BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
LANDASAN TEOR
2.1 Kewirausahaan
Kata entrepreneurship yang dahulunya sering diterjemahkan dengan kata
kewiraswastaan akhir-akhir ini diterjemahkan dengan kata kewirausahaan. Entrepreneur
berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprendre yang artinya memulai atau melaksanakan.
Wiraswasta/wirausaha berasal dari kata: Wira: utama, gagah berani, luhur; swa: sendiri; sta:
berdiri; usaha: kegiatan produktif
Dari asal kata tersebut, wiraswasta pada mula-nya ditujukan pada orang-orang yang
dapat berdiri sendiri. Di Indonesia kata wiraswasta sering diartikan sebagai orang-orang yang
tidak bekerja pada sektor pemerintah yaitu; para pedagang, pengusaha, dan orang-orang yang
bekerja di perusahaan swasta, sedangkan wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai
usaha sendiri.
Yaghoobi, Salarzehi, Aramesh dan Akbari (2010) menyatakan bahwa wirausahawan
adalah orang yang berani membuka kegiatan produktif yang mandiri. Jong and Wennekers
(2008) menyatakan bahwa kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai pengambilan risiko
untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan
usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang
menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi tantangan-tantangan persaingan. Kata kunci
dari kewirausahaan adalah: pengambilan resiko, menjalankan usaha sendiri, memanfaatkan
peluang-peluang, menciptakan usaha baru, pendekatan yang inovatif, mandiri (misal;tidak
bergantung pada bantuan pemerintah).
Secara umum posisi wirausahawan adalah menempatkan dirinya terhadap risiko atas
guncangan-guncangan dari perusahaan yang dibangunnya (venture). Wirausahawan memiliki
risiko atas finan-sialnya sendiri atau finansial orang lain yang diper-cayakan kepadanya
dalam memulai suatu. Ia juga berisiko atas keteledoran dan kegagalan usahanya. Sebaliknya
manajer lebih termotivasi oleh tujuan yang dibebankan dan kompensasi (gaji dan benefit
lainnya) yang akan diterimanya. Seorang manajer tidak toleran terhadap sesuatu yang tidak
pasti dan membingungkan dan kurang berorientasi terhadap resiko dibandingkan dengan
wirausahawan. Manajer lebih memilih gaji dan posisi yang relatif aman dalam bekerja.
Wirausahawan lebih memiliki keahlian intuisi dalam mempertimbangkan suatu
kemungkinan atau kelayakan dan perasaan dalam mengajukan sesuatu kepada orang lain.
Dilain pihak, manajer memiliki keahlian yang rational dan orientasi yag terperinci (rational
and detailed-oriented skills).
Wirausaha merupakan pengambilan resiko untuk menjalankan sendiri dengan memanfaatkan
peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif
sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri tidak bergantung
kepada pemerintah atau pihak-pihak lain dalam menghadapi segala tantangan persaingan. Inti
dari kewirausahaan adalah pengambilan resiko, menjalankan sendiri, memanfaatkan peluang-
peluang, menciptakan baru, pendekatan yang inovatif, dan mandiri.
Baldacchino (2009) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.
Kreativitas: kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam
pemecahan masalah dan menemukan peluang. Intinya kreativitas adalah memikirkan sesuatu
yang baru dan berbeda. Sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk menerapkan
kreativitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang. Intinya inovasi
adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda.
Seorang wirausahawan harus memiliki ide-ide baru yang dihasilkan dari suatu
kreativitas. Kreativitas inilah yang akan membawa wirausahawan untuk ber-inovasi terhadap
usahanya.
2.2 Inovasi
Larsen, P and Lewis, A, (2007) menyatakan bahwa salah satu karakter yang sangat
penting dari wirausahawan adalah kemampuannya berinovasi. Tanpa adanya inovasi
perusahaan tidak akan dapat bertahan lama. Hal ini disebabkan kebutuhan, ke-inginan, dan
permintaan pelanggan berbah-ubah. Pelanggan tidak selamanya akan mengkonsumsi produk
yang sama. Pelanggan akan mencari produk lain dari perusahaan lain yang dirasakan dapat
memuaskan kebutuha mereka. Untuk itulah diperlu-kan adanya inovasi terus menerus jika
perusahaan akan berlangsung lebih lanjut dan tetap berdiri dengan usahanya. Inovasi adalah
sesuatu yang berkenaan dengan barang, jasa atau ide yang dirasakan baru oleh seseorang.
Meskipun ide tersebut telah lama ada tetapi ini dapat dikatakan suatu inovasi bagi orang yang
baru melihat atau merasakannya.
Perusahaan dapat melakukan inovasi dalam bidang: a. Inovasi produk (barang, jasa,
ide dan tempat). b. Inovasi manajemen (proses kerja, proses produksi, keuangan pemasaran,
dll). Dalam melaku-kan inovasi perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a.
