FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …
Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …
1 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI
SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA
KONSULTAN PERENCANAAN DAN PENGAWASAN ARSITEKTUR DI
KOTA SERANG, PROVINSI BANTEN
Oleh :
Rifky Riansyah
Deden A. Wahab Sya’roni
ABSTRAK
Kinerja Karyawan yang tinggi dapat dicapai ketika seluruh faktor dan elemen yang
berada di perusahaan terpenuhi dengan baik dan dapat dijalankan sesuai dengan perannya,
dalam hal ini kinerja karyawan dititik beratkan pada perusahaan jasa konsultasi desain
arsitektur, sehingga pengembangan karyawan berbasis kreatifitas dan inovasi merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh faktor lingkungan, pimpinan, budaya organisasi, struktur organisasi
dan kemampuan perusahaan terhadap kreatifitas dan inovasi serta implikasinya terhadap kinerja
Karyawan. Penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif. Metode penelitian yang digunakan
adalah survey dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara dan
dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel 122 orang karyawan yang
berada di konsultan Arsitektur Kota Serang. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor lingkungan, pimpinan,
budaya organisasi, struktur organisasi dan kemampuan perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap kreatifitas dan inovasi, kreatifitas dan inovasi juga terimplikasi secara signifikan
terhadap kinerja. Secara parsial faktor lingkungan, pimpinan, budaya organisasi, struktur
organisasi dan kemampuan perusahaan paling dominan berpengaruh terhadap kreatifitas, diikuti
oleh kreatifitas terhadap inovasi, kreatifitas terhadap inovasi, faktor lingkungan, pimpinan,
budaya organisasi, struktur organisasi dan kemampuan perusahaan terhadap inovasi dan terkahir
inovasi terhadap kinerja karyawan.
Kata Kunci: faktor lingkungan, pimpinan, budaya organisasi, struktur organisasi dan
kemampuan perusahaan, kreatifitas, inovasi, kinerja karyawan
ABSTRACT
High Performance Employees can be achieved when all the factors and elements that
are met with good company and can be run in accordance with the role, in this case the
employee's performance emphasis on architectural design consulting services company, so the
development of creativity and innovation-based employee is an attempt to improve employee
performance, this happens because of the creativity and innovation are needed by the
employees working in the world of design and arts building.This study aims to determine how
much influence environmental factors, leadership, organizational culture, organizational
structure and capabilities of the company's, creativity and innovation and its implications on the
performance of employees in the architectural consultant. This study is descriptive and
verification. The method used is survey data collected with questionnaires, interviews and
2 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
documentation. This research was conducted using a sample of 122 employees. Hypothesis
testing is performed using path analysis.The results showed that environmental factors,
leadership, organizational culture, organizational structure and the ability to significantly
influence the company's creativity and innovation, creativity and innovation are also implicated
significantly to the performance of employees in Architectural planning consulting firm in the
city of Serang. Partially environmental factors, leadership, organizational culture,
organizational structure and capabilities of the most dominant influence on creativity, followed
by creativity to innovation, creativity to innovation, environmental factors, leadership,
organizational culture, organizational structure and the ability of the company to innovation
and innovation to the last employee performance.
Keywords : environmental factors, leadership, organizational culture, organizational structure
and capabilities, creativity, innovation, employee performance
1. Pendahuluan
Di era globalisasi ini, persaingan
industri yang semakin kompetitif menuntut
perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh
sumber daya yang dimiliki dalam
menghasilkan produk berkualitas tinggi
agar dapat bertahan dalam persaingan
dengan perusahaan lain. Terbentuknya
blok-blok ekonomi baru di dunia
memperlihatkan bahwa proses ekonomi
dunia berjalan sangat cepat. Beberapa tahun
ke depan Negara-negara yang berada di
daerah ASEAN akan membentuk suatu
kawasan bebas perdagangan dalam rangka
meningkatkan ekonomi kawasan yang
disebut AFTA (ASEAN Free Trade Area).
Melalui AFTA timbulah persaingan dalam
pengadaan barang dan jasa.
Indonesia sebagai Negara yang terus
berkembang melakukan pembenahan dan
pembangunan di berbagai bidang
infrastruktur, tampaknya memberikan
peluang yang bagus bagi beberapa
perusahaan yang bergerak di bidang jasa
konsultasi Arsitektur, dimana perusahaan
konsultan Arsitektur mempunyai peran
yang penting dalam berlangsungnya
pembangunan, karena bertindak langsung di
lapangan.
Kota Serang adalah sebuah kota yang
berada di Provinsi Banten dan merupakan
ibu kota dari provinsi tersebut. Dewasa ini
pemerintah kota Serang sedang gencar
melakukan pembangunan infrastruktur di
daerahnya. Situasi ini akan menjadi peluang
yang sangat bagus bagi para konsultan yang
bergerak dibidang perencanaan dan
pembangunan, hal ini juga di dukung oleh
alokasi dana yang akan dikucurkan
pemerintah untuk dana pembangunan di
Provinsi Banten.
Tabel 1.1
Tabel Data Rencana Umum Pengadaan
Projek Di Provinsi Banten
RENCANA UMUM PENGADAAN
PROJEK DI PROVINSI BANTEN
Tahun Jumlah
Satuan
Kerja
Alokasi Dana
2012 21 820,100,677,000
2013 20 596,714,155,000
2014 27 623,095,863,000
Sumber : Kementrian Pekerjaan Umum
Indonesia
Dengan melihat data di atas
sepertinya peluang setiap perusahaan yang
berada di propinsi Banten terlihat sangat
besar. Hal yang perlu dilakukan adalah
bagaimana caranya konsultan yang berada
di daerah Banten tidak kalah bersaing
dengan Konsultan yang berada diluar
propinsi tersebut. Kemungkinan besar
sebuah perusahaan dapat bersaing dilihat
dari kinerja perusahaan tersebut.
3 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Survey awal dilaksanakan untuk
melihat bagaimanakah kinerja karyawan
yang terjadi dilapangan, tentunya di
berbagai perusahaan tidak akan luput dari
permasalahan yang berkaitan dengan
kinerja karyawannya. Survey awal sendiri
dilaksanakan pada 30 orang responden yang
merupakan para karyawan yang bekerja di
perusahaan konsultan arsitektur kota Serang
Tabel 1.2
Tabel Kuesioner Survey Awal Variabel
Kinerja
Sumber : Dokumentasi pribadi, Survey awal pada
Konsultan Arsitektur Kota Serang
Tersirat pada data diatas hanya
30% karyawan yang telah memiliki
motivasi yang baik dalam melaksanakan
pekerjaannya, sehingga kita dapat
berasumsi bahwa sebagian besar
perusahaan belum sepenuhnya memberikan
dorongan untuk memotivasi karyawannya.
Salah satu contoh dorongan motivasi adalah
dengan memberikan kompensasi,
Kompensasi sendiri biasanya dirupakan
dalam bentuk finansial dan non finansial
yang mana keduanya akan diberikan dalam
berbagai kesempatan yang berbeda.
Tingkat kreatifitas merupakan hal
penting lain yang diperlukan oleh karyawan
yang bergerak di bidang konsultasi
arsitektur. Survey awal dilakukan untuk
melihat sejauh mana tingkat kreatifitas yang
terjadi
Tabel 1.3
Tabel Kuesioner Survey Awal Variabel
Kreatifitas
Menurut data diatas dapat dilihat
sebanyak 56.67% responden pernah
melakukan kreatifitas pada metode
kerjanya, namun dilain pihak kesadaran
kreatifitas yang terjadi masih terbilang
minim, padahal segi kreatifitas sangat
dibutuhkan bagi karyawan yang bergerak
dibidang seni dan desain bangunan. Apabila
seluruh karyawan di perusahaan
mempunyai gagasan dan ide berfikir yang
kreatif maka tidak menutup kemungkinan
perusahaan tersebut akan lebih produktif
dan selalu memiliki ide-ide baru yang
segar.
Selain kreatifitas hal lain yang
diperlukan sebuah perusahan konsultan
Arsitektur adalah Inovasi. Kreatifitas dan
inovasi erat hubungannya sehingga
membuat inovasi menjadi salah satu faktor
yang penting dalam keberlangsungan
perusahaan. Menurut Richard Luecke
(2006) inovasi memiliki beberapa ciri
sebagai berikut,yaitu; Memiliki kekhasan,
Memiliki unsur kebaruan, dilakukan
melalui suatu proses, dan memiliki tujuan.
Survey awal terhadap 30 responden
karyawan perusahaan konsultan arsitektur
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat inovasi yang diterapkan perusahaan
dan karyawan dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Tabel 1.4
Tabel Kuesioner Survey Awal Variabel
Inovasi
4 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
pada data survey diatas sebanyak 76.67%
perusahaan telah banyak melakukan
komunikasi terhadap karyawannya untuk
menemukan ide-ide baru, namun dilain sisi
pihak karyawan perlu diberikan dorongan
lebih pada diri mereka untuk bertindak
lebih inovatif lagi.
Menurut Richard Luecke (2006) Ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kreatifitas dan inovasi seperti; lingkungan,
pimpinan, budaya organisasi, struktur
organisasi, kemampuan perusahaan.
Lingkungan kerja yang baik dan nyaman
dapat menimbulkan kenyamanan dalam
bekerja sehingga tidak menutup
kemungkinan ide-ide baru dan kreatif
dalam bekerja dapat selalu tumbuh dalam
diri para karyawan. Survey dilakukan
kembali untuk mengetahui sejauh mana
peran faktor-faktor mempengaruhi
kreatifitas dan inovasi.
Tabel 1.5
Tabel Kuesioner Survey Awal faktor-
faktor
Berdasarkan latar belakang diatas maka
penelitian ini dilakukan untuk mengkaji
bagaimana sebenarnya perusahaan
berupaya meningkatkan faktor-faktor
kreatifitas dan inovasi yang nantinya bisa
berdampak pada kinerja karyawan dan
tentunya akan memberikan dampak positif
bagi perusahaan.
2. Kajian Pustaka
2.1 Faktor Lingkungan, Pimpinan,
Budaya Organisasi, Struktur
Organisasi dan Kemampuan
Perusahaan
A. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan pada sumber
daya yang mendukung strategi perusahaan,
menekankan pada kepentingan kemampuan
internal perusahaan untuk
mengoperasikannya seberapa jauh pengaruh
lingkungan social ekonomisnya. Yang
termasuk dalam pendekatan lingkungan
adalah hubungan yang dijalin perusahaan
dalam lingkungan dan partisipasinya dalam
hubungan inter-personal
jaringannya,(Rothwell, 1991 dalam
Hadjimanolis, 2000, p. 238).
Hadjimanolis (2000, p.238)
menjelaskan bahwa intensitas kompetisi
dan persaingan lingkungan merupakan
ukuran pasar untuk berinovasi. Pada saat
para pesaing mengeluarkan strategi baru
sehingga mereka memiliki kesempatan
untuk berkembang di pasar maka intensitas
persaingan yang terjadi akan semakin
tinggi. Pada saat para pesaing memiliki
kekuatan yang cukup kuat untuk bersaing,
saat inilah perusahaan perlu melakukan
inovasi guna mengimbangi perubahan
strategi yang dilakukan pesaing.
B. Kemampuan Pimpinan
Kemampuan pimpinan dari suatu
perusahaan baik besar maupun kecil,
dianggap sebagai faktor yang penting dalam
membentuk nilai organisasi dan mencapai
tujuan perusahaan. Menurut V.G.
Kondalkar (2007, p.7) seorang pemimpin
harus mempunyai kemampuan untuk
menjelaskan, memahami memprediksi dan
mengontrol perilaku individu dalam
organisasi. Lingkungan internal yang tepat
akan membantu organisasi untuk
membangun lingkungan kerja yang
menguntungkan serta akan membantu
individu dan kelompok dalam organisasi
untuk bekerja secara efektif terhadap
5 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
produktivitas yang lebih tinggi.Menurut
Richard Luecke,(2006,p. 116) ada beberapa
hal yang harus di lakukan pemimpin untuk
mengelola kreatifitas dan inovasi yaitu:
Mengembangkan Budaya
Menetapkan arah strategis
Terlibat Dengan Inovasi
Bersikap Terbuka Tapi Skeptis
Meningkatkan ide
Menerapkan pemikiran portofolio
Menempatkan orang yang tepat dan
bertanggung jawab
C. Budaya Organisasi
Budaya merupakan suatu istilah
deskriptif yang dapat didefinisikan sebagai
nilai-nilai berkehidupan bersama,
sedangkan organisasi adalah suatu system
perserikatan formal dari dua orang atau
lebih yang bekerjasama untuk mencapai
tujuan tertentu.Menurut Stephen P
Robbins,(2012, p. 51) budaya organisasi
adalah suatu persepsi bersama yang dianut
oleh anggota-anggota organisasi. Stephen P
Robbins, (2012, p. 52) menjelaskan bahwa
terdapat budaya organisasi yang kuat dan
lemah, budaya yang kuat akan lebih
berpengaruh terhadap perilaku semua
anggotanya. Dalam budaya yang kuat nilai-
nilai inti dari organisasi tersebut dipegang
teguh dan dijunjung bersama, sedangkan
dalam budaya yang lemah nilai-nilai
tersebut tidak berdampak luas terhadap
seluruh anggota organisasi serta nilai-nilai
inti dari organisasi tersebut tidak dipegang
teguh.
D. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan
formal pekerjaan dalam sebuah organisasi.
Struktur ini dapat ditampilkan secara visual
dalam sebuah bagan organisasi, juga
berfungsi melayani berbagai tujuan Stephen
P Robin, (2012, p. 265). Struktur organisasi
menunjukkan adanya pembagian kerja dan
meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau
kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda
tersebut diintegrasikan (koordinasi).
Struktur organisasi terdiri atas beberapa
variabel sebagai berikut (Slamet, 2010):
Ukuran
Rentang kendali
Jumlah tingkat hirarki
Struktur kewenangan
Struktur komunikasi
Struktur tugas
Struktur status & prestis
Jarak psikologis
dengan demikian semakin baik struktur
organisasi dirancang maka semakin tinggi
juga kreativitas dan inovasi yang akan
muncul.
E. Kemampuan Perusahaan
Kemampuan suatu perusahaan
dalam berinovasi, tidak diragukan lagi
dapat meningkatkan keunggulan
bersaing.Sebuah perusahaan dinilai inovatif
jika memiliki rantai nilai berinovasi yang
kokoh (Hansen, 2007). Ada tiga rantai
utama yang menjelaskan kemampuan
berinovasi perusahaan, yaitu: (1) idea
generation, kemampuan perusahaan untuk
menghadirkan ide-ide besar untuk
berinovasi, (2) idea conversion,
kemampuan perusahaan untuk
mengkonsepkan dan merealisasikan produk
inovatif, dan (3) idea diffusion, kemampuan
perusahaan untuk mendiseminasikan secara
masif karya inovasinya ke semua
stakeholder dan kastemer-nya.
2.2 Kreatifitas
Kreativitas adalah suatu proses
yang menghasilkan sesuatu yang baru,
dalam bentuk suatu gagasan atau suatu
objek dalam suatu bentuk atau susunan
yang baru (Hurlock dalam Basuki, 2010),
Sedangkan menurut Smith (2006, p. 252)
Kreativitas adalah kemampuan seseorang
untuk menciptakan sesuatu yang berbeda
baik berupa hasil yang dapat dinilai maupun
berupa ide (tindakan yang menghasilkan
karya cipta baru dan berbeda).
6 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Menurut deperindag kementrian
perdagangan yang termasuk dalam Industri
kreatif ada 14 subsektor kreatif. Mulai dari
sektor Arsitektur, Desain, Fesyen, Film,
Video, dan Fotografi, Kerajinan, Layanan
Komputer dan Piranti Lunak, Musik, Pasar
Barang Seni, Penerbitan dan Percetakan,
Periklanan, Permainan Interaktif, Riset &
Pengembangan, Seni Pertunjukan, Televisi
dan Radio, seperti dapat dilihat pada
gambar 2.1.
Gambar 2.1: Industri kreatif menurut kementrian
perdagangan
A. Ciri-ciri orang kreatif
A. Roe Psychological Approaches to
Creativity in Science, New York University
dalam Frinces (2004, p. 38) menyatakan
bahwa syarat-syarat orang yang kreatif
yaitu:
• Keterbukaan terhadap pengalaman
(openness to experience).
• Pengamatan melihat dengan cara yang
tidak biasa dilakukan (observanvce
seeingthings in unusual ways).
• Keinginan (curiosity)
• Toleransi terhadap ambiguitas (tolerance
of apporites)
• Kemandirian dalam penilaian, pikiran
dan tindakan (independence in
judgemnet,thought and action)
• Memerlukan dan menerima otonomi
(needing and assuming autonomy)
• Kepercayaan terhadap diri sendiri (self
reliance)
• Tidak sedang tunduk pada pengawasan
kelompok (not being subject to group
standart and control). Ketersediaan
untuk mengambil resiko yang
diperhitungakan (willing to take
calculatedrisks).
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kreatifitas
Menurut Rogers (dalam Munandara, 2009),
faktor-faktor yang dapat mendorong
terwujudnya kreativitas individu
diantaranya :
Dorongan dari dalam diri sendiri
Menurut Roger (dalam Munandar,
2009) setiap individu memiliki
kecenderungan atau dorongan dari
dalam dirinya untuk berkreativitas,
mewujudkan potensi, mengungkapkan
dan mengaktifkan semua kapasitas
yang dimilikinya. Dorongan ini
merupakan motivasi primer untuk
kreativitas ketika individu membentuk
hubungan-hubungan baru dengan
lingkungannya dalam upaya menjadi
dirinya sepenuhnya.
Dorongan dari lingkungan
Munandar (dalam Zulkarnain,2002)
menyatakan faktor-faktor yang
mempengaruhi kreativitas dapat
berupa kemampuan berpikir dan sifat
kepribadian yang berinteraksi dengan
lingkungan tertentu. Faktor
kemampuan berpikir terdiri dari
kecerdasan (inteligensi) dan
pemerkayaan bahan berpikir berupa
pengalaman dan ketrampilan. Faktor
kepribadian terdiri dari ingin tahu,
harga diri dan kepercayaan diri, sifat
mandiri, berani mengambil resiko dan
sifat asertif (Kuwato, dalam
Zulkarnain, 2002,p8).
Kreativitas akan sangat membantu
organisasi dalam merespon setiap
perubahan yang mungkin saja terjadi di
dunia bisnis yang penuh persaingan.
2.3 Inovasi
Pengertian Inovasi menurut UU
No. 18 tahun 2002 Inovasi adalah kegiatan
penelitian, pengembangan, dan/atau
perekayasaan yang bertujuan
mengembangkan penerapan praktis nilai
7 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
dan konteks ilmu pengetahuan yang baru,
atau cara baru untuk menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah ada
ke dalam produk atau proses produksi.
Hills, Gerald, (2008), mendefinisikan
inovasi sebagai ide, praktek atau obyek
yang dianggap baru oleh seorang individu
atau unit pengguna lainnya, sedangkan
menurut Suryana (2003:10) inovasi yaitu:
“sebagai kemampuan untuk menerapkan
kreativitas dalam rangka memecahkan
persoalan dan peluang untuk meningkatkan
dan memperkaya kehidupan”.
A. Ciri Inovasi
Jika dilihat dari kecepatan perubahan
dalam proses inovasi ada dua macam inovasi
yaitu inovasi radikal dan inovasi inkremental
(Scot & Bruece, 2004). Inovasi radikal
dilakukan dengan skala besar, dilakukan
oleh para ahli dibidangnya dan biasanya
dikelola oleh departemen penelitian dan
pengembangan. Inovasi radikal ini sering
kali dilakukan di bidang manufaktur dan
lembaga jasa keuangan. Sedangkan inovasi
inkremental merupakan proses penyesuaian
dan mengimplementasikan perbaikan yang
berskala kecil.
B. Peran Pimpinan Dalam Proses
Invovasi
Proses kreatifitas dan inovasi tidak dapat
lepas dari peran pemimpin yang yang
mengatur dan mengarahkan proses
terjadinya kedua hal tersebut. Menurut
Richard Luecke (2006) ada beberapa hal
yang harus dilakukan pimpinan untuk
memperkaya kreatifitas dan inovasi di
tempat kerja, hal tersebut adalah sebagai
berikut:
• Mengembangkan Budaya Yang Dapat
Memupuk Kreatifitas Dan Inovasi
• Menetapkan arah strategis di mana
inovasi harus dilakukan
• Terlibat Dengan Inovasi
• Bersikap Terbuka Tapi Skeptis
• Meningkatkan Ide Untuk Proses
Komersialisasi
• Menerapkan Pemikiran Portofolio
• Menempatkan Orang Yang Tepat Dan
Bertanggung Jawab
2.4 Kinerja Karyawan
Landasan yang sesungguhnya
dalam suatu organisasi adalah kinerja. Jika
tidak ada kinerja maka seluruh tujuan
bagian organisasi tidak dapat tercapai.
Kinerja perlu dijadikan sebagai bahan
evaluasi bagi pemimpin atau manajer.
Menurut Henry Simamora dalam Dina
Nurhayati (2008: 7) “Kinerja karyawan
adalah tingkat dimana para karyawan
mencapai persyaratan-persyaratan
pekerjaan”. Menurut Malayu S.P. Hasibuan
(2006, p. 94) menjelaskan bahwa “Kinerja
merupakan hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya didasarkan atas
kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta
waktu”.
A. Faktor kinerja karyawan
Menurut Alex Soemadji Nitisemito
(2001, p. 109), terdapat berbagai faktor
kinerja karyawan, antara lain:
1) Jumlah dan komposisi dari kompensasi
yang diberikan
2) Penempatan kerja yang tepat
3) Pelatihan dan promosi
4) Rasa aman di masa depan (dengan
adanya pesangon dan sebagainya)
5) Hubungan dengan rekan kerja
6) Hubungan dengan pemimpin
2.5 Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan tinjauan
pustaka diatas maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah
1 Faktor-faktor lingkungan, pimpinan,
budaya organisasi, struktur organisasi
dan kemampuan perusahaan
berpengaruh terhadap kreatifitas di
Konsultan Arsitektur Kota Serang,
2 Faktor-faktor lingkungan, pimpinan,
budaya organisasi, struktur organisasi
dan kemampuan perusahaan
berpengaruh terhadap inovasi di
Konsultan Arsitektur Kota Serang,
8 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
3 Kreatifitas berpengaruh terhadap inovasi
di Konsultan Arsitektur Kota Serang,
4 Kreatifitas berpengaruh terhadap kinerja
karyawan di Konsultan Arsitektur Kota
Serang,
5 Inovasi berpengaruh terhadap terhadap
kinerja karyawan di Konsultan
Arsitektur Kota Serang.
3. Metode Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada
perusahaan jasa konsultasi Arsitektur di
kota serang Banten. Alasan pemilihan
lokasi penelitian yaitu, kota serang
meupakan kota yang sedang mengalami
pertumbuhan terutama pada bidang
perencanaan dan pembangunan kota,
sedangkan perusahaan jasa konsultasi
arsitektur merupakan perusahaan yang
berkecimpung langsung didalam proses
pembangunan kota tersebut.
Jenis penelitian yang dilakukan
adalah metode deskriptif dan verivikatif.
Metode Deskriptif adalah metode yang
digunakan untuk menggambarkan atau
menganalisis suatu hasil penelitian tetapi
tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas.
Sedangkan metode verifikatif
dimaksudkan untuk menguji hipotesis
dengan menggunakan perhitungan statistik
Pada riset deskriptif, metode
pengumpulan data menggunakan data
sekunder, data primer (survey), panel atau
observasi. Data primer didapatkan dari para
karyawan perusahaan dengan cara
wawancara dan pengisian kuesioner.
Sedangkan data sekunder didapatkan dari
perusahaan berupa dokumen ataupun dari
orang lain.
Populasi dalam penelitian ini
adalah para karyawan yang bekerja di 5
perusahaan jasa konsultasi arsitektur
terpilih dengan jumlah populasi total
sebanyak 122 orang. Seluruh populasi
dijadikan sebagai obyek penelitian sehingga
penelitian ini menggunakan metode sensus.
Dalam penelitian ini, analisis jalur
(path analysis) digunakan untuk mengetahui
hubungan sebab akibat, dengan tujuan
menerangkan akibat langsung dan akibat
tidak langsung seperangkat variabel,
sebagai variabel penyebab terhadap variabel
lainnya yang merupakan variabel akibat.
Untuk menguji hipotesis menggunakan uji f
dan uji t yang bertujuan untuk menguji
pengaruh secara simultan dan parsial antara
variabel bebas dengan variabel terikat
dalam hal ini yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi kreatifitas dan inovasi serta
implementasinya terhadap kinerja
karyawan.
4. Hasil dan Pembahasan
4.1. Karakteristik Responden
Gambaran karakteristik responden
berdasarkan hasil kuesioner kepada 122
responden yaitu para karyawan yang
bekerja di perusahaan jasa konsultasi
arsitektur kota Serang, PT Panca Guna
Duta, Cv Sigma Karya Design, Eka Dwi
Satya, Multi Guna Karya dan Buana Cakra
Konsultan diperoleh gambaran mengenai
gender, usia, pendidikan tertinggi, dan masa
kerja.
1. Jenis Kelamin Responden
Dari 122 responden didapat bahwa
90.16%(110) orang karyawan berjenis
kelamin laki-laki dan 9.84%(12) orang
karyawan berjenis kelamin perempuan,
hal ini terjadi karena bekerja di sebuah
kantor konsultan diperlukan mobilitas
yang tinggi dan fisik yang kuat karena
tidak jarang selain bekerja di kantor
para pegawai juga bekerja dilapangan.
Gambar 4.1
Bar Chart Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
9 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
2. Umur Responden
Usia responden para pegawai mayoritas
berada pada usia 30-39 tahun yakni
sebesar 36.89%, kemudian diikuti usia
20-29 yang mempunyai jumlah
persentase sebesar 25.41%, disusul
dengan usia 40-49 yang mempunyai
persentase sebesar 23.77%, kemudian
usia <20 sebesar 11.48% dan terakhir
pegawai yang berusia >50 dengan
persentase 2.46%. kelompok usia dapat
dianalisa sebagai subkultur (Olson dan
Peter dalam Asep Lili Munandar 2010,
p111), karena orang-orang yang berada
dalam usia kelompok tertentu memiliki
perilaku dan nilai yang khas.
Gambar 4.2 Bar Chart Responden Berdasarkan Umur
3. Pendidikan tertinggi responden
tingkat pendidikan responden lebih
banyak yang berpendidikan S1 kebawah
dibandingkan dengan yang berpendidikan
S2 keatas. Responden yang mempunyai
latar pendidikan SMA-D3 sebanyak
31.15%, responden berlatar belakang S1
sebanyak 60.66%, dan responden yang
berlatar belakang S2 sebanyak 8.20%.
Pegawai di perusahaan yang mempunyai
latar belakang pendidikan S1 lebih banyak
karena mereka menempati posisi sebagai
perancang dan juga pengawas.
Gambar 4.3
Bar Chart Responden Pendidikan tertinggi
4. Lamanya masa kerja responden
Pada Tabel 4.4 diketahui bahwa masa
kerja responden antara 1-5 tahun sebesar
64.75%, masa kerja antara 6-10 tahun
sebesar 25.41% dan masa kerja 11 >
tahun sebesar 9.84%. Dari data tersebut
dapat diketahui bahwa secara umum
karyawan diperusahaan konsultan
arsitektur kota Serang banyak yang baru
bergabung dengan perusahaan. Hal lain
yang mempengaruhi massa kerja
karyawan adalah tahun berdirinya
perusahaan. Gambar 4.4
Bar Chart Responden masa bekerja
4.2 Deskripsi Variabel Penelitian
Untuk mempermudah dalam
memberikan penilaian terhadap data yang
telah terkumpul, maka dilakukan terlebih
dahulu analisis deskriptif. Analisis
deskriptif menggambarkan tentang
ringkasan data-data penelitian. Tahap yang
dilakukan adalah melakukan penilaian
terhadap data hasil tanggapan responden,
dengan cara pengklasifikasian terhadap
jumlah skor tanggapan responden.
