FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

71
1 | Halaman BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X Vol. 02 No. 01 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PENGAWASAN ARSITEKTUR DI KOTA SERANG, PROVINSI BANTEN Oleh : Rifky Riansyah Deden A. Wahab Sya’roni ABSTRAK Kinerja Karyawan yang tinggi dapat dicapai ketika seluruh faktor dan elemen yang berada di perusahaan terpenuhi dengan baik dan dapat dijalankan sesuai dengan perannya, dalam hal ini kinerja karyawan dititik beratkan pada perusahaan jasa konsultasi desain arsitektur, sehingga pengembangan karyawan berbasis kreatifitas dan inovasi merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor lingkungan, pimpinan, budaya organisasi, struktur organisasi dan kemampuan perusahaan terhadap kreatifitas dan inovasi serta implikasinya terhadap kinerja Karyawan. Penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif. Metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel 122 orang karyawan yang berada di konsultan Arsitektur Kota Serang. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor lingkungan, pimpinan, budaya organisasi, struktur organisasi dan kemampuan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kreatifitas dan inovasi, kreatifitas dan inovasi juga terimplikasi secara signifikan terhadap kinerja. Secara parsial faktor lingkungan, pimpinan, budaya organisasi, struktur organisasi dan kemampuan perusahaan paling dominan berpengaruh terhadap kreatifitas, diikuti oleh kreatifitas terhadap inovasi, kreatifitas terhadap inovasi, faktor lingkungan, pimpinan, budaya organisasi, struktur organisasi dan kemampuan perusahaan terhadap inovasi dan terkahir inovasi terhadap kinerja karyawan. Kata Kunci: faktor lingkungan, pimpinan, budaya organisasi, struktur organisasi dan kemampuan perusahaan, kreatifitas, inovasi, kinerja karyawan ABSTRACT High Performance Employees can be achieved when all the factors and elements that are met with good company and can be run in accordance with the role, in this case the employee's performance emphasis on architectural design consulting services company, so the development of creativity and innovation-based employee is an attempt to improve employee performance, this happens because of the creativity and innovation are needed by the employees working in the world of design and arts building.This study aims to determine how much influence environmental factors, leadership, organizational culture, organizational structure and capabilities of the company's, creativity and innovation and its implications on the performance of employees in the architectural consultant. This study is descriptive and verification. The method used is survey data collected with questionnaires, interviews and

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

1 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI

SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA

KONSULTAN PERENCANAAN DAN PENGAWASAN ARSITEKTUR DI

KOTA SERANG, PROVINSI BANTEN

Oleh :

Rifky Riansyah

Deden A. Wahab Sya’roni

ABSTRAK

Kinerja Karyawan yang tinggi dapat dicapai ketika seluruh faktor dan elemen yang

berada di perusahaan terpenuhi dengan baik dan dapat dijalankan sesuai dengan perannya,

dalam hal ini kinerja karyawan dititik beratkan pada perusahaan jasa konsultasi desain

arsitektur, sehingga pengembangan karyawan berbasis kreatifitas dan inovasi merupakan suatu

upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh faktor lingkungan, pimpinan, budaya organisasi, struktur organisasi

dan kemampuan perusahaan terhadap kreatifitas dan inovasi serta implikasinya terhadap kinerja

Karyawan. Penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif. Metode penelitian yang digunakan

adalah survey dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara dan

dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel 122 orang karyawan yang

berada di konsultan Arsitektur Kota Serang. Pengujian hipotesis dilakukan dengan

menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor lingkungan, pimpinan,

budaya organisasi, struktur organisasi dan kemampuan perusahaan berpengaruh signifikan

terhadap kreatifitas dan inovasi, kreatifitas dan inovasi juga terimplikasi secara signifikan

terhadap kinerja. Secara parsial faktor lingkungan, pimpinan, budaya organisasi, struktur

organisasi dan kemampuan perusahaan paling dominan berpengaruh terhadap kreatifitas, diikuti

oleh kreatifitas terhadap inovasi, kreatifitas terhadap inovasi, faktor lingkungan, pimpinan,

budaya organisasi, struktur organisasi dan kemampuan perusahaan terhadap inovasi dan terkahir

inovasi terhadap kinerja karyawan.

Kata Kunci: faktor lingkungan, pimpinan, budaya organisasi, struktur organisasi dan

kemampuan perusahaan, kreatifitas, inovasi, kinerja karyawan

ABSTRACT

High Performance Employees can be achieved when all the factors and elements that

are met with good company and can be run in accordance with the role, in this case the

employee's performance emphasis on architectural design consulting services company, so the

development of creativity and innovation-based employee is an attempt to improve employee

performance, this happens because of the creativity and innovation are needed by the

employees working in the world of design and arts building.This study aims to determine how

much influence environmental factors, leadership, organizational culture, organizational

structure and capabilities of the company's, creativity and innovation and its implications on the

performance of employees in the architectural consultant. This study is descriptive and

verification. The method used is survey data collected with questionnaires, interviews and

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

2 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

documentation. This research was conducted using a sample of 122 employees. Hypothesis

testing is performed using path analysis.The results showed that environmental factors,

leadership, organizational culture, organizational structure and the ability to significantly

influence the company's creativity and innovation, creativity and innovation are also implicated

significantly to the performance of employees in Architectural planning consulting firm in the

city of Serang. Partially environmental factors, leadership, organizational culture,

organizational structure and capabilities of the most dominant influence on creativity, followed

by creativity to innovation, creativity to innovation, environmental factors, leadership,

organizational culture, organizational structure and the ability of the company to innovation

and innovation to the last employee performance.

Keywords : environmental factors, leadership, organizational culture, organizational structure

and capabilities, creativity, innovation, employee performance

1. Pendahuluan

Di era globalisasi ini, persaingan

industri yang semakin kompetitif menuntut

perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh

sumber daya yang dimiliki dalam

menghasilkan produk berkualitas tinggi

agar dapat bertahan dalam persaingan

dengan perusahaan lain. Terbentuknya

blok-blok ekonomi baru di dunia

memperlihatkan bahwa proses ekonomi

dunia berjalan sangat cepat. Beberapa tahun

ke depan Negara-negara yang berada di

daerah ASEAN akan membentuk suatu

kawasan bebas perdagangan dalam rangka

meningkatkan ekonomi kawasan yang

disebut AFTA (ASEAN Free Trade Area).

Melalui AFTA timbulah persaingan dalam

pengadaan barang dan jasa.

Indonesia sebagai Negara yang terus

berkembang melakukan pembenahan dan

pembangunan di berbagai bidang

infrastruktur, tampaknya memberikan

peluang yang bagus bagi beberapa

perusahaan yang bergerak di bidang jasa

konsultasi Arsitektur, dimana perusahaan

konsultan Arsitektur mempunyai peran

yang penting dalam berlangsungnya

pembangunan, karena bertindak langsung di

lapangan.

Kota Serang adalah sebuah kota yang

berada di Provinsi Banten dan merupakan

ibu kota dari provinsi tersebut. Dewasa ini

pemerintah kota Serang sedang gencar

melakukan pembangunan infrastruktur di

daerahnya. Situasi ini akan menjadi peluang

yang sangat bagus bagi para konsultan yang

bergerak dibidang perencanaan dan

pembangunan, hal ini juga di dukung oleh

alokasi dana yang akan dikucurkan

pemerintah untuk dana pembangunan di

Provinsi Banten.

Tabel 1.1

Tabel Data Rencana Umum Pengadaan

Projek Di Provinsi Banten

RENCANA UMUM PENGADAAN

PROJEK DI PROVINSI BANTEN

Tahun Jumlah

Satuan

Kerja

Alokasi Dana

2012 21 820,100,677,000

2013 20 596,714,155,000

2014 27 623,095,863,000

Sumber : Kementrian Pekerjaan Umum

Indonesia

Dengan melihat data di atas

sepertinya peluang setiap perusahaan yang

berada di propinsi Banten terlihat sangat

besar. Hal yang perlu dilakukan adalah

bagaimana caranya konsultan yang berada

di daerah Banten tidak kalah bersaing

dengan Konsultan yang berada diluar

propinsi tersebut. Kemungkinan besar

sebuah perusahaan dapat bersaing dilihat

dari kinerja perusahaan tersebut.

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

3 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Survey awal dilaksanakan untuk

melihat bagaimanakah kinerja karyawan

yang terjadi dilapangan, tentunya di

berbagai perusahaan tidak akan luput dari

permasalahan yang berkaitan dengan

kinerja karyawannya. Survey awal sendiri

dilaksanakan pada 30 orang responden yang

merupakan para karyawan yang bekerja di

perusahaan konsultan arsitektur kota Serang

Tabel 1.2

Tabel Kuesioner Survey Awal Variabel

Kinerja

Sumber : Dokumentasi pribadi, Survey awal pada

Konsultan Arsitektur Kota Serang

Tersirat pada data diatas hanya

30% karyawan yang telah memiliki

motivasi yang baik dalam melaksanakan

pekerjaannya, sehingga kita dapat

berasumsi bahwa sebagian besar

perusahaan belum sepenuhnya memberikan

dorongan untuk memotivasi karyawannya.

Salah satu contoh dorongan motivasi adalah

dengan memberikan kompensasi,

Kompensasi sendiri biasanya dirupakan

dalam bentuk finansial dan non finansial

yang mana keduanya akan diberikan dalam

berbagai kesempatan yang berbeda.

Tingkat kreatifitas merupakan hal

penting lain yang diperlukan oleh karyawan

yang bergerak di bidang konsultasi

arsitektur. Survey awal dilakukan untuk

melihat sejauh mana tingkat kreatifitas yang

terjadi

Tabel 1.3

Tabel Kuesioner Survey Awal Variabel

Kreatifitas

Menurut data diatas dapat dilihat

sebanyak 56.67% responden pernah

melakukan kreatifitas pada metode

kerjanya, namun dilain pihak kesadaran

kreatifitas yang terjadi masih terbilang

minim, padahal segi kreatifitas sangat

dibutuhkan bagi karyawan yang bergerak

dibidang seni dan desain bangunan. Apabila

seluruh karyawan di perusahaan

mempunyai gagasan dan ide berfikir yang

kreatif maka tidak menutup kemungkinan

perusahaan tersebut akan lebih produktif

dan selalu memiliki ide-ide baru yang

segar.

Selain kreatifitas hal lain yang

diperlukan sebuah perusahan konsultan

Arsitektur adalah Inovasi. Kreatifitas dan

inovasi erat hubungannya sehingga

membuat inovasi menjadi salah satu faktor

yang penting dalam keberlangsungan

perusahaan. Menurut Richard Luecke

(2006) inovasi memiliki beberapa ciri

sebagai berikut,yaitu; Memiliki kekhasan,

Memiliki unsur kebaruan, dilakukan

melalui suatu proses, dan memiliki tujuan.

Survey awal terhadap 30 responden

karyawan perusahaan konsultan arsitektur

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

tingkat inovasi yang diterapkan perusahaan

dan karyawan dalam melaksanakan

pekerjaannya.

Tabel 1.4

Tabel Kuesioner Survey Awal Variabel

Inovasi

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

4 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

pada data survey diatas sebanyak 76.67%

perusahaan telah banyak melakukan

komunikasi terhadap karyawannya untuk

menemukan ide-ide baru, namun dilain sisi

pihak karyawan perlu diberikan dorongan

lebih pada diri mereka untuk bertindak

lebih inovatif lagi.

Menurut Richard Luecke (2006) Ada

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

kreatifitas dan inovasi seperti; lingkungan,

pimpinan, budaya organisasi, struktur

organisasi, kemampuan perusahaan.

Lingkungan kerja yang baik dan nyaman

dapat menimbulkan kenyamanan dalam

bekerja sehingga tidak menutup

kemungkinan ide-ide baru dan kreatif

dalam bekerja dapat selalu tumbuh dalam

diri para karyawan. Survey dilakukan

kembali untuk mengetahui sejauh mana

peran faktor-faktor mempengaruhi

kreatifitas dan inovasi.

Tabel 1.5

Tabel Kuesioner Survey Awal faktor-

faktor

Berdasarkan latar belakang diatas maka

penelitian ini dilakukan untuk mengkaji

bagaimana sebenarnya perusahaan

berupaya meningkatkan faktor-faktor

kreatifitas dan inovasi yang nantinya bisa

berdampak pada kinerja karyawan dan

tentunya akan memberikan dampak positif

bagi perusahaan.

2. Kajian Pustaka

2.1 Faktor Lingkungan, Pimpinan,

Budaya Organisasi, Struktur

Organisasi dan Kemampuan

Perusahaan

A. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan pada sumber

daya yang mendukung strategi perusahaan,

menekankan pada kepentingan kemampuan

internal perusahaan untuk

mengoperasikannya seberapa jauh pengaruh

lingkungan social ekonomisnya. Yang

termasuk dalam pendekatan lingkungan

adalah hubungan yang dijalin perusahaan

dalam lingkungan dan partisipasinya dalam

hubungan inter-personal

jaringannya,(Rothwell, 1991 dalam

Hadjimanolis, 2000, p. 238).

Hadjimanolis (2000, p.238)

menjelaskan bahwa intensitas kompetisi

dan persaingan lingkungan merupakan

ukuran pasar untuk berinovasi. Pada saat

para pesaing mengeluarkan strategi baru

sehingga mereka memiliki kesempatan

untuk berkembang di pasar maka intensitas

persaingan yang terjadi akan semakin

tinggi. Pada saat para pesaing memiliki

kekuatan yang cukup kuat untuk bersaing,

saat inilah perusahaan perlu melakukan

inovasi guna mengimbangi perubahan

strategi yang dilakukan pesaing.

B. Kemampuan Pimpinan

Kemampuan pimpinan dari suatu

perusahaan baik besar maupun kecil,

dianggap sebagai faktor yang penting dalam

membentuk nilai organisasi dan mencapai

tujuan perusahaan. Menurut V.G.

Kondalkar (2007, p.7) seorang pemimpin

harus mempunyai kemampuan untuk

menjelaskan, memahami memprediksi dan

mengontrol perilaku individu dalam

organisasi. Lingkungan internal yang tepat

akan membantu organisasi untuk

membangun lingkungan kerja yang

menguntungkan serta akan membantu

individu dan kelompok dalam organisasi

untuk bekerja secara efektif terhadap

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

5 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

produktivitas yang lebih tinggi.Menurut

Richard Luecke,(2006,p. 116) ada beberapa

hal yang harus di lakukan pemimpin untuk

mengelola kreatifitas dan inovasi yaitu:

Mengembangkan Budaya

Menetapkan arah strategis

Terlibat Dengan Inovasi

Bersikap Terbuka Tapi Skeptis

Meningkatkan ide

Menerapkan pemikiran portofolio

Menempatkan orang yang tepat dan

bertanggung jawab

C. Budaya Organisasi

Budaya merupakan suatu istilah

deskriptif yang dapat didefinisikan sebagai

nilai-nilai berkehidupan bersama,

sedangkan organisasi adalah suatu system

perserikatan formal dari dua orang atau

lebih yang bekerjasama untuk mencapai

tujuan tertentu.Menurut Stephen P

Robbins,(2012, p. 51) budaya organisasi

adalah suatu persepsi bersama yang dianut

oleh anggota-anggota organisasi. Stephen P

Robbins, (2012, p. 52) menjelaskan bahwa

terdapat budaya organisasi yang kuat dan

lemah, budaya yang kuat akan lebih

berpengaruh terhadap perilaku semua

anggotanya. Dalam budaya yang kuat nilai-

nilai inti dari organisasi tersebut dipegang

teguh dan dijunjung bersama, sedangkan

dalam budaya yang lemah nilai-nilai

tersebut tidak berdampak luas terhadap

seluruh anggota organisasi serta nilai-nilai

inti dari organisasi tersebut tidak dipegang

teguh.

D. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah susunan

formal pekerjaan dalam sebuah organisasi.

Struktur ini dapat ditampilkan secara visual

dalam sebuah bagan organisasi, juga

berfungsi melayani berbagai tujuan Stephen

P Robin, (2012, p. 265). Struktur organisasi

menunjukkan adanya pembagian kerja dan

meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau

kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda

tersebut diintegrasikan (koordinasi).

Struktur organisasi terdiri atas beberapa

variabel sebagai berikut (Slamet, 2010):

Ukuran

Rentang kendali

Jumlah tingkat hirarki

Struktur kewenangan

Struktur komunikasi

Struktur tugas

Struktur status & prestis

Jarak psikologis

dengan demikian semakin baik struktur

organisasi dirancang maka semakin tinggi

juga kreativitas dan inovasi yang akan

muncul.

E. Kemampuan Perusahaan

Kemampuan suatu perusahaan

dalam berinovasi, tidak diragukan lagi

dapat meningkatkan keunggulan

bersaing.Sebuah perusahaan dinilai inovatif

jika memiliki rantai nilai berinovasi yang

kokoh (Hansen, 2007). Ada tiga rantai

utama yang menjelaskan kemampuan

berinovasi perusahaan, yaitu: (1) idea

generation, kemampuan perusahaan untuk

menghadirkan ide-ide besar untuk

berinovasi, (2) idea conversion,

kemampuan perusahaan untuk

mengkonsepkan dan merealisasikan produk

inovatif, dan (3) idea diffusion, kemampuan

perusahaan untuk mendiseminasikan secara

masif karya inovasinya ke semua

stakeholder dan kastemer-nya.

2.2 Kreatifitas

Kreativitas adalah suatu proses

yang menghasilkan sesuatu yang baru,

dalam bentuk suatu gagasan atau suatu

objek dalam suatu bentuk atau susunan

yang baru (Hurlock dalam Basuki, 2010),

Sedangkan menurut Smith (2006, p. 252)

Kreativitas adalah kemampuan seseorang

untuk menciptakan sesuatu yang berbeda

baik berupa hasil yang dapat dinilai maupun

berupa ide (tindakan yang menghasilkan

karya cipta baru dan berbeda).

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

6 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Menurut deperindag kementrian

perdagangan yang termasuk dalam Industri

kreatif ada 14 subsektor kreatif. Mulai dari

sektor Arsitektur, Desain, Fesyen, Film,

Video, dan Fotografi, Kerajinan, Layanan

Komputer dan Piranti Lunak, Musik, Pasar

Barang Seni, Penerbitan dan Percetakan,

Periklanan, Permainan Interaktif, Riset &

Pengembangan, Seni Pertunjukan, Televisi

dan Radio, seperti dapat dilihat pada

gambar 2.1.

Gambar 2.1: Industri kreatif menurut kementrian

perdagangan

A. Ciri-ciri orang kreatif

A. Roe Psychological Approaches to

Creativity in Science, New York University

dalam Frinces (2004, p. 38) menyatakan

bahwa syarat-syarat orang yang kreatif

yaitu:

• Keterbukaan terhadap pengalaman

(openness to experience).

• Pengamatan melihat dengan cara yang

tidak biasa dilakukan (observanvce

seeingthings in unusual ways).

• Keinginan (curiosity)

• Toleransi terhadap ambiguitas (tolerance

of apporites)

• Kemandirian dalam penilaian, pikiran

dan tindakan (independence in

judgemnet,thought and action)

• Memerlukan dan menerima otonomi

(needing and assuming autonomy)

• Kepercayaan terhadap diri sendiri (self

reliance)

• Tidak sedang tunduk pada pengawasan

kelompok (not being subject to group

standart and control). Ketersediaan

untuk mengambil resiko yang

diperhitungakan (willing to take

calculatedrisks).

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kreatifitas

Menurut Rogers (dalam Munandara, 2009),

faktor-faktor yang dapat mendorong

terwujudnya kreativitas individu

diantaranya :

Dorongan dari dalam diri sendiri

Menurut Roger (dalam Munandar,

2009) setiap individu memiliki

kecenderungan atau dorongan dari

dalam dirinya untuk berkreativitas,

mewujudkan potensi, mengungkapkan

dan mengaktifkan semua kapasitas

yang dimilikinya. Dorongan ini

merupakan motivasi primer untuk

kreativitas ketika individu membentuk

hubungan-hubungan baru dengan

lingkungannya dalam upaya menjadi

dirinya sepenuhnya.

Dorongan dari lingkungan

Munandar (dalam Zulkarnain,2002)

menyatakan faktor-faktor yang

mempengaruhi kreativitas dapat

berupa kemampuan berpikir dan sifat

kepribadian yang berinteraksi dengan

lingkungan tertentu. Faktor

kemampuan berpikir terdiri dari

kecerdasan (inteligensi) dan

pemerkayaan bahan berpikir berupa

pengalaman dan ketrampilan. Faktor

kepribadian terdiri dari ingin tahu,

harga diri dan kepercayaan diri, sifat

mandiri, berani mengambil resiko dan

sifat asertif (Kuwato, dalam

Zulkarnain, 2002,p8).

Kreativitas akan sangat membantu

organisasi dalam merespon setiap

perubahan yang mungkin saja terjadi di

dunia bisnis yang penuh persaingan.

2.3 Inovasi

Pengertian Inovasi menurut UU

No. 18 tahun 2002 Inovasi adalah kegiatan

penelitian, pengembangan, dan/atau

perekayasaan yang bertujuan

mengembangkan penerapan praktis nilai

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

7 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

dan konteks ilmu pengetahuan yang baru,

atau cara baru untuk menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang telah ada

ke dalam produk atau proses produksi.

Hills, Gerald, (2008), mendefinisikan

inovasi sebagai ide, praktek atau obyek

yang dianggap baru oleh seorang individu

atau unit pengguna lainnya, sedangkan

menurut Suryana (2003:10) inovasi yaitu:

“sebagai kemampuan untuk menerapkan

kreativitas dalam rangka memecahkan

persoalan dan peluang untuk meningkatkan

dan memperkaya kehidupan”.

A. Ciri Inovasi

Jika dilihat dari kecepatan perubahan

dalam proses inovasi ada dua macam inovasi

yaitu inovasi radikal dan inovasi inkremental

(Scot & Bruece, 2004). Inovasi radikal

dilakukan dengan skala besar, dilakukan

oleh para ahli dibidangnya dan biasanya

dikelola oleh departemen penelitian dan

pengembangan. Inovasi radikal ini sering

kali dilakukan di bidang manufaktur dan

lembaga jasa keuangan. Sedangkan inovasi

inkremental merupakan proses penyesuaian

dan mengimplementasikan perbaikan yang

berskala kecil.

B. Peran Pimpinan Dalam Proses

Invovasi

Proses kreatifitas dan inovasi tidak dapat

lepas dari peran pemimpin yang yang

mengatur dan mengarahkan proses

terjadinya kedua hal tersebut. Menurut

Richard Luecke (2006) ada beberapa hal

yang harus dilakukan pimpinan untuk

memperkaya kreatifitas dan inovasi di

tempat kerja, hal tersebut adalah sebagai

berikut:

• Mengembangkan Budaya Yang Dapat

Memupuk Kreatifitas Dan Inovasi

• Menetapkan arah strategis di mana

inovasi harus dilakukan

• Terlibat Dengan Inovasi

• Bersikap Terbuka Tapi Skeptis

• Meningkatkan Ide Untuk Proses

Komersialisasi

• Menerapkan Pemikiran Portofolio

• Menempatkan Orang Yang Tepat Dan

Bertanggung Jawab

2.4 Kinerja Karyawan

Landasan yang sesungguhnya

dalam suatu organisasi adalah kinerja. Jika

tidak ada kinerja maka seluruh tujuan

bagian organisasi tidak dapat tercapai.

Kinerja perlu dijadikan sebagai bahan

evaluasi bagi pemimpin atau manajer.

Menurut Henry Simamora dalam Dina

Nurhayati (2008: 7) “Kinerja karyawan

adalah tingkat dimana para karyawan

mencapai persyaratan-persyaratan

pekerjaan”. Menurut Malayu S.P. Hasibuan

(2006, p. 94) menjelaskan bahwa “Kinerja

merupakan hasil kerja yang dicapai

seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas

yang dibebankan kepadanya didasarkan atas

kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta

waktu”.

A. Faktor kinerja karyawan

Menurut Alex Soemadji Nitisemito

(2001, p. 109), terdapat berbagai faktor

kinerja karyawan, antara lain:

1) Jumlah dan komposisi dari kompensasi

yang diberikan

2) Penempatan kerja yang tepat

3) Pelatihan dan promosi

4) Rasa aman di masa depan (dengan

adanya pesangon dan sebagainya)

5) Hubungan dengan rekan kerja

6) Hubungan dengan pemimpin

2.5 Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan tinjauan

pustaka diatas maka hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah

1 Faktor-faktor lingkungan, pimpinan,

budaya organisasi, struktur organisasi

dan kemampuan perusahaan

berpengaruh terhadap kreatifitas di

Konsultan Arsitektur Kota Serang,

2 Faktor-faktor lingkungan, pimpinan,

budaya organisasi, struktur organisasi

dan kemampuan perusahaan

berpengaruh terhadap inovasi di

Konsultan Arsitektur Kota Serang,

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

8 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

3 Kreatifitas berpengaruh terhadap inovasi

di Konsultan Arsitektur Kota Serang,

4 Kreatifitas berpengaruh terhadap kinerja

karyawan di Konsultan Arsitektur Kota

Serang,

5 Inovasi berpengaruh terhadap terhadap

kinerja karyawan di Konsultan

Arsitektur Kota Serang.

3. Metode Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan pada

perusahaan jasa konsultasi Arsitektur di

kota serang Banten. Alasan pemilihan

lokasi penelitian yaitu, kota serang

meupakan kota yang sedang mengalami

pertumbuhan terutama pada bidang

perencanaan dan pembangunan kota,

sedangkan perusahaan jasa konsultasi

arsitektur merupakan perusahaan yang

berkecimpung langsung didalam proses

pembangunan kota tersebut.

Jenis penelitian yang dilakukan

adalah metode deskriptif dan verivikatif.

Metode Deskriptif adalah metode yang

digunakan untuk menggambarkan atau

menganalisis suatu hasil penelitian tetapi

tidak digunakan untuk membuat

kesimpulan yang lebih luas.

Sedangkan metode verifikatif

dimaksudkan untuk menguji hipotesis

dengan menggunakan perhitungan statistik

Pada riset deskriptif, metode

pengumpulan data menggunakan data

sekunder, data primer (survey), panel atau

observasi. Data primer didapatkan dari para

karyawan perusahaan dengan cara

wawancara dan pengisian kuesioner.

Sedangkan data sekunder didapatkan dari

perusahaan berupa dokumen ataupun dari

orang lain.

Populasi dalam penelitian ini

adalah para karyawan yang bekerja di 5

perusahaan jasa konsultasi arsitektur

terpilih dengan jumlah populasi total

sebanyak 122 orang. Seluruh populasi

dijadikan sebagai obyek penelitian sehingga

penelitian ini menggunakan metode sensus.

Dalam penelitian ini, analisis jalur

(path analysis) digunakan untuk mengetahui

hubungan sebab akibat, dengan tujuan

menerangkan akibat langsung dan akibat

tidak langsung seperangkat variabel,

sebagai variabel penyebab terhadap variabel

lainnya yang merupakan variabel akibat.

Untuk menguji hipotesis menggunakan uji f

dan uji t yang bertujuan untuk menguji

pengaruh secara simultan dan parsial antara

variabel bebas dengan variabel terikat

dalam hal ini yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi kreatifitas dan inovasi serta

implementasinya terhadap kinerja

karyawan.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1. Karakteristik Responden

Gambaran karakteristik responden

berdasarkan hasil kuesioner kepada 122

responden yaitu para karyawan yang

bekerja di perusahaan jasa konsultasi

arsitektur kota Serang, PT Panca Guna

Duta, Cv Sigma Karya Design, Eka Dwi

Satya, Multi Guna Karya dan Buana Cakra

Konsultan diperoleh gambaran mengenai

gender, usia, pendidikan tertinggi, dan masa

kerja.

1. Jenis Kelamin Responden

Dari 122 responden didapat bahwa

90.16%(110) orang karyawan berjenis

kelamin laki-laki dan 9.84%(12) orang

karyawan berjenis kelamin perempuan,

hal ini terjadi karena bekerja di sebuah

kantor konsultan diperlukan mobilitas

yang tinggi dan fisik yang kuat karena

tidak jarang selain bekerja di kantor

para pegawai juga bekerja dilapangan.

Gambar 4.1

Bar Chart Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

9 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

2. Umur Responden

Usia responden para pegawai mayoritas

berada pada usia 30-39 tahun yakni

sebesar 36.89%, kemudian diikuti usia

20-29 yang mempunyai jumlah

persentase sebesar 25.41%, disusul

dengan usia 40-49 yang mempunyai

persentase sebesar 23.77%, kemudian

usia <20 sebesar 11.48% dan terakhir

pegawai yang berusia >50 dengan

persentase 2.46%. kelompok usia dapat

dianalisa sebagai subkultur (Olson dan

Peter dalam Asep Lili Munandar 2010,

p111), karena orang-orang yang berada

dalam usia kelompok tertentu memiliki

perilaku dan nilai yang khas.

Gambar 4.2 Bar Chart Responden Berdasarkan Umur

3. Pendidikan tertinggi responden

tingkat pendidikan responden lebih

banyak yang berpendidikan S1 kebawah

dibandingkan dengan yang berpendidikan

S2 keatas. Responden yang mempunyai

latar pendidikan SMA-D3 sebanyak

31.15%, responden berlatar belakang S1

sebanyak 60.66%, dan responden yang

berlatar belakang S2 sebanyak 8.20%.

Pegawai di perusahaan yang mempunyai

latar belakang pendidikan S1 lebih banyak

karena mereka menempati posisi sebagai

perancang dan juga pengawas.

