap anggota
atau teman dekat/keluarga dari anggota dalam memberikan saran atau ide
– ide yang dapatmembantu dalam kegiatan usaha.
2. Melakukan inovasi baru terhadap macam – macam rasa dengan cara mix
variasi rasa misal rasa jeruk pedas, kencur pedas, manis pedas, atau jeruk
17
manisuntuk lebih mengembangkan produk agar lebih bisa menarik
perhatian konsumen.
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.3 Hasil Pelaksanaan KKU-KAM
Dalam kegiatan Kuliah Kerja Usaha – Karya Alternatif Mahasiswa
(KKU-KAM) yang penulis lakukan selama kurang lebih satu bulan mulai dari
perencanaan, persiapan sampai pelaksanaan maka usaha pembuatan kripik
bayam dengan aneka rasa dapat dipaparkan sebagai berikut :
4.3.1 Kreatifitas dan Inovasi dalam Kegiatan Usaha Kripik Bayam
Popaye
Dalam kegiatan membangkitkan kreatifitas melalui pencarian inovasi –
inovasi baru pada produk Kripik Bayam Popaye, penulis melakukan kegiatan
modifikasi produk yaitu diferensiasi produk dalam hal rasa yang bervariasi
melalui sebuah konsep PDCA yaitu Plan (Perencanaan), Do (Pelaksanaan),
Chek (Evaluasi), dan Action (Tindakan).
4.3.1.1 Perencanaan (Plan)
Sebelum melakukan kegiatan usaha penulis melakukan tukar pikiran
(jaring masukan) dengan anggota lain untuk menentukan ide yang kreatif dan
inovatif pada jenis usaha yang akan dilakukan. Pada awalnya kelompok
Bintang Aeeni mempunyai dua jenis produk yang akan diproduksi yaitu kripik
bayam dan nugget bayam, setelah melakukan beberapa pertimbangan dari ide
– ide yang dikemukakan oleh anggota akhirnya kami memilih “Kripik Bayam
Popaye Aneka Rasa” sebagai produk yang akan kami kembangkan karena
proses produksinya lebih sederhana, modal yang diperlukan tidak terlalu
banyak, serta memiliki nilai jual yang baik di masyarakat.
Selain menentukan komoditi atau jenis barang yang akan diproduksi/
dijual dalam perencanaan juga kami menentukan nama kelompok usaha,
lokasi tempat usaha, anggaran kebutuhan keuangan dalam menjalankan
produksi usaha, serta membuat jadwal produksi dan pemasaran produk.
19
Dalam perencanaan penulis dan anggota yang lain melakukan
beberapa persiapan sebelum melakukan proses produksi dalam usaha
pembuatan kripik bayam yaitu :
a. Persiapan Modal Usaha
Modal merupakan hal yang penting dalam memulai suatu usaha, sesuai
dengan perencanaan yang telah dibuat kelompok kami menentukan iuran
anggota sebagai modal awal pelaksanaan produksi yaitu sebesar Rp.
100.000,- (Seratus Ribu Rupiah) per orang sehingga modal yang kami
miliki dari 5 orang anggota sebesar Rp. 500.000,- (Lima Ratus Ribu
Rupiah).
b. Persiapan Lokasi dan Peralatan Usaha
Dalam melakukan usaha kami memilih tempat tinggal/kediaman dari salah
satu anggota kami sebagai tempat usaha yaitu di Kampung Angsana RT.
003 RW.002 Desa Cikatapis Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak.
Sebagai persiapan dan legalitas tempat usaha kami membuat surat ijin
domisili usaha ke Kantor Desa Cikatapis Kecamatan Kalanganyar.
Untuk melakukan usaha kami membutuhkan peralatan – peralatan
produksi seperti alat penggorengan, kompor, timbangan, alat pres, baskom,
plastik, dan alat – alat lain yang diperlukan, semua peralatan yang kami
butuhkan diperoleh dari anggota dengan system sewa selama 1 bulan.
Selain peralatan untuk produksi kami juga membutuhkan alat promosi
untuk pemasaran produk yaitu dengan membuat spanduk produk dan stiker
kemasan produk yang didisain oleh salah satu anggota kami.