Menganalisi peluang, b. Apa yang harus dilakukan untuk memuaskan peluang, c. Sederhana
dan terarah, d. Dimulai dari yang kecil, dan e. KepemimpinanHills (2008) mendefinisikan
inovasi sebagai ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh seorang individu atau unit
pengguna lainnya. Suryana (2003) inovasi yaitu: “sebagai kemampuan untuk menerap-kan
kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan
memperkaya kehidupan”.
Keeh, et.al (2007) menjelaskan inovasi sangat penting karena terdapat alasan berikut:
1. Teknologi berubah sangat cepat seiring adanya produk baru, proses dan layanan baru
dari pesaing, dan ini mendorong usaha entrepreneurial untuk bersaing dan sukses. Yang
harus dilakukan adalah menyesuaikan diri dengan inovasi teknologi baru.
2. Efek perubahan lingkungan terhadap siklus hidup produk semakin pendek, yang artinya
bahwa produk atau layanan lama harus digantikan dengan yang baru dalam waktu cepat,
dan ini bisa terjadi karena ada pemikiran kreatif yang me-nimbulkan inovasi.
3. Konsumen saat ini lebih pintar dan menuntut pemenuhan kebutuhan. Harapan dalam
pemenuh-an kebutuhan mengharap lebih dalam hal kualitas, pembaruan, dan harga. Oleh
karena itu skill inovatif dibutuhkan untuk memuaskan kebutuhan konsumen sekaligus
mempertahankan konsumen sebagai pelanggan.
4. Dengan pasar dan teknologi yang berubah sangat cepat, ide yang bagus dapat semakin
mudah ditiru, dan ini membutuhkan metode penggunaan pro-duk, proses yang baru dan
lebih baik, dan layanan yang lebih cepat secara kontinyu.
5. Inovasi bisa menghasilkan pertumbuhan lebih cepat, meningkatkan segmen pasar, dan
mencipta-kan posisi korporat yang lebih baik.
Untuk lebih jelasnya, proses kewirausahaan, ino-vasi dan kinerja dapat dilihat pada Gambar.
Sumber: Keeh, et.al (2007)
Gambar 1. Proses Entrepreneurial, Inovasi dan Kinerja Bisnis
2.1.1 Proses Inovasi
Inovasi merupakan hasil pencarian suatu kesempatan yang dilakukan dengan sepenuh
hati. Proses ini di mulai dengan analisis sumberdaya kesempatan yang menjadi obyek.
Inovasi beresifat konseptual dan perseptual, dapat dipahami dan dilihat. Inovator harus
maelihat bertanya dan mendengar orang lain dalam mencari inovasi. Mereka berfikir
keras dengan segenap kemampuan otaknya, mereka melakukan perhitungan dengan
cermat dan mendengarkan pendapat orang lain, serta memperhatikan potensi pengguna
inovasi yang di carinya untuk memenuhi harapan nilai dan kebutuhan. Inovasi yang
berhasil pada umumnya sederhan dan terfokus dan di tujukan pada aplikasi yang di
desain khas, jelas dan cermat. Inovasi lebih banyak melibatkan kerja fisik dari pada
pemikiran. Thomas Alfa Edison mengatakan ”jenius merupakan perpaduan yang terdiri
dari 1% inspirasi dan 99% kerja keras” lebih dari itu inovator pada umumnya bekerja
Kinerja bisnis (sales/pendapatan, lapangan kerja)
Inovasi (produk/layanan)
Kapasitas untuk berinovasi Kapasitas untuk berencana ke depan
Kemauan mengambil resiko
Aksi entrepreneurial
Keinginan untuk tumbuh (sales/pendapatan, lapangan kerja)
dalam suatu bidang, edison bekerja dalam hanya dalam bidang listrik dan menemukan
inovasi baru yang berupa bola lampu.
2.1.2 Jenis Inovasi
Inovasi terdiri dari empat jenis penemuan, pengembangan, duplikasi dan sintesis
1. Penemuan
Kreasi suatu produk, jasa, atau proses baru yang belum pernah dilakukan
sebelumnya.
2. Pengembangan
Pengembangan suatu produk jasa atau proses yang sudah ada konsep seperti ini
menjadikan aplikasi ide yang telah ada dan berbeda.
3. Duplikasi
Peniruan suatu produk, jasa atau proses yang telah ada. Meskipun demikian
upaya duplikasi bukan semata meniru melainkan menambah sentuhan kreatif
untuk memperbaiki konsep agar lebih mampu memenangkan persaingan.
Perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah ada menjadi formulasi baru.
Proses ini meliputi pengambilan sejumlah ide atau produk yang sudah di
temukan dan di bentuk sehingga menjadi produk yang dapat din aplikasikan
secara baru.
4. Sintesis
Perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah ada menjadi formulasi baru.
Proses ini meliputi pengambilan sejumlah ide atau produk yang sudah
ditemukan dan dibentuk sehingga menjadi produk yang dapat diaplikasikan
dengan cara baru agar dapat sentuhan kreasi baru yang mampu masuk dalam
persaingan bisnis.