1. Variabel Anteseden X1 (Faktor
Lingkungan, Pimpinan, Budaya
Organisasi, Struktur Organisasi,
Kemampuan Perusahaan)
Deskripsi jawaban untuk variabel
x1, menunjukan bahwa tanggapan
responden terhadap kondisi Faktor
Lingkungan, Pimpinan, Budaya
Organisasi, Struktur Organisasi, dan
Kemampuan Perusahaan mempunyai
rata-rata skor sebesar 73.79%. Hal ini
menunjukan bahwa peran Faktor
Lingkungan, Pimpinan, Budaya
Organisasi, Struktur Organisasi, dan
Kemampuan Perusahaan menurut
responden berpengaruh tinggi, namun
10 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
apabila dilihat dari range kategori dapat
dikatakan tidak terlalu tinggi atau sedang,
karena rata-rata skor berada sedikit diatas
kategori cukup. Budaya organisasi dan
struktur organisasi merupakan hal yang
paling berpengaruh terhadap situasi di
lingkungan pekerjaan dengan nilai
persentase sebesar 77.37% dan76.39%
secara berturut-turut, sedangkan
kemampuan perusahaan tidak dianggap
terlalu berpengaruh oleh responden
terhadap situasi di lingkungan pekerjaan
Tabel 4.1
Tanggapan Responden Terhadap Lingkungan, Pimpinan,
Budaya Organisasi, Struktur Organisasi, dan Kemampuan Perusahaan
Posisi Tanggapan responden
terhadap Faktor Lingkungan, Pimpinan,
Budaya Organisasi, Struktur Organisasi,
dan Kemampuan Perusahaan dapat lebih
jelas dilihat pada garis bar chart di gambar
4.5
Gambar 4.5
Garis Bar chart Variabel x1
2. Variabel kreatifitas X2
kreativitas merupakan hal penting
yang harus tumbuh dilingkungan
perusahaan mengingat perusahaan Jasa
desain konsultasi Arsitektur sangat
memerlukan peran aktif karyawannya untuk
selalu berfikirkreatif terutama dalam
memecahkan permasalahan perencanaan
sebuah desain. Perhitungan penilaian
kreativitas pegawai disajikan pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Tanggapan Responden Terhadap Kreatifitas
kreativitas karyawan perusahaan
konsultan arsitektur di kota serang sudah
termasuk dalam kategori yang Baik, yaitu
dengan rata-rata persentase nilai yang
diraih sebesar 78.69%. Tingkat frekuensi
mengemukakan pendapat memperoleh
nilai tertinggi sebesar 85.57% ini
memperlihatkan bahwa para pegawai
senantiasa ingin mengeluarkan ide-ide
baru dalam masalah atau pekerjaan yang
sedang dihadapinya, namun dilain pihak
tingkat toleransi dalam menghadapi ide-
ide baru memiliki persentase terkecil
dalam variabel kreativitas. Hal ini bisa
jadi disebabkan para pegawai lebih
senang apabila ide kerjanya yang dipakai
dibandingkan bekerja menggunakan ide
dari orang lain.
Posisi Tanggapan responden terhadap
kreatifitas dapat lebih jelas dilihat pada
garis bar chart di gambar 4.6
Gambar 4.6 Garis Bar chart Variabel kreatifitas
3. Variabel Inovasi X3
Inovasi merupakan cara atau
langkah baru dalam memulai sesuatu, baik
itu sebuah idea tau gagasan maupun sebuah
produk. Peranan inovasi terbilang cukup
penting bagi sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang desain, karena apabila
sebuah inovasi terus berjalan diperusahaan,
maka perusahaan itu akan tumbuh kuat dan
11 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
pesat karena selalu melakukan gebrakan-
gebrakan baru.
Tabel 4.3 Tanggapan Responden Terhadap Inovasi
peranan tingkat pengaruh inovasi
incremental terhadap ide yang dibuat
mempunyai bobot yang paling tinggi yakni
sebesar 87.38%, ini memperlihatkan bahwa
para pegawai perusahaan lebih menerima
inovasi yang berskala kecil. Inovasi
berskala kecil dan bertahap lebih mudah
dipahami oleh para pegawai karena inovasi
ini tidak harus mengubah kebiasaan,
perilaku dan cara pandang dalam bekerja
pegawai secara besar-besaran. Dilain sisi
tingkat frekuensi terciptanya ide-ide baru
mempunyai persentase terkecil pada
tanggapan responden terhadap inovasi
yakni sebesar 68.36%, walaupun demikian
hal ini sudah termasuk dalam kategori yang
baik. Berdasarkan paparan tabel 4.3 dapat
dilihat mengapa frekuensi keluarnya ide-ide
baru tidak sebaik hal yang lainnya, ini
disebabkan karena para pegawai lebih
menyukai inovasi incremental atau bertahap
sehingga frekuensi keluarnya ide atau
inovasi baru tercipta secara bertahap.
Secara garis besar bobot rata-rata perentase
variabel Inovasi mempunyai nilai yang baik
yakni sebesar 77.95%.
Posisi Tanggapan responden terhadap
Inovasi dapat lebih jelas dilihat di garis bar
chart pada gambar 4.7
Gambar 4.7 Garis Bar chart Variabel Inovasi
4. Variabel Kinerja Karyawan X4
Kinerja merupakan hasil kerja yang
dapat dicapai oleh seseorang dalam
suatu organisasi sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya
dalam rangka mencapai tujuan
organisasi yang bersangkutan, secara
legal, tidak melanggar aturan, dan sesuai
dengan moral serta etika, Asep Lili
(2012). Variabel kinerja ini
menggunakan 8 item kuesioner dan
penilaian dilakukan terhadap 122
responden. Tanggapan responden
terhadap variabel kinerja termasuk
dalam kategori yang baik. lebih lanjut
tanggapan responden terhadap kinerja
dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4
Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat
bahwa persentase rata-rata akhir adalah
sebesar 80.90%, dan termasuk dalam
kategori baik dengan skor yang tinggi. Hal
ini dapat dipahami karena sifat dari kinerja
yang objektif. Menurut responden frekuensi
peningkatan skill karyawan merupakan hal
yang paling utama untuk meningkatkan
kinerja mereka, Peningkatan skill sangat
diperlukan karyawan perusahaan untuk
dapat bersaing dengan perusahaan lain,
persaingan dunia usaha jasa yang semakin
ketat membuat tenaga kerja yang
mempunyai skill dan keterampilan lebih
mempunyai peluang kerja yang lebih baik
sehingga dapat bertahan dalam menghadapi
persaingan dunia usaha.
Berdasarkan alasan diatas alangkah
baiknya jika perusahaan memberikan
12 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
pelatihan-pelatihan skill kepada
karyawannya agar karyawan lebih merasa
termotivasi dan mempunyai tingkat
kepercayaan diri yang baik. Dilain sisi
pengaruh promosi karyawan juga turut
mempengaruhi kinerja dari karyawan,
dimana karyawan akan merasa senang dan
dihargai jika mendapatkan promosi ke
jenjang yang lebih tinggi sehingga secara
tidak langsung mental karyawan yang baik
akan berimbas pada kinerja mereka.
Posisi Tanggapan responden
terhadap Kinerja Karyawan dapat lebih
jelas dilihat di garis bar chart pada gambar
4.8 Gambar 4.8
Garis Bar chart Variabel Kinerja Karyawan
4.3 Pengujian Hipotesis
Untuk Mengetahui bagaimana
Faktor Lingkungan, Pimpinan, Budaya
Organisasi, Struktur Organisasi, dan
Kemampuan Perusahaan terhadap
Kreatifitas dan Inovasi serta
Implementasinya terhadap Kinerja
Karyawan maka digunakan analisis jalur
sebagai langkah dalam melakukan analisis.
Hasil perhitungan koefisien jalur terlihat
pada persamaan structural yang diperoleh
dengan menggunakan program lisrel adalah
sebagai berikut:
Model persamaan di atas
merupakan model struktural yang tidak
menggambarkan nilai prediksi perubahan
variabel eksogen terhadap variabel
endogennya. Persamaan tersebut dapat
digambarkan dalam model struktural yang
dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Gambar 4.9 Path Diagram Faktor-faktor yang mempengaruhi Kreatifitas
dan Inovasi Serta Implementasinya Terhadap
Kinerja Karyawan
Pada gambar 4.9 diperoleh besarnya point
koefisien jalur hubungan antara variabel
X1, X2, X3 dan Y. Koefisien jalur antara
Faktor Lingkungan, Pimpinan, Budaya
Organisasi, Struktur Organisasi, dan
Kemampuan Perusahaan terhadap
kreatifitas (Px2x1) sebesar 0.87, koefisien
jalur Faktor Lingkungan, Pimpinan, Budaya
Organisasi, Struktur Organisasi, dan
Kemampuan Perusahaan terhadap inovasi
(Px3x1) sebesar 0.21, Koefisien jalur
kreatifitas terhadap inovasi (Px3x2)
sebesar 0.67, Ɛ1 sebesar 0.24, serta Ɛ2
sebesar 0.27, koefisien jalur kreatifitas
terhadap kinerja karyawan (Pyx2) adalah
sebesar 0.56, koefisien jalur inovasi
terhadap kinerja karyawan (Pyx3) sebesar
0.23, Ɛ1 sebesar 0.24, Ɛ2 sebesar 0.27 dan
Ɛ3 sebesar 0.42. Dari perhitungan tersebut
diperoleh perhitungan pengaruh faktor-
faktor, kreativitas, inovasi terhadap kinerja
karyawan (Y) secara bersama-sama
(Koefisien determinasi/R2) yaitu sebesar
0.576. Hal diatas dapat diartikan bahwa
Faktor Lingkungan, Pimpinan, Budaya
Organisasi, Struktur Organisasi, dan
Kemampuan Perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap kreatifitas dan
inovasi, serta kreatifitas dan inovasi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan.
A. Uji F
Pengujian hipotesis dilakukan
dengan statistic uji F. Penentuan hasil
pengujian (H0 diterima atau ditolak) dapat
13 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
dilakukan dengan cara membandingkan
Fhitung dengan Ftabel dengan ketentuan
H0 ditolak jika Fhitung lebih besar dari
Ftabel.
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis dengan uji F
Variabel Fhitung Ftabel Keterangan
Faktor-Faktor,
Kreatifitas dan
Inovasi
163,01 3,920 Signifikan
Hasil Perhitungan pada tabel 4.36
menyimpulkan bahwa Faktor Lingkungan,
Pimpinan, Budaya Organisasi, Struktur
Organisasi, dan Kemampuan Perusahaan
mempengaruhi kreatifitas dan inovasi, Serta
kreatifitas mempengaruhi inovasi yang
sama-sama mempengaruhi kinerja
karyawan. Hal ini tercermin dari nilai
Fhitung = 163,01 > 3,920 dari Ftabel =
yang membuat H0 ditolak.
B. Uji T
Langkah selanjutnya setelah
memperoleh hasil pengujian yang
signifikan, dilanjutkan dengan pengujian
signifikansi masing-masing koefisien jalur.
Berdasarkan tabel distribusi t-student untuk
α = 5% dan derajat bebas (122-1-1)
diperoleh nilai dari Ttabel yakni sebesar
(t0.05,120) = 1,979
Gambar 4.10
Path Diagram uji hipotesis secara parsial
Dari uji statistik diatas diperoleh uji t untuk
X1 terhadap X2 sebesar 19.329.
Selanjutnya nilai tersebut dibandingkan
dengan nilai ttabel. Hasil perbandingan
yang diperoleh antara thitung dan ttabel adalah
sebesar 19.329 > 1.979 dimana thitung lebih
besar dari ttabel. Sehingga dapat disimpulkan
terdapat pengaruh yang signifikan.
Dari uji statistik diatas diperoleh uji
t untuk X1 terhadap x3 yakni sebesar 2.171.
Selanjutnya nilai tersebut dibandingkan
dengan nilai ttabel. Hasil perbandingan
yang diperoleh antara thitung dan ttabel adalah
2.171 > 1.979 dimana thitung lebih besar dari
ttabel. Sehingga terjadi pengaruh yang
signifikan.
uji t untuk X2 terhadap Y (thitung
Kreatifitas) yang didapatkan dari
perhitungan dengan menggunakan software
Lisrel ver 8.8 yakni sebesar 6.995.
Selanjutnya nilai tersebut dibandingkan
dengan nilai ttabel. Hasil yang diperoleh
adalah signifikan diamana perbandingan
antara thitung dan ttabel adalah 6.995> 1.979
sehingga thitung lebih besar dari ttabel.
uji t untuk X2 terhadap X3
didapatkan hasil sebesar 953. Selanjutnya
nilai tersebut dibandingkan dengan nilai
ttabel. Hasil perbandingan yang diperoleh
antara thitung dan ttabel adalah 4.953> 1.979
dimana thitung lebih besar dari ttabel. Sehingga
terjadi pengaruh yang signifikan.
terakhir uji t untuk X3 terhadap Y
didapatkan hasil sebesar 1.997 Hasil
perbandingan yang diperoleh antara thitung
dan ttabel adalah 1.997>1.979 dimana thitung
lebih besar dari ttabel. Sehingga dapat
disimpulkan terjadi pengaruh secara parsial
antara variabel X3 terhadap Y
uji hipotesis secara parsial dapat lebih jelas
dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.6
Hasil Uji Hipotesis secara Parsial
No Hipotesis Koefisien
Jalur
T
hitung
T
tabel Hasil
1
Faktor-faktor(X1)
berpengaruh
terhadap
kreatifitas (X2)
0.870 19.329 1.979 Signifikan
2
Faktor-faktor(X1)
berpengaruh
terhadap Inovasi
(X3)
0.207 2.171 1.979 Signifikan
3
Kreatifitas (X2)
berpengaruh
terhadap Inovasi
(X3)
0.669 6.995 1.979 Signifikan
4
kreatifitas
(X2)berpengaruh
terhadap kinerja
karyawan (Y)
0.558 4.953 1.979 Signifikan
5
Inovasi
(X3)berpengaruh
terhadap kinerja
karyawan (Y)
0.225 1.997 1.979 Signifikan
14 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
4.4 Besarnya Pengaruh Faktor
Lingkungan, Pimpinan, Budaya
Organisasi, Struktur Organisasi, dan
Kemampuan Perusahaan(X1)
terhadap, Kreatifitas (X2) dan
Inovasi(X3), serta implikasinya
terhadap kinerja karyawan (Y)
Berdasarkan hasil pengujian
data secara keseluruhan dan secara
parsial dapat disimpulkan bahwa
seluruh hipotesa yang diajukan dapat
diterima. Hal ini berdasarkan pengujian
koefisien jalur dari faktor lingkungan,
pimpinan, budaya organisasi, struktur
organisasi, dan kemampuan ke
kreatifitas, faktor lingkungan, pimpinan,
budaya organisasi, struktur organisasi,
dan kemampuan ke inovasi, kreatifitas
ke inovasi, kreativitas ke kinerja
karyawan dan inovasi ke kinerja
karyawan secara statistik bersifat
signifikan. Hasil ini memberikan
indikasi bahwa variabel faktor
lingkungan, pimpinan, budaya
organisasi, struktur organisasi, dan
kemampuan, berpengaruh terhadap
kreatifitas, dan inovasi,kreatifitas
berpengaruh terhadap inovasi serta
kreatifitas dan inovasi berpengaruh
terhadap kinerja karyawan.
Hasil dari pengaruh langsung dan
pengaruh tidak langsung yang dilakukan
dengan perhitungan analisis jalur (Path
Analysis) dan dikerjakan dengan
bantuan software Lisrel versi 8.8
dirangkum dan dapat dlihat pada tabel
4.37.
Penerapan Faktor Lingkungan,
Pimpinan, Budaya Organisasi,
Struktur Organisasi, dan
Kemampuan Perusahaan(X1)
terhadap, Kreatifitas (X2) adalah
sebesar (0.870)2 atau sama dengan
0.7569 (75.69%), sisanya 100% -
75.69% = 24.31% dipengaruhi oleh
variabel lain diluar penelitian.
Pengaruh langsung x1 terhadap x3
sebesar (0.207)2 atau sama dengan
0.042(4.20%). Pengaruh tidaj
langsung x1 terhadap x3 melalui x2
sebesar 0.207+(0.669x0.870) =
0.789 = (0.789)2 = 62.25%, jumlah
total hubungan langsung dan tidak
langsung adalah 4.20% + 62.25% =
66.45% dan sisanya 100% -
66.45% = 33.55% dipengaruhi oleh
variabel lain diluar penelitian
keputusan penerapan inovasi(x3)
dipengaruhi secara langsung oleh
kreatifitas(x2) sebesar (0.669)2 atau
sama dengan 0.447 (44.70%),
sisanya 100% - 44.70% = 55.30%
dipengaruhi oleh variabel lain
diluar penelitian.
Penerapan kreatifitas (X2)
mempengaruhi secara langsung
variabelKinerja Karyawan (Y)
dengan pengaruh sebesar (0.558)2
atau sama dengan 0.311 (31.10%).
Penerapan secara tidak langsung
adalah (0.708)2 atau sama dengan
0.501 (50.10%), Jumlah total
pengaruh langsung dan tidak
langsung variabel kreatifitas
mempengaruhi kinerja karyawan
adalah sebagai berikut, 31.10% +
50.10% = 81.20% sisanya 100% -
81.20% = 18.80% dipengaruhi oleh
variabel lain diluar penelitian.
Penerapan Inovasi (X3)
mempengaruhi secara langsung Kinerja
Karyawan (Y) dengan pengaruh sebesar
(0.225)2 atau sama dengan 0.050
(5.00%), sisanya 100%-5.00% =
95.00% dipengaruhi oleh variabel lain
diluar penelitian dan menunjukan
bahwa inovasi berpengaruh kecil pada
kinerja karyawan.
15 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Tabel 4.7
Besar pengaruh langsung dan tidak langsung
Koefisien jalur
Pengaruh
Variabel
Pengaruh Kausal
Lang
sung Melalui x2 Total
Faktor-faktor(
x1)terhadap kreatifitas (x2)
0.870 - 0.870
Faktor-
faktor(x1)
terhadap Inovasi (x3)
0.207 (0.669 x
0.870) 0.789
Kreatifitas (x2)
terhadap Inovasi
(x3)
0.669 - 0.669
Kreatifitas (x2) terhadap kinerja
karyawan(y)
0.558 (0.669 x
0.225) 0.708
Inovasi (x3)
terhadap kinerja karyawan (y)
0.225 - 0.225
Ɛ1 0.243 - 0.243
Ɛ2 0.267 - 0.267
Ɛ3 0.423 - 0.423
Kemampuan para karyawan untuk
menciptakan kreatifitas dan inovasi dalam
bekerja memberikan dampak yang positif
untuk mengembangkan perusahaan dan diri
karyawan itu sendiri.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dengan
menggunakan path analisis maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut
1. Faktor Lingkungan, Pimpinan, Budaya
Organisasi, Struktur Organisasi, dan
Kemampuan Perusahaan memiliki
pengaruh yang signifikan dan parsial
terhadap kreatifitas di perusahaan jasa
konsultasi arsitektur Kota Serang.
pengaruh ini termasuk dalam kategori
pengaruh yang kuat, hal ini
memperlihatkan bahwa dalam
kreatifitas diperlukan dukungan Faktor
Lingkungan, Pimpinan, Budaya Organisasi, Struktur Organisasi, dan
Kemampuan Perusahaan yang kuat.
2. Faktor Lingkungan, Pimpinan, Budaya
Organisasi, Struktur Organisasi, dan
Kemampuan Perusahaan memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan
secara parsial dan simultan terhadap
inovasi
3. Kreatifitas memiliki pengaruh yang
positif serta signifikan secara parsial
dan simultan terhadap Inovasi di
perusahaan jasa konsultasi arsitektur
kota Serang. Arah hubungan positif
antara kreatifitas terhadap inovasi
menunjukkan bahwa semakin baik
kreatifitas maka akan membuat inovasi
menjadi semakin baik.
4. Kreatifitas memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja karyawan.
Pengaruh ini termasuk dalam kategori
pengaruh yang kuat, hal ini
memperlihatkan bahwa dalam kinerja
karyawan diperlukan dukungan
kreatifitas sehingga kinerja karyawan di
perusahaan jasa konsultasi arsitektur
kota Serang dapat meningkat dengan
baik.
5. Inovasi memiliki pengaruh yang positif
serta signifikan secara parsial dan
simultan terhadap kinerja karyawan.
Arah hubungan positif antara inovasi
terhadap kinerja karyawan
menunjukkan bahwa semakin baik
inovasi maka akan membuat kinerja
karyawan menjadi semakin baik.
5.2 Saran
1. Manajemen perusahaan konsultasi
Arsitektur Kota Serang hendaknya
lebih memperhatikan Faktor
Lingkungan, Pimpinan, Budaya
Organisasi, Struktur Organisasi, dan
Kemampuan Perusahaan dengan cara:
Mengatur tata letak denah dan
space ruang untuk karyawan
agar lebih nyaman
memilah dokumen yang terpakai
dan tidak terpakai, ataupun
membuat ruang khusus dengan
penataan yang disesuaikan
dengan kondisi kantor.
16 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Memperjelas tatanan struktur
organisasi agar karyawan lebih
mengetahui job desk yang akan
dikerjakannya.
2. Mengoptimalkan Kreatifitas dengan
cara menyediakan wadah dan ruang
untuk menampung aspirasi, ide dan
masukan di dalam perusahaan
3. Mengoptimalkan Inovasi
berkelanjutan dengan cara
menanamkan kebiasaan untuk
selalu tanggap dan respon terhadap
perubahan khususnya dalam
kemunculan ide-ide baru di
perusahaan yang dapat dilakukan
pada saat adanya forum diskusi
antar karyawan.
4. Karyawan sudah merespon baik
jika perusahaan mengadakan
pelatihan-pelatihan yang dapat
meningkatkan skill mereka, jadi
alangkah baiknya perusahaan
mengadakan pelatihan pada saat
ada teknologi dan perlatan baru
yang digunakan dalam proses
bekerja.
5. Faktor Lingkungan, Pimpinan,
Budaya Organisasi, Struktur
Organisasi, dan Kemampuan
Perusahaan signifikan secara parsial
dan simultan terhadap kreatifitas
dan inovasi serta terimplementasi
secara parsial dan simultan juga
terhadap kinerja karyawan alangkah
baiknya perusahaan bisa menjaga
hal ini yang dimana tentunya akan
menguntungkan pihak perusahaan.
Daftar Pustaka
Amstrong, Michael, 1998. Manajemen
Sumber daya manusia, Jakarta: Pt Elex
komputindo
Arep Ishak & Tanjung Hendri, 2003,
manajemen Motivasi. Jakrta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Bacal Robert,2002. Performance
Management. Jakarta: PT SUN.
Cushway Barry, 2002. Human Resource
Management. Jakarta: PT Gramedia.
Fitz-enz, jac & Barbara davitson. 2002.
How to Human Resources
Management 3rd, New York: The
McGraw-Hill Book Company
Fraser, T.M., 1992. Stres dan Kepuasan
Kerja. Jakarta : PT. Sapdodadi
Harris, Michael. 2000. Human Resources
Management. USA: The Dryden Press.
Kondalkar,V. 2007. Organizational
Behaviour. New Delhi. New Age
International Publisher
Krasnos, L. 1997 The Nature Of Social
Competence: A theoretical Review
Social Development.
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu, 2000.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya
Riadi, Edi, 2012. Aplikasi Lisrel Untuk
Penelitian Analisis jalur, Yogyakarta.
Andi
Richard Luecke, 2006. Harvard Business
Essentials: Managing Creativity and
Innovation. Boston
Robbins Stephen, 2012.Management
Eleven Edition. New York, Pearson
Education.
Robbins Stephen, 2012. Perilaku
Organisasi. Jakarta: Prehalindo.
Rowley, Chris and Jackson, Keith. 2011.
Human Resource managemen The Key
Concept. London.
Sedarmayanti, 2007. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Refika
Aditama:Bandung
Sekaran, Uma.2006 Research Methods For
Business Vol 1, United State Of
America. Hermitage Publishing
Service
Sekaran, Uma.2006 Research Methods For
Business Vol 2, United State Of
America. Hermitage Publishing
Service
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: CV. Alfabeta.
Supangat, Andi.2007. “Statistika”. Jakarta :
Prenada Media Group
17 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Umi Narimawati, 2007. Riset Manajemen
Sumber Daya Manusia Aplikasi
Contoh Dan Perhitungannya.
Jakarta:Agung Media
Winardi,J.2002. ”Motivasi dan Pemotivasi
dalam Manajemen”. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Wood, Jack Joseph Wallace, Rachid M,
Zeffane, Schrmerhorn, hunt, and
Osborn. 2001. Organizational
Behavioure A Global Perspective.
John Wiley & Sons Australia Ltd
18 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
STUDI KELAYAKAN DAN BUSINESS PLAN
ALI BAKRI CAKE & DRINKS
Oleh :
Wandi Saputra Ali
Herman S. Soegoto
ABSTRAK
Kondisi persaingan bisnis sekarang ini semakin ketat. Berdasarkan kondisi tersebut, kita
harus mampu berpikir kreatif, inovatif dan harus pandai dalam memanfaatkan peluang demi
tercapainya tujuan perusahaan. Untuk Pemanfaatan peluang dalam pengembangan bisnis guna
meningkatkan omzet, perusahaan perlu memilih dan menerapkan strategi bisnis yang tepat
sesuai dengan kondisi perusahaan, serta melakukan analisis kelayakan bisnis dan perencanaan
bisnis agar memperoleh hasil sesuai dengan harapan. Untuk menentukan layak atau tidak
pengembangan tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek studi kelayakan. Setiap aspek akan
dianggap layak jika memiliki standar nilai tertentu. Aspek-aspek yang dinilai dalam studi
kelayakan bisnis meliputi aspek pasar, aspek teknik, aspek hukum, aspek manajemen dan aspek
keuangan. Selain itu untuk implementasi dapat diterapkan dengan pembuatan business plan
sebagai road map dalam menjalan bisnis. Berdasarkan hasil dari studi kelayakan dan business
plan pada Ali Bakri Cake & Drinks, dinilai layak dari semua aspek yang diuji. Dari segi aspek
pasar telah ditetapkan strategi pemasaran, selain itu konsep serta layout sesuai dengan aspek
teknik dan operasional toko. Selanjutnya dari aspek hukum, izin usaha lengkap seperti TDP,
SIUP dan surat rekomendasi dari tetangga dan rt. Dari aspek manajemen penerapan fungsi
organisasi POAC dan dari aspek finansial NPV sebesar Rp. 159.264.682, PI bernilai 3,75 serta
payback periode selama 1 tahun 2 bulan 11 hari.
Kata Kunci: Peluang Bisnis, Strategi Bisnis, Studi Kelayakan, Business Plan.
ABSTRACT
Conditions of business competition nowadays is getting tight. Based on these
conditions, we should be able to think in a creative, innovative and must be clever in taking
advantage of opportunities to achieve the objectives of the company. To exploiting business
development opportunities in order to increase the turnover, company need to select and
implement the right business strategy in accordance with the conditions of the company, as well
as conducting feasibility analysis and business planning in order to obtain results in
accordance with expectations. To determine feasible or not such development can be viewed
from various aspects of the feasibility study. Every aspect will be considered eligible if it has a
certain value standards. Aspects that are assessed in the business feasibility study covering
market aspects, technical aspects, legal aspects, management aspects and financial aspects. In
addition, to the implementation can be applied to the making of a business plan as a road map
in running the business. Based on the results of the feasibility study and business plan on Ali
Bakri Cake & Drinks, judged worthy of all aspects tested. In terms of the market aspects has
established marketing strategy, in addition, to the concept and layout according to the aspect of
technique and operational of the store. Furthermore, from the legal aspects, such as business
license complete TDP , SIUP and a letter of recommendation from a neighbor and rt. From
management aspects the application of functions POAC and financial aspects of the NPV Rp.
159.264.682, PI valued 3.75 and payback period for 1 year 2 months 11 days.
Keywords: Business Opportunity, Business Strategy, Feasibility Study, Business Plan.
19 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
1. Pendahuluan
Kondisi persaingan usaha sekarang
ini semakin ketat, baik sektor produksi
maupun jasa. Berdasarkan kondisi tersebut,
kita harus mampu berpikir kreatif dan
inovatif dalam membaca peluang bisnis.
Dalam menyikapi suatu peluang bisnis,
pemilihan dan penerapan strategi bisnis
yang tepat serta analisis kelayakan bisnis
sangat diperlukan untuk memperoleh hasil
sesuai dengan harapan.
Analisis kelayakan merupakan
perencanaan dan perhitungan yang sangat
spesifik, didalam penyusunannya harus
menggambarkan dengan jelas karakteristik
bisnis yang sedang atau akan dilaksanakan.
Rencana yang di susun dengan tepat dan
cermat akan sangat membantu dalam
pengambilan keputusan, arah bisnis dan
cara mencapai tujuan perusahaan sesuai
dengan harapan.
UD. Ali Bakri merupakan sebuah
perusahaan perseorangan yang berpusat di
Kota Sukabumi. Perusahaan ini bergerak di
bidang industri makanan dan dirikan pada
tahun 1980. UD. Ali Bakri menghasilkan
produk berupa kue bantal, roti, donat dan
produk kue lainnya.
Jika melihat pertumbuhan omzet
penjualan UD. Ali Bakri, masih
menunjukan rata-rata angka pertumbuhan
yang relatif kecil pertahunnya yaitu hanya
sekitar 6,44% (dalam lima tahun terakhir).
Rendahnya tingkat pertumbuhan penjualan
tersebut, dikarenakan beberapa kendala
yang dihadapi perusahaan, diataranya lokasi
atau tempat penjualan kue yang terbatas
yaitu hanya di lapak-lapak pasar tradisional
dengan pelayanan yang standar. Selain itu
cara penyajian dan pengemasan yang hanya
menggunakan kantong plastik, serta
kurangnya inovasi produk menjadi
beberapa kendala UD. Ali Bakri dalam
meningkatkan omzet penjualan.
Berdasarkan ulasan diatas, untuk
meningkatkan omzet penjualan UD. Ali
Bakri perlu melakukan beberapa tindakan
terkait dengan kendala yang dihadapi
perusahaan. Salah satunya bisa dengan cara
melakukan perluasan pasar sehingga dapat
meningkatkan omzet penjualan. Dalam
menyikapi hal tersebut, perusahaan perlu
menciptakan keunggulan kompetitif melalui
riset pasar, riset produk serta penerapan
strategi bersaing differensiasi dengan
mengembangkan konsep toko kue untuk
segemen pasar yang baru. Maka dari itu,
pemilik ingin mengembangkan usaha
dengan mendirikan toko kue di wilayah
Sukabumi melalui formulasi strategi yang
tepat serta studi kelayakan dan pembuatan
Business Plan Ali Bakri Cake & Drinks.