Setelah melakukan persiapan lokasi dan peralatan kami juga melakukan
persiapan bahan – bahan yang akan digunakan dalam membuat kripik
bayam.
Dalam perencanaan usaha penulis melakukan beberapa kali
perencanaan untuk memperoleh hasil kripik bayam yang maksimal dan dapat
diterima oleh masyarakat.Setelah melakukan dua kali proses produksi dan
melakukan evaluasi produk baru kita menyepakati untuk membuat kripik
bayam dengan aneka rasa, hal ini dilakukan untuk membuat kripik bayam
20
yang kita produksi menjadi berbeda dengan kripik bayam yang sudah ada atau
melakukan diferensiasi produk, hal ini kami lakukan pada proses perencanaan
yang ketiga yaitu pada minggu ke-3 proses produksi.
4.3.1.2 Pelaksanaan (Do)
Kegiatan produksi Kelompok Bintang Aeeni dilakukan setiap minggu
1 kali dan kelompok kami berhasil memproduksi kripik bayam sebanyak 5
kali dalam kegiatan KKU-KAM ini yaitu tanggal 15 Februari, 21 Februari, 28
Februari, 7 Maret, dan 14 Maret 2015.
Dalam pelaksanaan awal kegiatan pada tanggal 15 Februari 2015 kami
melakukan proses produksi kripik bayam yang pertama kali dengan satu rasa
yaitu original. Biaya yang kami habiskan untuk modal pembelian bahan baku
dan transport sebesar Rp. 81.000,- (Delapan Puluh Satu Ribu Rupiah). Dari
kegiatan awal kami berhasil memproduksi 2 kg kripik bayam yang kami
kemas sebanyak 40 bungkus dengan harga jual Rp. 3.000,- (Tiga Ribu
Rupiah) perbungkus. Dari 2 kg hasil produksi kami memperoleh penghasilan
sebesar Rp. 120.000,- (Seratus Dua Puluh Ribu Rupiah) atau keuntungan
bersih sebesar Rp. 39.000,- (Tiga Puluh Sembilan Ribu Rupiah).
Pada kegiatan produksi yang kedua kita masih memproduksi dalam
satu rasa tetapi jumlah produksi kita tambah menjadi 6 kg dengan biaya yang
dibutuhkan sebesar Rp. 204.700,- (Dua Ratus Empat Ribu Tujuh Ratus
Rupiah) dan memperoleh keuntungan sebesar Rp. 20.300,- (Dua Puluh Ribu
Tiga Ratus Rupiah). Pada kegiatan produksi ketiga sampai kelima baru kita
mencoba menerapkan variasi rasa pada produk kripik bayam kami yaitu rasa
pedas, manis, kencur, pandan, dan jeruk. Dari inovasi yang kami kembangkan
dengan membuat variasi rasa pada kripik bayam ternyata konsumen dapat
menerima produk tersebut, kemudian kami melanjutkan proses produksi kripik
bayam tersebut sampai dengan produksi terakhir yaitu tanggal 14 Maret 2015.
Pada aspek pemasaran Kegiatan pemasaran yang kami terapkan pada
kelompok usaha Bintang Aeeni yaitu dengan menawarkan produk pada
keluarga, teman kerja, dan kerabat yang terdekat pada masing – masing
21
anggota. Dalam proses pemasaran semua anggota mempunyai tanggung jawab
dalam mencari konsumen dan menggali informasi mengenai tanggapan
konsumen terhadap produk, oleh sebab itu kami membagi produk kepada tiap
anggota untuk dijual di tempat masing – masing. Selain personal selling kami
juga membuat baligo dan kemasan bungkus produk yang menarik sebagai
salah satu strategi promosi produk.
4.3.1.3 Evaluasi (Chek)
Dalam proses kegiatan penulis dan anggota yang lain selalu melakukan
evaluasi – evaluasi kegiatan perkembangan produk yang dihasilkan dengan
memberikan peluang kepada anggota untuk mengemukakan pendapatnya
mengenai produk kripik bayam yang kita produksi,hal ini dilakukan untuk
mengembangkan kreatifitas dari tiap – tiap anggota untuk berani memberikan
pendapatnya walaupun pendapat yang disampaikan itu aneh atau tidak biasa,
dan biasanya suatu produk yang aneh akan menarik minat dari konsumen
karena penasaran.