Ide inovatif dapat bersumber dari kreativitas internal dan eksternal seseorang.
Kreativitas eksternal seseorang berkaitan erat dengan kreativitas internal. Berfikir kreatif
sangat dibutuhkan bagi wirausaha, karena dari berfikir kreatif akan diperoleh ide-ide atu
konsep-konsep baru yang bisa mendatangkan keuntungan dan nilai tambah. Dengan
selalu berfikir kreatif, suatu usaha akan dapat terus tumbuh dan berkembang.
2.1.3 Cara Mengelola Inovasi
Cara mengelola inovasi menurut John Adair, 1996 antara lain:
1. Individu mempunyai ide baru
2. Inovasi membutuhkan tim
3. Tim berada dalam organisasi. Organisasi mengembangkan kepribadian
kelompok (group personality/budaya). Budaya yang mendorong inovasi.
4. Kreatifitas saja tidak cukup untuk melakukan inovasi
5. Faktor pengaruh perilaku inovatif adalah:
a. Dukungan terhadap perilaku inovatif pimpinan
b. Keterbatasan sumber daya untuk mewujudkan inovasi
Mengelola inovasi berdasarkan level individu berhubungan dengan kreatifitas
seseorang/individu. Dari semua makhluk yang ada di dunia ini, hanya manusia yang
dikaruniai akal untuk mengubah perilakunya kea rah yang lebih berbudaya,
merencanakan kehidupannya, dan melakukan gagasan kreatif. Dengan memiliki
kemampuan self-determination, menentukan pilihannya sendiri dengan pertimbangan
tanggung jawab.
Ada 3 perilaku inovatif:
1. Generating Ideas
Individu atau kelompok dalam menghasilkan gagasan untuk mengembangkan
produk, proses, pelayanan yang ada sebelumnya atau menciptakan sesuatu yang
baru
2. Harvesting Ideas
Masih meliputi kelompok yang sama dalam mengumpulkan, menyaring, dan
mengevaluasi gagasan.
3. Developing and Implementing These Ideas
Tugas
organisasiTim
Masih melibatkan kelompok dalam mengembangkan dan meningkatkan
gagasan sampai ada diberikannya tanggapan yang berasal dari orang lain.
2.1.4 Sumber Inovasi
Inovasi bagi wirausahawan lebih bersifat untuk memanfataatkan perubahan
dari pada menciptakanya. Mencari inovasi dilakukan dengan memanfaatkan
perubahan pada penemuan yang menyebabkan terjadinya perubahan. Ide inovatif
dapat bersumber pada kraetivitas eksternal dan kreativitas internal.
Kreativitas eksternal dapat dirangsang dengan memanfaatkan secara sistematis
rasa keingintahuan tentang perkembangan, ide dan kekuatan baru yang sedang
berlangsung di sekitar seseorang. Dengan melakukan hal ini, seseorang
membangun sumber informasi tentang berbagai hal tentang fakta kesan, citra dan
berbagai ide. Dengan demikian seseorang dapat memperoleh ide yang dapat di raih
dan di manfaatkan.
Kreativitas internal muncul secara tiba-tiba ketika seseorang sedang sibuk
denga kreativitas eksternal. Dalam upaya ini menggunakan pengalaman sebagai
sumber karena pengetahuan dapat di peroleh melalui belajar. Orang akan segera
mengetahui cara baru untuk memadukan ide-ide dari berbagai bidang yang berbeda
untuk meningkatkan produk atau jasa yang ada.
2.2 Kreativitas
Kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu produk atau proses yang bermanfaat, benar,
tepat, dan bernilai terhadap suatu tugas yang lebih bersifat heuristic yaitu sesuatu yang
merupakan pedoman, petunjuk, atau panduan yang tidak lengkap yang akan menuntun kita
untuk mengerti, mempelajari, atau menemukan sesuatu yang baru. Atribut orang yang kreatif
adalah : terbuka terhadap pengalaman, suka memperhatikan melihat sesuatu dengan cara
yang tidak biasa, kesungguhan, menerima dan merekonsiliasi sesuatu yang bertentangan,
toleransi terhadap sesuatu yang tidak jelas, independen dalam mengambil keputusan, berpikir
dan bertindak, memerlukan dan meng-asumsikan otonomi, percaya diri, tidak menjadi subjek
dari standar dan kendali kelompok, rela mengambil resiko yang diperhitungkan, gigih,
sensitif terhadap permasalahan, lancar-kemampuan untuk men-generik ide-ide yang banyak,
fleksibel keaslian, responsif terhadap perasaan, terbuka terhadap feno-mena yang belum jelas,
motivasi, bebas dari rasa takut gagal, berpikir dalam imajinasi, selektif.