Gambar 4.3

Bar Chart Responden Pendidikan tertinggi

4. Lamanya masa kerja responden

Pada Tabel 4.4 diketahui bahwa masa

kerja responden antara 1-5 tahun sebesar

64.75%, masa kerja antara 6-10 tahun

sebesar 25.41% dan masa kerja 11 >

tahun sebesar 9.84%. Dari data tersebut

dapat diketahui bahwa secara umum

karyawan diperusahaan konsultan

arsitektur kota Serang banyak yang baru

bergabung dengan perusahaan. Hal lain

yang mempengaruhi massa kerja

karyawan adalah tahun berdirinya

perusahaan. Gambar 4.4

Bar Chart Responden masa bekerja

4.2 Deskripsi Variabel Penelitian

Untuk mempermudah dalam

memberikan penilaian terhadap data yang

telah terkumpul, maka dilakukan terlebih

dahulu analisis deskriptif. Analisis

deskriptif menggambarkan tentang

ringkasan data-data penelitian. Tahap yang

dilakukan adalah melakukan penilaian

terhadap data hasil tanggapan responden,

dengan cara pengklasifikasian terhadap

jumlah skor tanggapan responden.

1. Variabel Anteseden X1 (Faktor

Lingkungan, Pimpinan, Budaya

Organisasi, Struktur Organisasi,

Kemampuan Perusahaan)

Deskripsi jawaban untuk variabel

x1, menunjukan bahwa tanggapan

responden terhadap kondisi Faktor

Lingkungan, Pimpinan, Budaya

Organisasi, Struktur Organisasi, dan

Kemampuan Perusahaan mempunyai

rata-rata skor sebesar 73.79%. Hal ini

menunjukan bahwa peran Faktor

Lingkungan, Pimpinan, Budaya

Organisasi, Struktur Organisasi, dan

Kemampuan Perusahaan menurut

responden berpengaruh tinggi, namun

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

10 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

apabila dilihat dari range kategori dapat

dikatakan tidak terlalu tinggi atau sedang,

karena rata-rata skor berada sedikit diatas

kategori cukup. Budaya organisasi dan

struktur organisasi merupakan hal yang

paling berpengaruh terhadap situasi di

lingkungan pekerjaan dengan nilai

persentase sebesar 77.37% dan76.39%

secara berturut-turut, sedangkan

kemampuan perusahaan tidak dianggap

terlalu berpengaruh oleh responden

terhadap situasi di lingkungan pekerjaan

Tabel 4.1

Tanggapan Responden Terhadap Lingkungan, Pimpinan,

Budaya Organisasi, Struktur Organisasi, dan Kemampuan Perusahaan

Posisi Tanggapan responden

terhadap Faktor Lingkungan, Pimpinan,

Budaya Organisasi, Struktur Organisasi,

dan Kemampuan Perusahaan dapat lebih

jelas dilihat pada garis bar chart di gambar

4.5

Gambar 4.5

Garis Bar chart Variabel x1

2. Variabel kreatifitas X2

kreativitas merupakan hal penting

yang harus tumbuh dilingkungan

perusahaan mengingat perusahaan Jasa

desain konsultasi Arsitektur sangat

memerlukan peran aktif karyawannya untuk

selalu berfikirkreatif terutama dalam

memecahkan permasalahan perencanaan

sebuah desain. Perhitungan penilaian

kreativitas pegawai disajikan pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Tanggapan Responden Terhadap Kreatifitas

kreativitas karyawan perusahaan

konsultan arsitektur di kota serang sudah

termasuk dalam kategori yang Baik, yaitu

dengan rata-rata persentase nilai yang

diraih sebesar 78.69%. Tingkat frekuensi

mengemukakan pendapat memperoleh

nilai tertinggi sebesar 85.57% ini

memperlihatkan bahwa para pegawai

senantiasa ingin mengeluarkan ide-ide

baru dalam masalah atau pekerjaan yang

sedang dihadapinya, namun dilain pihak

tingkat toleransi dalam menghadapi ide-

ide baru memiliki persentase terkecil

dalam variabel kreativitas. Hal ini bisa

jadi disebabkan para pegawai lebih

senang apabila ide kerjanya yang dipakai

dibandingkan bekerja menggunakan ide

dari orang lain.

Posisi Tanggapan responden terhadap

kreatifitas dapat lebih jelas dilihat pada

garis bar chart di gambar 4.6

Gambar 4.6 Garis Bar chart Variabel kreatifitas

3. Variabel Inovasi X3

Inovasi merupakan cara atau

langkah baru dalam memulai sesuatu, baik

itu sebuah idea tau gagasan maupun sebuah

produk. Peranan inovasi terbilang cukup

penting bagi sebuah perusahaan yang

bergerak di bidang desain, karena apabila

sebuah inovasi terus berjalan diperusahaan,

maka perusahaan itu akan tumbuh kuat dan

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

11 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

pesat karena selalu melakukan gebrakan-

gebrakan baru.

Tabel 4.3 Tanggapan Responden Terhadap Inovasi

peranan tingkat pengaruh inovasi

incremental terhadap ide yang dibuat

mempunyai bobot yang paling tinggi yakni

sebesar 87.38%, ini memperlihatkan bahwa

para pegawai perusahaan lebih menerima

inovasi yang berskala kecil. Inovasi

berskala kecil dan bertahap lebih mudah

dipahami oleh para pegawai karena inovasi

ini tidak harus mengubah kebiasaan,

perilaku dan cara pandang dalam bekerja

pegawai secara besar-besaran. Dilain sisi

tingkat frekuensi terciptanya ide-ide baru

mempunyai persentase terkecil pada

tanggapan responden terhadap inovasi

yakni sebesar 68.36%, walaupun demikian

hal ini sudah termasuk dalam kategori yang

baik. Berdasarkan paparan tabel 4.3 dapat

dilihat mengapa frekuensi keluarnya ide-ide

baru tidak sebaik hal yang lainnya, ini

disebabkan karena para pegawai lebih

menyukai inovasi incremental atau bertahap

sehingga frekuensi keluarnya ide atau

inovasi baru tercipta secara bertahap.

Secara garis besar bobot rata-rata perentase

variabel Inovasi mempunyai nilai yang baik

yakni sebesar 77.95%.

Posisi Tanggapan responden terhadap

Inovasi dapat lebih jelas dilihat di garis bar

chart pada gambar 4.7

Gambar 4.7 Garis Bar chart Variabel Inovasi

4. Variabel Kinerja Karyawan X4

Kinerja merupakan hasil kerja yang

dapat dicapai oleh seseorang dalam

suatu organisasi sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawabnya

dalam rangka mencapai tujuan

organisasi yang bersangkutan, secara

legal, tidak melanggar aturan, dan sesuai

dengan moral serta etika, Asep Lili

(2012). Variabel kinerja ini

menggunakan 8 item kuesioner dan

penilaian dilakukan terhadap 122

responden. Tanggapan responden

terhadap variabel kinerja termasuk

dalam kategori yang baik. lebih lanjut

tanggapan responden terhadap kinerja

dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4

Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat

bahwa persentase rata-rata akhir adalah

sebesar 80.90%, dan termasuk dalam

kategori baik dengan skor yang tinggi. Hal

ini dapat dipahami karena sifat dari kinerja

yang objektif. Menurut responden frekuensi

peningkatan skill karyawan merupakan hal

yang paling utama untuk meningkatkan

kinerja mereka, Peningkatan skill sangat

diperlukan karyawan perusahaan untuk

dapat bersaing dengan perusahaan lain,

persaingan dunia usaha jasa yang semakin

ketat membuat tenaga kerja yang

mempunyai skill dan keterampilan lebih

mempunyai peluang kerja yang lebih baik

sehingga dapat bertahan dalam menghadapi

persaingan dunia usaha.

Berdasarkan alasan diatas alangkah

baiknya jika perusahaan memberikan

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

12 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

pelatihan-pelatihan skill kepada

karyawannya agar karyawan lebih merasa

termotivasi dan mempunyai tingkat

kepercayaan diri yang baik. Dilain sisi

pengaruh promosi karyawan juga turut

mempengaruhi kinerja dari karyawan,

dimana karyawan akan merasa senang dan

dihargai jika mendapatkan promosi ke

jenjang yang lebih tinggi sehingga secara

tidak langsung mental karyawan yang baik

akan berimbas pada kinerja mereka.

Posisi Tanggapan responden

terhadap Kinerja Karyawan dapat lebih

jelas dilihat di garis bar chart pada gambar

4.8 Gambar 4.8

Garis Bar chart Variabel Kinerja Karyawan

4.3 Pengujian Hipotesis

Untuk Mengetahui bagaimana

Faktor Lingkungan, Pimpinan, Budaya

Organisasi, Struktur Organisasi, dan

Kemampuan Perusahaan terhadap

Kreatifitas dan Inovasi serta

Implementasinya terhadap Kinerja

Karyawan maka digunakan analisis jalur

sebagai langkah dalam melakukan analisis.

Hasil perhitungan koefisien jalur terlihat

pada persamaan structural yang diperoleh

dengan menggunakan program lisrel adalah

sebagai berikut:

Model persamaan di atas

merupakan model struktural yang tidak

menggambarkan nilai prediksi perubahan

variabel eksogen terhadap variabel

endogennya. Persamaan tersebut dapat

digambarkan dalam model struktural yang

dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 4.9 Path Diagram Faktor-faktor yang mempengaruhi Kreatifitas

dan Inovasi Serta Implementasinya Terhadap

Kinerja Karyawan

Pada gambar 4.9 diperoleh besarnya point

koefisien jalur hubungan antara variabel

X1, X2, X3 dan Y. Koefisien jalur antara

Faktor Lingkungan, Pimpinan, Budaya

Organisasi, Struktur Organisasi, dan

Kemampuan Perusahaan terhadap

kreatifitas (Px2x1) sebesar 0.87, koefisien

jalur Faktor Lingkungan, Pimpinan, Budaya

Organisasi, Struktur Organisasi, dan

Kemampuan Perusahaan terhadap inovasi

(Px3x1) sebesar 0.21, Koefisien jalur

kreatifitas terhadap inovasi (Px3x2)

sebesar 0.67, Ɛ1 sebesar 0.24, serta Ɛ2

sebesar 0.27, koefisien jalur kreatifitas

terhadap kinerja karyawan (Pyx2) adalah

sebesar 0.56, koefisien jalur inovasi

terhadap kinerja karyawan (Pyx3) sebesar

0.23, Ɛ1 sebesar 0.24, Ɛ2 sebesar 0.27 dan

Ɛ3 sebesar 0.42. Dari perhitungan tersebut

diperoleh perhitungan pengaruh faktor-

faktor, kreativitas, inovasi terhadap kinerja

karyawan (Y) secara bersama-sama

(Koefisien determinasi/R2) yaitu sebesar

0.576. Hal diatas dapat diartikan bahwa

Faktor Lingkungan, Pimpinan, Budaya

Organisasi, Struktur Organisasi, dan

Kemampuan Perusahaan berpengaruh

signifikan terhadap kreatifitas dan

inovasi, serta kreatifitas dan inovasi

berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan.

A. Uji F

Pengujian hipotesis dilakukan

dengan statistic uji F. Penentuan hasil

pengujian (H0 diterima atau ditolak) dapat

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

13 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

dilakukan dengan cara membandingkan

Fhitung dengan Ftabel dengan ketentuan

H0 ditolak jika Fhitung lebih besar dari

Ftabel.

Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis dengan uji F

Variabel Fhitung Ftabel Keterangan

Faktor-Faktor,

Kreatifitas dan

Inovasi

163,01 3,920 Signifikan

Hasil Perhitungan pada tabel 4.36

menyimpulkan bahwa Faktor Lingkungan,

Pimpinan, Budaya Organisasi, Struktur

Organisasi, dan Kemampuan Perusahaan

mempengaruhi kreatifitas dan inovasi, Serta

kreatifitas mempengaruhi inovasi yang

sama-sama mempengaruhi kinerja

karyawan. Hal ini tercermin dari nilai

Fhitung = 163,01 > 3,920 dari Ftabel =

yang membuat H0 ditolak.

B. Uji T

Langkah selanjutnya setelah

memperoleh hasil pengujian yang

signifikan, dilanjutkan dengan pengujian

signifikansi masing-masing koefisien jalur.

Berdasarkan tabel distribusi t-student untuk

α = 5% dan derajat bebas (122-1-1)

diperoleh nilai dari Ttabel yakni sebesar

(t0.05,120) = 1,979

Gambar 4.10

Path Diagram uji hipotesis secara parsial

Dari uji statistik diatas diperoleh uji t untuk

X1 terhadap X2 sebesar 19.329.

Selanjutnya nilai tersebut dibandingkan

dengan nilai ttabel. Hasil perbandingan

yang diperoleh antara thitung dan ttabel adalah

sebesar 19.329 > 1.979 dimana thitung lebih

besar dari ttabel. Sehingga dapat disimpulkan

terdapat pengaruh yang signifikan.

Dari uji statistik diatas diperoleh uji

t untuk X1 terhadap x3 yakni sebesar 2.171.

Selanjutnya nilai tersebut dibandingkan

dengan nilai ttabel. Hasil perbandingan

yang diperoleh antara thitung dan ttabel adalah

2.171 > 1.979 dimana thitung lebih besar dari

ttabel. Sehingga terjadi pengaruh yang

signifikan.

uji t untuk X2 terhadap Y (thitung

Kreatifitas) yang didapatkan dari

perhitungan dengan menggunakan software

Lisrel ver 8.8 yakni sebesar 6.995.

Selanjutnya nilai tersebut dibandingkan

dengan nilai ttabel. Hasil yang diperoleh

adalah signifikan diamana perbandingan

antara thitung dan ttabel adalah 6.995> 1.979

sehingga thitung lebih besar dari ttabel.

uji t untuk X2 terhadap X3

didapatkan hasil sebesar 953. Selanjutnya

nilai tersebut dibandingkan dengan nilai

ttabel. Hasil perbandingan yang diperoleh

antara thitung dan ttabel adalah 4.953> 1.979

dimana thitung lebih besar dari ttabel. Sehingga

terjadi pengaruh yang signifikan.

terakhir uji t untuk X3 terhadap Y

didapatkan hasil sebesar 1.997 Hasil

perbandingan yang diperoleh antara thitung

dan ttabel adalah 1.997>1.979 dimana thitung

lebih besar dari ttabel. Sehingga dapat

disimpulkan terjadi pengaruh secara parsial

antara variabel X3 terhadap Y

uji hipotesis secara parsial dapat lebih jelas

dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.6

Hasil Uji Hipotesis secara Parsial

No Hipotesis Koefisien

Jalur

T

hitung

T

tabel Hasil

1

Faktor-faktor(X1)

berpengaruh

terhadap

kreatifitas (X2)

0.870 19.329 1.979 Signifikan

2

Faktor-faktor(X1)

berpengaruh

terhadap Inovasi

(X3)

0.207 2.171 1.979 Signifikan

3

Kreatifitas (X2)

berpengaruh

terhadap Inovasi

(X3)

0.669 6.995 1.979 Signifikan

4

kreatifitas

(X2)berpengaruh

terhadap kinerja

karyawan (Y)

0.558 4.953 1.979 Signifikan

5

Inovasi

(X3)berpengaruh

terhadap kinerja

karyawan (Y)

0.225 1.997 1.979 Signifikan

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

14 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

4.4 Besarnya Pengaruh Faktor

Lingkungan, Pimpinan, Budaya

Organisasi, Struktur Organisasi, dan

Kemampuan Perusahaan(X1)

terhadap, Kreatifitas (X2) dan

Inovasi(X3), serta implikasinya

terhadap kinerja karyawan (Y)

Berdasarkan hasil pengujian

data secara keseluruhan dan secara

parsial dapat disimpulkan bahwa

seluruh hipotesa yang diajukan dapat

diterima. Hal ini berdasarkan pengujian

koefisien jalur dari faktor lingkungan,

pimpinan, budaya organisasi, struktur

organisasi, dan kemampuan ke

kreatifitas, faktor lingkungan, pimpinan,

budaya organisasi, struktur organisasi,

dan kemampuan ke inovasi, kreatifitas

ke inovasi, kreativitas ke kinerja

karyawan dan inovasi ke kinerja

karyawan secara statistik bersifat

signifikan. Hasil ini memberikan

indikasi bahwa variabel faktor

lingkungan, pimpinan, budaya

organisasi, struktur organisasi, dan

kemampuan, berpengaruh terhadap

kreatifitas, dan inovasi,kreatifitas

berpengaruh terhadap inovasi serta

kreatifitas dan inovasi berpengaruh

terhadap kinerja karyawan.

Hasil dari pengaruh langsung dan

pengaruh tidak langsung yang dilakukan

dengan perhitungan analisis jalur (Path

Analysis) dan dikerjakan dengan

bantuan software Lisrel versi 8.8

dirangkum dan dapat dlihat pada tabel

4.37.

Penerapan Faktor Lingkungan,

Pimpinan, Budaya Organisasi,

Struktur Organisasi, dan

Kemampuan Perusahaan(X1)

terhadap, Kreatifitas (X2) adalah

sebesar (0.870)2 atau sama dengan

0.7569 (75.69%), sisanya 100% -

75.69% = 24.31% dipengaruhi oleh

variabel lain diluar penelitian.

Pengaruh langsung x1 terhadap x3

sebesar (0.207)2 atau sama dengan

0.042(4.20%). Pengaruh tidaj

langsung x1 terhadap x3 melalui x2

sebesar 0.207+(0.669x0.870) =

0.789 = (0.789)2 = 62.25%, jumlah

total hubungan langsung dan tidak

langsung adalah 4.20% + 62.25% =

66.45% dan sisanya 100% -

66.45% = 33.55% dipengaruhi oleh

variabel lain diluar penelitian

keputusan penerapan inovasi(x3)

dipengaruhi secara langsung oleh

kreatifitas(x2) sebesar (0.669)2 atau

sama dengan 0.447 (44.70%),

sisanya 100% - 44.70% = 55.30%

dipengaruhi oleh variabel lain

diluar penelitian.

Penerapan kreatifitas (X2)

mempengaruhi secara langsung

variabelKinerja Karyawan (Y)

dengan pengaruh sebesar (0.558)2

atau sama dengan 0.311 (31.10%).

Penerapan secara tidak langsung

adalah (0.708)2 atau sama dengan

0.501 (50.10%), Jumlah total

pengaruh langsung dan tidak

langsung variabel kreatifitas

mempengaruhi kinerja karyawan

adalah sebagai berikut, 31.10% +

50.10% = 81.20% sisanya 100% -

81.20% = 18.80% dipengaruhi oleh

variabel lain diluar penelitian.

Penerapan Inovasi (X3)

mempengaruhi secara langsung Kinerja

Karyawan (Y) dengan pengaruh sebesar

(0.225)2 atau sama dengan 0.050

(5.00%), sisanya 100%-5.00% =

95.00% dipengaruhi oleh variabel lain

diluar penelitian dan menunjukan

bahwa inovasi berpengaruh kecil pada

kinerja karyawan.

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

15 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Tabel 4.7

Besar pengaruh langsung dan tidak langsung

Koefisien jalur

Pengaruh

Variabel

Pengaruh Kausal

Lang

sung Melalui x2 Total

Faktor-faktor(

x1)terhadap kreatifitas (x2)

0.870 - 0.870

Faktor-

faktor(x1)

terhadap Inovasi (x3)

0.207 (0.669 x

0.870) 0.789

Kreatifitas (x2)

terhadap Inovasi

(x3)

0.669 - 0.669

Kreatifitas (x2) terhadap kinerja

karyawan(y)

0.558 (0.669 x

0.225) 0.708

Inovasi (x3)

terhadap kinerja karyawan (y)

0.225 - 0.225

Ɛ1 0.243 - 0.243

Ɛ2 0.267 - 0.267

Ɛ3 0.423 - 0.423

Kemampuan para karyawan untuk

menciptakan kreatifitas dan inovasi dalam

bekerja memberikan dampak yang positif

untuk mengembangkan perusahaan dan diri

karyawan itu sendiri.

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dengan

menggunakan path analisis maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut

1. Faktor Lingkungan, Pimpinan, Budaya

Organisasi, Struktur Organisasi, dan

Kemampuan Perusahaan memiliki

pengaruh yang signifikan dan parsial

terhadap kreatifitas di perusahaan jasa

konsultasi arsitektur Kota Serang.

pengaruh ini termasuk dalam kategori

pengaruh yang kuat, hal ini

memperlihatkan bahwa dalam

kreatifitas diperlukan dukungan Faktor

Lingkungan, Pimpinan, Budaya Organisasi, Struktur Organisasi, dan

Kemampuan Perusahaan yang kuat.

2. Faktor Lingkungan, Pimpinan, Budaya

Organisasi, Struktur Organisasi, dan

Kemampuan Perusahaan memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan

secara parsial dan simultan terhadap

inovasi

3. Kreatifitas memiliki pengaruh yang

positif serta signifikan secara parsial

dan simultan terhadap Inovasi di

perusahaan jasa konsultasi arsitektur

kota Serang. Arah hubungan positif

antara kreatifitas terhadap inovasi

menunjukkan bahwa semakin baik

kreatifitas maka akan membuat inovasi

menjadi semakin baik.

4. Kreatifitas memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja karyawan.

Pengaruh ini termasuk dalam kategori

pengaruh yang kuat, hal ini

memperlihatkan bahwa dalam kinerja

karyawan diperlukan dukungan

kreatifitas sehingga kinerja karyawan di

perusahaan jasa konsultasi arsitektur

kota Serang dapat meningkat dengan

baik.

5. Inovasi memiliki pengaruh yang positif

serta signifikan secara parsial dan

simultan terhadap kinerja karyawan.

Arah hubungan positif antara inovasi

terhadap kinerja karyawan

menunjukkan bahwa semakin baik

inovasi maka akan membuat kinerja

karyawan menjadi semakin baik.

5.2 Saran

1. Manajemen perusahaan konsultasi

Arsitektur Kota Serang hendaknya

lebih memperhatikan Faktor

Lingkungan, Pimpinan, Budaya

Organisasi, Struktur Organisasi, dan

Kemampuan Perusahaan dengan cara:

Mengatur tata letak denah dan

space ruang untuk karyawan

agar lebih nyaman

memilah dokumen yang terpakai

dan tidak terpakai, ataupun

membuat ruang khusus dengan

penataan yang disesuaikan

dengan kondisi kantor.

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

16 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Memperjelas tatanan struktur

organisasi agar karyawan lebih

mengetahui job desk yang akan

dikerjakannya.

2. Mengoptimalkan Kreatifitas dengan

cara menyediakan wadah dan ruang

untuk menampung aspirasi, ide dan

masukan di dalam perusahaan

3. Mengoptimalkan Inovasi

berkelanjutan dengan cara

menanamkan kebiasaan untuk

selalu tanggap dan respon terhadap

perubahan khususnya dalam

kemunculan ide-ide baru di

perusahaan yang dapat dilakukan

pada saat adanya forum diskusi

antar karyawan.

4. Karyawan sudah merespon baik

jika perusahaan mengadakan

pelatihan-pelatihan yang dapat

meningkatkan skill mereka, jadi

alangkah baiknya perusahaan

mengadakan pelatihan pada saat

ada teknologi dan perlatan baru

yang digunakan dalam proses

bekerja.

5. Faktor Lingkungan, Pimpinan,

Budaya Organisasi, Struktur

Organisasi, dan Kemampuan

Perusahaan signifikan secara parsial

dan simultan terhadap kreatifitas

dan inovasi serta terimplementasi

secara parsial dan simultan juga

terhadap kinerja karyawan alangkah

baiknya perusahaan bisa menjaga

hal ini yang dimana tentunya akan

menguntungkan pihak perusahaan.

Daftar Pustaka

Amstrong, Michael, 1998. Manajemen

Sumber daya manusia, Jakarta: Pt Elex

komputindo

Arep Ishak & Tanjung Hendri, 2003,

manajemen Motivasi. Jakrta: PT.

Gramedia Widiasarana Indonesia.

Bacal Robert,2002. Performance

Management. Jakarta: PT SUN.

Cushway Barry, 2002. Human Resource

Management. Jakarta: PT Gramedia.

Fitz-enz, jac & Barbara davitson. 2002.

How to Human Resources

Management 3rd, New York: The

McGraw-Hill Book Company

Fraser, T.M., 1992. Stres dan Kepuasan

Kerja. Jakarta : PT. Sapdodadi

Harris, Michael. 2000. Human Resources

Management. USA: The Dryden Press.

Kondalkar,V. 2007. Organizational

Behaviour. New Delhi. New Age

International Publisher

Krasnos, L. 1997 The Nature Of Social

Competence: A theoretical Review

Social Development.

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu, 2000.

Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung. PT Remaja

Rosdakarya

Riadi, Edi, 2012. Aplikasi Lisrel Untuk

Penelitian Analisis jalur, Yogyakarta.

Andi

Richard Luecke, 2006. Harvard Business

Essentials: Managing Creativity and

Innovation. Boston

Robbins Stephen, 2012.Management

Eleven Edition. New York, Pearson

Education.

Robbins Stephen, 2012. Perilaku

Organisasi. Jakarta: Prehalindo.

Rowley, Chris and Jackson, Keith. 2011.

Human Resource managemen The Key

Concept. London.

Sedarmayanti, 2007. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Refika

Aditama:Bandung

Sekaran, Uma.2006 Research Methods For

Business Vol 1, United State Of

America. Hermitage Publishing

Service

Sekaran, Uma.2006 Research Methods For

Business Vol 2, United State Of

America. Hermitage Publishing

Service

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis.

Bandung: CV. Alfabeta.

Supangat, Andi.2007. “Statistika”. Jakarta :

Prenada Media Group

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

17 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Umi Narimawati, 2007. Riset Manajemen

Sumber Daya Manusia Aplikasi

Contoh Dan Perhitungannya.

Jakarta:Agung Media

Winardi,J.2002. ”Motivasi dan Pemotivasi

dalam Manajemen”. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Wood, Jack Joseph Wallace, Rachid M,

Zeffane, Schrmerhorn, hunt, and

Osborn. 2001. Organizational

Behavioure A Global Perspective.

John Wiley & Sons Australia Ltd

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

18 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

STUDI KELAYAKAN DAN BUSINESS PLAN

ALI BAKRI CAKE & DRINKS

Oleh :

Wandi Saputra Ali

Herman S. Soegoto

ABSTRAK

Kondisi persaingan bisnis sekarang ini semakin ketat. Berdasarkan kondisi tersebut, kita

harus mampu berpikir kreatif, inovatif dan harus pandai dalam memanfaatkan peluang demi

tercapainya tujuan perusahaan. Untuk Pemanfaatan peluang dalam pengembangan bisnis guna

meningkatkan omzet, perusahaan perlu memilih dan menerapkan strategi bisnis yang tepat

sesuai dengan kondisi perusahaan, serta melakukan analisis kelayakan bisnis dan perencanaan

bisnis agar memperoleh hasil sesuai dengan harapan. Untuk menentukan layak atau tidak

pengembangan tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek studi kelayakan. Setiap aspek akan

dianggap layak jika memiliki standar nilai tertentu. Aspek-aspek yang dinilai dalam studi

kelayakan bisnis meliputi aspek pasar, aspek teknik, aspek hukum, aspek manajemen dan aspek

keuangan. Selain itu untuk implementasi dapat diterapkan dengan pembuatan business plan

sebagai road map dalam menjalan bisnis. Berdasarkan hasil dari studi kelayakan dan business

plan pada Ali Bakri Cake & Drinks, dinilai layak dari semua aspek yang diuji. Dari segi aspek

pasar telah ditetapkan strategi pemasaran, selain itu konsep serta layout sesuai dengan aspek

teknik dan operasional toko. Selanjutnya dari aspek hukum, izin usaha lengkap seperti TDP,

SIUP dan surat rekomendasi dari tetangga dan rt. Dari aspek manajemen penerapan fungsi

organisasi POAC dan dari aspek finansial NPV sebesar Rp. 159.264.682, PI bernilai 3,75 serta

payback periode selama 1 tahun 2 bulan 11 hari.

Kata Kunci: Peluang Bisnis, Strategi Bisnis, Studi Kelayakan, Business Plan.

ABSTRACT

Conditions of business competition nowadays is getting tight. Based on these

conditions, we should be able to think in a creative, innovative and must be clever in taking

advantage of opportunities to achieve the objectives of the company. To exploiting business

development opportunities in order to increase the turnover, company need to select and

implement the right business strategy in accordance with the conditions of the company, as well

as conducting feasibility analysis and business planning in order to obtain results in

accordance with expectations. To determine feasible or not such development can be viewed

from various aspects of the feasibility study. Every aspect will be considered eligible if it has a

certain value standards. Aspects that are assessed in the business feasibility study covering

market aspects, technical aspects, legal aspects, management aspects and financial aspects. In

addition, to the implementation can be applied to the making of a business plan as a road map

in running the business. Based on the results of the feasibility study and business plan on Ali

Bakri Cake & Drinks, judged worthy of all aspects tested. In terms of the market aspects has

established marketing strategy, in addition, to the concept and layout according to the aspect of

technique and operational of the store. Furthermore, from the legal aspects, such as business

license complete TDP , SIUP and a letter of recommendation from a neighbor and rt. From

management aspects the application of functions POAC and financial aspects of the NPV Rp.

159.264.682, PI valued 3.75 and payback period for 1 year 2 months 11 days.

Keywords: Business Opportunity, Business Strategy, Feasibility Study, Business Plan.

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

19 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

1. Pendahuluan

Kondisi persaingan usaha sekarang

ini semakin ketat, baik sektor produksi

maupun jasa. Berdasarkan kondisi tersebut,

kita harus mampu berpikir kreatif dan

inovatif dalam membaca peluang bisnis.

Dalam menyikapi suatu peluang bisnis,

pemilihan dan penerapan strategi bisnis

yang tepat serta analisis kelayakan bisnis

sangat diperlukan untuk memperoleh hasil

sesuai dengan harapan.

Analisis kelayakan merupakan

perencanaan dan perhitungan yang sangat

spesifik, didalam penyusunannya harus

menggambarkan dengan jelas karakteristik

bisnis yang sedang atau akan dilaksanakan.

Rencana yang di susun dengan tepat dan

cermat akan sangat membantu dalam

pengambilan keputusan, arah bisnis dan

cara mencapai tujuan perusahaan sesuai

dengan harapan.

UD. Ali Bakri merupakan sebuah

perusahaan perseorangan yang berpusat di

Kota Sukabumi. Perusahaan ini bergerak di

bidang industri makanan dan dirikan pada

tahun 1980. UD. Ali Bakri menghasilkan

produk berupa kue bantal, roti, donat dan

produk kue lainnya.

