inovasi dan kreatifitas

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan BAB II LANDASAN TEOR 2.1 Kewirausahaan Kata entrepreneurship yang dahulunya sering diterjemahkan dengan kata kewiraswastaan akhir-akhir ini diterjemahkan dengan kata kewirausahaan. Entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprendre yang artinya memulai atau melaksanakan. Wiraswasta/wirausaha berasal dari kata: Wira: utama, gagah berani, luhur; swa: sendiri; sta: berdiri; usaha: kegiatan produktif Dari asal kata tersebut, wiraswasta pada mula-nya ditujukan pada orang-orang yang dapat berdiri sendiri. Di Indonesia kata wiraswasta sering diartikan sebagai orang-orang yang tidak bekerja pada sektor pemerintah yaitu; para pedagang, pengusaha, dan orang-orang yang bekerja di perusahaan swasta, sedangkan wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai usaha sendiri. Yaghoobi, Salarzehi, Aramesh dan Akbari (2010) menyatakan bahwa wirausahawan adalah orang yang berani membuka kegiatan produktif yang mandiri. Jong and Wennekers (2008) menyatakan

description

hanny hafiza naswir

Transcript of inovasi dan kreatifitas

Page 1: inovasi dan kreatifitas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II

LANDASAN TEOR

2.1 Kewirausahaan

Kata entrepreneurship yang dahulunya sering diterjemahkan dengan kata

kewiraswastaan akhir-akhir ini diterjemahkan dengan kata kewirausahaan. Entrepreneur

berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprendre yang artinya memulai atau melaksanakan.

Wiraswasta/wirausaha berasal dari kata: Wira: utama, gagah berani, luhur; swa: sendiri; sta:

berdiri; usaha: kegiatan produktif

Dari asal kata tersebut, wiraswasta pada mula-nya ditujukan pada orang-orang yang

dapat berdiri sendiri. Di Indonesia kata wiraswasta sering diartikan sebagai orang-orang yang

tidak bekerja pada sektor pemerintah yaitu; para pedagang, pengusaha, dan orang-orang yang

bekerja di perusahaan swasta, sedangkan wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai

usaha sendiri.

Yaghoobi, Salarzehi, Aramesh dan Akbari (2010) menyatakan bahwa wirausahawan

adalah orang yang berani membuka kegiatan produktif yang mandiri. Jong and Wennekers

(2008) menyatakan bahwa kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai pengambilan risiko

untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan

usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang

menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi tantangan-tantangan persaingan. Kata kunci

dari kewirausahaan adalah: pengambilan resiko, menjalankan usaha sendiri, memanfaatkan

peluang-peluang, menciptakan usaha baru, pendekatan yang inovatif, mandiri (misal;tidak

bergantung pada bantuan pemerintah).

Secara umum posisi wirausahawan adalah menempatkan dirinya terhadap risiko atas

guncangan-guncangan dari perusahaan yang dibangunnya (venture). Wirausahawan memiliki

risiko atas finan-sialnya sendiri atau finansial orang lain yang diper-cayakan kepadanya

dalam memulai suatu. Ia juga berisiko atas keteledoran dan kegagalan usahanya. Sebaliknya

Page 2: inovasi dan kreatifitas

manajer lebih termotivasi oleh tujuan yang dibebankan dan kompensasi (gaji dan benefit

lainnya) yang akan diterimanya. Seorang manajer tidak toleran terhadap sesuatu yang tidak

pasti dan membingungkan dan kurang berorientasi terhadap resiko dibandingkan dengan

wirausahawan. Manajer lebih memilih gaji dan posisi yang relatif aman dalam bekerja.

Wirausahawan lebih memiliki keahlian intuisi dalam mempertimbangkan suatu

kemungkinan atau kelayakan dan perasaan dalam mengajukan sesuatu kepada orang lain.

Dilain pihak, manajer memiliki keahlian yang rational dan orientasi yag terperinci (rational

and detailed-oriented skills).

Wirausaha merupakan pengambilan resiko untuk menjalankan sendiri dengan memanfaatkan

peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif

sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri tidak bergantung

kepada pemerintah atau pihak-pihak lain dalam menghadapi segala tantangan persaingan. Inti

dari kewirausahaan adalah pengambilan resiko, menjalankan sendiri, memanfaatkan peluang-

peluang, menciptakan baru, pendekatan yang inovatif, dan mandiri.

Baldacchino (2009) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan

inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.

Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan

berbeda melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.

Kreativitas: kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam

pemecahan masalah dan menemukan peluang. Intinya kreativitas adalah memikirkan sesuatu

yang baru dan berbeda. Sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk menerapkan

kreativitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang. Intinya inovasi

adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda.

Seorang wirausahawan harus memiliki ide-ide baru yang dihasilkan dari suatu

kreativitas. Kreativitas inilah yang akan membawa wirausahawan untuk ber-inovasi terhadap

usahanya.