Setelah melakukan dua kali proses produksi baru kita menyepakati
untuk membuat kripik bayam dengan aneka rasa, hal ini dilakukan untuk
membuat kripik bayam yang kita produksi menjadi berbeda dengan kripik
bayam yang sudah ada atau melakukan diferensiasi produk.
Dalam setiap proses baik proses produksi ataupun pemasaran kami
selalu melakukan evaluasi kerja kelompok untuk melakukan perencanaan
tahap selanjutnya agar dapat menciptakan kegiatan yang efektif efisien dan
hasil yang maksimal.
4.3.1.4 Tindakan (Action)
Setelah melakukan evaluasi kegiatan pada hasil baik produksi maupun
pemasaran tindakan yang telah dilakukan terhadap kegiatan Kelompok
Bintang Aeeni diantaranya yaitu membuat perencanaan ulang terhadap produk
agar lebih baik dalam produksi dan pemasarannya, serta berani membuat
22
variasi rasa (modifikasi) produk agar berbeda dengan produk sejenis yang
sudah ada.
Dalam inovasi kripik bayam yang penulis lakukan yaitu membuat
variasi rasa baru kepada produk. Sebelum membuat inovasi terhadap produk
penulis dan anggota yang lain hanya memproduksi 1 rasa kripik bayam yaitu
original, kemudian setelah dua kali melakukan produksi dan memperoleh ide –
ide yang dikemukakan oleh konsumen mengenai keunggulan produk yang kita
lakukan mulailah kita berinovasi dengan rasa. Inovasi rasa yang penulis
lakukan terhadap produk kripik bayam yaitu membandingkan produk ini
dengan jenis kripik yang lain, misalnya kripik bawang, peyek kacang, dan
membandingkan dengan kue seroja.
Setelah melakukan percobaan akhirnya kami berani mengambil
keputusan untuk membuat kripik bayam dengan banyak rasa, dan kami mulai
memproduksi sebanyak 6 rasa dari bahan – bahan alami dan tidak
menggunakan bahan – bahan kimia yang dapat merusak kesehatan. Adapun
rasa yang kami kembangkan yaitu rasa original, manis, pedas, kencur, jeruk,
dan pandan. Pembuatan Variasi rasa dilakukan sebagai bentuk kreativitas
kami dalam pengembangan produk kripik bayam meskipun variasi rasa yang
penulis kembangkan hanya enam rasa saja.
Untuk memperluas sasaran pemasaran, sebenarnya anak – anak dapat
dijadikan target pemasaran dan kita harus mempunyai inovasi baru dalam
menarik perhatian anak – anak untuk menyukai produk kripik bayam.Penulis
ingin mencoba untuk melakukan inovasi rasa dengan menggunakan coklat dan
keju karena kebanyakan dari anak – anak sangat menyukai itu. Tetapi hal
tersebut belum bisa dilakukan oleh penulis dan anggota yang lain karena
keterbatasan waktu dan biaya untuk mencoba kripik rasa keju dan coklat
tersebut. Sehingga variasi rasa yang kami lakukan dalam inovasi produk baru
6 rasa saja, hal ini dikarenakan penulis dan anggota kelompok yang lain belum
terlalu berani mengambil resiko dalam mencoba inovasi baru, seperti mix rasa
atau dua rasa pada satu produk dan rasa – rasa lain yang disukai oleh anak –
anak.
23
4.3.2 Analisis Pengaruh Kreatifitas dan Inovasi Terhadap Peningkatan
Produksi dan Penjualan Kripik Bayam Popaye
Tabel 4.1.2
Data Produksi dan Penjualan Kripik Bayam Popaye
No. Tanggal
Produksi Jenis Produk
Hasil Produksi Hasil Penjualan
Kemasan
Kecil
(Bungkus)
Kemasan
Besar
(Bungkus)
Kemasan
Kecil
(Rp.)
Kemasan
Besar
(Rp.)