Jika melihat pertumbuhan omzet

penjualan UD. Ali Bakri, masih

menunjukan rata-rata angka pertumbuhan

yang relatif kecil pertahunnya yaitu hanya

sekitar 6,44% (dalam lima tahun terakhir).

Rendahnya tingkat pertumbuhan penjualan

tersebut, dikarenakan beberapa kendala

yang dihadapi perusahaan, diataranya lokasi

atau tempat penjualan kue yang terbatas

yaitu hanya di lapak-lapak pasar tradisional

dengan pelayanan yang standar. Selain itu

cara penyajian dan pengemasan yang hanya

menggunakan kantong plastik, serta

kurangnya inovasi produk menjadi

beberapa kendala UD. Ali Bakri dalam

meningkatkan omzet penjualan.

Berdasarkan ulasan diatas, untuk

meningkatkan omzet penjualan UD. Ali

Bakri perlu melakukan beberapa tindakan

terkait dengan kendala yang dihadapi

perusahaan. Salah satunya bisa dengan cara

melakukan perluasan pasar sehingga dapat

meningkatkan omzet penjualan. Dalam

menyikapi hal tersebut, perusahaan perlu

menciptakan keunggulan kompetitif melalui

riset pasar, riset produk serta penerapan

strategi bersaing differensiasi dengan

mengembangkan konsep toko kue untuk

segemen pasar yang baru. Maka dari itu,

pemilik ingin mengembangkan usaha

dengan mendirikan toko kue di wilayah

Sukabumi melalui formulasi strategi yang

tepat serta studi kelayakan dan pembuatan

Business Plan Ali Bakri Cake & Drinks.

Dengan melakukan studi kelayakan

dan business plan ada beberapa tujuan yang

diharapkan diantaranya: Menganalisis

kondisi lingkungan perusahaan,

menentukan formulasi strategi dan strategi

pengembangan bisnis. Selian itu tujuan

berikutnya untuk menentukan strategi

pemasaran, mengidentifikasi konsep serta

desain toko, mengidentifikasi izin usaha

yang harus dilengkapi, mengembangkan

proses manajemen berdasarkan fungsi

POAC, menilai kelayakan rencana bisnis

secara finansial dan menentukan Business

Plan yang tepat sesuai hasil studi

kelayakan.

2. Kajian Pustaka

2.1 Manajemen Strategi

Strategi menurut Hill and Jones

(2001:4) “an action a company takes to

atterin superior performance” diartikan

sebagai tindakan yang dilakukan

perusahaan untuk mencapai tingkat kinerja

tertinggi. Pengertian strategi terkait dengan

manajemen strategi menurut David

(2009:36) art and science of formulating,

implementing, and evaluating cross

functional decisions that enable an

organization to achieve its objectives, yang

diartikan sebagai suatu seni dan ilmu

pengetahuan dalam memformulasi,

mengimplementasi dan mengevaluasi

keputusan yang lintas fungsional yang

membuat suatu organisasi mampu mencapai

tujuannya.

Berdasarkan pengertian tersebut,

maka terdapat tiga tahapan proses

manajemen strategi, yaitu formulasi,

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

20 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

implementasi dan evaluasi strategi, dan

manajemen strategi berfokus pada integrasi

manajemen, pemasaran, keuangan,

produk/operasi, penelitian dan

pengembangan dan sistem informasi untuk

mencapai keberhasilan perusahaan.

Sedangkan tujuan manajemen strategi yaitu

untuk mengeksploitasi dan menciptakan

peluang yang baru dan berbeda untuk masa

mendatang.Strategi perusahaan dapat dibagi

menjadi tiga level, yaitu strategi korporat

(corporate strategy), strategi bisnis

(business strategy) dan strategi fungsional

(functional strategy).

Strategi korporat terutama terkait

dengan pemilihan arah perusahaan secara

keseluruhan, pengelolaan bermacam lini

produk dan unit bisnis untuk mencapai nilai

yang maksimal dan pengelolaan aliran

keuangan serta sumber daya lainnya dari

dan ke lini produk dan unit bisnis

perusahaan. (Rumelt, Schendel & Teece,

1994 dan Campbell, Goold & Alexander,

1995 dalam Wheelen & Hunger, 2002).

Berdasarkan penegertian tersebut,

maka strategi korporat behubungan dengan

penentuan arah perusahaan secara

keseluruhan (directional strategy),

penentuan industri dimana perusahaan akan

bersaing (portfolio strategy) dan

pengkoordinasian aktivitas, transfer

sumberdaya dan membagi kapabilitas antar

lini produk dan unit bisnis (parenting

strategy).

Directional strategy dapat

dikategorikan menjadi empat macam, yaitu

strategi integrasi (integrastion strategy),

strategy intensif (intensive strategy),

strategi diversifikasi (diversification

strategy) dan strategi defensif (defensive

strategy). Salah satu bentuk portfolio

strategi adalah portfolio analysis, dengan

analisis ini manajemen puncak (kantor

pusat) memandang lini produk dan unit

bisnis perusahaan sebagai rangkaian

investasi atau sebagai internal banker.

Perangkat yang dapat digunakan antara lain

adalah BCG Growth-Share Matrix, GE

Business Screen dan Portfolio Matrix.

Sedangkan parenting strategy untuk

menentukan koordinasi aktifitas, transfer

sumberdaya dan membagi kapabilitas antar

lini produk dan unit bisnis (Campbell,

Goold & Alexander dalam Wheelen &

Hunger, 2002).

2.2 Studi Kelayakan

Pengertian bisnis adalah kegiatan

atau usaha yang dilakukan untuk

memperoleh keuntungan sesuai dengan

tujuan dan target yang di inginkan dalam

berbagai bidang baik jumlah maupun

waktu. (Kasmir dan Jakfar, 2009:5).

Keuntungan merupakan tujuan utama

dalam dunia bisnis, terutama bagi pemilik

bisnis baik jangka pendek maupun jangka

panjang. Bentuk keuntungan yang di

harapkan lebih banyak dalam bentuk

finansial. Besarnya keuntungan telah

ditetapkan sesuai target yang diinginkan

dan sesuai dengan batas waktu.

Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa pengertian studi kelayakan bisnis

adalah suatu kegiatan yang mempelajari

secara mendalam tentang suatu usaha atau

bisnis yang akan dijalankan dalam rangka

menentukan layak atau tidak usaha tersebut

dijalankan.

Untuk menentukan layak atau

tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari

berbagai aspek. Aspek-aspek yang dinilai

dalam studi kelayakan bisnis meliputi aspek

hukum, aspek pasar, aspek finansial, aspek

teknik aspek manajemen dan aspek

lingkungan. Untuk menilai semua aspek ini

perlu dibentuk semacam tim yang terdiri

dari orang-orang yang berasal dari berbagai

bidang keahlian. (Kasmir dan Jakfar,

2009:7).

Aspek pasar, untuk menilai apakah

perusahaan yang akan melakukan investasi

ditinjau dari segi pasar dan pemasaran

memiliki peluang pasar yang dinginkan

atau tidak. Atau dengan kata lain seberapa

besar potensi pasar yang ada untuk produk

yang ditawarkan atau seberapa besar market

share yang dikuasai oleh para pesaing.

Kemudian bagaimana strategi pemasaran

yang dijalankan.

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

21 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Aspek teknis, dalam aspek ini akan

diteliti adalah mengenai lokasi usaha, baik

kantor pusat, cabang, pabrik dan gudang.

Kemudian penentuan layout gedung, mesin

dan perlatan. Penelitian lokasi meliputi

berbagai pertimbangan apakah harus dekat

dengan pasar, dekat dengan bahan baku,

dekat dengan tenaga kerja, dengan

pemerintahan, lembaga keuangan dan yang

lainya. Kemudian mengenai penggunaan

teknologi apakah padat karya atau padat

modal, artinya jika menggunakan padat

karya, maka akan memberikan kesempatan

kerja.

Aspek hukum, dalam aspek ini

yang akan dibahas adalah masalah

kelengkapan dan keabsahan dokumen

perusahaan, mulai dari bentuk usaha

samapai izin-izin yang dimiliki.

Kelengkapan dan keabsahan dokumen

sangat penting, karena hal ini merupakan

dasar hukum yang harus dipegang apabila

dikemudian hari timbul masalah.

Aspek Manajemen, Yang dinilai

dalam aspek ini adalah para pengelola

usaha dan struktur organisasi yang ada.

Proyek yang dijalankan akan berhasil

apabila dijalankan oleh orang-orang yang

professional mulai dari merencanakan,

melaksanakan samapai dengan

mengendalikan. Dengan demikian pula

dengan struktur oraganisasi yang dipilih

harus sesuai dengan bentuk dan tujuan

usahanya. Aspek Finansial, Penelitian dalam

aspek ini dilakukan untuk menilai biaya-

biaya apa saja yang dikeluarkan dan berapa

besar biaya yang akan dikeluarkan.

Kemudian juga meneliti berapa besar

pendapatan yang akan diterima jika proyek

dijalankan. Penelitian ini meliputi seberapa

lama investasi yang ditanamakan akan

kembali. Kemudian dari mana saja sumber

modal dan bagaimana tingkat suku bunga

yang berlaku. Metode penilaian yang

digunakan natinya dengan payback periode,

net present value dan internal rate of

return.

2.3 Business Plan

Hisrich-Peters memberikan definisi

sebagai berikut: the business plan is a

written document prepared by the

entrepreneur that describes all the relevant

external and internal elements involved in

starting a new venture. It is often an

integration of functional plans such as

marketing, finance, manufacturing and

human resources.(Hisrich-Peters,

1995:113) Jadi business plan adalah

dokumen tertulis yang disiapkan oleh

wirausaha yang menggambarkan semua

unsur-unsur yang relevan baik internal

maupun eksternal mengenai perusahaan

untuk memulai sewaktu usaha. Isinya

sering merupakan perencanaan terpadu

menyangkut pemasaran, permodalan,

manufaktur dan sumber daya manusia.

Business plan juga berisi tentang

rincian profit, neraca perusahaan, proyeksi

aliran kas untuk dua tahun yang akan

dating. Juga memuat pandangan dan ide

dari anggota tim manajemen. Hal ini

menyangkut strategi tujuan perusahaan

yang hendak dicapai. Business plan dibuat

dalam bentuk jangka pendek ataupun

jangka panjang yang pertama kali diikuti

untuk tiga tahun berjalan. Business plan

merupakan rencana perjalanan atau road

map yang akan diikuti oleh wirausaha.

3. Metode

Dalam pelaksanaannya, peneliti

menganalisis mengenai kelayakan

pengembangan usaha untuk mendirikan

Toko Ali Bakri Cake & Drinks. Dalam

menganalisis kelayakan usaha pendirian Ali

Bakri Cake & Drinks, aspek-aspek yang

akan dianalisis meliputi aspek pasar, teknik,

hukum, manajemen dan financial.

Mengenai aspek pasar, data demand

produk, harga penjualan serta strategi

pemasaran merupakan data-data yang

diperlukan dalam melakukan analisis aspek

pasar, ini terkait untuk melakukan

perhitungan proyeksi pendapatan dan

peluang pasar berdasarkan data demand

produk. Sedangkan untuk aspek teknik, data

mengenai lokasi pendirian toko serta mesin

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

22 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

dan perlatan yang akan digunakan dapat

menjadi sumber untuk mengidentifikasi

operasional toko yang sesuai. Untuk

kelayakan usaha berdasarkan aspek hukum,

tentunya dengan melengkapi dokumen-

dokumen keabsahan suatu usaha akan

menghindarkan perusahaan dari masalah

hukum terkait izin usaha dan legalitas lain.

Untuk menjalankan suatu usaha,

perlu adanya suatu manajemen yang baik.

Maka dari itu aspek manajemen merupakan

aspek yang akan dianalisis dalam kelayakan

pendirian Ali Bakri Cake & Drinks.

Struktur organisasi yang jelas terkait

mengenai tanggung jawab dan deskripsi

pekerjaan tentu akan sejalan dengan proses

manajemen yang baik berdasarkan fungsi

POAC. Sedangkan untuk penilaian

kelayakan investasi dilakukan melalui

analisis aspek finansial, terkait data

mengenai proyeksi pendapatan, biaya

investasi dan biaya operasional.

Sumber data pada penelitian kali ini

berupa dokumen-dokumen yang merupakan

data sekunder. Sedangkan teknik

pengumpulan data dilakukan dengan

melakukan observasi langsung ke UD. Ali

Bakri dengan mengumpulkan data berupa

produk yang dihasilkan, demand produk,

bahan baku pembuatan produk, harga

penjualan produk, mesin dan peralatan yang

digunakan, perizinan usaha, jumlah tenaga

kerja dan struktur organisasi perusahaan.

Teknik analisis data yang dilakukan

dalam penelitian Studi Kelayakan dan

Business Plan Ali Bakri Cake & Drinks,

menggunakan beberapa metode analisis.

Untuk analisis lingkungan industri

menggunakan analisis EFAS dan IFAS.

Dari hasil analisis EFAS (External

Strategic Factor Summary) dapat diketahui

mengenai faktor-faktor peluang dan

ancaman, sedangkan dari hasil IFAS

(Internal Strategic Factor Summary) dapat

diketahui mengenai faktor-faktor kekuatan

dan kelemahan perusahaan.

Untuk menentukan arah pergerakan

perusahaan melalui penyusunan formulasi

strategi, dilakukan dengan beberapa metode

analisis yaitu Matrix 9 Cell, BCG Growth –

Share Matrix dan GE Business Screen.

Analisis Matrix 9 Cell digunakan dalam

menganalisis posisi perusahaan secara

keseluruhan berdasarkan hasil dari

perhitungan EFAS dan IFAS.

Analisis BCG Growth – Share

Matrix juga dilakukan untuk menyusun

formulasi strategi, namun berdasarakan unit

bisnis atau lini produk yang dihasilkan.

Dalam analisis ini, menampilkan perbedaan

maupun kesamaan antar unit bisnis dalam

hal posisi pangsa pasar relatif (relative

market share) dan tingkat pertumbuhan

industri. Posisi pangsa pasar relatif

diterangkan sebagai rasio pangsa pasar

(atau pendapatan) unit bisnis itu sendiri

dalam industri yang khusus terhadap pangsa

pasar (atau pendapatan) perusahaan

kompetitior terbesar di industri tersebut.

Analisis GE Business Screen ini

dilakukan sebagai analisis lanjutan dalam

formulasi strategi. Dalam metode ini,

analisis portofolio bisnis dilihat

berdasarkan daya tarik industry (industry

attractiveness) dan kekuatan bisnis internal

(business strength). Dan dalam menentukan

strategi bisnis yang tepat untuk diterapkan

pada pengembangan bisnis didasarkan pada

hasil analisis pada formulasi strategi

perusahaan. Strategi secara korporat

perusahaan didapat dari hasil analisis

Matrix 9 Cell, sedangkan untuk strategi unit

bisnis terkait unit produk didapat dari hasil

analisis BCG Matrix dan GE Business

Screen.

Mengenai studi kelayakan bisnis

dalam penelitian kali ini, untuk aspek pasar

analisis dilakukan terhadap hasil peramalan

demand produk dan penetuan strategi

pemasaran melalui analisis STP

(Segmenting, Targeting and Positioning)

yang dilakukan secara deskriptif. Dalam

aspek teknik, analisis dilakukan terhadap

layout desain toko kue yang akan

dikembangkan dan mesin yang akan

digunakan dalam proses produksi.

Analisis mengenai layout desain toko

dilakukan secara deskriptif, didalamnya

terkait tata letak serta konsep layanan toko.

Untuk menentukan mesin dan peralatan,

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

23 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

dilakukan dengan cara melakukan observasi

langsung ke perusahaan terkait spesifikasi

kebutuhan mesin dan peralatan, setelah itu

mencari data sekunder mengenai data

spesifikasi serta harga mesin dan peralatan

dari para distributor mesin. Analisis

mengenai aspek hukum, dilakukan secara

deskriptif berdasarkan data sekunder

mengenai izin usaha yang ada

diperusahaan. Analisis dalam aspek

manajemen dilakukan secara deskriptif

melalui penerapan fungsi POAC dalam

proses manajemen toko kue yang akan

dikembangkan.

Dalam aspek keuangan, analisis

dilakukan secara kuantitatif yaitu melalui

metode perhitungan kelayakan secara

finansial dengan menghitung Net Present

Value (NPV), Profitability Index (PI) dan

Payback Period. Mengenai penyusunan

business plan, dilakukan berdasarkan

format business plan pada umumnya.

Namun pada penelitian kali ini, untuk isi

dari perencanaan bisnis tersebut disesuaikan

dengan hasil analisis dari studi kelayakan

yang telah dilakukan.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1. Environmental Scanning

Setelah dilakukan observasi

langsung, pada tahap awal didapatkan hasil

berupa kondisi eksisting (lingkungan

eksternal dan internal) perusahaan UD. Ali

Bakri.

Tabel 1. Strenghts UD. Ali Bakri.

Strenghts

Kepercayaan konsumen

Memiliki banyak link supplier

Kualitas bahan baku yang baik

Budaya mutu dan kualitas produk (kue bantal)

Hubungan yang baik dengan para karyawan

Tabel 2. Weakness UD. Ali Bakri.

Weakness

Proses kegiatan produksi secara manual

Turnover pekerja yang cepat

Saluran distribusi terbatas

Pelayanan konsumen

Kemasan produk

Tabel 3. Opportunities UD. Ali Bakri.

Opportunities

Keadaan ekonomi indonesia yang baik

Pendapatan perkapita indonesia meningkat

Perkembangan teknologi mesin pembuat kue

Trend gaya hidup masyarakat yang ingin

pelayanan lebih baik

Keadaan demografi indonesia , usia produktif

60% antara 15-54 tahun

Tabel 4. Threath UD. Ali Bakri.

Threaths

Mudah nya pesaing baru yang masuk

Banyaknya produk substitusi

Kondisi persaingan yang ketat (keadaan

eksisting)

Tekanan dari produsen besar dengan sistem dan

manajemen lebih baik

Sulit untuk paten menu makanan

Setelah mengetahui mengenai kondisi

internal maupun eksternal perusahaan,

maka selanjutnya dilakukan tahap analisis

IFAS dan EFAS. Dalam tahapan ini,

pemberian nilai terhadap bobot (weight)

dan rating diberikan berdasarkan hasil rapat

dan diskusi dengan pihak perusahaan.

Berdasarkan hasil perhitungan IFAS

dan EFAS didapatkan hasil akhir berupa

angka (summary) sebagai berikut:

Gambar 1. Hasil Perhitungan IFAS dan

EFAS.

Hasil summary berupa angka tersebut

digunakan untuk menyusun formulasi

strategi melalui analisis Matrix 9 Cell.

IFAS:

3,25

EFAS:

3,30

Matrix 9 Cell

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

24 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

4.2. Formulasi Strategi

Dalam menentukan arah

pergerakan perusahaan, dilakukan formulasi

strategi melalui analisis Matrix 9 Cell, BCG

Growth - Share Matrix dan GE Business

Screen. Dalam penerapan strategi

perusahaan, berdasarkan analisis Matrix 9

Cell, perusahaan UD. Ali Bakri secara

keseluruhan berada pada posisi growth,

dimana untuk titik pada arah vertikal

(industry attractiveness) berasal dari jumlah

skor EFAS (3.30), sedangkan untuk titik

pada arah horizontal berasal dari jumlah

skor IFAS (3.25), seperti terlihat pada

gambar di bawah ini:

Strong Average Weak

High

Medium

Low

Indust

ry

Att

ract

iven

ess

12345 0

1

2

3

4

51 2 3

4 6

7 8 9

Growth

(Vertical Integration)Growth

(Horizontal Integration)Retrenchment

(Turnaround)

Stability

(Pause or proceed with

caution)

Growth

(Horizontal Integration)

Stability

(No change, Profit

Strategy

Retrenchment

(Captive Company)

Growth

(Consentric

Diversivication)

Growth

(Conglomerate

Diversification)

Retrenchment

(Liquidation)

UD. Ali Bakri

3,3

3,25

Gambar 2. Matrix 9 Cell UD. Ali Bakri.

Strategi perusahaan secara

keseluruhan dirumuskan oleh manajemen

tingkat atas dan dirancang untuk mencapai

tujuan perusahaan secara keseluruhan.

Berdasarkan posisi pada Matrix 9 Cell di

atas, dimana UD. Ali Bakri berada pada

posisi horizontal integration, maka strategi

yang dapat di terapkan adalah dengan

investasi untuk mengembangkan usaha

dengan secara intensif melalui

pengembangan pasar dan pengembangan

produk.

Dalam formulasi strategi, analisis

portofolio bisnis dengan menggunakan

BCG Growth - Share Matrix dan GE

Business Screen dilakukan terhadap

beberapa unit produk diataranya kue bantal,

donat dan roti. Dalam penelitian kali ini,

sebenarnya fokus analisis dilakukan

terhadap produk kue bantal karena

merupakan core product. Namun, analisis

dilakukan juga terhadap produk lain yaitu

donat dan roti, dengan asumsi produk

tersebut nanti akan ikut dijual di toko Ali

Bakri Cake & Drinks. Selain itu analisis

yang dilakukan terhadap produk donat dan

roti, dilakukan untuk mengetahui apakah

strategi yang diterapkan untuk produk donat

dan roti sejalan atau sesuai dengan strategi

yang diterapkan untuk produk kue bantal.

Dalam analisis BCG Growth –Share

Matrix, untuk semua produk UD. Ali Bakri

(Kue Bantal, Donat dan Roti) berada pada

tingkat pertumbuhan bisnis yang sama yaitu

14% karena semua produk terdapat pada

unit bisnis yang sama yaitu produksi kue.

Market share UD. Ali Bakri untuk produk

kue bantal 40%, donat 15% dan roti 5%,

sedangkan untuk perusahaan pesaing yaitu

untuk kue bantal MR: 20%, donat MF: 60%

dan roti PCB: 50%. Untuk lebih jelasnya,

BCG Growth – Share Matrix dapat dilihat

pada gambar di bawah ini:

1x 0,1x10x0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Donat

Cows

Stars Question Marks

Bu

sin

ess

Gro

wth

Rate

(Per

cen

t)

Relative Competitive Position

(Market Share)

Roti

Kue

Bantal

0,25x2x

Dogs

Gambar 3. BCG Growth – Share Matrix

UD. Ali Bakri.

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

25 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Pada gambar diatas, relative market

share merupakan rasio dari market share

perusahaan UD. Ali Bakri dengan pesaing.

Untuk produk kue bantal berada pada

kuadran Stars, posisi star merupakan posisi

dominan yang dikejar setiap perusahaan

dan posisi yang paling kuat dalam

persaingan, namun harus dipertahankan

dengan investasi yang memadai. Hal

tersebut dapat dilakukan dengan strategi

integrasi, strategi intensif melalui penetrasi

pasar, pengembangan pasar atau

pengembangan produk. Untuk produk donat

dan roti berada pada kuadran question,

dalam kondisi bisnis “question mark” ini

perusahaan harus memutuskan untuk

memperkuat diri dengan strategi intensif

(penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau

pengembangan produk). Tindakan yang

perlu dilakukan adalah membangun (build)

market share.

Dari semua produk yang di

produksi UD. Ali Bakri, jika dilihat

berdasarkan analisis portofolio, semua

strategi untuk masing-masing produk (kue

bantal, donat dan roti) mengarah ke strategi

penetrasi pasar, pengembangan pasar dan

pengembangan produk.

Selain menggunakan BCG Growth

– Share Matrix, untuk menganalisis

portofolio bisnis, perusahaan dapat

menggunakan GE Business Screen. Untuk

menentukan strategi berdasarkan analisis

GE Business Screen dilihat berdasarkan

posisi dari masing-masing unit bisnis atau

lini produknya. Dalam menentukan posisi

tersebut dilakukan dengan perhitungan

berdasarkan kriteria untuk faktor-faktor

daya tarik industri (industry attractiveness)

dan kekuatan bisnis internal (business

strength), berikut adalah gambar hasil

analisis GE Business Screen berdasarkan

data hasil rapat dan diskusi dengan para

pengambil keputusan strategis di

perusahaan UD. Ali Bakri:

Strong Average Weak

High

Medium

Low

Mark

et

Att

racti

veness

12345 0

1

2

3

4

5Winners

Average Business

Profit

Producers

Strategic Business

Strenghts

Winners

Winners

Qustion Marks

Losser

Losser

Losser

60%40%

Kue

Bantal

50%50%

95%

5%

85%

15%

15%

85%

30%

70%

Kue

Bantal

RotiRoti

Donat Donat

Pangsa pasar

UD. Ali Bakri

Pangsa pasar kue donat

pesaing

Pangsa pasar roti pesaing

Pangsa pasar kue bantal

pesaing

Gambar 4. GE Business Screen UD. Ali

Bakri.

Berdasarkan tabel diatas dan data

riset pasar tahun 2012, semua unit bisnis

UD. Ali Bakri berada pada posisi average

business (GE Business Screen) dengan

kondisi pangsa pasar (market share) saat ini

40% untuk produk kue bantal, donat 15%

dan roti 5% dari keseluruhan pasar yang

ada di wilayah Sukabumi. Sedangkan untuk

tujuan dimasa yang akan datang,

perusahaan ingin berada pada posisi winner

(GE Business Screen) dengan peningkatan

market share untuk kue bantal menjadi

50%, donat 30% dan roti 15%.

4.3. Strategi Bisnis

Berkaitan dengan hasil analisis

mengenai strategi perusahaan secara

menyeluruh (Matrix 9 Cell) dan portofolio

bisnis (BCG Growt –Share dan GE

Business Screen), secara korporat UD. Ali

Bakri berada pada posisi growth (horizontal

integration), sedangkan dari masing-masing

produk yang diproduksi, semua hasil

analisis mengarah kepada suatu penerapan

build strategy secara intensif.

Salah satu implementasi dari strategi

tersebut, yaitu dengan melakukan perluasan

pasar dengan berinvestasi membangun

Toko Kue Ali Bakri Cake & Drinks.

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

26 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Menyikapi hal tersebut, maka diperlukan

adanya penerapan strategi yang tepat serta

studi kelayakan dan pembuatan Business

Plan Toko Kue Ali Bakri Cake & Drinks.

Untuk melakukan studi kelayakan perlu

dilakukan analisis dan studi mengenai

beberapa aspek seperti aspek pasar, teknik,

hukum, manajemen dan finansial.

4.4. Aspek Pasar

Dalam aspek pasar, ada beberapa

pembahasan mengenai pengolahan data

terkait dengan peramalan permintaan

produk dan penentuan strategi pemasaran.

Berdasarkan demand awal kue bantal

(2010-2012), Perhitungan peramalan

demand dilakukan dengan beberapa

metode, namun dari hasil beberapa metode

tersebut dipilih hasil peramalan yang

terbaik yaitu dengan menggunakan metode

regresi linear karena memiliki nilai MSE

terkecil yaitu 110.478,97 dan tracking

signal berada pada batasan kriteria.

Berdasarkan tabel hasil perhitungan

peramalan diatas, didapat persamaan y =

12.811,32 + 80,21 X , persamaan tersebut

digunakan untuk meramalkan demand kue

bantal dimasa yang akan datang untuk

digunakan dalam perhitungan estimasi

pendapatan dan penjualan. Setelah melakukan peramalan,

maka selanjutnya menentukan strategi

pemasaran yang tepat. Penentuan strategi

pemasaran Ali Bakri Cake & Drinks

berdasarkan segmentasi pasar yang

telah terbentuk, yaitu dengan focus

terhadap market specialization, dengan

target konsumen di wilayah Kota

Sukabumi, dengan usia 5 – 60 Tahun.

Selain dari itu kue yang di produksi

bersifat universal dapat dinikmati oleh

laki-laki maupun perempuan, dengan

kelas sosial menengah ke atas. Selain

itu Ali Bakri Cake & Drinks

memposisikan diri sebagai produsen

produk kue yang memiliki rasa yang

enak dan sehat. Strategi bauran pemasaran Ali

Bakri Cake & Drinks, berdasarkan produk

memiliki beberapa produk yang akan

dipasarkan diantaranya kue bantal donat,

roti, cake dan brownies. Untuk produk awal

yang dipasarkan ialah kue bantal karena

meruapkan core product, selain itu donat

dan roti juga bisa pasarkan sesuai dengan

hasil analisis strategi sebelumnya.

Mengenai penentuan harga tentunya

berdasarkan strategi penetration pricing

dengan harga dibawah pesaing. Untuk lebih

jelasnya, mengenai strategi bauran

pemasaran Ali Bakri Cake & Drinks dapat

dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5. Bauran Pemasaran Ali Bakri

Cake & Drinks.

4.5. Aspek Teknik

Dalam aspek teknik ada beberapa

hal yang perlu di analisis diantranya

mengenai mesin dan peralatan yang akan di

gunakan dalam kegiatan operasional Toko

Ali Bakri Cake & Drinks, lokasi dan desain

toko. Berdasarkan hasil observasi langsung,

didapat hasil berupa informasi mengenai

kebutuhan mesin dalam melakukan

kegiatan operasional. Dalam proses

produksi kue dibutuhkan beberapa mesin

dan peralatan, diantranya: Spiral Mixer,

Stainless Table, Dough Sheeter, Cabinet

Final Proover, Electric Fryer Set dan

Showcase.

Produk

• Kue Bantal

• Donut

• Roti

• Cake

• Brownies

Price

• Rp. 3,500

• RP. 5,000

• Rp. 3,000 - Rp. 8,000

• Rp. 15,000 - 90,000

• Rp. 20,000 - RP. 25,000

Promotion

• Pembuatan Brosur.

• Ikut serta dalam event -event

• Pembuatan iklan memalui media radio.

Place

• Distribusi langsung: Produsen - Konsumen

• Penentuan lokasi penjualan yang dekat dengan beberpa sekolah (market potensial).

People

• Meningkatkan kualitas SDM

• Trainning.