Dengan melakukan studi kelayakan
dan business plan ada beberapa tujuan yang
diharapkan diantaranya: Menganalisis
kondisi lingkungan perusahaan,
menentukan formulasi strategi dan strategi
pengembangan bisnis. Selian itu tujuan
berikutnya untuk menentukan strategi
pemasaran, mengidentifikasi konsep serta
desain toko, mengidentifikasi izin usaha
yang harus dilengkapi, mengembangkan
proses manajemen berdasarkan fungsi
POAC, menilai kelayakan rencana bisnis
secara finansial dan menentukan Business
Plan yang tepat sesuai hasil studi
kelayakan.
2. Kajian Pustaka
2.1 Manajemen Strategi
Strategi menurut Hill and Jones
(2001:4) “an action a company takes to
atterin superior performance” diartikan
sebagai tindakan yang dilakukan
perusahaan untuk mencapai tingkat kinerja
tertinggi. Pengertian strategi terkait dengan
manajemen strategi menurut David
(2009:36) art and science of formulating,
implementing, and evaluating cross
functional decisions that enable an
organization to achieve its objectives, yang
diartikan sebagai suatu seni dan ilmu
pengetahuan dalam memformulasi,
mengimplementasi dan mengevaluasi
keputusan yang lintas fungsional yang
membuat suatu organisasi mampu mencapai
tujuannya.
Berdasarkan pengertian tersebut,
maka terdapat tiga tahapan proses
manajemen strategi, yaitu formulasi,
20 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
implementasi dan evaluasi strategi, dan
manajemen strategi berfokus pada integrasi
manajemen, pemasaran, keuangan,
produk/operasi, penelitian dan
pengembangan dan sistem informasi untuk
mencapai keberhasilan perusahaan.
Sedangkan tujuan manajemen strategi yaitu
untuk mengeksploitasi dan menciptakan
peluang yang baru dan berbeda untuk masa
mendatang.Strategi perusahaan dapat dibagi
menjadi tiga level, yaitu strategi korporat
(corporate strategy), strategi bisnis
(business strategy) dan strategi fungsional
(functional strategy).
Strategi korporat terutama terkait
dengan pemilihan arah perusahaan secara
keseluruhan, pengelolaan bermacam lini
produk dan unit bisnis untuk mencapai nilai
yang maksimal dan pengelolaan aliran
keuangan serta sumber daya lainnya dari
dan ke lini produk dan unit bisnis
perusahaan. (Rumelt, Schendel & Teece,
1994 dan Campbell, Goold & Alexander,
1995 dalam Wheelen & Hunger, 2002).
Berdasarkan penegertian tersebut,
maka strategi korporat behubungan dengan
penentuan arah perusahaan secara
keseluruhan (directional strategy),
penentuan industri dimana perusahaan akan
bersaing (portfolio strategy) dan
pengkoordinasian aktivitas, transfer
sumberdaya dan membagi kapabilitas antar
lini produk dan unit bisnis (parenting
strategy).
Directional strategy dapat
dikategorikan menjadi empat macam, yaitu
strategi integrasi (integrastion strategy),
strategy intensif (intensive strategy),
strategi diversifikasi (diversification
strategy) dan strategi defensif (defensive
strategy). Salah satu bentuk portfolio
strategi adalah portfolio analysis, dengan
analisis ini manajemen puncak (kantor
pusat) memandang lini produk dan unit
bisnis perusahaan sebagai rangkaian
investasi atau sebagai internal banker.
Perangkat yang dapat digunakan antara lain
adalah BCG Growth-Share Matrix, GE
Business Screen dan Portfolio Matrix.
Sedangkan parenting strategy untuk
menentukan koordinasi aktifitas, transfer
sumberdaya dan membagi kapabilitas antar
lini produk dan unit bisnis (Campbell,
Goold & Alexander dalam Wheelen &
Hunger, 2002).
2.2 Studi Kelayakan
Pengertian bisnis adalah kegiatan
atau usaha yang dilakukan untuk
memperoleh keuntungan sesuai dengan
tujuan dan target yang di inginkan dalam
berbagai bidang baik jumlah maupun
waktu. (Kasmir dan Jakfar, 2009:5).
Keuntungan merupakan tujuan utama
dalam dunia bisnis, terutama bagi pemilik
bisnis baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Bentuk keuntungan yang di
harapkan lebih banyak dalam bentuk
finansial. Besarnya keuntungan telah
ditetapkan sesuai target yang diinginkan
dan sesuai dengan batas waktu.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pengertian studi kelayakan bisnis
adalah suatu kegiatan yang mempelajari
secara mendalam tentang suatu usaha atau
bisnis yang akan dijalankan dalam rangka
menentukan layak atau tidak usaha tersebut
dijalankan.
Untuk menentukan layak atau
tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari
berbagai aspek. Aspek-aspek yang dinilai
dalam studi kelayakan bisnis meliputi aspek
hukum, aspek pasar, aspek finansial, aspek
teknik aspek manajemen dan aspek
lingkungan. Untuk menilai semua aspek ini
perlu dibentuk semacam tim yang terdiri
dari orang-orang yang berasal dari berbagai
bidang keahlian. (Kasmir dan Jakfar,
2009:7).
Aspek pasar, untuk menilai apakah
perusahaan yang akan melakukan investasi
ditinjau dari segi pasar dan pemasaran
memiliki peluang pasar yang dinginkan
atau tidak. Atau dengan kata lain seberapa
besar potensi pasar yang ada untuk produk
yang ditawarkan atau seberapa besar market
share yang dikuasai oleh para pesaing.
Kemudian bagaimana strategi pemasaran
yang dijalankan.
21 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Aspek teknis, dalam aspek ini akan
diteliti adalah mengenai lokasi usaha, baik
kantor pusat, cabang, pabrik dan gudang.
Kemudian penentuan layout gedung, mesin
dan perlatan. Penelitian lokasi meliputi
berbagai pertimbangan apakah harus dekat
dengan pasar, dekat dengan bahan baku,
dekat dengan tenaga kerja, dengan
pemerintahan, lembaga keuangan dan yang
lainya. Kemudian mengenai penggunaan
teknologi apakah padat karya atau padat
modal, artinya jika menggunakan padat
karya, maka akan memberikan kesempatan
kerja.
Aspek hukum, dalam aspek ini
yang akan dibahas adalah masalah
kelengkapan dan keabsahan dokumen
perusahaan, mulai dari bentuk usaha
samapai izin-izin yang dimiliki.
Kelengkapan dan keabsahan dokumen
sangat penting, karena hal ini merupakan
dasar hukum yang harus dipegang apabila
dikemudian hari timbul masalah.
Aspek Manajemen, Yang dinilai
dalam aspek ini adalah para pengelola
usaha dan struktur organisasi yang ada.
Proyek yang dijalankan akan berhasil
apabila dijalankan oleh orang-orang yang
professional mulai dari merencanakan,
melaksanakan samapai dengan
mengendalikan. Dengan demikian pula
dengan struktur oraganisasi yang dipilih
harus sesuai dengan bentuk dan tujuan
usahanya. Aspek Finansial, Penelitian dalam
aspek ini dilakukan untuk menilai biaya-
biaya apa saja yang dikeluarkan dan berapa
besar biaya yang akan dikeluarkan.
Kemudian juga meneliti berapa besar
pendapatan yang akan diterima jika proyek
dijalankan. Penelitian ini meliputi seberapa
lama investasi yang ditanamakan akan
kembali. Kemudian dari mana saja sumber
modal dan bagaimana tingkat suku bunga
yang berlaku. Metode penilaian yang
digunakan natinya dengan payback periode,
net present value dan internal rate of
return.
2.3 Business Plan
Hisrich-Peters memberikan definisi
sebagai berikut: the business plan is a
written document prepared by the
entrepreneur that describes all the relevant
external and internal elements involved in
starting a new venture. It is often an
integration of functional plans such as
marketing, finance, manufacturing and
human resources.(Hisrich-Peters,
1995:113) Jadi business plan adalah
dokumen tertulis yang disiapkan oleh
wirausaha yang menggambarkan semua
unsur-unsur yang relevan baik internal
maupun eksternal mengenai perusahaan
untuk memulai sewaktu usaha. Isinya
sering merupakan perencanaan terpadu
menyangkut pemasaran, permodalan,
manufaktur dan sumber daya manusia.
Business plan juga berisi tentang
rincian profit, neraca perusahaan, proyeksi
aliran kas untuk dua tahun yang akan
dating. Juga memuat pandangan dan ide
dari anggota tim manajemen. Hal ini
menyangkut strategi tujuan perusahaan
yang hendak dicapai. Business plan dibuat
dalam bentuk jangka pendek ataupun
jangka panjang yang pertama kali diikuti
untuk tiga tahun berjalan. Business plan
merupakan rencana perjalanan atau road
map yang akan diikuti oleh wirausaha.
3. Metode
Dalam pelaksanaannya, peneliti
menganalisis mengenai kelayakan
pengembangan usaha untuk mendirikan
Toko Ali Bakri Cake & Drinks. Dalam
menganalisis kelayakan usaha pendirian Ali
Bakri Cake & Drinks, aspek-aspek yang
akan dianalisis meliputi aspek pasar, teknik,
hukum, manajemen dan financial.
Mengenai aspek pasar, data demand
produk, harga penjualan serta strategi
pemasaran merupakan data-data yang
diperlukan dalam melakukan analisis aspek
pasar, ini terkait untuk melakukan
perhitungan proyeksi pendapatan dan
peluang pasar berdasarkan data demand
produk. Sedangkan untuk aspek teknik, data
mengenai lokasi pendirian toko serta mesin
22 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
dan perlatan yang akan digunakan dapat
menjadi sumber untuk mengidentifikasi
operasional toko yang sesuai. Untuk
kelayakan usaha berdasarkan aspek hukum,
tentunya dengan melengkapi dokumen-
dokumen keabsahan suatu usaha akan
menghindarkan perusahaan dari masalah
hukum terkait izin usaha dan legalitas lain.
Untuk menjalankan suatu usaha,
perlu adanya suatu manajemen yang baik.
Maka dari itu aspek manajemen merupakan
aspek yang akan dianalisis dalam kelayakan
pendirian Ali Bakri Cake & Drinks.
Struktur organisasi yang jelas terkait
mengenai tanggung jawab dan deskripsi
pekerjaan tentu akan sejalan dengan proses
manajemen yang baik berdasarkan fungsi
POAC. Sedangkan untuk penilaian
kelayakan investasi dilakukan melalui
analisis aspek finansial, terkait data
mengenai proyeksi pendapatan, biaya
investasi dan biaya operasional.
Sumber data pada penelitian kali ini
berupa dokumen-dokumen yang merupakan
data sekunder. Sedangkan teknik
pengumpulan data dilakukan dengan
melakukan observasi langsung ke UD. Ali
Bakri dengan mengumpulkan data berupa
produk yang dihasilkan, demand produk,
bahan baku pembuatan produk, harga
penjualan produk, mesin dan peralatan yang
digunakan, perizinan usaha, jumlah tenaga
kerja dan struktur organisasi perusahaan.
Teknik analisis data yang dilakukan
dalam penelitian Studi Kelayakan dan
Business Plan Ali Bakri Cake & Drinks,
menggunakan beberapa metode analisis.
Untuk analisis lingkungan industri
menggunakan analisis EFAS dan IFAS.
Dari hasil analisis EFAS (External
Strategic Factor Summary) dapat diketahui
mengenai faktor-faktor peluang dan
ancaman, sedangkan dari hasil IFAS
(Internal Strategic Factor Summary) dapat
diketahui mengenai faktor-faktor kekuatan
dan kelemahan perusahaan.
Untuk menentukan arah pergerakan
perusahaan melalui penyusunan formulasi
strategi, dilakukan dengan beberapa metode
analisis yaitu Matrix 9 Cell, BCG Growth –
Share Matrix dan GE Business Screen.
Analisis Matrix 9 Cell digunakan dalam
menganalisis posisi perusahaan secara
keseluruhan berdasarkan hasil dari
perhitungan EFAS dan IFAS.
Analisis BCG Growth – Share
Matrix juga dilakukan untuk menyusun
formulasi strategi, namun berdasarakan unit
bisnis atau lini produk yang dihasilkan.
Dalam analisis ini, menampilkan perbedaan
maupun kesamaan antar unit bisnis dalam
hal posisi pangsa pasar relatif (relative
market share) dan tingkat pertumbuhan
industri. Posisi pangsa pasar relatif
diterangkan sebagai rasio pangsa pasar
(atau pendapatan) unit bisnis itu sendiri
dalam industri yang khusus terhadap pangsa
pasar (atau pendapatan) perusahaan
kompetitior terbesar di industri tersebut.
Analisis GE Business Screen ini
dilakukan sebagai analisis lanjutan dalam
formulasi strategi. Dalam metode ini,
analisis portofolio bisnis dilihat
berdasarkan daya tarik industry (industry
attractiveness) dan kekuatan bisnis internal
(business strength). Dan dalam menentukan
strategi bisnis yang tepat untuk diterapkan
pada pengembangan bisnis didasarkan pada
hasil analisis pada formulasi strategi
perusahaan. Strategi secara korporat
perusahaan didapat dari hasil analisis
Matrix 9 Cell, sedangkan untuk strategi unit
bisnis terkait unit produk didapat dari hasil
analisis BCG Matrix dan GE Business
Screen.
Mengenai studi kelayakan bisnis
dalam penelitian kali ini, untuk aspek pasar
analisis dilakukan terhadap hasil peramalan
demand produk dan penetuan strategi
pemasaran melalui analisis STP
(Segmenting, Targeting and Positioning)
yang dilakukan secara deskriptif. Dalam
aspek teknik, analisis dilakukan terhadap
layout desain toko kue yang akan
dikembangkan dan mesin yang akan
digunakan dalam proses produksi.
Analisis mengenai layout desain toko
dilakukan secara deskriptif, didalamnya
terkait tata letak serta konsep layanan toko.
Untuk menentukan mesin dan peralatan,
23 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
dilakukan dengan cara melakukan observasi
langsung ke perusahaan terkait spesifikasi
kebutuhan mesin dan peralatan, setelah itu
mencari data sekunder mengenai data
spesifikasi serta harga mesin dan peralatan
dari para distributor mesin. Analisis
mengenai aspek hukum, dilakukan secara
deskriptif berdasarkan data sekunder
mengenai izin usaha yang ada
diperusahaan. Analisis dalam aspek
manajemen dilakukan secara deskriptif
melalui penerapan fungsi POAC dalam
proses manajemen toko kue yang akan
dikembangkan.
Dalam aspek keuangan, analisis
dilakukan secara kuantitatif yaitu melalui
metode perhitungan kelayakan secara
finansial dengan menghitung Net Present
Value (NPV), Profitability Index (PI) dan
Payback Period. Mengenai penyusunan
business plan, dilakukan berdasarkan
format business plan pada umumnya.
Namun pada penelitian kali ini, untuk isi
dari perencanaan bisnis tersebut disesuaikan
dengan hasil analisis dari studi kelayakan
yang telah dilakukan.
4. Hasil dan Pembahasan
4.1. Environmental Scanning
Setelah dilakukan observasi
langsung, pada tahap awal didapatkan hasil
berupa kondisi eksisting (lingkungan
eksternal dan internal) perusahaan UD. Ali
Bakri.
Tabel 1. Strenghts UD. Ali Bakri.
Strenghts
Kepercayaan konsumen
Memiliki banyak link supplier
Kualitas bahan baku yang baik
Budaya mutu dan kualitas produk (kue bantal)
Hubungan yang baik dengan para karyawan
Tabel 2. Weakness UD. Ali Bakri.
Weakness
Proses kegiatan produksi secara manual
Turnover pekerja yang cepat
Saluran distribusi terbatas
Pelayanan konsumen
Kemasan produk
Tabel 3. Opportunities UD. Ali Bakri.
Opportunities
Keadaan ekonomi indonesia yang baik
Pendapatan perkapita indonesia meningkat
Perkembangan teknologi mesin pembuat kue
Trend gaya hidup masyarakat yang ingin
pelayanan lebih baik
Keadaan demografi indonesia , usia produktif
60% antara 15-54 tahun
Tabel 4. Threath UD. Ali Bakri.
Threaths
Mudah nya pesaing baru yang masuk
Banyaknya produk substitusi
Kondisi persaingan yang ketat (keadaan
eksisting)
Tekanan dari produsen besar dengan sistem dan
manajemen lebih baik
Sulit untuk paten menu makanan
Setelah mengetahui mengenai kondisi
internal maupun eksternal perusahaan,
maka selanjutnya dilakukan tahap analisis
IFAS dan EFAS. Dalam tahapan ini,
pemberian nilai terhadap bobot (weight)
dan rating diberikan berdasarkan hasil rapat
dan diskusi dengan pihak perusahaan.
Berdasarkan hasil perhitungan IFAS
dan EFAS didapatkan hasil akhir berupa
angka (summary) sebagai berikut:
Gambar 1. Hasil Perhitungan IFAS dan
EFAS.
Hasil summary berupa angka tersebut
digunakan untuk menyusun formulasi
strategi melalui analisis Matrix 9 Cell.
IFAS:
3,25
EFAS:
3,30
Matrix 9 Cell
24 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
4.2. Formulasi Strategi
Dalam menentukan arah
pergerakan perusahaan, dilakukan formulasi
strategi melalui analisis Matrix 9 Cell, BCG
Growth - Share Matrix dan GE Business
Screen. Dalam penerapan strategi
perusahaan, berdasarkan analisis Matrix 9
Cell, perusahaan UD. Ali Bakri secara
keseluruhan berada pada posisi growth,
dimana untuk titik pada arah vertikal
(industry attractiveness) berasal dari jumlah
skor EFAS (3.30), sedangkan untuk titik
pada arah horizontal berasal dari jumlah
skor IFAS (3.25), seperti terlihat pada
gambar di bawah ini:
Strong Average Weak
High
Medium
Low
Indust
ry
Att
ract
iven
ess
12345 0
1
2
3
4
51 2 3
4 6
7 8 9
Growth
(Vertical Integration)Growth
(Horizontal Integration)Retrenchment
(Turnaround)
Stability
(Pause or proceed with
caution)
Growth
(Horizontal Integration)
Stability
(No change, Profit
Strategy
Retrenchment
(Captive Company)
Growth
(Consentric
Diversivication)
Growth
(Conglomerate
Diversification)
Retrenchment
(Liquidation)
UD. Ali Bakri
3,3
3,25
Gambar 2. Matrix 9 Cell UD. Ali Bakri.
Strategi perusahaan secara
keseluruhan dirumuskan oleh manajemen
tingkat atas dan dirancang untuk mencapai
tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Berdasarkan posisi pada Matrix 9 Cell di
atas, dimana UD. Ali Bakri berada pada
posisi horizontal integration, maka strategi
yang dapat di terapkan adalah dengan
investasi untuk mengembangkan usaha
dengan secara intensif melalui
pengembangan pasar dan pengembangan
produk.
Dalam formulasi strategi, analisis
portofolio bisnis dengan menggunakan
BCG Growth - Share Matrix dan GE
Business Screen dilakukan terhadap
beberapa unit produk diataranya kue bantal,
donat dan roti. Dalam penelitian kali ini,
sebenarnya fokus analisis dilakukan
terhadap produk kue bantal karena
merupakan core product. Namun, analisis
dilakukan juga terhadap produk lain yaitu
donat dan roti, dengan asumsi produk
tersebut nanti akan ikut dijual di toko Ali
Bakri Cake & Drinks. Selain itu analisis
yang dilakukan terhadap produk donat dan
roti, dilakukan untuk mengetahui apakah
strategi yang diterapkan untuk produk donat
dan roti sejalan atau sesuai dengan strategi
yang diterapkan untuk produk kue bantal.
Dalam analisis BCG Growth –Share
Matrix, untuk semua produk UD. Ali Bakri
(Kue Bantal, Donat dan Roti) berada pada
tingkat pertumbuhan bisnis yang sama yaitu
14% karena semua produk terdapat pada
unit bisnis yang sama yaitu produksi kue.
Market share UD. Ali Bakri untuk produk
kue bantal 40%, donat 15% dan roti 5%,
sedangkan untuk perusahaan pesaing yaitu
untuk kue bantal MR: 20%, donat MF: 60%
dan roti PCB: 50%. Untuk lebih jelasnya,
BCG Growth – Share Matrix dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:
1x 0,1x10x0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Donat
Cows
Stars Question Marks
Bu
sin
ess
Gro
wth
Rate
(Per
cen
t)
Relative Competitive Position
(Market Share)
Roti
Kue
Bantal
0,25x2x
Dogs
Gambar 3. BCG Growth – Share Matrix
UD. Ali Bakri.
25 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Pada gambar diatas, relative market
share merupakan rasio dari market share
perusahaan UD. Ali Bakri dengan pesaing.
Untuk produk kue bantal berada pada
kuadran Stars, posisi star merupakan posisi
dominan yang dikejar setiap perusahaan
dan posisi yang paling kuat dalam
persaingan, namun harus dipertahankan
dengan investasi yang memadai. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan strategi
integrasi, strategi intensif melalui penetrasi
pasar, pengembangan pasar atau
pengembangan produk. Untuk produk donat
dan roti berada pada kuadran question,
dalam kondisi bisnis “question mark” ini
perusahaan harus memutuskan untuk
memperkuat diri dengan strategi intensif
(penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau
pengembangan produk). Tindakan yang
perlu dilakukan adalah membangun (build)
market share.
Dari semua produk yang di
produksi UD. Ali Bakri, jika dilihat
berdasarkan analisis portofolio, semua
strategi untuk masing-masing produk (kue
bantal, donat dan roti) mengarah ke strategi
penetrasi pasar, pengembangan pasar dan
pengembangan produk.
Selain menggunakan BCG Growth
– Share Matrix, untuk menganalisis
portofolio bisnis, perusahaan dapat
menggunakan GE Business Screen. Untuk
menentukan strategi berdasarkan analisis
GE Business Screen dilihat berdasarkan
posisi dari masing-masing unit bisnis atau
lini produknya. Dalam menentukan posisi
tersebut dilakukan dengan perhitungan
berdasarkan kriteria untuk faktor-faktor
daya tarik industri (industry attractiveness)
dan kekuatan bisnis internal (business
strength), berikut adalah gambar hasil
analisis GE Business Screen berdasarkan
data hasil rapat dan diskusi dengan para
pengambil keputusan strategis di
perusahaan UD. Ali Bakri:
Strong Average Weak
High
Medium
Low
Mark
et
Att
racti
veness
12345 0
1
2
3
4
5Winners
Average Business
Profit
Producers
Strategic Business
Strenghts
Winners
Winners
Qustion Marks
Losser
Losser
Losser
60%40%
Kue
Bantal
50%50%
95%
5%
85%
15%
15%
85%
30%
70%
Kue
Bantal
RotiRoti
Donat Donat
Pangsa pasar
UD. Ali Bakri
Pangsa pasar kue donat
pesaing
Pangsa pasar roti pesaing
Pangsa pasar kue bantal
pesaing
Gambar 4. GE Business Screen UD. Ali
Bakri.
Berdasarkan tabel diatas dan data
riset pasar tahun 2012, semua unit bisnis
UD. Ali Bakri berada pada posisi average
business (GE Business Screen) dengan
kondisi pangsa pasar (market share) saat ini
40% untuk produk kue bantal, donat 15%
dan roti 5% dari keseluruhan pasar yang
ada di wilayah Sukabumi. Sedangkan untuk
tujuan dimasa yang akan datang,
perusahaan ingin berada pada posisi winner
(GE Business Screen) dengan peningkatan
market share untuk kue bantal menjadi
50%, donat 30% dan roti 15%.
4.3. Strategi Bisnis
Berkaitan dengan hasil analisis
mengenai strategi perusahaan secara
menyeluruh (Matrix 9 Cell) dan portofolio
bisnis (BCG Growt –Share dan GE
Business Screen), secara korporat UD. Ali
Bakri berada pada posisi growth (horizontal
integration), sedangkan dari masing-masing
produk yang diproduksi, semua hasil
analisis mengarah kepada suatu penerapan
build strategy secara intensif.
Salah satu implementasi dari strategi
tersebut, yaitu dengan melakukan perluasan
pasar dengan berinvestasi membangun
Toko Kue Ali Bakri Cake & Drinks.
26 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Menyikapi hal tersebut, maka diperlukan
adanya penerapan strategi yang tepat serta
studi kelayakan dan pembuatan Business
Plan Toko Kue Ali Bakri Cake & Drinks.
Untuk melakukan studi kelayakan perlu
dilakukan analisis dan studi mengenai
beberapa aspek seperti aspek pasar, teknik,
hukum, manajemen dan finansial.
4.4. Aspek Pasar
Dalam aspek pasar, ada beberapa
pembahasan mengenai pengolahan data
terkait dengan peramalan permintaan
produk dan penentuan strategi pemasaran.
Berdasarkan demand awal kue bantal
(2010-2012), Perhitungan peramalan
demand dilakukan dengan beberapa
metode, namun dari hasil beberapa metode
tersebut dipilih hasil peramalan yang
terbaik yaitu dengan menggunakan metode
regresi linear karena memiliki nilai MSE
terkecil yaitu 110.478,97 dan tracking
signal berada pada batasan kriteria.
Berdasarkan tabel hasil perhitungan
peramalan diatas, didapat persamaan y =
12.811,32 + 80,21 X , persamaan tersebut
digunakan untuk meramalkan demand kue
bantal dimasa yang akan datang untuk
digunakan dalam perhitungan estimasi
pendapatan dan penjualan. Setelah melakukan peramalan,
maka selanjutnya menentukan strategi
pemasaran yang tepat. Penentuan strategi
pemasaran Ali Bakri Cake & Drinks
berdasarkan segmentasi pasar yang
telah terbentuk, yaitu dengan focus
terhadap market specialization, dengan
target konsumen di wilayah Kota
Sukabumi, dengan usia 5 – 60 Tahun.
Selain dari itu kue yang di produksi
bersifat universal dapat dinikmati oleh
laki-laki maupun perempuan, dengan
kelas sosial menengah ke atas. Selain
itu Ali Bakri Cake & Drinks
memposisikan diri sebagai produsen
produk kue yang memiliki rasa yang
enak dan sehat. Strategi bauran pemasaran Ali
Bakri Cake & Drinks, berdasarkan produk
memiliki beberapa produk yang akan
dipasarkan diantaranya kue bantal donat,
roti, cake dan brownies. Untuk produk awal
yang dipasarkan ialah kue bantal karena
meruapkan core product, selain itu donat
dan roti juga bisa pasarkan sesuai dengan
hasil analisis strategi sebelumnya.
Mengenai penentuan harga tentunya
berdasarkan strategi penetration pricing
dengan harga dibawah pesaing. Untuk lebih
jelasnya, mengenai strategi bauran
pemasaran Ali Bakri Cake & Drinks dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5. Bauran Pemasaran Ali Bakri
Cake & Drinks.
4.5. Aspek Teknik
Dalam aspek teknik ada beberapa
hal yang perlu di analisis diantranya
mengenai mesin dan peralatan yang akan di
gunakan dalam kegiatan operasional Toko
Ali Bakri Cake & Drinks, lokasi dan desain
toko. Berdasarkan hasil observasi langsung,
didapat hasil berupa informasi mengenai
kebutuhan mesin dalam melakukan
kegiatan operasional. Dalam proses
produksi kue dibutuhkan beberapa mesin
dan peralatan, diantranya: Spiral Mixer,
Stainless Table, Dough Sheeter, Cabinet
Final Proover, Electric Fryer Set dan
Showcase.
Produk
• Kue Bantal
• Donut
• Roti
• Cake
• Brownies
Price
• Rp. 3,500
• RP. 5,000
• Rp. 3,000 - Rp. 8,000
• Rp. 15,000 - 90,000
• Rp. 20,000 - RP. 25,000
Promotion
• Pembuatan Brosur.
• Ikut serta dalam event -event
• Pembuatan iklan memalui media radio.
Place
• Distribusi langsung: Produsen - Konsumen
• Penentuan lokasi penjualan yang dekat dengan beberpa sekolah (market potensial).
People
• Meningkatkan kualitas SDM
• Trainning.
• Jenjang karir
Proses
• Proses produksi yang baik
• Proses pelayanan yang baik terhdap konsumen
27 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Sementara itu, Untuk desain dan
Layout Toko, luas bangunan toko yaitu 50
m2 dengan ukuran panjang 10 m x lebar
5 m.
Gambar 6. Layout Ali Bakri Cake &
Drinks
Ada empat bagian utama yaitu,
retai toko, kasir, kantor dan dapur. Ali
Bakri Cake & Drinks akan menerapkan
konsep open kitchen, agar konsumen dapat
melihat kegiatan proses prosduksi secara
langsung, hal ini di tujukan untuk
meningkatkan kepercayaan konsumen akan
mutu dan kualitas produk.
Gambar 7. Desain Ruang Ali Bakri Cake &
Drinks.
Selain itu diarea kasir terdapat juga
beberapa showcase untuk memajang kue
agar tetap higienis dan dalam suhu yang
tetap hangat terkontrol.