2.2 Inovasi

Larsen, P and Lewis, A, (2007) menyatakan bahwa salah satu karakter yang sangat

penting dari wirausahawan adalah kemampuannya berinovasi. Tanpa adanya inovasi

perusahaan tidak akan dapat bertahan lama. Hal ini disebabkan kebutuhan, ke-inginan, dan

permintaan pelanggan berbah-ubah. Pelanggan tidak selamanya akan mengkonsumsi produk

yang sama. Pelanggan akan mencari produk lain dari perusahaan lain yang dirasakan dapat

memuaskan kebutuha mereka. Untuk itulah diperlu-kan adanya inovasi terus menerus jika

Page 3: inovasi dan kreatifitas

perusahaan akan berlangsung lebih lanjut dan tetap berdiri dengan usahanya. Inovasi adalah

sesuatu yang berkenaan dengan barang, jasa atau ide yang dirasakan baru oleh seseorang.

Meskipun ide tersebut telah lama ada tetapi ini dapat dikatakan suatu inovasi bagi orang yang

baru melihat atau merasakannya.

Perusahaan dapat melakukan inovasi dalam bidang: a. Inovasi produk (barang, jasa,

ide dan tempat). b. Inovasi manajemen (proses kerja, proses produksi, keuangan pemasaran,

dll). Dalam melaku-kan inovasi perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a.

Menganalisi peluang, b. Apa yang harus dilakukan untuk memuaskan peluang, c. Sederhana

dan terarah, d. Dimulai dari yang kecil, dan e. KepemimpinanHills (2008) mendefinisikan

inovasi sebagai ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh seorang individu atau unit

pengguna lainnya. Suryana (2003) inovasi yaitu: “sebagai kemampuan untuk menerap-kan

kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan

memperkaya kehidupan”.

Keeh, et.al (2007) menjelaskan inovasi sangat penting karena terdapat alasan berikut:

1. Teknologi berubah sangat cepat seiring adanya produk baru, proses dan layanan baru

dari pesaing, dan ini mendorong usaha entrepreneurial untuk bersaing dan sukses. Yang

harus dilakukan adalah menyesuaikan diri dengan inovasi teknologi baru.

2. Efek perubahan lingkungan terhadap siklus hidup produk semakin pendek, yang artinya

bahwa produk atau layanan lama harus digantikan dengan yang baru dalam waktu cepat,

dan ini bisa terjadi karena ada pemikiran kreatif yang me-nimbulkan inovasi.

3. Konsumen saat ini lebih pintar dan menuntut pemenuhan kebutuhan. Harapan dalam

pemenuh-an kebutuhan mengharap lebih dalam hal kualitas, pembaruan, dan harga. Oleh

karena itu skill inovatif dibutuhkan untuk memuaskan kebutuhan konsumen sekaligus

mempertahankan konsumen sebagai pelanggan.

4. Dengan pasar dan teknologi yang berubah sangat cepat, ide yang bagus dapat semakin

mudah ditiru, dan ini membutuhkan metode penggunaan pro-duk, proses yang baru dan

lebih baik, dan layanan yang lebih cepat secara kontinyu.

5. Inovasi bisa menghasilkan pertumbuhan lebih cepat, meningkatkan segmen pasar, dan

mencipta-kan posisi korporat yang lebih baik.

Page 4: inovasi dan kreatifitas

Untuk lebih jelasnya, proses kewirausahaan, ino-vasi dan kinerja dapat dilihat pada Gambar.

Sumber: Keeh, et.al (2007)

Gambar 1. Proses Entrepreneurial, Inovasi dan Kinerja Bisnis

2.1.1 Proses Inovasi

Inovasi merupakan hasil pencarian suatu kesempatan yang dilakukan dengan sepenuh

hati. Proses ini di mulai dengan analisis sumberdaya kesempatan yang menjadi obyek.

Inovasi beresifat konseptual dan perseptual, dapat dipahami dan dilihat. Inovator harus

maelihat bertanya dan mendengar orang lain dalam mencari inovasi. Mereka berfikir

keras dengan segenap kemampuan otaknya, mereka melakukan perhitungan dengan

cermat dan mendengarkan pendapat orang lain, serta memperhatikan potensi pengguna

inovasi yang di carinya untuk memenuhi harapan nilai dan kebutuhan. Inovasi yang

berhasil pada umumnya sederhan dan terfokus dan di tujukan pada aplikasi yang di

desain khas, jelas dan cermat. Inovasi lebih banyak melibatkan kerja fisik dari pada

pemikiran. Thomas Alfa Edison mengatakan ”jenius merupakan perpaduan yang terdiri

dari 1% inspirasi dan 99% kerja keras” lebih dari itu inovator pada umumnya bekerja

Kinerja bisnis (sales/pendapatan, lapangan kerja)

Inovasi (produk/layanan)

Kapasitas untuk berinovasi Kapasitas untuk berencana ke depan

Kemauan mengambil resiko

Aksi entrepreneurial

Keinginan untuk tumbuh (sales/pendapatan, lapangan kerja)

Page 5: inovasi dan kreatifitas

dalam suatu bidang, edison bekerja dalam hanya dalam bidang listrik dan menemukan

inovasi baru yang berupa bola lampu.

2.1.2 Jenis Inovasi

Inovasi terdiri dari empat jenis penemuan, pengembangan, duplikasi dan sintesis

1. Penemuan

Kreasi suatu produk, jasa, atau proses baru yang belum pernah dilakukan

sebelumnya.