• Jenjang karir

Proses

• Proses produksi yang baik

• Proses pelayanan yang baik terhdap konsumen

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

27 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Sementara itu, Untuk desain dan

Layout Toko, luas bangunan toko yaitu 50

m2 dengan ukuran panjang 10 m x lebar

5 m.

Gambar 6. Layout Ali Bakri Cake &

Drinks

Ada empat bagian utama yaitu,

retai toko, kasir, kantor dan dapur. Ali

Bakri Cake & Drinks akan menerapkan

konsep open kitchen, agar konsumen dapat

melihat kegiatan proses prosduksi secara

langsung, hal ini di tujukan untuk

meningkatkan kepercayaan konsumen akan

mutu dan kualitas produk.

Gambar 7. Desain Ruang Ali Bakri Cake &

Drinks.

Selain itu diarea kasir terdapat juga

beberapa showcase untuk memajang kue

agar tetap higienis dan dalam suhu yang

tetap hangat terkontrol.

4.6. Aspek Hukum

Berinduk dari UD. Ali Bakri yang

merupakan usaha perseorangan, maka dari

itu untuk badan hukum untuk Toko Kue Ali

Bakri Cake & Drinks akan berbentuk usaha

perseorangan, karena pengembangan usaha

ini masih sejalan dengan line business

perusahaan. Adapun izin usaha yang di

harus di lengkapi Ali Bakri Cake & Drinks:

Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Izin

Tempat Usaha (SITU), surat rekomendasi

dari tetangga dan surat rekomendasi

RT/RW.

4.7. Aspek Manajemen

Untuk studi kelayakan bisnis yang

perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi-

fungsi manajemen seperti perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengawasan diterapkan secara benar.

Dalam proses perencanaan (planning),

kegiatan yang harus dilakukan diantaranya:

Menetapkan tujuan Ali Bakri Cake &

Drinks, menetapkan pasar sasaran,

menetapkan standar pencapaian tujuan dan

menetapkan target penjulaan.

Selanjutnya dalam proses fungsi

pengorganisasian (organizing) , kegiatan

yang harus dilakukan diantaranya:

Mengalokasikan sumber daya, menetapkan

prosedur kerja dan adanya struktur

organisasi yang jelas. Dalam proses

pengarahan (actuating), kegiatan dalam

fungsi pengarahan: Mengimplementasikan

proses kepemimpinan, pembimbingan dan

pemberian motivasi.

Sedangakan untuk proses

pengendalian (controlling), kegiatan yang

dikerjakan antara lain: Mengevaluasi

keberhasilan dalam pencapaian tujuan,

mengambil langkah klarifikasi dan koreksi

atas penyimpangan, serta melakukan

berbagai alternatif solusi atas berbagai

masalah yang terkait dengan pencapaian

tujuan dan target bisnis.

4.8. Aspek Keuangan

Dalam menilai suatu kelayakan

bisnis, analisis mengenai aspek keuangan

meruapakan tujuan akhir dari semua aspek

yang telah di analisis. Pada perhitungan

aspek keuangan kali ini, jumlah produksi,

pendapatan dan biaya produksi

berdasarakan produk utama perusahaan

yaitu kue bantal. Secara keseluruhan

penilaian dalam aspek keuangan meliputi

hal-hal sebagai berikut: Modal yang

dibutuhkan, proyeksi laporan laba-rugi dan

penilaian investasi.

Untuk memulai usaha pembuatan

Ali Bakri Cake & Drinks, dibutuhkan

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

28 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

investasi dengan jumlah Rp. 58,010,000.

Biaya investasi ini digunakan untuk

membeli peralatan dan perlengkapan,

mendesain interior toko serta melengkapi

izin usaha. Sedangkan modal kerja untuk

bulan pertama sebesar Rp. 31,669,110

(dengan asumsi untuk bulan kedua dan

seterusnya, modal kerja didapat dari hasil

pendapatan toko setelah kegiatan usaha

berajalan). Jadi total modal usaha yang

harus dipersiapkan untuk mendirikan Ali

Bakri Cake & Drinks adalah Rp.

89,679,110.

Pada tabel 5 dibawah, terlihat

proyeksi laba untuk tahun-1 sebesar Rp.

104.255.036, tahun-2 Rp. 86.451.964 dan

tahun-3 Rp. 120.788.001. Untuk seluruh

dari tiap tahunnya, masing-masing

mengalami kenaikan berdasarkan inflasi

yaitu sekitar 10% tiap tahunnya.

Tabel 5. Proyeksi Laporan Laba Rugi Ali

Bakri Cake & Drinks.

Secara keseluruhan, berdasarkan

hasil perhitungan NPV dan PI didapatkan

hasil nilai NPV = Rp 159,264,682 dan nilai

PI = 3.75. Berdasarkan kriteria kelayakan,

NPV bernilai positif dan PI >1, maka

proyek usaha Ali Bakri Cake & Drinks

dinyatakan layak untuk dijalankan, dengan

waktu payback periode selama 1 tahun, 2

bulan, 11 hari.

Berdasarkan hasil dari analisis

kelayakan mengenai pembuatan usaha Ali

Bakri Cake & Drinks, untuk rencana tindak

dalam proses implementasi, maka

pembuatan rencana bisnis (Business Plan)

dapat dijadikan road map untuk

menjalankan usaha Ali Bakri Cake &

Drinks.

4.9. Business Plan

Ringkasan Eksekutif

Ali Bakri Cake & Drinks

merupakan usaha yang bergerak di produksi

dan jasa berupa toko kue. Usaha ini menjadi

salah satu perluasan bisnis UD. Ali Bakri.

Salah satu alasan utama pendirian usaha ini

untuk meningkatkan omzet perusahaan

terkait dengan peningkatan kualitas

pelayanan terhadap pelanggan serta inovasi

melalui pengembangan produk. Jika

melihat kondisi perkembangan industry kue

dan daya beli masyarakat yang semakin

meningkat, ini akan menjadi peluang baik

bagi perkembangan usaha Ali Bakri Cake &

Drinks.

4.9.1. Pendahuluan

4.9.1.1. Latar Belakang

Keadaan ekonomi indonesia yang

baik berpengaruh terhadap stabilitas harga

barang, serta daya beli masyrakat yang

semakin meningkat menjadi suatu peluang

untuk mengembangkan bisnis. Selain itu

jika dilihat dari perkembangan tekonologi,

sekarang sudah semakin banyak teknologi

mesin pembuat kue yang membatu proses

produksi semakin lebih efesien hingga

dapat mengurangi biaya. Tentunya

menyikapi hal tersebut, meningkatkan

pelayanan serta inovasi produk menjadi

satu tindakan yang tepat dengan membuat

suatu toko kue yang modern dengan

kualitas produk yang baik dengan harga

Komponen Tahun -1 Tahun -2 Tahun - 3

Penjualan Rp 559,975,091 Rp 600,405,167 Rp 732,383,134

Biaya Variabel

Biaya

Bahan Baku Rp 239,989,325 Rp 283,048,150 Rp 332,318,847

Margin

Kotor Rp 319,985,766 Rp 317,357,017 Rp 400,064,287

Biaya Tetap

Gaji

pegawai tetap Rp 140,400,000 Rp 161,460,000 Rp 193,752,000

Biaya Sewa

Toko Rp 24,000,000 Rp 24,000,000 Rp 24,000,000

Biaya Pemasaran Rp. 2,000,000 Rp. 2,200,000 Rp. 2,420,000

Biaya

listrik Rp 10,800,000 Rp 11,880,000 Rp 13,068,000

Biaya air Rp 1,500,000 Rp 1,650,000 Rp 1,815,000

Biaya perawatan Rp 500,000 Rp 550,000 Rp 605,000

Biaya

penyusutan Rp 16,850,000 Rp 16,850,000 Rp 16,850,000

Laba kotor (sebelum

pajak) Rp 123,935,766 Rp 98,767,017 Rp 147,554,287

Pajak 10% - 15% Rp 19,680,730 Rp 12,315,053 Rp 26,766,286

Laba bersih Rp 104,255,036 Rp 86,451,964 Rp 120,788,001

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

29 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

terjangkau. Hal ini sebagai pemenuhan

kebutuhan konsumen yang memiliki gaya

hidup ingin dilayani dengan lebih baik

seiring dengan pengingkatan daya beli

mereka.

4.9.1.2. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat didirikanya Ali

Bakri Cake & Drinks sebagai berikut:

Meningkatkan kualitas pelayanan

terhadap konsumen.

Meningkatkan omzet perusahaan.

Mendapatkan laba.

4.9.1.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup bisnis Ali Bakri Cake &

Drinks, bergerak pada produksi kue dan

minuman. Dengan produk seperti kue

bantal, donut, roti dan kue lain nya.

4.9.1.4. Ekspektasi Stakeholder

Tabel. 6. Ekspektasi Stakeholder Stakeholder Ekspektasi

Konsumen

Produk (kue) yang berkualitas baik

Pelayanan yang baik

Harga yang murah

Pemasok Hubungan kerjasama jangka panjang

Adanya loyalitas dari perusahaan

Pemerintah

Mengurangi angka pengangguran

Meningkatkan pendapatan negara

Membayar kewajiban pajak

Pesaing Terciptanya persaingan usaha yang sehat

Serikat

Buruh

Menciptakan lapangan kerja

Peningkatan taraf hidup pekerja

Distributor Pasokan produk (kue) lancar

Kualitas produk baik

4.9.2 Gambaran Perusahaan

4.9.2.1. Data Perusahaan

1. Nama : Ali Bakri Cake & Drinks

2. Produk : Kue dan Minuman

3. Alamat : Jln. Limusnunggal No.4,

Rt.04 Rw.03, Kec. Cibeureum, Kel.

Sindangpalay, Sukabumi.

4. Badan Hukum: Usaha Dagang.

4.9.2.2. Visi dan Misi

Visi

Perusahaan kue yang unggul dalam

kualitas produk dan disukai seluruh

kalangan masyarakat Indonesia.

Misi

Mengelola manajemen perusahaan

secara professional.

Memproduksi kue dengan kualiatas

baik dan harga yang kompetitif.

Memberikan pelayanan terbaik pada

konsumen.

4.9.3. Analisis Lingkungan

4.9.3.1. Analisis Potensi dan Masalah

Jika melihat pengaruh dari lingkungan

industri, maka:

Threat of new entrants: mudahnya

masuk ke ranah bisnis, dikarekan resep

dan bahan pembuatan kue memiliki

banyak versi sesuai keahlian chef

baker nya.

Bargaining power of buyer: semakin

baik dan meningkatnya daya beli

masyarakat, konsumen.

Threats of substitute products: banyak

barang subtitusi berupa produk kue

lain dari para pesaing.

Bargaining power of supplier: banyak

nya dukungan dari para supplier

penyedia bahan baku.

4.9.3.2. Analisis Situasi Strategik

Jika melihat analisis persaingan

industri dan keunggulan bersaing Ali Bakri

Cake & Drinks, maka selanjutnya

penerapan strategi differensiasi. Ini dapat

mendorong perusahaan untuk menghasilkan

inovasi produk yang berbeda dari pesaing

nya. Dalam hal ini Ali Bakri Cake &

Drinks melakukan inovasi-inovasi melalui

pemanfaatan koordinasi fungsi R&D, riset

pasar dan manajemen mutu dan teknologi.

Selain inovasi produk, peningakatan mutu

pelayanan dapat menjadi nilai lebih untuk

menarik minat konsumen baru, sehingga

dapat meningakatkan omzet perusahaan.

4.9.4 Rencana Produk

4.9.4.1. Jenis Produk Jenis produk yang dihasilkan Ali

Bakri Cake & Drinks, berdasarkan

kegunaan dan fungsi produk, maka

termasuk Shopping Goods.

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

30 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

4.9.4.2. Deskripsi Produk

Dimensi Produk : ± 5 cm x 5 cm

Aliran Pembuatan Produk : DIAGRAM ALIRAN

NAMA OBJEK : KUE BANTAL ( PILLOW CAKE)

TANGGAL : 18 Desember 2013 Sekarang [ √ ] Usulan [ ]DIPETAKAN OLEH : WANDI SAPUTRA ALI, STNOMOR PETA : 1

1GUDANG BAHAN BAKU1

1234

5 6

2

2Showcase

LANTAI PRODUKSI

1 : Gudang bahan baku

1 : Pencampuran bahan baku

1 : Transportasi ke Kitchen

2 : Proving awal

3 : Pencetakan

4 : Final Proving

5 : Penggorengan

6 : Toping

2 : Transportasi ke Showcase

2 : Showcase

Keterangan:

Gambar 8. Diagram Aliran Kue Bantal.

Proses Produksi :

PETA PROSES OPERASI

O-1

Terigu

dicampur

Ringkasan

KEGIATAN Jumlah Lambang Waktu (menit)

INSPEKSI

OPERASI

TOTAL

NAMA OBJEK : KUE BANTAL (PILLOW CAKE)

TANGGAL DIPETAKAN : 18 Desember 2013

DIPETAKAN OLEH : WANDI SAPUTRA ALI, ST

NOMOR PETA : 2

dicetak

Mixer

5

1

6

dikembangkan

dikemabangkan (prooving)O-2

Meja Stainless

I-1

O-3

O-4

diperiksa

O-5digoreng

GulaMentega

Ragi

Susu

25'

10'

Dough Sheeter

1'

Prover

15'

Fryer

5'

O-6di beri topping

4'

8'

64

4

68

Gambar 9. Peta Aliran Proses Kue Bantal.

4.9.5 Rencana Pemasaran

4.9.5.1. Analisis STP

Tabel 7. Rencana Strategi STP Ali Bakri

Cake & Drinks.

4.9.5.2 Strategi Bauran Pemasaran

Gambar 10. Bauran Pemasaran Ali

Bakri Cake & Drinks.

Produk

• Kue Bantal

• Donut

• Roti

• Cake

• Brownies

Price

• Rp. 3,500

• RP. 5,000

• Rp. 3,000 - Rp. 8,000

• Rp. 15,000 - 90,000

• Rp. 20,000 - RP. 25,000

Promotion

• Pembuatan Brosur.

• Ikut serta dalam event -event

• Pembuatan iklan memalui media radio.

Place

• Distribusi langsung: Produsen - Konsumen

• Penentuan lokasi penjualan yang dekat dengan beberpa sekolah (market potensial).

People

• Meningkatkan kualitas SDM

• Trainning.

• Jenjang karir

Proses

• Proses produksi yang baik

• Proses pelayanan yang baik terhdap konsumen

Segmenting

Segmen secara geografis: Regional or State :

1. Sukabumi 2. Cianjur

3. Bandung

Segmen secara demografis Umur

1. 5 – 60 Tahun Jenis Kelamin

1. Laki-laki

2. Perempuan

Segmen secara psikografis

Kelas Sosial

1. Kelas sosial bawah 2. Kelas sosial menengah

3. Kelas sosial atas

Targeting

Penentuan target pasar yang dipilih berdasarkan segmentasi pasar yang telah

terbentuk, yaitu dengan focus terhadap

market specialization, dengan target konsumen di wilayah Kota Sukabumi,

dengan usia >5 tahun sampai < 60. Selain

dari itu kue yang di produksi bersifat

universal dapat dinikmati oleh laki-laki

maupun perempuan, dengan kelas social

menengah ke atas.

Positioning

Ali Bakri Cake & Drinks sebagai produsen

produk kue yang memiliki rasa yang enak

dan sehat.

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

31 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

4.9.6.Rencana Manajemen

4.9.6.1. Organisasi

1. Nama Perusahaan: Ali Bakri Cake &

Drinks

2. Nama Pemilik: Wandi Saputra Ali

3. Struktur Organisasi:

Supervisior

Manajer Toko

Servant Chef Baker Logistic Cashier

Gambar 9. Struktur Organisasi Ali Bakri

Cake & Drinks.

4.9.6.2 Perencanaan Kebutuhan SDM

Tabel 8. Kebutuhan Tenaga Kerja

Ali Bakri Cake & Drinks.

4.9.7. Rencana Kerjasama Bisnis

4.9.7.1. Pola Kerjasama Bisnis

Pola kerjasam bisnis: Pola Waralaba

4.9.7.2. Lingkup Kerjasama

1. Finance: Untuk tambahan modal di

dapat dari kreditur maupun investor.

2. Operasi:

a. Marketing: Kerjasama promosi

dengan beberapa event festival.

b. Research & Development: riset

dan memperkerjakan tenaga ahli

untuk melakukan inovasi produk.

Teknik operasi: Bekerjasama

dengan distributor mesin baru dengan

teknologi pembuatan kue yang lebih baik

serta efesien.

4.9.8 Rencana Keuangan

4.9.8.1. Proyeksi Keuangan

Tabel 9. Investasi Ali Bakri Cake & Drinks

Berdasarkan perhitungan, investasi

yang di butuhkan Rp. 58,010,000 dan

modal kerja untuk bulan pertama sebesar

Rp. 31,669,110 (asumsi bulan kedua dan

seterusnya, modal kerja berasal dari

hasil pendapatan setelah kegiatan usaha

berajalan). Jadi total modal usaha yang

dipersiapkan untuk mendirikan Ali Bakri

Cake & Drinks sebesar Rp. 89,679,110.

Tabel 10. Proyeksi Cash Flow Ali Bakri

Cake & Drinks.

Tabel 11. Perhitungan NPV dan PI

Secara keseluruhan, berdasarkan hasil

perhitungan nilai NPV = Rp 159,264,682

dan nilai PI = 3.75. Berdasarkan kriteria

kelayakan, NPV bernilai positif dan PI >1,

No Jumlah Kegiatan

1 1 orang Manajer Toko

2 1 orang Supervisior

3 2 orang Servant

2 orang Chef Baker

6 1 orang Logistic

7 1 orang Cashier

Investasi

Total

Interior Toko

Rp 15,360,000

Izin Usaha SITU Rp 400,000

TDP Rp 300,000

Izin lain Rp 100,000

Perlengkapan

Rp 6,000,000

Peralatan

Mixer Rp 7,500,000

Dough Sheeter Rp 9,600,000

Meja Stainless Rp 2,400,000

Prover Rp 8,900,000

Electric Fryer Rp 1,500,000

Showcase Rp 5,950,000

Total Rp 58,010,000

Uraian Tahun

1 2 3

Inflow

Pendapatan Rp 559,975,091 Rp 600,405,167 Rp 732,383,134

Total Inflow Rp 559,975,091 Rp 600,405,167 Rp 732,383,134

Outflow

Investasi Rp 58,010,000

Biaya Operasional

Biaya Variabel Rp 239,989,325 Rp 283,048,150 Rp 332,318,847

Biaya Tetap Rp 196,050,000 Rp 218,590,000 Rp 252,510,000

Pajak Rp 19,680,730 Rp 12,315,053 Rp 26,766,286

Total Outflow Rp 513,730,055 Rp 513,935,203 Rp 611,595,133

Net Benefit Rp 46,245,036 Rp 86,451,964 Rp 120,788,001

Kas Awal

Rp 46,245,036 Rp 132,697,001

Kas Akhir Rp 46,245,036 Rp 132,697,001 Rp 253,485,001

Tahun

1 2 3

Cashflow Rp 46,245,036 Rp 86,451,964 Rp 120,788,001

7% 0.935 0.873 0.816

PV Rp 43,239,109 Rp 75,472,565 Rp 98,563,009 Rp 217,274,682

Investasi Rp 58,010,000

NPV Proyek dinyatakan layak karena NPV bernilai positif Rp 159,264,682

PI Proyek dinyatakan layak karena PI > 1 3,75

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

32 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

maka proyek usaha Ali Bakri Cake &

Drinks dinyatakan layak untuk dijalankan,

dengan waktu payback periode selama 1

tahun, 2 bulan, 11 hari.

5. Kesimpulan

5.1. Kondisi lingkungan internal dan

eksternal perusahaan

Melalui hasil analisis dengan cara

environmental scanning, di dapat kondisi

eksisting perusahaan berupa internal

perusahaan (streghts and weakness) dan

eksternal perusahaan (opportunities and

threaths). Dari hasil analisis kedua factor

IFAS dan EFAS memposisikan perusahaan

UD.Ali Bakri berada pada posisi growth,

hal ini menandakan kondisi internal UD.

Ali Bakri memiliki kekuatan bisnis yang

baik, serta kondisi ekternal dengan daya

tarik industri yang tinggi.

5.2. Formulasi Strategi

Setelah mengetahui kondisi

perusahaan, kita dapat menentukan arah

strategi yang tepat. Berkaitan dengan hasil

analisis mengenai strategi perusahaan

secara menyeluruh (Matrix 9 Cell) dan

portofolio bisnis (BCG Growt –Share dan

GE Business Screen), secara korporat UD.

Ali Bakri berada pada posisi growth

(horizontal integration), sedangkan dari

masing-masing produk yang di produksi,

semua hasil analisis mengarah kepada suatu

penerapan build strategy secara intensif.

Implementasi dari strategi tersebut, yaitu

dengan melakukan perluasan pasar dengan

berinvestasi membangun Toko Kue Ali

Bakri Cake & Drinks.

5.3. Strategi Pengembangan Bisnis

Dalam menyikapi strategi bisnis

berdasarkan hasil formulasi strategi, salah

satu implementasi dari strategi tersebut,

yaitu dengan melakukan perluasan pasar

dengan berinvestasi membangun Toko Kue

Ali Bakri Cake & Drinks. Dalam

pengembangan konsep toko tersebut,

perusahaan perlu menciptakan keunggulan

kompetitif melalui riset pasar, riset produk,

manajemen mutu dan teknologi serta

penerapan strategi bersaing differensiasi,

hal ini bertujuan agar Ali Bakri Cake &

Drinks dapat bersaing dengan konsep toko

yang lebih baik dan memiliki keunggulan

yang berbeda dengan para pesaingnya.

5.4. Strategi Pemasaran

Analisis berdasarkan aspek pasar

dilakukan dengan menentukan strategi

pemasaran berdasarkan segmen pasar (pasar

sasaran) yang baru. Segmen secara

geografis Ali Bakri Cake & Drinks

membagi tiga wilayah, yaitu Sukabumi,

Cianjur dan Bandung. Mengenai segemen

secara demografis, untuk umur Ali Bakri

Cake & Drinks menyasar konsumen dengan

umur 5 – 60 Tahun, dan untuk produk kue

yang di produksi bersifat universal dapat

dinikmati oleh laki-laki maupun

perempuan. Sedangkan untuk segmen

secara psikografis, sasarna Ali Bakri Cake

& Drinks adalah kelas sosial menengah

keatas. Namun untuk jangka panjang

perusahaan menargetkan produk dapat di

konsumsi oleh semua kalangan masyarakat,

baik baik kelas sosial bawah, menengah dan

atas.

5.5. Konsep dan Desain Toko Yang

Dikembangkan

Konsep toko yang dikembangkan

Ali Bakri Cake & Drinks adalah dengan

konsep berupa gerai toko kue yang

menyediakan berbagai produk kue dan

minuman dengan produk utama berupa kue

bantal. Konsumen bisa menikmati kue

langsung digerai, karena disediakan tempat

khusus bagi para konsumen untuk

menikmati kue. Selain itu diterapkan juga

konsep open kitchen, agar konsumen dapat

melihat kegiatan produksi secara langsung,

hal ini di tujukan untuk meningkatkan

kepercayaan konsumen akan mutu dan

kualitas produk.

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

33 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

5.6. Dokumen Perizinan Usaha Yang

Dilengkapi

Analisis dari aspek hukum untuk

mendirikan Ali Bakri Cake & Drinks, yaitu

dengan melengkapi perizinan usaha berupa

TDP dan SIUP.

5.7. Proses Manajemen Yang

Dikembangkan

Analisis dari aspek manajemen,

mengatur proses manajemen Ali Bakri

Cake & drinks berdasarakan fungsi POAC

(Planning, Organizing, Actuating and

Controlling).

5.8. Kelayakan Rencana Bisnis Secara

Finansial

Dalam menyatakan kelayakan suatu

rencana bisnis dapat dilakukan melalui

analisis terhadap aspek keuangan

(finansial). Secara keseluruhan dalam

penelitian kali ini, berdasarkan hasil

perhitungan NPV dan PI, didapatkan hasil

nilai NPV = Rp 159,264,682 dan nilai PI =

3.75. Berdasarkan kriteria kelayakan, NPV

bernilai positif dan PI >1, maka proyek

usaha Ali Bakri Cake & Drinks dinyatakan

layak untuk dijalankan dengan waktu

payback periode selama 1 tahun, 2 bulan,

11 hari.

5.9. Business Plan

Berdasarkan hasil analisis dari tiap-

tiap aspek yaitu: aspek pasar, aspek teknik,

aspek hukum, aspek manajemen dan aspek

keuangan, dapat disimpulkan rencana untuk

mendirikan Ali Bakri Cake & Drinks di

wilayah Sukabumi layak untuk

dilaksanakan. Selanjutnya, untuk rencana

tindak dalam proses implementasi, maka

pembuatan rencana bisnis (Business Plan)

dapat dijadikan road map untuk

menjalankan usaha Ali Bakri Cake &

Drinks.

Daftar Pustaka

Dougherty and Pfaltzgraff. 1990.

Contending Theories Of International

Relations. A Comprehensive Survey

5th Edition.

Hasibuan, Mulayu S. P. 2000. Manajemen

Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara

Hill and Jones. 2001. Strategic manajemen:

an Integrated Approach 5th . New

York: Hungton Mifflin Co.

Kashmir dan Jakfar. 2010. Studi Kelayakan

Bisnis. Jakarta: Kencana Prenada

Media Grup.

Umar, Husain. 2009. Studi Kelayakan

Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Wheelen, Thomas L. and J. Vand Hunger.

2002. Strategic Management and

Business Policy. New Jersey: Prentice

Hall.

Zubir, Zalmi. 2006. Studi Kelayakan

Usaha. Jakarta: Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

34 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

PENGARUH KELOMPOK ACUAN, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN TAS EXSPORT PADA PT. EKSONINDO MULTI

PRODUCT INDUSTRY DI BANDUNG

Oleh :

Utari Wijayati

Rahma Wahdiniwaty

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh timbulnya persaingan di bidang fashion yang

penjualannya mengikuti trend yang sedang berlangsung pada periode tertentu, sehingga naik

turunnya penjualan tidak dapat diprediksi secara tepat. Bisnis di bidang fashion semakin

berkembang, termasuk salah satunya tas. Saat ini tas tidak hanya digunakan sebagai nilai

fungsinya saja tetapi juga merupakan pelengkap fashion. Dengan hal ini PT. Eksonindo Multi

Product Industry harus bersaing dengan pesaingnya dengan merek tas lainnya seperti Alto,

Exsport, Elizabeth dan JanSport terutama dari segi kualitas dan harga. PT. Eksonindo Multi

Product Industry mengalami kenaikan volume penjualan yang masih dibawah target yang

diharapkan. Menurut survey dari segi kualitas, tas Exsport masih kurang memenuhi harapan

konsumen. Harga yang tertera pada katalog juga tidak sesuai dengan harga yang tertera pada

label. Sehingga kelompok acuan kurang berpengaruh dalam menyampaikan informasi terhadap

komunitasnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, harga

dan kelompok acuan terhadap keputusan pembelian tas Exsport.

Kuesioner disebarkan kepada 125 responden di 2 toko dan 3 stand Exsport yang ada di

Bandung. Metode analisis pada yang digunakan path analysis dengan menggunakan software

Lisrel Ver. 8.8. Pada pengolahan path analysis terdapat dua substruktural.

Dari hasil uji t, kualitas produk, dan kelompok acuan berpengaruh terhadap keputusan

pembelian. Namun, harga tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Sehingga dalam

penelitian ini, keputusan pembelian tas Exsport tidak dipengaruhi oleh harga. Konsumen lebih

cenderung dipengaruhi oleh kualitas produk dan kelompok acuan dalam keputusan membeli tas

Exsport.

Kata kunci: Kualitas Produk, Harga, Kelompok Acuan, Keputusan Pembelian

ABSTRACT

This research is motivated by the emergence of competition in the field of fashion sales

follow the ongoing trend in a particular period, so the ups and downs of sales can not be

predicted precisely. Business in the field of fashion is growing, including one bag. When the bag

is not only used as a value function, but also a complementary fashion. PT. Eksonindo Multi

Product Industry has to compete with other competitors with branded bags such as Alto,

Exsport, Elizabeth and JanSport especially in terms of quality and price. PT . Eksonindo Multi

Product Industry sales volume increase is still below the expected target. According to the

survey in terms of quality, Exsport bag still does not meet consumer expectations. Prices shown

in the catalog are also not in accordance with the price listed on the label. So that the reference

group is less influential in conveying information to the community. The purpose of this study

was to determine the effect of product quality, price and reference group on purchasing

decisions Exsport bag.

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

35 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

The questionnaire distributed to 125 respondents at 2 Exsport’s store and 3 Exsport’s

stand in Bandung. The method of analysis used in the path analysis using Lisrel software Ver.

8.8. In processing, there are two substruktural path analysis.

From the results of the t test, the quality of the product, and reference group influence

on purchase decisions. However, the price does not affect the purchase decision. Thus, in this

study, Exsport bag purchasing decisions are not influenced by the price. Consumers are more

likely to be influenced by the quality of the product and the reference group in the decision to

buy a bag Exsport.

Key Words : Quality Product, Price, Reference Group, Purchasing Decisions

1. Pendahuluan

Persaingan industri di bidang

barang dan jasa semakin dirasakan oleh

seluruh masyarakat Indonesia, khususnya

para pengusaha. Dalam artikel

(bisnis.liputan6.com, 15 Maret 2014)

pemerintah memastikan Indonesia akan

memasuki era perdagangan bebas Asia

Tenggara dalam rangka Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Keadaan

ini memaksa perusahaan untuk lebih

tanggap terhadap perubahaan pasar yang

cepat serta dinamis.

Industri yang mengalami perkembangan

yang cepat salah satunya yaitu industri

sandang. Bisnis di bidang sandang (fashion)

semakin berkembang seiring perputaran

tren desain produk, termasuk salah satunya

tas. Tas merupakan produk yang termasuk

dalam produk mode, tas memiliki daur

hidup yang cepat berubah sesuai dengan

keadaan masyarakat yang dinamis.