Memahami kreativitas (daya cipta) akan mem-berikan dasar yang kuat untuk membuat
modul atau perangkat tentang kewirausahaan. Peran sentral dalam kewirausahaan adalah
adanya kemampuan yang kuat untuk menciptakan (to create or to innovate) sesuatu yang
baru, misalnya: sebuah organisasi baru, pandangan baru tentang pasar, nilai-nilai corporate
baru, proses-proses manufacture yang baru, produk-produk dan jasa-jasa baru, cara-cara baru
dalam mengelola sesuatu, cara-cara baru dalam pengambilan keputusan.
Suryana (2003) menyatakan bahwa kreativitas adalah: “Berpikir sesuatu yang baru”.
“Kreativitas sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan
cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang”. Kreativitas
merupakan suatu topik yang relevan tidak hanya bagi wirausaha yang baru memulai, tetapi
juga bagi bisnis dan kegiatan bisnis pada umumnya Kretivitas merupakan sumber penting dalam
pen-ciptaan daya saing untuk semua organisasi yang peduli terhadap growth (pertumbuhan) dan
change (perubahan).
Roe dalam Frinces (2004) menyatakan bahwa syarat-syarat orang yang kreatif yaitu:
a. Keterbukaan terhadap pengalaman (openness to experience).
b. Pengamatan melihat dengan cara yang biasa di-lakukan (observanvce seeing things in
unusual ways).
c. Keinginan (curiosity) Toleransi terhadap ambigui-tas (tolerance of apporites)
d. Kemandirian dalam penilaian, pikiran dan tin-dakan (independence in judgement, thought
and action)
e. Memerlukan dan menerima otonomi (needing and assuming autonomy)
f. Kepercayaan terhadap diri sendiri (self-reliance)
g. Tidak sedang tunduk pada pengawasan kelompok (not being subject to group standart and
control).
h. Ketersediaan untuk mengambil resiko yang diperhitungakan (willing to take calculated
risks).
2.2.1 Sumber Kreativitas
Dalam konteks manajemen, peran fungsi kreativitas dalam proses inovasi merupakan
pembangkitan ide yang menghasilkan penyempurnaan efektivitas dan efisiensi pada suatu
sistem. Aspek penting dalam kreativitas adalah proses dan manusia. Proses berorientasi
pada tujuan yang di desain untuk mencapai solusi suatu problem. Manusia merupakan
sumber daya yang menetukan solusi. Proses tetap sama namun pendekatan yang digunakan
dapat bervariasi misalnya, pada suatu problem mereka mengadaptasikan suatu solusi, tetapi
pada kesempatan yang berbeda mereka menerapkan solusi inovasi.
a. Imajinasi dan ide
Berdasarkan fungsinya, kapasitas mental manusia dapat di kelompokkan menjadi empat
bagian, yaitu absortive, retentive, reasoning, creative. Imajinasi yang kreatif merupakan
kekuatan yang tidak terbatas, misalnya meskipun seseorang yang hampir tidak pernah keluar
rumah tetapi dengan menggunakan imajinasinya ia dapat melalang buana ke dunia sekitar.
Imajinasi jauh lebih penting dari pada ilmu pengetahuan dan kekuatan murni dari pikiran
manusia.
b. Sifat Proses kreatif
Kreativitas adalah suatu proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Setiap orang,
kreatif pada tingkat tertentu. Orang mempunyai kemampuan dan bakat dalam bidang tertentu
dapat lebih kreatif dari pada orang lain. Hal yang sama juga dialami oleh orang yang dilatih
dan dikembangkan dalam suatu lingkungan yang mendukung pengembangan kreativitas,
mereka diajari untuk berfikir dan bertindak secara kreatif . Bagi pihak lain proses kreatif
lebih sukar karena tidak dikembangkan secara positif dan jika mereka ingin menjadi kreatif,
mereka harus belajar cara mengimplementasikan proses kreatif . Ada tiga tahap dalam proses
kreatif yaitu absortive, retentive dan reasonin.
c. Latar belakang atau akumulasi pengetahuan
Kreasi yang berhasil biasanya di dahului dengan penelitian dan pengumpulan informasi
yang meliputi membaca, dan percakapan dengan orang lain yang bekerja dalam bidangnya
mengikuti pertemuan profesional dan lokakarya. Ada beberapa cara mengembangkan daya
pikir kreatif dapat di sebutkan sebagai berikut:
Membaca informasi tentang berbagai hal
Menjadi anggota penghimpun profesional
Mengikuti rapat dan seminar profesional
Membicarakan subyek yang di minati dengan setiap orang
Mengamati majalah surat kabar jurnal untuk mencari artikel yang berhubungan
dengan subyek yang di minati
Mencatat setiap informasi yang berguna
d. Proses Inkubasi
Alam bawah sadar yang kreatif memungkinkan mereka untuk dapat merinci dengan
seksama informasi yang mereka dapatkan selama tahap persiapan .proses inkubasi ini sering
terjadi pada saat mereka terlibat dalam aktivitas yang tidak sepenuhnya berhubungan dengan
subyek atau pokok permasalahan menjauhkan diri dari sutu permasalahn dan membiarkan
pikiran bawah sadar menyelesaikannya memberikan kesempatan kepada kreativitas untuk
berkembang.