4.6. Aspek Hukum
Berinduk dari UD. Ali Bakri yang
merupakan usaha perseorangan, maka dari
itu untuk badan hukum untuk Toko Kue Ali
Bakri Cake & Drinks akan berbentuk usaha
perseorangan, karena pengembangan usaha
ini masih sejalan dengan line business
perusahaan. Adapun izin usaha yang di
harus di lengkapi Ali Bakri Cake & Drinks:
Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Izin
Tempat Usaha (SITU), surat rekomendasi
dari tetangga dan surat rekomendasi
RT/RW.
4.7. Aspek Manajemen
Untuk studi kelayakan bisnis yang
perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi-
fungsi manajemen seperti perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan diterapkan secara benar.
Dalam proses perencanaan (planning),
kegiatan yang harus dilakukan diantaranya:
Menetapkan tujuan Ali Bakri Cake &
Drinks, menetapkan pasar sasaran,
menetapkan standar pencapaian tujuan dan
menetapkan target penjulaan.
Selanjutnya dalam proses fungsi
pengorganisasian (organizing) , kegiatan
yang harus dilakukan diantaranya:
Mengalokasikan sumber daya, menetapkan
prosedur kerja dan adanya struktur
organisasi yang jelas. Dalam proses
pengarahan (actuating), kegiatan dalam
fungsi pengarahan: Mengimplementasikan
proses kepemimpinan, pembimbingan dan
pemberian motivasi.
Sedangakan untuk proses
pengendalian (controlling), kegiatan yang
dikerjakan antara lain: Mengevaluasi
keberhasilan dalam pencapaian tujuan,
mengambil langkah klarifikasi dan koreksi
atas penyimpangan, serta melakukan
berbagai alternatif solusi atas berbagai
masalah yang terkait dengan pencapaian
tujuan dan target bisnis.
4.8. Aspek Keuangan
Dalam menilai suatu kelayakan
bisnis, analisis mengenai aspek keuangan
meruapakan tujuan akhir dari semua aspek
yang telah di analisis. Pada perhitungan
aspek keuangan kali ini, jumlah produksi,
pendapatan dan biaya produksi
berdasarakan produk utama perusahaan
yaitu kue bantal. Secara keseluruhan
penilaian dalam aspek keuangan meliputi
hal-hal sebagai berikut: Modal yang
dibutuhkan, proyeksi laporan laba-rugi dan
penilaian investasi.
Untuk memulai usaha pembuatan
Ali Bakri Cake & Drinks, dibutuhkan
28 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
investasi dengan jumlah Rp. 58,010,000.
Biaya investasi ini digunakan untuk
membeli peralatan dan perlengkapan,
mendesain interior toko serta melengkapi
izin usaha. Sedangkan modal kerja untuk
bulan pertama sebesar Rp. 31,669,110
(dengan asumsi untuk bulan kedua dan
seterusnya, modal kerja didapat dari hasil
pendapatan toko setelah kegiatan usaha
berajalan). Jadi total modal usaha yang
harus dipersiapkan untuk mendirikan Ali
Bakri Cake & Drinks adalah Rp.
89,679,110.
Pada tabel 5 dibawah, terlihat
proyeksi laba untuk tahun-1 sebesar Rp.
104.255.036, tahun-2 Rp. 86.451.964 dan
tahun-3 Rp. 120.788.001. Untuk seluruh
dari tiap tahunnya, masing-masing
mengalami kenaikan berdasarkan inflasi
yaitu sekitar 10% tiap tahunnya.
Tabel 5. Proyeksi Laporan Laba Rugi Ali
Bakri Cake & Drinks.
Secara keseluruhan, berdasarkan
hasil perhitungan NPV dan PI didapatkan
hasil nilai NPV = Rp 159,264,682 dan nilai
PI = 3.75. Berdasarkan kriteria kelayakan,
NPV bernilai positif dan PI >1, maka
proyek usaha Ali Bakri Cake & Drinks
dinyatakan layak untuk dijalankan, dengan
waktu payback periode selama 1 tahun, 2
bulan, 11 hari.
Berdasarkan hasil dari analisis
kelayakan mengenai pembuatan usaha Ali
Bakri Cake & Drinks, untuk rencana tindak
dalam proses implementasi, maka
pembuatan rencana bisnis (Business Plan)
dapat dijadikan road map untuk
menjalankan usaha Ali Bakri Cake &
Drinks.
4.9. Business Plan
Ringkasan Eksekutif
Ali Bakri Cake & Drinks
merupakan usaha yang bergerak di produksi
dan jasa berupa toko kue. Usaha ini menjadi
salah satu perluasan bisnis UD. Ali Bakri.
Salah satu alasan utama pendirian usaha ini
untuk meningkatkan omzet perusahaan
terkait dengan peningkatan kualitas
pelayanan terhadap pelanggan serta inovasi
melalui pengembangan produk. Jika
melihat kondisi perkembangan industry kue
dan daya beli masyarakat yang semakin
meningkat, ini akan menjadi peluang baik
bagi perkembangan usaha Ali Bakri Cake &
Drinks.
4.9.1. Pendahuluan
4.9.1.1. Latar Belakang
Keadaan ekonomi indonesia yang
baik berpengaruh terhadap stabilitas harga
barang, serta daya beli masyrakat yang
semakin meningkat menjadi suatu peluang
untuk mengembangkan bisnis. Selain itu
jika dilihat dari perkembangan tekonologi,
sekarang sudah semakin banyak teknologi
mesin pembuat kue yang membatu proses
produksi semakin lebih efesien hingga
dapat mengurangi biaya. Tentunya
menyikapi hal tersebut, meningkatkan
pelayanan serta inovasi produk menjadi
satu tindakan yang tepat dengan membuat
suatu toko kue yang modern dengan
kualitas produk yang baik dengan harga
Komponen Tahun -1 Tahun -2 Tahun - 3
Penjualan Rp 559,975,091 Rp 600,405,167 Rp 732,383,134
Biaya Variabel
Biaya
Bahan Baku Rp 239,989,325 Rp 283,048,150 Rp 332,318,847
Margin
Kotor Rp 319,985,766 Rp 317,357,017 Rp 400,064,287
Biaya Tetap
Gaji
pegawai tetap Rp 140,400,000 Rp 161,460,000 Rp 193,752,000
Biaya Sewa
Toko Rp 24,000,000 Rp 24,000,000 Rp 24,000,000
Biaya Pemasaran Rp. 2,000,000 Rp. 2,200,000 Rp. 2,420,000
Biaya
listrik Rp 10,800,000 Rp 11,880,000 Rp 13,068,000
Biaya air Rp 1,500,000 Rp 1,650,000 Rp 1,815,000
Biaya perawatan Rp 500,000 Rp 550,000 Rp 605,000
Biaya
penyusutan Rp 16,850,000 Rp 16,850,000 Rp 16,850,000
Laba kotor (sebelum
pajak) Rp 123,935,766 Rp 98,767,017 Rp 147,554,287
Pajak 10% - 15% Rp 19,680,730 Rp 12,315,053 Rp 26,766,286
Laba bersih Rp 104,255,036 Rp 86,451,964 Rp 120,788,001
29 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
terjangkau. Hal ini sebagai pemenuhan
kebutuhan konsumen yang memiliki gaya
hidup ingin dilayani dengan lebih baik
seiring dengan pengingkatan daya beli
mereka.
4.9.1.2. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat didirikanya Ali
Bakri Cake & Drinks sebagai berikut:
Meningkatkan kualitas pelayanan
terhadap konsumen.
Meningkatkan omzet perusahaan.
Mendapatkan laba.
4.9.1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup bisnis Ali Bakri Cake &
Drinks, bergerak pada produksi kue dan
minuman. Dengan produk seperti kue
bantal, donut, roti dan kue lain nya.
4.9.1.4. Ekspektasi Stakeholder
Tabel. 6. Ekspektasi Stakeholder Stakeholder Ekspektasi
Konsumen
Produk (kue) yang berkualitas baik
Pelayanan yang baik
Harga yang murah
Pemasok Hubungan kerjasama jangka panjang
Adanya loyalitas dari perusahaan
Pemerintah
Mengurangi angka pengangguran
Meningkatkan pendapatan negara
Membayar kewajiban pajak
Pesaing Terciptanya persaingan usaha yang sehat
Serikat
Buruh
Menciptakan lapangan kerja
Peningkatan taraf hidup pekerja
Distributor Pasokan produk (kue) lancar
Kualitas produk baik
4.9.2 Gambaran Perusahaan
4.9.2.1. Data Perusahaan
1. Nama : Ali Bakri Cake & Drinks
2. Produk : Kue dan Minuman
3. Alamat : Jln. Limusnunggal No.4,
Rt.04 Rw.03, Kec. Cibeureum, Kel.
Sindangpalay, Sukabumi.
4. Badan Hukum: Usaha Dagang.
4.9.2.2. Visi dan Misi
Visi
Perusahaan kue yang unggul dalam
kualitas produk dan disukai seluruh
kalangan masyarakat Indonesia.
Misi
Mengelola manajemen perusahaan
secara professional.
Memproduksi kue dengan kualiatas
baik dan harga yang kompetitif.
Memberikan pelayanan terbaik pada
konsumen.
4.9.3. Analisis Lingkungan
4.9.3.1. Analisis Potensi dan Masalah
Jika melihat pengaruh dari lingkungan
industri, maka:
Threat of new entrants: mudahnya
masuk ke ranah bisnis, dikarekan resep
dan bahan pembuatan kue memiliki
banyak versi sesuai keahlian chef
baker nya.
Bargaining power of buyer: semakin
baik dan meningkatnya daya beli
masyarakat, konsumen.
Threats of substitute products: banyak
barang subtitusi berupa produk kue
lain dari para pesaing.
Bargaining power of supplier: banyak
nya dukungan dari para supplier
penyedia bahan baku.
4.9.3.2. Analisis Situasi Strategik
Jika melihat analisis persaingan
industri dan keunggulan bersaing Ali Bakri
Cake & Drinks, maka selanjutnya
penerapan strategi differensiasi. Ini dapat
mendorong perusahaan untuk menghasilkan
inovasi produk yang berbeda dari pesaing
nya. Dalam hal ini Ali Bakri Cake &
Drinks melakukan inovasi-inovasi melalui
pemanfaatan koordinasi fungsi R&D, riset
pasar dan manajemen mutu dan teknologi.
Selain inovasi produk, peningakatan mutu
pelayanan dapat menjadi nilai lebih untuk
menarik minat konsumen baru, sehingga
dapat meningakatkan omzet perusahaan.
4.9.4 Rencana Produk
4.9.4.1. Jenis Produk Jenis produk yang dihasilkan Ali
Bakri Cake & Drinks, berdasarkan
kegunaan dan fungsi produk, maka
termasuk Shopping Goods.
30 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
4.9.4.2. Deskripsi Produk
Dimensi Produk : ± 5 cm x 5 cm
Aliran Pembuatan Produk : DIAGRAM ALIRAN
NAMA OBJEK : KUE BANTAL ( PILLOW CAKE)
TANGGAL : 18 Desember 2013 Sekarang [ √ ] Usulan [ ]DIPETAKAN OLEH : WANDI SAPUTRA ALI, STNOMOR PETA : 1
1GUDANG BAHAN BAKU1
1234
5 6
2
2Showcase
LANTAI PRODUKSI
1 : Gudang bahan baku
1 : Pencampuran bahan baku
1 : Transportasi ke Kitchen
2 : Proving awal
3 : Pencetakan
4 : Final Proving
5 : Penggorengan
6 : Toping
2 : Transportasi ke Showcase
2 : Showcase
Keterangan:
Gambar 8. Diagram Aliran Kue Bantal.
Proses Produksi :
PETA PROSES OPERASI
O-1
Terigu
dicampur
Ringkasan
KEGIATAN Jumlah Lambang Waktu (menit)
INSPEKSI
OPERASI
TOTAL
NAMA OBJEK : KUE BANTAL (PILLOW CAKE)
TANGGAL DIPETAKAN : 18 Desember 2013
DIPETAKAN OLEH : WANDI SAPUTRA ALI, ST
NOMOR PETA : 2
dicetak
Mixer
5
1
6
dikembangkan
dikemabangkan (prooving)O-2
Meja Stainless
I-1
O-3
O-4
diperiksa
O-5digoreng
GulaMentega
Ragi
Susu
25'
10'
Dough Sheeter
1'
Prover
15'
Fryer
5'
O-6di beri topping
4'
8'
64
4
68
Gambar 9. Peta Aliran Proses Kue Bantal.
4.9.5 Rencana Pemasaran
4.9.5.1. Analisis STP
Tabel 7. Rencana Strategi STP Ali Bakri
Cake & Drinks.
4.9.5.2 Strategi Bauran Pemasaran
Gambar 10. Bauran Pemasaran Ali
Bakri Cake & Drinks.
Produk
• Kue Bantal
• Donut
• Roti
• Cake
• Brownies
Price
• Rp. 3,500
• RP. 5,000
• Rp. 3,000 - Rp. 8,000
• Rp. 15,000 - 90,000
• Rp. 20,000 - RP. 25,000
Promotion
• Pembuatan Brosur.
• Ikut serta dalam event -event
• Pembuatan iklan memalui media radio.
Place
• Distribusi langsung: Produsen - Konsumen
• Penentuan lokasi penjualan yang dekat dengan beberpa sekolah (market potensial).
People
• Meningkatkan kualitas SDM
• Trainning.
• Jenjang karir
Proses
• Proses produksi yang baik
• Proses pelayanan yang baik terhdap konsumen
Segmenting
Segmen secara geografis: Regional or State :
1. Sukabumi 2. Cianjur
3. Bandung
Segmen secara demografis Umur
1. 5 – 60 Tahun Jenis Kelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan
Segmen secara psikografis
Kelas Sosial
1. Kelas sosial bawah 2. Kelas sosial menengah
3. Kelas sosial atas
Targeting
Penentuan target pasar yang dipilih berdasarkan segmentasi pasar yang telah
terbentuk, yaitu dengan focus terhadap
market specialization, dengan target konsumen di wilayah Kota Sukabumi,
dengan usia >5 tahun sampai < 60. Selain
dari itu kue yang di produksi bersifat
universal dapat dinikmati oleh laki-laki
maupun perempuan, dengan kelas social
menengah ke atas.
Positioning
Ali Bakri Cake & Drinks sebagai produsen
produk kue yang memiliki rasa yang enak
dan sehat.
31 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
4.9.6.Rencana Manajemen
4.9.6.1. Organisasi
1. Nama Perusahaan: Ali Bakri Cake &
Drinks
2. Nama Pemilik: Wandi Saputra Ali
3. Struktur Organisasi:
Supervisior
Manajer Toko
Servant Chef Baker Logistic Cashier
Gambar 9. Struktur Organisasi Ali Bakri
Cake & Drinks.
4.9.6.2 Perencanaan Kebutuhan SDM
Tabel 8. Kebutuhan Tenaga Kerja
Ali Bakri Cake & Drinks.
4.9.7. Rencana Kerjasama Bisnis
4.9.7.1. Pola Kerjasama Bisnis
Pola kerjasam bisnis: Pola Waralaba
4.9.7.2. Lingkup Kerjasama
1. Finance: Untuk tambahan modal di
dapat dari kreditur maupun investor.
2. Operasi:
a. Marketing: Kerjasama promosi
dengan beberapa event festival.
b. Research & Development: riset
dan memperkerjakan tenaga ahli
untuk melakukan inovasi produk.
Teknik operasi: Bekerjasama
dengan distributor mesin baru dengan
teknologi pembuatan kue yang lebih baik
serta efesien.
4.9.8 Rencana Keuangan
4.9.8.1. Proyeksi Keuangan
Tabel 9. Investasi Ali Bakri Cake & Drinks
Berdasarkan perhitungan, investasi
yang di butuhkan Rp. 58,010,000 dan
modal kerja untuk bulan pertama sebesar
Rp. 31,669,110 (asumsi bulan kedua dan
seterusnya, modal kerja berasal dari
hasil pendapatan setelah kegiatan usaha
berajalan). Jadi total modal usaha yang
dipersiapkan untuk mendirikan Ali Bakri
Cake & Drinks sebesar Rp. 89,679,110.
Tabel 10. Proyeksi Cash Flow Ali Bakri
Cake & Drinks.
Tabel 11. Perhitungan NPV dan PI
Secara keseluruhan, berdasarkan hasil
perhitungan nilai NPV = Rp 159,264,682
dan nilai PI = 3.75. Berdasarkan kriteria
kelayakan, NPV bernilai positif dan PI >1,
No Jumlah Kegiatan
1 1 orang Manajer Toko
2 1 orang Supervisior
3 2 orang Servant
2 orang Chef Baker
6 1 orang Logistic
7 1 orang Cashier
Investasi
Total
Interior Toko
Rp 15,360,000
Izin Usaha SITU Rp 400,000
TDP Rp 300,000
Izin lain Rp 100,000
Perlengkapan
Rp 6,000,000
Peralatan
Mixer Rp 7,500,000
Dough Sheeter Rp 9,600,000
Meja Stainless Rp 2,400,000
Prover Rp 8,900,000
Electric Fryer Rp 1,500,000
Showcase Rp 5,950,000
Total Rp 58,010,000
Uraian Tahun
1 2 3
Inflow
Pendapatan Rp 559,975,091 Rp 600,405,167 Rp 732,383,134
Total Inflow Rp 559,975,091 Rp 600,405,167 Rp 732,383,134
Outflow
Investasi Rp 58,010,000
Biaya Operasional
Biaya Variabel Rp 239,989,325 Rp 283,048,150 Rp 332,318,847
Biaya Tetap Rp 196,050,000 Rp 218,590,000 Rp 252,510,000
Pajak Rp 19,680,730 Rp 12,315,053 Rp 26,766,286
Total Outflow Rp 513,730,055 Rp 513,935,203 Rp 611,595,133
Net Benefit Rp 46,245,036 Rp 86,451,964 Rp 120,788,001
Kas Awal
Rp 46,245,036 Rp 132,697,001
Kas Akhir Rp 46,245,036 Rp 132,697,001 Rp 253,485,001
Tahun
1 2 3
Cashflow Rp 46,245,036 Rp 86,451,964 Rp 120,788,001
7% 0.935 0.873 0.816
PV Rp 43,239,109 Rp 75,472,565 Rp 98,563,009 Rp 217,274,682
Investasi Rp 58,010,000
NPV Proyek dinyatakan layak karena NPV bernilai positif Rp 159,264,682
PI Proyek dinyatakan layak karena PI > 1 3,75
32 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
maka proyek usaha Ali Bakri Cake &
Drinks dinyatakan layak untuk dijalankan,
dengan waktu payback periode selama 1
tahun, 2 bulan, 11 hari.
5. Kesimpulan
5.1. Kondisi lingkungan internal dan
eksternal perusahaan
Melalui hasil analisis dengan cara
environmental scanning, di dapat kondisi
eksisting perusahaan berupa internal
perusahaan (streghts and weakness) dan
eksternal perusahaan (opportunities and
threaths). Dari hasil analisis kedua factor
IFAS dan EFAS memposisikan perusahaan
UD.Ali Bakri berada pada posisi growth,
hal ini menandakan kondisi internal UD.
Ali Bakri memiliki kekuatan bisnis yang
baik, serta kondisi ekternal dengan daya
tarik industri yang tinggi.
5.2. Formulasi Strategi
Setelah mengetahui kondisi
perusahaan, kita dapat menentukan arah
strategi yang tepat. Berkaitan dengan hasil
analisis mengenai strategi perusahaan
secara menyeluruh (Matrix 9 Cell) dan
portofolio bisnis (BCG Growt –Share dan
GE Business Screen), secara korporat UD.
Ali Bakri berada pada posisi growth
(horizontal integration), sedangkan dari
masing-masing produk yang di produksi,
semua hasil analisis mengarah kepada suatu
penerapan build strategy secara intensif.
Implementasi dari strategi tersebut, yaitu
dengan melakukan perluasan pasar dengan
berinvestasi membangun Toko Kue Ali
Bakri Cake & Drinks.
5.3. Strategi Pengembangan Bisnis
Dalam menyikapi strategi bisnis
berdasarkan hasil formulasi strategi, salah
satu implementasi dari strategi tersebut,
yaitu dengan melakukan perluasan pasar
dengan berinvestasi membangun Toko Kue
Ali Bakri Cake & Drinks. Dalam
pengembangan konsep toko tersebut,
perusahaan perlu menciptakan keunggulan
kompetitif melalui riset pasar, riset produk,
manajemen mutu dan teknologi serta
penerapan strategi bersaing differensiasi,
hal ini bertujuan agar Ali Bakri Cake &
Drinks dapat bersaing dengan konsep toko
yang lebih baik dan memiliki keunggulan
yang berbeda dengan para pesaingnya.
5.4. Strategi Pemasaran
Analisis berdasarkan aspek pasar
dilakukan dengan menentukan strategi
pemasaran berdasarkan segmen pasar (pasar
sasaran) yang baru. Segmen secara
geografis Ali Bakri Cake & Drinks
membagi tiga wilayah, yaitu Sukabumi,
Cianjur dan Bandung. Mengenai segemen
secara demografis, untuk umur Ali Bakri
Cake & Drinks menyasar konsumen dengan
umur 5 – 60 Tahun, dan untuk produk kue
yang di produksi bersifat universal dapat
dinikmati oleh laki-laki maupun
perempuan. Sedangkan untuk segmen
secara psikografis, sasarna Ali Bakri Cake
& Drinks adalah kelas sosial menengah
keatas. Namun untuk jangka panjang
perusahaan menargetkan produk dapat di
konsumsi oleh semua kalangan masyarakat,
baik baik kelas sosial bawah, menengah dan
atas.
5.5. Konsep dan Desain Toko Yang
Dikembangkan
Konsep toko yang dikembangkan
Ali Bakri Cake & Drinks adalah dengan
konsep berupa gerai toko kue yang
menyediakan berbagai produk kue dan
minuman dengan produk utama berupa kue
bantal. Konsumen bisa menikmati kue
langsung digerai, karena disediakan tempat
khusus bagi para konsumen untuk
menikmati kue. Selain itu diterapkan juga
konsep open kitchen, agar konsumen dapat
melihat kegiatan produksi secara langsung,
hal ini di tujukan untuk meningkatkan
kepercayaan konsumen akan mutu dan
kualitas produk.
33 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
5.6. Dokumen Perizinan Usaha Yang
Dilengkapi
Analisis dari aspek hukum untuk
mendirikan Ali Bakri Cake & Drinks, yaitu
dengan melengkapi perizinan usaha berupa
TDP dan SIUP.
5.7. Proses Manajemen Yang
Dikembangkan
Analisis dari aspek manajemen,
mengatur proses manajemen Ali Bakri
Cake & drinks berdasarakan fungsi POAC
(Planning, Organizing, Actuating and
Controlling).
5.8. Kelayakan Rencana Bisnis Secara
Finansial
Dalam menyatakan kelayakan suatu
rencana bisnis dapat dilakukan melalui
analisis terhadap aspek keuangan
(finansial). Secara keseluruhan dalam
penelitian kali ini, berdasarkan hasil
perhitungan NPV dan PI, didapatkan hasil
nilai NPV = Rp 159,264,682 dan nilai PI =
3.75. Berdasarkan kriteria kelayakan, NPV
bernilai positif dan PI >1, maka proyek
usaha Ali Bakri Cake & Drinks dinyatakan
layak untuk dijalankan dengan waktu
payback periode selama 1 tahun, 2 bulan,
11 hari.
5.9. Business Plan
Berdasarkan hasil analisis dari tiap-
tiap aspek yaitu: aspek pasar, aspek teknik,
aspek hukum, aspek manajemen dan aspek
keuangan, dapat disimpulkan rencana untuk
mendirikan Ali Bakri Cake & Drinks di
wilayah Sukabumi layak untuk
dilaksanakan. Selanjutnya, untuk rencana
tindak dalam proses implementasi, maka
pembuatan rencana bisnis (Business Plan)
dapat dijadikan road map untuk
menjalankan usaha Ali Bakri Cake &
Drinks.
Daftar Pustaka
Dougherty and Pfaltzgraff. 1990.
Contending Theories Of International
Relations. A Comprehensive Survey
5th Edition.
Hasibuan, Mulayu S. P. 2000. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara
Hill and Jones. 2001. Strategic manajemen:
an Integrated Approach 5th . New
York: Hungton Mifflin Co.
Kashmir dan Jakfar. 2010. Studi Kelayakan
Bisnis. Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup.
Umar, Husain. 2009. Studi Kelayakan
Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Wheelen, Thomas L. and J. Vand Hunger.
2002. Strategic Management and
Business Policy. New Jersey: Prentice
Hall.
Zubir, Zalmi. 2006. Studi Kelayakan
Usaha. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
34 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
PENGARUH KELOMPOK ACUAN, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN TAS EXSPORT PADA PT. EKSONINDO MULTI
PRODUCT INDUSTRY DI BANDUNG
Oleh :
Utari Wijayati
Rahma Wahdiniwaty
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh timbulnya persaingan di bidang fashion yang
penjualannya mengikuti trend yang sedang berlangsung pada periode tertentu, sehingga naik
turunnya penjualan tidak dapat diprediksi secara tepat. Bisnis di bidang fashion semakin
berkembang, termasuk salah satunya tas. Saat ini tas tidak hanya digunakan sebagai nilai
fungsinya saja tetapi juga merupakan pelengkap fashion. Dengan hal ini PT. Eksonindo Multi
Product Industry harus bersaing dengan pesaingnya dengan merek tas lainnya seperti Alto,
Exsport, Elizabeth dan JanSport terutama dari segi kualitas dan harga. PT. Eksonindo Multi
Product Industry mengalami kenaikan volume penjualan yang masih dibawah target yang
diharapkan. Menurut survey dari segi kualitas, tas Exsport masih kurang memenuhi harapan
konsumen. Harga yang tertera pada katalog juga tidak sesuai dengan harga yang tertera pada
label. Sehingga kelompok acuan kurang berpengaruh dalam menyampaikan informasi terhadap
komunitasnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, harga
dan kelompok acuan terhadap keputusan pembelian tas Exsport.
Kuesioner disebarkan kepada 125 responden di 2 toko dan 3 stand Exsport yang ada di
Bandung. Metode analisis pada yang digunakan path analysis dengan menggunakan software
Lisrel Ver. 8.8. Pada pengolahan path analysis terdapat dua substruktural.
Dari hasil uji t, kualitas produk, dan kelompok acuan berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Namun, harga tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Sehingga dalam
penelitian ini, keputusan pembelian tas Exsport tidak dipengaruhi oleh harga. Konsumen lebih
cenderung dipengaruhi oleh kualitas produk dan kelompok acuan dalam keputusan membeli tas
Exsport.
Kata kunci: Kualitas Produk, Harga, Kelompok Acuan, Keputusan Pembelian
ABSTRACT
This research is motivated by the emergence of competition in the field of fashion sales
follow the ongoing trend in a particular period, so the ups and downs of sales can not be
predicted precisely. Business in the field of fashion is growing, including one bag. When the bag
is not only used as a value function, but also a complementary fashion. PT. Eksonindo Multi
Product Industry has to compete with other competitors with branded bags such as Alto,
Exsport, Elizabeth and JanSport especially in terms of quality and price. PT . Eksonindo Multi
Product Industry sales volume increase is still below the expected target. According to the
survey in terms of quality, Exsport bag still does not meet consumer expectations. Prices shown
in the catalog are also not in accordance with the price listed on the label. So that the reference
group is less influential in conveying information to the community. The purpose of this study
was to determine the effect of product quality, price and reference group on purchasing
decisions Exsport bag.
35 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
The questionnaire distributed to 125 respondents at 2 Exsport’s store and 3 Exsport’s
stand in Bandung. The method of analysis used in the path analysis using Lisrel software Ver.
8.8. In processing, there are two substruktural path analysis.
From the results of the t test, the quality of the product, and reference group influence
on purchase decisions. However, the price does not affect the purchase decision. Thus, in this
study, Exsport bag purchasing decisions are not influenced by the price. Consumers are more
likely to be influenced by the quality of the product and the reference group in the decision to
buy a bag Exsport.
Key Words : Quality Product, Price, Reference Group, Purchasing Decisions
1. Pendahuluan
Persaingan industri di bidang
barang dan jasa semakin dirasakan oleh
seluruh masyarakat Indonesia, khususnya
para pengusaha. Dalam artikel
(bisnis.liputan6.com, 15 Maret 2014)
pemerintah memastikan Indonesia akan
memasuki era perdagangan bebas Asia
Tenggara dalam rangka Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Keadaan
ini memaksa perusahaan untuk lebih
tanggap terhadap perubahaan pasar yang
cepat serta dinamis.
Industri yang mengalami perkembangan
yang cepat salah satunya yaitu industri
sandang. Bisnis di bidang sandang (fashion)
semakin berkembang seiring perputaran
tren desain produk, termasuk salah satunya
tas. Tas merupakan produk yang termasuk
dalam produk mode, tas memiliki daur
hidup yang cepat berubah sesuai dengan
keadaan masyarakat yang dinamis.
Saat ini tas tidak hanya digunakan
sebagai nilai fungsinya untuk membawa
barang, tetapi tas sudah merupakan
pelengkap fashion yang digunakan
diberbagai kegiatan. Sehingga banyak
perusahaan tas yang bermunculan, baik tas
fashion maupun tas untuk beraktifitas.
Bentuk tas atau model tas cukup
beragam dan banyak pilihan. Bentuk tas
memiliki sebutan yang dapat membedakan
dari model satu dengan yang lainnya di
nilai dari manfaat, desain dan juga
keunikannya. Jenis-jenis bentuk tas saat ini
sangat beragam seperti tas jenis selempang,
ransel, clutch, hobo, tote, kelly, shoulder,
dan lain-lain. Namun, tas Exsport berfokus
pada jenis desain tas ransel.