Saat ini tas tidak hanya digunakan

sebagai nilai fungsinya untuk membawa

barang, tetapi tas sudah merupakan

pelengkap fashion yang digunakan

diberbagai kegiatan. Sehingga banyak

perusahaan tas yang bermunculan, baik tas

fashion maupun tas untuk beraktifitas.

Bentuk tas atau model tas cukup

beragam dan banyak pilihan. Bentuk tas

memiliki sebutan yang dapat membedakan

dari model satu dengan yang lainnya di

nilai dari manfaat, desain dan juga

keunikannya. Jenis-jenis bentuk tas saat ini

sangat beragam seperti tas jenis selempang,

ransel, clutch, hobo, tote, kelly, shoulder,

dan lain-lain. Namun, tas Exsport berfokus

pada jenis desain tas ransel.

Tas merek Exsport adalah salah

satu tas lokal yang diproduksi di Kopo

Bandung oleh PT. Eksonindo Multi Product

Industry (EMPI). Tas Exsport telah

merambah ke berbagai kota seperti Bali,

Balikpapan, Bandarlampung, Riau,

Bandung dan masih banyak lagi. Di kota

Bandung saja terdapat 3 Ex-Store dan 10

stand yang memudahkan tas Exsport untuk

menjangkau konsumennya. Namun, PT.

EMPI juga melayani penjualan melalui

online shop untuk lebih mempermudah

menjangkau konsumennya.

Dalam penjualan tentunya sangat

dipengaruhi oleh keputusan pembelian.

Menurut Caecelia (2011:10) dalam

penelitiannya menyatakan, apabila

keputusan pembelian meningkat maka hal

itu akan meningkatkan volume penjualan.

Berdasarkan survey awal yang

dilakukan bahwa kebutuhan konsumen akan

menggunakan tas Exsport kurang oleh

karena itu tidak membeli tas Exsport lebih

dari satu kali.

Tas yang baik adalah tas yang kualitas

bentuknya mengikuti anatomi tubuh dan

dapat menopang beban dengan baik. Tas

yang tidak ergonomis dapat menyebabkan

cidera pada otot bahu dan punggung,

apabila terjadi dalam jangka waktu yang

panjang dapat menyebabkan kerusakan

pada tulang punggung. Menurut Cary

Raffle, MS, personal trainer dari New York

City, tas selempang dapat menyebabkan

postur pundak yang tidak seimbang karena

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

36 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

meletakan beban berat pada sisi pundak.

Dengan menggunakan backpack (ransel)

memiliki dua tali yang tentunya bisa

meratakan beban ke pundak kiri dan kanan.

Menurut Nataya Charoonsri

(2013:92), Backpack (ransel) merupakan

jenis tas yang ergonomis karena manajemen

beban yang lebih baik dalam pembagian

beban yang lebih bertumpu pada otot

pinggul yang menyebabkan aktifitas

menjadi lebih mudah, seimbang dan stabil.

Namun, pada kenyataannya masih banyak

jenis tas tote, hobo dan slempang yang

digunakan untuk membawa beban yang

banyak maka hal ini dapat membahayakan

kesehatan penggunanya.

Berdasarkan hasil survey awal yang

dilakukan sebanyak 49% pelanggan menilai

tas Exsport memiliki kualitas yang baik,

sedangkan 51% pelanggan menilai tas

merek lain memiliki kualitas yang lebih

baik di banding tas Exsport. Dan tidak

banyak pula pelanggan yang mengetahui

bahwa tas Exsport memiliki garansi selama

3 tahun. Padahal dengan menginformasikan

garansi dapat meyakinkan konsumen bahwa

tas Exsport memiliki kualitas yang baik.

Berdasarkan hasil wawancara

dengan Bpk. Harimula Muharam selaku

Manager Marketing, mengatakan bahwa

ada cara khusus untuk mencuci tas Exsport

agar lapisan dalam tas tidak mudah sobek.

Cara tersebut telah di publikasikan kepada

konsumen melalui web resmi tas Exsport.

Namun dalam kenyataannya tidak banyak

konsumen yang mengetahui web resmi tas

Exsport.

Menurut Kotler (2012: 131),

kualitas produk merupakan senjata strategis

yang potensial untuk mengalahkan pesaing.

Jadi hanya perusahaan dengan kualitas

produk paling baik akan tumbuh dengan

pesat, dan dalam jangka panjang

perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari

perusahaan yang lain.

Dalam pasar tas khusus anak-anak

sekolah terutama backpack (ransel),

terdapat beberapa merek yang menjadi

pilihan seperti Alto, Exsport, Elizabeth dan

JanSport. Menurut Bpk. Harimula

Muharam selaku Manager Marketing tas

Exsport, pesaing yang paling berpengaruh

adalah merek Jansport. Tas Exsport dan

Jansport sama-sama bersaing dibidang

desain, warna dan kualitas. Namun,

pemasar tidak hanya bersaing dari segi

kualitas saja tetapi juga bersaing dari segi

harga.

Berdasarkan survey awal yang

dilakukan bahwa 47% pelanggan

menyatakan harga tas Exsport sesuai

dengan kualitas, hal ini menyebabkan

mayoritas pelanggan tidak melakukan

pembelian ulang karena tas yang digunakan

memiliki daya tahan yang lama.

Tas Exsport melakukan segmentasi

pada produknya yaitu diperuntukkan pada

anak-anak sekolah. Anak-anak sekolah

belum memiliki penghasilan sendiri maka

dalam pengambilan keputusan banyak

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti

kelompok acuan.

Berdasarkan hasil survey awal yang

dilakukan sebanyak 41% keputusan

pelanggan dalam memilih tas Exsport

dipengaruhi oleh kelompok acuan. Hal ini

dapat dilihat dari 65% pelanggan yang

mayoritas anak-anak sekolah yang

dipengaruhi oleh anggota keluarganya

dalam memilih tas Exsport dibanding

dengan sahabat dan temannya karena

keluarga merupakan komunitas yang paling

dekat.

Menurut Widha (2014:14), saran

dan nasehat antar individu atau kelompok

acuan lainnya juga bisa mempengaruhi

keputusan membeli seseorang. Kelompok

acuan adalah semua kelompok yang

mempunyai pengaruh langsung (tatap

muka) atau tidak langsung terhadap sikap

atau perilaku seseorang

Dari fenomena diatas maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh kualitas Produk Dan Harga

Terhadap Kelompok Acuan Serta

Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Tas

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

37 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Exsport di PT. Eksonindo Multi Product

Industry Di Bandung”.

2. Kajian Pustaka

Menurut Kotler (2012:5),

“Marketing is a societal process by which

individuals and groups obtain what they

need and want through creating, offering,

and freely exchanging products and

services of value with others”. Artinya

pemasaran adalah suatu proses sosial yang

didalamnya individu dan kelompok

mendapatkan apa yang mereka butuhkan

dan inginkan dengan menciptakan,

menawarkan dan secara bebas

mempertukarkan produk yang bernilai

dengan pihak lain.

2.1. Kualitas Produk

Definisi kualitas produk menurut

Kotler dan Amstrong (2012:283) adalah

“product quality is the ability of a product

to perform its function, it includes the

product’s several durability, reliability,

precision, ease of operation and repair, and

other valued attributes”. Artinya, kualitas

produk adalah kemampuan produk untuk

menampilkan fungsinya, hal ini termasuk

waktu kegunaan dari produk, keandalan,

kemudahan dalam penggunaan dan

perbaikan, dan nilai-nilai yang lainnya.

2.2. Harga

Menurut Peter dan Donnelly

(2010:43), “The price of products and

service often influences whether consumers

will purchase them at all and, if so, which

competitive offering is selected.” Artinya

harga produk dan jasa sangat

mempengaruhi konsumen dalam pembelian,

dengan demikian, penawar yang kompetitif

yang dipilih.

2.3 Kelompok Acuan

Definisi menurut Schiffman dan

Kanuk (2010:7), kelompok rujukan adalah

setiap orang atau kelompok yang dianggap

sebagai dasar perbandingan (atau rujukan)

bagi seseorang dalam membentuk nilai-nilai

dan sikap umum atau khusus, atau pedoman

khusus bagi perilaku.

2.4. Keputusan Pembelian

Sedangkan menurut Sutisna

(2002:15) keputusan pembelian adalah

pengambilan keputusan oleh konsumen

untuk melakukan pembelian suatu produk

diawali oleh adanya kesadaran atas

pemenuhan kebutuhan dan keinginan.

Keputusan pembelian menurut Schiffman

dan Kanuk (2000:437) adalah “the selection

of an option from two or alternative

choice”. Artinya, keputusan pembelian

adalah suatu keputusan seseorang dimana

dia memilih salah satu dari beberapa

alternatif pilihan yang ada.

Keputusan pembelian menurut

Kotler (2012:168), dalam tahap evaluasi,

konsumen menentukan peringkat merek dan

membentuk niat pembelian. Konsumen

adalah membeli merek yang paling disukai,

tetapi ada dua faktor bisa berada antara niat

pembelian dan keputusan pembelian. Faktor

pertama adalah sikap orang lain. Jika

seseorang mempunyai arti penting bagi

anda berpikir bahwa anda seharusnya

membeli mobil yang paling murah, maka

peluang anda untuk membeli mobil yang

lebih mahal berkurang. Faktor kedua adalah

faktor situasional yang tidak diharapkan.

Konsumen mungkin membentuk niat

pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti

pendapatan, harga dan manfaat produk yang

diharapkan.

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

38 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

2.5 Paradigma Penelitian

2.6 Hipotesis

Penelitian ini menggunakan

hipotesis assosiatif (hubungan). Menurut

Sugiyono (2013:69), hipotesis assosiatif

adalah jawaban sementara terhadap

rumusan masalah. Berikut hipotesis dalam

penelitian ini:

H1: Kualitas produk berhubungan dan

signifikan terhadap harga.

H2: Kualitas produk berpengaruh dan

signifikan terhadap kelompok

acuan.

H3: Harga berpengaruh dan signifikan

terhadap kelompok acuan.

H4: Kualitas produk, harga dan kelompok

acuan berpengaruh dan signifikan

terhadap keputusan pembelian

secara simultan dan parsial.

3. Metode

Daftar toko dan stand tas Exsport di

Bandung

1

Toko

EX-Store Extreme Store

2 EX-Store EST Sumatera

3 EX-Showroom Istana Plaza

1

Stand

Yogya Sunda Dept. Store

2 Yogya Kepatihan

3 Yogya Ciwalk (Cihampelas

Walk)

4 Griya Toserba Yogya Buah

Batu

5 Griya Fashion Pahlawan

6 Ramayana Cimahi

7 Matahari King Plaza Bandung

8 Matahari Istana Plaza

Bandung

9 Gramedia TSM

10 Gramedia Merdeka

Sumber: www.exsport.co.id

Penelitian ini menggunakan

karakteristik kuantitatif sehingga teknik

sampling yang digunakan adalah

probability sampling dengan jenis sampling

cluster sampling (area sampling). Teknik

sampling daerah ini sering digunakan

melalui dua tahap (Sugiyono, 2013:81),

yaitu tahap pertama menentukan sampel

daerah, dan tahap berikutnya menentukan

orang-orang yang ada pada daerah itu

secara sampling juga.

Dari 10 stand dan 3 toko tas Exsport

yang berada di Bandung, untuk menentukan

sampel terlebih dahulu peneliti menentukan

sampel daerah karena melihat dari objek

yang diteliti sangat luas. Dalam penyebaran

kuesioner, Bpk. Harimula Muharam selaku

Manager Marketing merekomendasikan

beberapa toko dan stand yang tepat karena

dilihat dari tingkat penjualan terbanyak.

Berikut tabel sampel daerah:

Toko EX-Store Extreme Store 50 EX-Showroom Istana Plaza 40

Stand Yogya Kepatihan 30 Yogya Ciwalk (Cihampelas

Walk) 35

Matahari Istana Plaza Bandung 25 Jumlah 180

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

39 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Sedangkan sampel masing-masing toko dan

stand adalah sebagai berikut:

Toko

EX-Store Extreme Store 35

orang

EX-Showroom Istana Plaza 28

orang

Stand

Yogya Kepatihan 21

orang

Yogya Ciwalk (Cihampelas

Walk)

24

orang

Matahari Istana Plaza

Bandung

17

orang

Jumlah 125

orang

4. Kesimpulan

Dari hasil analisis yang

dikemukakan pada bab 4 sebelumnya

dihubungkan dengan konsep-konsep

yang dikemukakan pada bab 2, maka

ditarik kesimpulan mengenai “Pengaruh

kualitas Produk Dan Harga Terhadap

Kelompok Acuan Serta Dampaknya

Pada Keputusan Pembelian Tas Exsport

di PT. Eksonindo Multi Product

Industry Di Bandung”. Kesimpulan

akan dilakukan terhadap hasil analisis

yang diperoleh dengan analisis

deskriptif maupun dengan analisis

verifikatif, maka diperoleh kesimpulan

sebagai berikut: 1. Tanggapan Pelanggan mengenai kualitas

produk, harga, kelompok acuan dan

keputusan pembelian.

a) Kualitas Produk

Dari hasil penyebaran kuesioner

mengenai kualitas produk, 64,99%

pelanggan mengatakan kualitas

produk tas Exsport memiliki kualitas

yang baik. Kualitas yang baik terlihat

dari warna tas yang di sesuaikan

dengan karakter anak muda yang

Stylish dan Colorfull. Bahan tas juga

terbuat dari kain yang dilapisi oleh

lapisan Water Repellent, sehingga air

tidak akan langsung menyerap ke

bagian dalam tas, namun langsung

mengalir turun seperti layaknya air di

daun talas. Selain itu tas Exsport

menggunakan resleting yang paling

berkualitas yaitu YKK. Berdasarkan

hasil wawancara dengan beberapa

pelanggan tas Exsport, kualitas tas

Exsport telah dipercaya oleh

konsumennya sehingga tas Exsport

digunakan hingga bertahun-tahun dan

bahkan 'diwariskan' ke generasi

kepada adik, keponakan bahkan

kepada anak dari pengguna terdahulu.

b) Harga

Harga pada tas Exsport menurut

pelanggan dinilai cukup sesuai.

Hanya saja konsumen mengeluh

karena harga pada katalog tidak

sesuai dengan harga yang tercantum

pada label dan harga yang tercantum

pada setiap toko maupun stand

berbeda-beda.

c) Kelompok acuan

Kelompok acuan pada tas Exsport

61,76% berpengaruh terhadap

pelanggan mengenai pengaruh

informatif, normatif dan ekspresi-

nilai. Yang paling mempengaruhi

pelanggan adalah keluarga karena

mayoritas konsumen tas Exsport

adalah anak-anak sekolah sehingga

sebagian besar informasi mengenai

tas Exsport didapat dari keluarga

terutama keluarga yang pernah

menggunakan tas Exsport

sebelumnya. Selain keluarga, teman

media sosial juga menjadi kelompok

acuan pada Tas Exsport. Melalui

media sosial konsumen mengetahui

adanya pembelian secara online. Tas

Exsport memberikan diskon sebesar

20% kepada pelanggannya yang

melakukan pembelian online, hanya

saja sosialisasi tersebut kurang

sampai pada pelanggan.

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

40 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

d) Keputusan Pembelian

Niali keputusan pembelian pada tas

Exsport sebesar 61,01% yang berada

pada rentang cukup baik. Kebutuhan

akan tas Exsport cukup tinggi

dikarenakan tas Exsport dapat kuat

menahan beban yang banyak seperti

pada anak-anak sekolah yang

membawa buku yang cukup banyak.

Tidak banyak pelanggan yang

membeli tas Exsport lebih dari 1 kali.

Karena daya tahan tas Exsport yang

cukup lama sehingga tas Exsport

dapat diwariskan kepada adik atau

keponakan dari pengguna

sebelumnya. Kebanyakan pelanggan

tas Exsport tertarik dengan pembelian

melalui online, akan tetapi tidak

banyak pelanggan yang mengetahui

cara maupun alamat web untuk

melakukan pembelian online.

2. Hubungan kualitas produk dengan harga

Hubungan antara kualitas produk dengan

harga dapat dilihat dari hasil pengolahan

dengan menggunakan software Lisrel

Ver 8.8. yaitu sebesar 0,24. Hal ini

menunjukkan semakin tinggi kualitas

akan mempengaruhi tingginya harga,

begitu juga dengan sebaliknya, sehingga

terdapat hubungan antara kualitas

produk dengan harga.

3. Pengaruh kualitas produk terhadap

kelompok acuan.

Besarnya pengaruh kelompok acuan

terhadap kualitas produk dapat dilihat

dari hasil pengolahan dengan

menggunakan software Lisrel Ver 8.8.

yaitu sebesar 0,02 artinya kualitas

produk memiliki pengaruh yang positif

terhadap kelompok acuan, sehingga

semakin baik kualitas produk maka

kelompok acuan semakin berpengaruh

dalam menginformasikan suatu produk

kepada pelanggan.

4. Pengaruh harga terhadap kelompok

acuan

Besarnya pengaruh kelompok acuan

terhadap kualitas produk dapat dilihat

dari hasil pengolahan dengan

menggunakan software Lisrel Ver 8.8.

yaitu sebesar -0,10 artinya harga

berpengaruh negatif terhadap kelompok

acuan. Sehingga semakin tinggi harga,

semakin kelompok acuan tidak

berpengaruh dalam menginformasikan

suatu produk kepada pelanggan.

5. Pengaruh kelompok acuan, kualitas

produk dan harga terhadap keputusan

pembelian secara parsial dan simultan

a) Hasil perbandingan thitung kualitas

produk yang diperoleh dengan nilai

tabel adalah thitung lebih besar dari

ttabel (3.77 > 1,98). Hasil uji

berdasarkan data sampel yang

dilakukan menyatakan penolakan

terhadap H0 atau dengan kata lain

menerima H1. Jadi dapat

disimpulkan, terdapat pengaruh yang

bermakna (signifikan) dari kualitas

produk terhadap keputusan pembelian

secara parsial.

b) Hasil perbandingan thitung harga

yang diperoleh dengan nilai tablel

adalah thitung lebih kecil dari t tabel

(-0,84 ≤ 1,98). Hasil uji berdasarkan

data sampel yang dilakukan

menyatakan penolakan terhadap H1

atau dengan kata lain menerima H0.

Jadi dapat disimpulkan hasil uji yang

diperoleh adalah tidak terdapat

pengaruh yang bermakna (signifikan)

dari harga terhadap keputusan

pembelian secara parsial.

c) Hasil perbandingan thitung kelompok

acuan yang diperoleh dengan nilai

tabel adalah thitung lebih besar dari

ttabel (3.53 > 1,98). Hasil uji

berdasarkan data sampel yang

dilakukan menyatakan penolakan

terhadap H0 atau dengan kata lain

menerima H1. Jadi dapat

disimpulkan, terdapat pengaruh yang

bermakna (signifikan) dari kualitas

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

41 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

produk terhadap keputusan pembelian

secara parsial.

d) Pada kelompok acuan, kualitas

produk dan harga memiliki nilai

Fhitung 8,85 > Ftabel 3,07. Sehingga

dapat disimpulkan kualitas produk,

harga dan kelompok acuan memiliki

pengaruh secara simultan.

5. Saran

Pada penelitian ini, peneliti

memberikan saran kepada PT. Eksonindo

Multi Product Industry yaitu sebagai

berikut:

1. PT. Eksonindo Multi Product Industry

memberikan informasi sebanyak-

banyaknya kepada pelanggan mengenai

kualitas produk seperti lapisan kain

menggunakan lapisan water repellent

dan garansi selama 3 tahun untuk

meyakinkan bahwa tas Exsport memiliki

kualitas yang baik.

2. PT. Eksonindo Multi Product Industry

memberikan informasi kepada

konsumennya bahwa harga yang

tercantum untuk setiap stand dan toko

memiliki harga yang berbeda-beda.

3. Kelompok acuan yang paling

berpengaruh pada penelitian ini adalah

keluarga, oleh karena itu penulis

menyarankan agar mengadakan event

yang dapat melibatkan orang tua dan

keluarga pada hari-hari libur sekolah.

Hal tersebut dapat mempengaruhi orang

tua agar membelikan tas Exsport untuk

anaknya.

Daftar Pustaka

Amaldos, Wilfred dan Sanjay Jain. 2008.

Trading Up: a Strategic Analysis

of Reference Group Effect. Journal

Marketing Science,Volume 27:

932-942.

Anggun Sulistya, Widha. 2014. Analisis

Pengaruh Harga, Kualitas Produk,

Promosi dan Kelompok Acuan

Terhadap Pengambilan Keputusan

Pembelian Handphone Android.

Semarang: Fakultas Ekonomika

dan Bisnis Universitas

Dipenogoro.

Dasipah, Euis. 2010. Analisis Perilaku

Konsumen Dalam Pembelian

Produk Sayuran di Pasar Modern

Kota Bekasi. Jurnal Agribisnis dan

Pengembangan Wilayah, Volume

1 No. 2: 24-37.

Farah, Dian. 2013. Pengaruh Kelompok

Acuan Dan Atmosfir Restoran

Terhadap keputusan Pembelian

Konsumen Starbucks Coffee.

Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 1

Nomor 2: 414-427.

Ferry, Setyo. 2012. Pengaruh Iklan Televisi

Dan Harga Terhadap Keputusan

Pembelian Sabun Lux (Survei Pada

Pengunjung Mega Bekasi

Hypermall). Jurnal Riset

Manajemen Sains Indonesia

(JRMSI), Volume 3 No. 1: 1-15.

Hurriah. 2012. Pola Perilaku Konsumsi

Jilbab Dan Faktor-faktor Yang

Mempengaruhinya Di Kapangan

Komunitas Solo. Jurnal Sosiologi

Dialektika Masyarakat (DILEMA),

Volume 29 N0.1: 45-52.

Kotler, Philip and Keller. 2012. Marketing

Management 14th ed. US America:

Prentice Hall.

Nugroho, susatyo. 2011. Analisa Penyebab

Penurunan Daya Saing Produk

Susu Sapi Dalam Negeri Terhadap

Susu Sapi Impor Pada Industri

Pengolahan Susu (Ips) Dengan

Metode Fault Tree Analysis (Fta)

Dan Barrier Analysis. Jurnal

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

42 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Teknik Indistri Undip, Volume VI

Nomor 2.

Purwati. 2012. Pengaruh Harga dan

Kualitas Produk Terhadap

Keputusan Pembelian Motor Honda

Matic Beat (Studi Kasus Pada PT.

Nusantara Solar Sakti). Jurnal

Ekonomi Dan Informasi Akuntansi

(JENIUS), Volume 2 No. 3: 260-

277.

Rajput, Ansir A. 2012. Impact of Product

Price and Quality on Consumer

Buying Behavior : Evidence from

Pakistan. Journal Of Contemporary

Research in Business, Volume 4

No.4: 485-496.

Riadi, Edi. 2013. Aplikasi Lisrel Untuk

Penelitian Analisis Jalur.

Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Suatma, Jasa. 2013. Analisis Strategi

Inovasi Atribut Produk dan

Pengaruhnya Terhadap

Keputusan Pembelian Konsumen

Pada Skuter Matik Merek Honda

Vario. Jurnal STIE Semarang,

Volume 5, No. 2: 19-35.

Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian

Kantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: CV. Alfabeta.

Sukotjo, Hendri. 2010. Analisa Marketing

Mix 7-P Terhadap Keputusan

Pembelian Produk Klinik

Kecantikan Teta di Surabaya.

Jurnal Mitra Ekonomi dan

Manajemen Bisnis, Volume 1,

No. 2: 216-228.

Wahyu, Muhammad. 2013. Pengaruh

Keragaman Menu, Kualitas

Produk, Citra Merek, dan Iklan

Terhadap Keputusan Pemebelian.

Diponegoro Journal Of Social

And Politic, Volume 1 NO. 1: 1-

9.

Wibowo, Tri. 2011. Analisis Pengaruh

Kualitas Produk, Harga Dan

Promosi Terhadap Keputusan

Pembelian Mobil Toyota (Studi

Kasus pada PT. Nasmoco

Gombel Semarang). Semarang:

Fakultas Ekonomi Universitas

Semarang.

www.blog.trisakti.ac.id/jurnalti/files/2013/0

9/1_Perancangan-dan-Pengembangan-

Tas_Nataya-Charonnsri-R-dkk.pdf. Jurnal

Teknik Industri ISSN: 1411-6340. Diakses

tanggal 31 Oktober 2013.

www.ergobiologiblog.wordpress.com/2011/

11/23/ergonomi/.Diakses tanggal 22

September 2013.

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

43 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

PENGARUH PELATIHAN, KEMAMPUAN DAN PENGALAMAN TERHADAP

KINERJA INTERNAL AUDITOR

(Studi Kasus pada unit internal audit PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk)

Oleh :

Helena Rizqia

Dedi Sulistyo Soegoto

ABSTRAK

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Unit

analisis dalam penelitian ini adalah pelatihan, kemampuan, pengalaman, dan kinerja pada PT.

Telekomunikasi Indonesia,Tbk. Dilakukan pengujian statistik menggunakan analisis regresi

berganda, Uji Asumsi Klasik, koefisien determinasi dan untuk menguji hipotesis digunakan uji

F dan uji t dengan menggunakan software eviews 8.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelatihan, kemampuan, dan pengalaman secara

bersama-sama memberikan pengaruh sebesar 85,07% terhadap kinerja internal auditor pada PT.

Telekomunikasi Indonesia,Tbk. artinya apabila pelatihan cukup tinggi, kemampuan yang

dimiliki internal auditor cukup tinggi dan pengalaman yang dimiliki internal auditor juga cukup

tinggi maka kinerja yang dihasilkan oleh internal auditor bagus. Sedangkan sisanya 14,93%

merupakan pengaruh faktor-faktor lain diluar variabel pelatihan, kemampuan dan pengalaman

auditor seperti transparansi, responsibilitas, dan kewajaran.

Kata Kunci: Audit, Pelatihan, Kemampuan, Pengalaman dan Kinerja

ABSTRACT

The methods used in this research is descriptive and verifikatif. The Unit of analysis in

this study is the training, skills, experience, and performance of PT Telekomunikasi Indonesia,

Tbk. statistical testing is done using multiple regression analysis, test the determination

coefficient, Classic Assumption and to test the hypothesis test used the F test and t using Eviews

software 8.

The results showed that training, ability, and experience together gave the influence of

85,07% of the performance of the internal auditor on a PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. that

means if training is high enough, the internal auditor's capability is quite high and the

experience of belonging to the internal auditor also is high enough then the performance

generated by the internal auditor. While the rest of 14.93% were other factors influence outside

variables of training, ability and experience the auditor such as transparency, corporate

responsibility, and fairness.

Keywords: Audit, training, Skills, experience and performance

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

44 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

1. Pendahuluan

Krisis ekonomi beberapa tahun

sedikit banyak mempengaruhi

perkembangan ekonomi pada saat ini.

Pengaruh tersebut secara signifikan dialami

dan dirasakan oleh perusahaan-perusahaan

besar terutama di Indonesia. Berbagai

kondisi apapun baik dalam keadaan kritis

ekonomi ataupun tidak, perusahaan harus

tetap mampu untuk memanfaatkan peluang

yang ada supaya tidak kalah bersaing

dengan perusahaan yang mempunyai

kegiatan usaha yang sama.

Sumber daya manusia yang baik,

ilmu dan tekhnologi akan sangat membantu

bagi pengusaha dalam mempertahankan

perusahaan. Target perusahaan dapat

tercapai apabila sumber daya manusia

dalam suatu perusahaan memiliki

pengetahuan, kemampuan dan pengalaman

yang baik.

Sumber daya manusia dalam unit

internal audit PT. Telekomunikasi

Indonesia,Tbk senantiasa mengacu kepada

standar dan ketentuan yang berlaku secara

international, oleh karena itu sebagai acuan

utama dilakukannya Penilaian Berkala atas

Kualitas Internal adalah sesuai dengan

International Standard for the Professional

Practice of Internal Auditing Attribute

Standard 1310 – Quality Program

Assessment dan Attribute Standard 1311 -

Internal Assessment yang mengamanatkan

untuk dilakukannya Penilaian Berkala atas

Kualitas Internal setiap 1 (satu) tahun

sekali. Tujuan dilakukannya Penilaian

Berkala atas Kualitas Internal ini, untuk

menilai efektivitas Internal Audit dan untuk

memenuhi ekspektasi manajemen

perusahaan sekaligus mengidentifikasi

opportunity untuk meningkatkan kinerja

unit internal audit dan untuk mengetahui

seberapa besar nilai tambahnya bagi

perusahaan.(Telkom:2013).

Kemajuan suatu perusahaan sangat

ditentukan oleh sumber daya manusia yang

berkualitas khususnya kinerja, jika kinerja

karyawan yang meningkat maka tujuan

perusahaan akan tercapai. Untuk

mendapatkan kinerja yang maksimal dari

auditor internal maka manajemen

perusahaan perlu meningkatkan pelatihan,

kemampuan dan pengalaman pada unit

auditor internal pada PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk. Analisis kelayakan merupakan

perencanaan dan perhitungan yang sangat

spesifik, didalam penyusunannya harus

menggambarkan dengan jelas karakteristik

bisnis yang sedang atau akan dilaksanakan.

Rencana yang di susun dengan tepat dan

cermat akan sangat membantu dalam

pengambilan keputusan, arah bisnis dan

cara mencapai tujuan perusahaan sesuai

dengan harapan.

Integritas perusahaan perlu

diperhatikan untuk mempertahankan

organisasi perusahaan yang memiliki

integritas baik. Praktik kecurangan sekecil

apapun akan merugikan perusahaan. Untuk

menghadapi kekurangan yang terjadi dalam

perusahaan tersebut sangat diperlukan

kinerja auditor yang sangat maksimal,

khususnya pada Unit internal Audit. Para

auditor di tuntut untuk menjadi seorang

yang professional dengan mengadakan

suatu pelatihan yang maksimal. Selain itu

suatu pengalaman dan kemampuan internal

auditor juga diperlukan untuk

meningkatkan kinerja.