2. Pengembangan

Pengembangan suatu produk jasa atau proses yang sudah ada konsep seperti ini

menjadikan aplikasi ide yang telah ada dan berbeda.

3. Duplikasi

Peniruan suatu produk, jasa atau proses yang telah ada. Meskipun demikian

upaya duplikasi bukan semata meniru melainkan menambah sentuhan kreatif

untuk memperbaiki konsep agar lebih mampu memenangkan persaingan.

Perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah ada menjadi formulasi baru.

Proses ini meliputi pengambilan sejumlah ide atau produk yang sudah di

temukan dan di bentuk sehingga menjadi produk yang dapat din aplikasikan

secara baru.

4. Sintesis

Perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah ada menjadi formulasi baru.

Proses ini meliputi pengambilan sejumlah ide atau produk yang sudah

ditemukan dan dibentuk sehingga menjadi produk yang dapat diaplikasikan

dengan cara baru agar dapat sentuhan kreasi baru yang mampu masuk dalam

persaingan bisnis.

Ide inovatif dapat bersumber dari kreativitas internal dan eksternal seseorang.

Kreativitas eksternal seseorang berkaitan erat dengan kreativitas internal. Berfikir kreatif

sangat dibutuhkan bagi wirausaha, karena dari berfikir kreatif akan diperoleh ide-ide atu

konsep-konsep baru yang bisa mendatangkan keuntungan dan nilai tambah. Dengan

selalu berfikir kreatif, suatu usaha akan dapat terus tumbuh dan berkembang.

2.1.3 Cara Mengelola Inovasi

Cara mengelola inovasi menurut John Adair, 1996 antara lain:

Page 6: inovasi dan kreatifitas

1. Individu mempunyai ide baru

2. Inovasi membutuhkan tim

3. Tim berada dalam organisasi. Organisasi mengembangkan kepribadian

kelompok (group personality/budaya). Budaya yang mendorong inovasi.

4. Kreatifitas saja tidak cukup untuk melakukan inovasi

5. Faktor pengaruh perilaku inovatif adalah:

a. Dukungan terhadap perilaku inovatif pimpinan

b. Keterbatasan sumber daya untuk mewujudkan inovasi

Mengelola inovasi berdasarkan level individu berhubungan dengan kreatifitas

seseorang/individu. Dari semua makhluk yang ada di dunia ini, hanya manusia yang

dikaruniai akal untuk mengubah perilakunya kea rah yang lebih berbudaya,

merencanakan kehidupannya, dan melakukan gagasan kreatif. Dengan memiliki

kemampuan self-determination, menentukan pilihannya sendiri dengan pertimbangan

tanggung jawab.

Ada 3 perilaku inovatif:

1. Generating Ideas

Individu atau kelompok dalam menghasilkan gagasan untuk mengembangkan

produk, proses, pelayanan yang ada sebelumnya atau menciptakan sesuatu yang

baru

2. Harvesting Ideas

Masih meliputi kelompok yang sama dalam mengumpulkan, menyaring, dan

mengevaluasi gagasan.

3. Developing and Implementing These Ideas

Tugas

organisasiTim

Page 7: inovasi dan kreatifitas

Masih melibatkan kelompok dalam mengembangkan dan meningkatkan

gagasan sampai ada diberikannya tanggapan yang berasal dari orang lain.

2.1.4 Sumber Inovasi

Inovasi bagi wirausahawan lebih bersifat untuk memanfataatkan perubahan

dari pada menciptakanya. Mencari inovasi dilakukan dengan memanfaatkan

perubahan pada penemuan yang menyebabkan terjadinya perubahan. Ide inovatif

dapat bersumber pada kraetivitas eksternal dan kreativitas internal.

Kreativitas eksternal dapat dirangsang dengan memanfaatkan secara sistematis

rasa keingintahuan tentang perkembangan, ide dan kekuatan baru yang sedang

berlangsung di sekitar seseorang. Dengan melakukan hal ini, seseorang

membangun sumber informasi tentang berbagai hal tentang fakta kesan, citra dan

berbagai ide. Dengan demikian seseorang dapat memperoleh ide yang dapat di raih

dan di manfaatkan.

Kreativitas internal muncul secara tiba-tiba ketika seseorang sedang sibuk

denga kreativitas eksternal. Dalam upaya ini menggunakan pengalaman sebagai

sumber karena pengetahuan dapat di peroleh melalui belajar. Orang akan segera

mengetahui cara baru untuk memadukan ide-ide dari berbagai bidang yang berbeda

untuk meningkatkan produk atau jasa yang ada.