Tas merek Exsport adalah salah
satu tas lokal yang diproduksi di Kopo
Bandung oleh PT. Eksonindo Multi Product
Industry (EMPI). Tas Exsport telah
merambah ke berbagai kota seperti Bali,
Balikpapan, Bandarlampung, Riau,
Bandung dan masih banyak lagi. Di kota
Bandung saja terdapat 3 Ex-Store dan 10
stand yang memudahkan tas Exsport untuk
menjangkau konsumennya. Namun, PT.
EMPI juga melayani penjualan melalui
online shop untuk lebih mempermudah
menjangkau konsumennya.
Dalam penjualan tentunya sangat
dipengaruhi oleh keputusan pembelian.
Menurut Caecelia (2011:10) dalam
penelitiannya menyatakan, apabila
keputusan pembelian meningkat maka hal
itu akan meningkatkan volume penjualan.
Berdasarkan survey awal yang
dilakukan bahwa kebutuhan konsumen akan
menggunakan tas Exsport kurang oleh
karena itu tidak membeli tas Exsport lebih
dari satu kali.
Tas yang baik adalah tas yang kualitas
bentuknya mengikuti anatomi tubuh dan
dapat menopang beban dengan baik. Tas
yang tidak ergonomis dapat menyebabkan
cidera pada otot bahu dan punggung,
apabila terjadi dalam jangka waktu yang
panjang dapat menyebabkan kerusakan
pada tulang punggung. Menurut Cary
Raffle, MS, personal trainer dari New York
City, tas selempang dapat menyebabkan
postur pundak yang tidak seimbang karena
36 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
meletakan beban berat pada sisi pundak.
Dengan menggunakan backpack (ransel)
memiliki dua tali yang tentunya bisa
meratakan beban ke pundak kiri dan kanan.
Menurut Nataya Charoonsri
(2013:92), Backpack (ransel) merupakan
jenis tas yang ergonomis karena manajemen
beban yang lebih baik dalam pembagian
beban yang lebih bertumpu pada otot
pinggul yang menyebabkan aktifitas
menjadi lebih mudah, seimbang dan stabil.
Namun, pada kenyataannya masih banyak
jenis tas tote, hobo dan slempang yang
digunakan untuk membawa beban yang
banyak maka hal ini dapat membahayakan
kesehatan penggunanya.
Berdasarkan hasil survey awal yang
dilakukan sebanyak 49% pelanggan menilai
tas Exsport memiliki kualitas yang baik,
sedangkan 51% pelanggan menilai tas
merek lain memiliki kualitas yang lebih
baik di banding tas Exsport. Dan tidak
banyak pula pelanggan yang mengetahui
bahwa tas Exsport memiliki garansi selama
3 tahun. Padahal dengan menginformasikan
garansi dapat meyakinkan konsumen bahwa
tas Exsport memiliki kualitas yang baik.
Berdasarkan hasil wawancara
dengan Bpk. Harimula Muharam selaku
Manager Marketing, mengatakan bahwa
ada cara khusus untuk mencuci tas Exsport
agar lapisan dalam tas tidak mudah sobek.
Cara tersebut telah di publikasikan kepada
konsumen melalui web resmi tas Exsport.
Namun dalam kenyataannya tidak banyak
konsumen yang mengetahui web resmi tas
Exsport.
Menurut Kotler (2012: 131),
kualitas produk merupakan senjata strategis
yang potensial untuk mengalahkan pesaing.
Jadi hanya perusahaan dengan kualitas
produk paling baik akan tumbuh dengan
pesat, dan dalam jangka panjang
perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari
perusahaan yang lain.
Dalam pasar tas khusus anak-anak
sekolah terutama backpack (ransel),
terdapat beberapa merek yang menjadi
pilihan seperti Alto, Exsport, Elizabeth dan
JanSport. Menurut Bpk. Harimula
Muharam selaku Manager Marketing tas
Exsport, pesaing yang paling berpengaruh
adalah merek Jansport. Tas Exsport dan
Jansport sama-sama bersaing dibidang
desain, warna dan kualitas. Namun,
pemasar tidak hanya bersaing dari segi
kualitas saja tetapi juga bersaing dari segi
harga.
Berdasarkan survey awal yang
dilakukan bahwa 47% pelanggan
menyatakan harga tas Exsport sesuai
dengan kualitas, hal ini menyebabkan
mayoritas pelanggan tidak melakukan
pembelian ulang karena tas yang digunakan
memiliki daya tahan yang lama.
Tas Exsport melakukan segmentasi
pada produknya yaitu diperuntukkan pada
anak-anak sekolah. Anak-anak sekolah
belum memiliki penghasilan sendiri maka
dalam pengambilan keputusan banyak
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti
kelompok acuan.
Berdasarkan hasil survey awal yang
dilakukan sebanyak 41% keputusan
pelanggan dalam memilih tas Exsport
dipengaruhi oleh kelompok acuan. Hal ini
dapat dilihat dari 65% pelanggan yang
mayoritas anak-anak sekolah yang
dipengaruhi oleh anggota keluarganya
dalam memilih tas Exsport dibanding
dengan sahabat dan temannya karena
keluarga merupakan komunitas yang paling
dekat.
Menurut Widha (2014:14), saran
dan nasehat antar individu atau kelompok
acuan lainnya juga bisa mempengaruhi
keputusan membeli seseorang. Kelompok
acuan adalah semua kelompok yang
mempunyai pengaruh langsung (tatap
muka) atau tidak langsung terhadap sikap
atau perilaku seseorang
Dari fenomena diatas maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh kualitas Produk Dan Harga
Terhadap Kelompok Acuan Serta
Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Tas
37 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Exsport di PT. Eksonindo Multi Product
Industry Di Bandung”.
2. Kajian Pustaka
Menurut Kotler (2012:5),
“Marketing is a societal process by which
individuals and groups obtain what they
need and want through creating, offering,
and freely exchanging products and
services of value with others”. Artinya
pemasaran adalah suatu proses sosial yang
didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain.
2.1. Kualitas Produk
Definisi kualitas produk menurut
Kotler dan Amstrong (2012:283) adalah
“product quality is the ability of a product
to perform its function, it includes the
product’s several durability, reliability,
precision, ease of operation and repair, and
other valued attributes”. Artinya, kualitas
produk adalah kemampuan produk untuk
menampilkan fungsinya, hal ini termasuk
waktu kegunaan dari produk, keandalan,
kemudahan dalam penggunaan dan
perbaikan, dan nilai-nilai yang lainnya.
2.2. Harga
Menurut Peter dan Donnelly
(2010:43), “The price of products and
service often influences whether consumers
will purchase them at all and, if so, which
competitive offering is selected.” Artinya
harga produk dan jasa sangat
mempengaruhi konsumen dalam pembelian,
dengan demikian, penawar yang kompetitif
yang dipilih.
2.3 Kelompok Acuan
Definisi menurut Schiffman dan
Kanuk (2010:7), kelompok rujukan adalah
setiap orang atau kelompok yang dianggap
sebagai dasar perbandingan (atau rujukan)
bagi seseorang dalam membentuk nilai-nilai
dan sikap umum atau khusus, atau pedoman
khusus bagi perilaku.
2.4. Keputusan Pembelian
Sedangkan menurut Sutisna
(2002:15) keputusan pembelian adalah
pengambilan keputusan oleh konsumen
untuk melakukan pembelian suatu produk
diawali oleh adanya kesadaran atas
pemenuhan kebutuhan dan keinginan.
Keputusan pembelian menurut Schiffman
dan Kanuk (2000:437) adalah “the selection
of an option from two or alternative
choice”. Artinya, keputusan pembelian
adalah suatu keputusan seseorang dimana
dia memilih salah satu dari beberapa
alternatif pilihan yang ada.
Keputusan pembelian menurut
Kotler (2012:168), dalam tahap evaluasi,
konsumen menentukan peringkat merek dan
membentuk niat pembelian. Konsumen
adalah membeli merek yang paling disukai,
tetapi ada dua faktor bisa berada antara niat
pembelian dan keputusan pembelian. Faktor
pertama adalah sikap orang lain. Jika
seseorang mempunyai arti penting bagi
anda berpikir bahwa anda seharusnya
membeli mobil yang paling murah, maka
peluang anda untuk membeli mobil yang
lebih mahal berkurang. Faktor kedua adalah
faktor situasional yang tidak diharapkan.
Konsumen mungkin membentuk niat
pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti
pendapatan, harga dan manfaat produk yang
diharapkan.
38 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
2.5 Paradigma Penelitian
2.6 Hipotesis
Penelitian ini menggunakan
hipotesis assosiatif (hubungan). Menurut
Sugiyono (2013:69), hipotesis assosiatif
adalah jawaban sementara terhadap
rumusan masalah. Berikut hipotesis dalam
penelitian ini:
H1: Kualitas produk berhubungan dan
signifikan terhadap harga.
H2: Kualitas produk berpengaruh dan
signifikan terhadap kelompok
acuan.
H3: Harga berpengaruh dan signifikan
terhadap kelompok acuan.
H4: Kualitas produk, harga dan kelompok
acuan berpengaruh dan signifikan
terhadap keputusan pembelian
secara simultan dan parsial.
3. Metode
Daftar toko dan stand tas Exsport di
Bandung
1
Toko
EX-Store Extreme Store
2 EX-Store EST Sumatera
3 EX-Showroom Istana Plaza
1
Stand
Yogya Sunda Dept. Store
2 Yogya Kepatihan
3 Yogya Ciwalk (Cihampelas
Walk)
4 Griya Toserba Yogya Buah
Batu
5 Griya Fashion Pahlawan
6 Ramayana Cimahi
7 Matahari King Plaza Bandung
8 Matahari Istana Plaza
Bandung
9 Gramedia TSM
10 Gramedia Merdeka
Sumber: www.exsport.co.id
Penelitian ini menggunakan
karakteristik kuantitatif sehingga teknik
sampling yang digunakan adalah
probability sampling dengan jenis sampling
cluster sampling (area sampling). Teknik
sampling daerah ini sering digunakan
melalui dua tahap (Sugiyono, 2013:81),
yaitu tahap pertama menentukan sampel
daerah, dan tahap berikutnya menentukan
orang-orang yang ada pada daerah itu
secara sampling juga.
Dari 10 stand dan 3 toko tas Exsport
yang berada di Bandung, untuk menentukan
sampel terlebih dahulu peneliti menentukan
sampel daerah karena melihat dari objek
yang diteliti sangat luas. Dalam penyebaran
kuesioner, Bpk. Harimula Muharam selaku
Manager Marketing merekomendasikan
beberapa toko dan stand yang tepat karena
dilihat dari tingkat penjualan terbanyak.
Berikut tabel sampel daerah:
Toko EX-Store Extreme Store 50 EX-Showroom Istana Plaza 40
Stand Yogya Kepatihan 30 Yogya Ciwalk (Cihampelas
Walk) 35
Matahari Istana Plaza Bandung 25 Jumlah 180
39 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Sedangkan sampel masing-masing toko dan
stand adalah sebagai berikut:
Toko
EX-Store Extreme Store 35
orang
EX-Showroom Istana Plaza 28
orang
Stand
Yogya Kepatihan 21
orang
Yogya Ciwalk (Cihampelas
Walk)
24
orang
Matahari Istana Plaza
Bandung
17
orang
Jumlah 125
orang
4. Kesimpulan
Dari hasil analisis yang
dikemukakan pada bab 4 sebelumnya
dihubungkan dengan konsep-konsep
yang dikemukakan pada bab 2, maka
ditarik kesimpulan mengenai “Pengaruh
kualitas Produk Dan Harga Terhadap
Kelompok Acuan Serta Dampaknya
Pada Keputusan Pembelian Tas Exsport
di PT. Eksonindo Multi Product
Industry Di Bandung”. Kesimpulan
akan dilakukan terhadap hasil analisis
yang diperoleh dengan analisis
deskriptif maupun dengan analisis
verifikatif, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut: 1. Tanggapan Pelanggan mengenai kualitas
produk, harga, kelompok acuan dan
keputusan pembelian.
a) Kualitas Produk
Dari hasil penyebaran kuesioner
mengenai kualitas produk, 64,99%
pelanggan mengatakan kualitas
produk tas Exsport memiliki kualitas
yang baik. Kualitas yang baik terlihat
dari warna tas yang di sesuaikan
dengan karakter anak muda yang
Stylish dan Colorfull. Bahan tas juga
terbuat dari kain yang dilapisi oleh
lapisan Water Repellent, sehingga air
tidak akan langsung menyerap ke
bagian dalam tas, namun langsung
mengalir turun seperti layaknya air di
daun talas. Selain itu tas Exsport
menggunakan resleting yang paling
berkualitas yaitu YKK. Berdasarkan
hasil wawancara dengan beberapa
pelanggan tas Exsport, kualitas tas
Exsport telah dipercaya oleh
konsumennya sehingga tas Exsport
digunakan hingga bertahun-tahun dan
bahkan 'diwariskan' ke generasi
kepada adik, keponakan bahkan
kepada anak dari pengguna terdahulu.
b) Harga
Harga pada tas Exsport menurut
pelanggan dinilai cukup sesuai.
Hanya saja konsumen mengeluh
karena harga pada katalog tidak
sesuai dengan harga yang tercantum
pada label dan harga yang tercantum
pada setiap toko maupun stand
berbeda-beda.
c) Kelompok acuan
Kelompok acuan pada tas Exsport
61,76% berpengaruh terhadap
pelanggan mengenai pengaruh
informatif, normatif dan ekspresi-
nilai. Yang paling mempengaruhi
pelanggan adalah keluarga karena
mayoritas konsumen tas Exsport
adalah anak-anak sekolah sehingga
sebagian besar informasi mengenai
tas Exsport didapat dari keluarga
terutama keluarga yang pernah
menggunakan tas Exsport
sebelumnya. Selain keluarga, teman
media sosial juga menjadi kelompok
acuan pada Tas Exsport. Melalui
media sosial konsumen mengetahui
adanya pembelian secara online. Tas
Exsport memberikan diskon sebesar
20% kepada pelanggannya yang
melakukan pembelian online, hanya
saja sosialisasi tersebut kurang
sampai pada pelanggan.
40 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
d) Keputusan Pembelian
Niali keputusan pembelian pada tas
Exsport sebesar 61,01% yang berada
pada rentang cukup baik. Kebutuhan
akan tas Exsport cukup tinggi
dikarenakan tas Exsport dapat kuat
menahan beban yang banyak seperti
pada anak-anak sekolah yang
membawa buku yang cukup banyak.
Tidak banyak pelanggan yang
membeli tas Exsport lebih dari 1 kali.
Karena daya tahan tas Exsport yang
cukup lama sehingga tas Exsport
dapat diwariskan kepada adik atau
keponakan dari pengguna
sebelumnya. Kebanyakan pelanggan
tas Exsport tertarik dengan pembelian
melalui online, akan tetapi tidak
banyak pelanggan yang mengetahui
cara maupun alamat web untuk
melakukan pembelian online.
2. Hubungan kualitas produk dengan harga
Hubungan antara kualitas produk dengan
harga dapat dilihat dari hasil pengolahan
dengan menggunakan software Lisrel
Ver 8.8. yaitu sebesar 0,24. Hal ini
menunjukkan semakin tinggi kualitas
akan mempengaruhi tingginya harga,
begitu juga dengan sebaliknya, sehingga
terdapat hubungan antara kualitas
produk dengan harga.
3. Pengaruh kualitas produk terhadap
kelompok acuan.
Besarnya pengaruh kelompok acuan
terhadap kualitas produk dapat dilihat
dari hasil pengolahan dengan
menggunakan software Lisrel Ver 8.8.
yaitu sebesar 0,02 artinya kualitas
produk memiliki pengaruh yang positif
terhadap kelompok acuan, sehingga
semakin baik kualitas produk maka
kelompok acuan semakin berpengaruh
dalam menginformasikan suatu produk
kepada pelanggan.
4. Pengaruh harga terhadap kelompok
acuan
Besarnya pengaruh kelompok acuan
terhadap kualitas produk dapat dilihat
dari hasil pengolahan dengan
menggunakan software Lisrel Ver 8.8.
yaitu sebesar -0,10 artinya harga
berpengaruh negatif terhadap kelompok
acuan. Sehingga semakin tinggi harga,
semakin kelompok acuan tidak
berpengaruh dalam menginformasikan
suatu produk kepada pelanggan.
5. Pengaruh kelompok acuan, kualitas
produk dan harga terhadap keputusan
pembelian secara parsial dan simultan
a) Hasil perbandingan thitung kualitas
produk yang diperoleh dengan nilai
tabel adalah thitung lebih besar dari
ttabel (3.77 > 1,98). Hasil uji
berdasarkan data sampel yang
dilakukan menyatakan penolakan
terhadap H0 atau dengan kata lain
menerima H1. Jadi dapat
disimpulkan, terdapat pengaruh yang
bermakna (signifikan) dari kualitas
produk terhadap keputusan pembelian
secara parsial.
b) Hasil perbandingan thitung harga
yang diperoleh dengan nilai tablel
adalah thitung lebih kecil dari t tabel
(-0,84 ≤ 1,98). Hasil uji berdasarkan
data sampel yang dilakukan
menyatakan penolakan terhadap H1
atau dengan kata lain menerima H0.
Jadi dapat disimpulkan hasil uji yang
diperoleh adalah tidak terdapat
pengaruh yang bermakna (signifikan)
dari harga terhadap keputusan
pembelian secara parsial.
c) Hasil perbandingan thitung kelompok
acuan yang diperoleh dengan nilai
tabel adalah thitung lebih besar dari
ttabel (3.53 > 1,98). Hasil uji
berdasarkan data sampel yang
dilakukan menyatakan penolakan
terhadap H0 atau dengan kata lain
menerima H1. Jadi dapat
disimpulkan, terdapat pengaruh yang
bermakna (signifikan) dari kualitas
41 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
produk terhadap keputusan pembelian
secara parsial.
d) Pada kelompok acuan, kualitas
produk dan harga memiliki nilai
Fhitung 8,85 > Ftabel 3,07. Sehingga
dapat disimpulkan kualitas produk,
harga dan kelompok acuan memiliki
pengaruh secara simultan.
5. Saran
Pada penelitian ini, peneliti
memberikan saran kepada PT. Eksonindo
Multi Product Industry yaitu sebagai
berikut:
1. PT. Eksonindo Multi Product Industry
memberikan informasi sebanyak-
banyaknya kepada pelanggan mengenai
kualitas produk seperti lapisan kain
menggunakan lapisan water repellent
dan garansi selama 3 tahun untuk
meyakinkan bahwa tas Exsport memiliki
kualitas yang baik.
2. PT. Eksonindo Multi Product Industry
memberikan informasi kepada
konsumennya bahwa harga yang
tercantum untuk setiap stand dan toko
memiliki harga yang berbeda-beda.
3. Kelompok acuan yang paling
berpengaruh pada penelitian ini adalah
keluarga, oleh karena itu penulis
menyarankan agar mengadakan event
yang dapat melibatkan orang tua dan
keluarga pada hari-hari libur sekolah.
Hal tersebut dapat mempengaruhi orang
tua agar membelikan tas Exsport untuk
anaknya.
Daftar Pustaka
Amaldos, Wilfred dan Sanjay Jain. 2008.
Trading Up: a Strategic Analysis
of Reference Group Effect. Journal
Marketing Science,Volume 27:
932-942.
Anggun Sulistya, Widha. 2014. Analisis
Pengaruh Harga, Kualitas Produk,
Promosi dan Kelompok Acuan
Terhadap Pengambilan Keputusan
Pembelian Handphone Android.
Semarang: Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas
Dipenogoro.
Dasipah, Euis. 2010. Analisis Perilaku
Konsumen Dalam Pembelian
Produk Sayuran di Pasar Modern
Kota Bekasi. Jurnal Agribisnis dan
Pengembangan Wilayah, Volume
1 No. 2: 24-37.
Farah, Dian. 2013. Pengaruh Kelompok
Acuan Dan Atmosfir Restoran
Terhadap keputusan Pembelian
Konsumen Starbucks Coffee.
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 1
Nomor 2: 414-427.
Ferry, Setyo. 2012. Pengaruh Iklan Televisi
Dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Sabun Lux (Survei Pada
Pengunjung Mega Bekasi
Hypermall). Jurnal Riset
Manajemen Sains Indonesia
(JRMSI), Volume 3 No. 1: 1-15.
Hurriah. 2012. Pola Perilaku Konsumsi
Jilbab Dan Faktor-faktor Yang
Mempengaruhinya Di Kapangan
Komunitas Solo. Jurnal Sosiologi
Dialektika Masyarakat (DILEMA),
Volume 29 N0.1: 45-52.
Kotler, Philip and Keller. 2012. Marketing
Management 14th ed. US America:
Prentice Hall.
Nugroho, susatyo. 2011. Analisa Penyebab
Penurunan Daya Saing Produk
Susu Sapi Dalam Negeri Terhadap
Susu Sapi Impor Pada Industri
Pengolahan Susu (Ips) Dengan
Metode Fault Tree Analysis (Fta)
Dan Barrier Analysis. Jurnal
42 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Teknik Indistri Undip, Volume VI
Nomor 2.
Purwati. 2012. Pengaruh Harga dan
Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Motor Honda
Matic Beat (Studi Kasus Pada PT.
Nusantara Solar Sakti). Jurnal
Ekonomi Dan Informasi Akuntansi
(JENIUS), Volume 2 No. 3: 260-
277.
Rajput, Ansir A. 2012. Impact of Product
Price and Quality on Consumer
Buying Behavior : Evidence from
Pakistan. Journal Of Contemporary
Research in Business, Volume 4
No.4: 485-496.
Riadi, Edi. 2013. Aplikasi Lisrel Untuk
Penelitian Analisis Jalur.
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Suatma, Jasa. 2013. Analisis Strategi
Inovasi Atribut Produk dan
Pengaruhnya Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen
Pada Skuter Matik Merek Honda
Vario. Jurnal STIE Semarang,
Volume 5, No. 2: 19-35.
Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian
Kantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: CV. Alfabeta.
Sukotjo, Hendri. 2010. Analisa Marketing
Mix 7-P Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Klinik
Kecantikan Teta di Surabaya.
Jurnal Mitra Ekonomi dan
Manajemen Bisnis, Volume 1,
No. 2: 216-228.
Wahyu, Muhammad. 2013. Pengaruh
Keragaman Menu, Kualitas
Produk, Citra Merek, dan Iklan
Terhadap Keputusan Pemebelian.
Diponegoro Journal Of Social
And Politic, Volume 1 NO. 1: 1-
9.
Wibowo, Tri. 2011. Analisis Pengaruh
Kualitas Produk, Harga Dan
Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian Mobil Toyota (Studi
Kasus pada PT. Nasmoco
Gombel Semarang). Semarang:
Fakultas Ekonomi Universitas
Semarang.
www.blog.trisakti.ac.id/jurnalti/files/2013/0
9/1_Perancangan-dan-Pengembangan-
Tas_Nataya-Charonnsri-R-dkk.pdf. Jurnal
Teknik Industri ISSN: 1411-6340. Diakses
tanggal 31 Oktober 2013.
www.ergobiologiblog.wordpress.com/2011/
11/23/ergonomi/.Diakses tanggal 22
September 2013.
43 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
PENGARUH PELATIHAN, KEMAMPUAN DAN PENGALAMAN TERHADAP
KINERJA INTERNAL AUDITOR
(Studi Kasus pada unit internal audit PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk)
Oleh :
Helena Rizqia
Dedi Sulistyo Soegoto
ABSTRAK
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Unit
analisis dalam penelitian ini adalah pelatihan, kemampuan, pengalaman, dan kinerja pada PT.
Telekomunikasi Indonesia,Tbk. Dilakukan pengujian statistik menggunakan analisis regresi
berganda, Uji Asumsi Klasik, koefisien determinasi dan untuk menguji hipotesis digunakan uji
F dan uji t dengan menggunakan software eviews 8.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelatihan, kemampuan, dan pengalaman secara
bersama-sama memberikan pengaruh sebesar 85,07% terhadap kinerja internal auditor pada PT.
Telekomunikasi Indonesia,Tbk. artinya apabila pelatihan cukup tinggi, kemampuan yang
dimiliki internal auditor cukup tinggi dan pengalaman yang dimiliki internal auditor juga cukup
tinggi maka kinerja yang dihasilkan oleh internal auditor bagus. Sedangkan sisanya 14,93%
merupakan pengaruh faktor-faktor lain diluar variabel pelatihan, kemampuan dan pengalaman
auditor seperti transparansi, responsibilitas, dan kewajaran.
Kata Kunci: Audit, Pelatihan, Kemampuan, Pengalaman dan Kinerja
ABSTRACT
The methods used in this research is descriptive and verifikatif. The Unit of analysis in
this study is the training, skills, experience, and performance of PT Telekomunikasi Indonesia,
Tbk. statistical testing is done using multiple regression analysis, test the determination
coefficient, Classic Assumption and to test the hypothesis test used the F test and t using Eviews
software 8.
The results showed that training, ability, and experience together gave the influence of
85,07% of the performance of the internal auditor on a PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. that
means if training is high enough, the internal auditor's capability is quite high and the
experience of belonging to the internal auditor also is high enough then the performance
generated by the internal auditor. While the rest of 14.93% were other factors influence outside
variables of training, ability and experience the auditor such as transparency, corporate
responsibility, and fairness.
Keywords: Audit, training, Skills, experience and performance
44 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
1. Pendahuluan
Krisis ekonomi beberapa tahun
sedikit banyak mempengaruhi
perkembangan ekonomi pada saat ini.
Pengaruh tersebut secara signifikan dialami
dan dirasakan oleh perusahaan-perusahaan
besar terutama di Indonesia. Berbagai
kondisi apapun baik dalam keadaan kritis
ekonomi ataupun tidak, perusahaan harus
tetap mampu untuk memanfaatkan peluang
yang ada supaya tidak kalah bersaing
dengan perusahaan yang mempunyai
kegiatan usaha yang sama.
Sumber daya manusia yang baik,
ilmu dan tekhnologi akan sangat membantu
bagi pengusaha dalam mempertahankan
perusahaan. Target perusahaan dapat
tercapai apabila sumber daya manusia
dalam suatu perusahaan memiliki
pengetahuan, kemampuan dan pengalaman
yang baik.
Sumber daya manusia dalam unit
internal audit PT. Telekomunikasi
Indonesia,Tbk senantiasa mengacu kepada
standar dan ketentuan yang berlaku secara
international, oleh karena itu sebagai acuan
utama dilakukannya Penilaian Berkala atas
Kualitas Internal adalah sesuai dengan
International Standard for the Professional
Practice of Internal Auditing Attribute
Standard 1310 – Quality Program
Assessment dan Attribute Standard 1311 -
Internal Assessment yang mengamanatkan
untuk dilakukannya Penilaian Berkala atas
Kualitas Internal setiap 1 (satu) tahun
sekali. Tujuan dilakukannya Penilaian
Berkala atas Kualitas Internal ini, untuk
menilai efektivitas Internal Audit dan untuk
memenuhi ekspektasi manajemen
perusahaan sekaligus mengidentifikasi
opportunity untuk meningkatkan kinerja
unit internal audit dan untuk mengetahui
seberapa besar nilai tambahnya bagi
perusahaan.(Telkom:2013).
Kemajuan suatu perusahaan sangat
ditentukan oleh sumber daya manusia yang
berkualitas khususnya kinerja, jika kinerja
karyawan yang meningkat maka tujuan
perusahaan akan tercapai. Untuk
mendapatkan kinerja yang maksimal dari
auditor internal maka manajemen
perusahaan perlu meningkatkan pelatihan,
kemampuan dan pengalaman pada unit
auditor internal pada PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk. Analisis kelayakan merupakan
perencanaan dan perhitungan yang sangat
spesifik, didalam penyusunannya harus
menggambarkan dengan jelas karakteristik
bisnis yang sedang atau akan dilaksanakan.
Rencana yang di susun dengan tepat dan
cermat akan sangat membantu dalam
pengambilan keputusan, arah bisnis dan
cara mencapai tujuan perusahaan sesuai
dengan harapan.
Integritas perusahaan perlu
diperhatikan untuk mempertahankan
organisasi perusahaan yang memiliki
integritas baik. Praktik kecurangan sekecil
apapun akan merugikan perusahaan. Untuk
menghadapi kekurangan yang terjadi dalam
perusahaan tersebut sangat diperlukan
kinerja auditor yang sangat maksimal,
khususnya pada Unit internal Audit. Para
auditor di tuntut untuk menjadi seorang
yang professional dengan mengadakan
suatu pelatihan yang maksimal. Selain itu
suatu pengalaman dan kemampuan internal
auditor juga diperlukan untuk
meningkatkan kinerja.
Berdasarkan uraian diatas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai pelatihan, kemampuan dan
pengalaman akan berpengaruh terhadap
kinerja audit internal. Sehubungan dengan
hal tersebut, maka judul penelitian adalah
“Pengaruh Pelatihan, kemampuan dan
Pengalaman Auditor Terhadap Kinerja
Auditor Internal PT. Telekomunikasi
Indonesia,Tbk”.