Berdasarkan uraian diatas, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai pelatihan, kemampuan dan

pengalaman akan berpengaruh terhadap

kinerja audit internal. Sehubungan dengan

hal tersebut, maka judul penelitian adalah

“Pengaruh Pelatihan, kemampuan dan

Pengalaman Auditor Terhadap Kinerja

Auditor Internal PT. Telekomunikasi

Indonesia,Tbk”.

2 Kajian Pustaka

2.1. Manajemen Sumber Daya

Manusia

Menurut Dessler (2006:4) manajemen

sumber daya manusia adalah : “Proses

memperoleh, melatih, nilai dan memberikan

kompensasi kepada karyawan,

memperhatikan hubungan kerja mereka,

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

45 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

kesehatan dan keamanan, serta masalah

keadilan.”

Menurut L.Byars dan W. Rue

((2005:4) manajemen sumber daya manusia

adalah :

“Suatu aktifitas yang di desain untuk

menyediakan dan mengkoordinasikan

sumber daya manusia pada suatu

organisasi.”

Berdasarkan pernyataan diatas dapat

disimpulkan bahwa manajemen sumber

daya manusia adalah suatu proses yang

mengatur sumber daya manusia yang ada

dengan sistem secara formal, efektif dan

efisien didalam suatu organisasi.

2.2. Auditor Internal

Menurut Sawyer (2009: 7) adalah :

“Auditor internal memberikan informasi

yang diperlukan manajer dalam

menjalankan tanggung jawab secara efektif.

Auditor internal bertindak sebagai penilai

independen untuk menelaah operasional

perusahaan dengan mengukur dan

mengevaluasi kecukupan kontrol serta

efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan.

Auditor internal memiliki peranan yang

penting dalam semua hal yang berkaitan

dengan pengelolaan perusahaan dan risiko-

risiko terkait dalam menjalankan usaha.

Pengertian dari auditor internal

menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely

Suhayati (2009:14) adalah : “Pegawai dari

suatu organisasi/perusahaan yang bekerja di

organisasi tersebut untuk melakukan audit

bagi kepentingan manajemen perusahaan

yang bersangkutan, dengan tujuan untuk

membantu manajemen organisasi untuk

mengetahui kepatuhan para pelaksana

operasional organisasi terhadap kebijakan

dan prosedur yang telah ditetapkan oleh

perusahaan”.

Auditor sering disebut auditor

internal dan merupakan karyawan

organisasi tersebut. Auditor internal

bertanggung jawab terhadap pengendalian

intern perusahaan demi tercapainya

efisiensi, efektifitas dan ekonomis serta

ketaatan pada kebijakan yang diambil oleh

perusahaan.

2.3. Pelatihan

Pengertian Pelatihan menurut

Sedarmayanti (2013:198) adalah :

“Sebagai sarana yang ditunjukan pada

upaya untuk lebih mengaktifkan kerja para

anggota organisasi yang kurang aktif

sebelumnya, mengurangi dampak-dampak

negatif yang dikarenakan kurangnya

pendidikan, pengalaman yang terbatas, atau

kurangnya kepercayaan diri dari anggota

atau kelompok anggota tertentu.

Sikula dalam Mangkunegara (2009

: 44) mengatakan pelatihan adalah:“Suatu

proses pendidikan jangka pendek yang

mempergunakan prosedur sistematis dan

terorganisir di mana pegawai non

managerial mempelajari pengetahuan dan

keterampilan teknis dalam tujuan terbatas.”

Samsudin (2009 : 110) menyatakan bahwa

pelatihan adalah:“Usaha untuk

memperbaiki penguasaan berbagai

keterampilan kerja dalam waktu yang relatif

singkat (pendek).”

Dari pengertian tersebut dapat

diambil kesimpulan bahwa pelatihan

merupakan sebagai suatu aktifitas yang

bertujuan untuk membuat pegawai lebih

terampil dan lebih produktif.

2.4. Kemampuan

Menurut John.M. ivan Cevich

(2007:85) yang dimaksud dengan

Kemampuan adalah:“Bakat seseorang

untuk melakukan tugas mental atau fisik.”

Menurut Soelaiman (2007:112) yang

dimaksud dengan Kemampuan adalah:

“Sifat yang dibawa lahir atau dipelajari

yang memungkinkan seseorang yang dapat

menyelesaikan pekerjaannya, baik secara

mental ataupun fisik. Karyawan dalam

suatu organisasi, meskipun dimotivasi

dengan baik, tetapi tidak semua memiliki

kemampuan untuk bekerja dengan baik. “

Menurut Robert Kreitner

(2005:185) yang dimaksud dengan

kemampuan adalah: “Karakteristik

stabil yang berkaitan dengan kemampuan

maksimum fisik mental seseorang.”

Menurut Stephen P. Robins (2006:46)

Kemampuan (ability) adalah : “Kapasitas

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

46 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

individu untuk melaksanakan berbagai

tugas dalam pekerjaan tertentu. Seluruh

kemampuan seorang individu pada

hakekatnya tersusun dari dua perangkat

faktor yaitu kemampuan intelektual dan

kemampuan fisik.”

Dari pengertian tersebut dapat

diambil kesimpulan bahwa kemampuan

merupakan suatu sikap yang dimiliki

karyawan baik mental maupun fisik untuk

mengerjakan berbagai tugas dalam suatu

organisasi.

2.5. Pengalaman

Menurut Edy Sutrisno (2009:167)

yang dimaksud dengan Pengalaman adalah:

“Tingkat golongan (senioritas) seorang

karyawan. Namun dalam mempromosikan

para senior bukan hanya

mempertimbangkan pengalaman, tapi juga

mempertimbangkan pada kemampuan dan

keahlian.”

Pengalaman auditor menurut

Sukrisno Agoes (2012:33), adalah :

“Pengalaman Auditor adalah auditor yang

mempunyai pemahaman yang lebih baik.

Mereka juga lebih mampu memberi

penjelasan yang masuk akal atas kesalahan

– kesalahan dalam laporan keuangan dan

dapat mengelompokkan kesalahan

berdasarkan pada tujuan audit dan struktur

dari sistem akuntansi yang mendasar.”

Berdasarkan pengertian di atas dapat

ditarik kesimpulan bahwa lamanya bekerja

dan sering tidaknya melakukkan tugas audit

akan mempengaruhi pengalaman auditor.

Pengalaman seorang auditor yang baik juga

akan mempengaruhi pengetahuan auditor

sehingga kinerja auditor internal dapat

maksimal dalam menjalankan tugasnya.

2.6. Kinerja

Menurut Menurut Mitchell dan

Larson (2008: 491) kinerja adalah sebagai

berikut : “Area of performance is quality

and quantity of work, promptness ,initiative

and communication”. Artinya wilayah

(indikator) penilaian kinerja adalah kualitas

dan kuantitas hasil kerja, ketepatan waktu

menyelesaikan pekerjaan, inisiatif/prakarsa

dalam menyelesaikan pekerjaan, dan

komunikasi/kemampuan membina

kerjasama dengan pihak lain.

Menurut Veithzal Rivai (2009:548)

kinerja adalah : ”Merupakan perilaku nyata

yang ditampilkan setiap orang sebagai

prestasi kerja yang dihasilkan oleh

karyawan sesuai dengan perannya dalam

perusahaan”.

Penilaian Kinerja menurut

Soelaiman (2007:280) adalah :“Pemahaman

evaluasi kinerja (performance appraisal /

evaluation) memiliki beberapa istilah

seperti : merit ratting, behavioral,

assessment, employee evaluation,personal

review, dan sebagainya. Dengan demikian

penilaian kinerja mengacu pada suatu

sistem formal yang terstruktur yang

mengukur, menilai dan mempengaruhi

karyawan yang berkaitan dengan pekerjaan,

perilaku dan hasil, termasuk tingkat

kehadiran. Fokusnya adalah untuk

mengetahui seberapa produktif seorang

karyawan dan apakah ia ia berkinerja sama

atau lebih efektif pada masa yang akan

datang, sehingga karyawan, organisasi dan

masyarakat semuanya memperoleh

manfaat.”

Evaluasi / penilaian kinerja secara

prosedur menurut Soelaiman (2007:280)

pada dasarnya meliputi:

1. Penetapan standar kerja

2. Penilaian kinerja aktual karyawan

3. Memberi umpan balik kepada

karyawan dengan tujuan memotivasi

karyawan sebagai pengaukuan atas

kinerja dan diharapkan untuk terus

berkinerja lebih tinggi lagi.

Dari pengertian diatas menurut

beberapa ahli, penulis mengambil

kesimpulan bahwa Penilaian kinerja adalah

pemberian umpan balik kepada karyawan

dengan tujuan memotivasi orang tersebut

untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik

lagi.

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

47 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

3. Metode

Penelitian ini ingin mengetahui

pengaruh Pelatihan, Kemampuan dan

Pengalaman terhadap Kinerja Internal audit

pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Adapun untuk mengetahui pengaruh

tersebut digunakakan metode deskriptif

dalam bentuk studi pengaruh (correlation

studies) dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif.

Penulis menggunakan metode

tersebut, karena penelitian ini ditujukan

untuk menggambarkan dengan jelas tentang

pengaruh pelatihan, kemampuan dan

pengalaman terhadap kinerja auditor

internal. Sedangkan, pendekatan yang

digunakan dalam penelitian adalah

pendekatan kuantitatif, karena data

Pelatihan, Kemampuan, Pengalaman dan

Kinerja auditor yang diperoleh dari

penelitian ini berupa data kuantitatif. Data

yang dibutuhkan adalah data yang sesuai

dengan masalah-masalah yang ada dan

sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga

data tersebut akan di kumpulkan, diolah,

dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai

dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi

dari data tersebut akan dapat ditarik

kesimpulan.

Adapun langkah-langkah analisis

kuantitatif yang diuraikan diatas adalah

sebagai berikut :

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Garis regresi menurut Andi

Supangat (2007:325) yaitu:

“Garis regresi (regression line/line of the

best fit/estimating line) adalah suatu garis

yang ditarik diantara titik-titik (scatter

diagram) sedemikian rupa sehingga dapat

dipergunakan untuk menaksir besarnya

variabel yang satu berdasarkan variabel

yang lain, dan dapat juga dipergunakan

untuk mengetahui macam korelasinya

(positif atau negatifnya).”

Analisis regresi ganda digunakan

untuk meramalkan bagaimana keadaan

(naik turunnya) variabel dependen (kinerja

internal audit), bila dua atau lebih variabel

independen (analisis pelatihan,

kemampuan, dan Pengalaman) sebagai

indikator. Analisis ini digunakan dengan

melibatkan dua atau lebih variabel bebas

antara variabel dependen (Y) dan variabel

independen (X1, X2 dan X3). Persamaan

regresinya sebagai berikut:

(Sumber: Sugiyono; 2009)

Dimana:

Y = variabel tak bebas (Kinerja)

a = bilangan berkonstanta

b1,b2,b3 = koefisien arah garis

X1 = variabel bebas (Pelatihan)

X2 = variabel bebas (Kemampuan).

X3 = variabel bebas (Pengalaman).

2. Analisis Korelasi Parsial

Analisis korelasi bertujuan untuk

mengukur kekuatan asosiasi (hubungan)

linier antara dua variabel. Korelasi juga

tidak menunjukkan hubungan fungsional.

Dengan kata lain, analisis korelasi tidak

membedakan antara variabel dependen

dengan variabel independen. Dalam analisis

regresi, analisis korelasi yang digunakan

juga menunjukkan arah hubungan antara

variabel dependen dengan variabel

independen selain mengukur kekuatan

asosiasi (hubungan).

3. Koefisiensi Determinasi

Analisis Koefisiensi Determinasi

(KD) digunakan untuk melihat seberapa

besar variabel independen (X) berpengaruh

terhadap variabel dependen (Y) yang

dinyatakan dalam persentase.

Besarnya koefisien determinasi

dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Sumber: Riduwan dan Sunarto (2007:81)

Dimana :

KD = Seberapa persen perubahan variabel

Y dipergunakan oleh variabel X

r² = Kuadrat koefisien korelasi

Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3 X3

Kd = (r)2 x 100 %

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

48 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Desain Penelitian

Desain penelitian ini dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Sumber Masalah

Menetapkan permasalahan sebagai

indikasi dari fenomena penelitian,

selanjutnya dapat ditetapkan judul

yang akan diteliti. Dalam penelitian ini

permasalahan yang terjadi difokuskan

pada kinerja auditor internal. Dengan

demikian dapat ditetapkan judul

penelitian : Pengaruh Pelatihan,

Kemampuan, dan Pengaalaman

terhadap Kinerja auditor Internal.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut : Pengaruh

Pelatihan, Kemampuan dan

Pengalaman secara simultan maupun

parsial terhadap Kinerja Audit PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

3. Konsep dan teori yang relevan dan

Penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah

yang sifatnya sementara (berhipotesis),

maka diperlukan referensi teoritis yang

relevan dengan masalah dan dalam

penelitian sebelumnya dapat

digunakan sebagai bahan untuk

memberikan jawaban sementara

terhadap masalah yang terdapat di PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

4. Pengajuan Hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah

yang baru didasarkan pada teori dan

didukung oleh penelitian yang relevan,

tetapi belum ada pembuktian secara

empiris (faktual) maka jawaban itu

disebut hipotesis. Hipotesis yang

dibuat dalam penelitian ini adalah

Pelatihan, kemampuan, dan

pengalaman secara simultan dan

parsial berpengaruh signifikan

terhadap Kinerja Internal Auditor pada

PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk.

5. Metode Penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut

peneliti dapat memilih metode

penelitian yang sesuai, pertimbangan

ideal untuk memilih metode itu adalah

tingkat ketelitian data yang diharapkan

dan konsisten data yang dikehendaki.

Metode penelitian yang digunakan

untuk mengetahui pelatihan,

kemampuan, dan pengalaman terhadap

kinerja adalah metode survey, metode

penelitian kualitatif dan metode

penelitian kuantitatif.

6. Menyusun Instrumen Penelitian

Instrumen ini digunakan sebagai alat

pengumpul data dan instrumen dalam

penelitian ini berbentuk kuesioner.

Selanjutnya penulis mulai

menggunakan perhitungan dengan

menggunakan MSI (Method Succesive

Interval) untuk menaikkan skala

ordinal menjadi interval, regresi linier

berganda untuk membuktikan sejauh

mana pengaruh yang diperlihatkan

antara pelatihan, kemampuan, dan

pengalaman terhadap kinerja internal

auditor. Korelasi Pearson Product

Moment untuk meneliti erat tidaknya

pelatihan, kemampuan dan

pengalaman terhadap kinerja internal

auditor. Koefisien determinasi untuk

menilai besarnya pengaruh pelatihan,

kemampuan dan pengalaman terhadap

kinerja internal auditor. Dan t hitung

untuk menguji tingkat signifikan.

7. Kesimpulan

Kesimpulan dengan menekankan pada

pemecahan masalah berupa informasi

mengenai solusi masalah yang

bermanfaat sebagai dasar untuk

pengambilan keputusan yang terdapat

pada PT.Telekomunikasi

Indonesia,Tbk.

Sumber data menggunakan data

primer karena peneliti mengumpulkan

sendiri data-data yang dibutuhkan yang

bersumber langsung dari objek pertama

yang akan diteliti. Setelah data-data

terkumpul, data tersebut akan diolah

sehingga akan menjadi sebuah informasi

bagi peneliti tentang keadaan objek

penelitian. Data primer dalam penelitian ini

adalah hasil observasi, dan hasil

wawancara.

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

49 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Data populasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah unit internal

audit pada PT Telekomunikasi Indonesia,

Tbk yang berkedudukan di Bandung Jawa

Barat pada Kantor Pusat PT

Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Teknik penentuan sampel dengan

menggunakan semua anggota populasi.

Dalam penelitian ini karena jumlah

populasi terbatas sehingga tidak

memungkinkan untuk menggunakan

sampel, sehingga peneliti mengambil

jumlah sampel sama dengan jumlah

populasi atau disebut dengan sensus yaitu

auditor internal PT Telekomunikasi

Indonesia, Tbk yang berkedudukan di

Bandung Jawa Barat.

3.1.2. Rancangan Uji Hipotesis

Pengujian Analisis Regresi linear Klasik

Pengujian mengenai ada tidaknya

penyimpangan asumsi-asumsi klasik yang

merupakan dasar dalam model regresi linier

berganda. Hal ini dilakukan sebelum

dilakukan pengujian terhadap hipotesis.

Masalah-masalah penyimpangan yang

dapat muncul dalam model regresi linear

dengan data time series meliputi masalah

autokorelasi dan multikolinear.

Penyimpangan ini disebabkan model tidak

valid, dengan kata lain hasil estimasi tidak

lagi BLUE (Best Liniar Unblased

Estimator). Pengujian asumsi klasik

meliputi : uji serial korelasi, normalitas,

linearitas, heteroskedastisitas, dan

multikolinearitas (untuk regressi linear

berganda). Pengujian asumsi klasik dengan

menggunakan software eviews 8 for

windows.

Rancangan Uji Hipotesis

Pengujian Analisis Regresi linear Klasik

Pengujian mengenai ada tidaknya

penyimpangan asumsi-asumsi klasik yang

merupakan dasar dalam model regresi linier

berganda. Hal ini dilakukan sebelum

dilakukan pengujian terhadap hipotesis.

Masalah-masalah penyimpangan yang

dapat muncul dalam model regresi linear

dengan data time series meliputi masalah

autokorelasi dan multikolinear.

Penyimpangan ini disebabkan model tidak

valid, dengan kata lain hasil estimasi tidak

lagi BLUE (Best Liniar Unblased

Estimator). Pengujian asumsi klasik

meliputi : uji serial korelasi, normalitas,

linearitas, heteroskedastisitas, dan

multikolinearitas (untuk regressi linear

berganda). Pengujian asumsi klasik dengan

menggunakan software eviews 8 for

windows.

Uji serial Korelasi

Menurut Rahmania (2009) serial

korelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu

sama lain. Masalah serial korelasi timbul

karena residual tidak bebas dari suatu

observasi ke observasi lainnya. masalah ini

sering ditemukan pada data cross section

dimana korelasi jarang terjadi karena error

pada observasi yang berbeda berasal dari

individu yang berbeda.

Untuk mendeteksi adanya serial

korelasi dengan membandingkan nila X2

hitung dengan X2 tabel, yaitu:

a. Jika nilai X2 hitung > X2 tabel, maka

hipotesis yang menyatakan bahwa model

bebas dari masalah serial korelasi

ditolak.

b. Jika nilai X2 hitung < X2 tabel, maka

hipotesis yang menyatakan bahwa model

bebas dari masalah serial korelasi

diterima.

Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk

mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linear atau

tidak secara signifikan. Uji ini biasanya

digunakan sebagai prasyarat dalam analisis

korelasi atau regresi linear. Uji linearitas

dilakukan dengan mencari persamaan garis

regresi variabel bebas X terhadap variabel

terikat Y.

Untuk mendeteksi apakah model

linier atau tidak dengan membandingkan

nilai F-stat dengan F-tabel, yaitu dengan

ketentuan:

a. JIka nilai F-stat > F-tabel, maka hipotesis

yang menyatakan bahwa model linier

adalah ditolak.

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

50 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

b. JIka nilai F-stat < F-tabel, maka hipotesis

yang menyatakan bahwa model linier

adalah diterima.

Uji Normalitas

Menurut Gujarati (2003;108) : “Uji

normalitas data ini dilakukan bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel penggangu (residual) memiliki

distribusi normal.”

Uji normalitas digunakan untuk

menguji apakah model regresi mempunyai

distribusi normal ataukah tidak. Asumsi

normalitas merupakan persyaratan yang

sangat penting pada pengujian

kebermaknaan (signifikansi) koefisien

regresi. Model regresi yang baik adalah

model regresi yang memiliki distribusi

normal atau mendekati normal, sehingga

layak dilakukan pengujian secara statistik.

Uji Heteroskedastisitas

Menurut Gujarati (2003;387) :

“Model regresi yang baik yang

homokedastisitas atau tidak terjadi

heterokedastisitas.”

Menurut Widarjono (2007:125) :

“Pengujian White Heteroskedasticity

bertujuan untuk mendeteksi apakah varians

dari setiap unsur error term menunjukkan

suatu angka yang konstan. “

Situasi heteroskedastisitas akan

menyebabkan penaksiran koefisien-

koefisien regresi menjadi tidak efisien dan

hasil taksiran dapat menjadi kurang atau

melebihi dari yang semestinya. Dengan

demikian, agar koefisien-koefisien regresi

tidak menyesatkan, maka situasi

heteroskedastisitas tersebut harus

dihilangkan dari model regresi.

Persamaan regresi yang baik adalah

apabila memenuhi homokedastisitas (tidak

terjadi heterokedastisitas).

Homokedastisitas adalah varian yang sama

pada persamaan regresi untuk semua

variabel independen (Lind et. al., 2008).

Untuk mendeteksi adanya

heterokedastisitas yaitu dengan melakukan

uji white. Apabila p value < α maka terjadi

heterokedastisitas.

Uji multikolinearitas Istilah multikolinieritas digunakan

untuk menunjukkan adanya hubungan

linear diantara independent variable dalam

regresi. Jika independent variable

berkorelasi dengan sempurna, maka disebut

multikolinieritas sempurna yang berarti ada

hubungan linear yang “sempurna” (pasti)

diantara beberapa atau semua independent

variable dari model regresi. Untuk regresi

sejumlah k-variabel yang terdiri dari

independent variable X1, X2,..Xk persis

terjadi hubungan linear jika λ1X1 + λ2X2 +

.... λkXk = 0, dimana λ1, λ2,..λk adalah

konstan. Jika terjadi multikolinearitas

sempurna, koefisien regresi dari varibel-

variabel X tidak dapat dttentukan dan

standard errornya tidak terbatas. Jika

multikolineritasnya kurang sempurna,

koefisien regresinya walaupun tertentu,

memiliki standard error yang besar, yang

artinya koefisien-koefisien tersebut tidak

dapat disetimasi dengan akurat (Gujarati

(2003).

Pada penelitian ini digunakan pendekatan

korelasi parsial, yaitu dengan tahapan:

1) Rumus Regresi :

Y = a0 + a1 X1 + a2 X2 + a3 X3

……………………...……………….. R21

2) Estimasi Regresi :

X1 = b0 + b2 X2 + b3 X3

…………………………………...………

….. R22

X2 = b0 + b1 X1 + b3 X3

…………………………………...………

….. R23

X3 = b0 + b1 X1 + b2 X2

………………………………………...…

….. R24

Dan untuk menentukan apakah model

mengalami masalah mulyikolonieritas atau

tidak yaitu dengan membandingkan R2

persamaan R21 dengan persamaan R2

2, R23

dan R24. Dengan ketentuan yaitu:

a. Bila Nilai R21 > R2

2 R23 R2

3, maka model

tidak diketemukan adanya

multikolonieritas. b. Bila Nilai R2

1 < R22 R2

3 R23, maka model

diketemukan adanya multikolonieritas.

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

51 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Pengujian Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis ini

dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan

hipotesis alternatif, penelitian uji statistik

dan perhitungan nilai uji statistik,

perhitungan hipotesis, penetapan tingkat

signifikan dan penarikan kesimpulan.

Hipotesis yang akan digunakan

dalam penelitian ini berkaitan dengan ada

tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat. Hipotesis nol (Ho) tidak

terdapat pengaruh yang signifikan dan

Hipotesis alternatif (Ha) menunjukkan

adanya pengaruh antara variabel bebas dan

variabel terikat.

Rancangan pengujian hipotesis

penelitian ini untuk menguji ada tidaknya

pengaruh antara variabel independent (X)

yaitu Pelatihan (X1), kemampuan (X2),

Pegalaman (X3), terhadap Kinerja Internal

Audit sebagai variabel dependen (Y),

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Uji Koefisien Deteminasi (R2)

Menurut Gujarati (2003:81) :

“Koefisien determinasi atau koefisien

penentu R2 merupakan suatu bilangan yang

dinyatakan dalam bentuk persen, yang

menunjukkan besarnya pengaruh variabel

independen terhadap variabel

dependennya.”

Koefisien determinasi R2

digunakan untuk mengukur kebenaran

hubungan dari model yang dipakai yaitu

angka yang menunjukkan besarnya

kemampuan varians / penyebaran dari

variabel independen yang menerangkan

variabel dependen. Besarnya nilai R2 adalah

0 ≤ R2 ≤1, di mana semakin mendekati 1

berarti model tersebut dapat dikatakan baik

karena semakin dekat hubungan antar

variabel independent dengan variabel

dependent, demikian sebaliknya.

Uji t-Statistik

Menurut Gujarati (2003:129) : “Uji

t-statistik digunakan untuk menguji

pengaruh parsial dari variabel –variabel

independen terhadap variabel dependennya

atau pengujian ini dilakukan untuk menguji

tingkat signifikansi setiap variabel bebas

(independent) dalam mempengaruhi

variabel tak bebas (dependent). Untuk

melihat pengaruh masingmasing variabel

bebas tersebut dilakukan uji t dua arah (two

tail test).”

Hipotesis dari uji ini adalah :

H0 : β = 0, Variabel bebas tidak

mempengaruhi variabel tidak bebasnya.

H1 : β ≠ 0, Variabel bebas mempengaruhi

variabel tidak bebasnya.

Uji F-Statistik

Menurut Gujarati ( 2003:257) : “Uji

F-statistik digunakan untuk mengukur

goodness of fit dari persamaan regresi atau

untuk mengetahui apakah semua variabel

independen yang terdapat dalam persamaan

secara bersama-sama mempengaruhi

variabel dependen. Pengujian ini dilakukan

dengan cara membandingkan nilai F-

statistik dengan nilai F-tabel dengan tingkat

signifikansi tertentu. Uji F-statistik ini

merupakan uji signifikansi satu arah (one

tail significance).”

Hipotesis dari uji ini adalah :

H0 : β0 = β1 = β2 = β3 = 0, semua

variabel bebas secara bersama-sama tidak

berpengaruh terhadap variabel tidak

bebasnya.

H1 : β0 ≠ β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0, variabel bebas

yang mempengaruhi variabel tidak

bebasnya.

Uji Z-Statistik

Uji z ini digunakan untuk

mengetahui Untuk menguji apakah variabel

Pelatihan, Kemampuan, dan Pengalaman

mempunyai hubungan positif atau negatif,

maka dilakukan pengujian statistik z

sebagai berikut:

a. Hubungan Antara pelatihan X1 dengan

Kemampuan X2

H0 : β1= β2 = 0, Artinya, tidak terdapat

hubungan positif antara pelatihan dan

kemampuan pada PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk.

H1 : βi≠0, Artinya, terdapat hubungan

positif pelatihan dan kemampuan pada

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

52 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

b. Hubungan Antara Kemampuan X2

dengan Pengalaman X3

H0 : β1= β2 = 0, Artinya, tidak terdapat

hubungan positif antara

kemampuan dengan pengalaman

pada PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk.

H1 : βi≠0, Artinya, terdapat hubungan

positif kemampuan dengan

pengalaman pada PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Menghitung nilai Zhitung dengan

mengetahui apakah variabel koefisien

korelasi signifikan atau tidak dengan rumus

:

4. Hasil dan Pembahasan

Karateristik Responden

Berikut ini disajikan hasil analisis

yang diperoleh berdasarkan jawaban yang

diberikan oleh responden atas dasar

pertanyaan dalam kuesioner.

a. Profil Responden Berdasarkan

Tingkat Usia

Tingkat Usia auditor internal PT

Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Tingkat

Usia

Jumlah Persentase %

24-30 1 3,33

31-35 2 6,67

36-40 2 6,67

41-45 19 63,33

46-50 6 20

51-55 0 0

Jumlah 30 100

Sumber : data diolah 2013

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden dalam

penelitian ini berusia 41-45 tahun. Hal ini

disebabkan kuisioner yang dibagikan

kepada auditor internal yang berada di PT

Telekomunikasi Indonesia, Tbk lebih

banyak yang berusia 41-45 tahun yaitu

berjumlah 19 orang atau 63,33%.

Analisis Kualitatif (Metode Deskriptif)

Dari enam sub variabel pelatihan

yaitu instruktur, peserta, materi, metode,

prinsip pembelajaran, dan evaluasi

pelatihan. Tanggapan yang paling tinggi,

adalah instruktur, peserta, materi, dan

prinsip pembelajaran. Dan untuk sub

variabel metode dan evaluasi pelatihan

yang di dapat dari hasil kuesioner pada

internal auditor PT. Telekomunikasi

Indonesia, metode dan evaluasi pelatihan

masih perlu perbaikan karena berada dalam

kategori cukup. Rata-rata skor variabel

pelatihan yaitu 75,00% (baik).

Deskriptif Variabel Kemampuan (X2)

Tiga sub variabel kemampuan yaitu

kemampuan teknis, kemampuan

konseptual, kemampuan sosial

mendapatkan tanggapan yang baik, yang

ditunjukkan dengan rata-rata skor 79,48%

(baik). Dalam hal ini kemampuan teknis

dan kemampuan konseptual memberikan skor yang paling tinggi, dibandingkan

dengan kemampuan sosial.

Deskriptif Variabel Pengalaman (X3)

Tiga sub variabel kemampuan yaitu

pelatihan profesi, pendidikan, lama kerja

mendapatkan tanggapan yang baik, yang

ditunjukkan dengan rata-rata skor 78,38%

(baik).

Deskriptif Variabel Kinerja (Y)

Lima sub variabel kinerja yaitu

kuantitas kerja, kedisiplinan, kualitas kerja,

komunikasi, dan inisiatif mendapatkan

tanggapan yang baik, yang ditunjukkan

dengan rata-rata skor 80,29% (baik). Dalam

hal ini variabel kinerja yaitu kuantitas kerja,

kedisiplinan, kualitas kerja, komunikasi

memberikan skor yang paling tinggi,

dibandingkan dengan inisiatif.