2.2 Kreativitas

Kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu produk atau proses yang bermanfaat, benar,

tepat, dan bernilai terhadap suatu tugas yang lebih bersifat heuristic yaitu sesuatu yang

merupakan pedoman, petunjuk, atau panduan yang tidak lengkap yang akan menuntun kita

untuk mengerti, mempelajari, atau menemukan sesuatu yang baru. Atribut orang yang kreatif

adalah : terbuka terhadap pengalaman, suka memperhatikan melihat sesuatu dengan cara

yang tidak biasa, kesungguhan, menerima dan merekonsiliasi sesuatu yang bertentangan,

toleransi terhadap sesuatu yang tidak jelas, independen dalam mengambil keputusan, berpikir

dan bertindak, memerlukan dan meng-asumsikan otonomi, percaya diri, tidak menjadi subjek

dari standar dan kendali kelompok, rela mengambil resiko yang diperhitungkan, gigih,

sensitif terhadap permasalahan, lancar-kemampuan untuk men-generik ide-ide yang banyak,

fleksibel keaslian, responsif terhadap perasaan, terbuka terhadap feno-mena yang belum jelas,

motivasi, bebas dari rasa takut gagal, berpikir dalam imajinasi, selektif.

Page 8: inovasi dan kreatifitas

Memahami kreativitas (daya cipta) akan mem-berikan dasar yang kuat untuk membuat

modul atau perangkat tentang kewirausahaan. Peran sentral dalam kewirausahaan adalah

adanya kemampuan yang kuat untuk menciptakan (to create or to innovate) sesuatu yang

baru, misalnya: sebuah organisasi baru, pandangan baru tentang pasar, nilai-nilai corporate

baru, proses-proses manufacture yang baru, produk-produk dan jasa-jasa baru, cara-cara baru

dalam mengelola sesuatu, cara-cara baru dalam pengambilan keputusan.

Suryana (2003) menyatakan bahwa kreativitas adalah: “Berpikir sesuatu yang baru”.

“Kreativitas sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan

cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang”. Kreativitas

merupakan suatu topik yang relevan tidak hanya bagi wirausaha yang baru memulai, tetapi

juga bagi bisnis dan kegiatan bisnis pada umumnya Kretivitas merupakan sumber penting dalam

pen-ciptaan daya saing untuk semua organisasi yang peduli terhadap growth (pertumbuhan) dan

change (perubahan).

Roe dalam Frinces (2004) menyatakan bahwa syarat-syarat orang yang kreatif yaitu:

a. Keterbukaan terhadap pengalaman (openness to experience).

b. Pengamatan melihat dengan cara yang biasa di-lakukan (observanvce seeing things in

unusual ways).

c. Keinginan (curiosity) Toleransi terhadap ambigui-tas (tolerance of apporites)

d. Kemandirian dalam penilaian, pikiran dan tin-dakan (independence in judgement, thought

and action)

e. Memerlukan dan menerima otonomi (needing and assuming autonomy)

f. Kepercayaan terhadap diri sendiri (self-reliance)

g. Tidak sedang tunduk pada pengawasan kelompok (not being subject to group standart and

control).

h. Ketersediaan untuk mengambil resiko yang diperhitungakan (willing to take calculated

risks).

2.2.1 Sumber Kreativitas

Dalam konteks manajemen, peran fungsi kreativitas dalam proses inovasi merupakan

pembangkitan ide yang menghasilkan penyempurnaan efektivitas dan efisiensi pada suatu

sistem. Aspek penting dalam kreativitas adalah proses dan manusia. Proses berorientasi

pada tujuan yang di desain untuk mencapai solusi suatu problem. Manusia merupakan

sumber daya yang menetukan solusi. Proses tetap sama namun pendekatan yang digunakan

Page 9: inovasi dan kreatifitas

dapat bervariasi misalnya, pada suatu problem mereka mengadaptasikan suatu solusi, tetapi

pada kesempatan yang berbeda mereka menerapkan solusi inovasi.

a. Imajinasi dan ide

Berdasarkan fungsinya, kapasitas mental manusia dapat di kelompokkan menjadi empat

bagian, yaitu absortive, retentive, reasoning, creative. Imajinasi yang kreatif merupakan

kekuatan yang tidak terbatas, misalnya meskipun seseorang yang hampir tidak pernah keluar

rumah tetapi dengan menggunakan imajinasinya ia dapat melalang buana ke dunia sekitar.

Imajinasi jauh lebih penting dari pada ilmu pengetahuan dan kekuatan murni dari pikiran

manusia.

b. Sifat Proses kreatif

Kreativitas adalah suatu proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Setiap orang,

kreatif pada tingkat tertentu. Orang mempunyai kemampuan dan bakat dalam bidang tertentu

dapat lebih kreatif dari pada orang lain. Hal yang sama juga dialami oleh orang yang dilatih

dan dikembangkan dalam suatu lingkungan yang mendukung pengembangan kreativitas,

mereka diajari untuk berfikir dan bertindak secara kreatif . Bagi pihak lain proses kreatif

lebih sukar karena tidak dikembangkan secara positif dan jika mereka ingin menjadi kreatif,

mereka harus belajar cara mengimplementasikan proses kreatif . Ada tiga tahap dalam proses

kreatif yaitu absortive, retentive dan reasonin.

c. Latar belakang atau akumulasi pengetahuan

Kreasi yang berhasil biasanya di dahului dengan penelitian dan pengumpulan informasi

yang meliputi membaca, dan percakapan dengan orang lain yang bekerja dalam bidangnya

mengikuti pertemuan profesional dan lokakarya. Ada beberapa cara mengembangkan daya

pikir kreatif dapat di sebutkan sebagai berikut:

Membaca informasi tentang berbagai hal

Menjadi anggota penghimpun profesional

Mengikuti rapat dan seminar profesional

Membicarakan subyek yang di minati dengan setiap orang

Mengamati majalah surat kabar jurnal untuk mencari artikel yang berhubungan

dengan subyek yang di minati

Mencatat setiap informasi yang berguna

Page 10: inovasi dan kreatifitas

d. Proses Inkubasi

Alam bawah sadar yang kreatif memungkinkan mereka untuk dapat merinci dengan

seksama informasi yang mereka dapatkan selama tahap persiapan .proses inkubasi ini sering

terjadi pada saat mereka terlibat dalam aktivitas yang tidak sepenuhnya berhubungan dengan

subyek atau pokok permasalahan menjauhkan diri dari sutu permasalahn dan membiarkan

pikiran bawah sadar menyelesaikannya memberikan kesempatan kepada kreativitas untuk

berkembang.

Langkah-langkah yang penting dalam hal ini adalah:

Melakukan aktivitas yang tidak memerlukan energi pikir

Melakukan latihan secara rutin bermain

Berdoa atau melakukanmeditasi bersantai

e. Pengalaman Ide

Tahap proses kreatif ini seringkali di anggap sebagai tahap yang paling menyenagkan

karena merupakan saat di temukanya solusi atau ide yang di cari oleh seseorang, ada

beberapa cara cepat terjadinya pengalaman ide.

Memikirkan impian tentang suatu rencana

Mengembangkan hobi

Mencatat setiap ide yang muncul

Mengatur waktu istirahat ketika melakukan pekerjaan

f. Latihan Kreatif

Analisis dan kembangkan bagaimana pasangan–pasangan obyek berikut ini berhubungan

saling melengkapi antara yang satu dengan yang lain.Mur dan baut, Suami dan isteri, Coklat

dan es krim, Pemotong rumput dan tanaman tomat, Manager produksi dan karyawan

bahwasanya.

g. Lingkungan Kreatif

Kreativitas dapat berkembang dalam suatu lingkungan yang tepat tidak ada perusahaan

yang mempunyai manajer dan pemilik yang kreatif jika lingkungan yang mendukung

berkembangnya kreativitas tidak terbentuk. Ciri-ciri lingkungan kreatif adalah sebagai

berikut:

Manajemen yang dapat memberikan kepercayaan kepada karyawan tanpa melakukan

pengawasan yang berlebihan

Page 11: inovasi dan kreatifitas

Saluran komunikasi yang terbuka untuk setiap anggota perusahaan

Hubungan dan komunikasi yang baik dengan pihak luar

Kepribadian yang bervariasi.

Kesediaan menerima perubahan

Kesenangan mencoba ide baru

Rasa takut yang tidak berlebihan apabila terjadi kesalahan dalam melakukan

pekerjaan

Seleksi dan promosi karyawan berdasarkan prestasi

Penerapan tekhnik yang menumbuhkan ide dengan anjuran dan tukar pikiran

h. Teknik meningkatkan kekreatifitasan

1. Perumusan masalah secara efektif

2. Bertanya dan bertanya

3. Curah gagasan

4. Orang aneh

5. Iklim kreatif

i. Berfikir kreatif

Hasil penelitian terhadap otak manusia menunjukkan bahwa fungsi otak manusia di bagi

menjadi dua bagian yaitu otak sebelah kiri dan otak sebelah kanan. Setiap bagian otak

memilki fungsi sepesifik dan menangkap informasi yang berbeda. Sebelah kanan

menggerakkan fikiran lateral dan meletakkan pada jiwa proses kreatif. Menurut Zimmerer

untuk menggerakkan keterampilanya proses kreatif di sebelah kanan ciri-cirinya sebagai

berikut:

Selalu bertanya ‘’apa ada cara yang lebih baik’’?

Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan kebiasaan rutin.

Berefleksi (merenungkan) atau berfikir dalam

Berani bermain mental, mecoba untuk melihat masalah dan perspektif yang berbeda

Menyadari kemungkinan banyak jawaban dari pada satu jawaban yang benar.

Melihat kegagalan dan kesalahan hanya sebagai jalan untuk menacapai sukses

Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk memecahkan

masalah inovatif.

Page 12: inovasi dan kreatifitas

Memilki keterampilan helicopter (heli copters skills) yaitu kemampuan untuk bangkit

diatas kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas

kemudian memfokuskanya pada kebutuhan untuk berubah.

f. Ciri-ciri orang yang kreatif

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan indikator kreativitas dikemukan oleh

(Munandar, 1988) sebagai berikut :

1.      Dorongan ingin tahu besar

2.      Sering mengajukan pertanyaan yang baik

3.      Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah

4.      Bebas dalam menyatakan pendapat

5.      Daya imajinasi kuat

2.2.2 Faktor yang mempengaruhi kreativitas

Kreativitas dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu (motivasi

intrinsik) dan dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik).

1) Motivasi Untuk Kreativitas

Pada setiap orang ada kecenderungan atau dorongan untuk mewujudkan

potensinya, membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam

upaya menjadi dirinya sepenuhnya (Rogers, 1982 dalam Munandar, 1988).