1. 15-02-2015 Kripik Bayam 40 0 120.000 0
2. 21-02-2015 Kripik Bayam 45 12 135.000 90.000
3. 28-02-2015 Kripik Bayam 10 65 30.000 487.500
4. 07-03-2015 Kripik Bayam 0 65 0 487.500
5. 14-03-2015 Kripik Bauam 0 61 0 457.500
Dari data produksi dan Penjualan Kripik Bayam Popaye selama 1 Bulan
terlihat bahwa terjadi peningkatan produksi pada minggu ketiga bila
dibandingkan dengan minggu kedua yaitu sebesar 53 Bungkus dari 12
Bungkus menjadi 65 Bungkus untuk produk kripik bayam ukuran besar atau
441 % (4 kali lipat dari produksi yang kedua). Hal ini terjadi setelah proses
kreatifitas dalam inovasi diferensiasi rasa produk kripik bayam popaye
dilakukan pada minggu ketiga meskipun ada penurunan produksi pada
kemasan kecil. Perubahan kemasan itupun suatu bentuk solusi yang dilakukan
dari manajemen usaha untuk memperkecil biaya produksi pada pengemasan
produk dimana pada produk kemasan kecil dibutuhkan lebih banyak biaya
daripada kemasan besar.
Keadaan tersebut di atas berbanding lurus dengan peningkatan
penjualan kripik bayam popaye kemasan besar yaitu sebesar Rp. 397.500,-
(Tiga Ratus Sembilan Puluh Tujuh Ribu Lima Ratus Rupiah) dari Rp. 90.000,-
(Sembilan Puluh Ribu Rupiah) pada minggu kedua menjadi Rp. 487.500,-
24
(Empat Ratus Delapan Puluh Tujuh Ribu Lima Ratus Rupiah) pada minggu
ketiga atau naik sebesar 442 % (4 kali lipat).
Dari seluruh kegiatan produksi kami membutuhkan biaya sebesar Rp.
1.436.800,- (Satu Juta Empat Ratus Tiga Puluh Enam Ribu Delapan Ratus
Rupiah) dengan hasil penjualan produk sebesar Rp. 1.807.500,- (Satu Juta
Delapan Ratus Tujuh Ribu Lima Ratus Rupiah) dan memperoleh keuntungan
sebesar Rp. 370.700,- (Tiga Ratus Tujuh Puluh Ribu Tujuh Ratus Rupiah).
Dengan persentase keuntungan sebesar 74,14% dari modal awal Rp. 500.000,-
(Lima Ratus Ribu Rupiah) membuktikan bahwa usaha dalam memodifikasi
rasa sebagai bentuk kreatifitas dan inovasi kami pada produk kripik bayam
berpengaruh terhadap peningkatan produksi dan penjualan.
4.4 Manfaat Kegiatan
Dalam kegiatan ini membutuhkan kerjasama yang baik antar anggota
untuk memperoleh hasil yang baik pula, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
sampai dengan kegiatan evaluasi dari kegiatan ini untuk meraih keberhasilan.
Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan ini diharapkan ada manfaat yang
dapat diberikan antara lain :
1. Bagi Pelaku Usaha
a. Dapat mengetahui penerapan ilmu kewirausahaan secara benar serta
dapat memberikan hasil yang baik dan signifikan terhadap
perkembangan usaha kripik bayam yang dilakukan oleh kelompok
usaha.
b. Mempunyai pengalaman praktis dalam melakukan kegiatan usaha
kripik bayam popaye sehingga menjadi tahu suka duka dalam
melakukan sebuah usaha.
c. Memperoleh kepuasan tersendiri dalam pelaksanaan kegiatan ini mulai
dari proses perencanaan yaitu membentuk kelompok usaha dan
menentukan produk yang akan dibuat, pelaksanaan yaitu melakukan
proses produksi dan pemasaran produk, serta proses pelaporan
kegiatan ini
25
d. Selain itu diharapkan dari kegiatan ini salah satu anggota kelompok
ada yang meneruskan usaha kripik bayam popaye karena usaha ini
cocok untuk pemula atau cocok untuk seseorang yang baru dalam
dunia wirausaha dan juga sudah ada jalan untuk memasarkan produk
kripik bayam popaye.