𝑍

= √𝑛 − 3

2 𝐼𝑛 ⦋

(1 + 𝑟) ∗ (1 − 𝑝0)

(1 − 𝑟) ∗ (1 + 𝑝0)

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

53 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Analisis Verifikatif Pengaruh Pelatihan,

Kemampuan dan Pengalaman Auditor

terhadap kinerja Auditor

Tabel

Koefisien Regresi Linier

Berganda

Dependent Variable: KINERJA

Method: Least Squares

Date: 05/21/14 Time: 02:22

Sample: 1 30

Included observations: 30

Variable Coefficient

C -0.475509

PELATIHAN 0.154307

KEMAMPUAN 0.602166

PENGALAMAN 0.452867

Berdasarkan output di atas,

diperoleh nilai a sebesar -0,475, nilai b1

sebesar 0,154, b2 sebesar 0,602, dan b3

sebesar 0,452. Dengan demikian maka

dapat dibentuk persamaan regresi linier

berganda sebagai berikut:

Y = -0,475 + 0,154X1 + 0,602 X2 + 0,452

X3

Nilai a dan bi dalam persamaan di atas

dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a = -0,475 artinya: jika pelatihan,

kemampuan, dan pengalaman bernilai

0 persen, maka kinerja auditor akan

bernilai -0,475 persen.

b1 = 0,154 artinya: jika pelatihan

meningkat sebesar satu persen

sementara kemampuan dan pengalaman

konstan maka kinerja auditor akan

meningkat sebesar 0,154 persen.

b2 = 0,602 artinya: jika Kemampuan

meningkat sebesar satu persen

sementara pelatihan dan kemampuan

konstan maka maka kinerja auditor

akan meningkat sebesar 0,602 persen.

b3 = 0,452 artinya: jika pengalaman

meningkat sebesar satu persen

sementara pelatihan dan kemampuan

konstan maka maka kinerja auditor

akan meningkat sebesar 0,452 persen.

Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis

menggunakan analisis regresi linier

berganda, ada beberapa asumsi yang harus

terpenuhi agar kesimpulan dari regresi

tersebut tidak bias. Secara teoritis telah di

ungkapkan bahwa salah satu metode

pendugaan parameter dalam model regresi

linier adalah ordinary Least Square (OLS).

Metode OLS digunakan berlandaskan pada

sejumlah asumsi tertentu. Ada beberapa

asumsi yang harus dipenuhi pada

prinsipnya model regresi linier yang di buat

sebaiknya tidak boleh menyimpang dari

asumsi BLUE (Best Linier Unbiased dan

estimator) dalam pengertian lain model

yang dibuat harus lolos dari penyimpangan

asumsi adanya serial korelasi, normalitas,

linearitas, heteroskedastisitas, dan

multikolinearitas (untuk regressi linear

berganda). Selanjutnya dilakunan uji

asumsi tersebut :

1) Uji serial korelasi

Masalah serial korelasi timbul

karena residual tidak bebas dari suatu

observasi ke observasi lainnya. Masalah ini

sering ditemukan apabila menggunakan

data time series runtut waktu. Hal ini

disebabkan karena eror pada seorang

individu cenderung akan mempengaruhi

eror pada individu yang sama pada periode

berikutnya. Sedangkan cross section

masalah serial korelasi jarang terjadi karena

eror pada observasi yang berbeda berasal

dari individu yang berbeda.

Tabel

Output Uji Serial Korelasi

F-statistic 1.479590

Obs*R-squared 4.853100

Uji serial korelasi untuk mendeteksi adanya

serial korelassi dengan membandingkan

nilai X2 hitung dengan X2 tabel , yaitu :

a. Jika nilai X2 hitung > X2 tabel, maka

hipotesis yang menyatakan bahwa

model bebas dari masalah serial

korelasi ditolak.

b. Jika nilai X2 hitung < X2 tabel, maka

hipotesis yang menyatakan bahwa

model bebas dari masalah serial

korelasi diterima.

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

54 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Analisis hasil output nilai Obs*R Square

(disebut juga X2 hitung) nilainya 4.853dan

X2 tabel yang disesuaikan dengan jumah

lagnya (v) = 3 dan α = 10% adalah 6,251.

Maka dapat disimpulkan model mengenai

pengaruh pelatihan, kemampuan, dan

pengalaman terhadap kinerja pada PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk. bebas dari

masalah serial korelasi karena nilai X2

hitung < X2 tabel yaitu 4.853 < 6,251.

2) Uji Asumsi Normalitas

Asumsi normalitas merupakan

persyaratan yang sangat penting pada

pengujian kebermaknaan (signifikansi)

koefisien regresi. Untuk mendeteksi apakah

residualnya berdistribusi normal atau tidak

dengan membandingkan nilai Jarque Bera

(JB) dengan X2 tabel yaitu :

a. Jika nilai JB > X2 tabel maka

residualnya berdistribusi tidak normal

b. Jika nilai JB < X2 tabel maka

residualnya berdistribusi normal

Tabel

Hasil Output Uji Normalitas

Analisis hasil Output Uji normalitas

pengaruh pelatihan, kemampuan, dan

pengalaman terhadap kinerja pada PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk., bahwa

nilai JB sebesar 0,286. Karena 0,286 <

6,251 maka dapat disimpulkan bahwa

residual berdistribusi normal.

3) Uji Linearitas

Uji Linearitas untuk mendteksi

apakah model linear atau tidak dengan

membandingkan nilai F-stat dengan F-tabel,

yaitu :

a. Jika nilai F-stat > F-tabel, maka

hipotesis yang menyatakan bahwa

model liniear adalah di tolak.

b. Jika nilaii F-stat < F-tabel, maka

hipotesis yang menyatakan bahwa model

linear adalah di terima.

Tabel

Hasil Output Uji Linearitas

Ramsey RESET Test

Equation: UNTITLED

Specification: Y C X1 X2 X3

Value

F-statistic 1.964028

Likelihood ratio 6.842203

Analisis hasil Output, bahwa nilai

F-stat sebesar 1,964 kemudian

dibandingkan dengan F-tabel (0,1;3;27)

sebesar 2,299. Berarti nilai F-stat < F-tabel

maka model linear.

4) Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas berarti adanya

hubungan yang kuat di antara beberapa atau

semua variabel bebas pada model regresi.

Untuk melihat ada tidaknya

multikolinearitas dapat dilihat dari koefisien

korelasi antara masing-masing variable

bebas lebih besar dari 0,8 berarti terjadi

multikolinearitas.

Tahapan pengujian melalui eviews

dengan pendekatan korelasi parsial sebagai

berikut :

1. Melakukan regresi :

Y = a0 + a1.X1 + a2.X2 +

a3.X3……………………..(1)

2. Lakukan estimasi regresi untuk :

X1 = b0 + b1X2 +

b2X3……………………………..(2)

X2 = b0 + b1X1 +

b2X3…………………………….(3)

X3 = b0 + b1X1 +

b2X2…………………………….(4)

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

55 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Tabel

Output variabel Y

Y c x1 x2 x3

Dependent Variable: KINERJA

Method: Least Squares

Date: 05/21/14 Time: 00:52

Sample: 1 30

Included observations: 30

Variable Coefficient

C -0.475509

PELATIHAN 0.154307

KEMAMPUAN 0.452867

PENGALAMAN 0.602166

R-squared 0.850735

Adjusted R-squared 0.833512

S.E. of regression 0.257845

Sum squared resid 1.728587

Log likelihood 0.240240

F-statistic 49.39561

Prob(F-statistic) 0.000000

Tabel

Output variabel X1

X1 c X2 X3

Dependent Variable: PELATIHAN

Method: Least Squares

Date: 05/21/14 Time: 01:08

Sample: 1 30

Included observations: 30

Variable Coefficient

C 0.646875

KEMAMPUAN 0.312738

PENGALAMAN 0.455360

R-squared 0.415555

Adjusted R-squared 0.372263

S.E. of regression 0.470552

Sum squared resid 5.978329

Log likelihood -18.37231

F-statistic 9.598857

Prob(F-statistic) 0.000710

Tabel

Output Variabel X2

X2 c X1 X3

Dependent Variable: KEMAMPUAN

Method: Least Squares

Date: 05/21/14 Time: 02:13

Sample: 1 30

Included observations: 30

Variable Coefficient

C 0.351019

PELATIHAN 0.245303

PENGALAMAN 0.438541

R-squared 0.436146

Adjusted R-squared 0.394379

S.E. of regression 0.416744

Sum squared resid 4.689236

Log likelihood -14.72924

F-statistic 10.44236

Prob(F-statistic) 0.000437

Tabel

Output Variabel X3

X3 C X1 X2

Dependent Variable: PENGALAMAN

Method: Least Squares

Date: 05/21/14 Time: 02:14

Sample: 1 30

Included observations: 30

Variable Coefficient

C 0.841647

PELATIHAN 0.355397

KEMAMPUAN 0.436362

R-squared 0.488128

Adjusted R-squared 0.450211

S.E. of regression 0.415707

Sum squared resid 4.665938

Log likelihood -14.65453

F-statistic 12.87376

Prob(F-statistic) 0.000118

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

56 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Berdasarkan output di atas,

diketahui nilai R2 masing-masing

persamaan adalah sebagai berikut :

Untuk persamaan (1) nilai R2 adalah sebesar

0,85 selanjutnya disebut R21

Untuk persamaan (2) nilai R2 adalah sebesar

0,41 selanjutnya disebut R211

Untuk persamaan (3) nilai R2 adalah sebesar

0,43 selanjutnya disebut R212

Untuk persamaan (4) nilai R2 adalah sebesar

0,4 selanjutnya disebut R213

Dengan ketentuan : Bila R21 > R2

11

R212 R2

12 maka model tidak diktemukan

adanya multikolinearitas. Bila nilai R21 <

R211 R2

12 R212 maka model diketemukan

adanya multikolinearitas.

Analisis hasil output menunjukan

bahwa R21 > R2

11 R212 R2

12. Yaitu 0,85 >

0,41. 0,43. 0,48. Maka model tidak

diketemukan adannya multikoleniaritas.

5) Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan

keadaan dimana variabel dari setiap

gangguan tidak konstan. Uji

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

menggunakan White Heteroskedasticity

yang tersedia dalam program eviews. Hasil

yang perlu diperhatikan dari Uji ini adalah

nilai F dan Obs*R-Squared.lebih kecil dari

X2 tabel maka tidak terjadi

heteroskedastisitas, dan sebaliknya.

Tabet

Output heteroskedastisitas (no cross

terms)

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.823721

Obs*R-squared 2.603860

Scaled explained SS 2.367275

Tabel

Output heteroskedastisitas (cross terms) Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.346035

Obs*R-squared 4.042064

Scaled explained SS 3.674806

Apabila nilai X2 hitung (nilai Obs*

R squared) > nilai X2 tabel misalnya dengan

drajat kepercayaan α = 10% baik untuk

cross terms maupun no cross terms maka

dapat disimpulkan model diatas tidak lolos

uju heteroskedastisitas.

Hasil analisis output berdasarkan

table output diatas tampak bahwa nilai obs*

R square untuk hasil estimasi uji white no

cross terms adalah sebesar 2,603 dan uji

white cross terms adalah sebesar 4,042 dan

nilai X2 tabel dengan drajat kepercayaan α =

10% adalah sebesar 6,251.

Karena nilai X2 hitung (nilai Obs*

R squared) < nilai X2 tabel naik untuk cross

terms maupun no cross terms maka dapat

disimpulkan model diatas lolos uji

heteroskedastisitas.

Hasil pengujian asumsi klasik yang

telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

model regresi dalam penelitian ini layak

digunakan karena model regresi telah

terbebas dari masalah normalitas data, tidak

terjadi multikolinearitas, tidak terjadi

autokorelasi, dan tidak terjadinya

heterokedastisitas.

Pengujian Hipotesis

Analisis Koefisien Determinasi

Tabel

Hasil Estimasi Metode OLS

R-squared 0.850735

Adjusted R-squared 0.833512

S.E. of regression 0.257845

Sum squared resid 1.728587

Log likelihood 0.240240

F-statistic 49.39561

Prob(F-statistic) 0.000000

Koefisien determinasi (R2)

mencerminkan besarnya pengaruh

perubahan variabel-variabel bebas

(independent variables) dalam menjelaskan

perubahan pada variabel tidak bebas

(dependent variables) secara bersama-sama,

dengan tujuan untuk mengukur kebenaran

dan kebaikan hubungan antar variabel

dalam model yang digunakan. Besarnya

nilai koefisien determinasi adalah antara 0

hingga 1 (0<R2<1), dimana nilai koefisien

mendekati 1, maka model tersebut

dikatakan baik karena semakin dekat

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

57 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

hubungan antara variabel bebas dengan

variabel tidak bebasnya.

Hasil estimasi model dengan

metode OLS menunjukkan nilai R square

sebesar 0,8507 atau 85,07%. Hal ini

menunjukkan bahwa Pelatihan,

Kemampuan, dan Pengalaman secara

simultan memberikan pengaruh terhadap

variabel Kinerja auditor sebesar 85,07%, ini

merupakan Pelatihan adalah suatu proses

dimana orang-orang mencapai kemampuan

tertentu untuk membantu mencapai tujuan

organisasi (Mathis 2006:301). Dan juga

kemampuan kerja pada dasarnya sangat

berpengaruh terhadap hasil kerja yang

dicapai oleh karyawan (Debby Triasmoro

dalam Jurnal Ilmu Manajemen, revitalisasi,

Vol. 1, Nomor 2, September 2012). Selain

itu, Auditor yang berpengalaman akan

menghasilkan hasil kerja yang maksimal

untuk mencapai tujuan perusahaan yang

diharapkan, dalam hal ini pengalaman

seorang auditor secara langsung

mempengaruhi kinerja. (Menurut Yeni

Kuntari, dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Indonesia 2001). Sehingga Pelatihan,

Kemampuan, dan Pengalaman memiliki

pengaruh yang kuat terhadap Kinerja

auditor sebesar 85,07 % dikarenakan

seorang auditor internal di PT

Telekomunikasi Indonesia, Tbk dalam

menghasilkan kinerja yang maksimal selalu

memperhatikan Pelatihan, Kemampuan,

dan Pengalaman seorang auditor

internal..Sedangkan sisanya sebesar 100%-

85,07% = 14,93% merupakan pengaruh dari

variabel lain yang tidak diteliti diluar

Pelatihan, Kemampuan, dan Pengalaman.

Korelasi Pelatihan, Kemampuan dan

Pengalaman (Uji statistik z)

Untuk menguji apakah variabel

Pelatihan, Kemampuan, dan Pengalaman

mempunyai hubungan positif atau negatif,

maka dilakukan pengujian statistic z

sebagai berikut :

1. Hubungan Antara Pelatihan X1

dengan Kemampuan X2

Ho : β1 = β2 = 0 Artinya tidak terdapat

hubungan positif antara Pelatihan

dengan Kemampuan pada PT

Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Ha : β1≠ β2≠0 Artinya tidak terdapat

hubungan positif antara Pelatihan

dengan Kemampuan pada PT

Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Dengan taraf signifikansi 0,10

Kriteria : -Tolak Ho jika Z-stat > Z-tabel

-Terima Ha jika Z-hitung < Z-tabel

Nilai statistik uji z antara variabel Pelatihan

dan Kemampuan dapat diketahui dari tabel

output berikut:

Tabel

Hasil Uji Hipotesis Variabel X1 dan X2

(Uji Z) Dependent Variable: KINERJA

Method: Least Squares

Date: 05/21/14 Time: 02:19

Sample: 1 30

Included observations: 30

Variable Coefficient

C -0.094355

PELATIHAN 0.315254

KEMAMPUAN 0.799780

R-squared 0.768103

Adjusted R-squared 0.750926

S.E. of regression 0.315379

Sum squared resid 2.685518

Log likelihood -6.368300

F-statistic 44.71554

Prob(F-statistic) 0.000000

Berdasarkan tabel output di atas,

dapat diketahui nilai R-squared sebesar

0,7681, maka nilai r adalah √𝑅 − 𝑆𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒𝑑

= √0,7681 = 0,87. Dengan p0 = 0 dan n =

30. Maka perhitungan untuk nilai z adalah:

𝑍 = √𝑛 − 3

2 𝐼𝑛 ⦋

(1 + 𝑟) ∗ (1 − 𝑝0)

(1 − 𝑟) ∗ (1 + 𝑝0)

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

58 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

𝑍 = √30 − 3

2 𝐼𝑛 ⦋

(1 + 0,87) ∗ (1 − 0)

(1 − 0,87) ∗ (1 + 0)

𝑍 = 3,67 𝐼𝑛 14,38

𝑍 = 9,78

Dari hasil perhitungan di atas

didapat nilai Z yaitu 9,78. Nilai ini akan

dibandingkan dengan nilai Z tabel. Dengan

α = 0,1, Ztabel = Zα/2 = Z0,05 = 1,64. Dari

nilai-nilai di atas, diketahui nilai Z hitung

(9,78) > Z tabel (1,64), sehingga H0 ditolak

dan Ha diterima, nilai Z bertanda positif

menunjukkan hubungan yang terjadi antara

Pelatihan dengan kemampuan adalah

searah, pelatihan mencakup pentingnya

proses Kemampuan. Nilai 9,78

menunjukkan bahwa dengan asumsi

variabel X1 (Pelatihan) konstan artinya

terdapat hubungan positif antara Pelatihan

(X1) dan Kemampuan (X2) di PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dapat

dilihat bahwa Ha diterima, karena Z hitung

sebesar 9,78 berada pada daerah penolakan

Ho, yang berarti bahwa Pelatihan memiliki

hubungan positif dengan Kemampuan pada

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Artinya, apabila sikap Pelatihan yang

dimiliki oleh auditor cukup tinggi, maka

auditor tersebut semakin memiliki

kemampuan dalam menghasilkan kinerja

yang baik.

2. Korelasi Antara Kemampuan X2

dengan Pengalaman X3

Ho : β1 = β2 = 0. Artinya tidak terdapat

hubungan positif antara Kemampuan

dengan Pengalaman pada PT

Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Ha : β1≠ β2≠0. Artinya tidak terdapat

hubungan positif antara Kemampuan

dengan Pengalaman pada PT

Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Dengan taraf signifikansi 0,10

Kriteria : -Tolak Ho jika Z-stat > Z-tabel

-Terima Ha jika Z-hitung < Z tabel

Nilai statistik uji z antara variabel

Kemampuan dan Pengalaman dapat

diketahui dari tabel output berikut:

Tabel

Hasil Uji Hipotesis Variabel X2 dan X3

(Uji Z) Dependent Variable: KINERJA

Method: Least Squares

Date: 05/21/14 Time: 02:20

Sample: 1 30

Included observations: 30

Variable Coefficient

C -0.375692

KEMAMPUAN 0.650424

PENGALAMAN 0.523132

R-squared 0.838443

Adjusted R-squared 0.826476

S.E. of regression 0.263237

Sum squared resid 1.870934

Log likelihood -0.946763

F-statistic 70.06194

Prob(F-statistic) 0.000000

Berdasarkan tabel output di atas,

dapat diketahui nilai R-squared sebesar

0,8384, maka nilai r adalah √𝑅 − 𝑆𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒𝑑

= √0,8384 = 0,91. Dengan p0 = 0 dan n =

30. Maka perhitungan untuk nilai z adalah:

𝑍 = √𝑛 − 3

2 𝐼𝑛 ⦋

(1 + 𝑟) ∗ (1 − 𝑝0)

(1 − 𝑟) ∗ (1 + 𝑝0)

𝑍 = √30 − 3

2 𝐼𝑛 ⦋

(1 + 0,91) ∗ (1 − 0)

(1 − 0,91) ∗ (1 + 0)

𝑍 = 3,67 𝐼𝑛 21,22

𝑍 = 11,21

Dari hasil perhitungan di atas

didapat nilai Z yaitu 11,21. Nilai ini akan

dibandingkan dengan nilai Z tabel. Dengan

α = 0,1, Ztabel = Zα/2 = Z0,005 = 1,64. Dari

nilai-nilai di atas, diketahui nilai Z hitung

(11,21) > Z tabel (1,64), sehingga H0

ditolak dan Ha diterima, nilai Z bertanda

positif menunjukkan hubungan yang terjadi

antara Kemampuan dengan Pengalaman

adalah searah, kemampuan mencakup

pentingnya proses pengalaman. Nilai 11,21

menunjukkan bahwa dengan asumsi

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

59 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

variabel X2 (Kemampuan) konstan artinya

terdapat hubungan positif antara

kemampuan (X2) dan Pengalaman (X3) di

PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dapat

dilihat bahwa Ha diterima, karena Z hitung

sebesar 11,21 berada pada daerah

penolakan Ho, yang berarti bahwa

kemampuan memiliki hubungan positif

dengan pengalaman pada PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Artinya,

apabila kemampuan yang dimiliki oleh

auditor internal cukup tinggi, maka auditor

tersebut semakin memiliki pengalaman

yang cukup baik untuk menghasilkan

kinerja yang maksimal.

Pengaruh Pelatihan, Kemampuan dan

Pengalaman Terhadap Kinerja

Karyawan (Uji Statistik t)

Uji t-stat dilakukan untuk

mengetahui signifikansi masing-masing

variabel bebas dalam mempengaruhi

variabel tidak bebas. Dalam uji ini, suatu

koefisien disebut signifikan secara statistik

jika t-stat berada pada daerah kritis yang

dibatasi oleh nilai t-tabel sesuai dengan

tingkat signifikansi tertentu.

a. Pengaruh Pelatihan Terhadap

Kinerja audit Secara Parsial (Uji

Statistik t).

Berdasarkan tabel di atas, dapat

diketahui nilai t hitung untuk Pelatihan

sebesar 1,463. Nilai ini akan dibandingkan

dengan nilai t tabel pada tabel distribusi t.

Dengan α=0,1, df=n-k-1=30-2-1=27, untuk

pengujian dua sisi diperoleh nilai t tabel

sebesar ± 1,314. Diketahui bahwa t hitung

untuk X1 sebesar 1,463 berada diluar kedua

nilai t tabel (-1,314 dan 1,314), maka Ho

ditolak artinya pelatihan secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap kinerja

auditor. Dapat dilihat bahwa Ho diterima,

karena thitung sebesar 1,463 berada pada

daerah penolakan Ho, yang berarti bahwa

pelatihan secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap kinerja auditor pada PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang ada di

wilayah Bandung. Artinya, apabila

pelatihan yang dimiliki oleh auditor cukup

tinggi, maka auditor tersebut mampu dalam

menghasilkan kinerja yang maksimal.

b. Pengaruh Kemampuan Terhadap

Kinerja audit Secara Parsial (Uji

Statistik t).

Ho : β2= 0 Kemampuan secara parsial

tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja

Ha : β2≠0 Kemampuan secara parsial

berpengaruh signifikan

terhadap kinerja

Dengan taraf signifikansi 0,1

Kriteria : Tolak Ho jika t hitung lebih besar

dari t tabel, terima dalam hal lainnya

Berdasarkan tabel di atas, dapat

diketahui nilai t hitung untuk kemampuan

sebesar 5,057. Nilai ini akan dibandingkan

dengan nilai t tabel pada tabel distribusi t.

Dengan α=0,1, df=n-k-1=30-2-1=27, untuk

pengujian dua sisi diperoleh nilai t tabel

sebesar ± 1,314. Diketahui bahwa t hitung

untuk X2 sebesar 5,057 berada diluar kedua

nilai t tabel (-1,314 dan 1,314), maka Ho

ditolak artinya kemampuan secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap kinerja

auditor. Dapat dilihat bahwa Ho diterima,

karena thitung sebesar 5,057 berada pada

daerah penolakan Ho, yang berarti bahwa

Kemampuan secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap Kinerja auditor pada

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang

ada di wilayah Bandung. Artinya, apabila

Kemampuan yang dimiliki oleh auditor

cukup tinggi, maka auditor tersebut

semakin mampu dalam menghasilkan

kinerja yang maksimal.

c. Pengaruh pengalaman auditor

Terhadap Kinerja audit Secara

Parsial (Uji Statistik t).

Ho : β2= 0 Pengalaman secara parsial

tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja

Ha : β2≠0 Pengalaman secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap kinerja

Dengan taraf signifikansi 0,1

Kriteria : Tolak Ho jika t hitung lebih besar

dari t tabel, terima dalam hal lainnya

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

60 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui

nilai t hitung untuk Pengalaman sebesar

3,793. Nilai ini akan dibandingkan dengan

nilai t tabel pada tabel distribusi t. Dengan

α=0,1, df=n-k-1=30-2-1=27, untuk

pengujian dua sisi diperoleh nilai t tabel

sebesar ± 1,314. Diketahui bahwa t hitung

untuk X3 sebesar 3,793 berada diluar kedua

nilai t tabel (-1,314 dan 1,314), maka Ho

ditolak artinya kemampuan secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap kinerja

auditor. Dapat dilihat bahwa Ho diterima,

karena thitung sebesar 3,793 berada pada

daerah penolakan Ho, yang berarti bahwa

Pengalaman secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap Kinerja auditor pada

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang

ada di wilayah Bandung. Artinya, apabila

Pengalaman yang dimiliki oleh auditor

cukup tinggi, maka auditor tersebut

semakin mampu dalam menghasilkan

kinerja yang maksimal.

Uji F-Statistik

Dari hasil analisis menunjukkan

bahwa F-hitung (F-Statistik)

sebesar 49,395 dan F-Tabel (0,1;3;27)

adalah 2,298 dengan demikian F-Hitung

(49,395) > F-Tabel (2,298), sehingga H0

diterima dan Ha ditolak, artinya terdapat

pengaruh simultan yang signifikan dari

Pelatihan (X1), Kemampuan (X2), dan

Pengalaman (X3) terhadap Kinerja (variabel

Y). Dapat dilihat bahwa Ho ditolak, karena

Fhitung sebesar 49,395 berada pada daerah

penolakan Ho, yang menunjukkan bahwa

Pelatihan, Kemampuan, dan Pengalaman

secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap Kinerja auditor. Artinya, apabila

Pelatihan, Kemampuan, dan Pengalaman

Auditor cukup tinggi maka kinerja auditnya

bagus.

5. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang

pengaruh pelatihan, kemampuan, dan

pengalaman terhadap kinerja pada PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk., maka

peneliti mengambil kesimpulan bahwa :

1. Pelatihan auditor pada PT

Telekomunikasi Indonesia,Tbk.

memiliki pengaruh secara parsial

terhadap kinerja, hal ini dapat dilihat

bahwa H0 diterima, karena thitung

sebesar 1,463 berada pada daerah

penolakan H0, yang berarti bahwa

pelatihan secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap kinerja auditor

pada PT. Telekomunikasi Indonesia,

Tbk. Artinya, apabila pelatihan yang

dimiliki oleh auditor cukup tinggi,

maka auditor tersebut mampu dalam

menghasilkan kinerja yang maksimal.

2. Kemampuan auditor pada PT

Telekomunikasi Indonesia,Tbk.

memiliki pengaruh secara parsial

terhadap kinerja, hal ini dapat dilihat

bahwa Ho diterima, karena thitung

sebesar 5,057 berada pada daerah

penolakan H0, yang berarti bahwa

Kemampuan secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap

Kinerja auditor pada PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Artinya, apabila Kemampuan yang

dimiliki oleh auditor cukup tinggi,

maka auditor tersebut semakin mampu

dalam menghasilkan kinerja yang

maksimal.

3. Pengalaman auditor pada PT

Telekomunikasi Indonesia,Tbk.

memiliki pengaruh secara parsial

terhadap kinerja, hal ini dapat dilihat

bahwa Ho diterima, karena thitung

sebesar 3,793 berada pada daerah

penolakan H0,yang berarti bahwa

Pengalaman secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap

Kinerja auditor pada PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Artinya, apabila Pengalaman yang

dimiliki oleh auditor cukup tinggi,

maka auditor tersebut semakin mampu

dalam menghasilkan kinerja yang

maksimal.

4. Pelatihan, Kemampuan, dan

Pengalaman secara simultan

memberikan pengaruh terhadap

variabel Kinerja auditor secara

simultan sebesar 85,07%, ini

merupakan Pelatihan adalah suatu

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

61 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

proses dimana orang-orang mencapai

kemampuan tertentu untuk membantu

mencapai tujuan organisasi (Mathis

2006:301). Dan juga kemampuan kerja

pada dasarnya sangat berpengaruh

terhadap hasil kerja yang dicapai oleh

karyawan (Debby Triasmoro dalam

Jurnal Ilmu Manajemen, revitalisasi,

Vol. 1, Nomor 2, September 2012).

Selain itu, Auditor yang

berpengalaman akan menghasilkan

hasil kerja yang maksimal untuk

mencapai tujuan perusahaan yang

diharapkan, dalam hal ini pengalaman

seorang auditor secara langsung

mempengaruhi kinerja. (Menurut Yeni

Kuntari, dalam Jurnal Ekonomi dan

Bisnis Indonesia 2001). Sehingga

Pelatihan, Kemampuan, dan

Pengalaman memiliki pengaruh yang

kuat terhadap Kinerja auditor

dikarenakan seorang auditor internal di

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

dalam menghasilkan kinerja yang

maksimal selalu memperhatikan

Pelatihan, Kemampuan, dan

Pengalaman seorang auditor internal.

Daftar Pustaka

Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing Petunjuk

Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh

Akuntan Publik , Jilid 1, Edisi

Keempat.Jakarta: Salemba Empat.

Byars, Lloyd L., Rue, Leslie W (2005).

Human Resource Management.

Ninth Edition. New York :

McGraw Hill.

Damodar N. Gujarati, 2003 . “Basic

Econometrics” fourth edition. New

York : McGraw-Hill.

Dessler, Gary. 2006. Manajemen SDM

buku 1. Jakarta : Indeks

Gerhart, H & Hollenback, J.R. & Noe,

Raymond A. & Wright, P.M. 2008.

Human Resource Management.

McGraw-Hill. New York:

McGraw-Hill.

Ivancevich, John M. 2007. “Perilaku Dan

Manajemen Organisasi”, Jakarta :

Erlangga.

Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo. 2005.

Perilaku Organisasi, buku 1 dan 2,

Jakarta : Salemba Empat.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009.

“Evaluasi Kinerja Sumber Daya

Manusia”, Bandung : Refika

Aditama.

Mathis, Robert L. dan John H. Jackson.