Langkah-langkah yang penting dalam hal ini adalah:
Melakukan aktivitas yang tidak memerlukan energi pikir
Melakukan latihan secara rutin bermain
Berdoa atau melakukanmeditasi bersantai
e. Pengalaman Ide
Tahap proses kreatif ini seringkali di anggap sebagai tahap yang paling menyenagkan
karena merupakan saat di temukanya solusi atau ide yang di cari oleh seseorang, ada
beberapa cara cepat terjadinya pengalaman ide.
Memikirkan impian tentang suatu rencana
Mengembangkan hobi
Mencatat setiap ide yang muncul
Mengatur waktu istirahat ketika melakukan pekerjaan
f. Latihan Kreatif
Analisis dan kembangkan bagaimana pasangan–pasangan obyek berikut ini berhubungan
saling melengkapi antara yang satu dengan yang lain.Mur dan baut, Suami dan isteri, Coklat
dan es krim, Pemotong rumput dan tanaman tomat, Manager produksi dan karyawan
bahwasanya.
g. Lingkungan Kreatif
Kreativitas dapat berkembang dalam suatu lingkungan yang tepat tidak ada perusahaan
yang mempunyai manajer dan pemilik yang kreatif jika lingkungan yang mendukung
berkembangnya kreativitas tidak terbentuk. Ciri-ciri lingkungan kreatif adalah sebagai
berikut:
Manajemen yang dapat memberikan kepercayaan kepada karyawan tanpa melakukan
pengawasan yang berlebihan
Saluran komunikasi yang terbuka untuk setiap anggota perusahaan
Hubungan dan komunikasi yang baik dengan pihak luar
Kepribadian yang bervariasi.
Kesediaan menerima perubahan
Kesenangan mencoba ide baru
Rasa takut yang tidak berlebihan apabila terjadi kesalahan dalam melakukan
pekerjaan
Seleksi dan promosi karyawan berdasarkan prestasi
Penerapan tekhnik yang menumbuhkan ide dengan anjuran dan tukar pikiran
h. Teknik meningkatkan kekreatifitasan
1. Perumusan masalah secara efektif
2. Bertanya dan bertanya
3. Curah gagasan
4. Orang aneh
5. Iklim kreatif
i. Berfikir kreatif
Hasil penelitian terhadap otak manusia menunjukkan bahwa fungsi otak manusia di bagi
menjadi dua bagian yaitu otak sebelah kiri dan otak sebelah kanan. Setiap bagian otak
memilki fungsi sepesifik dan menangkap informasi yang berbeda. Sebelah kanan
menggerakkan fikiran lateral dan meletakkan pada jiwa proses kreatif. Menurut Zimmerer
untuk menggerakkan keterampilanya proses kreatif di sebelah kanan ciri-cirinya sebagai
berikut:
Selalu bertanya ‘’apa ada cara yang lebih baik’’?
Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan kebiasaan rutin.
Berefleksi (merenungkan) atau berfikir dalam
Berani bermain mental, mecoba untuk melihat masalah dan perspektif yang berbeda
Menyadari kemungkinan banyak jawaban dari pada satu jawaban yang benar.
Melihat kegagalan dan kesalahan hanya sebagai jalan untuk menacapai sukses
Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk memecahkan
masalah inovatif.
Memilki keterampilan helicopter (heli copters skills) yaitu kemampuan untuk bangkit
diatas kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas
kemudian memfokuskanya pada kebutuhan untuk berubah.
f. Ciri-ciri orang yang kreatif
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan indikator kreativitas dikemukan oleh
(Munandar, 1988) sebagai berikut :
1. Dorongan ingin tahu besar
2. Sering mengajukan pertanyaan yang baik
3. Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah
4. Bebas dalam menyatakan pendapat
5. Daya imajinasi kuat
2.2.2 Faktor yang mempengaruhi kreativitas
Kreativitas dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu (motivasi
intrinsik) dan dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik).
1) Motivasi Untuk Kreativitas
Pada setiap orang ada kecenderungan atau dorongan untuk mewujudkan
potensinya, membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam
upaya menjadi dirinya sepenuhnya (Rogers, 1982 dalam Munandar, 1988).
Motivasi intrinsik ini yang hendakanya dibangun dalam diri individu sejak
dini. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan individu dengan kegiatan-
kegiatan kreatif, dengan tujuan untuk memunculkan rasa ingin tahu, dan untuk
melakukan hal-hal baru.
2) Kondisi Eksternal yang mendorong perilaku kretivitas
Kondisi eksternal (dari lingkungan) secara konstruktif ikut mendorong
munculnya kreativitas. Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus
dimungkinkan untuk tumbuh. Individu memerlukan kondisi yang memungkinkan
individu tersebut mengembangkan sendiri potensinya.