Motivasi intrinsik ini yang hendakanya dibangun dalam diri individu sejak

dini. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan individu dengan kegiatan-

kegiatan kreatif, dengan tujuan untuk memunculkan rasa ingin tahu, dan untuk

melakukan hal-hal baru.

2) Kondisi Eksternal yang mendorong perilaku kretivitas

Kondisi eksternal (dari lingkungan) secara konstruktif ikut mendorong

munculnya kreativitas. Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus

dimungkinkan untuk tumbuh. Individu memerlukan kondisi yang memungkinkan

individu tersebut mengembangkan sendiri potensinya.

Maka penting mengupayakan lingkungan (kondisi eksternal) yang dapat

memupuk dorongan dalam diri individu untuk mengembangkan kreativitasnya.

Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan

kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya kreativitas yang konstruktif.

Page 13: inovasi dan kreatifitas

2.2.3 Berfikir Kreatif Dalam Kewirausahaan

Dengan menggunakan otak sebelah kiri menurut Zimmerer ada tujuh langkah

proses kreatif:

a. Tahap 1: Persiapan (preparation).

Persiapan menyangkut kesiapan untuk berfikir kretif yang dilakukan dalam

bentuk pendidikan formal, pengalaman, magang dan pengalaman belajar lainya.

Pelatihan merupakan landasan untuk menumbuhkan kreativitas dan inovasi

bagaimana dapat memperbaiki pikiran kita agar berfikir kreatif.

Zimmerer mengemukakan tujuh langkah untuk memperbaiki pikiran kita untuk

berfikir kreatif yaitu:

1) Hindari sikap untuk tidak belajar. Setiap situasi adalah peluang untuk belajar.

2) Belajar banyak jangan belajar terbatas terbatas pada suatu keahlian yang kita

miliki saja, karena banyak inovasi yang di peroleh dari ilmu lain.

3) Diskusi ide-ide kita dengan orang lain.

4) Himpun artikel atau dokumen-dokumen yang penting.

5) Temui professional atau asosiasi dagang dan pelajari cara mereka memecahkan

persoalan.

6) Gunakan waktu untuk belajar sesuatu dari orang lain.

b. Tahap 2: Penyelidikan (investigation)

Dalam penyelidikan diperlukan individu yang dapat mengembangkan

pemahaman yang mendalam tentang masalah atau keputusan. Sesorang dapat

mengembangkan pemahaman tentang masalah atau keputusan melalui penyelidikan.

Untuk menciptakan konsep dan ide-ide baru tentang suatu bidang tertentu,

seseorang pertama-tama harus mempelajari masalah dan memahami komponen -

komponen dasarnya.Misalnya seseorang pedagang tidak bisa menghasilkan ide-ide

baru kalau ia tidak mengetahui konsep-konsep atau komponen-komponen dasar

tentang perdagangan.

c. Tahap 3: Transformasi (transformation),

yaitu menyangkut persamaan dan perbedaan pandangan di antara informasi

yang terkumpul (involves viewing the similarities and the differences among the

Page 14: inovasi dan kreatifitas

information collected) transformasi adalah mengidentifikasi persamaan dan

perbedaan-perbedaan yang meningkonvergen dan divergen. Berpikir konvergen

adalah (convergent thinking) adalah kemampuan untuk melihat persamaan dan

hubungan di antara data dan kejadian yang bermacam-macam. Sedangkan berfikir

divergent (divergent thingking) adalah kemampuan untuk melihat

perbedaanperbedaan antar data dan kejadian-kejadian yang beranekaragam.

Ada beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan mentransformasi informasi

kedalam ide-ide yaitu yang dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Evaluasi bagian-bagian situasi beberapa saat, cobalah ambil gambaran luasnya.

2) Susun kembali unsure-unsur situasi itu. Disamping lihat komponen-komponen

masalah atau isu dalam susunan dan perspektif yang berbeda-beda kita harus

mampu melihat perbedaan dan persamaan secara cermat

3) Sebelum melihat satu pendekatan khusus terhadap situasi tertentu ingat bahwa

dengan beberapa pendekatan mungkin keberhasilan akan dicapai.

4) Lawan godaan yang membuat penilaan kita terges-gesa dalam menyelaisaikan

persoalan atau mencarai peluang.

d. Tahap 4: Penetasan (incubation)

Yaitu menyiapkan pikiran bawah sadar untuk merenungkan informasi yang

terkumpul (allows the subconcious mind to reflect on the information collected).

Pikiran bawah sadar memerlukan waktu untuk merefleksikan informasi. Untuk

mempertinggi tahap inkubasi dalam proses berfikir kreatif dapat di lakukan dengan

cara :

1) Menjauhkan diri dari situasi. Melakukan sesuatu yang tidak terkait dengan

masalah

2) Sediakan waktu untuk mengkhayal meskipun mengkhayal seolah-olah

melakukan sesuatu yang tidak berguna, akan tetapi khayalan merupakan

bagian terpenting bagian dari proses kreatif

3) Santai dan bermain secara teratur

4) Berkhayal tentang masalah atau peluang. Berfikir berbagai masalah sebelum

tidur merupakan cara efektif untuk mendorong fikiran anda bekerja waktu

tidur .