2006. Manajemen Sumber Daya

Manusia, Edisi Pertama Salemba

Empat, Jakarta.

Mitchel, T. R. dan Larson.(2008).People

and Organization; An Introduction

to Organizational Behavior,

Singapore: Mc Graw Hill Inc.

Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen

Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Agung Media.

Noe, Raymond A., Hollenbeck, John R.,

Gerhart, Barry., & Wright, Patrick

M. 2010. Manjemen Sumber Daya

Manusia: Mencapai Keunggulan

Bersaing. (Edisi 6, Jilid 1). Jakarta:

Salemba Empat.

Rivai, Veithzal. 2008.Manajemen Sumber

Daya Manusia untuk

Perusahaan.Jakarta: PT.Raja

Grafindo Persada.

Rivai, Veithzal. 2009. Performance

Appraisal Sistem Yang Tepat

Untuk Menilai Kinerja Karyawan

Dan Meningkatkan Daya Saing

Perusahaan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Robbins, Stephen P., Timothy A. Judge.

2006. “Perilaku Organisasi”,

Jakarta : Salemba Empat.

Sedarmayanti dan Hidayat Syarifudin.

2013. Metodologi Penelitian.

Bandung : Mandar Maju

Snell,Scott.,Bohlander,George.2010.Princi

ples of Human Resource Management,Edisi 15.

Soelaiman.2007.Manajemen

Kinerja.Langkah Efektif untuk

Membangun, Mengendalikan dan

Evaluasi Kerja, Cetakan Kedua,

Jakarta: PT.Intermedia Personalia

Utama.

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

62 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis.

Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2006. Statistika Untuk

Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian.

Bandung : Alfabeta.

Supangat, Andi. 2007.Statistika dalam

Kajian Deskriftif, Inferensi dan

Non parametrik. Edisi Pertama.

Jakarta:Kencana Prenada Media

Group.

Sutrisno , Edy.2009.Manajemen Sumber

Daya Manusia.Jakarta: Kencana.

Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Jakarta: PT Prenada

Media Group.

Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian

untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.

Jakarta : Gramedia Pustaka.

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

63 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA SEKOLAH

TERHADAP KEPUASAN SISWA PADA SMK SWASTA

KABUPATEN SUBANG

Oleh :

Siti Habibah

Kartib Bayu

ABSTRAK

Kualitas pelayanan merupakan hal yang penting untuk sebuah sekolah. Hal ini

berdampak pada citra sekolah. Sekolah yang dapat memberikan kualitas pelayanan yang baik

maka berdampak pada citra yang baik pula. Dengan terbentuknya kualitas pelayanan dan citra

sekolah yang baik maka menimbulkan kepuasan terhadap siswa.

Tujuan dari penelitian ini adalah 1). untuk mengetahui gambaran mengenai kualitas

pelayanan, citra sekolah dan kepuasan siswa pada SMK Swasta di Kabupaten Subang, 2) untuk

mengetahui hubungan kualitas pelayanan dengan citra sekolah SMK Swasta di Kabupaten

Subang, 3) untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan siswa pada SMK

Swasta di Kabupaten Subang, 4) untuk mengetahui pengaruh citra sekolah terhadap kepuasan

siswa pada SMK Swasta di Kabupaten Subang dan 5) untuk mengetahui apakah terdapat

pengaruh antara kualitas pelayanan dan citra sekolah terhadap kepuasan siswa SMK Swasta di

Kabupaten Subang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan

verifikatif. Populasi penelitian ini berjumlah 2.209 siswa dan teknik penarikan sampel

menggunakan teknik pendekatan slovin sehingga diperoleh 100 responden. Metode analisis data

menggunakan analisis jalur (path analysis) dengan menggunakan software Lisrel 8.8.

Hasil analisis jalur menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan dan citra sekolah memiliki

hubungan yang kuat sebesar 78%. Kualitas pelayanan dan citra sekolah secara bersama-sama

berpengaruh terhadap kepuasan siswa sebesar 72,93%. Kualitas pelayanan dalam meningkatkan

kepuasan siswa memiliki pengaruh yang signifikan, dalam hal ini kepuasan siswa dipengaruhi

oleh kualitas pelayanan sebesar 57,38%. Sedangkan, citra sekolah dalam meningkatkan

kepuasan siswa termasuk dalam kategori rendah sebesar 15,55%. Meskipun citra sekolah masuk

dalam kategori rendah, tetapi kepuasan siswa salah satunya masih dipengaruhi oleh citra

sekolah. Selain itu, ada faktor lain yang secara tidak langsung mempengaruhi kepuasan siswa

diluar variabel kualitas pelayanan dan citra sekolah sebesar 27,07%.

Kata kunci : kualitas pelayanan, citra sekolah dan kepuasan siswa.

ABSTRACT

Quality of service is crucial to a school. This will have an impact on the image of the

school. The school can provide a good quality of service then it will have an impact on the

image anyway. With the formation of the service quality and the image of a good school then it

will give rise to the satisfaction of the students.

The purpose of this research is 1) to know the description of the service quality, the

image of the school and student satisfaction at private SMK Subang Regency, 2) to know the

quality of service relationship with the image of the school at private SMK Subang Regency, 3)

to know the influence of the quality of service of student satisfaction at private SMK Subang

Regency, 4) to know the influence of the image of the school to the student satisfaction at

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

64 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

private SMK Subang Regency and 5) to find out whether there is influence between service

quality and the image of the school to the student satisfaction at Private SMK Subang Regency.

The methods used in this research is descriptive and analytical methods verification. The total

population of this research is 2.209 students and technique draw samples using the technique

approaches slovin so obtained 100 respondents. Data analysis using the method of path

analysis (path analysis) and using software Lisrel 8.8.

Results of path analysis concluded that the quality of service and the image of the

school have a strong relationship of 78%. Quality of service and the image of schools together

have an effect on student satisfaction of 72,93%. Quality of service in improving student

satisfaction has significant effects. In this case, the student satisfaction is influenced by the

quality of service of 57,38%. Meanwhile, the image of schools in improving student satisfaction

is included in the low category. Although the image of the school belongs to the category of low

student satisfaction 15,55%, but one of them is still influenced by the image of the school. In

addition, there are other factors that indirectly affect student satisfaction outside the variable

quality of service and the image of the school of 27,07%.

Keywords: quality of service, the image of the school and student satisfaction.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hal yang sangat

penting bagi setiap masyarakat dalam

meningkatkan kecerdasan dan kemajuan

suatu bangsa. Pendidikan dapat membantu

masyarakat meningkatkan kemampuannya

dalam menghadapi persaingan yang

kompetitif. Untuk menghadapi persaingan,

pemerintah mensosialisasikan program

SMK BISA. Program SMK BISA

merupakan sebuah program yang dirancang

untuk dapat menciptakan sumber daya

manusia yang siap dan berkualitas, selain

itu dapat membantu pemerintah dalah

mengatasi tingkat pengangguran yang ada

di Indonesia.

Kebutuhan akan lulusan SMK yang terus

meningkat sehingga membuka peluang bagi

pihak Swasta untuk ikut berpartisipasi

dalam usaha penyelenggaraan pendidikan

dalam menawarkan jasa pendidikan yang

akan menciptakan lulusan SDM yang

berkualitas, namun semakin banyaknya

sekolah Swasta yang bergerak dibidang

kejuruan maka persaingan dalam

memberikan jasa pendidikan pun semakin

ketat.

keberhasilan sebuah sekolah dalam

memberikan pendidikan dapat di ukur dari

kepuasan siswanya dimana kepuasan

pelanggan jasa pendidikan adalah salah satu

faktor penentu keberhasilan kompetisi

pendidikan. Dalam hal ini, pelayanan yang

memberikan rasa aman dan nyaman,

penerimaan informasi yang lengkap dan

jelas serta kepuasan dalam pelayanan yang

baik yang diberikan oleh staf dan tenaga

pengajar sehingga tercipta kepuasan dalam

diri siswanya.

Selain jumlah siswa yang tidak merata pada

setiap sekolah, terdapat permasalahan lain

yang berhubungan dengan kualitas

pelayanan seperti bangunan sekolah yang

tidak layak, kebersihan dan keamanan

sekolah, fasilitas belajar yang tidak

lengkap dan staf pengajar yang tidak

professional. Banyaknya sekolah SMK

Swasta di Kabupaten Subang yang

membuka program keahlian yang berbeda-

beda dengan kualitas pelayanan yang

berbeda membuat citra sekolah SMK

Swasta di Kabupaten Subang menurun.

Pada umumnya masyarakat sudah memiliki

referensi tentang keberadaan sekolah

kejuruan Swasta. Hal ini memunculkan

tanggapan adanya sekolah kejuruan Swasta

yang kebanjiran peminat. Referensi

masyarakat tersebut didasarkan pada

berbagai kriteria seperti kualitas tenaga

pengajar, kualitas program keahlian, rasa

bangga terhadap sekolah dan keunggulan-

keunggulan lainnya.

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

65 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui gambaran mengenai

kualitas pelayanan, citra sekolah dan

kepuasan siswa pada SMK Swasta di

Kabupaten Subang.

2. Untuk mengetahui seberapa besar

hubungan kualitas pelayanan dengan

citra sekolah pada SMK Swasta di

Kabupaten Subang.

3. Untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh kualitas pelayanan terhadap

kepuasan siswa pada SMK Swasta di

Kabupaten Subang.

4. Untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh citra sekolah terhadap

kepuasan siswa pada SMK Swasta di

Kabupaten Subang.

5. Untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh antara kualitas pelayanan dan

citra sekolah terhadap kepuasan siswa

SMK Swasta di Kabupaten Subang.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Kajian Pustaka

1. Kualitas pelayanan

Menurut Jasfar (2009:47) kualitas jasa

merupakan bagaimana tanggapan

konsumen terhadap jasa yang

dikonsumsi atau yang dirasakannya.

Parasuraman (1988) mengemukakan

lima dimensi kualitas jasa. Kelima

dimensi tersebut adalah realibility

(kehandalan), responsiveness (daya

tanggap), Assurance (Jaminan),

Empathy (Empati) dan Tangible

(Produk-produk Fisik).

a. Reliability (kehandalan), yaitu

kemampuan untuk memberikan

pelayanan yang dijanjikan dengan

tepat (accurately) dan kemampuan

untuk dipercaya (dependably),

terutama memberikan jasa secara

tepat waktu (ontime), dengan cara

yang sama sesuai dengan jadwal

yang telah dijanjikan dan tanpa

melakukan kesalahan.

b. Responsiveness (daya tanggap),

yaitu kemauan atau keinginan para

karyawan untuk membantu dan

memberikan jasa yang

dibutuhkankonsumen.Membiarkan

konsumen menunggu, terutama

tanpa alasan yang jelas akan

menimbulkan kesan negative yang

tidak seharusnya terjadi.Kecuali

apabila kesalahan ini ditanggapi

dengan cepat,maka bisa menjadi

sesuatu yang berkesan dan menjadi

pengalaman yang menyenangkan.

c. Assurance (Jaminan), meliputi

pengetahuan, kemampuan ramah,

sopan, dan sifat dapat dipercaya

dari kontak personel untuk

menghilangkan sifat keragu-raguan

konsumen dan merasa terbebas dari

bahaya dan resiko.

d. Empathy (empati), yang meliputi

sikap kontak personel maupun

perusahaan untuk memahami

kebutuhan maupun kesulitan,

konsumen, komunikasi yang baik,

perhatian pribadi, kemudahan

dalam melakukan komunikasi atau

hubungan.

e. Tangible (produk-produk fisik),

tersedianya fasilitas fisik,

perlengkapan dan sarana

komunikasi , dan lain-lain yang

dapat dan harus ada dalam proses

jasa. Penilaian terhadap dimensi ini

dapat diperluas dalam bentuk

hubungan dengan konsumen lain

pengguna jasa.

2. Citra sekolah

Gronroos (1990) dalam Jasfar

(2009:184) mendefinisikan citra

sebagai representasi penilaian-

penilaian dari konsumen, baik

konsumen yang potensial maupun

konsumen yang kecewa, termasuk

kelompok-kelompok lain yang

berkaitan dengan perusahaan.

Menurut Shirley Harrison (1995 :71)

dalam mulyana dalam bukunya Public

Relation: Citra suatu organisasi

terbentuk membentuk 4 elemen yaitu:

a. Personality

Personality adalah keseluruhan

karakteristik perusahaan yang

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

66 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

dipahami publik sasaran

(pengetahuan yang dimiliki oleh

publik mengenai perusahaan),

seperti perusahaan yang dapat

dipercaya, perusahaan yang

memiliki tanggung jawab sosial.

b. Reputation

Reputation adalah persepsi publik

mengenai tindakan-tindakan

organisasi yang telah berlalu dan

prospek organisasi dimasa datang.

Tentunya dibandingkn dengan

organisasi sejenis atau pesaing.

Reputasi terkait dengan hal yang

telah dilakukan perusahaan dan

diyakini publik sasaran berdasarkan

pengalaman sendiri maupun pihak

lain.

c. Value

Value adalah nilai-nilai yang

dimiliki suatu perusahaan dengan

kata lain budaya perusahaan seperti

sikap manajemen yang peduli

terhadap pelanggan, karyawan yang

cepat tanggap terhadap permintaan

maupun keluhan pelanggan.

d. Corporate Identity

Corporate identity adalah

komponen-komponen yang

mempermudah pengenalan

publik sasaran terhadap

perusahaan seperti logo, warna

dan slogan. 3. Kepuasan siswa

Menurut Kotler dan Keller (2009:138)

kepuasan/ketidakpuasan pelanggan

adalah perasaan senang atau kecewa

seseorang yang muncul setelah

membandingkan antara

persepsi/kesannya terhadap kinerja

(atau hasil) suatu produk dan harapan-

harapannya.

Menurut Kotler dalam Tjiptono

(1997:146) aspek-aspek kepuasan

pelanggan yang dapat dijadikan untuk

mengukur pelayanan yang diberikan

perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Pelayanan yang memberikan rasa

aman dan nyaman Pelayanan yang

baik ditunjukan banyak hal seperti

adanya rasa aman dan nyaman bagi

pelanggan. Pelanggan yang

merasakan nyaman dalam

menggunakan layanan suatu

perusahaan akan cenderung merasa

puas dengan pelayanan tersebut.

b. Penerimaan informasi yang

lengkap dan jelas

Informasi yang lengkap dan jelas

merupakan salah satu faktor yang

dapat memberikan rasa puas bagi

pelanggan. Informasi tersebut

menyangkut banyak hal seperti jam

pelayanan, informasi mengenai

produk atau jasa yang ditawarkan

perusahaan. Apabila perusahaan

memberikan informasi yang jelas

dan lengkap, maka pelanggan akan

merasa puas. Sebaliknya, informasi

yang kurang jelas dapat membuat

pelanggan merasa bingung

sehingga membuatnya menjadi

kurang puas atas pelayanan yang

diberikan perusahaan.

c. Kepuasan terhadap pelayanan yang

diberikan para staf dan karyawan

Kepuasan pelanggan merupakan

akumulasi pengalaman pembelian

pelanggan dan pengalaman

konsumsi Kepuasan pelanggan

dipengaruhi oleh dua faktor

pengharapan dan kinerja jasa yang

dialami. Kinerja yang dirasakan

dipengaruhi oleh persepsi

pelanggan terhadap kualitas

layanan, campuran pemasaran,

nama merek dan citra perusahaan.

Kepuasan pelanggan telah menjadi

indikator penting kualitas dan

revenue mendatang. Kepuasan

pelanggan tersebut salah satunya

terkait dengan pelayanan yang

diberikan oleh para karyawan atau

staf perusahaan kepada para

pelangganya.

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

67 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Kerangka Pemikiran

Hipotesis

1. Kualitas pelayanan, citra sekolah dan

kepuasan siswa pada SMK Swata

Kabupaten Subang sudah baik.

2. Kualitas pelayanan berhubungan

dengan citra sekolah pada SMK Swata

Kabupaten Subang.

3. Kualitas pelayanan berpengaruh

terhadap kepuasan siswa pada SMK

Swata Kabupaten Subang

4. Citra sekolah berpengaruh terhadap

kepuasan siswa pada SMK Swata

Kabupaten Subang.

5. Kualitas pelayanan dan citra sekolah

berpengaruh terhadap kepuasan siswa

SMK Swata Kabupaten Subang.

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat Penelitian

Tempat dalam penelitian ini SMK Swasta

Kabupaten Subang (SMK Bina Putera,

SMK Pasundan dan SMK PGRI).

Sumber Data

Dalam penelitian ini menggunakan data

primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh melalui observasi dan wawancara

menggunakan kuesioner kepada siswa-siswi

SMK Bina Putera, SMK Pasundan dan

SMK PGRI. Data sekunder diperoleh dari

hasil bacaan buku-buku, internet, dan dari

dokumen-dokumen dinas pendidikan dan

sekolah yang dijadikan objek penelitian

sebagai pelengkap data/informasi dalam

melakukan penelitian.

Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

SMK Swasta yang ada di Kabupaten

Subang sebanyak 60 SMK dengan jumlah

17.039 siswa. Jumlah sub populasi

menggunakan sampel stratified random

samping sebanyak 3 SMK (SMK Bina

Putera, SMK Pasundan dan SMK PGRI).

Jumlah sampel yang digunakan sebagai

responden adalah sebanyak 100 siswa yang

ditentukan menggunakan rumus slovin dan

untuk alokasi responden setiap sekolah

menggunakan teknik proporsional. SMK

Bina Putera Subang 6 responden, SMK

Pasundan 17 responden dan SMK PGRI 75

Responden.

Teknik Pengujian Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian survei yang

dilakukan dengan menyebarkan daftar

pernyataan kepada siswa/siswi yang berada

pada SMK yang di jadikan sampel ( SMK

Bina Putera, SMK Pasundan dan SMK

PGRI Kabupaten Subang ). Kuisioner yang

disebarkan sudah diuji tingkat validitas dan

reliabilitasnya. Uji kuisioner dilakukan

dengan menguji coba kuisioner ke 30

responden dan hasil dari kuisioner adalah

valid dan reliabel. Pengukuran untuk

kuisioner yang disebarkan menggunakan

skala likert. Responden ditanya dengan

pernyataan dengan jawaban sangat setuju

point 5, setuju point 4, ragu-ragu point 3,

tidak setuju point 2 dan sangat tidak setuju

point 1.

Kualitas Pelayanan (X1)

1. Wujud Fisik (Tangible)

2. Kehandalan (Reliability)

3. Daya Tanggap (Responsiveness)

4. Jaminan (Assurance)

5. Empati (Empathy)

Parasuraman (1988) dalam Jasfar (2009:50)

Citra Sekolah (X2)

1. Personality

2. Reputation

3. Value

4. Corporate Identity

Shirley Harisson (1995:71)

Kepuasan Siswa (Y)

1. pelayanan yang memberikan

rasa aman dan nyaman

2. Penerimaan informasi yang

lengkap dan jelas

3. Kepuasan terhadap pelayanan

yang diberikan pada staff dan karyawan

Tjiptono (1997:146)

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

68 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Uji Validitas

Uji Reliabilitas

Butir Pernyataan Koefisien Validitas Nilai Kritis Keterangan

Item 1 0.583 0.3 Valid

Item 2 0.411 0.3 Valid

Item 3 0.523 0.3 Valid

Item 4 0.505 0.3 Valid

Item 5 0.740 0.3 Valid

Item 6 0.553 0.3 Valid

Item 7 0.698 0.3 Valid

Item 8 0.466 0.3 Valid

Item 9 0.663 0.3 Valid

Item 10 0.569 0.3 Valid

Item 11 0.398 0.3 Valid

Item 12 0.723 0.3 Valid

Item 13 0.674 0.3 Valid

Item 14 0.643 0.3 Valid

Item 15 0.316 0.3 Valid

Item 16 0.616 0.3 Valid

Item 17 0.678 0.3 Valid

Item 18 0.752 0.3 Valid

Item 19 0.704 0.3 Valid

Kualitas Pelayanan

Butir Pernyataan Koefisien Validitas Nilai Kritis Keterangan

Item 1 0.775 0.3 Valid

Item 2 0.633 0.3 Valid

Item 3 0.403 0.3 Valid

Item 4 0.612 0.3 Valid

Item 5 0.666 0.3 Valid

Item 6 0.707 0.3 Valid

Item 7 0.620 0.3 Valid

Item 8 0.401 0.3 Valid

Item 9 0.771 0.3 Valid

Item 10 0.664 0.3 Valid

Item 11 0.565 0.3 Valid

Item 12 0.467 0.3 Valid

Item 13 0.490 0.3 Valid

Item 14 0.445 0.3 Valid

Citra Sekolah

Butir Pernyataan Koefisien Validitas Nilai Kritis Keterangan

Item 1 0.730 0.3 Valid

Item 2 0.830 0.3 Valid

Item 3 0.748 0.3 Valid

Item 4 0.661 0.3 Valid

Item 5 0.759 0.3 Valid

Item 6 0.507 0.3 Valid

Item 7 0.685 0.3 Valid

Item 8 0.497 0.3 Valid

Item 9 0.689 0.3 Valid

Item 10 0.807 0.3 Valid

Kepuasan Siswa

Kualitas Pelayanan

Koefisien Reliabilitas rs Tabel Kesimpulan

Item 1

Item 2

Item 3

Item 4

Item 5

Item 6

Item 7

Item 8

Item 9

Item 10

Item 11

Item 12

Item 13

Item 14

Item 15

Item 16

Item 17

Item 18

Item 19

Butir PernyataanReliabilitas

0.944 0.7 Reliabel

Citra Sekolah

Koefisien Reliabilitas rs Tabel Kesimpulan

Item 1

Item 2

Item 3

Item 4

Item 5

Item 6

Item 7

Item 8

Item 9

Item 10

Item 11

Item 12

Item 13

Item 14

Butir PernyataanReliabilitas

0.884 0.7 Reliabel

Kepuasan Siswa

Koefisien Reliabilitas rs Tabel Kesimpulan

Item 1

Item 2

Item 3

Item 4

Item 5

Item 6

Item 7

Item 8

Item 9

Item 10

0.911 0.7 Reliabel

Butir PernyataanReliabilitas

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

69 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Pengujian Hipotesis

Model Analisis Jalur

Persamaan Struktur Hasil Lisrel

Hubungan Kualitas Pelayanan dan Citra

Sekolah

hubungan antara kualitas pelayanan (X1)

dangan citra sekolah (X2) sebesar 0.78 dan

masuk dalam kategori kuat. kualitas

pelayanan memiliki hubungan positif

dengan citra sekolah.

Uji Statistik t

1. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap

Kepuasan

Hasil perbandingan thitung yang

diperoleh dengan nilai tabel adalah thitung

lebih besar dari Ttabel (8.061 > 1. 984). Hasil

uji berdasarkan data sampel yang dilakukan

menyatakan penolakan terhadap H0 atau

dengan kata lain menerima H1. Jadi dapat

disimpulkan hasil uji yang diperoleh adalah

terdapat pengaruh yang bermakna

(signifikan) dari kualitas pelayanan

terhadap kepuasan siswa .

2. Pengaruh Citra Sekolah Terhadap

Kepuasan

Hasil perbandingan thitung yang

diperoleh dengan nilai tabel adalah thitung

lebih besar dari ttabel (2.449 > 1. 984). Hasil

uji berdasarkan data sampel yang dilakukan

menyatakan penolakan terhadap H0 atau

dengan kata lain menerima H1. Jadi dapat

disimpulkan hasil uji yang diperoleh adalah

terdapat pengaruh yang bermakna

(signifikan) dari citra sekolah terhadap

kepuasan siswa.

Uji Statistik F

Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Citra

Sekolah Terhadap Kepuasan Siswa

Karena nilai Fhitung = 130.467 > Ftabel =

3.09 maka keputusan uji adalah hipotesis

nol ditolak. Hasil uji dapat disimpulkan

bahwa untuk variabel kualitas pelayanan

dan citra sekolah secara bersama-sama

mempengaruhi kepuasan siswa.

Y= 0.68214*X1 + 0.20725*X2, Errorvar.= 0.27091 R2=0.72909

(0.084620) (0.084620) (0.038901)

8.06118 2.44920 6.96419

Hipotesis Koefisien

Jalur Thitung Ttabel Hasil Kesimpulan

Kualitas pelayanan

terhadap kepuasan

siswa

0.68 8.061 1.984 Signifikan

H0 ditolak,

terdapat pengaruh

kualitas

pelayanan

terhadap

kepuasan siswa

Hipotesis Koefisien

Jalur Thitung Ttabel Hasil Kesimpulan

Citra sekolah

terhadap kepuasan

siswa

0.21 2.449 1. 984 Signifikan

H0 ditolak,

terdapat pengaruh

citra sekolah

terhadap

kepuasan siswa

Variabel FHitung FTabel Keterangan

Kualitas pelayanan dan

citra skeolah 130.467 3.09 Signifikan

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

70 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Besarnya Koefisien Jalur Variabel Kualitas

Pelayanan Dan Citra Sekolah Terhadap

Kepuasan Siswa

Pengaruh secara bersama-sama

kualitas pelayanan dan citra sekolah

terhadap kepuasan siswa atau nilai

koefisien determinansi sebesar 72.93%,

sedangkan sisanya sebesar (100% -

72.93%) = 27.07 % dipengaruhi oleh faktor

lain.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kualitas pelayanan pada SMK

Swata di Kabupaten Subang secara

keseluruhan sudah baik namun untuk dapat

bertahan menghadapi persaingan yang

semakin ketat, pengelola SMK harus dapat

meningkatkan kualitas pelayanan seperti

perlengkapan fasilitas sekolah,

meningkatkan kedisiplinan dan

profesionalitas karyawan dan staf pengajar,

serta cepat dan tanggap dalam

menyelasaikan keluhan siswa. selain itu,

untuk menciptakan citra sekolah yang baik

di mata siswa agar siswa tersebut merasa

puas terhadap sekolahnya maka SMK harus

dapat meningkatkan kualitas pendidikan

staf pengajar dan menciptakan kualitas

pendidikan yang berkualitas dengan harga

yang terjangkau sehingga dapat

merekomendasikan sekolah mereka kepada

masyarakat terutama calon siswa yang

akan memasuki dan mengikuti

pendidikan sekolah kejuruan di

Kabupaten Subang. Kualitas pelayanan

dan citra sekolah baik secara parsial

maupun secara simultan memiliki

pengaruh terhadap kepuasan siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari.2003. Manajemen

Pemasaran Dan Pemasaran Jasa.

Bandung : CV Alfabeta.

Aryani,Dwi & Rosinta, Febrina.2010.

Pengaruh Kualitas Layanan

Terhadap Kepuasan Pelanggan

Dalam Membetuk Loyalitas

Pelanggan. Jurnal Ilmu

Administrasi Dan Organistrasi

Vol.17 No.2

Barata, Atep Adya.2006. Dasar-Dasar

Pelayanan Prima. Jakarta : Gramedia

I Nyoman Rinala, I Made Yudana & I

Nyoman Natajaya. 2013. Pengaruh

Kualitas Pelayanan Akademik

Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas

Mahasiswa Pada Sekolah Tinggi

Pariwisata Nusa Dua Bali. Jurnal

program studi administrasi

pendidikan.

Jasfar, Farida. 2009. Manajemen Jasa.

Bogor : Ghalia Indonesia.

Jekfins,Frank.1995. Public Relation.

Jakarta: Erlangga.

Kriyantono,Rachmat.2008. Public

Relations Writing: Media Public

Relations: Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009.

Manajemen Pemasaran. Edisi Ke

Tiga Belas Jakarta : Erlangga.

Lumpiyoadi,Rambat.2005. Manajemen

Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat

Means – End Model and Synthesis of

Evidence, Journal of Marketing,

Vol 52, July, p.2 – 22

Mulyana,iman. Citra Perusahaan. www.e-

iman.uni.cc [03 Desember 2013]

Poniman, Budhi.2010. Pengaruh Kualitas

Pelayanan Terhadap Kepuasan

Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 4 Klaten. Jurnal Stie Aub

Surakarta.

Qomariah, Nurul.2012. Pengaruh Kualitas

Layanan dan Citra Institusi

Terhadap Kepuasan dan Loyalitas

Pelanggan. Jurnal Aplikasi

Manajemen.

Pengaruh

langsung

Pengaruh tidak

langsung

Total pengaruh

Kualitas pelayanan 46.24 11.14 57.38

Citra sekolah 4.41 11.14 15.55

Total 72.93

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS DAN INOVASI …

71 | H a l a m a n

BIDANG ILMU MANAJEMEN ISSN: 2460 – 089X

Vol. 02 No. 01

Sallis, Edward.2012.Total Quality

Management in Education. Kogan Page :

USA

Sufiyyah,Arrafiatus.2011. Pengaruh

Kualitas Layanan Akademik Dan

Birokrasi Terhadap Kepuasan

Mahasiswa. Jurnal Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri

Semarang Vol.13 No.2.

Sugiyono.2012. Metode Penelitian

Kombinasi (Mixed Methods).

Bandung: Alfabeta

Sutojo,Siswanto.2004. Membangun Citra

Perusahaan. Jakarta: Damar Mulia

pusaka.

Tampubolon.2001. Perguruan Tinggi

Bermutu Paradigma Baru Dan

Manjemen Pendidikan Tinggi

Menghadapi Tantangan Abad Ke

21. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Tjiptono, F. 1997. Service, Quality &

Satisfaction. Yogyakarta:Andi Offset.

Wijaya,David.2012. Pemasaran Jasa

Pendidikan. Jakarta: Salemba Empat.

Yusri,Muhammad.2013.Pengaruh Kualitas

Pelayananterhadap Kepuasan

Pelanggan Gool Futsal Mangga

Dua Surabaya. Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Universitas Surabaya

Vol.2 No.1.

Zahara,Zurni.2005. Pengaruh Kualitas

Pelayanan Terhadap Kepuasan

Mahasiswa Menggunakan

Perpustakaan USU. Jurnal Studi

Perpustakaan Dan Informasi Vol.1

No.1

Zeithaml, Valerie.1988. Consumer

Perceptions of Price, Quality, and Value: A