Maka penting mengupayakan lingkungan (kondisi eksternal) yang dapat
memupuk dorongan dalam diri individu untuk mengembangkan kreativitasnya.
Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan
kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya kreativitas yang konstruktif.
2.2.3 Berfikir Kreatif Dalam Kewirausahaan
Dengan menggunakan otak sebelah kiri menurut Zimmerer ada tujuh langkah
proses kreatif:
a. Tahap 1: Persiapan (preparation).
Persiapan menyangkut kesiapan untuk berfikir kretif yang dilakukan dalam
bentuk pendidikan formal, pengalaman, magang dan pengalaman belajar lainya.
Pelatihan merupakan landasan untuk menumbuhkan kreativitas dan inovasi
bagaimana dapat memperbaiki pikiran kita agar berfikir kreatif.
Zimmerer mengemukakan tujuh langkah untuk memperbaiki pikiran kita untuk
berfikir kreatif yaitu:
1) Hindari sikap untuk tidak belajar. Setiap situasi adalah peluang untuk belajar.
2) Belajar banyak jangan belajar terbatas terbatas pada suatu keahlian yang kita
miliki saja, karena banyak inovasi yang di peroleh dari ilmu lain.
3) Diskusi ide-ide kita dengan orang lain.
4) Himpun artikel atau dokumen-dokumen yang penting.
5) Temui professional atau asosiasi dagang dan pelajari cara mereka memecahkan
persoalan.
6) Gunakan waktu untuk belajar sesuatu dari orang lain.
b. Tahap 2: Penyelidikan (investigation)
Dalam penyelidikan diperlukan individu yang dapat mengembangkan
pemahaman yang mendalam tentang masalah atau keputusan. Sesorang dapat
mengembangkan pemahaman tentang masalah atau keputusan melalui penyelidikan.
Untuk menciptakan konsep dan ide-ide baru tentang suatu bidang tertentu,
seseorang pertama-tama harus mempelajari masalah dan memahami komponen -
komponen dasarnya.Misalnya seseorang pedagang tidak bisa menghasilkan ide-ide
baru kalau ia tidak mengetahui konsep-konsep atau komponen-komponen dasar
tentang perdagangan.
c. Tahap 3: Transformasi (transformation),
yaitu menyangkut persamaan dan perbedaan pandangan di antara informasi
yang terkumpul (involves viewing the similarities and the differences among the
information collected) transformasi adalah mengidentifikasi persamaan dan
perbedaan-perbedaan yang meningkonvergen dan divergen. Berpikir konvergen
adalah (convergent thinking) adalah kemampuan untuk melihat persamaan dan
hubungan di antara data dan kejadian yang bermacam-macam. Sedangkan berfikir
divergent (divergent thingking) adalah kemampuan untuk melihat
perbedaanperbedaan antar data dan kejadian-kejadian yang beranekaragam.
Ada beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan mentransformasi informasi
kedalam ide-ide yaitu yang dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Evaluasi bagian-bagian situasi beberapa saat, cobalah ambil gambaran luasnya.
2) Susun kembali unsure-unsur situasi itu. Disamping lihat komponen-komponen
masalah atau isu dalam susunan dan perspektif yang berbeda-beda kita harus
mampu melihat perbedaan dan persamaan secara cermat
3) Sebelum melihat satu pendekatan khusus terhadap situasi tertentu ingat bahwa
dengan beberapa pendekatan mungkin keberhasilan akan dicapai.
4) Lawan godaan yang membuat penilaan kita terges-gesa dalam menyelaisaikan
persoalan atau mencarai peluang.
d. Tahap 4: Penetasan (incubation)
Yaitu menyiapkan pikiran bawah sadar untuk merenungkan informasi yang
terkumpul (allows the subconcious mind to reflect on the information collected).
Pikiran bawah sadar memerlukan waktu untuk merefleksikan informasi. Untuk
mempertinggi tahap inkubasi dalam proses berfikir kreatif dapat di lakukan dengan
cara :
1) Menjauhkan diri dari situasi. Melakukan sesuatu yang tidak terkait dengan
masalah
2) Sediakan waktu untuk mengkhayal meskipun mengkhayal seolah-olah
melakukan sesuatu yang tidak berguna, akan tetapi khayalan merupakan
bagian terpenting bagian dari proses kreatif
3) Santai dan bermain secara teratur
4) Berkhayal tentang masalah atau peluang. Berfikir berbagai masalah sebelum
tidur merupakan cara efektif untuk mendorong fikiran anda bekerja waktu
tidur .