2 Kajian Pustaka
2.1. Manajemen Sumber Daya
Manusia
Menurut Dessler (2006:4) manajemen
sumber daya manusia adalah : “Proses
memperoleh, melatih, nilai dan memberikan
kompensasi kepada karyawan,
memperhatikan hubungan kerja mereka,
45 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
kesehatan dan keamanan, serta masalah
keadilan.”
Menurut L.Byars dan W. Rue
((2005:4) manajemen sumber daya manusia
adalah :
“Suatu aktifitas yang di desain untuk
menyediakan dan mengkoordinasikan
sumber daya manusia pada suatu
organisasi.”
Berdasarkan pernyataan diatas dapat
disimpulkan bahwa manajemen sumber
daya manusia adalah suatu proses yang
mengatur sumber daya manusia yang ada
dengan sistem secara formal, efektif dan
efisien didalam suatu organisasi.
2.2. Auditor Internal
Menurut Sawyer (2009: 7) adalah :
“Auditor internal memberikan informasi
yang diperlukan manajer dalam
menjalankan tanggung jawab secara efektif.
Auditor internal bertindak sebagai penilai
independen untuk menelaah operasional
perusahaan dengan mengukur dan
mengevaluasi kecukupan kontrol serta
efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan.
Auditor internal memiliki peranan yang
penting dalam semua hal yang berkaitan
dengan pengelolaan perusahaan dan risiko-
risiko terkait dalam menjalankan usaha.
Pengertian dari auditor internal
menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely
Suhayati (2009:14) adalah : “Pegawai dari
suatu organisasi/perusahaan yang bekerja di
organisasi tersebut untuk melakukan audit
bagi kepentingan manajemen perusahaan
yang bersangkutan, dengan tujuan untuk
membantu manajemen organisasi untuk
mengetahui kepatuhan para pelaksana
operasional organisasi terhadap kebijakan
dan prosedur yang telah ditetapkan oleh
perusahaan”.
Auditor sering disebut auditor
internal dan merupakan karyawan
organisasi tersebut. Auditor internal
bertanggung jawab terhadap pengendalian
intern perusahaan demi tercapainya
efisiensi, efektifitas dan ekonomis serta
ketaatan pada kebijakan yang diambil oleh
perusahaan.
2.3. Pelatihan
Pengertian Pelatihan menurut
Sedarmayanti (2013:198) adalah :
“Sebagai sarana yang ditunjukan pada
upaya untuk lebih mengaktifkan kerja para
anggota organisasi yang kurang aktif
sebelumnya, mengurangi dampak-dampak
negatif yang dikarenakan kurangnya
pendidikan, pengalaman yang terbatas, atau
kurangnya kepercayaan diri dari anggota
atau kelompok anggota tertentu.
Sikula dalam Mangkunegara (2009
: 44) mengatakan pelatihan adalah:“Suatu
proses pendidikan jangka pendek yang
mempergunakan prosedur sistematis dan
terorganisir di mana pegawai non
managerial mempelajari pengetahuan dan
keterampilan teknis dalam tujuan terbatas.”
Samsudin (2009 : 110) menyatakan bahwa
pelatihan adalah:“Usaha untuk
memperbaiki penguasaan berbagai
keterampilan kerja dalam waktu yang relatif
singkat (pendek).”
Dari pengertian tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa pelatihan
merupakan sebagai suatu aktifitas yang
bertujuan untuk membuat pegawai lebih
terampil dan lebih produktif.
2.4. Kemampuan
Menurut John.M. ivan Cevich
(2007:85) yang dimaksud dengan
Kemampuan adalah:“Bakat seseorang
untuk melakukan tugas mental atau fisik.”
Menurut Soelaiman (2007:112) yang
dimaksud dengan Kemampuan adalah:
“Sifat yang dibawa lahir atau dipelajari
yang memungkinkan seseorang yang dapat
menyelesaikan pekerjaannya, baik secara
mental ataupun fisik. Karyawan dalam
suatu organisasi, meskipun dimotivasi
dengan baik, tetapi tidak semua memiliki
kemampuan untuk bekerja dengan baik. “
Menurut Robert Kreitner
(2005:185) yang dimaksud dengan
kemampuan adalah: “Karakteristik
stabil yang berkaitan dengan kemampuan
maksimum fisik mental seseorang.”
Menurut Stephen P. Robins (2006:46)
Kemampuan (ability) adalah : “Kapasitas
46 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
individu untuk melaksanakan berbagai
tugas dalam pekerjaan tertentu. Seluruh
kemampuan seorang individu pada
hakekatnya tersusun dari dua perangkat
faktor yaitu kemampuan intelektual dan
kemampuan fisik.”
Dari pengertian tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa kemampuan
merupakan suatu sikap yang dimiliki
karyawan baik mental maupun fisik untuk
mengerjakan berbagai tugas dalam suatu
organisasi.
2.5. Pengalaman
Menurut Edy Sutrisno (2009:167)
yang dimaksud dengan Pengalaman adalah:
“Tingkat golongan (senioritas) seorang
karyawan. Namun dalam mempromosikan
para senior bukan hanya
mempertimbangkan pengalaman, tapi juga
mempertimbangkan pada kemampuan dan
keahlian.”
Pengalaman auditor menurut
Sukrisno Agoes (2012:33), adalah :
“Pengalaman Auditor adalah auditor yang
mempunyai pemahaman yang lebih baik.
Mereka juga lebih mampu memberi
penjelasan yang masuk akal atas kesalahan
– kesalahan dalam laporan keuangan dan
dapat mengelompokkan kesalahan
berdasarkan pada tujuan audit dan struktur
dari sistem akuntansi yang mendasar.”
Berdasarkan pengertian di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa lamanya bekerja
dan sering tidaknya melakukkan tugas audit
akan mempengaruhi pengalaman auditor.
Pengalaman seorang auditor yang baik juga
akan mempengaruhi pengetahuan auditor
sehingga kinerja auditor internal dapat
maksimal dalam menjalankan tugasnya.
2.6. Kinerja
Menurut Menurut Mitchell dan
Larson (2008: 491) kinerja adalah sebagai
berikut : “Area of performance is quality
and quantity of work, promptness ,initiative
and communication”. Artinya wilayah
(indikator) penilaian kinerja adalah kualitas
dan kuantitas hasil kerja, ketepatan waktu
menyelesaikan pekerjaan, inisiatif/prakarsa
dalam menyelesaikan pekerjaan, dan
komunikasi/kemampuan membina
kerjasama dengan pihak lain.
Menurut Veithzal Rivai (2009:548)
kinerja adalah : ”Merupakan perilaku nyata
yang ditampilkan setiap orang sebagai
prestasi kerja yang dihasilkan oleh
karyawan sesuai dengan perannya dalam
perusahaan”.
Penilaian Kinerja menurut
Soelaiman (2007:280) adalah :“Pemahaman
evaluasi kinerja (performance appraisal /
evaluation) memiliki beberapa istilah
seperti : merit ratting, behavioral,
assessment, employee evaluation,personal
review, dan sebagainya. Dengan demikian
penilaian kinerja mengacu pada suatu
sistem formal yang terstruktur yang
mengukur, menilai dan mempengaruhi
karyawan yang berkaitan dengan pekerjaan,
perilaku dan hasil, termasuk tingkat
kehadiran. Fokusnya adalah untuk
mengetahui seberapa produktif seorang
karyawan dan apakah ia ia berkinerja sama
atau lebih efektif pada masa yang akan
datang, sehingga karyawan, organisasi dan
masyarakat semuanya memperoleh
manfaat.”
Evaluasi / penilaian kinerja secara
prosedur menurut Soelaiman (2007:280)
pada dasarnya meliputi:
1. Penetapan standar kerja
2. Penilaian kinerja aktual karyawan
3. Memberi umpan balik kepada
karyawan dengan tujuan memotivasi
karyawan sebagai pengaukuan atas
kinerja dan diharapkan untuk terus
berkinerja lebih tinggi lagi.
Dari pengertian diatas menurut
beberapa ahli, penulis mengambil
kesimpulan bahwa Penilaian kinerja adalah
pemberian umpan balik kepada karyawan
dengan tujuan memotivasi orang tersebut
untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik
lagi.
47 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
3. Metode
Penelitian ini ingin mengetahui
pengaruh Pelatihan, Kemampuan dan
Pengalaman terhadap Kinerja Internal audit
pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Adapun untuk mengetahui pengaruh
tersebut digunakakan metode deskriptif
dalam bentuk studi pengaruh (correlation
studies) dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif.
Penulis menggunakan metode
tersebut, karena penelitian ini ditujukan
untuk menggambarkan dengan jelas tentang
pengaruh pelatihan, kemampuan dan
pengalaman terhadap kinerja auditor
internal. Sedangkan, pendekatan yang
digunakan dalam penelitian adalah
pendekatan kuantitatif, karena data
Pelatihan, Kemampuan, Pengalaman dan
Kinerja auditor yang diperoleh dari
penelitian ini berupa data kuantitatif. Data
yang dibutuhkan adalah data yang sesuai
dengan masalah-masalah yang ada dan
sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga
data tersebut akan di kumpulkan, diolah,
dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai
dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi
dari data tersebut akan dapat ditarik
kesimpulan.
Adapun langkah-langkah analisis
kuantitatif yang diuraikan diatas adalah
sebagai berikut :
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Garis regresi menurut Andi
Supangat (2007:325) yaitu:
“Garis regresi (regression line/line of the
best fit/estimating line) adalah suatu garis
yang ditarik diantara titik-titik (scatter
diagram) sedemikian rupa sehingga dapat
dipergunakan untuk menaksir besarnya
variabel yang satu berdasarkan variabel
yang lain, dan dapat juga dipergunakan
untuk mengetahui macam korelasinya
(positif atau negatifnya).”
Analisis regresi ganda digunakan
untuk meramalkan bagaimana keadaan
(naik turunnya) variabel dependen (kinerja
internal audit), bila dua atau lebih variabel
independen (analisis pelatihan,
kemampuan, dan Pengalaman) sebagai
indikator. Analisis ini digunakan dengan
melibatkan dua atau lebih variabel bebas
antara variabel dependen (Y) dan variabel
independen (X1, X2 dan X3). Persamaan
regresinya sebagai berikut:
(Sumber: Sugiyono; 2009)
Dimana:
Y = variabel tak bebas (Kinerja)
a = bilangan berkonstanta
b1,b2,b3 = koefisien arah garis
X1 = variabel bebas (Pelatihan)
X2 = variabel bebas (Kemampuan).
X3 = variabel bebas (Pengalaman).
2. Analisis Korelasi Parsial
Analisis korelasi bertujuan untuk
mengukur kekuatan asosiasi (hubungan)
linier antara dua variabel. Korelasi juga
tidak menunjukkan hubungan fungsional.
Dengan kata lain, analisis korelasi tidak
membedakan antara variabel dependen
dengan variabel independen. Dalam analisis
regresi, analisis korelasi yang digunakan
juga menunjukkan arah hubungan antara
variabel dependen dengan variabel
independen selain mengukur kekuatan
asosiasi (hubungan).
3. Koefisiensi Determinasi
Analisis Koefisiensi Determinasi
(KD) digunakan untuk melihat seberapa
besar variabel independen (X) berpengaruh
terhadap variabel dependen (Y) yang
dinyatakan dalam persentase.
Besarnya koefisien determinasi
dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Sumber: Riduwan dan Sunarto (2007:81)
Dimana :
KD = Seberapa persen perubahan variabel
Y dipergunakan oleh variabel X
r² = Kuadrat koefisien korelasi
Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3 X3
Kd = (r)2 x 100 %
48 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Desain Penelitian
Desain penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Sumber Masalah
Menetapkan permasalahan sebagai
indikasi dari fenomena penelitian,
selanjutnya dapat ditetapkan judul
yang akan diteliti. Dalam penelitian ini
permasalahan yang terjadi difokuskan
pada kinerja auditor internal. Dengan
demikian dapat ditetapkan judul
penelitian : Pengaruh Pelatihan,
Kemampuan, dan Pengaalaman
terhadap Kinerja auditor Internal.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut : Pengaruh
Pelatihan, Kemampuan dan
Pengalaman secara simultan maupun
parsial terhadap Kinerja Audit PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
3. Konsep dan teori yang relevan dan
Penemuan yang relevan
Untuk menjawab rumusan masalah
yang sifatnya sementara (berhipotesis),
maka diperlukan referensi teoritis yang
relevan dengan masalah dan dalam
penelitian sebelumnya dapat
digunakan sebagai bahan untuk
memberikan jawaban sementara
terhadap masalah yang terdapat di PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
4. Pengajuan Hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah
yang baru didasarkan pada teori dan
didukung oleh penelitian yang relevan,
tetapi belum ada pembuktian secara
empiris (faktual) maka jawaban itu
disebut hipotesis. Hipotesis yang
dibuat dalam penelitian ini adalah
Pelatihan, kemampuan, dan
pengalaman secara simultan dan
parsial berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja Internal Auditor pada
PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk.
5. Metode Penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut
peneliti dapat memilih metode
penelitian yang sesuai, pertimbangan
ideal untuk memilih metode itu adalah
tingkat ketelitian data yang diharapkan
dan konsisten data yang dikehendaki.
Metode penelitian yang digunakan
untuk mengetahui pelatihan,
kemampuan, dan pengalaman terhadap
kinerja adalah metode survey, metode
penelitian kualitatif dan metode
penelitian kuantitatif.
6. Menyusun Instrumen Penelitian
Instrumen ini digunakan sebagai alat
pengumpul data dan instrumen dalam
penelitian ini berbentuk kuesioner.
Selanjutnya penulis mulai
menggunakan perhitungan dengan
menggunakan MSI (Method Succesive
Interval) untuk menaikkan skala
ordinal menjadi interval, regresi linier
berganda untuk membuktikan sejauh
mana pengaruh yang diperlihatkan
antara pelatihan, kemampuan, dan
pengalaman terhadap kinerja internal
auditor. Korelasi Pearson Product
Moment untuk meneliti erat tidaknya
pelatihan, kemampuan dan
pengalaman terhadap kinerja internal
auditor. Koefisien determinasi untuk
menilai besarnya pengaruh pelatihan,
kemampuan dan pengalaman terhadap
kinerja internal auditor. Dan t hitung
untuk menguji tingkat signifikan.
7. Kesimpulan
Kesimpulan dengan menekankan pada
pemecahan masalah berupa informasi
mengenai solusi masalah yang
bermanfaat sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan yang terdapat
pada PT.Telekomunikasi
Indonesia,Tbk.
Sumber data menggunakan data
primer karena peneliti mengumpulkan
sendiri data-data yang dibutuhkan yang
bersumber langsung dari objek pertama
yang akan diteliti. Setelah data-data
terkumpul, data tersebut akan diolah
sehingga akan menjadi sebuah informasi
bagi peneliti tentang keadaan objek
penelitian. Data primer dalam penelitian ini
adalah hasil observasi, dan hasil
wawancara.
49 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Data populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah unit internal
audit pada PT Telekomunikasi Indonesia,
Tbk yang berkedudukan di Bandung Jawa
Barat pada Kantor Pusat PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Teknik penentuan sampel dengan
menggunakan semua anggota populasi.
Dalam penelitian ini karena jumlah
populasi terbatas sehingga tidak
memungkinkan untuk menggunakan
sampel, sehingga peneliti mengambil
jumlah sampel sama dengan jumlah
populasi atau disebut dengan sensus yaitu
auditor internal PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk yang berkedudukan di
Bandung Jawa Barat.
3.1.2. Rancangan Uji Hipotesis
Pengujian Analisis Regresi linear Klasik
Pengujian mengenai ada tidaknya
penyimpangan asumsi-asumsi klasik yang
merupakan dasar dalam model regresi linier
berganda. Hal ini dilakukan sebelum
dilakukan pengujian terhadap hipotesis.
Masalah-masalah penyimpangan yang
dapat muncul dalam model regresi linear
dengan data time series meliputi masalah
autokorelasi dan multikolinear.
Penyimpangan ini disebabkan model tidak
valid, dengan kata lain hasil estimasi tidak
lagi BLUE (Best Liniar Unblased
Estimator). Pengujian asumsi klasik
meliputi : uji serial korelasi, normalitas,
linearitas, heteroskedastisitas, dan
multikolinearitas (untuk regressi linear
berganda). Pengujian asumsi klasik dengan
menggunakan software eviews 8 for
windows.
Rancangan Uji Hipotesis
Pengujian Analisis Regresi linear Klasik
Pengujian mengenai ada tidaknya
penyimpangan asumsi-asumsi klasik yang
merupakan dasar dalam model regresi linier
berganda. Hal ini dilakukan sebelum
dilakukan pengujian terhadap hipotesis.
Masalah-masalah penyimpangan yang
dapat muncul dalam model regresi linear
dengan data time series meliputi masalah
autokorelasi dan multikolinear.
Penyimpangan ini disebabkan model tidak
valid, dengan kata lain hasil estimasi tidak
lagi BLUE (Best Liniar Unblased
Estimator). Pengujian asumsi klasik
meliputi : uji serial korelasi, normalitas,
linearitas, heteroskedastisitas, dan
multikolinearitas (untuk regressi linear
berganda). Pengujian asumsi klasik dengan
menggunakan software eviews 8 for
windows.
Uji serial Korelasi
Menurut Rahmania (2009) serial
korelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
sama lain. Masalah serial korelasi timbul
karena residual tidak bebas dari suatu
observasi ke observasi lainnya. masalah ini
sering ditemukan pada data cross section
dimana korelasi jarang terjadi karena error
pada observasi yang berbeda berasal dari
individu yang berbeda.
Untuk mendeteksi adanya serial
korelasi dengan membandingkan nila X2
hitung dengan X2 tabel, yaitu:
a. Jika nilai X2 hitung > X2 tabel, maka
hipotesis yang menyatakan bahwa model
bebas dari masalah serial korelasi
ditolak.
b. Jika nilai X2 hitung < X2 tabel, maka
hipotesis yang menyatakan bahwa model
bebas dari masalah serial korelasi
diterima.
Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk
mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau
tidak secara signifikan. Uji ini biasanya
digunakan sebagai prasyarat dalam analisis
korelasi atau regresi linear. Uji linearitas
dilakukan dengan mencari persamaan garis
regresi variabel bebas X terhadap variabel
terikat Y.
Untuk mendeteksi apakah model
linier atau tidak dengan membandingkan
nilai F-stat dengan F-tabel, yaitu dengan
ketentuan:
a. JIka nilai F-stat > F-tabel, maka hipotesis
yang menyatakan bahwa model linier
adalah ditolak.
50 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
b. JIka nilai F-stat < F-tabel, maka hipotesis
yang menyatakan bahwa model linier
adalah diterima.
Uji Normalitas
Menurut Gujarati (2003;108) : “Uji
normalitas data ini dilakukan bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel penggangu (residual) memiliki
distribusi normal.”
Uji normalitas digunakan untuk
menguji apakah model regresi mempunyai
distribusi normal ataukah tidak. Asumsi
normalitas merupakan persyaratan yang
sangat penting pada pengujian
kebermaknaan (signifikansi) koefisien
regresi. Model regresi yang baik adalah
model regresi yang memiliki distribusi
normal atau mendekati normal, sehingga
layak dilakukan pengujian secara statistik.
Uji Heteroskedastisitas
Menurut Gujarati (2003;387) :
“Model regresi yang baik yang
homokedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas.”
Menurut Widarjono (2007:125) :
“Pengujian White Heteroskedasticity
bertujuan untuk mendeteksi apakah varians
dari setiap unsur error term menunjukkan
suatu angka yang konstan. “
Situasi heteroskedastisitas akan
menyebabkan penaksiran koefisien-
koefisien regresi menjadi tidak efisien dan
hasil taksiran dapat menjadi kurang atau
melebihi dari yang semestinya. Dengan
demikian, agar koefisien-koefisien regresi
tidak menyesatkan, maka situasi
heteroskedastisitas tersebut harus
dihilangkan dari model regresi.
Persamaan regresi yang baik adalah
apabila memenuhi homokedastisitas (tidak
terjadi heterokedastisitas).
Homokedastisitas adalah varian yang sama
pada persamaan regresi untuk semua
variabel independen (Lind et. al., 2008).
Untuk mendeteksi adanya
heterokedastisitas yaitu dengan melakukan
uji white. Apabila p value < α maka terjadi
heterokedastisitas.
Uji multikolinearitas Istilah multikolinieritas digunakan
untuk menunjukkan adanya hubungan
linear diantara independent variable dalam
regresi. Jika independent variable
berkorelasi dengan sempurna, maka disebut
multikolinieritas sempurna yang berarti ada
hubungan linear yang “sempurna” (pasti)
diantara beberapa atau semua independent
variable dari model regresi. Untuk regresi
sejumlah k-variabel yang terdiri dari
independent variable X1, X2,..Xk persis
terjadi hubungan linear jika λ1X1 + λ2X2 +
.... λkXk = 0, dimana λ1, λ2,..λk adalah
konstan. Jika terjadi multikolinearitas
sempurna, koefisien regresi dari varibel-
variabel X tidak dapat dttentukan dan
standard errornya tidak terbatas. Jika
multikolineritasnya kurang sempurna,
koefisien regresinya walaupun tertentu,
memiliki standard error yang besar, yang
artinya koefisien-koefisien tersebut tidak
dapat disetimasi dengan akurat (Gujarati
(2003).
Pada penelitian ini digunakan pendekatan
korelasi parsial, yaitu dengan tahapan:
1) Rumus Regresi :
Y = a0 + a1 X1 + a2 X2 + a3 X3
……………………...……………….. R21
2) Estimasi Regresi :
X1 = b0 + b2 X2 + b3 X3
…………………………………...………
….. R22
X2 = b0 + b1 X1 + b3 X3
…………………………………...………
….. R23
X3 = b0 + b1 X1 + b2 X2
………………………………………...…
….. R24
Dan untuk menentukan apakah model
mengalami masalah mulyikolonieritas atau
tidak yaitu dengan membandingkan R2
persamaan R21 dengan persamaan R2
2, R23
dan R24. Dengan ketentuan yaitu:
a. Bila Nilai R21 > R2
2 R23 R2
3, maka model
tidak diketemukan adanya
multikolonieritas. b. Bila Nilai R2
1 < R22 R2
3 R23, maka model
diketemukan adanya multikolonieritas.
51 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Pengujian Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis ini
dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan
hipotesis alternatif, penelitian uji statistik
dan perhitungan nilai uji statistik,
perhitungan hipotesis, penetapan tingkat
signifikan dan penarikan kesimpulan.
Hipotesis yang akan digunakan
dalam penelitian ini berkaitan dengan ada
tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat. Hipotesis nol (Ho) tidak
terdapat pengaruh yang signifikan dan
Hipotesis alternatif (Ha) menunjukkan
adanya pengaruh antara variabel bebas dan
variabel terikat.
Rancangan pengujian hipotesis
penelitian ini untuk menguji ada tidaknya
pengaruh antara variabel independent (X)
yaitu Pelatihan (X1), kemampuan (X2),
Pegalaman (X3), terhadap Kinerja Internal
Audit sebagai variabel dependen (Y),
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Uji Koefisien Deteminasi (R2)
Menurut Gujarati (2003:81) :
“Koefisien determinasi atau koefisien
penentu R2 merupakan suatu bilangan yang
dinyatakan dalam bentuk persen, yang
menunjukkan besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel
dependennya.”
Koefisien determinasi R2
digunakan untuk mengukur kebenaran
hubungan dari model yang dipakai yaitu
angka yang menunjukkan besarnya
kemampuan varians / penyebaran dari
variabel independen yang menerangkan
variabel dependen. Besarnya nilai R2 adalah
0 ≤ R2 ≤1, di mana semakin mendekati 1
berarti model tersebut dapat dikatakan baik
karena semakin dekat hubungan antar
variabel independent dengan variabel
dependent, demikian sebaliknya.
Uji t-Statistik
Menurut Gujarati (2003:129) : “Uji
t-statistik digunakan untuk menguji
pengaruh parsial dari variabel –variabel
independen terhadap variabel dependennya
atau pengujian ini dilakukan untuk menguji
tingkat signifikansi setiap variabel bebas
(independent) dalam mempengaruhi
variabel tak bebas (dependent). Untuk
melihat pengaruh masingmasing variabel
bebas tersebut dilakukan uji t dua arah (two
tail test).”
Hipotesis dari uji ini adalah :
H0 : β = 0, Variabel bebas tidak
mempengaruhi variabel tidak bebasnya.
H1 : β ≠ 0, Variabel bebas mempengaruhi
variabel tidak bebasnya.
Uji F-Statistik
Menurut Gujarati ( 2003:257) : “Uji
F-statistik digunakan untuk mengukur
goodness of fit dari persamaan regresi atau
untuk mengetahui apakah semua variabel
independen yang terdapat dalam persamaan
secara bersama-sama mempengaruhi
variabel dependen. Pengujian ini dilakukan
dengan cara membandingkan nilai F-
statistik dengan nilai F-tabel dengan tingkat
signifikansi tertentu. Uji F-statistik ini
merupakan uji signifikansi satu arah (one
tail significance).”
Hipotesis dari uji ini adalah :
H0 : β0 = β1 = β2 = β3 = 0, semua
variabel bebas secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap variabel tidak
bebasnya.
H1 : β0 ≠ β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0, variabel bebas
yang mempengaruhi variabel tidak
bebasnya.
Uji Z-Statistik
Uji z ini digunakan untuk
mengetahui Untuk menguji apakah variabel
Pelatihan, Kemampuan, dan Pengalaman
mempunyai hubungan positif atau negatif,
maka dilakukan pengujian statistik z
sebagai berikut:
a. Hubungan Antara pelatihan X1 dengan
Kemampuan X2
H0 : β1= β2 = 0, Artinya, tidak terdapat
hubungan positif antara pelatihan dan
kemampuan pada PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk.
H1 : βi≠0, Artinya, terdapat hubungan
positif pelatihan dan kemampuan pada
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
52 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
b. Hubungan Antara Kemampuan X2
dengan Pengalaman X3
H0 : β1= β2 = 0, Artinya, tidak terdapat
hubungan positif antara
kemampuan dengan pengalaman
pada PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk.
H1 : βi≠0, Artinya, terdapat hubungan
positif kemampuan dengan
pengalaman pada PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Menghitung nilai Zhitung dengan
mengetahui apakah variabel koefisien
korelasi signifikan atau tidak dengan rumus
:
4. Hasil dan Pembahasan
Karateristik Responden
Berikut ini disajikan hasil analisis
yang diperoleh berdasarkan jawaban yang
diberikan oleh responden atas dasar
pertanyaan dalam kuesioner.
a. Profil Responden Berdasarkan
Tingkat Usia
Tingkat Usia auditor internal PT
Telekomunikasi Indonesia,Tbk
Tingkat
Usia
Jumlah Persentase %
24-30 1 3,33
31-35 2 6,67
36-40 2 6,67
41-45 19 63,33
46-50 6 20
51-55 0 0
Jumlah 30 100
Sumber : data diolah 2013
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan
bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini berusia 41-45 tahun. Hal ini
disebabkan kuisioner yang dibagikan
kepada auditor internal yang berada di PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk lebih
banyak yang berusia 41-45 tahun yaitu
berjumlah 19 orang atau 63,33%.
Analisis Kualitatif (Metode Deskriptif)
Dari enam sub variabel pelatihan
yaitu instruktur, peserta, materi, metode,
prinsip pembelajaran, dan evaluasi
pelatihan. Tanggapan yang paling tinggi,
adalah instruktur, peserta, materi, dan
prinsip pembelajaran. Dan untuk sub
variabel metode dan evaluasi pelatihan
yang di dapat dari hasil kuesioner pada
internal auditor PT. Telekomunikasi
Indonesia, metode dan evaluasi pelatihan
masih perlu perbaikan karena berada dalam
kategori cukup. Rata-rata skor variabel
pelatihan yaitu 75,00% (baik).
Deskriptif Variabel Kemampuan (X2)
Tiga sub variabel kemampuan yaitu
kemampuan teknis, kemampuan
konseptual, kemampuan sosial
mendapatkan tanggapan yang baik, yang
ditunjukkan dengan rata-rata skor 79,48%
(baik). Dalam hal ini kemampuan teknis
dan kemampuan konseptual memberikan skor yang paling tinggi, dibandingkan
dengan kemampuan sosial.
Deskriptif Variabel Pengalaman (X3)
Tiga sub variabel kemampuan yaitu
pelatihan profesi, pendidikan, lama kerja
mendapatkan tanggapan yang baik, yang
ditunjukkan dengan rata-rata skor 78,38%
(baik).
Deskriptif Variabel Kinerja (Y)
Lima sub variabel kinerja yaitu
kuantitas kerja, kedisiplinan, kualitas kerja,
komunikasi, dan inisiatif mendapatkan
tanggapan yang baik, yang ditunjukkan
dengan rata-rata skor 80,29% (baik). Dalam
hal ini variabel kinerja yaitu kuantitas kerja,
kedisiplinan, kualitas kerja, komunikasi
memberikan skor yang paling tinggi,
dibandingkan dengan inisiatif.