2. Bagi Masyarakat / Konsumen
a. Masyarakat dapat menikmati produk kripik bayam aneka rasa yang
kami produksi dengan harga murah, enak, sehat, serta bergizi.
b. Masyarakat dapat lebih mengenal produk – produk dari bahan lokal
yang dapat dikreasikan sehingga menjadi produk yang bernilai
ekonomis.
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Wirausaha merupakan alternatif solusi dalam menangani pengangguran
di Negara Indonesia, oleh karena itu perguruan tinggi melakukan proses
pembelajaran bagi mahasiswa untuk menggali potensi dalam dunia usaha
melalui kegiatan Kuliah Kerja Usaha – Karya Alternatif Mahasiswa (KKU-
KAM). Kegiatan KKU-KAM ini diharapkan dapat menciptakan semangat
jiwa wirausaha kepada para mahasiswa dengan memberi peluang untuk
mencoba berwirausaha serta berkreasi dan berinovasi dengan modifikasi
produk dalam diferensiasi produk yang sudah ada.
Hasil dari kegiatan ini yaitu penulis berupaya untuk mengembangkan
suatu produk yang diminati oleh masyarakat danmelakukan inovasi pada rasa
produk yang kami kembangkan. Kripik bayam dengan aneka rasa merupakan
produk yang kami pilih untuk dikembangkan sebagai usaha kami dengan
mengedepankan variasi rasa dari bahan – bahan alami khas Indonesia.
Dalam melakukan kegiatan usaha dan untuk membangkitkan kreatifitas
dalam berinovasi pada produk penulis melakukan perbaikan secara terus
menerus terhadap produk, konsep yang kami terapkan pada kelompok usaha
yaitu PCDA. Konsep PDCA (Plan, Do, Chek, Action) merupakan pedoman
bagi seorang wirausaha sebagai manajer untuk proses perbaikan kualitas
secara terus menerus tanpa berhenti tetapi meningkat ke keadaan yang lebih
baik dan dijalankan di seluruh bagian organisasi. Terbukti bahwa konsep ini
dapat meningkatkan kreatifitas dengan terciptanya diferensiasi produk kripik
bayam sebagai hasil inovasi untuk identitas produk kripik bayam popaye yang
berbeda dengan kripik bayam yang sudah ada.
27
5.2 Saran
Dari kegiatan KKU-KAM yang dilakukan dan untuk meningkatkan
kegiatan kewirausahaan di Indonesia, penulis sampaikan beberapa saran
sebagai berikut :
a. Dalam memulai suatu usaha harus fokus pada satu pekerjaan agar
memperoleh hasil yang maksimal serta harus berani mengambil resiko
dengan melakukan uji coba produk atau berkreasi dengan apa saja yang
dapat mengembangkan produk yang digeluti.
b. Jika dilihat dari respon konsumen yang sudah dilakukan usaha kripik
bayam ini dapat berkembang dengan baik serta dapat melebarkan sayap
penjualan yaitu bekerjasama dengan toko-toko kue yang ada di Kota
Rangkasbitung sebagai mitra usaha. Untuk lebih menarik perhatian
konsumen agar tidak bosan dengan produk yang ditawarkan dengan
menambah pangsa pasar yaitu anak – anak sebagai objek pasar maka
variasi rasa harus ditambah lagi dengan menggunakan rasa – rasa yang
disukai oleh anak – anak, misalnya kripik bayam coklat, kripik bayam
keju strowberi, dan lain – lain.
28
DAFTAR PUSTAKA
Buckhari Alma, 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta,
Bandung.
Kasmir, 2009.Kewirausahaan. Rajawali Pers, Jakarta.
Basu Swastha DH, 2010. Pengantar Bisnis Modern. Liberty Yogyakarta,
Yogyakarta.
Hendro, 2010.Kewirausahaan. Erlangga, Jakarta
Buckhari Alma, 2011. Kewirausahaan. Alfabeta, Bandung.
Tim Manajemen KKU-KAM, 2015. Laporan KKU-KAM Panduan Pelaksanaan
dan Pedoman Penyusunan. STIE La Tansa Mashiro, Rangkasbitung
Banten.