5) Kejarlah masalah atau peluang meskipun dalam lingkungan yang berbeda
dimana saja
e. Tahap 5: Penerangan (illumination)
Penerangan akan muncul pada saat inkubasi, yaitu ketika ada pemecahan
spontan yang menyebabkan adanya titik terang (occurst some point during the
incubation stage when a spontaneous breakthrough causes the light bulb to go on)
pada tahap ini, semua tahap sebelumnya muncul bersama-sama menghasilkan ide-
ide kreatif dan inovatif.
f. Tahap 6: Pengujian (verification).
Menyangakut validasi keakuran dan manfaat ide-ide yang muncul (involves
validating the idea as accurate and usefull) yang dapat dilakukan pada masa
percobaan, proses simulasi tes pemasaran, membangun pilot project, membangun
prototype dan aktivitas lain yang di rancang untuk membuktikan ide-ide baru yang
akan di implementasikan.
g. Tahap 7: Implementasi (implementasion)
Mentransformasikan ide-ide kedalam praktik bisnis (involves transforming the
idea in to a bussines reality).
2.2.4 Hambatan Berkreativitas
Seorang pakar mengartikan hambatan kreativitas sebagai ” mental walls which
block the problem solver from correctly perceiving a problem or conceiving its solution”
yaitu dinding atau bangunan mental yang menghambat kita untuk memahami atau
menemukan pemecahan atas suatu masalah. Bangunan mental yang bersifat menghambat
ini terdapat pada setiap orang dalam kualitas dan kuantitas yang berbeda-beda.
1) Hambatan Psikologis, hal ini dikarenakan kebanyakan kita telah mengikuti proses
pendidikan formal maupun informal yang sangat menekankan pentingnya satu
jawaban yang benar. Sehingga kurang mampu mengekspresikan kemampuan
konseptual, dan kurang mampu berkomuni-kasi dengan baik.
2) Hambatan Budaya, hal ini dikarenakan adanya keseragaman berpikir atau pemujaan
terhadap berpikir logis dan rasional. Pemecahan masalah haruslah selalu bersifat
serius dan tanpa humor maupun canda, sehingga menghambat penyelesaian yang
bersifat intuitif atau menggunakan perasaan dan kreativitas.
3) Hambatan Lingkungan sosial maupun fisik, hal ini dikarenakan lingkungan sosial
yang selalu teratur, dan lingkungan fisik atau layout yang tetap, permanen dan mapan,
sehingga dapat mengurangi produktivitas dan kreativitas.
4) Hambatan Bahasa Berpikir, hal ini dikarenakan kita memiliki beragam bahasa yang
digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah, misalnya bahasa lisan, matematik,
visual dan bahasa pengindraan lainnya. Sehingga kita tidak selalu dapat menggunakan
satu bahasa berpikir untuk menyelesaikan segala persoalan.
5) Hambatan Keterpakuan Fungsional, hal ini dikarenakan pada kebiasaan kita untuk
memfungsikan peralatan, orang, ataupun teknologi hanya dengan satu cara atau
dengan kata lain terpaku pada apa yang dipelajari saja.
Roger Von Oech dalam bukunya “whack on the side of the head“
mengidentifikasikan sepuluh kunci mental dari kreativitas (mental lock of creativity)
hambatan-hambatan kreatifitas meliputi:
2) Searching for the one “right”answer yaitu berusaha untuk menemukan hanya satu
jawaban yang benar atau satu solusi yang benar dalam memecahkan satu masalah ia
tidak terbiasa dengan beberapa jawaban atau pandangan yang berbeda.
3) Focusing on “being logical “,yaitu terfokus pada berfikir secara logika, tidak bebas.
Berfikir intuisi dari von oech, kita dapat berfikir bebas tentang segala sesuatu yang
berbeda dan bebas pula benfikir non-logika khususnya dalam fase berfikir kretif(to
thing some thing different and the freely use non logical thinking ,especially in the
imaginative phase of the creative process).
4) Bindy following the rules, yaitu berlindung pada aturan yang berlaku (kaku).
Kreatifitas sangat tergantung pada kemampuan yang tidak kaku pada aturan, sehingga
dapat melihat cara-cara baru untuk mengerjakan sesuatu (news ways of doing things).
5) Constantly being practical yaitu terkait pada kehidupan praktis semata yang
membatasi ide-ide kreatif.
6) Vewing play as frivolous. Memandang bermain sebagai sesuatu yang tidak menentu.
Padahal, anak-anak dapat belajar dari bermain, yaitu dengan cara menciptakan cara-
cara baru dalam memandang sesuatu yang lama dan belajar tentang apa yang boleh
dilakukan dan apa yang tidak boleh di lakukan (create new ways of looking at old
things and learen whats works and what doesn’t) wirausaha. Bisa belajar dengan
mencoba pendekatan dan penemuan baru kreativitas dapat diciptakan apabila
wirausaha mau belajar dari bermain. Seseorang yang memandang permainan sebagai
hal yang sia-sia cenderung tidak bisa berfikir kreatif.