𝑍
= √𝑛 − 3
2 𝐼𝑛 ⦋
(1 + 𝑟) ∗ (1 − 𝑝0)
(1 − 𝑟) ∗ (1 + 𝑝0)
53 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Analisis Verifikatif Pengaruh Pelatihan,
Kemampuan dan Pengalaman Auditor
terhadap kinerja Auditor
Tabel
Koefisien Regresi Linier
Berganda
Dependent Variable: KINERJA
Method: Least Squares
Date: 05/21/14 Time: 02:22
Sample: 1 30
Included observations: 30
Variable Coefficient
C -0.475509
PELATIHAN 0.154307
KEMAMPUAN 0.602166
PENGALAMAN 0.452867
Berdasarkan output di atas,
diperoleh nilai a sebesar -0,475, nilai b1
sebesar 0,154, b2 sebesar 0,602, dan b3
sebesar 0,452. Dengan demikian maka
dapat dibentuk persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut:
Y = -0,475 + 0,154X1 + 0,602 X2 + 0,452
X3
Nilai a dan bi dalam persamaan di atas
dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
a = -0,475 artinya: jika pelatihan,
kemampuan, dan pengalaman bernilai
0 persen, maka kinerja auditor akan
bernilai -0,475 persen.
b1 = 0,154 artinya: jika pelatihan
meningkat sebesar satu persen
sementara kemampuan dan pengalaman
konstan maka kinerja auditor akan
meningkat sebesar 0,154 persen.
b2 = 0,602 artinya: jika Kemampuan
meningkat sebesar satu persen
sementara pelatihan dan kemampuan
konstan maka maka kinerja auditor
akan meningkat sebesar 0,602 persen.
b3 = 0,452 artinya: jika pengalaman
meningkat sebesar satu persen
sementara pelatihan dan kemampuan
konstan maka maka kinerja auditor
akan meningkat sebesar 0,452 persen.
Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis
menggunakan analisis regresi linier
berganda, ada beberapa asumsi yang harus
terpenuhi agar kesimpulan dari regresi
tersebut tidak bias. Secara teoritis telah di
ungkapkan bahwa salah satu metode
pendugaan parameter dalam model regresi
linier adalah ordinary Least Square (OLS).
Metode OLS digunakan berlandaskan pada
sejumlah asumsi tertentu. Ada beberapa
asumsi yang harus dipenuhi pada
prinsipnya model regresi linier yang di buat
sebaiknya tidak boleh menyimpang dari
asumsi BLUE (Best Linier Unbiased dan
estimator) dalam pengertian lain model
yang dibuat harus lolos dari penyimpangan
asumsi adanya serial korelasi, normalitas,
linearitas, heteroskedastisitas, dan
multikolinearitas (untuk regressi linear
berganda). Selanjutnya dilakunan uji
asumsi tersebut :
1) Uji serial korelasi
Masalah serial korelasi timbul
karena residual tidak bebas dari suatu
observasi ke observasi lainnya. Masalah ini
sering ditemukan apabila menggunakan
data time series runtut waktu. Hal ini
disebabkan karena eror pada seorang
individu cenderung akan mempengaruhi
eror pada individu yang sama pada periode
berikutnya. Sedangkan cross section
masalah serial korelasi jarang terjadi karena
eror pada observasi yang berbeda berasal
dari individu yang berbeda.
Tabel
Output Uji Serial Korelasi
F-statistic 1.479590
Obs*R-squared 4.853100
Uji serial korelasi untuk mendeteksi adanya
serial korelassi dengan membandingkan
nilai X2 hitung dengan X2 tabel , yaitu :
a. Jika nilai X2 hitung > X2 tabel, maka
hipotesis yang menyatakan bahwa
model bebas dari masalah serial
korelasi ditolak.
b. Jika nilai X2 hitung < X2 tabel, maka
hipotesis yang menyatakan bahwa
model bebas dari masalah serial
korelasi diterima.
54 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Analisis hasil output nilai Obs*R Square
(disebut juga X2 hitung) nilainya 4.853dan
X2 tabel yang disesuaikan dengan jumah
lagnya (v) = 3 dan α = 10% adalah 6,251.
Maka dapat disimpulkan model mengenai
pengaruh pelatihan, kemampuan, dan
pengalaman terhadap kinerja pada PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. bebas dari
masalah serial korelasi karena nilai X2
hitung < X2 tabel yaitu 4.853 < 6,251.
2) Uji Asumsi Normalitas
Asumsi normalitas merupakan
persyaratan yang sangat penting pada
pengujian kebermaknaan (signifikansi)
koefisien regresi. Untuk mendeteksi apakah
residualnya berdistribusi normal atau tidak
dengan membandingkan nilai Jarque Bera
(JB) dengan X2 tabel yaitu :
a. Jika nilai JB > X2 tabel maka
residualnya berdistribusi tidak normal
b. Jika nilai JB < X2 tabel maka
residualnya berdistribusi normal
Tabel
Hasil Output Uji Normalitas
Analisis hasil Output Uji normalitas
pengaruh pelatihan, kemampuan, dan
pengalaman terhadap kinerja pada PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk., bahwa
nilai JB sebesar 0,286. Karena 0,286 <
6,251 maka dapat disimpulkan bahwa
residual berdistribusi normal.
3) Uji Linearitas
Uji Linearitas untuk mendteksi
apakah model linear atau tidak dengan
membandingkan nilai F-stat dengan F-tabel,
yaitu :
a. Jika nilai F-stat > F-tabel, maka
hipotesis yang menyatakan bahwa
model liniear adalah di tolak.
b. Jika nilaii F-stat < F-tabel, maka
hipotesis yang menyatakan bahwa model
linear adalah di terima.
Tabel
Hasil Output Uji Linearitas
Ramsey RESET Test
Equation: UNTITLED
Specification: Y C X1 X2 X3
Value
F-statistic 1.964028
Likelihood ratio 6.842203
Analisis hasil Output, bahwa nilai
F-stat sebesar 1,964 kemudian
dibandingkan dengan F-tabel (0,1;3;27)
sebesar 2,299. Berarti nilai F-stat < F-tabel
maka model linear.
4) Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas berarti adanya
hubungan yang kuat di antara beberapa atau
semua variabel bebas pada model regresi.
Untuk melihat ada tidaknya
multikolinearitas dapat dilihat dari koefisien
korelasi antara masing-masing variable
bebas lebih besar dari 0,8 berarti terjadi
multikolinearitas.
Tahapan pengujian melalui eviews
dengan pendekatan korelasi parsial sebagai
berikut :
1. Melakukan regresi :
Y = a0 + a1.X1 + a2.X2 +
a3.X3……………………..(1)
2. Lakukan estimasi regresi untuk :
X1 = b0 + b1X2 +
b2X3……………………………..(2)
X2 = b0 + b1X1 +
b2X3…………………………….(3)
X3 = b0 + b1X1 +
b2X2…………………………….(4)
55 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Tabel
Output variabel Y
Y c x1 x2 x3
Dependent Variable: KINERJA
Method: Least Squares
Date: 05/21/14 Time: 00:52
Sample: 1 30
Included observations: 30
Variable Coefficient
C -0.475509
PELATIHAN 0.154307
KEMAMPUAN 0.452867
PENGALAMAN 0.602166
R-squared 0.850735
Adjusted R-squared 0.833512
S.E. of regression 0.257845
Sum squared resid 1.728587
Log likelihood 0.240240
F-statistic 49.39561
Prob(F-statistic) 0.000000
Tabel
Output variabel X1
X1 c X2 X3
Dependent Variable: PELATIHAN
Method: Least Squares
Date: 05/21/14 Time: 01:08
Sample: 1 30
Included observations: 30
Variable Coefficient
C 0.646875
KEMAMPUAN 0.312738
PENGALAMAN 0.455360
R-squared 0.415555
Adjusted R-squared 0.372263
S.E. of regression 0.470552
Sum squared resid 5.978329
Log likelihood -18.37231
F-statistic 9.598857
Prob(F-statistic) 0.000710
Tabel
Output Variabel X2
X2 c X1 X3
Dependent Variable: KEMAMPUAN
Method: Least Squares
Date: 05/21/14 Time: 02:13
Sample: 1 30
Included observations: 30
Variable Coefficient
C 0.351019
PELATIHAN 0.245303
PENGALAMAN 0.438541
R-squared 0.436146
Adjusted R-squared 0.394379
S.E. of regression 0.416744
Sum squared resid 4.689236
Log likelihood -14.72924
F-statistic 10.44236
Prob(F-statistic) 0.000437
Tabel
Output Variabel X3
X3 C X1 X2
Dependent Variable: PENGALAMAN
Method: Least Squares
Date: 05/21/14 Time: 02:14
Sample: 1 30
Included observations: 30
Variable Coefficient
C 0.841647
PELATIHAN 0.355397
KEMAMPUAN 0.436362
R-squared 0.488128
Adjusted R-squared 0.450211
S.E. of regression 0.415707
Sum squared resid 4.665938
Log likelihood -14.65453
F-statistic 12.87376
Prob(F-statistic) 0.000118
56 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Berdasarkan output di atas,
diketahui nilai R2 masing-masing
persamaan adalah sebagai berikut :
Untuk persamaan (1) nilai R2 adalah sebesar
0,85 selanjutnya disebut R21
Untuk persamaan (2) nilai R2 adalah sebesar
0,41 selanjutnya disebut R211
Untuk persamaan (3) nilai R2 adalah sebesar
0,43 selanjutnya disebut R212
Untuk persamaan (4) nilai R2 adalah sebesar
0,4 selanjutnya disebut R213
Dengan ketentuan : Bila R21 > R2
11
R212 R2
12 maka model tidak diktemukan
adanya multikolinearitas. Bila nilai R21 <
R211 R2
12 R212 maka model diketemukan
adanya multikolinearitas.
Analisis hasil output menunjukan
bahwa R21 > R2
11 R212 R2
12. Yaitu 0,85 >
0,41. 0,43. 0,48. Maka model tidak
diketemukan adannya multikoleniaritas.
5) Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan
keadaan dimana variabel dari setiap
gangguan tidak konstan. Uji
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
menggunakan White Heteroskedasticity
yang tersedia dalam program eviews. Hasil
yang perlu diperhatikan dari Uji ini adalah
nilai F dan Obs*R-Squared.lebih kecil dari
X2 tabel maka tidak terjadi
heteroskedastisitas, dan sebaliknya.
Tabet
Output heteroskedastisitas (no cross
terms)
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.823721
Obs*R-squared 2.603860
Scaled explained SS 2.367275
Tabel
Output heteroskedastisitas (cross terms) Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.346035
Obs*R-squared 4.042064
Scaled explained SS 3.674806
Apabila nilai X2 hitung (nilai Obs*
R squared) > nilai X2 tabel misalnya dengan
drajat kepercayaan α = 10% baik untuk
cross terms maupun no cross terms maka
dapat disimpulkan model diatas tidak lolos
uju heteroskedastisitas.
Hasil analisis output berdasarkan
table output diatas tampak bahwa nilai obs*
R square untuk hasil estimasi uji white no
cross terms adalah sebesar 2,603 dan uji
white cross terms adalah sebesar 4,042 dan
nilai X2 tabel dengan drajat kepercayaan α =
10% adalah sebesar 6,251.
Karena nilai X2 hitung (nilai Obs*
R squared) < nilai X2 tabel naik untuk cross
terms maupun no cross terms maka dapat
disimpulkan model diatas lolos uji
heteroskedastisitas.
Hasil pengujian asumsi klasik yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
model regresi dalam penelitian ini layak
digunakan karena model regresi telah
terbebas dari masalah normalitas data, tidak
terjadi multikolinearitas, tidak terjadi
autokorelasi, dan tidak terjadinya
heterokedastisitas.
Pengujian Hipotesis
Analisis Koefisien Determinasi
Tabel
Hasil Estimasi Metode OLS
R-squared 0.850735
Adjusted R-squared 0.833512
S.E. of regression 0.257845
Sum squared resid 1.728587
Log likelihood 0.240240
F-statistic 49.39561
Prob(F-statistic) 0.000000
Koefisien determinasi (R2)
mencerminkan besarnya pengaruh
perubahan variabel-variabel bebas
(independent variables) dalam menjelaskan
perubahan pada variabel tidak bebas
(dependent variables) secara bersama-sama,
dengan tujuan untuk mengukur kebenaran
dan kebaikan hubungan antar variabel
dalam model yang digunakan. Besarnya
nilai koefisien determinasi adalah antara 0
hingga 1 (0<R2<1), dimana nilai koefisien
mendekati 1, maka model tersebut
dikatakan baik karena semakin dekat
57 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
hubungan antara variabel bebas dengan
variabel tidak bebasnya.
Hasil estimasi model dengan
metode OLS menunjukkan nilai R square
sebesar 0,8507 atau 85,07%. Hal ini
menunjukkan bahwa Pelatihan,
Kemampuan, dan Pengalaman secara
simultan memberikan pengaruh terhadap
variabel Kinerja auditor sebesar 85,07%, ini
merupakan Pelatihan adalah suatu proses
dimana orang-orang mencapai kemampuan
tertentu untuk membantu mencapai tujuan
organisasi (Mathis 2006:301). Dan juga
kemampuan kerja pada dasarnya sangat
berpengaruh terhadap hasil kerja yang
dicapai oleh karyawan (Debby Triasmoro
dalam Jurnal Ilmu Manajemen, revitalisasi,
Vol. 1, Nomor 2, September 2012). Selain
itu, Auditor yang berpengalaman akan
menghasilkan hasil kerja yang maksimal
untuk mencapai tujuan perusahaan yang
diharapkan, dalam hal ini pengalaman
seorang auditor secara langsung
mempengaruhi kinerja. (Menurut Yeni
Kuntari, dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia 2001). Sehingga Pelatihan,
Kemampuan, dan Pengalaman memiliki
pengaruh yang kuat terhadap Kinerja
auditor sebesar 85,07 % dikarenakan
seorang auditor internal di PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk dalam
menghasilkan kinerja yang maksimal selalu
memperhatikan Pelatihan, Kemampuan,
dan Pengalaman seorang auditor
internal..Sedangkan sisanya sebesar 100%-
85,07% = 14,93% merupakan pengaruh dari
variabel lain yang tidak diteliti diluar
Pelatihan, Kemampuan, dan Pengalaman.
Korelasi Pelatihan, Kemampuan dan
Pengalaman (Uji statistik z)
Untuk menguji apakah variabel
Pelatihan, Kemampuan, dan Pengalaman
mempunyai hubungan positif atau negatif,
maka dilakukan pengujian statistic z
sebagai berikut :
1. Hubungan Antara Pelatihan X1
dengan Kemampuan X2
Ho : β1 = β2 = 0 Artinya tidak terdapat
hubungan positif antara Pelatihan
dengan Kemampuan pada PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Ha : β1≠ β2≠0 Artinya tidak terdapat
hubungan positif antara Pelatihan
dengan Kemampuan pada PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Dengan taraf signifikansi 0,10
Kriteria : -Tolak Ho jika Z-stat > Z-tabel
-Terima Ha jika Z-hitung < Z-tabel
Nilai statistik uji z antara variabel Pelatihan
dan Kemampuan dapat diketahui dari tabel
output berikut:
Tabel
Hasil Uji Hipotesis Variabel X1 dan X2
(Uji Z) Dependent Variable: KINERJA
Method: Least Squares
Date: 05/21/14 Time: 02:19
Sample: 1 30
Included observations: 30
Variable Coefficient
C -0.094355
PELATIHAN 0.315254
KEMAMPUAN 0.799780
R-squared 0.768103
Adjusted R-squared 0.750926
S.E. of regression 0.315379
Sum squared resid 2.685518
Log likelihood -6.368300
F-statistic 44.71554
Prob(F-statistic) 0.000000
Berdasarkan tabel output di atas,
dapat diketahui nilai R-squared sebesar
0,7681, maka nilai r adalah √𝑅 − 𝑆𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒𝑑
= √0,7681 = 0,87. Dengan p0 = 0 dan n =
30. Maka perhitungan untuk nilai z adalah:
𝑍 = √𝑛 − 3
2 𝐼𝑛 ⦋
(1 + 𝑟) ∗ (1 − 𝑝0)
(1 − 𝑟) ∗ (1 + 𝑝0)
58 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
𝑍 = √30 − 3
2 𝐼𝑛 ⦋
(1 + 0,87) ∗ (1 − 0)
(1 − 0,87) ∗ (1 + 0)
𝑍 = 3,67 𝐼𝑛 14,38
𝑍 = 9,78
Dari hasil perhitungan di atas
didapat nilai Z yaitu 9,78. Nilai ini akan
dibandingkan dengan nilai Z tabel. Dengan
α = 0,1, Ztabel = Zα/2 = Z0,05 = 1,64. Dari
nilai-nilai di atas, diketahui nilai Z hitung
(9,78) > Z tabel (1,64), sehingga H0 ditolak
dan Ha diterima, nilai Z bertanda positif
menunjukkan hubungan yang terjadi antara
Pelatihan dengan kemampuan adalah
searah, pelatihan mencakup pentingnya
proses Kemampuan. Nilai 9,78
menunjukkan bahwa dengan asumsi
variabel X1 (Pelatihan) konstan artinya
terdapat hubungan positif antara Pelatihan
(X1) dan Kemampuan (X2) di PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dapat
dilihat bahwa Ha diterima, karena Z hitung
sebesar 9,78 berada pada daerah penolakan
Ho, yang berarti bahwa Pelatihan memiliki
hubungan positif dengan Kemampuan pada
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Artinya, apabila sikap Pelatihan yang
dimiliki oleh auditor cukup tinggi, maka
auditor tersebut semakin memiliki
kemampuan dalam menghasilkan kinerja
yang baik.
2. Korelasi Antara Kemampuan X2
dengan Pengalaman X3
Ho : β1 = β2 = 0. Artinya tidak terdapat
hubungan positif antara Kemampuan
dengan Pengalaman pada PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Ha : β1≠ β2≠0. Artinya tidak terdapat
hubungan positif antara Kemampuan
dengan Pengalaman pada PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Dengan taraf signifikansi 0,10
Kriteria : -Tolak Ho jika Z-stat > Z-tabel
-Terima Ha jika Z-hitung < Z tabel
Nilai statistik uji z antara variabel
Kemampuan dan Pengalaman dapat
diketahui dari tabel output berikut:
Tabel
Hasil Uji Hipotesis Variabel X2 dan X3
(Uji Z) Dependent Variable: KINERJA
Method: Least Squares
Date: 05/21/14 Time: 02:20
Sample: 1 30
Included observations: 30
Variable Coefficient
C -0.375692
KEMAMPUAN 0.650424
PENGALAMAN 0.523132
R-squared 0.838443
Adjusted R-squared 0.826476
S.E. of regression 0.263237
Sum squared resid 1.870934
Log likelihood -0.946763
F-statistic 70.06194
Prob(F-statistic) 0.000000
Berdasarkan tabel output di atas,
dapat diketahui nilai R-squared sebesar
0,8384, maka nilai r adalah √𝑅 − 𝑆𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒𝑑
= √0,8384 = 0,91. Dengan p0 = 0 dan n =
30. Maka perhitungan untuk nilai z adalah:
𝑍 = √𝑛 − 3
2 𝐼𝑛 ⦋
(1 + 𝑟) ∗ (1 − 𝑝0)
(1 − 𝑟) ∗ (1 + 𝑝0)
𝑍 = √30 − 3
2 𝐼𝑛 ⦋
(1 + 0,91) ∗ (1 − 0)
(1 − 0,91) ∗ (1 + 0)
𝑍 = 3,67 𝐼𝑛 21,22
𝑍 = 11,21
Dari hasil perhitungan di atas
didapat nilai Z yaitu 11,21. Nilai ini akan
dibandingkan dengan nilai Z tabel. Dengan
α = 0,1, Ztabel = Zα/2 = Z0,005 = 1,64. Dari
nilai-nilai di atas, diketahui nilai Z hitung
(11,21) > Z tabel (1,64), sehingga H0
ditolak dan Ha diterima, nilai Z bertanda
positif menunjukkan hubungan yang terjadi
antara Kemampuan dengan Pengalaman
adalah searah, kemampuan mencakup
pentingnya proses pengalaman. Nilai 11,21
menunjukkan bahwa dengan asumsi
59 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
variabel X2 (Kemampuan) konstan artinya
terdapat hubungan positif antara
kemampuan (X2) dan Pengalaman (X3) di
PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dapat
dilihat bahwa Ha diterima, karena Z hitung
sebesar 11,21 berada pada daerah
penolakan Ho, yang berarti bahwa
kemampuan memiliki hubungan positif
dengan pengalaman pada PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Artinya,
apabila kemampuan yang dimiliki oleh
auditor internal cukup tinggi, maka auditor
tersebut semakin memiliki pengalaman
yang cukup baik untuk menghasilkan
kinerja yang maksimal.
Pengaruh Pelatihan, Kemampuan dan
Pengalaman Terhadap Kinerja
Karyawan (Uji Statistik t)
Uji t-stat dilakukan untuk
mengetahui signifikansi masing-masing
variabel bebas dalam mempengaruhi
variabel tidak bebas. Dalam uji ini, suatu
koefisien disebut signifikan secara statistik
jika t-stat berada pada daerah kritis yang
dibatasi oleh nilai t-tabel sesuai dengan
tingkat signifikansi tertentu.
a. Pengaruh Pelatihan Terhadap
Kinerja audit Secara Parsial (Uji
Statistik t).
Berdasarkan tabel di atas, dapat
diketahui nilai t hitung untuk Pelatihan
sebesar 1,463. Nilai ini akan dibandingkan
dengan nilai t tabel pada tabel distribusi t.
Dengan α=0,1, df=n-k-1=30-2-1=27, untuk
pengujian dua sisi diperoleh nilai t tabel
sebesar ± 1,314. Diketahui bahwa t hitung
untuk X1 sebesar 1,463 berada diluar kedua
nilai t tabel (-1,314 dan 1,314), maka Ho
ditolak artinya pelatihan secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
auditor. Dapat dilihat bahwa Ho diterima,
karena thitung sebesar 1,463 berada pada
daerah penolakan Ho, yang berarti bahwa
pelatihan secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kinerja auditor pada PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang ada di
wilayah Bandung. Artinya, apabila
pelatihan yang dimiliki oleh auditor cukup
tinggi, maka auditor tersebut mampu dalam
menghasilkan kinerja yang maksimal.
b. Pengaruh Kemampuan Terhadap
Kinerja audit Secara Parsial (Uji
Statistik t).
Ho : β2= 0 Kemampuan secara parsial
tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja
Ha : β2≠0 Kemampuan secara parsial
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja
Dengan taraf signifikansi 0,1
Kriteria : Tolak Ho jika t hitung lebih besar
dari t tabel, terima dalam hal lainnya
Berdasarkan tabel di atas, dapat
diketahui nilai t hitung untuk kemampuan
sebesar 5,057. Nilai ini akan dibandingkan
dengan nilai t tabel pada tabel distribusi t.
Dengan α=0,1, df=n-k-1=30-2-1=27, untuk
pengujian dua sisi diperoleh nilai t tabel
sebesar ± 1,314. Diketahui bahwa t hitung
untuk X2 sebesar 5,057 berada diluar kedua
nilai t tabel (-1,314 dan 1,314), maka Ho
ditolak artinya kemampuan secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
auditor. Dapat dilihat bahwa Ho diterima,
karena thitung sebesar 5,057 berada pada
daerah penolakan Ho, yang berarti bahwa
Kemampuan secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap Kinerja auditor pada
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang
ada di wilayah Bandung. Artinya, apabila
Kemampuan yang dimiliki oleh auditor
cukup tinggi, maka auditor tersebut
semakin mampu dalam menghasilkan
kinerja yang maksimal.
c. Pengaruh pengalaman auditor
Terhadap Kinerja audit Secara
Parsial (Uji Statistik t).
Ho : β2= 0 Pengalaman secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja
Ha : β2≠0 Pengalaman secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Dengan taraf signifikansi 0,1
Kriteria : Tolak Ho jika t hitung lebih besar
dari t tabel, terima dalam hal lainnya
60 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui
nilai t hitung untuk Pengalaman sebesar
3,793. Nilai ini akan dibandingkan dengan
nilai t tabel pada tabel distribusi t. Dengan
α=0,1, df=n-k-1=30-2-1=27, untuk
pengujian dua sisi diperoleh nilai t tabel
sebesar ± 1,314. Diketahui bahwa t hitung
untuk X3 sebesar 3,793 berada diluar kedua
nilai t tabel (-1,314 dan 1,314), maka Ho
ditolak artinya kemampuan secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
auditor. Dapat dilihat bahwa Ho diterima,
karena thitung sebesar 3,793 berada pada
daerah penolakan Ho, yang berarti bahwa
Pengalaman secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap Kinerja auditor pada
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang
ada di wilayah Bandung. Artinya, apabila
Pengalaman yang dimiliki oleh auditor
cukup tinggi, maka auditor tersebut
semakin mampu dalam menghasilkan
kinerja yang maksimal.
Uji F-Statistik
Dari hasil analisis menunjukkan
bahwa F-hitung (F-Statistik)
sebesar 49,395 dan F-Tabel (0,1;3;27)
adalah 2,298 dengan demikian F-Hitung
(49,395) > F-Tabel (2,298), sehingga H0
diterima dan Ha ditolak, artinya terdapat
pengaruh simultan yang signifikan dari
Pelatihan (X1), Kemampuan (X2), dan
Pengalaman (X3) terhadap Kinerja (variabel
Y). Dapat dilihat bahwa Ho ditolak, karena
Fhitung sebesar 49,395 berada pada daerah
penolakan Ho, yang menunjukkan bahwa
Pelatihan, Kemampuan, dan Pengalaman
secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja auditor. Artinya, apabila
Pelatihan, Kemampuan, dan Pengalaman
Auditor cukup tinggi maka kinerja auditnya
bagus.
5. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang
pengaruh pelatihan, kemampuan, dan
pengalaman terhadap kinerja pada PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk., maka
peneliti mengambil kesimpulan bahwa :
1. Pelatihan auditor pada PT
Telekomunikasi Indonesia,Tbk.
memiliki pengaruh secara parsial
terhadap kinerja, hal ini dapat dilihat
bahwa H0 diterima, karena thitung
sebesar 1,463 berada pada daerah
penolakan H0, yang berarti bahwa
pelatihan secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kinerja auditor
pada PT. Telekomunikasi Indonesia,
Tbk. Artinya, apabila pelatihan yang
dimiliki oleh auditor cukup tinggi,
maka auditor tersebut mampu dalam
menghasilkan kinerja yang maksimal.
2. Kemampuan auditor pada PT
Telekomunikasi Indonesia,Tbk.
memiliki pengaruh secara parsial
terhadap kinerja, hal ini dapat dilihat
bahwa Ho diterima, karena thitung
sebesar 5,057 berada pada daerah
penolakan H0, yang berarti bahwa
Kemampuan secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja auditor pada PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Artinya, apabila Kemampuan yang
dimiliki oleh auditor cukup tinggi,
maka auditor tersebut semakin mampu
dalam menghasilkan kinerja yang
maksimal.
3. Pengalaman auditor pada PT
Telekomunikasi Indonesia,Tbk.
memiliki pengaruh secara parsial
terhadap kinerja, hal ini dapat dilihat
bahwa Ho diterima, karena thitung
sebesar 3,793 berada pada daerah
penolakan H0,yang berarti bahwa
Pengalaman secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja auditor pada PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Artinya, apabila Pengalaman yang
dimiliki oleh auditor cukup tinggi,
maka auditor tersebut semakin mampu
dalam menghasilkan kinerja yang
maksimal.
4. Pelatihan, Kemampuan, dan
Pengalaman secara simultan
memberikan pengaruh terhadap
variabel Kinerja auditor secara
simultan sebesar 85,07%, ini
merupakan Pelatihan adalah suatu
61 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
proses dimana orang-orang mencapai
kemampuan tertentu untuk membantu
mencapai tujuan organisasi (Mathis
2006:301). Dan juga kemampuan kerja
pada dasarnya sangat berpengaruh
terhadap hasil kerja yang dicapai oleh
karyawan (Debby Triasmoro dalam
Jurnal Ilmu Manajemen, revitalisasi,
Vol. 1, Nomor 2, September 2012).
Selain itu, Auditor yang
berpengalaman akan menghasilkan
hasil kerja yang maksimal untuk
mencapai tujuan perusahaan yang
diharapkan, dalam hal ini pengalaman
seorang auditor secara langsung
mempengaruhi kinerja. (Menurut Yeni
Kuntari, dalam Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Indonesia 2001). Sehingga
Pelatihan, Kemampuan, dan
Pengalaman memiliki pengaruh yang
kuat terhadap Kinerja auditor
dikarenakan seorang auditor internal di
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
dalam menghasilkan kinerja yang
maksimal selalu memperhatikan
Pelatihan, Kemampuan, dan
Pengalaman seorang auditor internal.
Daftar Pustaka
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing Petunjuk
Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh
Akuntan Publik , Jilid 1, Edisi
Keempat.Jakarta: Salemba Empat.
Byars, Lloyd L., Rue, Leslie W (2005).
Human Resource Management.
Ninth Edition. New York :
McGraw Hill.
Damodar N. Gujarati, 2003 . “Basic
Econometrics” fourth edition. New
York : McGraw-Hill.
Dessler, Gary. 2006. Manajemen SDM
buku 1. Jakarta : Indeks
Gerhart, H & Hollenback, J.R. & Noe,
Raymond A. & Wright, P.M. 2008.
Human Resource Management.
McGraw-Hill. New York:
McGraw-Hill.
Ivancevich, John M. 2007. “Perilaku Dan
Manajemen Organisasi”, Jakarta :
Erlangga.
Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo. 2005.
Perilaku Organisasi, buku 1 dan 2,
Jakarta : Salemba Empat.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009.
“Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Manusia”, Bandung : Refika
Aditama.