5) Kejarlah masalah atau peluang meskipun dalam lingkungan yang berbeda

dimana saja

Page 15: inovasi dan kreatifitas

e. Tahap 5: Penerangan (illumination)

Penerangan akan muncul pada saat inkubasi, yaitu ketika ada pemecahan

spontan yang menyebabkan adanya titik terang (occurst some point during the

incubation stage when a spontaneous breakthrough causes the light bulb to go on)

pada tahap ini, semua tahap sebelumnya muncul bersama-sama menghasilkan ide-

ide kreatif dan inovatif.

f. Tahap 6: Pengujian (verification).

Menyangakut validasi keakuran dan manfaat ide-ide yang muncul (involves

validating the idea as accurate and usefull) yang dapat dilakukan pada masa

percobaan, proses simulasi tes pemasaran, membangun pilot project, membangun

prototype dan aktivitas lain yang di rancang untuk membuktikan ide-ide baru yang

akan di implementasikan.

g. Tahap 7: Implementasi (implementasion)

Mentransformasikan ide-ide kedalam praktik bisnis (involves transforming the

idea in to a bussines reality).

2.2.4 Hambatan Berkreativitas

Seorang pakar mengartikan hambatan kreativitas sebagai ” mental walls which

block the problem solver from correctly perceiving a problem or conceiving its solution”

yaitu dinding atau bangunan mental yang menghambat kita untuk memahami atau

menemukan pemecahan atas suatu masalah. Bangunan mental yang bersifat menghambat

ini terdapat pada setiap orang dalam kualitas dan kuantitas yang berbeda-beda.

1) Hambatan Psikologis, hal ini dikarenakan kebanyakan kita telah mengikuti proses

pendidikan formal maupun informal yang sangat menekankan pentingnya satu

jawaban yang benar. Sehingga kurang mampu mengekspresikan kemampuan

konseptual, dan kurang mampu berkomuni-kasi dengan baik.

2) Hambatan Budaya, hal ini dikarenakan adanya keseragaman berpikir atau pemujaan

terhadap berpikir logis dan rasional. Pemecahan masalah haruslah selalu bersifat

serius dan tanpa humor maupun canda, sehingga menghambat penyelesaian yang

bersifat intuitif atau menggunakan perasaan dan kreativitas.

Page 16: inovasi dan kreatifitas

3) Hambatan Lingkungan sosial maupun fisik, hal ini dikarenakan lingkungan sosial

yang selalu teratur, dan lingkungan fisik atau layout yang tetap, permanen dan mapan,

sehingga dapat mengurangi produktivitas dan kreativitas.

4) Hambatan Bahasa Berpikir, hal ini dikarenakan kita memiliki beragam bahasa yang

digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah, misalnya bahasa lisan, matematik,

visual dan bahasa pengindraan lainnya. Sehingga kita tidak selalu dapat menggunakan

satu bahasa berpikir untuk menyelesaikan segala persoalan.

5) Hambatan Keterpakuan Fungsional, hal ini dikarenakan pada kebiasaan kita untuk

memfungsikan peralatan, orang, ataupun teknologi hanya dengan satu cara atau

dengan kata lain terpaku pada apa yang dipelajari saja.

Roger Von Oech dalam bukunya “whack on the side of the head“

mengidentifikasikan sepuluh kunci mental dari kreativitas (mental lock of creativity)

hambatan-hambatan kreatifitas meliputi:

2) Searching for the one “right”answer yaitu berusaha untuk menemukan hanya satu

jawaban yang benar atau satu solusi yang benar dalam memecahkan satu masalah ia

tidak terbiasa dengan beberapa jawaban atau pandangan yang berbeda.

3) Focusing on “being logical “,yaitu terfokus pada berfikir secara logika, tidak bebas.

Berfikir intuisi dari von oech, kita dapat berfikir bebas tentang segala sesuatu yang

berbeda dan bebas pula benfikir non-logika khususnya dalam fase berfikir kretif(to

thing some thing different and the freely use non logical thinking ,especially in the

imaginative phase of the creative process).

4) Bindy following the rules, yaitu berlindung pada aturan yang berlaku (kaku).

Kreatifitas sangat tergantung pada kemampuan yang tidak kaku pada aturan, sehingga

dapat melihat cara-cara baru untuk mengerjakan sesuatu (news ways of doing things).

5) Constantly being practical yaitu terkait pada kehidupan praktis semata yang

membatasi ide-ide kreatif.

6) Vewing play as frivolous. Memandang bermain sebagai sesuatu yang tidak menentu.

Padahal, anak-anak dapat belajar dari bermain, yaitu dengan cara menciptakan cara-

cara baru dalam memandang sesuatu yang lama dan belajar tentang apa yang boleh

dilakukan dan apa yang tidak boleh di lakukan (create new ways of looking at old

things and learen whats works and what doesn’t) wirausaha. Bisa belajar dengan

mencoba pendekatan dan penemuan baru kreativitas dapat diciptakan apabila

Page 17: inovasi dan kreatifitas

wirausaha mau belajar dari bermain. Seseorang yang memandang permainan sebagai

hal yang sia-sia cenderung tidak bisa berfikir kreatif.