7) Becoming everly sepesialized, yaitu terlalu sepesialisasi. Spesialisasi membatasi
kemampuan untuk melihat masalah lain. Sedangkan orang berfikir kreatif cenderung
bersifat eksploratif dan selalu mencari ide-ide di luar bidang spesialisasi.
8) Avoiding ambiguity .menghindari ambiguitas merupakan hambatan untuk berfikir
kreatif. Padahal kemenduaan / ambiguitas (ambiguity) bisa menjadi kekuatan yang
mendorong kreativitas dan mendorong untuk berfikir sesuatu yang berbeda (think
something different). Karena itu menghindari ambiguitas merupakan hambatan
berfikir kreatif.
9) Fearing looking floolish. Orang kadang-kadang tidak mau melakukan hal baru berfikir
berbeda dari orang lain karena khawatir di anggap bodoh. Takut terlihat di anggap
bodoh merupakan salah satu penghalang kreatif.
10) Fearing mistakes and failure (takut salah dan gagal ). Orang kreatif menyadarai bahwa
mencoba sesuatu yang baru pasti membawa kegagalan. Namun demikian mereka
melihat kegagalan bukanlah suatu akhir dari segala sesuatu tetapi merupakan
pengalaman belajar untuk meraih sukses. Thomas Edison misalnya, sebelum meraih
sukses untuk membuat bola lampu menyala, telah melakukan eksperimen sebanyak
1.800 cara seperti halnya Thomas Edison, wirausaha dapat belajar dari kegagalan
merupakan bagian terpenting dari proses berfikir kreatif. Kuncinya adalah kegagalan
untuk meraih sukses oleh karena itu takut terhadap kegagalan merupakan hambatan
untuk berfikir kreatif.
11) Believing that “I’m not creative” setiap orang berpotensi untuk kreatif. Takut pada
ketidakmampuan untuk membuat kreatif merupakan hambatan berfikir kreatif. Untuk
memotivasi pada karyawan agar memiliki kreativitas Zimmerer mengemukakan
beberapa pendapat sebagai berikut:
Excepting creativity wirausaha mengharapkan kreativitas salah satu cara terbaik
untuk mendororng kreativitas adalah memberi kewenangan kepada karyawan
untuk berkreasi.
Expecting and tolerating failure, yaitu memperkirakan dan mentoleransi
kegagalan ide-ide kreatif akan menghasilkan keberhasilan atau kegagalan orang
yang tidak pernah menemui kegagalaan bukan orang kreatif
Encouraging curiosity berbesar hati jika menemukan kegagalan artinya
kegagalan jangan dipandang sebagai sesuatu yang aneh.
Viewing problems as challenges yaitu memandang kegagalan sebagai suatu
tantangan setiap kegagalan memberikan peluang untuk berinovasi .
Providing creativity training, yaitu menyediakan pelatihan berkreativitas. Setiap
seseorang memiliki kapasitas kreatif, untuk mengembangkan diperlukan
pelatihan, melalui buku, seminar, workshop, dan pertemuan professional dapat
mendorong karyawan untuk meningkatkan kapasitas kreativitasnya.
Providing support, yaitu memberikan dorongan dan bantuan, berupa alat dan
sumberdaya yang di butuhkan untuk berkreasi terutama waktu yang cukup
untuk berkreasi.
Rewarding creativity, yaitu menghargai orang yang kreatif, penghargaan bisa
dalam bentuk uang promosi dan hadiah lainya.
Modeling creativity, yaitu memberi contoh kreatif. Untuk mendorong karyawan
lebih kreatif. Harus diciptakan lingkungan yang kreatif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Inovasi merupakan hasil pencarian suatu kesempatan yang dilakukan dengan
sepenuh hati. Proses ini di mulai dengan analisis sumberdaya kesempatan yang
menjadi obyek. Inovasi beresifat konseptual dan perseptual, dapat dipahami dan
dilihat. Inovator harus maelihat bertanya dan mendengar orang lain dalam mencari
inovasi. Mereka berfikir keras dengan segenap kemampuan otaknya, mereka
melakukan perhitungan dengan cermat dan mendengarkan pendapat orang lain, serta
memperhatikan potensi pengguna inovasi yang di carinya untuk memenuhi harapan
nilai dan kebutuhan. Inovasi yang berhasil pada umumnya sederhan dan terfokus dan
di tujukan pada aplikasi yang di desain khas, jelas dan cermat. Inovasi lebih banyak
melibatkan kerja fisik dari pada pemikiran.
Seorang wirausaha (wirausahawan) adalah orang yang memiliki kemampuan
kreativitas dan inovasi untuk menghasilkan suatu produk di bidang usaha misalnya
pada industri pakaian jadi (konveksi) guna mendatangkan keuntungan.
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan, mulai mengaplikasikan ilmu-ilmu yang
didapat selama perkuliahan, sehingga bisa menjadi contoh bagi masyarakat akan
hidup inovatif dan kreatif yang diterapkan oleh mahasiswa keperawatan dan tenaga
kesehatan lainnya
Top Related