Mathis, Robert L. dan John H. Jackson.
2006. Manajemen Sumber Daya
Manusia, Edisi Pertama Salemba
Empat, Jakarta.
Mitchel, T. R. dan Larson.(2008).People
and Organization; An Introduction
to Organizational Behavior,
Singapore: Mc Graw Hill Inc.
Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Agung Media.
Noe, Raymond A., Hollenbeck, John R.,
Gerhart, Barry., & Wright, Patrick
M. 2010. Manjemen Sumber Daya
Manusia: Mencapai Keunggulan
Bersaing. (Edisi 6, Jilid 1). Jakarta:
Salemba Empat.
Rivai, Veithzal. 2008.Manajemen Sumber
Daya Manusia untuk
Perusahaan.Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada.
Rivai, Veithzal. 2009. Performance
Appraisal Sistem Yang Tepat
Untuk Menilai Kinerja Karyawan
Dan Meningkatkan Daya Saing
Perusahaan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Robbins, Stephen P., Timothy A. Judge.
2006. “Perilaku Organisasi”,
Jakarta : Salemba Empat.
Sedarmayanti dan Hidayat Syarifudin.
2013. Metodologi Penelitian.
Bandung : Mandar Maju
Snell,Scott.,Bohlander,George.2010.Princi
ples of Human Resource Management,Edisi 15.
Soelaiman.2007.Manajemen
Kinerja.Langkah Efektif untuk
Membangun, Mengendalikan dan
Evaluasi Kerja, Cetakan Kedua,
Jakarta: PT.Intermedia Personalia
Utama.
62 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2006. Statistika Untuk
Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian.
Bandung : Alfabeta.
Supangat, Andi. 2007.Statistika dalam
Kajian Deskriftif, Inferensi dan
Non parametrik. Edisi Pertama.
Jakarta:Kencana Prenada Media
Group.
Sutrisno , Edy.2009.Manajemen Sumber
Daya Manusia.Jakarta: Kencana.
Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: PT Prenada
Media Group.
Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian
untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.
Jakarta : Gramedia Pustaka.
63 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA SEKOLAH
TERHADAP KEPUASAN SISWA PADA SMK SWASTA
KABUPATEN SUBANG
Oleh :
Siti Habibah
Kartib Bayu
ABSTRAK
Kualitas pelayanan merupakan hal yang penting untuk sebuah sekolah. Hal ini
berdampak pada citra sekolah. Sekolah yang dapat memberikan kualitas pelayanan yang baik
maka berdampak pada citra yang baik pula. Dengan terbentuknya kualitas pelayanan dan citra
sekolah yang baik maka menimbulkan kepuasan terhadap siswa.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1). untuk mengetahui gambaran mengenai kualitas
pelayanan, citra sekolah dan kepuasan siswa pada SMK Swasta di Kabupaten Subang, 2) untuk
mengetahui hubungan kualitas pelayanan dengan citra sekolah SMK Swasta di Kabupaten
Subang, 3) untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan siswa pada SMK
Swasta di Kabupaten Subang, 4) untuk mengetahui pengaruh citra sekolah terhadap kepuasan
siswa pada SMK Swasta di Kabupaten Subang dan 5) untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh antara kualitas pelayanan dan citra sekolah terhadap kepuasan siswa SMK Swasta di
Kabupaten Subang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan
verifikatif. Populasi penelitian ini berjumlah 2.209 siswa dan teknik penarikan sampel
menggunakan teknik pendekatan slovin sehingga diperoleh 100 responden. Metode analisis data
menggunakan analisis jalur (path analysis) dengan menggunakan software Lisrel 8.8.
Hasil analisis jalur menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan dan citra sekolah memiliki
hubungan yang kuat sebesar 78%. Kualitas pelayanan dan citra sekolah secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kepuasan siswa sebesar 72,93%. Kualitas pelayanan dalam meningkatkan
kepuasan siswa memiliki pengaruh yang signifikan, dalam hal ini kepuasan siswa dipengaruhi
oleh kualitas pelayanan sebesar 57,38%. Sedangkan, citra sekolah dalam meningkatkan
kepuasan siswa termasuk dalam kategori rendah sebesar 15,55%. Meskipun citra sekolah masuk
dalam kategori rendah, tetapi kepuasan siswa salah satunya masih dipengaruhi oleh citra
sekolah. Selain itu, ada faktor lain yang secara tidak langsung mempengaruhi kepuasan siswa
diluar variabel kualitas pelayanan dan citra sekolah sebesar 27,07%.
Kata kunci : kualitas pelayanan, citra sekolah dan kepuasan siswa.
ABSTRACT
Quality of service is crucial to a school. This will have an impact on the image of the
school. The school can provide a good quality of service then it will have an impact on the
image anyway. With the formation of the service quality and the image of a good school then it
will give rise to the satisfaction of the students.
The purpose of this research is 1) to know the description of the service quality, the
image of the school and student satisfaction at private SMK Subang Regency, 2) to know the
quality of service relationship with the image of the school at private SMK Subang Regency, 3)
to know the influence of the quality of service of student satisfaction at private SMK Subang
Regency, 4) to know the influence of the image of the school to the student satisfaction at
64 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
private SMK Subang Regency and 5) to find out whether there is influence between service
quality and the image of the school to the student satisfaction at Private SMK Subang Regency.
The methods used in this research is descriptive and analytical methods verification. The total
population of this research is 2.209 students and technique draw samples using the technique
approaches slovin so obtained 100 respondents. Data analysis using the method of path
analysis (path analysis) and using software Lisrel 8.8.
Results of path analysis concluded that the quality of service and the image of the
school have a strong relationship of 78%. Quality of service and the image of schools together
have an effect on student satisfaction of 72,93%. Quality of service in improving student
satisfaction has significant effects. In this case, the student satisfaction is influenced by the
quality of service of 57,38%. Meanwhile, the image of schools in improving student satisfaction
is included in the low category. Although the image of the school belongs to the category of low
student satisfaction 15,55%, but one of them is still influenced by the image of the school. In
addition, there are other factors that indirectly affect student satisfaction outside the variable
quality of service and the image of the school of 27,07%.
Keywords: quality of service, the image of the school and student satisfaction.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang sangat
penting bagi setiap masyarakat dalam
meningkatkan kecerdasan dan kemajuan
suatu bangsa. Pendidikan dapat membantu
masyarakat meningkatkan kemampuannya
dalam menghadapi persaingan yang
kompetitif. Untuk menghadapi persaingan,
pemerintah mensosialisasikan program
SMK BISA. Program SMK BISA
merupakan sebuah program yang dirancang
untuk dapat menciptakan sumber daya
manusia yang siap dan berkualitas, selain
itu dapat membantu pemerintah dalah
mengatasi tingkat pengangguran yang ada
di Indonesia.
Kebutuhan akan lulusan SMK yang terus
meningkat sehingga membuka peluang bagi
pihak Swasta untuk ikut berpartisipasi
dalam usaha penyelenggaraan pendidikan
dalam menawarkan jasa pendidikan yang
akan menciptakan lulusan SDM yang
berkualitas, namun semakin banyaknya
sekolah Swasta yang bergerak dibidang
kejuruan maka persaingan dalam
memberikan jasa pendidikan pun semakin
ketat.
keberhasilan sebuah sekolah dalam
memberikan pendidikan dapat di ukur dari
kepuasan siswanya dimana kepuasan
pelanggan jasa pendidikan adalah salah satu
faktor penentu keberhasilan kompetisi
pendidikan. Dalam hal ini, pelayanan yang
memberikan rasa aman dan nyaman,
penerimaan informasi yang lengkap dan
jelas serta kepuasan dalam pelayanan yang
baik yang diberikan oleh staf dan tenaga
pengajar sehingga tercipta kepuasan dalam
diri siswanya.
Selain jumlah siswa yang tidak merata pada
setiap sekolah, terdapat permasalahan lain
yang berhubungan dengan kualitas
pelayanan seperti bangunan sekolah yang
tidak layak, kebersihan dan keamanan
sekolah, fasilitas belajar yang tidak
lengkap dan staf pengajar yang tidak
professional. Banyaknya sekolah SMK
Swasta di Kabupaten Subang yang
membuka program keahlian yang berbeda-
beda dengan kualitas pelayanan yang
berbeda membuat citra sekolah SMK
Swasta di Kabupaten Subang menurun.
Pada umumnya masyarakat sudah memiliki
referensi tentang keberadaan sekolah
kejuruan Swasta. Hal ini memunculkan
tanggapan adanya sekolah kejuruan Swasta
yang kebanjiran peminat. Referensi
masyarakat tersebut didasarkan pada
berbagai kriteria seperti kualitas tenaga
pengajar, kualitas program keahlian, rasa
bangga terhadap sekolah dan keunggulan-
keunggulan lainnya.
65 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui gambaran mengenai
kualitas pelayanan, citra sekolah dan
kepuasan siswa pada SMK Swasta di
Kabupaten Subang.
2. Untuk mengetahui seberapa besar
hubungan kualitas pelayanan dengan
citra sekolah pada SMK Swasta di
Kabupaten Subang.
3. Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan siswa pada SMK Swasta di
Kabupaten Subang.
4. Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh citra sekolah terhadap
kepuasan siswa pada SMK Swasta di
Kabupaten Subang.
5. Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh antara kualitas pelayanan dan
citra sekolah terhadap kepuasan siswa
SMK Swasta di Kabupaten Subang.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Kajian Pustaka
1. Kualitas pelayanan
Menurut Jasfar (2009:47) kualitas jasa
merupakan bagaimana tanggapan
konsumen terhadap jasa yang
dikonsumsi atau yang dirasakannya.
Parasuraman (1988) mengemukakan
lima dimensi kualitas jasa. Kelima
dimensi tersebut adalah realibility
(kehandalan), responsiveness (daya
tanggap), Assurance (Jaminan),
Empathy (Empati) dan Tangible
(Produk-produk Fisik).
a. Reliability (kehandalan), yaitu
kemampuan untuk memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan
tepat (accurately) dan kemampuan
untuk dipercaya (dependably),
terutama memberikan jasa secara
tepat waktu (ontime), dengan cara
yang sama sesuai dengan jadwal
yang telah dijanjikan dan tanpa
melakukan kesalahan.
b. Responsiveness (daya tanggap),
yaitu kemauan atau keinginan para
karyawan untuk membantu dan
memberikan jasa yang
dibutuhkankonsumen.Membiarkan
konsumen menunggu, terutama
tanpa alasan yang jelas akan
menimbulkan kesan negative yang
tidak seharusnya terjadi.Kecuali
apabila kesalahan ini ditanggapi
dengan cepat,maka bisa menjadi
sesuatu yang berkesan dan menjadi
pengalaman yang menyenangkan.
c. Assurance (Jaminan), meliputi
pengetahuan, kemampuan ramah,
sopan, dan sifat dapat dipercaya
dari kontak personel untuk
menghilangkan sifat keragu-raguan
konsumen dan merasa terbebas dari
bahaya dan resiko.
d. Empathy (empati), yang meliputi
sikap kontak personel maupun
perusahaan untuk memahami
kebutuhan maupun kesulitan,
konsumen, komunikasi yang baik,
perhatian pribadi, kemudahan
dalam melakukan komunikasi atau
hubungan.
e. Tangible (produk-produk fisik),
tersedianya fasilitas fisik,
perlengkapan dan sarana
komunikasi , dan lain-lain yang
dapat dan harus ada dalam proses
jasa. Penilaian terhadap dimensi ini
dapat diperluas dalam bentuk
hubungan dengan konsumen lain
pengguna jasa.
2. Citra sekolah
Gronroos (1990) dalam Jasfar
(2009:184) mendefinisikan citra
sebagai representasi penilaian-
penilaian dari konsumen, baik
konsumen yang potensial maupun
konsumen yang kecewa, termasuk
kelompok-kelompok lain yang
berkaitan dengan perusahaan.
Menurut Shirley Harrison (1995 :71)
dalam mulyana dalam bukunya Public
Relation: Citra suatu organisasi
terbentuk membentuk 4 elemen yaitu:
a. Personality
Personality adalah keseluruhan
karakteristik perusahaan yang
66 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
dipahami publik sasaran
(pengetahuan yang dimiliki oleh
publik mengenai perusahaan),
seperti perusahaan yang dapat
dipercaya, perusahaan yang
memiliki tanggung jawab sosial.
b. Reputation
Reputation adalah persepsi publik
mengenai tindakan-tindakan
organisasi yang telah berlalu dan
prospek organisasi dimasa datang.
Tentunya dibandingkn dengan
organisasi sejenis atau pesaing.
Reputasi terkait dengan hal yang
telah dilakukan perusahaan dan
diyakini publik sasaran berdasarkan
pengalaman sendiri maupun pihak
lain.
c. Value
Value adalah nilai-nilai yang
dimiliki suatu perusahaan dengan
kata lain budaya perusahaan seperti
sikap manajemen yang peduli
terhadap pelanggan, karyawan yang
cepat tanggap terhadap permintaan
maupun keluhan pelanggan.
d. Corporate Identity
Corporate identity adalah
komponen-komponen yang
mempermudah pengenalan
publik sasaran terhadap
perusahaan seperti logo, warna
dan slogan. 3. Kepuasan siswa
Menurut Kotler dan Keller (2009:138)
kepuasan/ketidakpuasan pelanggan
adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang muncul setelah
membandingkan antara
persepsi/kesannya terhadap kinerja
(atau hasil) suatu produk dan harapan-
harapannya.
Menurut Kotler dalam Tjiptono
(1997:146) aspek-aspek kepuasan
pelanggan yang dapat dijadikan untuk
mengukur pelayanan yang diberikan
perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan yang memberikan rasa
aman dan nyaman Pelayanan yang
baik ditunjukan banyak hal seperti
adanya rasa aman dan nyaman bagi
pelanggan. Pelanggan yang
merasakan nyaman dalam
menggunakan layanan suatu
perusahaan akan cenderung merasa
puas dengan pelayanan tersebut.
b. Penerimaan informasi yang
lengkap dan jelas
Informasi yang lengkap dan jelas
merupakan salah satu faktor yang
dapat memberikan rasa puas bagi
pelanggan. Informasi tersebut
menyangkut banyak hal seperti jam
pelayanan, informasi mengenai
produk atau jasa yang ditawarkan
perusahaan. Apabila perusahaan
memberikan informasi yang jelas
dan lengkap, maka pelanggan akan
merasa puas. Sebaliknya, informasi
yang kurang jelas dapat membuat
pelanggan merasa bingung
sehingga membuatnya menjadi
kurang puas atas pelayanan yang
diberikan perusahaan.
c. Kepuasan terhadap pelayanan yang
diberikan para staf dan karyawan
Kepuasan pelanggan merupakan
akumulasi pengalaman pembelian
pelanggan dan pengalaman
konsumsi Kepuasan pelanggan
dipengaruhi oleh dua faktor
pengharapan dan kinerja jasa yang
dialami. Kinerja yang dirasakan
dipengaruhi oleh persepsi
pelanggan terhadap kualitas
layanan, campuran pemasaran,
nama merek dan citra perusahaan.
Kepuasan pelanggan telah menjadi
indikator penting kualitas dan
revenue mendatang. Kepuasan
pelanggan tersebut salah satunya
terkait dengan pelayanan yang
diberikan oleh para karyawan atau
staf perusahaan kepada para
pelangganya.
67 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Kerangka Pemikiran
Hipotesis
1. Kualitas pelayanan, citra sekolah dan
kepuasan siswa pada SMK Swata
Kabupaten Subang sudah baik.
2. Kualitas pelayanan berhubungan
dengan citra sekolah pada SMK Swata
Kabupaten Subang.
3. Kualitas pelayanan berpengaruh
terhadap kepuasan siswa pada SMK
Swata Kabupaten Subang
4. Citra sekolah berpengaruh terhadap
kepuasan siswa pada SMK Swata
Kabupaten Subang.
5. Kualitas pelayanan dan citra sekolah
berpengaruh terhadap kepuasan siswa
SMK Swata Kabupaten Subang.
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat Penelitian
Tempat dalam penelitian ini SMK Swasta
Kabupaten Subang (SMK Bina Putera,
SMK Pasundan dan SMK PGRI).
Sumber Data
Dalam penelitian ini menggunakan data
primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui observasi dan wawancara
menggunakan kuesioner kepada siswa-siswi
SMK Bina Putera, SMK Pasundan dan
SMK PGRI. Data sekunder diperoleh dari
hasil bacaan buku-buku, internet, dan dari
dokumen-dokumen dinas pendidikan dan
sekolah yang dijadikan objek penelitian
sebagai pelengkap data/informasi dalam
melakukan penelitian.
Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
SMK Swasta yang ada di Kabupaten
Subang sebanyak 60 SMK dengan jumlah
17.039 siswa. Jumlah sub populasi
menggunakan sampel stratified random
samping sebanyak 3 SMK (SMK Bina
Putera, SMK Pasundan dan SMK PGRI).
Jumlah sampel yang digunakan sebagai
responden adalah sebanyak 100 siswa yang
ditentukan menggunakan rumus slovin dan
untuk alokasi responden setiap sekolah
menggunakan teknik proporsional. SMK
Bina Putera Subang 6 responden, SMK
Pasundan 17 responden dan SMK PGRI 75
Responden.
Teknik Pengujian Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian survei yang
dilakukan dengan menyebarkan daftar
pernyataan kepada siswa/siswi yang berada
pada SMK yang di jadikan sampel ( SMK
Bina Putera, SMK Pasundan dan SMK
PGRI Kabupaten Subang ). Kuisioner yang
disebarkan sudah diuji tingkat validitas dan
reliabilitasnya. Uji kuisioner dilakukan
dengan menguji coba kuisioner ke 30
responden dan hasil dari kuisioner adalah
valid dan reliabel. Pengukuran untuk
kuisioner yang disebarkan menggunakan
skala likert. Responden ditanya dengan
pernyataan dengan jawaban sangat setuju
point 5, setuju point 4, ragu-ragu point 3,
tidak setuju point 2 dan sangat tidak setuju
point 1.
Kualitas Pelayanan (X1)
1. Wujud Fisik (Tangible)
2. Kehandalan (Reliability)
3. Daya Tanggap (Responsiveness)
4. Jaminan (Assurance)
5. Empati (Empathy)
Parasuraman (1988) dalam Jasfar (2009:50)
Citra Sekolah (X2)
1. Personality
2. Reputation
3. Value
4. Corporate Identity
Shirley Harisson (1995:71)
Kepuasan Siswa (Y)
1. pelayanan yang memberikan
rasa aman dan nyaman
2. Penerimaan informasi yang
lengkap dan jelas
3. Kepuasan terhadap pelayanan
yang diberikan pada staff dan karyawan
Tjiptono (1997:146)
68 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Uji Validitas
Uji Reliabilitas
Butir Pernyataan Koefisien Validitas Nilai Kritis Keterangan
Item 1 0.583 0.3 Valid
Item 2 0.411 0.3 Valid
Item 3 0.523 0.3 Valid
Item 4 0.505 0.3 Valid
Item 5 0.740 0.3 Valid
Item 6 0.553 0.3 Valid
Item 7 0.698 0.3 Valid
Item 8 0.466 0.3 Valid
Item 9 0.663 0.3 Valid
Item 10 0.569 0.3 Valid
Item 11 0.398 0.3 Valid
Item 12 0.723 0.3 Valid
Item 13 0.674 0.3 Valid
Item 14 0.643 0.3 Valid
Item 15 0.316 0.3 Valid
Item 16 0.616 0.3 Valid
Item 17 0.678 0.3 Valid
Item 18 0.752 0.3 Valid
Item 19 0.704 0.3 Valid
Kualitas Pelayanan
Butir Pernyataan Koefisien Validitas Nilai Kritis Keterangan
Item 1 0.775 0.3 Valid
Item 2 0.633 0.3 Valid
Item 3 0.403 0.3 Valid
Item 4 0.612 0.3 Valid
Item 5 0.666 0.3 Valid
Item 6 0.707 0.3 Valid
Item 7 0.620 0.3 Valid
Item 8 0.401 0.3 Valid
Item 9 0.771 0.3 Valid
Item 10 0.664 0.3 Valid
Item 11 0.565 0.3 Valid
Item 12 0.467 0.3 Valid
Item 13 0.490 0.3 Valid
Item 14 0.445 0.3 Valid
Citra Sekolah
Butir Pernyataan Koefisien Validitas Nilai Kritis Keterangan
Item 1 0.730 0.3 Valid
Item 2 0.830 0.3 Valid
Item 3 0.748 0.3 Valid
Item 4 0.661 0.3 Valid
Item 5 0.759 0.3 Valid
Item 6 0.507 0.3 Valid
Item 7 0.685 0.3 Valid
Item 8 0.497 0.3 Valid
Item 9 0.689 0.3 Valid
Item 10 0.807 0.3 Valid
Kepuasan Siswa
Kualitas Pelayanan
Koefisien Reliabilitas rs Tabel Kesimpulan
Item 1
Item 2
Item 3
Item 4
Item 5
Item 6
Item 7
Item 8
Item 9
Item 10
Item 11
Item 12
Item 13
Item 14
Item 15
Item 16
Item 17
Item 18
Item 19
Butir PernyataanReliabilitas
0.944 0.7 Reliabel
Citra Sekolah
Koefisien Reliabilitas rs Tabel Kesimpulan
Item 1
Item 2
Item 3
Item 4
Item 5
Item 6
Item 7
Item 8
Item 9
Item 10
Item 11
Item 12
Item 13
Item 14
Butir PernyataanReliabilitas
0.884 0.7 Reliabel
Kepuasan Siswa
Koefisien Reliabilitas rs Tabel Kesimpulan
Item 1
Item 2
Item 3
Item 4
Item 5
Item 6
Item 7
Item 8
Item 9
Item 10
0.911 0.7 Reliabel
Butir PernyataanReliabilitas
69 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Pengujian Hipotesis
Model Analisis Jalur
Persamaan Struktur Hasil Lisrel
Hubungan Kualitas Pelayanan dan Citra
Sekolah
hubungan antara kualitas pelayanan (X1)
dangan citra sekolah (X2) sebesar 0.78 dan
masuk dalam kategori kuat. kualitas
pelayanan memiliki hubungan positif
dengan citra sekolah.
Uji Statistik t
1. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan
Hasil perbandingan thitung yang
diperoleh dengan nilai tabel adalah thitung
lebih besar dari Ttabel (8.061 > 1. 984). Hasil
uji berdasarkan data sampel yang dilakukan
menyatakan penolakan terhadap H0 atau
dengan kata lain menerima H1. Jadi dapat
disimpulkan hasil uji yang diperoleh adalah
terdapat pengaruh yang bermakna
(signifikan) dari kualitas pelayanan
terhadap kepuasan siswa .
2. Pengaruh Citra Sekolah Terhadap
Kepuasan
Hasil perbandingan thitung yang
diperoleh dengan nilai tabel adalah thitung
lebih besar dari ttabel (2.449 > 1. 984). Hasil
uji berdasarkan data sampel yang dilakukan
menyatakan penolakan terhadap H0 atau
dengan kata lain menerima H1. Jadi dapat
disimpulkan hasil uji yang diperoleh adalah
terdapat pengaruh yang bermakna
(signifikan) dari citra sekolah terhadap
kepuasan siswa.
Uji Statistik F
Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Citra
Sekolah Terhadap Kepuasan Siswa
Karena nilai Fhitung = 130.467 > Ftabel =
3.09 maka keputusan uji adalah hipotesis
nol ditolak. Hasil uji dapat disimpulkan
bahwa untuk variabel kualitas pelayanan
dan citra sekolah secara bersama-sama
mempengaruhi kepuasan siswa.
Y= 0.68214*X1 + 0.20725*X2, Errorvar.= 0.27091 R2=0.72909
(0.084620) (0.084620) (0.038901)
8.06118 2.44920 6.96419
Hipotesis Koefisien
Jalur Thitung Ttabel Hasil Kesimpulan
Kualitas pelayanan
terhadap kepuasan
siswa
0.68 8.061 1.984 Signifikan
H0 ditolak,
terdapat pengaruh
kualitas
pelayanan
terhadap
kepuasan siswa
Hipotesis Koefisien
Jalur Thitung Ttabel Hasil Kesimpulan
Citra sekolah
terhadap kepuasan
siswa
0.21 2.449 1. 984 Signifikan
H0 ditolak,
terdapat pengaruh
citra sekolah
terhadap
kepuasan siswa
Variabel FHitung FTabel Keterangan
Kualitas pelayanan dan
citra skeolah 130.467 3.09 Signifikan
70 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Besarnya Koefisien Jalur Variabel Kualitas
Pelayanan Dan Citra Sekolah Terhadap
Kepuasan Siswa
Pengaruh secara bersama-sama
kualitas pelayanan dan citra sekolah
terhadap kepuasan siswa atau nilai
koefisien determinansi sebesar 72.93%,
sedangkan sisanya sebesar (100% -
72.93%) = 27.07 % dipengaruhi oleh faktor
lain.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kualitas pelayanan pada SMK
Swata di Kabupaten Subang secara
keseluruhan sudah baik namun untuk dapat
bertahan menghadapi persaingan yang
semakin ketat, pengelola SMK harus dapat
meningkatkan kualitas pelayanan seperti
perlengkapan fasilitas sekolah,
meningkatkan kedisiplinan dan
profesionalitas karyawan dan staf pengajar,
serta cepat dan tanggap dalam
menyelasaikan keluhan siswa. selain itu,
untuk menciptakan citra sekolah yang baik
di mata siswa agar siswa tersebut merasa
puas terhadap sekolahnya maka SMK harus
dapat meningkatkan kualitas pendidikan
staf pengajar dan menciptakan kualitas
pendidikan yang berkualitas dengan harga
yang terjangkau sehingga dapat
merekomendasikan sekolah mereka kepada
masyarakat terutama calon siswa yang
akan memasuki dan mengikuti
pendidikan sekolah kejuruan di
Kabupaten Subang. Kualitas pelayanan
dan citra sekolah baik secara parsial
maupun secara simultan memiliki
pengaruh terhadap kepuasan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari.2003. Manajemen
Pemasaran Dan Pemasaran Jasa.
Bandung : CV Alfabeta.
Aryani,Dwi & Rosinta, Febrina.2010.
Pengaruh Kualitas Layanan
Terhadap Kepuasan Pelanggan
Dalam Membetuk Loyalitas
Pelanggan. Jurnal Ilmu
Administrasi Dan Organistrasi
Vol.17 No.2
Barata, Atep Adya.2006. Dasar-Dasar
Pelayanan Prima. Jakarta : Gramedia
I Nyoman Rinala, I Made Yudana & I
Nyoman Natajaya. 2013. Pengaruh
Kualitas Pelayanan Akademik
Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas
Mahasiswa Pada Sekolah Tinggi
Pariwisata Nusa Dua Bali. Jurnal
program studi administrasi
pendidikan.
Jasfar, Farida. 2009. Manajemen Jasa.
Bogor : Ghalia Indonesia.
Jekfins,Frank.1995. Public Relation.
Jakarta: Erlangga.
Kriyantono,Rachmat.2008. Public
Relations Writing: Media Public
Relations: Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009.
Manajemen Pemasaran. Edisi Ke
Tiga Belas Jakarta : Erlangga.
Lumpiyoadi,Rambat.2005. Manajemen
Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat
Means – End Model and Synthesis of
Evidence, Journal of Marketing,
Vol 52, July, p.2 – 22
Mulyana,iman. Citra Perusahaan. www.e-
iman.uni.cc [03 Desember 2013]
Poniman, Budhi.2010. Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 4 Klaten. Jurnal Stie Aub
Surakarta.
Qomariah, Nurul.2012. Pengaruh Kualitas
Layanan dan Citra Institusi
Terhadap Kepuasan dan Loyalitas
Pelanggan. Jurnal Aplikasi
Manajemen.
Pengaruh
langsung
Pengaruh tidak
langsung
Total pengaruh
Kualitas pelayanan 46.24 11.14 57.38
Citra sekolah 4.41 11.14 15.55
Total 72.93
71 | H a l a m a n
BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X
Vol. 02 No. 01
Sallis, Edward.2012.Total Quality
Management in Education. Kogan Page :
USA
Sufiyyah,Arrafiatus.2011. Pengaruh
Kualitas Layanan Akademik Dan
Birokrasi Terhadap Kepuasan
Mahasiswa. Jurnal Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri
Semarang Vol.13 No.2.
Sugiyono.2012. Metode Penelitian
Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung: Alfabeta
Sutojo,Siswanto.2004. Membangun Citra
Perusahaan. Jakarta: Damar Mulia
pusaka.
Tampubolon.2001. Perguruan Tinggi
Bermutu Paradigma Baru Dan
Manjemen Pendidikan Tinggi
Menghadapi Tantangan Abad Ke
21. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Tjiptono, F. 1997. Service, Quality &
Satisfaction. Yogyakarta:Andi Offset.
Wijaya,David.2012. Pemasaran Jasa
Pendidikan. Jakarta: Salemba Empat.
Yusri,Muhammad.2013.Pengaruh Kualitas
Pelayananterhadap Kepuasan
Pelanggan Gool Futsal Mangga
Dua Surabaya. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya
Vol.2 No.1.
Zahara,Zurni.2005. Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan
Mahasiswa Menggunakan
Perpustakaan USU. Jurnal Studi
Perpustakaan Dan Informasi Vol.1
No.1
Zeithaml, Valerie.1988. Consumer
Perceptions of Price, Quality, and Value: A