7) Becoming everly sepesialized, yaitu terlalu sepesialisasi. Spesialisasi membatasi

kemampuan untuk melihat masalah lain. Sedangkan orang berfikir kreatif cenderung

bersifat eksploratif dan selalu mencari ide-ide di luar bidang spesialisasi.

8) Avoiding ambiguity .menghindari ambiguitas merupakan hambatan untuk berfikir

kreatif. Padahal kemenduaan / ambiguitas (ambiguity) bisa menjadi kekuatan yang

mendorong kreativitas dan mendorong untuk berfikir sesuatu yang berbeda (think

something different). Karena itu menghindari ambiguitas merupakan hambatan

berfikir kreatif.

9) Fearing looking floolish. Orang kadang-kadang tidak mau melakukan hal baru berfikir

berbeda dari orang lain karena khawatir di anggap bodoh. Takut terlihat di anggap

bodoh merupakan salah satu penghalang kreatif.

10) Fearing mistakes and failure (takut salah dan gagal ). Orang kreatif menyadarai bahwa

mencoba sesuatu yang baru pasti membawa kegagalan. Namun demikian mereka

melihat kegagalan bukanlah suatu akhir dari segala sesuatu tetapi merupakan

pengalaman belajar untuk meraih sukses. Thomas Edison misalnya, sebelum meraih

sukses untuk membuat bola lampu menyala, telah melakukan eksperimen sebanyak

1.800 cara seperti halnya Thomas Edison, wirausaha dapat belajar dari kegagalan

merupakan bagian terpenting dari proses berfikir kreatif. Kuncinya adalah kegagalan

untuk meraih sukses oleh karena itu takut terhadap kegagalan merupakan hambatan

untuk berfikir kreatif.

11) Believing that “I’m not creative” setiap orang berpotensi untuk kreatif. Takut pada

ketidakmampuan untuk membuat kreatif merupakan hambatan berfikir kreatif. Untuk

memotivasi pada karyawan agar memiliki kreativitas Zimmerer mengemukakan

beberapa pendapat sebagai berikut:

Excepting creativity wirausaha mengharapkan kreativitas salah satu cara terbaik

untuk mendororng kreativitas adalah memberi kewenangan kepada karyawan

untuk berkreasi.

Expecting and tolerating failure, yaitu memperkirakan dan mentoleransi

kegagalan ide-ide kreatif akan menghasilkan keberhasilan atau kegagalan orang

yang tidak pernah menemui kegagalaan bukan orang kreatif

Encouraging curiosity berbesar hati jika menemukan kegagalan artinya

kegagalan jangan dipandang sebagai sesuatu yang aneh.

Page 18: inovasi dan kreatifitas

Viewing problems as challenges yaitu memandang kegagalan sebagai suatu

tantangan setiap kegagalan memberikan peluang untuk berinovasi .

Providing creativity training, yaitu menyediakan pelatihan berkreativitas. Setiap

seseorang memiliki kapasitas kreatif, untuk mengembangkan diperlukan

pelatihan, melalui buku, seminar, workshop, dan pertemuan professional dapat

mendorong karyawan untuk meningkatkan kapasitas kreativitasnya.

Providing support, yaitu memberikan dorongan dan bantuan, berupa alat dan

sumberdaya yang di butuhkan untuk berkreasi terutama waktu yang cukup

untuk berkreasi.

Rewarding creativity, yaitu menghargai orang yang kreatif, penghargaan bisa

dalam bentuk uang promosi dan hadiah lainya.

Modeling creativity, yaitu memberi contoh kreatif. Untuk mendorong karyawan

lebih kreatif. Harus diciptakan lingkungan yang kreatif.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Inovasi merupakan hasil pencarian suatu kesempatan yang dilakukan dengan

sepenuh hati. Proses ini di mulai dengan analisis sumberdaya kesempatan yang

menjadi obyek. Inovasi beresifat konseptual dan perseptual, dapat dipahami dan

dilihat. Inovator harus maelihat bertanya dan mendengar orang lain dalam mencari

inovasi. Mereka berfikir keras dengan segenap kemampuan otaknya, mereka

melakukan perhitungan dengan cermat dan mendengarkan pendapat orang lain, serta

memperhatikan potensi pengguna inovasi yang di carinya untuk memenuhi harapan

nilai dan kebutuhan. Inovasi yang berhasil pada umumnya sederhan dan terfokus dan

di tujukan pada aplikasi yang di desain khas, jelas dan cermat. Inovasi lebih banyak

melibatkan kerja fisik dari pada pemikiran.

Seorang wirausaha (wirausahawan) adalah orang yang memiliki kemampuan

kreativitas dan inovasi untuk menghasilkan suatu produk di bidang usaha misalnya

pada industri pakaian jadi (konveksi) guna mendatangkan keuntungan.

3.2 Saran

Page 19: inovasi dan kreatifitas

Sebagai mahasiswa keperawatan, mulai mengaplikasikan ilmu-ilmu yang

didapat selama perkuliahan, sehingga bisa menjadi contoh bagi masyarakat akan

hidup inovatif dan kreatif yang diterapkan oleh mahasiswa keperawatan dan tenaga

kesehatan lainnya